teknik anestesi print

Upload: ina-permata-dewi

Post on 19-Feb-2018

450 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    1/31

    II.1 Nervus Maxillaris

    Nervus maxillaris merupakan cabang kedua dari N. trigeminus. Bersifat sensibel dan

    melayani kulit bagian medial wajah, palpebra inferior, sisi hidung dan labium superius, juga

    mempersarafi nasopharynx, palatum molle, tonsilla, atap cavitas oris, gingiva superior dan

    dentes. Berjalan horizontal ke arah rostral dan berada pada dinding lateral sinus cavernosus,

    selanjutnya berjalan melalui foramen rotundum meninggalkan cavitas crania. Dari sini saraf

    tersebut berjalan menyilang fossa pterygoidea, masuk ke dalam orbita melalui fissur orbitalis

    inferior. Berada di dalam sulkus infraorbitalis sebagai nervus infraorbitalis, keluar melalui

    foramen infraorbitalis, mempersarafi kulit pada wajah bagian medial.

    !ercabangan nervus maxillaris "

    a. Di dalam cavitas cranii, yakni nervus meningius medius.

    b. Di dalam fossa pterygopalatina ada cabang#cabang, sebagai berikut

    $% Nervuszygomatica&nervus orbitalis%, berjalan melalui fissur orbitalis inferior masuk

    ke dalam orbita, bercabang dua membentuk ramus zygomaticotemporalis dan ramus

    zygomaticofasialis.

    'ambar (.$. Nervus maxillaris dan percabangannya.)umber " " http"**www.boddunan.com.+ccessed at Nov rd(--.

    http://www.boddunan.com/http://www.boddunan.com/http://www.boddunan.com/
  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    2/31

    (% Nervus pterygopalatini, yaitu dua buah saraf pendek yang bergabung dengan ganglion

    pterygopalatini.

    % /ami orbitalis yang menuju ke orbita dengan melewati fissur orbitalis inferior,

    mempersarafi periosteum.0% Nervus palatinus major &nervus palatinus anterior%, berjalan melalui canalis

    pterygopalatinus menembusi palatum durum dengan melewati foramen palatinum

    majus, dan membentuk beberapa percabangan, salah satu cabang yang terpanjang

    berjalan ke anterior sampai sejauh gigi incisivus1 mempersarafi gingiva dan mukosa

    pada palatum durum serta bagian dari palatum molle yang berdekatan.

    % /ami nasalis posterior superior, berjalan melalui foramen sphenopalatinum masuk ke

    dalam pars posterior cavitas nasi, melayani mukosa concha nasalis superior dan

    medius, dan pars posterior septum nasi.

    2% /amuspharyngeus&nervus pterygopalatinus%, meninggalkan ganglion pterygopalatina

    &ganglion sphenopalatina% dari bagian posterior, menuju ke nasopharynx.

    3% /ami alveolaris superior posterior, yang dipercabangkan sebelum saraf induk masuk

    ke dalam fissur infraorbitalis, mempersarafi mukosa sinus maxillaris dan gigi molar

    atas.

    c. Di dalam canalis infraorbitalis terdapat cabang#cabang "

    $% /amus alveolaris superior medius, dipercabangkan di bagian posterior canalis

    infraorbitalis, berjalan ke arah caudo#anterior pada dinding lateral sinus maxillaris,

    mempersarafi kedua gigi premolar. 4embentuk plexus dentalis superior bersama#

    sama dengan ramus alveolaris superior posterior dan ramus alveolaris superior

    anterior.(% /amus alveolaris superior, dipercabangkan sebelum saraf induk meninggalkan

    foramen infraorbital, menuju ke dinding anterior sinus maxillaris, mempersarafi gigi

    caninus dan incisivus.

    % Nervus infraorbitalis, keluar dari foramen infraorbital, memberi percabangan untuk

    wajah, seperti rami palpebra inferior, rami nasali externii, dan rami labialis superior

    &membentuk plexus infraorbitalis bersama#sama dengan cabang#cabang dari nervus

    fasialis%.

