tathwirul afkar edisi juni 2014
DESCRIPTION
Idealisme adalah sebuah keharusan dalam menjalani kehidupan di dunia. Tetapi terkadang orang tidak mau menerima bahkan tidak kenal dengan apa idealisme itu. Lalu bagaimana jika hal tersebut ada dalam diri para pemimpin kita ?TRANSCRIPT
1
2
Tathwirul Afkar Edisi Juni 2014
Ideal adalah segala sesuatu yang
sesuai dengan apa yang telah
dicita-citakan atau dikehendaki.
Laporan Utama 4
Opini 7 Artikel 9
Catatan Kaki 11
Essay 11
Catatan Pimred 18
Review 20
Referensi 23
TOKOH 24
Galeri 35
Investigasi 36
Susunan Redaksi 39
Oase 27
Cerpen
• Benih Kerinduan 27
• Memo Hikmah 31
Puisi 33
Humor 34
3
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta
alam. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepangkuan
Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan sahabatnya hingga hari akhir.
Salam hangat kami sampaikan kepada semua sobat TAF. Pada kesempatan
kali ini kami sedikit menyinggung tentang geliat pemilu yang sedang
berlangsung di Negara kita tercinta. Tapi ini bukan membahas tentang
pemilu, politik, koalisasi, atau apalah istilah-istilah mereka. Kami hanya
ingin tahu sedikit lebih dalam tentang essensial seorang pemimpin. Yang
kata Cak Nun bahwa pemimpin -yang dalam redaksinya memakai istilah
raja atau ratu- secara formal itu tidak ada. Tapi kalau secara substansial
atau essensial maka semua orang adalah pemimpin.
Oleh karena itu dalam opini edisi kali ini disinggung bagaimana sikap kita
sebagai manusia. Apakah siap memimpin, walau untuk diri sendiri ?,
ataukah tidak siap dipimpin dengan alasan kurang berkualitasnya sang
pemimpin ?.
Apakah memang sekarang sudah waktunya para pemuda untuk unjuk gigi
sebagai pemimpin bangsa ?, sebagaimana essay yang ada di edisi ini ?.
Karna memang mereka mempunyai rekam jejak para pemimpin yang
mungkin bisa dibilang kurang memuaskan konsumen ?. Sehingga ingatan
itu mencengkeram jiwa untuk maju dengan kesadaran. Dan hal ini telah
terbukti dengan gaya tulisan cerita yang tertuang di artikel.
Tidak hanya keseriusan yang tertulis di edisi Juni ini. Tapi dalam kolom
oase terdapat cerpen-cerpen yang akan menghibur sobat semua. Dan juga
puisi yang indah.
Dan perlu sobat semua tahu bahwa saat ini hampir sebagian besar redak-
tur majalah TAF periode ini diisi oleh wajah-wajah baru, dan sebagian
lainya masih tetap mengoptimalkan kinerja para redaktur lama yang
sedikit lebih mempunyai pengalaman. Yang tentunya masih banyak
kekurangan disana sini. oleh karena itu dengan lapang dada kami tunggu
saran dan kritik anda semua dalam kolom surat pembaca, demi perbaikan
majalah ini kedepan.//Red
Edisi Juni 2014
4
I deal adalah segala
sesuatu yang sesuai
dengan apa yang telah dicita-citakan
atau dikehendaki. Adapun pemimpin
ideal adalah seorang pemimpin yang
dapat membawa suatu komunitas
masyarakat yang dia pimpin menuju
kepada kesejahteraan dan kerukunan
hidup antar sesama manusia , se-
hingga kinerja kepemimpinannya
sesuai dengan dambaan dan cita-cita
orang-orang yang berada di bawah
kepemimpinannya.
Sosok Pemimpin yang ideal
sangat erat kaitannya dengan figur
Rasulullah SAW. Beliau merupakan
pemimpin agama dan juga pemimpin
negara. Rasulullah SAW merupakan
suri tauladan bagi semua orang, tidak
hanya umat Islam saja tetapi juga
seluruh manusia di bumi ini karena
dalam diri beliau tersimpan suri tau-
ladan yang baik. Rasulullah SAW se-
bagai pemimpin umat telah memberi-
kan contoh keteladanan dalam mem-
bimbing umat ke jalan yang mense-
jahterakan umat secara lahir dan
bathin. Beliau tidak hanya memimpin
agama saja, tetapi beliau adalah sosok
yang patut diteladani dalam memim-
pin sebuah negara.
Sebagai pemimpin yang
ideal dan penuh dengan keteladanan,
Rasulullah telah dikaruniai 4 (empat)
sifat utama yaitu : Shiddiq, Tabligh,
Amanah, dan Fathonah. Keempat sifat
tersebut tentu menjadi dasar atau
kriteria seorang pemimpin yang ideal
sesuai dengan sifat Rasulullah SAW.
Pertama, Shiddiq artinya
jujur. Kejujuran adalah syarat mutlak
untuk menjadi seorang pemimpin.
Pemimpin yang jujur maka akan jauh
dari sifat dusta dalam kepemimpi-
nannya. Masyarakat akan selalu mem-
percayai setiap apa yang menjadi ke-
bijakan untuk mensejahterakan
rakyatnya. Pemimpin yang memiliki
sifat jujur juga akan lebih dicintai oleh
rakyatnya karena janji-janji yang diu-
capkannya pada saat kampaye tidak
sekedar “silat lidah” semata. Sebali-
knya seorang pemimpin yang dusta
dan hanya mengumbar janji demi
kekuasaan pasti akan dibenci oleh
rakyatnya. Kejujuran seorang pemim-
pin dapat dinilai dari perkataan dan
sikapnya.karena perkataan seorang
pemimpin merupakan cerminan dari
hatinya.
Kedua, Tabligh artinya men-
yampaikan atau komunikatif. Seorang
pemimpin harus mempunyai sifat
terbuka kepada seluruh masyarakat-
nya. Apa yang telah menjadi kebija-
kannya harus disampaikan kepada
rakyatnya. Selain itu, seorang pemim-
pin juga mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan yang benar dan yang
salah agar masyarakatnya tidak terje-
rumus kedalam jurang kenistaan.
Sosok pemimpin yang mempunyai
sifat tabligh adalah mereka berani
menyatakan kebenaran meskipun
mempunyai resiko atau konsekuensi
yang berat. Seorang pemimpin juga
harus selalu menjalin komunikasi
yang harmonis dengan rakyatnya agar
Kriteria Pemimpin yang IdealKriteria Pemimpin yang IdealKriteria Pemimpin yang IdealKriteria Pemimpin yang Ideal
5
tidak terjadi kesalahfahaman terha-
dap apa yang telah menjadi kebijakan
seorang pemimpin.
Ketiga, Amanah artinya
terpercaya. Amanah juga merupakan
sifat wajib yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin. Dengan memiliki
sifat amanah, maka pemimpin akan
senantiasa menjaga kepercayaan
masyarakat yang telah diserahkan
diatas pundaknya. Bangsa yang krisis
amanah dari seorang pemimpin akan
merasakan dampak korupsi yang
merajalela. Jabatan yang disan-
dangnya telah disalahgunakan, yaitu
dengan memanfaatkan jabatan terse-
but sebagai alat untuk menumpuk
kekayaan. Mereka tidak lain adalah
seorang perampok yang berdasi den-
gan cara menghianati kepercayaan
rakyatnya. Oleh karena itu pemimpin
yang amanah adalah pemimpin yang
bertanggung jawab, yaitu melaksana-
kan tugas dengan lebih berorientasi
kepada ketuntasan dan kesempur-
naan.
Keempat, Fathonah artinya
cerdas. Seorang pemimpin seyogy-
anya harus memiliki kecerdasaran di
atas rata-rata masyarakatnya. Hal ini
dimaksudkan agar pemimpin terse-
but memiliki rasa percaya diri untuk
memimpin rakyatnya. Kecerdasan
merupakan modal utama untuk men-
jadi seorang pemimpin. Karena hal
itu akan membantunya dalam meme-
cahkan persoalan yang dihadapi oleh
masyarakatnya. Kecerdasan atau
ilmu yang dimiliki oleh seorang
pemimpin itu ibarat bahan bakar
yang digunakan untuk menjalankan
roda kepemimpinannya.
Disamping memiliki keem-
pat sifat diatas, pemimpin juga harus
dapat menciptakan kerukunan dan
tengggang rasa antar masyarakat
apabila diantara mereka terjadi per-
bedaan agama sesuai dengan keyaki-
nan masing masing. Rasulullah telah
mencotohkan hal itu dengan suatu
konsep yang dinamakan masyarakat
madani, yaitu ketika beliau melaku-
kan perjanjian Madinah beserta umat
Islam dengan penduduk Madinah
yang beragama Yahudi dan beragama
Watsani dari kaum Aus dan Khazraj.
Perjanjian Madinah berisi kesepaka-
tan ketiga unsur masyarakat untuk
saling menolong, menciptakan ke-
damaian dalam kehidupan sosial,
menjadikan Al-Qur’an sebagai konsti-
tusi, menjadikan Rasullullah SAW
sebagai pemimpin dengan ketaatan
penuh terhadap keputusan-
keputusannya, dan memberikan kebe-
basan bagi penduduknya untuk me-
meluk agama serta beribadah sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya.
Latar Belakang Seorang Pemimpin
Saat ini hampir seluruh Ne-
gara di dunia menjalankan system
demokrasi dalam penataan pemerin-
tahnya yang menyebabkan lahirnya
beberapa partai politik. Setiap partai
berlomba lomba untuk mengajukan
calon pemimpin dengan segudang
visa dan misi, akan tetapi latar be-
lakang seorang calon pemimpin itu
lebih penting dari pada melihat dari
partai mana dia maju sebagai kandi-
dat pemimpin. Pak Habibie pernah
mengemukakakan pendapatnya ten-
tang pemilihan presiden di Indonesia
bahwa dia sangat setuju adanya presi-
den independen, yaitu presiden yang
tak diusung partai politik. Siapapun
yang memenuhi syarat yang layak
untuk menjadi presiden, maka ia bo-
leh mencalonkan diri. Namun syarat
itu penting dan harus ada, DPR dan
DPD harus duduk bersama, menetap-
kan dan merumuskan syarat calon
Presiden RI.
Pemerintah dalam suatu
Negara perlu memaparkan dengan
gamblang tentang riwayat hidupnya
pemimpin yang secara keseluruhan
akan ‘membeberkan’ latar belakang
hidupnya. Pemimpin dengan latar
belakang hidup yang baik akan ber-
6
dampak positif bagi kinerja ke-
pemimpinannya begitu pula sebali-
knya. Pengetahuan teantang Riwayat
hidup dan track record seorang
pemimpin sangat penting untuk men-
getahui tolak tolak ukur kepribad-
iannya dan bagaimana cara dia
memimpin Negara.
Akan tetapi sangat disayan-
gakan apabila para pemimpin yang
diangkat dari kalangan elit dan me-
nengah keatas dan banyak media
masa yang terlalu memblow up ke-
hidupan mewahnya akan tetapi
mengesampingkan perjalanan hidup-
nya di masa lampau. Dengan bermo-
dalkan kekayaan tinggi mereka
mampu membayar media massa den-
gan harga yang jauh di
atas rata rata untuk
pencitraan namanya
dan menghilangkan
track record yang bu-
ruk . Akibatnya
masyarakat banyak
yang tertipu dengan
pencitraan pemimpin
mereka dari berita
berita yang ditulis
dalam surat kabar atau
ditayangkan dalam
televisi.
Oleh karena itu
kiranya perlu pembela-
jaran terhadap masyarakat
tentang pentingnya mengetahui ciri
ciri dan kepribadian seorang pemim-
pin yang ideal, sehingga pada waktu
pemilihan mereka tidak hanya asal
milih karena kurang tahu bagaimana
sosok calon-calon pemimpin atau
terpengaruh oleh janji-janji calon
pemimpin melalui kampanye yang dia
lakukan. Banyak masyarakat di pede-
saan yang masih belum mengetahui
profil para calon pemimpin dalam
pemilihan karena minimnya infor-
masi seluk beluk mereka yang diter-
ima oleh masyarakat desa. Hal ini juga
berakibat merebaknya money politik
yang menitik beratkan obyeknya pada
masyarakat awam.
Dampak Pemimpin yang Ideal
Ada beberapa contoh dam-
pak positif bagi kesejahteraan Negara
yang dipimpin oleh pemimpin ideal,
Diantaranya adalah penumpasan bu-
daya korupsi yang telah merajalela.
China dibawah Zhu Rongji (1997-
2002) mulai aktif dalam pemberanta-
san korupsi. Ketika dilantik menjadi
perdana menteri, dia lantang menga-
takan "berikan kepada saya seratus
peti mati, Sembilan puluh Sembilan
untuk koruptor, satu untuk saya jika
saya melakukan hal yang sama". Aki-
bat reformasi yang dijalankannya,
banyak investasi yang masuk ke China
dan melesatnya pereko-
nomian China hingga
sekarang.
