Transcript
  • 7/23/2019 Mendidik Anak Dengan Bermain

    1/10

    Mendidik Anak Usia Dini dengan Permainan

    Pendidikan Anak Usia Dini yang Selaras dengan Tumbuh Kembang

    Sebagai bahan Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pendidikan Anak Usia Dini

    Dosen Pengampu : Unita Werdi Rahajeng, S.Psi.,M.Psi

    Oleh :

    Elvin Yuniarmaningtyas

    (125120301111026)

    A. LATAR BELAKANG

    Anak merupakan anugerah terbesar yang diberikan Tuhan. Sejak dalam

    kandungan Tuhan telah memberikan otak dan strukturnya secara lengkap akan tetapi

    struktur dan otak tersebut akan mengalami kematangan setelah anak tersebut lahir dan

    mengenal dunia. Otak merupakan control dari segala tindakan yang dilakukan. Dalam

    otak terdapat sel yang saling menambung satu dengan lainnya. Sambungan pada otak

    inilah yang akan menentukan kecerdasan seseorang. Untuk membentuk sambungan

    otak diperlukan rangsangan dari luar. Rangsangan yang diberikan akan diserap

    melalui indera yang dimiliki. Secara harafiah manusia memiliki lima panca indera

    yang dapat diaktifkan sehari-hari yaitu mata, telinga,hidung, mulut dan kulit.

    Rangsangan yang diterima dimulai ketika anak memasuki masa perkembangan

    awal yang seringkali disebut usia dini. Anak usia dini dimulai sejak fase bayi yaitu 0

    bulan hingga masa anak pertengahan yaitu 6 tahun. Pada masa-masa ini, anak akan

    banyak menerima rangsangan untuk mengasah otaknya. Perkembangan anak pada

    usia dini akan menentukan perkembangan anak pada masa selanjutnya. Pemberian

    rangsangan, pembelajaran awal, pengenalan dunia pada umumnya diketahui dan

    dipelajari anak dari lingkungan sekitarnya terutama orangtua. Seringkali orangtua

    yang sibuk dengan urusan pekerjaan tidak sempat memperhatikan perkembangan

    anaknya. Tidak jarang ditemui orangtua yang menyerahkan perkembangan anaknya

    kepada pihak lain dalam artian seperti tempat untuk Pendidikan Anak Usia Dini atau

    sering kali disebut PAUD.

    Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang

    ditujukan untuk anak sejak anak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan

    melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbungan dan

    perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

  • 7/23/2019 Mendidik Anak Dengan Bermain

    2/10

    pendidikan yang lebih lanjut. Usia dini anak merupakan golden years karena pada

    masa ini akan mulai terbentuk dasar dari anak ketika akan tumbuh pada tahap

    selanjutnya. Pada usia dini anak akan mempelajari banyak hal dan menyerap banyak

    pengetahuan. Kemampuan motorik anak akan berkembang pesat, tentunya dengan

    rangsangan atau stimulus yang dibutuhkan anak. Tak jarang dijumpai beberapa

    tempat pendidikan usia dini sudah mengajarkan pada anak tentang berbagai macam

    hal misalnya angka seperti perhitungan, bahasa seperti bahasa asing dan lain

    sebagainya. Semua yang bisa diajarkan pada anak seakan harus diajarkan pada saat itu

    karena mengingat konsep golden years. Banyak yang beranggapan bahwa golden

    yearsini anak mampu menyerap dengan baik semua yang ada bahkan diluar kapasitas

    kemampuannya. Seperti kutipan artikel berikut :

    Pemerintah dinilai memiliki andil dalam menambah tingkat stres pada anak termasukanak usia di bawah lima tahun atau balita. "Untuk masuk sekolah dasar (SD) harus bisa

    baca, tulis, dan hitung. Jadi syarat itu harus sudah terpenuhi di Program Studi PendidikanAnak Usia Dini (PAUD)," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak)Arist Merdeka Sirait dalam diskusi dengan wartawan di Gedung Citi Bank, Jakarta

    Menurut Arist, kurikulum PAUD harusnya mendesain belajar sebagai sosialisasi

    kepada anak-anak usia dini dan bukan berbentuk pemaksaan. Namun syarat yangmengharuskan anak-anak bisa membaca dan menulis untuk masuk SD, program PAUD ini

    membuat semua pihak memasang target tertentu yang harus dicapai.(Munawwaroh)

