triger prostho
DESCRIPTION
trigger pemicu mata kuliah prosthodonti ITRANSCRIPT
Putra seorang mahasiswa co-ass di RSGM Baiturrahmah bagian prosthodontia, melakukan indikasi dan
rencana perawatan pasien perempuan usia 32 tahun dengan keluhan rasa tidak nyaman pada gigi tiruan
porselen depan atas. Anamnesis diketahui pasien sudahmenggunakan gigi tiruan sejak 4 bulan yang lalu
dan terasa sakit dan warna gigi porselen mengganggu penampilan. Pemeriksaan intra oral terlihat gigi 11
dengan gigi tiruan dengan bahan porcelain fused to metal dan warna mahkota tiruan terlihat tidak sama
dengan gigi sebelahnya serta bagian proksimal dari margin crown tidak rapat dengan cervical line. Gigi
21 missing dengan ridge alveolar bentuk oval. Pemeriksaan radiografi pada gigi 11 terlihat gambaran
radiolusen pada periapek dengan diagnosa abses periapikal. Putra sudah diizinkan pembimbing untuk
pembuatan gigi tiruan jembatan dengan bahan porselen yang tepat sesuai kasus. Putra melanjutkan
dengan mempersiapkan alat preparasi gigi penyangga dan pasien dilakukan preparasi. Putra
memperlihatkan hasil preparasi pada pembimbing dan menginstruksikan perbaikan preparasi karna belum
terpenuhinya syarat-syarat preparasi dan letak servical line belum memenuhi syarat. Putra disuruh koreksi
lagi hasil preparasi, setelah diperbaiki Putra sudah dibolehkan untuk mencetak, dan hasil cetakan sudah
dilihatkan kepada pembimbing tapi batas-batas cetakan gigi yang dipreparasi tidak akurat karna daerah
servical tidak terlihat. Putra menyelesaikan tahap kerja untuk mendapatkan model kerja yang akurat
dengan menggunakan gips sesuai klasifikasi ADA. Sebelum melakukan order ke laboratorium dilakukan
penentuan gigitan kerja dan warna gigi disesuaikan dengan warna gigi aslinya. Pasien dipulangkan dalam
keadaan nyaman setelah pemasangan gigi tiruan jembatan sementara.
Pertanyaan: bagaimana cara kerja yang dilakukan Putra untuk mendapatkan gigi tiruan jembatan yang
baik pada pasien?
I. Terminology
- Indikasi : Indikasi dalam kedokteran, suatu keyakinan bahwa suatu rencana perawatan
tertentu memeng diperlukan. (Kamus Kedokteran Gigi)
- Rencana perawatan :
- Gigi tiruan : Alat cekat atau lepasan untuk menggantikan satu atau lebih gigi yang
hilang. (Kamus Kedokteran Gigi)
- Porcelain : Poerselen dalam kedokteran gigi, bahan keramik yang terbuat dari
kaolin, feldspar, silica, dan berbagai pigmen, digunakan untuk merestorasi bentuk
dan fungsi gigi asli dan untuk membuat inlay, mahkota, pontik bridge, dan gigi
buatan untuk protesa. (Kamus Kedokteran Gigi)
- Anamnesis : Riwayat medis atau dental masa lalu dari seorang pasien berdasarkan
informasi yang diceritakan pasien pada saat pemeriksaan riwayat.
- Intra oral : Intra : Awalan yang berarti di dalam. Oral : berkaitan dengan mulut.
(Kamus Kedokteran Gigi). Berarti pemeriksaan intraoral adalah pemeriksaan di
bagian dalam dari rongga mulut.
- Bahan porcelain fused to metal :
- Proksimal :
- Margin crown :
- Cervical line : Garis sekeliling gigi tempat bertemunya email mahkota dan sementum
akar. (Kamus Kedokteran Gigi)
- Ridge alveolar : Linggir sisa, tulang alveolar yang masih tersisa setelah gigi-gigi hilang.
