triger prostho

13
Putra seorang mahasiswa co-ass di RSGM Baiturrahmah bagian prosthodontia, melakukan indikasi dan rencana perawatan pasien perempuan usia 32 tahun dengan keluhan rasa tidak nyaman pada gigi tiruan porselen depan atas. Anamnesis diketahui pasien sudahmenggunakan gigi tiruan sejak 4 bulan yang lalu dan terasa sakit dan warna gigi porselen mengganggu penampilan. Pemeriksaan intra oral terlihat gigi 11 dengan gigi tiruan dengan bahan porcelain fused to metal dan warna mahkota tiruan terlihat tidak sama dengan gigi sebelahnya serta bagian proksimal dari margin crown tidak rapat dengan cervical line. Gigi 21 missing dengan ridge alveolar bentuk oval. Pemeriksaan radiografi pada gigi 11 terlihat gambaran radiolusen pada periapek dengan diagnosa abses periapikal. Putra sudah diizinkan pembimbing untuk pembuatan gigi tiruan jembatan dengan bahan porselen yang tepat sesuai kasus. Putra melanjutkan dengan mempersiapkan alat preparasi gigi penyangga dan pasien dilakukan preparasi. Putra memperlihatkan hasil preparasi pada pembimbing dan menginstruksikan perbaikan preparasi karna belum terpenuhinya syarat-syarat preparasi dan letak servical line belum memenuhi syarat. Putra disuruh koreksi lagi hasil preparasi, setelah diperbaiki Putra sudah dibolehkan untuk mencetak, dan hasil cetakan sudah dilihatkan kepada pembimbing tapi batas-batas cetakan gigi yang dipreparasi tidak akurat karna daerah servical tidak terlihat. Putra menyelesaikan tahap kerja untuk mendapatkan model kerja yang akurat

Upload: nabilarivi

Post on 08-Jul-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

trigger pemicu mata kuliah prosthodonti I

TRANSCRIPT

Page 1: Triger Prostho

Putra seorang mahasiswa co-ass di RSGM Baiturrahmah bagian prosthodontia, melakukan indikasi dan

rencana perawatan pasien perempuan usia 32 tahun dengan keluhan rasa tidak nyaman pada gigi tiruan

porselen depan atas. Anamnesis diketahui pasien sudahmenggunakan gigi tiruan sejak 4 bulan yang lalu

dan terasa sakit dan warna gigi porselen mengganggu penampilan. Pemeriksaan intra oral terlihat gigi 11

dengan gigi tiruan dengan bahan porcelain fused to metal dan warna mahkota tiruan terlihat tidak sama

dengan gigi sebelahnya serta bagian proksimal dari margin crown tidak rapat dengan cervical line. Gigi

21 missing dengan ridge alveolar bentuk oval. Pemeriksaan radiografi pada gigi 11 terlihat gambaran

radiolusen pada periapek dengan diagnosa abses periapikal. Putra sudah diizinkan pembimbing untuk

pembuatan gigi tiruan jembatan dengan bahan porselen yang tepat sesuai kasus. Putra melanjutkan

dengan mempersiapkan alat preparasi gigi penyangga dan pasien dilakukan preparasi. Putra

memperlihatkan hasil preparasi pada pembimbing dan menginstruksikan perbaikan preparasi karna belum

terpenuhinya syarat-syarat preparasi dan letak servical line belum memenuhi syarat. Putra disuruh koreksi

lagi hasil preparasi, setelah diperbaiki Putra sudah dibolehkan untuk mencetak, dan hasil cetakan sudah

dilihatkan kepada pembimbing tapi batas-batas cetakan gigi yang dipreparasi tidak akurat karna daerah

servical tidak terlihat. Putra menyelesaikan tahap kerja untuk mendapatkan model kerja yang akurat

dengan menggunakan gips sesuai klasifikasi ADA. Sebelum melakukan order ke laboratorium dilakukan

penentuan gigitan kerja dan warna gigi disesuaikan dengan warna gigi aslinya. Pasien dipulangkan dalam

keadaan nyaman setelah pemasangan gigi tiruan jembatan sementara.

Pertanyaan: bagaimana cara kerja yang dilakukan Putra untuk mendapatkan gigi tiruan jembatan yang

baik pada pasien?

