virtual scada
TRANSCRIPT
7/23/2019 Virtual Scada
http://slidepdf.com/reader/full/virtual-scada 1/5
Perancangan Virtual SCADA untuk Sistem
Pengepakan Susu dengan Wonderware Intouch
Cahyana(1206338)
Departemen Pendidikan Teknik
ElektroUniversitas Pendidikan Indonesia
Bandung, Indonesia
Iyung Ruslan(1203217)
Departemen Pendidikan Teknik
ElektromUniversitas Pendidikan Indonesia
Bandung, Indonesia
Rizal Guntur D. H.(1203901)
Departemen Pendidikan Teknik
ElektroUniversitas Pendidikan Indonesia
Bandung, Indonesia
Abstract — Saat ini perkembangan industri makanan dan
minuman semakin berkembang, terutama dalam sistem produksi
yang menggunakan sistem V-SCADA, sistem ini digunakan dalam
proses pengawasan produksi seperti pengepakan dan pengisian
dalam kemasan. Pada ju rnal in i dipaparkan mengenai pembuatan
vir tual SCADA untuk sistem pengepakan susu. Proses pengepakan
pada sistem terdiri dari proses filling, sealing, labeling dan
packing. M eski begitu , sistem yang dibuat pada Wonderware masih
belum bisa diatur un tuk kecepatan konveyornya.
Kata kunci — SCADA, Wonderware In touch, Industri
I. PENDAHULUAN
Dewasa ini, semakin ketatnya persaingan dalam industri
minuman, menuntut setiap industri agar memiliki teknologi
untuk menghadapi tantangan yang ada Teknologi yangdigunakan diharapkan dapat menambah efisiensi, serta
mempercepat waktu produksi[1].
Industri pengolahan susu merupakan salah satu industri
yang memiliki peranan penting sebagai tulang punggung bagi populasi penduduk suatu negara untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi sehari-hari[2]. Begitu pentingnya peranan industri susu
mengharuskan industri ini untuk memiliki teknologi agar
proses produksi bisa tetap berjalan dalam menghadapi
persaingan pasar , tanpa mengesampingkan sisi ekonomi. Oleh
karena itu, diperlukan suatu sistem otomasi agar produksi pada
industri susu bisa terkendali dan penggunaan tenaga manusia
dapat dikurangi, sehingga produksi bisa lebih ekonomis[3].
Selain itu, dengan menggunakan sistem otomasi, diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan meningkatkan produktifitas
pada proses produksi tersebut[4]. Meski begitu, perlu
dilakukan pengawasan terhadap sistem otomasi tersebut, salahsatunya yaitu dengan menggunakan sistem SCADA[11].
II. SISTEM SCADA
SCADA atau Supervisory Control and Data Acquisition
merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memonitor
sebuah proses dan fungsi operasional tiap peralatan secara
daring dalam teknologi tersebut [5]. Sistem SCADA bekerja
dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sensor dari
suatu industri, pabrik, maupun gedung, kemudian data tersebut
dikirimkan ke pusat komputer yang selanjutnya akan dikelola
dan dikontrol [6], dimana seluruh bagian kerja dihubungkan
pada kendali terpusat dengan menggunakan PLC maupun
SCADA menjadi alternatif dalam sistem pengujian, dan
keandalannya terbukti pada setiap pengoperasian dalam dunia
industri. [7] Distributed Control System melalui kabel Ethernet
[5]. Sehingga dengan menggunakan sistem SCADA, bisa
dilakukan pengawasan jarak jauh terhadap suatu sistem baikitu di industri maupun di suatu gedung[8][9].
Gambar 1. Sistem SCADA
III. HUMAN MACHINE INTERFACE
HMI ( Human Machine Interface) adalah sebuah sistem
untuk mengkomunikasikan antara operator dengan sistem pada industri dalam suatu proses produksi. HMI menampilkan
keadaan, penilaian, dan peringatan dari sistem sehingga
manusia dapat berinteraksi dengan sistem[10] dan dapat
memahami proses yang terjadi pada mesin[11].
