abstak ac kereta

Upload: wira-nugroho

Post on 24-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Abstak AC Kereta

    1/5

    Abstrak Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

    Banjarmasin, 78 Oktober 2015

    Analisis CFD Penempatan Air Condi t ioning Unit

    pada KRD Ekonomi Bandung Raya

    Wira Nugroho1, adan Nathanael P. Tandian1, b *

    1Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Jl. Ganesa 10, Bandung-40132, INDONESIAa [email protected], [email protected]

    *Penulis penanggung jawab

    AbstrakDalam usaha peningkatan layanannya, PT Kereta Api Indonesia - Daerah Operasi 2 (PT KAI Daop

    2) antara lain memasang AC split pada unit kereta ekonomi Kereta Rel Diesel (KRD) Bandung

    Raya. Jenis AC split yang digunakan adalah AC split statik yang biasa digunakan untuk ruang

    bangunan. Penempatan unit AC split ini sangat penting karena menentukan kualitas pendinginan.

    Dalam makalah ini dilakukan analisis CFD yang membandingkan empat opsi penempatan unit ACsplit di dalam ruang kereta KRD Bandung Raya. Keempat konfigurasi unit AC yang disimulasikan

    adalah: konfigurasi-1 dengan susunan 3 pasang unit AC bertolak belakang yang dipasang melintang

    di sepanjang lorong kereta, konfigurasi-2 dengan susunan 3 unit AC berjajar pada masing-masing

    dinding kiri dan kanan kereta, konfigurasi-3 dengan jajaran 6 unit AC yang dipasang melintang di

    sepanjang lorong kereta, dan konfigurasi-4 yang mirip dengan konfigurasi-1. Perbedaan antara

    konfigurasi-1 dan 4 adalah pada jarak antar-pasangan unit AC, yaitu 4,5 m pada konfigurasi-1 dan 5

    m pada konfigurasi-4. Dari perhitungan terdahulu, beban pendinginan maksimum tiap unit kereta

    17,2 kW sehingga setiap unit kereta dapat dilayani oleh 6 AC split 1 TR (3,52 kW). Hasil simulasi

    CFD menunjukkan konfigurasi-4 memberikan hasil terbaik dengan temperatur ruang yang merata

    dan tidak memiliki daerah bertemperatur ekstrim.

    Kata kunci: Penempatan AC, kereta api, CFD, simulasi CFD, refrigerasi

    Pendahuluan

    Saat ini, bidang transportasi sudah tidak

    bisa dilepaskan dari kebutuhan hidup manusia

    sehari-hari. Pentingnya transportasi secara

    tidak langsung berpengaruh pada

    pembangunan nasional karena fungsinya

    sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi,pengembangan wilayah dan pemersatu

    bangsa.[1] Kereta api merupakan salah satu

    moda transportasi alternatif transportasi darat

    yang penting dalam mendukung aliran

    perpindahan manusia, barang dan jasa. Selain

    kapasitas angkut yang besar dalam

    mengurangi beban pengguna jalan, kereta api

    juga memiliki tingkat konsumsi bahan bakar

    paling efisien.[2]

    Dalam usaha peningkatan layanannya,

    pada tahun 2012 PT KAI bekerja samadengan PT INKA memodifikasi ruang kereta

    penumpang kelas bisnis dan ekonomi dengan

    menambahkan AC Split statik supaya dapat

    memenuhi kenyamanan termal penumpang.

    Hal ini sejalan dengan penelitian yang

    menyatakan bahwa faktor kenyamanan lah

    yang berperan penting dalam menjaga dan

    menarik konsumen pengguna jasa kereta

    api.[3]

    Dari hasil observasi, penempatan unit AC

    split pada kereta penumpang tidak memiliki

    standar khusus. Sementara itu hasil studi

    menyatakan bahwa penempatan posisi unit

    AC split berpengaruh pada kualitas

    pendinginan[4]. Oleh karenanya, optimisasi

    penempatan unit AC Split pada kereta

    penumpang diperlukan supaya dapat

    diketahui penempatan yang paling optimal.

    Pada kasus ini, model kereta penumpang yang

    dipilih adalah kereta komuter Bandung, yaitu

    Kereta Api Lokal Ekonomi Bandung Raya /KRD Bandung Raya relasi Padalarang

    Cicalengka. Pada penelitian ini empat

    konfigurasi yang berbeda disimulasikan

  • 7/25/2019 Abstak AC Kereta

    2/5

    Abstrak Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

    Banjarmasin, 78 Oktober 2015

    menggunakan metode Computational Fluid

    Dynamic (CFD) dengan bantuan perangkat

    FLUENT 14.0. Hasil simulasi akan

    menunjukkan sebaran temperatur pada

    ruangan kereta sehingga dapat diketahui

    konfigurasi yang paling optimal.

    Metodologi Penelitian

    Model geometri kereta penumpang yang

    digunakan pada simulasi dapat dilihat pada

    Gambar 1. Model ini dibuat menggunakan

    perangkat Autodesk Inventor 2014.

