tinjauan pustaka penelitian remunerasi

Upload: dina-latifatunnisa

Post on 10-Feb-2018

264 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    1/41

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Syahputra (2009) meneliti tentang Analisis Pengaruh Pemberian Insentif

    Dan Tunjangan Risiko Terhadap Kinerja Petugas Pemasyarakatan Bagian

    Pengamanan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Anak Medan. Penelitian ini

    dianalisis dengan analisis Deskriptif Kuantitatif dan pengujian hipotesis dengan

    regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa baik secara

    parsial dan serentak pemberian insentif dan tunjangan risiko berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja petugas pemasyarakatan. Dimana tunjangan risiko

    mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pemberian insentif

    terhadap kinerja petugas pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA-

    Anak Medan.

    Rohimat (2010) meneliti tentang Kontribusi Motivasi Berprestasi dan

    Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Staf di Lingkungan Dinas Pendidikan

    Kabupaten Sumedang. Penelitian ini dianalisis dengan teknik statistik deskriptif

    dan inferensial. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa baik secara parsial dan

    serentak Motivasi Berprestasi dan Budaya Organisasi memiliki pengaruh yang

    positif dan signifikan terhadap Kinerja staf di linkungan Dinas Pendidikan

    Kabupaten Sumedang. Penelitian ini merekomendasikan kepada lembaga untuk

    mengembangkan mekanisme stndar pelaksanaan tugas, perlu dicermatinya fungsi

    dan keterkaitan unit-unit, pengembangan sumber daya manusia ditingkatkan,

    penugasan dilakukan secara proporsional dan relevan, dan untuk merampingkan

    jumlah pekerja di dinas.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    2/41

    Penelitian lain yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah

    penelitian yang dilakukan oleh Sarmina (2009) meneliti tentang Pengaruh

    Peningkatan Remunerasi Terhadap Motivasi Berprestasi Dan Kepuasan Kerja

    Pegawai Dalam Lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Di Jakarta.

    Sarmina menyimpulkan bahwa peningkatan remunerasi berpengaruh signifikan

    terhadap motivasi berprestasi sebesar 9,8 % , sedangkan 90,2 % dipengaruhi oleh

    variabel lainnya. Selain itu peningkatan remunerasi berpengaruh signifikan

    terhadap kepuasan kerja sebesar 14,5 % , sedangkan 85,5 % dipengaruhi oleh

    variabel lainnya.

    Penelitian lain yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah

    penelitian yang dilakukan oleh Juliantoro (2010) yang meneliti tentang Analisis

    Pengaruh Remunerasi, Motivasi Kerja dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja

    Pegawai Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Utara , dengan

    menggunakan anlisis Regresi Linier Berganda dari hasil pengolahan dan analisis

    data bahwa variable bebas remunerasi memberikan kontribusi sebesar 52,10%,

    variable bebas motivasi kerja sebesar 54,80% dan budaya kerja sebesar 55,10%.

    Adapun budaya kerja merupakan variable bebas yang paling dominan proporsi

    kontribusinya terhadap kinerja pegawai pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

    Pajak Jakarta Utara.

    Penelitian lain oleh Hart et.al. (2004) tentang Achievement

    Motivation, Expected Coworker Performance, and Collective Task

    Motivation: Working Hard or Hardly Working? (Motivasi Berprestasi,

    Kinerja Rekan Sekerja Yang Diharapkan, dan Motivasi Tugas Kolektif:

    Bekerja Keras atau Hampir-Hampir Tidak Bekerja?). Kemalasan sosial

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    3/41

    merupakan kecendrungan para individu untuk kurang bekerja keras secara

    kolektif ketimbang secara individu/perorangan. Kajian ini menganalisis

    pengaruh bersama yang ditimbulkan oleh motivasi prestasi dan usaha rekan

    sekerja yang diharapkan terhadap kinerja tugas kolektif. Para partisipan (N =

    107) yang berkualifikasi dan sudah tersedia setelah dilakukan pre-tes tentang

    suatu skala motivasi prestasi yang secara random/acak diaplikasikan pada

    suatu kondisi kerja dan kondisi usaha rekan sekerja. Para partisipan secara

    berpasangan (Dyads) diminta untuk menciptakan/menyebutkan sebanyak

    mungkin penggunaan pisau dalam tempo 12 menit. Para partisipan yang

    memiliki motivasi prestasi yang rendah bermalas-malasan bersama-sama,

    tetapi hanya bila usaha rekan sekerja yang diharapkan tinggi, sedangkan para

    partisipan yang memiliki motivasi prestasi yang tinggi yang tidak bermalas-

    malasan bersama-sama, terlepas dari usaha rekan kerja yang diharapkan.

    Kajian ini mendiskusikan tentang inplikasi motivasi prestasi dalam konteks

    kinerja tugas kolektif.

    Penelitian lain oleh Dauda and Akingbade (2010) tentang Employee

    Incentive Management and Financial Participation in the Nigerian Banking

    Industry: Problems and Prospects (Manajemen Insentif Pegawai dan

    Partisipasi Keuangan pada Industri Perbankan Nigeria: Masalah dan

    Prospek). Makalah ini membicarakan tentang hubungan antara pendapatan

    pegawai dan profitabilitas bank , dan akibat dari kepemilikan saham terhadap

    partisipasi pegawai dalam manajemen. Tiga hipotesis nol digunakan untuk

    menguji hubungan antara kepemilikan saham pegawai dan partisipasi

    pegawai dalam manajemen; antara insentif pegawai dan kinerja pegawai, dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    4/41

    antara kepemilikan saPham/insentif pegawai dan komitmen pegawai. Lima

    belas pertanyaan dipostulasi/ditanyakan untuk menguji hipotetsis yang

    beragam, dan 392 kuesioner/pertanyaan didistribusikan kepada 324 orang

    pegawai dari 18 bank yang terpilih dari 24 bank. Temuan dari kajian ini

    memperlihatkan bahwa partisipasi keuangan pegawai dan praktek

    kepemilikan saham meningkatkan kinerja pegawai dan organisasi yang

    menggunakan para pegawai tersebut, dan antara jaminan pertumbuhan dan

    partisipasi pegawai dalam kepemilikan. Kajian ini merekomendasikan

    metode-metode yang sesuai untuk mengelola kepemilikan saham pegawai

    dengan mempertimbangkan kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan dan

    produktivitas para pegawai Nigeria dan untuk meningkatkan daya saing

    organisasi dan pembangunan nasional.

    Penelitian lain oleh Oluseyi and Ayo (2009) tentang Influence of Work

    Motivation, Leadership Effectiveness and Time Management on Employees

    Performance in Some Selected Industries in Ibadan, Oyo State, Nigeria

    (Pengaruh Motivasi Kerja, Efektivitas Kepemimpinan dan Manajemen Waktu

    terhadap Kinerja Para Pegawai pada Beberapa Industri Pilihan di Ibadan,

    Negara Bagian/Propinsi Oyo, Nigeria).Kajian ini menginvestigasi pengaruh

    motivasi kerja,efektivitas kepemimpinan dan manajemen waktu terhadap

    kinerja para pegawai pada beberapa industri pilihan di Ibadan, Negara

    Bagian/Propinsi Oyo, Nigeria. 300 orang partisipan dipilih melalui teknik

    pengambilan sampel acak bertingkat dari populasi penelitian yang terdiri dari

    para staf organisasi. Kajian ini menggunakan rancangan ex-post facto. Data

    untuk kajian ini diperoleh melalui Profil Tingkah Laku Motivassi Kerja ( =

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    5/41

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    6/41

    imbalan yang mana istilah imbalan sering juga dalam Bahasa Indonesia

    digunakan istilah kompensasi. Berbagai buku-buku Management sumber

    daya Marusia yang banyak beredar di Indonesia terutama buku yang

    merupakan terjemahan yang berasal dari Amerika menggunakan istilah

    kompensasi untuk mengungkapkan istilah remunerasi. Namun Bahasa Inggris

    maupun Organisasi Buruh Internasional (International Labour

    Organization/ILO) menyebutnya dengan istilahRemuneration.

    Remunerasi adalah imbalan kerja yang dapat berupa gaji, honorarium,

    tunjangan tetap, insentif, bonus atas prestasi, pesangon, atau pensiun.

    sedangkan pengertian remunerasi menurut kamus besar bahasa Indonesia

    adalah Pembelian hadiah, (jasa Atau lainnya), imbalan. Bagi Pegawai

    Negeri Sipil, remunerasi berarti imbalan kerja di luar gaji yang dikaitkan

    dengan system penilaian kinerja. Remunerasi yang ada ditubuh Kementerian

    Keuangan adalah penataan kembali pemberian imbalan kerja berupa

    tunjangan yang dikenal dengan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan

    Nagara (TKPKN) dengan didasari atas tingkat tanggung jawab dan resiko

    jabatan/pekerjaan yang di emban (Efendi, 2009).

