teori-teori pengembangan pengembangan penididik

Upload: suriadi-samsuri

Post on 20-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    1/12

    TEORI-TEORI PENGEMBANGAN PENDIDIK

    (Sebuah Tinjauan Ilmu Pendidikan Islam)

    Suriadi*

    ABSTRAK

    Pendidik adalah satu di antara komponen penting dalam suatu sistem kependidikan,

    karena pendidik merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaanpendidikan. Dalam konteks pendidikan secara umum, tugas seorang pendidik di titik

    beratkan pada upaya untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik

    potensi afektif, kognitif, maupun psiko-motorik. Jika merujuk pada narasi al-Qur'an,

    akan didapatkan beberapa informasi yang berkenaan dengan pendidik dan bentukkepribadian yang harus di milikinya. Adapun gambaran profil pendidik yang disebut

    dalam al-Qur'an, di antaranya ada empat, yaitu: 1) Allah; 2) para nabi dan rasul; 3)orang tua; dan 4) orang lain. Dalam al-Qur'an tentang konsep pendidik pada

    dasarnya lebih menekankan kepada aspek peran dan fungsi yang harus dijalankanoleh setiap pihak yang berkedudukan sebagai pendidik. Pengembangan konsep

    pendidik dan relevansinya dengan realitas kekinian terdiri atas; pendidik sebagai

    pemelihara, pendidik-mendidik, pendidik sebagai penuntun, pendidik sebagaipelindung, pendidik sebagai pengajar, dan pendidik sebagai ahli ilmu.

    KATA KUNCI: Teori Pengembangan Pendidik, Ilmu Pendidikan Islam

    *Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin SambasHP.081352107548 E-mail: [email protected]

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    2/12

    IAIS Sambas Vol I No. 1 Januari Juni 2015

    Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 81 -

    PENDAHULUAN

    Pendidik adalah satu di antara kom-ponen penting dalam suatu sistem pen-

    didikan, katena pendidik merupakan pi-hak yang bertanggung jawab terhadap

    pelaksanaan pendidikan, terutama men-

    yangkut bagaimana peserta didik diarah-kan sesuai dengan tujaun yang telah di-tetapkan. Dalam konteks pendidikan se-

    cara umum, tugas seorang pendidik di-

    titik beratkan pada upaya untuk meng-embangkan seluruh potensi peserta di-

    dik, baik potensi afektif, kognitif, mau-pun aspek psikomotorik.

    Rumusan ini, sejalan dengan arahanyang terdapat dalam konsep pendidikanIslam bahwa pendidik adalah pihak yangbertanggung jawab terhadap perkemba-

    ngan jasmani dan rohani peserta didikuntuk mencapai tingkat kedewasaan,se-hingga memiliki bekal yang cukup dan

    mampu dalam menjalankan tugas-tugas

    kemanusiannya, baik itu sebagai hambamaupun khalifah Allah di muka bumi

    berlandaskan nilai-nilai Islam. Jika me-rajuk pada narasi al-Quran, akan dida-

    patkan beberapa informasi yang berke-

    naan dengan pendidik dan bentuk kep-ribadian yang harus dimilikinya. Adapun

    gambaran profil pendidik yang disel-butdalam al-Quran, setidaknya ada empat

    komponen. Pendidik pertama, bagi se-

    luruh umat manusia yakni Allah SWT.Sebagai pendidik, Allah menginkanumat manusia menjadi baik dan dapat

    meraih kebahagian hidup, baik di duniamaupun di akhirat. Untuk itu, Allahmengutus para Nabi dan Rasul agar da-

    pat mengajarkan kepada manusia me-

    lalui petunjuk-petunjuk-Nya, sehinggamanusia memiliki etika dan bekal peng-

    etahuan. Allah sebagai pendidikn, memi-liki sifat-sifat (peribadi) mulia, sebagai-

    mana yang terangkum dalam Asma al-

    Husna.Pendidik selanjutnya adalah para

    Nabi dan Rasul, terutama Nabi Muham-mad Saw. Melalui bimbingan atau pendi-

    dikan yang diberikan-Nya kepada paraNabi dan Rasul, selanjutnya mereka di-

    perintahkan pula agar membina masya-rakat, guna menyampaikan petunjuk-

    petunjuk yang ada didalam al-Qur'an de-ngan mensucikan (mendidik) dan meng-ajar manusia akan hal-hal apa saja yangdiperlukannya untuk menjalani kehi-

    dupan. Nabi dan Rasul merupakanorang-orang terpilih dari kalangan ma-nusia, yang memiliki sifat-sifat kemu-

    liaan sebagai seorang pendidik. Di antara

    siffat-sifat mulia tersebut adalah siddiq(jujur), amanah (dipercaya), fathanah(cerdas), dan tablig (menyampaikan).

    Profil pendidik berikutnya yang di-

    sebut dalam al-Qur'an adalah orang tua.

    Hal ini dapat dipahami melalui kisahLuqman, sebagai potret orang tua yangmendidik anaknya dengan ajaran ke-

    imanan serta pokok-pokok ajaran Islam.

    Ddengan pola pendidikan yang persuatif,Luqman dianggap sebagai profil pendidk

    yang memiliki hikmah, sehingga Allahmengabdikannya dalam al-Qur'an de-

    ngan tujuan pelajaran (ibrah) bagi umatmanusia yang membacanya (mempela-jarinya). Selain, orangtua pendidik yang

    juga disebut dalam yakni orang lain.

