Download - Laporan Praktikum Odonata
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
1/21
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN
INVERTEBRATA
LATIHAN 5
PHYLLUM ARTHROPODA (Ordo Odonata)
Disusun Oleh:
Nama : Zaid Wisnu Abdullah
NIM : A 420110101
LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012/2013
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
2/21
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Kerja Lapangan Mandiri ini telah diperiksa oleh Asisten Dosen
Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata dan telah disetujui oleh Dosen Pengampu
Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hari :
Tanggal :
Nilai :
Surakarta, November 2012
Mengesahkan,
Dosen Pengampu Asisten
Dwi Setyo Astuti, M.Pd Artista Khoirina Dewi
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
3/21
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar Esa dan atas segalalimpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya serta Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Sistematika Hewan Invertebrata ini sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan tanpa kendala yang berarti.
Dalam penulisan Laporan Sistematika Hewan Invertebrata ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang meridhoi penulis sehingga mampu menyelesaikan LaporanSistematika Hewan Invertebrata.
2. Dosen Pembimbing Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata Ibu Dwi SetyaAstuti,M.Pd
3. Dosen Pengampu Mata Kuliah Sistematika Hewan Invertebrata Ibu Laila Lutfi R.4. Asisten Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata Artista Khoirina Dewi.5. Kedua Orang Tua, dan seluruh pihak terkait yang membantu terselesaikannya
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Sistematika Hewan Invertebrata ini masih jauh
dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan dengan penuh harapan
semoga Laporan Sistematika Hewan Invertebrata ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan para pembaca.
Surakarta, 11 November 2012
Zaid Wisnu Abdullah
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
4/21
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
E. Alat dan Bahan ................................................................................... 3
F. Cara Kerja ........................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN
1. SpesiesAnax junius............................................................................. 11
2. Spesies Cordulegaster obliquus.......................................................... 12
3. SpesiesMacromia magnifica .............................................................. 13
4. SpesiesPachydiplax longipennis........................................................ 14
5. SpesiesNeurothemis terminata........................................................... 14
6. Spesies Trithemis festiva ..................................................................... 14
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 16
Kesimpulan ............................................................................................. 16
Saran........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
5/21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jika jumlah spesies merupakan kriteria, makan filum inilah yang dewasa ini
merupakan yang terbesar. Lebih dari 765.000 species arthropoda yang berbeda telah
diidentifikasi. Jumlah ini adalh lebih besar dari pada jumlah dari seluruh spesies lain yang
ada. Setiap tahun masih juga ditemukan spesies arthropoda yang baru, yang hidup di
berbagai jenis habitat. Air tawar, air laut. Tanah dan dapat dikatakan hamper seluruh
permukaan bumi penuh dengan arthropoda. Hewan-hewan ini hamper merupakansatu-
satunya jenis hean yang ditemukan di antariksa dan di lereng gunung-gunung yang penuhdengan salju dan batu-batuan.
Semua anggota filum ini mempunyai tubuh bersegmen yang terbungkus dalam
suatu eksoskeleton bersegmen yang kuat yang terdiri terutama atas kitin. Pada semua
arthropoda yang hidup, anggota tubuh berbagai species memperlihatkan fungsi dan
struktur yang sangat beraneka ragam. Disamping untuk lokomosi, anggota tubuh itu
membantu dalam mendapatkan makanan, dalam penginderaan, dan sebagai senjata
menyerang dan mempertahankan diri. Tidak seperti annelida, segmen arthropoda dari
depan kebelakang menunjukkan variasi yang besar dalam struktur. Segmen-segmen ini
biasanya dibagi dalam tiga daerah utama yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Filum
Arthropoda terdiri dari 4 Classis, yaitu Crustacea, Arachnaidea, Myriapoda (Chilopoda
dan Diplopoda), dan Insecta.
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta= kulit) memiliki kulit yang keras.
Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea
merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Hewan ini memiliki ciri
khas, yaitu rangka luar dari kitin yang keras. Rangka luar ini keras karena mengandung
zat kapur. Hewan yang tergolong kelas Crustcea kebanyakan hidup di laut, sperti kutu air,
udang karang, dan kepiting. Selain itu ada pula yang hidup di air tawar atau di darat pada
tanah yang lembab.
Arachnaidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok
laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satucontoh kelas Arachnaidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
6/21
bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea
merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea
yang hidup bebas bersifat karnivora.
Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda) .Dalam system klasifikasi dapat berbeda
antara satu system dan yang lainnya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pendapat
antara ilmuan di dunia pada system klasifikasi tertentu Diplopoda dan Chilopoda
merupakan tingkat kelas, sedangkan pada system lain Diplopoda dan Chilopoda
dikelompokkan dalam kelas Myriapoda
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering
kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung,
jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah.
Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat,
yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata
yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Insecta
sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6
(enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan
jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan
bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan
kebiasaannya.( Alan, W .1994:156)
Adapun yang melatar belakangi di adakannya praktikum ini yaitu untuk
mengamati hewan-hewan yang tergolong Arthropoda serta mendeskripsikan dan
menyusunnya dalam suatu klasifikasi.
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
7/21
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kehidupan serangga pada ordo odonata, jelaskan dengankarakteristik, habitat, makanan, reproduksi, dan sistematikanya?
2. Apa peranan serangga Odonata bagi kehidupan manusia?C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kehidupan serangga pada ordo odonata yang meliputi:karakteristik, habitat, makanan, reproduksi, dan sistematikanya.
2. Untuk memahami dan menelaah berbagai peranan dan manfaat serangga bagikehidupan manusia.
D. Manfaat
1. Memberikan pengetahuan pada pembaca mengenai kehidupan serangga ordoodonata melalui sumber-sumber yang relevan.
2. Menumbuhkan kesadaran pembaca tentang keanekaragaman serangga, peranandan manfaatnya bagi kehidupan manusia.
3. Mengenal spesies-spesies dari ordo odonata.4. Menumbuhkan kesadaran pembaca untuk tetap melestarikan keanekaragaman
serangga dan tidak membiarkan serangga punah.
E. Alat dan Bahan
1. Alat dan Bahan :A. Alat tulis ( 1 set )B. Pensil Warna ( 1 set )C. Insecta Net ( 2 buah )D. Tabel data ( 1 buah )E. Buku determinan ( 1 buah )F. Toples ( 1 buah )G. Beberapa spesies dari Ordo OdonataH. Alkohol 0,3 % ( secukupnya )
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
8/21
F. Cara Kerja
A. Menentukan tempat pencarian Ordo Odonata ini.B. Menangkap spesies dari Ordo Odonata minimal 2 hingga 3 ekor dengan
Insecta Net.
C. Meletakan spesies tangkapan dalam toples dan masukan alcohol 0,3 % denganmedia perantara kapas, biarkan spesies tangkapan terbius hingga mati.
D. Mendeterminan nama dari spesies Ordo Odonata ini dan catat dalam tabellaporan sementara.
E. Gambar dan foto spesies yang ditangkap untuk lampiran dan penyusunanlaporan.
F. Membuat klasifikasi dan Insectarium.
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
9/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Arthropoda berasal dari bahasa yunani yaitu arthros, sendi dan podos, kaki. Oleh
karena ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas
ruas-ruas. Jumlah spesies anggota filum ini terbanyak bila dibansingkan dengan filum
lainnya yaitu lebih dari 800.000 spesies. Habitat hewan anggota filum ini pada umumnya
adalah di air dan di darat. Sifat hidup arthropoda bervariasi, ada yang hidup bebas, tetapi
ada juga yang bersifat parasit apad organisme lain. Ancestor arthropoda kemungkinan
seperti annelid yang memiliki dinding tubuh berotot dan tubuh tidak terbagi menjadi
daerah tertentu. Ukuran dan jumlah segmen setiap pembagian tubuh tersebut berbeda didalam kelompok dan berhubungan erat dengan lingkungan dan aktivitas setiap spesies
(Aswari, 2001).
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki)
merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen
tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan
tergolong tripoblastik selomata (http://gurungeblog.wordpress.com).