    2.2.2 Latar Belakang Kebijakan Remunerasi

    Remunerasi pemerintahan adalah merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan dari Kebijakan Reformasi Birokrasi. Dilatarbelakangi oleh

    kesadaran sekaligus komitmen pemerintah untuk mewujudkan clean and

    good governance. Namun pada tataran pelaksanaannya, Perubahan dan

    pembaharuan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.wikiapbn.org/artikel/Pegawai_Negerihttp://www.wikiapbn.org/artikel/Pegawai_Negerihttp://www.wikiapbn.org/artikel/Gajihttp://www.wikiapbn.org/artikel/Gajihttp://www.wikiapbn.org/artikel/Pegawai_Negerihttp://www.wikiapbn.org/artikel/Pegawai_Negeri
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    7/41

    pemerintahan yang bersih dan berwibawa tersebut tidak mungkin akan dapat

    dilaksanakan dengan baik (efektif) tanpa kesejahteraan yang layak dari

    pegawai yang mengawakinya. Perubahan dan pembaharuan tersebut.

    dilaksanakan untuk menghapus kesan Pemerintahan yang selama ini dinilai

    buruk. Antara lain ditandai oleh indikator:

    1. Buruknya kualitas pelayanan publik (lambat, tidak ada kepastian

    aturan/hukum, berbelit belit, arogan, minta dilayani atau feodal style

    2. Sarat dengan perilaku KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)

    ,

    dsb.)

    3. Rendahnya kualitas disiplin dan etos kerja aparatur negara.

    4. Kuaiitas.manajemen pemerintahan yang tidak produktif, tidak efektif dan

    tidak efisien.

    5. Kualitas pelayanan publik yang tidak akuntabel dan tidak transparan.

    Aparatur negara adalah bagian dari pemerintahan. Maka dalam konteks

    reformasi birokrasi dilingkungan tersebut, upaya untuk menata dan

    meningkatkan kesejahteraan para pegawai adalah merupakan kebutuhan yang

    sangat elementer, mengingat kaitannya yang sangat erat dengan misi

    perubahan kultur pegawai (Reformasi bidang kultural). Sehingga dengan

    struktur gaji yang baru, setiap pegawai diharapkan akan mempunyai daya

    tangkal (imunitas) yang maksimal terhadap rayuan atau iming-iming materi

    (kolusi).

    Sesuai dengan Undang-undang NO. 17 tahun 2007, tentang Rencana

    pembangunan Nasional jangka panjang 2005-2025 dan Peraturan Meneg

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    8/41

    PAN, Nomor : PER/15/M.PAN/7/2008, tentang Pedoman umum Reformasi

    birokrasi. Kebijakan Remunerasi diperuntukan bagi seluruh Pegawai negeri

    di seluruh lembaga pemerintahan. Yang berdasarkan urgensinya

    dikelompokan berdasarkan skala prioritas ke dalam tiga kelompok :

    1. Prioritas pertama adalah seluruh Instansi Rumpun Penegak Hukum,

    rumpun pengelola Keuangan Negara, rumpun Pemeriksa dan Pengawas

    Keuangan Negara serta Lembaga Penertiban Aparatur Negara.

    2. Prioritas kedua adalah Kementrian/Lembaga yang terkait dg kegiatan

    ekonomi, sistem produksi, sumber penghasil penerimaan Negara dan unit

    organisasi yang melayani masyarakat secara langsung termasuk Pemda.

    3. Prioritas ketiga adalah seluruh kementrian/lembaga yang tidak termasuk

    prioritas pertama dan kedua.

    2.2.3 Pengertian Tunjangan

    Pengertian tunjangan menurut Simamora (2004) adalah pembayaran-

    pembayaran dan jasa-jasa yang melindungi dan melengkapi gaji pokok, dan

    organisasi dapat membayar semua atau sebagian dari tunjangan terebut.

    Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian tunjangan yang disesuaikan

    dengan topik bahasan ini adalah tambahan pendapatan di luar gaji sebagai

    bantuan, sokongan.

    Menurut Hariandja (2002) tunjangan adalah jenis kompensasi lain

    dimana hampir semua organisasi memberikannya dan sangat luas dan

    penting, termasuk juga peningkatan kesejahteraan yang pemberiannya tidak

    didasarkan pada kinerja pegawai tetapi didasarkan pada keanggotaannya

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    9/41

    sebagai bagian dari organisasi serta pegawai sebagai seorang Marusia yang

    memiliki banyak kebutuhan agar dapat menjalankan kehidupannya secara

    normal dan dapat bekerja lebih baik, seperti rasa aman dari kemungkinan

    terjadinya resiko dilakukannya pemutusan hubungan kerja, mangalami

    gangguan kesehatan, kebutuhan untuk beristirahat dari pekerjaan, kebutuhan

    untuk berinteraksi secara akrab dengan orang lain, dan lain-lain.

    Tunjangan dan pemberian fasilitas itu disebut dengan berbagai macam

    istilah seperti benefitand services, program-program kesejahteraan, program-

    progam pelayanan, kompensasi pelengkap, dan lain-lain. Tunjangan dan

    pemberian fasilitas digunakan preusan sebagai pemberian yang dapat

    meningkatkan kinerja pegawai.

    2.2.4 Tujuan Pemberian Tunjangan

    Menurut Simamora (2004) tunjangan digunakan untuk membantu organisasi

    memenuhi satu atau lebih dari tujuan-tujuan berikut :

    1. Meningkatkan moral kerja pegawai

    2. Memotivasi pegawai

    3. Meningkatkan kepuasan kerja

    4. Memikatkan pegawai-pegawai baru

    5. Mengurangi putaran pegawai

    6. Menjaga agar serikat pekerja tidak campur tangan

    7. Menggunakan kompensasi secara lebih baik

    8. Meningkatkan keamanan pegawai

    9. Mempertahankan posisi yang menguntungkan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    10/41

    10.Meningkatakan citra organisasi di kalangan pegawai

    Program tunjangan karyawan haruslah direncanakan secara cermat dan

    tujuan-tujuan disusun untuk digunakan sebagai pedoman guna menyususn

    program dalam menentukan kombinasi tunjangan yang optimal, langkah ini

    sebagai berikut:

    1. Mengumpulkan data biaya dasar dari semua item tunjangan

    2. Melakukan penelitian seperti seberapa banyak dana yang tersedia guna

    mengikuti semua biaya tunjangan untuk periode mendatang.

    3. Menentukan preferensi kepada setiap item tunjangan menggunakan

    beberapa tipe skala numeric tertimbang yang dimasukkan persyaratan-

    persyaratan legal preferensi karyawan dan preferesi manajemen.

    4. Memutuskan bagaimana kombinasi optimal dari berbagai tunjangan.

    Orang yang yang embuat keputusan secermat mungkin akan

    mempetimbangkan berbagai item tunjangan preferensi relatif yang

    diperlihatkan oleh manajemen dan para karyawan, perkiraan biaya-biaya

    setiap item dan total jumlah dana yang tersedia untuk setiap paket

    tunjangan.

    Simanjuntak (2005) berpendapat bahwa tunjanga-tujangan dinamakan

    juga jaminan social. Beberapa perusahaan memberikan secara tetap

    (tunjangan tetap) tanpa memperhatikan kehadiran kerja, terdapat juga

    beberapa perusahaan yang memberikan tunjangan secara tidak tetap atau

    berdasarkan kehadiran bekerja (tunjangan tidak tetap). Perusahaan pada

    umumnya dapat memenuhi harapan pekerja mengenai upah serta perbaikan

    tunjangan dan fasilitas bila pekerja dapat memberikan kontribusi lebih besar

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    11/41

    dan sebanding. Perusahaan dapat memberikan tambahan upah dan atau

    tunjangan bagi pekerja hanya bila dia yakin bahwa pekerja dapat memberikan

    peningkatan kinerja. Dengan kata lain setiap peningkatan upah dan tunjangan

    perlu diikuti dengan peningkatan kinerja pegawai secara proporsional.

    2.2.5 Prinsip-Prinsip Program Tunjangan

    Menurut Simamora (2004), supaya program tujangan memberikan

    kontribusi bagi organisasi, setidak-tidaknya sama dengan biaya yang telah

    dikeluarkan bagi program tersebut. Terdapat beberapa prinsip umum yang

    sebaiknya diterapkan :

    1. Tunjangan karyawan haruslah memenuhi kebutuhan nyata.

    2. Tunjangan-tunjangan haruslah dibatasi lepada aktivitas-aktivitas dimana

    kelompok lebih eisiendibandingkan individu.

    3. Program tujangan haruslah bercirikan fleksibilitas yang memadai Demi

    memungkinkan adaptasi terhadap berbagai kebtuhan-kebutuhan

    karyawan.

    4. Jika perusahaan ingin meraih apresiasi dan penyediaan jasa-jasa

    karyawan, perusahaan haruslah melakukan progam komunikasi yang

    ekstensif dan terencana dengan baik.

    5. Biaya tunjangan haruslah dapat dikalkulasi dan ketentuannya haruslah

    dibuat bagi pendanaan yang sehat.

    Penerapan sistem Remunerasi Pegawai Negeri Sipil saat ini mengacu

    pada 5 Prinsip (Santoso,2012) yaitu :

    Universitas Sumatera Utara

    http://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.html
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    12/41

    1.

