tutorial mh tipe pb
TRANSCRIPT
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 1/47
SMF/Laboratorium Ilmu Kulit dan Kelamin Tutorial Klinik
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
MORBUS HAS! ti"e #AUSIBASIL!R
Ole$ %
Annisa I&$sani Tama'a ()())(*))*
Asi$ or Utami ()())(*)+)
Bobb' Faisal Rak$man ()())(*),*
M- Ri.k' Ba&$tiar ()())(*)(
#embimbin0 %
dr- M- 1arwis Toena2 S"- KK2 FIS132 FAA13
1ibawakan 1alam Ran0ka Tu0as Ke"aniteraan Klinik
SMF/Laboratorium Ilmu Kese$atan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
RSU1- Abdul 4a$ab S5a$ranie Samarinda
+)(*
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 2/47
BAB (
#!1AHULUA
(-( Latar Belakan0
Penyakit kusta yang bahasa medisnya biasa disebut morbus Hansen atau
lepra adalah salah satu penyakit tertua di dunia. Sejak tahun 1400 SM penyakit
tersebut sudah pernah diberitakan dalam kitab injil . Lepra atau morbus Hansen
adalah penyakit granulomatosa kronis yang disebabkan oleh mycobacterium
leprae, yang melibatkan kulit, system sara perier saluran napas bagian atas, mata
dan testis. Penyakit ini memiliki ! tanda utama yaitu bercak pada kulit yang mati
rasa, penebalan sara tepi dan ditemukannya kuman tahan asam. "ara penularan penyakit ini masih belum diketahui pasti. #amun dari beberapa penelitian
menunjukkan bah$a cara penularan tersering adalah melalui kontak kulit dan
saluran napas.
Penyakit ini tersebar diseluruh dunia baik di daerah tropis maupun
subtropis. Morbus Hansen dapat menyerang semua umur, namun rekuensi
tertinggi pada kelompok umur antara 1%&!% tahun.Sampai saat ini kusta atau
morbus Hansen masih menjadi permasalahan kesehatan di 'ndonesia karena angka
per(alensinya yang tinggi. Per(alensi global kusta adalah 0,) dari 10.000
penduduk . sedangkan di 'ndonesia per(alensi kusta adala 0,*1 dari 10.000, angka
ini hampir lima kali lipat dari per(alensi global. Menurut departemen kesehatan
'ndonesia,sampai saat ini 'ndonesia masih sebagai #egara dengan insiden
tertinggi kusta di dunia.
Morbus hansen memiliki prognosis yang baik jika didiagnosis dini dan
diterapi obat kombinasi. #amun jika telah terjadi komplikasi seperti kontraktur
dan ulkus kronik maka prognosis menjadi buruk. +leh karena itu penting bagiseorang dokter terutama dokter pada pelayanan kesehatan lini pertama untuk
memahami penyakit ini agar dapat mendiagnosis dini dan memberikan terapi yang
tepat pada morbus Hansen sehingga komplikasi seperti kecatatan dapat dihindari.
(-+ Rumusan Masala$
a. pakah yang dimaksud dengan morbus hansen -
b. pa gejala klinis dari morbus Hansen-
c. agaimana cara mendiagnosis dan penatalaksanaan serta prognosis Morbus
Hansen -
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 3/47
d. pakah komplikasi dari morbus Hansen -
(-6 Tu5uan
a. Mengetahui deinisi dari morbus Hansen.
b. Mengetahui gejala klinis morbus Hansen.c. Mengetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan serta prognosis.
d. Mengetahui komplikasi morbus Hansen.
!
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 4/47
BAB +
TI7AUA #USTAKA
+-( 1e8inisi
/usta atau morbus Hansen adalah penyakit granulomatosa kronis yang
disebabkan oleh Mycobacterium leprae, yang melibatkan kulit, sistem sara
perier, saluran pernapasan bagian atas, mata, dan testis. Secara prinsip dapat
diperoleh selama masa kanak&kanak de$asa muda.
+-+ !"idemiolo0i
Sampai saat ini epidemiologi penyakit kusta belum sepenuhnya diketahui
secara pasti. Penyakit kusta tersebar di seluruh dunia terutama di daerah tropis dansubtropis. apat menyerang semua umur, rekuensi tertinggi pada kelompok umur
antara 1%&!% tahun dan lebih sering mengenai laki&laki daripada $anita.
9ambar +-( #revalensi Le"ra di 1unia-
erdasarkan data resmi dari epartemen /esehatan di negara&negara
endemik, deteksi tahunan global kusta telah menunjukkan penurunan sejak tahun
)001. eteksi kasus baru pada tahun )004 adalah 402.2*1 namun, telah jatuh ke
4
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 5/47
))3.424 pada tahun )010, dan )1*.02% pada tahun )011. erjadi lebih dari 456
penurunan kasus baru.
Tabel +-( 1a8tar Kasus Baru di e0ara:ne0ara !ndemik-
'ndonesia 7liminasi /usta mengklaim telah berhasil mengurangi tingkat
kejadian kurang dari 1 per 10 000 orang pada pertengahan tahun )000&an. #amun,
laporan terbaru menunjukkan bah$a kusta masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di 'ndonesia. Pre(alensi global kusta adalah 0,) dari 10.000 orang,
sedangkan pre(alensi kusta di 'ndonesia hampir lima kali lebih tinggi, yang
mempengaruhi 0,*1 dari 10 000 orang pada tahun )003, menurut epartemen
/esehatan 'ndonesia. Hingga saat ini 'ndonesia menempatkan negara sebagai
insiden tertinggi ketiga kusta di dunia. Hal ini berhubungan dengan kemiskinan,
tinggal di pedesaan, dan penyakit H'8. /ebanyakan indi(idu memiliki kekebalan
alami dan tidak terlindung dari penyakit tersebut.
+-6 !tiolo0i %
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 6/47
/uman penyebab penyakit kusta adalah M. leprae yang ditemukan oleh 9H
rmauer Hansen, seorang sarjana dari #or$egia pada tahun 132!. /uman ini
bersiat tahan asam, berbentuk batang dengan ukuran 1&3 mikron dan lebar 0,) &
0,% mikron, biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu&satu, hidup dalam
sel terutama jaringan yang bersuhu dingin dan tidak dapat dikultur dalam media
buatan. /uman ini juga dapat menyebabkan ineksi sistemik pada binatang
armadillo.
9ambar +-+ Mycobacterium Leprae "ada #ewarnaan ;ie$l:eelsen
+-, Klasi8ikasi
Tabel +-+ #erbedaan Bebera"a Klasi8ikasi
Perbedaan /lasiikasiMadrid
1*%! i L Li L
:idley
;opling
1*55
ubercu
loid
<=
orderline
uberculoid <=
Mid&
orderline
<=
orderline
Lepromatous
<L=
Lepromato
us <LL=
>H+
1*3)P M
adalah tipe tuberkuloid polar, yakni tuberkuloid 1006, tipe yang stabil.
;adi tidak mungkin berubah tipe. egitu juga LL adalah tipe lepromatosa polar,
yakni lepromatosa 1006. Sedangkan tipe antara i dan Li disebut tipe borderline
atau campuran, berarti campuran antara tuberkuloid dan lepromatosa. adalah
tipe campuran %06 tuberkuloid dan %06 lepromatosa. dan i lebih banyak
tuberkuloidnya, sedangkan L dan Li lebih banyak lepromatosanya. ipe&tipe
5
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 7/47
campuran ini adalah tipe yang labil, berarti dapat beralih tipe, baik ke arah
maupun ke arah LL.
+-* #ato0enesis
Meskipun cara masuk Mycobacterium leprae ke dalam tubuh masih belum
diketahui dengan pasti, beberapa penelitian telah memperlihatkan bah$a yang
tersering adalah melalui kulit atau rute penghidu. :espon kekebalan tubuh
manusia yang berkerja terhadap untuk M.leprae terdapat dua tingkat. ingkat
pertama, secara keseluruhan kerentanan ketahanan terhadap ineksi dimediasi
oleh imunitas non spesiik yang diperankan oleh monosit. ;ika imunitas non
spesiik tidak mampu mela$an ineksi, maka akan diekpresikan pada tingkat
kedua yaitu, tingkat imunitas seluler spesiik dan munculnya delayed
hipersensitivity yang dihasilkan oleh indi(idu terineksi. 'munitas seluler spesiik
dimediasi terutama oleh sel limosit bekerja sama dengan P" < Antigen
Presenting Cells=.
