arna musim - ukiuki.ca/sites/uki.ca/files/documents/oktober-2016.pdf · [email protected]...
TRANSCRIPT
M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h
O K T O B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 2 W W W . U K I . C A U K I T O R O N T O
GEREJA
St. Anselm’s Church
1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto
ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville
Redaksi:
Angelina Hanapie
Julian Wibowo
Christine Budihardjo
Randy Danurahardja
Novius Handy
Penasehat:
Rm. J. Juliwan M. SCJ
Alamat Redaksi:
c/o Priests of the Sa-
cred Heart
58 High Park Blvd.
Toronto
ON M6R 1M8
Email:
ebuah perputaran Seperti sebuah roda, demikian pulalah semua ciptaan yang ada di dunia ini selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, selalu berputar. Ini menandakan bahwa tidak ada yang statis atau tetap melainkan dinamis, selalu bergerak. Walaupun tampaknya sama dan terulang lagi, namun setiap saat tidak pernah sama melainkan selalu berbeda. Perubahan ini juga membawa hal baru sekaligus mengingatkan kita bahwa tidak ada yang abadi di muka bumi ini. Seperti Sabda Yesus bahwa yang hari ada, besok sudah lenyap dan akan datang yang baru. Maka selalu ada dinamika antara yang lama dan baru, yang di tengahnya terjadi perubahan, pergantian atau regenerasi.
Pergantian dan perputaran itu indah dan menjadi tanda nyata sebuah kehidupan, yang selalu berkembang. Tentu saja kita semua berharap bahwa perkembangan itu selalu mengarah ke arah yang positif dan membahagiakan semua orang. Cobalah kita memperhatikan situasi Musim Gugur sekarang ini. Banyak orang pergi ke taman atau ke tempat yang banyak pohon yang daunnya sekarang sedang berwarna-warni karena berganti warna. Perubahan dan pergantian itu menarik banyak orang untuk mengambil foto keindahan pemandangan itu atau malah ikut pula difoto bersama. Semua orang kagum dan senang melihat indahnya warna-warni dedauanan itu.
Warna- warni Musim Gugur Sebuah Refleksi Kehidupan | Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ |
Bersambung ke halaman 4,
Choir Group East
S
Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 532.1318 [email protected]
Deacon Deacon Val Danukarjanto,
(416) 497.2274 [email protected]
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707
Sekretaris Christianita Kuswoyo,
(647) 774.3801 [email protected]
Bendahara
Evy Patuwo, (647) 323.3525 [email protected]
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246
[email protected] Seksi Liturgi
Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896 [email protected]
Seksi Bina Iman Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338
[email protected] Seksi Sosial
Lusia Lie [email protected], (416) 903.9718
Seksi Rumah Tangga Isabella Iman, (416) 838.6282
[email protected] Usher
Janto Dinoto, (416) 402.7106 [email protected]
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah Michael Karta Lanson, (416) 917.3888
[email protected] Seksi Liturgi
Stephanus Limpi, (416)827.2800 [email protected]
Seksi Bina Iman Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901
[email protected] Seksi Sosial
Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608 [email protected]
Seksi Rumah Tangga Rica Hendra, (647) 994.7789
[email protected] Usher
Diana Lucas, (416) 824.4069 [email protected]
BIDANG KHUSUS
Mudika, Felicia Wirahardja [email protected]
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546 [email protected]
Ketua Sakristan/Pembagi Komuni Hendry Wijaya, (416) 450.6536
[email protected] Ketua Altar Server
Budiman Widjaja, (416) 250.1655 [email protected]
Pembaca Yang Budiman,
Sebanyak enam puluh delapan orang Warga UKI akan melakukan ziarah ke Tanah Suci Israel dan Eropa pada tanggal 29 Oktober 2016. Mari kita iringi dengan doa dan rasa syukur, agar perjalanan ziarah ini bukan hanya untuk kepentingan sendiri, namun merupakan kerinduan untuk menghadirkan Tuhan dan berkatNya untuk keluarga, masyarakat, negara dan Gereja.
Allah Bapa Yang Maha Esa, kami haturkan doa kami dan memohon keselamatan selama perjalanan ziarah bagi keenam puluh delapan peserta* untuk mengalami kebaikan dan kasih setiaMu. Bimbinglah dan berkatilah perjalanan mereka, sebagaimana Engkau telah memberikan perlindungan dan penyertaan-Mu kepada para rasul, para pewarta InjilMu dan kepada
utusanMu sampai ke ujung bumi. Semoga mereka tiba dengan selamat di tempat tujuan dengan aman dan damai. Mohon berkatMu juga untuk pendamping rohani Rm. Johanes
Juliwan Maslim SCJ, dan para penyelenggara perjalanan. Semoga perjalanan yang akan mereka tempuh memberikan kegembiraan dan
hati mereka dipenuhi dengan rasa syukur atas apa yang akan dilihat dan dirasakan. Berikan rahmat dan berkat untuk kerukunan diantara para
peziarah, dan akhirnya kembali ke Canada dengan selamat dengan iman yang bertambah kepadaMu yang mencintai dan memelihara kehidupan kami.
