lbmii sp repro.docx

Upload: rachmat-b-saputra

Post on 07-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    1/31

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    LATAR BELAKANG

    Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu

    menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan

    bantuan medis selama kehamilan, komplikasi selama kehamilan dapat

    dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama kehamilan selalu

    dibutuhkan perhatian khusus. Wanita hamil yang menderita hipertensi

    dimulai sebelum hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada

    kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang

    menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil

    memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena

    beberapa factor.

    Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar

    hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus

    yang lebih serius, ibu bisa menderita preeclampsia atau keracunan pada

    kehamilan, yang akan sangat membahayakan baik baik ibu maupun bagi

    janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah,

    stroke, dan gagal jantung di kemudian hari.

    Hipertensi merupakan problema yang paling sering terjadi pada

    kehamilan. Bahkan,kelainan hipertensi pada kehamilan beresiko terhadap

    kematian janin dan ibu. Karena itu,deteksi dini terhadap hipertensi pada

    ibu hamil diperlukan agar tidak menimbulkan kelainan serius dan

    menganggu kehidupan serta kesehatan janin di dalam rahim.

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    2/31

    2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Skenario

    KEHAMILAN YANG SULIT

    Ny. Badriah Seorang ibu berusia 36 tahun, hamil 30 minggu, datang ke

    IGD Rumah sakit dengan keluhan keluar darah dari vagina. Dari hasil

    anamnesis diketahui pasien pernah mengalami abortus 2 kali akibat

    infeksi, Ia juga pernah melahirkan gemelli tetapi hanya 1 anak yang

    hidup dengan BBL: 2,5 kg.

    Selama kehamilan, ibu ini jarang memeriksakan kehamilannya ke

    dokter, sebelumnya hanya 1 kali saat trimester 1 dengan keluhan

    perdarahan serta muntah yang berlebihan. Pasien juga sering

    mengkonsumsi obat-obatan tanpa sepengetahuan dokter. Tidak ada

    riwayat hipertensi diluar kehamilan.

    Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 180/100 mmHg, Nadi 94

    kali/menit, Nafas 23 kali /menit, protein urin (+2), dan ditemukan

    edema pada kedua tungkai. Kemudian dokter memasang infus berupa

    regimen MgSO4, dan memasang kateter urin serta memberikan obat

    antihipertensi. Status obstetrik : Tinggi fundus uteri pertengahan antara

    processus xyphoideus dan umbilikus. Denyut jantung janin 10-10-10.

    Dokter menjelaskan bahwa Ny. Badriah saat ini menderita

    preeklampsia berat dan kemungkinan terjadi gangguan pertumbuhan

    janin. Dokter sangat memahami bahwa preeklampsia ini adalah salah satu

    penyebab kematian utama Ibu. Sehingga pasien harus menjalani

    perawatan dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan USG dan

    laboratorium berupa faal hemostatik, ginjal, dan hepar.

    Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Ny.Badriah?

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    3/31

    3

    2.2 PERMASALAHAN

    1. Hubungan usia dengan preeklampsi

    2. Hubungan riwayat kehamilan dengan preeklampsi

    3. Mekanisme mual muntah & perdarahan berdasarkan etiologi

    4. Indikasi Mgso4 pada ibu dengan preeklampsi

    5. Faktor Resiko Preeklampsi

    6. Obat-obatan yang tidak disarankan pada kehamilan

    7. Indikasi Pemasangan Kateter urine

    8. Indikasi Obat-obatan anti hipertensi pada ibu hamil

    9. Macam-Macam Penyakit Pada kehamilan Trismester I, II, III

    10.Interprestasi pemeriksaan fisik & status obstetric

    11.Macam-macam perdarahan pada trismester I,II,III

    12.Komplikasi & penatalaksanaan awal preeklampsi

    13.Indikasi USG, lab, faal hemostatik, ginjal, hepar.

    2.3Landasan Teori

    A. PENGERTIAN

    Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu, paling

    banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan

    saja pada pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang dari

    preeklampsia yang ringan sampai preeklampsia yang berat (George, 2007).

    Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odem dan

    protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam

    triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya. Misalnya terdapat

    Molahydatidosa (Sarwono : 2006)

    Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa

    berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai

    dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003,

    Matthew warden, MD, 2005).

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    4/31

    4

    Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan

    proteinuria yang timbul karena kehamilan (Ilmu Kebidanan : 2005).

    Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema

    akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah

    persalinan. (Mansjoer, 2000).

    Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema

    akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah

    persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan atau koma

    yang timbul akibat kelainan neurologi (Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-3).

    Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,

    bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak

    menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan

    gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (

    Rustam Muctar, 1998 ).

    Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh

    hipertensi, edema, dan proteinuria (kamus saku kedokteran Dorland ).

    Preeklampsia dibagi dalam 2 golongan ringan dan berat. Penyakit

    digolongkan berat bila satu atau lebih tanda gejala dibawah ini :

    1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau

    lebih.

