pemba has ana

26
PEMBAHASAN A. PENGERTIAN MIKROMERITIK Mikr omer itik bias anya diar tikan sebagai ilm dan teknologi tentang !art ikel yang ke"il. #kran !artikel da!at dinyatakan dengan berbagai "ara. #kran diameter rat a$r ata% k ran la s !erm kaa n rat a$rata% &ol me rata$rata dan seb aga inya. Pengertian kran !artikel adala' kran diameter rata$rata. Ilm !engeta'an dan teknologi tentang !artikel$!artikel ke"il ole' (ella )alle yang dinamakan *Mikromeritik+. (is!ersi koloid mem!nyyai si,at karakterist ik yait !artikel$!artikelnya tidak da!at dili'at diba-a' mikrosko! biasa% sedangkan !artikel$ !artikelnya dari emlsi dan ss!ensi ,armasi serta serbk 'als krannya berada dalam arak !engli'atan mikrosko!. Partikel$!artikel yang krannya sebesar serbk kasar % gran lat tablet ata granl at gara m% krannya berada dalam arak !engayakan.  Kisaran kran kira$kira dari !artikel dalam ,armasi terda!at dalam tabel /./ Ta bel /./. Dimensi Partikel dala m Sistem Oispersi Fa rmasetik Setia! km!lan !artikel biasanya disebt !olidis!ersi. Karenanya !erl ntk mengeta'i tidak 'anya kran dari sat !artikel tertent% ta!i ga bera!a banyak !artikel$!artikel dengan kran yang sama ada dalam sam!el. 0adi kita !erl sta !erkiraan kisaran kran tertent yang ada dan banyaknya ata berat ,raksi dari tia!$ tia! kran !artikel% dari sini kita bisa meng'itng kran !artikel rata$rata ntk sam!el tersebt 1/2 #kran !artikel ba'an obat !adat mem!nyai !eranan !enting dalam ,armasi% sebab kran !artikel mem!nyai !eranan besar dalam !embatan sediaan obat dan  ga ter'a da! e,ek ,isio logisnya. 1/2 Pentingnya mem!elaari mikromiretik% yait /. Meng'itng las !ermkaan 3. kimia dan ,isika dalam ,ormlasi obat 4. Se"ara teknis mem!elaari !ele!asan obat yang diberikan se"ara !er oral% sntikan dan to!ikal 5. Pembatan obat bentk emlsi% ss!ensi dan ds!ensi 6. Stabilitas obat 1tergantng dari kran !artikel2.

Upload: abdul-nasir

Post on 18-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 1/26

PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN MIKROMERITIK 

Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilm dan teknologi tentang !artikel

yang ke"il. #kran !artikel da!at dinyatakan dengan berbagai "ara. #kran diameter

rata$rata% kran las !ermkaan rata$rata% &olme rata$rata dan sebagainya.

Pengertian kran !artikel adala' kran diameter rata$rata.

Ilm !engeta'an dan teknologi tentang !artikel$!artikel ke"il ole' (ella )alle

yang dinamakan *Mikromeritik+. (is!ersi koloid mem!nyyai si,at karakteristik yait

!artikel$!artikelnya tidak da!at dili'at diba-a' mikrosko! biasa% sedangkan !artikel$

!artikelnya dari emlsi dan ss!ensi ,armasi serta serbk 'als krannya berada

dalam arak !engli'atan mikrosko!. Partikel$!artikel yang krannya sebesar serbk 

kasar% granlat tablet ata granlat garam% krannya berada dalam arak 

!engayakan.

  Kisaran kran kira$kira dari !artikel dalam ,armasi terda!at dalam tabel

/./

Tabel /./. Dimensi Partikel dalam Sistem Oispersi Farmasetik 

Setia! km!lan !artikel biasanya disebt !olidis!ersi. Karenanya !erl ntk 

mengeta'i tidak 'anya kran dari sat !artikel tertent% ta!i ga bera!a banyak 

!artikel$!artikel dengan kran yang sama ada dalam sam!el. 0adi kita !erl sta

!erkiraan kisaran kran tertent yang ada dan banyaknya ata berat ,raksi dari tia!$

tia! kran !artikel% dari sini kita bisa meng'itng kran !artikel rata$rata ntk 

sam!el tersebt 1/2

#kran !artikel ba'an obat !adat mem!nyai !eranan !enting dalam ,armasi%

sebab kran !artikel mem!nyai !eranan besar dalam !embatan sediaan obat dan

 ga ter'ada! e,ek ,isiologisnya. 1/2

Pentingnya mem!elaari mikromiretik% yait

/.  Meng'itng las !ermkaan

3.  kimia dan ,isika dalam ,ormlasi obat

4.  Se"ara teknis mem!elaari !ele!asan obat yang diberikan se"ara !er oral% sntikan dan

to!ikal

5.  Pembatan obat bentk emlsi% ss!ensi dan ds!ensi

6.  Stabilitas obat 1tergantng dari kran !artikel2.

Page 2: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 2/26

Pengeta'an dan !engendalian kran% serta kisaran kran !artikel sangat

!enting dalam ,armasi. Se'ingga las !ermkaan dari sat !artikel da!at

di'bngkan se"ara berarti !ada si,at ,isika% kimia dan ,armakologi dari sat obat.

Se"ara klinik kran !artikel sat obat da!at mem!engar'i !engle!asannya dari

bentk$bentk sediaan yang diberikan se"ara oral% !arenteral% rektal dan to!ikal.

7ormlasi yang ber'asil dari ss!ensi% emlsi dan tablet% dari segi kestabilan ,isik dan

res!on ,armakologis% ga bergantng !ada kran !artikel yang di"a!ai dalam

!rodk tersebt. (alam bidang !embatan tablet dan ka!sl% !engendalian kran

!artikel !enting sekali dalam men"a!ai si,at aliran yang di!erlkan dan !en"am!ran

yang benar dari granl dan serbk. Hal ini membat seorang ,armasis kini 'ars

mengeta''i !engeta'an mengenai mikromimetik yang baik .

B.  #K#RAN PARTIKE8 (AN (ISTRIB#SI #K#RAN

(alam sat km!lan !artikel lebi' dari sat kran 1!olidis!ers2% da si,at

!enting yait 9

a.  Bentk dan las !artikelb.  Kisaran kran dan banyaknya ata berat !artikel$!artikel yang ada dan karenanya

las !ermkaan total

#kran dari sat blatan dengan segera dinyatakan dalam garis tenga'nya.

Teta!i% begit deraat ketidaksimetrisan dari !artikel naik% bertamba' slit !la

menyatakan kran dalam garis tenga' yang berrti. (alam keadaan se!erti ini% tidak 

ada garis tenga' yang nik ntk sat !artikel. Makanya 'ars di"ari alan ntk 

menggnakan sat garis tenga' batan yang eki&alen% yang meng'bngkan kran

!artikel dan garis tenga' blatanyang mem!nyai las !ermkaan% &olme dan garis

tenga' yang sama. 0adi garis tenga' !ermkaan : d 4 adala' garis tenga' sat blatan

yang mem!nyai las !ermkaan yang sama se!erti !artikel yang di!eriksa. Garistenga' sat blatan yang mem!nyai &olme yang sama se!erti !artikel adala' garis

teng' &olme : d&.132

Garis tenga' yang di!royeksikan :d! adala' garis tenga' sat blatan yang

mem!nyai las !engamatan yang sama se!erti !artikel bila di!andang tegak lrs ke

bidangnya yng !aling stabil.#kran tersebt bisa ga dinyatakan sebagai garis

tenga' Stokes% d st % yait garis tenga' sat blatan yang mengalami sedimentasi !ada

la yang sama se!erti !artikel tidak simetris tersebt. Selal enis garis tenga' yang

dignakan men"erminkan metode yang di!akai ntk mem!role' garis tenga'

tersebt. Se!erti akan terli'at kemdian% garis tenga' yang di!royeksikan dida!atkan

dengan teknik mikrosko!ik% sedang garis tenga' Stokes ditentkan dari !enelitiansedimentasi !ada !artikel$!artikel terss!ensi. 132

Setia! km!lan !artikel biasanya disebt !olidis!ersi. Karenanya !erl ntk 

mengeta'i tidak 'anya kran dari sat !artikel tertent% ta!i ga bera!a banyak 

!artikel$!artikel dengan kran yang sama ada di dalam sam!el. 0adi kita !erl sat

!erkiraan kisaran kran yang ada dan banyaknya ata berat ,raksi dari tia!$tia!

kran !artikel. Ini adala' distribsi kran !artikel% dan dari sini kita bisa

meng'itng kran !artikel rata$rata ntk sam!el tersebt. 132

#kran Partikel Rata$rata% Misalkan kita tela' melakkan sat !emeriksaan

mikrosko!ik dari sat sam!el serbk dan men"atat banyaknya !artikel yang terletak 

dalam berbagai kisaran kran. (ata !enentan se!erti it ditnkkan dalam table 6$3. #ntk membandingkan 'arga ini dengan 'arga dari% katakanla' bat"' keda dari

Page 3: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 3/26

ba'an yang sama% kita biasanya meng'itng sat garis tenga' rata$rata sebagai dasar

ntk !erbandingan. 132

Metode$metode yang dignakan ntk menentkan kran !artikel9

a.  Mikrosko!i O!tik 

Menrt metode mikrosko!is% sat emlsi ata ss!ensi% dien"erkan ata tidak 

dien"erkan% dinaikkan !ada sat slide dan ditem!atkan !ada !entas mekanik. (i

ba-a' mikrosko! tersebt% !ada tem!at di mana !artikel terli'at% diletakkan

mikrometer ntk mem!erli'atkan kran !artikel tersebt. Pemandangan dalam

mikrosko! da!at di!royeksikan ke seba' layar di mana !artikel$!artikel tersebt

lebi' mda' dikr% ata !emotretan bisa dilakkan dari slide yang sda' disia!kan

dan di!royeksikan ke layar ntk dikr .