(Kamus Kedokteran Gigi)
- Radiolusen : Lolosnya sebagian sinar-x. pada radiograf daerah radiolusn akan
tampak lebih gelap daripada daerah radio-opak. (Kamus Kedokteran Gigi)
- Periapeks : Mengacu pada daerah sekitar apeks gigi. (Kamus Kedokteran Gigi)
- Diagnose :
- Abses periapikal : Peradangan yang akut atau kronik disertai pembentukan nanah dan
kerusakan jaringan yang terjadi di sekitar ujung akar dari gigi yang saluran akarnya telah
terinfeksi. (Kamus Kedokteran Gigi)
- Gigi tiruan jembatan : Bridge, gigi tiruan yang menggantikan satu atau dua mahkota
klinis gigi asli yang hilang. Gigi tiruan tersebut disolderkan atau direkatkan pada satu
atau lebih retainer misalnya inlay atau mahkota tiruan. Dirancang untuk tidak dapat
dilepas oleh pasien. (Kamus Kedokteran Gigi)
- Preparasi : Preparasi dalam kedokteran gigi, adalah pembuangan jaringan karies dan atau
jaringan yang telah lemah maupun jaringan gigi sehat dan membentuk gigi sedemikian
rupa sehingga dapat menerima restorasi permanen atau sementara yang mempunyai
retensi dan resistensi yang baik. (Kamus Kedokteran Gigi)
- Gigi penyangga : Abutment, dalam kedokteran gigi diistilahkan bagi suatu gigi, mahkota,
atau bagian suatu implant yang dapat memberikan dukungan, kestabilan, retensi suatu
protesa baik yang cekat maupun yang lepasan. (Kamus Kedokteran Gigi)
II. Identifikasi masalah
- Syarat-syarat preparasi :
- Kalsifikasi ADA :
III. Analisis masalah
2.4.1 Prinsip preparasi gigi
Desain preparasi untuk gigi penyangga bergantung pada 3 prinsip, yaitu:
1. Prinsip biologis:
-Mempertahankan struktur gigi
-Mempertahankan jaringan periodontium
2. Prinsip mekanis:
-Retensi dan resistensi
3. Prinsip estetis
-Integritas marginal
Mempertahankan Struktur Gigi
Selain berfungsi sebagai pengganti struktur gigi yang hilang, sebuah restorasi harus
mampu mempertahankan struktur gigi yang masih ada. Permukaan utuh struktur gigi
yang dapat dipertahankan selama pembuatan restorasi yang kuat dan retentive, harus
diselamatkan, bila pasien bersedia dan persyaratan retensi memungkinkan. Tidak
seharusnya seluruh permukaan struktur gigi dikorbankan selama preparasi hanya untuk
kemudahan atau kecepatan pengeboran.
Pada beberapa kasus, untuk mempertahankan struktur gigi, preparasi harus
dilakukan hanya pada sebagian kecil struktur gigi yang ada, untuk mencegah kehilangan
sejumlah besar struktur gigi yang tidak terkontrol. Inilah alasannya mengapa dilakukan
pengurangan bagian oklusan struktur gigi sebesar 1,5mm pada waktu mempreparasi gigi
untuk onlay mesio okluso distal (MOD). Logam pada permukaan oklusal dapat memberi
perlindungan terhadap kerusakan yang dramatis, seperti fraktur struktur gigi, dan juga
kegagalan untuk tidak begitu jelas yang disebabkan oleh struktur gigi yang membengkok.
Retensi dan Resistensi
Agar restorasi memenuhi tujuannya, restorasi harus duduk pada tempatnya di gigi. Tidak
ada semen yang kompatibel dengan struktur gigi yang hidup dan lingkungan biologis
rongga mulut mempunyai sifat adhesive yang cukup untuk memegang restorasi pada
tempatnya hanya melalui adhesi. Konfigurasi biometric preparasi gigi mengharuskan
diberikannya tekanan pada waktu penyemenan, untuk memberikan retensi dan resistensi
yang diperlukan.