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    3/31

    II.2 Nervus Mandibularis

    Nervus mandibularis merupakan cabang ketiga dari nervus trigeminus dan terbesar

    daripada kedua cabang lainnya. 5abang ini dinamakan 6mixed nerve7, oleh karena

    mempunyai radiks sensibel &portio major% dan radiks motoris &portio minor%. 4eninggalkan

    cavitas crania melalui foramen oval, berada di sebelah lateral ganglion opticum. 8omponen

    sensibel mempersarafi kulit pada region temporalis, auricular, meatus austicus externus, pipi,

    labium inferius, dan bagian inferior wajah, membran mukosa pipi, lingua, cellulae

    ethmoidalis, gingiva dan gigi rahang bawah, mandibula dan articulation

    stemporomandibularis1 sebagian dari durameter dan cranium. 8omponen motoris

    mempersarafi otot#otot mastikasi, musculus mylohyoideus, musculus digastricus venter

    anterior, musculus tendos veli palatine dan musculus tensor tympani.

    !ercabangan dari nervus mandibularis "

    $. /amus meningeus &nervus spinosus%, berjalan melalui foramen spinosum, masuk ke

    dalam cavitas crania, mempersarafi durameter dan cellulaemastoideus.

    (. Nervus pterygoideus medialis, berjalan menembusi ganglion oticum, berada pada facies

    profunda m. pterygoideus medialis, member cabang untuk m. tensor veli palatine dan m.

    tensor tympani.

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    4/31

    . Nervus massetericus, berjalan ke lateral di cranialis m. pterygoideus lateralis menyilang

    m. messeter dan masuk ke dalam otot ini dekat dengan origonya.

    0. Nervi temporalis profundi biasanya berjumlah dua, yakni n. temporalis profundus anterior

    dan n. temporalis profundus posterior.. Nervus pterygoideus lateralis, yang memasuki m. pterygoideus lateralis dari sebelah

    profundus.

    2. Nervus bucalis, berjalan di antara kedua caput m. pterygoideus lateralis sampai pada

    permukaannya, mengikuti atau menembusi pars inferior m. temporalis1 mengadakan

    anastomose dengan ramus buccalis nervi fasialis, mempersarafi kulit pipi pada daerah

    tersebut.

    3. Nervus auriculotemporalis, biasanya ada dua cabang yang bersatu setelah melingkari a.

    meningea media dekat pada foramen spinosum. Berjalan ke arah posterior pada

    permukaan profundus m. pterygoideus lateralis, mengikuti sisi medial collum

    mandibulae, lalu mengikuti arteria temporalis superfisialis, berada di antara auricular dan

    processuscondyloideus mandibulae, ditutupi oleh glandula parotis. 4ember percabangan

    yang berjalan ke anterior mulai dari bagian dorsal collum mandibulae, dan bergabung

    dengan nervus fasialis di dalam glandula parotis pada tepi posterior m. masseter.

    4engandung komponen sensibel dan berjalan bersama#sama dengan ramus zygomaticus,

    ramus buccalis dan ramus mandibularis nervi fasialis, mempersarafi kulit di daerah

    tersebut. )erabut#serabut dari ganglion oticum bergabung dengan n. auriculotemporalis

    dekat pada pangkalnya. 4engandung serabut postganglioner parasympatis, yang mana

    serabut postganglioner untuk ganglion tersebut berasal dari nervus glossopharyngeus1

    mempersarafi glandula parotis sebagai serabut secremotoris.

    9. Nervus lingualis, pada mulanya berada di sebelah profunda m. pterygoideus lateralis, lalu

    berjalan parallel di sebelah anterior nervus alveolaris inferior. 4enerima chorda tympani,

    berjalan di antara m. pterygoideus lateralis dan mandibularis, selanjutnya menyilang m.

    comstrictor pharyngis superior dan m. styloglossus, mencapai sisi lingua. Berada di antara

    m. hyoglossus dan fasies profundus glandula submandibularis, melingkari ductus

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    5/31

    submandibularis menuju ke apeks lingua. 5horda tympani sebagai cabang dari nervus

    fasialis bergabung dengan nervus lingualis dengan membentuk sudut lancip, kira#kira $#(

    cm di sebelah caudal foramen ovale, mengandung serabut sensoris bagi (* bagian

    anterior lingua dan serabut secretoris &preganglioner parasympathis% untuk glandula

    submandibularis.

    . Nervus alveolaris inferior, berjalan bersama#sama dengan arteria alveolaris inferior. !ada

    umumnya berada di sebelah profunda m. pterygoideus lateralis, lalu berjalan di antara

    ligamentum sphenomandibulare dan ramus mandibulae menuju ke foramen mandibular,

    berjalan di dalam canalis mendibularis sampai pada foramen mentale, dan member dua

    buah cabang terminal, yakni ramus incisivus dan nervus mentalis.