    2.

    Sistem merit, yaitu penetapan penghasilan pegawai berdasarkan harga

    jabatan

    3.

    Adil, dalam arti jabatan dengan beban tugas dan tanggung jawab

    pekerjaan dengan bobot yang sama dibayar sama dan pekerjaan yang

    menuntut pengetahuan, keterampilan serta tanggung jawab yang lebih

    tinggi, dibayar lebih tinggi

    4.

    Layak, yaitu dapat memenuhi kebutuhan hidup layak (bukan minimal)

    Kompetitif, di mana gaji PNS

    5.

    setara dengan gaji pegawai dengan

    kualifikasi yang sama di sektor swasta, guna menghindari brain drain

    Transparan, dalam artiPNS

    hanya memperoleh gaji dan tunjangan resmi.

    2.2.6 Kategori Program Tunjangan

    Program tunjangan pegawai dapat dibagi ke dalam tiga kategori yaitu :

    1. Tunjangan yang menghasilkan penghasilan (income)

    2. Program tunjangan yang dapat dipandang sebagai kesempatan bagi

    pegawai. Hal ini meliputi mulai dari pembayaran biaya kuliah sampai

    liburan, hari besar, cuti tahunan, dan cuti hamil bagi pegawai perempuan.

    Tunjangan ini berkaitan dengan kualitas kehidupan pegawai yang terpisah

    dari pekerjaan.

    serta memberikan

    peningkatan rasa aman bagi kalangan pegawai dengan membayar

    pengeluaran ekstra atau luar biasa yang dialami pegawai secara tidak

    terduga. Sedangkan program tunjangan yang termasuk dalam kelompok

    ini adalah asuransi kesehatan, asuransi jiwa, uang pensiun serta asuransi

    selama bekerja atau asuransi tenaga kerja

    Universitas Sumatera Utara

    http://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/pns-lembaga-negara-dan-kementrian-2012.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/pns-lembaga-negara-dan-kementrian-2012.html
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    13/41

    3. Tunjangan yang diberikan untuk menjamin kenyamanan pegawai selama

    bekerja di organisasi. Yang temasuk dalam tunjangan ini adalah

    tersedianya kendaraan kantor, ruang kantor yang nyaman bagi pegawai,

    dan adanya tempat parkir yang aman.

    2.2.7Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara (TKPKN)

    Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara (TKPKN) adalah

    penghasilan selain gaji yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS)

    Kementerian Keuangan dan PNS lain yang dipekerjakan atau diperbantukan di

    lingkungan Kementerian Keuangan. TKPKN diberikan kepada pegawai yang aktif

    berdasarkankompetensi dankinerja.Karena itu, TKPKN juga tepat bila dikatakan

    sebagai "tunjangan kinerja"bagi pegawai Kementerian Keuangan. TKPKN adalah

    remunerasi yang diberikan kepada pegawai Kementerian Keuangan.

    TKPKN pertama kali dibayarkan pada tahun1971berdasarkanKeputusan

    Presiden Nomor 15 Tahun 1971. Pada saat itu, TKPKN ditulis dengan ejaan

    "Tundjangan Chusus Pembinaan Keuangan Negara" atau disingkat "TCPKN".

    Orang biasa menyebutnya hanya dengan "Tundjangan Chusus" saja dengan

    singkatan "TC" [baca: te-se]. Sebutan TC masih terucapkan hingga sekarang,

    bahkan oleh pegawai angkatan terbaru sekalipun.

    TKPKN juga diberikan kepada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di

    lingkungan Kementerian Keuangan, baik yang telah mendapatkan Surat

    Keputusan Pengangkatan Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (SK CPNS)

    maupun yang belum mendapatkan SK CPNS (pegawai harian). Contoh pegawai

    harian adalah peserta ujian saringan masuk PNS Kementerian Keuangan yang

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.wikiapbn.org/artikel/Gajihttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Dipekerjakanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Diperbantukanhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Kompetensi&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Kinerjahttp://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_kinerjahttp://www.wikiapbn.org/artikel/Remunerasihttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=1971&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Keputusan_Presiden_Nomor_15_Tahun_1971http://www.wikiapbn.org/artikel/Keputusan_Presiden_Nomor_15_Tahun_1971http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Calon_Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Surat_Keputusan_Pengangkatan_Sebagai_Calon_Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Surat_Keputusan_Pengangkatan_Sebagai_Calon_Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Surat_Keputusan_Pengangkatan_Sebagai_Calon_Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Surat_Keputusan_Pengangkatan_Sebagai_Calon_Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Calon_Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Keputusan_Presiden_Nomor_15_Tahun_1971http://www.wikiapbn.org/artikel/Keputusan_Presiden_Nomor_15_Tahun_1971http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=1971&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Remunerasihttp://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_kinerjahttp://www.wikiapbn.org/artikel/Kinerjahttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Kompetensi&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Diperbantukanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Dipekerjakanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Gaji
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    14/41

    dinyatakan lulus dan lulusan STAN yang magang di lingkungan Kementerian

    Keuangan.

    1.

    Dasar Hukum pemberian TKPKN antara lain:

    Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1971 tanggal 30 Maret

    1971 yang berlaku mulai 1 April 1971 tentang Tunjangan Khusus

    Pembinaan Keuangan Negara kepada Pegawai Departemen Keuangan

    2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 192/MK/11.4/1971yang

    telah beberapa kali diubah

    2.2.8

    Tujuan diberikannya TKPKN, diharapkan pegawai Kementerian

    Keuangan dapat:

    Tujuan Pemberian TKPKN

    1. Meningkatkan dan mengamankanpenerimaan danpengeluaran negara.

    2. Tertib dan disiplin sehingga penyelewengan dalam bidang penerimaan

    dan pengeluaran negara diharapkan dapat ditekan seminimal mungkin.

    3. Melaksanakan tugas jabatannya dengan keinsyafan yang sedalam-

    dalamnya dengan penuh rasa tanggung jawab serta dapat memberikan

    prestasi kerja semaksimal mungkin.

    4. Diberitindakan yang tegas dengansanksi-sanksihukuman yang setimpal,

    bagi pegawai yang melakukan perbuatan-perbuatan yang menyalahi tata

    tertib dan disiplin kerja.

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=STAN&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Keputusan_Presiden_Nomor_15_Tahun_1971http://www.wikiapbn.org/artikel/Keputusan_Presiden_Nomor_15_Tahun_1971http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=30_Maret&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=30_Maret&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=1971&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=1971&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=1_April&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=1_April&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=1971&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=1971&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_192/MK/11.4/1971&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_192/MK/11.4/1971&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Penerimaan_negarahttp://www.wikiapbn.org/artikel/Pengeluaran_negarahttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Tertib&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Disiplin&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Tugashttp://www.wikiapbn.org/artikel/Jabatanhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Tanggung_jawab&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Prestasi_kerja&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Tindakan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Sanksi&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Hukuman&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Hukuman&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Sanksi&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Tindakan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Prestasi_kerja&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Tanggung_jawab&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Jabatanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Tugashttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Disiplin&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Tertib&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Pengeluaran_negarahttp://www.wikiapbn.org/artikel/Penerimaan_negarahttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_192/MK/11.4/1971&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=1971&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=1_April&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=1971&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=30_Maret&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Keputusan_Presiden_Nomor_15_Tahun_1971http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=STAN&action=edit&redlink=1
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    15/41

    1.

    Pegawai yang berhak mendapatkan TKPKN di Kementerian Keuangan

    antara lain:

    Pegawai Harian yang akan diangkat menjadiCalon Pegawai Negeri Sipil

    di Kementerian Keuangan

    2. Calon Pegawai Negeri Sipil pada Kementerian Keuangan

    3. Pegawai Negeri Sipilpada Kementerian Keuangan

    4. Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan/dipekerjakan di Kementerian

    Keuangan

    5. Anggota dan Purnawirawan TNI/Polri yang dikaryakan di Kementerian

    Keuangan

    6. Pegawai bulanan di samping pensiun yang bekerja di Kementerian

    Keuangan

    BerdasarkanKeputusan Menteri Keuangan Nomor 15/KMK.01/UP.6/1985

    pasal 4, pegawai yang tidak berhak mendapatkan TKPKN adalah:

    1. Pegawai yang nyata-nyata tidak mempunyai tugas/pekerjaan/jabatan

    tertentu padaKementerian Keuangan.

    2. Pegawai yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan.

    3. Pegawai yang diberhentikan dari pekerjaan/jabatan denganuang tunggu.

    4. Pegawai yang gaji aktifnya dihentikan karena diperbantukan pada

    kementerian negara/lembaga lain.

    5. Pegawai yang menjalanicuti di luar tanggungan negara.

    6. Pegawai yang menjalanicuti besar.

    7. Pegawai yang menjalani cuti bersalin. Sejak 2010, pegawai yang cuti

    bersalin diberikan TKPKN sebesar 50%.