    Gambar 1 Model geometri kereta

    Model geometri selanjutnya melalui proses

    diskritisasi, sehingga terbagi menjadi banyak

    elemen-elemen kecil menggunakan batasan

    parameter skewness di bawah 0,9. Proses

    diskritisasi dilakukan dengan bantuan

    perangkat ANSYS 14.0 Hasil dari proses

    diskritisasi dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2 Model hasil diskritisasi

    Parameter Kenyamanan Termal.Parameter

    kenyamanan termal pada penelitian ini

    meliputi 2 variabel, yaitu temperatur ruangan

    dan kecepatan udara. Standar temperatur

    ruangan menurut Lembaga Penyelidikan

    Masalah Bangunan (LPMB-PU) dapat dilihat

    pada Tabel 1.

    Tabel 1 Standar temperatur ruangan[5]

    Dari Tabel 1 dapat diketahui rentang

    kenyamanan optimal temperatur sampai padaambang batasnya berkisar dari 22,80C 280C.

    Sementara untuk kecepatan udara, Lippsmeier

    mengklasifikasikan bahwa batas kecepatan

    udara untuk kenayamanan yang dirasakan

    manusia adalah dibawah 1 m/s.[6]

    Kondisi Operasi. Kondisi operasi yang

    digunakan dalam simulasi ini meliputi,

    kondisi wilayah berada di Kota Bandung

    dengan asumsi berada pada 100 Lintang

    Selatan. Kondisi temperatur udara luar berada

    saat maksimal, yaitu bulan Oktober pukul

    15.00. Kondisi eksposur matahari, dimana

    dinding kanan dan kiri kereta api diasumsikan

    menghadap ke arah utara dan selatan secara

    tegak lurus. Dan kondisi kereta tidak berjalan

    atau diam terpapar penuh matahari dengan

    kondisi kecepatan angin dianggap 0 m/s

    supaya diperoleh kondisi beban pendinginan

    maksimal. Dari hasil perhitungan, beban

    pendinginan maksimum tiap unit keretasebesar 17,2 kW sehingga setiap unit kereta

    dapat dilayani oleh 6 AC split 1 TR (3,52

    kW).

    Kondisi Batas Simulasi. Kondisi batas

    simulasi diperoleh dari perhitungan beban

    pendingin yang telah dilakukan sebelumnya.

    Kondisi batas ini terbagi menjadi dua, yaitu

    kondisi batas untuk Wall / Dinding dan

    Kondisi batas Heat Flux untuk model panas

    yang dihasilkan manusia melalui kursi. Nilaidari kondisi batas tersebut dapat dilihat pada

    Tabel 2 dan Tabel 3. Sementara untuk kondisi

    batas dari AC Split yang digunakan dari hasil

  • 7/25/2019 Abstak AC Kereta

    3/5

    Abstrak Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

    Banjarmasin, 78 Oktober 2015

    penelitian diperoleh bahwa kecepatan supply

    air yang digunakan adalah 2,75 m/s dengan

    temperatur sebesar 285K.

    Tabel 2 Kondisi Batas Wall/ Dinding

    ElemenBeban Pendinginan

    Total [W]

    Koefisien Konveksi /

    U [W/oC.m2]

    A

    [m2]

    Free Stream

    Temperature [K]

    Atap 1272,47 0.741 53,6 329,04

    Dinding Utara 328,77 0.7532 24,31 314,95

    Dinding Selatan 295,31 0.7532 24,31 313,13

    Kaca Utara 446,42 2.5035 7,37 321,19

    Kaca Selatan 460,64 2.5035 7,37 321,97

    Lantai 1443,66 2,4446 47,86 309,34

    Partisi Pintu 164,21 2.4109 5,59 309,19

    Pintu 55,63 2.5457 2,92 304,48

    Partisi Toilet 221,57 2,4109 7,62 309,06

    Partisi Dinding 139,34 2,4109 4,7 309,29

    Tabel 3 Kondisi BatasHeat FluxUntuk Model Manusia

    ElemenBeban Pendinginan

    Total [W]

    A

    [m2]

    Heat Flux

    [W/m2]

    Kursi Dua 6095,96 54,41 112,04

    Kursi Tiga 6330,42 48,15 131,47

    Pemilihan Parameter Viskos. Pemilihan

    rameter viskos ini cukup penting karena

    menentukan bagaimana aliran yang terjadi

    pada simulasi. Penentuan aliran dilakukan

    dengan menghitung besarnya nilai Bilangan

    Reynolds dengan menggunakan Pers. 1. =

    . ....(1)

    Bilangan Reynold aliran adalah 20599,92

    yang menandakan aliran turbulen oleh karena

    itu dipilih model K-Epsilon sebagai parameterviskos.

