tutorial 4.2 week 4.1

Upload: ardhani-indra-p

Post on 21-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    1/16

    NOTULENSI TUTORIAL

    Leadership and Communication

    Oleh:

    KELOMPOK TUTORIAL 20

    Wawan Indriawan (11/314140/KU/14396)

    Desty Gusti Sari (12/329126/KU/14919)Ardhani Indra Puspita (12/329256/KU/15020)

    Paulina Astri Utami (12/329268/KU/15031)

    Nisa Karima (12/335308/KU/15121)

    Dimas Kurnia Putra (12/335309/KU/15122)

    Primadhy Harris Syaifullah (12/335313/KU/15126)

    Nazirah (12/335323/KU/15136)

    Nyoman Odiyana Prayoga Griadhi (12/335571/KU/15290)

    Dea Shanantya (12/336467/KU/15311)

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    2015

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    2/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    Tutorial Blok 4.1 Skenario 4 pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 27

    Oktober 2015 pukul 10.00. Tutorial diketuai oleh Odiyana Prayoga Griadhi dan sekretaris

    Nisa Karima. Tutorial dihadiri oleh seluruh anggota kelompok tutorial 20 yaitu Haris, Dimas,

    Odiyana, Astri, Desty, Dea, Nazirah, Ardhani, Wawan, dan Nisa. Seluruh anggota kelompok

    tutorial hadir tepat waktu dan memakai pakaian sesuai peraturan yang berlaku di kampus FK

    UGM. Tutorial dimulai dengan membaca doa dipimpin oleh Odiyana selaku Ketua. Tutor

    dalam tutorial kali ini adalah dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD.

    Selanjutnya dilakukan pembacaan skenario tutorial. Skenario tutorial dibacakan oleh

    Nazirah dengan baik.

    Volcano Erup tion in Yog yakarta (Natural Disaster)

    On Tuesday, October 26, 2010 Mount Merapi had erupted again. While it was declared a

    danger zone in a radius of 10 km from the peak of Merapi. Internally Displaced Persons (IDPs) were

    scattered in several villages with a command center in Pakem. Although there chaos, but still tends to

    be overcome. It is the first eruption and re-erupted with a height of 1.5 km eruption on Friday,November 5. Danger zone was increased to 20 km.

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    3/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    Emergency response be a prolong period and could not be determined at the completion of

    the volcano because the situation is uncertain. Many people did not think with this eruption, many

    IDPs from several villages to be gathered in Maguwo stadium. The situation became so chaotic with

    the number of IDPs around 5000 people. Many second-hand clothes piled everywhere. Also boxes of

    groceries piled in the camp from various volunteers who helped. A head of Primary of Health Carer in

    the region became a leader of health in the camp and looked completely confused and exhausted.

    Few volunteers have also begun to establish their health camp without command from the leader.

    Some of the IDPs seem pregnant, children and older, who really need medical help. it is not clear that

    there are records of victims in the evacuation. This situation lasted for several days and the team from

    district is very tired, they did not know how to organize the volunteers as well as existing aid.

    STEP 1 : Clarifying Unfamilliar Terms

    Tutorial memasuki step pertama yaitu clarifying unfamilliar terms. Odiyana

    mempersilakan setiap anggota tutorial untuk menyebutkan kata-kata yang dirasa sulit

    dipahami sesuai dengan apa yang disarankan oleh dr. Hendro. Kata yang sulit dipahami Haris

    adalah Internally Displaced Person (IDP). Kata yang sama juga dirasa sulit oleh Nisa,

    Dimas, dan Wawan. Berbeda dengan Odiyana yang merasa kata volunteer, mitigation, dan

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    4/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    preparedness sebagai kata sulit yang belum jelas maksudnya. Astri merasa kata emergency

    responseadalah kata sulit. Desty merasa kata yang sulit adalah kata chaotic sementara Dea

    adalah kata eruptive. Ardhani merasa kata evacuation sebagai kata yang sulit sementara

    Nazirah merasa kata command adalah kata yang sulit. Selain IDP, Nisa juga merasa

    prolonged disaster managementadalah kata yang sulit dipahami.