    III.1 Anestesi Infiltrasi

    +nestesi infiltrasi merupakan teknik anestesi lokal paling sering digunakan pada

    maxilaris. !ada teknik ini, larutan anestesi didepositkan pada permukaan supraperiosteal yang

    berhubungan dengan periosteum bukal dan labial.2

    :arutan anestesi didepositkan di dekat serabut terminal dari saraf dan akan terinfiltrasi

    sepanjang jaringan untuk mencapai serabut saraf dan menimbulkan efek anestesi dari daerah

    terlokalisir yang disuplai oleh saraf tersebut. ;eknik infiltrasi dapat dibagi menjadi "

    $. )untikan submukosa

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    6/31

    (. )untikan supraperiosteal

    !ada beberapa daerah seperti maksila, bidang kortikal bagian luar dari tulang alveolar

    biasanya tipis dan dapat terperforasi oleh saluran vaskular yang kecil. !ada daerah#daerah

    ini bila larutan anestesi didepositkan di luar periosteum, larutan akan terinfiltrasi melalui

    periosteum, bidang kortikal, dan tulang medularis ke serabut saraf. Dengan cara ini,

    anestesi pulpa gigi dapat diperoleh melalui penyuntikan di sepanjang apeks gigi. )untikan

    supraperiosteal merupakan teknik yang paling sering digunakan pada kedokteran gigi dan

    sering disebut sebagai suntikan infiltrasi.

    . )untikan subperiosteal

    !ada teknik ini, larutan anestesi didepositkan antara periosteum dan bidang kortikal.

    8arena struktur ini terikat erat, suntikan tentu terasa sangat sakit. 8arena itu, suntikan

    hanya digunakan bila tidak ada alternatif lain atau bila anestesi superfisial dapat diperoleh

    dari suntikan supraperiosteal. ;eknik ini biasa digunakan pada palatum dan bermanfaat

    bila suntikan supraperiosteal gagal untuk memberikan efek anestesi, walaupun biasanya

    pada situasi ini lebih sering digunakan suntikan intraligament.0. )untikan intraoseous

    )eperti terlihat dari namanya, pada teknik ini larutan di depositkan pada tulang medularis.

    !rosedur ini sangat efektif bila dilakukan dengan bantuan bur tulang dan jarum yang di

    desain khusus untuk tujuan tersebut. )etelah suntikan supraperiosteal diberikan dengan

    cara biasa, dibuat insisi kecil melalui mukoperiosteum pada daerah suntikan yang sudah

    ditentukan untuk mendapat jalan masuk bagi bur dan reamer kecil. 8emudian dapat

    'ambar .$ )untikan submukosa, suntikan supraperiosteal, suntikansubperiosteal, suntikan interdental papilla, dan suntikan peridental.)umber "www.studentals.net*stu*t99-.html+ccessed at Des $-th(--

    http://www.studentals.net/stu/t8830.htmlhttp://www.studentals.net/stu/t8830.htmlhttp://www.studentals.net/stu/t8830.htmlhttp://www.studentals.net/stu/t8830.htmlhttp://www.studentals.net/stu/t8830.html
  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    7/31

    dibuat lubang melalui bidang kortikal bagian luar tulang dengan alat yang sudah dipilih.

    :ubang harus terletak di dekat apeks gigi pada posisi sedemikian rupa sehingga tidak

    mungkin merusak akar gigi geligi.

    >arum yang pendek dengan hubyang panjang diinsersikan melalui lubang dan diteruskan

    ke tulang, larutan anestesi -,( ml didepositkan perlahan ke ruang medularis dari tulang.

    >umlah larutan tersebut biasanya cukup untuk sebagian besar prosedur perawatan gigi.

    ;eknik suntikan intraoseous akan memberikan efek anestesi yang baik pada pulpa disertai

    dengan gangguan sensasi jaringan lunak yang minimal. =alaupun demikian, biasanya

    tulang alveolar akan terkena trauma dan cenderung terjadi rute infeksi. !rosedur asepsis

    yang tepat pada tahap ini merupakan keharusan. !ada prakteknya, dewasa ini sudah

    dipasarkan larutan anestesi yang efektif dan penggunaan suntikan intraligamentum atau

    ligamentum periodontal sudah mengurangi perlunya suntikan intraoseous dan karena itu,

    teknik suntikan intraoseous sudah makin jarang digunakan.

