-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
1/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 1(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
PERTUMBUHAN STEK JABON(Antho cephalus cadamba Miq)DARI TIGA BAGIAN BATANG
DENGAN SISTEM KOFFCO
Oleh:
1. Bayu Saputra** 2. Emmy Winarni* 3. Sulaiman Bakri*
Fakultas KehutananUniversitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
ABSTRACT
Bayu Saputra, S.Hut (F1A206016), Judul skripsi PERTUMBUHAN STEK JABON(Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEMKOFFCO. Oleh bimbingan Ibu Ir. Hj. Emmy Winarni, M.S selaku Dosen pembimbing
pertama dan Bapak Ir. Sulaiman Bakri, M.S. selaku pembimbing kedua.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan stek pada setiap bagian
dengan sistem koffco, dan mengetahui bagian stek jabon yang menunjukkan responpertumbuhan terbaik dari berbagai parameter pengamatan.Manfaat dari penelitian ini yaitudiharapkan dapat memperbanyak stek yang dihasilkan oleh sebatang bibit yang mudadengan tiga bagian yang di ambil, sehingga dapat menghasilkan bibit yang berlipat untuktanaman jabon ini.
Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Greenhouse BPK (Balai PenelitianKehutanan) Banjarbaru, dilaksanakan selama 3 bulan yang berlangsung dari awal bulanNopember 2010 sampai dengan akhir Januari 2011.Data lingkungan yang diperoleh dantelah diukur didalam greenhouse yaitu Suhu rata-rata = 27, kelembaban relatif = 63% dan
intensitas cahaya = 23%. Percobaan penelitian ini dilakukan dengan 3 perlakuan yaitubagian (pucuk, tengah, dan pangkal) dan diulang banyak 20 kali, sehingga stek jabonyang digunakan ada 60 batang stek. Dan parameter yang diamati dalam penelitian iniberupa pengamatan pertambahan panjang tunas, pertambahan daun, panjang akar danjumlah akar. Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) yang sebelumnya di uji dengan uji kenormalan (Kolmogorov Smirnovdan Liliefors)uji kehomogenan (homogenitas menurut ragam Bartlett).
Hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan 3 bulan ini dengan pengamatanselama 10 minggu diketahui bahwa persentase hidup stek jabon pada bagian pangkaladalah 95%, pucuk dan tengah masing-masing 80%. Dan respon pertumbuhan yangterbaik dari semua parameter adalah bagian pangkal dan berpengaruh nyata terhadap
perbedaaan perlakuan (dilihat dari pertambahan panjang tunas dan pertambahan daun).Sedangkan bagian tengah menunjukkan pertumbuhan yang stabil karena berada di titiktengah pada 3 perlakuan ini dan bagian pucuk menujukkan pertambahan pertumbuhanyang paling kecil (hanya pertambahan panjang akar yang menunjukkan pertumbuhanterbaik).
PENDAHULUAN
Hutan adalah sebuah kawasanyang ditumbuhi dengan lebat olehpepohonan dan tumbuhan lainnya.Sebagai fungsi, ekosistem hutan sangat
berperan dalam berbagai hal seperti
penyedia sumber air, penghasil oksigen,tempat hidup berjuta flora dan fauna, danperan penyeimbang lingkungan, sertamencegah timbulnya pemanasan global.
Selama sepuluh tahun terakhir, laju
http://id.wikipedia.org/wiki/Pohonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pohon -
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
2/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 2(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
kerusakan hutan di Indonesia mencapaidua juta hektar per tahun, dan selalumeningkat tiap tahunnya. Selainkebakaran hutan, penebangan liar (illegallogging) adalah penyebab terbesar
kerusakan hutan itu. Di Indonesiakerusakan hutan sudah merupakan suatupermasalahan yang besar, bahkan sudahmencapai ambang mengkhawatirkan.
Dilihat dari fungsi hutan itu sendiri,jelas hutan memberikan manfaat baiksecara langsung maupun tidak langsungdan harus dilestarikan. Sementarapohon sendiri adalah tumbuhan denganmasa hidup bertahun-tahun, dan perluwaktu lama untuk tumbuh menjadi pohondan membentuk hutan.
Dengan mengingat pentingnyahutan bagi mahluk hidup di bumi, dankenyataannya bahwa kerusakan hutankian meningkat tiap tahunnya akibatkebakaran dan perbuatan manusiadengan berbagai kepentingan, makapemerintah Indonesia Mengupayakankegiatan kegiatan untuk melestarikanhutan seperti Gerhan (Gerakan NasionalRehabilitasi Hutan dan Lahan) denganprogram reboisasi, penghijauan danprogram HTI (Hutan Tanaman industri)dalam upaya meningkatkan produktifitaslahan.
Salah satu pelaksanaan kegiatanreboisasi dan penghijauan lahan kritisadalah penanaman jenis jenis pohonkomersil dan cepat tumbuh, denganmaksud untuk mempercepat penutupanlahan. Dari beberapa jenis pohonkomersil yang cepat tumbuh salahsatunya adalah pohon Jabon(Anthocephalus cadamba Miq) yang
merupakan tanaman jenis pioner yangcepat tumbuh pada hutan yang beriklimtropika seperti di Indonesia ini. Jelasjenis ini sangat menguntungkan bagipenanaman untuk tujuan reboisasi danrehabilitasi lahan kritis (Anonim, 1980).
Pada program penanaman hutanterlihat adanya kecenderungan memilihjenisjenis yang mudah ditangani, namunsebenarnya banyak jenis yang dapatmenjadi pilihan karena jumlah spesiestanaman di daerah tropik sangat tinggi,
apakah itu jenis-jenis asli setempat(indigenous) ataupun jenis yang berasal
dari luar (eksotik). Salah satu jenistanaman asli Indonesia yang jugamerupakan jenis pionir yaitu jabonmempunyai potensi yang baik untukdikembangkan dalam hutan tanaman,
karena kayu jabon saat ini cukup diminatibaik untuk kayu pertukangan maupunsebagai bahan baku kayu panel. Kayujabon termasuk dalam kelas awet 5 atauketerawetannya sedang (Martawijaya etal, 1989).