    Setelah setiap anggota kelompok tutorial mengemukakan kata-kata yang dirasa sulit,

    dilakukan pembahasan untuk masing-masing kata tersebut. Penjelasan kata-kata sulit dimulai

    dari Nisa. Nisa memberikan penjelasan sedikit mengenai IDP. Menurut pemahaman Nisa,

    IDP adalah sekelompok orang yang pindah ke suatu tempat akibat kejadian tertentu seperti

    perang atau bencana namun masih ke dalam satu negara. IDP berbeda dengan refugee

    (pengungsi). Refugee adalah orang atau sekelompok orang yang pindah ke suatu tempat

    akibat bencana atau perang namun sudah melewati batas internasional atau berbeda negara.

    Mendengar penjelasan ini, tutor kemudian bertanya kepada kelompok tutorial

    mengenai perbedaan IDP dan migran. Mendengar pertanyaan itu, terjadi keheningan sejenak

    di kelompok tutorial karena anggota tutorial merasa belum memiliki pengetahuan akan hal

    tersebut. Tak berapa lama berselang, Haris pun akhirnya menjelaskan bahwa migran

    berpindah lalu tinggal di sana untuk waktu yang lama (menetap) sementara IDP hanya tinggal

    untuk waktu yang sementara.

    Setelah tidak ada lagi perbedaan persepsi mengenai pengertian IDP, pembahasan pun

    dilanjutkan dengan membahas pengertian volunteer. Menurut pemahaman Wawan, volunteer

    adalah bantuan dalam bentuk tenaga. Namun menurut Nazirah, volunteeradalah orang yang

    melakukan kegiatan secara suka rela (sukarelawan). Tutor kemudian menanyakan kepada

    forum apakah volunteerdibayar atau tidak. Apakah bila sudah dibayar orang tersebut masihdapat dikatakan volunteer? Apa batasnya disebut volunteeratau tidak?

    Haris kemudian berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Haris mengatakan bahwa

    apabila seseorang sudah terikat di lembaga tertentu, maka orang tersebut sudah tidak dapat

    dikatakan sebagai volunteer misalnya di PMI. Hal ini kemudian diluruskan oleh Dimas.

    Dimas mengatakan bahwa volunteer itu ada dua macam yaitu volunteer profesional dan

    volunteerbiasa. Volunteerprofesional misalnya dokter bedah yang diminta untuk melakukan

    operasi pada daerah bencana. Sementara volunteer biasa misalnya mahasiswa, dan

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    5/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    sebagainya. Astri menambahkan dalam suatu buku yang pernah ia baca, dinyatakan bahwa

    seseorang masih dapat dikatakan volunteerapabila sekalipun ia menerima bayaran, bayaran

    tersebut masih lebih rendah dari yang biasa ia terima.

    Apa yang dikatakan oleh Dimas dan Astri merupakan pengetahuan yang baru bagi

    seluruh anggota kelompok tutorial lainnya. Karenanya, tidak ada perdebatan mengenai hal

    tersebut.

    Selanjutnya pembahasan beranjak ke pengertian mitigasi. Ardhani mengatakan bahwa

    dalam pemahamannya, mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko akibat

    event atau risiko terjadinya event.

    Setelah itu Dea mengungkapkan pengertian preparedness sesuai pemahamannya.

    Berdasarkan apa yang dipahami Dea, preparednessadalah persiapan yang sudah dilakukan

    apabila resiko sudah muncul agar event tidak terjadi atau agar akibat eventminimal. Semua

    anggota kelompok tutorial setuju dan pembahasan pun dilanjutkan mengenai pengertian

    emergency response.

    Desty menjelaskan bahwa berdasarkan pemahamannya, emergency response adalah

    suatu tindakan yang dilakukan apabila telah terjadi suatu kegawatdaruratan. Astri kemudian

    menjelaskan contoh emergency response berupa evakuasi. Haris menambahkan contoh

    lainnya misalnya triase.