    2. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan

    kualitatif;

    3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam

    4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium

    5. Edema paru dan sianosis.

    (Ilmu Kebidanan : 2005)

    B.

    INSIDEN

    Frekuensi preeklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak

    faktor yang mempengaruhinya; jumlah primigravida, keadaan sosial ekonomi,

    perbedaan kriteria dalam penentuan diagnosis dan lain-lain. Di Indonesia

    frekuensi kejadian preeklampsia sekitar 3- 10% (Triatmojo, 2003). Sedangkan di

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    5/31

    5

    Amerika Serikat dilaporkan bahwa kejadian preeklampsia sebanyak 5% dari

    semua kehamilan (23,6 kasus per 1.000 kelahiran) (Dawn C Jung, 2007).

    Pada primigravida frekuensi preeklampsia lebih tinggi bila dibandingkan

    dengan multigravida, terutama primigravida muda, Sudinaya (2000) mendapatkan

    angka kejadian preeklampsia dan eklamsia di RSU Tarakan Kalimantan Timur

    sebesar 74 kasus (5,1%) dari 1431 persalinan selama periode 1 Januari 2000

    sampai 31 Desember 2000, dengan preeklampsia sebesar 61 kasus (4,2%) dan

    eklamsia 13 kasus (0,9%). Dari kasus ini terutama dijumpai pada usia 20-24 tahun

    dengan primigravida (17,5%). Diabetes melitus, molahidatidosa, kehamilan

    ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas merupakan faktor

    predisposisi untuk terjadinya preeklampsia (Trijatmo, 2005). Peningkatan

    kejadian preeklampsia pada usia > 35 tahun mungkin disebabkan karena adanya

    hipertensi kronik yang tidak terdiagnosa dengan superimposed PIH (Deborah E

    Campbell, 2006).

    Di samping itu, preklamsia juga dipengaruhi oleh paritas. Surjadi, dkk

    (1999) mendapatkan angka kejadian dari 30 sampel pasien preeklampsia di RSU

    Dr. Hasan Sadikin Bandung paling banyak terjadi pada ibu dengan paritas 1-3

    yaitu sebanyak 19 kasus dan juga paling banyak terjadi pada usia kehamilan

    diatas 37 minggu yaitu sebanyak 18 kasus. Wanita dengan kehamilan kembar bila

    dibandingkan dengan kehamilan tunggal, maka memperlihatkan insiden hipertensi

    gestasional (13 % : 6 %) dan preeklampsia (13 % : 5 %) yang secara bermakna

    lebih tinggi. Selain itu, wanita dengan kehamilan kembar memperlihatkan

    prognosis neonatus yang lebih buruk daripada wanita dengan kehamilan tunggal

    (Cunningham, 2003).

    C. ETIOLOGI

    Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak

    teori teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan

    penyebabnya. Oleh karena itu disebut penyakit teori namun belum ada

    memberikan jawaban yang memuaskan. Tetapi terdapat suatu kelainan yang

    menyertai penyakit ini yaitu :

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    6/31

    6

    1. Spasmus arteriola

    2. Retensi Na dan air

    3. Koagulasi intravaskuler

    Walaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini,

    akan tetapi vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai

    eklampsia (Obstetri Patologi : 1984)

    Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia

    ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan

    semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor,

    melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia.

    Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditemukan mana yang

    sebab mana yang akibat (Ilmu Kebidanan : 2005).

    Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba

    menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori; namun

    belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang

    dipakai sebagai penyebab preeklampsia adalah teori iskemia plasenta. Namun

    teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini

    (Rustam, 1998).

    Adapun teori-teori tersebut adalah ;

    1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan

    Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel

    vaskuler, sehingga sekresi vasodilatator prostasiklin oleh sel-sel endotelial

    plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan normal prostasiklin

    meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah sehingga timbul

    vasokonstrikso generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat

    perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi plasenta sebanyak 50%,

    hipertensi dan penurunan volume plasma (Y. Joko, 2002).

    2. Peran Faktor Imunologis

    Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan I karena pada kehamilan I

    terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    7/31

    7

    sempurna. Pada preeklampsia terjadi komplek imun humoral dan aktivasi

    komplemen. Hal ini dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.

    3. Peran Faktor Genetik

    Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat

    pada anak dari ibu yang menderita preeklampsia.

    4. Iskemik dari uterus. Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus

    5. Defisiensi kalsium. Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu

    mempertahankan vasodilatasi dari pembuluh darah (Joanne, 2006).

    6. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial.

    Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan penting

    dalam patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin diketahui dilepaskan

    oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secara signifikan

    dalam darah wanita hamil dengan preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin

    sudah dimulai pada trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin akan

    meningkat sesuai dengan kemajuan kehamilan (Koerniawan, Drajat).

    D. KLASIFIKASI PRE EKLAMSIA

    1. Pre Eklamsi Ringan (PER)

    a. Tekanan darah sistole 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval

    pemeriksaan 6 jam.

    b. Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan

    interval pemeriksaan 6 jam.

    c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam 1 minggu.

    d. Protein uria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif positif 1

    sampai positif 2 pada urin katerer atau urin aliran pertengahan.

