Download - saraf terjepit
-
7/23/2019 saraf terjepit
1/17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Anatomi Saraf1
Saraf perifer merupakan suatu kumpulan akson yang menghantarkan impuls
eferen (motorik) dari sel di cornu anterior medulla spinalis menuju otot, dan impuls
aferen (sensorik) dari reseptor perifer melalui sel di root ganglia posterior medulla
spinalis. Saraf juga menghantarkan serabut sudomotor dan vasomotor dari sel ganglion di
jalur simpatis. Beberapa saraf cenderung bersifat motoris, beberapa lainnya bersifat
sensoris, trunchus yang lebih besar merupakan gabungan dari akson motoris dan sensoris
yang berjalan dalam rangkaian yang terpisah.
Masing-masing akson merupakan sebuah proses perpanjangan dari sebuah sel
saraf atau neuron. Badan sel dari motor neuron yang mensuplai otot-otot perifer
mengelompok di cornu anterior medulla spinalis sebuah motor neuron beserta akson-nya
panjangnya bisa berukuran hingga satu meter. Badan sel dari neuron sensoris yang
mensuplai trunchus dan ekstremitas, terletak di dorsal root ganglia dan tiap neuron
memiliki akson yang memanjang dari perifer ke badan sel dan yang lainnya dari badan sel
ke medulla spinalis.
!khiran perifer dari seluruh neuron kemudian bercabang. Sebuah motor neuron
dapat menginnervasi dari "# sampai beberapa ribu serabut otot, rasionya bergantung pada
derajat kebutuhan dari otot-otot tertentu (semakin kecil rasio, semakin baik
pergerakannya). $ang tidak jauh berbeda, cabang-cabang perifer dari masing-masing
neuron sensoris dapat menginnervasi dari hanya sebuah bundle otot sampai permukaan
kulit yang cukup luas.
Sinyal atau potensial aksi yang diba%a oleh motor neuron ditransmisikan menuju
serabut otot melalui pelepasan neurotransmitter, asetilkolin, di ujung terminal dari saraf.
Sinyal sensoris dihantarkan ke dorsal root ganglia dan dari sini kemudian menuju
columna ipsilateral dari medulla spinalis, melalui batang otak dan thalamus, menuju
korteks (sensoris) yang berla%anan. &mpuls proprioseptif dari bundle otot dan sendi
mele%ati jalur ini dan diba%a menuju sel di cornu anterior medulla spinalis sebagai
bagian dari reflekslokal. 'euntungan dari sistem ini untuk meyakinkan bah%a survival
1
-
7/23/2019 saraf terjepit
2/17
mechanism, seperti sistem keseimbangan dan sistem sensoris posisi terhadap ruang,
diaktivasi dengan cepat.
ambar ". Struktur penampang melintang saraf perifer
ada saraf perifer, seluruh akson motorik dan akson sensorik yang peka terhadap
sentuhan, nyeri dan proprioseptif, diselubungi oleh myelin, sebuah membran lipoprotein
berlapis yang berasal dari sel Scha%ann. Setiap millimeter dari selubung myelin tersusun
terputus-putus, meninggalkan segmen pendek dari akson bebas yang disebut *odus
+anvier. &mpuls saraf meloncat dari nodus ke nodus dengan kecepatan elektrik, bahkan
bisa lebih cepat apabila akson tidak diselubungi. Sebagai konsekuensi, berkurangnya
selubung nielin dapat menyebabkan penurunan kecepatan atau bahkan hambatan total dari
konduksi aksonal.
Sebagian besar akson, terutama serabut dengan diameter kecil yang memba%a
sensasi kasar dan serabut simpatis eferen, tersusun tanpa myelin namun diselubungi oleh
sitoplasma sel Scha%nn. 'erusakan pada akson ini dapat menyebabkan sensasi tidak
nyaman dan berbagai macam efek sudomotor dan vasomotor.
iluar dari membran sel Sch%ann, akson diselubungi oleh lapisan jaringan ikat
yang disebut endoneurium. !kson yang menyusun sebuah saraf dibagi menjadi bundles
2
-
7/23/2019 saraf terjepit
3/17
fasikel oleh sebuah membran yang cukup tebal yang disebut perineurium. ada
penampang melintang dari saraf, fasikel terlihat di permukaan, selubung perineuralnya
jelas terlihat dan cukup kuat untuk dipegang menggunakan instrumen bedah saat operasi
nerve repair. Sekelompok fasikel yang menyusun trunchus saraf diselubungi oleh lapisan
jaringan ikat yang lebih tebal yang disebut epineurium. pineurium berbeda-beda dalam
ketebalannya dan cukup kuat dimana saraf berfungsi pada pergerakan dan traksi,
misalnya saraf di dekat persendian.