Amin * Rm Johanes, Sr. Elizabeth, Iwan, Lanny, Jusni, Cecilia, Darmo, Margaretha, Gregorius I, Maria I, Mikiwaty, Natalia, Lelly, Linda P, Rudy, Lenny, Hermanto, Linda O, Samsudin, Surijati, Bambang M, Denny, Greg S, Maria S, Alexander, Arleen, Ronald, Viana, Taufik, Lina, Sofjan, Lily, Janto, Felicia, Bengho, Ernawati, Bambang H, Juliawati, Adrian, Linda, Rudyanto, Liliek, Damianus, Marina, William, Rethy, Lenny A, Martini, Chindra, Lanny, Adrianto, Nani, Suliani, Tjik An Lie, Helena, Lianny, Busana, Sandrawati, Sudardi, Andiarti, Frans, Celine, Jacqueline, Fransiskus, Kristianto, Siu Yang, Juliana, Yanti.□
O K T O B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 2 H A L A M A N 3
Bersambung ke halaman 9,
rang katolik menyembah
Maria!
Sebagai umat Katolik,
ungkapan itu sering kita
dengarkan. Ungkapan itu sering
muncul dari orang yang tidak seiman
dengan iman katolik, walaupun
terkadang juga mereka adalah sesama
pengikut Kristus. Apakah benar kita
menyembah Bunda Maria? Ungkapan
itu membawa kita untuk
merenungkan, bagaimana relasi kita
dengan Maria, sebagai Bunda Allah
dan Bunda kita semua.
Tuhan Yesus menyerahkan
Maria, ibuNya kepada muridNya dan
kepada kita semua untuk menjadi ibu
kita. Yesus, sang Putera sangat
mencintai, mendengarkan dan
menghormati ibuNya, apalagi kita
manusia. Relasi istimewa antar Yesus
dan Maria, inilah yang membuat
Maria mendapat tempat istimewa
dalam Sejarah Keselamatan manusia.
Maria ambil bagian di dalamnya
dengan menerima panggilan Allah
melalui Malaekat Gabriel untuk
menjadi Ibu Tuhan Yesus. Wanita
sederhana dari Nazaret, yang seperti
kita itu dengan rendah hati telah
menjadikan dirinya ‘hamba Tuhan’
dan siap melakukan Kehendak Tuhan.
Dengan sikap siap sedianya itulah,
maka Maria siap menerima pedang
yang menusuk jantungnya, yakni
penderitaan bersama Yesus,
Puteranya.
Oleh sebab itulah kita semua
sangat mencintai Maria,
mengaguminya dan menjadi sungguh
dekat dengan dia, sebagai ibu kita
semua. Sebagaimana Tuhan Yesus
sungguh dekat dengan ibuNya, begitu
pula kita semua, anak-anaknya, yang
juga saudara dan saudari Yesus,
selalu dekat dengan Bunda Maria.
Jelas tidak ada ‘penyembahan Maria’
melainkan penghormatan dan
ungkapan kasih sayang dan cinta
kepada Bunda Maria.
Bunda yang selalu
menolong dan membela kita
Maria sungguh hadir sebagai
seorang ibu yang berhati mulia dan
penuh cinta kepada semua manusia.
Oleh sebab itulah Maria selalu
mengingatkan manusia, kita semua
agar jangan pernah menjauh dari
Yesus, Puteranya. Tidak henti-
hentinya Maria mengingatkan
manusia agar tidak tersesat dan masuk
ke dalam jurang dosa. Itulah yang
terjadi dalam setiap penampakan
Bunda Maria kepada manusia supaya
manusia sadar dan bertobat.
Maria tidak hanya
mengingatkan kita, ia juga membantu
kita agar ke luar dari lembah dosa dan
diselamatkan oleh Yesus, Sang
Putera. Oleh sebab itulah banyak
manusia memohon bantuan Bunda
Maria untuk didoakan dan dituntun
agar sampai kepada Yesus. Sebagai
manusia, Maria sungguh tahu keadaan
manusia yang menderita di dunia ini,
sebagaimana dia sendiri
mengalaminya. Maka hati Maria
sungguh menjadi hati ibu yang penuh
belaskasih kepada manusia. Maria
selalu bersama dan dalam kesatuan
dengan Puteranya dalam setiap
tindakannya. Maka Yesus tidak
pernah menolak yang dimohonkan
oleh ibuNya, karena Yesus tahu
bahwa Maria telah melakukan yang
terbaik. Di hadapan Yesus pula,
Maria akan menjadi pendamping dan
pembela kita agar kita diselamatkan.