    2. Pre Eklamsi Berat (PEB)

    a. Tekanan darah 160 / 110 mmHg.

    b. Oligouria, urin kurang dari 3 cc / 24 jam.

    c. Protein urin lebih dari 3 gr / liter.

    d. Keluhan subjektif : nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri

    kepala, odema paru, dan sianosis gangguan kesadaran.

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    8/31

    8

    e. Pemeriksaan : kadar enzim hati meningkat disertai ikterus,

    perdarahan pada retina, tromosit kurang dari 100.000 /mm. Peningkatan

    tanda gan gejala pre eklamsia berat memberikan petunjuk akan terjadinya

    pre eklamsia.

    Perbedaan preeklampsia ringan dengan preeklampsia berat, yaitu :

    Efek Preeklampsia ringan Preeklampsia berat

    Efek Maternal

    Tekanan Darah Kenaikan TD sistolik pada

    angka 30 mmHg atau lebih,kenaikan TD diastolik pada

    angka 15 mmHg atau hasil

    pemeriksaan sebesar 140/90

    mmHg dua kali dengan jarak6 jam.

    Peningkatan menjadi

    160/110 mmHg pada dua kalipemeriksaan dengan jarak 6

    jam pada ibu hamil yang

    beristirahat di tempat tidur.

    Peningkatan BB Peningkatan BB > 0,5Kg/minggu selama trimesterkedua dan ketiga atau

    peningkatan BB yang tiba-

    tiba sebesar 2 Kg/minggu

    kapan saja.

    Sama seperti preeklampsiaringan.

    Proteinuria 300 mg/L dalam 24 jam atau

    > 1 g/L secara random

    dengan memakai contoh

    urine siang hari yangdikumpulkan pada dua waktu

    dengan jarak 6 jam secaraterpisah karena penguranganprotein dapat bervariasi.

    5-10 g/L dalam jangka waktu

    24 jam atau + 2 protein

    dipstick.

    Edema Beberapa pembengkakan di

    mata, wajah, jari, bunyipulmoner tidak terdengar.

    Edema umum,

    pembengkakan yang dapatdilihat pada mata, wajah,

    jari, bunyi paru bisaterdengar.

    Refleks Hiperfleksi + 3, tidak adaklomus di pergelangan kaki.

    Hiperfleksi + 3, klonusdipergelangan kaki.

    Haluaran urin Keluaran sama dengan

    masukan, 30 ml/jam.

    Oliguria, < 30 ml/jam atau

    120 ml/4jam.Nyeri Kepala Sementara BeratGangguan

    penglihatan

    Tidak ada Kabur

    Iritabilitas Sementara BeratNyeri ulu hati Tidak ada Ada

    Creatinin serum Normal Meningkat

    Trombositopeni Tidak ada Ada

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    9/31

    9

    a

    Peningkatan

    AST

    Minimal Jelas

    Hematokrit Meningkat Meningkat

    Efek pada janin

    Perfusi plasenta Menurun Perfusi menurun, DJJdeselerasi lambat.

    Prematureplacental aging

    Tidak jelas Pada waktu lahir plasentaterlihat lebih kecil daripada

    plasenta normal.

    E. PATOFISIOLOGI

    Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi

    garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus.

    Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapatdilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh

    mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi

    tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan

    berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan

    dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air

    dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi

    perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).

    Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan

    patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh

    vasospasme dan iskemia (Cunniangham,2003).

    Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan

    respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,tromboxan)

    yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan

    trombus dan perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai

    dengan sakit kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat

    menyebabkan penurunan laju filtrasi glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar

    dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes

    fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume

    intavaskuler, meningkatnya kardiakoutput dan peningkatan tahanan pembuluh

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    10/31

    10

    perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan

    trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan

    janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim (Michael,2005).

    Perubahan pada organ :

    1. Perubahan kardiovaskuler

    Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada

    preeklamsia dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya

    berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload

    jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis

    hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan

    onkotik / kristaloid intravena, dan aktifasi endotel disertai ekstravasasi

    kedalam ekstravaskuler terutama paru (Cunningham,2003).

    2. Metablisme air dan elektrolit

    Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak

    diketahui penyebabnya . jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak

    pada penderita preeklamsia dan eklampsia dari pada wanita hamil biasa atau

    penderita dengan hipertensi kronik. Penderita preeklamsia tidak dapat

    mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini

    disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan penyerapan kembali

    tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan protein tidak mununjukkan

    perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan

    klorida dalam serum biasanya dalam batas normal (Trijatmo,2005).

    3. Mata

    Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah.

    Selain itu dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler

    dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan.

    Gejala lain yang menunjukkan pada preeklampsia berat yang mengarah pada

    eklampsia adalah adanya skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini disebabkan

    oleh adaanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan dikorteks

    serebri atau didalam retina (Rustam,1998).