Saraf divaskularisasi oleh cukup banyak pembuluh darah yang berjalan secara
longitudinal di epineurium sebelum menembus beberapa lapisan sehingga menjadi kapiler
endoneurial. embuluh darah kecil ini dapat rusak oleh tarikan atau perlakuan kasar pada
saraf, namun pembuluh darah ini dapat menahan mobilisasi ekstensif dari saraf, sehinggamembuatnya mungkin untuk diperbaiki atau mengganti segmen yang rusak melalui
operasi transposisi atau neurotisasi.pembuluh darah yang kecil ini memiliki suplai saraf
simpatisnya sendiri yang berasal dari saraf induk dan stimulasi dari serabut-serabut ini
(menyebabkan vasokonstriksi intraneural) merupakan hal yang penting pada kondisi
seperti distrofi refle/ simpatis dan sindrom nyeri lainnya.
Saraf dapat cedera dikarenakan beberapa sebab, diantaranya karena iskemia,
kompresi, traksi, laserasi atau terbakar. 'erusakan dapat terjadi dalam berbagai tingkat
dari yang ringan dan diikuti proses pemulihan yang cepat sampai interupsi total dan
degenerasi.
II. 2. Klasifikasi Cedera Saraf
0erdapat 1 klasifikasi nerve injuries. 'lasifikasi pertama dipublikasikan oleh
Seddon pada tahun "234, kemudian yang kedua dipublikasikan oleh Sunderland tahun
"25".'lasifikasi Seddon digunakan untuk memahami dasar anatomi dari
cedera.'lasifikasi Sunderland baik untuk menentukan prognosis dan strategi
pengobatan.'ombinasi klasifikasi ini membagi nerve injury menjadi 5 tingkat.
a. 0ingkat " (neuropraxia)
*europra/ia adalah nerve injury yang paling sering terjadi.6okasi kerusakan
pada serabut myelin, hanya terjadi gangguan kondisi saraf tanpa terjadinya degenerasi
%allerian.'arakteristiknya, defisit motorik lebih besar daripada sensorik.Saraf akan
3
-
7/23/2019 saraf terjepit
4/17
sembuh dalam hitungan hari setelah cedera, atau sampai dengan 3 bulan.
enyembuhan akan pulih sempurna tanpa ada masalah motorik dan sensorik.
b. 0ingkat 1 (axonotmesis)
ada axonotmesis (axon cutting) terjadi diskotinuitas myelin dan aksonal,
tidak melibatkan jaringan encapsulating, epineurium, dan perineurium, juga akan
sembuh sempurna. Bagaimanapun, penyembuhan akan terjadi lebih lambat daripada
cedera tingkat pertama.
c. 0ingkat 4
7edera ini melibatkan kerusakan myelin, akson, dan endoneurium. 7edera
juga akan sembuh dengan lambat, tetapi penyembuhannya hanya
sebagianpenyembuhan akan tergantung pada beberapa faktor, sepertisemakin rusak
saraf, semakin lama pula penyembuhan terjadi.
d. 0ingkat 3
7edera ini melibatkan kerusakan myelin, akson, endoneurium, dan
perineurium. 7edera derajat ini terjadi bila terdapat skar pada jaringan saraf, yang
menghalangi penyembuhan.
e. 0ingkat 5 (neurotmesis)
7edera pada neurotmesis (nerve cutting) melibatkan pemisahan sempurna dari
saraf, seperti nerve avulsion. 7edera saraf tingkat 3 dan 5 memerlukan tindakan
operasi untuk sembuh.
4
-
7/23/2019 saraf terjepit
5/17
Tabel 1.'lasifikasi cedera saraf.
Derajat edera saraf !"elin Akson #ndone$ri$m Perine$ri$m #%ine$ri$m
& (*europraksia) 8- 0idak 0idak 0idak 0idak
&& (!/onotmesis) $a $a 0idak 0idak 0idak
&&& $a $a $a 0idak 0idak
&9 $a $a $a $a 0idak
9 (*eurotmesis) $a $a $a $a $a
Tabel 2.0abel perbedaan cedera saraf.
