tom ‘big al’ schreiter memotivasi distributor baru
TRANSCRIPT
7/22/2019 Tom ‘Big Al’ Schreiter Memotivasi Distributor Baru
http://slidepdf.com/reader/full/tom-big-al-schreiter-memotivasi-distributor-baru 1/5
Anda Kesulitan Memotivasi Distributor Baru
Oleh : Tom ‘Big Al’ Schreiter
Cara berpikir prospek atau distributor baru sama sekali berbeda dengan leader MLM.
Mengapa? Karena leader MLM telah diperlihatkan ide-ide baru, bukti-bukti baru, dan
standar serta prinsip-prinsip baru dalam hidup. Ingin buktinya?
Contoh #1:
Distributor baru Anda bergabung dengan antusiasnya. Keesokan harinya dia membuka
distributor kit, mengatur semua perlengkapan, dan menentukan sebuah jadwal di agenda
barunya untuk mempelajaria apa yang terdapat dalam kit-nya. Satu minggu setelah
mempelajari kit-nya, dia memutuskan bahwa brosur tersebut kurang memadai untuk
pemasaran yang baik. Selama beberapa minggu berikutnya, distributor baru Anda
menulis kembali, memformat ulang, dan mendesain ulang beberapa brosur baru. Ketika
semuanya selesai, dia berhenti.
Ya, betul. Dia berhenti. Dia telah menghabiskan waktu berminggu-minggu, uang dan
tenaga dalam bisnisnya dan menunggunya untuk melihat apakah investasinya akan
kembali.
7/22/2019 Tom ‘Big Al’ Schreiter Memotivasi Distributor Baru
http://slidepdf.com/reader/full/tom-big-al-schreiter-memotivasi-distributor-baru 2/5
Contoh #2:
Distributor baru Anda mengajari Anda bagaimana membuat alat prospecting yang lebih
baik. Untuk membuktikannya, dia membuat kartupos prospecting yang “maut” dalam dua
warna. Sangat bagus. Setelah megirimkan 500 kartu pos, dua orang bergabung dalam
bisnisnya. Mengapa? Karena mereka terkesan oleh kartupos dua warna-nya yang “maut”.
Apa yang terjadi ketika rekrut baru tersebut menerima sebuah kartu pos tiga warna yang
lebih “maut” ? Mereka akan melompat ke program tersebut karena alat prospectingnya
lebih profesional. Dan mereka akan melompat ke program kartu pos empat warna, dan ke
program kartu pos empat warna plus program surat, dan ke program kartu pos empat
warna plus surat plus audio kaset…
Saya dapat memberi banyak contoh lagi, namun saya pikir kita telah melihat poinnya.
Distributor berpikir secara berbeda . . . dan itulah sebabnya mereka adalah distributor . . .
dan bukan leader.
Lalu, siapakah yang seharusnya disalahkan? Apakah kita menyalahkan distributor?
Apakah kita akan berkata:
“Kamu tidak tahu apa yang perlu kamu ketahui untuk menjadi seorang leader.
Ayo, cepat cari tahu!”
Sepertinya sedikit keterlaluan, bukan?
Jadi, bila kita tidak dapat menyalahkan distributor baru kita karena tidak
mengetahui apa yang seharusnya dia ketahui, lalu siapa yang salah dalam
hubungan ini?
Kita.
Kita, sebagai leader, bertanggung jawab untuk mengajari distributor baru tentang apa
yang mereka tidak ketahui. Kita harus mengajari mereka prinsip kepemimpinan. Kita
mesti mengajari mereka apa yang perlu dipikirkan dan bagaiman cara berpikir seorang
pemimpin. Tidak ada cara lainnya!
7/22/2019 Tom ‘Big Al’ Schreiter Memotivasi Distributor Baru
http://slidepdf.com/reader/full/tom-big-al-schreiter-memotivasi-distributor-baru 3/5
Kita harus mengajari distributor kita cara menangani masalah, bagaimana menempatkan
diri mereka dalam menghadapi prospek, bagaimana memfokuskan waktu mereka untuk
membentuk leader daripada hanya mempertahankan distributor saja, bagaimana
memahami hubungan antara keterampilan dan motivasi, bagaimana menciptakan
motivasi, tiga alasan mengapa prospek bergabung, dll. Ada begitu banyak hal yang harus
diajarkan, dan hanya ada sedikit waktu untuk menguasai semua prinsip-prinsip ini.