    Informasi ini di antaranya dapat dilihatmelalui kisah Nabi Musa yang diperintah

    Allah untuk belajar kepada Khidir. Per-temuan yang sangat dinamis antara

    Musa dan Khidir, telah menunjukkan

    adanya proses interaksi pendidikan ataupembelajaran, khususnya dalam konteks

    hubungan antara guru dan murid. Khidirselaku guru, telah menampilkan sikap

    bijaksana dalam memberikan arahankepada Musa yang belajar kepadanya.

    Dengan demikian, profil pendidikyang disebut dalam al-Qur'an, di antara-

    nya ada empat, yakni: 1) Allah; 2) para

    nabi dan rasul; 3) orang tua; dan 4) oranglain. Untuk pendidik yang keempat ini,biasanya disebut dengan istilah guru

    atau sebutan lain yang semakna dengan-nya. Hal ini, dihubungkan dengan se-

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    3/12

    IAIS Sambas Vol I No. 1 Januari Juni 2015

    Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 82 -

    makin berkembangnya berbagai bentukdan pola pendidikan, terutama yang ter-

    kait dengan kelembagaan atau institusipendidikan, seperti sekolah, pesantren

    dan yang lainnya. Profil pendidik se-bagaimana yang digariskan dalam al-Quran tersebut, tidak terlepas pula de-ngan beberapa sifat mulia yang terdapat

    pada masing-masing kepribadiannya.Jamak, ketika kita dihadapkan pada per-soalan pendidikan akan melihat kepada

    pendidik (baca guru), Pendidik dalam

    realitas saat ini menunjukkan fakta bah-wa pihak-pihak yang seharusnya ber-

    peran dalam pendidikan dan seharusnyaberfungsi sebagai pendidik, telah men-

    yalahgunakan tugasnya dan mengabai-

    kan tanggung jawabnya.Menurut Paolo Freire, inti program

    pendidikan sebenarnya adalah penya-

    daran anak didik kepada dirinya sen-

    diri, terhadap orang lain, dan masya-rakat agar anak tumbuh menjadi lebih

    baik. Namun hal itu tidak akan terwujudapabila pihak yang melakukan kegiatan

    pendidikan (pendidik), justru meng-gunakan kekerasan dalam mendidik. De-nan kata lain bahwa, pentingnya mem-

    bangun konsep pendidik, sehingga se-

    gala bentuk praktek dehumanisasi da-lam dunai pendidikan dapat dihindari.

    Anak didik yang berkualitas, sangatmungkin lahir dari pola pendidikan yang

    berkualitas. Begitu pun sebaliknya, ke-

    tika para pendidik tidak mampu men-jalankan fungsinya dengan benar atau

    justru menjadi sumber permasalahan,maka kemungkinan besar akan berdam-

    pak tidak baik pula kepada anak yang di-didiknya. Oleh karena itu, kedudukan

    dan peran pendidik menjadi sangatpenting untuk diperhatikan, agar proses

    pendidikan yang dijalankan dapat mem-

    berikan manfaat besar yang bagi kehi-dupan masyarakat. Agar semua pihakyang memiliki peran sebagai pendidik

    mampu menjalankan tugasnya denganbaik, maka diperlukan kerangka konsep

    yang dapat mengarahkan dan mem-berikan penjelasan mengenai konsep

    pendidik berikut pengembangannya.

    Hakikat PendidikPendidik dalam Konsep

    Menurut Kamus Umum BahasaIndonesia, pendidik artinya orang yang

    mendidik, yang di dalam istilah Inggrislebih dikenal dengan sebutan teacher.Dalam bahasa Arab, penyebutan pen-

    didik menggunakan beberapa istilah,

    seperti: ustadz, muallim, murabb, mu-

    darris, mursyid, dan muad-ddib. Semua

    kata tersebut masing-masing memilikimakna yang menunjukan fungsi pendi-

    dik dalam konteks pendidikan secara

    umum. Kata ustadz biasa digunakan un-tuk memanggil seorang profesor. Kataini meng-andung makna bahwa seorang

    pendidik dituntut untuk berkomitmen

    dan profesional dalam mengemban tu-gasnya. Pertama, kata muallim berasal

    dari kata dasar ilm, yang berarti me-nangkap hakekat sesuatu. Seorang pen-

    didik (guru) dituntut untuk mampumenjelaskan hakikat ilmu pengetahuanyang diajarkannya. Kedua, kata mudarris

    berasal dari akar kata darasa-yadrusu-

    darsan, yang berarti terhapus, hilang be-kasnya, menghapus, menjadikan usang,

    melatih, dan mempelajari. Dari penger-tian ini, dapat dipahami bahwa tugas

    pendidik adalah berusaha mencerdas-

    kan peserta didiknya. Ketiga, kata mur-syid bisa digunakan untuk seorang guru

    dalam aktivitas tariqah (tasawuf). Katamurabbi berasal dari kata rabba-yaru-

    bbu dengan wazan madda-yamuddu(faala-yafulu), yang berarti memper-

    baiki, menguasai urusan, menuntun,menjaga, dan memelihara. Dengan de-

    mikian, di antara tugas murabbi adalah

    memelihara sesuatu (anak didik) sedikitdemi sedikit hingga menjadi sempurna.Untuk istilah muaddib, term ini berasal

    dari kata adab, yang artinya moral, etika,dan adab atau kemajuan (kecerdasan,

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    4/12

    IAIS Sambas Vol I No. 1 Januari Juni 2015

    Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 83 -

    kebudayaan) lahir dan batin, sehinggapendidik adalah orang yang beradab

    sekaligus memiliki peran dan fungsiuntuk membangun peradaban.

