207735501 movement disorder

Upload: suci

Post on 23-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    1/53

    MOVEMENT DISORDER

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Movement Disorder merupakan sekelompok penyakit sistem saraf pusat atau sindrom

    neurologis yang menyebabkan adanya kelebihan atau kekurangan gerakan yang tidak dapat

    terkontrol oleh tubuh. Contoh gangguan gerak adalah penyakit Parkinson, tremor esensial,

    ataksia, dan distonia. Gangguan gerak sebagian besar terkait dengan perubahan patologis di basal

    ganglia atau koneksi mereka. Basal ganglia adalah kelompok inti materi abu-abu tergeletak jauh

    di dalam yang otak belahan otak inti berekor, putamen dan globus pallidus!, yang dien"ephalon

    subthalami" inti!, dan mesen"ephalon substantia nigra!. Patologi otak ke"il atau jalur yang

    biasanya menyebabkan gangguan koordinasi asynergy, ataksia!, salah pikiran jarak dysmetria!,dan tremor niat. Myo"lonus dan banyak bentuk tremor tidak tampaknya terkait terutama untuk

    patologi ganglia basal dan sering mun"ul di tempat lain di sistem saraf pusat, termasuk korteks

    serebral myo"lonus refleks kortikal!, batang otak retikuler refleks mioklonus, hiperekple#ia dan

    gangguan mioklonus ritmis batang otak seperti mioklonus palatal dan okular mioklonus!, dan

    sumsum tulang belakang mioklonus segmental ritmis dan propriospinal nonrhythmi"

    mioklonus!. $ebuah bukti yang semakin kuat mendukung gagasan bah%a beberapa gangguan

    gerak adalah induksi di perifer.

    Meskipun gangguan gerak kebanyakan tidak mengan"am nya%a, mereka tentu menjadi

    an"aman bagi pasien kualitas hidup. Dampaknya bisa sangat besar, dengan kehilangan pekerjaan,

    ketidakmampuan untuk menggerakkan sebuah mobil, dan penurunan aktivitas hidup sehari-hari

    termasuk kebersihan pribadi. &arena sebagian besar gangguan gerak lain selain penyakit

    Parkinson mempengaruhi orang di ba%ah usia lima puluh, kondisi ini bertanggung ja%ab atas

    beban biaya besar bagi masyarakat. $elain itu, dokter dan pasien sering menghadapi tantangan

    dalam mendapatkan "akupan asuransi untuk pengobatan kondisi ini, karena modalitas

    pengobatan, baik farmakologis dan bedah, adalah relatif baru.'

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 1

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    2/53

    MOVEMENT DISORDER

    BAB II

    PEMBAHASAN

    SISTEM EKSTRAPIRAMIDAL

    $istem ekstrapiramidal meliputi (

    ). Basal ganglia ( nu"leus kaudatus, putamen dan globus pallidus

    '. $ubstansia nigra

    *. +ukleus rubra

    Gambar ). $istem kstrapiramidal

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 2

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    3/53

    MOVEMENT DISORDER

    Gangguan pada ekstrapiramidal dapat timbul gerakan otot involunter,yaitu gerakan otot

    se"ara spontan dan tidak dapat dikendalikan dengan kemauan dan gerak otot tersebut tidak

    mempunyai tujuan. fek dari gangguan sistem ini dapat memberikan efek defisit fungsional

    primer yang merupakan gejala negatif dan efek sekunder yaitu gejala positif.

    Pada ganguan dalam fungsi traktus ekstrapiramidal gejala positif dan negatif itu

    menimbulkan dua jenis sindrom yaitu (

    ). $indrom hiperkinetik-hipotonik ( asetilkolin menurun, dopamine meningkat

    onus otot menurun

    Gerak involunterireguler

    Pada ( "horea, atetosis, distonia, ballismus

    Gambar '. Gerakan /nvolunter

    '. $indrom hipokinetik-hipertonik ( asetilkolin meningkat, dopamine menurun

    onus otot meningkat

    Gerak spontanasosiatif menurun

    Gerak involunter spontan

    Pada ( Parkinson

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    4/53

    MOVEMENT DISORDER

    Gejala negative dapat berupa (

    ). Bradikinesia

    Gerakan volunter yang bertambah lambat atau menghilang sama sekali. Gejala ini

    merupakan gejala utama yang didapatkan pada penyakit Parkinson.

    '. Ganguan sikap postural

    Merupakan hilangnya refle# postural normal. Paling sering ditemukan pada penyakit

    Parkinson. erjadi fleksi pada tungkai dan badan karena penderita tidak dapat mempertahankan

    keseimbangan se"ara tepat. Penderita akan terjatuh bila berputar dan didorong.

    Gejala positif dapat berupa (

    )! Gerakan involunter

    remor

    0thetosis

    Chorea

    Distonia

    1emiballismus

    '! 2igiditas

    &ekakuan yang dirasakan oleh pemeriksa ketika menggerakkan ekstremitas se"ara pasif.

    ahanan ini timbul di sepanjang gerakan pasif tersebut dan mengenai gerakan fleksi maupun

    ekstensi sering disebut sebagai plasti" atau lead pipe rigidity. Bila disertai dengan tremor maka

    disebut dengan tanda "og%heel. Pada penyakit Parkinson terdapat gejala positif dan gejala

    negative seperti tremor dan bradikinesia. $edangkan pada "horea 1untington lebih didominasioleh gejala positif, yaitu ( "horea.

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page !

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    5/53

    MOVEMENT DISORDER

    A. PATOFISIOLOGI

    Pada keadaan normal terdapat arus rangsang kortiko-kortikal yang melalui inti-inti basal

    basal ganglia! yang mengatur kendali korteks atas gerakan volunteer dengan proses inhibisi

    se"ara bertingkat. /nti-inti basal juga berperan mengatur dan mengendalikan keseimbangan

    antara kegiatan neuron motorik alfa dan gamma. Di antara inti-inti basal, maka globus pallidus

    merupakan stasiun neuroaferen terakhir dan yang kegiatannay diatur oleh asupan dari korteks,

    nu"leus kaudatus, putamen, substansia nigra dan inti subtalamik.

    Gerakan involunter yang timbul akibat lesi difus pada putamen dan globus pallidus

    disebabkan oleh terganggunya kendali atas refle#-refleks dan rangsangan yang masuk, yang

    dalam keadaan normal turut mempengaruhi putamen dan globus pallidus. &eadaan tersebut

    dinamakan 2elease phenomenon, yang berarti hilangnya aktivitas inhibisi yang normal.

    0dapun lesi di substansia nigra penyakit Parkinson!, di inti dari luys hemiballismus!,

    bagian luar dari putamen atetosis!, di nu"leus kaudatus terutama dan nu"leus lentiformis

    sebagian ke"il korea! dan di korteks serebri piramidalis berikut putamen dan thalamus

    distonia!.)

    Berbagai neurotransmitter turut berperan dalam fungsi dan peran system neurotransmitter,

    meliputi (

    0. Dopamine, bekerja pada jalur nigostriatal hubungan substansia nigra dan korpus striatum!

    dan pada system mesolimbik dan mesokortikal tertentu.

    B. G0B0 Gama 0minobutiri" 0"id!, berperan pada jalur neuron-neiron striatonigral.

    C. Glutamate, bekerja pada jalur kortikostriatal

    D. 3at-4at neurotransmitter kolinergik, digunakan untuk neuron-neruon talamostriatal.

    . $ubstansia P dan metenfekalin, terdapat pada jalur striatopalidal dan striatonigral.

    5. &olesistokinin, dapat ditemukan bersama dopamine dalam sistem neural yang sama.

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 5

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    6/53

    MOVEMENT DISORDER

    A. PENYAKIT PARKINSON

    Definisi

    Penyakit parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan eratdengan usia. $e"ara patologis penyakit parkinson ditandai oleh degenerasi neuron-neuron

    berpigmen neuromelamin, terutama di pars kompakta substansia nigra yang disertai inklusi

    sitoplasmik eosinofilik 6e%y bodies!, atau disebut juga parkinsonisme idiopatik atau primer.

