Download - DSJ KKD URIN
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 1/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Semua
tidak akan sempurna apabila kesehatan seseorang terganggu. Gangguan
kesehatan dapat menghambat segala aktivitas manusia. Oleh sebab itu
penting bagi seseorang untuk menjaga kesehatan. Bukan hanya satu organ
tubuh saja yang perlu dijaga namun keseluruhan. Dalam kehidupan sehari-
hari kita pasti sering mendengar istilah urin. Bukan hanya mendengar namun
kita selalu menemui dan melakukan pembuangan urin atau metabolisme
tubuh melalui urin yang biasa kita sebut buang air kecil ( BAK ). Buang air
kecil merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat
menjadi tidak normal apabila urin yang kita keluarkan tidak seperti biasanya.
Mengalami perubahan warna misalnya. Atau merasakan nyeri saat
melakukan proses buang air kecil. Dari contoh tersebut tentu saja terdapat
sebab mengapa hal itu dapat terjadi. Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita
lakukan adalah dengan cara melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan pada
urin dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seeorang.
Oleh sebab itu dalam laporan ini kami akan membahas bagaimana proses
pemeriksaan urin, alat-alat yang digunakan dan apa saja kegunaan urin
dalam menentukan diagnosa suatu penyakit..
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 2/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
A. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari percobaan praktikum kali ini yaitu untuk
menganalisis keadaan fungsi ginjal dengan metode pemeriksaan fisika urin
yang meliputi bobot jenis, warna, pH, bau, serta sedimen urin, dan juga
pemeriksaan zat organic yang meliputi pemeriksaan glukosa dalam urin.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum pemeriksaan fisika dan zat organik
dalam urin, yaitu :
1. Pada umumnya urin berasal dari darah yang mengalami filtrasi oleh
glomerulus kemudian disekresi, diabsorsi dan diekresi melalui saluran
kemih. Test urin dapat memberikan informasi mengenai kelainan organ
tubuh, selain itu juga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis dan
memantau hasil pengobatan.
2. Tes urin terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik atas sedimen
dan pemeriksaan kimia urin. Tes mikroskopik untuk melihat erirosit,
lekosit, sel epitel, torak, bakteri, kristal, jamur dan parasit.
Tes sedimen urin dipergunakan untuk mengidentifikasi jenis sedimen
yang dipakai untuk mendeteksi kelainan ginjal dan saluran kemih. Selain
itu tes sedimen urin dapat juga dipakai untuk memantau penyakit ginjal
dan saluran setelah pengobatan.
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 3/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
C. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip praktikum kali ini adalah : Pengujian gangguan
fisiologis ginjal dengan melihat parameter bobot jenis Urin, dengan perlakuan
berbeda pada masing-masing probandus (puasa dan tidak puasa),
Penentuan keadaan normal ginjal dengan melakukan pemeriksaan
Makroskopik Urin secara organoleptik dengan parameter warna, bau dan
derajat keasamaan (pH). Penentuan Keadaan fungsi dari ginjal dengan
melihat ada tidaknya kandungan glukosa pada urin dengan perlakuan
berbeda pada masing-masing probandus (puasa dan tidak puasa), serta
penentuan keadaan normal ginjal dengan melakukan pemeriksaan
mikroskopik Urin dengan parameter ada tidaknya eritrosit, Leukosit dan
Kristal asam urat dengan perlakuan berbeda pada masing-masing probandus
(puasa dan tidak puasa).
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 4/24
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 5/24
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 6/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
a. Dewasa : glukosa > 15 mg/dl
B. Interpretasi Data
1. pH urin :
a. pH< 4,5 : asidosis metabolik, asidosis respiratorik, diare berat, diet
tinggi protein hewani.
b. pH > 8,0 : bakteriuria, ISK
2. Bobot jenis urin
a. Berat jenis < 1,005 gram/mL : diabetes insipidus, banyak minum,
penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan kalium.
b. Berat jenis > 1,026 gram/mL : kurang minum, demam, diabetes melitus,
muntah, diare, dehidrasi.
3. Glukosa pada urin
a. glukosa> 15 mg/dl atau + 4 : diabetes mellitus, gangguan SSP
(stroke), sindrom Cushing’s.
4. Eritrosit, Leukosit, dan Asam urat
a. Penurunan kadar :Penyakit-penyakit ginjal (glomerulonefritis,
obstruksi perkemihan, uremia), ekslampsia.
b. Peningkatan kadar : Gout, leukimia dengan diet tinggi purin,
gangguan neurologi, penyakit manik depresif, ulseratif kolitis
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 7/24
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 8/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
D. Fisiologis
Pada Ginjal terdapat Nefron merupakan unit utama fungsi ginjal, terdiri
atas glomerulus, tubulus proksimalis, ansa Henle, tubulus distalis dan duktus
kolektikus. Glomerulus menyaring darah dan filtrat mengalir ke
tubulus.Hampir semua air dari filtrate direabsorpsi, dan hanya 1—2 ml/menit
saja yang menjadi urin.Sementara itu terjadi pula sekresi dan reabsorpsi di
sepanjang tubuli proksimalis dan distalis. Jumlah obat yang diekskresi ke
dalam urin merupakan hasil filtrasi, sekresi dan reabsorpsi (Sri Suryawati,
1985).
