tinjauan pustak1.doc

Upload: elsy-selvia-rahma-putri

Post on 17-Oct-2015

114 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahan bacaan

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

Makalah ini membahas tentang batu bata yang merupakan salah satu bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik batu bata yang dibangun masyarakat untuk memproduksi batu bata. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik sipil seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar, saluran dan pondasi. Batu bata umumnya dalam konstruksi bangunan memiliki fungsi sebagai bahan non-struktural, di samping berfungsi sebagai struktural. Sebagai fungsi struktural, batu bata dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada diatasnya seperti pada konstruksi rumah sederhana dan pondasi. Sedangkan pada bangunan konstruksi tingkat tinggi/gedung, batu bata berfungsi sebagai non-stuktural yang dimanfaatkan untuk dinding pembatas dan estetika tanpa memikul beban yang ada diatasnya.

Semakin banyaknya bangunan yang dibangun semakin banyak pula kebutuhan dari batu bata sehingga banyak industri batu bata yang mendirikan usaha produksi baik home industri maupun pabrik besar,maka dari itu banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan. Dalam produksi batu bata ini banyak keuntungan maupun kerugian yang bisa mempengaruhi kesehatan dari tenaga kerja tersebut.

Maka dari itu kami membuat makalah mengenai resiko/penyakit pada pekerja informal terutama pada produksi batu bata.

TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN

Bata atau bata merah adalah batu buatan yang terbuat dari tanah liat dalam keadaan lekat dicetak, dijemur beberapa hari sesuai dengan aturan lalu dibakar sampai matang, sehingga tidak dapat hancur lagi apabila direndam dalam air.Syarat syarat batu bata yang baik1. Bila diketok suaranya nyaring

2. Panjang bata = 2 lebar dan siar (1cm)

3. Penyimpanan ukuran untuk panjang maksimum 3%, lebar maksimum 4% dan tebal maksimum 5%

4. Kuat desak bata yang banyak terdapat dalam perdagangan di Indonesia dibagi dalam 3 golongan:

a. Batu merah mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2 dengan ukuran yang sama tanpa penyimpanganb. Batu merah mutu tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara 80 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 10%.

c. Batu merah mutu tingkat III dengan kuat tekan rata-rata antara60 kg/cm2 dan 80 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 20%.

MANFAAT

Hasil dari usaha produksi batu bata ini adalah batu bata merah sebagai bahan untuk pembuatan dinding bangunan, yang tingkat kekuatan dan kesejukannya dalampembuatan rumah sangat tinggi jika dibandingkan dengan bahan yang menggunakan batu bata pres.

Penggolongan batu bata sesuai dengan bahan pembuatannya

Jika disesuaikan dengan bahan pembuatannya, secara umum batu bata digolongkan dalam 3 jenis:1. Batu Bata Tanah Liat

Batu bata yang terbuat dari tanah liat ini memiliki 2 kategori utama, yaitu bata biasa dan bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini digunakan untuk dinding dan ditutup dengan semen. Bata biasa seringkali disebut dengan bata merah. Bata muka memiliki permukaan yang baik, licin dan mempunyai warna atau corak yang sama. Meski digunakan untuk dinding juga, namun bata muka tidak perlu ditutup lagi dengan semen. Bata muka biasa disebut sebagai bata imitasi.

2. Batu Bata Kotoran Sapi

Beternak sapi, secara umum memang banyak memberikan keuntungan kepada para peternaknya. Selain keuntungan ekonomis dari kenaikan berat badan juga didapat keuntungan lain dari hasil sampingan berupa limbah. Selama ini, limbah kotoran sapi hanya dimanfaatkan sebagai pupuk. Ternyata, limbah kotoran sapi ini dapat pula dipakai sebagai bahan baku pembuatan bata untuk bahan bangunan. Pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi bahan baku pembuatan bata untuk bahan bangunan ini ternyata mempunyai banyak keuntungan antara lain adalah :

Mengurangi penggunaan bahan dari tanah liat yang merupakan bahan yang tidak dapat dibarukan. Sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggalian bahan baku tanah liat yang berlebihan.

Mengurangi penggunaan kayu bakar serta menurunkan biaya produksi karena memanfaatkan biogas metana hasil dari limbah kotoran sapi. Dengan demikian, akan didapatkan bahan bangunan yang berharga murah dan terjangkau untuk kemakmuran masyarakat .