9ambar +-, #rinsi" Mekanisme Imunitas S"esi8ik dan on S"esi8ik
2
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 8/47
9ambar +-* Imunitas Selular dan Humoral "ada Imunitas S"esi8ik
akteri yang ditangkap akan melalui beberapa proses yang bertujuan untuk
mengeliminasi bakteri, sehingga pada *%6 indi(idu yang terineksi oleh
Mycobacterium leprae tidak menimbulkan gejala klinis atau minimal hanya
subklinis saja. Setelah berbagai imunitas nonspesiik tersebut gagal, maka barulah
akan bekerja mekanisme imunitas spesiik, melalui akti(asi sel&selimunokompeten oleh stimulasi antigen Mycobacterium leprae. :espon imun inate
yang eekti dengan (irulensi basil kusta yang rendah mungkin mendasari
resistensi terhadap perkembangan penyakit.
Sel dendritik yang terineksi M.Leprae akan mempresentasikan P9L&1 pada
permukaan sel. :eaksi ini menurunkan ungsi dari sel dendritik tersebut untuk
mengekspresikan terhadap antibody spesiik <Limosit yang berungsi dalam
prolierasi dan memproduksi '?#&gamma=.
/etika M. leprae mengin(asi, sistem imun seluler tubuh akan meresponnya
sesuai derajat imunitas. ikenal dua kutub dalam patogenesis lepra, yaitu kutub
tuberkuloid <= dan kutub lepromatosa <LL=. Setiap kutub akan dikarakterisasi
oleh imunitas yang bersiat cell-mediated atau sistem imun humoral. Pada
indi(idu yang sistem imun selulernya baik, respon imun dimediasi oleh sel &
helper 1. Sel ini akan mengeluarkan sitokin pro&inlamasi seperti '?#&@, #?, 'L&
), 'L&5, 'L&1) serta molekul kemotaktil yang berungsi memanggil sel makroag.
3
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 9/47
Sesampainya di kulit, makroag berubah nama menjadi histiosit. Histiosit
akan memagosit M. leprae sehingga kuman dapat dieliminasi. Pada kusta tipe
kemampuan ungsi sistem imunitas selular tinggi, sehingga makroag sanggup
menghancurkan kuman. Sayangnya, setelah semua kuman diagositosis, makroag
akan berubah menjadi sel epiteloid yang tidak bergerak akti dan kadang&kadang
bersatu membentuk sel datia Langhans. ila ineksi ini tidak segera diatasi akan
terjadi reaksi berlebihan dan masa epiteloid akan menimbulkan kerusakan sara
dan jaringan sekitarnya.
Sedangkan jika sistem imun selular tidak bekerja secara eekti, makroag
gagal memagosit M. leprae. ipe ini dimediasi oleh sel &helper ) dengan cara
mengeluarkan 'L&4 dan 'L&10. M. leprae menduduki makroag dan berkembang
biak di dalamnya. Sel ini disebut sebagai sel (ircho$ atau sel busa atau sel lepra
yang dapat ditemukan di subepidermal clear zone. kumulasi makroag beserta
deri(at&deri(atnya membentuk granuloma yang penuh kuman. 9ranuloma dapat
ditemukan tertama pada area tubuh yang suhunya lebih dingin, seperti A cuping
telinga, hidung, penonjolan tulang pipi, alis mata, kaki, dll=. Pada kusta tipe LL
terjadi kelumpuhan sistem imunitas selular, dengan demikian makroag tidak
mampu menghancurkan kuman sehingga kuman dapat bermultiplikasi dengan
bebas yang kemudian dapat merusak jaringan.
9ambar +-< #ato0enesis Kerusakan Sara8
*
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 10/47
9ambar +-= Interaksi >+L9 dari 9 domain sel S&$wann den0an #9L:( dan
ML:LB#+( dindin0 sel M- le"rae-
9ambar +-? Interaksi Sel S&$wann den0an M- Le"rae
+-< 9ambaran Klinik
+-<-( 1asar 1ia0nosis
Menurut >H+ penyakit kusta dapat didiagnosa berdasarkan gejala klinik
yang timbul. Pada negara atau daerah yang endemik, seseorang dapat dinyatakanterkena lepra apabila terdapat salah satu dari tiga gejala kardinal antara lain
<>H+, )000= A
1. ercak kulit yang mati rasa
ercak hipopigmentasi atau eritematosa, mendatar <makula= atau meninggi
<plak=. Mati rasa pada bercak bersiat total atau sebagian saja terhadap rangsang
panas, sentuhan maupun nyeri. Lesi tidak gatal ataupun nyeri yang dapat muncul
dimanapun pada anggota tubuh.
10
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 11/47
). Penebalan sara tepi
apat disertai rasa nyeri dan dapat juga disertai atau tanpa gangguan ungsi
sara yang terkena, yaituA
a. 9angguan ungsi sensorisA mati rasa
b. 9anguan ungsi motorisA tidak mampu mencubit, menggenggam, tidak
mampu dorsi&leksi pergelangan tangan dan tidak mampu menutup mata
sepenuhnya.
c. 9angguan ungsi otonomA kulit kering, retak, edema, pertumbuhan rambut
yang terganggu.
!. itemukan kuman tahan asam
ahan pemeriksaan adalah hapusan kulit cuping telinga dan lesi kulit pada
bagian yang akti. /adang&kadang bahan diperoleh dari biopsi kulit atau sara.
ila belum dapat ditemukan salah satu dari tiga gejala diatas, maka perlu
dilakukan pengamatan dan pemeriksaan ulang setelah !&5 bulan sampai diagnosis
dapat ditentukan.
Tabel +-6 Klasi8ikasi 4HO berdasarkan mani8estasi klinis dan $asil "emeriksaan
bakteriolo0i-
Tabel +-, #erbedaan #B dan MB se&ara Klinis
11
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 12/47
Tabel +-* Klasi8ikasi Ridle' dan 7o"lin0
1)
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 13/47
9ambar +- 9ambaran Klinik TT2 LL2 dan IL-
Tabel +-< #erbedaan 9ambaran Klinik LL2 BL2 dan BB-
Si8at Le"romatosa @LL
Borderline
Le"romatosa
@BL
Mid Borderline
@BB
Lesi
entuk
Makula
'niltrat diusPapul
#odus
Makula
Plakat
Papul
Plakat
Dome-shape <kubah=
Punched-out
;umlah
idak terhitung,
praktis tidak ada
kulit sehat
Sukar dihitung,
masih ada kulit
sehat
apat dihitung,
kulit sehat jelas
ada
istribusi Simetris Hampir simetris simetris
Permukaa
nHalus berkilat Halus berkilat
gak kasar, agak
berkilat
atas idak jelas gak jelas gak jelas
nestesia iasanya tidak jelas ak jelas Lebih jelas
BTA
Lesi kulit anyak <ada globus= anyak gak banyak
Sekret
hidunganyak <ada globus= iasanya negati #egati
es Lepromin #egati #egati #egati
1!
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 14/47
9ambar +-() Lesi Kulit "ada Lepromatous Leprosy.
9ambar +-(( Lesi Kulit "ada BB Leprosy.
9ambar +-(+ Borderline Leprosy% 4a5a$ Sedikit Bermin'ak dan Ke$ilan0an Alis
Mata-
14
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 15/47
Karakteristik Tuberkuloid
@TT
Borderline
Tuber&uloid @BT
Indeterminate
@I
Lesi
ipe
Makula B makula
dibatasi iniltrat
Makula dibatasi iniltrat
sajaB iniltrat saja
Hanya 'niltrat
;umlah Satu atau dapat
beberapa
eberapa atau satu
dengan lesi satelit
Satu atau
beberapa
istribusi erlokalisasi C
asimetrissimetris er(ariasi
Permukaan /ering, skuama /ering, skuamaapat halus agak
berkilat
atas ;elas ;elasapat jelas atau
dapat tidak jelas
nestesia ;elas ;elasak ada sampai
tidak jelas
BTA
lesi kulitHampir selalu
negati #egati atau hanya 1D iasanya negati
es lepromin Positi kuat <!D= Positi lemah
apat positi
lemah atau
negati Tabel +-= #erbedaan 9ambaran Klinik TT2 BT2 dan IL-
9ambar +-(6 Lesi Tuber&uloid le"ros'2 soliter2 anest$eti&2 annular
9ambar +-(, Borderline Tuber&uloid Le"ros'2 0ambaran anular inkom"lit den0an
"a"ul satelit
1%
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 16/47
9ambar +-(* Lesi Kulit "ada Tuber&uloid Le"ros'
+-<-+ 1e8ormitas "ada Kusta
eormitas dapat dibagi dalam deormitas primer dan sekunder. eormitas
primer sebagai akibat langsung oleh granuloma yang terbentuk sebagai reaksi
terhadap M. Leprae, yang mendesak dan merusak jaringan di sekitarnya, yaitu
kulit, mukosa traktus respiratorius atas, tulang&tulang jari, dan $ajah.
eormitas sekunder terjadi sebagai akibat perubahan sara, umumnya
deormitas terjadi diakibatkan keduanya, tetapi terutama karena kerusakan sara.
