teori gagne

Upload: blurrmie

Post on 18-Oct-2015

261 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori gagne

TRANSCRIPT

TEORI GAGNETeori Belajar GagnePosted on27 October 2010bysuciptoardiGagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus-menerus, bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatannya mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari sebelum ia mengalami situasi dengan setelah mengalami situasi tadi. Belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor dari luar siswa di mana keduanya saling berinteraksi. Komponen-komponen dalam proses belajar menurut Gagne dapat digambarkan sebagai S - R. S adalah situasi yang memberistimulus, R adalahresponsatas stimulus itu, dan garis di antaranya adalah hubungan di antara stimulus dan respon yang terjadi dalam diri seseorang yang tidak dapat kita amati, yang bertalian dengan sistem alat saraf di mana terjadi transformasi perangsang yang diterima melalui alat dria. Stimulus ini merupakaninputyang berada di luar individu dan respon adalahoutputnya, yang juga berada di luar individu sebagai hasil belajar yang dapat diamati.Objek Belajar MatematikaMenurut Gagne belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung.objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah, ketekunan, ketelitian, disiplin diri, bersikap positif terhadap matematika. Sedangkan objek tak langsung berupa fakta, keterampilan, konsep, dan prinsip.

Fakta adalah konvensi (kesepakatan) dalam matematika seperti simbol-simbol matematika. Fakta bahwa 2 adalah simbol untuk kata dua, simbol untuk operasi penjumlahan adalah + dan sinus suatu nama yang diberikan untuk suatu fungsi trigonometri. Fakta dipelajari dengan cara menghafal, drill, latiahan, dan permainan.Keterampilan(Skill) adalah suatu prosedur atau aturan untuk mendapatkan atau memperoleh suatu hasil tertentu. contohnya, keterampilan melakukan pembagian bilangan yang cukup besar, menjumlahkan pecahan dan perkalian pecahan desimal. Para siswa dinyatakan telah memperoleh keterampilan jika ia telah dapat menggunakan prosedur atau aturan yang ada dengan cepat dan tepat.keterampilan menunjukkan kemampuan memberikan jawaban dengan cepat dan tepat.Konsep adalah ide abstrak yang memunkinkan seseorang untuk mengelompokkan suatu objek dan menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut. Contoh konsep himpunan, segitiga, kubus, lingkaran. siswa dikatakan telah mempelajari suatu konsep jika ia telah dapat membedakan contoh dan bukan contoh. untuk sampai ke tingkat tersebut, siswa harus dapat menunjukkan atribut atau sifat-sifat khusus dari objek yang termasuk contoh dan yang bukan contoh.Prinsip adalah pernyataan yang memuat hubungan antara dua konsep atau lebih. Prinsip merupakan yang paling abstrak dari objek matematika yang berupa sifat atau teorema. Contohnya, teorema Pytagoras yaitu kuadrat hipotenusa pada segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat dari dua sisi yang lain. Untuk mengerti teorema Pytagoras harus mengetahui konsep segitiga siku-siku, sudut dan sisi. Seorang siswa dinyatakan telah memahami prinsip jika ia dapat mengingat aturan, rumus, atau teorema yang ada; dapat mengenal dan memahami konsep-konsep yang ada pada prinsip tersebut; serta dapat menggunakannya pada situasi yang tepat.Fase-fase BelajarMenurut Gagne belajar melalui empat fase utama yaitu:1. Fase pengenalan (apprehending phase). Pada fase ini siswa memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. ini berarti bahwa belajar adalah suatu proses yang unik pada tiap siswa, dan sebagai akibatnya setiap siswa bertanggung jawab terhadap belajarnya karena cara yang unik yang dia terima pada situasi belajar.2. Fase perolehan (acqusition phase). Pada fase ini siswa memperoleh pengetahuan baru dengan menghubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumya. Dengan kata lain pada fase ini siswa membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.3. Fase penyimpanan (storage phase). Fase storage/retensi adalah fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.4. Fase pemanggilan (retrieval phase). Fase Retrieval/Recall, adalah fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil.Keempat fase belajar manusia ini telah disatukan menyerupai model sistem komputer, meskipun sedikit lebih kompleks daripada yang ada pada manusia. komputer menangkap rangsangan listrik dari pengguna komputer, memperoleh stimulus dalam central processing unit, menyimpan informasi dalam stimulus pada salah satu bagian memori, dan mendapatkan kembali informasi pada penyimpanannya. jika siswa mempelajari prosedur menentukan nilai pendekatan akar kuadrat dari bilangan yang bukan kuadrat sempurna, mereka harus memahami metode, memperoleh metode, menyimpan di dalam memori, dan memanggil kembali ketika dibutuhkan. untuk membantu siswa melangkah maju melalui empat tahap dalam mempelajari algoritma akar kuadrat, guru menimbulkan pemahaman dengan mengerjakan suatu contoh pada papan tulis, memudahkan akusisi setelah setiap siswa mengerjakan contoh dengan mengikutinya, langkah demi langkah, daftar petunjuk, membantu penyimpanan dengan memberikan soal-soal untuk pekerjaan rumah, dan memunculkan pemanggilan kembali dengan memberikan kuis pada hari berikutnya.Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu fase motivasi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar, fase generalisasi adalah fase transer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut. Fase penampilan adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu.Tipe BelajarRobert M. Gagne membedakan pola-pola belajar siswa ke delapan tipe belajar, dengan tipe belajar yang rendah merupakan prasyarat bagi lainnya yang lebih tinggi hierarkinya. Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut:Belajar Isyarat (Signal Learning)Signal learning dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat tidak disengaja dan tidak disadari tujuannya. Dalam tipe ini terlibat aspek reaksi emosional di dalamnya. Kondisi yang diperlukan buat berlangsungnya tipe belajar ini adalah diberikannya stimulus (signal) secara serempak, stimulus-stimulus tertentu secara berulang kali. Respon yang timbul bersifat umum dan emosional, selainnya timbulnya dengan tak sengaja dan tidak dapat dikuasai.Beberapa ucapan kasar untuk mempermalukan, siswa yang gelisah pada saat pelajaran matematika mungkin karena kondisi tidak suka matematika pada orang itu. Belajar isyarat sukar dikontrol oleh siswa dan dapat mempunyai pengalaman yang pantas dipertimbangkan pada tindakannya. konsekuensinya, seorang guru matematika, seharusnya mencoba membangkitkan stimulus yang tidak dikondisikan yang akan menimbulkan perasaan senang pada siswa dan berharap mereka akan mengasosiasikan beberapa perasaan senang dengan isyarat netral pada pelajaran matematika. Apabila perlakuan yang disenangi membangkitkan hal-hal positif, stimulus yang tidak diharapkan mungkin gagal menimbulkan asosiasi keinginan positif dengan isyarat netral, kecerobohan menimbulkan stimulus negatif, pada satu waktu akan merusak keinginan siswa untuk mempelajari pelajaran yang diajarkan.Belajar Stimulus-Respons (Stimulus-Respon Learning)Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini adalah faktor penguatan (reinforcement). Waktu antara stimulus pertama dan berikutnya amat penting. Makin singkat