Selain penum-
pasan korupsi, pemipin
yang bijaksana juga
memahami bagaimana
kondisi masyarakat
dan apa yang menjadi
kebutuhannya, baik
kaum elit maupun
kaum menengah ke-
bawah. Sehingga dapat
tercipta keharmonisan
hidup diantara mereka.
Salah satu contoh
adalah kisah Gubernur
Amru bin Ash yang memerintahkan
untuk membongkar gubuk kecil milik
kakek yahudi tua karena tanahnya
akan dijadikan sebagai masjid. Lalu
kakek itu mengadu kepada Umar bin
Khatab, kemudian diberikan
kepadanya sebuah tulang busuk yang
digores dengan pedangnya untuk
diserahkan kepada Amru bin Ash.
Setelah menerima tulang itu beliau
kaget dan gemetar, lalu memerin-
tahkan untuk membongkar bangunan
masjid. Kakek pun bertanya apa
Berlanjut ke halaman 08.
"berikan kepada
saya seratus peti
mati, Sembilan
puluh Sembilan
untuk koruptor,
satu untuk saya
jika saya mela-
kukan hal yang
sama".
7
Dalam kehidupan, keadaan
bisa berbolak-balik. Adakalanya di
atas sebagai pemimpin dan di bawah
sebagai yang dipimpin. Dari roda
perputaran tersebut ada sesuatu
yang sedikit menarik untuk kita te-
laah. Dimana ketika yang terbiasa di
atas, apakah mampu untuk tunduk di
bawah ?. Sebaliknya apakah kita yang
terbiasa di bawah, mampu untuk
unjuk gigi di atas ?.
Manusia yang dalam al
Quran dikatakan sebagai kholifah,
berdiri di atas semua makhluk yang
ada. Hingga malaikat pun DISURUH
untuk sujud (penghormatan), kepada
Nabi Adam AS. Tetapi satu makhluk
yang sudah nyaman di atas sangat
tidak berkenan meletakkan kepala
sebagai simbol kebesarannya, di
bawah -sebagai penghormatan- mak-
hluk yang baru saja diciptakan.
“Aku terbuat dari api se-
dang dia terbuat dari tanah. Bagai-
mana bisa aku engkau suruh sujud
(penghormatan) kepadanya wahai
Tuhan ?”. Sebuah keangkuhan yang
digambarkan oleh sikap iblis, yang
mungkin sekarang sudah banyak
ditiru oleh manusia. Tidak hanya
sebatas sikap angkuh, tetapi segala
cara untuk menggulingkan mereka
yang di atasnya juga telah digambar-
kan oleh Iblis dengan merayu Nabi
Adam untuk memakan buah yang
jelas dilarang oleh Tuhan untuk
mendekati pohonnya. Hingga
akhirnya dia diturunkan ke bumi.
James Yee, seorang perwira
yang lahir dari keturunan China,
tetapi berkebangsaan asli Amerika.
Menjadi seorang ulama kemiliteran di
Angkatan Darat Amerika Serikat.
Dibesarkan oleh keluarga yang hanya
mempunyai usaha laundry. Tetapi
tidak mengurangi sedikitpun niat
dalam menempuh segala sesuatu
yang telah menjadi mimpinya.
Lahir dan dibesarkan di
keluarga Kristen Protestan, yang ke-
mudian menjadi muslim pada tanggal
9 April 1991. Dari lembaran baru
inilah dia bertekad untuk bisa men-
jadi pemimpin ulama di kemiliteran
Amerika. Sampai pada umurnya yang
ke-26, dia berangkat ke Damaskus
Suriah, untuk mengambil kuliah
agama di Universitas Abu Noor, men-
gikuti pendidikan yang khusus untuk
menjadikan seorang pemimpin
agama.
Yang pada akhirnya dia
mendapatkan tugas menjadi ulama
militer di batalion Fort Lewis, Wash-
ington. Proses yang dia lakukan tidak
mudah. Setelah mendapat transkip
nilai dari Universitas Abu Noor, dia
harus kembali masuk dan mengikuti
pendidikan dasar keagamaan yang
mayoritas diikuti oleh mereka yang
memeluk agama Kristen. Hal tersebut
dikarenakan Departemen Pertahanan
8
tidak menerima transkip nilai mili-
knya.
Sekarang yang sangat ban-
yak dibicarakan adalah mereka yang
memimpin. Apakah pemimpin itu ?,
bagaimana mencari pemimpin yang
ideal ?, siapa dan di mana ?. Tetapi
yang jarang sekali dipertanyakan atau
mungkin hampir kita lupakan adalah
kriteria menjadi seseorang yang
dipimpin. Apakah tugas yang
dipimpin itu hanya mengkritik
pemimpin yang ada ?, kemudian men-
cari penggantinya yang nanti juga
akan mendapat cercaan lagi ?. Atau
lebih parah lagi dengan selalu men-
cari kesalahan pemimpin ?.
Sangat sedikit kesadaran
yang kita miliki untuk menjadi bawa-
han yang bisa membantu atasan
dalam mewujudkan keidealisannya.
Kalau kita tidak bisa menerima ketika
menjadi seseorang yang harus
dipimpin sedang yang memimpin
adalah beda kwalitas dari beberapa
aspek saja dengan kita. Maka apa
bedanya kita dengan iblis yang
merasa lebih kuat karna dia dicipta-
kan dari api, hingga dia sangat ang-
kuh untuk menjadi seorang baha-
wan ?.
Dan sifat yang tidak kalah
pentingnya bagi kita yang dipimpin
adalah berbaik sangka dengan
mereka yang memimpin. Sehingga
nantinya, sosok seperti James Yee
yang sudah mendekati sempurna
tidak dipenjara hanya karna kecuri-
gaan. Sosok yang menapaki setiap
dekade kehidupannya dengan sung-
guh-sungguh. Tidak memandang ras,
suku, dan kepercayaan ketika menjadi
pemuka agama di kehidupan militer.
Akhirnya dalam beberapa dekade
akhir kehidupannya dia merasakan
pahitnya penjara Guantanamo
(penjara khusus teroris), hanya karna
kecurigaan yang dipimpin.
Dan yang terakhir adalah
bisa menghargai apa yang telah diper-
buat oleh mereka yang mengatur kita.
Terkadang kita juga hanya meman-
dang sebelah mata, dimana ketika
membutuhkan sesuatu untuk me-
menuhi kebutuhan, dan hal itu ada
hubungannya dengan pimpinan. Maka
mau tidak mau semua kebutuhan itu
harus ada di depan mata kita. Padahal
jumlah yang dipimpin dan yang
memimpin, lebih banyak mereka yang
dipimpin. Tinggal kita benar-benar
mau bekerja sama dengan pemimpin
atau cuma bisa menjadi benalu dan
selamanya menebar penyakit ?.//azim
makna tulang yang digores dengan
pedang itu, lalu Amru bin Ash berkata
bahwa tulang nan busuk itu adalah
peringatan bahwa berapa pun ting-
ginya kekuasaan seseorang, ia akan
menjadi tulang yang busuk. Sedang-
kah huruf alif yang digores, itu artinya
kita harus adil baik ke atas maupun ke
bawah. Lurus seperti huruf alif.
Masih banyak contoh-contoh
dari dampak kepemimpinan yang
ideal, dan yang paling penting adalah
terciptanya keharmonisan antara
pemimpin dan rakyat sehingga dapat
bermuamalah dengan baik. Pemimpin
dapat mengetahui apa yang menjadi
keluh kesah rakyat, begitu pula rakyat
tiding sungakan untuk menegur
pemimpin apabila dia berbuat salah.
Hal ini dapat mengurangi tindak
kriminalitas dan kejahatan dari ber-
bagai macam oknum, sebab salah satu
penyebab timbulnya kriminalitas
adalah beberapa kebutuhan rakyat
yang kurang terpenuhi, terutama ke-
butuhan pokok. Oleh karena itu selain
memimpin rakyat, seorang pemimpin
selayaknya melakukan regenerasi
terhadapa para pemuda untuk men-
jadikan pengganti dia ketika sudah
turun dari jabatannya.//afrizal el
adzimi
Sambungan halaman 06.
9
Di sini, bangunan di depan
sebuah ruang yang tiap bulannya
rajin membayar bulanan sekolah,
saya menghadapi dua bentang
kenyataan. Di satu sisi saya
menyaksikan film yang
menanyangkan gaya merokok
beberapa orang religi dengan kasta
menengah ke atas. Dan di sisi lain
saya melihat gaya itu juga di film
yang diperankan orang religi dengan
kasta atas. Seketika itu saya juga
menyaksikan diri saya, menyaksikan
bagaimana adegan dua tersebut
lanjut hingga masa sekarang. Tragis!
Realita itu menyeret saya
pada lapis-lapis kenyataan yang lain.
Setelah beberapa tahun tidur dan
ditimang dalam kedamaian yang tak
terhingga. Tetapi timangan itu
membuat sadar akan mana yang
benar dan salah di masa mendatang.
Hingga jangan salahkan kalau anak
polos itu berteriak ketika dewasa.
Sayang, yang dulunya menimang,
sekarang di masa besar telah menjadi
menimbang dan memutuskan
(pemimpin). Tanpa melihat diri
untuk sekedar merapikan baju
supaya necis ketika mau menimbang
dan memutuskan.
Beberapa hari saya
berusaha tak mengingat drama
kolosial itu. Namun, semakin saya
berusaha melupakannya, semakin
kuat pula ingatan itu mencengkeram
kesadaran. Kesadaran bahwa drama
itu realita yang ada dan sebuah tabu
ketika saya bercerita tentangnya. Tapi
semakin saya tak ingin bercerita,
semakin kuat pula hati ini
memberontak kepada otak untuk
berfikir. Akhirnya otak tak kuat
terhadap gemboran itu, hingga
keluarlah asumsi positif. Sayangnya,
drama diputar kembali dan berkali-
kali hingga diri ini jatuh dan jatuh ke
dalam kesadaran yang mendalam
akan sebuah kata “yang salah” dan
“yang benar”.
Hari selanjutnya saya ingat
akan diri ini pada masa lampau.
Ketika menjadi aktor dalam salah satu
drama kehidupan. Tapi kali ini bukan
gaya merokok atau bangunan di
depan ruangan. Yang saya hadapi
adalah aktor ternama dalam dunia
“ini”. Sudah bertahun-tahun dan
tentunya sangat mahir dalam
melakoni aktingnya. Sebut saja si A,
dia duduk di belakang meja dengan
papan nama yang sangat mengerikan
bagi rakyat. Saya menjadi salah satu
rakyat yang sekarang butuh dengan
orang di belakang meja itu.
Mula-mula saya memandang
dalam angan dan berfikir “bisakah
aku melalui adegan ini ? atau malah
nanti ditendang oleh sutradara ?.
pasrah sajalah”. ACTION..!!!.
Oleh: Muhammad Ridlo
10
Saya berjalan lunglai dengan
membawa kitab suci dunia “ini”,
berpikir semoga cepat selesai dan
mendapat upah. Tak sadar saya sudah
di depan bangunan setengah megah
bergerbang. Skenario mengharuskan
saya masuk dan tawajjuh dengan
orang yang di belakang meja tadi.
Perbincangan terjadi kurang lebih
lima menit. Dan hasilnya kurang
memuaskan.
Memang dari awal saya
tidak dikasih gambaran cerita dengan
jelas. Hanya dialog yang harus dibikin
sendiri supaya dapat upah. Taukah
kalian apa upah itu ?. KEBEBASAN.
Hasil itu membuat saya kembali ke
tempat semula. Dalam perjalanan
kembali, ternyata ada artis dadakan
yang menggantikan peran saya dan
dia bisa langsung dapat upah tanpa
ba.. bi.. bu.. Orang di belakang mejalah
yang bisa membuat hasil atau tidak.
Mau nyambung dengan akting kita
atau sok tidak tahu dan tidak peduli
hingga membuat hasil nihil untuk
saya. Dasar kolosial.
Semakin saya menoleh ke
gedung itu, semakin mencengkeram
kesadaran tentang seorang pemimpin
diberbagai bidangnya. Kalau bisa
rumit kenapa harus tidak submit
(berpenghasilan). Dan apakah dengan
semua yang saya saksikan dan
lakukan di film tersebut, membuat
saya akan mengikuti jejak mereka
sebagai pemimpin yang mereka
sering bilang “tuto wuriku, tak
kandani!” (ikutlah bersamaku, saya
kasih tahu!).
