Download - Makalah CA Hepar
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
.C. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menggunakan metode kepustakaan D. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN
Latarbelakang, tujuan penulisan,metode penulisan, dan sistematika penulisan
BAB IITINJAUAN TEORITIS
A. Carcinoma LambungB. Asuhan Keperawatan pasien arcinomaBAB IIIPENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS PENYAKIT
A.Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
CA Hepar adalah tumor ganas hati yang disebabkan oleh metastosis tumor ganas dari tempat lain.
(Buku Ajar Ilmu Bedah, R. Sjamsuhidajat, 1997)
2. Etiologi
Penyebab sirosis hepatitis B serta C dan kontak racun dengan racun kimia tertentu (misalnya. vinil klorida, arsen) turut berperan dalam menyebabkan KHS. Kebiasaanmerokok juga dikenali sebagal faktor resiko, khususnya bila disertai kebiasaan minurnan keras (penggunaan alkohol). Substansi lain yang turut berperan adalah afiatoksin atau karsinogen dalam preparat herbal, dan nitrosamin.
3. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik penyakit kanker hati mencakup tanda dan gejala antara lain
1. Nyeri perut2. Distensi perut rasa lelah3. Penurunan berat badan anoreksia
4. Ikterus5. Gawat abdomen nyeri tulang6. Dispnea7. Hematemesis atau melena pembesaran hati
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Diagnosis kanker dibuat berdasarkan tandatanda dan gejala klinik riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, laboratorium serta radiologi. Peningkatan kadar bilirubin, alkali fosfatase, aspartat aminotransferase (AST); glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan lactic dehidrogenase (LDH) dapat terjadi leukositosis (peningkatan jumlah sel darah putih), eritrositosis (peningkatan jumlah sel darah merah), hiperkalsemia, hipoglikemia dan hiperkolesterolemia juga dapat terlihat dalam pemeriksaan laboratorium.
b. Kadar alfa fetoprotein (AFP) serum yang berfungsi sebagai penanda tumor (tumor marker) akan mengalami kenaikan yang abnormal pada 30% hingga 40% penderita kanker hati. Kadar antigen karsineombrinik (CEA; carcineombryonic antigen) yang berfungsi sebagai penanda kanker saluran cerna dapat meningkat.c. Pemeriksaan radiologi, pemindal hati CT, USG, MRI dan laparoskopi menjadi bagian dalam menegakan diagnosa dan menentukan derajat atau luas penyakit kanker tersebut.
5. Penatalaksanaan Non Bedah
a. Terapi Radiasi
Metode pelaksanaan radiasi rnencakup
(1) Penyuntikan anti bodi berlabel istop radioaktif secara intravena yang secara spesifik akan menyerang antigen yang berkaitan dengan tumor.(2) Penempatan sumber radlasi perkutan intensitas tinggi untuk terapi radiasi interstisial.
Tujuan terapi ini adalah memberikan radiasi langsung kepada selsel tumor.
b. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan memperpanjang kelangsungan hidupnya. Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi asupan setelah dilakukan reseksi tumor hati.
c. Drainase Bilier Perkutan
Digunakan untuk melakukan pintasan saluran empedu yang tersumbat oleh tumor hati, pankreas atau saluran empedu pada pasien tumor yang tidak dapat dioperasi atau pada pasien yang dianggap beresiko.
d. Bentuk Terapi Non Bedah Lainnya Hipertermia
Digunakan sebagai suatu bentuk terapi untuk mengatasi metastosis pada hati.
Pengembangan teknik pembekuan dingin selsel tumor hati dengan cryosurgery dan penggunaan bedah laser.
Digunakan sebagai salah satu bentuk terapi masih berada dalam tahap awal.
Embolisi
Digunakan untuk mengganggu aliran darah arterial ke dalam jaringan tumor dengan memasukkan partikelpartikel gelfoam ke dalam pembuluh arteri yang memperdarahi tumor ternyata cukup efektif pada pasienpasien dengan tumor yang kecil.