jarak S-R dengan S-R berikutnya, semakin kuat penguatannya. Kemampuan tidak diperoleh dengan tiba-tiba, akan tetapi melalui latihan-latihan. Respon dapat diatur dan dikuasai. Respon bersifat spesifik, tidak umum, dan kabur. Respon diperkuat dengan adanya imbalan ataureward. Sering gerakan motoris merupakan komponen penting dalam respon itu.Rantai atau Rangkaian hal (Chaining)Tipe belajar ini masih mengandung asosiasi yang kebanyakan berkaitan dengan keterampilan motorik.Chainingini terjadi bila terbentuk hubungan antara beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi, jadi berdasarkan contiguity. Kondisi yang diperlukan bagi berlangsungnya tipe balajar ini antara lain, secara internal anak didik sudah harus terkuasai sejumlah satuan satuan pola S-R, baik psikomotorik maupun verbal. Selain itu prinsip kesinambungan, pengulangan, danreinforcementtetap penting bagi berlangsungnya proses chaining.Kebanyakan aktivitas dalam matematika memerlukan manipulasi dari peralatan fisik seperti mistar, jangka, dan model geometri membutuhkan chaining. Belajar membuat garis bagi suatu sudut dengan menggunakan jangka membutuhkan penerapan keterampilan tipe stimulus respn yang telah dipelajari sebelumnya. Diantaranya kemampuan menggunakan jangka untuk menarik busur dan membuat garis lurus antara dua titik.Ada dua karakteristik dari belajar stimulus respon dan belajar rangkaian dalam pengajaran Matematika yaitu siswa tidak dapat menyempurnakan rangkaian stimulus respon apabila tidak menguasai salah satu keterampilan dari rangkaian tersebut, dan belajar stimulus respon dan rangkaian diafasilitasi dengan cara memberikan penguatan bagi tingkah laku yang diinginkan. Meskipun memberi hukuman dapat digunakan untuk meningkatkan belajar stimulus respon, tetapi hal tersebut dapat berakibat negatif terhadap emosi, sikap, dan motivasi belajar.Asosiasi Verbal (Verbal Association)Asosiasi verbal adalah rangkaian dari stimulus verbal yang merupakan hubungan dari dua atau lebih tindakan stimulus respon verbal yang telah dipelajari sebelumnya. Tipe paling sederhana dari belajar rangkaian verbal adalah asosiasi antara suatu objek dengan namanya yang melibatkan belajar rangkaian stimulus respon dari tampilan objek dengan karakteristiknya dan stimulus respon dari pengamatan terhadap suatu objek dan memberikan tanggapan dengan menyebutkan namanya.Asosiasi verbal melibatkan proses mental yang sangat kompleks. Asosiasi verbal yang memerlukan penggunaan rangkaian mental intervening yang berupa kode dalam bentuk verbal, auditory atau gambar visual. Kode ini biasanya terdapat dalam pikiran siswa dan bervariasi pada tiap siswa dan mengacu kepada penyimpanan kode-kode mental yang unik. Contoh seseorang mungkin menggunakan kode mental verbal y ditentukan oleh x sebagai petunjuk kata fungsi, orang lain mungkin memberi kode fungsi dengan menggunakan simbol y=f(x) dan orang yang lain lagi mungkin menggunakan visualisasi diagram panah dari dua himpunan.Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)Discrimination learningatau belajar menmbedakan sejumlah rangkaian, mengenal objek secara konseptual dan secara fisik. Dalam tipe ini anak didik mengadakan seleksi dan pengujian di antara dua peransang atau sejumlah stimulus yang diterimanya, kemudian memilih pola-pola respon yang dianggap sesuai. Kondisi utama bagi berlangsungnya proses belajar ini adalah anak didik sudah mempunyai kemahiran melakukan chaining dan association serta pengalaman (pola S-R). Contohnya: anak dapat membedakan manusia yang satu dengan yang lain; juga tanaman, binatang, dan lain-lain. Guru mengenal anak didik serta nama masing-masing karena mampu mengadakan diskriminasi di antara anak-anak.Terdapat dua macam diskriminasi yaitu diskriminasi tunggal dan diskriminasi ganda. Contoh mengenalkan angka 2 pada anak dengan memperlihatkan 50 angka 2 pada kertas dan menggambar angka 2. Melalui stimulus respon sederhana anak belajar mengenal (nama dua untuk konsep dua). Sedangkan untuk diskriminasi ganda anak belajar mengenal angka 0, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan membedakan angka-angka tersebut.Belajar konsep (Concept Learning)Belajar konsep adalah mengetahui sifat-sifat umum benda konkrit atau kejadian dan mengelompokan objek-objek atau kejadian-kejadian dalam satu kelompok. Dalam hal ini belajar konsep adalah lawan dari belajar dari diskriminasi. Belajar diskriminasi menuntut siswa untuk membedakan objek-objek karena dalam karakteristik yang berbeda sedangkan belajar konsep mengelompokkan objek-objek karena dalam karakteristik umum dan pembahasan kepada sifat-sifat umum.Dalam belajar konsep, tipe-tipe sederhana belajar dari prasyarat harus dilibatkan. Penambahan beberapa konsep yang spesifik harus diikutkan dengan prasyarat rangkaian stimulus respon, asosiasi verbal yag cocok, dan diskriminasi dari karakteristik yang berbeda . Sebagai contoh, tahap pertama belajar konsep lingkaran mungkin belajar mengucapkan kata lingkaran sebagai suatu membangkitkan sendiri hubungan stimulus respon, sehingga siswa dapat mengulangi kata. Kemudian siswa belajar untuk mengenali beberapa objek berbeda sebagai lingkaran melalui belajar asosiasi verbal individu. Selanjutnya siswa mungkin belajar membedakan antara lingkaran dan objek lingkaran lain seperti dan lingkaran. Hal tersebut penting bagi siswa untuk menyatakan lingkaran dalam variasi yang luas. Situasi representatif sehingga mereka belajar untuk mengenal lingkaran. Ketika siswa secara spontan mengidentifikasi lingkaran dalam konteks yang lain, mereka telah memahami konsep lingkaran. Kemampuan membuat generalisasi konsep kedalam situasi yang baru merupakan Kemampuan yang membedakan belajar konsep dengan bentuk belajar lain. Ketika siswa telah mempelajari suatu konsep, siswa tidak membutuhkan waktu lama untuk mengidentifikasi dan memberikan respon terhadap hal baru dari suatu konsep, sebagai akibatnya cara untuk menunjukkan bahwa suatu konsep telah dipelajari adalah siswa dapat membuat generalisasi konsep kedalam situasi yang lain.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan suatu konsep baru kepada siswa:1). Memberikan variasi hal-hal yang berbeda konsep untuk menfasilitasi generalisasi.2). Memberikan contoh-contoh perbedaan dikaitkan dengan konsep untuk membantu diskriminasi.3). Memberikan yang bukan contoh dari konsep untuk meningkatkan pemahaman diskriminasi dan generalisasi.4). Menghindari pemberian konsep yang mempunyai karakteristik umum.Belajar Aturan (Rule Learning)Belajar aturan (Rule learning) adalah kemampuan untuk merespon sejumlah situasi (stimulus) dengan beberapa tindakan (Respon). Kebanyakan belajar matematika adalah belajar aturan. sebagai contoh, kita ketahui bahwa 5 x 6 = 6 x 5 dan bahwa 2 x 8 = 8 x 2; akan tetapi tanpa mengetahui bahwa aturannya dapat dinyatakan dengan a x b = b x a. Kebanyakan orang pertama belajar dan menggunakan aturan bahwa perkalian komutatif adalah tanpa dapat menyatakan itu, dan biasanya tidak menyadari bahwa mereka tahu dan menerapkan aturan tersebut. Untuk membahas aturan ini, harus diberikan verbal(dengan kata-kata) atau rumus seperti urutan dalam perkalian tidak memberikan jawaban yang berbeda atau untuk setiap bilangan a dan b, a x b = b x a.Aturan terdiri dari sekumpulan konsep. Aturan mungkin mempunyai tipe berbeda dan tingkat kesulitan yang berbeda. Beberapa