Tapi lagi-lagi kesadaran
yang membuat niat kuat untuk ikut
mereka sirna begitu saja. Entah karna
kesadaranku yang kuat atau penga-
ruh mereka yang kurang. Akhirnya
dengan lantang saya serukan SALAM
KESADARAN ! untukku dan mereka
Yth. Redaksi majalah TAF
(Tathwirul Afkar)
Majalah TAF (Tathwirul Afkar) sudah
bagus dan inovatif tetapi masih ada ke-
kurangan yang kami temukan dalam
bentuk majalah yang kurang menarik,
cetakan majalah yang hanya mengguna-
kan kertas dan plastik cover, tidak
adanya percetakan pribadi majalah TAF
(Tathwirul Afkar).
Dan alangkah lebih menarik,
majalah TAF (Tathwirul Afkar) dibuat
dengan tema semenarik mungkin yang
sedang booming dan sesuai dengan
keadaan di sini, lebih dihidupkan dengan
warna dan tetap istiqomah dalam pener-
bitan majalah sesuai deadline yang sudah
di tentukan dan lebih pentingnya lagi isi
majalah berbobot dan layoutnya bagus.
Sebelumnya beberapa teman telah men-
yampaikan beberapa kritikan ini kepada
redaksi majalah tetapi masih belum ada
tanggapan dan perubahan dari majalah
TAF(Tathwirul Afkar). Trims
Terima kasih kepada teman
yang sudah mengirim surat kepada
kami. Sebelumnya memang untuk ma-
salah cetakan TAF dibuat sesederhana
mungkin, karna selain jumlah cetak yang
relatif sedikit, juga pendanaan yang
sampai saat ini kami berusaha untuk
bisa mandiri.
Masalah isi dan tema yang
kami berikan mungkin selama ini me-
mang kurang menarik menurut sobat.
Dan tentunya kami akan berusaha se-
maksimal mungkin untuk bisa menjadi-
kan TAF yang lebih menarik dan berke-
san untuk semua. Oleh karna itu kami
meminta bantuan kepada semua sobat
TAF untuk bisa ikut nimbrung meramai-
kannya.
Kemudian masalah kritik yang
masuk kepada kami, bukan belum ada
tanggapan tetapi kami selalu membuat
perbaikan dari kritik yang ada. Dan
dengan adanya rubrik baru ini kami
sangat menghargai suara sobat-sobat
sekalian untuk kami. Karna kami ada
bukan untuk dilihat dan dikritik tetapi
dibaca, ditelaah, dikritik dan dibantu.
Terima kasih (Red)
11
C atatan kaki adalah
essay, yang
prosaik.
Pada tahun – tahun itu
[selepas masa jatuhnya intervensi
dogma gereja terhadap ilmu pengeta-
huan], perkembangan invensi teori
ilmiah adalah suguhan hangat yang
diperbincangkan di hampir sudut
kota – kota eropa. Selalu ada topik
yang diperbincangkan – ketika ilmu-
wan Persia dijerat elusifistik untuk
mengekalkan keyakinan terhadap
teori metafisiknya. Bahkan tidak
jarang, berujung pada perdebatan
antar sekawanan penyemir sepatu di
pinggir jalanan dekat pastoran – pas-
toran tua.
Juga disini, Cambridge, di
abad akhir 19, koran – korannya rutin
menjejal pembacanya dengan artikel
– artikel serius berpasal apapun ten-
tang ilmu eksakta. Di trotoar di dekat
alun – alun kota, para lelaki dewasa
dan remaja mengantri untuk membeli
koran, sambil jadi pendengar debat
antar dua orang tentang Ehlers. Topic
Jurnal, poster yang bertebar memberi
kesan dalam bagi wanita – wanita
Quakers untuk sampai membahasnya
secara serius sambil memetik daun
teh. Pada tahun itu, ilmu fisik
“bangkit” dari mati suri melalui energi
artikel - artikel yang ditulis oleh para
patriaki, saintis, atau sekedar teorikus
seperti Arthur.
Sir Arthur Eddington, seorang
astronom dan guru besar muda di
Cambridge University (1913). Ia
seorang beragama yang taat. Salah satu
kutipan terkenalnya adalah, “Sir Isaac
Newton menerangkan segalanya ten-
tang gravitasi, dengan ruang yang seje-
las – jelasnya. Tetapi dia menyisakan
satu ruang, untuk tuhan, untuk kehen-
dak-NYA”. Seperti yang dikutip oleh
Ben Clausen dalam Men of Science and
of Faith in God, Sir Arthur Stanley Ed-
dington
Arthur astrofisikawan yang
teliti dan rapi dalam meletakan sebuah
teori, ia selalu menselaraskan rumus –
rumus fisikanya, dengan kebutuhan
sederhana bagi para mahasiswanya
untuk mampu memahaminya dengan
mudah.
Berbeda dengan Albert Ein-
stein, nama seorang revolusioner peng-
ganti teori gravitasi Newton yang dari
tadi memang penulis persiapkan untuk
disandingkan dengan Eddington. Ein-
stein adalah Vrejman. Sosok yang
dikekalkan sejarah ini, adalah seorang
yahudi yang tak kunjung menemukan
rumus keber-tuhan-annya. Ia seorang
Oleh: M. Tajul Mafachir
12
Patriak Jerman yang sederhana. Na-
mun cukup megah kecintaannya ter-
hadap ilmu pengetahuan.
Sore itu, para patriak dan
saintis Cambridge mengadakan majlis
rutinan di pusat study dan observato-
rium. Dalam sela kesempatan, Arthur
mengutarakan ketertarikannya terha-
dap salah satu ilmuan Jerman: Ein-
stein. Mengenai makalahnya yang
berjudul, On the Electrodynamics of
Moving Bodies, tentang relativitas
Khusus. Padahal, di luar gedung itu,
jauh, ratusan tentara Britania Raya
dan ribuan pribumi Ypres mati sebab
gas beracun yang disebar oleh militer
Jerman.
Arthur tidak mendapat restu
para senior, juga ketertarikannya
terhadap ralativitas Einstein. Hubun-
gan antar kedua Negara: Jerman dan
Britania (Inggris) kritis, setelah di-
tabuhnya gendering perang dunia II.
Sore itu, setiba di rumah, Eddington
menyadari satu hal: ilmu pengeta-
huan adalah mutlak nisbi. Kecuali
dimutlakkan oleh kepentingan dan
“Idealisme” yang selalu menyandra
akal sehat aktivisnya. Persis, seperti
yang diamini oleh Mikhail Bakunin
(red, Bakunin), salah seorang tokoh
politik, dan pemikir anarkis terbaik
rusia dalam kutipannya yang terke-
nal: Idealism is the despot of thought,
just as politics is the despot of will.
Selamanya, ilmu pengeta-
huan –dari teori dan penerapannya,
memiliki keberpihakan dan
orientasi akal manusia terhadap
penyibakan misteri di balik materi
(A) berporos pada ihwal pertanyaan
yang didasari “iman”, faith question.
Dipahami dari universalitas ilmu se-
bagai bagian dari sunnatullah, god
will, ilmu tidak dapat disalahkan
karena kesalahpaham-an manusia
sebagai subjek lain.
Dalam satu riwayat, Einstein
pernah berkata: “Jika dikemudian
hari aku terbukti salah dalam menaf-
sir ulang teori Newton. Dan tuhan
berkata kepadaku: Berhentilah Ein-
stein, karena Newton lah yang benar !
maka aku cukup bilang pada tuhan,
dan memberi titik terang, bahwa kami
sepakat untuk berbeda.”
Pada titik ini, kita digiring
lari memahami sebuah pendekatan
dan konklusi bisa disepakati ramping,
atau ideal secara konvensional. Me-
lalui relativisme umum Einsten, en-
ergy sebenarnya bisa ditemukan den-
gan perkalian kecepatan (kg) dan
kecepatan cahaya (mc kuadrat). Titik
idealnya adalah, jika ada dua penga-
mat pada kerangka acuan lembam dan
pengamat lain bergerak dalam kece-
patan yang relative sama, maka kedua
pengamat tersebut batal untuk mela-
kukan percobaan bahwa keduanya
bergerak atau diam.
Eddington yang mencintai
ilmu sepenuh hati. Eddington yang
hari itu dibayangi oleh tuduhan men-
ghianati Negara, dengan melindungi
dan memperjuangkan pemikiran Ein-
stein. Di tengah kecamuk perang di
Ypres serta rumor bersatunya saintis
dan militer Jerman dalam satu gelang-
gang pencetus perangan dunia II dan
serangan gas beracun. Telah banyak
mempersempit peluang bagi Edding-
ton, untuk melakukan pembuktian
terhadap relativitas khusus Einstein
yang sejak awal ia duga akan meng-
gantikan teori gravitasi Newton.
Begitu juga dengan Einstein
di Jerman, yang menentang penyeran-
gan militer di Ypres. Membuat ia
dimuntahkan dari akses rutinitasnya
sebagai guru kehormatan di Berlin.
Sejenak Einstein pun dituduh anti-
Jerman oleh militant Negara. Einstein
yang malang. Ia teorikus yang berang,
mendapati bahwa instansi tempat ia
bekerja, memberi andil besar terha-
dap perkembangan senjata pemusnah
masal.
Di Cambridge, Eddington
bangkit, ia mencoba membangun cara
13
diplomatik untuk mengikis phobia
terhadap saintis Jerman yang dikait-
kan dengan kepentingan militernya.
Ia bersungguh – sungguh menunju-
kan pada dunia, bahwa Ilmu pengeta-
huan sebagaimanapun disalahguna-
kan dan berdampak negative, adalah
tetap utuh sebagai sebuah usaha yang
layak mendapat representasi dari
apresiasi terhadap ke-beradab-an
ummat manusia.
Pun bagi Einstein, di Berlin.
Ketika Perang berkecamuk. Bagi seo-
rang Einsten yang memiliki komit-
men kuat terhadap keilmuan. Ia den-
gan gaya nyentiknya, ringan berkata:
di saat paceklik, dan pelik seperti
sekarang ini. Saya lebih mencintai
ilmu dua kali dibanding menghirau-
kan kebingungan, kebodohan, keta-
kutan, konsekwensi dan emosional
yang hanya saya butuhkan sekali.
Eddington dan Einstein,
adalah pelaku teori relativitas per-
tama, dalam kacamata subjek orang
ketiga. Eddington dan Einstein seba-
gai pengamat, keduanya dalam ker-
angka acuan lembam, terikat kece-
patan dan cahaya yang saling
mendekat, dari dua kutub markas
peradaban keilmuan yang berbeda:
Astronom – Fisikawan. Menemukan
sinergitas, dari keberhasilan dan ha-
sil negative dari kesamaan teori New-
ton sebelumnya tentang gravitasi.
Adalah “idealism” dari hasil cipta dua
pengamat yang saling mendekat,
pada satu ruang yang memiliki
“bentuk”, saling mendekat, dalam
satu perjalanan relativisme: tunas
dari perubahan ilmu pengetahuan
dunia –yang darinya astronomi tera-
pan, kosmologi, kosmogoni,
mekanika kuantum, mekanika sta-
tistika, maupun teori Hibble (1926).
Namun diantara keduanya, tidak
diperkanankan melakukan perco-
baan untuk menentukan apakah
keduanya bergerak atau diam –
apatis. Bagaimana dengan anda?
Khartoum, 22 May 2014
“pemimpin itu
seperti avatar
yang bisa
menguasai semua
elemen”
-Ishom Syahin-
“pemimpin itu
yang bisa jadi
teladan”
-Bodin Zainud-
din-
“pemimpin itu
harus siap
dipimpin
sebelum
memimpin”
-Fajar Agustan-
14
KAMI TIM REDAKSI TAF
MENGUCAPKAN
SELAMAT DAN SUKSES
KEPADA KH. ZAINUL ALIM
(RAIS SYURIAH)
&
UST. MIFTAHUL MUNIF (KETUA TANFIDZIAH)
BESERTA JAJARAN PENGURUS
NAHDLATUl ULAMA
CABANG ISTIMEWA SUDAN
PERIODE 2014-2015
SEMOGA BISA MENGEMBAN
AMANAH DENGAN SEBAIK-BAIKNYA
15
“S eribu orang tua hanya
dapat bermimpi, satu
orang pemuda dapat
merubah dunia.” Begi-
tulah kutipan Soekarno sebagai seo-
rang penyambung lidah masyarakat
Indonesia. Sejalan dengan pern-
yataan tersebut, tampaknya kita pun
percaya jika nasib bangsa ini yang
akan datang berada di pundak gen-
erasi muda. Mengapa demikian?
Karena tidak dipungkiri lagi jika ke-
kuatan suatu bangsa terletak pada
kegigihan para pemudanya dan ke-
hormatan bangsa di setiap masa ber-
gantung pada kapabilitas seorang
pemimpinnya.