Doakanlah kami pendosa
ini.
Setiap kali kita berdoa Salam
Maria, kita menyapa ibu kita dengan
penuh kasih. Apalagi doa Salam
Maria adalah doa yang dirangkai dari
salam Malaekat Gabriel dan Elisabet,
ibu Yohanes Pembaptis. Salam ini
berisi pujian kepada Maria sebagai
wanita yang telah dipilih Tuhan untuk
mengandung Sang Penyelamat.
Selanjutnya kita juga memohon
kepada Maria agar senantiasa
mendoakan kita “doakanlah kami”.
Mendoakan kita berarti kita mohon
agar Maria selalu menjaga kita dan
memohonkan belaskasih Tuhan bagi
kita. Bukankah kita juga selalu
mohon didoakan kepada banyak
orang, apalagi kepada Bunda Maria,
bunda kita sendiri. Kita sadar bahwa
kita berdosa, maka kita membutuhkan
bantuan Bunda Maria yang suci dan
O
Maria.. Sang Pembela Kita
Berjalan bersama Bunda Maria, Ratu Rosario | Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ |
H A L A M A N 4 O K T O B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 2
Bersambung ke halaman 8,
Sambungan dari halaman 1, Maria….
Kita ingin agar indahnya
warna-warni itu terus bertahan,
namun ternyata hanya bertahan
sementara. Selanjutnya semua daun
itu akan rontok dan tinggallah pohon
dan rantingnya saja. Ingin agar
keindahan itu tetap selamanya, namun
ternyata tidak bertahan lama. Keadaan
alam yang terus berputar dan berganti
ini menunjukkan bahwa semuanya ini
sementara. Bahkan sampai pada
kehidupan kita manusia juga
demikian, semuanya akan berakhir.
Nmun demikian selalu dalam iman
kita percaya dan memang nyata,
bahwa selalu ada harapan akan hidup
baru yang abadi.
Indahnya kehidupan ini
Jika kita memperhatikan
pelangi, begitu indahnya karena
warna-warninya. Warna yang
beragam itu menjadi indah dalam
kesatuan dan kebersamaan. Begitulah
pula gambaran kehidupan kita
manusia yang tidak pernah sama, baik
secara pribadi maupun dalam
kebersamaan. Kita perlu bersyukur
bahwa dalam pribadi kita selalu ada
perubahan dan perkembangan yang
membuat kita semakin dewasa dalam
segala dimensinya. Perhatiakanlah
koleksi foto pribadi kita sejak bayi
sampai sekarang, sungguh
mengagumkan dan membahagiakan.
Dalam hal ini kita diajarkan dan
belajar untuk menerima realita
perubahan dan perubahan yang
terjadi. Inilah dinamika kehidupan
setiap pribadi kita yang membuat kita
semakin mampu mengenal diri kita
sebagai manusia.
Dengan menyadari
perkembangan dan indahnya
kehidupan kita yang dikaruniakan
Tuhan kepada kita, maka tentulah kita
akan semakin mencintainya. Tuhan
sang Pencipta kita sangat mencintai
kita, maka kita pun yang menerima
cinta Tuhan dalam kehidupan kita ini,
jelas juga mencintainya. Tuhan Yesus
bersabda, “...cintailah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri”.
Maka mencintai diri sendiri menjadi
pegangan kita dalam mencintai
sesama kita. Tentu mencintai diri
bukan berarti hanya memperhatikan
diri dan menjadi egois! Kita tidak
mungkin mencintai orang lain atau
sesama kita jika kita tidak mulai dari
diri kita sendiri. Karena apa yang kita
perbuat pada diri kita, juga akan
tercermin dalam perbuatan kita
kepada sesama kita.
Ketika kita mampu melihat
dan mengalami indahnya hidup kita
serta mencintainya, maka kita pun
akan mudah mencintai sesama kita.
Hidup bersama merupakan kehidupan
yang membahagiakan, karena dengan
mencintai sesama kita, semakinlah
kita mencintai diri sendiri. Dengan
perjumpaan dan mengenal orang lain,
kita akan semakin mampu untuk
merefleksikan diri kita sendiri. Kita
manusia dikenal sebagai mahkluk
sosial, yakni ciptaaan yang selalu
hidup dengan ‘socius’, yakni teman
atau orang lain. Sejak kita lahir, kita
telah masuk dalam kebersamaan
dengan orang lain dan mendapat kasih
dari mereka semua. Oleh sebab itulah
hidup bersama dalam keluarga dan
komunitas serta berbagai kelompok
yang ada selalu menggembirakan.
