Download - Poster Ubi Jalar
-
7/23/2019 Poster Ubi Jalar
1/1
Sistem tumpang sari jagung dan ubijalar (jagung
+ CIP-1 dan jagung + CIP-6) menurunkan bobot
kering daun, bobot kering batang, dan bobot kering
akar kedua kedua klon ubijalar, CIP-1 dan CIP-6,
pada hampir seluruh waktu pengukuran selama
pertumbuhan tanaman (Tabel 1).
Kedua klon ubijalar, CIP-1 dan CIP-6, mengalami
penurunan hasil umbi apabila ditanam tumpang sari
dengan jagung. Jumlah umbi dapat dipasarkan (umbi
berbobot 150 g per butir) lebih sedikit; sebaliknya
jumlah umbi tidak dapat dipasarkan, dengan ukuran
kecil, lebih banyak dibandingkan monokultur (Tabel
2). Bobot umbi dapat dipasarkan dan umbi total
ubijalar CIP-6 lebih tinggi dibandingkan CIP-1, padakedua sistem penanaman (Tabel 3). kadar bahan
kering kedua klon di kedua sistem penanaman tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (Tabel
4)
Dari hasil analisis ragam terhadap peubah tinggi
tanaman, diameter batang, dan jumlah daun jagung,
sistem penanaman tumpang sari jagung dengan
ubijalar tidak berpengaruh nyata terhadap ketiga
peubah tersebut. Hal ini terjadi dari awal tanam
hingga menjelang panen (Tabel 5)
Pengaruh sistem penanaman tumpang sari
terhadap produksi bahan kering biomas jagung
terjadi pada 4 dan 8 MST, yang secara konsisten
ditunjukkan oleh peubah bobot kering (BK) daun, BK
batang, BK akar, BK tongkol, BK kelobot, dan BK biji(Tabel 6).
Tumpang sari dalam penelitian ini meningkatkan
produktivitas lahan dibandingkan monokultur, yang
ditunjukan oleh NKL > 1 (Tabel 7)
PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA KLON UBIJALAR DALAM TUMPANG SARI
DENGAN JAGUNGSuwarto, Asep Setiawan, dan Dina Septariasari (2006)
Oleh:
Muhammad Fauzi - 150510120186
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM. 21 Jatinangor 45363
26 Mei 2015
Luas lahan untuk pertanian yang semakin
rkurang menyebabkan usaha peningkatan
oduksi jagung dan ubijalar melalui ekstensifikasi
sa dilakukan meningkatkan produktivitas lahan,
antaranya melalui sistem tumpang sari. Tumpang
ri merupakan penanaman dua atau lebih
naman secara serentak pada sebidang lahan
ng sama dengan pengaturan jarak tanam
rtentu (Gomez dan Gomez, 1983; Sullivan,
03).
Basuki dan Widodo (1990) menyatakan bahwa
stem tumpang sari antara jagung dan ubi jalar
erupakan model ideal yang cukup potensial untuk
kembangkan. Tapi, sistem tumpang sari dengan
gung menimbulkan efek naungan bagi tanamanijalar, yang dapat menurunkan produksi umbi.
enelitian ini dilakukan untuk mengetahui
rtumbuhan dan produksi dua klon ubijalar yang
anam tumpang sari dengan jagung.
Sistem tumpang sari ubijalar dan jagung menurunkan
pertumbuhan dan daya hasil ubijalar, tetapi tidak
mempengaruhi daya hasil jagung. Ubijalar klon CIP-1
tampak lebih toleran terhadap naungan dibandingkan
CIP-6. Akan tetapi, dilihat dari nilai mutlak produksi,
tumpang sari dengan ubijalar klon CIP-6 memberikan
hasil jagung dan ubijalar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan klon CIP-1. Dengan demikian penerapan
tumpang sari jagung dengan ubijalar klon CIP-6 lebih
disarankan dibandingkan dengan CIP-1.
Tabel 4. Pengaruh sistem penanaman terhadap kadar
bahan kering umbi ub ijalar.
Basuki, N., Y. Widodo. 1990. Pertumbuhan dan hasil tiga
varietas ubijalar dalam sistem tumpang sari dengan jagung
pada berbagai kepadatan jagung. Agrivita 13 (1): 20-23.Gomez, A. A., K. A. Gomez. 1983. Multiple Cropping in the
Humid Tropics of Asia. International Development
Research Centre. Ottawa. 248 p.
Pendahuluan
Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan
B di Darmaga, Bogor dari bulan Desember 2004
mpai April 2005. Metode yang digunakan berupa
it-plot dengan 3 kali ulangan sehingga terdapat
unit percobaan. Plot percobaan berukuran 3 x 5
2 dengan jarak tanam 25 x 100 cm. Penelitian inienggunakan dua klon ubi jalan, CIP-1 dan CIP-6.
dangkan untuk jagung menggunakan varietas
una.
Bahan dan Metode
Tabel 1. Pengaruh sistem penanaman terhadap
produksi bahan kering ubijalar
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Tabel 2. Pengaruh sistem penanaman terhadap
jumlah umbi ubijalar
Hasil dan Pembahasan Tabel 3. Pengaruh sistem penanaman terhadap bobotumbi ubijalar
Tabel 5. Pengaruh sistem penanaman terhadap
pertumbuhan jagung.
Tabel 6. Pengaruh sistem penanaman terhadap produksi
bahan kering jagung.
Tabel 7. Nisbah kesetaraan lahan (NKL).
Abstract
An experiment to evaluate the growth and yield of
o sweetpotato clones in intercropping with maize was
nducted in IPB experimental farm in Sawah Baru from
cember 2004 to April 2005. In intercropping, the two
eetpotato clones of CIP-1 and CIP-6 were planted
mong to maize rows. Planting space of sweet potato
s 100 cm x 25 cm and maize was 100 cm x 12.5 cm
a plot size of 3 m x 3 m. Besides, the two crops were
so planted in monoculture. The experiment was
signed as a Randomized Block Design (RBD) and
plicated three times. Dry matter of stem, leaves, and
ots of the two sweet potato clones in intercropping
re lower than in monoculture. The same response
curred for yield of storage root. The storage root
ight of sweet potato clone, respectively, inonoculture and intercropping was 1.350 and 2.533 kg
ot-1 of CIP-1 and 3.167 and 11.083 kg plot-1 of CIP-6.
the other hand, there was no significance difference
growth and yield of maize in monoculture (3.35 kg
ot-1) and intercropping (3.13 kg plot-1). Land
uivalent ratio of the intercropping maize with CIP-1
d CIP-6 were 1.7 and 1.4, respectively. It means that
d productivity can be increased by those
ercropping.
y words: Sweet potato clones, intercropping, maize