    Secara fungsional, istilah pendidikmenunjukkan kepada seseorang yangmelakukan kegiatan dalam memberikanpengetahuan, keterampilan, pendidikan,

    pengalaman, dan sebagainya, tanpa di-batasi oleh sekat formal dan jabatan. Dirumah, pihak yang melakukan tugas

    tersebut adalah orang tua (ayah-ibu). Di

    lingkungan institusi pendidikan, sepertisekolah dan pesantren, tugas mendidik

    dilakukan oleh guru atau kiyai. Adapundi lingkungan masyarakat, proses pen-

    didik bisa dilakukan oleh unsur-unsur

    terkait yang ada didalamnya, baik dalambentuk kelembagaan maupun perorang-an. Kedudukan orangtua sebagai sebagai

    pendidik pada dasarnya merupakan se-

    buah keharusan, baik dilihat dari sisinilai maupun sosial. Ahmad Tafsir, men-

    yatakan bahwa tanggung jawab orangtua sebagai pendidik terhadap anak-

    anaknya, di antaranya disebabkan olehdua hal, yakni: Pertama, karena kodrat,disebabkan orang tua memang ditak-

    dirkan bertanggung jawab untuk men-

    didik anaknya. Kedua, karena kepen-tingan kedua orangtua, yaitu berke-

    pentingan terhadap kemajuan dan per-kembangan anak, karena kesuksesan

    yang dicapai anaknya adalah merupakan

    kesuksesan orang tua juga.Hal ini menunjukkan bahwa orang

    tua sejatinya adalah pendidik yang per-tama dalam dimensi kemanusiaan, se-

    telah seorang anak dilahirkan ke dunia.Adapun mengenai pendidik yang disebut

    dengan istilah guru, Hadari Nawawimenyatakan bahwa guru adalah orang

    yang bekerja sebagai pengajar atau se-

    bagai pihak yang memberikan pelajarandi sekolah. Guru merupakan orang yangbekerja dalam bidang pendidikan dan

    pengajaran, serta ikut bertanggung ja-

    wab dalam membantu anak-anak men-capai tingkat kedewasaan.

    Walaupun profesi guru dalam kon-teks ini terkesan berorientasi profit, ka-

    rena telah menjadi sebuah profesi, akantetapi imbalan yang didapatkan belum-lah sebanding dengan pengorbanan yangdiberikan. Disisi lain, bagaimanapun pe-

    ran sebagai guru pada saat ini telahmengalami perubahan paradigma se-iring dengan kemajuan zaman, namun

    hal tersebut tidak seharusnya menyu-

    rutkan semangat para guru untuk tetapmengutamakan pengabdian. Meskipun

    tugas guru pada saat ini sudah beralihpada profesi pekerjaan dalam sebuah

    institusi pendidikan, akan tetapi usaha-

    usaha pendidikan harus tetap mampudijalankan dengan maksimal.

    Berbicara tentang kualitas guru se-

    bagai unsur pendidik, dalam literatur

    kependidikan Islam, terdapat penjelasanbahwa guru adalah orang yang memiliki

    beberapa karakteristik, di antaranyaadalah: 1) komitmen terhadap profe-

    sionalitas, yakni yang melekat pada di-rinya sikap dedikatif, komitmen terha-dap kualitas proses dan hasil kerja, serta

    memiliki sikap continuous improvement;

    2) menguasai ilmu dan mampu mengem-bangkannya serta menjelaskan fungsi-

    nya dalam khidupan, menjelaskan di-mensi teoretis dan praktisnya, atau se-

    kaligus mampu melakukan transfer ke-

    ilmuan serta Internalisasi nilai dan ala-miah; 3) mendidik dan menyiapkan pe-

    serta didik agar mampu berkreasi sertamampu mengatur dan memelihara hasil

    kreasinya untuk tidak menimbulkandampak negatif, baik bagi dirinya, anak

    didiknya, maupun masyarakat sertaalam sekitarnya; 4) mampu menjadi mo-

    del atau sentral identifikasi diri, atau

    menjadi pusat anutan, teladan dankonsultan bagi peserta didiknya; dan 5)mampu bertanggung jawab dalam mem-

    bangun peradaban masa depan. Berda-sarkan beberapa karakteristik ini, di-

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    5/12

    IAIS Sambas Vol I No. 1 Januari Juni 2015

    Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 84 -

    harapkan setiap guru benar-benar men-jadi pendidik yang dapat diandalkan ke-

    beradaannya untuk melaksanakan pro-ses pendidikan. Dengan demikian, orang

    tua dan guru pada dasarnya adalah pihakyang sama-sama berfungsi sebagai pen-didik. Namun, karena adanya perkem-bangan dalam pola kehidupan masya-

    rakat manusia, maka peran guru lebihidentik dengan aktivitas pendidikan disebuah lembaga atau institusi pen-

    didikan. Namun demikian, perlu adanya

    sinergi peran di antara keduanya, agarpendidikan seorang anak tidak tersekat

    oleh tempat-tempat tertentu. Hal iniperlu juga didukung oleh peran masya-

    rakat sebagai bagian dari pemberi sti-

    mulasi dan pembentuk lingkungan yangtidak kalah pentingnya bagi perkem-bangan setiap individu yang ada di

    dalamnya. Dari itu, baik orang tua, guru

    maupun masyarakat harus bersama-sama menyadari peran dan fungsinya

    untuk mensukseskan pelaksanaan pen-didikan yang lebih terpadu.