I. Terminology

- Indikasi : Indikasi dalam kedokteran, suatu keyakinan bahwa suatu rencana perawatan

tertentu memeng diperlukan. (Kamus Kedokteran Gigi)

- Rencana perawatan :

Page 2: Triger Prostho

- Gigi tiruan : Alat cekat atau lepasan untuk menggantikan satu atau lebih gigi yang

hilang. (Kamus Kedokteran Gigi)

- Porcelain : Poerselen dalam kedokteran gigi, bahan keramik yang terbuat dari

kaolin, feldspar, silica, dan berbagai pigmen, digunakan untuk merestorasi bentuk

dan fungsi gigi asli dan untuk membuat inlay, mahkota, pontik bridge, dan gigi

buatan untuk protesa. (Kamus Kedokteran Gigi)

- Anamnesis : Riwayat medis atau dental masa lalu dari seorang pasien berdasarkan

informasi yang diceritakan pasien pada saat pemeriksaan riwayat.

- Intra oral : Intra : Awalan yang berarti di dalam. Oral : berkaitan dengan mulut.

(Kamus Kedokteran Gigi). Berarti pemeriksaan intraoral adalah pemeriksaan di

bagian dalam dari rongga mulut.

- Bahan porcelain fused to metal :

- Proksimal :

- Margin crown :

- Cervical line : Garis sekeliling gigi tempat bertemunya email mahkota dan sementum

akar. (Kamus Kedokteran Gigi)

- Ridge alveolar : Linggir sisa, tulang alveolar yang masih tersisa setelah gigi-gigi hilang.

(Kamus Kedokteran Gigi)

- Radiolusen : Lolosnya sebagian sinar-x. pada radiograf daerah radiolusn akan

tampak lebih gelap daripada daerah radio-opak. (Kamus Kedokteran Gigi)

- Periapeks : Mengacu pada daerah sekitar apeks gigi. (Kamus Kedokteran Gigi)

- Diagnose :

Page 3: Triger Prostho

- Abses periapikal : Peradangan yang akut atau kronik disertai pembentukan nanah dan

kerusakan jaringan yang terjadi di sekitar ujung akar dari gigi yang saluran akarnya telah

terinfeksi. (Kamus Kedokteran Gigi)

- Gigi tiruan jembatan : Bridge, gigi tiruan yang menggantikan satu atau dua mahkota

klinis gigi asli yang hilang. Gigi tiruan tersebut disolderkan atau direkatkan pada satu

atau lebih retainer misalnya inlay atau mahkota tiruan. Dirancang untuk tidak dapat

dilepas oleh pasien. (Kamus Kedokteran Gigi)

- Preparasi : Preparasi dalam kedokteran gigi, adalah pembuangan jaringan karies dan atau

jaringan yang telah lemah maupun jaringan gigi sehat dan membentuk gigi sedemikian

rupa sehingga dapat menerima restorasi permanen atau sementara yang mempunyai

retensi dan resistensi yang baik. (Kamus Kedokteran Gigi)

- Gigi penyangga : Abutment, dalam kedokteran gigi diistilahkan bagi suatu gigi, mahkota,

atau bagian suatu implant yang dapat memberikan dukungan, kestabilan, retensi suatu

protesa baik yang cekat maupun yang lepasan. (Kamus Kedokteran Gigi)

II. Identifikasi masalah

- Syarat-syarat preparasi :

- Kalsifikasi ADA :

III. Analisis masalah

Page 4: Triger Prostho

2.4.1 Prinsip preparasi gigi

Desain preparasi untuk gigi penyangga bergantung pada 3 prinsip, yaitu:

1. Prinsip biologis:

-Mempertahankan struktur gigi

-Mempertahankan jaringan periodontium

2. Prinsip mekanis:

-Retensi dan resistensi

3. Prinsip estetis

-Integritas marginal

Mempertahankan Struktur Gigi

Selain berfungsi sebagai pengganti struktur gigi yang hilang, sebuah restorasi harus

mampu mempertahankan struktur gigi yang masih ada. Permukaan utuh struktur gigi

yang dapat dipertahankan selama pembuatan restorasi yang kuat dan retentive, harus

diselamatkan, bila pasien bersedia dan persyaratan retensi memungkinkan. Tidak

seharusnya seluruh permukaan struktur gigi dikorbankan selama preparasi hanya untuk

kemudahan atau kecepatan pengeboran.

Pada beberapa kasus, untuk mempertahankan struktur gigi, preparasi harus

dilakukan hanya pada sebagian kecil struktur gigi yang ada, untuk mencegah kehilangan

sejumlah besar struktur gigi yang tidak terkontrol. Inilah alasannya mengapa dilakukan

pengurangan bagian oklusan struktur gigi sebesar 1,5mm pada waktu mempreparasi gigi

untuk onlay mesio okluso distal (MOD). Logam pada permukaan oklusal dapat memberi

perlindungan terhadap kerusakan yang dramatis, seperti fraktur struktur gigi, dan juga

kegagalan untuk tidak begitu jelas yang disebabkan oleh struktur gigi yang membengkok.

