tatalaksana dan pencegahan dm

Upload: anonymous-0ihycagff4

Post on 14-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Tatalaksana Dan Pencegahan Dm

    1/8

    Menjelaskan farmakoterapi diabetes melitus

    1. GOLONGAN SULFONILURA

    M!ANISM !R"A.

    Golongan obat ini sering disebut sebagai insulin secretstogues, kerjanya merangsangsekresi insulin dari granul sel-sel Langerhans pancreas. Rangsangannya melalui

    interaksinya dengan ATP-sensitive K channel pada membrane sel-sel yang menimbulkan

    depolarisasi membrane dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. dengan terbukanya kanal

    Ca maka ion Ca++akan masuk sel-sel , merangsang granula yang berisi insulin dan akan

    terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen dengan peptida C. kecuali itu

    sulonylurea dapat mengurangi klirens insulin di hepar.

    !ada penggunaan jangka panjang atau dosis yang besar dapat menyebabkan

    hipoglikemia.

    FARMA!O!IN#I!.

    "erbagai sulonylurea mempunyai siat kinetic berbeda, tetapi absorpsi melaluisaluran cerna cukup eekti. #akanan dan keadaan hiperglikemia dapat mengurangi absorpsi.

    $ntuk mencapai kadar optimal di plasma, sulonylurea dengan masa paruh pendek akan lebih

    eekti bila diminum %& menit sebelum makan. 'alam plasma sekitar (&)-(() terikat

    protein plasma terutama albumin* ikatan ini paling kecil untuk klorpropamid dan paling besar

    untuk gliburid.

    #asa paruh dan metabolisme sulonylurea generasi sangat bervariasi. #asa paruh

    asetoheksamin pendek tetapi metabolit aktinya, -hidroksiheksamid masa paruhnya lebih

    panjang, sekitar - jam, sama dengan tolbutamid dan tola/amid. 0ebaiknya sediaaan ini

    diberikan dengan dosis terbagi. 0ekitar &) dari metabolitnya diekskresi melalui empedu dan

    keluar bersama tinja.

    1lorpropamid dalam darah terikat albumin, masa paruhnya panjang, 2-3 jam,

    eeknya masih terlihat beberapa hari setelah obet dihentikan. #etabolismenya di hepar tidak

    lengkap, 2&) diekskresi utuh di urin.

    #ula kerja tolbutamid cepat, masa paruhnya sekitar -4 jam. 'alam darah sekitar (-

    (5) tolbutamid terikat protein plasma, dan di hepar di ubah menjadi karboksitolbutamid.

    6kskresinya melalui ginjal.

    7ola/amid, absorpsinya lebih lambat dari yang lain* eeknya pada glukosa darah

    belum nyata untuk beberapa jam setelah obat diberikan. #asa paruh sekitar 4 jam, di hepar di

    ubah menjadi p-karboksitola/amid, -hidroksimetitola/amid dan senya8a lain, yang

    diantaranya memiliki siat hipoglikemik cukup kuat.

    0ulonilurea generasi , umumnya potensi hipoglikemiknya hampir && kali lebihbesar dari generasi . #eski masa paruhnya pendek, hanya sekitar %- jam, eek

    hipoglikemiknya berlangsung 2-2 jam, sering cukup diberikan kali sehari. 9lasan

    mengapa masa paruh yang pendek ini, memberikan eek hipoglikemik panjang, belum

    diketahui.

    Glibi/id, absorpsinya lengkap, masa paruhnya %- jam. 'alam darah (3) terikat

    protein plasma, potensinya && kali lebih kuat dari tolbutamid, tetapi eek hipoglikemik

    maksimalnya mirip dengan sulonilurea lain, metabolismenya di hepar, menjadi metabolit

    yang tidak akti, sekitar &) diekskresi melalui ginjal dalam keadaan utuh.

    Gliburid :glibenklamid; potensinya 2&& < lebih kuat dari tolbutamid, masa paruhnya

    sekitar jam. #etabolismrnya di ahepar, pada pemberian dosis tunggal hanya 2)

    metabolitnya diekskresi melalui urun, sisanya melalui empedu. !ada penggunaan dapat

  • 7/23/2019 Tatalaksana Dan Pencegahan Dm

    2/8

    terjadi kegagalan primer dan sekunder, dengan seluruh kegagalan kira-kira 2) selama ,

    tahun.