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos
yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme
yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki
jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang
tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di
air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter
(http://scienceandri.blogspot.com/2012/04/filum-arthropoda.html).
Capung merupakan salah satu kelompok serangga yang erat kaitannya dengan air.
Memiliki ukuran tubuh relatif besar, berwarna bagus dan menggunakan sebagian besar
hidupnya untuk terbang. Tahapan-tahapan pradewasa adalah aquatik dan yang dewasa
biasanya terdapat dekat air. Semua tahapan adalah pemangsa dan makan berbagai jenis
serangga-serangga dan organisme lain (Amir dan Kahono,2003).
http://gurungeblog.wordpress.com/http://gurungeblog.wordpress.com/http://gurungeblog.wordpress.com/http://scienceandri.blogspot.com/2012/04/filum-arthropoda.htmlhttp://scienceandri.blogspot.com/2012/04/filum-arthropoda.htmlhttp://scienceandri.blogspot.com/2012/04/filum-arthropoda.htmlhttp://scienceandri.blogspot.com/2012/04/filum-arthropoda.htmlhttp://gurungeblog.wordpress.com/ -
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
10/21
Capung dikelompokkan dalam ordo Odonata. Odonata artinya rahang bergigi, di
bagian ujung labum (bibir bawah) terdapat tonjolan-tonjolan (spina) tajam menyerupai
gigi. Odonata terdiri atas subordo yaitu subordo Anisoptera memiliki tubuh lebih gemuk
dan terbang dengan cepat, kepala tidak memanjang dalam posisi melintang tetapi
membulat, memiliki sayap belakang lebih lebar pada bagian dasar dibandingkan dengan
sayap depan dan sayap tersebut direntangkan saat istirahat (Emrades, 2008).
Capung juga mengalami metamorfosis dalam periode kehidupannya. Bedanya,
serangga kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna sedangkan capung tidak, atau
hanya mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dimulai dari telur kemudian menjadi
larva dan akhirnya menjadi capung dewasa. Hampir seluruh masa hidup capung
sebenarnya dihabiskan pada saat mereka larva. Larva capung sendiri hidup kira-kira 3
tahun, setelah itu mereka baru bermetamorfosis menjadi capung dewasa yang bersayap.
Capung dewasa ini hanya bertahan hidup beberapa minggu karena tujuan mereka
bermetamorfosis tersebut hanya untuk menemukan pasangan agar bisa melangsukan
perkawinan dan akhirnya bisa melanjutkan keturunan (Borror, 1992).
Capung merupakan serangga yang tidak menggigit ataupun bersengat. Capung
merupakan hewan yang memiliki peran sebagai sumber makanan bagi banyak hewan lain,
seperti burung, ikan, katak, ataupun kumbang air. Capung hidup dekat dengan air karena
siklus hidupnya yang membuat mereka tidak bisa hidup jauh dari air. Capung hidup di air
bersih. karena itu capung dan capung jarum berperan bagi manusia sebagai indikator
pencemaran lingkungan. Bila di suatu sumber air tidak lagi ditemukan capung, artinya
lingkungan itu sudah tercemar dan ekosistemnya terganggu (Amirudin, 2006).
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
11/21
BAB III
PEMBAHASAN
Odonata merupakan salah satu ordo serangga yang sejak awal berbeda dalam
penentuan nama ordonya dengan serangga lain. Klasifikasi serangga yang dilakukan oleh
Fabricius pada tahun 1775-an menunjukkan bahwa semua serangga digolongan ke dalam
ordo yang berbeda-beda berdasarkan sayapnya kecuali Odonata, yaitu berdasarkan
giginya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang ada saat ini telah memungkinkan
terjadinya perubahan ordo serangga di dunia yang tidak hanya didasarkan pada bentuk
sayap semata. Menurut Wiliam & Felmate (1992), Ordo Odonata terdiri atas Capung
(Dragonflies) dan Capung Jarum (Damselflies) yang terbagi menjadi tiga subordo yaitu
Anisoptera (8 famili), Zygoptera (17 famili), dan Anisozygoptera (1 famili; 10 famili
telah punah). Spesies Odonata di dunia yang telah terindetifikasi sekitar 7.000 spesies.