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    11/31

    11

    4. Otak

    Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan

    anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan

    perdarahan (Trijatmo,2005).

    5. Uterus

    Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada

    plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena

    kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklampsia

    sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan,

    sehingga terjad partus prematur.

    6. Paru-Paru

    Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan

    oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena

    aspirasi pnemonia atau abses paru (Rustam, 1998).

    F. MANIFESTASI KLINIS

    Tanda dan gejala pada ibu hamil dengan preeklampsia secara umum

    adalah sebagai berikut, yaitu :

    1. Gejala subjektif

    Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma,

    diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-

    muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada preeklampsia yang

    meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul. Tekanan

    darahpun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah

    meningkat (Trijatmo, 2005).

    2. Tanda Objektif

    Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi; peningkatan

    tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg atau tekanan darah

    meningkat lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan darah pada preklamsia berat

    meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai kerusakan beberapa organ.

    Selain itu kita juga akan menemukan takikarda, takipnu, edema paru,

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    12/31

    12

    perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, pendarahan otak

    (Michael,2005).

    Sedangkan berdasarkan klasifikasinya manifestasi klinis dari preeklampsia

    adalah sebagai berikut, yaitu :

    1. Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut :

    a. Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15 mmHg

    atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu

    kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal.

    b. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr perliter atau kualitatif 1+ atau 2+

    pada urine kateter atau midstearm.

    2. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :

    a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.

    b. Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+

    atau 4+

    c. Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.

    d. Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri

    di epigastrium.

    e. Terdapat edema paru dan sianosis

    f. Trombositopeni

    g. Gangguan fungsi hati

    h. Pertumbuhan janin terhambat

    (Lanak, 2004).

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    13/31

    13

    2.3 PEMBAHASAN

    1. Hubungan usia dengan preeklampsi

    1) Usiakurangdari20tahun

    Remajaadalahindividuyangberusia/berumurantara15-19

    tahun.

    Pararemaja

    biasanya

    masihtumbuh

    dan

    berkembang

    sehinggamemilikikebutuhan kaloriyang lebihbesardaripada

    wanita

    yanglebihtua.

    MenurutNationalCenterfor

    Healt

    Statistic(Smittdkk.1999),sekitar13%persalinanterjadipada

    wanita

    berusia

    15-19

    tahun.

    Remaja

    memiliki

    kemungkinan

    lebihbesarmengalami

    anemia,danberesiko

    memiliki

    janin

    yangpertumbuhannyaterhambat,persalinanprematur,dan

    angkakematianbayiyanglebihtinggi(Cunningham,2006).

    Manuaba(2007),menambahkanbahwakehamilanremaja

    denganusiakurangdari20tahunmempunyairesiko:

    a.

    Seringmengalamianemia

    b.Gangguantumbuhkembangjanin

    c.Keguguran,prematurusdanBBLR

    d.Gangguanpersalinan

    e.Preeklamsi

    2) Usialebihdari35tahun

    Hamil

    ataubersalindiusialebihdari35

    tahunjuga

    sangat

    berisiko,karenapadausiatersebutfungsiorganreproduksijuga

    sudahmulaimengalamipenurunansehinggatidakdapatbekerja

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    14/31

    14

    secaramaksimal.PengamatanyangdilakukanCunninghamdan

    Levenotahun1995di

    ParklandHospitalterhadapsekitar900

    wanitaberusiadiatas35tahunmemperlihatkanpeningkatan

    bermaknapadainsidenhipertensi,diabetesdansolusioplasenta.

    Angkakematianibu

    lebih

    tinggi,

    tetapi

    perbaikan

    perawatan

    medisdapatmemperbaikikeadaanini.PenelitianBulherdan

    RekankematianmaternaldiAmerikaSerikatdaritahun1794

    sampai1982,dandari tahun1974sampai1978wanitaberumur

    memperlihatkan

    peningkatan

    risiko

    relatif

    kematian

    maternal

    5

    kalilipatdibandingwanitayang berusia lebih muda

    (Cunningham,2006).

    2. Hubungan riwayat kehamilan dengan preeklampsi

    Kira-kira85%preeklamsiterjadipadakehamilanpertama.

    Paritas2-3merupakanparitaspalingamanditinjaudarikejadian

    preeklamsi

    dan

    risiko

    meningkat

    lagi

    padagrandemultigravida

    (Bobak,2005).Selainituprimitua,lamaperkawinan4tahun

    jugadapatberisikotinggitimbulpreeklamsi(Rochjati,2003)

    a.Pengertianparitas

    Paritas

    adalah

    jumlah

    janin

    dengan

    berat

    badan

    lebih

    dari

    atau

    samadengan500mgyangpernahdilahirkanhidupmaupunmati.Bila

    beratbadantidakdiketahuimakadipakaiumurkehamilan,yaitu24

    minggu(Siswosudarmo,2008)

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    15/31

    15

    PenelitiansebelumnyayangdilakukanolehRozhikanpada

    tahun2007menunjukkanadanyahubunganbermaknaataraparitasibu

    denganpreeklamsi.

    b.

