Download - Peribadahan Dan Musik Gereja
-
7/22/2019 Peribadahan Dan Musik Gereja
1/8
PERIBADAHAN DAN MUSIK GPIB:
Sebuah pengantar bagi para calon Pengurus Pel Kat
MEMAHAMI IBADAH GPIBBagi gereja, ibadah adalah perayaan (ritual) dan penghayatan (aktual) umat atas
perbuatan penyelamatan Allah dalam hidup dan karya Kristus. Oleh karena itu
ibadah merupakan ungkapan syukur atau jawaban umat atas karya
penyelamatan Allah dalam Kristus. Ibadah bukan upaya umat untuk mem-
peroleh atau menggapai keselamatan, melainkan sebagai jawaban umat atas
keselamatan yang telah dikaruniakan Allah. Itulah sebabnya pemahaman
tentang ibadah tidak dapat dipisahkan dari pemahaman iman gereja atau dapat
dikatakan bahwa ibadah merupakan cermin dari pemahaman iman gereja.
Sebagai perayaan, ibadah adalah pertemuan umat untuk memperingati karya
penyelamatan Allah dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Oleh karena itu
pusat ibadah adalah Yesus Kristus, Firman yang hidup itu. Ketika umat
mengingat-rayakan kematian dan kebangkitan Kristus, Tuhan berkenan hadir.
Oleh sebab itu ibadah menjadi pertemuan antara umat dengan Tuhan. Itulah
hakekat ibadah bagi gereja.
Seperti telah disebutkan di atas, ibadah mempunyai arti ganda yakni ibadah
sebagai perayaan (ritual) dan ibadah sebagai kehidupan nyata (aktual).Keduanya adalah ibadah umat. Yang satu mengambil bentuk perayaan,
sedangkan yang lain ada dalam kehidupan nyata sehari-hari. Keduanya tidak
dapat dipisahkan. Sebaliknya keduanya saling menunjang, saling mempengaruhi
dan saling mewarnai.
Ibadah Pelayanan Kategorial
Sebagai bagian dari umat, anggota pelayanan kategorial (selanjutnya disingkat
Pel Kat) perlu memahami makna dan hakikat ibadah bagi gereja. Secara
mendasar, seperti telah disebutkan di atas, ibadah Pel Kat pun merupakanungkapan syukur atau jawaban umat yang memiliki ciri khas unik dan karakter
masing-masing berdasarkan kategorinyaatas karya penyelamatan Allah dalam
Kristus. Di sinilah kesempatan dan tantangan yang menarik, bagaimana sebagai
pengurus Pel Kat, kita memfasilitasi pertemuan umat dengan konteks yang
khas sesuai kategori mereka dengan Tuhan. Tentu saja, melalui topik-topik
yang kontekstual serta metode yang efektif bagi umat yang hadir, ibadah-ibadah
Pel Kat dapat dirancang untuk menjawab kebutuhan spesifik dari masing-masing
kategori. Jika topik dan metode ibadah-ibadah Pel Kat tidak jauh berbeda dengan
Ibadah Hari Minggu, maka apa daya tarik bagi anggota Pel Kat untuk hadir padaibadah Pel Kat?
-
7/22/2019 Peribadahan Dan Musik Gereja
2/8
Tata Waktu
Tata Ibadah
Tata Simbol
Tata MusikTata Ruang
Secara khusus bagi Pel Kat PA dan PT, ibadah mereka adalah Ibadah Minggu
yang diadakan untuk kategori anak dan teruna. Pelayan anak dan teruna dalam
IMPA/IMPT adalah Pelayan ibadah, pelayan anak atau teruna yang melayani
firman adalah Pelayan Firman. Oleh karena itu, Tata IMPA sama seperti Tata
Ibadah Hari Minggu, yaitu terdiri atas 4 rumpun. Meski tidak memiliki unsur-unsur
yang lengkap seperti Tata Ibadah Hari Minggu, namun Tata IMPA/IMPT sama
bobotnya dengan Tata Ibadah Hari Minggu.