    Lazimnya pendidikan anak usia dini harus sesuai dengan kapasitas

    kemampuan anak pada usia ini. Karena pendidikan untuk anak usia dini harus

    disesuaikan dengan kemampuan anak dan kapasitas yang anak miliki. Dalam sistem

    pendidikan anak usia dini sangat penting memperhatikan scaffolding yang ada pada

    diri anak sehingga pendidik dalam arti orang tua dan guru di PAUD dapat memantau

    perkembangan anak. Dalam pendidikan untuk mengembangan potensi dan

    kemampuan anak dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan

    permainan. Pada usia dini dunia anak adalah dunia dimana setiap hari adalah

    bermain. Oleh karena itu permainan anak harus dikondisikan agar dapat membantu

    mendidik dan menambah wawasan serta mengasah kemampuan anak.

    Pada artikel ini akan membahas tentang bagaimana mendidik anak usia dini

    dengan permainan yang sesuai dengan tumbuh kembang anak pada masanya. Tujuan

    dari penulisan artikel ini adalah untuk membantu orangtua mengenali masa

    pertumbuhan dan perkembangan anaknya serta mengajarkan permainan yang sesuai

  • 7/23/2019 Mendidik Anak Dengan Bermain

    3/10

    dengan masa perkembangan anak sebagai stimulus yang merangsang perkembangan

    yang lebih optimal.

    B. KAJIAN TEORITIS

    1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

    Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan

    yang ditujukan untuk anak sejak anak lahir sampai berusia enam tahun yang

    dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

    pertumbungan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

    kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.

    2. Aspek-aspek Perkembangan pada Masa Usia Dini

    a. Aspek Perkembangan Kognitif

    Piaget menyatakan bahwa anak secara aktif membangun pemahaman

    mengenai dunia melalui tahap perkembangannya. Prosesnya dengan adaptasi

    dan organisasi. Untuk memahami dunia individu mengorganisasikan

    pengalaman-pengalaman yang individu miliki. Piaget (1954) percaya bahwa

    individu beradaptasi dengan asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi bila

    anak menggabungkan informasi ke dalam pengetahuan yang telah mereka

    miliki. Akomodasi terjadi bila anak menyesuaikan pengetahuan mereka agar

    cocok dengan informasi dan pengalaman baru. Dalam proses antara asimilasi

    dan akomodasi ada equilibrasi. Equilibrasimerupakan penyeimbangan antara

    asimilasi dan akomodasi. Pada anak dengan masa pendidikan anak usia dini

    termasuk dalam dua tahap pertama dari Paiget yaitu sensorimotor untuk lahir

    hingga berusia 2 tahun dan praoperasional untuk dua hingga tujuh tahun.

    Sensorimotor (Lahir2 Tahun)

    Dalam tahap ini, anak membangun pemahaman mengenai dunia ini

    dengan mengkoordinasikan pengalaman sensoris seperti melihat,

    mendengar, meraba atau menyentuh objek dengan tindakan fisik dan

    motorik. Anak yang baru lahir masih menerapkan pola-pola refleksif untuk

    dapat melakukan sesuatu. Pada akhir tahap ini anak mulai mengenal

    simbol-simbol sederhana.

  • 7/23/2019 Mendidik Anak Dengan Bermain

    4/10

    Praoperasional (27 Tahun)

    Pada tahap ini anak mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata,

    gambar, dan lukisan. Meskipun demikian, menurut Piaget, anak prasekolah

    masih kurang mampu melakukan tindakan mental yang diinternalisasikan.

    Mungkin saja anak sudah melakukan tindakan mental dalam artian

    memikirkan banyak hal akan tetapi masih belum bisa terrealisasikan secara

    fisik. Dalam tahap ini anak mulai merepresentasikan dunia mereka dengan

    kata-kata, bayangan dan gambar-gambar. Pemikiran-pemikiran simbolik

    berjalan melampaui koneksi-koneksi sederhana dari informasi sensorik

    dan tindakan fisik. Anak mulai memunculkan egosentrisme dalam

    kehidupannya. Egosentrisme adalah ketidakmampuan membedakan

    perspektif diri sendiri dan perspektif diri orang lain. Anak-anak pada tahap

    ini seringkali mengambil sudut pandang dari diri mereka sendiri karena

    menurut mereka pusat dunia adalah dirinya.