Kergian dari metode ini adala' ba'-a garis tenga' yang di!erole' 'anya dari

da dimensi dari !artikel tersebt% yait dimensi !anang dan lebar. Tidak ada

!erkiraan yang bisa di!erole' ntk mengeta'i ketebalan dari !artikel dengan

memakai metode ini. Tamba'an lagi% mla' !artikel yang 'ars di'itng 1sekitar 4;;$

6;;2 agar menda!atkan sat !erkiraan yang baik dari distribsi % menadikan metodetersebt memakan -akt dan elimet. Namn demikian !engian mikrosko!is dari

sat sam!el 'ars selal dilaksanakan% ba'kan ika dignakan metode analisis kran

!artikel lainnya% karena adanya gm!alan dan !artikel$!artikel lebi' dari sat

kom!onen seringkali bisa dideteksi dengan metode ini 142.

b.  Pengayakan

Sat metode yang !aling seder'ana% teta!i relati, lama dari !enentan kran

!artikel adala' metode analisis ayakan. (i sini !enentnya adala' !engkran

geometrik !artikel. Sam!el diayak melali seba' ssnan menrt meningginya

lebarnya ala ayakan !engi yang dissn ke atas. Ba'an yang akan diayak diba-a

!ada ayakan teratas dengan lebar ala !aling besar. Partikel% yang krannya lebi'ke"il dari!ada lebar ala yang dim!ai% berat'an mele-atinya. Mereka membentk 

ba'an 'als 1lolos2. Partikel yang tinggal kembali !ada ayakan% membentk ba'an

kasar. Setela' sat -akt ayakan tertent 1!ada !enimbangan 5;$/6; g setela' kira$

kira < menit2 ditentkan melali !enimbangan% !ersentase mana dari mla' yang

tela' ditimbang dita'an kembali !ada setia! ayakan 142.

".  (engan "ara sedimentasi

=ara ini !ada !rinsi!nya menggnakan rms sedimentasi Sto"ks.

 

(asar ntk metode ini adala' Atran Stokes9

 

d > .

 

Metode yang dignakan dalam !enentan !artikel "ara sedimentasi ini adala'

metode !i!et% metode 'idrometer dan metode malan"e.1?2.

Partikel dari serbk obat mngkin berbentk sangat kasar dengan kran

krang lebi' /;.;;; mikron ata /; milimikron ata mngkin ga sangat 'als

Page 4: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 4/26

men"a!ai kran koloidal% / mikron ata lebi' ke"il. Agar kran !artikel serbk ini

mem!nyai standar% maka #SP menggnakan sat batasan dengan istila' *&ery

"oarse% "oarse% moderately "oarse% ,ine and &ery ,ine+% yang di'bngkan dengan

bagian serbk yang mem! melali lbang$lbang ayakan yang tela' distandarisasi

yang berbeda$beda krannya% !ada sat !eriode -akt tertent ketika diadakan

!engadkan dan biasanya !ada alat !engadk ayakan se"ara mekanis 132.

=.  BENT#K PARTIKE8 (AN 8#AS PERM#KAAN

Pengeta'an mengenai bentk !artikel dan las !emkaan sangat di!erlkan.

Bentk !artikel mem!engar'i aliran dan si,at$si,at !engemasan dari sat serbk%

 ga mem!nyai bebera!a !engar' ter'ada! las !ermkaan. 8as !ermkaan !er

satan berat ata &olme mer!akan sat karakteristik serbk yang !enting ika kita

akan mem!elaari adsor!si !ermkaan dan la disolsi.

/./  Bentk Partikel

Sat bola mem!nyai las !ermkaan minimm !er satan &olme. Makin

tidak simetris sat !artikel% makin besar las !ermkaan !er satan &olmenya.Se!erti tela' dibi"arakan sebelmnya% sat !artikel berbentk bola diberi "iri

sem!rna dengan garis tenga'nya. 0ika !artikel menadi lebi' tidak simetris%

semakain slit ntk meneta!kan garis tenga' yang berarti bagi !artikel tersebt. Ole'

karena it se!erti tela' kita li'at% !erl sekali garis tenga' bola eki&alen dengan

!artikel tersebt. Adala' sat 'al yang mda' ntk mem!erole' las !ermkaan

ata &olme dari sat bola% karena ntk !artikel se!erti it 9

las !ermkaan > d 2  1<2 dan &olme > d 3 : ? 1/;2

(imana d adala' garis tenga' 1diameter2 !artikel. Ole' karena it las

!ermkaan dan &olme dari !artikel blat 1berbentk bola2 berbanding lrs dengan

garis tenga' kadrat 1d 22 dan garis tenga' !angkat tiganya 1d 32. Namn demikianntk menda!atkan sat !erkiraan dari las !ermkaan ata &ome sat !artikel

1ata sekm!lan !artikel2 yang bentknya tidak blat% seseorang 'ars memili' sat

garis tenga' yang mer!akan karakteristik dari !artikel tersebt dab meng'bnkan

garis tenga' ini dengan las !ermkaan ata &olmenya% dengan menggnakan sat

,aktor koreksi. Misalkan !artikel$!artikel tersebt dil'at di ba-a' mikrosko!% dan

diingikan ntk meng'itng las !ermkaan dan &ome dari garis tenga' yang

di!royeksikan% d  p% dari !artikel tersebt. Kadrat ata !angkat tiga dari dimensi yang

di!ili' ini 1dalam 'al ini d  p2 bertrt$trt sebanding dengan las !ermkaan dan

&olme. (engan memakai konstanta !erbandingan% maka kita da!at menliskan 9

las !ermkaan > sd  p2 = πds3  1//2(imana s adala' ,aktor las !ermkaan dan d s adala' diameter !ermkaan

eki&alen 1equivalent surface diameter 2

#ntk &olme kita tliskan 9

)olme > vd  p3 = 1/32

(imana & adala' ,aktor &olme dan d v adala' diameter &olme eki&alen. *7aktor

bentk * dari las !ermkaan dan &olme dalam kenyataannya adala' !erbandingan

dari garis tenga' yang sat dengan garis tenga' yang lainnya.

3./  8as Permkaan S!esi,ik 

Page 5: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 5/26

8as !ermkaan s!esi,ik adala' las !ermkaan !er satan &olme 1 S v2 ata !er

satan berat 1 S w2 dan bisa ditrnkan dari !ersamaan 1//2 dan 1/32.

4./  Metode #ntk Menentkan 8as Permkaan

8as !ermkaan sat sam!el serbk da!at di'itng dari 'asil distribsi kran

!artikel yang di!erole' dengan menggnakan sala' sat metode yang tela' dibi"arakan

diatas.Ada da metode yang biasa dignakan ntk meng'itng las !ermkaan

se"ara langsng.

Metode !ertama% didasarkan atas mla' gas ata solt dari "airan yang

diabsor!si !ada sam!el serbk ntk membentk la!isan tnggal 1monolayer2 yang

mer!akan ,ngsi langsng dari las !ermkaan.

Metode keda berdasarkan !ada kenyataan% ba'-a ke"e!atan gas ata "airan

merembes 1 fermeasi) melali sat bentangan 1bed2 serbk yang ber'bngan dengan

las !ermkaan serbk tersebt.

a2  #kran !ori

Ba'an$ba'an yang mem!nyai las s!esi,ik tingi bisa mem!nyai retakan$

retakan dan !ori$!ori yang mengabsor!si gas dan a!% se!erti air% ke dalam sela$selanya. Serbk obat yang relati, tidak lart dalam air bisa melart lebi' ata krang

"e!at dalam medim air bergantng !ada absor!sinya ter'ada! kelembaban ata

dara.

 =ara ntk mengkr !ori yakni 9

  Penggnaan aseton se'ingga meningkatkan absor!si air dan mla' tem!at ntk 

sera!an air.

  Menggnakan alat Permeabilitas dara se'ingga da!at di!erole' garis tenga' !ori$

!ori rata$rata dari tablet.

b2  Si,at @ si,at trnan serbk 

Tela' dibi"arakan sebelmya tertama ber'bngan dengan distribsi kran dan

las !ermkaan serbk% ini mer!akan da si,at dasar dari tia! km!lan !artikel.

Sebagai tamba'an !ada da si,at tersebt% ada banyak si,at trnan yang

ber'bngan dengan ,armasi% sebagai berikt 9

  Porisitas

Misalkan sat serbk sebagai "onto' ink oksid% ditem!atkan dalam glas kr

dan &olme totalnya di"atat. )olme yang ditem!atkan dikenal sebagai volume

bulk,b! 0ika serbk tidak ber!ori% yakni tidak mem!nyai !ori$!ori dalam 1!ori$!ori

internal2 ata rang ka!iler% &ome serbk blk terdiri dari &olme !artikel$!artikel!adat sebenarnya ditamba' &olme rang antara !artikel$!artikel tersebt. )olme

rang tersebt dikenal sebagai volume ron""a v, diberikan ole' !ersamaan 9

v = b # p

(imana p adala' volume sebenarn$a dari !artikel$!artikel tersebt.