    $edangkan Parkinsonisme adalah suatu sindrom yang ditandai oleh tremor %aktu

    istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar dopamine

    dengan berbagai ma"am sebab. $indrom ini sering disebut sebagai $indrom Parkinson.*

    Etiologi

    tiologi Parkinson primer masih belum diketahui. erdapat beberapa dugaan, di

    antaranya ialah ( infeksi oleh virus yang non-konvensional belum diketahui!, reaksi abnormal

    terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap 4at toksik yang belum diketahui,

    terjadinya penuaan yang prematur atau diper"epat.

    Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. $uatu

    kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki involuntary!. 0kibatnya,

    penderita tidak bisa mengaturmenahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya.Mekanisme

    bagaimana kerusakan itu belum jelas benar, akan tetapi ada beberapa faktor resiko

    multifaktorial ! yang telah diidentifikasikan, yaitu (

    )! 7sia ( /nsiden meningkat dari )8 per )8.888 penduduk pada usia 98 sampai '88 dari )8.888

    penduduk pada usia :8 tahun. 1al ini berkaitan dengan reaksi mikrogilial yang

    mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada substansia nigra pada penyakit parkinson.

    '! Genetik ( Penelitian menunjukkan adanya mutasi genetik yang berperan pada penyakit

    parkinson. ;aitu mutasi pada gen a-sinuklein pada lengan panjang kromosom < P02&)!

    pada pasien dengan Parkinsonism autosomal dominan. Pada pasien dengan autosomal resesif

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page "

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    7/53

    MOVEMENT DISORDER

    parkinson, ditemukan delesi dan mutasi point pada gen parkin P02&'! di kromosom =.

    $elain itu juga ditemukan adanya disfungsi mitokondria. 0danya ri%ayat penyakit parkinson

    pada keluarga meningakatkan faktor resiko menderita penyakit parkinson sebesar :,: kali

    pada usia kurang dari >8 tahun dan ',: kali pada usia lebih dari >8 tahun. Meskipun sangat

    jarang, jika disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda.

    &asus-kasus genetika di 7$0 sangat sedikit, belum ditemukan kasus genetika pada )88

    penderita yang diperiksa. Di ropa pun demikian. Penelitian di ?erman menemukan hasil nol

    pada >8 penderita. Contoh klasik dari penyebab genetika ditemukan pada keluarga-keluarga

    di /talia karena kasus penyakit itu terjadi pada usia

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    8/53

    MOVEMENT DISORDER

    Patofisiologi

    $e"ara umum dapat dikatakan bah%a penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar

    dopamine akibat kematian neuron di substansia nigra pars "ompa"ta $+"! sebesar

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    9/53

    MOVEMENT DISORDER

    Klasifiasi

    Penyakit parkinson dapat dibagi atas * kategori, yaitu (

    )! Parkinson primeridiopatikparalysis agitans.

    $ering dijumpai dalam praktek sehari-hari dan kronis, tetapi penyebabnya belum jelas.

    &ira-kira > dari : kasus parkinson termasuk jenis ini.

    '! Parkinson sekunder atau simtomatik

    Dapat disebabkan pas"a ensefalitis virus, pas"a infeksi lain ( tuberkulosis, sifilis

    meningovaskuler. oksin seperti )-methyl-

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    10/53

    MOVEMENT DISORDER

    Ge!ala Klini

    Ge!ala Moto"i

    Ga#$a"an linis %en&ait Pa"inson

    nset biasanya insidious dan bertahap, serta penjalaran penyakitnya lambat. Gejala-

    gejala pertama biasanya berupa perasaan lemas yang "enderung untuk gemetar, terutama pada

    lengan dan jari-jari tangan. erdapat trias Parkinson, yaitu ( tremor, rigiditas, dan bradikinesia.

    ). remor

    Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan a%am, dan dianggap sebagai suatu

    hal yang lumrah terjadi pada orang tua. $alah satu "iri khas dari penyakit parkinson adalah

    tangan tremor bergetar! jika sedang beristirahat. +amun, jika orang itu diminta melakukan

    sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. /tu yang disebut resting tremor, yang hilang juga

    se%aktu tidur. remor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi metakarpofalangis,

    kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam atau memulung-mulung pill rolling!.

    Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-

    ekstensi atau menggeleng, mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. remor ini

    menghilang %aktu istirahat dan menghebat %aktu emosi terangsang resting alternating

    tremor!.*,

    '. 2igiditas

    anda yang lain adalah kekakuan rigiditas!. ?ika kepalan tangan yang tremor tersebut

    digerakkan oleh orang lain! se"ara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan tangan, terasa

    ada tahanan seperti mele%ati suatu roda yang bergigi sehingga gerakannya menjadi terpatah-

    patahputus-putus. $elain di tangan maupun di kaki, kekakuan itu bisa juga terjadi di leher.

    0kibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak halus lagi seperti break-dan"e. Gerakan yang

    kaku membuat penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. 7ntuk

    mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi "epat tetapi pendek-

    pendek.

    0danya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh gerakan, hal ini oleh

    karena meningkatnya aktifitas motorneuron alfa, adanya fenomena roda bergigi "og%heel

    phenomenon!.

    *. 0kinesia Bradikinesia

    &edua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda

    akinesiabradikinesia mun"ul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan sehari-

    hari pun bisa terlihat pada tulisantanda tangan yang semakin menge"il, sulit mengenakan baju,

    langkah menjadi pendek dan diseret. &esadaran masih tetap baik sehingga penderita bisa

    menjadi tertekan stres! karena penyakit itu. ajah menjadi tanpa ekspresi. &edipan dan lirikanmata berkurang, suara menjadi ke"il, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar air liur.

    Gerakan volunter menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak asosiatif, misalnya sulit

    untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil suatu obyek, bila berbi"ara

    gerak lidah dan bibir menjadi lambat. Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 11

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    12/53

    MOVEMENT DISORDER

    serta mimik dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya %ajah seperti topeng, kedipan mata

    berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut. ),=

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    13/53

    MOVEMENT DISORDER

    )8. Gejala 6ain

    &edua mata berkedip-kedip dengan gen"ar pada pengetukan diatas pangkal hidungnya

    tanda Myerson positif!. &esukaran dalam usaha pengosongan kandung ken"ing dan juga sering

    mengalami obstipasi kronik. 2asa nyeri pada otot terutama otot betis pada malam hari. ?uga

    terdapat kesukaran bila hendak berlari dari kursi atau tempat tidur yang rendah. Gejala-gejala

    pelengkap yang lain disesuaikan dengan kausa parkinsonisme atau sindrom Parkinson. Misalnya

    hipotensi orthostati", takikardi, hiperhidrosis, sekresi kelenjar lemak kulit yang tinggi, emosi

    yang labil, impotensia, intelegensia tetap utuh, atau mengalami kemunduran sampai kelumpuhan

    neuron motorik sentral, oftalmoplegi, krisis okulogirik, gangguan serebellum dan lain-lain.9,=

    Ge!ala Non Moto"i

    0. Disfungsi otonom

    &eringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia dan

    hipotensi ortostatik

    &ulit berminyak dan infeksi kulit seboroik

    Pengeluaran urin yang banyak

    Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat seksual,

    perilaku, orgasme.B. Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi

    C. Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat

    D. Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur insomnia!

    . Gangguan sensasi

    kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan %arna

    penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh hypotension orthostati",

    suatu kegagalan sistemsaraf otonom untuk melakukan penyesuaian tekanan darah

    sebagai ja%aban atas perubahan posisi badan

    berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau mi"rosmia atau anosmia!.

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 1

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    14/53

    MOVEMENT DISORDER

    Diagnosis

    Diagnosis penyakit Parkinson ditegakkan berdasarkan kriteria (

    )! $e"ara klinis

    Didapatkan ' dari * tanda kardinal gangguan motorik ( tremor, rigiditas, bradikinesia atau

    * dari < tanda motorik ( tremor, rigiditas, bradikinesia dan ketidakstabilan postural.