Jabon merupakan jenis tanamanlokal Indonesia yang dapatdirekomendasikan untuk dikembangkandalam pembangunan hutan tanaman.Pohon jabon memiliki prospek yangcukup baik karena tergolong pohon yang
cepat tumbuh, Jabon akan memiliki peranyang cukup penting pada masa yangakan datang, terutama jika pasokan kayuuntuk pertukangan dan industri pulp darihutan alam menurun (Pratiwi 2003).
Penyediaan bibit tanaman sulitdidapat kalau mengandalkan daripermudaan alami, dengan kemajuan ilmupengetahuan, maka didapatkan teknikpembiakan tanaman secara generatif danvegetatif, dalam pembiakan generatifyaitu penyemaian dari biji, sedikit susahkarena harus menunggu pohon berbuahdan itu harus dapat mengetahui kapanmusim berbuah. Berbeda denganpembiakan secara vegetatif yang bisadilakukan tanpa harus menggunakanbuah atau biji dari pohon. Perbanyakansecara vegetatif adalah caraperkembangbiakan tanaman denganmenggunakan bagian-bagian tanamanseperti batang, cabang, ranting, pucuk,daun, umbi dan akar, untuk
menghasilkan tanaman yang baru, yangsama dengan induknya. Prinsipnyaadalah merangsang tunas adventif yangada dibagian-bagian tersebut agarberkembang menjadi tanaman sempurnayang memiliki akar, batang, dan daunsekaligus. Jenis jabon belum banyakdikembangkan, karena keterbatasaninformasi mengenai silvikulur maupunketersediaan benihnya. Untuk memenuhikebutuhan benih jabon perlu dilakukanupaya-upaya dalam membangun sumber
benih jabon dan menghasilkan stok bibityang banyak.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pohonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pohon -
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
3/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 3(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
Masalah yang ingin dipecahkanberdasarkan uraian di atas maka dapatpemikiran bahwa pembiakan vegetatifperlu dilakukan agar dapatmemperbanyak bibit, dan percepatan
regenerasinya. Maka dilakukan penelitianini.
Tujuan Penelitian ini Untukmengetahui pertumbuhan stek padasetiap bagian dengan sistem KOFFCO,Untuk mengetahui bagian stek jabon
yang menunjukkan responpertumbuhan terbaik dari berbagaiparameter pengamatan.
Dapat memperbanyak stek yangdihasilkan oleh sebatang bibit yang mudadengan tiga bagian yang di ambil,sehingga dapat menghasilkan bibit yangberlipat untuk tanaman jabon.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan diGreenhouse BPK (Balai PenelitianKehutanan) Banjarbaru, Pelaksanaanpenelitian ini selama 3 bulan yangberlangsung dari awal bulan Nopember2010 sampai dengan akhir Januari 2011,meliputi mulai dari persiapan penelitian,pengamatan dan pegukuran parameter dilapangan, pengolahan dan analisis datahingga tahapan hasil penelitian.
Data lingkungan didalamgreenhouse yaitu Suhu rata-rata = 27(Lampiran 15.~Data suhu), Kelembabanrelatif = 63% (Lampiran 15.~Datakelembaban) dan intensitas cahaya =23% (Lampiran 15.~Data Intensitascahaya).
Alat-alat yang digunakan dalampelaksanaan penelitian ini yaitu: Guntingpangkas, untuk memotong stek,Penggaris,Label plastik,Potrays sebagaitempat stek, Sungkup plastik(Koffco),Termometer,Higrometer,Handspr
ayer dan gembor sebagai alatpenyiraman,Ember, untuk wadahmeletakkan potongan stek jabon,Kamera,untuk dokumentasi penelitian,Laptopuntuk mengolahan data dan penyusunanlaporan,Alat tulis menulis,dan Lightmeter(lux meter)
Bahan-bahan yang digunakanyaitu: Stek Jabon dengan 3 bagian yaitubagian Pucuk, bagian tengah, dan bagianpangkal yang diambil dari kebun pangkasdengan umur 1 tahun dengan jumlah
60 stek keseluruhan, Rootone F, Air,Campuran media topsoil dan sekam padi
sebagai media pertumbuhan denganperbandingan (1:1)
Prosedur PenelitianPersiapan-persiapan dalam
penelitian ini meliputi persiapan tempatpenelitian, bahan-bahan dan alat yangakan digunakan serta pengisian mediakedalampotrays, dan penyiapan hormon
Stek diambil dari kebun yangtumbuh orthotrop, dan di bagi menjaditiga bagian yaitu bagian pucuk, bagian
tengah dan bagian pangkal. Pemotonganstek dilakukan dengan menggunakangunting stek yang tajam agarmenghasilkan potongan yang baik danbatang tidak pecah. Pemotongan padapangkal stek dilakukan miring 45 (agarbidang tumbuh akar lebih luas),pemotongan stek dengan panjang stekkurang lebih 10 cm. Setelah itu, semuastek di tempatkan dalam baskom yangberisi air agar tidak layu karenakekeringan. Untuk menghindari
penguapan yang berlebihan maka daunyang ada pada stek tersebut di potong 1/3sampai bagian dari panjang daun.
Perlakuan perangsang akar(Rootone-F) berupa pengolesan rootone-F yang sebelumnya di buat menjadipasta dan dioleskan pada bagian bawahstek.
Stek yang sudah diolesi hormonRootone-F ditanam pada mediacampuran topsoil dan sekam padi yangdimasukkan pada potrays denganbantuan sepotong kayu yang lebih besardari ukuran stek yang ujungnya runcing
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
4/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 4(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
untuk membuat lubang terlebih dahulu.Tujuan pembuatan lubang agar zatpengatur tumbuh Rootone-F yangmenempel pada pangkal stek tidakterganggu akibat penyemaian. Setelah
ditanam dilakukan penyiraman agarterjadi kontak yang baik antara stek danmedia stek sampai akar sudah benar-benar berfungsi dengan baik atau mulaimembentuk tunas baru.