DerajatSemb$&
s%ontan'akt$ %en"emb$&an Pembeda&an
& (*europra/ia) enuh alam hitungan hari sampai 3 bulan setelah cedera 0idak
&&
(!/onotmesis)enuh +egenerasi kira-kira " inci per bulan 0idak
&&& arsial +egenerasi kira-kira " inci per bulan $a
&9 0idak adaSetelah tindakan bedah, regenerasi terjadi kira-kira " inci per
bulan$a
9 (*eurotmesis) 0idak ada Setelah tindakan bedah, regenerasi terjadi kira-kira " inci per $a
5
-
7/23/2019 saraf terjepit
6/17
bulan.
II. (. Ne$ro%ati Kom%resif1
imanapun berada, bila sebuah saraf perifer mele%ati tero%ongan yang tersusun
dari jaringan fibro-osseous, saraf tersebut berisiko mengalami jebakan atau kompresi,
terutama jika jaringan di sekitarnya membengkak (seperti pada kehamilan, miksedema
atau rheumatoid arthritis) atau jika terdapat obstruksi local (ganglion atau osteofit).
'ompresi pada saraf menghambat aliran darah epineural dan konduksi aksonal,
sehingga muncul gejala seperti kebas, parestesia dan kelemahan otot adanya pemulihan
dari iskemia menjelaskan perbaikan mendadak dari gejala setelah operasi
dekompresi.'ompresi yang berat atau memanjang menyebabkan demielinasi segmental,
atrofi otot setempat dan fibrosis saraf, sehingga gejala tersebut sulit berkurang %alaupun
setelah dilakukan dekompresi.
*europati kompresif berhubungan dengan penyakit umum seperti diabetes atau
konsumsi alkohol, sehingga menyebabkan saraf tersebut lebih sensitif terhadap efek
kompresi. 0erdapat bukti bah%a kompresi proksimal (discogenic root compression)
mengganggu sintesis dan transport substansi neural, sehingga merupakan predisposisi
terjadinya jebakan saraf bagian distal, atau disebut juga double-crush syndrome.
+egio yang paling sering terjadi kompresi saraf antara lain carpal tunnel (*ervus
Medianus) dan cubital tunnel (*ervus :lnaris), sedangkan yang jarang terjadi antara lain
tarsal tunnel(posterior nervus tibialis), ligamentum inguinale (nervus cutaneous lateral
femur),suprascapular notch(nervus suprascapularis), dan ;bular neck (nervus
peroneuscommunis). Sebuah kasus khusus yaitu thoracic outlet, dimana arteri subklavia
dan rootdari pleksus brakhialis berjalan menyilangi costae pertama diantara otot scalenus
anterior dan medius.ada kasus ini terdapat tanda dan gejala vaskuler serta neurologis.
II. ). Patofisiolo*i+ ,istolo*i+ Dan Biokimia Dari Ne$ro%ati Kom%resif2
6
-
7/23/2019 saraf terjepit
7/17
Suatu saraf perifer terdiri dari akson yang termielinasi dan tidak bermielin, yang
bermula dari ganglion pada dorsal root (serabut sensoris) dan pada substansia gricea dari
anterior horn (serabut motoris) untuk membentuk suatugabungan saraf perifer. Beberapa
serabut otonom juga diba%a oleh saraf tersebut. eran dari jaringan ikat sangatlah penting
dalam diskusi ini.
'ompresi dari suatu saraf dalam region tertentu dapat berlanjut menjadi suatu
kaskade perubahan fisiologis yang berdampak pada situasi patologis dan kemudian terjadi
perubahan anatomis pada tahapan selanjutnya. ada akhirnya akan ada bahaya yang
cukup berat pada fungsi saraf bila tidak segera ditangani. Mackinnon pada artikel
seminarnya mengenai patofisiologi telah mendiskusikan hal ini.
!kson tersebut a%alnya adalah neuroektodermal, sementara jaringan ikat bera%al
dari mesodermal. Masing-masing akson ditutupi oleh endoneurium, suatu kumpulanakson
yang dikelilingi oleh perineurium yang merupakan lapisan paling penting dalam
neurofisiologi dimana lapisan tersebut me%akili al ini akan menga%ali reaksi
7
-
7/23/2019 saraf terjepit
8/17
inflamasi dan akhirnya pembentukan skar atau bekas luka. Bila lokasi barrier pada lapisan
dalam perineurium masih relatif utuh, hal ini akan menyebabkan peningkatan tekanan
cairan dan sindrom kompartemen di dalam fasikel.