    Tutor kemudian menanyakan apakah pembuatan jembatan evakuasi termasuk ke

    dalam emergency response? Mendengar pertanyaan itu, forum menjadi sedikit ribut karena

    beberapa orang saling berdiskusi dalam forum-forum kecil secara tidak beraturan. Melihat

    keadaan itu, Odiyana kembali mengambil alih forum dan mengondisikannya agar tenang

    kembali. dr. Hendro kemudian segera memberi penjelasan bahwa emergency respon itu ada

    dua macamnya. Ada acute dan chronic. Fase acute adalah selama 30 hari. Emergency

    response merupakan respon terhadap keadaan emergency.

    Kemudian forum melanjutkan pembahasan ke pengertian chaotic. Menurut Astri,

    chaotic adalah suatu keadaan yang kacau dan tidak beraturan, semrawut, atau hiruk pikuk.

    Chaotic adalah kata sifat. Karena tidak ada perdebatan mengenai hal ini, pembahasan

    berlanjut ke pengertian kata eruptive. Menurut Dimaseruptive atau erupsi adalah keluarnyalava dari perut bumi ke permukaan.

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    6/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    Tutorial pun berlanjut membahas pengertian evakuasi. Menurut Odiyana evakuasi

    adalah pemindahan warga-warga di daerah bencana ke tempat lain yang lebih aman. Odi

    menekankan bahwa poin terpenting pada evakuasi adalah ke tempat yang lebih aman. Untuk

    apa memindahkan IDP ke tempat lain jika di tempat tersebut masyarakat tetap tidak membaik

    keadaannya.

    Selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai pengertian command. Menurut

    pemahaman Haris, command adalah perintah atau komando dari atasan. Kata ini masuk ke

    dalam kata-kata yang memerlukan penjelaskan karena kata ini penting untuk dibahas dalam

    disaster management. Command dalam bencana berbeda dengan sehari-hari.

    Kata terakhir yang dibahas pada step 1 ini adalah prolonged disaster management.

    Menurut Wawan,prolonged disaster managementadalah managemen jangka panjang untuk

    penanganan bencana alam misalnya pembangunan jangka panjang. Agaknya pengertian ini

    kurang tepat. Oleh karenanya, Ardhani kemudian mengoreksi pernyataan tersebut.Long term

    dan prolonged adalah dua kata yang berbeda. Long term berarti jangka panjang sementara

    prolongedberarti diperpanjang. Mendengar hal ini, Odiyana bertanya apakah yang dimaksud

    adalah dengan prolonged disaster management adalah respon manajemen disaster yang

    lambat. Untuk menjawab hal ini, Odiyana bertanya kembali kepada forum bagaimanakah

    penjelasan prolonged disastermanagement. Ardhani kemudian menjawab bahwa prolonged

    disaster managementadalah respon emergency yang berlangsung lebih lama dari waktu yang

    direncanakan.

    Sehingga dari diskusi pada step 1, dapat disimpulkan beberapa key word atau kata

    kunci di bawah ini.

    Kata kunci : I nternal ly Di splaced Person (IDP), prolonged disaster management,command, emergency response, volunteer , chaotic, erupti on

    STEP 2 : Problem Defini tion (Perumusan Masalah)

    Pada step 2, setiap anggota kelompok tutorial diminta untuk mengemukakan hal yang

    menurutnya permasalahan dalam skenario ini.

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    7/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    Haris bertanya mengenai bagaimana sistem respon cepat pada disaster. Odiyana

    bertanya mengenai alur persiapan bencana dan sistem manajemennya untuk kasus pada

    skenario. Dimas bertanya mengenai peran dokter dalam penanggulangan bencana. Astri

    bertanya mengenai bagaimana cara mengatur bantuan-bantuan yang datang baik dari segi

    SDM maupun logistik saat terjadi bencana. Desty bertanya mengenai sistem komando di

    keadaan gawat bencana. Dea bertanya mengenai cara mengatur IDP yang ada dan siapa yang

    harus mengomandoi IDP. Ardhani bertanya mengenai peran dari fasilitas-fasilitas yang

    berdekatan dengan lokasi bencana pada saat terjadi bencana. Nazirah bertanya mengenai arti

    penting surveillance pada bencana. Wawan bertanya mengenai manajemen evakuasi pada

    bencana. Nisa bertanya mengenai manajemen pada IDP baik secara psikis maupun fisik.