Tentang Ibadah secara RitualIbadah merupakan pertemuan umat dengan Tuhan. Tatanan pertemuan umat
dengan Tuhan disebut Tata Ibadah. Tata Ibadah bukan sekedar susunan acara
dalam satu ibadah atau yang biasa juga disebut Liturgi, melainkan sebagai
tatanan pertemuan umat dengan Tuhan. Selain tata ibadah, terdapat hal-hal lain
yang perlu ditata dalam ibadah secara ritual, antara lain:
Bagian-bagian Ibadah/Liturgi
Tuhan adalah Allah yang Maha Kudus. Tuhan adalah Allah yang Maha Kuasa dan
yang patut dipuji dan disembah. Oleh sebab itu pertemuan dengan Tuhan
memerlukan tatanan dalam arti sebagai pengakuan atas kemahakuasaan serta
kekudusan Allah.
Aplikasi dalam ibadah Pel Kat:
Pemahaman bahwa ibadah secara ritual adalah perjumpaan umat dengan Tuhan
yang Maha Kudus, patut dipahami dengan sungguh-sungguh oleh setiap
pengurus Pel Kat. Dengan demikian, tujuan dari ibadah bukan sekedar
memuaskan umat, melainkan untuk memuliakan Tuhan dengan pertimbangan
roh dan akal budi. Kepada jemaat di Korintus, Paulus menulis, ... Aku akan
berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan
menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji jugadengan akal budiku. (I Kor 14:15). Artinya, bagaimanapun kreatif ibadah Pel Kat
2
-
7/22/2019 Peribadahan Dan Musik Gereja
3/8
ingin dirancang, dibutuhkan kerendahan hati dari pengurus Pel Kat untuk sedia
dituntun oleh Roh Allah serta pemahaman yang benar akan ketetapan GPIB
tentang peribadahan dan musik gereja.
Tentang Rumpun-rumpun Tata Ibadah
Ibadah adalah sebuah pertemuan atau perjumpaan. Oleh karena itu, rumpun tataibadah pun diambil dari model pertemuan masyarakat: pembukaan, isi, respon
dan penutup.
Empat rumpun ibadah GPIB adalah Menghadap Tuhan, Pemberitaan Firman,
Jawaban Umat, dan Pengutusan. Oleh karena keempat rumpun ini merupakan
tahapan dari satu pertemuan, maka ke empat rumpun ini merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat ditukar-tempatkan.
Aplikasi dalam Ibadah Pel Kat:Sebagaimana pola pertemuan yang wajar, maka dalam ibadah Pel Kat, semua
rumpun ini harus ada, penyesuaian terletak pada unsur-unsurnya.
Jika kita ingin membuat sebuah ibadah yang kreatif, maka hal yang perlu kita
lakukan adalah mengisi rumpun-rumpun tersebut dengan unsur-unsur yang
kreatif, bukan memindah-mindahkan rumpunnya.
Tentang Unsur-unsur Tata IbadahUnsur-unsur Tata Ibadah Hari Minggu dalam rumpun Menghadap Tuhan:
Votum, Nas Pembimbing, Salam, Pengakuan Dosa, Berita Anugerah dan Petunjuk
Hidup Baru. Dalam rumpun Pemberitaan Firman: Doa mohon Bimbingan Roh
Kudus, Pembacaan Alkitab dan Pemberitaan Firman itu sendiri, baik dalam
bentuk Khotbah maupun Pelayanan Sakramen. Dalam rumpun Jawaban Umat ada
Pengakuan Iman, Doa Syafaat dan Ungkapan Syukur. Dalam rumpun Pengutusan
adalah Warta Jemaat, Pesan Pengutusan dan Berkat.
Tentang Unsur Tetap dan Tidak Tetap Unsur Tetap adalah bagian dari unsur Tata Ibadah yang merupakan ungkapan
umat. Dikatakan tetap karena unsur ini tidak berubah untuk setiap ibadah
kecuali berkenaan dengan tahun gereja atau peristiwa gerejawi tertentu.
Beberapa contoh unsur tetap adalah sambutan-sambutan umat seperti
nyanyian amin, haleluya, Tuhan kasihani kami, nyanyian kemuliaan,
doxology, Pengakuan Iman, dll.
Unsur Tidak Tetap adalah bagian yang berubah sesuai dengan dengan sifatdan konteks dari ibadah serta Firman yang diberitakan.