  Kera!atan Partikel

Kera!atan !artikel$!artikel dalam sat keadaan tertent da!at keras ata lnak 

dan dalam keadaan ain kasar ata se!erti s!on% mk 'endakya 'ati$'ati dalam

menyatakan kera!atannya. Kera!atan se"ara ni&ersal dide,inisikan sebagai bobot !er

satan &olme. Keskaran timbl ika seseorang ma menentkan &olme !artikel

yang mengandng *mi"ros"o!i" "ra"ks+% !ori$!ori internal dan rang$rang ka!ler.Pada mmnya da!at dide,inisikan tiga ti!e kera!atan yait 9

Page 6: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 6/26

1a2 kerapatan sesun""u%n$a dari ba'anya sendiri tidak termask &oid$&oid dan !ori$

!ori inter!artike yang lebi' besar dari dimensi molekler ata dimensi atomik di dalm

kisi$kisi kristal.

1b2  &erapatan "ranular se!erti yang ditentkan dengan alan !eminda'an mer"ri

yang tidak merembes !ada tekanan$tekanan biasa didalam !ori$!ori yang lebi' ke"il

dari ±/; mikron.

1"2  &erapatan bulk serbuk se!erti yang ditentkan dari &olme blk dn bobr sat

serbk kering di dalam gelas kr silindris.

Bilamana at !adat tidak !oros% maka kera!atan sesngg'nya dan kera!atan

granlya adala' identik dan da$danya da!at di!erole' dengan alan meminda'kan

'elim ata at "air se!erti mer"ri% benena ata air.

"2  Si,at alir Serbk 

Serbk blk agak analog dengan "airan non$Ne-ton yang mennkkan aliran

!lasik dan kadang$kadang aliran dilatan% diamana !artikel$!artikelnya di!engar'i

daya tarik menarik sam!ai deraat yang ber&ariasi. Ole' karena it serbk bisa adi

mengalir bebas 1 free'flowin" 2 ata melekat. Nemann tela' membi"arakan ,aktor$

,aktor yang mem!engar'i si,at aliran dari serbk. Tertama yang elas adala' kran

!artikel% !orositas dan kera!atan% dan ke'alsan !ermkaan. Akan 'alnya !artikel$

!artikel yang relati, ke"il 1krang dari /; m2% aliran !artikel melali lbang di'ambat

karena gaya lekat 1ko%esif 2 antar !artikel krang lebi' sama dengan gaya gra&itasi.

Karena gaya gra&itasi ini mer!akan ,ngsi dari diameter !angkat tiga% maka

!engar' gra&itasi akan menadi lebi' elas ika kran !artikel bertamba' se'ingga

teradila' aliran. Ke"e!atan alir maksimm da!at ter"a!ai% kemdian berkrang ika

kran !artikel mendekati kran lbang. 0ika serbk mengandng !artikel$!artikel

ke"il yang mla'nya "k! banyak% si,at alir serbk it da!at di!erbaiki dengan

meng'ilangkan *,ines+ ata mengabsor!sinya !ada !artikel$!artikel yang lebi' besar.Kadang$kadang aliran yang elek disebabkan adanya kelembaban% dalam 'al ini

!engeringan !artikel akan mengrangi si,at ko'esi,nya

BAB IIKESIMP#8AN

/.  Mikromeritik adala' sat ilm dan teknologi yang mem!elaari tentang !artikel yang

ke"il

3.  Metode yang dignakan ntk menentkan kraan !artikel adal' metode mikrosko!i

o!tik% !engayakan%dan !engkran &olme !artikel

4.  Si,at @ si,at dari trnan serbk diantaranya adala' !orositas dan kera!atan !artikel

Page 7: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 7/26

Kelarutan

  Dasar Teori

  Fenomena distribusi adalah suatu fenomena dimana distribusi suatu senyawa antara

dua fase cair yang tidak saling bercampur, tergantung pada interaksi fisik dan kimia

antara pelarut dan senyawa terlarut dalam dua fase yaitu struktur molekul. (Anonim,

2013

  Faktor!faktor yang mempengaruhi fenomena distribusi adalah pengaruh

sifat kelarutan bahan obat terhadap distribusi menun"ukkan antara lain bahwa senyawa

yang larut baik dalam bentuk lamak terkonsentrasi dalam "aringan yang mengandung

banyak lemak sedangkan sebaliknya #at hidrofil hampir tidak diambil oleh "aringan lemak

karena itu ditentukan terutama dalam ekstrasel ($rnest, 1%%% .

  &engaruh distribusi telah disebut pengaruh obat artinya membawa bahan

obat terarah kepada tempat ker"a yang diinginkan dari segi terapeutik kita

mengharapkan distribusi dapat diatur artinya konsentrasi obat pada tempat ker"a lebih

besar dari pada konsentrasi di tempat lain pada organisme, walaupun demikian

kemungkinan untuk mempengaruhi pada distribusi dalam bentuk hal kecil, pada

kemoterapi tumor ganas sebagian dicoba melalui penyuntikan atau infus sitostatika ke

dalam arteri memasok tumor untuk memperoleh ker"a yang terarah ($rnest, 1%%%.

  'oefisien partisi minyak!air adalah suatu petun"uk sifat lipofilik atau

hidrofobik dari molekul obat. ewatnya obat melalui membran lemak dan interaksi

dengan makro molekul pada reseptor kadang!kadang berhubungan baik dengan

koefisien partisi oktanol)air dari obat (*artin, 1%%%

  'oefisien partisi (& menggambarkan rasio pendistribusian obat kedalam

pelarut sistem dua fase, yaitu pelarut organik dan air. +ila molekul semakin larut lemak,

maka koefisien partisinya semakin besar dan difusi trans membran ter"adi lebih mudah.

idak boleh dilupakan bahwa organisme terdiri dari fase lemak dan air, sehingga bila

koefisien partisi sangat tinggi ataupun sangat rendah maka hal tersebut merupakan

hambatan pada proses difusi #at aktif (Ansel, 1%-%

  uatu pengukuran lipofilisitas obat dari suatu indikasi dari kemampuannya

untuk melewati membran sel adalah koefisien partisi minyak)air dalam sistem!sistem

seperti oktanol)air dan kloroform)air. 'oefisien partisi didefinisikan sebagai perbandingan

obat yang tidak terion antar fase organik dan fase air pada kesetimbangan.

(achman,.,1%-/

  'oefisien partisi tergantung pada suhu, bukan merupakan fungsi konsentrasi

absolute #at atau olume kedua fase tersebut (*artin, 1%%0

Page 8: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 8/26

  'oefisien partisi dari obat "uga tergantung pada polaritas dan ukuran dari

molekul. bat dengan momen dipol yang tinggi, walaupun tidak terionisasi, mempunyai

kelarutan dalam lemak rendah, dan oleh karena itu sedikit terpenetrasi. onisasi bukan

sa"a mengurangi kelarutan dalam lemak sangat besar tetapi "uga menghalangi

perlintasan melewati membran yang bermuatan mumnya koefisien partisi lemak ) airdari suatu molekul merupakan indeks yang berguna dalam kecenderungan untuk

absorpsi oleh difusi pasif (4and"ar, 2005.

  &elarut secara umum dibedakan atas dua pelarut, yaitu pelarut air dan

bukan air. alah satu ciri penting dari pelarut tetapan dielektriknya ($, yaitu gaya yang

beker"a antara dua muatan itu dalam ruang hampa dengan gaya yang beker"a pada

muatan itu dalam dua pelarut. etapan ini menun"ukkan sampai se"auh mana tingkat

kemampuan melarutkan pelarut tersebut. *isalnya air dengan tetapan dielektriknya

yang tinggi ($ 6 5-,7 pada suhu 27o8, merupakan pelarut yang baik untuk #at!#at yang

bersifat polar, tetapi "uga merupakan pelarut yang kurang baik untuk #at!#at non polar.

ebaliknya, pelarut yang mempunyai tetapan dielektrik yang rendah merupakan pelarut

yang baik untuk #at non polar dan merupakan pelarut yang kurang baik untuk #at

berpolar (9ifai, 1%%7.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi distribusi #at dalam larutan, yaitu :

1. Temperatur, kecepatan berbagai reaksi bertambah kira-kira 2 atau 3 tiap

kenaikan suhu 10oC.

2. Kekuatan Ion, semakin kecil konsentrasi suatu larutan maka laju distribusi

makin kecil.

3. Konstanta ielektrik, e!ek konstanta dielektrik terhadap konstanta laju reaksi

ionik diekstrapolarkan sampai pengenceran tak terbatas, "ang pengaruh

kekuatan ionn"a 0. #ntuk reaktan ion "ang kekuatann"a bermuatan

berla$anan maka laju distribusi reaktan tersebut adalah positi! dan untuk

reaktan "ang muatann"a sama maka laju distribusin"a negati!.

%. Katalisis, katalisis dapat menurunkan laju & laju distribusi 'Katalis negati!(.