    Menurut Muhammad Surya (Rahman, 2009) teori perkembangan

    kognitif Piaget memberikan pandangan dalam pengajaran anak usia dini

    yaitu:

    Memberikan peluang kepada anak agar anak bias belajar sesuai dengan

    tahap perkembangannya.

    Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa oleh

    karena itu dalam mengajar, guru hendaknya menggunakan bahasa yang

    sesuai dengan kemampuan cara berfikir anak.

    Bahan yang dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

    Anak-anak akan lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan

    dengan baik, artinya guru harus membantu agar anak dapat berinteraksi

    dengan lingkungan dengan sebaik-baiknya.

    b. Aspek Perkembangan Psikososial

    Menurut Erikson motivasi utama manusia bersifat sosial dan

    mencerminakan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain. Begitu

    pula anak usia dini, melihat dari kemampuannya anak usia dini tergolong

    individu yang masih membutuhkan orang lain dalam membantu proses

  • 7/23/2019 Mendidik Anak Dengan Bermain

    5/10

    perkembangannya. Tahapan psikososial Eriskon yang sesuai dengan

    pendidikan anak usia dini adalah tiga tahapan pertama yaitu :

    Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Ketidakpercayaan)

    Merupakan tahapan pertama yang terjadi ketika masa bayi. Rasa

    percaya melibatkan rasa nyaman secara fisik dan tidak ada rasa takut atau

    kecemasan akan masa depan. Rasa percaya yang dirasakan bayi akan

    menjadi pondasi kepercayaan sepanjang hidupnya bahwa dunia akan

    menjadi tempat yang baik dan menyenangkan ditinggali.

    Autonomy vs Doubt and Shame (Otonomi vs Malu dan Ragu-ragu)

    Berlangsung ketika anak berusia 1 3 tahun. Setelah mendapat rasa

    percaya pada lingkungannya anak mulai mengenali perilaku yang anak

    miliki. Anak mulai menyatakan kemandirian yang disebut dengan

    otonomi. Anak menyadari akan keinginan mereka. Jika anak terlalu

    dibatasi akan akan memunculkan sikap ragu-ragu dan rasa malu.

    Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa Bersalah)

    Terjadi ketika anak berusia 3 5 tahun (prasekolah). Ketika anak

    memasuki dunia sosial yang lebih luas, anak menghadapi tantangan yang

    lebih banyak daripada tahap sebelumnya. Perilaku yang aktif dan memiliki

    tujuan diperlukan untuk menghadapi tantangan ini. anak diminta untuk

    memikirkan tanggungjawab terhadap tubuh, perilaku, mainan bahkan

    hewan peliharaan. Rasa tanggungjawab yang mereka kembangkan akan

    meningkatkan inisiatif. Meskipun demikian, rasa bersalah akan muncul

    ketika anak tidak bertanggungjawab atas dirinya dan sekitarnya.

    c. Aspek Perkembangan Fisik-Motorik

    Perkembangan fisik antara anak satu dengan lainnya tidak selalu sama.

    Ada yang perkembangan fisiknya cepat dan ada pulang yang perkembangan

    fisiknya lambat. Pada anak usia dini perkembangan fisik seperti tinggi dan

    berat badan relatif seimbang. Sedangkan perkembangan motorik anak pada

    tahap ini dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus.

    Perkembangan motorik kasar pada anak usia dini dimulai dari gerakan

    reflek pada saat bayi, belajar berjalan hingga dapat menarik mainan. Ini terjadi

    ketika anak berusia kurang dari 18 bulan. Ketika anak sudah memasuki tahun

  • 7/23/2019 Mendidik Anak Dengan Bermain

    6/10

    kedua anak akan belajar berjalan cepat hingga berlari, memegang dan

    melempar bola, dan menjaga keseimbangan kaki.

    Saat berusia 3 tahun, anak menikmati gerakan sederhana seperti meloncat-

    loncat, melompat dan berlari kesana-kemari. Saat berusia 4 tahun, anak masih

    menikmati aktivitas yang sama, tetapi anak mejadi lebih suka menjelajah dan

    mengeksplorasi sekitarnya. Seringkali mereka memanjat dengan tangkas.

    Bahkan anak sudah mulai belajar menuruni tangga dengan cara yang sama

    ketika anak memanjat tangga. Saat anak berusia 5 tahun, anak semakin

    menyukai petualangan bahkan dengan percaya diri melakukan hal-hal yang

    menantang (permainan seperti memanjat) dengan melakukan perlombaan

    dengan teman sebayanya ataupun orangtuanya.

