prosiding leli supiani

Upload: juf-ri

Post on 21-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 prosiding leli supiani

    1/9

    1

    MENENTUKAN PANJANG GARIS TINGGI PADA SEGITIGA DENGAN

    MENGGUNAKAN KONSEP KESEBANGUNAN

    Leli Supiani1*, Mashadi2, Sri Gemawati2

    1Mahasiswa Program Studi Magister Matematika2Dosen Jurusan Matematika

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

    Kampus Binawidya 28293 Indonesia

    *[email protected]

    ABSTRAK

    Dalam berbagai buku teks pada umumnya menentukan garis tinggi dapat dengan

    mudah dilakukan dengan menggunakan dalil phytagoras. Hal ini disebabkankarena untuk garis tinggi, kita senantiasa mempunyai sudut siku-siku. Pada tulisan

    ini akan diberikan berbagai alternatif menentukan panjang garis tinggi dengan

    menggunakan konsep kesebangunan.

    Kata kunci: Garis Tinggi dan Kesebangunan.

    1. PENDAHULUAN

    Misalkan terdapat segitiga sembarang, apabila garis ditarik dari masing-

    masing titik sudut segitiga tegak lurus kesisi hadapannnya maka garis itu disebutgaris tinggi [2,3,5 dan 6]. Garis tinggi tegak lurus dengan sisi didepannya

    sehingga garis tinggi membentuk sudut siku-siku terhadap sisi dihadapannya.

    Pada pembuktian sebelumnya mencari panjang garis tinggi yang dilakukan

    adalah menggunakan dalil phytagoras [8 dan 4].

    Garis tinggi merupakan bagian dari garis-garis istimewa yang terdapat dalam

    segitiga [2,3,5 dan 6]. Berbagai alternatif pembuktian tentang garis istimewa

    banyak kita temukan sebelumnya, Salah satunya seperti yang telah dilakukan oleh

    G.W Indika Shamera Amarasinghe yang memaparkan pembuktian tentang garis

    bagi dalam jurnalnya yang berjudul On The Standart Lenght Of Angle Bisector

    And The Angle Bisector Theorem [7]. Oleh karena itu merujuk pada artikel

    tersebut maka penulis akan memberikan berbagai alternatif pula untuk

    menentukan panjang garis tinggi menggunakan konsep kesebangunan.

    Pembuktian ini akan diperlihatkan pada dua kasus segitiga sembarang yaitu

    segitiga lancip dan segitiga tumpul.

    mailto:*[email protected]:*[email protected]:*[email protected]
  • 7/24/2019 prosiding leli supiani

    2/9

    2

    Teorema 1.1 Misalkan kita punya seperti terlihat pada gambar di bawah

    ini:

    Gambar 1

    Misalkan dan sebut dan dan

    masing-masing adalah garis tinggi dari titik dan . Dengan

    maka berlaku:

    ( ) ( ) ( )

    ( ) ( ) ( )

    ( ) ( ) ( )

    2. ALTERNATIF PERTAMA MENURUNKAN RUMUS GARIS TINGGI

    DENGAN KESEBANGUNAN

    2.1 Kasus Segitiga Lancip

    Misalkan pada segitiga di bawah ini, ketiga titik sudut dihubungkan

    sehingga terbentuk lingkaran luar, dan dari titik sudut ditarik garis tinggi kesisi

    hadapannya yaitu , selain itu pada titik juga ditarik garis tengah atau

    diameter lingkaran seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

    Gambar 2

    O

  • 7/24/2019 prosiding leli supiani

    3/9

    3

    Bukti:

    Misalkan dan maka:

    CAB =CEB (menghadap busur yang sama), CDA =CBE ( siku-siku = ),

    maka sehingga

    (2.1.1)

    Subtitusikan nilai R ke (2.1.1), Dengan demikian didapat rumus garis tinggi yaitu:

    ( )( )( )

    cara yang sama juga dapat dilakukan untuk menentukan panjang dan

    2.2

    Kasus Segitiga Tumpul

    Misalkan tumpul , ketiga titik sudut dihubungkan sehingga

    terbentuk lingkaran luar, dan dari titik sudut ditarik garis tinggi kesisi

    hadapannya yaitu , selain itu pada titik juga ditarik garis tengah atau

    diameter lingkaran seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

    Gambar 3

    Bukti:

    Misalkan dan maka:

    ( menghadap busur yang sama), ( siku-siku =

    ), maka sehingga

    (2.1.1)

    Subtitusikan nilai R ke (2.1.1) Dengan demikian didapat rumus garis tinggi yaitu:

    O

  • 7/24/2019 prosiding leli supiani

    4/9

  • 7/24/2019 prosiding leli supiani

    5/9

    5

    , (karena HF dan BC paralel) sehingga,

    maka

    , dengan mensubtitusikan (3.1.3) didapat:

    ()

    (3.1.5)

    dengan mensubtitusikan (3.1.3) dan (3.1.4) didapat:

    () (3.1.6)

    Dengan mensubtitusikan (3.1.6) ke (3.1.5), maka didapat:

    (3.1.7)

    sehingga ( )( ) Dengan mensubtitusikan

    (3.1.7), maka didapat ()()()()