Katalis dapat juga menurunkan energi akti)itas denganss mengubah

mekanisme reaksi sehingga kecepatan bertambah.

*. Katalis +sam asa pesik, laju distribusi dapat dipercepat denganpenambahan asam atau basa. /ika laju peruraian ini terdapat bagian "ang

mengandung konsentrasi ion hidrogen atau hidroksi.

. Caha"a nergi, caha"a seperti panas dapat memberikan keakti!an "ang

diperlukan untuk terjadi reaksi. adisi dengan !rekuensi "ang sesuai dengan

energi "ang cukup akan diabsorbsi untuk mengakti!kan molekul & molekul

'Cammarata, 1*(.

  +eberapa pengukuran koefisien partisi dilakukan dengan menggunakan

partisi air dan n!oktanol, karena n!oktanol dalam banyak hal menyerupai membrane

biologis dna "uga merupakan model yang baik pada kromatografi fase terbalik. +eberapa

obat mengandung gugus!gugus yang mudah mengalami ionisasi. leh 'aren itu

koefisien partisi obat!obat ini pada p; tertentu sulit diprediksi terlebih "ika melibatkan

Page 9: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 9/26

lebih dari 1 gugus yang mengalami ionisasi. *eskipun demikian, sering kali, salah satu

gugus dalam satu molekul obat lebih mudah mengalami ionisasi daripada gugus yang

lain pada p; tertentu (4holib, ibnu, 2005

  &ada umumnya obat!obat bersifat asam lemah atau basa lemah. <ika obattersebut dilarutkan dalam air sebagian akan terionisasi. +esarnya fraksi obat yang

terionkan tergantung pada p; larutannya. bat!obat yang tidak terionkan lebih mudah

larut dalam lipida, sebaliknya yang dalam bentuk ion kelarutannya kecil atau bahkan

praktis tidak larut. =engan demikian pengaruh p; sangat besar terhadap kecepatan

absorpsi obat yang bersifat asam lemah atau basa lemah (ard"oko, 1%-5.

 /.  Menga!a ,enomena kelartan !enting ntk ran"angan ,ormlasi

  Karena kelarutan setiap bahan obat tentunya berbeda-beda, ada yang

mudah melarut ada pula yang sukar larut. Menjadi permasalahan ketika bahan

obat misal ingin dibentuk sediaan cair, namun bahan obat tersebut tidak bisa

larut. Dalam keadaan ini diperlukan cara untuk dapat melarutkan bahan obat

tersebut, karena bahan obat untuk dapat mencapai efek terapetik harus terlarut

dan terdistribusi dalam partikel kecil atau halus yang nantinya akan

memudahkan absorpsi bahan aktif obat. Untuk itu dibutuhkan faktor pendukung

untuk memudahkan bahan obat tersebut untuk dilarutkan yang nantinya tujuan

akhirnya melahirkan rancangan formulasi obat hingga terbentuk sediaan obat.  Diantaranya yang dapat mempengaruhi kelarutan adalah :

1.  nteraksi solut dan sol!en

".   p#

$.  %ekanan

&.  'uhu

(.  )engaruh bentuk dan ukuran partikel

*.  )engaruh konstanta dielektrik 

  'ehingga sangat penting untuk mengetahui fenomena kelarutan suatu

 bahan obat untuk menentukan rancangan formulasi obat dalam hal ini untukmencapai maksimum pencapaian efek farmakologisnya.

3.  A!a yang menadi 'ambatan !ada !embatan sediaan lartan

,armasetika

  +eberapa hambatan dalam pembuatan sediaan larutan farmasetika adalah

salah satunya adanya interaksi antar molekul bahan obat yang memiliki

 perbedaan sifat secara fisika dan kimia.

  'ifat fisika misalnya kadar kelarutan yang berbeda pada suhu tertentu.

'edangkan sifat kimia misalnya sifat kelarutan antara bahan obat dengan bahan

obat yang lainnya atau bahan obat dengan pelarut dimana bahan obat yang

Page 10: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 10/26

 bersifat polar akan mudah larut dalam bahan obat dan pelarut yang bersifat

 polar. 'edangkan bahan obat non polar juga akan mudah berinteraksi dengan

 bahan obat lain atau pelarut yang memiliki sifat non polar. 'elain itu adanya

kombinasi bahan obat yang memiliki kinerja sinergis dan antagonis sehingga

dibutuhkan ilmu pengetahuan untuk memilih bahan-bahan obat untuk sediaanfarmasetika dengan melihat sifat daripada bahan-bahan obat tersebut.

4.  Bagaimana dengan istila' kelartan (like dissolve like*

  “Like dissolve like” yaitu suatu at akan terlarut sempurna di dalam

 pelarutnya jika keduanya memiliki kepolaran yang sama untuk memprediksi

kelarutan.

5.  Bagaimana "ara meningkatkan kelartan obat dalam air

ara Meningkatkan Kelarutan

1.  Pembentkan Kom!leks

  aya antar molekuler yang terlibat dalam pembentukan kompleks

adalah gaya van der waals dari dispersi, dipolar dan tipe dipolar diinduksi.

katan hidrogen memberikan gaya yang bermakna dalam beberapa kompleks

molekuler dan ko!alen koordinat penting dalam beberapa kompleks logam.

  'alah satu faktor yang penting dalam pembentukan kompleks molekuler

adalah persyaratan ruang. /ika pendekatan dan asosiasi yang dekat dari molekul

donor dan molekul akseptor dihalangi oleh faktor ruang, kompleks akan atau

mungkin berbentuk ikatan hidrogen dan pengaruh lain harus dipertimbangkan.

  )olietilen glikol, polistirena, karboksimetil-selulosa dan polimer sejenis

yang mengandung oksigen nukleofilik dapat berbentuk kompleks dengan berbagai obat. 'emakin stabil kompleks organik molekuler yang terbentuk,

makin besar reser!oir obat yang tersedia untuk pelepasan. 'uatu kompleks yang

stabil menghasilkan laju pelepasan a0al yang lambat dan membutuhkan 0aktu

yang lama untuk pelepasan sempurna.

  ara ini membuat pentingnya pembuatan kompleks molekuler. Diba0ah

kompleks ini diartikan senya0a yang antara lain terbentuk melalui jembatan

hidrogen atau gaya dipol-dipol, juga melalui antar aksi hidrofob antar bahan

obat yang berlainan seperti juga bahan obat dan bahan pembantu yang dipilih.

  )embentukan kompleks sering dikaitkan dengan suatu perubahan sifatyang lebih penting dari bahan obat, seperti ketetapan dan daya resorbsinya,

sehingga dalam setiap kasus diperlukan suatu pengujian yang cermat dan cocok.

  )embentukan kompleks sekarang banyak dijumpai penggunaannya untuk

 perbaikan kelarutan, akan tetapi dalam kasus lain juga dapat menyebabkan

suatu perlambatan kelarutan.

2.  Penamba'an Kosol&en

  Kosol!en adalah pelarut yang ditambahkan dalam suatu sistem untuk

membantu melarutkan atau meningkatkan stabilitas dari suatu at, cara ini

disebut kosol!ensi. ara ini cukup potensial dan sederhana dibanding beberapacara lain yang digunakan untuk meningkatkan kelarutan dan stabilitas suatu

Page 11: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 11/26

 bahan. )enggunaan kosol!en dapat mempengaruhi polaritas sistem, yang dapat

ditunjukkan dengan pengubahan tetapan dielektrikanya.

  Kosol!en seperti etanol, propilen glikol, polietilen glikol dan glikofural

telah rutin digunakan sebagai at untuk meningkatkan kelarutan obat dalam

larutan pemba0a berair. )ada beberapa kasus, penggunaan kosol!en yang tepatdapat meningkatkan kelarutan obat hingga beberapa kali lipat, namun bisa juga

 peningkatan kelarutannya sangat kecil, bahkan dalam beberapa kasus

 penggunaan kosol!en dapat menurunkan kelarutan solut dalam larutan berair.

fek peningkatan kelarutan terutama disebabkan oleh polaritas obat terhadap

sol!en 2air3 dan kosol!en. )emilihan sistem kosol!en yang tepat dapat

menjamin kelarutan semua komponen dalam formulasi dan meminimalkan

resiko pengendapan karena pendinginan atau pengenceran oleh cairan darah.

4kibatnya, hal ini akan mengurangi iritasi jaringan pada tempat administrasi

obat.3.  Penamba'an Sr,aktan

  'urfaktan atau at aktif permukaan adalah molekul yang struktur kimianya

terdiri dari dua bagian dan mempunyai perbedaan afinitas terhadap berbagai

 pelarut yaitu bagian hidrofobik dan hidrofilik. +agian hidrofobik terdiri dari

rantai panjang hidrokarbon terhalogenasi atau teroksigenasi, bagian ini

mempunyai afinitas terhadap minyak atau pelarut non polar, sedangkan bagian

hidrofilik dapat berupa ion, gugus polar, atau gugus-gugus yang larut dalam air.

5leh karena itu surfaktan seringkali disebut ampifil karena mempunyai afinitas

tertentu baik terhadap pelarut polar maupun non polar. 'urfaktan secara

dominan terhadap hidrofilik, hidrofobik atau berada di antara minyak air.  4mpifilik merupakan sifat dari surfaktan yang menyebabkan at

terabsorpsi pada antarmuka, apakah cair6gas, atau cair6cair.