    . )untikan intraseptal

    4erupakan versi modifikasi dari teknik intraoseous yang kadang#kadang digunakan bila

    anestesi yang menyeluruh sulit diperoleh atau bila akan dipasang geligi tiruan immediet

    serta bila teknik supraperiosteal tidak mungkin digunakan. >arum (3 gaugediinsersikan

    pada tulang lunak di crestalveolar. :arutan didepositkan dengan tekanan dan berjalan

    .(a

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    8/31

    melalui tulang medularis serta jaringan periodontal untuk memberi efek anestesi. ;eknik

    ini hanya dapat digunakan setelah diperoleh anestesi superfisial.

    2. )untikan intraligament

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    9/31

    ;eknik ini makin popular sejak $9-#an dan dewasa ini dianggap sebagai teknik

    pembantu untuk teknik yang lebih canggih. ;eknik ini umumnya menggunakan syringe

    konvensional yang pendek dan lebarnya (3 gauge atau syringeyang didesain khusus

    untuk tujuan tersebut. ;eknik ini mempunyai beberapa manfaat. ?feknya yang terbatas

    dimungkinkan dilakukannya perawatan pada satu gigi dan membantu perawatan pada

    kuadran mulut yang berbeda. )untikan ini juga tidak terlalu sakit bagi pasien yang

    umumnya tidak menyukai 6rasa bengkak7 yang sering menyertai anestesi lokal. )untikan

    ini juga dapat menghindari terjadinya baal pada lidah, pipi dan jaringan lunak lainnya,

    jadi mengurangi resiko 6trauma7 pada bibi dan lidah yang baal dan tidak menimbulkan

    rasa kurang enak bagi pasien sehingga ia dapat makan, minum dan berbicara secara

    normal. ?feknya yang terlokalisir membuat teknik ini dapat digunakan sebagai suntikan

    diagnostik untuk mengidentifikasi sumber sakit.

    III.2 Anestesi Blok

    III.2.1Anestesi Blok pada Maxillaris

    $. +nestesi Blok Nervus

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    10/31

    Nervus infraorbital merupakan salah satu cabang terminal dari divisi maxillaris nervus

    trigeminus. Nervus ini mempersarafi kulit pipi, kulit dan mukosa dari bibir atas dan bagian

    hidung. Nervus alveolar superior anterior &+)+% memisahkan nervus infraorbital dalam kanal

    infraorbital sekitar mm sebelum foramen infraorbital. Nervus +)+ menyalurkan sensasi ke

    gigi incisivus atas dan gigi caninus dan kadang#kadang ke premolar dan jaringan

    periodontium bagian bukal, gingival dan mukosa serta tulang yang berhubungan dengan gigi#

    gigi ini. Nervus 4)+ mempersafari pulpa dan jaringan yang bersebelahan dari gigi premolar

    maxillaris dengan akar mesiobukal dari molar pertama. ;eknik infiltrasi maupun blok dapat

    menganestesi cabang terminal dari nervus +)+ dan 4)+. ;eknik anestesi blok nervus

    infraorbital bergantung pada deposisi anestesi lokal ke dalam foramen infraorbital yang

    memungkinkan larutan anestesi berdifusi di sepanjang kanal infraorbitalis dan di sekitar

    tulang untuk mencapai nervus +)+ dan 4)+.0

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    11/31

    ;eknik "0

    $. )ebaiknya menggunakan jarum panjang &mm% tidak kurang dari (3gauge.

    (. 4intalah pasien untuk membuka mulut sedikit.

    . 4enarik bibir atas dengan ibu jari tangan kiri.

    0. 'unakan jari telunjuk untuk meraba foramen infraorbital secara ektraoral. :etakkan

    jari telunjuk di titik injeksi.. 4engarahkan jarum pada puncak sulkus bukal maxillaris di antara gigi premolar.

    'ambar .2. >arum diarah sejajar dengan long axis gigi dan diinsersikan

    pada puncak mucobukal fold di atas premolar pertama.)umber "http"**nysora.com* -9.+ccessed at Nov rd(--.

    http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089
  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    12/31

    2. +rahkan jarum sejajar akar gigi premolar menghadap foramen infraorbital sampai

    berkontak dengan tulang, sekitar $ sampai (- mm.

    3. >arum ditarik sedikit, jika apsirasi negatif , suntikkan secara perlahan#lahan $, ml

    larutan anestesi.