    Karena

    ,

    Dengan demikian didapat ()()()

    cara yang sama juga dapat

    dilakukan untuk menentukan panjang dan

    3.2 Kasus Segitiga Tumpul

    Misalkan tumpul ditarik garis tinggi dari titik seperti

    terlihat pada gambar di bawah ini:

    Gambar 5

    adalah paralelogram karena dan , jadi

    dan sehingga dan , dengan

    demikian dan

    dan

    adalah garis bagi, oleh karena itu:

    (

    ()) (3.2.1)

    Karena AF adalah sisi dihadapan garis bagi maka:

    (3.2.2)

  • 7/24/2019 prosiding leli supiani

    6/9

    6

    (karena HF dan BC paralel), sehingga,

    maka

    dengan mensubtitusikan (2) didapat

    (3.2.3) , sehingga, maka

    , dengan mensubtitusikan (1) dan (3) didapat:

    ()

    () (3.2.4)

    , (karena HF dan BC paralel) sehingga,

    maka

    , dengan mensubtitusikan (3.2.3) didapat:

    () (3.2.5)

    dengan mensubtitusikan (3.2.3) dan (3.2.4) didapat:

    () (3.2.6)

    Dengan mensubtitusikan Subtitusi (3.6) ke (3.5), maka didapat:

    (3.2.7)

    sehingga ( )( )

    Dengan mensubtitusikan (3.2.7), maka didapat:

    ()()()()

    Karena

    , Dengan demikian didapat:

    ()()()

    , cara yang sama juga dapat dilakukan untuk menentukan

    panjang dan

    4. ALTERNATIF KETIGA MENURUNKAN RUMUS GARIS TINGGI

    DENGAN KESEBANGUNAN

    4.1 Kasus Segitiga LancipKita masih menggunakan Gambar 4, namun kita akan mencoba menggunakan

    cara yang lain.

    Bukti:

    , sehingga, maka

    sehingga didapat:

    (4.1.1)

    Dengan memperhatikan maka didapat:

  • 7/24/2019 prosiding leli supiani

    7/9

    7

    sin

    (4.1.2)

    Dengan mensubtitusikan (4.2) ke (4.1) maka didapat:

    sin

    (4.1.3)Masih menggunakan maka didapat:

    ()

    (4.1.4)

    , (karena HF dan BC paralel) sehingga,

    maka

    , dengan mensubtitusikan (4.1.3) maka

    dengan mengkuadratkan kedua ruas didapat:

    (4.1.5)

    Dengan menggunakan persamaan (3.1.1) dan (3.1.3) pada poin 3 maka didapat:

    ()()()()

    Karena

    , Dengan demikian didapat,

    ()()()

    , cara yang sama juga dapat dilakukan untuk menentukan

    panjang dan

    4.2 Kasus Segitiga Tumpul

    Kita masih menggunakan Gambar 5, namun kita akan mencoba menggunakan

    cara yang lain.

    Bukti:

    , sehingga, maka

    sehingga,

    (4.2.1)

    Dengan memperhatikan

    maka didapat:

    sin

    (4.2.2)

    Dengan mensubtitusikan (4.2.2) ke (4.2.1) maka didapat:

    sin

    (4.2.3)

    Masih menggunakan maka didapat:

    ()

    (4.2.4)

  • 7/24/2019 prosiding leli supiani

    8/9

    8

    , (karena HF dan BC paralel) sehingga,

    maka

    , dengan mensubtitusikan (4.2.3) maka

    dengan mengkuadratkan kedua ruas didapat:

    (4.2.5)

    Dengan menggunakan persamaan (3.2.1) dan (3.2.3) pada poin 3 maka didapat:

    ()()()()

    Karena

    , Dengan demikian didapat,

    ()()()

    , cara yang sama juga dapat dilakukan untuk menentukan

    panjang dan

    5.

    KESIMPULAN

    Dalam artikel ini dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga cara dalam menentukan

    panjang garis tinggi menggunakan konsep kesebangunan yaitu: menggunakan

    jari-jari lingkaran luar segitiga dan menarik garis sejajar. Namun, dengan menarik

    garis sejajar ini dapat dilakukan dengan dua cara dan kedua cara tersebut sama-

    sama menggunakan konsep garis bagi.

    6. DAFTAR PUSTAKA

    [1]Corral, Michael., Trigonometry,Schoolchraft College, Livonia Michigan, 2009

    [2] Down, Moise., Geometri, United States Of America, America, 1964

    [3] Hakim, Abdul., Geometri Bidang, Jakarta, 1960.

    [4] Jhon, C.Spark, The Phytagorean Theorem Crown Jewel Of Mathematics,

    Sparrow-Hawke, USA, 2002

    [5] Mashadi,Buku Ajar Geometri, PUSBANGDIK UNRI, Pekanbaru 2012

    [6] Mohammad Rahmat, Geometri, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta2001.

    [7] Shamera, G.W Indika., On The Standart Lengths Of Angle Bisectors and The

    Angle Bisector Theorem, Global Journal Of Advanced research On Classical

    and Modem Geometries, 2012,

    [8] Wirodikromo, Sartono, Matematika Untuk SMU kelas X, Erlangga, Jakarta

    2006.

  • 7/24/2019 prosiding leli supiani

    9/9

    9