II. 0. Ne$ro%ati Kom%resifAk$t)
+ydevik et al mempelajari efek dari kompresi bertahap dari aliran darah
intraneural dan menunjukkan bah%a tekanan eksternal sebesar 1# mm>g mengurangi
aliran darah venula epineural, tekanan sebesar 4# mm>g menginhibisi transport aksonal
baik anterograd maupun retrograd, dan dengan tekanan sampai ?# mm>g, semua aliran
darah intraneural terhenti. erubahan ini bersifat sementara dan karenanya dapat pulih
seperti semula dalam %aktu singkat. eningkatan tekanan akut yang memanjang dapat
menyebabkan kerusakan yang bertahan lebih lama. 0ourni@uet alsy merupakan contoh
klinis yang baik dari kompresi akut yang menyebabkan defisit.0ourni@uet alsy bisa
sembuh dalam 4-A minggu tapi bisa juga tidak.
II. . Ne$ro%ati Kom%resifKronis)
Sebuah model dari kompresi saraf kronis telah dicoba menggunakan kafcuff
silastik yang ditempatkan pada nervus skiatik mencit dan nervus medianus pada he%an
primata.3-2 >asil dari studi ini mirip dengan yang disebutkan di atas dengan catatan
hubungan dosis-respon antara durasi kompresi dan cedera saraf. erubahan a%al yaitu
rusaknya sa%ar darah-saraf, diikuti oleh edema subperineural dan fibrosis terlokalisir,
kemudan difus, muncul demielinasi, dan akhirnya terjadi degenerasi allerian.
erubahan-perubahan ini paling jelas terlihat pada saraf perifer yang berada tepat di
ba%ah area kompresi. >al ini mungkin menjelaskan mengapa nervus medianus dari
serabut jari tengah menjadi tempat munculnya gejala pertama.
>istopatologi dari kompresi saraf kronis mengikuti suatu kesatuan yang sejalan
dengan keluhanrespons sensoris pasien, yang berkembang dari parestesia hilang timbul
menjadi kebas yang menetap. erkembangan keluhan respons motorik bera%al dari nyeri
sampai menjadi kelemahan dan kemudian menjadi atrofi. Sunderland mengutip 1 laporan
langka dimana tersedia material nekropsi. Suatu deskripsi singkat dari temuannya adalah
sebagai berikutC terjadi suatu pelebaran
-
7/23/2019 saraf terjepit
9/17
peningkatan dalam endoneurium yang telah merusak Dselubung myelinE. !danya
pembengkakan menunjukkan peningkatan jaringan ikat yang cukup besar, baik epineurial
maupun intrafunikular, %alaupun peningkatan pembengkakan telah terjadi
sebelumnya.0homas dan Fullerton ("2A4) melaporkan suatu kasus bilateral dimana saraf
sebelah kanan (gejala yang ditandai) memiliki gambaran yang mirip dengan yang
dilaporkan oleh Marie dan Foi/ ("2"4) namun saraf kiri (gejala yang lebih ringan)
tampak normal.emeriksaan histologis dari kedua bagian saraf di ba%ah retinakulum
menunjukkan peningkatan jaringan ikat baik perineurial dan endoneurial dan penurunan
ukuran serabut saraf.
Sud et al telah mendiskusikan susunan biokimia dari kompresi saraf dan efek
resultan pada saraf dan sinovium di sekitarnya. Mereka menyebutkan bah%a serum dan
kadar radikal oksigen bebas malondialdehida bis dietil asetat (free o/ygen radical
malondialdehyde bis diethyl acetate (M!)) pada jaringan didapatkan lebih tinggi pada
orang-orang yang terus-menerus mengalami stres oksidatif. 7edera seluler yang dibuat
karena jenis oksigen reaktif tersebut menginisiasi metabolisme asam arakhidonat menjadi
produk siklooksigenase seperti 1, suatu vasodilator kuat yang diketahui
meningkatkan sensitivitas akhiran saraf pada stimulus kimia dan mekanis yang
berkontribusi dalam stimulus nyeri pada pasien dengan 70S. 'erusakan seluler
menyebabkan iskemia neural dan sinovial yang berkontribusi pada produksi sitokin.
'adar &6-A yang tinggi menyebabkan proliferasi fibroblas dan penebalan sinovial.
9
-
7/23/2019 saraf terjepit
10/17
ambar 1. >istopatologi dari kompresi saraf kronis menunjukkan suatu spektrum
perubahan yang dia%ali dari rusaknya sa%ar darah-saraf dan dengan kompresi
berkelanjutan menyebabkan terjadinya degenerasi aksonal. 0anda dan gejala pasien dan
pemeriksaan sensorik akan berparalel dengan perubahan histopatologi yang terjadi di
saraf.