    1arena semua sulonilurea di metabolisme di hepar dan diekskresi melalui ginjal,

    sediaan ini tidak boleh diberikan pada pasien gangguan ungsi hepar atau ginjal yang berat.

    F! SAM$ING.nsidens eek samping generasi sekitar ), insidensnya lebih rendah lagi untuk

    generasi . =ipoglikemia, bahkan sampai koma tentu dapat timbul.reaksi ini lebih sering

    terjadi pada pasien usia lanjut dengan gangguan ungsi hepar atau ginjal, terutama yang

    menggunakan sediaan dengan masa kerja panjang.

    6ek samping lain,, reaksi alergi jarang sekali terjadi, mual, muntah, diare, gejala

    hematologi, susunan sara pusat, mata dan sebagainya.

    Gangguan saluran cerna ini dapat berkurang dengan mengurangi dosis, menelan obat

    bersama makanan atau membagi obat dalam beberapa dosis. Gejala sususnan sara pusat

    berupa vertigo, bingung, atraksia dan sebagainya. Gejala hematologik al. Leukopenia dan

    agranulositosis. 6ek samping lain gejala hipotiroidisme, ikterus obstruktu, yang bersiat

    sementara dan lebih sering timbul akibat klorpropamid :&,);. "erkuarngnya toleransiterhadap alkohol juga telah dilaporkan pada pemakaian tolbutamid dan klorpropamid.

    =ipoglikemia dapat terjadi pada pasien yang tidak mendapat dosis tepat, tidak makan

    cukup atau dengan gangguan ungsi hepar dan>atau ginjal. 1ecenderungan hipoglikemia pada

    orang tua disebabkan oleh mekanisme kompensasi berkurang dan asupan makanan yang

    cenderung kurang. 0elain itu, hipoglikemia tidak mudah dikenali pada orang tua karena

    timbul perlahan tanpa tanda akut :akibat tidak ada releks simpatis; dan dapat menimbulkan

    disungsi otak sampai koma. !enurunan kecepatan ekskresi klo, propamid dapat

    meningkatkan hipoglikemia.

    IN%I!ASI.

    #emilih sulonilurea yang tepat untuk pasien tertentu sangat penting untuk suksesnya

    terapi. ?ang menentukan bukanlah umur pasien 8aktu terapi dimulai, tetapi usia pasien

    8aktu penyakit '# mulai timbul. !ada umumnya hasil yang baik diperoleh pada pasien yang

    diabetesnya mulai timbul pada usia diatas & tahun. 0ebelum menentukan keharusan

    penggunaan sulonilurea, selalu harus dipertimbangkan kemungkinan mengatasi

    hiperglikemia dengan hanya mengatur diet serta mengurangi berat badan pasien.

    1egagalan pasien dengan salah satu derivat sulonilurea, mungkin juga disebabkan

    oleh perubahan armakokinetik obat, misal penghancuran yang terlalu cepat. @bat hasil terapi

    yang baik tidak dapat dipertahankan dengan dosis &. g klorpropamid, &.4 g tola/amid,

    sebaiknya dosis jangan ditambah lagi.

    0elama terapi, pemeriksaan isik dan laboratorium harus tetap dilakukan secarateratur. !ada keadaan yang ga8at seperti stres, komplikasi, ineksi dan pembedahan, insulin

    tetap merupakan terapi standar.

    1.1. MGLI#INI%

    Repa&linid dan nate&linid

    #erupakan golongan meglitinid, mekanisme kerjanya sama dengan sulonilurea tetapi

    struktur kimianya sangat berbeda. Golongan 9'@ ini merangsang insulin dengan menutup

    kanal 1 yangATP-independent di sel pankreas.

    !ada pemberian oral absorpsinya cepat dan kadar puncaknya dicapai dalam 8aktu

    jam. #asa paruhnya jam, karena harus diberikan beberapa kali sehari, sebelum makan.

    #etabolisme utamanya di hepar dan metabolitnya tidak akti. 0ekitar &) dimetabolisme diginjal. !ada pasien dengan gangguan ungsi hepar atau ginjal harus diberikan secara berhati-

  • 7/23/2019 Tatalaksana Dan Pencegahan Dm

    3/8

    hati. 6ek samping utamanya hipoglikemia dan gangguan saluran cerna. Reaksi alergi juga

    pernah dilaporkan.