aturan adalah definisi dan mungkin dianggap sebagai konsep terdeinisi. konsep terdefinisi n! = n (n 1) (n -2). . . (2)(1) adalah aturan yang menjelaskan bagaimana mengerjakan n! Aturan-aturan lain adalah rangkaian antar kosep yang terhubung, seperti aturan bahwa keberadaan sejumlah operasi aritmetika seharusnya dikerjakan dengan urutan x, :, +, . Jika siswa sedang belajar aturan mereka harus mempelajari sebelumnya rangkaian konsep yang menyusun aturan tersebut. Kondisi-kondisi belajar aturan mulai dengan merinci perilaku yang diinginkan pada siswa. seorang siswa telah belajar aturan apabila dapat menerapkan aturan itu dengan tepat pada beberapa situasi yang berbeda. Robert Gagne memberikan 5 tahap dalam mengajarkan aturan:Tahap 1: menginformasikan pada siswa tentang bentuk perilaku yang diharapkan ketika belajarTahap 2: bertanya ke siswa dengan cara yang memerlukan pemanggilan kembali konsep yang telah dipelajari sebelumnya yang menyusun konsepTahap 3: menggunakan pernyataan verbal (petunjuk) yang akan mengarahkan siswa menyatakan aturan sebagai rangkaian konsep dalam urutan yang tepat.Tahap 4: dengan bantuan pertanyaan, meminta siswa untuk mendemonstrasikan satu contoh nyata dari aturanTahap 5 (bersifat pilihan, tetapi berguna untuk pengajaran selanjutnya): dengan pertanyaan yang cocok, meminta siswa untuk membuat pernyataan verbal dari aturan.Pemecahan Masalah (Problem solving)Tipe belajar ini menurut Gagne merupakan tipe belajar yang paling kompleks, karena di dalamnya terkait tipe-tipe belajar yang lain, terutama penggunaan aturan-aturan yang disertai proses analisis dan penarikan kesimpulan. Pada tingkat ini siswa belajar merumuskan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap ransangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematik. Tipe belajar ini memerlukan proses penalaran yang kadang-kadang memerlukan waktu yang lama, tetapi dengan tipe belajar ini kemampuan penalaran siswa dapat berkembang. Dengan demikian poses belajar yang tertinggi ini hanya mungkin dapat berlangsung apabila proses belajar fundamental lainnya telah dimiliki dan dikuasai.Kriteria suatu pemecahan masalah adalah siswa belum pernah sebelumnya menyelesaikan masalah khusus tersebut,walaupun mungkin telah dipecahkan sebelumnya oleh banyak orang. sebagai contoh pemecahan masalah, siswa yang belum pernah sebelumnya belajar rumus kuadrat, menurunkan rumusnya untuk menentukan penyelesaian umum persamaan ax2+ bx + c = 0. Siswa akan memilih keterampilan melengkapkan kuadrat tiga suku dan menerapkan keterampilan dalam cara yang tepat untuk menurunkan rumus kuadrat, dengan melaksanakan petunjuk dari guru.Pemecahan masalah biasanya melibatkan lima tahap : (1). Menyatakan masalah dalam bentuk umum, (2). Menyatakan kembali masalah dalam suatu defenisi operasional, (3). Merumuskan hipotesis alternatif dan prosedur yang mungkin tepat untuk memecahkan masalah, (4). Menguji hipotesis dan melaksanakan prosedur untuk memperoleh solusi dan (5). Menentukan solusi yang tepat.Hasil-Hasil BelajarSetelah selesai belajar, penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan (capabilities). Kemampuan-kemampuan tersebut dibedakan berdasarkan atas kondisi mencapai kemampuan tersebut berbeda-beda. Ada lima kemampuan (kapabilitas) sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :1. Informasi Verbal. Informasi verbal adalah kemampuan siswa untuk memiliki keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat dicontohkan kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan yang lainnya yang bersifat verbal.2. Keterampilan intelektual. Keterampilan intelektual merupakan penampilan yang ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada tingkat kompleksitasnya. Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan aturan-aturan tingkat tinngi yaitu aturan-aturan yang kompleks yang berisi aturan-aturan dan konsep terdefinisi, untuk memperoleh aturan-aturan ini siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar konsep konket ini siswa harus menguasai diskriminasi-diskriminasi.3. Strategi kognitif. Strategi kognitif merupakan suatu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Beberapa strategi kogniti adalah strategi menghafal, strategi menghafal, strategi elaborasi, strategi pengaturan, strategi metakognitif, dan strategi afektif.4. Sikap-sikap. Merupakan pembawaan yang dapt dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadiaan atau makhluk hidup lannya. sekelompok siswa yang penting ialah sikap-sikap terhjadap orang lain. Bagaimana sikap-sikap sosial itu diperoleh setelah mendapat pembelajaran itu menjadi hal yang penting dalam menerapkan metode dan materi pembelajaran.5. Keterampilan-keterampilan motorik. Ketarampilan motorik merupakan keterampilan kegiatan fisik dan penggambungan kaegiatan motorik dengan intelektual seabagai hasil belajar seperti membaca, menulis, dan sebagai berikut.Kejadian-kejadian InstruksiMengajar dapat kita pandang sebgai usaha mengontrol kondosi eksternal. Kondisi eksternal merupakan satu bagian dari proses belaajar, namun termasuk tugas guru dalam mengajar. Menurut Gagne mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang dikenal dengan Nine Instruction events yang dapat diuraikan sebagai berikut:1. Memelihara perhatian (Gain attention). Dengan stimulus eksternal kita berusaha membangkitkan perhatian siswa untuk belajar2. Menjelaskan tujuan pembelajaran (Inform Lerners of Objectives). Menjelaskan kepada siswa tujuan dan hasil apa yang diharapkan setelah belajar. Ini dilakukan dengan komunikasi verbal.3. Meransang ingatan siswa (Stimulate recall of prior learning). Meransang ingatan siswa untuk mengingat kembaali konsep, aturan dan keterampilan yang merupakan prasyarat agar memahami pelajaran yang akan diberikan.4. Manyajikan stimulus (Present the content). Menyajikan stimuli yang berkenaan dengan bahan pelajaran sehingga siswa menjadi lebih siap menerima pelajaran.5. Memberikan bimbingan (Provide learning guidance). Memberikan bimbingan kepada siswa dalam proses belajar6. Memantapkan apa yang telah dipelajari (Elicit performance/practice). Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk menrapkan apa yang telah dipelajari itu.7. Memberikan umpan balik (Provide feedback). Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada siswa apakah hasil belajarnya benaar atau tidak.8. Menilai hasil belajar(Assess performance). Menilai hasil-belajar dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan membrikan soal.9. Mengusahakan transfer (Enhance retention and transfer to the job). Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk menggeneralisasikan apa yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya dalam situasi-situasi yang lain.Berikut ini adalah contoh yang menggambarkan pengajaran yang mengacu pada sembilan kejadian-kejadian belajar, mengajarkan segitiga sama sisi1. menujukkan di komputer bentuk bangun datar segitiga yang bervariasi.2. Memgajukan pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan segitiga sama sisi?3. Meninjau kembali definisi segitiga4. memberikan deenisi segitiga sama sisi5. memberikan contoh segitiga sama sisi6. meminta siswa untuk membuat 5 contoh yang berbeda7. Memeriksa semua contoh8. Memberikan nilai dan pengulangan9. menujukkan gambar suatu benda dan meminta siswa untuk mengidentifikasi segitiga sama sisi.