    '! &rieteria &oller

    Didapati ' dari * tanda "ardinal gangguan motorik ( tremor saat istirahat atau gangguan

    refleks postural, rigiditas, bradikinesia yangd berlangsung ) tahun atau lebih.

    2espons terhadap terapi levodopa yang diberikan sampai perbaikan sedang minimal

    ).888 mghari selama ) bulan! dan lama perbaikan ) tahun atau lebih.

    *! &riteria Gelb Gilman

    Gejala kelompok 0 khas untuk penyakit Parkinson! terdiri dari (

    a! 2esting tremor

    b! Bradikinesi

    "! 2igiditas

    d! Permulaan asimetris

    Gejala klinis kelompok B gejala dini tak la4im!, diagnosa alternatif, terdiri dari (

    a! /nstabilitas postural yang menonjol pada * tahun pertama

    b! 5enomena tak dapat bergerak sama sekali free4ing! pada * tahun pertama

    "! 1alusinasi tidak ada hubungan dengan pengobatan! dalam * tahun pertama

    d! Demensia sebelum gejala motorik pada tahun pertama.

    Diagnosis HpossibleI ( terdapat paling sedikit ' dari gejala kelompok 0 dimana

    salah satu diantaranya adalah tremor atau bradikinesia dan tak terdapat gejala

    kelompok B, lama gejala kurang dari * tahun disertai respon jelas terhadap

    levodopa atau dopamine agonis.

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 1!

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    15/53

    MOVEMENT DISORDER

    Diagnosis HprobableI ( terdapat paling sedikit * dari < gejala kelompok 0, dan

    tidak terdapat gejala dari kelompok B, lama penyakit paling sedikit * tahun dan

    respon jelas terhadap levodopa atau dopamine agonis.

    Diagnosis HpastiI ( memenuhi semua kriteria probable dan pemeriksaan

    histopatologis yang positif.

    7ntuk kepentingan klinis diperlukan adanya penetapan berat ringannya penyakit dalam

    hal ini digunakan stadium klinis berdasarkan 1oehn and ;ahr )F=>! yaitu (

    $tadium ) ( gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala ringan, terdapat gejala

    yang mengganggu tetapi menimbulkan ke"a"atan, biasanya terdapat tremor pada

    satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat teman!

    $tadium ' ( terdapat gejala bilateral, terdapat ke"a"atan minimal, sikap"araberjalan terganggu.

    $tadium * ( gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat

    berjalanberdiri, disfungsi umum sedang

    $tadium < ( terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk jarak

    tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berjalan sendiri, tremor dapat

    berkurang dibandingkan stadium sebelumnya.

    $tadium 9 ( stadium kakhetik "a"ha"ti" stage!, ke"a"atan total, tidak mampu

    berdiri dan berjalan %alaupun dibantu

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 15

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    16/53

    MOVEMENT DISORDER

    Penatalasanaan

    Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif yang berkembang progresif dan

    penyebabnya tidak diketahui, oleh karena itu strategi penatalaksanaannya adalah )! terapi

    simtomatik, untuk mempertahankan independensi pasien, '! neuroproteksi dan *! neurorestorasi,

    keduanya untuk menghambat progresivitas penyakit Parkinson. $trategi ini ditujukan untuk

    mempertahankan kualitas hidup penderitanya.

    '. Te"a%i fa"#aologi

    a! bat pengganti dopamine 6evodopa, Carbidopa!

    6evodopa merupakan pengobatan utama untuk penyakit parkinson. Di dalam otak

    levodopa dirubah menjadi dopamine. 6-dopa akan diubah menjadi dopamine pada neuron

    dopaminergik oleh 6-aromatik asam amino dekarboksilase dopa dekarboksilase!. alaupun

    demikian, hanya )-9A dari 6-Dopa memasuki neuron dopaminergik, sisanya dimetabolisme

    di sembarang tempat, mengakibatkan efek samping yang luas. &arena mekanisme feedba"k,

    akan terjadi inhibisi pembentukan 6-Dopa endogen. Carbidopa dan bensera4ide adalah dopa

    dekarboksilase inhibitor, membantu men"egah metabolisme 6-Dopa sebelum men"apai

    neuron dopaminergik. 6evodopa mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki

    gerakan. Penderita penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya se"ara

    normal. bat ini diberikan bersama "arbidopa untuk meningkatkan efektivitasnya danmengurangi efek sampingnya. ',*

    Banyak dokter menunda pengobatan simtomatis dengan levodopa sampai memang

    dibutuhkan. Bila gejala pasien masih ringan dan tidak mengganggu, sebaiknya terapi dengan

    levodopa jangan dilakukan. 1al ini mengingat bah%a efektifitas levodopa berkaitan dengan

    lama %aktu pemakaiannya. 6evodopa melintasi sa%ar-darah-otak dan memasuki susunan

    saraf pusat dan mengalami perubahan ensimatik menjadi dopamin. Dopamin menghambat

    aktifitas neuron di ganglia basal. fek samping levodopa dapat berupa(

    )! +eusea, muntah, distress abdominal

    '! 1ipotensi postural

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 1"

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    17/53

    MOVEMENT DISORDER

    *! $esekali akan didapatkan aritmia jantung, terutama pada penderita yang berusia lanjut.

    fek ini diakibatkan oleh efek beta-adrenergik dopamine pada system konduksi jantung.

    /ni bisa diatasi dengan obat beta blo"ker seperti propanolol.

    Diskinesia sering terjadi pada penderita yang berespon baik terhadap terapi levodopa.

    Beberapa penderita menunjukkan gejala on-off yang sangat mengganggu karena

    penderita tidak tahu kapan gerakannya mendadak menjadi terhenti, membeku, sulit. ?adi

    gerakannya terinterupsi sejenak.

    9! 0bnormalitas laboratorium. Granulositopenia, fungsi hati abnormal dan ureum darah

    yang meningkat merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada terapi levodopa.

    fek samping levodopa pada pemakaian bertahun-tahun adalah diskinesia yaitu gerakan

    motorik tidak terkontrol pada anggota gerak maupun tubuh. 2espon penderita yang

    mengkonsumsi levodopa juga semakin lama semakin berkurang. 7ntuk menghilangkan efek

    samping levodopa, jad%al pemberian diatur dan ditingkatkan dosisnya, juga dengan memberikan

    tambahan obat-obat yang memiliki mekanisme kerja berbeda seperti dopamin agonis, CM

    inhibitor atau M0-B inhibitor.

    b! 0gonis Dopamin

    0gonis dopamin seperti Bromokriptin Parlodel!, Pergolid Perma#!, Pramipe#ol

    Mirape#!, 2opinirol, &abergolin, 0pomorfin dan lisurid dianggap "ukup efektif untuk

    mengobati gejala Parkinson. bat ini bekerja dengan merangsang reseptor dopamin, akan tetapi

    obat ini juga menyebabkan penurunan reseptor dopamin se"ara progresif yang selanjutnya akan

    menimbulkan peningkatan gejala Parkinson.

    bat ini dapat berguna untuk mengobati pasien yang pernah mengalami serangan yang

    berfluktuasi dan diskinesia sebagai akibat dari levodopa dosis tinggi. 0pomorfin dapatdiinjeksikan subkutan. Dosis rendah yang diberikan setiap hari dapat mengurangi fluktuasi gejala

    motorik.

    fek samping obat ini adalah halusinasi, psikosis, eritromelalgia, edema kaki, mual dan

    muntah. 8 tahun, karena dapat

    menyebabkan penurunan daya ingat.

    d! Penghambat Monoamin o#idase M0 /nhibitor!

    $elegiline ldepryl!, 2asagaline 04ile"t!. /nhibitor M0 diduga berguna pada penyakit

    Parkinson karena neurotransmisi dopamine dapat ditingkatkan dengan men"egah perusakannya.

    $elegiline dapat pula memperlambat memburuknya sindrom Parkinson, dengan demikian terapi

    levodopa dapat ditangguhkan selama beberapa %aktu. Berguna untuk mengendalikan gejala dari

    penyakit Parkinson yaitu untuk mengaluskan pergerakan.