    Dari beberapa pengertian yang telahdisebutkan di atas, dapatlah disimpulkanbahwa pendidik adalah orang atau pihak

    yang secara fungsional melakukann ke-

    giatan pemberian pengetahuan, kete-rampilan, pendidikan, pengalaman, dan

    sebagainya. Adapun yang termasuk da-lam kategori pendidik, di antaranya ada-

    lah orangtua, guru, dan masyarakat.

    Untuk pendidik yang disebut dengan gu-ru, umumnya selalu dikaitkan dengan

    bidang tugas atau pekerjaan yang di-lakukan. Hal ini, menunjukan bahwa

    pendidik daam guru ini merupakan se-buah profesi atau keahlian tertentu yang

    melekat pada seseorang yang tugasnyaberkaitan dengan pendidikan.

    Jika dilihat dari fungsinya, kompo-

    nen pendidik merupakan satu di antaraunsur yang sangat penting dalam sistemkependidikan. Karena pendidik adalah

    pihak yang ikut bertanggung jawabterhadap pelaksanaan pendidikan, khu-

    susnya yang berhubungan dengan peng-arahan dan pembinaan peserta didik.

    Setiap pihak yang berkedudukan sebagaipendidik, secara prinsip memiliki fungsi

    untuk mengembangkan seluruh potensipeserta didik, baik potensi afektif, kog-nitif, maupun psikomotorik. Jadi, pen-didik memiliki tugas yang sangat penting

    dalam proses pendidikan, yakni meng-upayakan seluruh potensi anak didik,baik potensi kognitif, afektif maupun

    psikomotorik, agar dapat dikembangkan

    secara seimbang sampai ke tingkat yangpaling optimal. Ketiga aspek ini adalah di

    antara potensi besar yang dimilikiseorang anak (manusia), sehingga peran

    pendidik menjadi sangat penting untuk

    mengarahkannya menjadi optimal.

    Kedudukan dan Tugas Pendidik

    Komponen pendidik pada prin-

    sipnya memiliki kedudukan yang sangatpenting bagi pengembangan segenap

    potensi peserta didik. Ia menjadi orangyang paling menentukan dalam setiap

    proses pendidikan. Jika di dalam ke-luarga, pendidik memiliki kedudukansebagai pelindung, pendamping, pendo-

    rong, penasihat, dan pemberi contoh

    bagi anak-anaknya agar dapat tumbuhdan berkembang menjadi manusia de-

    wasa.Di sekolah, kedudukan pendidik

    adalah sebagai sosok guru profesional

    yang menjalankan tugasnya dengan baikdan penuh dedikasi sesuai jenjang

    pendidikan yang dijalaninya, mulai daripra sekolah, tingkat dasar, menengah,

    sampai pendidikan tinggi. Dalam kon-teks ini, guru selaku pendidik sangat me-

    nentukan dalam pemberian materi pe-lajaran (transfer of knowledge), pena-

    naman nilai-nilai moral, pengaturan ke-

    las dan pengendalian peserta didik sertamenilai hasil pendidikan dan hasil be-lajar anak didiknya. Adapun kedudukan

    pendidik yang ada di masyarakat, sepertitutor, instruktur, fasilitator, ataupun

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    6/12

    IAIS Sambas Vol I No. 1 Januari Juni 2015

    Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 85 -

    yang lainnya, semuanya secara prinsipmerupakan pendidik yang berkduduk-

    kan untuk membimbing setiap orangyang menjadi peserta didiknya.

    Berkenaan dengan aspek tanggungjawab, pada prinsipnya pendidik memi-liki tugas untuk melakukan pendidikan(mendidik), yakni mengupayakan se-

    luruh potensi anak didik, baik potensikognitif, afektif maupun psikomotorik,agar dapat dikembangkan secara se-

    imbang sampai ke tingkat yang paling

    optimal. Terkait dengan tugas pendidikdi era kontemporer saat ini, Sudarwan

    Danim menyatakan, pendidik harusmampu memberikan bekal kepada anak

    didik mengenai makna hakekat hidup

    dan moralitas seperti apa yang diperlu-kan ank didik untukn hidup di masya-rakat. Tugas pendidik bukan hanya se-

    kedar melakukan aktivitas pendewa-

    saan, tetapi juga harus mampu mem-berikan bekal keteranpilan hidup yang

    berorientasi pada fungsi-fungsi pro-duksi. Walaupun lingkup pendidikan ter-

    sebut adalah komunitas yang kecil, se-perti keluarga, maka menjadi tugasorangtua untuk dapat memberikan bekal

    hidup yang cukup bagi anak-anaknya.

    Efektivitas keberhasilan pendidik(baca: guru) dalam menjalankan tugas

    kependidikannya, dapat dilihat dari be-berapa hal penting. Medley mengemuka-

    kan beberapa asumsi sebagai berikut: 1)

    asumsi sukses guru tergantung padaaspek kepribadiannya; 2) asumsi sukses

    guru tergantung pada penguasaan me-tode; 3) asumsi sukses guru tergantung

    pada frekuensi dan intensitas aktivitasinteraktif guru dan anak didiknya; 4)

    asumsi guru yang berhasil adalah ter-ltak pada aspek keilmuannya. Asumsi ini

    menunjukan beberapa kompetensi yang

    mesti dimiliki oleh para pendidik (teru-tama guru), agar mereka dapat menja-lankan tugas dan fungsinya secara baik.