Banyaknya spesies serangga ini di bumi telah mengilhami para peneliti melakukan
berbagai research yang digunakan untuk kepentingan manusia dengan model Odonata.
Di Indonesia memang belum banyak kajian mengenai hal ini, oleh karena itu dengan
kegiatan Pameran Foto, Peluncuran Buku, dan Seminar Pelestarian Odonata sebagai
Pusaka Alam Indonesia oleh DDS ini akan sangat mendukung berkembangnya penelitian-
penelitian Odonata di Indonesia.
Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan
bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala
dijumpai adanya mata facet yang besar. Metamorfose tidak sempurna (Hemimetabola),
pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air.
Capung merupakan serangga yang tidak menggigit ataupun bersengat. Capung
merupakan hewan yang memiliki peran sebagai sumber makanan bagi banyak hewan lain,
seperti burung, ikan, katak, ataupun kumbang air. Capung hidup dekat dengan air karena
siklus hidupnya yang membuat mereka tidak bisa hidup jauh dari air. Capung hidup di air
bersih. karena itu capung dan capung jarum berperan bagi manusia sebagai indikator
pencemaran lingkungan. Bila di suatu sumber air tidak lagi ditemukan capung, artinya
lingkungan itu sudah tercemar dan ekosistemnya terganggu.
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
12/21
Ciri-ciri Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng):
Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Bersayap membran dua pasang yang mengandungvena melintang yang
kompleksPredacious, kaki digunakan untuk menangkap insect lainnya hanya pada
waktu terbang
Kawin di udara, telurnya di tanah atau di air, atau ditanam dalam air, larvanyabiasa hidup dalam air
Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpaiadanya mata facet yang besar.
Metamorfose sempurna (Holometabola), pada stadium larva dijumpai adanya alattambahan berupa insang dan hidup di dalam air.
Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga kecilyang termasuk hama
Ukuran tubuhnya ada yang besar ada yang kecil Tubuh sering berwarna jelas Mulut tipe menggigit.
METAMORFOSE Capung betina tidak akan kawin lagi setelah pembuahan. Namun, hal ini bukanlah
masalah bagi jenis jantan Calopteryx virgo. Dengan menggunakan kait pada
ekornya, capung jantan menangkap betinanya di lehernya
Sang betina melilitkan kakinya di sekitar ekor capung jantan. Pejantan denganmenggunakan sambungan khusus di ekornya
Membersihkan mani yang mungkin tertinggal dari pejantan lain. Kemudian, diamemasukkan maninya ke dalam rongga kelamin sang betina. Karena peristiwa ini
memakan waktu berjam-jam, mereka kadangkala terbang dalam posisi
berhimpitan. Capung meninggalkan telur dewasa di kedangkalan danau atau
kolam
Begitu kepompong menetas dari telur, kepompong tinggal di dalam air selama tigasampai empat tahun
Selama masa tersebut, kepompong juga makan di dalam air Karena itu, ia diciptakan dengan tubuh yang mampu berenang cepat untuk dapat
menangkap ikan dan menjepitnya dengan cukup kuat untuk mencabik-cabik
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
13/21
mangsanya. Dengan tumbuhnya kepompong, kulit yang membungkus tubuhnya
menguat. Ia melepaskan kulit tersebut dalam empat masa yang berbeda. Ketika
sampai pada perubahan terakhir, ia meninggalkan air dan mulai mendaki
tumbuhan tinggi atau batu
Ia mendaki hingga kakinya terpancang kokoh. Kemudian, ia melindungi dirinyasendiri dengan bantuan penjepit di ujung kaki-kakinya. Sekali terpeleset dan
terjatuh berarti kematian pada saat itu.
Tahap terakhir berbeda dengan empat tahap sebelumnya, inilah masa ketika Allahmembentuk capung menjadi makhluk yang dapat terbang melalui peralihan yang
mengagumkan.
