tutorial dr yasmin rahmar

55
SMF/Lab Obstetri dan Ginekologi Tutorial Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman MIOMA UTERI Disusun Oleh: Marini Tandarto (0910015036) Rahayu Asmarani (0910015050) Pembimbing: dr. Yasmin Sabina Sa’diah, Sp.OG 1

Upload: rahayu-asmarani

Post on 10-Sep-2015

245 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tutorial

TRANSCRIPT

SMF/Lab Obstetri dan GinekologiTutorial Klinik

SMF/Lab Obstetri dan GinekologiTutorial Klinik

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

MIOMA UTERI

Disusun Oleh:

Marini Tandarto (0910015036)

Rahayu Asmarani (0910015050)

Pembimbing:

dr. Yasmin Sabina Sadiah, Sp.OG

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada

SMF/Lab Obstetri dan Ginekologi

Program Studi Pendidikan Dokter

Universitas Mulawarman

2015

LEMBAR PENGESAHAN

MIOMA UTERI

Tutorial

Diajukan Dalam Rangka Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik

pada SMF/Lab Obstetri dan Ginekologi

Disusun oleh:

Marini Tandarto (0910015036)

Rahayu Asmarani (0910015050)

Dipresentasikan pada 17 Juni 2015

Pembimbing

dr. Yasmin Sabina Sadiah, Sp.OG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma.1 Mioma uteri adalah neoplasma jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen.5,6 Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ reproduksi wanita, sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20%-25%), di mana prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70% dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus, ini membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik. Walaupun jarang terjadi mioma uteri bisa berubah menjadi malignansi ( 35 tahun

Paritas rendah

Tanpa gejala atau bisa tanpa gejala : rasa penuh atau berat pada perut bagian bawah sampai teraba benjolan yang padat kenyal.

Gangguan haid :

Menoragi

Metroragi

Dismenore

Gangguan akibat penekanan tumor:

Disuria

Retensi urine

Overflow incontinence

Konstipasi

Edema tungkai

Varises

- Usia 33 tahun

- Belum mempunyai anak hingga usis pernikahan 8 tahun.

- Teraba benjolan pada bagian perut bawah, di daerah suprapubik, 3 jari di bawah pusat, massa padat, tidak berbatas tegas, terfiksir,nyeri tekan (-).

Berdasarkan dari anamnesis, didapatkan hasil bahwa pasien ini mengalami gangguan haid, yaitu menoragia.

Tidak ada keluhan atau gangguan akibat dari penekanan

4.1.1Anamnesis

Dari anamsesis didapatkan Ny. NH berusia 33 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah disertai dengan keluar flek-flek darah melalui vagina yang sebelumnya didahului oleh adanya perdarahan banyak yang keluar melalui vagina sejak 5 hari yang lalu. Perdarahan tersebut disertai gumpalan darah dan darahnya berwarna merah segar. Pasien mengaku memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur, dengan lama menstruasi 7 hari, namun lama menstruasi yang memanjang daripada biasanya sejak + 1 tahun yang lalu. Pasien telah didiagnosis dengan mioma uteri sebelumnya.

Biasanya pasien akan datang dengan benjolan pada bagian bawah perut dan disertai dengan adanya beberapa gejala klinis, berupa nyeri panggul, perdarahan uterus abnormal, penekanan pada organ sekitar, yang ditandai dengan gangguan miksi dan defekasi, dan juga disfungsi reproduksi.

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dari literatur didapatkan beberapa faktor risiko mioma uteri yang didapatkan pada pasien ini, seperti usia pasien 35 tahun, dikatakan bahwa mioma uteri jarang sekali ditemukan pada wanita berumur di bawah 20 tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun (kurang lebih 25%). Pasien tidak memiliki keluarga dengan riwayat mioma uteri. Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarche, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause.(3)

Peningkatan paritas menurunkan insidensi terjadinya mioma uteri, pada pasien ini didapatkan paritas yang cukup dengan riwayat paritas terakhir pada tahun 1988. Hal ini bisa mendukung dengan teori insidensi yang ada.

4.1.2Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Teori

Kasus

Palpasi abdomen, didapatkan tumor di daerah pubis atau abdomen bagian bawah dengan konsistensi padat kenyal, berdungkul, tidak nyeri, berbatas jelas, mobile bila tidak ada perlekatan

Pemeriksaan bimanual didapatkan tumor yang sama menyatu atau berhubungan langsung dengan rahim

Pemeriksaan USG

Palpasi abdomen:

Fundus uteri teraba setinggi pusat.