'arenanya, cedera reperfusi yang diinduksi oleh iskemia memainkan peran
penting dalam tanda dan gejala 70S. 0emuan ini menekankan pada pembengkakan fle/or
tenosinovium dengan kompresi tidak langsung pada saraf. >istologi dari sinovium selalu
merupakan inflamasi non-spesifik dan rantai perubahan kimia yang telah disebutkan
sebelumnya menjelaskan fenomena ini.
II. . Pemben*kakan Sino/i$m
enurunan a%al dalam aliran darah epineural selanjutnya akan diikuti oleh
berkurangnya aliran darah endoneural dan edema."Galam proses ini,sebagian mungin
ireversibel, dan berimbas pada munculnya impuls abnormal, keterlambatan konduksi atau
blok total."? 'arenanya terdapat suatu spektrum keseluruhanmengenai patofisiologi
neuropati kompresif, dan tergantung pada tingkat keparahan dan durasi kompresinya,
tingkat kerusakan dapat diketahui. ada akhirnya, dapat disimpulkan bah%a kompresi
saraf kronis dengan kelemahan otot berkepanjangan dan gangguan sensoris terkadang
menunjukkan pemulihan seperti sedia kala dengan sangat cepat setelah operasi
dekompresi saraf. 0emuan ini menunjukkan keberadaan blok metabolik lokal di dalam
segmen saraf yang terkompresi. +eversibilitas cepat ini mengindikasikan bah%a
gangguan semacam itu mungkin berdasarkan gangguan mikrovaskuler temporer di bagian
saraf yang terkompresi sebagai tambahan dari perubahan mielin lokal.
II. 3. Do$ble Cr$s& S"ndrome
>ipotesis ouble 7rush diperkenalkan oleh :pton dan Mc7omas yang
menyatakan bah%a kompresi saraf pro/imal dapat menyebabkan lokasi distal menjadi
lebih rapuh terhadap kompresi. Mereka mencatat tingginya insidensi sindroma
tero%ongan karpal dan kubital yang berhubungan dengan cedera saraf servikal. Mereka
menyimpulkan bah%a sumasi kompresi sepanjang saraf akan berdampak pada perubahan
aliran aksoplasmik dan patologi serta simptomatologi berikutnya. 'emungkinan kompresi
10
-
7/23/2019 saraf terjepit
11/17
Peningkatan panjang otot
Middle trapezius
Lower trapezius
Penurunan panjang otot
terno!leido"astoid
erratus anterios
Pronator teres
!alene "us!les
Pe!toralis "inor
Posisi#postur a$nor"al
%rau"a
postural
Peningkatan dala" tekanan atau ko"presi sara&
'arpal tunnel
'u$ital tunnel
Median ner(e o& &orear"
)adial sensor*
+ra!,ial ple-us
.ele"a,an otot
Middle trapezius
Lower trapezius
erratus anterior
Penggunaan otot $erle$i,
/pper trapezius
Le(ator s!apulae
saraf pada situs distal yang membuat saraf proksimalnya rentan terhadap kompresi
sekunder telah diajukanC suatu himpitan rangkap terbalik. >ampir serupa, penyakit
sistemik seperti diabetes dapat dipertimbangkan untuk menurunkan ambang batas
terjadinya kompresi saraf. 'arenanya, apapun yang secara hipotesis dapat mengubah
transport aksoplasmik akan membuat saraf menjadi lebih rentan mengalami neuropati
kompresif dan bertindak sebagai suatu
-
7/23/2019 saraf terjepit
12/17
memendek akan melemah sehingga jarang digunakan. Htot lain akan mengkompensasi
kelemahan tersebut dan menjadi overuse, sehingga menyebabkan pola ketidakseimbangan
otot.