    Ardhani bertanya mengenai pada kondisi apaprolonged emergency responsebisa terjadi dan

    faktor apa yang dapat mempengaruhinya.

    Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah

    yakni diantaranya bagaimana manajemen bencana yang terdiri dari komponen internal (di

    lokasi bencana) dan eksternal (manajemen bantuan dari luar). Poin ini merupakan usulan dari

    Odiyana. Penanganan bencana dari internal terdiri dari pengaturan IDP, pengaturan logistik

    dan volunteer, dan sistem komando. Poin ini kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah

    yang pertama yaitu Bagaimanakah prinsip manajemen bencana dan alur manajemen

    bencana itu sendiri?

    Namun, terjadi kebingungan dan perdebatan dalam forum untuk merumuskan

    rumusan masalah poin satu ini. Pernyataan Odiyana dirasa belum mewakili permasalahan

    yang ada. Akhirnya, Odiyana mengusulkan kembali rumusan masalah dalam kalimat

    Bagaimana manajemen bencana, serta alurnya, dan intervensi yang bisa dilakukan?

    Namun hal ini juga di rasa masih belum mewakili rumusan masalah oleh beberapa

    pihak. Terjadi mispersepsi dalam perumusan masalah sehingga rumusan masalah dibuat

    kembali dan diperdebatkan kembali. Namun karena tidak ada anggota tutorial yang dapat

    memberikan usulan yang lebih baik, rumusan masalah terakhir yang diajukan oleh Odiyana

    pun akhirnya diambil.

    Kemudan poin kedua yang menjadi permasalahan pada skenario ini adalah

    Bagaimana sistem komando dalam penanganan bencana baik dari dalam maupun

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    8/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    luar itu?. Rumusan masalah ini dilakukan oleh Ardhani dan langsung disetujui oleh seluruh

    anggota tutorial.

    Pada akhir step 2 dapat dirumuskan dua rumusan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana manajemen bencana, serta alurnya, dan intervensi apa saja yang

    bisa dilakukan?

    2. Bagaimana sistem komando dalam penanganan bencana baik dari dalam (di

    lokasi bencana ) maupun dari luar itu?

    Setelah kedua rumusan masalah ini disetujui, Odiyana melanjutkan tutorial ke step

    berikutnya yaitu step 3.

    STEP 3 : Brainstorming

    No Rumusan Masalah

    1 Bagaimana manajemen bencana, serta alurnya, dan intervensi apa saja yang

    bisa dilakukan?

    STEP 3 Brainstorming dimulai dari rumusan masalah yang pertama, yaitu Bagaimana

    manajemen bencana, serta alurnya, dan intervensi apa saja yang bisa dilakukan?

    Pertama-tama Odiyana mengajak anggota tutorial untuk membahas mengenai

    pengertian bencana dan pengertian manajemen bencana. Ardhani mengemukakan

    pengertian bencana berdasarkan definisi WHO terbaru yaitu, bencana adalah

    kejadian yang menyebabkan perubahan fungsi sosial.

    Pengertian manajemen bencana menurut Desty adalah suatu tindakan

    penanggulangan bencana. Nazirah menambahkan bahwa manajemen bencana adalah

    berbagai tindakan yang berguna untuk meminimalisir akibat yang ditimbulkan oleh

    hazard.

    Selanjutnya pada tutorial dibahas mengenai alur terjadinya bencana. Wawan

    berpendapat bahwa bencana dimulai dari suatu hazard yang didorong oleh faktor

    resiko sehingga terbentuk event. Event terbentuk mengganggu kehidupan sosial

    sehingga terjadi impact.Impactkemudian menjadi disaster.