    Dengan demikian, semua pihak yangmemiliki tugas untuk melakukan pendi-

    dikan, setidaknya harus memiliki be-berapa kompetensi dasar yang sesuai

    dengan lingkungan di mana ia melaku-kan proses pendidikan.

    Dari beberapa penjelasan mengenaikedudukan dan tugas pendidik ini, dapatdinyatakan secara singkat bahwa pen-didikan memiliki kdudukan yang sangat

    penting dalam pelaksanaan pendidikan,karena pendidik adalah pihak yangbersentuhan langsung dengan unsur-

    unsur yang ada dalam sebuah aktivitas

    pendidikan, terutama anak didik. Se-bagai wujud dari kedudukannya yang

    sangat penting tersebut, tugas pendidikadalah berupaya untuk mengembangkan

    segenap potensi anak didiknya, agar

    memiliki kesiapan menghadapi berbagaitantangan dalam kehidupannya.

    Pengembangan Konsep Pendidik dan

    Relevansinya dengan Realitas Kekinian.

    Pembahasan al-Qur'an tentang kon-

    sep pendidik pada dasarnya lelih me-nekankan pada aspek peran dan fungsi

    yang harus dijalankan oleh setiap pihakyang berkedudukan sebagai pendidik.Dari konsep al-murabbi, pendidik adalah

    pemelihara, pendidik, penuntun, penjaga

    dan pelindung, sedangkan dari konsepal-muallim, pendidik merupakan peng-

    ajar atau pihak yang berperan dalammentransformasi ilmu pengetahuan,

    agar terinternalisasi dalam pemahaman

    dan pengamalan dari pihak yang diberi-kan pelajaran. Adapun dari konsep ahl-

    adz-dzikr, pendidik merupakan pihakyang memiliki kapasitas dan kompetensi

    keilmuan yang baik, sehingga disebutsebagai ahli ilmu. Apabila dikaitkan de-

    ngan realitas pendidik di era globalisasidan masyarakat informasi saat ini, maka

    bentuk-bentuk relevansi yang dimaksud,

    di antaranya:1. Pendidik sebagai pemelihara

    Pendidik adalah pemelihara dan

    penjaga bagi pihak yang dididiknya. Jikapendidik tersebut adalah orangtua, maka

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    7/12

    IAIS Sambas Vol I No. 1 Januari Juni 2015

    Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 86 -

    ia harus berfungsi sebagai pemeliharabagi anak-anaknya. Apabila pendidik itu

    adalah guru, maka mereka harus men-jadi pemelihara dan penjaga bagi murid-

    muridnya. Apabila pendidik yang dimak-sud adalah ulama, maka mereka harusmampu memelihara umat yang dibim-bingnya melalui berbagai usaha yang

    mampu dilakukan. Jika pendidik itu dariunsur-unsur lain yang berada di luarlingkungan keluarga atau sekolah, me-

    reka pun harus menjadi pemelihara bagi

    pihak-pihak yang dididiknya. Singkatnyafungsi pemeliharaan atau penjagaan ini,

    menjadi syarat penting berlangsungnyaproses pendidikan.

    Adapun yang dimaksud dengan pro-

    ses pemelihara dalam konteks pendi-dikan adalah kemampuan menumbuh-kan aspek-aspek penting yang memang

    harus dikembngkan dari pihak yang di-

    didik, baik dari aspek potensi maupuntata nilai. Dalam tataran tata nilai, pen-

    didik adalah pemelihara (konservator)sistem nilai yang merupakan sumber

    norma kedewasaan. Fungsi pemeliharajuga merupakan usaha penjagaan, ter-utama terhadap aspek-aspek potensi

    yang telah ditumbuhkembangkan agar

    tetap bertahan atau bahkan mengalamipeningkatan. Menjaga keberlangsungan

    proses pemeliharaan agar tetap berjalandengan baik merupakan tugas yang jauh

    lebih berat dari sekedar menumbuhkan

    atau meng-embangkan. Di lingkungankeluarga, tidak semua orang tua mampu

    menjalankan tugasnya sebagai pendidikatau pemelihara bagi anak-anaknya. Hal

    ini diperparah oleh adanya stigmabahwa tugas mendidik (memelihara)

    merupakan tanggung jawab guru yangada di sekolah.

    Berdasarkan hasil penelitian yang

    dilakukan Balitbang Diknas RI tentangperan orang tua dan masyarakat dalamproses pendidikan, me-nunjukan bahwa

    tingkat partisipasi orang tua siswa dalammendukung penyelenggaraan pendi-

    ddikan di sekolah adalah rendah, yaiturata-rata hanya 57,1%. Muncul pula

    anggapan bahwa sekolah merupakantempat penitipan anak, karena orang tua

    tidak memiliki waktu untuk menjaga danmendidik, atau bahkan tidak tahu caramendidik anak-anaknya. Di kalanganpendidik yang berprofesi sebagai guru,

    tidak sedikit di antara mereka yang ke-liru menjalankan tuganya, karena hanyamelakukan fungsi pengajaran (transfer

    ilmu), bukan pendidikan atau pemeli-

    haraan.2. PendidikMendidik

    Sesuai dengan kedudukan dan tang-gung jawab yang diembannya, tugas

    utama para pendidik adalah mendidik.