Inilah kesempatan kita semakin
memperkaya diri kita. Sebuah pohon
yang mempunyai banyak daun dan
berwarna-warni, tentulah sangat
indah.
Maka sesuatu
yang sangat
menyedihkan dan
memprihatinkan ketika
manusia tidak mampu
melihat keindahan
dalam dirinya dan
mencintainya. Realita
ini juga terjadi di dalam
kehidupan kita sekarang
ini. Ada orang yang
tidak dapat menerima
realita dirinya dan bahkan membenci
dirinya sendiri sehingga ingin
membunuh dirinya. Jelas tidak selalu
situasi kita baik, sehat dan gembira.
Namun demikian situasi itupun
menjadi bagian di dalam seluruh diri
kita. Apapun situasi diri kita saat ini,
itulah warna-warni kehidupan kita
yang sungguh indah dan memperkaya
kita.
Begitu pula ketika kita tidak
mampu melihat kasih di dalam diri
orang lain sehingga selalu terjadi
keributan dan kebencian, ini tanda
jelas bahwa kita juga tidak mempu
mencintai diri kita sendiri. Berbagai
peristiwa di dalam kehidupan kita
sekarang menunjukkan bahwa
manusia sedang membenci dirinya
sendiri sehingga manusia
menghancurkan kehidupannya sendiri
di dalam diri orang lain. Keadaan ini
jelas menunjukkan bahwa kita tidak
melihat indahnya warna-warni
kehidupan kita dan sesama kita.
Baiklah kita sadari kedaaan ini yang
jelas menjauhkan kita dari Sang
Pencipta.
Bersyukur atas kehidupan
Kinilah saatnya kita
bersyukur atas berbagai warna di
dalam kehidupan kita secara pribadi
dan bersama. Tuhan telah
memberikan kepada kita yang terbaik,
yakni hidup yang sekarang ini
menjadi diri kita. Maka relasi kita
dengan Tuhan semakin hari
H A L A M A N 5 O K T O B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 2
Bersambung ke halaman 8,
wal kisah berdirinya kelompok Pendalaman
Iman Ferry Surya di bulan Agustus 2007 adalah
didorong keinginan untuk mendalami Kitab Suci
di antara para keluarga Katolik muda di Wilayah
Barat. Atas usulan
Romo Aegidius
Warsito dan Irwandi
Pranadjaja selaku
Koordinator Umat
Katolik Indonesia
Toronto pada saat itu
kepada Alm. Ferry
Surya dan Joyo
Sudardi, maka
dibentuklah kelompok
Pendalaman Iman ini.
Saat itu kelompok ini
hanya beranggotakan
10 keluarga. Kegiatan
belajar Kitab Suci,
bernyanyi memuji dan
menyembah Tuhan, dan
saling berbagi
pengalaman hidup
bersama Tuhan
(sharing), menjadi
kegiatan yang
dilakukan kelompok
ini.
Kelompok ini
belum mempunyai
nama pada awal
berdirinya, biasanya
ketika memberitahukan
kegiatan hanya
disebutkan “Ada
Pendalaman Iman”, dan
kata tersebut sudah
menjadi kebiasaan untuk mengundang anggota baru.
Setiap bulan di minggu ke dua (2), pada jam 5.00 p.m
waktu setempat, adalah waktu yang ditentukan bagi
kelompok ini berlangsung, dan dilakukan bergiliran di
rumah para anggotanya. Di bulan Agustus 2008, Ferry
Surya mendapatkan dirinya terkena penyakit kanker paru-
paru stadium 4. Sementara berjuang melawan
penyakitnya, Ferry Surya tetap setia mengurus kelompok
ini, serta terus berharap, percaya dan tetap bersandar pada
Tuhan agar kesembuhan boleh terjadi. Kelompok
Pendalaman Iman ini menjadi salah satu kekuatan baik di
dalam doa-doa yang
dipanjatkan maupun
rasa solidaritas dan
saling membantu
dari semua
anggotanya. Manusia
berencana, tetapi
Tuhan yang
menentukan. Setelah
7 bulan berjuang,
akhirnya Ferry Surya
mendapatkan
kesembuhan abadi.
Dia meninggal dengan
tenang dan damai pada
tanggal 9 Februari
2009. Dan pada
tanggal 14 Februari
2009 di saat doa tutup
peti diberikanlah nama
Ferry Surya (PI
Ferry) pada kelompok
ini oleh Romo
Aegidius Warsito.
