tom ‘big al’ schreiter memotivasi distributor baru

5
Anda Kesulitan Memotivasi Distributor Baru Oleh : Tom ‘Big Al’ Schreiter Cara berpikir prospek atau distributor baru sama sekali berbeda dengan leader MLM. Mengapa? Karena leader MLM telah diperlihatkan ide-ide baru, bukti-bukti baru, dan standar serta prinsip-prinsip baru dalam hidup. Ingin buktinya? Contoh #1: Distributor baru Anda bergabung dengan antusiasnya. Keesokan harinya dia membuka distributor kit, mengatur semua perlengkapan, dan menentukan sebuah jadwal di agenda  baruny a untuk mempel ajaria apa yang terdap at dalam kit-nya. Satu minggu setelah mempelajari kit-nya, dia memutuskan bahwa brosur tersebut kurang memadai untuk  pemasaran yang baik. Selama beberapa minggu berikutnya, distributor baru Anda menulis kembali, memformat ulang, dan mendesain ulang beberapa brosur baru. Ketika semuanya selesai, dia berhenti. Ya, betul. Dia berhenti. Dia telah menghabiskan waktu berminggu-minggu, uang dan tenaga dalam bisnisnya dan menunggunya untuk melihat apakah investasinya akan kembali.

Upload: rafael-budi

Post on 08-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/22/2019 Tom ‘Big Al’ Schreiter Memotivasi Distributor Baru

http://slidepdf.com/reader/full/tom-big-al-schreiter-memotivasi-distributor-baru 1/5

Anda Kesulitan Memotivasi Distributor Baru

Oleh : Tom ‘Big Al’ Schreiter

Cara berpikir prospek atau distributor baru sama sekali berbeda dengan leader MLM.

Mengapa? Karena leader MLM telah diperlihatkan ide-ide baru, bukti-bukti baru, dan

standar serta prinsip-prinsip baru dalam hidup. Ingin buktinya?

Contoh #1:

Distributor baru Anda bergabung dengan antusiasnya. Keesokan harinya dia membuka

distributor kit, mengatur semua perlengkapan, dan menentukan sebuah jadwal di agenda

 barunya untuk mempelajaria apa yang terdapat dalam kit-nya. Satu minggu setelah

mempelajari kit-nya, dia memutuskan bahwa brosur tersebut kurang memadai untuk

 pemasaran yang baik. Selama beberapa minggu berikutnya, distributor baru Anda

menulis kembali, memformat ulang, dan mendesain ulang beberapa brosur baru. Ketika

semuanya selesai, dia berhenti.

Ya, betul. Dia berhenti. Dia telah menghabiskan waktu berminggu-minggu, uang dan

tenaga dalam bisnisnya dan menunggunya untuk melihat apakah investasinya akan

kembali.

7/22/2019 Tom ‘Big Al’ Schreiter Memotivasi Distributor Baru

http://slidepdf.com/reader/full/tom-big-al-schreiter-memotivasi-distributor-baru 2/5

Contoh #2:

Distributor baru Anda mengajari Anda bagaimana membuat alat prospecting yang lebih

 baik. Untuk membuktikannya, dia membuat kartupos prospecting yang “maut” dalam dua

warna. Sangat bagus. Setelah megirimkan 500 kartu pos, dua orang bergabung dalam

 bisnisnya. Mengapa? Karena mereka terkesan oleh kartupos dua warna-nya yang “maut”.

Apa yang terjadi ketika rekrut baru tersebut menerima sebuah kartu pos tiga warna yang

lebih “maut” ? Mereka akan melompat ke program tersebut karena alat prospectingnya

lebih profesional. Dan mereka akan melompat ke program kartu pos empat warna, dan ke

 program kartu pos empat warna plus program surat, dan ke program kartu pos empat

warna plus surat plus audio kaset…

Saya dapat memberi banyak contoh lagi, namun saya pikir kita telah melihat poinnya.

Distributor berpikir secara berbeda . . . dan itulah sebabnya mereka adalah distributor . . .

dan bukan leader.

Lalu, siapakah yang seharusnya disalahkan? Apakah kita menyalahkan distributor?

Apakah kita akan berkata:

“Kamu tidak tahu apa yang perlu kamu ketahui untuk menjadi seorang leader.

Ayo, cepat cari tahu!”

Sepertinya sedikit keterlaluan, bukan?

Jadi, bila kita tidak dapat menyalahkan distributor baru kita karena tidak

mengetahui apa yang seharusnya dia ketahui, lalu siapa yang salah dalam

hubungan ini?

Kita.

Kita, sebagai leader, bertanggung jawab untuk mengajari distributor baru tentang apa

yang mereka tidak ketahui. Kita harus mengajari mereka prinsip kepemimpinan. Kita

mesti mengajari mereka apa yang perlu dipikirkan dan bagaiman cara berpikir seorang

 pemimpin. Tidak ada cara lainnya!