    Selanjutnya Odiyana mengajak anggota tutorial untuk membahas mengenai

    intervensi-intervensi yang bisa dilakukan saat terjadi bencana. Menurut Dimas,

    sebelum terjadinya hazard, dilakukan prevensi. Apabila hazard sudah terjadi

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    9/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    dilakukan mitigasi untuk mengurangi resiko. Ardhani kemudian menambahkan bila

    event belum terjadi dapat dilakukan preparedness. Bila sudah terjadi event, untuk

    mengurangi impactdilakukan resilienceatau capacity

    STEP 4 Ardhani mengungkapkan bahwa terjadi hukum sebab akibat dalam kejadian

    bencana. Sebab adalah kejadian (event) sedangkan akibat yang ditimbulkan adalah

    perubahan fungsi sosial. Misalnya jembatan rubuh adalah suatu sebab kejadian yang

    mengakibatkan anak-anak tidak bisa pergi sekolah.

    Selajutnya dibahas mengenai pengertian hazard. Menurut Dimas, hazardadalah

    potensi untuk terjadinya suatu bencana, misalnya Indonesia memiliki hazardberupa

    gunung berapi.

    Menurut Wawan, riskadalah segala sesuatu yang meningkatkan terjadinya event.

    Sedangkan event menurut Odiyana adalah kejadian atau peristiwa. Wawan

    menambahkan bahwa impactadalah imbas yang terjadi pada masyarakat akibat suatu

    event. Sedangkan damageadalah hasil negatif dari suatu impact. Dea menambahkan

    bahwa disaster adalah kondisi terganggunya fungsi sosial dan membutuhkan

    kekuatan yang banyak untuk kembali ke fungsi awalnya.

    Pembahasan mengenai Resilience

    Astri mengungkapkan apabila sudah terjadi event, untuk mengurangi impact

    dilakukan resilience atau capacity yang terdiri dari 3 komponen. Wawan

    menyebutkan tiga komponen resilienceyaitu absorbing capacity, buffer capacitydan

    response capacity.

    Wawan menjelaskan mengenai resilience, Resilience merupakan ketahanan

    masyarakat untuk menghadapi suatu bencana. Resilience terdiri dari Absorbingcapacity, buffering capacity, dan response capacity. Absorbing capacitymerupakan

    usaha untuk menekan dampak negatif (impact) sebelum terjadinya event. Buffering

    capacity adalah usaha untuk meningkatkan sumber daya dalam rangka

    mengantisipasi terjadinya bencana. Response capacityadalah tindakan yang diambil

    setelah terjadinya bencana untuk mempertahankan fungsi.

    Dea menyanggah dengan mengatakan bahwa,Resiliencedilakukan setelah event,

    bukan sebelum event. Karena resilience merupakan kekuatan masyarakat saat sudah

    terjadi event. Sedangkan, di dalam alur terjadinya bencana, resilience berada di

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    10/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    bawah event (setelah event terjadi). Dimas menanggapi sanggahan Dea, dengan

    menyatakan bahwa, persiapan resilience dilakukan sebelum event, namun

    digunakan setelah eventterjadi.SedangkanAbsorbingcapacitydilakukan sebelum

    terjadinya kerusakan misalnya gunung meletus, membuat sungai aliran lava.

    Bufferingcapacityterjadi setelah damage, misalnya terjadi kelaparan dan kekeringan,

    sehinggaBafferingnya adalah membuat lumbung padi atau sumber air.

    Wawan kemudian menambahkan mengenaiResponsecapacity, adalah tindakan yang

    dilakukan setelah terjadi impactatau damage.

    Desty menjelaskan apabila telah terjadi disaster, maka dilakukan aksi-aksi

    recovery. Menurut Odiyana, recovery adalah pemulihan atau pengembalian fungsi.