Tongkat estafet
koordinator diserahkan
kepada Sri Ratna Sari
untuk menjalankan
kelompok PI Ferry.
Dengan doa-doa,
ketulusan,
kebersamaan dan yang
terutama adalah
bimbingan Tuhan,
kelompok ini bertumbuh kembang. Saat ini anggota PI
Ferry lebih dari 20 keluarga, dengan semangat saling
membangun dan persaudaraan yang kuat, yang dirasakan
sebagai berkat dari Tuhan Yesus Kristus.
Melewati usia 9 tahun, PI Ferry yang merupakan
bagian dari UKI Toronto, sejak Februari 2016 dikoordinir
oleh Bambang Micha, dan terus akan berkembang dengan
Kel
om
pok P
endal
aman
Im
an
Ferry Surya
A
H A L A M A N 6 O K T O B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 2
alam dalam Tuhan Yesus Kristus Yang terkasih seluruh saudara-saudari Umat Katolik Indonesia di Keuskupan
Agung Toronto, Canada. Saya sampaikan Selamat dan Congratulation atas terlaksananya Bazaar UKI 2016 pada hari Sabtu, 17 September lalu. Semua sudah berjalan baik dengan berbagai dinamikanya. Walaupun cuaca tidak begitu baik, namun animo yang datang tetap banyak dan menggembirakan. Semua sudah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada pada pengunjung yang datang. Terima kasih kepada Panitia Bazaar berserta semua anggotanya yang telah bekerja keras sejak perencanaan sampai pelaksanaannya. Ini jelas kerja besar yang butuh pikiran, tenaga dan kreativitas. Semua sudah ditampilkan dengan baik dan menarik. Jika semua dikerjakan bersama dalam semangat sebagai satu Keluarga UKI, maka akan berjalan baik. Tuhan selalu akan memberkati usaha kita. Terima kasih pula kepada Mudika yang telah membantu dalam pelaksanaan Bazaar ini. Begitu pula para pekerja keras yang mempersiapkan sate, kerja yang liar biasa, terima kasih. Terima kasih kepada para Vendor yang telah bekerja dan memberikan makanan yang terbaik kepada semua yang datang. Begitu pula kepada semua yang telah menyempatkan diri untuk datang, terima kasih. Ini adalah kegiatan kita bersama dan membawa kebahagiaan bersama. Itulah yang utama dan bukan materi atau uangnya yang menjadi tujuan melainkan kesatuan, kebersamaan dan saling berbagi kasih. Tuhan memberkati seluruh kerja keras kita ini. Kita dapat belajar dari pengalaman ini untuk melakukannya lebih baik di waktu mendatang.
Salam dan Berkat, Rm Yul.□ [Total penghasilan bersih Bazaar UKI 2016, $6,286.25]
S
Team Bazaar UKI 2016
O K T O B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 2 H A L A M A N 7
n Sunday, September 11, 2016, Mudika held the 2016 Mudika Awards! The awards are meant to show our appreciation to our Mudika members who have
worked very hard this past year to help us grow in our catholic faith. Our theme this year was “One Family, One Goal”. This is our motto in which our goal is to grow to-gether in Christ. Our Mudika members have continually helped each other develop and strengthen our faith with God, while guiding each other on our journey of new discoveries and the mysteries of life. We are so proud of our continued growth and hope that we will never stop! Here are the awards, nominees and win-ners! Pope John Paul II Award Individuals who receive this award demon-strate a committed value for their work in Mudika and contribute many creative ideas which aid in the development and further success of Mudika. Mikha Muliadi (Winner) Giovanni Fabrianne Superman/Superwoman Award Individuals who receive this award have been to most or all major Mudika events throughout the year. Reiner “Martinus” Liman (Winner) Giovanni Fabrianne Ozyka Videlia Joan of Arc Award Individuals who receive this award demon-strate courage by not being afraid to stand up for what they believe in especially when it comes to their friends and their faith in
Christ. Felix Nugraha (Winner) Victoria Tijoe Clarissa Hartono St. Augustine Award Individuals who receive this award has shown significant positive changes after joining Mudika. This includes changes in their character, daily behavior and spiritual beliefs. This person also demonstrates a much closer relationship to God than be-fore by staying committed to God and His ways. Anthony Tjokro Hartono (Winner) Victoria Tijoe Brian Liman St. Cecilia Award Individuals who receive this award demon-strate a strong passion for music by contin-ually singing or playing instruments to their heart's desire despite what others may think of their abilities. Anastasia Devina (Winner) Anthony Tjokro Hartono Felix Nugraha The Olympics Award Individuals who receive this award demon-strate a strong passion for sports. They are continually active and have shown capabili-ties in one or more sports. Austin Atmaja (Winner) Jason Kurniawan (Winner) Michael Surya Rookie of The Year Award Individuals who receive this award are in their first or second year of being a part of Mudika. They have been active, passionate, and have great potential to be a future Mudika leader.