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pegawai_Harian&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Calon_Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Diperbantukanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Dipekerjakanhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=TNI/Polri&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Dikaryakan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Pegawai_bulanan_di_samping_pensiunhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_15/KMK.01/UP.6/1985http://www.wikiapbn.org/artikel/Jabatanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Jabatanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Uang_tungguhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Gajihttp://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_negara/lembagahttp://www.wikiapbn.org/artikel/Cuti_di_luar_tanggungan_negarahttp://www.wikiapbn.org/artikel/Cuti_besarhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Cuti_bersalinhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Cuti_bersalinhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Cuti_besarhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Cuti_di_luar_tanggungan_negarahttp://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_negara/lembagahttp://www.wikiapbn.org/artikel/Gajihttp://www.wikiapbn.org/artikel/Uang_tungguhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Jabatanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Jabatanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_15/KMK.01/UP.6/1985http://www.wikiapbn.org/artikel/Pegawai_bulanan_di_samping_pensiunhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Dikaryakan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=TNI/Polri&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Dipekerjakanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Diperbantukanhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Calon_Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pegawai_Harian&action=edit&redlink=1
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    16/41

    Pegawai yang melaksanakan tugas belajar untuk jangka waktu lebih dari

    enam bulan, terhitung mulai bulan pertama diberikan Tunjangan Pokok unsur

    TKPKN sebesar 50% dari Tunjangan Pokok. Pegawai yang tugas belajar juga

    tidak diberiTunjangan Kegiatan Tambahan (TKT).

    2.2.9

    2.2.9.1

    Unsur-unsur TKPKN

    Tunjangan Pokok diberikan kepada semua pegawai tanpa kecuali. Standar

    pemberian tunjangan pokok remunerasi/TKPKN terakhir di Kemenkeu adalah

    Tunjangan Pokok

    Keputusan Menteri Keuangan Nomor 289/KMK.01/02007. Berdasarkan

    Kepmenkeu tersebut, remunerasi Kemenkeu diberikan dalam 27grade/peringkat

    sebagai berikut pada Tabel 2.1:

    Tabel 2.1.

    Daftar Grade/Peringkat Remunerasi Kementerian Keuangan

    No. Grade Tunjangan Gol/Ruang Eselon Keterangan

    1 27 46.950.000

    2 26 41.550.000

    3 25 36.770.000 IV/e Eselon I

    4 24 32.540.000

    5 23 24.100.000

    6 22 21.330.000 IV/d Eselon II

    7 21 18.880.000

    8 20 16.700.000

    9 19 12.370.00010 18 10.670.000

    11 17 9.360.000

    12 16 6.930.000 III/d Eselon IV

    13 15 6.030.000

    14 14 5.240.000

    15 13 4.370.000 III/b Eselon V

    16 12 3.800.000 III/b Pelaksana

    17 11 3.450.000

    18 10 3.140.000

    19 9 2.850.000

    20 8 2.550.000 II/c Pelaksana

    21 7 2.360.000

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.wikiapbn.org/artikel/Tugas_belajarhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Khusus_Pembinaan_Keuangan_Negara#Tunjangan_Pokokhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Kegiatan_Tambahanhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_289/KMK.01/02007&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Peringkat_Remunerasi_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Peringkat_Remunerasi_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_289/KMK.01/02007&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Kegiatan_Tambahanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Khusus_Pembinaan_Keuangan_Negara#Tunjangan_Pokokhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Tugas_belajar
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    17/41

    22 6 2.140.000

    23 5 1.950.000

    24 4 1.770.000

    25 3 1.610.000 I/c Pelaksana

    26 2 1.460.00027 1 1.330.000 I/a Pelaksana

    Sumber : Wikiapbn TKPKN, 2012.

    Khusus pegawai Dirjen Pajak ada tambahan tunjangan lagi yaitu

    Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) dan Imbalan Prestasi Kerja (IPK).

    Diberikannya Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) dan Imbalan Prestasi

    Kerja (IPK) diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai.

    Tabel 2.2.

    Daftar Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT)

    No Jenis Tunjangan Gol/EselonBesarnya

    TKT

    1

    Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) Pelaksana

    a Pengatur Muda II/a 2.600.000

    b Pengatur MudaTk I II/b 2.800.000

    c Pengatur II/c 3.000.000

    d Pengatur Tingkat I II/d 3.200.000e Penata Muda III/a 4.800.000

    f Penata Muda Tk I III/b 5.100.000

    g Penata III/c 5.400.000

    h Penata Tk I III/d 5.700.000

    i Pembina IV/a 7.500.000

    j Pembina Tk I IV/B 8.000.000

    k Pembina Utama Muda IV/c 8.500.000

    l Pembina Utama Madya IV/d 9.000.000

    m Pembina Utama IV/e 9.500.000

    2

    Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) Pejabat

    Struktural

    a Direktur Jenderal Ia 20.000.000

    b Sekretaris Direktorat jenderal/Direktur/Kepala

    Kanwil/Tenaga PengkajiII a 16.600.000

    c Tenaga Pengkaji/Kepala Unit pelaksana Teknis II b 13.200.000

    d Kepala Sub Direktorat/Kabag/Kabid/Kepala Kantor

    Pelayanan/Kepala Unit Pelaksana TeknisIII a 10.800.000

    e Kepala Sub bagian/Kepala Seksi/Kepala Kantor

    peayanan, Penyuluhan, dan Komunikasi PerpajakanIV a 7.200.000

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    18/41

    3

    Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) Fungsional

    a Pemeriksa Pajak Ahli

    Pemeriksa Pajak Madya 10.400.000

    Pemeriksa Pajak Muda 7.600.000

    Pemeriksa Pajak Pertama 6.800.000

    b Pemeriksa Pajak Terampil :

    Pemeriksa Pajak Penyelia 7.200.000

    Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan 6.400.000

    Pemeriksa Pajak Pelaksana 4.300.000

    c Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) Penelaah

    Keberatan5.600.000

    d Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) Account

    Representative5.600.000

    Sumber : Stagu Tabel Tunjangan Tambahan Pegawai Ditjen. Pajak, 2011.

    2.2.9.2

    Tunjangan Pokok Harian adalah tunjangan pokok sebagai unsur TKPKN

    yang diberikan kepada pegawai dengan status

    Tunjangan Pokok Harian

    Pegawai Harian yang akan diangkat

    menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil.Tunjangan Pokok Harian dibayarkan pada

    akhir bulan setelah yang bersangkutan secara nyata melaksanakan tugas

    (dibayarkan di belakang) dan besarnya berdasarkan tingkat pendidikan yang

    dipergunakan sebagai dasar pengangkatan menjadi CPNS dan dibuatkan daftar

    tersendiri.

    Pegawai harian setelah diangkat menjadiCPNS,dibayarkan TKPKN-nya

    secara penuh dan dilakukan pada permulaan bulan yang bersangkutan (dibayar di

    muka) tanpa memperhitungkan potongan absensi. Oleh karena itu pada awal bulan

    di mana pegawai harian diangkat menjadi CPNS, dilakukan dua jenis pembayaran

    yaitu:

    1. Tunjangan Pokok Harian untuk bulan yang lalu, absensi

    diperhitungkan.

    2. TKPKN untuk bulan berkenaan, dibayarkan secara penuh.

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pegawai_Harian&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pegawai_Harian&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Calon_Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=CPNS&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=CPNS&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Calon_Pegawai_Negeri_Sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pegawai_Harian&action=edit&redlink=1
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    19/41

    Syarat-syarat pembayaran TKPKN pertama sebagai CPNS:

    1. Surat keputusanpengangkatan sebagai CPNS.

    2. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) dari pejabat yang

    berwenang.

    2.2.9.3

    Tunjangan Kegiatan adalah tunjangan tambahan yang diberikan kepada

    pegawai yang tidak menduduki jabatan (

    Tunjangan Kegiatan dan Tunjangan Tambahan

    pelaksana). Sedangkan Tunjangan

    Tambahan adalah tunjangan tambahan yang diberikan kepada pegawai yang

    mendudukijabatan struktural.

    Keputusan Menteri Keuangan Nomor 289/KMK.01/02007

    mengklasifikasikan Tunjangan Pokok menjadi 27 peringkat (grade) yang di

    dalamnya termasuk Tunjangan Pokok untuk pejabat struktural dan pelaksana,

    maka Tunjangan Kegiatan dan Tunjangan Tambahan tidak lagi diberikan.

    2.2.9.4

    2.2.9.4.1

    Tunjangan Kelangkaan

    Tunjangan Fungsional adalah tunjangan tambahan yang diberikan kepada

    pegawai yang menduduki

    Tunjangan Fungsional

    jabatan fungsional. Dengan berlakunya Keputusan

    Menteri Keuangan Nomor 289/KMK.01/02007, tunjangan fungsional sebagai

    unsur TKPKN diintegrasikan ke dalam Tunjangan Pokok. Kepada pejabat

    fungsional diberikan tunjangan pokok dalam grade (peringkat) yang setingkat

    lebih tinggi daripada grade tertinggi yang ditetapkan untuk pangkat yang

    dimilikinya.