    Konfigurasi Model. Pada penelitian ini ada 4

    konfigurasi berbeda yang disimulasikan untuk

    mengetahui penempatan unit AC split yang

    paling optimal. Pada konfigurasi 1 Unit AC

    dipasang dengan susunan 3 pasang unit

    bertolak belakang yang dipasang melintang di

    sepanjang lorong kereta seperti terlihat pada

    Gambar 3.

    Untuk konfigurasi-2 penempatan AC yangdimodelkan dengan susunan 3 unit AC

    berjajar pada masing-masing dinding kiri dan

    kanan kereta,

    Untuk konfigurasi-3 penempatan AC dengan

    susunan jajaran 6 unit AC yang dipasang

    melintang di sepanjang lorong kereta, dan

    untuk konfigurasi-4 penempatan AC mirip

    dengan konfigurasi-1 hanya saja perbedaan

    antara konfigurasi-1 dan 4 adalah pada jarak

    antar-pasangan unit AC, yaitu 4,5 m pada

    konfigurasi-1 sedangkan 5 m pada

    konfigurasi-4.

    Hasil Penelitian dan Pembahasan. Keempat

    model yang telah dibuat lalu disimulasikan

    menggunakan perangkat FLUENT 14.0

    dengan metode CFD. Hasilnya, untuk variabel

    kecepatan udara keempat konfigurasi yang

    digunakan menghasilkan sebaran kecepatan

    udara yang relatif memenuhi batas

    kenyamanan kecepatan udara seperti terlihat

    pada Gambar 5. Sedangkan untuk variabel

    temperatur hasilnya cukup berbeda tiap

    konfigurasinya. Berdasarkan hasil simulasipada Gambar 6 dapat terlihat bahwa

    konfigurasi 3 dan 4 memberikan hasil yang

    cukup baik bila dibandingkan dengan

  • 7/25/2019 Abstak AC Kereta

    4/5

    Abstrak Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

    Banjarmasin, 78 Oktober 2015

    Gambar 3 Model Konfigurasi 1

    konfigurasi lainnya karena temperatur ruang

    yang dihasilkan lebih merata dan tidak

    memiliki daerah bertemperatur ekstrim.

    Konfigurasi 3 dengan penempatan susunan 6

    unit AC berjajar melintang seperti Gambar 4

    kurang dipilih karena pemasangan yang lebih

    sulit dan tidak ergonomis karena

    membutuhkan 6 penahan unit AC di setiap

    unitnya, sedangkan pada konfigurasi 4

    penahan bisa dibuat 3 buah saja untuk

    menahan 2 unit AC tiap penahannya sehingga

    konfigurasi 4 lah yang dipilih sebagaipenempatan unit AC paling optimal.

    Kesimpulan Dari hasil penelitian yang

    dilakukan model konfigurasi 4 merupakan

    konfigurasi yang terbaik untuk diaplikasikan

    pada tiap-tiap kereta penumpang kelas

    ekonomi yang ada di Indonesia.

    Referensi

    [1] Kementerian Negara Riset dan TeknologiRepublik Indonesia, Buku Putih Penelitian,

    Pengembangan, dan Penerapan Iptek dan

    Manajemen Transportasi, Kementerian

    Negara Riset dan Teknologi, Jakarta, 2006.

    Gambar 4 Model Konfigurasi 3

    [2] Direktorat Jenderal Perkeretaapian,

    Rencana Induk Perkeretaapian Nasional,

    Ditjen Perkeretaapian, Kementrian

    Perhubungan, Jakarta, 2011.

    [3] Ambar Isti Fatma, dan Saino, Analisis

    Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

    Konsumen untuk Menggunakan Jasa Kereta

    Api Komuter Tujuan Lamongan-Surabaya,

    Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya.

    (http://ejournal.unesa.ac.id/article/9621/54/art

    icle.pdf, diakses 22 Januari 2015).

    [4] Ardian Yudo Dewanto, The Selecting and

    Placement of an Air Conditioning Unit for aSpecified Room by Considering its Furniture

    Arragement, Tugas Sarjana, Teknik Mesin

    FTMD ITB, Bandung, 2012.

    [5] Basalaria Talarosha, Menciptakan

    Kenyamanan Termal dalam Bangunan, Jurnal

    Sistem Teknik Industri, 3(6):148-158, 2005.

    [6] Tyas Fee Nabil, Catatan kuliah

    kenyamanan termal,

    (http://tyasfeenabil.blogspot.com/2012/02/ken

    yamanan-thermal.html, diakses pada 28

    Januari 2015).

  • 7/25/2019 Abstak AC Kereta

    5/5

    Abstrak Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

    Banjarmasin, 78 Oktober 2015

    Gambar 5 Perbandingan hasil simulasi kecepatan udara, konfigurasi 1-4 dari kiri ke kanan

    Gambar 6 Perbandingan hasil simulasi temperatur ruangan, konfigurasi 1-4 dari kiri ke kanan

    RentangKenyamanan

    Rentang

    Kenyamanan