t1_262010723_bab ii.pdf

8
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.  Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Luas Permukaan Bangun Ruang Luas daerah permukaan bangun ruang adalah jumlah luas daerah seluruh permukaannya yaitu luas daerah bidang-bidang sisinya.  Pada pembelajaran Matematika di kelas V sudah dibahas tentang macam-macam bangun ruang yaitu kubus, balok, tabung, limas, prisma, ker ucut dan bola. Akan tetapi, pada penel itian ini lebih difokus kan pada 3 bangun saja yaitu bangun kubus, balok dan tabung. a. Kubus H G E F D C  A B Gambar 2.1 Bangun Kubus Gambar 2.2 Jaring-Jaring Bangun Kubus Ciri-ciri Kubus : 1. Jumlah bidang sisi ada 6 buah yang berbentuk bujur sangkar (ABCD, EFGH,  ABFE, BCGF, CDHG, ADHE,) 2. Mempunya i 8 titik sudut (A, B, C, D, E, F, G, H)

Upload: dgoal-rockers

Post on 14-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/23/2019 T1_262010723_BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/t1262010723bab-iipdf 1/8

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1.  Pengertian Luas Permukaan Bangun Ruang

Luas daerah permukaan bangun ruang adalah jumlah luas daerah seluruh

permukaannya yaitu luas daerah bidang-bidang sisinya. Pada pembelajaran Matematika di

kelas V sudah dibahas tentang macam-macam bangun ruang yaitu kubus, balok, tabung,limas, prisma, kerucut dan bola. Akan tetapi, pada penelitian ini lebih difokuskan pada 3

bangun saja yaitu bangun kubus, balok dan tabung.

a.  Kubus

H G

E F

D C

 A B

Gambar 2.1 Bangun Kubus

Gambar 2.2 Jaring-Jaring Bangun Kubus

Ciri-ciri Kubus :

1.  Jumlah bidang sisi ada 6 buah yang berbentuk bujur sangkar (ABCD, EFGH,

 ABFE, BCGF, CDHG, ADHE,)

2. 

Mempunyai 8 titik sudut (A, B, C, D, E, F, G, H)

7/23/2019 T1_262010723_BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/t1262010723bab-iipdf 2/8

6

3.  Mempunyai 12 rusuk yang sama panjang (AB, CD, EF, GH, AE, BF, CG, DH, AD,

BC, EH, FG)

4.  Semua sudutnya siku-siku

5.  Mempunyai 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang (4 diagonal ruang = garis

 AG, BH, CE, DF

12 diagonal bidang = garis ( AC, BD, EG, FH, AH, DE, BG, CF, AF, BE, CH, DG )

Volume (V) = s x s x s = s3

Luas permukaan = 6 x s x s = 6 s2

Keliling = 12 x s

b.  Balok

Ciri-ciri Balok :

H G

E F

D C

 A B

Gambar 2.3 Bangun Balok

Gambar 2.4 Jaring-Jaring Bangun Balok

Ciri-ciri Balok :

1.   Alasnya berbentuk segi empat

2.  Terdiri dari 12 rusuk

3. 

Mempunyai 6 bidang sisi

7/23/2019 T1_262010723_BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/t1262010723bab-iipdf 3/8

7

4.  Memiliki 8 titik sudut

5.  Seluruh sudutnya siku-siku

6.  Mempunyai 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang

Volume = p x l x t

Luas permukaan = 2 x {(pxl) + (pxt) + (lxt) }

Keliling = 4 x (p+ l + t)

c.  TabungCiri-ciri tabung adalah :

r

Gambar 2.5 Bangun Tabung

Gambar 2.6 Jaring-Jaring Bangun Tabung

Ciri-ciri tabung adalah :

1.  Mempunyai 2 rusuk

2. 

 Alas dan atapnya berupa lingkaran

3.  Mempunyai 3 bidang sisi ( 2 bidang sisi lingkaran atas dan bawah, 1 bidang

selimut)

Volume tabung = luas alas x tinggi

Luas alas = luas lingkaran alas tabung = π x r 2 dengan π = 7 / 22 atau π = 3,14

Volume tabung = π x r 2 x t

Luas Selimut = 2 π x r x t

Luas Permukaan Tabung = 2 x luas alas + Luas selimut tabung

7/23/2019 T1_262010723_BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/t1262010723bab-iipdf 4/8

8

Luas Permukaan Tabung = ( 2 x π x r 2 ) + ( 2 π x r x t )

= 2 π r ( r + t )

2.1.2.  Pengertian Media

Menurut Sadiman (1999 : 6) yang mengutip pendapat Gagne menyebutkan media

adalah “berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya

untuk belajar”. Menurut Ruseffendi (1993 : 141) menyatakan bahwa media merupakan alat

bantu untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep matematika. Alat bantu itu

dapat berupa benda konkrit. Untuk menerapkan konsep bilangan, kubus (bendanya) untuk

memperjelas konsep titik, ruas garis, daerah bujur sangkar dan wujud dari kubus itu

sendiri, serta benda-benda bidang beraturan untuk menerapkan konsep bangun datar dan

bangun ruang.