    Perkembangan motoric halus anak dapat dilihat sejak anak amsih lahir

    seperti menggenggam objek yang dilakukan ketika anak amsih bayi. Pada usia

    3 tahun kemampuan anak meningkat dalam memegang dan menangkap benda-

    benda. Koordinasi antara motorik kasar dan motorik halus sudah mulai

    terjalin. Pada usia 4 tahun koordinasi tersebut semakin meningkat dan menjadi

    lebih tepat misalnya dalam bermain menyusun balok. Pada usia 5 tahun

    koordinasi antara mata, tangan, dan anggota gerak tubuh lainnya mulai

    seimbang.

    Hal ini yang mendasari anak usia dini selali ingin melakukan aktivitas

    gerak dan bermain. Sebab dunia anak usia dini adalah dunia bermain yang

    merupakan proses belajar.

    3. Bermain dari Sudut Pandang Ahli

    Menurut Piaget (Mutiah, 2010) mengemukakan bahwa saat bermain anak

    tidak belajar sesuatu yang baru, tetapi mereka belajar mempraktikkan dan

    mengonsolidasikan keterampilan yang baru diperoleh. Bermain memberikan

    sumbangan pending dalam perkembangan kognisi anak. Perkembangan bermain

    berhubungan dengan perkembangan kecerdasar seseorang, maka taraf kecerdasan

    seorang anak akan mempengaruhi kegiatan bermainnya. Sedangkan menurut

    Vygotsky bermain merupakan cara berpikir anak dan cara anak memecahkan

    masalah.

  • 7/23/2019 Mendidik Anak Dengan Bermain

    7/10

    4.

    Permainan untuk Anak Usia Dini

    Permainan mempunyai arti sendiri bagi anak yaitu sebagai sarana yang

    membawa anak ke alam masyarakat. Permainan juga sebagai sarana untuk

    mengukurkemampuan dan potensi diri anak. Anak akan menguasai berbagai

    macam benda, memahami sifat-sifatnya maupun peristiwa yang berlangsung di

    dalam lingkungnnya. Permainan mempunyai fungsi untuk mengembangan sensori

    motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus anak.

    C. PEMBAHASAN

    Pertimbangan yang dapat digunakan orangtua untuk menitipkan anaknya

    ditempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu tentang kebutuhan anak. Apakah

    anak membutuhkan atau tidak. Misalnya anak yang pendiam atau dilingkungannya

    tidak ada teman sebaya orangtua memasukkan anak di PAUD dengan tujuan agar

    anak lebih mengenal dunia luar dan membantunya bersosialisasi. Akan tetapi jika

    orangtua merasa dapat mendidik anaknya dirumah hal itu tentunya lebih baik karena

    anak akan lebih lekat dengan orangtua dan dalam komunikasi anak dengan orangtua

    akan lebih terjalin. Selain itu orangtua jadi lebih mengetahui sejauh mana anaknya

    telah tumbuh dan berkembang. Orangtua lebih mengenal kemampuan anak dan dapat

    disesuaikan dengan bahan belajar pada saat bermain.

    Dalam pendidikan anak usia dini yang optimal dan tidak memberatkan anak

    maka harus disesuaikan dengan tumbuh kembang anak. Dunia anak usia dini adalah

    dunia bermain. Pembelajaran efektif yang dapat diberikan yaitu dengan melalui

    permainan. Permainan yang diberikan juga harus mengandung unsur pembelajaran.

    Macam-macam jenis permainan yang bisa digunakan sesuai dengan tumbuh kembang

    anak diantaranya adalah sebagai berikut :

    a.

    Bermain Peran

    Bermain peran dapat dilakukan dengan bermain simbolis, berpura-pura,

    membuat fantasi bersama anak, menciptakan imajinasi atau bermain drama.