IMPLEMENTASI PERISTIWA BELAJAR GAGNE DALAM PEMBELAJARAN BAHASAINGGRISOktober 23, 2012 byFirman ParlindunganRate This

1.

Gagne adalah seorang ahli psikologi pendidikan dengan teorinya yang terkenal yaituCondition of Learning. Teorinya menjelaskan tiga hal, yaitu taksonomi hasil belajar, kondisi belajar khusus, dan peristiwa pembelajaran. Ia adalah salah seorang ahli teori belajar (learning theorist) yang namanya dapat disejajarkan dengan nama-nama besar dan terkenal lain di zamannya sepertiJean Piaget, J.F. Guilford, Zoltan P. Dienes, Richard R. Skemp, David P. Ausubel,Jerome Bruner, Burrhus F. Skinner, maupun Lev. S.Vygotsky.Dalamprosespembelajaran,guruharus sudah menentukan atau menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (Dahar, 1988:162). Tujuan yang dimaksud Dahar tersebut, dalam teori Gagne, tersusun secara hirarki. Proses pembelajaran harus dicapai dengan melewaki hirarki tersebut. Apa yang dipaparkan Dahar di atas dapat diperjelas dengan tulisan Resnick dan Ford (1984) berikut ini:A hierarchy is generated by considering the target task and asking: What would (this child) have to know and how to do in order to perform this task?.Karena itu, hirarki belajar menurut Gagne harus disusun dari atas ke bawah atautop down(Orton,1987). Dimulai dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun keterampilan yang menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran di puncak dari hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, ketrampilan, atau pengetahuan prasyarat (prerequisite) yang harus mereka kuasai lebih dahuluagarmereka berhasil mempelajari ketrampilan atau pengetahuan di atasnya itu. Hirarki belajar dari Gagne memungkinkan juga prasyarat yang berbeda untuk kemampuan yang berbeda pula (Orton, 1987). Sebagai contoh, pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep terdefinisi sebagai prasyaratnya, yang membutuhkan konsep konkret sebagai prasyarat berikutnya, yang masih membutuhkan kemampuan membedakan (discriminations) sebagai prasyarat berikutnya lagi.Dalam belajar Bahasa Inggris, anak juga harus melewati beberapa tahap atau fase pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Hal ini berkaitan dengan kemampuan perolehan bahasa (language acquisition). Di Indonesia, Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang diajarkan sejak kelas empat sekolah dasar. Pemerolehan Bahasa Inggris sebagai bahasa asing diajarkan dengan tahapan-tahapan pembelajaran sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan belajar bahasa asing menjadi kebiasaan.Makalah ini akan membahas secara singkat tentang bagimana peristiwa belajar menurut Gagne diimplementasikan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Teori belajarnine instructional eventsRobert. M. Gagne ini membantu para guru untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam diri peserta didik sehingga dapat mempengaruhi dan memperlancar proses belajar Bahasa Inggris.TujuanAdapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan implementasi dari teori peristiwa belajar menurutRobert M. Gagnedan implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Inggris.PEMBAHASANBelajar adalah suatu proses yang kompleks dan terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur hidup. Karena kompleksnya masalah belajar, banyak sekali teori yang berusaha menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Setiap teori memiliki konsep atau prinsip-prinsip sendiri tentang belajar dan mempengaruhi bentuk sumber belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Warsita, 2008:1).Dalam bukunya yang berjudulTheConditions of Learning(1965), Gagne mengidentifikasikan mengenai kondisi mental seseorang agar siap untuk belajar. Ia mengemukakan apa yang dinamakan dengannine events of instructionatau sembilan langkah/peristiwa belajar.Sembilan langkah/peristiwa ini merupakan tahapan-tahapan yang berurutan di dalam sebuah proses pembelajaran. Tujuannya adalah memberikan kondisi yang sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.Gagne (1972) mengemukakan bahwa:learning is a change inhuman disposition or capacity, which persist over a period time, and which is not simply ascribable to process of growth.Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh factor dari luar dan factor dari dalam diri dan keduanya saling berinteraksi (Warsita, 2008:2).Gagne (1972) mendefinisikan belajar adalah mekanisme dimana seseorang menjadi anggota masyarakat yang berfungsi secara kompleks. Kompetensi yang diperlukan meliputi skill, pengetahuan, attitude (perilaku), dan nilai-nilai yang diperlukan oleh manusia, sehingga belajar adalah hasil dalam berbagai macam tingkah laku yang selanjutnya disebut kapasitas.Peristiwa pembelajaran (instructional events) menurut Gagne adalah peristiwa dengan urutan sebagai berikut: (1)Gaining Attention; yaitu upaya atau cara untuk meraih perhatian siswa, (2)Informinglearnerof the objectives; memberitahukan siswa tujuan pembelajaran yang akan mereka capai/peroleh, (3)Stimulating Recall of Prior Learning; guru biasa menyebutnya dengan appersepsi, yaitu merangsang siswa untuk mengingat pelajaran terkait sebelumnya dan menghubungkannya dengan apa yang akan dipelajari berikutnya, (4)Presenting Stimulus; setelah itu mulailah dengan menyajikan stimulus, (5)Providing Learning Guidance; berikan bimbingan belajar, (6)Eliciting Performance; tingkatkan kinerja, (7) Providing Feedback; berikan umpan balik, (8)Assessing Performance; mengukur capaian hasil belajar, (9)Enhancing Retention and Transfer;tingkatkan capaian hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk dicapai.Agar kesembilan langkah/peristiwa itu berarti dan memberi makna yang dalam bagi siswa, maka guru harus melakukan apa yang memang harus dilakukan. Dengan kata lain menyediakan suatu pengalaman belajar atau apapun namanya agar kondisi mental siswa itu terus terjaga untuk kepentingan proses pembelajaran. Apa yang dikemukan oleh Gagne itu akan berarti jika kita guru mampu menyediakan sesuatu yang memang dibutuhkan.kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga yaitu Pre-Activities,Main Activities, dan Post Activities. Dalam pre-activities meliputi peristiwa belajargaining attention,informing learner of the objectives, danStimulating recall of prior learning. Sedangkan dalam main activities meliputi peristiwa belajarpresenting stimulus,providing learning guidance,eliciting performance. Dan pada post-activities mencakup peristiwa belajarproviding feedback, assessing performance, enhancing retention and transfer.Selain itu, teori pembelajaran Gagne (1985) menekankan pada prosedur pembelajaran yang telah terbukti berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu:1. Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individu yang merubah stimulus yang dating dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang;2. Kemampuan yang merupakan hasil belajar ini dapat dikategorikan bersifat praktis dan teoritis;3. Peristiwa-peristiwa di dalam pembelajaran yang mempengaruhi proses belajar dapat dikelompokkan ke dalam kategori umum, tanpa memperhatikan hasilbelajar yang diharapkan. Namun tiap-tiap hasil belajar memerlukan peristiwa belajar khusus untuk dapat terbentuk.Dariuraian di atas tampak bahwa teori pembelajaran merupakan suatu kumpulan prinsip yang terintegrasi dan memberikan petunjuk untuk mengatur kondisi siswa agar mudah belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Prinsip-prinsip pembelajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran. Seperti halnya Sembilan peristiwa belajar Gagne yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris.Pembelajaran Bahasa Inggris dengan mengintegrasikan teori peristiwa belajar Gagne sangat tepat untuk diimplementasikan. Karena proses pembelajaran akan mengarah pada apa yang dibutuhkan siswa dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Selain itu, peninkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap akan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.Dengan penerapan sembilanperistiwa belajar ini, guru dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa. Motivasi mempengaruhi belajar dan unjukkerja siswa. Oleh karena itu, siswa perlu dimotivasi dengan mengaitkan tugas dan pengalaman pribadinya. Kemudian mendorong peserta didik untuk mengaitkan antara usaha dan hasil yang dicapai.Dalam belajar Bahasa Inggris, anak juga harus melewati beberapa tahap atau fase pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Hal ini berkaitan dengan kemampuan perolehan bahasa (language acquisition). Di Indonesia, Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang diajarkan sejak kelas empat sekolah dasar. Pemerolehan Bahasa Inggris sebagai bahasa asing diajarkan dengan tahapan-tahapan pembelajaran sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan belajar bahasa asing menjadi kebiasaan.KesimpulanSebagai penutup, berikut ini beberapa kesimpulan yang perlu diperhatikan yaitu:1. Teori belajar Robert M. Gagne ini membantu guru untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam peserta didik,mengerti kondosi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan memperlancar proses belajar.2. Belajar merupakan seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap individu yang merupakan hasil transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan.3. Ada Sembilan peristiwa belajar Gagne yaitu: (1)Gaining Attention; yaitu upaya atau cara untuk meraih perhatian siswa, (2)Informing learner of the objectives; memberitahukan siswa tujuan pembelajaran yang akan mereka capai/peroleh, (3)Stimulating Recall of Prior Learning; guru biasa menyebutnya dengan appersepsi, yaitu merangsang siswa untuk mengingat pelajaran terkait sebelumnya dan menghubungkannya dengan apa yang akan dipelajari berikutnya, (4)Presenting Stimulus; setelah itu mulailah dengan menyajikan stimulus, (5)Providing Learning Guidance; berikan bimbingan belajar, (6)Eliciting Performance; tingkatkan kinerja, (7) Providing Feedback; berikan umpan balik, (8)Assessing Performance; mengukur capaian hasil belajar, (9)Enhancing Retention and Transfer;tingkatkan capaian hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk dicapai.4. Teori belajar Gagne tersebut dapat dijadikan acuan atau landasan dalam melakukan intervensi pembelajaran Bahasa Inggris, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan dan proses pembelajaran melalui pengembangan system instruksional.Daftar PustakaDahar, Ratna Willis. 1988.Teori-Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK.Gagne, Robert M. 1977.The Conditions of Learning. New York: Holt, Rinehart, and Winston.Gagne, Robert M. 1985.The Cognitive Psychology of School Learning. Boston Toronto: Little Brown Company.Orton, A. 1987.Learning Mathematics. London: Casel Educational Limited.Pidarta, Made. 1997.Landasan Pendidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.Warsita, Bambang. 2008.Teori Belajar Robert M. Gagne dan Implikasinya pada Pentingnya Pusat Sumber Belajar. Jurnal Teknodik, 12(1):65-79http://zubarman.wordpress.com/2012/10/23/implementasi-peristiwa-belajar-gagne-dalam-pembelajaran-bahasa-inggris/Pemrosesan Informasi Gagne dan Hakikat Hasil Belajar