9ejala&gejala kerusakan saraA
• #. ulnariso nestesia pada ujung jari anterior kelingking dan jari manis
o Clawing kelingking dan jari manis
o troi hipotenar dan otot introseus serta kedua otot lumbrikalis medial
• #. medianus
o nestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk dan jari tengah
o idak mampu aduksi ibu jari
o Clawing ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah
o 'bu jari kontraktur
o troi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral
• #. radialiso nestesia ujung jari manus, serta ujung proksimal jari telunjuk
o angan gantung <wrist drop=
o ak mampu ekstensi jari&jari atau pergelangan tangan
• #. poplitea lateralis
o nesthesia tungkai ba$ah, bagian lateral dan dorsum pedis
o /aki gantung < foot drop=
o /elemahan otot peroneus
• #. tibialis posterior
o nestesi telapak kaki
15
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 17/47
o Claw toes
o Paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedis
• #. acialis
o "abang temporal dan Eigomatik menyebabkan lagotalmus
o "abang bukal, mandibular dan ser(ical menyebabkan kehilangan ekspresi
$ajah dan kegagalan mengatupkan bibir
• #. trigeminus
o nestesi kulit $ajah, kornea dan konjungti(a mata
o troi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral
9ambar +-(< Sala$ Satu 9e5ala Kerusakan Sara8 @Crawling Hand)-
/erusakan mata pada kusta juga dapat terjadi secara primer dan sekunder.
Primer mengakibatkan alopesia pada alis mata dan bulu mata, juga dapat
mendesak jaringan mata lainnya. Sekunder disebabkan oleh rusaknya #. ?asialis
yang dapat membuat paralisis #.+rbicularis palpebrarum sebagian atau
seluruhnya, mengakibatkan lagotalmus yang selanjutnya menyebabkan kerusakan
bagian&bagian mata lainnya. Secara sendiri&sendiri atau bergabung akhirnya dapat
menyebabkan kebutaan.
'niltrasi granuloma ke dalam adneksa kulit yang terdiri atas kelenjar
keringat, kelenjar palit, dan olikel rambut dapat mengakibatkan kulit kering dan
alopesia. Pada tipe lepromatosa dapat timbul ginekomastia akibat gangguan
keseimbangan hormonal dan oleh karena iniltrasi granuloma pada tubulus
semineerus testis.
+-<-6 Kusta $istoid
/usta histoid merupakan (ariasi lesi pada tipe lepromatous yang ditandai
dengan adanya nodus yang berbatas tegas, dapat juga berbentuk plak.
12
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 18/47
akterioskopik positi tinggi. Fmumnya timbul sebagai kasus relapse sensiti(e
atau relapse resistent.
:elapse sensiti(e terjadi bila penyakit kambuh setelah menyelesaikan
pengobatan sesuai dengan $aktu yang ditentukan. apat terjadi karena kuman
yang dorman akti kembali atau pengobatan yang diselesaikan tidak adekuat, baik
dosis maupun pemberiannya,disebut juga resisten sekunder.
:elaps resistents terjadi, bila penyakit kambuh setelah menyelesaikan
pengobatan sesuai dengan $aktu yang ditentukan, tetapi tidak dapat diobati
dengan obat yang sama karena kuman telah resisten terhadap obat M, disebut
juga resisten primer.
+-<-, #emeriksaan Sara8 Te"i
a. #. uricularis Magnus
Pasien menoleh ke kanankiri semaksimal mungkin, maka sara yang
terlibat akan terdorong oleh otot&otot di ba$ahnya sehingga dapat terlihat
pembesaran sara. ua jari pemeriksa diletakkan di atas persilangan jalannya sara
dengan arah otot. ila ada penebalan, maka akan teraba jaringan seperti kabel atau
ka$at. andingkan kanan dan kiri dalam hal besar, bentuk, serat, lunak, dan nyeri
atau tidaknya.
9ambar +-(= #embesaran Sara8
b. #. Flnaris
angan yang diperiksa rileks, sedikit leksi dan diletakkan di atas satu
tangan pemeriksa. angan pemeriksa meraba sulcus ner(i ulnaris dan merasakan
adanya penebalan atau tidak andingkan kanan dan kiri dalam hal besar, bentuk,
serat, lunak, dan nyeri atau tidaknya.
13
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 19/47
9ambar +-(? #emeriksaan Sara8 Ulnaris
c. #. Peroneus Lateralis
Pasien duduk dengan kedua kaki menggantung, diraba di sebelah lateral dari
capitulum ibulae, dan merasakan ada penebalana atau tidak. andingkan kanan
dan kiri dalam hal besar, bentuk, serat, lunak, dan nyeri atau tidaknya.
9ambar +-( #emeriksaan Sara8 #eroneus Lateralis
d. #. ibialis Posterior
Meraba maleolus medialis kaki kanan dan kiri dengan kedua tangan, meraba
bagian posterior dan mengurutkan ke ba$ah ke arah tumit. andingkan kanan dan
kiri dalam hal besar, bentuk, serat, lunak, dan nyeri atau tidaknya.
+-<-* #emeriksaan Fun0si Sara8
a. es sensorik
9unakan kapas, jarum, serta tabung reaksi berisi air hangat dan dingin.
& :asa raba Sepotong kapas yang dilancipkan ujungnya, disinggungkan ke kulit
pasien. /apas disinggungkan ke kulit yang lesi dan yang sehat, kemudian
pasien disuruh menunjuk kulit yang disinggung dengan mata terbuka. ;ika
hal ini telah dimengerti, tes kembali dilakukan dengan mata pasien tertutup.
& :asa tajam
Menggunakan jarum yang disentuhkan ke kulit pasien. Setelah
disentuhkan bagian tajamnya, lalu disentuhkan bagian tumpulnya, kemudia
1*
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 20/47
pasien diminta menentukan tajam atau tumpul. es dilakukan seperti
pemeriksaan rasa raba.
& Suhu
Menggunakan dua buah tabung reaksi yang berisi air panas dan air
dingin. abung reaksi disentuhkan ke kulit yang lesi dan sehat secara acak,
dan pasien diminta menentukan panas atau dingin.
b. es +tonom
erdasarkan adanya gangguan berkeringat di makula anestesi pada penyakit
kusta, pemeriksaan lesi kulit dapat dilengkapi dengan tes anhidrosis, yaitu A
1. es keringat dengan tinta < tes 9una$an=
). es Pilokarpin
!. es Motoris <(oluntary muscle test= pada n. ulnaris, n.medianus, n.radialis,
dan n. peroneus.
+-= #!M!RIKSAA #!U7A9
(- #emeriksaaan Bakteriosko"ik
igunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dan pengamatan obat.
Sediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit atau usapan mukosa hidung yang
di$arnai dengan pe$arnaan G'7HL #77LS+#. akterioskopik negati(e pada
seorang penderita, bukan berarti orang tersebut tidak mengandung basil
M.Leprae. Pertama tama harus ditentukan lesi di kulit yang diharapkan paling
padat oleh basil setelah terlebih dahulu menentukan jumlah tepat yang diambil.
Fntuk riset dapat diperiksa 10 tempat dan untuk rutin sebaiknya minimal 4 5
tempat yaitu kedua cuping telinga bagian ba$ah dan ) &4 lesi lain yang paling
akti berarti yang paling eritematosa dan paling iniltrati. Pemilihan cuping
telinga tanpa menghiraukan ada atau tidaknya lesi di tempat tersebut karena pada
cuping telinga biasanya didapati banyak M. leprae.
"ara pengambilan bahan dengan menggunakan skalpel steril. Setelah lesi
tersebut di desineksi kemudian dijepit antara ibu jari dan jari telunjuk agar
menjadi iskemik, sehingga kerokan jaringan mengandung sedikit mungkin darah
yang akan mengganggu sediaan. /erokan dioleskan di kaca objek, diiksasi di atas
api kemudian di$arnai dengan pe$arnaan Giehl&#eelsen A
1. uatlah sediaan diatas kaca objek, keringkan pada suhu kamar
). uangkan karbol uchsin, panaskan di atas api kecil !&4 menit hingga keluar
uap <semua bakteri akan ber$arna merah=.
)0
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 21/47
!. ilas dengan air mengalir.
4. "elupkan dalam larutan H)S+4 16 atau H"L pekat selama ) detik <bakteri
tahan asam tetap ber$arna merah=.
%. "elupkan dalam alkohol 506 hingga tak ada lagi $arna merah yang mengalir
pada sediaan.
5. ilas dengan air
2. uangkan biru metilen,diamkan 1&) menit <bakteri tahan asam tidak mengikat
$arna biru=.
3. "uci dengan air keringkan, lalu amati dengan mikroskop.
Hasil positi jika didapatkan basil tahan asam tampak merah pada sediaan
dan dibedakan bentuk batang utuh <solid=, batang terputus < fragmented =, butiran
< granular =. Secara teori penting dibedakan solid dan nonsolid, untuk membedakan
antara yang hidup dan yang mati, sebab bentuk hidup itulah yang berbahaya.