Pemuda sebagai the next
pemimpin masa depan, mau tidak
mau harus memikirkan dirinya,
bahwa nanti dia akan menjadi sosok
pemimpin masa depan, menjadi seo-
rang pemuka di masa yang akan
datang ,masa penuh dengan tantan-
gan yang tidaklah mudah melaluinya.
Perlu diketahui bahwa ke-
pemimpinan itu bukan bawaan dari
lahir, maupun sesuatu yang datang
dengan sendirinya, tetapi diperlukan
persiapan yang amat sangat matang
dari dalam diri pribadi, karena hal
tersebut merupakan kemampuan
dari seseorang untuk mendorong,
menuntun, dan membimbing. Mung-
kin pernah suatu ketika kita duduk di
bangku SD mendengar istilah:
· Ing ngarsa sung tuladha, yang arti-
nya dari depan memberikan contoh
(teladan yang baik).
· Ing madya mangun karsa, artinya
dari tengah membangkitkan seman-
gat dan dukungan.
· Tut wuri handayani, artinya dari
belakang memberikan motivasi atau
dorongan.
Seorang pemimpin memang
hendaknya mereka yang memiliki
karakter yang kuat di lingkungannya.
Seseorang yang memiliki keunggulan
dibandingkan dengan yang lain. Dan
mampu memberikan persuasi dan
motivasi kepada banyak orang. Itulah
bagian dari karakteristik seorang
pemimpin. Dan yang paling penting
harus mampu membawa anggotanya
bersama-sama berusaha mencapai
tujuan yang telah ditentukan, menye-
lesaikan berbagai masalah, bersikap
tenang dan tidak gegabah dalam ber-
tindak, bijak dalam berpikir, adil
dalam berbuat dan berbagi, mengede-
pankan kepentingan bersama bukan
kepentingan dirinya sendiri.
Perlu ditekankan lagi bahwa
pemimpin ialah seseorang yang mem-
berikan teladan yang baik bagi
masyarakat dan lingkungan, hal inilah
yang seharusnya tertanam pada diri
Harapan Kaum Muda
16
kaum muda.
Menjadi seorang pemimpin
akan dituntut pertanggungjawa-
bannya, tidak hanya secara horizontal
tapi juga vertical. Yaitu pertanggung-
jawaban kepada lingkungan yang
memberikan amanah dan keper-
cayaan kepada sang pemimpin, juga
pertanggungjawaban kepada Allah
Subhanahu wata’ala sebagai Dzat
yang menciptakan dan memberikan
kesempatan itu kepadanya.
Inilah beberapa harapan
yang pernah saya dengar dulu ten-
tang seorang pemimpin dimasa yang
akan datang, karena melihat kiprah
para pemimpin saat ini adalah orang-
orang yang pandai menjilat, karena
semakin pandai ia menjilat, akan se-
makin mendapat kedudukan. Orang
yang kurang pandai menjilat akan
sulit mendapat kedudukan. Itulah
yang banyak saya temui di waktu
lampau, dan semoga pemimpin di
masa yang akan datang adalah orang-
orang yang memiliki integritas tinggi,
dan berkualitas.//Nur Hasan
“Pemimpin
itu
tergabung
oleh tiga
selogan: ing
ngarso sing
tulodo, ing
madyo
mangun
karso, tut
wuri handayani”
-Shohibatun Ni’mah-
“Pemimpin
itu pokoknya
seperti
Kanjeng
Nabi”
-Siti Aisya-
“pemimpin
itu satu.
BIJAKSANA”
-Ikromah
Fathiyah-
“Pemimpin itu
seseorang
yang bijak,
jujur dan adil
seperti Aba-
hku”
-Choironi
Fauziyah-
“Kalau kita berpikir
formal, tak ada raja,
apalagi ratu. Tapi
kalau berpikir
substansial atau
essensial: kita-kita ini
adalah raja, adalah
ratu, juga adalah
buto.”
Cak Nun
17
KAMI TIM REDAKSI TAF
MENGUCAPKAN
SELAMAT DAN SUKSES
KEPADA JUMAIDI NAGGA
&
BUDI SUTARDI
ATAS TERPILIHNYA MENJADI
KETUA DAN WAKIL
PPI SUDAN
PERIODE
2014-2015
SEMOGA BISA MENJADIKAN
PPI SUDAN LEBIH MAJU DAN
BERKUALITAS
18
M e m b i c a r a k a n
sosok pemimpin
yang ideal untuk
masa depan. Perlu
kita ketahui bahwa sosok pemimpin itu,
harus bisa dijadikan contoh atau pato-
kan bagi yang dipimpinnya. Oleh
karenanya sosok pemimpin harus mem-
punyai tangung jawab dan jiwa sosial
yang peka terhadap semua permasala-
han.
Pentingnya sosok pemimpi-
nan untuk sebuah kelompok, adalah
suatu kebutuhan yang tidak bisa di-
pungkiri. Maka dari itu kita membu-
tuhkan pemimpin yang ideal, arif, dan
bijaksana. seperti sosok pemimpin umat
Islam yang terakhir yaitu baginda Nabi
Muhammad SAW. Yang mana sosok
beliau menjadi figur bagi umat islam
khususnya. Dan, beliau bukan hanya
menjadi sosok figur atau tokoh pemim-
pin umat islam akan tetapi beliau juga
seorang figur kepemimpinan dalam
bernegara.
Seperti pemaparan yang ada
didepan. Atau yang biasa kita kaetahui.
Sosok Nabi Muhammad SAW mempun-
yai sifat Siddiq, Amanah, Tabligh dan
Fatonah. Nah dari situ kita bisa men-
gambil pelajaran bagi kita, untuk men-
cari atau pandai dalam memilih seorang
pemimpin yang ideal bagi sebuah
kelompok tertentu. Demi kemajuan
suatu kelompok tersebut.
Seperti kisah Nabi Musa AS
dan Nabi Harun. Ketika Nabi Musa AS
meninggalkan umatnya dan tongkat
kepemimpinan diserahkan sementara
kepada Nabi Harun. Akan tetapi pada
kenyataanya Nabi Harun tidak bisa
memimpin umat Nabi Musa AS. Dan
pada akhirnya mereka kaum Nabi Musa
AS berpindah menyembah Pedet (Anak
Sapi).
Dari situ kita bisa mengambil
ibroh. Bahwa pemimpin itu sangat
penting sekali bagi setiap-setiap kelom-
pok. Pemimpin bukan hanya memimpin.
akan tetapi harus bisa mengatur kelom-
pok tersebut. Dan tidak mengatur saja,
bahkan harus bias menjadi suri tauladan
bagi yang dipimpin.
Terdapat juga TOKOH DUNIA
yang paling inspiratif. diantaranya yaitu
JOHN F KENNEDY adalah seorang tokoh
yang sangat populer di era Perang
Dunia. John juga menjadi panutan bagi
para pemimpin-pemimpin Amerika
Serikat waktu itu. John juga dikenal
sosok yang tegas, bijaksana dan pandai
mengunakan otaknya. NAPOLEON
BONAPARTE dikenal sebagai sosok pe-
nuh dengan keadilan, hanya bermodal-
kan semangat dan kepercayaan. Hinga
kini Napolean masih sangat dikenal
sebagai penahluk Perancis dan panutan
para pemimpin militer hingga kini.
Nah itu tadi adalah sebagian
contoh pemimpin dunia yang sangat
terkenal hingga kini. Namun masih ada
pemimpin satu lagi. Sosok pemimpin
yang hampir mirip mengikuti prilaku
Nabi Muhammad SAW. Yaitu MUHAM-
MAD AHMADINEJAD sosok presiden iran
yang ke 6 yang dikenal dengan keseder-
hanaanya. Pemimpin yang berkorban
hanya untuk rakyatnya tanpa
memikirkan kemewahan. Satu-satunya
presiden yang sangat merakyat di era
modern ini.
Dari semua penjelasan diatas
tadi, kita bias mengambil sebuah pela-
jaran. Bagaimana pentingnya seorang
pemimpin bagi setiap kelompok. Bukan
hanya pintar. Pintar saja belum cukup
menjadi patokan untuk memimpin se-
buah kelompok. Akan tetapi sosok
pemimpin juga butuh ketegasan,
merakyat, dan terlebih lagi jujur dapat
dipercaya. //M.Khoironi.H
Pentingnya seorang
pemimpin dalam sebuah
kelompok
19
SEGENAP JAJARAN PENGURUS
NAHDLATUL ULAMA CABANG ISTIMEWA
SUDAN PERIODE 2014-2015
MENGUCAPKAN
SELAMAT DAN SUKSES
KEPADA
WARGA NAHDLIYIN
YANG TELAH DAN AKAN MELAKSANAKAN
UJIAN
DI UNIVERSITAS MASING-MASING
SEMOGA MENDAPAT HASIL YANG MEMUASKAN
20
Oleh : Althof Madani Judul : Kidung Cinta dan Kearifan Penulis : K.H. Husein Muhammad Penerbit : Zawiya Tahun : 2014 Tebal : XXX + 240 h
M anusia dari sejak
terciptanya ia,
t e t a p l a h
manusia, tak
pernah berubah jadi malaikat atau
menjelma setan jahanam, tak ada
baginya kesempurnaan, sekali-kali
mengalir cela dan lupa. Sebutir
kesalahan atau kekeliruan dapat
dimafhumi keberadaannya atau tidak-
sebab ketidak sengajaan atau
ketidaktahuan seseorang atas sesuatu,
namun bagaimana jika suatu kesalahan
(bahkan kejahatan) lahir sebab
kesengajaan? Untuk mengetahuinya
kita sebagai manusia diberikan jalan
untuk mengatur dan menentukan hal-
hal semacam itu dengan cara
bersepakat tentang berbagai masalah
melalui: undang-undang, dalam
k o n t e k s k e n e g a r a a n d a n
kewarganegaraan misalnya, peraturan-
peraturan dalam komunitas atau
lembaga, tata tertib di sekolah atau
ruang-ruang publik, norma-norma
dalam kebudayaan suatu masyarakat,
dll.
Sebagai manusia yang berakal
budi, unsur-unsur problema apapun
sebenarnya bisa kita lihat dari kacamata
alamiah kita sebagai manusia, cara
melihat diferensiasi tatanan positif dan
negatif diantaranya adalah; kekeliruan
tindak tanduk atau kejelekan, dipan-
dang dari terminologi, punya banyak
turunan, bisa buruk, tercela, tidak
benar, dll. Namun keutuhan pandangan
kita belum selesai dibangun sebelum
melihat apa sudut terbalik dari ke-
jelekan, sebutlah kebaikan, karena tak
ada baik jika tak ada jelek. Kebaikan-
kebaikan itu pada dasarnya adalah yang
bukan penggelisah hati, proses akhirnya
akan sampai pada yang namanya ke-
damaian, kebahagiaan. Tapi apabila
suatu kedamaian dan kebahagiaan tiba-
tiba menghilang, apa yang terjadi? Geli-
sah, gundah gulana, galau, resah. Apa
sebabnya?
Pada hari-hari ini manusia
yang diciptakan dengan niscaya untuk
selalu berbeda, sering menggelisahkan
hati. Manusia kadang bersikap tak baik,
acuh tak acuh dengan kebaikan, tak
perlu contoh untuk ini!, kita lihat saja
akibatnya, kerugian dan kekacauan
situasi terkatung-katung dimana-mana,
akibatnya cita-cita dan harapan mema-
jukan peradaban tersendat-sendat.
Ada jarak diantara satu kebai-
kan dan satu keburukan, diantaranya
adalah pemikiran atau lebih tepatnya
pola/cara berpikir, cara memandang
terhadap sesuatu, boleh jadi akan ber-
pengaruh terhadap perilakunya, dan
apa yang dilakukan manusia tidak bisa
tidak, akan bergesekan dengan manusia
lain, untuk sekedar menyebut status
manusia sebagai makhluk sosial.
Cara berpikir seseorang ter-
bentuk oleh suatu tatanan dimana ia
hidup dan berkembang di dalamnya,
dimana lingkungan yang banyak terda-
pat kekerasan, juga akan menciptakan
cara berpikir yang setidaknya tidak gam-
pang mengalah. Disamping betul seperti
itu, fakta demikian tak mengecualikan
Keindahan Cinta
21
pembentukan pola pikir melalui doktri-
nasi, bacaan-bacaan, juga alam. Na-
mun lingkungan hidup mengambil
porsi lebih besar dalam menciptakan
pola pikir.
Manusia punya aspek-aspek
kualitatif, seperti emosional, spiritual,
intelektual, mental, dan sebagainya.
Sebagian orang menamainya kecer-
dasan, ada yang menyebutnya keba-
hagiaan. Semuanya berjalan interaktif
berdampingan, bahu membahu men-
ciptakan kepribadian. Bila salah
satunya lemah, tidak seimbang, akan
terjadi kepribadian yang goyah, mu-
dah oleng, mobat-mabit tak tentu
arah. Bila semuanya sama-sama terisi
akan mudah menguasai diri.