JURNAL BELAJAR 7

Nama: Linda Tri AntikaNIM: 209341417443Kelas: AAMatakuliah: Belajar dan PembelajaranDosen: Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.PdJam/ Ruang: 03 04 dan 07 08 SPA 307Hari,Tanggal: Senin-Selasa, 3-4 September 2011Jurnal ke-: 7Konsep: Pemrosesan Informasi Gagne dan Hakikat Hasil Belajar

1.EKSPLORASI KONSEP YANG DIPELAJARI DAN INFORMASI/ KONSEP YANG DITERIMA DARI DOSEN/ HASIL PRESENTASI

a)3 Oktober 2011Hari ini yang mengajar bukan Ibu Endah, tetapi Pak Supratman, PPL dari Pasca Sarjana UM. Hari senin ini sesuai dengan RPS, kami mempelajari tentang teori pemrosesan informasi (Gagne).

Teori Pemrosesan Informasi (Information Processing Theory) GagneAsumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.Delapan fase tahapan proses pembelajaran menurut Gagne1.Motivasi2. Pemahaman3. Pemerolehan4. Penyimpanan5. Ingatan kembali6. Generalisasi7. Perlakuan8. Umpan balik.Berdasarkan sumber yang saya persiapkan sebelum kuliah,Mohammad Surya,Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Jakarta: Pusataka Bani Quraisy, 2004), 17.Gagne berpendapat bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil pembelajaran. Dalam pemrosesan itu informasi itu terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.Kondisi internal adalah:1.Keadaan di dalam dari individu yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran.2.Proses kognitif yang terjadi dari dalam individu selama proses pembelajaran berlangsung.Sedangkan kondisi eksternal adalah berbagai rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Interaksi antara kondisi internal dan kondisi eksternal menghasilkan hasil pembelajaran.

Menurut teori Gagne, hasil pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan yang berupa kecakapan manusia (Human Capabilities) yang terdiri atas:1. Informasi VerbalInformasi verbal adalah hasil pembelajaran yang berupa informasi yang dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata atau kalimat) baik secara tertulis atau lisan. Informasi verbal adalah berupa pemberian nama atau label terhadap suatu benda atau fakta, pemberian definisi atau pengertian, atau perumusan mengenai berbagai hal dalam bentuk verbal.

2. Kecakapan IntelektualKecakapan intelektual adalah kecakapan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungan yang menggunakan simbol-simbol. Misalnya simbol-simbol dalam bentuk matematik, seperti penambahan, pengurangan, pembagian, perkalian dan sebagainya. Kecakapan intelektual ini mencakup kecakapan dalam membedakan (diskriminasi). Konsep intelektual sangat diperlukan dalam menghadapi pemecahan masalah.

3. Strategi KognitifStrategi kognitif ialah kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan mengelola (management) keseluruhan aktifitasnya. Dalam proses pembelajaran, strategi kognitif ini kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktifitas yang efektif. Kalau kecakapan intelektual lebih banyak terarah kepada proses pemikiran pelajar. Strategi kognitif ini memberikan kemudahan bagi para pelajar untuk memilih informasi verbal dan kecakapan intelektual yang sesuai untuk diterapkan selama proses pembelajaran dan berfikir.

4. SikapSikap ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih berbagai tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap dapat diartikan sebagai keadaan didalam diri individu yang akan member arah kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau rangsangan. Dalam sikap terdapat pemikiran, peradaan yang menyertai pemikiran, dan kesiapan untuk bertindak.

5. Kecakapan MotorikKecakapan motorik ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.Selain memberikan teori mengenai pemrosesan data, Pak Supratman juga memberikan LKS untuk tiap kelompok. Kelompok saya mendapatkan LKS mengenai teori Kognitif dari Piaget. Saya menjelaskan di depan kelas bersumber buku Perkembangan Peserta Didik dari Desmita mengenai perkembangan kognitif seseorang berdasarkan umurnya, yaitu: sensori motor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Selanjutnya kelompok lain menjelaskan topik yang lainnya.

b)27 September 2011Hakikat Hasil BelajarHari ini kleas kami diajar oleh Bapak Efendi yang juga dari PPL Pascasarjana UM. Pak Effendy menggunakan pembelajaran diskusi kelompok, yang pembagiannya diselingi dengan hiburan lagu kartun yang lucu. Diskusi dimulai dengan pemberian pertanyaan dalam bentuk slide mengenai pengertian hasil belajar dan materi ajar, fungsi dan tujuan hasil belajar dan materi ajar, faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, langkah dalam menentukan materi ajar, dan sebagainya.Setelah diberi kesempatan untuk berdiskusi, maka tiap kelompok menyampaikan jawaban masing-masing (kerja kelompok berdasarkan nomor, contoh: kelompok 1 mengerjakan soal 1, dan seterusnya). Setelah selesai diskusi dan penyampaian hasil diskusi, saya kurang faham karena tidak ada review dari pengajar. Padahal saya sangat berharap ada review dari pengajar.Yang saya dapatkan hari ini adalah:Belajar adalah proses penerimaan informasi.Mengajar adalah proses pemberian informasi dari satu orang pada orang lainnya. Misal: Dari guru ke murid.Pembelajaran adalah proses belajar dan mengajar, di mana ada kegiatan pemberian informasi dan penerimaan informasi.Hasil belajar adalah sesuatu yang didapat setelah mengalami atau melakukan proses pembelajaran, biasanya terjadi perubahan tingkah laku.Faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas aspek fisiologi dan aspek psikologi. Sedangkan faktor eksternal terkait dengan kondisi lingkungan luar.Sedangkan teori yang saya siapkan dari sumberhttp://www.vilila.com/2010/10/teori-belajar-robert-gagne-1916-2002.htmlsebelum kuliah mengenai hasil belajar adalah:

Lima Macam Hasil Belajar GagneGagne mengemukakan 5 macam hasil belajar atau kapabilitas tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif dan satu bersifat psikomotor.Hasil belajar menjadi lima kategori kapabilitas sebagai berikut :1.Informasi VerbalKapabilitas informasi verbal merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan pengetahuannya tentang fakta-fakta.