    (. +nestesi Blok Nervus +lveolaris )uperior 4edial

    +nestesi blok nervus alveolar superior medial digunakan pada prosedur dimana gigi

    premolar maxillaris atau akar mesiobukal dari molar pertama yang memerlukan anestesi.

    4eskipun tidak selalu digunakan, teknik ini berguna apabila anestesi blok nervus alveolar

    superior posterior atau anterior atau anestesi infiltrasi supraperiosteal mengalami kegagalan

    untuk mencapai anestesi yang adekuat. 8ontraindikasi anestesi ini yaitu inflamasi akut dan

    infeksi di daerah suntikan atau prosedur yang hanya melibatkan satu gigi dimana anestesi

    yang adekuat dapat diperoleh dengan anestesi infiltrasi. ;eknik ini menggunakan jarum (

    atau (3gauge.9

    'ambar .3. :okasi nervus alveolar superior medial)umber "http"**nysora.com* -9.+ccessed at Nov rd(--.

    http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089
  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    13/31

    ;eknik "9

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    14/31

    +nestesi blok ini dimaksudkan untuk menganestesi nervus alveolar superior posterior

    menembus aspek posterolateral dari tuberositas maxillaris sebelum mencapai tulang. Dengan

    demikian, ada hubungan yang erat antara daerah suntikan dengan plexus venous pterygoid di

    bawah dan di atas dan dapat dengan mudah dimasuki jarum.3

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    15/31

    ;eknik " 0

    $. 'unakan jarum yang pendek atau panjang, tidak kurang dari (3gauge.

    (.

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    16/31

    kapas, cari foramen palatinal dengan menempatkan kapas pada jaringan palatal sekitar $ cm

    di medial diantara gigi molar kedua dan ketiga.

    'ambar .$$. :okasi nervus palatinal

    )umber " http"**nysora.com* -9. +ccessed at Nov rd

    (--.

    http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089
  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    17/31

    Daerah di sekitar satu atau dua millimeter di sebelah anterior foramen merupakan titik

    tusukan. 'unakan kapas, berikan tekanan ke daerah foramen sampai percabangan jaringan.

    +rah jarum suntik tegak lurus terhadap daerah suntikan hingga satu sampai dua millimeter

    dari anterior foramen. )ambil menjaga tekanan pada foramen, suntikkan larutan anestesi

    volume kecil sehingga jarum masuk ke jaringan sampai berkontak dengan tulang. >aringan

    akan pucat di sekitar daerah suntikan.

    8edalaman penetrasi biasanya lebih dari beberapa millimeter. )ekali berkontak

    dengan tulang, lakukan aspirasi dan injeksikan larutan anestesi sebanyak seperempat

    cartridge &-.0 cc%. /esistensi deposisi larutan anestesi secara normal dapat dirasakan

    operator. ;eknik ini menganestesi mukosa palatal dan palatum keras dari premolar pertama

    aspek anterior ke posterior dari palatum keras ke garis tengah medial.

    'ambar .$(. Daerah insersi untuk anestesi blok nervus palatinal satu cmdari median diantara molar kedua dan ketiga maxillaris.)umber " http"**nysora.com* -9. +ccessed at Nov rd(--.

    http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089
  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    18/31

    . +nestesi Blok Nervus Nasopalatinal

    +nestesi blok nervus nasopalatinal, yang juga dikenal sebagai anestesi blok incisivum

    dan anestesi blok sphenopalatinal, menganestesi nervus nasopalatinal secara bilateral. ;eknik

    ini mendepositkan larutan di area foramen incisivum. ;eknik diindikasikan ketika perawatan

    memerlukan anestesi aspek lingual dari beberapa gigi anterior. ;eknik ini menggunakan

    jarum pendek ( atau (3gauge.9

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    19/31

    ;eknik "9

    !asien harus dalam posisi terlentang dengan dagu miring ke atas untuk

    memperlihatkan daerah yang akan dianestesi. Aperator harus berdiri di arah jarum jam pukul

    )embilan sedangkan operator yang kidal harus berdiri di arah jarum jam pukul tiga.

    4engidentifikasi papilla incisivum. Daerah lateral secara langsung ke papilla incisivum

    merupakan daerah injeksi. Dengan kapas, tahan tekanan di atas papilla incisivum.

    4enginsersi jarum arah lateral ke papilla dengan bevel berlawanan jaringan.

    'ambar .$0.