2.1.2.1. Jenis-jenis Media

Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika untuk tingkat

sekolah dasar meliputi berbagai macam bentuk, sebagai contoh :

a. 

Benda asli yang berada di

lingkungan siswa,

b.  Papan planel,

c.  Lambang bilangan,

d. 

Dekak-dekak,

e.  Model bangun datar,

f.  Papan berpaku,

g.  Model bangun ruang.

Menurut Wina Sanjaya (2006 : 171) media yang digunakan harus sesuai dengan

materi pembelajaran.

2.1.2.2. Pengertian Media Bangun Ruang

Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi dan

titik sudut. Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan bentuk massif, berongga dan

kerangka. Bentuk-bentuk bangun ruang yang sudah dikenal di kelas V adalah kubus,

balok, tabung, prisma, kerucut, limas dan bola. Dan bentuk-bentuk tersebut akan dipelajari

di kelas VI dengan pembahasan yang dititikberatkan pada penentuan luas permukaan

bangun ruang, seperti kubus, balok dan tabung.

7/23/2019 T1_262010723_BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/t1262010723bab-iipdf 5/8

9

2.1.3.  Peranan Media Bangun Ruang Dalam Pembelajaran Matematika

Selain untuk mengkonkritkan konsep yang terdapat di dalam pembelajaran, media

bangun ruang juga dapat mempermudah siswa dalam menerima materi tentang luas

permukaan bangun ruang. Menurut Arnis Kamar (2002 : 18) fungsi media bangun ruang

dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

a.  Dengan adanya media siswa akan lebih memperhatikan pembelajaran matematika

karena siswa merasa tertarik dan bersikap positif terhadap pelajaran matematika.

b.  Dengan menyajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk konkrit maka siswa

dengan tingkat pemahaman yang lebih rendah akan lebih mudah memahami materi.

c.  Media dapat membantu daya titik ruang.

d.  Siswa akan menyadari hubungan antara pembelajaran dengan benda-benda yang ada

di sekitarnya.

e.  Konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkrit berupa model matematika dapat

dijadikan objek penilaian.

2.1.4. 

Pengertian Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah Metode atau cara di mana guru dan murid bersama-

sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau

akibat dari sesuatu aksi.

Menurut Ramayulis, dalam bukunya “Metodologi pendidikan agama Islam”

mendefinisikan bahwa Metode Eksperimen ialah suatu metode mengajar yang di lakukan

murid untuk melakuka percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu. Sedangkan

menurut Departemen Agama memberi definisi bahwa Metode Eksperimen adalah praktek

pengajaran yan melibatkan anak didik pada pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan

masalah atau topik seperti : shalat, puasa, haji, pembangunan masarakat dan lain-lainnya.

2.1.4.1. Langkah-Langkah Metode Eksperimen :

a.  Menerangkan Metode Eksperimen.

b.  Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang signifikan untuk diangkat.

c.  Sebelum guru menetapkan alat yang diperlukan langkah-langkah apa saja yang harus

dicatat dan variabel-variabel apa yang harus dikontrol.

7/23/2019 T1_262010723_BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/t1262010723bab-iipdf 6/8

10

d.  Setelah eksperimen dilakukan, guru harus mengumpulkan laporan, memproses

kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman siswa.

2.1.4.2. Kelebihan Metode Eksperimen 

a.  Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan

b.  Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik

2.1.4.3. Kekurangan Metode Eksperimen 

a.  Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini

b.  Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya.

2.1.4.4. Hal-hal Penting yang Diperhatikan saat Melakukan Metode Eksperimen

adalah :

a.  Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang di butuhkan.

b.  Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.

c.  Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan dan

petunjuk-petunjuk seperlunya.

d.  Lakukan pengelompokkan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang

telah direncanakan bila hasilnya belum memuaskan dapat diulangi lagi untuk

membuktikan kebenarannya.

e.  Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil percobaannya secara tertulis.

2.1.5.  Hasil Belajar

Rendahnya hasil belajar Matematika siswa. Hal ini telah dibuktikan dengan rata-

rata ulangan harian per pokok bahasan Matematika selalu hasilnya rendah, apalagi pada

pokok bahasan tentang bangun ruang. Siswa kelas VI SD Negeri 4 Katekan hanya

memperoleh nilai rata-rata 65 dengan KKM 60. Kebanyakan siswa merasa jika materi

bangun ruang merupakan materi yang sulit untuk dipelajari, padahal materi bangun ruang

hanyalah membahas tentang menghitung volume bangun ruang dan menghitun jumlah

luas seluruh sisi-sisi bangun ruang atau sering dikenal dengan istilah luas permukaan

bangun ruang. 

