pertukaran plasma
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Pertukaran Plasma
1/4
Pertukaran Plasma
Martin dkk., (1995) telah menggambarkan suatu sindrom atipikal berupa
menetapnya preeklamsia berat eklamsia setelah pelahiran. Para peneliti tadi
melaporkan 18 perempuan dengan sindrom seperti ini yang mereka jumpai selama
periode 10 tahun. Mereka menjalankan kebijakan pertukaran plasma tunggal ataumultipel untuk perempuanperempuan ini. Pada sebagian kasus, ! " plasma
dipertukarkan tiga kalipajanan !# hingga $5 unit donor untuk tiap pasien sebelum
timbul respons. Peneliti lain telah melaporkan pertukaraan plasma yang dilakukan
pada perempuan pas%apartum dengan sindrom &'""P (oster dkk,. 00* +beidar
dkk., 00). amun, pada sebagian besar kasus, perbedaan antara sindrom &'""P
dan purpura trombositopenik trombotik atau sindrom uremik hemolitik tidaklah
jelas. -eperti yang dibahas lebih lanjut pada bab 51 (hal. 1155), berdasarkan
pengalaman kami leabih dari 50.000 perempuan yang mengalami hipertensi
gestasional di antara hamper $00.000 kehamilan yang ditatalaksana di Parkland
&ospital selama tahun 009, kami telah menjumpai sangat sedikit perempuan yang
mengalami hipertensi pas%apartum persisten, trombositopenia, dan gangguan
ungsi ginjal, yang didiagnosis sebagai mikroangiopati trombotik (/ashe dkk,.
1998). -eperti yang disimpulkan Martin dkk,. (008) setelah menulis ulasan
mengenai 1## kehamilan yang dipersulit oleh purpura trombositopenik trombotik,
uji diagnosti% %epat, aktiitas enim 2/2M3-1! dapat bermanaat untuk
membedakan sebagian besar di antaranya.
Angiopati Pascapartum. Penyebab lain menetapnya hipertensi, kejang, dan
kelainan sistem syara pusat disebut sebagai 2ngiopati Pas%apartum. Penyakit yang
dikenal juga sebagai sindrom asokonstriksi serebral reersibel ini lebih laim pada
perempuan, dan berkaitan dengan serangkaian aktor pen%etus, termasuk
kehamilan dan masa nias (-inghal dkk,. 009). Pada sebagian kasus, asokonstriksi
dapat sedemikian berat sehingga menyebabkan iskemia otak dan areaarea inark.
3ata laksana yang tepat belum diketahui hingga saat ini.
Dampak Jangka Panjang
Perempuan dengan hipertensi yang didiagnosis saat sedang hamil harus diealuasi
dalam beberapa bulan pertama pas%apartum. Mereka diberi konseling mengenai
resiko jangka panjang. -eperti yang disebutkan sebelumnya, semakin lama
hipertensi yang terdiagnosis dalam kehamilan menetap setelah pelahiran, semakin
besar kemungkinan perempuan tersebut memiliki hipertensi kronis. 4elompok kerja
menyimpulkan baha hipertensi yang di%etuskan oleh kehamiilan harus menghilang
dalam 1 minggu setelah pelahiran (ational &igh 6lood Pressure 'du%ation
Program, 000). &ipertensi yang menetap di luar periode ini dianggap hipertensi
kronis (lihat bab $5, hal. 10!7). Magnie 3rial ollop ollaboratie :roup (007)
melaporkan baha 0 persen dari !!75 perempuan preeklamtik yang ditemui saat
(median) # bulan pas%apartum masih memiliki hipertensi. amun, meskipun
hipertensi tidak menetap dalam jangka pendek, saat ini telah terdapat bukti yang
-
7/25/2019 Pertukaran Plasma
2/4
menyakinkan baha resiko morbiditas kardioaskular meningkat se%ara signi;kan
pada perempuan preeklamtik, seperti yang akan dibahas selanjutnya.
Konseling untuk Kehamilan Selanjutnya
Perempuan yang pernah mengalami hipertensi gestasional atau preeklamsia lebih
berisiko mengalami komplikasi hipertensi dan metabolik pada kehamilan
berikutnya. mumnya semakin dini preeklamsia didiagnosis pada kehamilan
dengan komplikasi tersebut , semakin besar kemungkinan berulangnya
preeklamsia. Misalnya, -ibai dkk,. (198#,1991) menemukan baha perempuan
nulipara yang didiagnosis preeklamsia sebelum kehamilan !0 minggu memiliki
risiko berulangnya preeklamsia sebesar $0 persen pada kehamilan berikutnya.