Imunoterapi
Merupakan bentuk terapi lain yang masih diteliti. Pada terapi ini, limpisit dengan reaktivitas antitumor diberikan kepada penderita tumor hati.
6. Penatalaksanaan Bedah
Labektomi hati untuk penyakit kanker dapat sukses dikerjakan apabila tumor primer hati terlokalisir atau pada kasus metastosis, apabila lokasi primernya dapat dieksisi seluruhnya dan metastosisnya terbatas.Evaluasi dan persiapan praoperatif dalam menyiapkan pembedahan, status nutrisi, cairan serta keadaan umum pasien harus dikaji dan berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin kondisi fisik pasien seoptimal mungkin. Dukungan, penjelasan dan dorongan diberikan untuk membantu pasien menyiapkan dirinya secara psikologis dalam menghadapi pembedahan.Sementara itu, penelitian diagnostik yang ekstensif dan melelahkan dapat dikerjakan. Persiapan traktu, intestinalis diperlukan dengan bantuan preparal katartik, ingasikolon serta antibiotik usus untuk memperkecil kemungkinan penumpukkan amonia dan untuk mengantisipasi kemungkinan insisi yang tidak disengaja ke dalam usus pada saat pembedahan pada hati.Pemeriksaan yang spesifik dapat mencakup pemindahan hati, biopsi hati kolarigiografi, angiografi selektif hati, biopsi jarum perkutan, peritoneoskopi, laparoskopi, ultrasound, perrilridal CT, dan pemeriksaan clarah, khususnya pengukuran kadar alkali fosfatase darah, khususnya pengukuran kadar alkali fosfatase serta AST (SGOT) serum.Transplantasi hati meliputi pengangkatan total hati yang sakit dan menggantikannya dengan hati yang sehat. Transplantasi hati digunakan untuk mengatasi penyakit hati stadium terminal yang mengancam jiwa penderitanya setelah bentuk terapi yang lain tidak mampu menanganinya. Keberhasilan transplantasi hati bergantung pada keberhasilan terapi imunosupresi.Preparatimunosupresan yang digunakan saat ini adalah siklosporin, kortikosterold azathiolpfin, OKT 3 (antl bodl inonoklonal) dan FK 50 G.lndikasi umurn untuk transplantasi hati mencakup penyakit hati kronis iriversibel yang lanjut, gagal hati fulminan, penyakit hati metabolik dan kelainan malignitas hati dimana tindakan reseksi untuk menyembuhkan pasien memerlukan pengangkatan total hati. Contohcontoh kelainan yang merupakan indikasi bagi transplantasi hati adalah penyakit hepatoseluler (misalnya: hepatitis virus, penyakit hati yang ditimbulkan oleh obat dan alkohol, serta penyakit Wilson) dan penyakit kolestatis (yaitu. sirosis bilier primer, kolangitis skelerosis serta atresia bilier).
