Download - LBMII SP REPRO.docx
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
1/31
1
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu
menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan
bantuan medis selama kehamilan, komplikasi selama kehamilan dapat
dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama kehamilan selalu
dibutuhkan perhatian khusus. Wanita hamil yang menderita hipertensi
dimulai sebelum hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada
kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang
menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil
memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena
beberapa factor.
Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar
hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus
yang lebih serius, ibu bisa menderita preeclampsia atau keracunan pada
kehamilan, yang akan sangat membahayakan baik baik ibu maupun bagi
janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah,
stroke, dan gagal jantung di kemudian hari.
Hipertensi merupakan problema yang paling sering terjadi pada
kehamilan. Bahkan,kelainan hipertensi pada kehamilan beresiko terhadap
kematian janin dan ibu. Karena itu,deteksi dini terhadap hipertensi pada
ibu hamil diperlukan agar tidak menimbulkan kelainan serius dan
menganggu kehidupan serta kesehatan janin di dalam rahim.
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
2/31
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skenario
KEHAMILAN YANG SULIT
Ny. Badriah Seorang ibu berusia 36 tahun, hamil 30 minggu, datang ke
IGD Rumah sakit dengan keluhan keluar darah dari vagina. Dari hasil
anamnesis diketahui pasien pernah mengalami abortus 2 kali akibat
infeksi, Ia juga pernah melahirkan gemelli tetapi hanya 1 anak yang
hidup dengan BBL: 2,5 kg.
Selama kehamilan, ibu ini jarang memeriksakan kehamilannya ke
dokter, sebelumnya hanya 1 kali saat trimester 1 dengan keluhan
perdarahan serta muntah yang berlebihan. Pasien juga sering
mengkonsumsi obat-obatan tanpa sepengetahuan dokter. Tidak ada
riwayat hipertensi diluar kehamilan.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 180/100 mmHg, Nadi 94
kali/menit, Nafas 23 kali /menit, protein urin (+2), dan ditemukan
edema pada kedua tungkai. Kemudian dokter memasang infus berupa
regimen MgSO4, dan memasang kateter urin serta memberikan obat
antihipertensi. Status obstetrik : Tinggi fundus uteri pertengahan antara
processus xyphoideus dan umbilikus. Denyut jantung janin 10-10-10.
Dokter menjelaskan bahwa Ny. Badriah saat ini menderita
preeklampsia berat dan kemungkinan terjadi gangguan pertumbuhan
janin. Dokter sangat memahami bahwa preeklampsia ini adalah salah satu
penyebab kematian utama Ibu. Sehingga pasien harus menjalani
perawatan dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan USG dan
laboratorium berupa faal hemostatik, ginjal, dan hepar.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Ny.Badriah?
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
3/31
3
2.2 PERMASALAHAN
1. Hubungan usia dengan preeklampsi
2. Hubungan riwayat kehamilan dengan preeklampsi
3. Mekanisme mual muntah & perdarahan berdasarkan etiologi
4. Indikasi Mgso4 pada ibu dengan preeklampsi
5. Faktor Resiko Preeklampsi
6. Obat-obatan yang tidak disarankan pada kehamilan
7. Indikasi Pemasangan Kateter urine
8. Indikasi Obat-obatan anti hipertensi pada ibu hamil
9. Macam-Macam Penyakit Pada kehamilan Trismester I, II, III
10.Interprestasi pemeriksaan fisik & status obstetric
11.Macam-macam perdarahan pada trismester I,II,III
12.Komplikasi & penatalaksanaan awal preeklampsi
13.Indikasi USG, lab, faal hemostatik, ginjal, hepar.
2.3Landasan Teori
A. PENGERTIAN
Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu, paling
banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan
saja pada pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang dari
preeklampsia yang ringan sampai preeklampsia yang berat (George, 2007).
Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odem dan
protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya. Misalnya terdapat
Molahydatidosa (Sarwono : 2006)
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003,
Matthew warden, MD, 2005).
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
4/31
4
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan (Ilmu Kebidanan : 2005).
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. (Mansjoer, 2000).
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan atau koma
yang timbul akibat kelainan neurologi (Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-3).
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak
menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (
Rustam Muctar, 1998 ).
Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh
hipertensi, edema, dan proteinuria (kamus saku kedokteran Dorland ).
Preeklampsia dibagi dalam 2 golongan ringan dan berat. Penyakit
digolongkan berat bila satu atau lebih tanda gejala dibawah ini :
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau
lebih.
2. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan
kualitatif;
3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium
5. Edema paru dan sianosis.
(Ilmu Kebidanan : 2005)
B.