Punggung kepompong pertama-tama terbelah Belahan itu melebar dan menjadi celah terbuka, tempat makhluk baru yang sangat
berbeda dari bentuk sebelumnya, berjuang untuk keluar. Tubuh yang sangat rentan
ini dilindungi dengan ikatan yang ditarik dari makhluk sebelumnya
Ikatan ini diciptakan mempunyai kebeningan dan kelenturan yang sempurna. Jikatidak demikian ikatan akan putus dan tidak bisa dibawa, yang bisa berarti bahwa
ulat tersebut dapat terjatuh ke dalam air dan mati. Di samping itu, terdapat
serangkaian cara khusus yang membantu capung memecahkan kulit
kepompongnya. Tubuh capung menyusut dan mengeriput di dalam tubuh
lamanya. Untuk membuka kepompong tersebut, suatu sistem pompa dan cairan
tubuh khusus diciptakan untuk digunakan pada proses ini. Bagian tubuh yang
mengeriput ini menggembung dengan memompakan cairan tubuhnya setelah
berhasil keluar dari celah kepompong
Sementara itu, larutan-larutan kimiawi mulai memutus ikatan antara kaki barudengan kaki lama tanpa merusaknya. Proses ini sangat sempurna meskipun akan
menimbulkan kerusakan seandainya satu kaki terjebak. Kaki-kaki tersebut
dibiarkan mengering dan mengeras selama sekitar dua puluh menit sebelum
digunakan. Sayap-sayapnya sudah terbentuk sempurna namun masih dalam
keadaan terlipat. Cairan tubuh dipompakan dengan pengerutan tubuh yang kuat ke
dalam jaringan sayap
Sayap tersebut mengering setelah meregang Setelah capung meninggalkan tubuh lamanya dan mengering dengan sempurna,
capung mencoba seluruh kaki dan sayapnya. Kaki-kaki dilipat dan diregangkan
satu demi satu dan sayapnya dinaik-turunkan. akhirnya, serangga ini mencapai
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
14/21
bentuk yang dirancang untuk terbang. Sangatlah sulit bagi siapa pun untuk
mempercayai bahwa makhluk yang terbang sempurna ini sama dengan makhluk
yang menyerupai ulat yang meninggalkan air
Capung memompakan kelebihan cairan keluar, untuk menyeimbangkansistemnya. Metamorfosis selesai dan sang capung siap mengudara. Kita
menyaksikan kemustahilan pernyataan teori evolusi kembali ketika kita mencoba
dengan menggunakan akal untuk menemukan asal mula peralihan yang
menakjubkan ini. Teori evolusi menyatakan bahwa semua makhluk muncul
melalui perubahan acak. Padahal, metamorfosis capung merupakan suatu proses
yang sangat rumit dan tidak memberi celah bahkan untuk satu kesalahan kecil pun
pada tiap-tiap tahap yang dilaluinya. Rintangan terkecil dalam setiap tahap ini
akan mengakibatkan metamorfosis tidak sempurna yang mengakibatkan luka atau
kematian capung. Metamorfosis benar-benar merupakan daur hidup dengan
kerumitan yang tak tersederhanakan sehingga menjadi bukti perancangan yang
nyata.
Pendeknya, metamorfosis capung merupakan satu dari sekian banyak bukti nyatamengenai betapa sempurnanya Allah menciptakan makhluk hidup. Seni
mengagumkan dari Allah terwujud dengan sendirinya bahkan dalam seekor
serangga.
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
15/21
Pada praktikum Kerja Lapangan Mandiri yang telah kami lakukan kami
menemukan/memdapatkan macam-macam spesies dari ordo Odonata, antara lain;
1.Anax juniusKlasifikasiKingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Hexapoda
Class : Insecta
Subclass : Pterygota
Infraclass : Palaeoptera
Ordo : Odonata
Subordo : Anisoptera
Family : Aeshnidae
Genus : Anax
Species :Anax junius
Habitat
Anax junius memilih diam atau air tawar sangat lambat bergerak, dengan banyak vegetasi
air, dan hanya dapat berkembang di mana tidak ada ikan predator.