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    20/31

    4asukkan jarum secara perlahan#lahan ke foramen incisivum sambil mendepositkan

    sedikit larutan anestesi dan mempertahankan tekanan pada papilla. )etelah berkontak dengan

    tulang, retraksi jarum sekitar satu millimeter, lakukan aspirasi, dan suntikkan seperempat

    cartridge &-.0cc% dari larutan anestesi selama tiga puluh detik. 8eseimbangan jaringan

    sekitar dan pengendapan larutan anestesi adalah normal. +nestesi akan diberikan ke jaringan

    lunak dan keras dari aspek lingual gigi anterior dari distal dari gigi kaninus pada satu sisi ke

    sisi distal dari gigi kaninus di sisi yang berlawanan.

    2. +nestesi Blok Nervus 4axillaris

    +da ;iga teknik yang digunakan untuk memblokir nervus maxillaris, salah satunya

    secara ekstraoral dan dua teknik secara intraoral. ;eknik ekstraoral jarang digunakan dalam

    praktik klinis kedokteran gigi.0

    )ecara intraoral, ada dua teknik untuk memblok nervus maxillaris yaitu pada

    tuberositas &mirip dengan anestesi blok nervus alveolar superior posterior% dan kanal

    palatinal. 4eskipun sulit diprediksi dan cenderung menimbulkan komplikasi, prosedur pada

    tuberositas lebih mudah. ;ujuan teknik ini secara langsung untuk mengarahkan jarum ke

    superior, medial, dan posterior sepanjang permukaan permukaan zygomatikum dan

    infratemporal dari maksilla masuk ke fossa pterygopalatinal. Dengan kedalaman (0 sampai

    00 mm.0

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    21/31

    wajah, termasuk bagian hidung dan sebagian bibir atas, menjadi mati rasa. >ika palatum mati

    rasa, ini merupakan tanda larutan anestesi telah terpenetrasi ke ganglion sphenopalatinal.

    Dengan demikian sebagian maxillaris dapat teranestesi, termasuk sinus maxilaris. >ika

    palatum tidak mati rasa, dilakukan injeksi tambahan pada palatinal anterior dan foramen

    incisivum jika anestesi pada seluruh bagian maxillaris diinginkan.

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    22/31

    dengan tulang. )ekarang jarum diarahkan sedikit lebih ke belakang melewati dinding

    posterior dari maxillaris. )etelah jarum dimasukkan ( cm lagi, pengendapan tulang kembali

    terasa, permukaan anterior menjadi lebih lebar dari sphenoid di bawah foramen rotundum.

    >arum telah masuk sedalam cm, ditandai dengan karet disk. Dua millimeter larutan anestesi

    diinjeksikan, dan gejala anestesi akan dirasakan seperti yang digambarkan dalam teknik

    intraoral. !erlu dicatat bahwa dengan metode okular mengakibatkan gangguan seperti

    diplopia, kelopak mata melemah, dan dilatasi dari pupil yang terjadi dalam jangka waktu

    pendek dan beberapa pasien mengalami gangguan anestesi pada palatum lunaknya.

    III.2.2 Anestesi Blok pada Mandibularis

    $. +nestesi Blok Nervus +lveolaris

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    23/31

    ;eknik direct. 8etika melakukan teknik anestesi blok nervus alveolar mandibula pada

    orang dewasa, jarum panjang &mm% tidak lebih kecil dari (3 gaugeyang mesti digunakan.

    >arum panjang dianjurkan karena penetrasinya sampai ( mm mungkin diperlukan, jarum

    tidak diinsersi sampai hub untuk menghindari patah jarum. !enting untuk mengoreksi

    6landmarking7 dan dan melakukan tekniknya secara berurutan.0

    ika membutuhkan anestesi lingual, jarum ditarik setengah dan aspirasi diulangi. >ika aspirasi

    negatif, larutan pada cartridgediinjeksi pada titik ini, dan jarum kemudian ditarik.0

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    24/31

    ;eknik direct"0

    $. :etakkan ibu jari pada fossa retromolar, raba coronoid notchpada batas anterior ramus.

    (. :etakkan jari telunjuk pada batas posterior ramus di tempat yang sama dengan ibu jari.

    . Beritahu pasien untuk membuka mulut dengan lebar.

    0. ika aspirasi negatif, injeksikan sekitar $. ml larutan anestesi.