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.wikiapbn.org/artikel/Surat_keputusanhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Surat_Pernyataan_Melaksanakan_Tugas&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pelaksana&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pelaksana&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Jabatan_strukturalhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_289/KMK.01/02007&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Khusus_Pembinaan_Keuangan_Negara#Tunjangan_Pokokhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Peringkat_Remunerasi_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pejabat_struktural&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pelaksana&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Jabatan_fungsionalhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_289/KMK.01/02007&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_289/KMK.01/02007&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Khusus_Pembinaan_Keuangan_Negara#Tunjangan_Pokokhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pejabat_fungsional&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pejabat_fungsional&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Peringkat_Remunerasi_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Pangkathttp://www.wikiapbn.org/artikel/Pangkathttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Peringkat_Remunerasi_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pejabat_fungsional&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pejabat_fungsional&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Khusus_Pembinaan_Keuangan_Negara#Tunjangan_Pokokhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_289/KMK.01/02007&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_289/KMK.01/02007&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Jabatan_fungsionalhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pelaksana&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pejabat_struktural&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Peringkat_Remunerasi_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Khusus_Pembinaan_Keuangan_Negara#Tunjangan_Pokokhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_289/KMK.01/02007&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Jabatan_strukturalhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pelaksana&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Surat_Pernyataan_Melaksanakan_Tugas&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Surat_keputusan
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    20/41

    2.2.9.4.2

    Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) adalah salah satu unsur

    Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT)

    TKPKN

    yang diberikan kepada beberapa pegawai Kementerian Keuangan. Tidak seperti

    Tunjangan Pokok yang diberikan kepada semua pegawai Kementerian Keuangan,

    TKT diberikan hanya kepada para pegawai tertentu. Pengaturan pemberian TKT

    pun berbeda-beda, tergantung pada unit eselon I di mana pegawai bekerja.

    Namun, berdasarkan Surat Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Setjen

    Kementerian Keuangan Nomor S-985/SJ.1/2006 tanggal 6 Juli 2006 TKT tidak

    diberikan kepada pegawai yang sedang menjalanitugas belajar.

    Gambaran kasar pemberian TKT kepada pegawai beberapa unit organisasi

    di Kementerian Keuangan:

    1. Di Ditjen Kementerian Keuangan, TKT diberikan kepada auditor dan

    pegawai pendukung pengawasan lainnya. Besarnya TKT, berdasarkan

    Keputusan Menteri Keuangan Nomor 519/KMK.08/2005, berkisar antara

    Rp 2.800.000 (pelaksana) sampai dengan Rp 20.000.000 (Irjen dan

    Menteri Keuangan).

    2. Di Ditjen Anggaran, TKT diberikan kepada pegawai di Direktorat

    Anggaran. Namun dengan diterapkannya sistem baru remunerasi dengan

    27 peringkat (grade) tunjangan pokok, TKT dikurangi sedemikian rupa,

    sehingga take home pay pegawai Direktorat Anggaran tidak berubah

    antara sebelum dan sesudah diterapkannya remunerasi. TKT yang

    sebelumnya berkisar dua jutaan rupiah, turun hanya menjadi 300-500 ribu

    rupiah.

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.wikiapbn.org/artikel/TKPKNhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Khusus_Pembinaan_Keuangan_Negara#Tunjangan_Pokokhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Unit_eselon_I&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Surat_Kepala_Biro_Perencanaan_dan_Keuangan_Setjen_Kementerian_Keuangan_Nomor_S-985/SJ.1/2006&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Surat_Kepala_Biro_Perencanaan_dan_Keuangan_Setjen_Kementerian_Keuangan_Nomor_S-985/SJ.1/2006&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Tugas_belajarhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Itjen_Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_519/KMK.08/2005&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Ditjen_Anggaranhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Direktorat_Anggaran_Ditjen_Anggaran&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Direktorat_Anggaran_Ditjen_Anggaran&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Khusus_Pembinaan_Keuangan_Negara#Tunjangan_Pokokhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Khusus_Pembinaan_Keuangan_Negara#Tunjangan_Pokokhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Direktorat_Anggaran_Ditjen_Anggaran&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Direktorat_Anggaran_Ditjen_Anggaran&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Ditjen_Anggaranhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_519/KMK.08/2005&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Itjen_Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Tugas_belajarhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Surat_Kepala_Biro_Perencanaan_dan_Keuangan_Setjen_Kementerian_Keuangan_Nomor_S-985/SJ.1/2006&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Surat_Kepala_Biro_Perencanaan_dan_Keuangan_Setjen_Kementerian_Keuangan_Nomor_S-985/SJ.1/2006&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Unit_eselon_I&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Tunjangan_Khusus_Pembinaan_Keuangan_Negara#Tunjangan_Pokokhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/artikel/TKPKN
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    21/41

    3. Di Ditjen Pajak,TKT diberikan kepada semua pegawai, kecuali pegawai

    yang sedang menjalani tugas belajar. Besarnya TKT, berdasarkan

    Keputusan Menteri Keuangan Nomor 164/KMK.03/2007, berkisar antara

    Rp 2.600.000 (untuk pegawai golongan II/a) sampai dengan Rp

    20.000.000 (dirjen). TKT yang hampir sama besar dengan yang diberikan

    kepada pegawai Ditjen Pajak, juga diberikan kepada pegawai Sekretariat

    Pengadilan Pajak Setjen Kementerian Keuangan.

    4. DiDitjen Bea dan Cukai,TKT diberikan kepada pegawaiKPPBC Utama.

    5. Di Ditjen Perbendaharaan, TKT diberikan kepada pegawai KPPN

    Percontohan dengan grade 6 ke atas. Pelaksana golongan II diberi TKT

    sebesar Rp 1.000.000, sedangkan untuk golongan III sebesar Rp

    1.250.000.

    6. Di Ditjen Pengelolaan Utang, TKT diberikan kepada semua pegawai,

    kecuali pegawai yang ditempatkan diSekretariat danDirektorat Pinjaman

    dan Hibah. Besarnya TKT berkisar antara Rp 1.500.000 (pelaksana)

    sampai dengan Rp 16.600.000 (pejabat eselon II).

    2.2.10

    Pemotongan TKPKN adalah pemotongan yang dikenakan terhadap

    Pemotongan TKPKN

    TKPKN kotor yang seharusnya dibayarkan kepada pegawai Kementerian

    Keuangan ataupegawai negeri sipil lain yangdipekerjakan ataudiperbantukan di

    lingkungan Kementerian Keuangan.

    PemotonganTKPKN diberlakukan kepada:

    1. Pegawai yang tidakmasuk bekerja;

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.wikiapbn.org/artikel/Ditjen_Pajakhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Tugas_belajarhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_164/KMK.03/2007http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Sekretariat_Pengadilan_Pajak_Setjen_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Sekretariat_Pengadilan_Pajak_Setjen_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Ditjen_Bea_dan_Cukaihttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=KPPBC_Utama&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Ditjen_Perbendaharaanhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=KPPN_Percontohan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=KPPN_Percontohan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Peringkat_Remunerasi_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Ditjen_Pengelolaan_Utanghttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Sekretariat_Ditjen_Pengelolaan_Utang&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Direktorat_Pinjaman_dan_Hibah_Ditjen_Pengelolaan_Utang&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Direktorat_Pinjaman_dan_Hibah_Ditjen_Pengelolaan_Utang&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pelaksana&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pejabat_eselon_II&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=TKPKN_kotor&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pegawai_negeri_sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Dipekerjakanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Diperbantukanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/TKPKNhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Masuk_bekerjahttp://www.wikiapbn.org/artikel/Masuk_bekerjahttp://www.wikiapbn.org/artikel/TKPKNhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Diperbantukanhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Dipekerjakanhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pegawai_negeri_sipil&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Kementerian_Keuanganhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=TKPKN_kotor&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pejabat_eselon_II&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pelaksana&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Direktorat_Pinjaman_dan_Hibah_Ditjen_Pengelolaan_Utang&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Direktorat_Pinjaman_dan_Hibah_Ditjen_Pengelolaan_Utang&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Sekretariat_Ditjen_Pengelolaan_Utang&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Ditjen_Pengelolaan_Utanghttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Peringkat_Remunerasi_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=KPPN_Percontohan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=KPPN_Percontohan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Ditjen_Perbendaharaanhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=KPPBC_Utama&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Ditjen_Bea_dan_Cukaihttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Sekretariat_Pengadilan_Pajak_Setjen_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Sekretariat_Pengadilan_Pajak_Setjen_Kementerian_Keuangan&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Keputusan_Menteri_Keuangan_Nomor_164/KMK.03/2007http://www.wikiapbn.org/artikel/Tugas_belajarhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Ditjen_Pajak
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    22/41

    2. Pegawai yangterlambat masuk bekerja;

    3. Pegawai yangpulang sebelum waktunya (PSW);

    4. Pegawai yang mendapatPeringatan Tertulis

    5. Pegawai yang dijatuhihukuman disiplin;atau

    6. Pegawai yang dikenaipemberhentian sementara dari jabatan negeri.

    2.3 Konsep tentang Motivasi Berprestasi

    2.3.1 Pengertian Motivasi

    Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak

    atau menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber

    daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi

    sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk

    mengambil suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya

    gerak seseorang untuk berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung

    berorientasi pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan

    tertentu.