3. Batu Bata Pasir-Kapur

Sesuai dengan namanya, batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1:8 serta air yang ditekankan kedalam campuran sehingga membentuk bata yang sangat padat biasa digunakan untuk bagian dinding yang terendam air dan memerlukan kekuatan tinggi.4. Bahan Campuran Batu Bata

Bahan baku batu bata merah adalah tanah liat atau lempung dan air secukupnya. Tanah liat (clay), adalah tanah yang ukuran partikelnya lebih kecil dari 5\ im (ukuran sieve yang paling kecil untuk fine aggregate adalah 150 nm), sulit diremukkan saat kering, terasa licin dan plastis. Tanah liat memiliki berat jenis (spectfic gravity) sekitar 2.63 hingga 2.67. Specific gravity adalah berat spesifik dari butiran padat, yang didefenisikan sebagai perbandingan antara unit weight padat (ys) dengan unit weight air (yw).

PERSYARATAN LOKASIMengenai lokasi usaha yang perlu diperhatikan adalah mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan lolasi luas sehingga memungkinkan pembuatan tempat untuk Pencetakan, Penjemuran, Pembakaran dan Penampungan Bata Bata Merah yang siap dipasarkan.

PENYIAPAN SARANA DAN PERALATAN.a. Pemilihan Lahan.

Carilah lahan tanah merah yang berbentuk perbukitan/ membukit, dan tekstur tanah meranya sangat liat, jangan jang terlalu banyak mengandung pasir, tanah yang bertektur tersebut akan mengurangi kekuatan dari batu bata. Juga dekat dengan sumber air, sebagai bahan campuran tanah merah.

Gambar. Lahan dan Bahan Baku Batu Bata Merah

b. Pembuatan Bagunan/ Pabrik.

Ukuran luas bangunan 30M2. Pabrik terdiri dari 4 Bagian, yaitu :

1. Tempat Pengadukan dan Pencetakan.

2. Tempat Penjemuran.

3. Tempat Pembakaran.

4. Tempat Pengumpulan Batu Bata siap dipasarkan.

PEMBUATAN BATA SECARA MANUAL1. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu,yakni: Cangkul 2 ekor kerbau Meja berukuran 2x1 meter Cetakan bata Tanah liat Abu padi2. Proses Pengolahan TanahSediakan tanah yang akan di cetak,dengan cara:

Cangkul tanah yang akan di ambil tanahnya hingga membentuk sebuah lingkaran Kemudian masukkan 2 ekor kerbau tadi ke dalam lubang tanah yang telah di angkut itu Biarkan 2 ekor kerbau itu menginjak injak lubang tersebut hingga benar benar lunak Lakukan proses seperti ini 1-2 hari3. Proses pencetakan Setelah proses pengolahan tanah selesai, angkat tanah ke atas meja pencetak. Proses pengangkutan dengan cara memikulnya.Ada cara khusus yang biasa di lakukan untuk mengangkat tanah , yaitu : membentuk tanah seperti bola besar, tergantung kesanggupan kita untuk mengangkat tanah, kemudian mulailah mengangkatnya. Sebelum kita melakukan pencetakan , taburi cetakan dengan abu terlebih dahulu agar cetakan tidak lengket. Begitu juga dengan meja cetaknya. Ambil tanah yang telah tersedia , letakkan dan masukkan dalam cetakan yang telah di letakkan di atas meja. Kemudian pukulkan tanah yang telah di masukkan ke dalam cetakan itu agar tanah benar-benar padat. Angkat cetakan dengan sedikit yang menggoyangkannya, hingga bata keluar dari cetakan.4. Proses Pengeringan bataProses pengeringan bata tidak berbeda dengan pengeringan bata yang menggunakan mesin, yaitu :

Penyusunan bata harus secara terpisah di bawah gubuk gubuk yang sengaja di buat untuk pengeringan bata. Usahakan bata yang di keringkan jangan terlalu terkena sinar matahari karena akan membawa dampak negative bagi kualitas bata Proses pengwringan membutuhkan waktu 1 minggu5. Proses Pembakaran BataProses pembakaran bata sama juga halnya dengan pembakaran bata yang di buat dengan mesin, yaitu : Memasukkan bata ke tungku pembakaran, menyalakn api, dan pemvbakaran api jika besar ( marak ) prosesnya akan lebih cepat yaitu 5 hari.Namun apabila api dalam keadaan normal maka prosesnya akan berkisar 7-8 hari.6. Pendinginan Bata Pendinginan bata di lakukan selama 1 minggu, dan di susun di tempat yang teduh kemudian bata siap di perjual belikan.Kekurangan dan kelebihan Bata secara manualKekurangan dan kelebihan bata yang di buat secara manual ataupun mesin antara lain: Kekurangan :1. Proses pengerjaannya tentu lebih lama, karena proses pembuatan di lakukan oleh tangan manusia.2. Membutuhkan tenaga yang ekstra (besar) dan tingkat kesabran yang tinggi.3. Cara kerja yang di lakukan sangat tradisional., sehingga sulit pengerjaannya. Kelebihan :1. Bata yang di hasilkan padat.2. Kualitas bata lebih kuat dan lebih bagus di pasaran.3. Tingkat keutuhan bata cukup besar karena kepadatan bata yang lumayan maximum.PEMBUATAN BATU BATA MESIN1. Alat dan bahan

Mesin Pencetak Bata berfungsi sebagai pengaduk tanah merah agar menjadi liat sampai dengan tercetaknya bata

Gambar. Mesin Pencetak Batu Bata

Mesin Domping, Mesin Domping berpungsi sebagai penggerak mesin pencetak bata

Gambar. Mesin Domping

Gerobak Kayu.