Namun di dunia ini, tidak
ada yang bisa ditebak, semuanya ba-
gaikan teka-teki, manusia pernah,
sedang, akan, atau terus-terusan di-
bawa ke alam abstrak, tak jelas, ter-
bawa dalam kebingungan, yaitu pada
saat ia berada di situasi ’bawah’,
ketika itu isi dunia menyuntikkan per-
tanyaan-pertanyaan kedalam otaknya
dengan dosis yang tinggi, lewat itu, ia
mencari inti kehidupan. Sesudah itu,
nasib dan arah hidupnya ditalikan ke
spektrum kecerdasan (spiritual,
emosional, intelektual..) yang dimiliki
setiap individu. Tak sedikit yang
menuju ke ‘jurang’, diantara sebabnya
adalah kecerdasan spiritual yang tak
sekira apa. Oleh sebab itu jiwanya
kering, bagai tak pernah mengalir air
di ladangnya, sakit.
Dalam satu kasus kita lihat
(penulis akan bawa ke soal agama):
Memaksa orang lain meyakini keyaki-
nan yang tak sepertinya, jika tak mau,
dikafir-kafirkan, setelah dinyatakan
kafir, diburu untuk dibunuh atau diam-
bil hak-hak hidupnya. Progres ke-
hidupan beragama yang ada pada hari-
hari ini tak lebih deras dari itu, pemak-
saan kehendak. Mereka adalah orang-
orang yang terselamatkan spiritualnya,
namun sepi intelektualitasnya.
Kiai Husein Muhammad
dalam bukunya Mengaji Pluralisme
kepada Mahaguru Pencerahan mema-
parkan pandangan ulama tentang
adanya ketidaksinambungan antara
esensi keagamaan dan interpretasinya
sebagai bagian dari situasi realisasi ber-
agama yang tidak tepat, bahwa Ibn al-
Qayyim al-Jauziyah (w. 1292 H) dengan
tegas menyatakan bahwa adalah
mustahil (tidak masuk akal) jika agama,
apapun namanya, diturunkan Tuhan
untuk mendatangkan ketidakadilan,
ketidakrahmatan dan keselamatan
manusia. Jika hal ini terjadi maka
pastilah interpretasi, regulasi atau
a t u r a n - a t u r a n p o s i t i f y a n g
memberlakukannya yang tidak tepat.
Memaksa-maksa suatu kehendak kita
kepada orang lain adalah suatu keke-
liruan cara berkomunikasi sosial, tidak
ada siapapun yang suka dipaksa-paksa.
Juga keyakinan kita terhadap agama.
Abu Ishaq al-Syatibi berkesim-
pulan bahwa: seluruh umat beragama
meyakini bahwa aturan-aturan tuhan
diturunkan untuk melindungi hak-hak
dasar manusia: keyakinan (‘aqd), hidup
(nafs), akal (‘aql), keturunan (nasl),
martabat (‘irdh) dan hak milik (maal).
“Manusia yang baik adalah manusia
yang tidak membahayakan orang lain”
kata Fathullah Gulen.
Tak ada pihak manapun yang
menilai hal-hal semacam diatas sebagai
cara hidup yang terpuji.
Kebahagiaan yang hilang juga
adalah saat manusia tak rundung di-
landa kesederhanaan, langka intro-
speksi diri, menyalah-nyalahkan orang
22
lain, ingin menguasai, pamer, serakah
dan lain-lain.
Ini adalah penyakit-penyakit hati, yang
tumbuh ketika kita tak berdiri diposisi
semestinya, penyakit-penyakit ini dapat
menghancurkan seseorang dengan
semena-mena. Manakala tak diobati,
tak ada harapan cahaya dapat masuk
lagi.
Kegelisahan Kiai Husein
terhadap kenyataan-kenyataan hidup
manusia era ini dalam kasus dan
konteks acak, dilihat sebagai
keprihatinan bagi umat manusia,
digambarkan olehnya bahwa “manusia
hari ini sedang sakit” dan menandai
bahwa zaman ini adalah “zaman yang
sedang gelisah”. Beliau ingin
menjadikan kekalahan-kekalahan
manusia ini seperti biji yang tak
tumbuh, beliau ingin mengajak manusia
kembali mengenali diri, menetesi kalbu
yang kering gersang, nurani yang langka
cahaya, dengan cinta.
"Cinta merupakan persoalan
yang tak dapat dilepaskan dari
kehidupan umat manusia..", kutipan
dalam pengantar buku Kidung Cinta dan
Kearifan yang ditulis KH Said Aqil Siradj
itu menegaskan bahwa manusia adalah
makhluk yang mencinta, cinta adalah
kealamian manusia, kemurnian yang
dipunyai jiwa, sedang sangat banyak
bahasa dan persona yang berjasa untuk
sekedar menguak misteri cinta.
Cinta dapat mengubah manis-
pahit hidup manusia, dari yang nestapa
menjadi gembira, atau sebaliknya.
Dalam buku Kidung Cinta dan Kearifan,
Kiai Husein mempersembahkan alunan
kidung-kidung cinta yang merdu,
merayu-rayu jiwa takluk dipangku,
mengganti ruang yang tak ada cahaya
dengan penglihatan yang bebas mena-
tap kejujuran, mengisi relung-kosong,
mengobati jiwa. Bagai sufi yang sedang
bernyanyi berdamai dengan pemilik
seisi langit dan bumi.
Tinta-tinta pertama dalam
buku ini termuati pesan-pesan, kutipan-
kutipan tentang ketuhanan. Berikutnya
disusul serangkaian bab yang berisi
kutipan-kutipan bijaksana dari bijak-
bestari -para penerima cahaya-Nya-,
tentang humanisme, toleransi dan ke-
hidupan. Sederet puisi-puisi cantik yang
berbaris manis mengawali kumpulan
munajat/doa yang ditempatkan men-
gakhiri buku ini.
Kata-kata manis nan indah
dalam buku ini –yang merupakan
penampungan status-status Kiai Husein
di Facebook- penuh dengan hikmah
untuk direnungkan, petuah kemanu-
siaan, untuk menanamkan cinta yang
lebih dalam, menuainya kepada Tuhan
dan yang diciptakan.//
Judul : Kidung Cinta dan Kearifan Penulis : K.H. Husein Muhammad Penerbit : Zawiya Tahun : 2014 Tebal : XXX + 240 h
23
At tarku adalah sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah,
sahabat maupun tabiin/salafus-sholih tanpa adanya larangan untuk mengerja-
kanya yang menunjukkan keharamnya atau kemakruhanya.
Ada bebrapa kemungkinan/ihtimal jika Rosulullah meninggalkan se-
suatu, yaitu:
1. Kemungkinan yang ditinggalkan oleh Rasul itu berkaitan dengan adat,
seperti saat dihidangkan daging sejenis biawak kepada beliau dan beliau tidak
mau memakanya, kemudian para sahabat bertanya apakah itu haram ya Rosul?
Beliau menjawab: Tidak, tetapi daging itu tidak dijumpai pada kaumku maka aku
merasa jijik.
2. Kemungkinan Rasul lupa. sebagaimana ketika beliau sholat dan lupa
meninggalkan bagian dari sholat itu, ketika beliau ditanya apakah terjadi sesuatu
ya Rasul? beliau menjawab: Aku hanyalah manusia yang bisa lupa sebagaimana
engkau sekalian bisa lupa, maka apabila aku lupa maka ingatkanlah aku.
3. Kemungkinan Rasul meninggalkan sesuatu karena hawatir akan difard-
lukan kepada ummatnya sesuatu itu seperti ketika beliau meninggalkan sholat
tarawih setelah beberapa hari melakukanya
4. Kemungkinan karena sesuatu itu tidak terlintas dibenak beliau seperti
kisah usulan sahabat untuk membuat mimbar untuk khutbah Jum’ah beliau.
5. Kemungkinan yang ditinggalkan beliau itu sudah masuk dalam keumu-
man ayat atau hadith seperti ketika beliau meninggalkan sholat dluha dan kesuna-
han yang lainya karena hal seperti itu sudah masuk kedalam ayat( وافعلـــــوا الخـــــير لعّلكـــــم
.perbuatlah kebaikan agar kalian menjadi orang-orang yang beruntung تفلحون
Dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan yang lain, dan sesuatu
yang sifatnya kemungkinan mkan tidak bisa menjadi landasan hukum.
Jadi attarku jika berdiri sendiri tanpa disertai dalil pelarangan terhadap
sesuatu maka hal itu tidak bisa menjadi hujjah sebagai mana yang telah saya
singgung bahwasanya sumber hukum itu adalah al Qur’an, al Hadith, Ijma’, Qiyas
dan lain-lain yang diperselisihkan para ulama’ ushul Oiqh, dan tidak ada dalam
literature ushul Oiqh bahwasanya attarku itu menjadi sumber hukum islam.. wal-
lahu a’lam.//
At Tarku Oleh: Miftahul Anwar
24
G enderang pemilu
telah mulai berku-
mandang, perang
politik sudah dimu-
lai. Semua partai sibuk dengan ideal-
isme dan kepercayan diri yang penuh
dengan konsep dipaparkan melalui
permainan kata yang cukup membuat
terkesima ketika mendengarnya. Kese-
jahteraan, kemakmuran, kamapanan,
keadilan, pemerataan, vigur pemimpin
diusung sebagai janji politik.
Namun , keluar dari dunia
politik seorang pemimpin bukanlah
hanya dikatakan sebagai presiden,
ketua DPR atau lain sebagainya. Me-
lainkan dilihat dari berbagai aspeknya.
Misalnya pemimpin dalam rumah
tangga di sebut ayah atau suami. Secara
umumnya manusia akan menjadi seo-
rang pemimpin minimalnya untuk diri
sendiri. Dengan itu kami Redaktur ingin
membahas apa, siapa dan bagaimana
pemimpin yang ideal untuk masa de-
pan.
Dan pada tanggal 22 mei
2014, Bpak Burhanuddin meluangkan
waktunya untuk memberikan pencera-
han dan saran akan tema besar majalah
kami. Agar lebih detailnya mari kita
simak wawancara singkat redaksi Tath-
wirul Afkar bersama beliau.
Apa arti pemimpin menurut bapak,
beserta esensinya?
Pemimpin dari segi istilah memiliki
makna yang berbeda juga memiliki
kesamaan sebagaimana ditinjau dari
beberapa sudut pandang. Sudut pan-
dang islam, sudut pandang kebangsaan
dan lain sebagainya. Namun secara
umum kita mengikuti definisi pemimpin
yaitu seseorang yang berada di depan
atau seseorang yang mampu mempen-
garuhi orang lain untuk mencapai tu-
juan yang dikehendaki.
Akan tetapi sebagaimana
yang Allah SWT firmankan dan
diperkuat oleh sabda Nabi Muhammad
SAW bahwasannya setiap pribadi
adalah pemimpin. Maka sebenarnya
potensi pemimpin itu tidak dimiliki
hanya satu dua orang saja. Yakni po-
tensi pemimpin itu bisa dimiliki oleh
siapapun. Dengan demikian ada yang
mengatakan bahwa potensi pemimpin
itu dapat diasah dan dikembangkan
dengan pelatihan atau lain sebagainya
dan melalui proses tentunya. Namun
ada yang mengatakan pula, pemimpin
itu sebuah amanah dan tentunya tidak
sembarang orang bisa menjadi pemim-
pin karena itu ada kaitannya dengan
kepercayaan dan kepercayaan itu tidak
muncul dengan sendirinya. Karena ini
merupakan sudut pandang, kebena-
rannya pun dinilai subyektif.
Bagaimana kriteria seorang pemimpin
menurut bapak?
PEMIMPIN YANG IDEAL UNTUK MASA DEPAN
Wawancara eksklusif bersama Bapak Burhanuddin Badruzzaman
25
Bagi saya yang seorang muslim,
prinsip-prinsip kepemimpinan itu men-
gunakan patokan atau kriteria islam
yang dicontohkan oleh Nabi Muham-
mad SAW. Maka itu dapat menjadi
tolak ukur bagaimana mencari pemim-
pin yang baik dan ideal. Sebagaimana
yang kita ketahui dari sifat Rasulullah
SAW yaitu ada empat: Sidiq, Amanah,
Fathanah Dan Tabligh. Dengan
demikian jika kita mengikuti empat
kriteria tersebut tentu tidak diragukan
lagi ( ummat) yang dipimpinnya akan
sukses mencapai tujuannya. Dan be-
gitu pula dengan prinsip ketaqwaan
dalam proses mencapai tujuan itu,
insyaAllah akan mendapat ridho Allah
SWT.