    1.'. (IGUANI%

    0ebenarnya dikenal % golongan 9'@ dari golongan biguanid A enormin, buormin,

    dan metormin, tetapi yang pertama telah ditarik dari peredaran karena sering menyebabkanasidosis laktat. 0ekarang yang banyak digunakan adalah metormin.

    M!ANISM !R"A.

    "iguanid tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin dan umumnya tidak

    menyebabkan hipoglikemia. #etormin menurunkan produksi glukosa dihepar dan

    menungkatkan sensitivitas jaringan otot dan adiposa terhadap insulin. 6ek ini terjadi karena

    adanya aktivasi kinase di sel :AMP-activated protein kinase;. #eski masih kontroversial,

    adanya penurunan produksi glukosa hepar, banyak data yang menunjukkan bah8a eeknya

    terjadi akibat penurunan glukoneogenesis. !reparat ini tidak mempunyai eek yang berarti

    pada sekresi glukagon, kortisol, hormon pertumbuhan, dan somatostatin.

    "iguanid tidak merangsang ataupun menghambat perubahan glukosa menjadi lemak.!ada pasien diabetes yang gemuk, biguanid dapat menurunkan berat badan dengan

    mekanisme yang belum jelas pula* pada orang nondiabetik yang gemuk tidak timbul

    penurunan berat badan dan kadar glukosa darah.

    #etormin oral akan mengalami absorpsi di intestin, dalam darah tidak terikat protein

    plasma, ekskresinya melalui urin dalam keadaan utuh. #asa paruhnya sekitar 2 jam.

    'osis a8al 2 < && mg, umumnya dosis pemeliharaan :maintenance dose; % < &&

    mg, dosis maksimal 2, g. @bat diminum pada 8aktu makan. !asien '# yang tidak

    memberikan respon dengan sulonilurea dapat diatasi dengan metormin, atau dapat pula

    diberikan sebagai terapi kombinasi dengan insulin atau sulonylurea.

    F! SAM$ING.

    =ampir 2&) pasien dengan metormin mengalami A mual* muntah, diare serta kecap

    logam :metalic taste;* tetapi dengan menurunkan dosis keluhan-keluhan tersebut segera

    hilang. !ada beberapa pasien yang mutlak bergantung insulin eksogen, kadang-kadang

    biguanid menimbulkan ketosis yang tidak disertai dengan hiperglikemia :starvation ketosis;.

    =al ini harus dibedakan dengan ketosis karena deisiensi insulin.

    !ada pasien dengan gangguan ungsi ginjal atau sistem kardiovaskular, pemberian

    biguanid dapat menimbulkan peningkatan kadar asam laktat dalam darah, sehingga hal ini

    dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam cairan tubuh.

    IN%I!ASI.0ediaan biguanid tidak dapat menggantikan ungsi insulin endogen, dan digunakan

    pada terapi diabetes de8asa.

    'ari berbagai derivat biguanid, data enormin yang paling banyak terkumpul tetapi

    sediaan ini kini dilarang dipasarkan di ndonesia karena bahaya asidosis laktat yang mungkin

    ditimbulkannya. 'i 6ropa enormin digantikan dengan metormin yang kerjanya serupa

    enormin tetapi diduga lebih sedikit menyebabkan asidosis laktat. 'osis metormin ialah -%

    gram sehari dibagi dalam 2 atau % kali pemberian.

    !ON#RA IN%I!ASI.

    "iguanid tidak boleh diberikan pada kehamilan, pasien penyakit hepar berat, penyakit

    ginjal dengan uremia dan penyakit jantung kongesti dan penyakit paru dengan hipoksiakronik. !ada pasien yang akan diberi /at kontras intravena atau yang akan di operasi,

  • 7/23/2019 Tatalaksana Dan Pencegahan Dm

    4/8

    pemberian obat ini sebaiknya dihentikan dahulu. 0etelah lebih dari 3 jam, biguanid baru

    boleh diberikan dengan catatan ungsi ginjal harus tetap normal. =al ini untuk mencegah

    terbentuknya laktat yang berlebihan dan dapat berakhir atal akibat asidosis laktat. nsidens

    asidosis akibat metormin kurang dari &. kasus per &&& patient-years, dan

    mortalitasnyalebih rendah lagi.