    Motivasi merupakan pendorong yang menyebabkan seseorang rela

    untuk menggerakkan kemampuan tenaga dan waktunya untuk menjalankan

    semua kegiatan yang telah menjadi tugas dan tanggung jawabnya agar

    kewajibannya terpenuhi serta sasaran dan tujuan yang ingin dicapai

    perusahaan terwujud. Manusia memiliki banyak motivasi dasar yang berperan

    penting dalam dunia kerja yaitu motivasi yang diberikan

    perusahaan/organisasi. Sedangkan imbalan yang non finansial lebih kepada

    situasi lingkungan kerja yang tercipta dengan baik dan fasilitas-fasilitas yang

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Terlambat_masuk_bekerja&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pulang_sebelum_waktunya&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Peringatan_Tertulishttp://www.wikiapbn.org/artikel/Hukuman_disiplinhttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pemberhentian_sementara_dari_jabatan_negeri&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pemberhentian_sementara_dari_jabatan_negeri&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/artikel/Hukuman_disiplinhttp://www.wikiapbn.org/artikel/Peringatan_Tertulishttp://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Pulang_sebelum_waktunya&action=edit&redlink=1http://www.wikiapbn.org/wiki/index.php?title=Terlambat_masuk_bekerja&action=edit&redlink=1
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    23/41

    mendukung kegiatan anggotanya di tempat bekerja, sehingga anggota

    organisasi merasa nyaman dan dapat bekerja dengan baik.

    Pada suatu organisasi, motivasi mempunyai peran penting, karena

    mengikat langsung pada individu/orang-orang dalam organisasi tersebut,

    motivasi yang dimiliki merupakan modal untuk meningkatkan dan

    mengembangkan organisasi secara optimal. Bernson dan Skiner mengatakan

    bahwa motivasi adalah dorongan kerja yang timbul dari diri seseorang untuk

    berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

    Stoner (2003) mengatakan bahwa Motivasi adalah salah satu konsep

    paling awal yang ditekuni oleh manajer dan peneliti di bidang manajemen.

    Studi awal tentang motivasi yang terkenal dikemukakan oleh Frederick

    Taylor dengan model tradisional dan manajemen ilmiah. Menurut aliran ini,

    manajer menentukan cara yang paling efisien untuk melakukan pekerjaan

    berulang dan memotivasi karyawan dengan sistem insentif upah berdasarkan

    jumlah produk yang dihasilkan, semakin banyak yang dihasilkan oleh

    karyawan semakin besar upahnya. Asumsi dasarnya adalah manajer

    mengetahui mengenai pekerjaan lebih baik daripada karyawan, yang pada

    dasarnya malas dan hanya dapat diberi motivasi dengan uang.

    Nilai motivasional pekerjaan yang diperkaya diperoleh dari imbalan

    yang diasosiasikan dengan kinerja baik. Pekerja hanya akan menerima

    imbalan intrinsik seperti perasaan penyelesaian, pencapaian dan kompetensi

    melalui kinerja efektif. Dengan kata lain, pekerja akan memberikan imbalan

    pada diri sendiri. Kinerja yang tidak efektif tidak dapat diberi imbalan.

    Ditambahkan lagi, pekerjaan hanya mungkin direncanakan untuk

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    24/41

    memperkuat kinerja pekerjaan yang berhasil. Karena imbalan intrinsik

    dibagikan menurut jadwal pembagian variabel (perilaku diperkuat berkala

    saja), maka perasaan pencapaian, penyelesaian dan kompetensi dibagikan

    atau diterima langsung oleh para pekerja. Sebab itu, pekerja dapat melihat

    hubungan jelas antara kerja keras pekerja dan bagimana imbalan yang

    pekerja terima.

    2.3.2 Teori Dua Faktor Hezberg

    Herzberg (Hasibuan, 2005) mengemukakan teori motivasi berdasar

    teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan

    Maslow menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman,

    dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta

    mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan

    memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.

    Teori Herzberg (Hasibuan, 2005) melihat ada dua faktor yang

    mendorong karyawan termotivasi yaitu faktor intrinsik yaitu daya dorong

    yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu

    daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi

    tempatnya bekerja.Jadi pegawai yang terdorong secara intrinsik akan

    menyenangi pekerjaan yang memungkinnya menggunakan kreaktivitas dan

    inovasinya, bekerja dengan tingkat otonomi yang tinggi dan tidak perlu

    diawasi dengan ketat. Kepuasan disini tidak terutama dikaitkan dengan

    perolehan hal-hal yang bersifat materi. Sebaliknya, pegawai yang lebih

    terdorong oleh faktor-faktor ekstrinsik cenderung melihat kepada apa yang

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    25/41

    diberikan oleh organisasi kepada pegawai tersebut dan kinerjanya diarahkan

    kepada perolehan hal-hal yang diinginkannya dari organisasi.

    Adapun yang merupakan faktor motivasi menurut Herzberg adalah:

    pekerjaan itu sendiri (the work it self), prestasi yang diraih (achievement),

    peluang untuk maju (advancement), pengakuan orang lain (ricognition),

    tanggung jawab (responsible).

    Menurut Herzberg (Hasibuan, 2005) faktor ekstrinsik tidak akan

    mendorong minat para pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-

    faktor ini dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji

    tidak memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu dapat

    menjadi sumber ketidakpuasan potensial. Sedangkan faktor intinsik

    merupakan faktor yang mendorong semangat guna mencapai kinerja yang

    lebih tinggi. Jadi pemuasan terhadap kebutuhan tingkat tinggi (faktor

    intinsik) lebih memungkinkan seseorang untuk berforma tinggi daripada

    pemuasan kebutuhan lebih rendah (faktor ekstrinsik).

    2.3.3 Motivasi Berprestasi David Mc. Clelland

    Atkinson (Mangkunegara , 2011) berpendapat pada setiap manusia

    terdapat tiga kebutuhan mendasar yang menjadi motivasi bagi dirinya, yaitu

    1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement), merupakan kebutuhan

    untuk menyelesaikan pekerjaan atau karya dengan hasil terbaik yang

    meliputi tanggung jawab pribadi, kebutuhan untuk mencapai prestasi,

    umpan balik dan mengambil resiko sedang.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    26/41

    2. Kebutuhan berkuasa (need for power), merupakan kekuasaan untuk

    mempengaruhi atau mengendalikan orang lain yang meliputi persaingan

    dan mempengaruhi orang lain.

    3. Kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia (need for affiliation),

    yang meliputi persahabatan, kerjasama dan perasaan diterima,

    Ketiga macam kebutuhan tersebut dalam lingkungan pekerjaan saling

    berhubungan, karena setiap karyawan memiliki semua kebutuhan tersebut

    dengan kadar yang berbeda-beda. Adapun besar kecilnya tingkat kebutuhan

    pada setiap orang belum tentu sama, mungkin ketiga kebutuhan tersebut

    dimiliki oleh seseorang tetapi bisa juga hanya didominasi salah satu

    kebutuhan. Seseorang dapat dilatihkan untuk meningkatkan salah satu dari

    tiga faktor kebutuhan ini. Misalnya untuk meningkatkan kebutuhan

    berprestasi kerja, maka karyawan dapat dipertajam tingkat kebutuhan

    berprestasi dengan menurunkan kebutuhan yang lain.

    Motivasi berprestasi yang dikembangkan Mc Clelland menerangkan

    bahwa kebutuhan yang kuat untuk merupakan dorongan untuk berhasil atau

    unggul. Hal ini berkaitan dengan sejauh mana pegawai tersebut termotivasi

    untuk melaksanakan tugasnya. Pegawai yang mempunyai kebutuhan

    berprestasi (need of Achievment) tinggi cenderung termotivasi dengan situasi

    kerja yang penuh tantangan dan persaingan, bertanggung jawab, senang

    memecahkan masalah, cenderung untuk menetapkan sasaran, menghargai

    umpan balik tentang seberapa baik mereka bekeja. Sebaliknya yang

    kebutuhan berprestasinya rendah cenderung berprestasi buruk dalam situasi

    kerja yang sama.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    27/41

    Menurut Mc Clelland (Mangkunegara, 2011), kebutuhan akan prestasi

    merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat pegawai, karena

    kebutuhan berprestasi mendorong pegawai mengembangkan kreativitas dan

    mengaktualkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi

    mencapai prestasi yang maksimal. Pegawai akan antusias untuk berprestasi

    tinggi, asalkan diberikan kesempatan. Pegawai menyadari bahwa dengan

    mencapai prestasi yang tinggi akan dapat memperoleh reward yang besar.

    Sementara ada pegawai lain yang memiliki dorongan yang kuat untuk

    berhasil. Pegawai tersebut lebih mengejar prestasi pribadi daripada imbalan

    terhadap keberhasilan. Pegawai tersebut bergairah untuk melakukan sesuatu

    lebih baik dan lebih effisien dibandingkan hasil sebelumnya. Dorongan ini

    yang disebut kebutuhan untuk berprestasi.