    Penyebutan istilah mendidik, walau se-iring diidentikkan dengan kegiatanpengajaran (mengajar), namun makna

    mendidik pada dasarnya memiliki mu-

    atan yang lebih luas. Pendidikan (men-didik) dapat berarti memelihara dan

    memberi latihan, di mana dalam peme-liharaan dan pemberian latihan tersebut

    diperlukan adanya ajaran, tuntunan danpimpinan mengenai akhlak serta kecer-dasan pikiran. Usaha mendidik atau pen-

    didikan, setidaknya memiliki tiga proses

    yang saling terkait dan saling mempeng-aruhi antara satu dengan lainnya, yakni:

    pertama, pendidikan sebagai proses alihinformasi. Kedua, pendidikan sebagai

    pengajaran dan proses belajar (teaching

    and learning process). Ketiga, pendidikansebagai role model.

    3. Pendidik sebagai penuntun (pemberipetunjuk)

    Pendidik sebagai penuntun dapatberarti bahwa setiap pihak yang ber-

    kedudukan atau berfungsi sebagai pen-didik harus mampu menjadi penuntun,

    pemberi arah, atau pemberi petunjuk

    bagi semua peserta didiknya. Pendidiksebagai penuntun juga berarti pendidikmerupakan pembimbing utama bagi

    anak didiknya. Adapun yang dimaksuddengan pembimbing dalam konteks ini

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    8/12

    IAIS Sambas Vol I No. 1 Januari Juni 2015

    Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 87 -

    adalah sebagai pihak yang melakukanproses pemberian bantuan terhadap

    individu untuk mencapai pemahamandan pengarahan diri yang dibutuhkan

    untuk melakukan penyesuaian diri se-cara maksimal terhadap diri dan ling-kunganya. Jika konsep pendidik sebagaipenuntun atau pembimbing ini diaktu-

    alisasikan dalm kehidupan saat ini, ma-ka peran pendidik sebagai penuntunsangatlah diperlukan. Hal ini disebabkan

    oleh beberapa hal, di antaranya adalah:

    Pertama, Peradaban globalisasi dan ke-majuan teknologi informasi yang diha-

    sillkan dari proyek modernisasi, dalamperkembangannya memberikan peng-

    aruh yang sangat besari bagi kehidupan

    manusia. Pengaruh tersebut ada yangbermanfaat (positif) dan ada pula yangburuk (negatif). Unsur lingkupannya

    yang menjadi salah satu faktor dominan

    dalam pemberian stimulus bagi perkem-bangan peribadi manusia, sesungguhnya

    sampai saat ini tidak banyak yang dapatmemberikan tuntunan dan panutan.

    Justru yang lebih banyak adalah upayapengikisan nilai-nilai moral dalam kehi-dupan masyarakat, baik yang ddilakukan

    secara langsung ataupun tidak. Kedua,

    Perkembangan kejiwaan setiap orangyang berbeda-beda dan dengan berbagai

    kebutuhan yang berbeda, sangat me-mungkinkan untuk dapat dipengaruhi

    oleh dimensi peradaban globalisasi yang

    bermuatan negatif, terutama kalanganremaja. Ketiga, Pendidik merupakan

    komponen yang memiliki posisi strategisuntuk melakukan pemberian bimbingan

    atau petunjuk, terutama kepada anakdidiknya, karena selain orang tua, pen-

    didik dalam arti guru pada dasarnya me-miliki intensitas yang lebih dekat dengan

    anak didiknya.

    4. Pendidik sebagai Pelindung

    Pendidik sebagai pelindung (con-

    forter) dalam prakteknya lebih banyak

    berperan dalam melakukan pola asuhyang positif, sehingga dapat mempeng-

    aruhi dengan baik perkembanan anakdidiknya. Mengutip tulisan seorang kon-

    sultan keluarga, Elizabeth Crary, dalambukunya Dealing with Dissapointment,

    bahwa peran orangtua yang notebene-nya adalah pendidik, maka dalam im-plementasinya terdapat empat fungsiyang mesti dijalankannya, yaitu 1)

    sebagai comforter atau pelindung ketikaanak-anaknya di bawah 4 tahun; 2) se-bagai teacher (pendidik/guru) ketika

    anak-anaknya berusia 5-9 tahun; 3)

    sebagai coach (pelatih) ketika anak-anaknya berusia 9-12 tahun; dan 4) se-

    bagai supporter (pendukung) ketikaanak-anaknya berusia 13-15 tahun.

    Untuk menjadi pendidik yang bijaksana,

    maka setiap pendidik sebaiknya harusbisa berperan menjadi kesemuanya,terutama mampu menjadi pelindung