Stek dalam sungkupKOFFCO/boks propagasi disiram secaraberkala setiap 2 hari sekali (tergantungkondisi medianya), penyiraman dapatdilakukan dengan gembor, Pengaturkelembaban di dalam greenhousedengan menggunakan blower yang
sudah ada di dalam greenhousetersebut.Pemberian perlakuan pengkabutandilakukan setiap hari dan apabila suhukurang dari 27C pengkabutan akan matisendiri secara otomatis, penggunaansystem pengkabutan ini agar kondisisuhu ruangan dan sungkup akanterkendali sesuai yang diharapkan.Kegiatan pembersihan/penyiangan jugadilaksanakan apabila terdapat rumputyang tumbuh didalam sungkupKOFFCO/boks propagasi dan apabiladaun stek yang berwarna kuning ataurontok segera dibersihkan untuk menjagaagar tidak terjangkit hama penyakitkarena adanya daun yang membusuk.
Pengamatan pengukuranParameter-parameter yang diamati
dalam penelitian ini adalah:a. Kemampuan hidup/persentase hidup,
ditentukan dengan menghitung jumlahtanaman yang tumbuh dibagi denganjumlah tanaman yang ditanam dan di
kalikan 100%, diperhitungan padaakhir penelitian dinyatakan dalampersen
b. Pertambahan tinggi tunas di setiap 1minggu pengamatan selama 10minggu pengamatan
c. Jumlah daun, dilakukan denganmenghitung dan mencatatpertambahan jumlah daun yang dilihatsetiap 1 minggu sekali dan dinyatakandalam helai. Pertambahan jumlahdaun adalah selisih jumlah daun padaakhir pengamatan dikurang denganjumlah daun awal.
d. Panjang akar dan jumlah akarmasing-masing stek yaitu perhitungandan pengukuran akar anakan dimanapengukuran dilakukan pada akhirpenelitian dan dinyatakan dalam
centimeter dan jumlah.
Rancangan PercobaanPenelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode Rancangan AcakLengkap (RAL) dengan faktor 3perlakuan (perbedaan dari stek bagianpucuk, bagian tengah dan pangkal jabon)dan 20 kali ulangan sehingga terdapat60 satuan percobaan.
Perlakuan yang diberikan padapenelitian ini adalah perbedaan bagian
stek jabon yang terdiri dari:A = Stek bagian pucuk jabonB = Stek bagian tengah jabon danC = Stek bagian pangkal jabon daridua potongan yang diatas.
Analisis DataDari hasil percobaan dari hasil
penelitian ini menurut Rancangan AcakLengkap ini ditata dalam satu baganpengamatan data yang kemudian di ujikenormalannya (uji nomalitasKolmogorov Smirnov dan Liliefors) dankehomogenannya ( homogenitas menurutragam Bartlett). Untuk mengetahuipengaruh perlakuan, dilakukan analisiskeragaman
Pengaruh perlakuan ditetapkanberdasarkan nilai Fhitung dengan Ftabelpada tingkat 5 % dan 1 % Kriteria yangdipakai adalah sebagai berikut:1. Fhitung Ftabel, berarti perlakuan
perbedaan bagian stek berpengaruh
nyata terhadap parameter yangdiamati2. Fhitung Ftabel, berarti perlakuan
perbedaan bagian stek berpengaruhtidak nyata terhadap parameter yangdiamati
Untuk mengetahui perbedaanpengaruh masing-masing perlakuandengan perbedaan bagian stek terhadapparameter yang diamati maka dilakukanuji beda. Macam uji beda yang diterapkanHanafiah(1997) sebaiknya disesuaikan
denganKoefisien Keragaman (KK) yaitusuatu koefisien yang menunjukkan
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
5/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 5(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
derajat keakuratan hasil yang diperolehdari suatu percobaan. Perhitungankoefisien Keragaman (KK) dinyatakandalam persen dengan rumus:
Dimana :KK = Koefisien keragamanKTgalat = Kuadrat tengah galat = Rata-rata seluruh datapercobaan
Untuk Mengetahui perbedaanantar perlakuan, maka dilakukan ujilanjutan sebagai berikut:1. Jika KK besar (minimal 10% pada
kondisi homogen atau minimal 20 %
pada kondisi Heterogen), Uji lanjutanyan g sebaiknya digunakan adalah ujiDuncan.
2. Jika KK sedang (antara 510% padakondisi homogen atau antara 10 % -20 % pada kondisi Heterogen), ujilanjutan yang sebaiknya digunakanadalah uji beda nyata kecil.
3. Jika KK kecil (maksimal 5% padakondisi homogen atau maksimal 10%pada kondisi heterogen), uji lanjutanyang sebaiknya digunakan adalah uji
beda nyata jujur.
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
6/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 6(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persentase Hidup Stek JabonKemampuan hidup/persentase
hidup merupakan perbandingan antaratanaman yang masih hidup pada akhirpengamatan dengan jumlah tanamanyang ditanam dikalikan 100%.Rekapitulasi data hasil perhitunganpersentase hidup stek jabon untuk 20 kaliulangan dalam enam perlakuan yangberbeda dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Data rekapitulasi persentase
hidup stek jabon untuk untuktiga perlakuan yang berbeda
Keterangan :Perlakuan A = Stek bagian pucukPerlakuan B = Stek bagian tengah
Perlakuan C = Stek bagian pangkaljabon dari dua potongan yang diatas
Tabel 2 menunjukkan bahwapersentase hidup stek jabon untuk semuapengamatan berkisar antara 80% hingga95%. Rata-rata persentase hidup stekjabon pada perlakuan A adalah 80%;perlakuan B adalah 80% dan perlakuan Csebesar 95%. Kemampuanhidup/persentase hidup stek jabon padatiga perlakuan yang berbeda ini secaragrafis dapat pula dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Histogram persentase hidup
stek jabon pada tigaperlakuan yang berbeda
Gambar 1 tersebut menunjukkanbahwa persentase hidup tertinggi terjadipada perlakuan C (stek bagian pangkaljabon dari dua potongan yang diatas)hingga mencapai 95% dan persentasehidup yang paling rendah pada perlakuanA (stek bagian pucuk jabon) danperlakuan B (stek bagian tengah jabon)yang hanya sebesar 80%. Seperti yang
pernah
dikemukakanoleh
Sindusuwarsono (1981)yang dikutipoleh Ansyori(2010) bahwa
hasilperhitungan
persentase hidup bila berkisar antara 91100% tergolong sangat baik; 76 90%tergolong baik; 55 75 tergolong sedangdan < 55% tergolong kurang baik.Berdasarkan kriteria penggolonganpersentase hidup stek jabon tersebut,maka perlakuan C tergolong sangat baikkarena berada pada kisaran nilai 91 100% dan perlakuan A serta B tergolongbaik karena berada pada kisaran nilai 7690%.