7. Patofisiologi
Etiologi
(Proliferasi set hati
(Diferensiasi buruk set
Hati
(Carsinoma Hepar
( (
Menekan serabut sarafPenyumbatan saluran
(empedu oleh tekanan
Gangguan rasa nyamanHematomegalinodul malignan dalam
nyeri
hilus hati
(lkterus
Penekanan pada
Penekanan
lambung
rongga pleura
( (
(HCI(compliance
( paru
Mual dan muntah ( ( inefektif pola
Anorexia
nafas
( Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
B. Asuhan Keperawatan dan Rencana Tindakan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa
Identitas klien:nama, usia, pekerjaan, umur, satu bangsa, agama.-Keluhan utama/RPS:nyeri pada abdomen, gejala lain yang terjadi seperti anurexia, dispnae, rasa lelah.-RPD (Riwayat Penyakit
Dahulu):adanya infeksi virus hepatitis B, pernah mengalami hepatitis B, C dan pernah mengalami rearosis hati.-RPK:ada atau tidaknya keluarga yang pernah mengalami Ca Hepar.b. Pemeriksaan FisikInfeksi:adanya benjolan padaarea AbdomenPalpasi dan auskultasi:adanya nyeri tekan pada area abdomen menunjukkan perabaan dan
suara gesekanyang disebabkan olehpermukaan pentoniurn yang kasar karena rangsang dan infiltrasi, infiltrasi tumor permukaan hepardan dinding. Auskultasi di atas benjolan kadang menemukan suara bising aliran darah karena hepar vaskularisasi tomor.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul a. Inefektif pola napas berhubungan dengan penurunan compliance paru.b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan serabut saraf.c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anorexsia.d. Anxietas/berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit pembesaran hati.3. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Inefektif pola napas berhubungan dengan penurunan compliance paru Kriteria hasil Mempertahankan pola pernapasan efektif Bebas dispensasi dan sianosis Dengan GDA dan kapasitas vital dalam rentang normal
IntervensiRasional
Awasi frekuensi, kedalaman, dan upaya pernapasan Auskultasi bunyi napas, catat krekels, mengi, ronki Pertahankan kepala tempat tidur tinggi, posisi miring.
Ubah posisi dengan sering, dorong napas dalam, latihan dan buruk
Berikan tambahan O2 sesuai indikasi Pernapasan dongkal cepat / dispnea mungkin ada sehubungan dengan hipoksiadan / atau akumuIasi cairan dalam abdomen. Menunjukkan terjadinya komplikasi, contoh adanya bunyi tambahan menunjukkan akumulasi cairan (sekresi; tak ada/menurunkan bunyi atelektosis) meningkatkan resiko infeksi Memudahkan pernapasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan ukuran aspirasi sekret
Membantu ekspansi paru dan memobilisasi sekret
Mungkin perlu untuk mengobati / mencegah hipoksia, bila pernapasan / oksigenasi tidak adekuat, ventilac; mekanik sesuai kebutuhan.
b. Gangguan rasa nyannan nyeri berhubungan dengan penekanan serabut saraf. Kriteria hasil Mengatakan nyeri hilang/terkontrol Mengikuti program terapeutik Menunjukkan penggunaan metode yang menghilangkan nyeri
IntervensiRasional
Selidiki keluhan verbal nyeri, lihat lokasi dan intensitas khusus (skala 0 10). Catat faktorfaktor yang meningkatkan dan menghilangkan nyeri. Pertahankan tirah baring selama serangan akut Berikan lingkungan tenang. Berikan analgesik pada waktu yang tepat (lebih kecil, dosis lebih sering). Nyeri sering menyebar, berat dan tidak berhubungan pada pankrealitis akut atau pendarahan. Nyeri berat sering merupakan gejala utama pada pasien dengan pankreatitis kronis. Nyeri tersembunyi pada kuadran kanan atas menunjukkan keterlibatan kepala pankreas. Nyeri pada kuadran kiri atas diduga keterlibatan ekor pankreas. Nyeri terlokalisir menunjukkan terjadinya Pseugokista atau asbes Menurunkan laju metabolik dan rangsangan/sekresi G1, sehingga menurunkan aktivitas pankreas.
Nyeri berat/lama dapat meningkatkan syok dan lebih sulit hilang, memerlukan dosis obat lebih besar, yang dapat mendasari masalah/komplikasi dan dapat mempertebal depresi pernapasan
c.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan anorexia
Kriteria hasil Menunjukkan peningkatan berat badan progresif mencapai tujuan dengan nilai laboratorlum normal. Tidak mengalami tanda malnutrisi lebih lanjut
IntervensiRasional
Bantu dan dorong pasien Untuk makan; jelaskan alasan tipe diet. Beri pasien makan bila mudah lelahatau biarkan orang terdekat membantu pasien. Pertimbangkan pilihan makanan yang sesuai.
Berikan makanan sedikit dan sering.
Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh glukosa serum, albumin, total protein, amonia Diet yang tepat penting untuk penyembuhan. Pasien mungkin makan lebih baik bila keluarga terlibat dan makanan yang disukai sebanyak mungkin
Buruknya toleransi terhadap makanan banyak Mungkin berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen/asites.
Glukosa menurun karena gangguan glikogenesis, penurunan simpanan glikogen, atau masukkan takadekuat, protein menurun karena gangguan metabolisme, penurunan sistesis hepotik, atau kehilangan ke rongga peritoneal (asites). Peningkatan kadar amonia perlu pembatasan masukan protein untuk mencegah komplikasi serius.
d. Anxietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.
Kriteria hasil
Menyatakan pemahaman proses penyakit/prognos,s
Menghubungkan gejala dengan faktor penyebab
Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam keperawatan
IntervensiRasional
Tekankan perlunya mengevaluasi kesehatan dan mentaati program terapeutik.
Anjurkan menghindari infeksi, khususnya ISK Sifat penyakit kronis mempunyai potensial untuk kompikasi mengancam hidup. Memberikanm kesempatan untuk evaluasi keefektifan program termasuk potensi pirau yang digunakan.
Penurunan pertahanan, gangguan status nutrisi dan respons imun (contoh leukopenia, dapet terjadi pada spienomegalil) potensial resiko infeksi.
C. CARSINOMA LAMBUNGA. Definisi
Tumor ganas pada lambung yang timbul secara infiltratif . (Perawatan VA, FKPP-SPK se-Jawa Barat)
B. Etiologi
Faktor penyebab Ca. lambung belum diketahui dengan pasti, tetapi dikenal faktor-faktor predisposisi. Seperti faktor genetik, sosial, ekonomi rendah, gastritis kronis, zat karsinogen (nitrit), radiasi.
C. PATOFISOLOGI
Faktor predisposisi
(genetik, sosial, ekonomi rendah, zat karsinogen).
Poliferafi sel lambung
Diferensiasi buruk sel lambung
Carsinoma lambung
Obstruksi
Regurgitas
Mual/muntah
Penurunan BB
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisiSensasi penuh dalam lambung
Anoreksia
Metastase ke lymphe regionalHati
Ikterus, hepatomegali ascitesRuptur pem. Darah
Perdarahan masif
Resti anemiMenekan/ mengiritasi serabut saraf
Nyeri epigastrium
Perubahan rasa nyaman : nyeri
D. Manifestasi Klinis
Pada stadium awal, karsinoma lambung sering tanpa gejala sebab lambung masih dapat berfungsi normal. Jika masa tumor sudah besar keluhan epigastrium biasanya samar-samar seperti rasa berat dan kembung, anoreksia, cepat kenyang dan penurunan berat badan, anemia, dispagia, mual, muntah, nyeri epigastrium.
Dalam keadaan lanjut biasanya tumor akan bermetastase ke organ hati yang akan menunjukkan gejala, nyeri perut, hepatomegali, ascites, ikterus.
E. Bentuk-bentuk Ca. Lambung
1. Carsinoma Ulseratif
Bentuk seperti kawah lebar, pinggir menonjol ke atas seperti kalung dengan dasar kotor dan nekrotik, di mana jaringan kotor tersebut merupakan sel-sel tumor yang akan invasi.
2. Carsinoma Infiltratif
Dinding lambung menebal lebih dari 2 cm, namun tidak ada penonjolan ke dalam lumen karena sel-sel carsinoma menembus lapisan lambung, sehingga dinding lambung menjadi tidak elastis.
3. Carsinoma Polipoid
Bentuk seprti bunga kol yang menonjol ke arah lumen lunak seperti jamur.
F. Diagnosis
Foto kontras
Adanya deformitas, tukak atau tonjolan ke arah lumen dicurigai adanya keganasan.
Gastroskopi dengan Gropsi
Pemeriksaan sitilogi
Pemeriksaan fisik dan anamnesa.
G. Prognosis
Kasus stadium awal yang dapat dibedah untuk tujuan kuratif memberikan angka ketahanan hidup 50% bila sudah ada metastase angka tersebut menurun menjadi 10%.