    (comforter) yang aman bagi anak-anak-

    nya pada setiap waktu dan kesempatan.Dalam kaitannya dengan perkem-

    bangan dunia saat ini, pada satu sisidunia pendidikan telah memiliki banyak

    alternatif konsep pendidikan modernyang dapat dijadikan sebagai landasanfilosofis untuk mengembangkan proses

    pendidikan pendidikan agar menjadi

    lebih baik dan semakin berkualitas.Namun di sisi lain, teori-teori pendidikan

    modern tersebut walaupun cukup ber-hasil memberikan perubahan yang ber-

    arti dalam mengembangkan pendidikan

    yang sesuai dengan kebutuhan zaman,tapi kurang berhasil menggarap wilayah

    moral dan tata nilai dalam dunia pen-didikan. Di lingkungan keluarga, sekolah

    maupun masyarakat, masih banyak di-jumpai tindakan-tindakan desdruktif

    yang justru mendistorsi nilai-nilai ke-manusian, seperti aksi kekerasan yang

    dilakukan terhadap anak didik, atau tin-

    dakan dehumanisasi lainnya yang di-lakukan atas nama pendidikan. Tindakkekerasan tersebut ironisnya tidak

    sedikit yang melibatkan pihak pendidiksebagai pelaku utama. Pendidik yang

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    9/12

    IAIS Sambas Vol I No. 1 Januari Juni 2015

    Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 88 -

    seha-rusnya menjadi pelindung bagianak didiknya, justru menjadi sumber

    kekerasan atau persoalan tersebut.Munculnya tindak kekerasan dalam

    dunia pendidikan pada dasarnya dise-babkan oleh banyak faktor. Jika dilihatdari aspek pendidiknya, faktor-faktortersebut di antaranya adalah: (1) pen-

    didik yang bersangkutan kurang mema-hami fungsinya, atau hanya mengetahuibahwa tugas mereka adalah mengajar;

    (2) pendidik tersebut kurang mampu

    menerapkan metode yang tepat dalamproses pendidikan; (3) mereka meng-

    etahui fungsinya lemah dalam tahap im-plementasinya; (4) pendidik yang demi-

    kian tidak merasa bahwa tugas yang

    dilakukannya adalah sesuatu yang mulia,sehingga pendidikan dilaksanakan bu-kan dengan semangat keikhlasan, me-

    lainkan dengan keterpaksaan; (5) tidak

    memahami fase perkembangan pesertadidik dengan segala dinamikanya; (6)

    pendidik tersebut memiliki persoalandalam aspek kepribadiannya.

    5. Pendidik sebagai PengajarTelah menjadi keharusan bahwa

    pendidik mesti menjadi pengajar yang

    baik bagi peserta didiknya. Konsep pen-

    didik sebagai pengajar berarti pendidikadalah pihak yang seharusnya mampu

    melakukan transformasi keilmuan ke-pada setiap pihak yang dididiknya. Da-

    lam aktivitas pengajaran, baik di ling-

    kungan keluarga, masyarakat, apalagi disekolah, seorang pendidik mesti mem-

    berikan pengajaran keilmuan dengansungguh-sungguh. Pengajar yang baik

    adalah pengajar yang tidak hanya dapatmemberikan uraian materi secara jelas,

    namun bagaimana materi atau ilmu yangdiajarkan dapat diserap oleh peserta di-

    diknya dengan benar. Untuk itu, diper-

    lukan upaya internalisasi atau pena-naman nilai terhadap ilmu yang diajar-kan oleh pendidik, sehingga peserta

    didik tidak hanya sekedar memahamimateri, namun juga mampu mengap-

    kasikan apa yang telah dipelajarinyadalam praktek kehidupan.

    Dalam konteks ini penulis meman-dang penting agar pendidik terutama

    dalam konteks guru untuk memahamibahwa proses transfer pengetahuan,tidaklah semisal memindahkan sebuahbenda dari satu tempat ke wadah yang

    lain, ini sejalan dengan yang digagasGiambattista Vico dengan filsafat belajarkonstuktivismenya dengan sebuah ung-

    kapannya yang populer bahwa orang

    hanya dapat benar-benar memahamiapa yang dikonstruksnya sendiri.

    6. Pendidik sebagai ahli ilmuPendidik sebagai ahli ilmu yang

    dimaksud dalam konteks pembahasan

    ini adalah orang yang memiliki kapasitaskeilmuan yang baik dan memilikikesadaran untuk memberikan ilmunya

    kepada orang lain. Spesialisasi ilmu yang

    dimilikinya, paling tidak sesuai denganbidang tugas yang dijalaninya. Di dalam

    al-Quran dijelaskan tentang perintahAllah kepada manusia untuk bertanya

    mengenai apa saja yang tidak diketahuiatau diragukan kebenarannya, kepadasiapa pun yang tahu dan tidak diragukan

    objektivitasnya. Hal ini sesungguhnya

    memberikan isyarat bahwa manusiasangat dianjurkan bertanya dengan tu-

    juan agar segala sesuatu yang ditanya-kan menjadi jelas adanya. Adapun salah

    satu pihak yang dapat dijadikan tempat

    untuk bertanya adalah orang-orang yangmemiliki pengetahuan tentangnya. Jadi

    sudah selayaknyalah guru untuk selalumengasah kemampuannya yang tertu-

    ang dalam kualifikasi dan kompetensiguru yang mewajibkan guru memiliki:

    kualifikasi akademik, kompetensi, serti-fikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,

    serta memiliki kemampuan untuk meng-

    wujudkan tujuan pendidikan nasi-onal.Melalui penjelasan tentang konsep

    pendidik ini, dapat dipahami bahwa

    komponen pendidik memiliki tugas dantanggung jawab yang sangat besar dalam

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    10/12

    IAIS Sambas Vol I No. 1 Januari Juni 2015

    Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 89 -

    proses pendidikan. Apalagi jika dikait-kan dengan realitas dan kebutuhan pen-

    didikan saat ini, ditengah-tengah ge-lombang kemajuan dan dinamika peru-

    bahan zaman, maka fungsi sebagai pe-melihara, pendidik (mendidik), penun-tun, pelindung, pengajar dan ahli ilmu,menjadi sangat diperlukan. Dengan de-

    mikian, konsep pendidik yang berangkatdari prinsip-prinsip al-Qur'an tersebut,memiliki nilai yang sangat signifikan dan

    relevan untuk diterapkan dalam praktek

    pendidikan pada saat sekarang.