    Permainan-permainan ini sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial dan

    emosi anak. Dengan bermain peran anak dapat melatih rasa tanggung jawab dan

    melemahkan sisi egosentrisme yangs sedang berkembang pada dirinya karena

    dengan bermain peran anak tidak akan lagi memandang sesuatu dari sudut dirinya

    karena anak telah memainkan peran orang lain dalam permainan. Anak akan

    diajarkan untuk memahami nilai dan tujuan dari permainan. Selain itu anak juga

  • 7/23/2019 Mendidik Anak Dengan Bermain

    8/10

    bersosialisasi dengan teman sebayanya, melakukan kerjasama dalam bermain

    peran.

    b. Bermain Pembangunan

    Bermain pembangunan ini dilakukan dengan menggunakan materi seperti

    balok, pensil warna, kertas, pasir dan sebagainya. Anak akan dilatih menggunakan

    motorik kasar dan motorik halusnya secara seimbang. Misalkan saja anak diajak

    bermain menyusun balok. Tentu anak akan menyeimbangan antara pikiran dan

    gerakan menyusun balok agar balok yang anak susun bisa seimbang dan tidak

    roboh. Selain itu permainan menyusun balok juga mengatur regulasi emosi anak.

    Anak harus bersabar dalam menyusun agar susunannya bisa benar dan seimbang.

    Anak diajarkan menyusun dengan hati-hati agar anak dapat menahan emosi ketika

    anak mulai merasa kesal dengan permainannya. Selain itu menggambar juga dapat

    meningkatkan kreativitas anak. Dari cara memegang pensil, menggoreskan pensil

    dan menggerak-gerakkannya akan meningkatkan kognitif mereka.

    Pengajaran angka dan huruf sebaiknya hanya sebatas pengenalan saja. Karena

    pada anak usia dini mengenal dan memahami angka dan huruf sebagai simbol.

    Pengenalan simbol ini dapat dilakukan pada Pendidikan Anak Usia Dini hanya

    sebatas misalnya mengenalkan angka 1,2,3 dst maupun huruf A, B, C dst. Pengenalan

    simbol ini juga dapat dilakukan dengan mengenalkan warna. Tidak selalu harus

    berbentuk tulisan dibuku pengenalan ini bisa menjadi lebih eksploratif misalnya

    dengan permainan. Angka atau huruf di balok misalnya atau dengan permainan

    menemukan simbol yang dikoordinasi oleh guru.

    Kegiatan bermain yang mendidik ini tidak hanya dilakukan dalam kondisi

    formal (pendidikan). Orangtua juga dapat melakukannya dengan anaknya pada saat

    anak dirumah. Karena dunia anak adalah dunia bermain maka anak akan bermain

    setiap waktu. Orangtua yang wajib menemani dan membimbing permainan anak agar

    lebih optimal. Hal ini tidak terlepas dari ciri anak yang selalu bergerak dan selalu

    ingin bermain, karena bermain merupakan proses pembelajaran untuk anak. Mulai

    dari anak bangun dari tidur hingga tidur kembali kegiatannya dilalui dengan bergerak.

    Aktivitas anak lebih melibatkan kemampuan motoriknya.

    Selain kemampuan motorik dalam psikososial anak usia dini mulai dikenalkan

    dengan tanggungjawab. Misalnya saja ketika berada di tempat pendidikan, anak

    diberikan tugas untuk mengantri pada saat mencuci tangan. Hal tersebut akan melatih

    anak untuk lebih bertanggungjawab, tertib dan sabar. Hal tersebut juga dapat

  • 7/23/2019 Mendidik Anak Dengan Bermain

    9/10

    dilakukan dirumah dengan cara berbeda yaitu orangtua mengajarkan anak agar

    bertanggungjawab dengan cara anak ditugaskan untuk merapikan mainan milikinya

    setelah bermain. Hal-hal ini dapat diterapkan pada anak dengan bimbingan dari orang

    yang lebih dewasa agar anak dapat bermain sekaligus belajar sesuai dengan taraf

    kemampuan dan tahapan berkembangannya. Memberikan penugasan kepada anak

    dengan membuang sampah pada tempatnya dimanapun anak berada adalah

    tanggungjawab dan pelatihan bagi anak untuk menjaga kebersihan diri sendiri dan

    lingkungannya. Dengan begitu anak berasa harus bertanggungjawab dengan apa yang

    anak lakukan, dan jika anak tidak melakukan tanggungjawabnya maka akan

    berkembang rasa bersalah pada diri anak.

    Anak merupakan individu yang dapat berkembang kesegala arah, oleh karena

    itu perlu dibimbing bukan dipaksa melakukan kegiatan atau pembelajaran seperti

    orang dewasa. Karena anak mempunyai batasan-batasan tertentu dalam

    kemampuannya diberbagai bidang. Anak bukan merupakan miniature orang dewasa

    yang bisa dipaksa untuk mengerti dan mempelajari sesuatu diluar batas

    kemampuannya. Maka pembelajaran untuk anak seharusnya tidaklah memberatkan

    karena anak dapat mengalami tekanan jika diharuskan untuk bisa diluar batas

    kemampuannya. Anak yang tertekan dapat menjadi stress karena belajar dan

    akibatnya anak bisa malas pergi kesekolah atau melakukan pemogokan belajar.