  4gar surfaktan terpusat pada antarmuka, harus diimbangi dengan jumlah

gugus-gugus yang larut air dan minyak. +ila molekul terlalu hidrofilik atau

hidrofobik maka tidak akan memberikan efek pada antarmuka. 4dsorpsi

molekul surfaktan di permukaan cairan akan menurunkan tegangan permukaan

dan adsorpsi di antara cairan akan menurunkan tegangan antarmuka.

  )enggunaan surfaktan pada kadar yang lebih tinggi akan berkumpul

membentuk agregat yang disebut misel. 'elain itu pada pemakaiannya dengankadar tinggi sampai ritical Micelle oncentration 2M3 surfaktan

diasumsikan mampu berinteraksi kompleks dengan obat tertentu selanjutnya

dapat pula mempengaruhi permeabilitas membran tempat absorbsi obat karena

surfaktan dan membran mengandung komponen penyusun yang sama. 'ifat

terpenting misel adalah kemampuannya untuk menaikkan kelarutan at-at yang

 biasanya sukar larut atau sedikit larut dalam pelarut yang digunakan. )roses ini

disebut solubilisasi yang terbentuk antara molekul at yang larut berasosiasi

dengan misel surfaktan membentuk larutan yang jernih dan stabil secara

termodinamika.  %egangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan

Page 12: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 12/26

sejajar dengan permukaan cairan untuk mengimbangi tarikan ke dalam.

%egangan antarmuka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka

dua fase cair yang tidak bercampur, dan seperti tegangan permukaan

mempunyai satuan dyne6cm. %egangan antarmuka selalu lebih kecil daripada

tegangan permukaan karena gaya adhesif antar dua fase cair yang membentuksuatu antarmuka adalah lebih besar daripada bila suatu fase cair dan suatu fase

gas berada bersama-sama. 4pabila dua cairan bercampur dengan sempurna,

tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi. 'urfaktan terbagi menjadi :

a. sr,aktan Anionik 

  'urfaktan yang larut dalam air dan berionisasi menjadi ion negatif dan ion

 positif. on negatif bertindak sebagai surfaktan misalnya 7atrium lauril sulfat.

b. Sr,aktan Kationik 

  'urfaktan yang larut dalam air, berionisasi menjadi ion negatif dan ion

 positif. on postif bertindak sebagai surfaktan, misalnya 7-setil n-etil morfoliumetosulfat.

". Sr,aktan Am,oter

  'urfaktan yang molekulnya bersifat amfoter, misalnya : 4sil

aminopropiona, midaolinum betaine.

d. Sr,aktan Nonionik 

  'urfaktan non ionik adalah surfaktan yang larut dalam air tetapi tidak

 berionisasi, misalnya : t0een dan span.

6.  Bagaimana !engar' !H ter'ada! distribsi 1!artisi2 molekl obat

1!reser,ati,2 dalam sistem emlsi ata solbilisasi misel

  8at organik yang bersifat asam lemah, dimana kelarutannya sangat

dipengaruhi oleh p# pelarutnya. Kelarutan asam-asam organik lemah seperti

 barbiturat dan sulfonamida dalam air akan bertambah dengan naiknya p#

karena terbentuk garam yang mudah larut dalam air. 'edangkan basa-basa

organik lemah seperti alkoholida dan anastetika lokal pada umumnya sukar larut

dalam air.

  +ila p# larutan diturunkan dengan

 penambahan asam kuat maka akan terbentuk garam yang mudah larut dalam air.

/adi pada p# asam, distribusi obat akan merata apabila molekul obat juga bersifat asam, sedangkan apabila molekul obat bersifat basa, molekul akan

mengendap dan tidak terdistribusi merata. )ada p# basa, distribusi obat akan

merata apabila molekul obat bersifat basa, sedangkan molekut yang bersifat

asam akan mengendap dan tidak terdistribusi secara merata.

?.  A!a it teta!an dielektrik

  %etapan dielektrik suatu campuran pelarut merupakan hasil penjumlahan

dari tetapan dielektrik masing-masing yang sudah dikalikan dengan 9 !olume

masing-masing komponen pelarut. 4dakalanya suatu at lebih mudah larutdalam pelarut campuran dibandingkan pelarut tunggalny. enomena ini dikenal

Page 13: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 13/26

dengan istilah co-sol!ency dan pelarut yang mana dalam bentuk campuran

dapat menaikkan kelarutan suatu at disebut co-sol!ent. tanol, gliserin dan

 propilen glikol adalah co-sol!ent yang umum digunakan dalam bidang farmasi

untuk pembuatan eliksir.

  Kenaikan konstanta elektrik mengakibatkan menurunnya konstanta lajureaksi untuk reaksi antar ion yang berla0anan. 'edang bagi ion yang uatannya

sama, terjadi sebaliknya. ;aitu konstanta elektrik menurun, sedang konstanta

laju reaksi meningkat.

C.  0elaskan mekanisme lartnya solt dalam sol&en "am!ranD

Menurut <angmuir proses kelarutan ada tiga tahap:

1.  )elepasan molekul dari fase solut pada suhu tertentu

".  )embentukan rongga dalam sol!en yang cukup besar untuk menerima molekul

solut

$. 

4komodasi molekul solut dalam rongga sol!en

.  0elaskan mekanisme ikatan 'idrogen lart dalam airD

  # 5 # # 5 #

 

#---5# = #-5 #---5-#------#-5

  # #

<.  A!a it intermediet sol&en

  ntermediet sol!en merupakan suatu pelarut semi polar yang berfungsi

untuk meningkatkan interaksi gugus solut non polar dalam pelarut polar dengan

cara menginduksi senya0a non polar dengan derajat kebebasan polaritas

tertentu.

4enomena distribusi

BAB I  PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang

Fenomena distribusi dan kelarutan sangat penting dipelajari dalam bidang

!armasi karena kelarutan dapat membantu kita untuk memilih medium pelarut "ang

cocok untuk obat dan dapat digunakan sebagai uji kemurnian dari obat.elain itu

Page 14: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 14/26

kelarutan dapat memberi penjelasan atau in!ormasi mengenai struktur obat dan

ga"a antar molekul obat.

5ada dasarn"a kelarutan suatu 6at bias dipengaruhi oleh jenis pelarut "ang

ada dalam larutan, pengaruh p7, temperatur, konstanta dielektrik, bentuk dan

ukuran partikel dan penampang 6at-6at lain, disamping itu !aktor "ang aling penting

dalam kelarutan suatu 6at adalah polaritas pelarut, penambahan polar akan

melarutkan lebih baik 6at-6at polar, ionik dan begitu pula sebalikn"a.

+plikasi dalam bidang !armasi "aitu obat-obat "ang digunakan dalam jangka

panjang dan pendek.alam percobaan ini min"ak dimisalkan sebagai lemak dalam

tubuh dan air suling sebagai cairan tubuh.8bat "ang e!ekn"a panjang akan

tersimpan di dalam lemak "ang memiliki durasi dan onset "ang lama.eangkan obat

"ang e!ekn"a pendek akan diserap langsung dalam cairan tubuh memiliki durasi dan

onset "ang cepat di dalam tubuh.

2.  Tuuan Per!obaan

  +dapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan koe"sien

distribusisuatu 6at di dalam min"ak dan air..

BAB II

TIN#AUAN PU$TA%A1.  Teori Umum

+ir adalah pelarut "ang baik untuk garam, gula dan sen"a$a sejeis, sedang

min"ak mineral dan ben6ene biasan"a merupakan pelarut untuk 6at "ang biasan"a

han"a sedikit larut dalam air. 5enemuan empiris ini disimpulkan dalam pern"ataan

like dissol)e like. Kelaruta bergantung pada pengaruh kimia, listrik, struktur "ang

men"ebabkan interaksi timbalm balik 6at pelarut dan 6at terlarut '9artin, 1(.

uatu 6at dapat larut dalam dua macam pelarut "ang keduan"a tidak saling

bercampur. /ika ada kelebihan cairan atau suatu 6at padat ditambahkan kedalam

campuran dari dua cairan tidak bercampur, 6at itu akan mendistribusikan diri

diantara dua !ase sehingga masing-masing menjadi jenuh. /ika 6at itu ditambahkan

kedalam pelarut tidak bercampur dalam jumlah "ang tidak cukup untuk

Page 15: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 15/26

menjenuhkan larutan, maka 6at tersebut akan didistribusikan diantara kedua lapisan

dengan konsentrasi tertentu '9ira$ati, 2011(.

:at terlarut dapat berada sebagian atau keseluruhan sebagai molekul

terdisolusi dalam ion-ion salah satu !ase tersebut. 7ukum distribusi ini diginakan

untuk konsentrasi 6at "ang umum pada kedua !ase, "aitu monomer atau molekul

sederhana dari 6at tersebut'9artin, 1 ;I+T T+7#<<=+ +2 >(.

