bindo cerpen
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 bindo cerpen
1/3
Lelaki yang baik, untuk wanita yang baik
Tak sanggup aku menghentikan bayang-bayang Iman dan Ikhsan, siapa mereka? Ku putuskan
untuk memberitahu Wardah, sahabatku. Siapa tahu ia mempunyai solusi untuk memecahkan
masalahku ini. Ku elaskan semuanya dari awal sampai keadian yang baru saa ku alami tadi,
dan alangkah terkeutnya aku karena Sinta malah menertawaiku.
!"h# $ahaha adi selama ini kamu gak tahu? Ikhsan yang sering kami bicarakan itu memiliki
saudara kembar. Ikhsan dan Iman ya itu kembar, mengenalinya mudah Ikhsan mengenakan
kacamata, ya Iman tidak. %a ampun &ahra makannya adi orang angan tertutup banget sih, peka
dong peka hahaha.' Wardah menggodaku.
!(stagh)irullah. Kamu serius? (pa kembaran Ikhsan kuliah di tempat ini uga? Lantas
bagaimana dia bisa tahu namaku? *ahkan kami tinggal di komplek yang sama? (aah ini
membingungkan, Wardah bantu aku.'
!Tenang-tenang aku akan membantu semampuku, adi coba ceritakan kembali kamu ini sukanyasama yang mana, Irman atau Ir)an? +ie &ahra atuh cinta.' Wardah kembali menggodaku.
!$ahaha kamu ih.' Seketika ku cubit pipi chubby Wardah.
!$mm# gini loh# adi# hmmm#'
!Iiih kamu cerita aa sih, pake malu-malu gitu. +ie &ahra.' Lagi-lagi Wardah menggodaku.
!Wardah angan menggodaku seperti itu, aku adi malu.'
!Iya iya# tidak, tidak lagi aku menggodamu. *aiklah, serius, ceritakan padaku bagaimana
perasaanmu setelah mengetahui tentang Ikhsan dan saudara kembarnya? Insya (llah aku akan
menaga amanah, dan akan menadi pendengar yang baik. Tapi seperti biasa, sebelum kita
bercerita kita harus lakukan kebiasaan kita dulu, apa kebiasaan kitaaa?' secara bersamaan aku
dan Wardah memeamkan mata dan menarik na)as sedalam-dalamnya agar kami menadi tenang.
Wardah memang sahabat yang selalu ada di sampingku dan aku pun selalu berusaha berlaku
sama kepada dia.
Ku ceritakan padanya bagaimana perasaanku pada Ikhsan dan pada Iman.
!#ika aku bertemu Iman, aku tak pernah merasakan hal aneh apapun di hatiku walau aku sudah
lebih banyak mengenal Iman yang ku kira adalah Ikhsan. Lain halnya dengan Ikhsan, lelaki
berkacamata bergaris hitam, lelaki yang terkenal utek terhadap orang lain namun tidak
terhadapku. *egitu ramah kepadaku. Lelaki yang selalu tersenyum ika ku beralan di depannya,
tersenyum ika ku membaca noel di dekatnya, dan semua tentang lelaki itu. Setiap kali aku
bertemu dengannya ada rasa tak menentu di hatiku. /asa yang terus menguasai diriku. /asa yang
selalu ku muna)ikkan. /asa yang selalu ingin ku lupakan, ku buang auh, namun# kamu benar
Wardah sepertinya aku atuh cinta. (ku mencintainya. Iya aku mencintainya. Ikhsan 0riananto.'
Tanpa ku sadari butir airmata telah membasahi pipiku. *utir-butir cinta untuknya. Wardah pasti
tahu betul bagaimana perasaan ku saat ini. %a tahu bagaimana rasanya atuh cinta, seperti saat
pertama pada suaminya. Wardah sudah menikah, dengan aktiis kampus dalam satu diisi
organisasi dengannya.