    Kemudian Desty menambahkan bahwa recoveryterdiri dari rehabilitasi fisik dan non

    fisik. Rehabilitasi fisik seperti pembangunan fasilitas umum, sedangkan rehabilitasi

    non fisik meliputi pemulihan status gizi dan kesehatan, sanitasi, logistik, promosi

    kesehatan, pemulihan pasca trauma dan kesehatan lingkungan.

    Kemudian Odiyana mengajak anggota tutorial membahas manajemen bencana yang

    dapat diterapkan pada erupsi gunung berapi, seperti yang terjadi pada skenario.

    Haris mengatakan bahwa natural disaster atau bencana alam adalah suatukejadian yang tidak dapat dicegah. Lalu yang bisa dilakukan adalah dengan

    melakukan mitigasi. Mitigasi bisa dilakukan dengan membangun stasiun-stasiun

    pengawasan aktivitas gunung merapi, memasang seismograf atau pemasangan early

    warning system. Desty menambahkan preparedness yang dapat dilakukan adalah

    latihan evakuasi dan penyiapan jalur evakuasi untuk korban bencana. Dea

    menambahkan juga bisa disiapkan tim-tim yang siap membantu dan siap dikirimkan

    ke merapi serta ada peringatan awal status aktif gunung merapi.

    Odiyana selaku ketua berpendapat bahwa karena ada poin-poin yang berkaitan

    dengan pengungsian dan bantuan, maka selanjutnya lebih baik dibahas pula

    mengenai mekanisme alur penerimaan bantuan saat bencana agar bantuan yang

    diberikan tepat sasaran.

    Haris menuturkan bahwa terdapat tim bernama tim rekasi cepat. Tim reaksi cepat

    ini berfungsi untuk mengkaji apa saja yang dibutuhkan oleh pengungsi. Odiyana

    menyebutkan mengenai data yang didapat saat assessment awal bencana diperoleh

    dari surveillance. Ardhani berpendapat bahwa surveillance dilakukan setelah

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    11/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    kejadian, bukan saat kejadian itu terjadi. Sedangkan yang dilakukaan saat awal

    bencana terjadi dinamakan assessment. Dalam manajemen bencana disebut rapid

    assessment, namun assessment ini dikerjakan sesuai dengan bidangnya masing-

    masing. Dalam bidang kesehatan disebut health assessment, sedangkan di bidang

    logistik namanya logistik assessment.

    Nazirah menyebutkan bahwa assessmentsekarang disebut dengan advance tim,

    yaitu tim yang terdiri dari berbagai profesi seperti tim medis, tim logistik, kepolisian

    dsb. Hal pertama yang dilakukan saat terjadi bencana adalah assessment. Kemudian

    dilanjutkan dengan menganalisis data yang didapatkan dari assessment. Setelah

    dianalisis subjek objektif analisis planing (SOAP) selanjutnya buat perencanaan

    penanggulangan bencana. Dan diakhiri dengan eksekusi rencana dan program yang

    telah ditetapkan. Dea mengatakan bahwa hal tersebut dikoordinatori oleh Badan

    Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Assessmentbisa dilakukan oleh semua

    orang yang mengakibatkan hasil assessmenttersebut juga berbeda. Misalnya, seorang

    dokter melakukan assessmentpada bencana kasus asap yang terjadi di Jambi. Setelah

    menganalisis hasil yang didapatkan, dokter tersebut memutuskan hendak berangkat

    ke Jambi untuk membantu menangani kasus asap, kemudian dokter tersebutmendaftarkan diri ke departemen kesehatan. Namun, departemen kesehatan

    menyatakan bahwa petugas medis yang dibutuhkan di Jambi sudah cukup tersedia.

    Sehingga dokter tersebut tidak bias menjadi sukarelawan penanggulangan bencana.

    Dari kasus tersebut terlihat bahwa assessment yang dilakukan oleh masing-masing

    orang atau lembaga bisa mengeluarkan hasil yang berbeda.