Pada penelitian terhadap 511 perempuan
-
7/25/2019 Pertukaran Plasma
3/4
(009) melaporkan peningkatan risiko berulanngnya preeklamsia sebesar dua kali
lipat pada perempuan dengan trombo;lia dan preeklamsia, dibandingkan pada
perempuan dengan preeklamtik tanpa trombo;lia. -elain itu penyakit turunan ini
juga memengaruhi kesehatan jangka panjang se%ara menyeluruh (lihat 6ab $7, hal.
10#9).
Sekuele Jangka Panjang
Morbiditas Kardiovaskular dan Neurovaskular
-etelah dikenalnya basis data nasional, beberapa penelitian jangka panjang
mebuktikan baha setiap hipertensi yang terjadi saat kehamilan merupakan
penanda peningkatan insiden morbiditas dan mirtalitas yang berhubungan dengan
sistem kardioaskular di kemudia hari. Pada suatu penelitian kasuskelola dari
-
7/25/2019 Pertukaran Plasma
4/4
men%akup, tetapi tidak demia, dan aterosklerosis. 4esimpulan ini semakin diperkuat
oleh 6arends dkk,. (008), yaitu yang membuktikan adanya risiko konstitusional
bersama untuk risiko jangka panjang terkait sistem askuar pada perempuan
preeklamtik dan juga orang tua mereka. +bserasi aal yang serupa telah
dilaporkan oleh -mith dkk,. (009) dalam sebuah inestigasi berkelanjutan.
Sekuele injal
Pada penelitian $0 tahun dari %atatan kelahiran oregia dan %atatan terkait
penyakit ginjal stadium akhir, Aikse dkk,. (008) menemukan baha meskipun
risiko absolut gagal ginjal ke%il, preeklamsia berkaitn dengan peningkatan risiko
sebanyak empat kali lipat. Perempuan dengan preeklamsia berulang bahkan
memiiki risiki yang lebih besar lagi. /atadata ini perlu dipertimbangkan dengan
mengingat baha 150 persen perempuan dengan preeklamsia yang menjalani
biopsy ginjal telah memiliki tanda penyakit ginjal kronis (hesley, 1978), Pada
penelitian olloup jangka panjang lain, -paan dkk,. (009) membandingkan
perempuan yang sebelumnya pernah mengalami preeklamsia dengan sekelompokperempuan yang memiliki tekanan darah normal saat pelahiran. /ua puluh tahun
setelah melahirkan, perempuan preeklamsia se%ara signi;kan lebih berisiko
mengalami hipertensi kronis55 ersus 7 persendibandingkan dengan perempuan
kontrol. Mereka juga memiliki tahanan as%ular ginjal dan perier yang lebih tinggi
dan penurunan aliran darah ginjal. /ata ini tidak memungkinkan penarikan
simpulan sebab ersus eek.
Sekuele Neurologis
&ingga barubaru ini, umumnya dianggap baha kejang eklamtik tidak memiliki
sekuele jangka panjang yang signi;kan. amun, saat ini telah terkumpul buktibaha hal ini tidaklah selalu benar. < pada (ratarata) 7,1 tahun kemudian, $0 persen perempuan
yang pernah mengalami eklamsia ternyata memiliki lesisubstantia alba yang lebih
banyak dan lebih besar dibandingkan dengan hanya 17 persen pada kelompok
kontrol perempuan dengan tekanan darah normal. >eleansi klinis temuan ini belum
diketahui. Pada penilitian ya diran%ang untuk menilai hal tersebut, 2ukes dkk,.
(007) melaporkan baha perempuan dengan riayat eklamsia memiliki ungsi
kogniti yang terganggu se%ara subyekti. Mereka kemudian melaporkan data
pendahuluan baha perempuan dengan kejang multipel memiliki gangguan
mempertahankan perhatian dibandingkan dengan kontrol normotensi yang setara
(Postma dkk,. 009). 4arena tidak adanya data hasil penelitian sebelum
perempuanperempuan ini mengalami eklamsia, peneliti tersebut dengan tepat
menyimpulkan baha hanya dapat ditarik simpulan yang terbatas.