Dalam praktik, seringkali unsur tidak tetap diperlakukan sebagai unsur tetap
seperti dipakainya secara berulang-ulang ajakan-ajakan, nas pembimbing, nas
3
-
7/22/2019 Peribadahan Dan Musik Gereja
4/8
yang mendasari ajakan memberi persembahan syukur, pesan pengutusan dan
doa. Hal ini menyebabkan hilangnya sisi relevansi dari satu ibadah.
Aplikasi dalam ibadah Pel Kat:
Tentu saja, tidak semua unsur yang dipakai dalam Tata Ibadah Hari Minggu perlu
dipakai juga dalam ibadah Pel Kat. Untuk mengetahui unsur-unsur apa saja yangdipakai dalam tata ibadah masing-masing Pel Kat, dapat melihat pada Ketetapan
Persidangan Sinode XIX GPIB buku I angka 2a. Tata ibadah masing-masing
kategori.
Tentang Kalender GerejaKalender Gereja adalah siklus waktu dimana di dalamnya umat menjalankan
ibadah. Bagi gereja, siklus waktu berpedoman pada hidup dan karya Kristus,
Junjungan dan teladan hidup kita. Oleh karena itu kalender gerejaberorientasi pada hidup dan karya Kristus. Hidup dan karya Kristus ditandai oleh
peristiwa kelahiran (Natal), hidup dan pelayanan Yesus (Epifania), menderita
sengsara (Prapaska), kematian (Jumat Agung), kebangkitan (Paska), kenaikan
Yesus ke surga (Hari Kenaikan), keturunan Roh Kudus (Pentakosta) dan menanti
kedatangan Kristus kembali (Adven). Siklus waktu ini merupakan momentum
untuk mengarahkan dan membina umat untuk beribadah dan menghayati hidup
serta karya Kristus sebagai Tuhan dan Kepala Gereja. Penghayatan itu
selanjutnya ditunjang oleh Bacaan Alkitab, baik secara berkelanjutan (Lectio
Continua) maupun bacaan pilihan (Lectio Selecta) dan didukung oleh simbol-simbol ibadah. Menurut Kalendar Gereja, ada tiga jenis waktu perayaan ibadah,
yaitu: 1. Ibadah harian 2. Ibadah mingguan dan 3. Ibadah tahunan1
Ibadah selain Ibadah Hari Minggu perlu ditempatkan sebagai bagian yang
tak terpisahkan dari ibadah hari Minggu. Ibadah selain Ibadah Hari Minggu adalah
kelanjutan dari ibadah hari Minggu atau merupakan pengaktualisasian
kemenangan Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Ibadah-ibadah diluar Hari Minggu bukan sebagai pengulangan dari Tata Ibadah
hari Minggu. Kelanjutan yang dimaksud dapat dijabarkan dalam bentuk nyanyian,
pokok-pokok doa serta pembacaan Alkitab atau Pemahaman Alkitab. Dalam
kerangka ini pula kita perlu menempatkan dan memahami Tata Ibadah Keluarga,
Tata Ibadah Pelayanan Kategorial kecuali Pel Kat Pelayanan Anak dan Teruna
yang ibadahnya dilaksanakan pada hari Minggu.
Aplikasi dalam ibadah Pel Kat:
Kalender Gereja perlu diperhatikan dalam perencanaan dan pelaksanaan ibadah
Pelkat, sehingga para anggota Pel Kat juga ditolong agar semakin mendalami
makna hidup serta karya Kristus. Tentu saja, Firman yang disajikan untuk
menghadirkan kembali kisah hidup Yesus di sepanjang tahun perlu bersifat
1 Rasid Rachman,Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), h 40.
4
-
7/22/2019 Peribadahan Dan Musik Gereja
5/8
kontekstual dan dinamis. Masing-masing hari raya, seperti Natal, Paska atau
Pentakosta memiliki tema dan spiritualitas masing-masing. Mempelajari
spiritualitas hari raya berdasarkan kalendar gereja membantu kita merancang
ibadah kreatif bagi Pel Kat dan tidak terjebak hanya pada satu praktik yang
keliru, misal: ibadah natal menghadirkan ornamen Santa Claus. Mengapa bukan
gembala yang melambangkan kesederhanaan?