    '. GOLONGAN #IA)OLI%IN%ION

    M!ANISM !R"A.

    7ia/olidinedion merupakan agonist potent dan selekti !!9RB, mengaktikan !!9RB

    membentuk kompleks !!9RB-RR dan terbentuklah GL$7 baru. 'i jaringan adiposa

    !!9RB mengurangi keluarnya asam lemak menuju ke otot, dan karenanya dapat mengurangi

    resistensi insulin. !endapat lain, aktivasi hormon adiposit dan adipokin, yang nampaknya

    adalah adiponektin. 0enya8a ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin melalui peningkatan

    9#! kinase yang merangsang transport glukosa ke sel dan meningkatkan oksidasi asam

    lemak. Dadi agar obat dapat bekerja harus tersedia insulin.

    0elain itu glita/on juga menurunkan produksi glukosa hepar, menurunkan asam lemakbebas di plasma dan remodelingjaringan adipose.

    !ioglita/on dan rosiglita/on dapat menurunkan ="9c :,&-,); dan

    berkecenderungan meningkatkan ='L, sedang eeknya pada trigliserid dan L'L bervariasi.

    !ada pemberian oral absorpsi tidak dipengaruhi makanan, berlangsung E 2

    jam.metabolismenya di hepar, oleh sitokrom !-& rosiglita/on dimetabolisme oleh iso/im

    2C3, sedangkan pioglita/on oleh 2C3 F %9. meski demikian, penggunaan rosiglita/on mg

    2 < sehari bersama niedipin atau kontrasepsi oral :etinil estradiol + noretindron; yang juga

    dimetabolisme iso/im %9 tidak menujukkan eek klinik negati yang berarti.

    6kskresinya melalui ginjal, keduanyadapat diberikan pada insuisiensi renal, tetapi

    dikontraindikasikan pada gangguan ungsi hepar :9L72, < nilai normal;. #eski laporan

    hepatotoksik baru ada pada troglita/on, H'9 menganjurkan agar pada a8al dan setiap 2

    bulan sekali selama 2 bulan pertama penggunaan kedua preparat diatas dianjurkan

    pemeriksaan tes ungsi hepar. !enelitian population pharmacokinetic, menunjukkan bah8a

    usia tidak mempengaruhi kinetiknya.

    Glita/on digunakan untuk '# tipe 2 yang tidak memberi respons dengan diet F

    latihan isik, sebagai monoterapi atau ditambahkan pada mereka yang tidak memberi respons

    pada obat hipoglikemik lain :sulonilurea, metormin; atau insulin.

    'osis a8al rosiglita/on mg, bila dalam %- minggu kontrol glisemia belum adekuat,

    dosis ditingkatkan 3mg>hari, sedangkan pioglita/on dosis a8al -%&mg bila kontrol glisemia

    belum adekuat, dosis dapat ditingkatkan sampai mg. 6ek klinis maksimalnya tercapai

    setelah penggunaan 5-2 minggu.

    F! SAM$ING.

    6ek samping antara lain, peningkatan berat badan, edema, menambah volume plasma

    dan memperburuk gagal jantung kongesti. 6dema sering terjadi pada penggunaannya

    bersama insulin. 1ecuali penyakit hepar, tidak dianjurkan pada gagal jantung kelas % dan

    menurut klasiikasiNew York Heart Association =ipoglikemia pada penggunaan monoterapi

    jarang terjadi.

    *. $NG+AM(A# N)IM ,-GLI!OSI%AS

    M!ANISM !R"A.

  • 7/23/2019 Tatalaksana Dan Pencegahan Dm

    5/8

    @bat golongan ini dapat memperlambat absorpsi polisakarida :starch;, dekstrin, dan

    disakarida di intestin. 'engan menghambat kerja en/im I-glikosidase di !rush !order

    intestin, dapat mencegah peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan pasien '#.

    1arena kerjanya tidak mempengaruhi sekresi insulin, maka tidak akan menyebabkan

    eek samping hipoglikemia. 9karbose dapat digunakan sebagai monoterapi pada '# usia

    lanjut atau '# yang glukosa postprandialnya sangat tinggi. 'i klinik sering digunakanbersama antidiabetik oral lain dan>atau insulin.