Retensi mencegah terlepasnya restorasi sepanjang arah masuk, atau sumbu
panjang preparasi gigi. Resistensi mencegah terlepasnya restorasi oleh gaya yang
ditunjukkan ke apical atau oblik dan mencegah pergerakan restorasi bila terkena gaya
oklusal. Retensi dan resistensi saling berhubungan dan sering tidak dapat dipisahkan.
Elemen penting dari retensi adalah dua permukaan vertical yang berhadapan pada
preparasi yang sama. Ini dapat berupa permukaan eksternal, seperti dinding fasial dan
lingual mahkota penuh. Restorasi ekstrakoronal adalah contoh retensi veneer. Permukaan
yang berlawanan dapat ditemukan juga pada bagian internal seperti dinding fasial dan
lingual dari boks proksimal suatu inlay proksimooklusal. Suatu restorasi intrakoronal
menahan perpindahan dengan retensi wedge. Banyak restorasi yang merupakan
kombinasi dari kedua tipe ini.
a. Pengerucutan
Oleh karena restorasi logam cor atau keramik dtempatkan pada preparasi setelah restorasi
dibuat dalam bentuk akhirnya, dinding-dinding aksial preparasi harus sedikit mengerucut
agar restorasi dapat masuk pada tempatnya, misalnya dalam arah oklusal, dua dinding
eksternal yang berhadapan harus sedikit demi sedikit konvergen atau dua permukaan
internal struktur gigi yang berlawanan harus difergen. Istilah sudut konfergensi dan sudut
difergensi dapat digunakan untuk menerangkan hubungan antara dua dinding preparasi
yang saling berhadapan.
Hubungan diantara satu dinding preparasi terhadap sumbu panjang preparasi
adalah inklinasi dari dinding tersebut. Suatu bor intan mengerucut menghasilkan inlinasi
dua sampai tiga derajat terhadap setiap permukaan yang dibor, bila tangkai instrument
dipegang sejajar terhadap arah masuk preparasi yang dikehendaki. Dua permukaan yang
berhadapan, masing-masing dengan inklinasi tiga derajat akan memberikan pengerucutan
enam derajat pada preparasi.
Secara teori, makin sejajar dinding preparasi yang berhadapan, makin besar
retensi. Preparasi yang paling retentive adalah yang mempunyai dinding sejajar.
Sesungguhnya dinding-dinding sejajar dianjurkan oleh beberapa penulis terdahulu.
Namun, dinding sejajar tidak mungkin dibuat dalam mulut tanpa menghasilkan preparasi
yang mengandung undercut. Dinding-dinding preparasi dikerucutkan untuk
memungkinkan lapangan pandang, mencegah undercut, mengompensasi ketidak akuratan
dalam proses pembuatan dan memungkinkan masuknya restorasi dengan baik selama
sementasi.
Semen menciptakan ikatan yang lemah, sebagian besar diperoleh dari kaitan
mekanis, antara permukaan dalam restorasi dan dinding aksial preparasi. Karena itu,
makin besar daerah permukaan preparasi, makin besar retensi. Secara mudahnya,
preparasi pada gigi yang besar adalah lebih retentive daripada preparasi pada gigi yang
keil. Ini adalah factor yang harus dipertimbangkan pada waktu preparasi harus dilakukan
pada gigi yang kecil, terutama bila gigi ini dipakai sebagai gigi penyangga geligi tiruan
sebagai cekat atau splin. Daerah permukaan dapat ditingkatkan dengan menambah boks
atau lekukan. Namun, keuntungan yang berasal dari bentuk-bentuk seperti itu lebih
banyak hubungannya dengan keterbatasan kebebasan bergerak disbanding menambah
luas permukaan.
b. Kebebasan bergerak
Retensi ditingkatkan dengan membatasi secara geometri banyaknya arah melepas
restorasi dari preparasi gigi. Retensi maksimal diperoleh bila terdapat hanya satu arah masuk.