7/23/2019 T1_262010723_BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/t1262010723bab-iipdf 7/8

11

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar Matematika adalah minat

siswa untuk belajar Matematika sangat rendah. Hal itu terjadi karena ketika guru

menyampaikan materi pembelajaran tidak disertai dengan media pembelajaan (alat

peraga) justru hanya mengandalkan metode ceramah. Sehingga siswa tidak tertarik untuk

mempelajari dan memahami materi Matematika. dengan sikap guru yang cenderung

menggunakan metode pembelajaran yang bersifat monoton tanpa ada variasi dapat

menimbulkan rasa kejenuhan bagi siswa dalam memperhartikan penjelasan dari guru.

Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, maka dalam pembelajaran

Matematika guru menggunakan media dan metode pembelajaran yang sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa. Contoh media dan metode pembelajaran yang dapat

digunakan untuk anak SD kelas VI adalah media “Bangun Ruang” dan metode

“Eksperimen”. Kebanyakan siswa merasa materi bangun ruang sangat sulit untuk

dipelajari. Melalui perantara media bangun ruang dengan metode eksperimen, siswa

menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Karena setelah guru menjelaskan materi siswa

melakukan percobaan membuat model bangun ruang berongga dan model bangun ruang

kerangka yang selanjutnya dapat membantu siswa untuk mengerjakan soal yang berkaitan

dengan luas permukaan bangun ruang.

Selain itu, melalui media dan metode ini siswa juga dapat membedakan antara sisi

pada bangun datar dan sisi pada bangun ruang serta siswa dapat mengetahui secara

langsung bentuk-bentuk sisi sekaligus mengingatkan kembali siswa tentang luas bangun

datar. Sehingga bukan hanya pemahaman materi bangun ruang saja yang optimal, tetapi

hasil belajar siswa pun juga meningkat. Hal ini didukung dengan pendapat Rahmanelli

(2005 : 237) yang menyatakan apabila siswa terlibat dan mengalami sendiri atau siswa ikut

dalam proses pembelajaran maka hasil belajar siswa akan lebih baik dan materi

pembelajaran juga lebih lama diingat oleh siswa. 

2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian dengan media bangun ruang pernah dibuktikan oleh Rahmanelli dalam

Jurnal Kependidikan (2005, Vol. 6) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas VI SD Melalui Penggunaan Media Bangun Ruang” yang didalamnya secara

7/23/2019 T1_262010723_BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/t1262010723bab-iipdf 8/8

12

singkat dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam menghitung luas permukaan

bangun ruang meningkat dengan alat bantu bangun ruang.

2.3. Kerangka Berpikir

Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar Matematika adalah minat

siswa untuk belajar Matematika sangat rendah. Hal itu terjadi karena ketika guru

menyampaikan materi pembelajaran tidak disertai dengan media pembelajaan (alat

peraga) justru hanya mengandalkan metode ceramah. Sehingga siswa tidak tertarik untuk

mempelajari dan memahami materi Matematika. dengan sikap guru yang cenderung

menggunakan metode pembelajaran yang bersifat monoton tanpa ada variasi dapat

menimbulkan rasa kejenuhan bagi siswa dalam memperhartikan penjelasan dari guru.

Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, maka sudah sewajarnya jika seorang

guru dituntut untuk menggunakan media dan metode pembelajaran dalam kegiatan

pembelajaran dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi

pembelajaran Matematika yang diajarkan. Contoh media dan metode pembelajaran yang

dapat digunakan untuk anak SD kelas VI adalah media “Bangun Ruang” dan metode

“Eksperimen”. Melalui perantara media bangun ruang yang diaplikasikan dengan metode

eksperimen di mana siswa akan melakukan percobaan secara langsung, sehingga dapat

membentuk ide-ide atau pikiran dalam memecahkan suatu masalah sehingga dapat

mengatasi kendala belajar siswa. Selain itu, melalui media dan metode ini siswa juga

dapat membedakan antara sisi pada bangun datar dan sisi pada bangun ruang serta siswa

dapat mengetahui secara langsung bentuk-bentuk sisi sekaligus mengingatkan kembali

siswa tentang luas bangun datar. Sehingga bukan hanya pemahaman materi bangun

ruang saja yang optimal, tetapi hasil belajar siswa pun juga meningkat.

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka berpikir, hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada

peningkatan hasil belajar Matematika dengan materi pokok bangun ruang melalui media

bangun ruang dengan metode eksperimen pada siswa kelas VI SD Negeri 4 Katekan

semester 1 tahun ajaran 2011/2012”.