Persentase hidup stek jabon yangtergolong baik dan sangat baik iniditunjang oleh kegiatan pemeliharaan
yang dilakukan pihak Greenhouse BPK(Balai Penelitian Kehutanan)Banjarbaru yaitu berupa penyiraman 3hari sekali. Kondisi ini semakindidukung oleh kondisi lapangan tempatpenanaman yang terawat secara baik,intensitas cahaya (23%) dan suhulingkungan (27C) dalam greenhouseyang yang sesuai.
Faktor lingkungan berupa suhudapat menentukan terhadappersentase tumbuh tunas stek jabon.
Menurut Ismail, et al. (2008), kisaransuhu yang baik untuk merangsang
Perlakuan
Jumlah
tanaman
ditanam
Jumlah
tanaman
yang mati
Jumlah
tanaman
yang hidup
Persentase
hidup
A 20 4 16 80,0
B 20 4 16 80,0
C 20 1 19 95,0
80,0 80,0
95,0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
PersentaseHidup
A B C
Perlakuan
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
7/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 7(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
pertumbuhan akar yaitu 26-29 C dalambak stek. Pada penelitian ini suhu rata-rata adalah 27C, masih termasuk dalamkondisi optimum untuk menumbuhkanakar. Suhu udara yang terlalu tinggi dapat
diturunkan dengan membuka penutupuntuk sementara dengan tetapmempertahankan kelembaban udaraselama proses perakaran. Selama bakstek terbuka sebaiknya semua stek danbagian dari bak dibasahi dengansemprotan air yang halus. Penutup padabak stek juga berfungsi untuk mengurangiintensitas cahaya yang masuk kedalamsistem stek agar tidak terlalu tinggi.
Pada ketiga perlakuan dalampenelitian ini pertumbuhan tunas stek
jabon terutama bagian akar stek jugadipacu dengan memberi perlakuanRootone-F, yaitu salah satu zat pengaturtumbuh sintetis yang mengandunghormon auksin. Pengaruh auksin inipada perakaran stek adalah untukmeningkatkan kecepatan pembentukandan jumlah akar sehingga ketigaperlakuan memiliki persentase tumbuhyang baik.
B. Pertambahan Panjang Tunas StekJabon
Hasil penelitian menunjukkanbahwa data-data pertambahan panjangtunas stek jabon dalam setiap minggupengamatan tidak sama untuk setiapperlakuan dan ulangan seperti yangtertera pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.Data hasil rekapituasi pertambahanpanjang tunas stek jabon selamapenelitian pada tiga perlakuan yangberbeda dapat dilihat pada Tabel 3.
Keterangan:Perlakuan A = Stek bagian pucukPerlakuan B = Stek bagian tengahPerlakuan C = Stek bagian pangkaljabon dari dua potongan yang diatas
Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan panjang tunas stekjabon dalam tiga perlakuan yangberbeda-beda. Pada perlakuan A (stekbagian pucuk jabon) sebesar 1,28 cm;
pada perlakuan B (stek bagian tengahjabon) sebesar 3,25 cm dan padaperlakuan C (stek bagian pangkal jabondari dua potongan yang diatas) sebesar3,60 cm. Adanya perbedaan tersebutdimungkinkan karena adanya perbedaandaya pertunasan pada masing-masingsemai, yang dipengaruhi oleh faktorgenetik, internal (umur, kondisi hormon,kemampuan adaptasi terhadaplingkungan) serta faktor eksternal seperticahaya matahari, suhu, kelembaban,
ketersediaan unsur hara serta kompetisiantar tanaman. Rootone-F juga sangatmempengaruhi pertumbuhan tunas stek,karena hormon auksin dan sitokinin yangdikandungnya memang hormonperangsang tumbuhnya tunas pada stek(terutama pada stek yang tunas belummuncul samasekali).
Data hasil pengamatan danpengukuran rata-rata pertambahanpanjang tunas stek jabon untuk tigaperlakuan ini secara grafis juga dapatpula dilihat dengan jelas pada Gambar 2.
Gambar 2. Histogramrata-ratapertambahan panjang tunas stek jabonpada tiga perlakuan yang berbeda
Gambar 2 menunjukkan bahwarata-rata pertambahan panjang tunasstek jabon tertinggi terjadi pada pada
perlakuan C (stek bagian tengah jabon)sebesar 3,60 cm. Rata-rata pertambahan
Perlakuan Pertambahan panjang (cm)
A 1,28
B 3,25
C 3,60
1,28
3,25
3,60
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
P
ertambahantinggitunas(cm
A B C
Perlakuan
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
8/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 8(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
panjang tunas yang terendah terjadi padaperlakuan A (stek bagian pucuk jabon)yang hanya sebesar 1,28 cm. Dalamsetiap minggu pengamatan, tinggi tunasstek untuk perlakuan A lebih tinggi
daripada perlakuan B dan C, ini terlihatdari rata-rata pertambahan panjang tunasstek jabon secara rinci dapat dilihat padaLampiran 1.