Preparasi mahkota penuh dengan dinding aksial yang panjang dan sejajar serta lekukan akan
menghasilkan retensi yang meningkat. Sebaliknya, preparasi yang pendek dan terlalu mengerucut
, tidak mempunyai retensi karena restorasi dapat dipeaskan pada arah yang jumlahnya tak
terhingga. Preparasi yang terbaik adalah preparasi yang mendekati ideal dan bergantung pada
ketrampilan operator, kemudahan melakukan preparasi, dan teknologi laboratorium.
c. Panjang
Panjang oklusogingiva merupakan factor retensi dan resistensi yang penting. Preparasi yang lebih
panjang mungkin akan mempunyai daerah permukaan yang lebih besar dan karenanya lebih
retentive. Karena dinding aksial yang letaknya lebih oklusal dari garis akhiran dapat
mempengaruhi perpindahan tempat, panjang dan inklinasi dinding tersebut menjadi factor retensi
terhadap gaya tipping.
d. Arah pemasangan
Arah pemasangan adalah garis khayal disepanjang mana restorasi akan dipasang dan dilepas dari
preparasi yang telah dibuat. Arah pemasangan ini ditentukan oleh dokter gigi sebelum memulai
preparasi, dan semua bentuk preparasi dibuat sesuai dengan garis khayal tadi. Arah pemasangan
bukanlah suatu yang dapat ditentukan seenaknya saat penyelesaian preparasi dengan
menambahkan satu bentuk seperti lekukan. Untuk menjamin bahwa preparasi tidak mempunyai
undercut dan tidak terlalu mengerucut. Bila bagian tengah permukaan oklusal preparasi dilihat
dengan satu mata dari jarak kira-kira 30cm (12 inchi), dinding aksial preparasi dapat dilihat
sampai kebawah dengan pengerucutan minimal. Namun juga dapat dilihat ke bagian bawah
dinding aksial preparasi dengan pengerucutan berlawanan sebesar delapan derajat dengan dua
mata terbuka. Hal ini terjadi karena jarak antara dua mata, yang berperan dalam penglihatan
binokuler. Karena itu penting sekali untuk memeriksa preparasi dengan mata tertutup.
Ketahanan / Keawetan Struktur
Sebuah restorasi harus memiliki ketebalan bahan yang memadai untuk menahan gaya kunyah.
Ketebalan ini dibatasi oleh ruangan yang dibuat pada saat preparasi gigi. Hanya dengan cara ini
oklusi restorasi akan harmonis dan kontur aksialnya normal, mencegah terjadinya kelainan
periodontium disekitar restorasi.
Integritas Marginal
Restorasi logam cor dapat dibuat tepat sesuai bentuk preparasi dengan derajat presisi yang tinggi,
tetapi bahkan pada logam cor yang pas sekalipun, masih akan terjadi sedikit celah antara tepi
restorasi dan preparasi. Bevel disarankan sebagai cara untuk menghilangkan celah marginal tadi.
Bila celah vertical dinyatakan dalam D, jarak yang terjadi antara restorasi dan preparasi , tidak
berubah antara tepi dan garis akhiran. Walaupun begitu, jarak terdekat antara tepid dan
permukaan preparasi adalah sebuah garis d, yang tegak lurus terhadap permukaan gigi. Hal ini
dapat dinyatakan sebagai fungsi dari D dan sinus dari sudut µ atau cosinus dari sudut ɸ.
Mempertahankan Jaringan Periodontium
Penempatan garis akhiran berpengaruh langsung pada kemudahan proses pembuatan restorasi dan
kesuksesan sebuahrestorasi. Tepi yang sangat halus dan memudahkan pembersihan akan
memberikan hasil terbaik. Apabila memungkinkan, garis akhiran harus ditempatkan didaerah
yang memudahkan dokter gigi menyelesaikan tepi restorasi dan membuat pasien dapat menjaga
kebersihan daerah tersebut. Sebagai tambahan, garis akhiran harus diletakkan pada tempat yang
mudah untuk diduplikasikan oleh bahan cetak , tanpa merobek atau mengubah bentuk cetakan
ketika cetakan dilepaskan melewati garis akhiran itu.