7/22/2019 Tom ‘Big Al’ Schreiter Memotivasi Distributor Baru

http://slidepdf.com/reader/full/tom-big-al-schreiter-memotivasi-distributor-baru 3/5

Kita harus mengajari distributor kita cara menangani masalah, bagaimana menempatkan

diri mereka dalam menghadapi prospek, bagaimana memfokuskan waktu mereka untuk

membentuk leader daripada hanya mempertahankan distributor saja, bagaimana

memahami hubungan antara keterampilan dan motivasi, bagaimana menciptakan

motivasi, tiga alasan mengapa prospek bergabung, dll. Ada begitu banyak hal yang harus

diajarkan, dan hanya ada sedikit waktu untuk menguasai semua prinsip-prinsip ini.

Saya sering menanyakan pertanyaan berikut kepada para networkers (pekerja jaringan),

“Ketika kamu mengunjungi distributor baru-mu, prinsip apa yang kamu konsentrasikan

untuk diajarkan kepadanya?”

Kebanyakan jawabannya adalah, “Hah?”

Menakutkan, bukan. Kita mempunyai banyak sekali networker yang tidak menge tahui

apa-apa yang seharusnya mereka ajarkan pada distributor baru mereka agar mereka

tumbuh menjadi leader.

Ouch!

Secara pribadi, ketika saya mengadakan kunjungan bersama seorang distributor, saya

mencoba untuk meneruskan secara praktis paling tidak satu dari 15 prinsip yang akan

saya ajarkan pada mereka. Saya tahu bahwa pertama-tama mereka akan belajar prinsip

tersebut secara intelektual, kemudian mereka akan melihatnya dalam pengalaman mereka

masing-masing, selanjutnya mereka akan paham prinsip tersebut, dan akhirnya mereka

akan mulai menggunakan prinsip tersebut secara otomatis dalam hidup mereka.

Itu sebabnya ketika orang-orang bertanya prinsip mana dari 15 prinsip yang saya ajarkan,

saya selalu katakan, “Tidak menjadi masalah”. Mendaftar atau bahkan me ngetahui

 prinsip-prinsip tersebut secara intelektual adalah tidak berguna. Butuh waktu lama untuk

mencerna dan memahami bagaimana cara menggunakan prinsip-prinsip tersebut.

Contohnya, pada seminar Supersponsoring saya, saya menghabiskan hampir seluruh

sesion pagi hanya untuk satu prinsip saja. Dan para peserta benar-benar “tidak paham”

sampai lewat satu minggu atau begitu mereka pulang. Pasti mereka sudah tahu prinsip

7/22/2019 Tom ‘Big Al’ Schreiter Memotivasi Distributor Baru

http://slidepdf.com/reader/full/tom-big-al-schreiter-memotivasi-distributor-baru 4/5

tersebut, tapi hanya setelah mereka mencocokkannya dengan pengamatan dan

 pengalaman mereka masing-masing, itu barulah berguna.

Apa yang seharusnya saya rekomendasikan pada calon leader yang meminta saran

apa yang harus diajarkan?

Saya merekomendasikan bahwa mereka harus menuliskan semua permasalahan yang

dihadapi dengan distributor mereka. Kemudian, buat beberapa prinsip, beberapa alternatif

 pemikiran, yang dapat memecahkan permasalahn. Dan itulah apa yang seharusnya

mereka ajarkan pada distributor mereka.

Juga saya bayangkan, bagaimana cara beberapa orang networker membangun leader?

Yaa. . . , ketika mereka mengunjungi distributornya, mereka hanya . . . berkunjung.

Tidak ada rencana, tidak ada agenda, tidak ada pelatihan. Mereka hanya berharap untuk

menjadi teman saja dan berharap keajaiban akan terjadi. Mereka berharap suatu hari nanti

ada kilat yang menyambar dan distributor baru mereka akan otomatis berpikir dan

 bertindak seperti seorang leader.

Saya pikir mereka lebih baik berharap supaya ada lebih banyak kilat yang menyambar.

Ingin beberapa masalah untuk membangun prinsip-prinsip Anda?

Ini ada beberapa yang bisa Anda mulai :

1.  Saya tidak dapat menemukan satu prospek pun.

2.  Distributor saya takut untuk menghubungi teman dan saudara mereka.

3.  Saya telah menghapal seluruh bagian presentasi dan prospek masih belum mau

 bergabung.

4.  Saya harus mensponsori banyak orang untuk menjadi sukses. Itu terlalu banyak!

5.  Saya akan berhenti karena masalah ini.

7/22/2019 Tom ‘Big Al’ Schreiter Memotivasi Distributor Baru

http://slidepdf.com/reader/full/tom-big-al-schreiter-memotivasi-distributor-baru 5/5

6.  Butuh waktu terlalu lama untuk dapat menghasilkan uang.

7. 

Apa yang terjadi sangatlah tidak adil.

8.  Di mana saya dapat menemukan prospek yang mau bergabung?

9.  Saya datang ke pelatihan dan bisnis saya masih belum berjalan.

Ini hanya beberapa masalah yang saya hadapi ketika membangun bisnis saya. Itulah

sebabnya mengapa saya mulai membangun prinsip-prinsip untuk memecahkan atau

menghilangkan problem-problem ini. Dan itu berhasil.

Sekarang giliran Anda untuk melakukan hal yang sama.