    @bat ini diberikan pada 8aktu mulai makan* dan absorpsi buruk.

    9karbose merupakan oligosakarida yang berasal dari mikroba, dan miglitol suatu derivat

    deseksi nojirimisin, secara kompetiti juga menghambat glukoamilase dan sukrase, tetapi

    eeknya pada I-amilase pankreas lemah. 1edua preparat dapat menurunkan glukosa plasma

    postprandial pada '# tipe F 2, dan pada '# tipe 2 dengan hiperglisemia yang hebat dapat

    menurunkan =b9c secara bermakna. !ada pasien '# dengan hiperglisemia ringan sampai

    sedang, hanya dapat mengatasi hiperglisemia sekitar %&)-&) dibandingkan antidiabetik

    oral lainnya :dinilai dengan pemeriksaan =b9c;.

    F! SAM$ING.6ek samping yang bersiat dose-dependent antara lainA malabsorpsi, latulen, diare,

    dan a!dominal !loating. $ntuk mengurangi eek samping ini sebaiknya dosis dititrasi, mulai

    dosis a8al 2 mg pada saat mulai makan untuk selama -3 minggu sampai dosis maksimal

    4mg setiap tepat sebelum makan. 'osis yang lebih kecil dapat diberikan dengan makanan

    kecil :snack;.

    9karbose paling eekti bila diberikan bersama makanan yang berserat, mengandung

    polisakarida, dengan sedikit kandungan glukosa dan sukrosa. "ila akarbose diberikan

    bersama insulin, atau dengan golongan sulonilurea, dan menimbulkan hipoglikemia,

    pemberian glukosa akan lebih baik daripada pemberian sukrose, polisakarida atau maltosa.

    O(A# +I$RGLI!MI!

    1.GLU!AGON

    M!ANISM !R"A.

    Glukagon menyebabkan glikogenolisis di hepar dengan jalan merangsang en/im

    adenilsiklase dalam pembentukan siklik 9#!, kemudian siklik 9#! ini mengaktikan

    osorilase, suatu en/im penting untuk glikogenolisis. 6ek glukagon ini hanya terbatas pada

    hepar saja dan tidak dapat dihambat dengan pemberian adrenoreseptor .

    Glukagon juga meningkatkan glukoneogenesis. 6ek ini mungkin sekali disebabkan

    oleh menyusutnya simpanan glikogen dalam hepar, karena dengan berkurangnya glikogendalam hepar proses deaminasi dan transaminasi menjadi lebih akti. 'engan meningkatnya

    proses tersebut maka pembentukan kalori juga makin besar. 7ernyata eek kalorigenik

    glukagon hanya dapat timbul bila ada tiroksin dan adrenokortikosteroid.

    0ekresi glukagon pankreas meninggi dalam keadaan hipoglikemia dan menurun

    dalam keadaan hiperglikemia. 0ebagian besar glukagon endigen mengalami metabolisme di

    hati.

    IN%I!ASI.

    Glukagon terutama digunakan pada pengobatan hipoglikemia yang ditimbulkan oleh

    insulin. =ormon tersebut dapat diberikan secara J, # atau 01 dengan dosis mg. "ila

    dalam 2& menit setelah pemberian glukagon 01 pasien koma hipoglikemik tetapi tidak sadar,

  • 7/23/2019 Tatalaksana Dan Pencegahan Dm

    6/8

    maka glukosa J harus segera diberikan karena mungkin sekali glikogen dalam hepar telah

    habis atau telah terjadi kerusakan otak yang menetap.

    Glukagon =Cl tersedia dalam ampul berisi bubuk dan &mg.