-
8/19/2019 bindo cerpen
2/3
Wardah mengusap air mataku, lembut, dengan tangannya. Ketenangan menyelimuti diriku.
Wardah memelukku, erat sangat erat. Ku menangis di pelukkannya. 1ntah tangisan ini tangisan
bahagia atau bahkan tagisan kekecewaan. %ang ku ingin hanya tetap menangis di pelukkan
sahabatku ini.
!*agaimana perasaanmu sekarang? ika memang Ikhsan odohmu, Insya (llah kalian akan
bersatu, indah dalam bingkai pernikahan, cinta yang halal. 0ercayalah, lelaki yang baik untuk
wanita yang baik. 0antaskan dirimu untuknya &ahra.' 2an Wardah pun memelukku, lagi.
!3khti.' Suara itu melepaskan dekapan Wardah untukku. Ku seka airmataku, ku coba untuk
mengangkat waahku. Ternyata, Ikhsan. Seak kapan ia berada di sini? (pa ia mendengar
pembicaraan ku dengan Wardah? (pa yang harus aku katakan padanya? 1ntahlah pertanyaan-
pertanyaan ini terus berputar di otakku.
!4aa) tidak ada maksud untuk mendengar pembicaraan ukhti &ahra dan Wardah. 4aa)kan ika
sikap saya telah membuat ukhti &ahra menadi tidak nyaman. 5amun yang ingin saya katakan,
saya ingin bertemu dengan ukhti besok di tempat ini. 4asalah waktu saya serahkan kepada ukhti
untuk mengaturnya dengan adwal ukhti, karena Insya (llah besok saya tidak ada adwal kuliah, adi kapanpun ukhti &ahra bisa, saya akan secepatnya datang. Insya (llah.' Seru Ikhsan yang
berhasil menggetarkan hatiku.
!*aiklah, besok ba6da ashar saya tunggu akhi di tempat ini. Tetapi i7inkan saya datang bersama
ukhti Wardah, dan akhi bersama pendamping akhi, siapapun itu.' awabku.
!Insya (llah ukhti saya akan datang bersama Iman, saudara kembar saya. *aiklah terima kasih
ukhti. (ssalamu6alaikum.'
!Wa6alaikumsalam.' awabku secara bersamaan dengan Wardah. Ir)an meninggalkan kami
berdua.
Langit menurunkan airnya sore ini. Keberkahan mengguyuri bumi.
*a6da ashar aku telah menunggunya bersama Wardah. 2i tempat yang ia anikan. 4ulutku terus
berd7ikir menyebut asma-5ya. Tanganku dingin. Waahku pucat. Wardah tahu betul apa yang ku
rasakan, gerogi yang berlebihan. 5amun ia maklumi itu, ia hanya tertawa melihat tingkahku.
%ang dinantipun akhirnya tiba uga. 4engenakan kemea hiau, warna kegemaranku. *eralan
beiringan dengan Iman, terlihat elas bagai pinang dibelah dua. Kacamata bergaris hitamlah
pembedanya.
!(ssalamu6alaikum, ukhti.' Ia menyapa kami.
!Wa6alaikumsalam.' awabku dan Wardah.
!Terima kasih ukhti atas waktunya. Seuurnya saya sangat bingung bagaimana cara
mengutarakan ini kepadamu. 5amun atas i7in (llah saya beranikan diri untuk mengutarakan
maksud dan isi hati saya kepada ukhti.'
$atiku semakin bergetar, tak tahu lagi seberapa hebat getaran ini. 4ulutku terus mengucapkan
asma-5ya. Tangan Wardah terus menggenggamku erat.
!3khti. /asa di hati saya terus mengacu pada ukhti &ahra, selalu, setiap harinya selalu tumbuh.
Saya takut ika rasa ini terlalu lama tersimpan akan membawa hal negatie dalam hidup saya dan
kehidupan ukhti. *etapa bahagianya saya semenak kemarin saya tahu ukhti mempunyai rasa
-
8/19/2019 bindo cerpen
3/3