    ;eknik indirect. ;eknik anestesi blok nervus alveolar inferior indirectdapat digunakan

    pada awal atau dapat digunakan sebagai alternatif jika teknik directgagal. ;eknik indirect

    mengatasi masalah kontak ridge internal oblique mandibula, tetapi pergerakan jarum

    diperlukan dalam posisi yang benar. Arientasi pasien, membuka mulut, posisi tangan kiri

    operator dan peralatan sama saja dengan teknik direct. ;itik penetrasi mukosa juga sama,

    pertengahan antara ramus dan raphe pterygomandibular pada titik tengah ibu jari dokter gigi.

    Syringediarahkan secara intraoral sepanjang dataran oklusal dari gigi premolar dan molar

    pada daerah yang akan diinjeksi. )etelah penetrasi mukosa, jarum disuntikkan $- mm ke

    dalam jaringan. Syringe kemudian berayun di atas gigi premolar yang berlawanan sisi,

    kemudian metode selanjutnya seperti yang dijelaskan pada teknik direct.0

    (. +nestesi Blok Nervus

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    25/31

    dengan teknik ini. 8ontraindikasi teknik ini yaitu inflamasi akut dan infeksi pada daerah

    injeksi. ;eknik ini menggunakan jarum pendek ( atau (3gauge.9

    ;eknik "0

    $. 4intalah pasien membuka sebagian mulut, atau ditutup selama injeksi.

    (. :ebih baik menggunakan jarum pendek (3 atau -gauge.

    . >arum langsung dari belakang apeks premolar kedua.

    0. >arum berkontak dengan tulang, lalu tarik jarum sedikit.

    . )etelah aspirasi, injeksikan $. ml larutan anestesi secara perlahan#lahan.

    2. >angan memasukan jarum ke foramen mentale, karena dapat melukai nervus.

    . +nestesi Blok Nervus 4entale

    +nestesi blok nervus mentale diindikasikan untuk prosedur yang berhubungan dengan

    jaringan lunak bukal anterior ke foramen mentale. 8ontraindikasi teknik ini yaitu inflamasi

    dan infeksi akut pada daerah injeksi. ;eknik ini menggunakan jarum pendek ( atau (3

    gauge.9

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    26/31

    ;eknik "9

    !asien harus dalam posisi setengah terlentang. Aperator harus berdiri di arah jarum

    jam pukul delapan sedangkan operator yang kidal harus berdiri di arah jarum jam pukul

    empat. Daerah injeksi terletak di puncak mukobukalfolddi atas foramen mentale. Eoramen

    dapat diraba secara manual dengan tekanan jari di daerah mandibula bagian premolar. !asien

    akan merasa sedikit tidak nyaman akibat palpasi ke foramen. 'unakan instrumen retraksi

    untuk meretraksi jaringan lunak. >arum diarahkan ke foramen mentale dengan bevel

    menghadap tulang. 4enembus jaringan lunak dengan kedalaman lima millimeter, aspirasi

    dan injeksi sekitar -.2cc larutan anestesi. !elaksanaan teknik ini dikatakan sukses apabila

    menghasilkan anestesi jaringan lunak bukal anterior ke foramen, bibir bawah dan dagu pada

    daerah injeksi.

    0. +nestesi Blok Nervus Buccal

    +nestesi blok nervus bukal, atau dikenal dengan anestesi blok bukal panjang atau

    buccinators, merupakan tambahan yang berguna pada anestesi blok nervus alveolar inferior

    ketika dilakukan manipulasi dari jaringan lunak bukal di regio molar mandibula. ;itik target

    teknik ini adalah nervus bukal yang melalui ramus dibagian anterior. 8ontraindikasi prosedur

    'ambar .(-.

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    27/31

    ini yaitu inflamasi dan infeksi akut pada daerah injeksi. ;eknik ini menggunakan jarum

    panjang (gauge.9

    Nervus buccinators diblok pada titik tranversal batas anterior ramus. ang muncul

    dari dalamprosessus coronoiddari mandibula dan melintasi ramus setinggi molar atas dalam

    posisi mulut terbuka. Daerah injeksi terbaik pada tinggi ini dan masuk ke dalam jaringan

    yang menutupi tepi anterior coronoid. )ekitar satu ml larutan anestesi diinjeksikan. ?fek

    anestesi dicapai setelah menit.

    'ambar .($. :okasi nervus bukal.)umber "http"**nysora.com* -9.+ccessed at Nov rd(--.

    http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089
  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    28/31

    ;eknik "9

    !asien berada dalam posisi setengah terlentang. Aperator harus berdiri di arah jarum

    jam pukul delapan sedangkan operator kidal harus berdiri di arah jarum jam pukul empat.