/epadatan tanpa membedakan solid dan nonsolid pada sebuah sediaan
dinyatakan dengan indeks bakteri < '.= dengan nilai 0 sampai 5D menurut :idley.
0 bila tidak ada dalam 100 lapangan pandang <LP=.
1 D ila 1 10 dalam 100 LP
)D ila 1 10 dalam 10 LP
!D ila 1 10 rata rata dalam 1 LP
4D ila 11 100 rata rata dalam 1 LP
%D ila 101 1000 rata rata dalam 1 LP5D ilaI 1000 rata rata dalam 1 LP
9ambar +-+) Indeks Bakteri
)1
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 22/47
'ndeks morologi adalah persentase bentuk solid dibandingkan dengan jumlah
solid dan non solid.
'MJ ;umlah solidK 100 6 ;umlah solid D #on solid
Syarat perhitungan A
• ;umlah minimal kuman tiap lesi 100
• ' 1D tidak perlu dibuat 'M&nya, karena untuk mendapat 100 harus
mencari dalam 1.000&10.000 lapangan
• Mulai dari ' !D harus dihitung 'M&nya, sebab dengan ' !D maksimum
harus dicari dalam 100 lapangan.
). Tes Le"romin
es Lepromin adalah tes non spesiik untuk klasiikasi dan prognosis lepratapi tidak untuk diagnosis. es ini berguna untuk menunjukkan sistem imun
penderita terhadap M. leprae. 0,1 ml lepromin dipersiapkan dari ekstrak basil
organisme, disuntikkan intradermal. /emudian dibaca setelah 43 jam )hari
<reaksi ?ernandeE= atau ! 4 minggu <reaksi Mitsuda=. :eaksi ?ernandeE positi
bila terdapat indurasi dan eritema yang menunjukkan kalau penderita bereaksi
terhadap M. Leprae, yaitu respon imun tipe lambat ini seperti mantouK test <PP=
pada tuberkolosis.
o es Mitsuda <reaksi lambat= A menggunakan basil kusta yang mati, hasilnya
diperiksa setelah !&4 minggu.
'nterpretasiA
o & tidak ada reaksi kelainan
o D&papel D eritema ∅ ! mm
o D1 papel D eritema ∅ ! % mm
o D) papel D eritema ∅ I % mm
o D! ulserasi
o es ?ernandeE <reaksi a$al= A menggunakan raksi proteim M. leprae, hasil
diperiksa setelah 43 jam.
'nterpretasiA
o & tidak ada kelainan
o D&indurasi D eritema ∅ % mm
o D 1 indurasi D eritema ∅ % 10 mm
o D ) indurasi D eritema ∅10 1% mm
o D ! indurasi D eritema ∅ 1% )0 mm
3. #emeriksaan Histo"atolo0i
))
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 23/47
Makroag dalam jaringan yang berasal dari monosit di dalam darah ada
yang mempunyai nama khusus, dan yang dari kulit disebut histiosit. pabila S'S
<Sistem 'mun Selular= tinggi, makroag akan mampu memagosit M.Leprae.
atangnya histiosit ke tempat kuman disebabkan karena proses imunologik
dengan adanya aktor kemotaktik. /alau datangnya berlebihan dan tidak ada lagi
yang harus diagosit, makroag akan berubah bentuk menjadi sel epiteloid yang
tidak dapat bergerak dan kemudian akan dapat berubah menjadi sel datia
Langhans.
danya massa epiteloid yang berlebihan dikelilingi oleh limosit yang
disebut tuberkel akan menjadi penyebab utama kerusakan jaringan dan cacat. Pada
penderita dengan S'S rendah atau lumpuh, histiosit tidak dapat menghancurkan
M.Leprae yang sudah ada didalamnya, bahkan dijadikan tempat berkembang biak
dan disebut sebagai sel 8ircho$ atau sel lepra atau sel busa dan sebagai alat
pengangkut penyebarluasan.
9ambaran histopatologi tipe tuberkoloid adalah tuberkel dan kerusakan
sara yang lebih nyata, tidak ada basil atau hanya sedikit dan non solid. ipe
lepromatosa terdpat kelim sunyi subepidermal < subepidermal clear zone = yaitu
suatu daerah langsung di ba$ah epidermis yang jaringannya tidak patologik. isa
dijumpai sel (ircho$ dengan banyak basil. Pada tipe borderline terdapat
campuran unsur unsur tersebut.
9ambar +-+( onto$ 9ambaran Histo"atolo0i-
)!
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 24/47
,- #emeriksaan Serolo0ik
/egunaan pemeriksaan serologik adalah untuk membantu diagnosis kusta
yang meragukan, apabila tanda klinis dan bakteriologik tidak jelas.
. Fji ?L&S < luorescent leprosy Antibodi-Absorption test =
Fji ini menggunakan antigen bakteri M. leprae secara utuh yang telah
dilabel dengan Eat luoresensi. Hasil uji ini memberikan sensiti(itas yang tinggi
namun spesi(isitasnya agak kurang karena adanya reaksi silang dengan antigen
dari mikrobakteri lain.
. :adio 'mmunoassay <:'=
Fji ini menggunakan antigen dari M. leprae yang dibiakkan dalam tubuh
rmadillo yang diberi label radio akti.
". Fji MLP < Mycobacterium leprae particle agglutination=
Fji ini berdasarkan reaksi aglutinasi antara antigen sintetik P9L&1 dengan
antibodi dalam serum. Fji MLP merupakan uji yang praktis untuk dilakukan di
lapangan, terutama untuk keperluan skrining kasus seropositi.
. ntibodi monoklonal <Mab= epitop ML+4 dari protein !%&ka
M.leprae menggunakan M. leprae sonicate <MLS= yang spesiik dan sensiti
untuk serodiagnosis kusta. Protein !%&ka M. leprae adalah suatu target spesiik
dan yang utama dari respon imun seluler terhadap M. leprae, merangsang
prolierasi sel dan sekresi intereron gamma pada pasien kusta dan kontak.
7. Fji 7L'S < !nzyme Lin"ed #mmuno-Assay=
Fji 7L'S pertama kali digunakan dalam bidang imunologi untuk
menganalisis interaksi antara antigen dan antibodi di dalam suatu sampel, dimanainteraksi tersebut ditandai dengan menggunakan suatu enEim yang berungsi
sebagai penanda.!%
alam perkembangan selanjutnya, selain digunakan sebagai uji kualitati
untuk mengetahui keberadaan suatu antibodi atau antigen dengan menggunakan
antibodi atau antigen spesiik, teknik 7L'S juga dapat diaplikasikan dalam uji
kuantitati untuk mengukur kadar antibodi atau antigen yang diuji dengan
menggunakan alat bantu berupa spektrootometer.
)4
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 25/47
Prinsip uji 7L'S adalah mengukur banyaknya ikatan antigen antibodi yang
terbentuk dengan diberi label <biasanya berupa enEim= pada ikatan tersebut,
selanjutnya terjadi perubahan $arna yang dapat diukur dengan spektrootometer
dengan panjang gelombang tertentu. Pemeriksaan ini umumnya menggunakan
plat mikro untuk tempat terjadinya reaksi.
erdapat tiga metode 7L'S, antara lainA
. Direct 7L'S
Pada direct 7L'S, antigen melekat pada ase solid dan bereaksi dengan
antibodi sekunder yang dilabel enEim, kemudian ditambahkan substrat
sehingga terjadi perubahan $arna yang dapat diukur dengan spektrootometer.
. #ndirect 7L'S
Pada indirect 7L'S, antigen melekat pada ase solid dan bereaksi dengan
antibodi primer, kemudian dilakukan penambahan antibodi sekunder yang
dilabel enEim dan terjadi reaksi antara antibodi primer dengan antibodi
sekunder yang dilabel enEim, kemudian ditambahkan substrat sehingga terjadi
perubahan $arna yang dapat diukur dengan spektrootometer.
". $andwich 7L'S.
Pada sandwich 7L'S, prinsip kerjanya hampir sama dengan direct
7L'S, hanya saja pada sandwich 7L'S, larutan antigen yang diinginkan
tidak perlu dipuriikasi. alam bidang penyakit kusta, uji 7L'S dapat dipakai
untuk mengukur kadar antibodi terhadap basil kusta, misalnya antibodi anti
P9L&1, antibodi anti protein !%k, dan lain&lain. /elas antibodi yang diperiksa
juga ditentukan, misalnya 'gM anti P9L&1, 'g9 anti P9L&1 dan sebagainya.
Fntuk antibodi anti P9L&1 biasanya 'gM lebih dominan dibandingkan 'g9.