H. Penatalaksanaan
Pengobatan yang paling efektif yaitu dengan tindakan operatif (gastrectomi) secara radikal.
Pengobatan sebelum operasi dilakukan untuk memperbaiki keadaan umum penderita, seperti obat-obat roboransia.
C. Asuhan keperawatan pada pasien carsinoma lambungPENGKAJIAN
A. Anamnesa
1. Riwayat penyakit
Keluhan yang dirasakan pasien :
Mual
Muntah
Rasa sakit di ulu hati
Cepat lelah
Anoreksia
2. Riwayat kesehatan
Kebiasaan makan dan minum
Makan yang tidak teratur
Makan makanan yang merangsang : asam/pedas.
Minum minuman keras ; alkohol.
Riwayat penyakit dahulu
Pernah mengalami penyakit saluran pencernaan ; gastritis.
Riwayat kesehatan keluarga
Adalah penyakit yang sama yang dialami anggota keluarga.
3. Pemeriksaan fisik
Keadaan fisik
Pancaran wajah tampak pusat
Bentuk tubuh agak kurus.
Palpasi
Nyeri tekan pada daerah lambung
Pada daerah epigastrium teraba ada massa.
Pada stadium metastase teraba hepar keras dan membesar.
Pengukuran
Berat badan menurun4. Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium : jumlah HB menurun
Radiologi ( foto kontras : tampak terdapat tonjolan ke arah lumen.
Sitologi : ditemukan adanya keganasan.
Gastroscopi dengan biopsi.
B.Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada Ca. Lambung
1. Perubahan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi/iritasi jaringan syaraf.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual/muntah.
3. Cemas berhubungan dengan rencana prosedur bedah.
Rencana Tindakan Keperawatan pada Ca. Lambung
1. Perubahan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi/iritasi jaringan syaraf.
Kriteria hasil:- melaporkan pengurangan nyeri
mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan destraksi.
Tujuan:nyeri berkurang.
IntervensiRasional
kaji tingkat nyeri termasuk lokasi, lamanya, intensitas (0-10)
Kaji ulang faktor yang meningkatkanatau menentramkan nyeri, misal kelebihan akan meningkatkan nyeri dan atau adanya distraksi akan menurunkan nyeri.
Ajarkan metoda distraksi selama nyeri akut (contoh mendengarkan musik, mengingatkan pada kejadian yang menyenangkan dan lain-lain.
Ajarkan tindakan penurunan nyeri dengan relaksasi (menurunkan ketegangan otot rangka napas dalam, napas perlahan dan teratur).
Berikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa takut.
Kolaborasi untuk pemberian terapi rasa sakit yang optimal dengan alagetik. Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri sebelumnya dimana dapat membantu mendiagnosa dan terjadinya komplikasi.
Faktor yang dapat menurunkan harus ditingkatkan untuk memberikan rasa nyaman dan membantu merumuskan kebutuhan terapi.
Mengalihkan perhatian dapat mengurangi rasa nyeri.
Dengan relaksasi saraf tidak dipacu untuk bekerja secara aktif.
Rasa takut dan emosi dapat meningkatkan nyeri
Analgetik menurunkan rasa nyeri.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah.
Kriteria hasil:- menganjurkan masukan kalori dan cairan yang optimal.
menunjukkan kemajuan mencapai BB atau mempertahankan BB individu yang tepat.
Tujuan:kebutuhan nutrisi terpenuhi.
IntervensiRasional
Konsultasikan dengan ahli/tim pendukung gizi.
Berikan perawatan oral secara teratur sebelum dan sesudah makan.
Hindari makanan dengan suhu ekstrim.
Jelaskan tentang pentingnya nutrisi adekuat.
Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering. Berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individu sesuai dengan diitnya.
Kebersihan mulut yang terjaga dapat meningkatkan rasa makanan dan mencegah infeksi.