7/23/2019 Virtual Scada
http://slidepdf.com/reader/full/virtual-scada 2/5
Dalam sistem SCADA, RTU ( Remote Terminal Unit )
berperan dalam pengambilan data di lapangan dan
mengirimkan data tersebut ke HMI yang terletak di pusatkontrol melalui jaringan komunikasi.[12]
HMI digunakan karena mesin yang digunakan pada proses
produksi pada saat ini semakin komplek,oleh karena itu HMI
terus dikembangkan agar operator semakin mudah dalam
mengoperasikan mesin.[13]
Virtualisasi SCADA ditampilkan pada komputer hinggamemudahkan operator dalam mengendalikan sitem pada
industri. Hubungan SCADA dengan HMI tentunya tidak bisa
dipisahkan karena diantara keduanya saling berhubungan.[14]
IV. WONDERWARE INTOUCH
Wonderware Intouch merupakan salah satu perangkatlunak yang banyak digunakan dalam pengembangan SCADA.
Wonderware memiliki berbagai fitur, antara lain Application
Manager, WindowMaker , dan WindowViewer . Windowmaker
digunakan untuk menggambar diagram dari sistem SCADA
dan menuliskan script untuk nantinya dilakukan simulasi.
Sedangkan untuk melakukan simulasi, dilakuan denganmnggunakan fitur WindowViewer pada Wonderware
Intouch[8].
Gambar 2. Tampilan Jendela WindowMaker pada
Wonderware Intouch
V. PERANCANGAN SISTEM
Sehubungan dengan persaingan pasar global dalam bidang produksi makanan dan minuman serta meningkatnya
kebutuhan konsumen,maka diperlukannya proses produksisecara masal dan cepat. Oleh karena itu penggunaan sistem
SCADA pada industri tersebut menjadi kebutuhan karena
membantu dalam proses produksi.[15]
Secara umum, sistem pengepakan susu yang akan dibuat
mencakup beberapa proses, antara lain filling yaitu proses
pengisian susu kedalam botol kosong, sealing yaitu proses
pemberian tutup pada botol susu yang telah diisi, labeling
yaitu pemberian label pada botol susu, kemudian packing
yaitu pengepakan botol susu yang telah selesai diproses ke
dalam dus.
Gambar 3. Proses pada Sistem Pengepakan Susu
Pada sistem ini, akan dibuat dua mode operasi, yaitu
mode otomatis dan mode manual. Pada mode otomatis, semuasubsistem seperti sistem filling, sealing, labeling, dan packingdilakukan secara otomatis, sehingga tidak diperlukan
penekanan tombol atau saklar apapun untuk
mengoperasikannya. Sedangkan pada mode manual, untuk
mengoperasikan tiap subsistem, diperlukan penekanan
tombola tau saklar. Penambahan mode manual pada sistem ini
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan mode
otomatis pada sistem, sehingga diperlukan pengoperasian
secara manual agar sistem tetap berjalan.
Gambar 4. Flowchart untuk Sistem Pengepakan Susu
Sebelum sistem dijalankan, perlu diset terlebih
dahulu volume susu yang akan diisikan pada botol dan jumlahtiap botol pada satu dus pada saat pengepakan, bila belum,
maka sistem tidak akan berfungsi meskipun sistem
7/23/2019 Virtual Scada
http://slidepdf.com/reader/full/virtual-scada 3/5
dinyalakan. Kemudian untuk mengantisipasi kegagalan kinerja
dari sistem, maka dibuat suatu alarm peringatan apabila terjadi
hal diluar sistem yang seharusnya. Adapun flowchart untuksistem pengepakan susu yang akan dibuat ditunjukan pada
Gambar 4
VI. IMPLEMENTASI
A.
Pembuatan TagnameSebelum sistem diimplementasikan pada Wonderware
Intouch, terlebih dahulu perlu didefinisikan tagname yangakan digunakan untuk tiap komponen pada sistem.
Pendefinisian tagname diperlukan untuk mengontrol masukan,
keluaran, perhitungan, pengolahan data, serta untuk membuat
animasi pada sistem. Daftar tagname yang akan digunakan
pada sistem ditunjukan pada Tabel 1.