    Menurut McClelland (Mangkunegara, 2011), ada enam aspek yang

    terkandung dalam motivasi berprestasi, yaitu:

    1. Tanggung Jawab

    Pada individu yang mempunyai motivasi yang tinggi akan merasa

    dirinya bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan, dan ia akan

    berusaha sampai berhasil menyelesaikannya. Sedangkan pada individu yang

    mempunyai motivasi yang rendah mempunyai tanggung jawab yang kurang

    terhadap tugas yang diberikan kepadanya, dan bila ia mengalami kesukaran

    dalam menjalankan tugasnya ia cenderung akan menyalahkan hal-hal lain

    diluar dirinya sendiri.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    28/41

    2. Mempertimbangkan resiko

    Pada individu yang mempunyai motivasi yang tinggi akan

    mempertimbangkan terlebih dahulu akan resiko yang dihadapinya sebelum

    memulai kegiatan dengan tigkat kesulitan sedang dan menantang, namun

    memungkinkan baginya untuk menyelesaikannya. Sedangkan pada individu

    yang memiliki motivasi rendah justru menyukai pekerjaan atau tugas yang

    sangat mudah sehingga akan mendatangkan keberhasilan bagi dirinya.

    3. Umpan Balik.

    Pada individu yang mempunyai motivasi yang tinggi sangat menyukai

    umpan balik, karena menurut mereka umpan balik sangat berguna sebagai

    perbaikan bagi hasil kerja mereka dimasa yang akan datang. Sebaliknya yang

    mempunyai motivasi yang rendah tidak menyukai umpan balik, karena

    dengan adanya umpan balik mereka merasa telah memperlihatkan kesalahan-

    kesalahan mereka dan kesalahan tersebut akan terulang lagi.

    4. Kreatif inovatif

    Pada individu yang memiliki motivasi yang tinggi akan kreatif

    mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas seefektif mungkin dan juga

    mereka tidak menyukai pekerjaan rutin yang sama dari waktu kewaktu.

    Sebaliknya individu yang memiliki motivasi rendah justru sangat menyukai

    pekerjaan yang sifatnya rutinitas karena dengan begitu mereka tidak usah

    memikirkan cara lain dalam menyelesaikan tugasnya. Dari pendapat tersebut

    disimpulkan bahwa mereka yang mempunyai kebutuhan berprestasi tinggi

    cenderung termotivasi dengan situasi kerja yang penuh tantangan dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    29/41

    persaingan, sedangkan orang dengan kebutuhan berprestasi rendah dalam

    situasi kerja sama cenderung berprestasi buruk.

    5. Waktu Penyelesaian Tugas

    Individu dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi akan berusaha

    menyelesaikan setiap tugas dalam waktu yang cepat, sedangkan individu

    dengan kebutuhan berprestasi yang rendah kurang tertantang untuk

    menyelesaikan tugas secepat mungkin, sehingga cenderung memakan waktu

    yang lama, menunda - nunda dan tidak efisien.

    6. Keinginan menjadi yang terbaik

    Individu dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi senantiasa

    menunjukkan hasil kerja yang sebaik-baiknya dengan tujuan agar meraih

    predikat yang terbaik, sedangkan individu dengan kebutuhan berprestasi yang

    rendah menganggap bahwa peringkat terbaik bukan merupakan tujuan utama

    dan hal ini membuat individu tidak berusaha seoptimal mungkin dalam

    menyelesaikan tugas - tugasnya.

    Beradasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi

    berprestasi merupakan suatu dorongan, keinginan dan tingkat kesediaan

    seseorang untuk mengeluarkan upaya dalam rangka mencapai prestasi

    terbaik. Hal ini tinggi rendahnya motivasi berprestasi seseorang dapat dilihat

    dari rasa tanggung jawabnya, pertimbangan terhadap resiko, umpan balik,

    kreatif inovatif, waktu penyelesaian tugas dan keinginan menjadi yang

    terbaik.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    30/41

    2.4 Konsep tentang Kinerja

    2.4.1 Pengertian Kinerja

    Handoko (2002) mengistilahkan kinerja (performance) dengan

    prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau

    menilai prestasi kerja karyawan. Berikut ini adalah beberapa pengertian

    kinerja oleh beberapa pakar yang dikutip oleh Guritno dan Waridin (2005)

    yaitu:

    1. Menurut Winardi (1992) kinerja merupakan konsep yang bersifat

    universal yang merupakan efektivitas operasional suatu organisasi, bagian

    organisasi dan bagian karyawannya berdasar standar dan kriteria yang

    telah ditetapkan sebelumnya, karena organisasi pada dasarnya dijalankan

    oleh manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia

    dalam memainkan peran yang mereka lakukan dalam suatu organisasi

    untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan

    tindakan dan hasil yang diinginkan.

    2. Menurut Gomes (2000) kinerja merupakan catatan terhadap hasil produksi

    dari sebuah pekerjaan tertentu atau aktivitas tertentu dalam periode waktu

    tertentu.

    3. Dessler (1997) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah memberikan

    umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut

    untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau berkinerja lebih tinggi

    lagi. Menurut Dessler, penilaian kerja terdiri dari tiga langkah, pertama

    mendifinisikan pekerjaan berarti memastikan bahwa atasan dan bawahan

    sepakat dengan tugas-tugasnya dan standar jabatan. Kedua, menilai

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    31/41

    kinerja berarti membandingkan kinerja aktual atasan dengan standar-

    standar yang telah ditetapkan, dan ini mencakup beberapa jenis tingkat

    penilaian. Ketiga, sesi umpan balik berarti kinerja dan kemajuan atasan

    dibahas dan rencana-rencana dibuat untuk perkembangan apa saja yang

    dituntut.

    Hariandja (2002) berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil kerja

    yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai

    peranannya dalam organisasi. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai

    seseorang baik kualitas maupun kuantitas sesuai dengan tanggungjawab yang

    diberian kepadanya. Selain itu kinerja seseorang dipengaruhi oleh tingkat

    pendidikan, inisiatif, pengalaman kerja, dan motivasi karyawan. Hasil kerja

    seseorang akan memberikan umpan balik bagi orang itu sendiri untuk selalu

    aktif melakukan pekerjaannya secara baik dan diharapkan akan menghasilkan

    mutu pekerjaan yang baik pula. Pendidikan mempengaruhi kinerja seseorang

    karena dapat memberikan wawasan yang lebih luas untuk berinisiatif dan

    berinovasi dan selanjutnya berpengaruh terhadap kinerjanya.

    Sopiah (2008) menyatakan lingkungan juga bisa mempengaruhi

    kinerja seseorang. Situasi lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari

    atasan, teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai akan menciptaka

    kenyamanan tersendiri dan akan memacu kinerja yang baik. Sebaliknya,

    suasana kerja yang tidak nyaman karena sarana dan prasarana yang tidak

    memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, dan banyak terjadi konflik akan

    memberi dampak negatif yang mengakibatkan kemerosotan pada kinerja

    seseorang.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    32/41

    Kinerja karyawan menurut Simamora (2004) adalah tingkat hasil kerja

    karyawan dalam pencapaian persyaratan pekerjaan yang diberikan. Deskripsi

    dari kinerja menyangkut tiga komponen penting yaitu:

    1. Tujuan

    Tujuan ini akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana

    seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap

    personel.

    2. Ukuran

    Ukuran dibutuhkan untuk mengetahui apakah seorang personel telah

    mencapai kinerja yang diharapkan, untuk itu kuantitatif dan kualitatif

    standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan personal memegang

    peranan penting.

    3. Penilaian

    Penilaian kinerja reguler yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan

    kinerja setiap personel. Tindakan ini akan membuat personel untuk

    senantiasa berorientasi terhadap tujuan dan berperilaku kerja sesuai dan

    searah dengan tujuan yang hendak dicapai.

    Menurut Swietenia (2009) manfaat kinerja pegawai antara lain adalah

    untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi, untuk menentukan

    target atau sasaran yang nyata, lalu untuk pertukaran informasi antara tenaga

    kerja dan manajemen yang berhubungan terhadap masalah-masalah yang

    berkaitan.

    Indikator kinerja karyawan menurut Bambang Guritno dan Waridin

    (2005) adalah sebagai berikut :

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    33/41

    1. Mampu meningkatkan target pekerjaan

    2. Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

    3. Mampu menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan

    4. Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan

    5. Mampu maminimalkan kesalahan pekerjaan

    2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

    Menurut Mathis (2006) ada beberapa faktor yang memengaruhi

    kinerja karyawan :

    1. Motivasi

    2. Pendidikan

    3. Dsiplin kerja

    4. Keterampilan

    5. Sikap danetika

    6. Tingkat penghasilan

    7. Lingkungan

    8. Teknlogi

    Menurut Mangkunegara (2011) menyatakan bahwa faktor yang

    memengaruhi kinerja antara lain :

    1. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai

    terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan).

    Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai

    dengan keahlihannya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    34/41

    2. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai

    dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi

    yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja.

    Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk

    berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.

    Menurut Mc.Clelland seperti dikutip Mangkunegara (2011),

    berpendapat bahwa Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi

    dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif

    berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan

    suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai

    prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.