Makanan yang suhunya ekstrim dapat menyebabkan rasa tidak nyaman.
Dengan pemahaman akan nutrisi dapat membantu motivasi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Mencegah distansi lambung.
3. Cemas berhubungan dengan rencana prosedur bedah.
Kriteria hasil:- menyatakan kecemasannya berkurang
tampak rileks
menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi.
Tujuan:cemas berkurang.
IntervensiRasional
Buat hubungan saling percaya dengan keluarga
Berikan informasi tentang prosedur yang akan dilakukan
Dorong keluarga untuk menyatakan masalah / perasaannya. Menunjukkan perhatian dan keingin tahuan untuk membantu kelancaran proses diskusi.
Dapat mengurangi masalah karena ketidaktahuan.
Dapat mempertegas kesalahan konsep sehingga dapat mencari solusi pemecahan masalah yang tepat.
BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan
CA Hepar adalah tumor ganas hati yang disebabkan oleh metas tosis tumor ganas dari tempat lain.
Penyebab tosis hepatitis B serta C dan kontak racun dengan racun kimia tertentu (misalnya : Vinel, klorida, arsen) turut berperan dalam menyebabkan KHS kebiasaan meroko juga di kenali sebagai paktor resiko, khususnya bila disertai kebiasaan meminum minuman keras (penggunaan alcohol). Subsransi lain yang turut berperan adalah aflat oksin / karsinozen dalam preparat herbal dan nitro samin.Tumor ganas pada lambung yang timbul secara infiltratif, Faktor penyebab Ca. lambung belum diketahui dengan pasti, tetapi dikenal faktor-faktor predisposisi. Seperti faktor genetik, sosial, ekonomi rendah, gastritis kronis, zat karsinogen (nitrit), radiasi.
MAKALAH CA HEPAR DAN CA LAMBUNG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB IDosen pembimbing : H. Toto Subiakto, S.Kp., M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 51. Ovi susianti2. Putri Dewi astuti
3. Rosa Fitriant
4. Rosihan anwar5. Siti Nurjanah6. Siti Rohmah
7. Siti WulandariTINGKAT II C DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANTENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN
TANGERANG
2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I:PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan Masalah
1
C. Metode Penelitian
1
D. Sistematika Penulisan
2BAB II:TINJAUAN TEORITIS PENYAKIT A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
3
2. Etiologi
33. Manifestasi Klinis
34. Pemeriksaan Diagnostik
45. Penatalaksanaan Non Bedah
46. Pelaksanaan Bedah
67. Patofisiologi
7B. Asuhan Keperawatan dan Rencana Tindakan Keperawatan
1. Pengkajian
82. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
93. Rencana Tindakan Keperawatan
9C. Carsinoma lambung
14D. Asuhan keperawatan pasien arcinoma
1. Riwayat penyakit
172. Riwayat Kaesehatan
173. Pemeriksaan Fisik
174. Pemeriksaan Diagnostik
18BAB III:PENUTUP
Kesimpulan
14
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul CA HEPAR dan CA LAMBUNG penyusunan ini dimaksud untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah KMB I.
Dalam penysunan makalah ini penyusun menyadari bahwa selesainya makalah ini berkat dukungan dari beberapa pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak H. Toto Subiakto, S.Kp., M.Kep selaku Ketua Jurusan Program Studi Keperawatan
2. Ibu Hj. Siti Wasliyah, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Koordinator Sekaligus Dosen KMB I3. Bapak H. Toto Subiakto, S.Kp., M.Kep selaku Dosen KMB I4. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu membantu dalam penyusunan makalah ini.Akhirnya penyusun mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi Mahasiswa/i Prodi Keperawatan Tangerang
Tangerang, september 2014Penyususn
DAFTAR PUSTAKA1. Abdul Hafid, dkk, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1997.
2. Arif Mansjoer, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid I, Media Aesculapius, FKUI, Jakarta, 1999.
3. E. Doengoes Marylin, Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta, 2000.
ii
iii
i
26