Tentang Ruang IbadahRuangan adalah sarana ibadah. Ruang ibadah perlu ditata sedemikian rupa agar
menunjang ibadah. Pusat ibadah adalah kehadiran Tuhan yang dilambangkan
dengan kehadiran Firman-Nya, baik firman yang diberitakan maupun yang
kelihatan. Oleh sebab itu ruang ibadah perlu ditata dengan berpedoman pada
mimbar dan meja alat-alat Sakramen sebagai pusat ruang ibadah.
Penataan ruang mencakup penempatan perangkat dan peralatan ibadahtermasuk pembangunan gedung ibadah. Arsitektur dan akustik gedung ibadah
perlu dirancang agar menunjang ibadah. Perangkat dan peralatan ibadah adalah
tempat para pelayan, kantoria / paduan suara, prokantor, alat musik dan lain-
lain.
Aplikasi dalam ibadah Pel Kat:
Ibadah Pel kat tidak selalu dilaksanakan di dalam ruang ibadah. Di mana pun
ibadah diadakan, penataan ruang merupakan hal yang penting agar umat yang
hadir tetap menyadari kepada siapa mereka beribadah. Kreatifitas dibutuhkanuntuk menata ruang keluarga atau ruang serba guna atau padang bahkan pantai
untuk menjadi tempat perjumpaan anggota Pel Kat dengan Allah.
Tentang Simbol Dalam IbadahSimbol berbeda dari tanda. Simbol berasal dari bahasa Yunani: symballo yang
artinya bertemu, berjumpa, benda ingatan atau symballein, yang artinya
mempersatukan, melemparkan yang satu dengan yang lain, sehingga menjadisatu. Simbol terbuka terhadap berbagai arti, sedangkan tanda tertutup pada satu
arti dan tafsiran. Individu tidak boleh menafsirkan lampu lalu lintas berwarna
merah, kecuali berhenti. Namun, simbol memungkinkan individu menghayati
sendiri makna perjamuan kudus atau natal, sekalipun ada penjelasan
objektifnya.2
Ibadah Kristen sangat kaya dengan simbol karena dalam ibadah, kita mengingat-
rayakan karya-karya Allah yang telah terjadi pada masa lampau sambil
menghubungkannya dengan konteks hidup kita pada saat ini. Jadi yang terjadi
2Ibid., h 156
5
-
7/22/2019 Peribadahan Dan Musik Gereja
6/8
dalam ibadah adalah perjumpaan antara Allah dan umat-Nya yang
berkomunikasi dua arah (dialogis) melalui simbol-simbol.
Umat Allah
dialog (dua arah)
nyanyian Firman yang diberitakan
pengakuan Dosa Pengampunan
respon/tekad berkat
Jika kita sungguh-sungguh memahami pola dialogis dalam ibadah yang simbolis
sebagaimana digambarkan di atas, maka kita akan berpendapat bahwa kurang
tepat jika yang berperan dominan dalam ibadah hanya satu/dua orangsementara umat lainnya sekedar menonton. Tanggapan terhadap tindakan
Allah selayaknyalah diberikan oleh semua umat yang hadir. Simbol menjadi
sarana untuk hal tersebut. Dalam ibadah Kristen ada beberapa simbol yang biasa
digunakan: bahasa, warna dan gerak.
Simbol adalah bahasa komunikasi. Sebagai bahasa, simbol harus dipahami oleh
pihak-pihak yang berkomunikasi. Jika tidak, simbol akan kehilangan makna. Oleh
karena itu, simbol-simbol perlu diterjemahkan.
Aplikasi dalam ibadah Pel Kat:
Salah satu simbol yang paling kuat dalam ibadah adalah bahasa. Melalui bahasa,
kita dapat mengekspresikan perasaan, kondisi, harapan melalui doa-doa, ajakan
beribadah, ajakan memberikan persembahan, pengutusan, nyanyian, dll.
Bagaimanapun hangatnya suasana yang ingin kita bangun, upayakan untuk
tetap menggunakan bahasa yang patut dalam ibadah. Ungkapan pergaulan
seperti, gw, loe, lebay, galau, hendaknya dhindari dalam ungkapan verbal. Itu
sebabnya, sangat disarankan untuk membuat tata ibadah secara tertulis.
Manfaat membuat tata ibadah secara tertulis (tidak sekedar mengandalkan
spontanitas):1. Kesempatan terjadinya dialog antara pelayan ibadah dan umat karena teks
bagi umat disiapkan
2. Mengendalikan pelayan ibadah mengucapkan hal-hal yang tidak perlu atau
kurang patut
3. Seluruh ibadah, mulai Ajakan Beribadah sampai pada Amanat Pengutusan
dapat dirangkai menjadi satu kesatuan, dengan benang merah: tema ibadah.