2.Ketrampilan IntelektualKapabilitas ketrampilan intelektual merupakan kemampuan untuk dapat membedakan, menguasai konsep aturan, dan memecahkan masalah. Kapabilitas Ketrampilan Intelektual oleh Gagne dikelompokkan dalam 8 tipe belajar yaitu :a. Belajar Isyaratb. Belajar stimulus Responc. Belajar Rangkaian Gerakd. Belajar Rangkaian Verbale. Belajar membedakanf. Belajar Pembentukan konsepg. Belajar Pembentukan Aturanh. Belajar Memecahkan Masalah

3. Strategi KognitifKapabilitas Strategi Kognitif adalah Kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan proses berfikir dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis.4. SikapKapabilitas Sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atas dasar penilaian terhadap stimulus tersebut.

5.Ketrampilan MotorikUntuk dapat mengetahui seseorang memiliki kapabilitas ketrampilan motorik dapat dilihat dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-otot serta anggota badan yang diperlihatkan orang tersebut.

2.HASIL EKSPLORASIa)Pemrosesan informasiPada sumber(bk2009.files.wordpress.com/2011/01/makalah.docx),bahwaRobert Gagne adalah penggagas teoriPemrosesan Informasi,Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yangdiperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadidalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan darilingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembanganmerupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.

Proses belajarGagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu: (1)receiving the stimulus situation (apprehending), (2) stage of acquisition, (3) storage, (4) retrieval.a.FaseReceiving the stimulus situation(apprehending)Merupakan fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. Misalnya golden eye bisa ditafsirkan sebagai jembatan di amerika atau sebuah judul film. Stimulus itu dapat spontan diterima atau seorang Guru dapat memberikan stimulus agar siswa memperhatikan apa yang akan diucapkan.b.FaseStage of AcquitionPada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan yang belum diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya. Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.c.Fasestorage /retensiFase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.d.FaseRetrieval/RecallFase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil.

Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu :e.Fase motivasiSebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.f.Fase generalisasiFase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut.

g.Fase penampilanFase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat kalimat yang benar.h.Fase umpan balik,Siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan (reinforcement).

b)Hakikat Hasil BelajarPada sumber(bk2009.files.wordpress.com/2011/01/makalah.docx)bahwasetelah selesai belajar, penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan (capabilities). Kemampuan-kemampuan tersebut dibedakan berdasarkan atas kondisi mencapai kemampuan tersebut berbeda-beda.Ada lima kemampuan (kapabilitas) sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :1.Verbal Information(informasi verbal),adalah kemampuan siswa untuk memiliki keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat dicontohkan kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan yang lainnya yang bersifat verbal.

2.Intellectual Skills(keterampilan intelektual)Merupakan penampilan yang ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada tingkat kompleksitasnya.Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan aturan-aturan tingkat tinggi yaitu aturan-aturan yang kompleks yang berisi aturan-aturan dan konsep terdefinisi, untuk memperloleh aturan aturan ini siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar konsep konkret ini siswa harus menguasai diskriminasi-diskriminasi.

3.Cognitive strategies(strategi kognitif)Merupakan suatu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Beberapa strategi kognitif adalah : (1) strategi menghafal, (2) strategi elaborasi, (3) strategi pengaturan, (4) strategi metakognitif, (5) strategi afektif.

4.Attitudes(sikap-sikap)Merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian atau mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Bagaimana sikap-sikap sosial itu diperoleh setelah mendapat pembelajaran itu yang menjadi hal penting dalam menerapkan metode dan materi pembelajaran.

5.Motor Skills(keterampilan motorik)Merupakan keterampilan kegiatan fisik dan penggabungan kegiatan motorik dengan intelektual sebagai hasil belajar. Keterampilan motorik bukan hanya mencakup kegiatan fisik saja tapi juga kegiatan motorik dengan intelektual seperti membaca, menulis, dllnya.Ahmadi (dalam Samier, 2008:1) menyatakan setiap aktivitasyang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa itu adalah sebagai berikut:1) Faktor Internal.Faktor internal ada1ah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:(a)Faktor lntelegensiIntelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa. Karena tingginya peranan intelegensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir rasiologi untuk mata pelajaran matematika.(b)Faktor MinatMinat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.(c)Faktor Keadaan Fisik dan PsikisKeadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas/labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran dan sebaliknya.

2) Faktor EksternalFaktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi rnenjadi beberapa bagian, yaitu:(a)FaktorGuruGuru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan penalaran teknik karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesional, kepribadian dan kemasyarakatan.Guru juga menunjukkan fleksibilitas yang tinggi yaitu pendekatan deduktif dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.

(b)Faktor Lingkungan KeluargaLingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya siswa belajar.

(c)Faktor Sumber-sumber BelajarSumber belajar itu dapat berupa media/alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih bermakna.

1.HUBUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN KONSEP1)Perubahan prilaku pada siswa dalam konteks pengajaran jelas merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat dipahami karena mengajar merupakan suatu aktivitas khusus yang dilakukan guru untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembanganskill(keterampilan),attitude(sikap),appreciation(penghargaan) danknowledge(pengetahuan).2)Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak dapat dibahas secara terpisah.Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.3)Dalam pembelajaran hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya.4)Fungsi sistem pembelajaran ada tiga yaitu fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi pembelajaran dan penilaian ( yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumber-sumber belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa.5)Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi penginderaan.6)Struktur kognitif berisi sejumlahcodingyang mengadung segi-segi intelek yang mengatur atau memerintah perilaku individu; perubahan perilaku mendasari penetapan tahap-tahap perkembangan kognitif.

1.MASALAH DAN SOLUSIA.MASALAH1.Bagaimana implikasi register pengindraan dalam pendidikan?2.Bagaimana hubungan teori kognisi dengan pemrosesan informasi?3.Bagaimana gambaran pemrosesan informasi dalam pendidikan?4.Bagaimana kaitan antara usaha pemrosesan informasi terhadap hasil belajar yang diperoleh?5.Bagaimana manfaat teori pemrosesan informasi?6.Apa ssaja yang menjadi hambatan dalam pemrosesan informasi?7.Bagaimana peristiwa pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar?

B.SOLUSI1.Implikasi Register Pengindraan dalam PendidikanBerdasarkan Slavin (2000: 176), komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran.