    '.%IA)O!SI%

    @bat ini memperlihatkan eek hiperglikemia bila diberikan oral dan eekantihipertensi bila diberikan J. 0ediaan ini meningkatkan kadar glukosa sesuai besarnya

    dosis dengan menghambat langsung sekresi insulin* mungkin juga dengan menghambat

    penggunaan glukosa dan perier dan merangsang langsung sekresi insulin* mungkin juga

    dengan menghambat penggunaan glukosa di perier dan merangsang pembentukan glukosa

    dalam hepar. 'ia/oksid digunakan pada hiperinsulinisme misalnya pada insulinoma atau

    hipoglikemia yang sensiti terhadap leusin. 'ia/oksid (&) terikat plasma protein dalam

    darah. #asa paruh bentuk oral 2-%5 jam, tetapi mungkin memanjang pada takar lajak atau

    pada apsien dengan kerusakan dengan kerusakan ungsi ginjal. 1arena masa paruh yang

    panjang, diperlukan pengamatan jangka panjang. 7akar lajak dapat menyebabkan

    hiperglikemia berat, kadang-kadang disertai ketoasidosis atau koma hiperosmolar tanpa

    ketosis.#eskipun dia/oksid termasuk golongan tia/id, obat ini meretensi air dan natrium.

    'iuretik tia/id meninggikan eek hiperglikemi dan hiperurisemi obat ini. 'ia/oksid oral

    menimbulkan potensiasi eek obat antihipertensi lain, meskipun bila obat ini digunakan

    sendiri eeknya tidak kuat. 6ek hiperglikemi dia/oksid dila8an oleh obat penghambat

    adrenoreseptor . 'ia/oksid dapat menimbulkan iritasi saluran cerna, trombositopeni dan

    netropeni. 'ia/oksid bersiat teratogenik pada he8an :kelainan kardiovaskular dan tulang;,

    juga menyebabkan degenerasi sel pankreas etus sehingga obat ini tidak boleh diberikan

    pada 8anita hamil.

    'osis pada orang de8asa adalah %-3 mg>kg"">hari, sedangkan pada anak kecil 3-

    mg>kg"">hari. @bat ini diberikan dalam dosis terbagi 2-% < sehari.

    #RA$I INSULIN

    !LASIFI!ASI INSULIN

    Denis sediaan "uer #ula kerja !uncak

    :jam;

    #asa kerja

    :jam;

    1ombinasi

    dengan :jam;

    1erja cepat

    Regular solube

    :kristal;

    Lispro

    -

    Hosat

    &,-&,4

    &,2

    ,-

    &,-,

    -3

    2-

    0emua jenis

    lente

    1erja sedang

    K!= :isophan; Lente

    Hosat9setat

    -2-2

    5-25-2

    3-23-2

    Regular0enilente

    1erja panjang

    !rotamin /inc

    $ltralente

    Glargin

    Hosat asetat

    -

    -5

    -5

    2-

    -2&

    5-3

    -2

    2-%5

    2&-%5

    3-2

    Regular

    IN%I!ASI dan #U"UAN.

    nsulin subkutan terutama diberikan pada '# tipe , '# tipe 2 yang tidak dapat

    diatasi hanya dengan diet dan atau antidiabetik oral, pasien '# pascapankreaktomi atau '#

    dengan kehamilan, '# dengan ketoasidosis, koma nonketosis, atau komplikasi lain, sebelum

    tindakan operasi :'# tipe dan 2;. 7ujuan pemberian insulin pada semua keadaan tersebut

  • 7/23/2019 Tatalaksana Dan Pencegahan Dm

    7/8

    bukan saja untuk menormalkan glukosa darah tetapi juga memperbaiki semua aspek

    metabolisme, dan yang terakhir inilah umumnya yang suka dicapai.

    1eadaan mendekati normoglisemia dicapai pada '# dengan multipel dosis harian

    insulin atau dengan in"usion pump therapy, yang tujuannya mencapai glukosa darah puasa

    antara (&-2& mg>dL :-5,4 m#;, glukosa 2 jam postprandial kurang dari & mg>dL :3,%

    m#;. !ada pasien yang kurang disiplin atau kurang patuh terhadap terapi, mungkin perludicapai nilai glukosa darah puasa yang lebih tinggi :& mg>dL atau 4,3 m#; dan

    postprandial 2&& sampai 2& mg>dL atau,-%,( m#.

    F! SAM$ING.

    =ipoglikemia, merupakan eek samping paling sering terjadi dan trjadi akibat dosis

    insulin yang terlalu besar, tidak tepatnya 8aktu makan dengan 8aktu tercapainya kadar

    puncak insulin, atau karena adanya aktor yang dapat meningkatkan sensitivitas terhadap

    insulin, misal insuisiensi adrenal atau pituitary, ataupun akibat kerja isik yang berlebihan.