Pemeriksaan 7L'S dikembangkan menggunakan reagen poliklonal atau
monoklonal yang telah terbukti sangat spesiisik terhadap residu gula dari
P9L&1 dan memungkinkan deteksi titer anti P9L&1 pada pasien kusta atau
kontak serumah. Fntuk menentukan nilai ambang <cut off = dari hasil uji 7L'S
)%
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 26/47
ini, biasanya ditentukan setelah mengetahui nilai setara indi(idu yang sakit
kusta dan yang tidak sakit kusta.
+-? R!AKSI KUSTA
:eaksi kusta adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan penyakit
yang sebenarnya sangat kronik. Penyakit kusta yang merupakan suatu reaksi
kekebalan <cellular response= atau reaksi antigen antibody <humoral response=.
:eaksi ini dapat terjadi sebelum pengobatan, tetapi terutama terjadi selama atau
setelah pengobatan. ari segi imunologis terdapat perbedaan prinsip antara reaksi
tipe 1 dan tipe ), yaitu pada reaksi tipe 1 yang memegang peranan adalah imunitas
seluler <S'S=, sedangkan pada reaksi tipe ) yang memegang peranan adalah
imunitas humoral
Tabel +-? #erbedaan RR dan !L se&ara Klinik-
o- 9e5ala/tanda Ti"e I @reversal Ti"e II @!L
1 /ondisi umum aik atau demam
ringan
uruk, disertai malaise dan
ebris
) Peradangan di
kulit
ercak kulit lama
menjadi lebih meradang
<merah=, dapat timbul bercak baru
imbul nodul kemerahan,
lunak, dan nyeri tekan.
iasanya pada lengan dantungkai. #odul dapat pecah
<ulserasi=
! >aktu terjadi $al pengobatan M Setelah pengobatan yang
lama, umumnya lebih dari 5
bulan
4 ipe kusta P atau M M
% Sara Sering terjadi
Fmumnya berupa nyeri
tekan sara dan atau
gangguan ungsi sara
apat terjadi
5 /eterkaitan
organ lain
Hampr tidak ada erjadi pada mata, /9,
sendi, ginjal, testis, dll
2 ?aktor
pencetus
• Melahirkan
• +bat&obat yang
meningkatkan
kekebalan tubuh
• 7mosi
• /elelahan dan stress isik
lainnya
• kehamilan
Tabel +- #erbedaan RR dan !L Berdasarkan 1era5at Ke"ara$an
9e5ala/ Ti"e I Ti"e II
)5
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 27/47
tanda
Rin0an Berat Rin0an Berat
/ulit ercak A
merah,
tebal,
panas,
nyeri
ercak A
merah, tebal,
panas, nyeri
yang
bertambah
parah sampai
pecah
#odul A
merah,panas,
nyeri
#odul A merah, panas,
nyeri yang bertambah
parah sampai pecah
Sara
tepi
#yeri pada
perbaan <&=
#yeri pada
perabaan <D=
#yeri pada
perabaan <&=
#yeri pada perabaan
<D=
/eadaan
umum
emam <&= emam <D= emam <D= emam <D=
/eterlibatan
organ
lain
& & & Derjadi peradangan
pada A
• mata A iridocyclitis
• testis A
epididimoorchitis
• ginjal A neritis
• kelenjar limpa A
limadenitis
• gangguan pada
tulang, hidung,dan tenggorokan
bila ada reaksi pada lesi kulit yang dekat dengan sara, dikategorikan sebagai
reaksi berat
+-?-( Fenomena Lu&io
?enomena lucio merupakan reaksi kusta yang sangat berat yang terjadi pada
kusta tipe lepromatosa non nodular dius. 9ambaran klinis berupa plak atau
iniltrat dius, be$arna merah muda, bentuk tidak teratur dan terasa nyeri. Lesi
terutama di ekstremitas, kemudian meluas ke seluruh tubuh. Lesi yang berat
tampak lebih eritematous disertai purpura dan bula kemudian dengan cepat terjadi
nekrosis serta ulserasi yang nyeri. Lesi lambat menyembuh dan akhirnya
terbentuk jaringan parut.
9ambaran histopatologi menunjukkan nekrosis epidermal iskemik dengan
nekrosis pembuluh darah superisial, edema, dan prolierasi endhotelial pembuluh
darah lebih dalam. idapatkan banyak basil M.Leprae di endotel kapiler.
)2
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 28/47
>alaupun tidak ditemukan iniltrat PM# seperti pada 7#L namun dengan
imunoluoresensi tampak deposit imunoglobulin dan komplemen di dalam
dinding pembuluh darah.
9ambar +-++ Fenomena Lu&io @Ul&erasi Rekuren Berat karena 3askulitis utaneus
'an0 1alam-
+- 1ia0nosis Bandin0
eberapa hal penting dalam menentukan diagnosis banding lepraA
da Makula hipopigmentasi
da daerah anestesi
Pemeriksaan bakteriologi memperlihatkan basil tahan
asam
da pembengkakanpengerasan sara tepi atau cabang&
cabangnya.
1. ipe ' <makula hipopigmentasi= A tinea (ersikolor, (itiligo, pitiriasis rosea,
atau dermatitis seboroika atau dengan liken simpleks kronik.
). ipe <makula eritematosa dengan pinggir meninggi= A tinea korporis,
psoriasis,lupus eritematosus tipe diskoid atau pitiriasis rosea
!. ipe ,,L <iniltrat merah tak berbatas tegas= A selulitis, erysipelas atau psoriasis.
4. ipe LL <bentuk nodula=A lupus eritematous sistemik, dermatomiositis, atau
erupsi obat.
/elainan kulit pada penyakit kusta tanpa komplikasi dapat hanya
berbentuk makula saja, iniltrat saja atau keduanya. Penyakit kusta hampir serupa
dengan penyakit kulit lainya leh karena itu mendapat julukan the greatest imitator
dalam ilmu penyakit kulit. Secara inpeksi mirip dengan penyakit lainnya.
)3
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 29/47
Tabel +-() 1ia0nosis Bandin0
Morbus Hansen Pitiriasis
(esikolor
Pitiriasis alba
einisi Penyakit ineksi yang
disebabkan
Mycobacterium leprae
Penyakit jamur
superisial
yang kronik
entuk
dermatitis yang
tidak spesiik
dan belum
diketahui
penyebabnya
7tiologi Mycobacterium leprae MalasseEia
urur
idiuga
Streptococcus
9ejala /linis Lesi 1 atau multiple
Hipopigmentasieritema
Sensory loss
Penebalan sara tepi
ercak berskuama
halus yang
ber$arna
putih,
kekuning&
kuningan,
kemerahan
sampai coklat
hitam
9atal
Lesi bulat, o(alatau plakat tak
teratur
>arna merah
muda dengan
skuama halus
Setelah eritema
menghilang,
hanya dijumpaidepigmentasi
dengan skuama
halus
Pemeriksaan
Mikroskopis
Giehl #eelsen A basil
tahan asam
/+H )06 A
hia pendek
dan spora&
spora bulat
yang dapat
berkelompok <meatball and
spaghetti
appeareance=
&
Lampu $ood /uning
keemasan
)*
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 30/47
9ambar +-+6 Kiri C Le"ra2 Kanan C Tinea
9ambar +-+, KiriC #itiriasis 3ersikolor2 Kanan C Le"ra
9ambar +-+* Kiri C Si8ilis Sekunder2 KananCLe"ra
+-() #enatalaksanaan
ujuan utama dari pengobatan yaitu untuk memutuskan mata rantai
penularan untuk menurunkan insiden terjadinya penyakit, mengobati dan
menyembuhkan penderita, mencegah timbulnya penyakit, dan untuk mencapai
!0
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 31/47
tujuan tersebut, strategi pokok yang dilakukan didasarkan atas deteksi dini dan
pengobatan penderita.
Program Multi rug herapy <M= dengan kombinasi riampisin,
kloaEimin, dan S dimulai tahun 1*31. Program ini bertujuan untuk mengatasi
resistensi dapson yang semakin meningkat, mengurangi ketidaktaatan pasien,
menurunkan angka putus obat, dan untuk mengeliminasi persistensi kuman kusta
dalam jaringan.
+bat antikusta yang paling banyak dipakai pada saat ini adalah S
<iaminodienil sulon= kemudoan kloaEimin dan riampicin. Pada tahun 1**3
>H+ menambahkan ! obat antibiotic lain untuk pengobatan alternati(e yaitu
oloksasin, minosiklin, dan klaritomisin. Sejak tahun 1*%1 pengobatan
tuberculosis dengan obat kombinasi ditujukan untuk mencegah kemungkinan
resistensi obaat sedangkan M untuk kusta baru dimulai tahun 1*21.
+-()-( Tera"i Obat
a- Obat Utama %
1. S
Merupakan obat pertama yang dipakai sebagai monoterapi. Seringkali
dapat menyebabkan resistensi <pertama kali dibuktikan tahun 1*54=.