Gerobak Arco.

Cangkul.

Sekop.

2. Bahan Bakar.

Solar.

Kayu Ulin.

3. Bahan Campuran.

Air.

Minyak Sawit.

Proses Pencetakan

Tahapan Pencetakan :

Tanah merah yang telah terkumpul di siram dengan air secukupnya.

Masukan tanah merah tersebut dengan menggunakan sekop kedalam mesin pencetak bata.

Gambar. Proses Pencetakan

Berikan miyak sawit di tempat keluarnya cetakan bata pada mesin, agar bata dapat tercetak rapi, apabila cetakan bata yang keluar dari mesin cetak belum padat atau pecah, pekerjaan bisa diulangi, dengan memasukan kembali tanah merah (bata) ke dalam mesin pencetak sampai cetakan bata yang keluar betul-betul padat dan rapi.

Potong cetakan bata yang memanjang dengan alat potong yang telah tersedia. Dalam satu kali pemotongan menghasilkan 3 biji bata.

Gambar. Proses Pemotongan

Angkat dan letakan atau susun hasil cetakan yang sudah terpotong rapi ketempatnya.Dengan mesin pencetak bata dan 3 orang karyawan dalam 1 hari dapat mencetak 5000 biji bata. Bahan bakar yang digunakan adalah solar. Solar yang diperlukan dalam setiap produksi 1000 biji bata sebanyak 1 liter.

Gambar. proses pengumpulan hasil cetakan

Proses Penjemuran.

Penjemuran dilakukan sampai batu bata mengering. Penjemuran ini membutuhkan waktu 5 hari non stop, dengan catatan cuaca cerah.

Gambar. Proses Penjemuran

Proses Pembakaran.

Proses pembakaran dilakukan selama 48 Jam (2 hari) non stop. Setiap satu kali pembakaran terdapat 70.000 biji bata. Bahan bakar yang digunakan adalah potongan kayu ulin, agar bahan bakar tahan lama. Potongan Kayu ulin yang digunakan sebanyak 2,5 ret dump trek. Jika kondisi cuaca cerah (musim kemarau), pembakaran dapat dilakukan setiap 20 hari. Apabila kondisi cuaca dimusim penghujan, maka pembakaran hanya dapat dilakukan 1 kali dalam 1 bulan.

Gambar. Proses Pembakaran

Kekurangan dan kelebihan Bata mesin Kekurangan :1. Tingkat kepadatan tanah kurang maximum sehingga mudah mengalami peretakan / patah pada bata.2. Biasanya di gunakan dalam pengerjaan cukup besar, yaitu untuk perawatan dan bahan bakar mesin bata.3. Perlu adanya ke hati-hatian yang cukup besar, karena jika tidak berhati hati akan menyebabkan kefatalan , yaitu kematian (resiko besar).

Kelebihan :

1. Proses pengerjaannya berlangsung cepat, sehingga bata yang di hasilkan cukup banyak perharinya.2. Tidak memerlukan energi ( kekuatan ) yang lebih3. Pengerjaannya lebih mudah dan praktisDari tahapan-tahapan pembuatan batu bata diatas pekerja pembuat batu bata dapat terkena resiko penyakit yang dapat membahayakan kesehatan, diantaranya adalah:

1. Musculoskletal Disorder

Musculoskletal disorder (MSDS) itu adalah penerimaan beban pada otot secara statis dan berulang-ulang dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon.

Hal ini disebabkan akibat dari postur kerja yang tidak alamiah yang disebabkan oleh karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja. Beban fisik akan semakin berat apabila pada saat postur tubuh pekerja tidak alamiah yaitu gerakan punggung yang terlalu membungkuk, posisi jongkok, jangkauan tangan yang selalu disebelah kanan dan lain-lain. Dengan demikian perlu dirancang sebuah postur kerja dan fasilitas kerja yang ergonomis untuk memberikan kenyamanan kerja untuk mencegah keluhan penyakit akibat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas.