    $elegilin dan rasagilin mengurangi gejala dengan dengan menginhibisi monoamine

    oksidase B M0-B!, sehingga menghambat perusakan dopamine yang dikeluarkan oleh neuron

    dopaminergik. Metabolitnya mengandung 6-amphetamin and 6-methamphetamin.

    Biasa dipakai sebagai kombinasi dengan gabungan levodopa-"arbidopa. $elain itu obat

    ini juga berfungsi sebagai antidepresan ringan. fek sampingnya adalah insomnia, penurunan

    tekanan darah dan aritmia.

    e! 0mantadin

    Berperan sebagai pengganti dopamine, tetapi bekerja di bagian lain otak. bat ini dulu

    ditemukan sebagai obat antivirus, selanjutnya diketahui dapat menghilangkan gejala penyakit

    Parkinson yaitu menurunkan gejala tremor, bradikinesia, dan fatigue pada a%al penyakit

    Parkinson dan dapat menghilangkan fluktuasi motorik fenomena on-off! dan diskinesia pada

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 1$

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    19/53

    MOVEMENT DISORDER

    penderita Parkinson lanjut. Dapat dipakai sendirian atau sebagai kombinasi dengan levodopa

    atau agonis dopamine. fek sampingnya dapat mengakibatkan mengantuk.

    f! Penghambat Cate"hol 8-Methyl ransferaseCM

    nta"apone Comtan!, ol"apone asmar!. bat ini masih relatif baru, berfungsi

    menghambat degradasi dopamine oleh en4im CM dan memperbaiki transfer levodopa ke

    otak. Mulai dipakai sebagai kombinasi levodopa saat efektivitas levodopa menurun.

    Diberikan bersama setiap dosis levodopa. bat ini memperbaiki fenomena on-off,

    memperbaiki kemampuan aktivitas kehidupan sehari-hari.

    fek samping obat ini berupa gangguan fungsi hati, sehingga perlu diperiksa tes fungsi

    hati se"ara serial. bat ini juga menyebabkan perubahan %arna urin ber%arna merah-oranye.

    g! +europroteksi

    erapi neuroprotektif dapat melindungi neuron dari kematian sel yang diinduksi

    progresifitas penyakit. ;ang sedang dikembangkan sebagai agen neuroprotektif adalah apoptoti"

    drugs CP )* and CC*

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    20/53

    MOVEMENT DISORDER

    Dilakukan penghan"uran di pusat lesi di otak dengan menggunakan kauterisasi. fek

    operasi ini bersifat permanen seumur hidup dan sangat tidak aman untuk melakukan ablasi

    dikedua tempat tersebut.

    b. Deep Brain $timulation DB$!

    Ditempatkan sema"am elektroda pada beberapa pusat lesi di otak yang dihubungkan

    dengan alat pema"unya yang dipasang di ba%ah kulit dada seperti alat pema"u jantung.

    Pada prosedur ini tidak ada penghan"uran lesi di otak, jadi relatif aman. Manfaatnya

    adalah memperbaiki %aktu off dari levodopa dan mengendalikan diskinesia.

    ". ransplantasi

    Per"obaan transplantasi pada penderita penyakit parkinson dimulai )F:' oleh 6indvall

    dan ka%annya, jaringan medula adrenalis autologous adrenal! yang menghasilkan dopamin.

    ?aringan transplan graft! lain yang pernah digunakan antara lain dari jaringan embrio

    ventral mesensefalon yang menggunakan jaringan premordial steam atau progenitor "ells, non

    neural "ells biasanya fibroblast atau astrosytes!, testis-derived sertoli "ells dan "arotid body

    epithelial glomus "ells. 7ntuk men"egah reaksi penolakan jaringan diberikan obat

    immunosupressant "y"losporin 0 yang menghambat proliferasi "ells sehingga masa hidup graft

    jadi lebih panjang. ransplantasi yang berhasil baik dapat mengurangi gejala penyakit parkinson

    selama < tahun kemudian efeknya menurun < K = tahun sesudah transplantasi.

    eknik operasi ini sering terbentur berma"am hambatan seperti ketiadaan donor, kesulitan

    prosedur baik teknis maupun perijinan.

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 20

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    21/53

    MOVEMENT DISORDER

    +. Non Fa"#aologi

    a.dukasi

    Pasien serta keluarga diberikan pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya

    meminum obat teratur dan menghindari jatuh. Menimbulkan rasa simpati dan empati dari

    anggota keluarganya sehingga dukungan fisik dan psikik mereka menjadi maksimal.

    b.erapi rehabilitasi

    ujuan rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan

    menghambat bertambah beratnya gejala penyakit serta mengatasi masalah-masalah sebagai

    berikut ( 0bnormalitas gerakan, &e"enderungan postur tubuh yang salah, Gejala otonom,

    Gangguan pera%atan diri 0"tivity of Daily 6iving K 0D6!, dan Perubahan psikologik.

    6atihan yang diperlukan penderita parkinson meliputi latihan fisioterapi, okupasi, dan

    psikoterapi.

    6atihan fisioterapi meliputi ( latihan gelang bahu dengan tongkat, latihan ekstensi trunkus,

    latihan frenkle untuk berjalan dengan menapakkan kaki pada tanda-tanda di lantai, latihan

    isometrik untuk kuadrisep femoris dan otot ekstensor panggul agar memudahkan menaiki tangga

    dan bangkit dari kursi.

    6atihan okupasi yang memerlukan pengkajian 0D6 pasien, pengkajian lingkungan tenpat

    tinggal atau pekerjaan. Dalam pelaksanaan latihan dipakai berma"am strategi, yaitu (

    $trategi kognitif ( untuk menarik perhatian penuhkonsentrasi, bi"ara jelas dan tidak

    "epat, mampu menggunakan tanda-tanda verbal maupun visual dan hanya melakukan

    satu tugas kognitif maupun motorik.$trategi gerak ( seperti bila akan belok saat berjalan gunakan tikungan yang agak lebar,

    jarak kedua kaki harus agak lebar bila ingin memungut sesuatu dilantai.

    $trategi keseimbangan ( melakukan 0D6 dengan duduk atau berdiri dengan kedua kaki

    terbuka lebar dan dengan lengan berpegangan pada dinding. 1indari eskalator atau pintu

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 21

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    22/53

    MOVEMENT DISORDER

    berputar. $aat bejalan di tempat ramai atau lantai tidak rata harus konsentrasi penuh

    jangan bi"ara atau melihat sekitar.

    $eorang psikolog diperlukan untuk mengkaji fungsi kognitif, kepribadian, status mental

    pasien dan keluarganya. 1asilnya digunakan untuk melakukan terapi rehabilitasi kognitif dan

    melakukan intervensi psikoterapi. ',

    P"ognosis

    bat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan

    perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. $ekali terkena parkinson, maka

    penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya. anpa pera%atan, gangguan yang terjadi

    mengalami progress hingga terjadi total disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan

    fungsi otak general, dan dapat menyebabkan kematian.

    Dengan pera%atan, gangguan pada setiap pasien berbeda-berbeda. &ebanyakan pasien

    berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat

    bervariasi. fek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah. Penyakit Parkinson sendiri

    tidak dianggap sebagai penyakit yang fatal, tetapi berkembang sejalan dengan %aktu. 2ata-rata

    harapan hidup pada pasien Parkinson pada umumnya lebih rendah dibandingkan yang tidak

    menderita Parkinson. Pada tahap akhir, penyakit Parkinson dapat menyebabkan komplikasi

    seperti tersedak, pneumoni, dan memburuk yang dapat menyebabkan kematian.

    Progresifitas gejala pada Parkinson dapat berlangsung '8 tahun atau lebih. +amun

    demikian pada beberapa orang dapat lebih singkat. idak ada "ara yang tepat untuk

    memprediksikan lamanya penyakit ini pada masing-masing individu. Dengan treatment yang

    tepat, kebanyakan pasien Parkinson dapat hidup produktif beberapa tahun setelah diagnosis.),' di 6ong /sland +e% ;ork. $emua orang yang terkena turun temurun dari

    nenek moyang yang beremigrasi dari 0nglia imur ketempat baru pada tahun )= Adari kasus pertama kali diketahui pada pasien berumur lebih dari 98 tahun, kebanyakan

    dari kasus ter"atat pada pasien kurang dari =8 tahun. nset penyakit ter"atat paling

    lambat pada dekade ke L///.