:esistensi terhadap S ini yang memicu dilakukannya M. apson,
diamino dienil sulon bersiat bakteriostatik yaitu mengahalangi atau
menghambat pertumbuhan bakteri. apson merupakan antagonis kompetiti
dari para&aminobeEoic acid <P= dan mencegah penggunaan P
untuk sintesis asam olat oleh bakteri. 7ek sampingnya antara lain nyeri
kepala, erupsi obat, anemia hemolitik, leucopenia, insomnia, neuropati perier, sindrom S, nekrosis epidermal toksik, hepatitis,
hipoalbuminemia, dan methemoglobinemia.
). :iampisin
osis antikusta adalah 10 mgkg . :iampicin bersiat bakterisid.
:iampicin bekerja dengancara menghambat #& dependent :#
polymerase pada sel bakteri dengan berikatan pada subunit beta. ipakai
!1
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 32/47
sebulan sekali dalam M karena eek sampingnya. 7ek samping yang
perlu diperhatikan adalah hepatotoksik, nerotoksik, gejala gastrointestinal,
lu&like syndrome, erupsi kulit, dan $arna kemerahan pada keringat, air
mata, dan urin.
!. /loaEimin <lamprene=
Pada kasus kusta yang dimonoterapi dengan S dapat terjadi
relapskambuh. "loaEimin, merupakan bakteriostatik dan dapat menekan reaksi
kusta. "loaEimin bekerja dengan menghambat siklus sel dan transpor dari
#/ Pase. osis yang dapat digunakan adalah 1K%0 mg setiap hari, atau
100 mg selang sehari, atau ! K 100 mg selama seminggu. 7ek sampingnya
adalah $arna kecokelatan pada kulit dan $arna kekuningan pada sclera
sehingga mirip ikterus. Hal tersebut disebabkan oleh kloaEimin yang
merupakan Eat $arna dan dideposit terutama pada sel system
retikuloendotelial, mukosa, dan kulit. +bat ini menyebabkan pigmentasi
kulit yang sering merupakan masalah dalam ketaatan berobat penderita.
7ek samping hanya terjadi dalam dosis tinggi, berupa gangguan
gastrointestinal yakni nyeri abdomen, nausea, diare, anoreksia, dan (omitus.
Selain itu dapat terjadi penurunan berat badan.Perubahan $arna tersebutakan mulai menghilang setelah ! bulan obat diberikan.
). Protionamid.
osis diberikan %&10 mgkg . +bat ini jarang dipakai. istribusi
dalam jaringan tidak merata, sehingga kadar hambat minimal sukar
ditentukan.
b- Obat alternati8%
1. +loksasinerdasarkan in (itro merupakan kuinolon yang paling eekti terhadap
M. leprae. osis tunggal dalam )) dosis akan membunuh hingga **,**6.
7ek samping adalah mual, diare, gangguan saluran cerna, gangguan sara
pusat <insomnia, nyeri kepala, diEEiness, ner(ousness dan halusinasi=.
Penggunaan pada anak dan ibu hamil dapat menyebabkan artropati.
). Minosiklin
!)
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 33/47
ermasuk dalam kelompok tetrasiklin. 7ek bakterisidal lebih tinggi
daripada klaritromisin tapi lebih rendah daripada riampisin. osis 100 mg.
7ek samping antara lain hiperpigmentasi, simtom saluran cerna dan SSP.
!. /laritromisin/elompok antibiotik makrolid dan mempunyai akti(itas bakterisidal M.
leprae. osis harian selama )3 hari dapat membunuh **6 dan selama %5
hari sebesar **,**6. 7ek sampingnya adalah nausea, (omitus, dan diare.
Tabel +-(( #B d0n lesi tun00al diberikan ROM @Ri8am"i&in O8loDa&in Mino&'&lin
dosis tun00al-
:iampicin +loKacin Minocyclin
e$asa<%0&20 kg=
500 mg 400 mg 100 mg
nak&anak
<%&14 tahun=!00 mg )00 mg %0 %0g
idak dianjurkan untuk $anita hamil atau anak&anak kurang dari % tahun
Tabel +-(+ Ti"e #B den0an lesi +:*-
Menyesuaikan dosis tepat untuk anak kurang dari 10 tahun. Misalnya, dapson )%
mg setiap hari dan riampisin !00 mg diberikan sebulan sekali di ba$ah
penga$asan.
M untuk pausibasilar < ', , = adalah riampicin 500 mg setiap bulan
dan S 100 mg setiap hari. /eduanya diberikan selama 5 bulan sampai * bulan.
setelah minum 5 dosis maka dinyatakan :? <:eleased ?rom reatment=. Selama
pengobatam, pemeriksaan secara klinis setiap bulan dan bakterioskopis setelah 5
bulan pada akhir pengobatan. Pemeriksaan dilakukan minimal setiap tahun selama
) tahun secara klinis dan bakterioskopis. /alau tidak ada keakti(an baru secara
klinis dan bakterioskopis tetap negati(e, maka dinyatakan :?" <:elease ?rom
"ontrol=.
!!
1a"son Ri8am"isin
e$asa
%0&20 kg
100 mg
Setiap hari
500 mg
Sebulan sekali di ba$ah penga$asan
nak
10&14 tahun
%0 mg
Setiap hari
4%0 mg
Sebulan sekali di ba$ah penga$asan
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 34/47
9ambar +-+< onto$ Blister #a&k M1T #B 1ewasa-
Pengobatan M untuk pausibasilar adalah :iampisin 500 mg setiap
bulan, dengan penga$asan dan apsonS 100 mg setiap hari. Pengonsumsian
:iampisin diberikan setiap hari pertama penggunaan blister baru dan dilakukan
didepan petugas. Selama pengobatan diberikan pemeriksaan klinis setiap bulan
dan bakterioskopis setelah 5 bulan <pada akhir pengobatan=. Pemeriksaan
dilakukan minimal setiap tahun selama ) tahun secara klinis dan bakterioskopis.
pabila!4negati, dinyatakan :?". njuran terbaru dari >H+ mengatakan :?"
tidak diperlukan, $alau ada perdebatan untuk menga$asi adanya reaksi dan
relaps.
Tabel +-(6 Ti"e MB 'aitu den0an lesi kulit E *-
apsone :iampisin "loaEimin
e$asa
%0&20 kg
100 mg
Setiap Hari
500 mg
Sebulan sekali di
ba$ah
penga$asan
%0 mg
Setiap
hari
# !00 mg
Sebulan
sekali di
ba$ah
penga$asan
nak %0 mg 4%0 mg %0 mg # 1%0 mg
!4
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 35/47
10&14 tahun
Setiap hari Sebulan sekali di
ba$ah
penga$asan
Setiap
hariSebulan
sekali di
ba$ah
penga$asan
Menyesuaikan dosis tepat untuk anak kurang dari 10 tahun. Misalnya, dapson )% mg
sehari, riampisin !00 mg diberikan sebulan sekali di ba$ah penga$asan, kloaEimin, %0
mg diberikan dua kali seminggu, dan kloaEimin 100 mg diberikan sebulan sekali di
ba$ah penga$asan.
Pasien akan dibagikan 1) strip obat, dimana setiap strip dihabiskan dalam)3 hari. >alaupun begitu, 1) strip tersebut dapat dihabiskan minimal selama 13
bulan.
Pengobatan hari pertama dilakukan dengan penga$asan oleh petugas A
kombinasi /loaEimin, :iampisin, dan apsonS. Pengobatan hari ke&)
sampai hari ke&)3 dilakukan tanpa penga$asan. +bat yang dikonsumsi pada
periode ini adalah /loaEimin dan apson. Pengonsumsian /loaEimin dapat
dilakukan dengan ! cara A <1= %0 mg hari, <)= 100 mg) hari, <!= !K100 mg per 1
minggu.
Selama pengobatan dilakukan pemeriksaan secara klinis setiap bulan dan
secara bakterioskopis setiap ! bulan. Setelah pengobatan selesai, maka disebut
:? < %elease from treatment&. Setelah :? dilakukan tindak lanjut secara klinis
dan bakterioskopis minimal setiap tahun selama % tahun. pabila negati, maka
dinyatakan bebas dari pengamatan atau :?" < %elease from control =.
#amun, yang dilakukan sekarang, apabila secara klinis sudah tidak ada
keluhan, maka dapat dihentikan pemberian obat, tanpa memperhatikan
bakterioskopis.
!%
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 36/47
9ambar +-+= onto$ Blister #a&k M1T MB 1ewasa
!5
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 37/47
9ambar +-+? Re0imen M1T
+-()-+ #en0obatan Situasi K$usus
1.Pasien yang tidak dapat mengonsumsi riampisin <karena eek&samping atau
resisten riampisin=.
ilakukan pengobatan selama )4 bulan A
& 5 bulan pertama A Setiap hari mengonsumsi %0 mg "loaEimin ditambah
dengan dua dari antara <1= +loKacin 400 mg, <)= minosiklin 100 mg,
dan <!= claritromisin %00 mg
& 13 bulan berikutnya A setiap hari konsumsi %0 mg "loaEimin, ditambah
dengan 100 mg minosiklin F oloksasin 400 mg. apabil tersedia,
oloKacin dapat diganti dengan moksiloksasin 400 mg.