2. Sesak nafas dan Asma

Asma Karena Pekerjaan adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang ditandai dengan serangan sesak nafas dan batuk, yang disebabkan oleh berbagai bahan yang ditemui di tempat kerja.Hal ini disebabkan karena Asap hasil pembakaran batu bata yang menjadi salah satu sumber polusi udara. Asap ini bisa membuat orang sesak napas terutama bila terpajan oleh asap ini setiap hari dan dalam jangka waktu yang lama.3. Cacingan

Golongan cacing ini yang menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia adalah Ascaris lumbricoides (A. lumbricoides), Trichuris trichura (T. trichura), dan cacing tambang yaitu: Necator americanus (N. americanus), dan Ancylostoma duodenale (A. duodenale). Lapangan pekerjaan yang sangat erat kaitannya dengan infeksi cacing salah satunya ialah lapangan pekerjaan yang berhubungan atau menggunakan tanah atau tanah liat sebagai bahan baku utamanya, karena tempat yang baik bagi A. lumbricoides dan T. trichiura adalah tanah liat yang lembab dan teduh. Suhu optimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhan telur A. lumbricoides kira-kira 250C 11, sedangkan telur T. Trichiura akan dapat tumbuh optimum pada suhu 300C.

Untuk mengurangi terjadinya faktor resiko tersebut, maka penting untuk dilakukan deteksi dini terhadap resiko tersebut Sekurang-kurangnya ada tiga hal, menurut WHO, yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam deteksi dini, yaitu:

Perubahan biokimiawi dan morfologis yang dapat diukur melalui analisis laboratorium Perubahan kondisi fisik dan fungsi sistem tubuh yang dapat dinilai melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium Perubahan kesehatan umum yang dapat dinilai dari riwayat medis

Dalam setiap pekerjaan, pemeriksaan kesehatan dirancang untuk memberi jaminan, bahwa tenaga kerja tersebut cocok untuk dipekerjaan serta tetap dalam keadaan bugar selama masa kerjanya. Penyimpangan kesehatan harus dideteksi sedini mungkin. Dalam hal ini diperlukan pemeriksan sebelum penempatan, pemeriksaan kesehatan berkala, serta uji spesifik (WHO, 1995):

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatanPemeriksaan ini dilakukan sebelum seseorang dipekerjakan atau ditempatkan pada pos pekerjaan tertentu dengan ancaman terhadap kesehatan yang mungkin terjadi. Informasi yang diberikan memungkinkan dokter dan manajemen perusahaan mengetahui kondisi tenaga kerja tersebut dan menempatkan pada pos yang sesuai. Pemeriksaan fisik yang ditunjang dengan pemeriksaan lain seperti darah, urine, radiologis serta organ tertentu, seperti mata dan telinga, merupakan data dasar yang sangat berguna apabila terjadi gangguan kesehatan tenaga kerja setelah sekian lama bekerja.Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan seyogianya memperhatikan faktor-faktor risiko individual seperti usia, jenis kelamin, kerentanan individual. Faktor-faktor lain yang berpengaruh antara lain gizi, keadaan penyakit masa lalu dan sekarang serta paparan sebelum atau yang sedang dihadapi dengan satu atau lebih bahaya kesehatan.

2. Pemeriksaan kesehatan berkalaPemeriksaan kesehatan berkala seyogianya dilaksanakan dengan selang waktu teratur setelah pemeriksaan awal sebelum penempatan. Pada medical check-up rutin tidak selalu diperlukan pemeriksaan medis lengkap, terutama bila tidak ada indikasi yang jelas.Cakupan dan keberkalaan pemeriksaan kesehatan tersebut hendaknya didasarkan pada sifat dan luasnya risiko yang terlibat. Pemeriksaan ini juga harus difokuskan pada organ dan sistem tubuh yang memungkinkan terpengaruh bahan-bahan berbahaya di tempat kerja, sebagai contoh, audiometri adalah uji yang sangat penting bagi tenaga kerja yang bekerja pada lingkungan kerja yang bising. Sedangkan pemeriksaan radiologis dada (foto thorax) penting untuk mendeteksi tenaga kerja yang berisiko menderita sesak nafas, karena lingkungan kerja tercemar debu ataupun asap.

3. Uji spesifikPada banyak kasus, paparan kerja terhadap bahan-bahan berbahaya dan efek kesehatan yang diakibatkannya, dapat dievaluasi dengan uji-uji spesifik bagi paparan bersangkutan.

PENCEGAHAN Terhadap sumbernya : pengendalian debu ditempat kerja

a. Isolasi sumber agar tidak mengeluarkan debu diruang kerja dengan melengkapi water sprayer pada cerobong asap

b. Subtitusi alat yang mengeluarkan debu dengan tidak mengeluarkan debu

Pencegahan terhadap transmisinya

a) Memakai metoda basah yaitu, penyiraman lantai, pengeboran basah, (Wet rilling)

b) Dengan alat (Scrubber, Electropresipitator, Ventilasi Umum)

Pencegahan terhadap tenaga kerja

a) menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan menggunakan masker