    +euroa"hantho"ytosis, mungkin merupakan bentuk paling umum dari korea

    herediter, biasanya bermanifestasi klinis pada dekade ke /// dank e /L :-=' tahun!. /ni

    dapat dibedakan dengan penyakit 1untington onset lambat melalui analisis silsilah dan

    tes neurogenetik.

    &orea senilis merupakan sebuah kondisi yang bermanifestasi se"ara berangsur-

    angsur di dekade pertengahan hidup.

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 25

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    26/53

    MOVEMENT DISORDER

    $e"ara umum berdasarkan onset umum korea herediter benigna dapat dibedakan

    menjadi * tipe.

    ).! 0%al masa anak-anak

    '.! Pada sekitar usia ) tahun

    *.! $elama masa kanak-kanak atau masa remaja akhir.

    nset umur yang paling sering yaitu sekitar satu tahun, saat anak mulai belajar berjalan.

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    27/53

    MOVEMENT DISORDER

    0utosomal resesif

    - +euroa"antho"ytosis

    - Penyakit ilson

    - Degenerasi neuronal dengan besi di otak

    - 0kumulasi tipe /

    - 0ta#ia-telengie"tasia

    - 0taksia 5riedreie"h

    - uberous s"lerosis

    @-linked re"essive

    - M" 6eod syndrome

    $poradis atau penurunan yang tidak diketahui

    - 0trofi olivoponto"erebellar

    - &orea familial benigna

    - &orea fisiologis infan"y

    - &orea senilis

    - /nfeksi primer

    - /nfeksi oportunistik

    Gangguan neurometabolik

    - $indrom 6es"h-+yhan

    - Gangguan lysosomal storage

    - Gangguan aminoa"id

    - Penyakit 6eights

    - Porphyria

    &orea benigna

    - 1erediter

    - $poradi"

    /nfeksi

    - Penyakit "reut4feldt-jakob

    - $indrom defisiensi imunitas yang didapat

    - nsefalitis letargika

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 2#

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    28/53

    MOVEMENT DISORDER

    - /nflamatori

    - $arkoisdosis

    6esi desak ruang

    - umor

    - Malformasi arteri vena

    Diinduksi obat

    - 0nti konvulsan

    - bat antiperkinson

    - &okain

    - 0mfetamin

    - 0nti depresan trisiklik

    - +euroleptik

    - $indrom %ithdra%al emergent

    Diinduksi toksin

    - /ntoksikasi al"ohol dan penghentian

    - 0noksia

    - Monoksida karbon

    - Mangan, merkuri, thalium, toluene

    Gangguan metaboli" sistemik- 1ipertiroidisme

    - 1ipoparatiroidisme

    - &ehamilan

    - Degenerasi hepatoserebral akuisita

    - 0noksia

    Cerebral palsy

    1iper-hiponatremi

    1ipomagnesemia

    1ipo"al"emia

    /mbalans elektrolit

    1iper-hipoglikemia

    +utrisi

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 2$

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    29/53

    MOVEMENT DISORDER

    Dimediasi imunitas

    - &orea $ydenham

    - &orea pas"a infeksi

    - $ystemi" lupus erythematous $6!

    - $indrom anti fosfolipid antibody

    - &orea paraneoplastik

    - Multiple sklerosis

    Las"ular

    - /nfark

    - 1emoragik

    - Penyakit moya-moya

    - Cerebral palsy

    Patofisiologi

    5ungsi ganglia basalis yaitu membentuk impuls yang bersifat dopaminergik dan

    G0B0ergik dari substansia nigra dan korteks motorik yang berturut-turut disalurkan sampai ke

    pallidum di dalam thalamus dan korteks motoris. /mpuls ini diatur dalam striatum melalui dua

    segmen yang parallel, jalur langsung dan tidak langsung melalui medial pallidum dan lateralpallidum inti-inti subtalamikus.

    0ktifitas inti subtalamikus mengendalikan pallidum medial untuk menghambat impuls-

    impuls dari korteks, dengan demikian mempengaruhi parkinsonisme. &erusakan inti

    subtalamikus meningkatkan aktifitas motorik melalui thalamus, sehingga timbul pergerakan

    involuntary yang abnormal seperti distonia, korea dan pergerakan tidak sadar. Contoh klasik

    kerusakan fungsi penghambat inti subthalami"us adalah balismus.9,=

    $indrom "horea yang paling sering dipelajari adalah "horea 1untington, oleh karena itu

    patofisiologi dari penyakit 1untington berlaku pada "horea dan akan menjadi fo"us bahasan.

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 2%

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    30/53

    MOVEMENT DISORDER

    M&0+/$M DP0M/+2G/&

    Pada "horea 1untington, komposisi dari striatal dopamine normal, mengindikasi bah%a

    kelainan utama yang mengan"am ji%a, tetapi sudah terkena penyakit, ukuran menengah,

    pada striatal saraf-saraf dopaminergik. 3at-4at farmakologik yang dapat menurunkan kadar

    dopamine seperti reserpine, tetrabena4ine! atau memblok reseptor dopamine seperti obat-

    obat neuroleptik! dapat menimbulkan "horea. $ejak obat-obatan yang menurunkan komposisi

    dopamine striatal dapat menimbulkan "horea, meningkatkan jumlah dopamine akan

    menambah buruk seperti pada "horea yang diinduksi levodopa yang terlihat pada penyakit

    Parkinson.

    M&0+/$M &6/+2G/&

    &onsep dari mekanisme ini yaitu menyeimbangkan antara a"etyl"holine dan dopamine

    yang merupakan hal penting bagi fungsi striatum yang normal memberikan hal yang penting

    untuk memahami penyakit Parkinson. Pada fase a%al penyakit Parkinson obat-obat anti

    kolinergik digunakan umum, khususnya saat tremor sebagai gejala predominan. Gejala-gejala

    Parkinson lain seperti bradikinesia dan rigiditas juga dapat terjadi.

    Perkembangan korea pada pasien yang diberikan obat-obat kolinergik seperti

    triheksipenidil merupakan pengamatan klinis yang umum, lebih lanjut obat visostigmin intra

    vena antikoliesterase sentral! dapat mengurangi korea untuk sementara. Dengan "ara yang sama

    korea yang diinduksi antikolinergik dapat menjadi lebih berat dengan pemberian visostigmin.

    Dalam ganglia basalis pasien dengan penyakit 1untington terjadi pengurangan kolin

    asetil transferase yaitu en4im yang mengkatalisator sintesis asetil kolin. Berkurangnya reseptor

    kolinergik muskarinik juga telah ditemukan. Dua pengamatan ini dapat menjelaskan berma"am-

    ma"am respon terhadap visostigmin dan efek terbatas dari pre"ursor asetilkolin, seperti kolin dan

    lesitin.

    M&0+/$M $2+2G/&

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 0

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    31/53

    MOVEMENT DISORDER

    Manipulasi dari striatal serotonin dapat berperan dalam pembentukan dari berbagai

    ma"am pergerakan abnormal. Penghambatan pengambilan kembali serotonin seperti fluoksetin

    dapat menimbulkan parkinsonisme, akinesia, mioklonus atau tremor.

    Peranan serotonin 9-hidroksi triptamin! dalam pergerakan korea kurang jelas. $triatum

    mempunyai konsentrasi serotonin yang relative tinggi. Penatalaksanaan farmakologik untuk

    merangsang atau menghambat reseptor serotonin pada korea 1untington tidak menunjukkan

    efek, mengindikasikan kontribusi terbatas serotonin dalam pathogenesis korea.