2.Hubungan Teori Kognisi dengan Pemrosesan InformasiBerdasarkan(Miller, 1993) bahwa teori kognisi menjelaskan tentang bagaimana proses mengetahui terjadi pada manusia. Ada beberapa model yang digunakan untuk menjelaskan proses mengetahui pada manusia. Model pemrosesan informasi membahas tentang peran operasi-operasi kognitif dalam pengolahan informasi (Hetherington & Parke, 1986). Dalam model ini manusia dipandang sebagai sistem yang memodifikasi informasi sendiri secara aktif dan terorganisir. Perkembangan seseorang dalam pemrosesan informasi berkaitan dengan perubahan-perubahan kuantitatif dan kualitatif dalam aspek ini serta pengaruh-pengaruh genetis dan lingkungan. Inti dari perkembangan dalam pemrosesan informasi adalah terbentuknya sistem pada diri seseorang yang semakin efisien untuk mengontrol aliran informasi.Saya sangat setuju dengan Miller bahwa dalam pemrosesan informasi sangat berhubungan erat dengan kondisi kognitif seseorang. Selain kognitif, factor genetis dan lingkungan eksternal juga sangat berpengaruh terhadap pemrosesan informasi masing-masing individu.3.Gambaran Pemrosesan Informasi dalam PendidikanSaat ini ada dua model yang dapat digunakan untuk menjelaskan teori pemrosesan informasi, yaitu model penyimpanan (store/structure model) dan model tingkat pemrosesan (level of processing). Model penyimpanan dikembangkan oleh Atkinson & Shiffrin (dalam Miller, 1993), sedangkan model tingkat pemrosesan dikembangkan oleh Craik dan Lockhart (dalam Miller, 1993). Dalam model pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh Atkinson & Shiffrin, kognisi manusia dikonsepkan sebagai suatu sistem yang terdiri dari tiga bagian, yaitu masukan (input), proses dan keluaran (output). Informasi dari dunia sekitar merupakan masukan bagi sistem. Stimulasi dari dunia sekitar ini memasuki reseptor memori dalam bentuk penglihatan, suara, rasa, dan sebagainya. Selanjutnya, input diproses dalam otak.Otak mengolah dan mentransformasikan informasi dalam berbagai cara. Proses ini meliputi pengkodean ke dalam bentuk-bentuk simbolis, membandingkan dengan informasi yang telah diketahui sebelumnya, menyimpan dalam memori, dan mengambilnya bila diperlukan. Akhir dari proses ini adalah keluaran, yaitu perilaku manusia, seperti berbicara, menulis, interaksi sosial, dan sebagainya (Vasta, dkk., 1992).Secara rinci, Pressley, (1990) memaparkan pemrosesan informasi sebagai berikut : Pertama-tama, manusia menangkap informasi dari lingkungan melalui organ-organ sensorisnya (yaitu mata, telinga, hidung, dan sebagainya). Beberapa informasi disaring (diabaikan) pada tingkat sensoris, kemudian sisanya dimasukkan ke dalam ingatan jangka pendek (kesadaran). Ingatan jangka pendek mempunyai kapasitas pemeliharaan informasi yang terbatas sehingga kandungannya harus diproses sedemikian rupa (misalnya dengan pengulangan atau pelatihan), jika tidak akan lenyap dengan cepat. Bila diproses, informasi dari ingatan jangka pendek (short-term memory) dapat ditransfer ke dalam ingatan jangka panjang (long-term memory). Ingatan jangka panjang (Long-Term Memory) merupakan hal penting dalam proses belajar. Menurut Anderson (dalam Pressley, 1990), tempat penyimpanan jangka panjang mengandung informasi faktual (disebut pengetahuan deklaratif) dan informasi mengenai bagaimana cara mengerjakan sesuatu (disebut pengetahuan prosedural).Menurut pandangan model pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh Atkinson & Shiffrin, sejak kecil seorang anak mengembangkan fungsi kontrol dalam mengolah informasi dari lingkungannya. Menurut Hetherington & Parke (1986), pada usia antara 3 hingga 12 tahun, fungsi kontrol seseorang menunjukkan perkembangan yang pesat. Fungsi tersebut mencakup pengaturan informasi yang diperlukan, termasuk memilih strategi yang digunakan dan memonitor keberhasilan penggunaan strategi tersebut. Dalam pandangan model ini, anak merupakan pengatur yang aktif dari fungsi-fungsi kognitifnya sendiri. Oleh karena itu, dalam menghadapi suatu masalah, anak memilih masalah yang akan diselesaikannya, memutuskan besar usaha yang akan dilakukannya, memilih strategi yang akan digunakannya, menghindari hal-hal yang mengganggu usahanya, serta mengevaluasi kualitas hasil usahanya.Model pemrosesan informasi berasumsi bahwa anak-anak mempunyai kemampuan yang lebih terbatas dan berbeda dibanding orang dewasa. Anak-anak tidak dapat menyerap banyak informasi, kurang sistematis dalam hal informasi apa yang diserap, tidak mempunyai banyak strategi untuk mengatasi masalah, tidak mempunyai banyak pengetahuan mengenai dunia yang diperlukan untuk memahami masalah, dan kurang mampu memonitor kerja proses kognitifnya (Hetherington & Parke, 1986). Mengingat perkembangan anak yang optimal adalah tujuan para psikolog perkembangan, maka sangat relevan jika individu-individu yang berkecimpung di bidang ini melakukan penelitian yang tujuannya bermuara pada meningkatkan kemampuan pemrosesan informasi.Model kedua yang dapat digunakan untuk menjelaskan teori pemrosesan informasi adalah model tingkat pemrosesan (level of process-ing). Model tingkat pemrosesan yang dikembangkan oleh Craik dan Lockhart ini memiliki prinsip dasar bahwa informasi yang diterima diolah dengan tingkatan yang berbeda. Semakin dalam pengolahan yang dilakukan, semakin baik informasi tersebut diingat. Pada tingkat pengolahan pertama akan diperoleh persepsi, yang merupakan kesadaran seketika akan lingkungan. Pada tingkat pengolahan berikutnya akan diperoleh gambaran struktural dari informasi. Pada tingkat pengolahan terdalam akan diperoleh makna (meaning) dari informasi yang diterima (Craik dan Lockhart, dalam Morgan et al., 1986).Menurut model tingkat pemrosesan, berbagai stimulus informasi diproses dalam berbagai tingkat kedalaman secara bersamaan bergantung kepada karakternya. Semakin dalam suatu informasi diolah, maka informasi tersebut akan semakin lama diingat. Sebagai contoh, informasi yang mempunyai imaji visual yang kuat atau banyak berasosiasi dengan pengetahuan yang telah ada akan diproses secara lebih dalam. Demikian juga informasi yang sedang diamati akan lebih dalam diproses daripada stimuli atau kejadian lain di luar pengamatan. Dengan kata lain, manusia akan lebih mengingat hal-hal yang mempunyai arti bagi dirinya atau hal-hal yang menjadi perhatiannya karena hal-hal tersebut diproses secara lebih mendalam daripada stimuli yang tidak mempunyai arti atau tidak menjadi perhatiannya (Craik & Lockhart, 2002).

4.Kaitan antara Usaha yang Dilakukan dalam Pemrosesan Informasi terhadap Hasil Belajar yang DiperolehContoh usaha pemrosesan informasi, misalnyaPengulangan (rehearsal), yang memegang peranan penting dalam pendekatan model penyimpanan - juga dianggap penting dalam pendekatan model tingkat pemrosesan. Namun, menurut pandangan model tingkat pemrosesan, hanya mengulang-ngulang saja tidak cukup untuk mengingat. Untuk memperoleh tingkatan yang lebih dalam, aktivitas pengulangan haruslah bersifat elaboratif. Dalam hal ini, pengulangan harus merupakan sebuah proses pemberian makna (meaning) dari informasi yang masuk. Istilah elaborasi sendiri mengacu kepada sejauh mana informasi yang masuk diolah sehingga dapat diikat atau diintegrasikan dengan informasi yang telah ada dalam ingatan (Craik dan Lockhart, dalam Morgan et al., 1986).Telah disebutkan bahwa prinsip dasar model tingkat pemrosesan informasi adalah semakin besar upaya pemrosesan informasi selama belajar, semakin dalam informasi tersebut akan disimpan dan diingat. Prinsip ini telah banyak diaplikasikan dalam penyusunan setting pengajaran verbal, seperti mengingat daftar kata, juga pengajaran membaca dan bahasa (Cermak & Craik, dalam Craik & Lockhart, 2002).

5.Manfaat Teori Pemrosesan InformasiBerdasarkan (Cermak & Craik, dalam Craik & Lockhart, 2002), manfaat teori pemrosesan informasi antara lain :a.membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah,b.menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol,c.kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap,d.prinsip perbedaan individual terlayani.

6.Hambatan dalam Pemrosesan InformasiBerdasarkan (Cermak & Craik, dalam Craik & Lockhart, 2002), hambatan teori pemrosesan informasi antara lain :a.tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal,b.proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung,c.tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan,d.kemampuan otak tiap individu tidak sama.