INSIDEN
Frekuensi preeklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak
faktor yang mempengaruhinya; jumlah primigravida, keadaan sosial ekonomi,
perbedaan kriteria dalam penentuan diagnosis dan lain-lain. Di Indonesia
frekuensi kejadian preeklampsia sekitar 3- 10% (Triatmojo, 2003). Sedangkan di
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
5/31
5
Amerika Serikat dilaporkan bahwa kejadian preeklampsia sebanyak 5% dari
semua kehamilan (23,6 kasus per 1.000 kelahiran) (Dawn C Jung, 2007).
Pada primigravida frekuensi preeklampsia lebih tinggi bila dibandingkan
dengan multigravida, terutama primigravida muda, Sudinaya (2000) mendapatkan
angka kejadian preeklampsia dan eklamsia di RSU Tarakan Kalimantan Timur
sebesar 74 kasus (5,1%) dari 1431 persalinan selama periode 1 Januari 2000
sampai 31 Desember 2000, dengan preeklampsia sebesar 61 kasus (4,2%) dan
eklamsia 13 kasus (0,9%). Dari kasus ini terutama dijumpai pada usia 20-24 tahun
dengan primigravida (17,5%). Diabetes melitus, molahidatidosa, kehamilan
ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas merupakan faktor
predisposisi untuk terjadinya preeklampsia (Trijatmo, 2005). Peningkatan
kejadian preeklampsia pada usia > 35 tahun mungkin disebabkan karena adanya
hipertensi kronik yang tidak terdiagnosa dengan superimposed PIH (Deborah E
Campbell, 2006).
Di samping itu, preklamsia juga dipengaruhi oleh paritas. Surjadi, dkk
(1999) mendapatkan angka kejadian dari 30 sampel pasien preeklampsia di RSU
Dr. Hasan Sadikin Bandung paling banyak terjadi pada ibu dengan paritas 1-3
yaitu sebanyak 19 kasus dan juga paling banyak terjadi pada usia kehamilan
diatas 37 minggu yaitu sebanyak 18 kasus. Wanita dengan kehamilan kembar bila
dibandingkan dengan kehamilan tunggal, maka memperlihatkan insiden hipertensi
gestasional (13 % : 6 %) dan preeklampsia (13 % : 5 %) yang secara bermakna
lebih tinggi. Selain itu, wanita dengan kehamilan kembar memperlihatkan
prognosis neonatus yang lebih buruk daripada wanita dengan kehamilan tunggal
(Cunningham, 2003).
C. ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak
teori teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya. Oleh karena itu disebut penyakit teori namun belum ada
memberikan jawaban yang memuaskan. Tetapi terdapat suatu kelainan yang
menyertai penyakit ini yaitu :
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
6/31
6
1. Spasmus arteriola
2. Retensi Na dan air
3. Koagulasi intravaskuler
Walaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini,
akan tetapi vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai
eklampsia (Obstetri Patologi : 1984)
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia
ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan
semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor,
melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia.
Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditemukan mana yang
sebab mana yang akibat (Ilmu Kebidanan : 2005).
Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba
menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori; namun
belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang
dipakai sebagai penyebab preeklampsia adalah teori iskemia plasenta. Namun
teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini
(Rustam, 1998).
Adapun teori-teori tersebut adalah ;
1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel
vaskuler, sehingga sekresi vasodilatator prostasiklin oleh sel-sel endotelial
plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan normal prostasiklin
meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah sehingga timbul
vasokonstrikso generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat
perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi plasenta sebanyak 50%,
hipertensi dan penurunan volume plasma (Y. Joko, 2002).
2. Peran Faktor Imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan I karena pada kehamilan I
terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
7/31
7
sempurna. Pada preeklampsia terjadi komplek imun humoral dan aktivasi
komplemen. Hal ini dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.
3. Peran Faktor Genetik
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat
pada anak dari ibu yang menderita preeklampsia.
4. Iskemik dari uterus. Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus
5. Defisiensi kalsium. Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu
mempertahankan vasodilatasi dari pembuluh darah (Joanne, 2006).
6. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial.
Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan penting
dalam patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin diketahui dilepaskan
oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secara signifikan
dalam darah wanita hamil dengan preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin
sudah dimulai pada trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin akan
meningkat sesuai dengan kemajuan kehamilan (Koerniawan, Drajat).
D. KLASIFIKASI PRE EKLAMSIA
1. Pre Eklamsi Ringan (PER)
a. Tekanan darah sistole 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
b. Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam.
c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam 1 minggu.
d. Protein uria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif positif 1
sampai positif 2 pada urin katerer atau urin aliran pertengahan.