    Reaksi alergi dan resistensi, kadang-kadang reaksi ini terjadi akibat adanya bekuan

    atau terjadinya denaturasi preparat insulin, atau kontaminan, atau akibat pasien sensiti

    terhadap senya8a yang ditambahkan pada proses ormulasi preparat insulin :misalA n2+,protamin, enol,dll;. Reaksi alergi lokal sering terjadi akibat g6 atau resistensi akibat

    timbulnya antibodi gG.

    Lipoartroi dan lipohipertroi. Lipoartroi jaringan lemak subkutan ditempat suntikan

    dapat timbul akibat variant respon imun terhadap insulin* sedangkan lipohipertroi dimana

    terjadi penumpukan lemak subkutan terjadi akibat eek lipogenik insulin yang kadarnya

    tinggi pada daerah tempat suntikan. =al ini diduga akibat adanya kontaminan dalam preparat

    insulin, dan reaksi lebih jarang terjadi pada penggunaan insulin, dan reaksi lebih jarang

    terjadi pada penggunaan insulin yang lebih murni. !ada kenyataannya lipohipertroi lebih

    sering terjadi dengan human insulin apabila pasien yang menyuntikan sendiri pada tempat

    yang sama. =al ini dapat disebabkan karena terjadinya absorpsi insulin yang kurang baik atau

    tidak teratur.

    $ene&a/an

    a. $ene&a/an $rimer

    Cara ini adalah cara yang paling sulit karena sasarannya orang sehat. =al ini dilakukan

    dengan tujuan untuk mencegah agar '# tidak terjadi pada orang atau populasi yang rentan

    :risiko tinggi;, yang dilakukan sebelum timbul tanda-tanda klinis dengan cara A

    M #akan seimbang artinya yang dimakan dan yang dikeluarkan seimbang disesuiakan denganaktiitas isik dan kondisi tubuh, dengan menghindari makanan yang mengandung tinggi

    lemak karena bisa menyebabkan penyusutan konsumsi energi. #engkonsusmsi makanan

    dengan kandungan karbohidrat yang berserat tinggi dan bukan olahan.

    M #eningkatkan kegiatan olah raga yang berpengaruh pada sensitiitas insulin dan menjaga

    berat badan agar tetap ideal.

    M 1erjasama dan tanggung ja8ab antara instansi kesehatan, masyarakat, s8asta dan

    pemerintah, untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat

    b. $ene&a/an Sekunder

    M 'itujukan pada pendeteksian dini '# serta penanganan segera dan eekti, sehinggakomplikasi dapat dicegah.

  • 7/23/2019 Tatalaksana Dan Pencegahan Dm

    8/8

    M =al ini dapat dilakukan dengan skrining, untuk menemukan penderita sedini mungkin

    terutama individu>populasi.

    M 1alaupun ada komplikasi masih reversible > kembali seperti semula.

    M !enyuluhan kesehatan secara proesional dengan memberikan materi penyuluhan seperti A

    apakah itu '#, bagaimana penatalaksanaan '#, obat-obatan untuk mengontrol glukosa

    darah, perencanaan makan, dan olah raga.

    . $ene&a/an #ersier

    M $paya dilakukan untuk semua penderita '# untuk mencegah komplikasi.

    M #encegah progresi dari komplikasi supaya tidak terjadi kegagalan organ.

    M #encegah kecacatan akibat komplikasi yang ditimbulkan.

    0trategi yang bisa dilakukan untuk pencegahan '# adalah A

    a. $opulation0ommunit2 Approa/ 3$endekatan !omunitas4 5

    #endidik masyarakat menjalankan gaya hidup sehat dengan caraA

    M #engendalikan berat badan, glukosa darah, lipid, tekanan darah, asam urat.M #enghindari gaya hidup berisiko.

    M 1erjasama dengan semua lapisan masyarakat.

    b. Indi6idual +i&/ Risk Approa/ 3$endekatan Indi6idu4 5

    M $mur &th

    M @besitas

    M =ipertensi

    M Ri8ayat keluarga > keturunan

    M 'islipidemia > timbunan lemak dalam darah yang berlebihan

    M Ri8ayat melahirkan kg

    M Ri8ayat '# pada saat kehamilan