    M&0+/$M G0B0ergik

    6esi yang paling konsisten pada korea 1untington terlihat dengan hilangnya saraf-saraf

    dalam ganglia basalis yang mensintesis dan mengandung G0B0. 0rti dari semua ini tidak

    diketahui. Berma"am-ma"am teknik farmakologi untuk meningkatkan G0B0 di dalam system

    saraf pusat telah di"oba, bagaimanapun tidak ada manfaat yang diperoleh.

    $7B$0+$/ P dan $M0$0/+

    $ubstansi P telah diketahui berkurang pada penyakit 1untington, sementara itu

    somatostatin meningkat. 0rti dari semua ini belum diketahui. *,9 mg

    P d

    Distonia ( Dosis sampai >88 mgd mungkin diperlukan.

    PD ( '9-98 mg P d diperlukan untuk mengendalikan halusinasi

    Dosis 0nak idak ada

    &ontraindikasi 1ipersensitifitas, aggranulositosis, pulmonary embolism, DM,

    1epatitis, glau"oma sudut sempit, pembesaran prostat

    /nteraksi bat pinefrin dan fenitoin dapat mengurangi efek E agen dopamine-depleting lain E

    C0s, neuroleptik, C+$ depresi, guanaben4 dan antikolinergik dapat

    meningkatkan efek

    /bu 1amil &eamanan penggunaan pada kehamilan belum dilaporkan

    fek $amping 0granulositosis dan hipotensi ortostatik E obat yang dapat meyebabkan

    agranulo"ytosis seperti karbama4epin dan tiklopidine, antikolinergik dapat

    menyebabkan eemboli pulmonal atau hepatitis dapat meningkatkan 65

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page $

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    39/53

    MOVEMENT DISORDER

    &ategori obat ( 0gen depleting dopamin K agen ini mengurangi kadar dopamin pada sistem saraf

    pusat.

    +ama bat 2eserpin $erpasil! K Pengurangan norepinefrin dan epinefrin dapat

    menekan fungsi saraf simpatis

    Dosis De%asa 8,9 mgd PE menetap pada 8,) mg P d

    Dosis 0nak idak ada rekomendasi

    &ontraindikasi 1ipersensitifitas, depresi mental

    /nteraksi bat C0 dapat mengurangi efek antihipertensi baik digitalis maupun

    uinidine dapat meningkatkan resiko terjadinya aritmia jantung

    /bu 1amil &eamanan penggunaan pada kehamilan belum dilaporkan

    fek $amping $edasi dan ketidakmampuan konsentrasi atau melakukan tugas

    kompleks adalah efek yang kurang baik se"ara umum E depresi psikotik

    dapat terjadi, itu dapat mendorong ke arah bunuh diri E harus dihentikan

    bila ada tanda-tanda depresi E jangan diberikan kepada pasien dengan

    ri%ayat depresi E efek lain berupa suara sengau, kekakuan dan

    eksaserbasi ulser peptik E hipotensi ortostatik E parkinsonisme

    &ategori obat ( Ben4odia4epin K Mengurangi kadar konsentrasi G0B0 dalam kauda, putamen,

    substansia nigra dan globus pallidus. Dengan analogi peningkatan aktivitas G0B0 mungkin

    memperbaiki korea.

    +ama bat Cloba4am &lonopin, 2ivotril! K sering digunakan seperti antiepileptik,

    hipnotik dan an#iolyti" untuk pera%atan korea. Golongan ben4odia4epin

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page %

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    40/53

    MOVEMENT DISORDER

    meningkatkan transmisi G0B0nergik di C+$

    Dosis De%asa 8,9-) mgd PE meningkatkan dosis mingguan sesuai dengan keperluan

    dan respon obat

    Dosis 0nak idak ada

    &ontraindikasi 1ipersensitifitas, penyakit hati, glau"oma sudut sempit

    /nteraksi bat 5enitoin dan barbiturat dapat mengurangi efek

    /bu 1amil &eamanan penggunaan pada kehamilan belum dilaporkan

    fek $amping Menyebabkan penyakit pernafasan kronik atau kelemahan fungsi ginjal E

    sedasi, kehilangan keseimbangan, depresi dan kebingungan konfusi!

    Pengo$atan

    ujuan akhir dari farmakoterapi adalah mengurangi angka kejadian dan men"egah

    komplikasi. &orea akan membaik setelah pemakaian. ?ika penyebabnya obat dihentikan. 7ntuk

    membantu mengendalikan pergerakan yang abnormal bisa diberikan obat yang menghalangi efek

    dopamine misalnya obat anti psikosa!

    &ategori obat ( 0ntipsikotik K berfungsi sebagai antagonis dopamine dan mempunyai

    efek sebagai anti spasmodi".

    Pada stadium a%al dapat digunakan fenotia4in, haloperidol atau tetrabena4in.

    P"ognosis

    Prognosis tergantung pada penyebab dari korea. 1D mempunyai prognosa yang buruk,

    dimana pasien akan meninggal diakibatkan oleh adanya komplikasi. 1al yang sama juga

    ditemukan pada pasien dengan neuroa"antho"ytosis yang mengalami pneumonia.

    II. ,*o"ea S&)en*a# ,*o"ea Mino"/

    nset akut, berhubungan dengan infeksi streptokokus. 6ebih sering terdapat pada anak-

    anak. erdapat gejala rematoid lain jantung!

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page !0

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    41/53

    MOVEMENT DISORDER

    III. ,*o"ea G"a0i)a"-#

    nset saat kehamilan, merupakan reaktivasi "horea $ydenham.

    ,. DISTONIA

    Manifestasi sebagai postur tubuh yang abnormal untuk %aktu yang lama, yang

    diakibatkan oleh spasme otot-otot besar yang terdapat di badan dan ekstremitas. Misalnya

    retraksi pada kepala. Distonia dapat terjadi umum pada distonia muskulorum atau lokal pada

    torti"olis.

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page !1

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    42/53

    MOVEMENT DISORDER

    Distonia yang dikenal juga sebagai torsi spasme adalah suatu sikap menetap dari salah satu

    bentuk gerakan atetotik yang hebat sekali. Gambarannya dapat berupa hiperekstensi atau

    hiperfleksi tangan, hiperinversi kaki, hiper-lateroleksi atau hiper-retrofleksi kepala, torsi tulang

    belakang dengan melengkungkan pinggang, sambil %ajah meringis-ringis.

    Definisi

    Distonia adalah kelainan gerakan di mana kontraksi otot yang terus menerus

    menyebabkan gerakan berputar dan berulang atau menyebabkan sikap tubuh yang abnormal.

    Gerakan tersebuut tidak disadari dan kadang menimbulkan nyeri, bisa mengenai satu otot,

    sekelompok otot misalnya otot lengan, tungkai dan leher! atau seluruh tubuh. Pada beberapa

    penderita, gejala distonia mun"ul pada masa anak-anak 9-)= tahun!, biasanya mengenai kaki

    atau tangan. Beberapa penderita lainnya baru menunjukkan gejala pada akhir masa remaja atau

    pada a%al masa de%asa.

    Pen&e$a$

    Para ahli yakin bah%a distonia terjadi karena adanya kelainan di beberapa daerah di otak

    ganglia basalis, talamus, korteks serebri!, dimana beberapa pesan untuk memerintahkan

    kontraksi otot diolah.

    Diduga terdapat kerusakan pada kemampuan tubuh untuk mengolah sekumpulan bahan

    kimia yang disebut neurotransmiter, yang membantu sel-sel di dalam otak untuk berkomunikasi

    satu sama lain.

    Gejala-gejal distonik disebabkan oleh (

    Cedera kepala ketika lahir terutama karena kekurangan oksigen!

    /nfeksi tertentu

    rauma

    2eaksi terhadap otot tertentu, logam berat atau kera"unan karbon monoksida

    $troke

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page !2

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    43/53

    MOVEMENT DISORDER

    $ekitar 98A kasus tidak memiliki hubungan dengan penyakit maupun "edera, dan disebut

    distonia primer atau distonia idiopatik. $eluruhnya merupakan distonia keturunan yang sifatnya

    dominan. Distonia juga bisa merupakan gejala dari penyakit lainnya, yang beberapa diantaranya

    diturunkan misalnya Penyakit ilson!