2. Pre Eklamsi Berat (PEB)
a. Tekanan darah 160 / 110 mmHg.
b. Oligouria, urin kurang dari 3 cc / 24 jam.
c. Protein urin lebih dari 3 gr / liter.
d. Keluhan subjektif : nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri
kepala, odema paru, dan sianosis gangguan kesadaran.
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
8/31
8
e. Pemeriksaan : kadar enzim hati meningkat disertai ikterus,
perdarahan pada retina, tromosit kurang dari 100.000 /mm. Peningkatan
tanda gan gejala pre eklamsia berat memberikan petunjuk akan terjadinya
pre eklamsia.
Perbedaan preeklampsia ringan dengan preeklampsia berat, yaitu :
Efek Preeklampsia ringan Preeklampsia berat
Efek Maternal
Tekanan Darah Kenaikan TD sistolik pada
angka 30 mmHg atau lebih,kenaikan TD diastolik pada
angka 15 mmHg atau hasil
pemeriksaan sebesar 140/90
mmHg dua kali dengan jarak6 jam.
Peningkatan menjadi
160/110 mmHg pada dua kalipemeriksaan dengan jarak 6
jam pada ibu hamil yang
beristirahat di tempat tidur.
Peningkatan BB Peningkatan BB > 0,5Kg/minggu selama trimesterkedua dan ketiga atau
peningkatan BB yang tiba-
tiba sebesar 2 Kg/minggu
kapan saja.
Sama seperti preeklampsiaringan.
Proteinuria 300 mg/L dalam 24 jam atau
> 1 g/L secara random
dengan memakai contoh
urine siang hari yangdikumpulkan pada dua waktu
dengan jarak 6 jam secaraterpisah karena penguranganprotein dapat bervariasi.
5-10 g/L dalam jangka waktu
24 jam atau + 2 protein
dipstick.
Edema Beberapa pembengkakan di
mata, wajah, jari, bunyipulmoner tidak terdengar.
Edema umum,
pembengkakan yang dapatdilihat pada mata, wajah,
jari, bunyi paru bisaterdengar.
Refleks Hiperfleksi + 3, tidak adaklomus di pergelangan kaki.
Hiperfleksi + 3, klonusdipergelangan kaki.
Haluaran urin Keluaran sama dengan
masukan, 30 ml/jam.
Oliguria, < 30 ml/jam atau
120 ml/4jam.Nyeri Kepala Sementara BeratGangguan
penglihatan
Tidak ada Kabur
Iritabilitas Sementara BeratNyeri ulu hati Tidak ada Ada
Creatinin serum Normal Meningkat
Trombositopeni Tidak ada Ada
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
9/31
9
a
Peningkatan
AST
Minimal Jelas
Hematokrit Meningkat Meningkat
Efek pada janin
Perfusi plasenta Menurun Perfusi menurun, DJJdeselerasi lambat.
Prematureplacental aging
Tidak jelas Pada waktu lahir plasentaterlihat lebih kecil daripada
plasenta normal.
E. PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi
garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus.
Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapatdilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi
tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan
berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan
dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air
dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
vasospasme dan iskemia (Cunniangham,2003).
Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan
respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,tromboxan)
yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan
trombus dan perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai
dengan sakit kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar
dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes
fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume
intavaskuler, meningkatnya kardiakoutput dan peningkatan tahanan pembuluh
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
10/31
10
perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan
trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim (Michael,2005).
Perubahan pada organ :
1. Perubahan kardiovaskuler
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada
preeklamsia dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya
berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload
jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis
hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan
onkotik / kristaloid intravena, dan aktifasi endotel disertai ekstravasasi
kedalam ekstravaskuler terutama paru (Cunningham,2003).
2. Metablisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak
diketahui penyebabnya . jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak
pada penderita preeklamsia dan eklampsia dari pada wanita hamil biasa atau
penderita dengan hipertensi kronik. Penderita preeklamsia tidak dapat
mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini
disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan penyerapan kembali
tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan protein tidak mununjukkan
perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan
klorida dalam serum biasanya dalam batas normal (Trijatmo,2005).
3. Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah.
Selain itu dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler
dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan.
Gejala lain yang menunjukkan pada preeklampsia berat yang mengarah pada
eklampsia adalah adanya skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini disebabkan
oleh adaanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan dikorteks
serebri atau didalam retina (Rustam,1998).
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
11/31
11
4. Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan
anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan
perdarahan (Trijatmo,2005).
5. Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada
plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena
kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklampsia
sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan,
sehingga terjad partus prematur.
6. Paru-Paru
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan
oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena
aspirasi pnemonia atau abses paru (Rustam, 1998).
F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada ibu hamil dengan preeklampsia secara umum
adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Gejala subjektif
Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma,
diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-
muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada preeklampsia yang
meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul. Tekanan
darahpun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah
meningkat (Trijatmo, 2005).
2. Tanda Objektif
Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi; peningkatan
tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg atau tekanan darah
meningkat lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan darah pada preklamsia berat
meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai kerusakan beberapa organ.
Selain itu kita juga akan menemukan takikarda, takipnu, edema paru,
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
12/31
12
perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, pendarahan otak
(Michael,2005).
Sedangkan berdasarkan klasifikasinya manifestasi klinis dari preeklampsia
adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15 mmHg
atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu
kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal.
b. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr perliter atau kualitatif 1+ atau 2+
pada urine kateter atau midstearm.
2. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b. Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+
atau 4+
c. Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.
d. Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri
di epigastrium.
e. Terdapat edema paru dan sianosis
f. Trombositopeni
g. Gangguan fungsi hati
h. Pertumbuhan janin terhambat
(Lanak, 2004).
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
13/31
13
2.3 PEMBAHASAN
1. Hubungan usia dengan preeklampsi
1) Usiakurangdari20tahun
Remajaadalahindividuyangberusia/berumurantara15-19
tahun.
Pararemaja
biasanya
masihtumbuh
dan
berkembang
sehinggamemilikikebutuhan kaloriyang lebihbesardaripada
wanita
yanglebihtua.
MenurutNationalCenterfor
Healt
Statistic(Smittdkk.1999),sekitar13%persalinanterjadipada
wanita
berusia
15-19
tahun.
Remaja
memiliki
kemungkinan
lebihbesarmengalami
anemia,danberesiko
memiliki
janin
yangpertumbuhannyaterhambat,persalinanprematur,dan
angkakematianbayiyanglebihtinggi(Cunningham,2006).
Manuaba(2007),menambahkanbahwakehamilanremaja
denganusiakurangdari20tahunmempunyairesiko:
a.
Seringmengalamianemia
b.Gangguantumbuhkembangjanin
c.Keguguran,prematurusdanBBLR
d.Gangguanpersalinan
e.Preeklamsi
2) Usialebihdari35tahun
Hamil
ataubersalindiusialebihdari35
tahunjuga
sangat
berisiko,karenapadausiatersebutfungsiorganreproduksijuga
sudahmulaimengalamipenurunansehinggatidakdapatbekerja
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
14/31
14
secaramaksimal.PengamatanyangdilakukanCunninghamdan
Levenotahun1995di
ParklandHospitalterhadapsekitar900
wanitaberusiadiatas35tahunmemperlihatkanpeningkatan
bermaknapadainsidenhipertensi,diabetesdansolusioplasenta.
Angkakematianibu
lebih
tinggi,
tetapi
perbaikan
perawatan
medisdapatmemperbaikikeadaanini.PenelitianBulherdan
RekankematianmaternaldiAmerikaSerikatdaritahun1794
sampai1982,dandari tahun1974sampai1978wanitaberumur
memperlihatkan
peningkatan
risiko
relatif
kematian
maternal
5
kalilipatdibandingwanitayang berusia lebih muda
(Cunningham,2006).
2. Hubungan riwayat kehamilan dengan preeklampsi
Kira-kira85%preeklamsiterjadipadakehamilanpertama.
Paritas2-3merupakanparitaspalingamanditinjaudarikejadian
preeklamsi
dan
risiko
meningkat
lagi
padagrandemultigravida
(Bobak,2005).Selainituprimitua,lamaperkawinan4tahun
jugadapatberisikotinggitimbulpreeklamsi(Rochjati,2003)
a.Pengertianparitas
Paritas
adalah
jumlah
janin
dengan
berat
badan
lebih
dari
atau
samadengan500mgyangpernahdilahirkanhidupmaupunmati.Bila
beratbadantidakdiketahuimakadipakaiumurkehamilan,yaitu24
minggu(Siswosudarmo,2008)
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
15/31
15
PenelitiansebelumnyayangdilakukanolehRozhikanpada
tahun2007menunjukkanadanyahubunganbermaknaataraparitasibu
denganpreeklamsi.
b.