    Jenisparitas

    Menurut(Siswosudarmo,2008)jenisparitasbagi ibuyangsudah

    partusantaralainyaitu:

    1)Nulliparaadalahwanitayangbelumpernahmelahirkanbayi

    yangmampuhidup

    2)

    Primipara

    adalah

    wanita

    yang

    pernah

    satu

    kali

    melahirkan

    bayi

    yangtelahmencapaitahapmampuhidup

    3)Multiparaadalahwanitayangtelahmelahirkanduajaninviabel

    ataulebih

    4)Grandemultipara

    adalah wanitayang telah melahirkan lima anak

    ataulebih

    MenurutSiswosudarmo2008danCunningham2006

    yaitu:

    Gravidaadalahwanitayangsedangataupernahhamiltanpa

    memandanghasilkehamilannya.

    a.Nulligravidaadalahwanitayangtidaksedangatautidakpernah

    hamil.

    b.Primigravidaadalahseorangwanitayangsedangataupernah

    hamiluntukpertamakalinya.

    c.Multigravidaadalahseorangwanitayangpernahhamillebihdari

    satukali.

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    16/31

    16

    3. Mekanisme mual muntah & perdarahan berdasarkan etiologi

    Hipertensi akan merangsang medula oblongata dan sistem saraf parasimpatis

    akan meningkat. Peningkatan saraf simpatis mempengaruhi traktus gastrointestinal

    dan ekstrimitas. Pada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan terjadinya

    hipoksia duodenal dan penumpukan ion H menyebabkan HCl meningkat sehingga

    dapat menyebabkan nyeri epigastrik. Selanjutnya akan terjadi akumulasi gas yang

    meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah.

    Pada darah akan terjadi enditheliosis menyebabkan sel darah merah dan

    pembuluh darah pecah. Pecahnya pembuluh darah akan menyebabkan terjadinya

    pendarahan,sedangkan sel darah merah yang pecah akan menyebabkan terjadinya

    anemia hemolitik.

    4. Indikasi Mgso4 pada ibu dengan preeklampsi

    Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10%, 1 gram (10% dalam 10

    cc) diberikan intravenous dalam 3 menit.

    Refleks patella positif kuat

    Frekuensi pernapasan lebih 16 kali per menit.

    Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam).

    5. Faktor Resiko Preeklampsi

    Beberapafaktorresikoibuterjadinyapreeklamsi:

    1) Paritas

    Kira-kira

    85%preeklamsi

    terjadipadakehamilanpertama.

    Paritas2-3merupakanparitaspalingamanditinjaudarikejadian

    preeklamsidanrisikomeningkatlagipadagrandemultigravida

    (Bobak,2005).Selainituprimitua,lama

    perkawinan

    4tahun

    jugadapatberisikotinggitimbulpreeklamsi(Rochjati,2003)

    2) Usia

    Usiaamanuntukkehamilandanpersalinanadalah23-35tahun.

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    17/31

    17

    Kematianmaternalpadawanitahamildanbersalinpadausia

    dibawah 20tahun dansetelah usia

    35 tahunmeningkat,karena

    wanitayang memilikiusiakurangdari20tahundanlebihdari

    35 tahundi anggap lebih rentan terhadap terjadinyapreeklamsi

    (Cunningham,2006).Selainituibuhamil

    yangberusia35

    tahun telah terjadiperubahanpadajaringanalat-alatkandungan

    danjalanlahirtidaklenturlagisehinggalebihberisikountuk

    terjadipreeklamsi(Rochjati,2003).

    3) Riwayathipertensi

    Riwayat

    hipertensi

    adalah

    ibu

    yang pernah

    mengalami

    hipertensisebelumhamilatausebelumumurkehamilan20

    minggu.Ibuyangmempunyairiwayathipertensiberisikolebih

    besarmengalamipreeklamsi,sertameningkatkanmorbiditasdan

    mortalitasmaternaldan

    neonatallebihtinggi.Diagnosa

    preeklamsi

    ditegakkan

    berdasarkan

    peningkatan

    tekanan

    darah

    yang disertai dengan proteinuria atau edema anasarka

    (Cunningham,2006)

    4) Sosialekonomi

    Beberapapenelitianmenyimpulkanbahwawanitayangsosial

    ekonominya

    lebih

    maju

    jarang

    terjangkit

    penyakit

    preeklamsi.

    Secaraumum,preeklamsi/eklamsidapatdicegahdenganasuhan

    pranatal yangbaik.Namunpadakalanganekonomiyangmasih

    rendahdanpengetahuanyangkurangsepertidinegara

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    18/31

    18

    berkembangsepertiIndonesiainsidenpreeklamsi/eklamsimasih

    seringterjadi(Cunningham,2006)

    5) Hiperplasentosis/kelainantrofoblast

    Hiperplasentosis/kelainantrofoblasjugadianggapsebagaifaktor

    predisposisiterjadinyapreeklamsi,

    karena

    trofoblasyang

    berlebihandapatmenurunkanperfusiuteroplasenta yang

    selanjutnya mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat

    mengakibatkanterjadinyavasospasme,danvasospasmeadalah

    dasar patofisiologi preeklamsi/eklamsi. Hiperplasentosis

    tersebutmisalnya:kehamilanmultiple,diabetesmelitus,bayi

    besar,70%terjadipadakasusmolahidatidosa(Prawirohardjo,

    2008;Cunningham,2006).