Saya sering menanyakan pertanyaan berikut kepada para networkers (pekerja jaringan),
“Ketika kamu mengunjungi distributor baru-mu, prinsip apa yang kamu konsentrasikan
untuk diajarkan kepadanya?”
Kebanyakan jawabannya adalah, “Hah?”
Menakutkan, bukan. Kita mempunyai banyak sekali networker yang tidak menge tahui
apa-apa yang seharusnya mereka ajarkan pada distributor baru mereka agar mereka
tumbuh menjadi leader.
Ouch!
Secara pribadi, ketika saya mengadakan kunjungan bersama seorang distributor, saya
mencoba untuk meneruskan secara praktis paling tidak satu dari 15 prinsip yang akan
saya ajarkan pada mereka. Saya tahu bahwa pertama-tama mereka akan belajar prinsip
tersebut secara intelektual, kemudian mereka akan melihatnya dalam pengalaman mereka
masing-masing, selanjutnya mereka akan paham prinsip tersebut, dan akhirnya mereka
akan mulai menggunakan prinsip tersebut secara otomatis dalam hidup mereka.
Itu sebabnya ketika orang-orang bertanya prinsip mana dari 15 prinsip yang saya ajarkan,
saya selalu katakan, “Tidak menjadi masalah”. Mendaftar atau bahkan me ngetahui
prinsip-prinsip tersebut secara intelektual adalah tidak berguna. Butuh waktu lama untuk
mencerna dan memahami bagaimana cara menggunakan prinsip-prinsip tersebut.
Contohnya, pada seminar Supersponsoring saya, saya menghabiskan hampir seluruh
sesion pagi hanya untuk satu prinsip saja. Dan para peserta benar-benar “tidak paham”
sampai lewat satu minggu atau begitu mereka pulang. Pasti mereka sudah tahu prinsip
7/22/2019 Tom ‘Big Al’ Schreiter Memotivasi Distributor Baru
http://slidepdf.com/reader/full/tom-big-al-schreiter-memotivasi-distributor-baru 4/5
tersebut, tapi hanya setelah mereka mencocokkannya dengan pengamatan dan
pengalaman mereka masing-masing, itu barulah berguna.
Apa yang seharusnya saya rekomendasikan pada calon leader yang meminta saran
apa yang harus diajarkan?
Saya merekomendasikan bahwa mereka harus menuliskan semua permasalahan yang
dihadapi dengan distributor mereka. Kemudian, buat beberapa prinsip, beberapa alternatif
pemikiran, yang dapat memecahkan permasalahn. Dan itulah apa yang seharusnya
mereka ajarkan pada distributor mereka.
Juga saya bayangkan, bagaimana cara beberapa orang networker membangun leader?
Yaa. . . , ketika mereka mengunjungi distributornya, mereka hanya . . . berkunjung.
Tidak ada rencana, tidak ada agenda, tidak ada pelatihan. Mereka hanya berharap untuk
menjadi teman saja dan berharap keajaiban akan terjadi. Mereka berharap suatu hari nanti
ada kilat yang menyambar dan distributor baru mereka akan otomatis berpikir dan
bertindak seperti seorang leader.
Saya pikir mereka lebih baik berharap supaya ada lebih banyak kilat yang menyambar.
Ingin beberapa masalah untuk membangun prinsip-prinsip Anda?
Ini ada beberapa yang bisa Anda mulai :
1. Saya tidak dapat menemukan satu prospek pun.
2. Distributor saya takut untuk menghubungi teman dan saudara mereka.
3. Saya telah menghapal seluruh bagian presentasi dan prospek masih belum mau
bergabung.
4. Saya harus mensponsori banyak orang untuk menjadi sukses. Itu terlalu banyak!
5. Saya akan berhenti karena masalah ini.
7/22/2019 Tom ‘Big Al’ Schreiter Memotivasi Distributor Baru
http://slidepdf.com/reader/full/tom-big-al-schreiter-memotivasi-distributor-baru 5/5
6. Butuh waktu terlalu lama untuk dapat menghasilkan uang.
7.
Apa yang terjadi sangatlah tidak adil.
8. Di mana saya dapat menemukan prospek yang mau bergabung?
9. Saya datang ke pelatihan dan bisnis saya masih belum berjalan.
Ini hanya beberapa masalah yang saya hadapi ketika membangun bisnis saya. Itulah
sebabnya mengapa saya mulai membangun prinsip-prinsip untuk memecahkan atau
menghilangkan problem-problem ini. Dan itu berhasil.
Sekarang giliran Anda untuk melakukan hal yang sama.