Jenisparitas
Menurut(Siswosudarmo,2008)jenisparitasbagi ibuyangsudah
partusantaralainyaitu:
1)Nulliparaadalahwanitayangbelumpernahmelahirkanbayi
yangmampuhidup
2)
Primipara
adalah
wanita
yang
pernah
satu
kali
melahirkan
bayi
yangtelahmencapaitahapmampuhidup
3)Multiparaadalahwanitayangtelahmelahirkanduajaninviabel
ataulebih
4)Grandemultipara
adalah wanitayang telah melahirkan lima anak
ataulebih
MenurutSiswosudarmo2008danCunningham2006
yaitu:
Gravidaadalahwanitayangsedangataupernahhamiltanpa
memandanghasilkehamilannya.
a.Nulligravidaadalahwanitayangtidaksedangatautidakpernah
hamil.
b.Primigravidaadalahseorangwanitayangsedangataupernah
hamiluntukpertamakalinya.
c.Multigravidaadalahseorangwanitayangpernahhamillebihdari
satukali.
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
16/31
16
3. Mekanisme mual muntah & perdarahan berdasarkan etiologi
Hipertensi akan merangsang medula oblongata dan sistem saraf parasimpatis
akan meningkat. Peningkatan saraf simpatis mempengaruhi traktus gastrointestinal
dan ekstrimitas. Pada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan terjadinya
hipoksia duodenal dan penumpukan ion H menyebabkan HCl meningkat sehingga
dapat menyebabkan nyeri epigastrik. Selanjutnya akan terjadi akumulasi gas yang
meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah.
Pada darah akan terjadi enditheliosis menyebabkan sel darah merah dan
pembuluh darah pecah. Pecahnya pembuluh darah akan menyebabkan terjadinya
pendarahan,sedangkan sel darah merah yang pecah akan menyebabkan terjadinya
anemia hemolitik.
4. Indikasi Mgso4 pada ibu dengan preeklampsi
Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10%, 1 gram (10% dalam 10
cc) diberikan intravenous dalam 3 menit.
Refleks patella positif kuat
Frekuensi pernapasan lebih 16 kali per menit.
Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam).
5. Faktor Resiko Preeklampsi
Beberapafaktorresikoibuterjadinyapreeklamsi:
1) Paritas
Kira-kira
85%preeklamsi
terjadipadakehamilanpertama.
Paritas2-3merupakanparitaspalingamanditinjaudarikejadian
preeklamsidanrisikomeningkatlagipadagrandemultigravida
(Bobak,2005).Selainituprimitua,lama
perkawinan
4tahun
jugadapatberisikotinggitimbulpreeklamsi(Rochjati,2003)
2) Usia
Usiaamanuntukkehamilandanpersalinanadalah23-35tahun.
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
17/31
17
Kematianmaternalpadawanitahamildanbersalinpadausia
dibawah 20tahun dansetelah usia
35 tahunmeningkat,karena
wanitayang memilikiusiakurangdari20tahundanlebihdari
35 tahundi anggap lebih rentan terhadap terjadinyapreeklamsi
(Cunningham,2006).Selainituibuhamil
yangberusia35
tahun telah terjadiperubahanpadajaringanalat-alatkandungan
danjalanlahirtidaklenturlagisehinggalebihberisikountuk
terjadipreeklamsi(Rochjati,2003).
3) Riwayathipertensi
Riwayat
hipertensi
adalah
ibu
yang pernah
mengalami
hipertensisebelumhamilatausebelumumurkehamilan20
minggu.Ibuyangmempunyairiwayathipertensiberisikolebih
besarmengalamipreeklamsi,sertameningkatkanmorbiditasdan
mortalitasmaternaldan
neonatallebihtinggi.Diagnosa
preeklamsi
ditegakkan
berdasarkan
peningkatan
tekanan
darah
yang disertai dengan proteinuria atau edema anasarka
(Cunningham,2006)
4) Sosialekonomi
Beberapapenelitianmenyimpulkanbahwawanitayangsosial
ekonominya
lebih
maju
jarang
terjangkit
penyakit
preeklamsi.
Secaraumum,preeklamsi/eklamsidapatdicegahdenganasuhan
pranatal yangbaik.Namunpadakalanganekonomiyangmasih
rendahdanpengetahuanyangkurangsepertidinegara
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
18/31
18
berkembangsepertiIndonesiainsidenpreeklamsi/eklamsimasih
seringterjadi(Cunningham,2006)
5) Hiperplasentosis/kelainantrofoblast
Hiperplasentosis/kelainantrofoblasjugadianggapsebagaifaktor
predisposisiterjadinyapreeklamsi,
karena
trofoblasyang
berlebihandapatmenurunkanperfusiuteroplasenta yang
selanjutnya mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat
mengakibatkanterjadinyavasospasme,danvasospasmeadalah
dasar patofisiologi preeklamsi/eklamsi. Hiperplasentosis
tersebutmisalnya:kehamilanmultiple,diabetesmelitus,bayi
besar,70%terjadipadakasusmolahidatidosa(Prawirohardjo,
2008;Cunningham,2006).