II. 14. #lektrodia*nosis Dalam Ne$ro%ati Kom%resif
!danya jepitan mengimplikasikan kompresi kronis dan seringkali meningkat
perlahan dari saraf ketika saraf tersebut mele%ati suatu spatium fibrooseous I contoh
paling umum yaitu 70S. aris besar abnormalitas yang dideteksi dalam evaluasi
elektroneuromyografik dari sindroma jepitan saraf dijabarkan dalam bagian ini. 'ompresi
kronis saraf biasanya berimbas pada kombinasi demielinisasi fokal (tepat di ba%ah
tempat jepitan) dan degenerasi akson, tergantung kronisitasi dan tingkat keparahan lesi.
erubahan ini bertanggungja%ab dalam abnormalitas yang terdeteksi dalam evaluasi
elektrofisiologis.
lektroneuromografi terdiri dari suatu serial pemeriksaan yang dilakukan
berurutan untuk membangu diagnosis disfungsi neuromuskuler. emeriksaan ini
membantu melokalisir situs lesi secara akurat, menegakkan diagnosis obyektif, membantu
menilai tingkat keparahan, menentukan patofisiologi predominan dan lanjut,
menyediakan dasar perbandingan dan mengenali defek minal. aling penting yaitupemeriksaan ini merupakan satu-satunya tes untuk menilai fungsi saraf. emeriksaan
yang dilakukan merupakan studi konduksi saraf untuk saraf sensorik dan motorik dan
elektromyografi jarum (needle electromyography).
Studi konduksi saraf sensorik merupakan yang paling a%al untuk menunjukkan
abnormalitas perlambatan (demielinisasi lokal) dalam saraf yang melintasi situs jepitan.
!bnormalitas konduksi motorik umumnya didapatkan nanti dengan perlambatan pada
situs lokasi diikuti oleh hiangnya akson (baik sensorik maupun motorik) bila jepitan
tersebut tidak segera dilepaskan. lektromiografi digunakan untuk mendeteksi hilangnya
akson yang bersifat kronis kecuali terdapat tekanan eksternal akut super yang
ditambahkan ke saraf yang telah terjebak sebelumnya.
II. 11. Bra&ial Ne$ral*ia
Brachial Neuralgia (B*) dikenal le%at kondisi scapula alata atau winging
scapula.B* umumnya memerlukan %aktu dari beberapa minggu sampai bulan untuk
menimbulkan gejala, maka dari itu diagnosis dari penyakit ini biasanya
12
-
7/23/2019 saraf terjepit
13/17
tertunda.enegakkan diagnosis yang efisien diperlukan karena penangangan a%al akan
membuat kondisi pasien dan pemulihannya lebih baik. *amun, hal ini tidak selalu mudah
dilakukan dengan mempertimbangkan bah%a penyakit ini bersifat multifocal dan
memiliki cakupan klinis yang bervariasi.!dapun gejala khas dari penyakit ini diantaranya
adanya nyeri berat seperti rasa terbakar yang muncul tiba-tiba di region bahu dan lengan
atas, yang diikuti gejala sensoris dan kelemahan otot-otot yang diinervasi pleksus
brakhialis.
&. "". ". tiologi
tiologi dari Brachial *euralgia masih belum jelas, namun imunitas yang dimediasi
sel 0 dan sel B ikut terlibat. Hnset dari penyakit ini berhubungan dengan infeksi virus,
vaksinasi (terutama terhadap tetanus), interleukin-1 dan terapi interferon, trauma,
neoplasma dan terapi radiasi..fek samping dari terapi interleukin-1 termasuk
leukoencephalopathy disertai fokal demielinisasi perivaskuler dan infiltrasi limfosit-0,
yang mendukung pemikiran kemungkinan reaksi imunologis pada myelin.Sebuah
penelitian terhadap pasien dengan B* yang sebelumnya dilakukan biopsy pleksus
brakhialis menunjukkan keberadaan infiltrasi mononuclear disekitar pembuluh darah
epineural dan endoneural namun tanpa disertai tanda yang pasti dari vaskulitis. roses
infiltrasi berisi limfosit-0.
&&. "". 1. ambaran 'linis
Brachial *euralgia (B*) dapat terjadi pada otot di region manapun yang diinervasi
oleh pleksus brakhialis, dalam berbagai kumpulan gejala, yang mengindikasikan
keterlibatan dari lesi multifocal. Sebagai tambahan dari gambaran klinis yang beragam,
terdapat pula gambaran dimana serangan B* dapat terjadi pada saraf motoric maupun
sensorik, dan dapat dimungkinkan saraf-saraf yang tidak berkaitan langsung dengan
pleksus brakhialis juga ikut terlibat, sehingga menyebabkan sulitnya menegakkan
diagnosis. B* terkadang sulit untuk dikanali, terutama pada onset a%al, sehingga kadang
dapat disalahartikan menjadi penyakit lain yang berasal dari vertebra servikal atau lengan.