+pabila ditinjau suatu 6at tunggal "ang terlarut dalam 2 maacm poelarut

cairan "ang tidak saling bercampur, maka dalam sistem tersebut tidak akan terjadi

keseimbangan 'e?uilibrium( sebagai berikut @

:at terlarut :at terlarut luar

4ase ba$ah 4ase atas

9enurut hukum termodinamika, pada keadaan seimbang ini nisbih 'ratio(

akti)itas species terlarut dalam kedua !ase tersebut disebut hukum distribusi <erst.

iasan"a akti)itas dapat diganti dengan konsentrasi, sehingga hukum itu dapat

ditulis sebagai berikut @ ';IT+T# +5+ I<I >(

K A Cu

  Cl

imana @ K A Koesien distribusi

  Cu A Koesien dalam !ase atas

  Cl A Koesian dalam !ase ba$ah

Koesien partisi tergantung pada suhu, bukan merupakan !ungsi konsentrasi

absolute 6at atau )olume kedua !ase tersebut '9artin, 1(.

Kelarutan suatu sen"a$a bergantung pada siat sika dan kimia 6at terlarut

dan pelarut, juga bergantung pada !aktor temperatur, tekanan, p7, larutan dan

untuk jumlah "ang lebih kecil, bergantung pada hal terbagin"a 6at terlarut '9artin,

1(.

 /ika kelebihan cairan atau 6at pelarut ditambahkan ke dalma campuran dari

dua cairan tidak bercampur, 6at itu akan mendistribusi diri diantara kedua !ase

sehingga masing-masing menjadi jenuh. /ika 6at itu ditambahkan ke dalam pelarut

tidak tercampur dalam jumlah "ang tidak cukup untuk menjenuhkan larutan, maka

6at tersebut tetap berdistribusi di antara kedua lapisan dengan perbandingan

konsentrasi tertentu '9artin, 1(.

Page 16: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 16/26

#ntuk memproduksi suatu respon biologis, molekul obat pertama-tama harus

men"eberangi suatu membran biologis beraksi sebagai suatu pembatas lemak untuk

keban"akan obat-obat dan mengi6inkan absorbsi 6at-6at "ang larut dalam lemak

dengan di!usi pasi! sedangkan 6at-6at "ang tidak larut dalam lemak dapat mendi!usi

men"eberangi pembatasan han"a dengan kesulitan "ang besar, jika tidak sama

sekali. 7ubungan antara konstanta disolusi, kelarutan dalam lemak, dan p7 pada

tempat absorbsi serta karakteristik absorbsi dari berbagai obat merupakan dasar

dari teori p7-partisi. 5enentuan derajat disosiasi atau harga pKa dari 6at obat

merupakan suatu karakteristik sika-kimia "ang relati! penting terhadap e)aluasi

dari e!ek-e!ek "ang mungkin pada absorbsi dari berbagai tempat pemberian

'+nsel,200*(.

Koesien partisi min"ak-air adalah suatu petunjuk si!at lipolik atau hidro!obik

dari molekul obat. ;e$atn"a obat melalui membran lemak dan interaksi dengan

makro molekul pada reseptor kadang-kadang berhubungan baik dengan koesien

partisi oktanolBair dari obat '9artin, 1(.

ecara kuantitati! kelarutan suatu 6at din"atakan sebagai konsentrasi 6at

terlarut di dalam larutan jenuhn"a pada suhu dan tekanan tertentu, kelarutan

din"atakan dalam mililiter pelarut "ang dapat melarutkan suatu gram 6at, pelepasan

6at dari bentuk sediaann"a sangat dipengaruhi oleh si!at-si!at sika dan kimia 6at-

6at tersebut serta !ormulasin"a. 5ada prinsipn"a obat diabsorbsi setelah 6at akti!n"a

larut dalam cairan tubuh sehingga salah satu usaha mempertinggi e!ek

!armakologin"a dari sediaan adalah dengan menaikkan kelarutan 6at akti!n"a

'9artin, 1(.

4aktor-!aktor "ang mempengaruhi !enomena distribusi adalah pengaruh si!at

kelarutan bahan obat terhadap distribusi menunjukkan antara lain bah$a sen"a$a

"ang larut baik dalam bentuk lamak terkonsentrasi dalam jaringan "ang

mengandung ban"ak lemak sedangkan sebalikn"a 6at hidrol hampir tidak diambil

oleh jaringan lemak karena itu ditentukan terutama dalam ekstrasel 'rnest, 1(.

5engaruh distribusi telah disebut pengaruh obat artin"a memba$a bahan

obat terarah kepada tempat kerja "ang diinginkan dari segi terapeutik kita

mengharapkan distribusi dapat diatur artin"a konsentrasi obat pada tempat kerja

lebih besar dari pada konsentrasi di tempat lain pada organisme, $alaupun demikiankemungkinan untuk mempengaruhi pada distribusi dalam bentuk hal kecil, pada

Page 17: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 17/26

kemoterapi tumor ganas sebagian dicoba melalui pen"untikan atau in!us sitostatika

ke dalam arteri memasok tumor untuk memperoleh kerja "ang terarah 'rnest,

1(.

egitu pula kelarutan asam organic lain dapat mempun"ai keadaan demikian,

"aitu dapat larut dalam air ataupun dapat larut dalam lemak. +plikasi di bidang

4armasi adalah apabila ada 6at penga$et untuk sen"a$a organic berada dalam

emulsi, maka penga$et ini sebagian larut dalam min"ak. Ini berarti kadar penga$et

akan meninggikan air menuju ke min"ak. 5adahal 6at penga$et bekerja dalam

media air. 5erlu diketahui bah$a perbandingan kelarutan ini dipegaruhi oleh

beberapa !aktor antara lain "ang berpengaruh pada p7 larutan '!endi, 2003(.

laporan fenomena distribusi /+<#+I 201% DI<+D+TI2%  TI<EE+;K+< K89<T+

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

  +hli 4armasi mengetahui bah$a air adalah pelarut "ang baik untuk garam,gula dan sen"a$a sejenis, sedang min"ak mineral dan ben6ene biasan"a merupakanpelarut untuk 6at "ang biasan"a han"a sedikit larut dalam air. 5enemuan empiris inidisimpulkan dalam pern"ataan like dissol)e like. Kelarutan bergantung pada pengaruhkimia, listrik, struktur "ang men"ebabkan interaksi timbal balik 6at pelarut dan 6atterlarut

  atu hal penting dari !enomena distribusi adalah si!at sen"a$a obat itu agardapat melalui membran sel "ang terdiri dari lipoprotein atau suatu lapisan hidrol danhidro!ob.

  Koesien partisi merupakan bagian "ang sangat penting dalam pembuatanobat. Khusun"a untuk membuat obat dalam. 8bat "ang kita ciptakan harus tepat sasarandan dengan mengetahui koesien partisi dapat ditetapkan cara obat masuk ke dalamliposom. 8bat supa"a mudah larut dalam lipid harus bersi!at non polar atau lipolik.Koesien partisi tidak han"a perlu diperhatikan dalam pembuatan obat dalam. alampembuatan obat luar atau topikal, koesien partisi juga merupakan hal "ang sangatpenting dan perlu diperhatikan.

5ada percobaan ini dilakukan penentuan koesien partisi dengan cara mencampurkandua 6at "ang tidak larut apabila di campurkan "aitu min"ak dan air serta penambahan

6at "ang akan di uji koesien partisin"a "aitu asam borat dan asam ben6oat

Page 18: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 18/26

2 Tuuan Praktikum

  +dapun tujuan dari praktikum !enomena distribusi ini "akni untuk menentukankoesien partisi suatu 6at

 BAB II

TIN#AUAN PU$TA%A

1 Dasar Teori

  4enomena distribusi adalah suatu !enomena dimana distribusi suatu sen"a$a antaradua !ase cair "ang tidak saling bercampur, tergantung pada interaksi sik dan kimiaantara pelarut dan sen"a$a terlarut dalam dua !ase "aitu struktur molekul. '+nonim,2013(

  4aktor-!aktor "ang mempengaruhi !enomena distribusi adalah pengaruh si!atkelarutan bahan obat terhadap distribusi menunjukkan antara lain bah$a sen"a$a "anglarut baik dalam bentuk lamak terkonsentrasi dalam jaringan "ang mengandung ban"aklemak sedangkan sebalikn"a 6at hidrol hampir tidak diambil oleh jaringan lemak karenaitu ditentukan terutama dalam ekstrasel 'rnest, 1 (.

  5engaruh distribusi telah disebut pengaruh obat artin"a memba$a bahanobat terarah kepada tempat kerja "ang diinginkan dari segi terapeutik kitamengharapkan distribusi dapat diatur artin"a konsentrasi obat pada tempat kerja lebihbesar dari pada konsentrasi di tempat lain pada organisme, $alaupun demikiankemungkinan untuk mempengaruhi pada distribusi dalam bentuk hal kecil, padakemoterapi tumor ganas sebagian dicoba melalui pen"untikan atau in!us sitostatika kedalam arteri memasok tumor untuk memperoleh kerja "ang terarah 'rnest, 1(.

  Koesien partisi min"ak-air adalah suatu petunjuk si!at lipolik atauhidro!obik dari molekul obat. ;e$atn"a obat melalui membran lemak dan interaksidengan makro molekul pada reseptor kadang-kadang berhubungan baik dengankoesien partisi oktanolBair dari obat '9artin, 1(

  Koesien partisi '5( menggambarkan rasio pendistribusian obat kedalampelarut sistem dua !ase, "aitu pelarut organik dan air. ila molekul semakin larut lemak,maka koesien partisin"a semakin besar dan di!usi trans membran terjadi lebih mudah.