Tingginya nilai rata-ratapertambahan panjang stek jabon terjadipada perlakuan C ini dikarenakan stekbagian pangkal jabon dari dua potonganpucuk dan tengah merupakan suatuperistiwa regenerasi yang berfungsi untukmengganti suatu dari tanaman yang telahterganggu atau hilang. Menurut Wareing
and Philips (1986) yang dikutip olehIsmail, et al., (2008) regenerasi dapatterjadi dengan dediferensiasi, yaituproses perkembangan balik sel-sel padadaerah yang berbatasan denganpermukaan potongan stek sehingga sel-sel yang telah terdiferensiasi kembalibersifat meristematik.
Peristiwa tersebut menunjukkandiferensiasi dari berbagai sel tumbuhantidak menyebabkan sel-sel tersebutkehilangan potensi genetik, sel-seltersebut tetap mempunyai sifattotipotensi, yaitu kemampuan sel tumbuhdan untuk membentuk tumbuhan baruyang lengkap jika ditumbuhkan padakondisi yang sesuai.
Rata- rata pertambahan panjangtunas stek jabon selama penelitian darimasing-masing perlakuan dapat dilihatpada Tabel 4.
Tabel rata-rata pertambahanpanjang tunas stek jabon ini untukmengetahui rata-rata pertambahanperminggu, setiap rata-rata perlakuan
kenaikan perminggu pertambahanpanjangnya dapat lebih jelas di lihat
dalam grafik yaitu pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik rata-rata pertambahanpanjang tunas stek jabon perminggu
Perbedaan pengaruh perlakuanterhadap pertambahan panjang tunasstek jabon dapat diketahui denganmelakukan analisis keragaman. Sebelumdilakukan analisis keragaman makadilakukan uji pendahuluan, yaitu uji
normalitas Kolmogorov Smirnov untukmengetahui apakah data tersebutmenyebar normal dan uji homogenitasmenurut ragam Bartlett. Hasil
transformasi 5,0x untuk uji normalitas
rata-rata pertambahan tinggi tunas stekjabon menurut Kolmogorov Smirnov(Lampiran 7) menunjukkan datamenyebar normal, dimana Ki max = 0,148< Ki tabel (0,05) = 0,1580. Hasil
perhitunganuji
homogenitasmenurut
ragamBartlettdengan
transformasi
5,0x
pada Lampiran 8 juga menunjukkan datayang homogen, dimana nilai X2 hitung =1,699 kurang dari nilai X2 tabel 5%(9,488) dan 1% (13,277). Hasil analisis
keragaman untuk data pertambahan
Perlakuan
Rata-rata Pengukuran minggu ke- (cm)
/Minggu I II III IV V VI VII VIII IX X
A Rata-rata 7,2 7,4 7,5 7,6 8,0 8,1 8,2 8,3 8,5 8,7
B Rata-rata 0,3 0,9 1,5 2,0 3,6 3,8 4,0 4,1 4,3 4,4
C Rata-rata 0,3 0,7 1,3 1,8 3,0 3,3 3,5 3,8 3,9 4,2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 2 4 6 8 10 12
Minggu ke-
Pertambahantinggitunasstek
A B C
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
9/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 9(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
panjang tunas stek jabon dapat dilihatpada Tabel 5.
Tabel 5. Analisis keragaman untuk datapertambahan panjang tunasstek jabon
Sumber: Pengolahan statistik data
primer, 2011Keterangan:** = Berpengaruh sangat nyataKK = 38,51%
Tabel 5 menunjukkan bahwaperlakuan perbedaan bagian stek jabonberpengaruh sangat nyata terhadappertambahan panjang tunas stek jabonbaik pada taraf 5% maupun pada taraf1%, ini dibuktikan dari nilai Fhitung (6,16) nilai F tabel 5% (3,16) dan F tabel 1%(5,00). Karena perlakuan berpengaruhsangat nyata, maka berdasarkan nilai KK= 38,51% perlu dilakukan uji bedaDuncan untuk mengetahui perlakuanmana yang memberikan hasil terbaik.Hasil uji Duncan dapat dilihat pada Tabel
Tabel 6. Hasil uji Duncan untukpertambahan panjang tunas stek jabon
Keterangan:* = Berbeda nyatatb = Tidak berbeda nyata
Tabel 6 menunjukkan bahwahanya antara perlakuan C dengan
perlakuan A yang berbeda nyata, inidibuktikan dari nilai beda antara kedua
perlakuan (0,68) < nilai Duncan hitungpada taraf 1% (0,76), namun masih
bernilai > nilaiDuncan hitungpada taraf 5%
(0,57).Sedangkan
untukperlakuan
lainnya tidakberbeda nyata
satu samalain. Perbedaan ini dibuktikandari nilai beda antara kedua perlakuan(0,16 dan 0,52) < nilai Duncan hitungpada taraf 5% (0,57 dan 0,60) dan taraf1% (0,76 dan 0,79).
C. Pertambahan Jumlah Daun StekJabon
Data-data hasil rekapitulasi rata-rata pertambahan jumlah daun stek jabonuntuk masing-masing perlakuan dengan20 kali ulangan dapat dilihat pada TabelTabel 7. Data rekapitulasi rata-ratapertambahan jumlah daun stek jabonpada tiga perlakuan yang berbeda
Tabel 7 menunjukkan bahwa padaperlakuan A sebesar 1,75 helai (berkisarantara 0-4 daun), perlakuan B sebesar2,75 helai (berkisar antara 2-6 daun) danperlakuan C sebesar 4,95 helai (berkisar
antara 2-7 daun). Data hasil pengamatandan pengukuran rata-rata pertambahanjumlah daun stek jabon ini secara grafisdapat pula dilihat pada Gambar 4.