    Mc. Clelland (Mangkunegara, 2011) mengemukakan 6 karakteristik

    dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu :

    1. Memiliki tanggung jawab yang tinggi

    2. Berani mengambil risiko

    3. Memiliki tujuan yang realistis

    4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi

    tujuan.

    5. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja

    yang dilakukan

    6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

    diprogamkan

    Menurut Gibson (2000) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap

    kinerja antara lain :

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    35/41

    1. Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,

    pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.

    2. Faktor psikologs : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan

    kepuasan kerja

    3. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,

    sistem penghargaan (reward system)

    2.4.3 Penilaian Kinerja

    Penilaian kinerja (performance appraisal) memainkan peranan yang

    sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Karyawan

    menginginkan dan memerlukan timbal balik berkenan dengan prestasi

    karyawan dan penilaian menyediakan kesempatan untuk memberikan timbal

    balik kepada karyawan. Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka

    penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan karyawan dan

    untuk menyusun rencana peningkatan kinerja. Penilaian kinerja merupakan

    upaya membandingkan prestasi aktual karyawan dengan prestasi kerja

    dengan yang diharapkan darinya (Dessler, 2005). Dalam penilaian kinerja

    karyawan tidak hanya menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara

    keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja,

    kerajinan, kedisiplinan, hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan

    bidang dan level pekerjaan yang dijabatnya. Menurut Dessler (2005) ada lima

    faktor dalam penilaian kinerja yang populer, yaitu:

    1. Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, keterampilan, dan

    penerimaan keluaran

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    36/41

    2. Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi

    3. Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan

    atau Perbaikan

    4. Kedisiplinan, meliputi: kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat

    dipercaya/ diandalkan dan ketepatan waktu

    5. Komunikasi, meliputi: hubungan antar karyawan maupun dengan

    pimpinan, media komunikasi.

    Menurut Handoko (2002) pengukuran kinerja adalah usaha untuk

    merencanakan dan mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat

    dilaksanakan sesuai tujuan yang telah ditetapkan, penilaian prestasi kerja

    juga merupakan proses mengevaluasi dan menilai prestasi kerja karyawan

    diwaktu yang lalu atau untuk memprediksi prestasi kerja di waktu yang akan

    datang dalam suatu organisasi.

    Kinerja karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja karyawan selama

    periode tertentu. Pemikiran tersebut dibandingkan dengan target/ sasaran

    yang telah disepakati bersama. Tentunya dalam penilaian tetap

    mempertimbangkan berbagai keadaan dan perkembangan yang

    mempengaruhi kinerja tersebut.

    Handoko (2002) menyebutkan bahwa penilaian kinerja terdiri dari 3

    kriteria, yaitu :

    1. Penilaian berdasarkan hasil yaitu penilaian yang didasarkan adanya

    target-target dan ukurannya spesifik serta dapat diukur.

    2. Penilaian berdasarkan perilaku yaitu penilaian perilaku-perilaku yang

    berkaitan dengan pekerjaan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    37/41

    3. Penilaian berdasarkan judgement yaitu penilaian yang berdasarkan

    kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, koordinasi, pengetahuan

    pekerjaan dan keterampilan, kreativitas, semangat kerja, kepribadian,

    keramahan, intregitas pribadi serta kesadaran dan dapat dipercaya dalam

    menyelesaikan tugas.

    Menurut Mangkunegara (2011) unsur-unsur yang dinilai dari kinerja

    adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan dan sikap. Kualitas kerja terdiri

    dari ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan. Kuantitas kerja terdiri dari

    output dan penyelesaian kerja dengan ekstra. Keandalan terdiri dari mengikuti

    instruksi, inisiatif, kehati-hatian, kerajinan. Sedangkan sikap terdiri dari sikap

    terhadap perusahaan, karyawan lain dan pekerjaan serta kerjasama.

    2.4.4 Tujuan Penilaian Kinerja

    Menurut Alwi (2001) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan

    sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development. Penilian kinerja

    yang bersifat efaluation harus menyelesaikan :

    1. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi.

    2. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision.

    3. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi.

    Sedangkan penilaian kinerja yang bersifat developmen penilai harus

    menyelesaikan :

    1. Prestasi riil yang dicapai individu.

    2. Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja.

    3. Prestasi- pestasi yang dikembangkan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    38/41

    2.4.5 Manfaat Penilaian Kinerja

    Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat

    bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci

    penilaian kinerja bagi organisasi adalah :

    1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi.

    2. Perbaikan kinerja.

    3. Kebutuhan latihan dan pengembangan.

    4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,

    pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.

    5. Untuk kepentingan penelitian pegawai.

    6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai.

    1.5Kerangka Konseptual

    Motivasi adalah keadaaan dalam diri pribadi seseorang yang

    mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu,

    guna mencapai suatu tujuan. Terdapat dua jenis motivasi yang dikategorikan

    oleh Herzberg, yaitu motivasi intrinsk dan motivai ekstrinsik. Motivasi

    intrinsik adalah daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing

    orang yang dalam hal ini merupakan motivasi untuk berprestasi. Sedangkan

    motivasi ekstrinsik merupakan yaitu daya dorong yang datang dari luar diri

    seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja yang dalam hal ini

    disebabkan adanya pemberian remunerasi.

    Motivasi berprestasi menerangkan bahwa kebutuhan yang kuat untuk

    merupakan dorongan untuk berhasil atau unggul. Hal ini berkaitan dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    39/41

    sejauh mana karyawan tersebut termotivasi untuk melaksanakan tugasnya.

    Mereka yang mempunyai kebutuhan berprestasi (need of Achievment) tinggi

    cenderung termotivasi dengan situasi kerja yang penuh tantangan dan

    persaingan, bertanggung jawab, senang memecahkan masalah, cenderung

    untuk menetapkan sasaran, menghargai umpan balik tentang seberapa baik

    mereka bekeja. Sebaliknya yang kebutuhan berprestasinya rendah cenderung

    berprestasi buruk dalam situasi kerja yang sama.

    Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi

    semangat seseorang, karena kebutuhan berprestasi mendorong seseorang

    mengembangkan kreativitas dan mengaktualkan semua kemampuan serta

    energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi yang maksimal. Seseorang

    akan antusias untuk berprestasi tinggi, asalkan diberikan kesempatan.

    Seseorang menyadari bahwa dengan mencapai prestasi yang tinggi akan

    dapat memperoleh reward yang besar. Dengan demikian maka motivasi

    berprstasi di dalam diri karyawan merupakan faktor pendorong yang sangat

    penting bagi tercapainya peningkatan kinerja karyawan tersebut.

    Remunerasi adalah imbalan kerja yang dapat berupa gaji, honorarium,

    tunjangan tetap, insentif, bonus atas prestasi, pesangon, atau pensiun. Bagi

    Pegawai Negeri Sipil, remunerasi berarti imbalan kerja di luar gaji.

    Remunerasi yang ada di tubuh Kementerian Keuangan adalah penataan

    kembali pemberian imbalan kerja berupa tunjangan yang dikenal dengan

    Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Nagara (TKPKN) dengan didasari

    atas tingkat tanggung jawab dan resiko jabatan/pekerjaan yang di emban.

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.wikiapbn.org/artikel/Pegawai_Negerihttp://www.wikiapbn.org/artikel/Gajihttp://www.wikiapbn.org/artikel/Gajihttp://www.wikiapbn.org/artikel/Pegawai_Negeri
  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    40/41

    Pemberian Remunerasi (TKPKN) sangat penting untuk meningkatkan

    moral kerja pegawai, memotivasi pegawai, dan meningkatkan kepuasan kerja.

    Besar kecilnya remunerasi mempengaruhi prestasi kerja/kinerja karyawan,

    dan kepuasan kerja karyawan. Setiap karyawan dalam melaksanakan tugas

    atau pekerjaannya dapat merasa puas atau tidak puas, tidak terlepas dari

    faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bila karyawan tidak puas atas apa

    yang diperoleh dalam perusahaan tempat bekerja dapat menimbulkan

    kekecewaan, yang pada akhirnya berakibat kinerja karyawan yang rendah.

    Apabila remunerasi diberikan secara tepat dan benar maka para karyawan

    akan memperoleh kepuasan kerja dan terdorong untuk mencapai tujuan

    perusahaan. Apabila remunerasi itu diberikan tidak memadai atau kurang

    tepat maka prestasi dan kepuasan karyawan akan menurun.

    Berdasarkan teori yang dikemukakan, maka dibuat kerangka

    konseptual yang dapat dibentuk sebagai berikut :

    Gambar 2.1.

    Kerangka Konseptual

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Tinjauan Pustaka Penelitian Remunerasi

    41/41

    1.6 Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, maka dapat dirumuskan

    hiptesis penelitian, yaitu

    1. Remunerasi dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap

    kinerja pegawai pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea

    Cukai Tipe Madya Pabean B Medan.

    2. Remunerasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor

    Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean B

    Medan.

    3. Motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai

    pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe

    Madya Pabean B Medan.