). Pasien yang tidak dapat mengonsumsi kloaEimin <eek samping=
apat diganti dengan oloksasin 400 mg, atau monisiklin 100 mg, atau
moksiloksasin 400 mg dalam regiemen M 1) bulan. apat juga
digantiregimen M 1) bulan dengan konsumsi riampisin 500 mg D
oloksasin 400 mg D minosiklin 100 mg setiap bulan selama )4 bulan.
!. Pasien yang tidak dapat konsumsi dapsonS
!2
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 38/47
Pada regimen pengobatan M, S distop segera. Pada regimen
pengobatan P, kloaEimin dapat digunakan untuk menggantikan S,
dengan dosis yang sama dengan dosis pada regimen pengobatan M.
+-()-6 Rela"s
:isiko relaps dapat terjadi pada pasien dengan ' sebelum pengobatan
sebesar I!. >H+ menyarankan agar pasien dengan ' yang tinggi dapat diterapi
lebih dari 1) bulan, dengan mempertimbangkan kontrol gejala klinis dan
bakteriologisnya. eberapa studi menyebutkan bah$a mengulang regimen secara
total dapat menyembuhkan kasus relaps tersebut. :elaps yang lebih sering terjadi
adalah relaps sensiti <persisten= dibandingkan dengan relaps resisten.
+-()-, #en0obatan Reaksi Kusta
1. :eaksi tipe 1 <re(ersal=
9ejala klinis reaksi re(ersal adalah sebagian atau seluruh lesi yang telah
ada bertambah akti dan atau timbul lesi baru dalam $aktu yang relati singkat.
Tabel +-(, 1osis #rednisone Harian Menurut Min00u #emberian.
Minggu pemberian osis prednisone harian yang dianjurkan
1&) 40 mg
!&4 !0 mg
%&5 )0 mg
2&3 1% mg
*&10 10 mg
11&1) % mg
/alau tanpa neuritis, maka tidak perlu diberi pengobatan tambahan.
nggota gerak yang terkena neuritis akut harus diistirahatkan. nalgetik dan
sedati juga dapat diberikan.
). :eaksi tipe ) <7#L=
Prednison merupakan obat yang paling sering dipakai. osis dan lama
pengobatan bergantung kepada derajat keparahan reaksi, namun tidak melebihi 1
mgkg dan 1) minggu. apat ditambahkan analgetik&antipiretik dan sedati.
!3
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 39/47
pabila tidak membaik dengan kortikosteroid, dapat digunakan kloaEimin
dengan dosis !K100 mg per hari dengan lama maksimum 1) minggu, dengan
tappering menjadi ) K 100 mg selama 1) minggu dan 1 K 100 mg selama 1)&)4
minggu. Perlu diperhatian bah$a untuk membaik diperlukan 4&5 minggu untuk
kloaEimin mengontrol 7#L.
+-()-* Ke&a&atan
Penderita kusta yang terlambat didiagnosis dan tidak mendapat M
mempunyai risiko tinggi terjadinya kerusakan sara. Penderita dengan reaksi kusta
terutama re(ersal juga mempunyai aktor risiko yang lebih tinggi. /erusakan sara
berbentuk nyeri sara, hilangnya sensibilitas dan berkurangnya kekuatan otot.
erdapat keluhan sehari&hari seperti susah memasang kancing baju, memergang
pulpen, atau mengambil benda kecil, atau kesulitan berjalan.
"ara terbaik untuk melakukan pencegahan adalah dengan diagnosis dini,
mengenali reaksi kusta, identiikasi pasien dengan risiko tinggi.
Tabel +-(* 1era5at Ke&a&atan
"acat pada tangan dan kaki
ingkat 0 idak ada gangguan sensibilitas, kerusakan dan deormitas
ingkat 1 da gangguan sensibilitas #P kerusakan atau deormitas
ingkat ) erdapat kerusakan atau deormitas
"acat pada mata
ingkat 0 idak ada kelainankerusakan
ingkat 1 da kelainankerusakan pada mata yang tidak terlihat, (isus
sedikit berkurang
ingkat ) da kelainan mata yang terlihat <lagotalmus, iritis, korneakeruh= danatau (isus sangat terganggu
Pada pasien tingkat 1 dapat dilakukan langkah pencegahan seperti
penggunaan sepatu, karena pada pasien dengan baal di kaki dapat menyebabkan
luka&luka yang dapat menyebabkan ineksi sekunder pada kaki. lat pelindung
diri lain yang dapat digunakan juga adalah sarung tangan untuk tangan, dan
!*
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 40/47
kacamata untuk melindungi mata. Selain itu, kebersihan dan kelembaban kulit
telapak tangan dan kaki juga harus dijaga untuk mencegah penyakit kulit yang
dapat terjadi.
+-()-< Re$abilitasi Sosial2 #sikolo0is2 dan 3okasional
Latar belakang sosial dan budaya memainkan peranan penting dalam
proses penyakit serta pengobatan yang akan dilalui pasien. Pasien mungkin susah
menerima kenyataan dan beberapa kalangan masyarakat mungkin akan
menunjukkan penolakan terhadap pasien lepra. Fntuk itu, ilmu pengetahuan,
kepercayaan dari keluarga, dukungan teman, dokter, serta peranan dokter bedah
plastik dalam mengobati lesi&lesi yang mungkin mengarah kepada stigma negati
masyarakat akan berperan penting dalam proses penyembuhan pasien.
+-()-= #en&e0a$an dan Kontrol
Strategi >H+ dalam menurunkan angka morbiditas dan mortalitas lepra
antara lain menekankan kepentingan pelayanan kesehatan yang aksesibel,
mengutamakan pasien, pelayanan kesehatan lepra gratis dengan M,
menekankan pentingnya mencegah kecacatan, serta sistem rujukan untuk penanganan komplikasi yang mungkin terjadi.
+-((#RO9OSIS
engan adanya obat&obat kombinasi, pengobatan menjadi lebih
sederhana dan lebih singkat, serta prognosis menjadi lebih baik. ;ika sudah ada
kontraktur dan ulkus kronik, prognosis kurang baik.
BAB 6
LA#ORA KASUS
Seorang pasien $anita berusia 4! tahun datang ke Poliklinik /ulit dan
/elamin :SF. . >ahab Sjahranie Samarinda dengan keluhan utama bercak&
bercak coklat kehitaman pada daerah lengan ba$ah kiri. Pasien mengeluhkan
muncul bercak&bercak coklat kehitaman pada daerah lengan ba$ah kiri sejak N 2
40
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 41/47
bulan yang lalu sebelum datang ke rumah sakit. /eluhan ini kadang disertai rasa
gatal namun tidak disertai dengan rasa nyeri. Pasien mengeluh terasa tebal pada
bercak&bercak tersebut dan kurang rasa. Pasien merasa tebal namun tidak terlalu
jelas dengan daerah kulit normal yang dirasakan.
Pasien mengaku tidak pernah timbul bercak&bercak putih di kulit
sebelumnya dan keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan serupa.
:i$ayat atopi pasien dan keluarga pasien disangkal. :i$ayat asma, kencing
manis dan tekanan darah tinggi disangkal. Pasien mengaku sempat berobat ke
Puskesmas dan hanya diberikan (itamin. Pasien belum pernah melakukan
pengobatan ke Poli /ulit dan /elamin :SF. . >ahab Sjahranie.
Pada pemeriksaan isik didapatkan kesadaran komposmentis dan keadaan
umum pasien tampak sehat. Pemeriksaan tanda (ital dan status generalis pasien
dalam batas normal. Pada pemeriksaan n. auricularis magnus, n. ulnaris,
n.peroneus lateral, n. tibialis posterior tidak didapatkan nyeri tekan, tidak ada
penebalan dan konsistensinya lunak. Status dermatologis menunjukkan eloresensi
berupa 4 makula hiperpigmentasi, berbentuk bulat dan lonjong, berbatas tidak
jelas pada tangan, dan terdapat hipoestesi pada keempat lesi.
Pemeriksaan penunjang dengan pemeriksaan tidak dilakukan
dikarenakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan isik, pasien didiagnosis
sebagai morbus Hansen tipe P. iagnosis banding pada pasien ini adalah
(itiligo, Pitiriasis (esikolor dan pitiriasis alba. Penatalaksanaan yang diberikan
pada pasien ini berupa terapi tablet riampisin 500mg 1Kbulan selama 5 bulan dan
41
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 42/47
tablet S 100mghari selama 5 bulan. Prognosis pada pasien ini secara (itam,
sanasionam, dan kosmetikan adalah bonam.