a. Fase !kut
*yeri muncul tiba-tiba dan tanpa dipicu seperti nyeri terbakar, dan kadang hingga
membangunkan pasien jika saat tidur posisi lengan pasien tertindih badan.*yeri yang
dirasakan sangat intens, tidak tertahankan atau kadang dirasakan berbeda dari nyeri
13
-
7/23/2019 saraf terjepit
14/17
sebelumnya, kecuali pada serangan brachial neuralgia sebelumnya.ada skala nyeri dari
"-"#, pasien biasanya menilai nyerinya pada skala G atau lebih.*yeri inisial biasanya
berlanjut dan mencapai puncaknya dalam beberapa jam.*yeri ini berlangsung di malam
hari, biasanya saat antara tengah malam sampai pukul G pagi keesokan harinya dan nyeri
biasanya semakin bertambah saat malam hari, dan mengganggu istirahat pasien. *yeri
tersebut bermanifestasi dengan penyebaran di cabang upper, middle atau lower dari
pleksus brakhialis atau kombinasi diantaranya.
*yeri yang muncul a%alnya muncul di region bahu dan menjalar sampai lengan, namun
bisa juga muncul dari vertebra cervical, dan kemudian menjalar sampai lengan, di daerah
scapula yang menjalar hingga ke dagu atau lengan, dan dapat juga muncul pada daerah
yang diinervasi pleksus brakhialis ekstremitas inferior, lengan medial, aksila dan tangan.
*yeri berlangsung rata-rata hingga 1G hari.urasi rata-rata nyeri dua kali lebih lama pada
pria dibandingkan pada %anita pada pria dilaporkan nyeri berlangsung rata-rata selama
35 hari sedangkan pada %anita rata-rata 14 hari.
ada pemeriksaan neurologis, tidak terdapat keterbatasan selama rotasi pasif atau baduksi
dari sendi bahu. Selain itu, nyeri tidak bertambah saat bergerak atau karena penekanan
pada likasi nyeri, sehingga stretching test biasanya negative, Flexion-adduction sign -
(axman)biasanya khas, dimana bahu dan lengan pasien dalam posisi adduksi dan sendi
siku fleksi. +efleks fisiologis seringkali menurun pada B*.
b. Fase 'ronis
Fase akut dari penyakit ini berlangsung tiga sampai empat minggu.ada fase kronis
dimana berlangsung dari bulan bahkan tahun, pasien biasanya mengeluhkan kelemahan
tanpa disertai nyeri dan diikuti tanda berupa atrofi otot local dan dislokasi scapula.
14
-
7/23/2019 saraf terjepit
15/17
*yeri yang muncul berasal dari origo otot setempat yang kemudian berkembang menjadi
paresis otot di region periscapular, cervical atau occipital yang menyerupai nyeri
radikuler.*yeri ini kadang terasa lebih berat dibandingkan kelemahan otot residual.
&. "". 4. aresis dan !trofi
Setiap otot yang diinervasi pleksus brakhialis dapat terjadi paresis dan atrofi karena
B*. 'elemahan kadang berkembang dalam 13 jam pertama setelah onset nyeri.
'elemahan otot biasanya terjadi pada otot-otot berikut iniC infraspinatus (G1J), seratus
anterior (G#J), biseps (A#J), deltoid (5#J), trapeKius (1#J) dan pektoralis mayor
("5J), sedangkan otot sternokleidomastoideus terpengaruh hanya pada GJ kasus.
Fasikulasi yang terjadi pada otot yang terkena B* tidak selalu terjadi, namun biasanya
muncul bersamaan dengan kelemahan otot, mungkin dikarenakan hipersensitivitas
denervasi, namun dapat juga muncul pada fase kronis dalam bentuk yang lebih
berat.!trofi otot muncul dalam lima minggu. 'elemahan pada otot seratus anterior yang
menyebabkan %inging scapula biasanya dapat terlihat. roses pemulihan pada fungsi
motoris biasanya dimulai pada bulan keenam hingga ketujuh dari onset a%al penyakit.
angguan Fungsi Sensoris
>iperestesia bersamaan dengan parestesia merupakan gejala sensoris yang biasanya
muncul.!llodynia jarang terjadi dan hanya muncul pada sebagian kecil kasus. ada
pasien dengan keluhan nyeri dan gangguan fungsi sensoris, keluhan biasanya munculpada daerah yang diinervasi nervus cutaneous lateral di sendi siku. ada pasien tanpa
keluhan gangguan fungsi sensoris, nervus thoracic longus paling sering terkena.
angguan Sistem Htonom
ejala otonom biasanya bermanifestasi dalam bentuk disfungsi vasomotor, perubahan
kondisi kulit, rambut dan kuku, edema, disregulasi suhu tubuh, serta peningkatan
perspirasi.ejala tersebut lebih umum terjadi pada pasein dengan keterlibatan pleksus
brakhialis segmen ba%ah.