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
TengahFhitung
Ftabel
5% 1%Perlakuan 2 5,00 2,50 6,16** 3,16 5,00
Galat 57 23,14 0,41
Total 59 28,15
PerlakuanNilai
tengah
Nilai beda
C B
C 1,93
B 1,77 0,16tb
A 1,26 0,68* 0,52tb
Dhitung 5% 0,57 0,60
1% 0,76 0,79
PerlakuanRata-rata pertambahan
jumlah daun (helai)A 1,75
B 2,75
C 4,95
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
10/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 10(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
Gambar 4. Histogram rata-ratapertambahan jumlah daun
stek jabon pada tigaperlakuan yang berbeda
Perlakuan A = Stek bagian pucukPerlakuan B = Stek bagian tengahPerlakuan C = Stek bagian pangkal
jabon dari dua potongan yang diatas
Histogram pada gambar 4menunjukkan bahwa pertambahan jumlahdaun tertinggi terjadi pada perlakuan Csebesar 4,95 helai, sedangkan rata-ratapertambahan jumlah daun terendah ada
pada perlakuan A sebesar 1,75 helai.Pertambahan daun perlakuan C sangattinggi karena jumlah akar stek ini jugabanyak dan itupun saling berhubungan,perlakuan C ini menunjukkan banyaknyadaun karena unsur hara yang diserapoleh akar yang jumlahnya lebih dariperlakuan lain (dapat dilihat pada jumlahakar stek jabon) sehingga daun yang dibentuk pun lebih banyakTabel 8. Data rata-rata pertambahan
jumlah daun stek jabon di setiap
perlakuan
Pertambahan jumlah daun tunas
stek jabon selama penelitian dari masing-
masing perlakuan terlihat nyata dalamsetiap minggu pengamatan, secara grafispertambahan jumlah daun tunas stekjabon ini terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik rata-rata pertambahanjumlah daun tunas stek jabonper minggu
Gambar 5 juga menunjukkanbahwa laju rata-rata pertambahan jumlahdaun pada perlakuan A, B dan Ccenderung mengalami kenaikan hinggaakhir waktu penelitian.
Perbedaan pengaruh perlakuan
terhadap pertambahan jumlah daun tunasstek jabon dapat diketahui denganmelakukan analisis keragaman. Sebelumdilakukan analisis keragaman makadilakukan uji pendahuluan, yaitu ujinormalitas Kolmogorov Smirnov untukmengetahui apakah data tersebutmenyebar normal dan uji homogenitasmenurut ragam Bartlett. Hasil
transformasi 5,0x untuk uji normalitas
rata-rata pertambahan jumlah daun tunas
stek jabon menurut Kolmogorov Smirnov(Lampiran 9) menunjukkan data
menyebarnormal,
dimana Kimax =0,148 < Kitabel (0,05)= 0,1580.
Hasil perhitungan uji homogenitas menurut
ragam Bartlett dengan transformasi
PerlakuanRata-rata Pengukuran minggu ke- (cm)
/Minggu I II III IV V VI VII VIII IX X
A Rata-rata 4,5 4,6 4,6 4,8 5,3 5,6 5,7 5,7 5,9 6,2
B Rata-rata 2,2 3,6 3,9 4,0 4,1 4,5 5,0 5,2 5,5 5,5
C Rata-rata 1,4 2,8 3,8 4,4 4,6 5,0 5,3 6,1 6,2 6,4
1,75
2,75
4,95
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
Pertambahantinggi(cm
A B C
Perlakuan
0
1
2
3
4
5
6
7
0 2 4 6 8 10 12
Minggu ke-
Pertambahanjumlahdauntunasste
A B C
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
11/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 11(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
5,0x pada Lampiran 10 juga
menunjukkan data yang homogen,dimana nilai X2hitung = 5,716 kurang darinilai X2 tabel 5% (9,488) dan 1%(13,277). Hasil analisis keragaman untukdata pertambahan jumlah daun tunasstek jabon dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Analisis keragaman untuk datapertambahan jumlah daun stekjabon
Keterangan:** = Berpengaruh sangat nyataKK = 28,76%
Tabel 9 menunjukkan bahwaperlakuan perbedaan bagian stek jabonberpengaruh sangat nyata terhadappertambahan jumlah daun tunas stek
jabon baik pada taraf 5% maupun padataraf 1%, ini dibuktikan dari nilai Fhitung(15,37) nilai F tabel 5% (3,16) dan Ftabel 1% (5,00). Karena perlakuanberpengaruh sangat nyata, makaberdasarkan nilai KK = 28,76% perludilakukan uji beda Duncan untukmengetahui perlakuan mana yangmemberikan hasil terbaik. Hasil ujiDuncan dapat dilihat pada Tabel 10. Hasiluji Duncan untuk pertambahan jumlahdaun tunas stek jabon.
PerlakuanNilai
tengah
Nilai beda
C B
C 2,31
B 1,69 0,61*
A 1,42 0,89** 0,27tb
Dhitung 5% 0,46 0,49
1% 0,62 0,64
Sumber: Pengolahan statistik dataprimer, 2011Keterangan:* = Berbeda nyata** = Berbeda sangat nyata
tb = Tidak berbeda nyataTabel 10 menunjukkan bahwa
hanya antara perlakuan B denganperlakuan A yang tidak berbeda nyata, inidibuktikan dari nilai beda antara keduaperlakuan (0,27) < nilai Duncan hitung
pada taraf 5% dan1% (0,49 dan0,64).
Sedangkanperlakuan lainnyaberbeda nyata satu
sama lain.Perbedaan inidibuktikan dari nilaibeda antara kedua
perlakuan (0,61 dan 0,89) > nilai Duncanhitung pada taraf 5% (0,49) dan taraf 1%(0,64).
D. Jumlah Akar Stek JabonHasil penelitian untuk data-data
pengamatan jumlah akar stek jabon yangdihasilkan juga tidak sama untuk setiapperlakuan. Dalam pemilihan stek yangdilakukan untuk melihat akar adalahdengan cara acak, diambil 5 stek untuksampel dalam setiap perlakuan. Data-data hasil rekapitulasi jumlah akar stekjabon untuk masing-masing perlakuandengan 5 kali ulangan dapat dilihat padaTabel 11.