Filtrasi. Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya
terdapat glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula
Bowman . Proses filtrasi : Ketika darah yang mengandung air, garam, gula,
urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul protein masuk ke
glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan
komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori endotelium
kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein. Kemudian
menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang
kapsula Bowman.Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman
disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air,
protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion
anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh (Sri Suryawati, 1985).
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 9/24
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 10/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar
(penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan
untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001).
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan
zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari
tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat
tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam
bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah
merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat
inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogenyang berguna memberi warna
pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun
lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah
(Sherwood.2001).
Sekresi Aktif. Sedangkan sekresi tubulus melalui proses: sekresi aktif
dan sekresi pasif. Sekresi aktif merupakan kebalikan dari transpor aktif.
Dalam proses ini terjadi sekresi dari kapiler peritubuler kelumen
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 11/24
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 12/24
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 13/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
- Stadium 1: menurunnya cadangan ginjal, asimtomatik, GFR
menurun hingga 25%N
- Stadium 2: insufisiensi ginjal, poliuria dan nokturia, GFR 10% - 25%
N, kadar kreatin dan BUN meningkat diatas N
- Stadium 3: ESRD atau sindrom uremik, GFR <5 – 10ml/mnt, kadar
kreatinin dan BUN meningkat tajam, terjadi kelainan biokimia dan
gejala komplek
Nefritis
Peradangan pada nefron karena bakteri Streptococcus yang
masuk melalui pernapasan. Bakteri mengalir dalam darah dan
menyerang nefron. Filtrasi protein tidak terjadi karena peradangan.
Dalam usia lanjut nefritis kronis memiliki gejala seperti tekanan darah
tinggi, pengerasan pembuluh darah dan rusaknya glomerulus atau
tubulus.
Diabetes Insipidus
Suatu penyakit dimana kalenjar hipofisis tidak bisa atau gagal
mensekresikan hormon ADH. Penderita penyakit ini lebih banyak
mengeluarkan urin, umunya urin orang normal berjumlah 4-6 liter
setiap hari namun untuk penderita bisa mencapai 12-15 liter setiap
hari, tergantung jumlah air yang diminum.Lalu penyakit ini diimbangi
dengan rasa haus dan makan makanan yang mengandung
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 14/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
garam.Penyakit ini umunya terjadi karena tumor pada hipotalamaus
yang mengatur sekresi hormone ADH.
Diabetes Melitus/kencing manis
Suatu kelainan dimana urin penderita terdapat glukosa karena
berkurangnya konsentrasi hormon insulin dalam darah. Menurunnya
hormon Insulin menyebabkan reabsorpsi pada tubulus kontortus distal
terganggu dan perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu.
Albuminaria
Suatu keadaan albumin dan protein lain ada didalam urin
karena terjadinya alat filtrasi pada ginjal, sehingga protein dapat lolos
pada proses filtrasi.
Kencing batu atau batu ginjal
Terbentuknya suatu butiran-butiran pada senyawa kalsium dan
penimbunan asam urat, sehingga membentuk kalsium karbonat
CaCO3 pada saluran urin yang membuat urin susah keluar. Penyakit
ini diakibatkan karena sering menahan untuk membuang air kecil dan
tidak minum air banyak.
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 15/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat yang dipakai
Alat yang dipakai pada praktikum Pemeriksaan Fisika dan zat Organik
dalam Urin adalah batang pengaduk, botol semprot, corong, dek gelas,
gelas kimia, gegep, mikroskop listrik, objek gelas, plat tetes, piknometer,
pipet tetes, pot plastik, spiritus, tabung reaksi, tabung sentrifuse,
termometer, timbangan analitik.
2. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan antara lain benedict, es batu, pH universal,
urin.
B. Pengambilan Spesimen
1. Disiapkan probandus
2. Diambil urin puasa dan urin tidak puasa (sewaktu) masing-masing 200 ml.
C. Metode Pengujian
1. Pemeriksaan bobot jenis urin
Disiapkan alat dan bahan. Timbang piknometer kosong, pipet urin ke
dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer. Dinginkan hingga
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 16/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
suhu 250 C dalam wadah yang berisi es batu, timbang berat piknometer
yang berisi urin, catat masing-masing bobotnya.
2. Pemeriksaan warna
Diamati warna urin. Nyatakan hasil pengamatan dengan perkataan
tidak berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur
merah, merah bercampur kuning, merah, coklat, kuning bercampur hijau
putih serupa susu dan lain-lain, normal warna kuning atau kuning tua.
3. Pemeriksaan bau urin
Dicium bau yang ditimbulkan oleh urin. Nyatakan hasilpengamatan
dengan perkataan bau makanan, obat-obatan, bau amoniak, bau
ketonurea, bau busuk.
4. Pemeriksaan pH urin
Siapkan alat dan bahan. Celupkan pH meter ke dalam urin. Amati hasil
pH yang didapatkan.