    Kemudian Dimas menambahkan bahwa memberikan bantuan logistik harus

    melalui BNPB sehingga alur penerimaan bantuan akan tertata.Assessmentjuga harus

    didampingi oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal agar assessmentmenjadi

    lebih objektif. Kemudian Ardhani menambahkan mengenai logistik. Logistik adalah

    kebutuhan baik medis maupun non medis saat bencana terjadi.

    Dimas menanyakan apakah triase termasuk respon bencana. Astri kemudian

    menjelaskan bahwa ada aksi ada reaksi dalam suatu kejadian. Respon dalam arti

    sempit adalah respon yang dilakukan sesudah damage. Dalam arti luas, respon adalah

    yang dilakukan setelah ada aksi.

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    12/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    2 Bagaimana sistem komando dalam penanganan bencana baik dari dalam (di

    lokasi bencana ) maupun dari luar itu?

    STEP 3 Setelah membahas mengenai rumusan masalah pertama, selanjutnya Odiyana

    mengajak anggota tutorial untuk membahas rumusan permasalahan yang kedua yaitu

    mengenai sistem komando dalam penangan bencana.

    Menurut Desty, dalam bencana dibentuk suatu komando untuk melakukan aksi

    tanggap bencana yaitu Incident Command System (ICS). ICS terdiri dari lima

    komponen.

    Astri berpendapat bila dikaitkan dengan bencana yang terjadi di Jogja, sistem

    komando dipegang oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Bila

    bencana terjadi dalam skala nasional maka komando dipegang oleh BNPB. Namun

    pada kasus di skenario, saat itu belum ada BPBD.

    STEP 4 Pada Step 4 pertama-tama kami membahas lima komponen ICS seperti yang

    dijelaskan Desty. Desty mengungkapan bahwa lima kompnen ICS yaitu command,

    operation, logistik, finance dan planning. Command adalah orang yang

    merencanakan strategi penanganan bencana, operation adalah orang yang

    menjalankan rencana yang telah disusun, logistik bertugas untuk memberikan

    dukungan terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan, finance bertugas untuk

    mendukung dan memonitor keadaan keuangan, dan planning berperan dalam

    menyediakan informasi-informasi dilapangan yang bisa digunakan untuk membuat

    perencanaan sistem bencana berikutnya.

    Desty kemudian bertanya mengenai koordinasi sistem komando di Indonesia

    yang dilakukan oleh BNPB.

    Dea mengacungkan jari kemudia Odiyana selaku ketua mempersilakan Dea

    menjawab. Misalnya terjadi suatu bencana, tim Assessment kemudian akan

    mengumpulkan data yang dibutuhkan IDP. Kemudian timAssessment melaporkan ke

    BPB Kabupaten/kota. Selannjutnya BPB Kabupaten/kota merapatkan apakah mereka

    dapat mengatasi secara mandiri ataukah memerlukan bantuan. Lalu selanjutnya, bila

    BPB Kabupaten/kota tidak dapat mengatasinya secara mandiri, diajukan ke BPBD

    Propinsi. Kalau tidak bisa, diajukan ke BPBD Propinsi disekitarnya. Kalau tidak bisa

    juga, diajukan ke BNPB.

    Dea menambahkan, alur-alur Logistik dari BPBD ke BNPB diisi oleh NGO-

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    13/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    NGO. Tapi harus dilaporkan ke BPBD dahulu. Kalau sudah menerima logistik dari

    BNPB, akan ada form penerimaan bantuan logistik sebagai tanggapan dari form

    pengajuan logistik.

    Ardhani menyanyakan mengenai mekanisme pemberian bantuan perseorangan.

    Astri menjawab hal ini bisa saja dilakukan, tetapi harus dilakukan pelaporan terlebih

    dahulu ke BNPB. Atau bisa juga melalui NGO.

    Nazirah kemudian menjelaskan alurnya. Pertama assessment, selanjutnya mulai

    perencanaan apa saja yang dibutuhkan. Selanjutnya pengadaan dan penerimaan.

    Pengadaan ini bisa lewat pemerintah atau NGO. Penerima dapat sentralisasi ataupun

    desentralisasi. Harus ada gudang yang cukup besar untuk menampung logistik.