7.Peristiwa Pembelajaran yang Meningkatkan Hasil BelajarBerdasarkan (Panen, Paulina dkk, 1999 dan Anonimous, 2007), ada sembilan peristiwa belajar yang menjadi model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas belajar. Dengan penerapan model ini diharapkan hasil belajar dapat ditingkatkan atau dipertahankan. Peritiwa pembelajaran diasumsikan sebagai cara-cara yang perlu diciptakan oleh guru dengan tujuan untuk mendukung proses-proses belajar (internal) di dalam diri siswa. Hakekat suatu peristiwa pembelajaran untuk setiap pembelajaran berbeda-beda, tergantung pada kapabilitas yang diharapkan atau harus dicapai sebagaimana hasil belajar. Kesembilan peristiwa pembelajaran yang ada pada setiap fase belajar dapat diuraikan sebagai berikut:

1)Membangkitkan Perhatian(Gain Attention)Kegiatan paling awal dalam pembelajaran adalah menarik perhatian siswa agar siswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir pelajaran. Perhatian siswa dapat ditingkatkan dengan memberikan berbagai rangsangan sesuai dengan kognisi yang ada misalnya dengan perubahan gerak badan (berjalan, mendekati siswa, dll),perubahan suara, menggunakan berbagai media belajar yang dapat menarik perhatian siswa atau menyebutkan contoh-contoh yang ada di dalam dan di luar kelas, dan lain-lain.

2)Memberitahukan Tujuan Pembelajaran pada Siswa(Inform Learners of Objectives)Agar siswa mempunyai harapan dan tujuan selama belajar, maka pada siswa perlu dijelaskan apa saja yang akan dicapai selama pembelajaran dan jelaskan pula manfaat dari materi yang akan dipelajari dan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran. Keuntungan menjelaskan tujuan adalah agar siswa dapat menjawab sendiri pertanyaanapakah ia telah belajar?,apakah materi yang dipelajari telah dikuasai?. Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat membangkitkan harapan dalam diri siswa tentang kemampuan dan upaya yang harus dilakukan agar tujuannya tercapai.

3)Merangsang Ingatan pada Materi Prasyarat(Stimulate recall of prior learning)Bila siswa telah memiliki perhatian dan pengharapan yang baik pada pelajara, guru perlu mengingatkan siswa tentang materi apa saja yang telah dikuasai sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. Dengan pengetahuan yang ada pada memori kerjanya, diharapkan siswa siap untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang lama dengan pengetahuan yang baru yang akan dipelajari. Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk mengingatkan siswa pada materi yang telah dipelajari misalnya dengan mengingatkan siswa pada topik-topik yang telah dipelajari dan memninta siswa untuk menjelaskannya secara singkat.

4)Menyajikan Bahan Perangsang(Present the content)Hal ini dilakukan dengan cara menyajikan bahan kepada siswa berupa pokok-pokok materi yang penting yang bersifat kunci. Sebelum itu, guru harus menentukan bahan apa yang harus disajikan berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, atau belajar sikap. Berdasarkan jenis kemampuan atau bahan ini maka dapat dipilih bentuk kegiatan apa saja yang akan disajikan sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. Misalnya, bila akan mengajarkan tentang sikap maka pilihlah bahan berupa model-model perilaku manusia. Bila akan mengajarkan keterampilan motorik maka demonstrasikanlah contoh bahan keterampilan tersebut dan tunjukkan caranya secara tepat.

5)Memberi Bimbingan Belajar(Provide learning guidance)Bimbingan belajar diberikan dengan tujuan untuk membantu siswa agar mudah mencapai tujuan pelajaran atau kemampuan-kemampuan yang harus dicapainya pada akhir pelajaran. Misalnya bila siswa harus mengusai konsep-konsep kunci, maka berilah cara mengingat konsep-konsep tersebut misalnya dengan menjelaskan karakteritik dari setiap konsep. Bila siswa hrus menguasai keterampilan tertentu, maka bimbinglah dengan cara menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menguasai keterampilan tersebut.

6)Memantapkan Apa yang Telah Dipelajari(Elicit Performance/Practice)Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki kemampuan yang diharapkan, maka mintalah siswa untuk menampilkan kemampuannya dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh guru. Misalnya apabila ingin mengetahui kemampuan informasi verbal siswa maka berikan siswa pertanyaan-pertanyaan yang dapat diukur tingkat penguasaannya atau bila ingin mengetahui keterampilan siswa maka mintalah siswa untuk melakukan tindakan tertentu. Jawaban yang diberikan siswa hendaklah sesuai dengan kemampuan yang diminta dalam tujuan pembelajaran.

7)Memberikan Umpan Balik(Provide Feedback)Memberikan umpan balik merupakan fase yang terpenting. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, umpan balik diberikan secara informative dengan cara memberikan keterangan tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai siswa. Misalnya jelaskan jawaban siswa yang sudah benar dan yang perlu dilengkapi atau yang perlu dipelajari kembali oleh siswa dengan cara sudah baik, pelajari kembali, atau lengkapi, dll.

8)Menilai Hasil Belajar(Assess performance).Merupakan peristiwa pembelajaran yang berfungsi menilai apakah siswa sudah mencapai tujuan atau belum. Untuk itu perlu dibuat alat penilaian yang konsisten dengan tujuan dan diharapkan mampu mengukur tingkat pencapaian belajar siswa.

9)Meningkatkan Retensi(Enhance Retention and Transfer to The Job)Guru perlu memberikan latihan-latihan dalam berbagai situasi agar dapat menjamin bahwa siswanya dapat mengulangi dan menggunakan pengetahuan barunya kapan saja diperlukan.

2.ELEMEN YANG MENARIK1)Dalam rangka proses pembelajaran guru dapat menyusun program guru dapat menyusun program pembelajaran yang cocok dengan tahap dan fase pembelajaran.2)Teori belajar menurut menurut Gagne, lebih menitikberatkan pada operasionalisasi konsep belajar kumulatif dan memberikan mekanisme untuk merancang pembelajaran dan sederhana ke kompleks.3)Kita mengenal tiga macam memori yaitu memori indra (sensory memory), memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long term memory). Memori indra menahan informasi asli yang di dapat dari dunia sekitar yang diperoleh dari pancaindera.4)Dalam memahami belajar, Gagne tidak memperhatikan apakah prosesn belajar tadi terjadi melalaui penemuan (discovery) atau proses penerimaan (reception) sebagaimana diperkenalkan oleh Bruner dan Ausubel. Menurutnya yang terpenting adalah kualitas, penetapan (daya simpan) dan kegunaan belajar.

3.REFLEKSI DIRISaya sangat menyukai materi minggu ini mengenai pemrosesan informasi dan hakikat hasil belajar. Dari materi tersebut, saya menjadi tahu bapa itu pemrosesan informasi, manfaat, penggunaan atau penerapannya dalam pembelajaran, serta hambata-hambatan apa yang akan didapatkan dalam pemrosesan informasi. Sedangkan hasil belajar sangat membantu sebagai evaluasi terhadap siswa setelah pembelajaran. Dua hal tersebut (pemrosesan informasi dan hasil belajar) tidak berjalan sendiri, namun saling mempengaruhi satu sama lain. Proses pemrosesan informasi sangat mempengaruhi hasil belajar. Jadi, saya sebagai guru harus mampu menciptakan peristiwa atau kondisi belajar yang nyaman dan kondusif sehingga pemrosesan informasi lancar dan hasil belajar aka baik. Saya harus banyak-banyak membaca mengenai teori belajar dan pembelajaran untuk masa depan saya sebagai guru. Ilmu yang saya dapatkan dalam minggu ini semoga bermanfaat dan berkah. Hal ini sebagai bekal saya kelak saat menjadi guru/ dosen. Amiin.. ^http://linda-haffandi.blogspot.com/2011/10/pemrosesan-informasi-gagne-dan-hakikat.html