Females: Giovanni Fabrianne (Winner) Stella Leowinata Kineta Wirahardja Males: Evan Goldwin Widjaja (winner) Henry Julian Onggo Jason Kurniawan MOST VALUABLE MUDIKAN OF THE YEAR AWARD Individuals who receive this award demon-strate a great passion for Mudika day in and day out by continually going the extra mile in everything they do. This includes taking the initiative to contribute their time and ideas to help the planning and organi-zation of Mudika events. They also demon-strate strong leadership and a great role model to others by always putting the needs of others before their own. They are enthusiastic and an essential part of Mudi-ka's continual growth as a family of God. Anthony Tjokro Hartono (Winner) Kevin Widjaja Felix Nugraha After our awards ceremony we had a re-ception and got to know new members of our Mudika community. It was filled with lots of fun and laughter. We congratulate all the nominees and win-ners. We are very proud of what ALL of our Mudika members have accomplished this year, and we can’t wait for next year. If you know of any youths that would like to par-ticipate, or volunteer with our Mudika group, you are welcome to contact Feli, Yoan or Lyona at [email protected]!
ONE FAMILY – ONE GOAL!
Mudika Youth Day 2016 By: Felicia Wirahardja
Anthony Hartono
Reiner Liman
Felix Nugraha Mickha Muliadi
Giovanni Fabrianne
O
H A L A M A N 8 O K T O B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 2
Sambungan dari halaman 4, Warna-warni….
seharusnya menjadi semakin dekat. Semakin kita akrab dan
bersatu dengan Tuhan, semakin kita akan mengalami
kasihNya dan semakin kita mencintai diri kita dan sesama
kita. Bersyukur adalah bagian hidup kita yang tidak
terpisahkan.
Ketika kita kurang bersyukur, maka kita hanya
melihat warna gelap dan kesedihan sehingga membawa
pada putus asa. Apapaun situasi kita, selalu kita berada
dalam kesatuan dengan Tuhan Yesus yang mencintai kita
dan yang sudah mengalami kehidupan seperti kita sebagai
manusia. Bersama Tuhan, hidup kita akan semakin bercahaya
dan penuh sukacita, juga dalam situasi yang tidak mudah.
Awal yang akan berakhir
Daun yang berwarna-warni, yang indah itu, pada
waktunya akan gugur dan menjadi kering. Seperti
gugurnya dedauanan itu, begitupun kehidupan kita di dunia
ini, pada waktunya akan gugur dan selesai. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa memang semua itu sementara dan
tidak ada yang abadi selama di dunia ini. Namun demikian
hidup kita di dunia ini merupakan sebuah awal untuk
kehidupan kekal yang tidak akan berakhir lagi. Oleh sebab
itulah sukacita dan kasih yang telah kita miliki selama
perjalanan di dunia ini akan terus kita bawa dalam
kehidupan nanti.
Perjalanan awal di dunia jelas akan berakhir, maka
jadikanlah hidup kita selama di dunia ini sungguh hidup
yang indah dengan warna-warninya. Ini semua akan
menjadi persembahan yang indah di akhir perjalanan kita
di dunia ini dan bekal bagi hdup abadi di surga. Roh
Kudus selalu menjadi pendamping kita yang tidak
kelihatan namun selalu kita alami. Oleh sebab itulah kita
harus semakin peka terhadap gerakan Roh di dalam diri
kita yang membuat kita optimis, dinamis dan selalu baru.
Teruslah berjuang untuk membuat hidup Anda menjadi
indah dan berwarna. Tuhan memberkati.□
bimbingan Romo Pamong UKI, Romo Johanes Juliwan
Maslim, SCJ, serta bantuan Maya Adisuria dan Samuel
Wardhana. Partisipasi anggota PI Ferry dalam kegiatan
UKI seperti di Bazaar, koor mengiringi Misa UKI,
berbagai lomba yang diadakan, bantuan di seksi
Rumahtangga dan seksi Sosial UKI West, dan lain-lain.
Dasar dari partisipasi aktif ini adalah keinginan untuk
berbagi kasih dari setiap anggota kepada sesama, seperti
Kasih Tuhan yang telah mereka terima dan alami selama
ini. Beberapa anggota PI Ferry juga dipercaya untuk
menjadi Pengurus UKI, sebagai Bendahara (Evy Patuwo),
Seksi Bina Iman – West (Sri Ratna Sari Djunaedi), Seksi
RumahTangga – West (Rica Hendra).