Tanpa rancangan tata ibadah, besar kemungkinan pelayan yang
6
-
7/22/2019 Peribadahan Dan Musik Gereja
7/8
membawakan Doa Persembahan, misalnya, tidak mampu untuk
menghubungkan doanya dengan keseluruhan tema ibadah.
Tentang Nyanyian Ibadah
Nyanyian dalam ibadah adalah ungkapan hidup umat. Artinya, dengan nyanyianumat mengungkapkan kesediaan menghadap Tuhan, memohon Tuhan hadir,
mengaku dosa, memohon pengampunan, mengucap syukur serta memohon
berkat Tuhan. Dalam Tata Ibadah, nyanyian umat bukan merupakan unsur
tersendiri melainkan sebagai bagian dari unsur tetap dan unsur tidak tetap.
Nyanyian dalam ibadah adalah nyanyian umat bukan nyanyian satu atau
kelompok orang. Karena itu dalam hal menyanyi, nyanyian umat harus
diutamakan. Perangkat dan peralatan musik dalam ibadah adalah penunjang
nyanyian umat. Perangkat dan peralatan musik adalah kantoria atau paduansuara, prokantor, organ atau piano, dan alat musik lainnya.
Oleh karena nyanyian dalam ibadah adalah nyanyian umat, maka Buku Nyanyian
yang digunakan adalah Buku yang memenuhi ketentuan-ketentuan nyanyian
umat, sesuai denganpemahamaniman gereja, menggunakan bahasa yang baik
dan benar serta secara musikmerupakan nyanyian persekutuan. Buku Nyanyian
yang berlaku di GPIB adalah Mazmur dan Kidung Jemaat, Kidung Muda-Mudi,
Kidung Ceria dan Gita Bakti.
Aplikasi dalam ibadah Pel Kat:
Memilih, mempersiapkan dan menggunakan nyanyian ibadah yang tepat dengan
baik dan benar merupakan salah satu kunci keberhasilan ibadah. Mengapa?
Sebab 70% ibadah kita adalah bernyanyi.
Tanpa upaya untuk belajar nyanyian-nyanyian yang ada dari buku nyanyian yang
sudah terjamin kebaikannya dalam segi bahasa, musik, sesuai dengan
pemahaman iman gereja dan memenuhi ketentuan-ketentuan lain nyanyian
umat, maka para anggota Pel Kat cenderung memakai nyanyian-nyanyian dari
gereja-gereja aliran pentakostal atau kharismatikyang belum tentu benar,
bahkan tidak Alkitabiah. Contoh lagu yang cukup sering dinyanyikan dalam IMPA:
Kingkong Badannya Besar, mengajarkan anak untuk melihat bahwa ada yang
aneh dalam ciptaan Tuhan (khususnya bebek & kingkong). Selain itu, kerendahan
hati dari para pelayan musik merupakan syarat agar mereka bersedia untuk
mengolah cara menyanyikan serta iringan dari nyanyian-nyanyian yang akan
digunakan dalam ibadah Pel Kat secara tepat dan kreatif.
Penyusun: Pdt. Pauline Kaloh-Gerungan, Dyon Siahaan-Kembuan, Susan Fr. SahusilawaneDep. Teologi, Bidang II: Ibadah & Musik Gereja MS GPIB
Nov 2012
7
-
7/22/2019 Peribadahan Dan Musik Gereja
8/8
Lampiran:
1. Tata Ibadah Pel Kat PA berdasarkan Ketetapan Persidangan Sinode XIX GPIB buku
I angka 2a. Tata ibadah
2. Tata Ibadah Pel Kat PT berdasarkan Ketetapan Persidangan Sinode XIX GPIB buku
I angka 2a. Tata ibadah
3. Tata Ibadah Pel Kat GP berdasarkan Ketetapan Persidangan Sinode XIX GPIB buku
I angka 2a. Tata ibadah
4. Tata Ibadah Pel Kat PKP/PKB berdasarkan Ketetapan Persidangan Sinode XIX GPIB
buku I angka 2a. Tata ibadah
8