Pemeriksaan bimanual didapatkan tumor pada uterus

Hasil USG riwayat di RS SMC menunjukkan gambaran mioma uteri

Dari pemeriksaan fisik status ginekologi yaitu pada regio abdomen teraba Fundus uteri 3 jari di bawah pusat. Pemeriksaan bimanual akan mengungkap adanya tumor pada uterus, yang umumnya terletak di garis tengah ataupun agak ke samping, seringkali teraba berbenjol-benjol.

Diagnosa mioma uteri ditegakan berdasarkan gejala yang timbul, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang ada. Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks, intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.(6) Gejala-gejala pada pasien tersebut antara lain gangguan haid berupa menoragia yaitu perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu.(6) Gejala yang lain yaitu rasa penuh (kemeng), nyeri dan berat pada perut bagian bawah serta gangguan BAK berupa retensio urine. Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri sehingga menimbulkan gejala dan tanda penekanan.(6)

Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan status vital yang baik, yang berarti hemodinamik pasien masih baik. Kemudian juga ditemukan fundus uteri 3 jari di bawah pusat. Hal ini karena adanya massa mioma yang tumbuh pada uterus. Pada palpasi abdomen teraba massa mioma yang berkonsistensi padat kenyal dan bersifat mobile. Konsistensi dari mioma bervariasi dari keras seperti batu hingga lembek, walaupun sebagian besar memiliki konsistensi kenyal seperti karet.(8)

Pemeriksaan penunjang dengan USG yang di lakukan di RS SMC pada pasien ini didapatkan gambaran uterus yang membesar dan hiperekoik dengan kesan mioma uteri.

Pemeriksaan patologi anatomi (PA) direncanakan dilakukan setelah miomektomi, karena bagaimanapun diagnosis definitif dari perdarahan uterus adalah dengan biopsi atau dilatasi dan kuretase partial.(10) Pemeriksaan PA dapat menyingkirkan kemungkinan kelainan yang paling mematikan dan penting seperti adenokarsinoma endometrium atau sarcoma uterus dan karsinoma ovarium.(10)

Dapat ditarik kesimpulan diagnosis pasien tersebut adalah mioma uteri melalui hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Pada anamnesis yang menunjang diagnosis mioma uteri adalah didapatkan keluhan perdarahan pervaginam, teraba benjolan pada perut bagian bawah. Kemudian dari pemeriksaan fisik ditemukan ditemukan fundus uteri 3 jari di bawah pusat. Dari VT didapatkan darah, kemudian teraba massa mioma. Pencitraan dengan USG yang dilakukan sebelumnya semakin memperkuat diagnosis mioma uteri dimana terdapat uterus yang membesar, dan akan dilakukan pemeriksaan USG ulang untuk lebih memastikan diagnosa tersebut.

4.1.3Analisis Penatalaksanaan

Teori

Kasus

Penatalaksanaan tergantung pada :

Besar kecilnya tumor

Ada tidaknya keluhan atau komplikasi

Umur dan paritas penderita

Besar tumor < rahim 12 minggu :

Tanpa keluhan atau komplikasi

Tidak tergantung umur dan paritas, hanya dilakukan pengawasan dengan pemeriksaan berkala tiap 3 bulan sekali. Apabila terjadi pembesaran atau timbul komplikasi dipertimbangkan operatif

Dengan keluhan/komplikasi perdarahan :

Koreksi anemia dengan ransfusi darah bila Hb < 8gr/dl

Kuret dikerjakan bila Hb > 8gr/dl

Setelah kuretase, tergantung umur dan paritas :

Umur < 35 tahun dan masih ingin menginginkan anak dilakukan terapi konservatif, bila gagal dipertimbangkan operatif

Umur > 35 tahun dengan jumlah anak cukup dilakukan tindakan operatif

Terdapat keluhan dari gangguan haid dan nyeri.

Umur pasien 33 tahun dan belum memiliki anak sampai 8 tahun pernikahan.

Hasil lab Hb: 8,7

Perbaikan keadaan umum dari penyakit dalam setelah selesai dari penyakit dalam, baru dilakukan tindakan.

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan didapatkan diagnosis berupa mioma uteri.

Penatalaksanaan pasien ini dilakukan konsul ke penyakit dalam untuk perbaikan keadaan umum, karena Hb pasien < 10 g/dl. Setelah selesai dari penyakit dalam, baru dilakukan tindakan.