Deskripsi Fisik
Anax junius adalah salah satu capung terbesar, dengan ukuran jantan mulai 70-76
milimeter panjang dan 90-104 milimeter hamparan, dan ukuran betina mulai dari sekitar
68-80 milimeter panjang dan 90-106 milimeter di hamparan. Baik jantan dan betina yang
ditandai dengan daerah thoraks hijau dan warna coklat kemerahan bagian perut di daerah
perut, dengan betina yang memiliki warna yang sedikit lebih ringan. Kedua anggota
jantan dan betina dari spesies ini menunjukkan warna biru perut bagian punggung. Nimfa
sepenuhnya air, berkaki enam, dengan mata lateral yang besar.
Reproduksi
Reproduksi biasanya terjadi pada musim panas bulan Juli dan Agustus. Karena
singkatnya siklus hidup Anax junius dewasa (mungkin hanya beberapa minggu), mereka
terutama berkaitan dengan reproduksi. Untuk mempersiapkan kopulasi, jantan loop
perutnya ke depan untuk mentransfer air mani dari pembukaan yang benar genital ke
wadah yang terletak di genitilia sekundernya. Sekarang jantan siap untuk memilih jodoh.
Sekali ia telah melakukannya, jantan akan terbang ke betina dan, dengan menggunakan
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
16/21
penjepit kelaminnya terletak di ujung perutnya, ia akan menggenggamnya dengan leher
untuk memastikan bahwa dia tidak akan melarikan diri. Kedua akan membentuk apa yang
tampak seperti lingkaran dengan tubuh mereka sebagai betina sejajar genitilia nya dengan
genitilia sekunder jantan yang terletak di dasar perutnya. jantan kemudian akan
memasukkan organ seks sekunder ke dalam vagina betina, kemasan turun atau
menghapus sperma dari setiap pasangan sebelumnya. Hanya setelah ini akan deposit
jantan sperma sendiri ke betina.
Makanan
Anax junius nimfa seluruhnya karnivora, biasanya makan serangga air, berudu, dan ikan
sangat kecil.
2.Cordulegaster obliquusKlasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Hexapoda
Class : Insecta
Subclass : Pterygota
Infraclass : PalaeopteraOrdo : Odonata
Subordo : Anisoptera
Family : Cordulegastridae
Genus : Cordulegaster
Species : Cordulegaster obliquus
Habitat
Biasanya banyak berada di perkebunan dan juga perairan sawah
Morfologi
Ukuran panjang tubuh 4-5cm dan rentang 7-8cm, Baik jantan dan betina yang ditandai
dengan daerah thoraks hijau dan warna hitam kehijauan bagian perut, dengan betina yang
memiliki warna yang sedikit lebih muda. Punggung berwarna hijau tua, berkaki enam,
dengan mata lateral yang besar. Mempunyai dua pasang sayap, bagian belakang lebih
lebar. Ekor panjang dengan ujung agak runcing.
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
17/21
Bahaya/manfaat
Tidak berbahaya/membahayakan kehidupan manusia, bermanfaat untuk mengidentifikasi
kejernihan atau pencemaran air.
3.Macromia magnif icaKlasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Hexapoda
Class : Insecta
Subclass : Pterygota
Infraclass : Palaeoptera
Ordo : Odonata
Subordo : Anisoptera
Family : Macromiinae
Genus : Macromia
Species :Macromia magnifica
Habitat
Biasanya banyak berada di perairan sawah, rerumputan pinggir sungai atau aliran air.
Morfologi
Ukuran panjang tubuh 4-5cm dan rentang 7-8cm, Baik jantan dan betina yang ditandai
dengan daerah thoraks hijau dan warna hitam kehijauan bergaris-garis bagian perut yang
dikenal dengan (abri/tentara), dengan betina yang memiliki warna yang sedikit lebih
terang. Punggung berwarna hijau tua, berkaki enam, dengan mata lateral yang besar.
Mempunyai dua pasang sayap, bagian belakang lebih lebar. Ekor panjang dengan ujung
melebar.