 Tidak boleh dilupakan bah$a organisme terdiri dari !ase lemak dan air, sehingga bilakoesien partisi sangat tinggi ataupun sangat rendah maka hal tersebut merupakanhambatan pada proses di!usi 6at akti! '+nsel, 1(

  uatu pengukuran lipolisitas obat dari suatu indikasi dari kemampuann"auntuk mele$ati membran sel adalah koesien partisi min"akBair dalam sistem-sistemseperti oktanolBair dan kloro!ormBair. Koesien partisi didenisikan sebagai perbandinganobat "ang tidak terion antar !ase organik dan !ase air pada kesetimbangan.';achman,;.,1(

  Koesien partisi tergantung pada suhu, bukan merupakan !ungsi konsentrasi

absolute 6at atau )olume kedua !ase tersebut '9artin, 10(

Page 19: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 19/26

  Koesien partisi dari obat juga tergantung pada polaritas dan ukuran darimolekul. 8bat dengan momen dipol "ang tinggi, $alaupun tidak terionisasi, mempun"aikelarutan dalam lemak rendah, dan oleh karena itu sedikit terpenetrasi. Ionisasi bukansaja mengurangi kelarutan dalam lemak sangat besar tetapi juga menghalangiperlintasan mele$ati membran "ang bermuatan #mumn"a koesien partisi lemak B airdari suatu molekul merupakan indeks "ang berguna dalam kecenderungan untuk

absorpsi oleh di!usi pasi! 'Eandjar, 200F(.

  5elarut secara umum dibedakan atas dua pelarut, "aitu pelarut air dan bukanair. alah satu ciri penting dari pelarut tetapan dielektrikn"a '(, "aitu ga"a "ang bekerjaantara dua muatan itu dalam ruang hampa dengan ga"a "ang bekerja pada muatan itudalam dua pelarut. Tetapan ini menunjukkan sampai sejauh mana tingkat kemampuanmelarutkan pelarut tersebut. 9isaln"a air dengan tetapan dielektrikn"a "ang tinggi ' AF,*( pada suhu 2*oC, merupakan pelarut "ang baik untuk 6at-6at "ang bersi!at polar,tetapi juga merupakan pelarut "ang kurang baik untuk 6at-6at non polar. ebalikn"a,pelarut "ang mempun"ai tetapan dielektrik "ang rendah merupakan pelarut "ang baikuntuk 6at non polar dan merupakan pelarut "ang kurang baik untuk 6at berpolar 'i!ai,1*(.

+da beberapa !aktor "ang dapat mempengaruhi distribusi 6at dalam larutan, "aitu @

1. Temperatur, kecepatan berbagai reaksi bertambah kira-kira 2 atau 3 tiapkenaikan suhu 10oC.

2. Kekuatan Ion, semakin kecil konsentrasi suatu larutan maka laju distribusimakin kecil.

3. Konstanta ielektrik, e!ek konstanta dielektrik terhadap konstanta laju reaksiionik diekstrapolarkan sampai pengenceran tak terbatas, "ang pengaruhkekuatan ionn"a 0. #ntuk reaktan ion "ang kekuatann"a bermuatanberla$anan maka laju distribusi reaktan tersebut adalah positi! dan untukreaktan "ang muatann"a sama maka laju distribusin"a negati!.

%. Katalisis, katalisis dapat menurunkan laju & laju distribusi 'Katalis negati!(.

Katalis dapat juga menurunkan energi akti)itas denganss mengubahmekanisme reaksi sehingga kecepatan bertambah.

*. Katalis +sam asa pesik, laju distribusi dapat dipercepat denganpenambahan asam atau basa. /ika laju peruraian ini terdapat bagian "angmengandung konsentrasi ion hidrogen atau hidroksi.

. Caha"a nergi, caha"a seperti panas dapat memberikan keakti!an "angdiperlukan untuk terjadi reaksi. adisi dengan !rekuensi "ang sesuai denganenergi "ang cukup akan diabsorbsi untuk mengakti!kan molekul & molekul'Cammarata, 1*(.

  eberapa pengukuran koesien partisi dilakukan dengan menggunakan partisiair dan n-oktanol, karena n-oktanol dalam ban"ak hal men"erupai membrane biologisdna juga merupakan model "ang baik pada kromatogra !ase terbalik. eberapa obatmengandung gugus-gugus "ang mudah mengalami ionisasi. 8leh Karen itu koesien

partisi obat-obat ini pada p7 tertentu sulit diprediksi terlebih jika melibatkan lebih dari 1gugus "ang mengalami ionisasi. 9eskipun demikian, sering kali, salah satu gugus dalamsatu molekul obat lebih mudah mengalami ionisasi daripada gugus "ang lain pada p7tertentu 'Eholib, ibnu, 200F(

  5ada umumn"a obat-obat bersi!at asam lemah atau basa lemah. /ika obattersebut dilarutkan dalam air sebagian akan terionisasi. esarn"a !raksi obat "angterionkan tergantung pada p7 larutann"a. 8bat-obat "ang tidak terionkan lebih mudahlarut dalam lipida, sebalikn"a "ang dalam bentuk ion kelarutann"a kecil atau bahkanpraktis tidak larut. engan demikian pengaruh p7 sangat besar terhadap kecepatanabsorpsi obat "ang bersi!at asam lemah atau basa lemah 'ardjoko, 1F(.

Page 20: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 20/26

$tabilitas &bat 'Farmasi Fisika(

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Penyebab ketidakstabilan sediaan obat ada dua watak, pertaa

kali adala! labilitas dari ba!an obat dan ba!an pebantu sendiri.

"ang terak!ir di!asilkan dari ba!an kiia dan kiia #isika, untuk

lainnya adala! #aktor luar seperti su!u, kelebapan, udara, dan

$a!aya, enginduksi atau eper$epat reaksi yang yang berkurang

nilainya. %aktor&#aktor yang tela! disebutkan en'adi e#ekti#

dala skala tinggi adala! bergantung dari 'enis galenik dari

sediaan dala obat padat, seperti serbuk, bubuk, dan tablet.

Pen'elasan di atas en'elaskan kepada kita ba!wa betapa

 pentingnya kita engeta!ui pada keadaan yang bagaiana suatu obat

tersebut aan dan dapat berta!an laa, se!ingga obat tersebut

dapat disipan dala 'angka waktu yang laa tanpa enurunkan

k!asiat obat tersebut.

(tabilitas obat en$akup asala! kadar obat yang

 berk!asiat. Bila suatu obat stabil artinya dala waktu relati#

laa obat akan berada dala keadaan seula, tidak engalai

 peruba!an atau 'ika beruba! asi! dala batas yang sesuai

 persyaratan.

(eua sediaan obat eiliki batas usia sipan yangdapat

 engalai penguraian karena proses oksidasi reduksi. (e!ingga

 enyebabkan obat tersebut tidak berk!asiat ba!kan eiliki si#at

yang toksik. )le! karenaitu, pengeta!uan engenai kestabilan

suatu sediaan obat dapat diketa!ui. kestabilan #isika&kiia obat

sangat penting dilakukan ole! seorang #arasist agar dapat

 enentukan dengan tepat, kapan suatu obat dapat digunakan dan

kapan suda! rusak. ulai dari pengusa!a obat sapai ke pasien.

Pengusa!a obat !arus dengan 'elas enun'ukkan ba!wa bentuk obat

!arus dengan sediaan yang di!asilkan $ukup tabil dala 

Page 21: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 21/26

 penyipanan yang $ukup laa diana tidak beruba! en'adi *at

tidak berk!asiat atau ra$un, a!li #arasi !arus engeta!ui

ketidakstabilan potensial dari obat yang dibuatnya. Dokter dan

 penderita !arus diyakinkan ba!wa obat yang ditulis atau

digunakannya akan sapai pada tepat pengobatan dala konsentrasi

yang $ukup untuk en$apai e#ek pengobatan yang diinginkan.

I.+ u'uan Per$obaan

  u'uan dari per$obaan ini adala! untuk -

1.   engeta!ui #aktor / #aktor yang epengaru!i kestabilan suatu

*at.

+.   enentukan Ea 0Energi akti#asi dari reaksi penguraian suatu*at.

2.   enentukan usia sipan suatu *at.

BAB II

 TI</+#+< 5#T+K+

II.1 eori uu 

3estabilan suatu *at erupakan #aktor yang !arus

diper!atikan dala ebuat #orulasi suatu sediaan #arasi. Hal

ini penting engingat suatu sediaan biasanya diproduksi dala 

'ula! yang besar dan eerlukan waktu yang laa untuk sapai ke

tangan pasien yang ebutu!kannya. )bat yang disipan dala 

'angka waktu yang $ukup laa dapat engalai penguraian dan

 engakibatkan !asil urai dari *at tersebut bersi#at toksik

se!ingga dapat eba!ayakan 'iwa pasien. )le! karena itu perlu

diketa!ui #aktor&#aktor apa sa'a yang epengaru!i kestabilan

Page 22: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 22/26

suatu *at se!ingga dapat dipili! suatu kondisi diana kestabilan

obat tersebut optiu 0Anoni - +445.