    6) Genetik

    Genotipibulebihmenentukanterjadinyahipertensidalam

    kehamilan

    secara

    familial

    jika

    dibandingkan

    dengan

    genotip

    janin.Telahterbuktipadaibu yangmengalamipreeklamsi26%

    anak perempuannya akan mengalami preeklamsi pula,

    sedangkan8%anakmenantunyamengalamipreeklamsi.Karena

    biasanyakelainan genetikjugadapatmempengaruhipenurunan

    perfusi

    uteroplasenta

    yang

    selanjutnya

    mempengaruhi

    aktivasi

    endotelyangdapatmenyebabkanterjadinyavasospasmeyang

    merupakandasar

    patofisiologiterjadinya

    preeklamsi/eklamsi

    (Wiknjosastro,2008;Cunningham,2008).

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    19/31

    19

    7) Obesitas

    Obesitasadalahadanyapenimbunanlemakyangberlebihandi

    dalamtubuh.Obesitasmerupakanmasalahgizikarenakelebihan

    kalori,

    biasanya

    disertai

    kelebihan

    lemak

    dan

    protein

    hewani,

    kelebihanguladan

    garam

    yangkelakbisamerupakanfaktor

    risikoterjadinyaberbagaijenispenyakitdegeneratif,seperti

    diabetesmelitus,hipertensi,penyakitjantungkoroner, reumatik

    danberbagaijeniskeganasan (kanker)dan gangguankesehatan

    lain.Hubunganantaraberatbadanibudenganrisikopreeklamsia

    bersifatprogresif,meningkatdari4,3%untukwanitadengan

    indeksmassa tubuhkurangdari19,8kg/m2 terjadipeningkatan

    menjadi13,3%untukmerekayangindeksnya35kg/m2

    (Cunningham,2006;Mansjoer,2008)

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    20/31

    20

    6. Obat-obatan yang tidak disarankan pada kehamilan

    Jenis Obat Fungsi Contoh Obat

    DIURETIK

    Diuretik menurunkan tekanan darah

    dengan cara mengeluarkan cairan dan

    garam. Minum diuretik menyebabkanfrekuensi miksi (kencing) jadi meningkat.

    HCT

    ('HydroChloro Tiazid').

    ACE-INHIBITOR

    Obat ini mencegah 'konstriksi'

    (pengkerutan) pembuluh darah akibat

    formasi hormon 'angiotensin II' dengan

    cara memblokade enzim ACE, mencegah

    pembentukan angiotensin I menjadi

    angiotensin II.

    Kaptopril

    Enalapril

    Benazepril

    Ramipril

    Fosinopril

    ANGIOTENSIN-IIRECEPTOR BLOCKERS

    Obat ini akan secara langsung

    memblokade aksi hormon angiotensin I

    mengikat pd reseptor angiotensin II pd

    pembuluh darah . Obat ini dapat

    digunakan bila penggunaan ACE

    inhibitor menimbulkan keluhan / efek

    samping.

    Valsartan

    Telmisartan

    Olmesartan.

    Candesartan

    Irbesartan

    Cosartan

    BETA BLOCKER

    (PENYEKAT BETA)

    Obat golongan ini memblokade aksi

    'adrenalin' pada sistem saraf otonom,

    sehingga menurunkan frekuensi jantung

    (heart's rate) dan curah jantung (heart's

    output). Golongan 'beta blocker' juga

    akan mengurangi beban jantung.

    Propanolol

    Atenolol.

    Nadolol

    Metoprolol

    CALCIUM CHANNEL

    BLOCKER

    Obat ini melebarkan pembuluh darah

    sehingga tekanan kapiler menurun. Obat

    ini mencegah masuknya 'Calsium' ke

    jaringan melalui 'Calcium Channel'

    sehingga akan me'relaksasi'

    (mengendurkan) dinding pembuluh darah

    arteri dan menurunkan kontraksi

    jantung.

    Verapamil

    Diltiazem

    Nifedipine.

    Amlodipine

    Felodipine

    Nisoldipine

    ALPHA RECEPTROR

    BOCKER

    bekerja di tempat neurotransmitter yang

    menyebabkan penyempitan pembuluh

    (terutama norepinefrin) melekat. alpha-1

    blocker menghambat reseptor alfa di

    jantung dan pembuluh darah.

    carvedilol

    labetalol

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    21/31

    21

    Obat yang paling disarankan adalah golongan Calcium Channel Blocker

    Contohnya Nifedipine. Karena menurunkan tensi dengan cepat dan sedikit

    effek samping dibanding dengan obat golongan lain.