    Ge!ala

    Gejala a%al adalah kemunduran dalam menulis setelah menulis beberapa baris kalimat!,

    kram kaki dan ke"enderungan tertariknya satu kaki ke atas atau ke"enderungan menyeret

    kaki setelah berjalan atau berlari pada jarak tertentu.

    6eher berputar atau tertarik di luar kesadaran penderita, terutama ketika penderita merasa

    lelah

    Gejala lainnya adalah tremor dan kesulitan berbi"ara atau mengeluarkan suara .

    Gejala a%alnya bisa sangat ringan dan bahu dirasakan hanya setelah olah raga berat, stres

    atau karena lelah.

    6ama-lama gejalanya menjadi semakin jelas dan menyebar serta tak tertahankan.

    Klasifiasi

    Berdasarkan bagian tubuh yang terkena (

    ). Distonia generalisataK mengenai sebagian besar atau seluruh tubuh

    '. Distonia fokalK terbatas pada bagian tubuh tertentu

    *. Distonia multifokalK mengenai ' atau lebih bagian tubuh yang tidak berhubungan

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    44/53

    MOVEMENT DISORDER

    nset terjadi pada masa anak-anak dan diturunkan se"ara autosomal resesif. Pada

    a%alnya terjadi deformans pada kaki berupa fleksi ketika berjalan. 6alu kelainan ini bertambah

    menjadi generalisata. Dengan postur kepala, badan, dan ekstremitas yang abnormal. Diagnosis

    ditegakkan jika pada pasien memiliki ri%ayat perinatal normal dan tidak terdapat bukti

    laboratorium adanya penyakit ilson. Pengobatan penyakit ini dapat dengan levodopa atau

    &arbama4epin. +amun pada beberapa pasien tidak ditemukan peningkatan yang berarti sehingga

    dapat diganti dengan anti kolinergik.

    (. S%as#o)i To"tiolis 2*& ne1/

    Deviasi kepala unilateral dan etiologinya belum diketahui. Pada pemeriksaan didapatkan

    kelainan vestibular, namun hal ini tidak jelas apakah disebabkan oleh tortikolis atau postur

    kepala yang tidak normal. &ontraksi distonik dari M. $ternokleidomastoideus yang nyeri dan

    dapat terjadi hipertrofi pada otot tersebut dan otot-otot leher lainnya, yang menyebabkan kepala

    berputar ke satu sisi se"ara involunter, juga kadang ke arah depan antekoli! dan ke belakang

    retrokoli!.

    +.Blefa"os%as#e

    Merupakan penutupan kelopak mata yang tidak disadari. Gejala a%alnya bisa berupa hilangnya

    pengendalian terhadap pengedipan mata. Pada a%alnya hanya menyerang satu mata tetapi

    akhirnya kedua mata biasanya terkena. &ejang menyebabkan kelopak mata menutup total

    sehingga terjadi kebutaan fungsional meskipun mata dan penglihatannya normal.

    3.Distonia K"anial

    Merupakan distonia yang mengenai otot-otot kepala, %ajah dan leher.

    4. Distonia O"o#an)i$-le"

    Menyerang otot-otot rahang, bibir dan lidah. 2ahang bisa terbuka aau tertutup dan penderita

    mengalami kesulitan berbi"ara dan menelan.

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page !!

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    45/53

    MOVEMENT DISORDER

    5. Distonia S%as#o)i

    Melibatkan otot tenggorokan yang mengendalikan proses berbi"ara. ?uga disebut disfonia spastik

    atau distonia laringeal yang meyebabkan kesulitan dalam berbi"ara atau bernafas.

    6. Sin)"o#a Meige

    0dalah gabungan dari blefarospasme dan distonia oromandibuler, kadang-kadang dengan

    disfonia spasmodik.

    7. K"a# Pen-lis

    0dalah gabungan distonia yang menyerang otot tangan dan kadang lengan ba%ah bagian depan,

    hanya terjadi selama tangan digunakan untuk menulis. Distonia yang sama juga disebut kram

    pemain piano dan kram musisi.

    8. Distonia )o%a9"es%onsif

    Merupakan distonia yang berhasil diatasi dengan obat-obatan. $alah satu variannya yang

    pentingadalah distonia. $ega%a. Mulai timbul pada masa anak atau remaja, berupa kesulitan

    dalam berjalan. Pada distonia sega%a, gejalanya turun-naik sepanjang hari, mulai dari

    kemampuan gerak di pagi hari menjadi ketidakmampuan di sore dan malam hari juga setelah

    melakukan aktivitas.

    Diagnosa

    Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

    Pengo$atan:

    $ejumlah tindakan dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan kejang otot dan nyeri ()! bat-obatan

    elah digunakan beberapa jenis obat yang membantu memperbaiki ketidakseimbangan

    neurotransmiter. bat yang diberikan merupakan sekumpulan obat yang mengurangi kadar

    neurotransmiter asetilkolin, yaitu triheksifenidil, ben4tropin dan prosiklin 1Cl. bat yang

    mengatur neurotransmiter G0B0 bisa digunakan bersama dengan obat diatas atau diberikan

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page !5

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    46/53

    MOVEMENT DISORDER

    tersendiri pada pasien dengan gejala yang ringan! yaitu dia4epam, lora4epam, klona4epam dan

    baklofen. bat lainnya memberikan efek dopamin adalah levodopakarbidopa dan bromokriptin.

    bat yang mengurangi efek dopamin adalah reserpin atau tetrabena4in. 7ntuk mengendalikan

    epilepsi diberikan obat anti kejang karbama4epin.

    '! 2a"un Botullinum

    $ejumlah ke"il ra"un ini bisa disuntikkan ke dalam otot yang terkena untuk mengurangi distonia

    fokal. Pada a%alnya ra"un ini digunakan untuk mengobati blefarospasme. 2a"un menghentikan

    kejang otot dengan menghambat pelepasan neurotransmiter asetikolin. feknya bertahan selama

    beberapa bulan sebelum suntikan ulangan dilakukan.

    *! Pembedahan dan Pengobatan lain

    ?ika pemberian obat tidak berhasil atau efek sampingnya terlalu berat, maka dilakukan

    pembedahan. Distonia generalisata stadium lanjut telah berhasil diatasi dengan pembedahan

    yang menghan"urkan sebagian dari talamus. 2esiko dari pembedahan ini adalah gangguan

    berbi"ara, karena talamus terletak di dekat struktur otak yang mengendalikan proses berbi"ara.

    Pada distonia fokal termasuk blefarospasme, disfonia spasmodik dan tortikalis! dilakukan

    pembedahan untuk memotong atau mengangkat saraf dari otot yang terkena.

    Beberapa penderita distonia spasmodik bisa menjalani pengobatan oleh ahli patologi berbi"ara-berbahasa. erapi fisik, pembidaian, penatalaksanaan stres dan biofeedba"k juga bisa membantu

    penderita distonia jenis tertentu

    Gangg-an To"tialis S%as#o)i

    Pen&e$a$

    Biasanya penyebabnya tidak diketahui. &adang beberapa keadaan berikut bisa menyebabkan

    terjadinya tortikalis (

    1ipertiroidisme

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page !"

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    47/53

    MOVEMENT DISORDER

    /nfeksi sistem saraf

    Diskinesia tardiv gerakan %ajah abnormal akibat obat anti-psikosis!

    umor leher

    Bayi baru lahir bisa mengalami tortikalis tortikalis kongenitalis! karena adanya kerusakan otot

    leher pada proses persalinan. &etidakseimbangan otot mata dan tulang atau kelainan bentuk oto

    tulang belakang bagian atas bisa menyebabkan tortikalis pada anak-anak.

    Ge!ala

    &ejang otot leher disertai nyeri tajam bisa terjadi se"ara tiba-tiba dan bisa terjadi terus menerus

    atau hilang-timbul. Biasanya hanya satu sisi leher yang terkena. 0rah dari miring danberputarnya kepala tergantung kepada otot leher mana yang terkena. $epertiga penderita juga

    mengalami kejang di daerah lainnya, yaitu biasanya di kelopak mata, %ajah, rahang atau tangan.