Tabel 11. Data rekapitulasi rata-ratajumlah akar stek jabon pada tigaperlakuan yang berbeda
Tabel 11 diatas memperlihatkanbahwa pada perlakuan Asebesar 8 buah
(7,80 buah); perlakuan B sebesar 8,20
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
TengahFhitung
Ftabel
5% 1%
Perlakuan 2 8,27 4,14 15,37** 3,16 5,00
Galat 57 15,35 0,27
Total 59 23,62
PerlakuanRata-rata jumlah
Akar(buah)
A 7,80
B 8,20
C 11,20
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
12/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 12(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
buah dan perlakuan C sebesar 11,20buah. Karena pada penelitian inimenggunakan rootoneF sehingga akaryang tumbuh rata-rata banyak, ini jugadipengaruhi karbohidrat yang terkandung
pada masing-masing stek, pada stekpangkal, karbohidrat lebih banyaksedangkan pada stek pucuk karbohidratbelum begitu banyak, sehingga makananuntuk sel tumbuh akar lebih sedikit.Penyiraman yang terkontrol jugamempengaruhi pertumbuhan akar sebabapabila media kurang air/kering/kurangoksigen, maka akar sulit tumbuh.
Data hasil pengamatan danpengukuran rata-rata jumlah akar stekjabon ini secara grafis dapat pula dilihat
pada Gambar 6.
Gambar 6. Histogram rata-rata jumlahakar stek jabon pada tigaperlakuan yang berbeda
Keterangan:
Perlakuan A = Stek bagian pucukPerlakuan B = Stek bagian tengahPerlakuan C = Stek bagian pangkaljabon dari dua potongan yang diatas
Histogram pada Gambar 6menunjukkan bahwa rata-rata bjumlahakar tertinggi terjadi pada perlakuan Csebesar 11,20 buah, sedangkan rata-ratajumlah akar terendah terjadi padaperlakuan A yakni stek bagian pucukjabon sebesar 7,80 buah. Tingginya nilai
rata-rata jumlah akar stek jabon terjadipada perlakuan C ini dikarenakan pada
bagian dasar pucuk lebih mudah untukterjadi pembentukan akar karena sifat seldan jaringannya lebm muda. Selain itu,stek yang berasal dari batang bagiantengah mempunyai cadangan makanan
dan hormon pertumbuhan akar dan tunasyang cukup untuk menginduksipertumbuhan tunas dan akar. Hal initerlihat dari pertumbuhan tunas dan akaryang lebih baik dibandingkan denganbagian pucuk dan pangkal.
Laily dan Sutisna (2007) jugamernambahkan bahwa stek dari bagianpangkal memiliki potensi pertumbuhantunas yang lebih baik daripada bagianpucuk, karena bagian pangkalmempunyai kapasitas pertumbuhan akar
yang lebih baik. Selain itu, stek daribagian tengah memiliki kapasitaspengakaran dan pertumbuhantunas yang lebih stabil/standardibandingkan dengan bagianpucuk dan pangkal.
Perbedaan pengaruhperlakuan terhadap jumlah akarstek jabon dapat diketahui denganmelakukan analisis keragaman.Sebelum dilakukan analisiskeragaman maka dilakukan ujipendahuluan, yaitu uji normalitasLiliefors untuk mengetahui apakahdata tersebut menyebar normaldan uji homogenitas menurutragam Bartlett. Uji normalitasrata-rata pertambahan jumlah akartunas stek jabon menurut Liliefors
(Lampiran 11) menunjukkan datamenyebar normal, dimana Li max = 0,166< Li tabel (0,05) = 0,220 dan Li tabel(0,05) = 0,257.
Hasil perhitungan uji homogenitasmenurut ragam Bartlettpada Lampiran 12juga menunjukkan data yang homogen,dimana nilai X2hitung = 1,519 kurang darinilai X2 tabel 5% (7,815) dan 1%(11,345). Hasil analisis keragaman untukdata jumlah akar tunas stek jabon dapatdilihat pada Tabel 12.
7,80 8,20
11,20
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
Pertambahanjumlahaka
tunas(buah)
A B C
Perlakuan
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
13/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 13(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
Tabel 12. Analisis keragaman untuk datajumlah akar stek jabon
Sumber: Pengolahan statistik dataprimer, 2011Keterangan:tn = Tidak berpengaruh nyataKK = 32,84%
Tabel 12 menunjukkan bahwaperlakuan perbedaan bagian stek jabontidak berpengaruh nyata terhadap jumlahakar stek jabon baik pada taraf 5%maupun pada taraf 1%, ini dibuktikan darinilai Fhitung (1,95) nilai F tabel 5%(3,89) dan F tabel 1% (6,93). Karenaperlakuan tidak berpengaruh nyata, makaberdasarkan nilai KK = 32,84% tidakperlu dilakukan uji beda Duncan untukmengetahui perlakuan mana yangmemberikan hasil terbaik.
E. Panjang Akar Stek JabonHasil penelitian untuk data-data
pengamatan panjang akar stek jabonyang dihasilkan juga tidak sama untuksetiap perlakuan. Data-data hasilrekapitulasi panjang akar stek jabonuntuk masing-masing perlakuan dengan5 kali ulangan dapat dilihat pada TabelTabel 13. Data rekapitulasi rata-rata
panjang akar stek jabon padatiga perlakuan yang berbeda
Tabel 13 diatas memperlihatkanbahwa pada perlakuan A sebesar 17,44cm; perlakuan B sebesar 13,06 cm danperlakuan C sebesar 9,96 cm. Selain
pengolesan rootone-f media juga pentingpada pertambahan panjang akar, karena
apabila media sangat padat makapertambahan panjang akar sulit
memanjang, inidisebabkan
kekompakan
tanah tinggi.Dalam penelitianini penyiramandilakukan 3 kalisehari sehinggakepadatan media
tidak tinggi dan akar pun mudahbertambah panjang.
Data hasil pengamatan danpengukuran rata-rata panjang akar stekjabon ini secara grafis dapat pula dilihatpada Gambar 7.