    SIMPULAN

    Persoalan dunia pendidikan yang

    menyangkut komponen pendidik ber-

    dasarkan fakta yang adda belum menun-jukan yang menggembirakan. Pendidikyang memiliki peras strategis untuk

    membangun dunia pendidikan terutama

    yang berkaitan dengan anak didik, justrutermasuk pihak yang menjadi sumber

    persoalan. Munculnya tindak kekerasanterhadap anak didik, adanya perilaku

    menyimpang yang dapat menurunkankredibilitas kepribadian para pendidik,dan sebagainya, merupakan di antara

    persoalan yang harus segera dibenahi. Di

    saat tuntutan dan tantangan peradabanmodern memberikan pengaruh yang

    sangat besar bagi kehidupan manusia,dunia pendidikan justru mengalami

    penurunan dalam aspek penyiapan

    sumber daya manusia. Banyaknya per-masalahan bangsa ang dihadapi saat ini,

    sedikit banyak disebabkan ketidak-mampuan dunia pendidikan untuk mem-

    berikan perubahan terhadap sumberdaya manusia yang ada di dalamnya.

    Memperjelas konsep pendidik da-lam tataran fungsi dan peran yang mesti

    dijalankan, merupakan suatu hal yangsangat diperlukan untuk menjawab

    kebutuhan pendidikan saat ini. Begitupun penjelasan tentang sifat-sifat utamayang harus terinternalisasi dalam aspekkepribadian para pendidik adalah me-

    rupakan arahan-arahan yang mampumemberikan perubahan dalam rangkameningkatkan kualitas proses pendi-

    dikan. Dengan adanya konsep yang

    tersistematis, apalagi konsep tersebutberangkat dari al-Quran yang menjadi

    sumber nilai dan telah diakui kualitasserta kedudukannya, maka hal tersebut

    tentu sangat membantu para pendidik

    atau dunia pendidikan untuk melakukanpembenahan, sehingga kajian yang men-yangkut konsep pendidik dan kepriba-

    diannya, serta bentuk relevansinya ter-

    hadap pendidikan saat ini merupakanikhtiar ilmiah yang kiranya memiliki

    banyak nilai manfaat.

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    11/12

    IAIS Sambas Vol I No. 1 Januari Juni 2015

    Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 90 -

    DAFTAR PUSTAKA

    Assegaf, Abd Rahman. 2004. Pendidikan Tanpa Kekerasan (Tipologi Kondisi,

    Kasus dan Konsep) Yogyakarta: Tiara Wacana.

    Abdul Mujib & Jusuf Mudzakkir. 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:

    Kencana.

    Abdul Munir Mulkhan. 2002. Nalar Spiritual Pendidikan (Solusi Problem

    Filosofis Pendidikan), Yogyakarta: Tiara Wacana.

    An-Nahlawi, Abdurrahman. 1992. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan

    Islam di dalam Keluarga, di sekolah dan di Masyarakat, Bandung:Diponegoro.

    Nata, Abuddin 1997. Filsafat Pendidikan Isl am,1 Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

    Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam , Bandung:

    Remaja Rosdakarya.

    Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan , Yogyakarta:

    LaksBang ediatama.

    Hadari Nawawi. 1989. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta:

    Haji Masagung.

    Http// www.kompas.com, Segera Hentikan Kekerasan pada Anak, akses

    tanggal 1 Maret 2012.

    Http//www.magnum.com, Guru Hajar Murid, akses tanggal 1 Maret 2012.

    Http//www.okezonelifestyle.com, Jadilah Pelindung yang Baik, aksestanggal 15 Januari 2012.

    Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

    Quran), Volume 11, Jakarta: Lentera Hati.

    Muhaimin, 2004. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam , Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar.

  • 7/23/2019 Teori-Teori Pengembangan Pengembangan Penididik

    12/12

    IAIS Sambas Vol I No. 1 Januari Juni 2015

    Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 91 -

    Mujib & Mudzakkir. 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana.

    Nurkolis 2003. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model, dan Aplikasi),

    Jakarta: Grasindo.

    Ahmad Nurwadjah, 2007. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan (Hati yang Selamat

    Hingga Kisah Luqman), Bandung: Marja.

    Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis,

    dan Praktis), Jakarta: Ciputat Press.

    La Ode, Sismono. 2006. dkk, Biografi Pemikiran dan Kepemimpinan Prof.

    Suyanto, Ph.D (Di Belantara Pendidikan Bermoral) , Yogyakarta: UNY

    Press.

    Danim, Sudarwan. 2006. Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, Yogyakarta:

    Pustaka pelajar.

    B. Suryosubrata. 1983. Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, Jakarta: Bina

    Aksara.

    al-Attas, Syed Naquib. 1992. Konsepsi Pendidikan dalam Islam: Suatu Rangka

    Pikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, Mizan: Bandung.

    dan La Sulo, Umar Tirtarahardja 1994. Pengantar Pendidikan , Jakarta:

    Ditjend Pendi-dikan Tinggi Depdikbud.

    Poerwadarminta, W.J.S. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

    Pustaka.