Namun kriteria pemimpin secara
umum, itu seperti apa yang saya kata-
kana di awal. Bahwasannya memiliki
beberapa unsur, yaitu :seseorang
( subyek ), mampu mempengaruhi
orang lain, memiliki kapasitas untuk
menggerakkan orang lain dalam men-
capai tujuan, dan ada tujuan. Karena
itu banyak yang berasumsi sebelum
pemimpin itu dikatakan pemimpin
yang baik maka dinilai terlebih dahulu,
apakah dia mampu mempengaruhi
orang lain atau tidak. Pun kebanyakan
asumsi orang-orang bahwasannya
pemimpin itu harus baik. Namun se-
benarnya kalau demikian harus dikata-
kan pemimpin yang baik karena posisi
pimpinan ada posisi pimpinan pem-
berontak, pimpinan para perampok
dan lain sebagainya. Demikian pemim-
pin adalah orang yang berdiri di depan
dan memiliki unsur-unsur seperti kete-
ladanan, kepeloporan, keberanian,
kesabaran, mampu menahan diri,
kecakapan atau kecerdasan dalam
bidang akademis ataupun organisasi
dll. Semakin banyak dia memiliki unsur
-unsur yang komprehensif semakin
bagus.
Lantas, apakah sifat ideal bagi pemim-
pin itu diperlukan?
Penggunaan kata ideal sendiri,
sebenarnya itu memiliki makna sesuatu
yang sulit dicapai. Tapi idealis itu harus
ada untuk memberikan dorongan atau
motivasi. Bagaimana pemimpin yang
ideal itu?. Maka menurut kriteria islam,
itu tidak dengan sendirinya dapat diter-
ima. sebagaimana yang telah saya sam-
paikan kriteria pemimpin itu dapat kita
contoh dari sifat-sifat Rasulullah SAW.
Demikian pemimpin yang ideal itu
bisa dilihat dari kaca mata islam. Tanpa
idealisme juga kita dalam melangkah
tidak ada tujuan yang jelas apalagi
dalam sebuah organisasi dan mencan-
tumkan idealisme pada seseorang itu
diwajibkan. Katakan saja, untuk mem-
bangun sebuah Negara meskipun itu
membutuhkan waktu cukup lama tapi
harus memiliki idealisme. Contoh de-
mokrasi untuk mencapai Negara yang
benar-benar demokrasi dengan nilai-
nilai yang diidealkan itu terkadang
mencapai sedikitnya saja sulit karena
menggunakan kata ideal. Dan menurut
saya ideal itu sesuatu yang sangat tidak
mungkin dicapai tapi sangat perlu dit-
erapkan. Dan ideal itu, seperti yang
saya katakan bisa dilihat dari kacamata
islam. Seperti takwa, namun kata takwa
ini setelah diadopsi menjadi sesuatu
yang tidak sakral lagi. Karena jika
takwa diimplementasikan dengan benar
tidak ada lagi pemimpin yang korupsi,
tidak ada lagi kekerasan, penindasan
dan seterusnya.
Untuk masalah latar belakang seorang
pemimpin, apakah itu berpengaruh
terhadap idealisme pemimpin itu
sendiri?
Menurut saya, pemimpin itu akan
26
sendirinya mengikuti sesuai levelnya
atau tingkatannya dan juga sesuai ke-
mampuannya ( kapasitasnya). Atau
sebaliknya kapasitas akan menentukan
pemimpin itu. Dalam artian, setiap
masing-masing pribadi itu adalah
pemimpin. Jika dia hanya memiliki ke-
mampuan memengaruhi diri sendiri,
demikian itu minimalnya dia mampu
memimpin dirinya sendiri. Karena dia
tidak memiliki kemampuan untuk me-
mengaruhi orang lain. Maka kemam-
puan yang dituntut hanya sebatas itu
saja. Namun sebaliknya jika dia
memiliki kemampuan memengaruhi
orang lain, maka itu dia memiliki ka-
pasitas yang lebih untuk memimpin.
Kesimpulannya, kapasitas itu akan me-
nentukan seorang pemimpin. Dan
tingkatan kapasitas seseorang itu ber-
beda, contoh kapasitas pemimpin
rumah tangga dengan pemimpin Ne-
gara.
Dengan demikian untuk mencapai
level atau tingkatan yang tertinggi, itu
sesuai dari latar belakangnya.
Kemudian, bagaimana sikap seorang
pemimpin ketika menerima kritikan
dari yang dipimpin?
Pemimpin yang baik atau yang
ideal, antara lain dia mampu menerima
kritikan atau aspirasi dari yang
dipimpinnya. Dan menerima atau
mendengarkan itu bukan hanya
pemikiran saja melainkan keadaan
sesuatu yang tidak diungkapkan. Seba-
gai contoh khalifah Ummar bin Khattab
atau Umar bin Abdul Aziz, yang terjun
langsung melihat keadaan rakyatnya
atau seperti bahasa sekarang
(blusukan). Itu merupakan suatu yang
harus diteladani oleh pemimpin
sekarang. Karena dengan demikian
pemimpin itu dapat mendengar dan
melihat secara langsung keadaan dan
aspirasi rakyat yang tidak pernah
terungkap. Karena terkadang jika pen-
yampaian itu lewat orang lain, justru
yang kurang ditambahkan, yang baik
menjadi buruk ataupun sebaliknya dan
tidak murni lagi.
Dan menurut saya, sebuah kritik itu
sah dalam kepemimpinan. Namun yang
dipimpin pula harus mengetahui bagai-
mana etika menyampaikan kritik
kepada seseorang yang memimpinnya.
Namun sebagai pemimpin, seharusnya
bagaimanapun cara penyampaian kritik
itu harus diterima karena untuk dijadi-
kan bahan evaluasi. Pun bagi seseorang
yang tidak kuat menahan kritikan, se-
baiknya jangan menjadi pemimpin.
Karena sebuah kritikanlah yang bi-
asanya dapat membangun cepat suatu
kepemimpinan.
Yang terpenting, antara pemimpin
dan yang dipimpin harus saling
menghargai dan menghormati. Agar
menciptakan sebuah keharmonisan.
Dan yang terakhir, sekiranya bapak
memberikan pesan untuk generasi
muda sebagai calon pemimpin di masa
depan
Pesan saya, sebagaimana pesan
Rasulullah SAW yaitu: mengatisipasi
lima perkara sebelum lima perkara,
gunakan waktu sebaik-baiknya seperti
dalam pribahasa Al waqtu kasshoif,
belajar yang sungguh-sungguh, dan
yang sangat penting untuk menjadi
pemimpin yang baik dan ideal dari sejak
dini harus berlatih untuk mempengaruhi
orang lain dan juga harus meningkat-
kan kwalitas supaya menjadi pemimpin
yang dipilih bukan memilih dengan
ego. // fauziah
27
He ning terasa
di malam
ini, begitu
sepi sunyi.
Jendela-jendela terbuka lebar. Bau
udara begitu pengap tak sedap.
Kamar terlihat sempit menghimpit.
Baju berserakan di atas lantai. Tempat
tidur tak beratur semakin
memperkeruh keadaan. Aku hanya
bisa termenung sembari menengok
kearah jendela. Hanya terlihat satu
dua bintang tampak di langit kelam.
Hanya bisa terpengangah
melihat tugas-tugas yang ada. Sambil
ditemani secangkir energen yang
hangat, terdengar syair-syair telah
mengeluarkan alunan suara. Malam
kian suram tak menentu. Aku pun
hanya pasrah melihat kenyataan yang
seperti ini.
Di tengah –tengah
kesunyian, terlihat layar laptop kian
terang bersinar seakan
menghidupkan malam yang mulai
kelam. “Iseng-iseng buka facebook ah
biar tak jenuh” Batinku dalam hati.
Setelah login membaca status teman,
membuka pemberitahuan, dan pesan.
Tapi kosong tak ada apa-apa.
Aku pun melanjutkan
belajar, terlelap dalam tugas-tugas
yang ada. Tak terasa sudah 1 jam
lamanya konsen sama materi-materi
yang diberikan dosen. teg teg... aku
tersentak kaget mendengar bunyi
pesan masuk dari facebookku. Setelah
mengecek. “Fina ??? Oh tuhan..”
Batinku.
“Om, Fina balik dulu ya...”
Selorohnya tiba-tiba
Sebuah pesan yang
membuatku terkaget untuk
kedua kalinya.
“Loh mau balik kemana, Fin?
Ke pondok ?” Tanyaku
“ Ya iya lah, Om… Kemana lagi
kalo nggak kepondok....”
“Om, semangat ya..”
Imbuhnya
“ Iya Dek Fina insyaAllah. Fina
juga ya, baik-baik di pondok,
jangan nakal...”
“ Ye… Om mah selalu anggap
Fina begitu mulu. Fina
sekarang kan udah gede om...”
“Hehe iya iya Fina… Om mah
cuma canda...”
Seketika, aku teringat waktu pertama
kali bertemu dan berkenalan
dengannya.
***
Pare, 3 Agustus 2012. Kala itu
aku sedang menungu Naila di cafe
black coffe,
hembusan angin kota kediri semakin
nampak membekukkan jiwa.
dingin sepi sunyi menjadi satu.
seakan akan malam ini memperlihatkan
keindahanya.
Oleh: Khoironi Hidayat
28
sorotan sinar rembulan cincin pun
tampak cantik dari kejahuan.
Seolah-olah rembulan itu berkata,
lihatlah aku! lihatlah aku!
Aku terduduk sendiri,
ditemani gitar yang tergeletak begitu
saja. Para pelayan dan pembeli
berlalulalang mondar-mandir kesana
kemari. Lampu terlihat redup terang.
Café sangat ramai oleh pengunjung.
Terlihat di tengah-tengah banyak
sekali orang bermain pocker, tak laki
maupun perempuan. Di pojokan
sebelah kiri sana juga terlihat sedang
asyik berdiskusi, dengan mahirnya
mereka berdiskusi memakai Bhs.
Inggris. Yah Namanya juga kampung
Inggris.
Baru ku sadari sudah 30
menit aku berada di sini, ditemani
secangkir cofe nescafe dan gitar yang
selalu menemani kesendirianku.
Terkejut, terdengar suara riang
menyapa dari belakang.
“Assalamualaikum… Ron...”
Aku pun tersentak dengan
kedatangannya.
“Eh Iya, ehem Nenek,, bikin kaget saja
kamu !!!” Jawabku, begitulah aku
selama ini memanggil Naila dengan
sebutan Nenek.
“Hehe… sory-sory. Eh, ini kenalin
temen-temenku, Arfa, Indah, dan satu
lagi Fina”.Ujar Naila seraya
memperkenalkan teman-temannya.
“Oww hei.... Silahkan duduk, senang
bisa bertemu dan berkenalan dengan
kalian” Sambutku.
Setelah sekian lama aku dan
mereka berbincang-bincang, main
gitar bersama mereka. Akhirnya,
malam kini sudah tak dapat lagi
diajak bekerjasama. Malam pun mulai
memadamkan keindahannya. Mereka
pamit untuk kembali ke asrama, “Oh,
mungkin kalau tidak ada jam malam
bisa sampai subuh kali ya” Batinku.
Kini hanya tinggal aku
sendiri, di teras café. Sembari me-
mandangi sepeda-sepeda terpakir di
depan sana. Dengan pelan, ku lan-
tunkan gitar sambil membayang-
kannya.
Fina!!!
Tak lama kemudian terdengar hp
berdering. “Om, met bobok ya…”Satu
pesan dari Fina. Begitulah sapanya
padaku. Entah kenapa dia panggil
diriku dengan sebutan, Om.
***
Pagi ini terlihat cerah dengan embun
yang masih tebal....
Buku masih berserakan di seberang
pojok kamar....
Hebusn anginpun masih begitu dingin...
Tak ada seorang pun yang sanggup
bangun dipagi ini....
Papan tulis masih penuh dengan
coretan-coretan kemaren....
Masih seperti biasanya. Tak
ada yang berubah. Tak ada yang beda.
Yah memang begini adanya.Suatu
ketika kita jalan bersama ditemani
dengan sepeda yang selalu stand by
untuk menemani hari-hariku
bersamanya. Memang sulit untuk
mengutarakan apa yang sedang
kurasa saat itu. Yah mungkin itulah
sebuah kemistri yang ada.
Canda tawanya tak pernah
lepas dari raut wajahnya yang ayu.
Angun memang. Kacamatanya tempak
menghiasinya. Rona mata begitu
tajam berkaca-kaca. Senyum manis
mengurai seluruh keindahannya.
Tiada hari yang ku jalani tanpanya.
Hampir setiap saat ku habiskan waktu
luangku bersamanya. Tak hanya pagi
dan sore saja. Malam juga selalu
bersamanya.
Teringat pada suatu malam.