PI Ferry terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar
Kitab Suci bersama-sama, diadakan setiap bulan pada
minggu ke dua. Informasi lengkap dapat menghubungi
Bambang Micha (416) 709-7989.
Masih panjang perjalanan dan masih banyak
kesulitan yang akan dihadapi oleh PI Ferry, namun bagi
para anggotanya kasih Tuhan jauh lebih besar dari
segalanya. Mereka yakin PI Ferry akan bermanfaat tidak
saja bagi mereka namun juga bagi sesama, serta
menunjang kegiatan pelayanan dan pertumbuhan iman
anggota UKI Toronto. Diharapkan dari kelompok-
kelompok seperti inilah UKI Toronto akan terus
berkembang ke arah yang Tuhan ajarkan kepada kita.
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia,
dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama
-lamanya.” (Rom 11:36)□
Sambungan dari halaman 5, Kelompok….
mulia untuk menolong kita.
Rangkaian doa Salam Maria inilah yang akhirnya
menjadi rangkai Doa Rosario. Ketika kita berdoa Rosario,
sebenarnya kita sedang masuk ke dalam Misteri Keselamatan
kita oleh Allah. Seluruh Doa Rosario merupakan ringkasan
seluruh Injil yang kita renungkan dalam semua misteri Rosario.
Setiap butir Rosario yang kita doakan, memasukkan kita ke
dalam Misteri Penyelamatan kita. Doa ini semakin membuat
kita dekat dengan Bunda Maria dan bersatu dengan Allah
Tritunggal.
Marilah kita semakin mencintai dan menghormati
Bunda Maria sebagaimana Bunda Maria sangat mencintai kita
semua sebagai anak-anaknya. Bunda Maria, doakalah kami
selalu semua anakmu yang berdosa ini. Amin.
eberapa hari yang lalu saya mendengar berita bahwa
seorang teman tengah terbaring di ICU.
Dia menderita stroke dan sebelah tubuhnya tidak
berfungsi.
Ditambah dengan beberapa komplikasi, sungguh keadaannya
tidak mudah...
Entah mengapa, setiap mendengar berita seperti ini...
Selain tentunya mendoakan yang terbaik, terutama
kesembuhannya...
Saya lagi-lagi diingatkan bahwa terkadang kita kurang
menghargai apa yang ada di kehidupan ini...
Butuh momen-momen tertentu untuk menyadarkan kita...
Betapa hidup itu singkat dan hanya sekejap waktu saja...
Maka dari itu, penting bagi kita untuk hidup dan
mempergunakan waktu dengan arif.
Sedapat mungkin berdamai dengan masa lalu, berdamai dengan
keadaan, berdamai dengan diri sendiri...
Sebuah niat di hati pula: untuk mengurangi 'complain' atau
keluhan...
Kita berjuang dengan permasalahan-permasalahan kita,
namun teman saya itu berjuang untuk bertahan hidup...
Betapa yang terkadang saya keluhkan begitu sepelenya
ketimbang apa yang menjadi perjuangan bagi banyak orang.
Semoga kita senantiasa diingatkan untuk hidup di
dalam jalan kebenaran Allah...
Mempergunakan waktu dengan bijaksana...
Karena tidak selamanya kita hidup di dunia ini...
Teruslah memanfaatkan segenap waktu yang ada...
Untuk kebaikan dan kasih kepada sekitar kita.□
(-fon-)
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana
kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang
arif, 5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari
ini adalah jahat. 5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi
usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
--- Efesus 415-17□
O K T O B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 2 H A L A M A N 9
Mempergunakan Waktu dengan Bijaksana
B
UKI Thanks Giving Mass Sambungan dari halaman 3, Maria...
O K T O B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 2 H A L A M A N 1 0
ebagaimana kita tahu, Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman
Ilahi telah dibuka oleh Paus Fransiskus pada tanggal 8
Desember 2015 dan akan berakhir ( berpuncak ) pada
Hari Raya Kristus Raja Alam Semesta pada tanggal 20
November 2016.
Sehubungan dengan ini, telah timbul percakapan dalam salah
satu pertemuan di Bible Group Senior :
"Kalau Tahun Suci berakhir; Holy Door ditutup, lalu bagaimana
dengan Kerahiman Ilahi? Bukankah Allah Maharahim?"
Tentu saja Tuhan Allah Maharahim dan Maha pengampun, asal kita
bersedia mengakui kedosaan, kekurangan dan keterbatasan kita.