4)
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 43/47
BAB ,
#!MBAHASA
Morbus hansen adalah penyakit ineksi kronik yang disebabkan oleh
Mycobacterium leprae yang pertama kali menyerang susunan sara tepi,
selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa, <mulut=, saluran napas bagian atas,
system retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis,.
erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan isik, Pasien #y. MF usia 4! tahun
datang ke poliklinik /ulit dan /elamin :SF . > Sjahranie Samarinda dengan
keluhan utama bercak&bercak coklat kehitaman pada daerah lengan ba$ah kiri
disertai gatal dan terasa kebal. Pasien mengeluhkan muncul bercak&bercak coklat
kehitaman pada daerah lengan ba$ah kiri sejak N 2 bulan yang lalu sebelum
datang ke rumah sakit. /eluhan ini kadang disertai rasa gatal namun tidak disertai
dengan rasa nyeri. iagnosa pasien ini adalah morbus Hansen. iagnosa ini
ditegakkan berdasarkan hasil dari anmnesa dan pemeriksaan isik.
Secara teori, morbus Hansen sering terjadi pada usia )%&!% tahun dan pada
usia !%&%% tahun pre(alensinya menurun. ;umlah kejadian antara laki&laki dan
perempuan sama, namun ada juga penelitian yang menjelaskan kejadian Morbus
Hansen lebih banyak terjadi pada laki&laki. erdasarkan gejala klinis, secara teori
morbus Hansen memiliki keluhan utama. Lesi dia$ali dengan bercak putih atau
kecoklatan bersisik halus pada bagian tubuh, tidak gatal dan kemudian meluas dan
membesar. ;ika sara sudah terkena, pasien akan mengeluhkan rasa kesemutan
atau rasa kebal pada bagian tertentu, ataupun kesukaran menggerakkan anggota
badan yang berlanjut dengan kekakuan sendi.
Pada pemeriksaan isik didapatkan pada pemeriksaan n. auricularis magnus,
n. ulnaris, n.peroneus lateral, n. tibialis posterior tidak didapatkan nyeri tekan,
tidak ada penebalan dan konsistensinya lunak. Status dermatologis menunjukkan
eloresensi berupa 4 makula hiperpigmentasi, berbentuk bulat dan lonjong,
berbatas tidak jelas pada daerah lengan ba$ah kiri, dan terdapat hipoestesi pada
keempat lesi.
erdasarkan teori, pada morbus Hansen dari pemeriksaan isik dapat
ditemukan adanya macula hipo atau hiperpigmentasi yang dapat disertai hipostesi
jika dilakukan pemeriksaan sensoris. Makula yang muncul dapat unilateral atau
bilateral tergantung jenis morbus Hansen. Makula disini lebih jelas dan lebih
4!
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 44/47
ber(ariasi bentuknya. >alaupun masih kecil, papul, nodus lebih tegas dan
beberapa nodus tampak melekuk pada bagian tengah sering tampak normal
dengan pinggiran dalam iniltrate lebih jelas dibanding tepi luarnya dan beberapa
plak tampak seperti punch out . Selain itu juga dapat ditemukan adanya
pembesaran dan pengerasan sara tepi seperti n. auricularis magnus, n. ulnaris, n.
radialis, n. perineus lateral atau n. tibialis posterior. Pada tes guna$an dapat
dilakukan pada lesi yaitu dengan pensil tinta pada lesi akan hilang,sedangkan pada
kulit normal akan ada bekas tinta <F'=.
iagnosis banding pada pasien ini adalah lentigo solaris. Menurut teori,
diagnosis banding dari morbus Hansen yaitu (iiligo, ptriasis (esicolor, dermatitis
seboroik, ptriasis roseaFntuk jenis dari morbus Hansen pada kasus ini adalah jenis pausibasiler
karena pada kasus ini lesi terdistribusi secara unilateral, macula berjumlah 4 buah,
terjadi penurunan rangsangan nyeri pada lesi, namun tidak ditemukan adanya
pembesaran sara. Secara teori morbus Hansen jenis pausibasiler memiliki
karakteristik jumlah lesi )&% buah, distribusi lesi asimetris, penurunan rasa nyeri,
terjadi pembesaran pada 1 sara tepi dan pada pemeriksaan hasilnya negati
<>H+, )01)=.
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini berupa terapi tablet
riampisin 500mg 1Kbulan selama 5 bulan dan tablet S 100mghari selama 5
bulan. Hal ini sesuai dengan teori berdasarkan rekomendasi dari >H+, obat
antikusta yang dipakai untuk Pausibasiler yakni S <iaminodienil sulon= dan
riampicin selama 5 bulan.
11S Ri8am"i&in
e$asa
%0&20kg
100 mg
Setiap hari
500 mg
Sebulan sekali di ba$ah penga$asan
nak
10&14 tahun
%0 mg
Setiap hari
4%0 mg
Sebulan sekali diba$ah penga$asan
isesuaikan dosisnya untuk anak usia 10 tahun. Misalnya S )% mg setiap
hari dan riampicin !00 mg sebulan sekali diba$ah penga$asan.
Prognosis pada pasien ini adalah bonam karena pasien ini datang pada
keadaan a$al. Hal ini sesuai dengan teori bah$a prognosis morbus Hansen jika
diobati dengan obat kombinasi, pengobatan menjadi lebih sederhana dan lebih
44
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 45/47
singkat. #amun jika terdapat kontraktur dan ulkus kroik prognosis menjadi
kurang baik.
4%
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 46/47
BAB *
#!UTU#
*-( Kesim"ulan
1. Morbus Hansen adalah penyakit granulomatosa kronis yang disebabkan
oleh Mycobacterium leprae, yang melibatkan kulit, sistem sara perier
saluran napas bagian atas, mata dan testis.
). 9ejala klinis morbus Hansen adalah bercak pada kulit yang mati rasa baik
eritematous maupun hipopigmentasi dan penebalan sara tepi serta
gangguan ungsi sara A
a. 9angguan ungsi sensorisA mati rasa.
b. 9anguan ungsi motorisA tidak mampu mencubit, menggenggam, tidak
mampu dorsi&leksi pergelangan tangan dan tidak mampu menutup mata
sepenuhnya.
c. 9angguan ungsi otonomA kulit kering, retak, edema, pertumbuhan
rambut yang terganggu.
!. iagnosis morbus hansen dapat melaui pemeriksaan isik seperti
pemeriksaan status dermatologis dan pemeriksaan ungsi sara serta
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan bakterioskopik, tes lepromin,
pemeriksaan histopatologi dan pemeriksaan serologik.
4. Penatalaksanaan morbus hansen tipe pausibasiler meliputi pemberian M
yang terdiri dari apson <diamino dienil sulon= dan rimapisin.
%. Prognosis Morbus hansen memiliki prognosis yang baik jika didiagnosis
dini dan diterapi obat kombinasi. #amun jika telah terjadi komplikasi
seperti kontraktur dan ulkus kronik maka prognosis menjadi buruk.
*-+ Saran
Mengingat masih banyaknya kekurangan dari penulisan tutorial klinik ini,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembimbing dan rekan&rekan
dokter muda di stase kulit dan kelamin.
45
7/21/2019 Tutorial MH Tipe PB
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-mh-tipe-pb 47/47
1AFTAR #USTAKA
:amos, ;. M., Martin, M. M., :eyes, ?., Lemma, ., elinchon, '., C 9utierreE, ?.
<)01)=. 9ender ierential on "haracteristics and +utcome o Leprosy patientsdmitted to a Long&term "are :ural Hospital in South&7astern 7thiopia.
'nternational ;ournal ?or 7Ouity in Health, 1&%.
His$ani. <)001=. /usta Salah Satu Penyakit Menular yang Masih di 'ndonesia.
/esehatan, 1&%.
>ol, /., ;ohnson, :. ., C Suurmond, . <)002=. he "olor tlas and Synopsis
o "linical ermatology. FSA Mc 9ra$ Hill.
>H+. 9lobal leprosy situation, )01). >eekly 7pidemiological :ecord, !12&!)3.
uku pedoman nasional pengendalian penyakit kusta. epartemen /esehatan
:epublik 'ndonesia. ;akarta, )01)
./osasih, ' Made >isnu, 7mmy Sjamsoe ili, Sri Linu$ih Menaldi. /usta.
alam A juanda,dhi dkk.<ed=. 'lmu Penyakit /ulit dan /elamin 7disi /elima
"etakan /elima. ;akarta A alai Penerbit ?/F'.)010B2!&33
>ol, /, Modlin :L. )003. Leprosy A ?itEpatricks ermatology in 9eneral
Medicine. %th ed. #e$ Qork A Mc9ra$&Hill. p. )!05&13.