    7. Indikasi Pemasangan Kateter urine

    Kateter diindikasikan untuk beberapa alasan. Pemasangan kateter dalam jangka waktu

    yang pendek akan meminimalkan infeksi, metode pemsangan kateter sementara

    adalah metode yang paling baik.

    1. Kateter sementara

    Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi Vesika Urinaria

    Pengambilan urine residu setelah pengosongan Vsika Urinaria

    2. Kateter tetap jangka pendek

    Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)

    Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, seperti vesika urinaria,

    urethra dan organ sekitarnya.

    Preventif pada obstruksi urethra dari perdarahan

    Untuk memantau output urine

    Irigasi Vesika Urinaria

    3. Kateter tetap jangka panjang

    Retensi urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI

    Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urine

    Klien dengan penyakit terminal

    8. Indikasi Obat-obatan anti hipertensi pada ibu hamil

    Tekanan sistolik 180 mmHg dan/ atau tekanan diastolic

    110mmHg.(Sarwono,2008)

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    22/31

    22

    9. Macam-Macam Penyakit Pada kehamilan Trismester I, II, III

    10.Interprestasi pemeriksaan fisik & status obstetric

    Nama: Ny. Badriah

    Sex: perempuan

    Usia: 36th

    KEHAMILAN

    TRISEMESTER I

    Mola

    Hidatidosa

    Parsial

    Komplete

    Mola Invasif

    Kehamilan

    Ektopik

    Kehamilan

    Abortus

    Abortus

    Iminens

    Abortus

    Insipiens

    Inkompletus

    Kompletus

    Habitualis

    Missed

    Abortion

    TRISMESTER

    II

    Preeklampsi

    Ringan

    Berat

    Eklampsi

    TRISMESTER III

    Plasenta

    Previa

    Solutio

    Plasenta

    Ketuban Pecah

    Dini

    Perdarahan

    Antepartum

    Sindroma

    HELLP

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    23/31

    23

    Usia kehamilan: 30 minggu

    Ku: keluar darah dari vagina.

    KP: -

    Vital Sign

    TD : 180/100 mmHg

    Nadi : 94 kali/menit,

    Nafas : 23 kali /menit,

    edema pada kedua tungkai (+)

    Tinggi fundus uteri pertengahan antara processus xyphoideus

    dan umbilicus

    Denyut jantung janin 10-10-10.

    Lab

    protein urin (+2)

    Riwayat obstetric : G4A2P1

    Riwayat kehamilan:

    hanya 1 kali saat trimester 1 dengan keluhan perdarahan serta

    muntah yang berlebihan.

    Pasien juga sering mengkonsumsi obat-obatan tanpa

    sepengetahuan dokter.

    Tidak ada riwayat hipertensi diluar kehamilan.

    11.Macam-macam perdarahan pada trismester I,II,III

    KEHAMILAN

    TRISEMESTER

    IAbortus

    TRISMESTER

    IIAbortus

    TRISMESTER

    III

    Plasenta

    Previa

    Solutio

    Plasenta

    Perdarahan

    Antepartum

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    24/31

    24

    12.Komplikasi & penatalaksanaan awal preeklampsi

    1. Pada Ibu

    a. Eklapmsia

    b. Solusio plasentac. Pendarahan subkapsula hepar

    d. Kelainan pembekuan darah ( DIC )

    e. Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet

    count)

    f. Ablasio retina

    g. Gagal jantung hingga syok dan kematian.

    2. Pada Janin

    a. Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus

    b. Prematur

    c. Asfiksia neonatorum

    d. Kematian dalam uterus

    e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

    1. Preeklamsia ringan (PER)

    a. Rawat jalan

    1) Anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur > 8 jam malam

    hari jika susah tidur beri fenobarbital 3 x 30 mg / hari

    2) Diberikan obat penunjang antara lain : vit b komplex, vit c / vit e dan

    zat besi

    3) Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu kemudian untuk menilai

    perkembangan kehamilan dan kesejahteraan janin.

    4) Diet biasa (tidak perlu diet rendah garam)

    b. Rawat tinggal

    Kriteria untuk rawat tinggal bagi px yang telah diterapi dalam 2x

    kunjungan selang 1 minggu tidak ada perbaikan klinis / laboratorium

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    25/31

    25

    2. Preeklamsia berat (PEB)

    a. Preeklamsia berat pada kehamilan kurang dari 37 minggu

    1) Jika janin belum menunjukan tanda-tanda maturitas paru-paru

    dengan uji kocok dan rasio L/S, maka penanganannya adalah sebagai

    berikut :

    a) Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr

    intramusuler kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4 gr

    intramuskuler setiap (selama tidak ada kontraindikasi)

    b) Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas

    magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai

    criteria pre-eklamsi ringan (kecuali ada kontraindikasi)