Tabel 1. Daftar Tagname pada Sistem Pengepakan Susu
Tagname Tag Type Fungsi
System Memory Discrete ON/OFF Sistem
Mode Memory Discrete Manual/Auto Mode
Susu Memory Discrete Proses Fillingmesintutup Memory Real Proses Labelling
mesindus Memory Real Proses Packing
kapasitasusu Memory Real Volume Susu
kapasitasdus Memory RealBanyak Botol per
Dus
Crot Memory Discrete Saklar Filling
panutup Memory Discrete Saklar Sealing
Kadus Memory Discrete Saklar Packing
manualmode Memory DiscreteLampu Mode
Manual
Botol Memory Real Pergerakan Botoldusmaju Memory Real Pergerakan Dus
tumpeh Memory Real Peringatan Sistem
B. Pembuatan Sistem
Pembuatan sistem dilakukan dengan menggunakan
perangkat Wonderware. Pada jendela Wonderware
Intouch,Windowmaker , digunakan gambar-gambar yang
terdapat pada Symbol Factory untuk menggambarkan diagram
sistem agar sistem terlihat seperti sistem yang sebenarnya.
Pada saat sistem dibuat, seluruh kondisi yang akan terjadi
pada sistem dibuat simulasinya, mulai dari kondisi pengisian
hingga terjadinya peringatan ketika terjadi kesalahan sistem.
Sehingga tampilan sistem pada jendela Wonderware Intouch
masih belum terlalu rapi apabila sistem belum di-run.
Gambar 5. Desain Sistem Pengepakan Susu pada Wonderware
Intouch
Gambar 6. Panel Control Sistem Pengepakan Susu
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk melihat hasil perancangan sistem, maka dilakukan
simulasi dengan menggunakan fitur runtime pada
Wonderware Intouch. Sebelum sistem dinyalakan, terlebih
dahulu dilakukan pengaturan, untuk volume susu diatur
sebesar 100% dan banyak botol susu tiap dus untuk
pengepakan diatur senilai 5. Kemudian saklar sistem
dinyalakan dan sistem dijalankan pada mode otomatis.
Langkah kerja dari sistem terlihat pada Gambar 7 hingga
Gambar 9. Seluruh proses dilakukan secara otomatis,kemudian setelah isi dus mencapai 5 botol sesuai dengan
pengaturan awal, dus langsung masuk ke dalam gudang.
Gambar 7. Proses Filling pada Sistem Pengepakan Susu
7/23/2019 Virtual Scada
http://slidepdf.com/reader/full/virtual-scada 4/5
Gambar 8 . Proses Sealing pada Sistem Pengepakan Susu
Gambar 9. Proses Pemindahan Dus ke Gudang
Kemudian untuk melihat apakah alarm peringatan bekerja
dengan baik, maka dilakukan simulasi untuk manual mode
dengan pengaturan awal yang sama. Ketika saklar untuk tiap
proses dinyalakan sesuai prosedur, sistem berjalan dengan
baik sebagaimana mestinya, seperti pada Gambar 8
Gambar 10. Proses Filling pada Mode Manual
Kemudian ketika botol berada proses sealing, saklar fillingditekan. Setelah ditekan susu dari mesin filling keluar dan
meluber pada konveyor dan alarm peringatan muncul.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem alarm peringatan
berjalan baik seperti terlihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Peringatan pada Sistem ketika Terjadi KesalahanSistem
VIII. KESIMPULAN
Pada proses produksi susu botol di ICR Corp.
dipantau melalui sistem SCADA yang deprogram softwareWonderware Intouch.
Pada proses pengepakan susu botol yang dibuat
dengan menggunakan Wondereware Intouch terdapat 4 tahap,yaitu : Filling, Sealing, Labeling , dan Packaging. Dari tahap-
tahap tersebut proses pengepakan bisa dilakukan dengan cara
manual dan otomatis, dan ketika terjadi kesalahan dalam proses pengepakan maka sistem secara otomatis akan
melakukan peringatan dengan menampilkan pesan di layar
komputer. Setelah sistem dilakukan runtime, sistem berjalan
dengan baik, mulai dari proses filling hingga proses
pemasukan dus packing ke gudang.