15
-
7/23/2019 saraf terjepit
16/17
&. "". 3. iagnosis
iagnosis dari Brachial *euralgia ditegakkan terutama secara klinis, namun
pemeriksaan radiologis, laboratorium dan pemeriksaan neurofisiologis tertentu dapat
sangat membantu dalam memastikan diagnosis dan membedakan Brachial *euralgia
dengan penyakit lain.
&&. "". 5. enatalaksanaan
Sejumlah penulis melaporkan pengalaman positif menggunakan kortikosteroid pada
penanganan Brachial *euralgia. Sebuah studi prospektif dimana membandingkan
pemulihan pasien yang diterapi menggunakan dan tanpa menggunakan kortikosteroid
memastikan efek positif dari terapi kortikosteroid yang digunakan per oral dengan dosis
A# mg per hari pada minggu pertama, yang kemudian dilakukan tapering o!! "# mg,
sehingga durasi keseluruhan terapi adalah dua minggu. 0erapi menggunakan
kortikosteroid meningkatkan pemulihan pasien, terutama paresis otot, dengan efek terbaik
didapatkan dalam dua minggu pertama.*amun terapi kortikosteroid ini tidak memiliki
efek signifikan terhadap durasi dan intensitas nyeri.
ada fase akut, imobilisasi dan mengistirahatkan lengan yang terkena disertai pemberian
analgesic sangat direkomendasikan.Hbat-obatan !ntirheumatoid *on-steroid dengan efek
jangka panjang, dikombinasikan dengan opioid (morfin) jika perlu, menunjukkan hasil
yang efektif.abapentin, karbamaKepin dan amitriptilin tidak direkomendasikan pada fase
akut karena onset kerja yang lambat, namun cukup berguna untuk meredakan nyeri pada
fase kronis.
Saat nyeri sudah mereda, disarankan untuk segera melakukan latihan fisik, yang dapat
berlangsung tiga sampai delapan minggu, yang mana dapat membantu menjaga kekuatan
otot dan mobilitas dari sendi bahu dan sendi siku.6atihan fisik sangat berpengaruh
terhadap kecepatan pemulihan dari bahu atau siku yang terkena, sehingga dapat kembali
ke fungsi yang normal.
16
-
7/23/2019 saraf terjepit
17/17
DA5TA6 PUSTAKA
". Solomon 6, ar%ick L, Selvadurai *. eripheral *erve isorders, in !pley=s
System of Hrthopaedics and Fractures. :nited 'ingdomC >odder !rnold 1#"#.
1. Mackinnon S. athophysiology of nerve compression.>and 7lin. 1##1"?C14"I3". ubMedN
4. Sud 9, Freeland !. Biochemistry of 7arpal 0unnel
Syndrome. Microsurgery. 1##515C33IA. ubMedN
3. Mackinnon S, *ovak 7B. 7ompression *europathies, in reen=s Hperative >and
Surgery Athed. 1#"#
5. Martic 9, odnar S, Lovin O. 7linical Manifestations Hf Brachial *euralgia, in
7urrent 0op *eurology sychiatric isciplined 9ol "?, *o. ". 1#"#
A. 0hompson L7. *erve Basic Science, in *etter=s 7oncise of Hrthopaedic !natomy 1nd
ed. 1#"#
G. Seiler L. *erve &njuries, in ssentials of >and Surgery, "sted. 6ippincot illiams P
ilkins. 1##1
?. oyle L+. *erve &njuries, in >and P ristC Hrthopaedic Surgery ssentials.
6ippincot illiamsP ilkins. 1##A
2. ellon !6. *erve 7ompression Syndromes, in >and and rist Surgery Secret.
>anley P Belfus. 1###
"#. 6undborg , Myers +, o%ell >. *erve compression injury and increased
endoneurial fluid pressureC ! Dminiature compartment syndromeE L *eurol *eurosurgsychiatry.1#"43AC"""2I13.
"". +ydevik B, 6undborg , Bagge :. ffects of graded compression on intraneurial
blood flo%. !n in vivostudy on rabbit tibial nerve. L >and Surg. 1#""AC4I"1.
12ahlin 6B, 6undborg . 0he neurone and its response to peripheral nerve
compression. L >and Surg. 1#"#"5-BC5I"#.
17
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12371026http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15481038http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15481038http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12371026