"Kalau Holy Door ditutup, bagaimana kita bisa mendapatkan
Indulgensi untuk mohon pengampunan bagi para orang tua yang
ingin kami doakan?" Indulgensi tetap bisa diperoleh pada hari-hari
tertentu, misalnya pada Peringatan Mulia Arwah Semua Orang
Beriman (2 November). Setiap orang Kristiani dapat memperoleh
Indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal. Caranya :
Mengunjungi makam dan / atau mendoakan arwah orang yang
meninggal setiap hari dari 1- 8 November (Ziarah Batin November
2016 ) dan memenuhi beberapa syarat.
"Kalau begitu, mengapa perlu diadakan Tahun Suci Yubileum ? "
Anggap saja sekarang ini sedang SALE! SALE! SALE! Jadi
manfaatkanlah kesempatan ini One Year Only ( sekarang tinggal
beberapa minggu lagi ).
Dalam Tahun Kerahiman ini, syarat untuk memperoleh
Indulgensi Penuh yaitu :
1. Mempunyai niat pribadi untuk memperoleh Indulgensi.
2. Menerima Sakramen Tobat (20 hari sebelum dan sesudah) dan
sungguh menyesal atas dosa-dosa yang lalu.
3. Merayakan Ekaristi dan menerima Komuni Suci dengan Refleksi
Kerahiman Ilahi.
4. Berdoa untuk intensi Paus (Aku Percaya - Bapa Kami - Salam
Maria - Kemuliaan).
5. Mengunjungi Holy Door (sedapat mungkin dalam Jubilee of
Mercy ini)
6. Melakukan Karya Spiritual dan Jasmani pelayanan kasih.
7. Melakukan pengakuan Iman, merenungkan kehidupan doa dan
beribadah.□ Kiriman dari M.L.U.
Sebentar Lagi Holy Door Akan Ditutup
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,
aku telah mencapai garis akhir dan aku telah
memelihara iman.” (2 Tim 4:7)
Telah berpulang ke rumah Bapa di surga:
Oma Rini Anna Maria Sulaiman (99 tahun) Lahir di Jakarta 30 April 1917
Tutup usia di Mississauga 3 Oktober 2016
Suami: Alm. Law Yung Hian
Anak dan Menantu: Yanti Wibawa (Hong Lan) & Alm. Otto Wibawa
Lenny Budaya & Alm. Chipto Budaya Fransiska Rumantir & Hank Rumantir
Franswira Sukmawan & Linna Sukmawan Liliyati Sukmawan & Alm. John Soetanto
Aris Sukmawan & Daisy Sukmawan Maria Teh & Adam Teh
Frankie Sukmawan & Debby Sukmawan
Beserta 18 grandchildren, 20 great-grandchildren dan 6 great-great-grandchildren tercinta
Ibu Theresia Sri Astuti Adisuria (89 tahun) Tutup usia di RS. Medistra Jakarta, 11 Oktober 2016, pukul 15.35 WIB
Suami: Alm. Adisuria
Anak dan Menantu: Maria Adisuria & Ernst Ong
Ratna Adisuria & Ishak Jusuf Maya Adisuria & Rudy Setyadi Iis Adisuria & Freddy Sutjiawan Wiwie Adisuria & Budi Mulyadi
Lenny Adisuria & Indra Ie
Cucu & Cucu Mantu: Michael & Jane, Norman & Marenda, Adrian & Ina, Tasha &
Tyo, Helena & Rudy, Monika, Inessa & Stephen, Timmy, Jason, Jeffrey, Kayla, Kevina, Kesia
Cicit: Axell, Ashley, Cloe, Maeve, Elsie (+), Joshua, Daniel,
Charlote, Carmella
Pengurus dan Keluarga besar UKI - Toronto menyatakan rasa duka yang mendalam. Semoga Tuhan memberikan pengampunan
dan kedamaian abadi bagi Almarhumah, serta kekuatan dan penghiburan bagi seluruh keluarga yang ditinggalkan.
S
Mudika’s 30-hour famine By: Felicia Wirahardja On the last weekend of August, our Mudika group participated in a 30-hour famine at St. Anselm Church. From 10 AM on Saturday, August 27th until 4 PM Sunday, August 28th. The event was a great way to bond with each other and grow our faith in Christ. Our famine helped us focus on our faith, and God; we dedicated the famine to everyone’s personal intentions. We conquered our hungry and not tempted by food. We had various activities to keep ourselves busy, from arts and crafts, movies and sessions. We had three sessions, a talk on dating and relationships, non-violent communication, and the order of mass. We are so proud of our Mudikans who participated at this year’s famine! We had a lot of fun and hope to see you next year!
The first three hours activity