5. Pemeriksaan sediman urin ( Mikroskopik )
Siapkan alat dan bahan. Dipipet urin ke dalam tabung sentrifuse
kemudian urin disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Supernatannya dibuang dan endapannya diambil. Teteskan di atas gelas
objek. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x. Amati adanya
eritrosit, leukosit dan kristal asam urat.
6. Pemeriksaan glukosa urin
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 17/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
Masukkan 5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi kemudian
teteskan 8 tetes urin, panaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit.
Angkat dan kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya.
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 18/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
BAB IV
TINJAUAN HASIL PRAKTIKUM
A. Perhitungan Nilai
Perhitungan Bobot Jenis Urin
1. Urin Puasa
Dik: Berat Piknometer kosong = 32,558 gr
Berat Piknometer kosong dan Urin = 82,065 gr
Dit : Bj Urin...?
Jawab:
= −
= , – ,
= 49,507
= , /
2. Urin Tidak Puasa
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 19/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
Dik: Berat Piknometer kosong = 18,571 gr
Berat Piknometer kosong dan Urin = 68,636 gr
Dit : Bj Urin...?
Jawab:
= −
= , −,
= ,
= , /
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 20/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
B. Pembahasan
Urinasi merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut
dapat menjadi tidak normal apabila urin yang kita keluarkan tidak seperti
biasanya. Mengalami perubahan warna misalnya. Atau merasakan nyeri saat
melakukan proses buang air kecil. Dari contoh tersebut tentu saja terdapat
sebab mengapa hal itu dapat terjadi. Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita
lakukan adalah dengan cara melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan pada
urin dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seeorang.
Dilakukan 5 percobaan pada praktikum kali ini yakni pemeriksaan
bobot jenis urin, pemeriksaan warna urin, pemeriksaan bau urin,
pemeriksaan glukosa urin, dan pemeriksaan pH urin. Urin yang digunakan
ada 2 macam yakni urin dari probandus yang tidak puasa dan puasa.
Adapun tujuan dari pemeriksaan warna urin adalah untuk menentukan
warna-warna yang timbul dalam urin. Warna urin bermakna karena kadang-
kadang didapat kelainan yang berarti untuk klinik. Tujuan dari pemeriksaan
bau urin adalah untuk menentukan bau yang timbulkan oleh urin. Tujuan dari
pemeriksaan pH urin adalah untuk mengetahui derajat keasaman urin dalam
hal ini menggunakan pH universal. Tujuan dari pemeriksaan bobot jenis urin
adalah untuk menentukan kepekatan urin dengan mengukur bobot jenisnya.
Makin kecil atau rendah bobot jenis makin besar diuresis dan sebaliknya.
Pemeriksaan sedimen urin bertujuan untuk mengamati komponen-komponen
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 21/24
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 22/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
digunakan pereaksi benedict karena pereaksi benedict merupakan indikator
spesifik pada pengujian glukosa.
Jadi dari hasil pengamatan didapatkan untuk urin tidak puasa
menghasilkan warna biru sehingga dikatakan bahwa urin negatif (-) dan
begitu pula dengan urin puasa tidak mengalami perubahan warna sehingga
dinyatakan negatif tidak mengandung glukosa.
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 23/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang di peroleh dapat di simpulkan bahwa:
Pada pengujian organoleptik, didapatkan warna urin puasa berwarna
kuning tua dan urin tidak puasa warnanya kuning muda serta bau urin
puasa bau ammonia dan urin tidak puasa sedikit bau ammonia.
Pada pengujian pH, didapatkan pada urin puasa 5 dan urin tidak
puasa 6. Hal ini menunjukkan bahwa urin tersebut memiliki pH normal.
Pada pengujian bobot jenis di dapat bobot jenis urin puasa yaitu
0,99014 g/ml dan boboj jenis tidak puasa yaitu 1,0013 g/ml
Pada pengujian glukosa urin sampel urin puasa maupun urin tidak
puasa hasilnya negative (tidak mengandung glukosa)
Pada pengujian mikroskopik pada urin puasa normal dan tidak puasa
positif (mengandung kristal asam urat).
B. Saran
Sebaiknya alat yang kurang ditambah yang sesuai dengan alat yang lain agar
dapat mengefisiensikan waktu praktikum.
7/23/2019 DSJ KKD URIN
http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 24/24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin
Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt
DAFTAR PUSTAKA
Guyton dan Hall. 2007. Bu ku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edis i II .Jakarta: EGC
Jane Coad, 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta : EGCPenerbit Buku Kedokteran.
Kidhri Muh, 2004. Biomedik 1. Makassar : Universitas Muslim Indonesia.
Price, Wilson. 2005. Patof is iologi K onsep K l inis Proses-Proses Penyaki t . Jakarta: EGC, edisi 6
Rusli, 2013. Penuntun Prakt ikum Kimia kl inik. Laboratorium KimiaFarmasi. UMI.
Sherwood. 2001. Dari Sel Ke System . Penerbit EGC, Buku Kedokteran.
Snell, Richard S. 2006. Anatom i Kl inik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC
Sri, Suryawani.1985. Pengukuran K l i rens Ginjal Obat Bagian Farmakolog i Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.