    4encari sisi yang paling distal gigi molar pada sisi yang dirawat. >aringan di bagian distal

    dan bukal di gigi molar terakhir merupakan daerah injeksi. 4enggunakan instrument retraksi

    untuk meretraksi pipi. Bevel jarum menghadap tulang dan syringedi arahkan sejajar bidang

    oklusal pada daerah injeksi. >arum diinsersi ke dalam jaringan lunak dan beberapa tetes

    larutan anestesi disuntikkan. >arum dimasukkan sekitar satu atau dua millimeter sampai

    berkontak dengan tulang. )etelah berkontak dengan tulang dan aspirasi negatif, -.( cc larutan

    anestesi lokal didepositkan. >arum ditarik dan ditutup kembali. !elaksanaan anestesi

    dikatakan sukses apabila menghasilkan efek anestesi pada jaringan lunak bukal dari daerah

    molar mandibula.

    . +nestesi Blok azirani#+kinosi Closed-Mouth

    +nestesi blok nervus mandibula azirani#+kinosi closed mouthmerupakan teknik

    yang berguna untuk pasien yang sulit membuka mulut seperti trismus atau ankylosis

    temporomandibular joint. 8esulitan membuka mulut merupakan kontraindikasi teknik

    anestesi blok nervus alveolar inferior dan teknik 'ow#'ates yang membutuhkan pasien

    membuka mulut secara maksimal. 8euntungan lainnya dari teknik ini yaitu resiko trauma

    yang minimal dari nervus alveolar inferior, arteri, vena dan otot pterygoid, tingkat komplikasi

    'ambar .((. >aringan distal dan bukal dari gigi molar terakhir merupakantargen daerah injeksi.

    )umber "http"**nysora.com* -9.+ccessed at Nov rd(--.

    http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089
  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    29/31

    yang rendah dan ketidaknyamanan yang minimal dari injeksi. 8ontraindikasi teknik ini yaitu

    inflamasi dan infeksi akut pada ruang pterygomandibular, cacat atau tumor pada regio

    tuberositas maxillaris atau ketidakmampuan untuk memvisualisasikan bagian medial ramus.

    ;eknik ini menggunakan jarum panjang (gauge.9

    ;eknik "2

    $. ika jarum terlalu jauh masuk ke medial, nervus tidak akan teranestesi. !erlu diketahui

    bahwa dengan teknik ini, struktur posterior akan teranestesi sebelum struktur anterior.

    ;anda klasik kram dari bibir bawah akan tertunda.

    2. +nestesi Blok 'ow#'ates

    ;eknik ini menggunakan landmark eksternal yang mengarahkan jarum ke titik

    tusukan yang lebih tinggi, sehingga menjamin tinggi yang memadai untuk deposit larutan di

    atas lingual. Berikut dua landmark ektraoral yang digunakan "2

    $. !ertama, dataran diidentifikasi untuk mengarahkan jarum suntik. Dataran ini memanjang

    dari batas bawah ke notchtelinga melalui commisurabibir.

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    30/31

    (. 8edua adalah sebuah titik, tragus telinga, yang mengidentifikasi landmark yang

    mengarahkan jarum.

    ;eknik "0

    $. 4encari daerah anterior dengan mulut terbuka lebar.

    (. 8edalaman blok pada orang dewasa sekitar ( sampai (3 mm.

    . 6Landmarking7 gigi cenderung tidak penting1 titik injeksi sekitar cuspdari gigi molar

    kedua maxillaris.

    0. 4enggunakan garis dari tragal notch ke sudut mulut, membimbing jarum ke leher

    condylus

  • 7/23/2019 Teknik Anestesi Print

    31/31

    . Dengan kepala pasien miring ke belakang dan mulut terbuka lebar, meraba ridgeinternal

    obliquedengan jari telunjuk atau ibu jari.

    2. +ngulasi dari injeksi ini sejajar dengan pertemuan dua eksternal landmark.

    3. ;itik tusukan berada diantara raphe pterygomandibula dan ridge internal oblique,

    mendekati anterior leher condylar dari kontralateral premolar.

    9. Depositkan seluruh larutan cartridge.

    . 4ula kerjanya mungkin lebih lambat tetapi efek anestesinya ( sampai jam.