(tabilitas suatu obat adala! suatu pengertian yang en$akup

 asala! kadar obat yang berk!asiat. Bila suau obat stabil artinyadala waktu relati6e laa, obat akan berada dala keadaan seula,

tidak beruba! atau bila beruba! asu! dala batas yang

diperbole!kan ole! peryaratan tertentu. Batas kadar obat asi!

 bersisa 748 keatas asi! bias digunakan, tetapi bila kadarny

kurang dari 748 tidak dapat digunakan lagi atau disebut sebagai

sub standar waktu diperlukan se!ingga obat tinggal 748 disebut

uur obat 0Anoni - +445.

 Apabila bentuk sediaan dari suatu obat diuba!, 0isalnyadengan dilarutkan dala suatu $airan, diserbuk atau pun

ditaba!kan ba!an&ba!an penolong lain, atau 'uga dilakukan

 odi#ikasi ter!adap kondisi lingkungan dari obat itu sendiri

yaitu isalnya dengan enguba!&uba! kondisi penyipanannya dan

lain sebagainya, aka dengan deikian stabilitas obat yang

 bersangkutan ungki'n 'uga akan terpengaru! 0Howard - 1797.

%aktor&#aktor yang dapat epengaru!i kestabilan suatu *at

antara lain adala! panas, $a!aya, kelebaban, oksigen, pH, ikroorganise dan lain&lain, digunakan dala #orula sediaan

obat tersebut. (ebagai $onto! - senyawa&senyawa ester dan aida

seperti ail ntrat dan klora#enikol adala! erupakan suatu *at&

*at yang uda! ter!idrolisa dengan adanya lebab, sedangkan

6itain : uda! sekali engalai oksidasi 0Anoni - +445.

Penerapan prinsip #isika kiia tertentu pada pelaksanaan

 pengka'ian stabilitas tela! terbukti sangat engntungkan

 pengabangan sediaan stabil. Hanya pendekatan itu yang eungkinkan pea#aatan data yang diperole! dari penyipanan

dala kondisi yang elebi!i keadaan noral se$ara tepat dan

 eadai, untuk aksud eraalkan stablitas pada penyipanan

noral selaa 'angka waktu yang laa. (angat penting bagi

 produsen dari produk baru pada penyipanan noral dari data

 penyipanan diper$epat, dikarenakan keuntungan ekonois besar

yang diperole! dari peasaran produk baru se$epat ungkin setela!

#orulasinya selesai 0:onnors - 177;.

Page 23: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 23/26

Pada asa lalu banyak perusa!aan #arai engadakan e6aluasi

 engenai kestabilan sediaan #arasi dengan pengaatan selaa 1

ta!un atau lebi!, sesuai dengan waktu noral yang diperlukan

dala penyipanan dan dala penggunaan. etode seperti itu

 eakan waktu dan tidak ekonois. Penelitian yang diper$epat pada

teperature tinggi'uga banyak dilakukan ole! banyak perusa!aan,

tetapi kriterianya sering erupakan $riteria yang tidak

didasarkan pada prinsip&prinsip dasar kinetik. :onto!nya beberapa

 perusa!aan enggunakan aturan ba!wa penyipanan $airan pada 2<=:

 eper$epat penguraian +> la'unya pada teperature noral,

seentara perusa!aan lain enggunakan ba!wa kondisi tersebut

 eper$epat penguraian dengan +4> la'u noral 0Al#red artin -

1772.

ela! dilaporkan !asil pengaatan ter!adap ketergantungan

!idrolisis apisilin ter!adap su!u dan terli!at pada pH ;,72

dala bentuk plot. Apisilin 'uga tela! enun'ukkan dapat

 engalai !idrolisis terkatalisis asa uu dan basa uu. Pada

su!u 25=: dan pH 1,+ e#ek gara atas !idrolisis apisilin yang

diaati adala! ?positi#@ sedikit lurus. idak ada ?e#ek gara@

yang dapat diaati pada p! ;,;7. pada pH 1,+ penaba!an alko!ol

 pada larutan akan eng!asilkan penurunan la'u !idrolisis, kali

ini berkaitan dengan pengurangan tetapan dielektriku pelarut.

 Apisilin dala larutan al$o!ol 548 eiliki waktu paru! + kali

disbanding dala pelarut yang seata&ata air 0ennaro, Al#onso -

+444.

Untuk eng!indari ter'adinya !idrolisis pada $in$in. &

laktan, keberadaan air !arus di!indarkan terutaa 'angan sapai

kontak dengan bentuk pada padatan apisilin. (u!u 'uga eainkan

 peranan penting dala la'u degradasi padatan dan larutan. 3arena

terbatasnya waktu paru! sediaan apisilin yang berada dala 

 bentuk larutan dan suspensi, aka bentuk sediaan padat erupakan

satu&satunya #orulasi stabil untuk waktu yang lebi! laa. Dengan

 enurunkan tetapan dielektriku larutan apisilin dengan al$o!ol

akan eng!asilkan stabilitas yang lebi! baik dibanding bentuk

larutan yang seata&ata air pada pH renda!. Peakaian larutan

dapar paa la'u pH iniu dan penyipanan pada konsentrasi yang

relati# renda! erupakan sala! satu alternati# dala 

 eperpan'ang stabilitas bentuk $airan 0($!una$k, Calter - 1774.

Page 24: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 24/26

Pada uunya penentuan kestabilan suatu *at dapat dilakukan

dengan $ara kinetika kiia. :ara ini eerlukan waktu yang aa

se!ingga praktis digunakan dala bidang #arasi. Hal&!al yang

 penting diper!atikan dala penentuan kestabilan suatu *at

kinetika kiia adala!-

1.  3e$epatan reaksi

3e$epatan atau la'u suatu reaksi diberikan sebagai d:dt.

 Artinya ter'adi penaba!an 0F atau pengurangan 0& konsentrasi :

dala selang waktu dt. enurut !oku aksi assa, la'u suatu

reaksi kiia sebanding !asil kali dari konsentrasi olar reaktan

yang asing&asing dipangkatkan dengan angka yang enun'ukkan

'ula! olekul dari *at&*atyang ikut serta dala reaksi. Dala reaksi -

  aA F bB F G.. Produk

la'u reaksinya adala! -

La'u & 1a d0Adt

  &1b d0Bdt GG k0Aa0B bGG

k adala! konsentrasi la'u. La'u berkurang asing&asing koponen

reaksi diberikan dala bentuk 'ula! ol ekui6alen asing&asing

koponen yang ikut serta dala reaksi.

+.  )rde reaksi

Dari !uku aksi assa, suatu garis lurus di dapat bila la'u

reaksi diplot sebagai #ungsi dari konsentrasi reaktan

dipangkatkan dengan bilangan tertentu. )rde reaksi keseluru!an

adala! 'ula! pangkat konsentrasi&konsentrasi yang eng!asilkanseluru! garis lurus. )rde bagi tiap reaktan adala! pangkat dari

tiap konsentrasi reaktan.

2.  eperatur

(e'ula! #aktor lain, selain konsentrasi dapat epengaru!i

ke$epatan reaksi. Diantaranya adala! teperature, pelarut,

katalis dan sinar. 3e$epatan berbagai reaksi bertaba! kira&kira

dua atau tiga kalinya tiap kenaikan 14=:. Pengaru! teperature

Page 25: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 25/26

ter!adap la'u ini diberikan dengan persaaan yang pertaa kali

dikeukakan ole! Arr!ineus.

  k Ae&Ea

atau

log k log A / Ea  . 1

+,242

Diana la'u spesi#ik, A adala! konstanta yang disebut #a$tor

#re'uensi, Es asala! energi akti#asi adala! konstanta gas,

1,79< kaloridera'at ol, dan adala! teperature absolute.

3onstanta itu dapat di$ari dengan enentukan k pada berbagai

teperature dan eplot 1 ter!adap log k.

;.  3ekuatan ion

Pengaru! kekuatan ion ter!adap ke$epatan reaksi dapat dili!at

dari persaaan berikut -

  Log 3 log ko F 1,4+ *A*B J

Diana -

 3 3onstanta ke$epatan penguraian pada kekuatan ion tertentu

ko  3onatanta ke$epatan penguraian pada kekuatan ion 4

* uatan ion

J 3ekuatan ion

5.  Pengaru! pH

eaksi penguraian beberapa larutan obat dapat diper$epat dengan

 penaba!an asa 0HF atau basa 0)H&. 3atalisator ini disebut

katalisator asa basa k!usus. isalnya pada reaksi !idrolisa

ester 0( dala air 0.

( F &&&&&&&&&& P

( F HF  &&&&&&&&&& (HF

(HF F P

Page 26: Pemba Has Ana

7/23/2019 Pemba Has Ana

http://slidepdf.com/reader/full/pemba-has-ana 26/26

(kea reaksi uu ini enganggap ba!wa !asil reaksi P pada reaksi

!idrolisis ini tidak bergantung kebali ebentuk ester.

Untuk reaksi ini pada uunya, la'u pebentukan !asil reaksi

dinyatakan dengan -

 dP  k 0(H F 

 dt 0(0HF

  konsentrasi asa kon'ugat (HF  erupakan 'ula! yang dapat

diukur, karena pra&kesetibangan ebutu!kan -

3 0(H F 

  0(0HF

(e!ingga -

0(HF 3 0(0HF

  Dan -

  dP  k30(0HF

  dt

  0 :onnors - 177;.