Bahaya/manfaat
Tidak berbahaya/membahayakan kehidupan manusia, bermanfaat untuk mengidentifikasi
kejernihan atau pencemaran air.
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
18/21
4.Pachydiplax longipennisKlasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : HexapodaClass : Insecta
Subclass : Pterygota
Infraclass : Palaeoptera
Ordo : Odonata
Subordo : Anisoptera
Family : Libellulidae
Genus : Pachydiplax
Species :Pachydiplax longipennis
5.Neurothemis terminata6.Tr ithemis festiva
Neurothemis terminata Trithemis festiva
Neurothemis terminata dan Trithemis festiva juga termasuk pada family
Libellulidae mempunyai ciri:
Habitat
Biasanya banyak berada di perairan sawah (spesies Neurothemis terminata dan
Trithemis festiva), pinggir sungai (Pachydiplax longipennis) .
Morfologi
Ukuran panjang tubuh 4-5cm dan rentang 7-8cm (Trithemis festiva), panjang 3-
5cm dan rentang 5-7cm (Neurothemis terminata danPachydiplax longipennis).
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
19/21
Pada spesies Trithemis festiva baik jantan dan betina yang ditandai dengan daerah thoraks
dan perut berwarna kebiruan. jantan yang memiliki warna yang sedikit lebih terang.
Berkaki enam, dengan mata lateral yang besar. Mempunyai dua pasang sayap, bagian
belakang lebih lebar dan mempunyai ekor panjang.
Pada spesiesNeurothemis terminata danPachydiplax longipennis badan berwarna
kemerahan begitu juga pada sayapnya. Pada spesies jantan warna lebih pekat atau tajam.
Berkaki enam, bersayap sepasang dengan bagian belakang lebih lebar. Mempunyai ekor
yang lebih pendek di banding dengan spesies Trithemis festiva.
Bahaya/manfaat
Tidak berbahaya/membahayakan kehidupan manusia, bermanfaat untuk
mengidentifikasi kejernihan atau pencemaran air.
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
20/21
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Odonata termasuk dalam Classis insecta yang mempunyai ciri-ciri sayap
sepasang, sebagian besar habitat hidupnya di air dan bebas di udara, mata besar, warna
bervariasi, morfologi yang berbeda-beda. Spesies ini tidak berbahaya bagi kehidupan
manusia, bermanfaat untuk mengidentifikasi kejernihan atau pencemaran air dan di
daerah tertentu ada juga orang yang mengkonsumsinya.
Saran
Untuk praktikum sebaiknya sering dikonsultasikan kepada asisten pendamping, dalam
pengklasifikasian spesies dan dalam membuat insektarium perlu kerja sama antara
praktikan dan asisten.
-
7/22/2019 Laporan Praktikum Odonata
21/21
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M dan S.Kahono.2003. Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Java BagianBarat. Biodiversity Conservation Project
Amirudin. 2006. Diversity and Distribution of Dragonflies in Sekayu Recreational Forest,
Jurnal of Sustainability Science and Management, Volume 1; 97-106
Aswari, P. 2001. Keanekaragaman Serangga Air di Taman Nasional Gunung Halimun.
Biologi: LIPI
Borror, D. J. C. A. Triplehorn dan N. F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga
Edisi Enam. Terjemahan Soetiyono. UGM Press. Yogyakarta
Emrades, C. 2008.Jenis-jenis Capung di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi Limau
Manis Kodya Padang. Skripsi Sarjana Biologi, FMIPA, UNAND: Padang
http://gurungeblog.wordpress.com(di akses pada Selasa, 11 Desember 2012,
pukul 24.00 WIB)http://scienceandri.blogspot.com/2012/04/filum-arthropoda.html(di akses pada Selasa, 11
Desember 2012, pukul 24.00 WIB)
http://gurungeblog.wordpress.com/http://gurungeblog.wordpress.com/http://scienceandri.blogspot.com/2012/04/filum-arthropoda.htmlhttp://scienceandri.blogspot.com/2012/04/filum-arthropoda.htmlhttp://scienceandri.blogspot.com/2012/04/filum-arthropoda.htmlhttp://gurungeblog.wordpress.com/