Page 5: Triger Prostho

Retensi dan Resistensi

Agar restorasi memenuhi tujuannya, restorasi harus duduk pada tempatnya di gigi. Tidak

ada semen yang kompatibel dengan struktur gigi yang hidup dan lingkungan biologis

rongga mulut mempunyai sifat adhesive yang cukup untuk memegang restorasi pada

tempatnya hanya melalui adhesi. Konfigurasi biometric preparasi gigi mengharuskan

diberikannya tekanan pada waktu penyemenan, untuk memberikan retensi dan resistensi

yang diperlukan.

Retensi mencegah terlepasnya restorasi sepanjang arah masuk, atau sumbu

panjang preparasi gigi. Resistensi mencegah terlepasnya restorasi oleh gaya yang

ditunjukkan ke apical atau oblik dan mencegah pergerakan restorasi bila terkena gaya

oklusal. Retensi dan resistensi saling berhubungan dan sering tidak dapat dipisahkan.

Elemen penting dari retensi adalah dua permukaan vertical yang berhadapan pada

preparasi yang sama. Ini dapat berupa permukaan eksternal, seperti dinding fasial dan

lingual mahkota penuh. Restorasi ekstrakoronal adalah contoh retensi veneer. Permukaan

yang berlawanan dapat ditemukan juga pada bagian internal seperti dinding fasial dan

lingual dari boks proksimal suatu inlay proksimooklusal. Suatu restorasi intrakoronal

menahan perpindahan dengan retensi wedge. Banyak restorasi yang merupakan

kombinasi dari kedua tipe ini.

a. Pengerucutan

Oleh karena restorasi logam cor atau keramik dtempatkan pada preparasi setelah restorasi

dibuat dalam bentuk akhirnya, dinding-dinding aksial preparasi harus sedikit mengerucut

agar restorasi dapat masuk pada tempatnya, misalnya dalam arah oklusal, dua dinding

eksternal yang berhadapan harus sedikit demi sedikit konvergen atau dua permukaan

internal struktur gigi yang berlawanan harus difergen. Istilah sudut konfergensi dan sudut

Page 6: Triger Prostho

difergensi dapat digunakan untuk menerangkan hubungan antara dua dinding preparasi

yang saling berhadapan.

Hubungan diantara satu dinding preparasi terhadap sumbu panjang preparasi

adalah inklinasi dari dinding tersebut. Suatu bor intan mengerucut menghasilkan inlinasi

dua sampai tiga derajat terhadap setiap permukaan yang dibor, bila tangkai instrument

dipegang sejajar terhadap arah masuk preparasi yang dikehendaki. Dua permukaan yang

berhadapan, masing-masing dengan inklinasi tiga derajat akan memberikan pengerucutan

enam derajat pada preparasi.

Secara teori, makin sejajar dinding preparasi yang berhadapan, makin besar

retensi. Preparasi yang paling retentive adalah yang mempunyai dinding sejajar.

Sesungguhnya dinding-dinding sejajar dianjurkan oleh beberapa penulis terdahulu.

Namun, dinding sejajar tidak mungkin dibuat dalam mulut tanpa menghasilkan preparasi

yang mengandung undercut. Dinding-dinding preparasi dikerucutkan untuk

memungkinkan lapangan pandang, mencegah undercut, mengompensasi ketidak akuratan

dalam proses pembuatan dan memungkinkan masuknya restorasi dengan baik selama

sementasi.

Semen menciptakan ikatan yang lemah, sebagian besar diperoleh dari kaitan

mekanis, antara permukaan dalam restorasi dan dinding aksial preparasi. Karena itu,

makin besar daerah permukaan preparasi, makin besar retensi. Secara mudahnya,

preparasi pada gigi yang besar adalah lebih retentive daripada preparasi pada gigi yang

keil. Ini adalah factor yang harus dipertimbangkan pada waktu preparasi harus dilakukan

pada gigi yang kecil, terutama bila gigi ini dipakai sebagai gigi penyangga geligi tiruan

sebagai cekat atau splin. Daerah permukaan dapat ditingkatkan dengan menambah boks

atau lekukan. Namun, keuntungan yang berasal dari bentuk-bentuk seperti itu lebih

Page 7: Triger Prostho

banyak hubungannya dengan keterbatasan kebebasan bergerak disbanding menambah

luas permukaan.

b. Kebebasan bergerak

Retensi ditingkatkan dengan membatasi secara geometri banyaknya arah melepas

restorasi dari preparasi gigi. Retensi maksimal diperoleh bila terdapat hanya satu arah masuk.