    Kemudian dilakukan seleksi dan pemilihan. Setelah itu penyimpanan agar tidak cepat

    kadaluarsa. Kemudian dilakukan pengangkutan dan pendistribusian ke lokasi

    bencana, setelah didistribusi, kemudian penggunaan oleh para korban bencana. Jika

    terjadi penumpukan logistik yang itdak terpakai maka dilakukan penghapusan untuk

    barang-barang yang sudah tidak layak pakai. Bisa dibuang atau dialihkan

    kepemilikannya. Penghapusan harus ada permohonan tertulisnya juga.

    Dimas kemudian menanyakan tentang komponen-komponen logistik apa sajayang terdapat di bencana. Ardhani menjawab bahwa ada yang medis dan non medis.

    Komponen medis misalnya BHP, obat, dan vaksin. Komponen non medis misalnya

    sandang, pangan, papan. Sedangakan kebutuhan utama pengungsi adalah water and

    shelter.

    Wawan menambahkan, terdapat pengkategorian logistik yaitu ada 10 yaitu :

    obat-obatan, alat kesehatan, air dan kesehatan lingkungan, makanan, tempat

    perlindungan, listrik dan bangunan, SDM, kebutuhan personal dan individu.

    Odiyana menanyakan tentang pentingnya surveillance. Apakah pendataan

    korban, jumlah anak, jumlah pengungsi, berapa yang meninggal perlu dilaporkan

    kepada BNPB.

    Ardhani menanyakan apakah hasil surveillance digunakan untuk memberi

    bantuan. Odiyana menanyakan apakah saat bencana itu lagi harus disurvey lagi?

    Apakah survey sudah cukup efektif untuk ke depannya? Apakah survey juga

    termasuk melihat apakah jalur evakuasi juga termasuk dalam bagiansurveillance?

    Nazirah menjawab bahwa surveillance adalah usaha pencatatan penyakit atau

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    14/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    wabah mengikuti perjalanan setelah bencana terjadi secara terus menerus tapi bukan

    untuk benda atau bangunan.

    STEP 5

    Setelah melaksanakan tutorial kami menyadari telah mendapatkan pengalaman

    discovery learning. Selama proses tutorial kami menyadari bahwa kami sudah memahami

    prinsip bencana, manajemen bencana, dan alur terjadinya bencana secara superfisial.

    Terdapat hal-hal lain yang belum terlalu kami mengerti diantaranya sistem komando,surveillance dalam bencana, dan penyebab mengapa terjadi prolong disaster manajemen

    pada skenario.

    Oleh karenanya kami merumuskan learning objectivessebagai berikut:

    1. Mengapa terjadi prolonged disaster management pada kasus?

    2. Bagaimana manajemen pengungsi pada ibu hamil, anak, dan lansia?

    3. Bagaimana medical r esponsepada manajemen bencana?

    MIND MAP

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    15/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    Feedback dar i Tutor

    Sebelum tutorial ditutup, Odiyana memintafeedback dari Tutor.

    Menurut dr. Hendro, pertanyaan sebenarnya dari tutorial ini adalah kenapa terjadi

    prolonged disaster manajemen? Pada saat itu Gunung Merapi meletus dua kali, tapi itu

    bukan penyebab satu-satunya. Ada faktor lain yang mempengaruhi sehingga plan A tidak

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 4.1

    16/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DISASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO IV : Volcano Eruption in Yogyakarta (Natural D isaster)

    PERTEMUAN I

    berjalan. Manajemen pengungsi tidak masuk ke dalam bahasan di skenario ini. Manajemen

    pengungsi sangat kompleks. Sudah ada platform atau aturan mengenai manajemen pengungsi

    misalnya satu camp untuk berapa warga, bagaimana manajemen air, jumlah pendamping per

    camp, dsb. Mungkin bisa dibahas dalam sisi kesehatannya saja misalnya bagaimana

    penanganan ibu hamil saat mengungsi.