    &ejang terjadi se"ara mendadak danjarang timbul pada %aktu tidur. ortikalis bisa menetap

    sepanjang hidup penderita dan menyebabkan nyeri berkepanjangan, terbatasnya gerakan leher

    serta kelainan bentuk sikap tubuh.

    Diagnosa

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan ri%ayat sedera atau kelainan leher

    sebelumnya. &adang dilakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari kejang

    otot leher, seperti rontgen, C s"an dan M2/.

    Pengo$atan

    &adang kejang bisa dikurangi untuk sementara %aktu dengan menjalani terapi fisik dan

    pemijatan. bat berfungsi membantu engurangi kejang otot dan pergerakan diluar sadar dan

    biasanya bisa membantu meringankan nyeri karena kejang. Biasanya obat antikolinergik

    menghambat rangsangan saraf tertentu! dan ben4odia4epin obat penenang!. &adang diberikan

    obat pengendur otot mus"le rela#ant! dan obat anti-depresi. &adang dilakukan pembedahan

    untuk mengangkat saraf dari otot yang mengalami kelainan. Pembedahan dilakukan jika

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page !#

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    48/53

    MOVEMENT DISORDER

    pengobatan lainnya tidak berhasil. ?ika penyebabnya adalah masalah emosional, maka dilakukan

    terapi psikis. Pada tortikalis kongenitalis dilakukan terapi fisik yang intensif untuk meregangkan

    otot yang rusak, yang dimulai pada bulan-buulan pertama. ?ika terapi fisik tidak berhasil dan

    dimulai terlalu lambat, maka otot harus diperbaiki melalui pembedahan.

    P"ognosis:

    Dapat remisi

    Dystonia dapat menyebar pada kelompok otot yang lainnya ),*

    D. ATETOSIS

    0tetosis berasal dari bahasa ;unani yang berarti berubah-ubah atau tidak mantap.

    Gangguan kinetik ini biasanya disebabkan oleh kerusakan perinatal dan korpus striatal. Dapat

    juga disebabkan oleh &ern ikterus atau hiperbilirubinemia. Gerakan involunter menjadi lambat

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page !$

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    49/53

    MOVEMENT DISORDER

    dengan ke"enderungan untuk ekstensi berlebihan dari ekstremitas bagian perifer. ampak sebagai

    keka"auan gerakan dengan tingkat pergerakan Chorea dan dystonia. Gejala ini melibatkan organ

    tangan, kaki dan sisi %ajah. 7mumnya disertai otak "ongenital palsi serebral!.

    0tetosis merupakan keadaan motorik dimana jari-jari tangan dan kaki serta lidah atau

    bagian tubuh lain apapun tidak dapat diam sejenak. Gerakan yang mengubah posisi ini bersifat

    lambat, melilit dan tidak bertujuan. Pola gerakan dasarnya ialah gerakan involuntary

    ekstensipronasi yang berselingan dengan ekstensi jari-jari tangan dan dengan ibu jari yang

    berfleksi dan berabduksi di dalam kepalan tangan. 7mumnya gerakan atetotik lebih lamban

    daripada gerakan koreatik, tetapi gerakan atetotik yang lebih "epat dan gen"ar atau gerakan

    koreati yang kurang "epat dan tidak menyerupai satu dengan yang lain dikenal sebagai gerakan

    koreoatetosis. Bilamana atetosis melanda sesisi tubuh saja disebut hemiatetosis. *,>

    E. MIOKLONUS

    DEFINISI

    Mioklonus adalah gerakan tidak disadari, tiba-tiba, sebentar, jerky, sho"k-like akibat kontraksi

    otot positif mioklonik! disebabkan gangguan di C+$ timbul di anggota, %ajah atau badan.

    KLINIS

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page !%

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    50/53

    MOVEMENT DISORDER

    KLASIFIKASI

    Berdasarkan distribusi mioklonus ( fokal, segmental, general

    Berdasarkan neurofisiologi ( kortikal, batang otak, spinal

    Berdasarkan %aktu ( ireguler, ritmik, osilatori, mioklonus bisa saat istirahat atau saat

    kerja

    Mioklonus bisa reflektoris atau sensitif terhadap stimulus sensoris atau suara

    Marsdens membagi mioklonus ( -fisiologik, esensial, epileptik, simptomatik

    ). 5isiologik Mioklonus

    imbulnya gerakan mendadak sekelompok otot saat mulai tidur, biasanya sesudah aktivitas

    berat, emosi atau stress 1i""up bisa dimasukkan jenis ini.

    '. ssensial Mioklonus

    nset dekade kedua, laki dan perempuan sama, timbul gerakan mioklonus. $aat kerja, hilang

    saat tidur, meningkat saat emosi.

    *. pileptik Mioklonus

    0dalah fenomena epilepsi terutama anak-anak, tipe progresif multifokal atau mioklonus

    general ditandai dengan timbulnya kelainan neurologis progresif seperti ata#ia, spastisitas,

    dementia, tuli.

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    51/53

    MOVEMENT DISORDER

    '. Mioklonus Batang tak ( "irinya general dan timbul saat stimulasi suara atau sensoris

    kepalaleher. Dia%ali aktivasi sterno"ledoimastoid, diikuti otot %ajah, messeter baru

    badan dan anggota.*. $pinal Mioklonus ( "etusan abnormal dimulai di motor neuron ( spinal mioklonus

    segmental ( gerakan jerky, berulang-ulang, ritmik, setinggi segmen myelum saat tidur

    masih timbul 8,9-' 14.

    PENATALAKSANAAN

    a. Medika Mentosa Cari faktor etiologi dan diobati &lona4epam (

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    52/53

    MOVEMENT DISORDER

    &arbama4epin Pada post hipoksia mioklonus bisa ditambahkan 9-hidroksi-tryptophan dan

    "arbidopa 0steriksis negative mioklonus! bisa dipakai ethosu#imide dan koreksi

    metabolit)

    BAB III

    KESIMPULAN

    Gangguan gerak merupakan suatu kondisi yang menyulitkan aktivitas seseorang. $ebagai "ontoh

    Penyakit Parkinson yang merupakan gangguan neurodegeneratif progresif yang disebabkan

    karena proses degenerasi spesifik neuron-neuron dopaminergik ganglia basalis terutama di

    substansia nigra pars kompakta yang disertai inklusi sitoplasmik eosinofilik 6e%y body!.

    Penyakit Parkinson adalah tiper tersering dari suatu keadaan Parkinsonisme, lebih kurang :8A

    dari seluruh kasus. $elain itu penyakit Parkinson juga merupakan penyakit neurodegeratif

    tersering kedua setelah demensia 0l4heimer. erdapat empat manifestasi motorik pada penyakit

    ParkinsonE tremor saat istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural. $elain itu, pada

    penyakit Parkinson juga terdapat gejala non-motorik yang termasuk didalamnya adalah

    gangguan sensoris dan otonom serta gangguan neurobehavioral neuropsikiatri! seperti depresi,

    ansietas, dan psikosis. Manajemen pasien dengan penyakit Parkinson tahap lanjut sangatlah

    menantang kita dalam penanganannya dilihat dari segi motorik, sering timbul komplikasi gejala

    psikosis, yang disertai dengan berbagai komorbiditas neuropsikiatri lainnya. Penilaian dan

    penanganan pasien Parkinson yang disertai gejala neuropsikiatri membutuhkan perhatian yang

    2015 Stase Saraf RSIJ Cempaka Putih Page 52

  • 7/24/2019 207735501 Movement Disorder

    53/53

    MOVEMENT DISORDER

    lebih besar bagi kita untuk lebih memperhatikan lagi berbagai faktor penyebab timbulnya gejala

    neuropsikiatri. Pengenalan se"ara dini gejala-gejala neuropsikiatri yang timbul hampir

    menyerupai gejala penyakit Parkinson sangatlah penting dalam tatalaksana pasien lebih lanjut.