Penatalaksanaan mioma uteri berdasarkan besar kecilnya tumor, ada tidaknya keluhan, umur dan paritas penderita.(5) Pada pasien ini direncanakan dilakukan tindakan konservatif mengingat dengan usia dan paritas pasien. Hal tersebut sesuai dengan penatalaksanaan mioma uteri yang menyebutkan dapat dilakukan tindakan konservatif bila umur 35 tahun dan masih menginginkan anak.(5)

BAB V

PENUTUP

Telah dilaporkan seorang wanita berusia 33 tahun dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Dari anamnesis serta pemeriksaan fisik dapat ditentukan diagnosis pasien ini adalah mioma uteri. Pasien dirawat sejak tanggal 13 Juni 2015. Penatalaksanaan pada pasien ini berupa perbaikan keadaan umum seperti pemberian transfusi darah. Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad malam.

DAFTAR PUSTAKA

1. ButtramVC, Reiter ARAC. Uterine leiomyomata: Etiologi, symptomatology, and management Fertil Steril 1981;36 :433-445.

2. Coronado GD, Marshall LM, Schwartz SM. Complications in pregnancy, labor, and delivery with uterine leiomyomas: a population based study. Obstet Gynecol. 2000;95;764-769.

3. Thomas EJ. The aetiology and pathogenesis of fibroid. In: Shaw RW.eds. Advances in reproductive endocrinology uterine fibroids. England-New Jersey. The Phartenon Publishing Group. 1992; 1-8.

4. Baziad A. Pengobatan medikamentosa mioma uteri dengan analog GnRH. Dalam: Endokrinologi ginekologi edisi kedua. Jakarta: Media Aesculapius FKUI, 2003; 151-156.

5. American Society for Reproductive Medicine. Uterine fibroids: A guide for patients. Available at http://www.asrm.org.

6. Memarzadeh S, Broder MS, Wexler AS, Pernoll ML. Leiomyoma of the uterus. In:Current obstetric & Gynecologic diagnosis & treatment, Decherney AH, Nathan L, editors, 9th edition. Lange Medical Books, New York, 2003 p:693-701.

7. Wattiez A, Cohen SB, Selvaggi L. Laparoscopy hysterectomy. Curr opin Obstet Gynecol 2002:14:417-22.

8. Lepine L, Hillis S, Marchbanks P, et al. Hysterectomy surveilances United States 1980-1993. MMWR Mortal Morbid Wkly Rep. CDC Surveill Summ. 1997; 46: 1-15.

9. Purcell K, Wheeler JE. Benign disorders of the ovaries & oviducts. In: Current obstetric & gynaecologic diagnosis & treatment. Decherney AH, Nathan L, editors, 9th edition. Lange Medical Books, New York, 2003 p:708-15.

10.Sanfilippo JS, Rock JA. Surgery for benign disease of the ovary. In: Te Lindes Operative Gynaecology, Rock JA, Thompson JD editors. Lippincott-Raven Publishers. Philadephia, 1997.p:625-44.

11.Gerard J. Tortora,Bryan Derrickson, 2006. Principles of Anatomy and Physiology:11th Edition. printed by Biological Sciences Textbooks, Inc. and Bryan Derrickson. USA: 1077-1080.

12.Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Sumapraja S, 2007. Ilmu kandungan. Edisi II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005. 338-376.

13.Kumar Vinay,Abbas Abul K, Fausto Nelson, Mitchell Richard N, Robbins Basic Pathology, 8th Edition, Philadelphia, USA, Saunders Elsevier 2007, Chapter 19 The Female Genital System and Breast: 724-725.

14.Martin L. Pernoll, 2001.Benson & Pernolls handbook of Obstetrics & Gynecology. USA: McGraw-Hill:619-625

15.Parker WH. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas. Volume 87. Department of Obstetrics and gynecology UCLA School of Medicine. California : American Society for Reproductive Medicine, 2007. 725-733.

16.Muzakir, 2008.Profil Penderita Mioma Uteri di RSUD Arifin Achmad Propinsi Riau Periode 1 Januari-31 Desember 2006. Available from: http://yayanakhyar.wordpress.com/2008/04/25/profil-mioma-uteri-rsud-aa/.

17.Benda JA. Pathology of smooth muscle tumor of the uterine corpus. Clin Obstet and Gynaecol 2001;44;350-63.

18.Thompson JD, Rock JA. Leiomyomata uteri and myomectomy. In: Te Lindes Operative Gynaecology, Rock JA, Thompson JD editors. Lippincott-Raven Publishers. Philadephia, 1997.p:731-70.

19.Guaraccia MM, Rein MS. Traditional surgical approaches to uterine fibroids: abdominal myomectomy and hysterectomy. Clin Obstet and Gynecol 2001; 44:364-71.

20.Stoval DW. Clinical symptomatology of uterine leiomyoma. Clin Obstet Gynecol 2001; 364-71.

21. Hadibroto Budi R, 2005. Mioma uteri. Dalam: Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38,No.3,September 2005: 255-260.

30