Dia pernah bercerita tentang seseo-
rang yang suka sama dia. Rasa hati ini
seperti di iris-iris, seluruh jiwa terasa
bergetar. meletup-letup bak seakan
mau meledak. tapi apalah daya. Aku
hanya bisa diam membisu tanpa
29
sepatah kata, hanya bisa mendengar
apa yang dia katakana. Oh tuhan…
Hanya itu saja yang ada dalam
benakku.
***
Entah perasaan apa yang
ada dalam hatiku ini. Semua serba
membingungkan. Ingin rasanya
memilikinya. Tapi apa daya ?
Memang ku akui semenjak bertemu
sudah sedikit ada rasa, tapi ku abai-
kan begitu saja. Akan tetapi dengan
seiring waktu yang berjalan. Rasa ini
mulai tumbuh begitu saja. Rasa bin-
gung, gelisah, cemburu, kian selalu
menghantui. “Kenapa aku tidak men-
gatakan saja ?” Gumamku dalam hati.
Oh ya, ingat niat awal, Ron! Ingat !!!
Kata hatiku. Kamu disini untuk belajar
bukan untuk bersenang-senang. Dan
ingat juga seseorang yang ada disana,
dia juga menunggumu. Ah, entah lah
entah. Serasa dilanda badai besar
menerpa.
waktu kian cepat berlalu….
derunya air semakin deras mengalir…
seperti hari-hariku yang tak
menentu…
kini tinggal menghitung hari
untuk menjalani sisa waktu yang ada.
Apa yang kurasa saat ini. Setelah satu
bulan lamanya kumengenalnya.
Sebelum akhirnya kami pulang
bersama dari kampung bahasa.
Kampung yang menyimpan seribu
rasa sejuta kenangan diantara kita,
Pare.
Tak ada sedikitpun ku
mengedipkan mata ini, untuk
menikmati setiap asa yang ada. Ku
teringat ketika ia terlelap di atas
pundak ini waktu perjalanan pulang
bersama. Rona mata sayu kian
memejamkan mata, aku hanya bisa
memandanginya. Meski udara panas,
bus terasa pengap, penumpang
membludak, bak seperti kandang
ayam. Tapi tak membuatku jenuh.
Justru rasa bahagia selalu menemani
perjalananku.
“Om,, Fina sekarang di Jepara. Be-
soknya ke Pati.” Begitulah singkat
pesan SMS darinya.
Senang atau bingung seakan
mengiang-ngiang di kepala ini. Senang
memang andai dia di sini. Pasti bisa
bertemu. Tapi bagaimana caranya aku
izin sama Bunda, sedangkan diriku
disuruh mempersiapkan keperluan
untuk kuliah ke luar negri. Sedangkan
minggu depan harus ke Jakarta.
Emm iya Dek… besok mau jalan?
Balasku.
Iya lah om… Fina kan udah kangen…
Hehe… Iya. Om juga. Sekalian ada se-
suatu yang ingin Om sampaikan sama
Fina.
Apa itu Om?
Udah besok aja Om kasih tau. I.Allah
besok Om jemput kalo jadi. Tapi Om
ngga bisa janji
Iya Fina juga Om… semoga aja Fina
dikasih izin keluar.
Rasa bingung bimbang kian
bertambah. Terbayang andaikan be-
sok bertemu. Apa yang harus aku
sampaikan kepadanya? Apakah aku
harus bicara terus terang untuk
melanjutkan study ke luar negri, ?
sedangkan rasa ini sudah mulai tum-
buh diantara kita. Apakah aku harus
bilang, kalau di antara kita jangan
pernah ada rasa cinta. Bukankah itu
akan menyakiti hatinya ? mejadi han-
taman untuknya dan tentu diriku
sendiri ??? rancau gelisah seakan
kepala mau pecah. Kau gimana sih
Ron! kau itu gimna!! Gumamku.
Diriku seakan terhimpit oleh kamar
yang terasa semakin sempit men-
ghimpit. Entah lah.
Matahari tampak bersinar cerah.
Embun pagi kini tampak begitu tebal.
Rasa dingin begitu terasa sampai tu-
lang dalam.
Burung berkicau-kicau seakan men-
yempurnakan pagi ini yang begitu
cerah bersahaja.
30
Tampak didapur Bunda
sedang menyiapkan makanan untuk
siap di hidangkan.
“Nak… mau kemana kamu? tumben
sudah bangun jam segini. Udah rapi
juga. Biasanya jam 10 baru bangun ?”
Sergah Bundaku tiba-tiba.
“Iya Bun, mas mau jalan sebentar ada
urusan” Jawabku sambil ketawa kecil.
“Kamu tu lee lee…. Ada urusan apa
mau keluyuran? Sudah kamu siapkan
keperluan kamu?”
Lagi, “Kamu tu leee mbok yao jangan
keluyuran terus. Disiapkan keper-
luanmu itu untuk kuliah di luar negri.
Dan kepindahanmu dari Jakarta”
Cerocos Bundaku.
“Iya Bunda”
Hanya itu yang bisa ku
jawab sambil ku cium pipinya, tak
lupa juga bersalaman.
Tatkala di jalan, ku sempatkan diriku
untuk mengirim pesan pada Fina.
“Dek, Om udah jalan. Adek siap-siap
yah…”
“Iya Om, Om tunggu di masjid ya, jan-
gan sampe ketahuan Ayah, entar bisa
berabe Om” Balasnya.
Rasa bahagia kini seakan
menutupi kagelisahanku, yah mung-
kin untuk ini aku harus mengata-
kanya. Berkata yang sebaiknya ku
katakana, tapi apa yang bisa ku kata-
kan. Hati ini serasa tak tega untuk
berucap sesuatu kepadanya, sedih
rasanya andaikan aku mesti men-
yakitinya, tapi bukan maksudku
seperti itu.
Om sebenarnya sayang sama
dirimu, Dek. Tapi apa boleh buat. En-
tah kapan lagi aku bisa bertemu den-
ganmu. Om tak mau menggantung-
kanmu. Om tak bisa memberi harapan
lebih kepadamu.Jujur Dek,asal kamu
tau! Om sakit rasanya setelah berkata
seperti ini kepadamu! Dan sebaiknya
kamu baik-baik disini masih banyak
sekali yang suka sama kamu Dek, dan
yang pasti lebih dari Om tentunya.
Entah lah entah! Kenapa
kamu tega dengan orang yang kau
cintai, Ron? Kenapa ? Kamu nggak
kasihan sama fini? nggak kasihan?
Kamu tega meninggalkannya? Apa
kamu nggak pernah berfikir andaikan
terjadi sesuatu kepadanya? Apa yang
akan kau perbuat ron! Apa ?? kamu
tau ? fina sanggat-sangat mencin-
taimu! Kamu sudah meluki hatinya
ron! Kamu sudah menyakitinya!! Per-
ang batinku.
Rasa gelisah bingung se-
makin menjadi-jadi, tak tahu apa yang
musti ku perbuat. Tak ada satupun
kata yang terucap ketika pulang.
Hanya lamunan dan rasa kesedihan
yang ada. Rasa penyesalan juga men-
giang di kepala ini.
Tak terasa seakan seperti
mimpi sudah waktunya untukku men-
inggalkan negri ini. yang menyimpan
berjuta kenangan bersama keluarga
sahabat dan seseorang yang pernah
ada di hati ini.
Send massage, to fina;
Dek..Maaf Om kalo selama ini banyak
salah, sudah melukai hatimu. Bukan
maksud Om seperti itu. Sekali lagi Om
minta maaf telah meyakitimu selalu
membuatmu menangis, tapi entah lah.
Suatu saat nanti andai Tuhan masih
memberiku umur panjang insya Allah
akan aku sempatkan untuk berjumpa
denganmu, Dek. Sekali lagi maafin Om,
maaf kalo nggak pernah ngasih tahu
sebelumnya, kalo Om mau hijrah,
menimba ilmu dinegri dua nile. Pesan
Om, Fina baik-baik disina ya.. belajar
yang rajin, jaga diri, jangan nakal!
Yang terpenting, bahagiakan orang
tuamu. Itu aja secuil pesan untukmu
dek,.//
31
‘’Busuk – busuk ,busuk
bangkai tikus Yang mati karena di
hakimi rakyat adakah akhirat
menerima dirinya adakah disana yang
masih bisa bercanda dengan rakus
“(Negeriku, Iwan fals ) “Keangkuhanmu sama
buruknya dengan para koruptor Yang
rakus! Sampai kau tak menoleh ilmu-
ilmu kosong mu Berpendidikan tapi
tak punya hati.”
Sudah sebulan ini, aku
merasa terjembab dan terbentur
kerikil –kerikil jalan. Kini, senja yang
menawan berkelabu, bunga yang
mekar melayu pun berulat, sajak –
sajak indah berubah menjadi ironi,
dan tawa bahagia menjadi hambar.
Memo – memo kasar dengan
pengirim rahasia, membuatku
menjadi begitu kerdil dan bodoh juga
terpuruk. Setiap katanya seperti
lesatan anak panah yang menembus
ulu hatiku….sakit, pedih !. Dan
memikirkan motif penerornya, aku
menjadi pasien INSOMNIA
belakangan ini.
Entah aku begitu jatuh
dengan kata-kata si peneror itu.
Mungkin karna aku terbiasa
disanjung dan terlena namun
sekarang aku terasa ditampar hebat
oleh caciannya. Aduhai jiwa….. Aku
lelah untuk mencerna setiap katanya
dan aku tak mampu lagi bercermin
mengintip noda-noda yang melekat
dalam diri. ALLAH, APA SALAH KU??
SEBEKU ITUKAH AKU ??, sehingga
sipeneror itu menyamakanku dengan
tikus-tikus negara yang begitu rakus
memakan hak-hak rakyat dan duduk
bahagia di kursi jabatannya. Isshh jijik
sekali !!, mual sekali memikirkannya.
Aduhai…ingin sekali rasanya aku
berlari menjemput badai dan
menghilang sejenak. Tak ada yang
memberiku solusi ampuh, semuanya
justru menasihatiku. Seperti halnya
nasihat bundaku yang tak pernah
berubah.
“ sabar dan shalat , itu akan menjadi
penolongmu ”.
Aaahh, aku tahu itu. Namun kali itu
bunda mengelak.
“ kamu tahu tapi tak pernah tahu
maknanya !”
Oh bunda, Benarkah ??,
seangkuh itukah aku ?, sebodoh
i t u k a h a k u ? .
Gusti ,mungkinkah…..mungkinkah
jubah keangkuhan telah kucuri dari-
Oleh: Fauziyah Rizq
32
MU ?, kupakai angkuh membalut
jiwaku sampai hatiku membusuk
digrogoti penyakit kronis ini. Bahkan
terkadang aku menjauh dan lupa
untuk memuji-MU. Dan ilmuku justru
memerosokkan hatiku menjauh dari-
MU sehingga aku terlena dan
terbodohi oleh nafsuku. Kini, dua
puluh sembilan kertas memo telah
menempel rapi di cermin hiasku yang
selalu membuatku merasa sempurna
dan tamak selama ini. Beku,
sepertinya keangkuhan ini sudah
membeku lama dihatiku. Ooohh
hati… dan satu kertas memo lagi
masih terpegang erat ditanganku,
berulang-ulang ku membacanya.
Amboi….air mataku tak terbendung
lagi dipelupuk mataku tapi sudah
mengalir membanjiri rona pipiku.
Deras, sederas aliran sungai di
gunung cermai. Kembang kempis
kurasa, bukan, bukan karena pujian
namun karena kata-kata ketus si
peneror itu.
“Aduhai mbak yang pintar
tak berakal, yang kaya tak berhati.
Kemana sajakah kau ? ciutkah? Kata
emak dan bapakku itu ada obatnya :
BERISTIGHFAR KEPADA ALLAH “
Segala rasa berbaur dalam benakku,
setan-setan dalam diriku seolah
m e m a k i k u , m e n e r t a w a i k u ,
mendendangkan kemenangannya.
Menyebalkan! setan biadab !!
Benarkah kiranya? Aku yang bergelar
doctor sebegitu bodohnyakah?
Sehingga ada peneror aneh seperti
itu? Jiwaku….aku memang terlalu
angkuh untuk tidak bermohon
ampun kepada-NYA ! Inikah
rahasianya, banyak orang-orang
berpendidikan tapi tersesat jauh dari
-NYA.
D i a y a n g
berintelektual ,namun mendemokan
liberalisme, pluralisme, skularisme.
Dia yang katanya ahli ilmu agama
justru banyak mengkafirkan sesama
muslim. Dia yang berpangkat, tapi
membuat skenario jahil di atas
kekuasaannya. Dan dia seperti aku ?
tak peduli dengan lingkugan sekitar.