    c) Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan janin

    dimonitor, serta berat badan ditimbang seperti pada pre-eklamsi

    ringan, sambil mengawasi timbulnya lagi gejala

    d) Jika dengan terapi di atas tidak ada perbaikan, dilakukan

    terminasi kehamilan dengan induksi partus atau tindakan lain

    tergantung keadaan

    2) Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan

    paru janin, maka penatalaksanaan kasus sama seperti pada kehamilan

    diatas 37 minggu

    b. Pre-eklamsi berat pada kehamilan diatas 37 minggu

    1) Penderita dirawat inap

    a) Istirahat mutlak dan ditempatkan dalam kamar isolasi

    b) Berikan diit rendah garam dan tinggi protein

    c) Berikan suntikan sulfas magnesikus 8 gr intramuskuler, 4

    gr di bokong kanan dan 4 gr di bokong kiri

    d) Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam

    e) Syarat pemberian MgSO4 adalah: reflex patella positif;

    dieresis 100 cc dalam 4 jam terakhir; respirasi 16 kali per menit,

    dan harus tersedia antidotumnya yaitu kalsium glukonas 10%

    dalam ampul 10 cc

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    26/31

    26

    f) Infus dekstrosa 5 % dan Ringer laktat

    2) Berikan obat anti hipertensi : injeksi katapres 1 ampul i.m. dan

    selanjutnya dapat diberikan tablet katapres 3 kali tablet atau 2 kali

    tablet sehari

    3) Diuretika tidak diberikan, kecuali bila terdapat edema umum,

    edema paru dan kegagalan jantung kongerstif.Untuk itu dapat

    disuntikan 1 ampul intravena Lasix.

    4) Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua, dilakukan

    induksi partus dengan atau tanpa amniotomi.Untuk induksi dipakai

    oksitosin (pitosin atau sintosinon) 10 satuan dalam infuse tetes

    5) Kala II harus dipersingkat dengan ekstrasi vakum atau forceps, jadi

    ibu dilarang mengedan

    6) Jangan diberikan methergin postpartum, kecuali bila terjadi

    perdarahan yang disebabkan atonia uteri

    7) Pemberian sulfas magnesikus, kalau tidak ada kontraindikasi,

    kemudian diteruskan dengan dosis 4 gr setiap 4 jam dalam 24 jam

    postpartum

    8) Bila ada indikasi obstetric dilakukan seksio sesarea.

    Diet

    a. Tujuan Diet

    1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal

    2) Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal

    3) Mencegah dan mengurangi retensi garam atau air

    4) Mencapai keseimbangan nitrogen

    5) Menjaga agar penambahan BB tdk melebih normal

    6) Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyakit

    baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan

    b. Syarat Diet

    1) Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat makanan

    diberikan secara berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    27/31

    27

    menerima makanan . Penambahan energi tidak lebih dari 300 Kkal dari

    makanan atau diet sebelum hamil

    2) Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi

    garam atau air. Penambahan BB diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau

    dibawah 1 Kg/minggu.

    3) Protein tinggi (12 g/kg berat badan)

    4) Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tdk jenuh tunggal

    dan lemak tdk jenuh ganda.

    5) Vitamin cukup; vit C & B6 diberikan sedikit lbh tinggi

    6) Mineral cukup terutama kalsium dan kalium

    7) Bentuk makanan disesuaikan dg kemampuan pasien.

    8) Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan

    dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yg keluar melalui urine,

    muntah, keringat dan pernafasan

    c. Macam Diet Preeklampsia

    1) Diet Preeklampsia I

    a) Diberikan kepada pasien dengan preeklampsia berat

    b) Makanan diberikan dalam bentuk cair, yg terdiri dari susu dan sari

    buah

    c) Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari per oral dan

    kekurangannya diberikan secara parental

    d) Makanan ini kurang energi dan zat gizi karena itu hanya diberikan

    12 hari

    2) Diet Preeklampsia II

    a) Sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsia I atau kepada

    pasien preeklampsia yg penyakitnya tdk begitu besar

    b) Makanan berbentuk saring atau lunak.

    c) Diberikan sebagai diet rendah garam I

    d) Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya

    3) Diet Preeklampsia III

    a) Sebagai makanan perpidahan dari diet preeklampsia II atau kepada

    pasien dengan preeklampsia ringan.

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    28/31

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    29/31

    29

    Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal

    hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )

    Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 3743 vol% )

    Trombosit menurun ( nilai rujukan 150450 ribu/mm3 )

    Indikasi Hepar

    Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )

    LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat

    Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.

    Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N=

    15-45 u/ml )

    Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat (

    N=

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    30/31

    30

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Berdasarkan Skenario Ny. Badriah didiagnosis preeklampsi berat dengan

    prognosis buruk

    Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odem dan

    protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam

    triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya.

    Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak

    teori teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan

    penyebabnya. Oleh karena itu disebut penyakit teori namun belum ada

    memberikan jawaban yang memuaskan.

    Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan

    patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh

    vasospasme dan iskemia.

  • 7/21/2019 LBMII SP REPRO.docx

    31/31

    Daftar Pustaka

    Cunningham, F.G. et all. 2003. Williams Obstetrics, 21st ed. McGraw-Hill Companies.

    Sarwono, 2008. Ilmu kebidanan. PT bina pustaka prawirohardjo. Jakarta