6) Genetik
Genotipibulebihmenentukanterjadinyahipertensidalam
kehamilan
secara
familial
jika
dibandingkan
dengan
genotip
janin.Telahterbuktipadaibu yangmengalamipreeklamsi26%
anak perempuannya akan mengalami preeklamsi pula,
sedangkan8%anakmenantunyamengalamipreeklamsi.Karena
biasanyakelainan genetikjugadapatmempengaruhipenurunan
perfusi
uteroplasenta
yang
selanjutnya
mempengaruhi
aktivasi
endotelyangdapatmenyebabkanterjadinyavasospasmeyang
merupakandasar
patofisiologiterjadinya
preeklamsi/eklamsi
(Wiknjosastro,2008;Cunningham,2008).
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
19/31
19
7) Obesitas
Obesitasadalahadanyapenimbunanlemakyangberlebihandi
dalamtubuh.Obesitasmerupakanmasalahgizikarenakelebihan
kalori,
biasanya
disertai
kelebihan
lemak
dan
protein
hewani,
kelebihanguladan
garam
yangkelakbisamerupakanfaktor
risikoterjadinyaberbagaijenispenyakitdegeneratif,seperti
diabetesmelitus,hipertensi,penyakitjantungkoroner, reumatik
danberbagaijeniskeganasan (kanker)dan gangguankesehatan
lain.Hubunganantaraberatbadanibudenganrisikopreeklamsia
bersifatprogresif,meningkatdari4,3%untukwanitadengan
indeksmassa tubuhkurangdari19,8kg/m2 terjadipeningkatan
menjadi13,3%untukmerekayangindeksnya35kg/m2
(Cunningham,2006;Mansjoer,2008)
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
20/31
20
6. Obat-obatan yang tidak disarankan pada kehamilan
Jenis Obat Fungsi Contoh Obat
DIURETIK
Diuretik menurunkan tekanan darah
dengan cara mengeluarkan cairan dan
garam. Minum diuretik menyebabkanfrekuensi miksi (kencing) jadi meningkat.
HCT
('HydroChloro Tiazid').
ACE-INHIBITOR
Obat ini mencegah 'konstriksi'
(pengkerutan) pembuluh darah akibat
formasi hormon 'angiotensin II' dengan
cara memblokade enzim ACE, mencegah
pembentukan angiotensin I menjadi
angiotensin II.
Kaptopril
Enalapril
Benazepril
Ramipril
Fosinopril
ANGIOTENSIN-IIRECEPTOR BLOCKERS
Obat ini akan secara langsung
memblokade aksi hormon angiotensin I
mengikat pd reseptor angiotensin II pd
pembuluh darah . Obat ini dapat
digunakan bila penggunaan ACE
inhibitor menimbulkan keluhan / efek
samping.
Valsartan
Telmisartan
Olmesartan.
Candesartan
Irbesartan
Cosartan
BETA BLOCKER
(PENYEKAT BETA)
Obat golongan ini memblokade aksi
'adrenalin' pada sistem saraf otonom,
sehingga menurunkan frekuensi jantung
(heart's rate) dan curah jantung (heart's
output). Golongan 'beta blocker' juga
akan mengurangi beban jantung.
Propanolol
Atenolol.
Nadolol
Metoprolol
CALCIUM CHANNEL
BLOCKER
Obat ini melebarkan pembuluh darah
sehingga tekanan kapiler menurun. Obat
ini mencegah masuknya 'Calsium' ke
jaringan melalui 'Calcium Channel'
sehingga akan me'relaksasi'
(mengendurkan) dinding pembuluh darah
arteri dan menurunkan kontraksi
jantung.
Verapamil
Diltiazem
Nifedipine.
Amlodipine
Felodipine
Nisoldipine
ALPHA RECEPTROR
BOCKER
bekerja di tempat neurotransmitter yang
menyebabkan penyempitan pembuluh
(terutama norepinefrin) melekat. alpha-1
blocker menghambat reseptor alfa di
jantung dan pembuluh darah.
carvedilol
labetalol
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
21/31
21
Obat yang paling disarankan adalah golongan Calcium Channel Blocker
Contohnya Nifedipine. Karena menurunkan tensi dengan cepat dan sedikit
effek samping dibanding dengan obat golongan lain.