Kupikir semua bahagia dan
beruntung sepertiku. Aaaah…… Aku
yang bergelar Doctor sebegitu
bodohnyakah?. Sehingga ada peneror
aneh seperti itu?
Jiwaku….aku memang
terlalu angkuh untuk tidak bermohon
ampun kepada-NYA !. Inikah rahasia-
Nya , banya k ora ng-orang
berpendidikan tapi tersesat jauh dari-
NYA. Dia yang berintelektual, namun
m e n d e m o k a n l i b e r a l i s m e ,
pluralisme ,sekularisme. Dia yang
katanya ahli ilmu agama justru
banyak mengkafirkan sesama muslim.
Dia yang berpangkat, tapi membuat
scenario jahil di atas kekuasaannya.
Dan dia seperti aku ? tak peduli
dengan lingkugan sekitar. Ku fikir
semua bahagia dan beruntung
sepertiku. Aaaah, naïf sekali diriku!.
ILAHI… Mungkinkah ini hikmah dari
langit ? melalui peneror rahasia itu.
Adakalanya ENGKAU mengizinkan
RABBY…Aku ingin bertemu
dengannya ! bukan, bukan untuk
menghakiminya atau balik
mencercanya. Tapi aku ingin
berterimakasih atas nasihat-nasihat
pentingnya yang telah mengubahku
serta menyadarkanku dari buaian
dunia… Tapi……dimana dia ??siapa ??.
“Kak, besok jadi ke gramedia
aku ingin memburu buku-buku baru “
Aku hanya tersenyum
melihatnya, memperhatikannya
seraya menutup laptopku.
Dia telah remaja, 13 tahun
umurnya. Lebih manis, tambah kritis,
cerdas dan tidak berubah password
ucapannya “ kata emak bapakku……”
33
Dalam abjad yang sama tetap hilang pun melebur dalam bumi berspesies yang
hampir hilang menyisikan sisa-sisa harapan , mencoba menyembul dari bilik-bilik
rapuh mengusir virus di tempurung otak kosong biar hilang tak menjamur..
abjadnya lagi dan lagi menari dan hilang kembali tetap sama dalam ejaan
H-I-L-A-N-G menjauh , ke planet lain dengan keangkuhan .
ahh... tetap saja hilang ruh pun mengajak untuk pergi jauh menari dengan kata
hilang itu yang sangat men-jununkan jiwa.
Di retina mata tetap ada ejaan hilang bebas saling tertawa dengan waktu pun
suara-suara asing sama menggemakan kata hilang setengah akal menjerit , dan
jeritannya menyuarakan kata hilang jua
ruh semakin memaksa untuk pergi katanya " ada tempat tanpa ada kata hilang"
komponen jiwa tertarik untuk mengikuti ahh...masih takut dengan ejaan itu
katanya tempat itu bernama "syurga" sepertinya itu hanya hinaan menjijikkan
buat jiwa senista ini haruskah sejauh itu raga ini menghilang...??
aduhai siapkah menghilang dan menjauh duhai jiwa? melebur dengan tanah,
berselimut kain putih terikat... aduhai...hilang dunia aku akan menghilang.....
h-i-l-a-n-g...menjauhlah sampai kau diundang untuk menjemput....
Iqbal namanya,si peneror rahasia itu. Atas inayah-NYA aku menemukannya. Kini dia
dan kedua orang tuanya tinggal bersama keluarga besar ku bukan lagi di jalanan
tempatnya mengais sesuap nasi sewaktu dulu. Kataya, dia kenal aku dari seorang
temannya sesama pengamen dulu yang sempat kumaki saat ngamen di tengah
kemacetan jalan. Sangat lelucon!! Hanya dengan peristiwa kecil menurutku, tapi ada
hikmahnya.
Aaahh…….mengenang 3 tahun silam membuatku geli dan terharu. Aku tak
mengiyakan kalamnya, namun aku segera memeluknya erat layaknya adik kandung ku.
Dan aku berdesis pelan, “ Terimakasih, semoga tidak ada lagi anak- anak yang senasib
seperti hidupmu dulu. Dan jika masih ada, kita terror para tikus negara itu !”Aku
tertawa dan dia pun tertawa menikmati anugrah rahmat dan hidayah dari-NYA….
Kuletakkan tangan di kepalanya seraya mencium keningnya kembali " Terima kasih
dek…"//
Cerpen ‘31
HILANG
34
hukuman Presiden RI
(Maaf ini hanya guyonan tanpa ber-
maksud apa-apa) Di akhi-
rat"seorang"malaikat sedang mang-
hakimi keempat presiden Indonesia.
Malaikat:"hai Soekarno karena
jasamu kamu masuk surga,tapi kamu
tidak boleh beristri selamanya".
Soekarno:"baik malaikat,saya terima
titahnya".
Malaikat:"hai Soeharto karena keja-
hatanmu kamu masuk neraka, tapi
nggak boleh kudeta sama malaikat
neraka lainnya".
Soeharto:"baik malaikat".
Malaikat:"hai Habibie karena kepin-
taranmu,kamu masuk surga tapi
nggak boleh bikin CN-235 nanti jatuh
bikin rusak surga".
Habibie:"mau bikin kapal PAL boleh
nggak?".
Malaikat:"auk elap".
Malaikat:"Gus Dur karena kamu
membabat habis korupsi di Indone-
sia,kamu nggak masuk neraka".
Gus Dur:"Jadi masuk surga donk!".
Malaikat:"nggak juga!".
Gus Dus:"jadi?".
Malaikat:"Kamu ditugaskan Tuhan
untuk mengurus korupsi para malai-
kat.
Surat Patah Hati Penjual Rujak
Wajahmu memang MANGGIS, wa-
takmu juga MELONkolis, tapi hatiku
NANAS karena cemburu hingga SIR-
SAK nafasku, hatiku ANGGUR lebur.
Ini memang sebuah DELIMA dalam
hidupku, memang SALAKku, jarang
APEL malam minggu.
Ya Tuhan, mohon BELIMBINGANmu,
kalau memang per-PISANG-an ini baik
untukku, SEMANGKA dia bisa bahagia
dengan yang lain
TTD: SAWOnara.
Surat tersebut dapat balasan dari
pacarnya yang ternyata seorang tu-
kang sayur.
Membalas KENTANG suratmu itu,
BROKOLI sudah kubilang, jangan
setiap aku datang rambutmu selalu
KUCAI, JAGUNGmu gak pernah dicu-
kur.
Disuruh datang malam minggu, eh
nongolnya LABU.
Di tambah lagi kondisi keuanganmu
makin hari makin PARE, kalau mau
menelpon saja mesti ke WORTEL
dulu...CABE deh!!! -_-
35
Seminar regional
bersama Syaikh
Raid al Hulaihil
(Lebanon) di
PCINU Sudan
Malam
Deklamasi
Puisi oleh para
pujangga di
KBRI
Khartoum
LESBUMI NU SUDAN
Grand Opening
program kerja
periode 2014-
2015 yang
dihadiri
Hadrotus
Syaikh Umar
at Tijani.
LAKPESDAM NU SUDAN
Pendataan serta
penerjemahan
ijasah calon
kader baru
PCINU Sudan
LK NU SUDAN
36
P engurus Cabang
Istimewa Nahdlatul
Ulama Sudan men-
girimkan empat
delegasinya ke Turki pada 15 Mei
2014 kemarin. Keempat delegasi itu
terdiri dari H. Zainul Alim, MA (Rais
Syuriah PCINU Sudan), H. LianFuad,
BS (Wakil Rais Syuriah PCINU
Sudan), H. Muh. Radhi Al Mardhi, MA
(Wakil Ketua Tanfidziah PCINU
Sudan) dan Muh. Luqman Hambali
(Wakil Sekretaris
PCINU Sudan).
Pengiriman
ini untuk memenuhi
undangan Pengurus
Cabang Istimewa
Nahdlatul Ulama
(PCIU) Turki dalam
penghelatan konfer-
ensi internasional
bertajuk “Reiventing
Islamic Traditon in
Indonesia and Turki:
Historical Root, Pre-
sens Status, and Fu-
ture Projections”.
Konferensi
ini pun dihadiri pula
oleh beberapa PCI
Dunia seperti, PCINU
Syiria, PCINU
Maroko, PCINU Paris
dan PCINU Arab
Saudi.Kegiatan yang berlangsung di
Atakent Kultur Merkezi, Istanbul
pada Ahad, 18 Mei 2014 ini meru-
pakan konferensi internasional per-
tama PCINU Turki.
Dalam Konferensi Internal
ini berhasil menghasilkan beberapa
keputusan, salah satunya adalah ter-
bentuknya Komite Istanbul dimana
Rais Syuriah PCINU Sudan, H Zainul
Alim, MA sebagai ketua koordinator
PCINU Afrika dan Timur Tengah.
Pada hari kedua dilaksana-
kan Seminar Internasional. Hadir
sebagai pembicara dalam konferensi
ini Prof. DR. Martin Van Bruinessen
( Islamic Studies,
Etrect Univercity), DR
Syafiq Hasyim ( Is-
lamic Studies, Freie-
Universitied Berlin ),
serta Prof DR. Sait
Ozerfarle ( Ottoman
Intelektual History,
Yildiz Technical Uni-
versity).
Membuka
acara konferensi ini
GISBI ( Gita Seni dan
Budaya Indonesia)
menampilkan tari
saman . Pada sesi
pertama Duta Besar
RI untuk Turki, Na-
hari Agustini mema-
parkan kerjasama
Indonesia dan
Turki.“Kerjasama
Indonesia danTurki
sudah dimulai sejak abad 16, keti-
kaTurki mengirimkan bantuan perang
untuk Aceh” kata Nahari Agustini.
Setelah itu Duta Besar RI
Delegasi PCINU Sudan dengan
Rais Syuriah PCINU Syiria
37
untuk Al Jazair, Ahmad NIam Salim
dan Ahmad Sairozi ( IntelektualMuda
NU) memaparkan pandangan mereka
mengenai demokrasi dan islam. Ke-
mudian sesi yang dimoderatori oleh
Zacky Choirul Uma mini dilanjutkan
dengan sesi Tanya jawab yang men-
dapat tanggapan cukup antusias dari
ratusan peserta konferensi.
Dalam seminar interna-
sional ini ditampilkan pula video
Nahdlatul Ulama untuk memperke-
nalkan Nahdlatul Ulama kemasyara-
kat Turki.
Sesi kedua konferensi
serasa lebih hidup. Syafiq Hasyim,
doctor yang juga sebagai Rois Syuriah
PCINU Jerman ini memaparkan pan-
dangannya tentang demokrasi di
Indonesia. Dimulai dengan situasi
terakhir Indonesia setelah jatuhnya
Soeharto, modern islam, dan kebe-
basan pers.
Kemudian Sait Ozefarlin
lebih memaparkan tentang sejarah
Turki Ousmani. Terakhir, Martin Van
Bruinessen Peneliti Islam di Indone-
sia dan peneliti di berbagai Negara ini
membandingkan Islam di Indonesia
dan Turki. Sesi ke dua ini dimodera-
tori oleh DR AlteyAtli.
Hari ketiga seluruh delegasi
PCINU dunia diajak oleh panitia un-
tuk menikmati keindahan kota Istan-
bul denganmengunjungitempat-
tempatbersejaran di Istanbul. Be-
berapa tempat yang dikunjungi
adalah Hagia Shofia, Blou Mouse,
Makam Abu Ayub Al Anshori, dan
beberapa masjid bersejarah di Istan-
bul.//Hambali
Penyerahan cinderamata oleh PCINU
Sudan (wakil Syuriah) kepada PCINU Turki
(katib Syuriah)
Sambutan oleh Rais Syuriah PCINU Sudan
(KH. Zainul Alim, MA)
Penyerahan cinderamata untuk Bapak
Duta Besar Al Jazair
Dari kiri: Bang Rodli (wakil Tanfidz),
Hambali (Sekretaris II), Kang Alim (Rais
Syuriah), Cak Yan (Wakil Syuriah)
38
Wawancara
eksklusif
bersama Dubes
untuk TAF
edisi perdana
LTN NU SUDAN
PHBI
Isra’ Mi’raj
bersama
Jama’ah
pengajian
Al Hijrah
LD NU SUDAN
Dari kiri: Zainul Alim (Rais Syuriah), Burhanuddin
Badruzzaman (Duta Besar RI di Sudan), Tholhah Ubaidi
(Home Staff KBRI Sudan)
عليكم بفرقة أھل السنة والجماعة الناجية
39
PELINDUNG
Rais Syuriah PCINU Sudan
Ketua Tanfidz PCINU Sudan
PENANGGUNG JAWAB
LTN NU Sudan
PIMPINAN REDAKSI
SEKRETARIS BENDAHARA
DEWAN REDAKSI REPORTER
EDITOR
DESIGN & LAYOUT
ADVERTISING
40