Meski begitu, sistem ini masih memiliki kekurangan
dimana kecepatan konveyor masih belum bisa diatur, sehingga
apabila dibutuhkan produksi yang banyak, sistem belum bisa
menanggapi. Selain itu, pemrosesan untuk tiap proses pada
sistem hanya bisa untuk satu botol, sehingga tidak terlaluefisien.
DAFTAR PUSTAKA
[1] H. Ahuja, A. Singh, S. Tandon, S. Srivastava, and S.
Pal, “Automatic Filling Management System forIndustries,” Int. J. Emerg. Technol. Adv. Eng., vol. 4,
no. 1, pp. 241 – 244, 2014.
[2] A. Ghosh, A. Panghal, and S. Bhayana, “Modellingthe Enablers for Risk Management in Milk Processing
Industry,” Int. J. Manag. Int. Bus. Stud., vol. 4, no. 1,
pp. 9 – 16, 2014.
[3] T. Kalaiselvi, R. Praveena, R. Aakanksha, and S.
Dhanya, “PLC Based Automatic Bottle Filling andCapping System With User Defined Volume
Selection,” Int. J. Emerg. Technol. Adv. Eng., vol. 2,
no. 8, pp. 134 – 137, 2012.
7/23/2019 Virtual Scada
http://slidepdf.com/reader/full/virtual-scada 5/5
[4] H. Goutham, R. Sabarinathan, and A. Logeesan,
“Industrial Automation System,” Int. J. Mech. Eng.
Res., vol. 3, no. 2249, pp. 543 – 552, 2013.
[5] D. K. Agrawal, “Application of SCADA system inSteel Industries,” Int. J. Sci. Res. Publ., vol. 5, no. 6,
pp. 6 – 8, 2015.
[6] K. P. Bindu, N. R. Jayasree, and E. Sreenivasan,“Control , Automation and Monitoring Of HardboardProduction Process Using PLC- SCADA System,” Int.
J. Adv. Res. Electr. Electron. Instrum. Eng., vol. 2, no.
7, pp. 3281 – 3286, 2013.
[7] a G. Bruce and M. Ieee, “Reliability analysis ofelectric utility scada systems,” vol. 13, no. 3, pp. 844– 849, 1998.
[8] I. Sugiarto and F. Pasila, “Design and Implementationof SCADAlarm in A Drink Production Process Using
Wonderware,” J. Electr. Eng., vol. 5, no. 1, pp. 85 – 91,
2005.
[9] T. H. Saputra, L. B. Setyawan, and D. Susilo,“SCADA Berbasis Wonderware InTouch 10.5 denganPLC Siemens S300 Sebagai Pengendali Sistem
Perakitan Kaleng,” Techné J. Ilm. Elektrotek., vol. 13,
no. 1, pp. 97 – 110, 2014.
[10] T. Lojka, P. Šatala, J. Mocnej, and I. Zolotová, “WebTechnologies in Industry HMI,” pp. 103– 106, 2015.
[11] R. Fitri, E. Haritman, and D. Suparta, “SCADA untukTwido Trainer Menggunakan Perangkat Lunak
Wonderware Intouch,” Electrans, vol. 12, no. 2, pp.139 – 150, 2013.
[12] H. K. Targhi, H. Sheisi, and H. Moradmand,“Accuracy evaluation of delivered measurements toHMI in a real SCADA automation system,” 2011 2nd
Int. Conf. Instrum. Control Autom., no. November, pp.
279 – 283, 2011.
[13] B. Dorninger, W. Beer, M. Moser, R. Zeilinger, and
A. Kern, “Automated Reengineering of IndustrialHMI Screens by Static Analysis,” Emerg. Technol.
Fact. Autom., 2014.
[14] J. Reeser, T. Jankowski, and G. M. Kemper,
“Maintaining HMI and SCADA Systems Through
Computer Virtualization,” IEEE Trans. Ind. Appl., vol.51, no. 3, pp. 2558 – 2564, 2015.
[15] A. R. A. Ali, “Virtual SCADA Simulation System forPower Substation,” pp. 322– 326, 2008.