    Kurikulum untuk Pendidikan Anak Usia Dini harusnya diserahkan kepada tempat

    pendidikan masing-masing karena guru tempat pendidikan akan lebih memahami

    tumbuh kembang anak usia dini. Selain itu untuk keharusan calistung

    (baca,tulis,hitung) ketika memasuki Sekolah Dasar hal itu sedikit memberatkan untuk

    anak usia dini. Oleh karena itu pemerintah sebaiknya mengkaji ulang kurikulum yang

    ada agar bisa disesuaikan dengan kemampuan tumbuh kembang anak.

    D. KESIMPULAN

    Anak merupakan individu yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap

    perkembangannya. Dunia anak khususnya anak usia dini yang berusia 0 6 tahun

    adalah dunia bermain. Dunia bermain merupakan proses pembelajaran untuk

    mencapai tahap perkembangan selanjutnya. Pada masa anak usia dini merupakan

    masa keemasan dimana individu dapat menyerap berbagai informasi baru dalam

    hidupnya. Untuk itu perlu adanya kebijakan orang disekitar anak seperti tempat

    pendidikan anak usia dini maupun orangtua dalam memberikan porsi pembelajaran

  • 7/23/2019 Mendidik Anak Dengan Bermain

    10/10

    untuk anak. Proses pembelajaran yang diberikan kepada anak salah satunya dapat

    dilakukan dengan metode bermain. Karena sebagian besar aktivitas anak adalah

    bergerak dan bermain.

    Permainan yang dapat digunakan untuk belajar dan mengasah kemampuan

    adalah permainan-permainan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik, kognitif

    dan menyangkut psikososialnya. Seperti bermain simbol, lempar tangkap bola,

    bermain peran dsb. Selain itu olah fisik juga penting untuk kesehatan anak dan

    kelenturan tubuh anak.

    Dalam proses belajar sebaiknya tidak memberatkan anak, karena jika anak

    merasa berat dengan aktivitas belajarnya anak akan rentan mengalami tekanan dan

    stress selain itu anak juga anak bosan dan merasa malas untuk pergi ke tempat

    pendidikan anak usia dini. Oleh karena itu kembali lagi pada kebutuhan anak akan

    pendidikan anak usia dini di tempat lembaga pendidik atau bisa dilakukan dirumah

    dengan bimbingan penuh dari orangtua. Karena orangtualah yang mengetahui dengan

    baik sejauh mana anak berkembang sehingga dapat menyesuaikan kemampuan anak

    dengan pembelajaran yang anak diberikan.

    E. REFERENSI

    Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

    Retang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

    Munnawwaroh, 2012. PAUD Bikin Anak Balita Stres. Jakarta : Tempo.co

    http://www.tempo.co/read/news/2012/03/20/079391570/Komnas-Anak

    PAUD-Bikin-Anak-Balita-Stres(Diakses pada 18 April 2015)

    Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta:Kencana Prenada

    Media Group

    Piaget,Jean. 2010. Psikologi Anak, The Psychology of the child. Yogyakarta : Pustaka

    Pelajar

    Rahman, Ulfiani. 2009. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. Lentera

    Pendidikan Vol. 12 No 1 2009 : 46-57.17 April 2015

    Santrock, John W. 2007. Perkembangan AnakEdisi Kesebelas. Jakarta : Erlangga

    http://www.tempo.co/read/news/2012/03/20/079391570/Komnas-Anak%20PAUD-Bikin-Anak-Balita-Streshttp://www.tempo.co/read/news/2012/03/20/079391570/Komnas-Anak%20PAUD-Bikin-Anak-Balita-Streshttp://www.tempo.co/read/news/2012/03/20/079391570/Komnas-Anak%20PAUD-Bikin-Anak-Balita-Streshttp://www.tempo.co/read/news/2012/03/20/079391570/Komnas-Anak%20PAUD-Bikin-Anak-Balita-Streshttp://www.tempo.co/read/news/2012/03/20/079391570/Komnas-Anak%20PAUD-Bikin-Anak-Balita-Stres

Top Related