7. Indikasi Pemasangan Kateter urine
Kateter diindikasikan untuk beberapa alasan. Pemasangan kateter dalam jangka waktu
yang pendek akan meminimalkan infeksi, metode pemsangan kateter sementara
adalah metode yang paling baik.
1. Kateter sementara
Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi Vesika Urinaria
Pengambilan urine residu setelah pengosongan Vsika Urinaria
2. Kateter tetap jangka pendek
Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)
Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, seperti vesika urinaria,
urethra dan organ sekitarnya.
Preventif pada obstruksi urethra dari perdarahan
Untuk memantau output urine
Irigasi Vesika Urinaria
3. Kateter tetap jangka panjang
Retensi urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI
Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urine
Klien dengan penyakit terminal
8. Indikasi Obat-obatan anti hipertensi pada ibu hamil
Tekanan sistolik 180 mmHg dan/ atau tekanan diastolic
110mmHg.(Sarwono,2008)
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
22/31
22
9. Macam-Macam Penyakit Pada kehamilan Trismester I, II, III
10.Interprestasi pemeriksaan fisik & status obstetric
Nama: Ny. Badriah
Sex: perempuan
Usia: 36th
KEHAMILAN
TRISEMESTER I
Mola
Hidatidosa
Parsial
Komplete
Mola Invasif
Kehamilan
Ektopik
Kehamilan
Abortus
Abortus
Iminens
Abortus
Insipiens
Inkompletus
Kompletus
Habitualis
Missed
Abortion
TRISMESTER
II
Preeklampsi
Ringan
Berat
Eklampsi
TRISMESTER III
Plasenta
Previa
Solutio
Plasenta
Ketuban Pecah
Dini
Perdarahan
Antepartum
Sindroma
HELLP
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
23/31
23
Usia kehamilan: 30 minggu
Ku: keluar darah dari vagina.
KP: -
Vital Sign
TD : 180/100 mmHg
Nadi : 94 kali/menit,
Nafas : 23 kali /menit,
edema pada kedua tungkai (+)
Tinggi fundus uteri pertengahan antara processus xyphoideus
dan umbilicus
Denyut jantung janin 10-10-10.
Lab
protein urin (+2)
Riwayat obstetric : G4A2P1
Riwayat kehamilan:
hanya 1 kali saat trimester 1 dengan keluhan perdarahan serta
muntah yang berlebihan.
Pasien juga sering mengkonsumsi obat-obatan tanpa
sepengetahuan dokter.
Tidak ada riwayat hipertensi diluar kehamilan.
11.Macam-macam perdarahan pada trismester I,II,III
KEHAMILAN
TRISEMESTER
IAbortus
TRISMESTER
IIAbortus
TRISMESTER
III
Plasenta
Previa
Solutio
Plasenta
Perdarahan
Antepartum
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
24/31
24
12.Komplikasi & penatalaksanaan awal preeklampsi
1. Pada Ibu
a. Eklapmsia
b. Solusio plasentac. Pendarahan subkapsula hepar
d. Kelainan pembekuan darah ( DIC )
e. Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet
count)
f. Ablasio retina
g. Gagal jantung hingga syok dan kematian.
2. Pada Janin
a. Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
b. Prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
1. Preeklamsia ringan (PER)
a. Rawat jalan
1) Anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur > 8 jam malam
hari jika susah tidur beri fenobarbital 3 x 30 mg / hari
2) Diberikan obat penunjang antara lain : vit b komplex, vit c / vit e dan
zat besi
3) Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu kemudian untuk menilai
perkembangan kehamilan dan kesejahteraan janin.