Preparasi mahkota penuh dengan dinding aksial yang panjang dan sejajar serta lekukan akan

menghasilkan retensi yang meningkat. Sebaliknya, preparasi yang pendek dan terlalu mengerucut

, tidak mempunyai retensi karena restorasi dapat dipeaskan pada arah yang jumlahnya tak

terhingga. Preparasi yang terbaik adalah preparasi yang mendekati ideal dan bergantung pada

ketrampilan operator, kemudahan melakukan preparasi, dan teknologi laboratorium.

c. Panjang

Panjang oklusogingiva merupakan factor retensi dan resistensi yang penting. Preparasi yang lebih

panjang mungkin akan mempunyai daerah permukaan yang lebih besar dan karenanya lebih

retentive. Karena dinding aksial yang letaknya lebih oklusal dari garis akhiran dapat

mempengaruhi perpindahan tempat, panjang dan inklinasi dinding tersebut menjadi factor retensi

terhadap gaya tipping.

d. Arah pemasangan

Arah pemasangan adalah garis khayal disepanjang mana restorasi akan dipasang dan dilepas dari

preparasi yang telah dibuat. Arah pemasangan ini ditentukan oleh dokter gigi sebelum memulai

preparasi, dan semua bentuk preparasi dibuat sesuai dengan garis khayal tadi. Arah pemasangan

bukanlah suatu yang dapat ditentukan seenaknya saat penyelesaian preparasi dengan

menambahkan satu bentuk seperti lekukan. Untuk menjamin bahwa preparasi tidak mempunyai

undercut dan tidak terlalu mengerucut. Bila bagian tengah permukaan oklusal preparasi dilihat

Page 8: Triger Prostho

dengan satu mata dari jarak kira-kira 30cm (12 inchi), dinding aksial preparasi dapat dilihat

sampai kebawah dengan pengerucutan minimal. Namun juga dapat dilihat ke bagian bawah

dinding aksial preparasi dengan pengerucutan berlawanan sebesar delapan derajat dengan dua

mata terbuka. Hal ini terjadi karena jarak antara dua mata, yang berperan dalam penglihatan

binokuler. Karena itu penting sekali untuk memeriksa preparasi dengan mata tertutup.

Ketahanan / Keawetan Struktur

Sebuah restorasi harus memiliki ketebalan bahan yang memadai untuk menahan gaya kunyah.

Ketebalan ini dibatasi oleh ruangan yang dibuat pada saat preparasi gigi. Hanya dengan cara ini

oklusi restorasi akan harmonis dan kontur aksialnya normal, mencegah terjadinya kelainan

periodontium disekitar restorasi.

Integritas Marginal

Restorasi logam cor dapat dibuat tepat sesuai bentuk preparasi dengan derajat presisi yang tinggi,

tetapi bahkan pada logam cor yang pas sekalipun, masih akan terjadi sedikit celah antara tepi

restorasi dan preparasi. Bevel disarankan sebagai cara untuk menghilangkan celah marginal tadi.

Bila celah vertical dinyatakan dalam D, jarak yang terjadi antara restorasi dan preparasi , tidak

berubah antara tepi dan garis akhiran. Walaupun begitu, jarak terdekat antara tepid dan

permukaan preparasi adalah sebuah garis d, yang tegak lurus terhadap permukaan gigi. Hal ini

dapat dinyatakan sebagai fungsi dari D dan sinus dari sudut µ atau cosinus dari sudut ɸ.

Mempertahankan Jaringan Periodontium

Penempatan garis akhiran berpengaruh langsung pada kemudahan proses pembuatan restorasi dan

kesuksesan sebuahrestorasi. Tepi yang sangat halus dan memudahkan pembersihan akan

memberikan hasil terbaik. Apabila memungkinkan, garis akhiran harus ditempatkan didaerah

Page 9: Triger Prostho

yang memudahkan dokter gigi menyelesaikan tepi restorasi dan membuat pasien dapat menjaga

kebersihan daerah tersebut. Sebagai tambahan, garis akhiran harus diletakkan pada tempat yang

mudah untuk diduplikasikan oleh bahan cetak , tanpa merobek atau mengubah bentuk cetakan

ketika cetakan dilepaskan melewati garis akhiran itu.