4) Diet biasa (tidak perlu diet rendah garam)
b. Rawat tinggal
Kriteria untuk rawat tinggal bagi px yang telah diterapi dalam 2x
kunjungan selang 1 minggu tidak ada perbaikan klinis / laboratorium
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
25/31
25
2. Preeklamsia berat (PEB)
a. Preeklamsia berat pada kehamilan kurang dari 37 minggu
1) Jika janin belum menunjukan tanda-tanda maturitas paru-paru
dengan uji kocok dan rasio L/S, maka penanganannya adalah sebagai
berikut :
a) Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr
intramusuler kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4 gr
intramuskuler setiap (selama tidak ada kontraindikasi)
b) Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas
magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai
criteria pre-eklamsi ringan (kecuali ada kontraindikasi)
c) Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan janin
dimonitor, serta berat badan ditimbang seperti pada pre-eklamsi
ringan, sambil mengawasi timbulnya lagi gejala
d) Jika dengan terapi di atas tidak ada perbaikan, dilakukan
terminasi kehamilan dengan induksi partus atau tindakan lain
tergantung keadaan
2) Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan
paru janin, maka penatalaksanaan kasus sama seperti pada kehamilan
diatas 37 minggu
b. Pre-eklamsi berat pada kehamilan diatas 37 minggu
1) Penderita dirawat inap
a) Istirahat mutlak dan ditempatkan dalam kamar isolasi
b) Berikan diit rendah garam dan tinggi protein
c) Berikan suntikan sulfas magnesikus 8 gr intramuskuler, 4
gr di bokong kanan dan 4 gr di bokong kiri
d) Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam
e) Syarat pemberian MgSO4 adalah: reflex patella positif;
dieresis 100 cc dalam 4 jam terakhir; respirasi 16 kali per menit,
dan harus tersedia antidotumnya yaitu kalsium glukonas 10%
dalam ampul 10 cc
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
26/31
26
f) Infus dekstrosa 5 % dan Ringer laktat
2) Berikan obat anti hipertensi : injeksi katapres 1 ampul i.m. dan
selanjutnya dapat diberikan tablet katapres 3 kali tablet atau 2 kali
tablet sehari
3) Diuretika tidak diberikan, kecuali bila terdapat edema umum,
edema paru dan kegagalan jantung kongerstif.Untuk itu dapat
disuntikan 1 ampul intravena Lasix.
4) Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua, dilakukan
induksi partus dengan atau tanpa amniotomi.Untuk induksi dipakai
oksitosin (pitosin atau sintosinon) 10 satuan dalam infuse tetes
5) Kala II harus dipersingkat dengan ekstrasi vakum atau forceps, jadi
ibu dilarang mengedan
6) Jangan diberikan methergin postpartum, kecuali bila terjadi
perdarahan yang disebabkan atonia uteri
7) Pemberian sulfas magnesikus, kalau tidak ada kontraindikasi,
kemudian diteruskan dengan dosis 4 gr setiap 4 jam dalam 24 jam
postpartum
8) Bila ada indikasi obstetric dilakukan seksio sesarea.
Diet
a. Tujuan Diet
1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
2) Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
3) Mencegah dan mengurangi retensi garam atau air
4) Mencapai keseimbangan nitrogen
5) Menjaga agar penambahan BB tdk melebih normal
6) Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyakit
baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan
b. Syarat Diet
1) Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat makanan
diberikan secara berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
27/31
27
menerima makanan . Penambahan energi tidak lebih dari 300 Kkal dari
makanan atau diet sebelum hamil
2) Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi
garam atau air. Penambahan BB diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau
dibawah 1 Kg/minggu.
3) Protein tinggi (12 g/kg berat badan)
4) Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tdk jenuh tunggal
dan lemak tdk jenuh ganda.
5) Vitamin cukup; vit C & B6 diberikan sedikit lbh tinggi
6) Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
7) Bentuk makanan disesuaikan dg kemampuan pasien.
8) Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan
dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yg keluar melalui urine,
muntah, keringat dan pernafasan
c. Macam Diet Preeklampsia
1) Diet Preeklampsia I
a) Diberikan kepada pasien dengan preeklampsia berat
b) Makanan diberikan dalam bentuk cair, yg terdiri dari susu dan sari
buah
c) Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari per oral dan
kekurangannya diberikan secara parental
d) Makanan ini kurang energi dan zat gizi karena itu hanya diberikan
12 hari
2) Diet Preeklampsia II
a) Sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsia I atau kepada
pasien preeklampsia yg penyakitnya tdk begitu besar
b) Makanan berbentuk saring atau lunak.
c) Diberikan sebagai diet rendah garam I
d) Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya
3) Diet Preeklampsia III
a) Sebagai makanan perpidahan dari diet preeklampsia II atau kepada
pasien dengan preeklampsia ringan.
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
28/31
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
29/31
29
Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal
hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )
Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 3743 vol% )
Trombosit menurun ( nilai rujukan 150450 ribu/mm3 )
Indikasi Hepar
Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )
LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N=
15-45 u/ml )
Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat (
N=
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
30/31
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Skenario Ny. Badriah didiagnosis preeklampsi berat dengan
prognosis buruk
Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odem dan
protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya.
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak
teori teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya. Oleh karena itu disebut penyakit teori namun belum ada
memberikan jawaban yang memuaskan.
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
vasospasme dan iskemia.
-
7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx
31/31
Daftar Pustaka
Cunningham, F.G. et all. 2003. Williams Obstetrics, 21st ed. McGraw-Hill Companies.
Sarwono, 2008. Ilmu kebidanan. PT bina pustaka prawirohardjo. Jakarta