Gambar 7. Histogram rata-rata panjangakar stek jabon pada tiga perlakuan yangberbedaSumber: Pengolahan data primer, 2011Keterangan:
Perlakuan A = Stek bagian pucukPerlakuan B = Stek bagian tengahPerlakuan C = Stek bagian pangkaljabon dari dua potongan yang diatas
Histogram pada Gambar 7menunjukkan bahwa panjang akar akartertinggi terjadi pada perlakuan A sebesar17,44 cm, sedangkan rata-rata panjangakar terendah terjadi pada perlakuan Csebesar 9,96 cm. Tingginya nilai rata-rata panjang akar stek jabon terjadi padaperlakuan A ini dikarenakan bagian pucukdengan jaringan yang lebih muda
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
TengahFhitung
Ftabel
5% 1%Perlakuan 2 34,53 17,27 1,95tn 3,89 6,93
Galat 12 106,40 8,87
Total 14 140,93
Perlakuan Panjang Akar(cm)
A 17,44
B 13,06
C 9,96
17,44
13,06
9,96
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
20,00
Perta
mbahanpanjangaka
tunas(cm)
A B C
Perlakuan
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
14/16
-
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
15/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 15(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
panjang akar pada stek pangkaladalah paling kecil yaitu 9,96 cmsedangkan stek pucuk adalah palingbesar yaitu 17,44 cm
5. Perlakuan C (stek bagian pangkal
jabon dari dua potongan pucuk dantengah) merupakan bagian stek jabonyang menunjukkan responpertumbuhan terbaik dari berbagaiparameter pengamatan.
SaranSaran yang dapat dikemukakan
berdasarkan hasil yang telah diperolehsebagai berikut:
1. Perlunya dilakukan penelitian lebihlanjut mengenai faktor-faktor lainyang dapat berpengaruh terhadappertumbuhan stek jabon seperti sifatfisika, kimia atau berbagai media
tanam2. Stek bagian pangkal jabon dari dua
potongan pucuk dan tengah dapatdiaplikasikan untuk meningkatkantinggi tunas stek, jumlah daun tunasstek, jumlah akar tunas stek danpanjang akar tunas stek jabondengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2005 Pedoman pembuatan stek jenis jenis dipterokarpa dengan KOFFCOSistem.Badan litbang kehutanan, JICA dan Komatsu Ltd, banjarbaru.
Anonim, 2010 http://made8.wordpress.com/2009/06/09/bahan-ajar-pembiakan-vegetatif/di akses tanggal 19/10/2010
Anonim, 2010 http://belantik.webs.com/apps/profile/49244107/ di akses pada tanggal19/10/2010
Ansyori, I. 2010. Analisis pertumbuhan jenis bakau (rhizophora mucronata) PadaRehabilitasi Lahan Tambak Di Desa Sebelimbingan Kabupaten KotabaruPropinsi Kalimantan Selatan. Skripsi Fakultas kehutanan UniversitasLambung mengkurat, Banjarbaru. Tidak dipublikasikan.
Farahdina, I. L. 2001. Perkecambahan Benih Jabon (Anthocephalus Chinensis Lang Richex Walp) Pada Berbagai Tingkat intensitas cahaya dan FrekuensiPenyiraman. Skripsi Fakultas kehutanan Universitas Lambung mengkurat,Banjarbaru. Tidak dipublikasikan
Hanafiah, K. A. 1997. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Penerbit RajawaliPress, Jakarta
Hikmah, 2007. Respon Pertumbuhan Stek Pucuk Jabon (Anthocephalus CadambaMiq). Terhadap Pemberian ZPT IBA (Indole-3-Butric Acid) Pada media
Topsoil dan Sekam Padi. Fakultas Kehutanan universitas Lambungmangkurat, banjarbaru.
Ismail, B. Toni Herawan dan Asri Insiana Putri. 2008. Pengaruh Umur Tanaman Induk
Dan Letak Tunas Terhadap Pertumbuhan Akar Stek Pucuk Jati (Tectonagrandis linn. F.). Wana Benih Vol. 9 No. 2, September 2008. Balai BesarPenelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
Martawijaya, A. I. Kartasujana, Y. I. Mandang, S A. Prawira,. Dan Kadir. 1977. Atlas KayuIndonesia.Jilid II Departement Kehutanan, Badan Litbang Kehutanan
Kristianingsih, 1989. Pengaruh hormone IBA terhadap pertumbuhan stek pucuk Swlentenlamacrophylla King. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas gajahmada.Yogyakarta.
Parsito, 1997. Pengaruh Pemilihan Bagian Stek Dan Pemberian Rootone F TerhadapPertumbuhan Stek Cabang Murbei (Morus Alba Limn).Fakultas KehutananUniversitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
http://made8.wordpress.com/2009/06/09/bahan-ajar-pembiakan-vegetatif/http://belantik.webs.com/apps/profile/49244107/http://belantik.webs.com/apps/profile/49244107/http://made8.wordpress.com/2009/06/09/bahan-ajar-pembiakan-vegetatif/ -
7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol
16/16
PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)
DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011
(*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 16(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam
Rusmana, Dian Lazuardi, ardi pribadi dan supriadi, 2004 Laporan Hasil PenalitianStandardisasi Dan Pengujjian Mutu Benih/Bibit (Pengembangan Jenis-Jenis Setempat). Balai litbang Hutan tanaman Indonesia bagianm timur.Banjarbaru.
Santosa, 2010 http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/zpt.html di akses tanggal
22/10/2010Supriadi, 1989. Uji Coba Pembiakan Vegetatif Terhadap Tanaman Sungkai (Paronema
Canenscens Jack) dan Gmelina (Gmelina Arborea Limn) Ditjen RRL balaiTekhnologi Reboisasi, Banjrabaru.
Dokumentasi
Gambar 15. Tempat penelitian (greenhouse)
Gambar 8. Stek bagian pucuk jabon
Gambar 12. Pengukuran jumlah daun Gambar 13. Pengukuran jumlah akar stek
http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/zpt.html%20di%20akses%20tanggal%2022/10/2010http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/zpt.html%20di%20akses%20tanggal%2022/10/2010http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/zpt.html%20di%20akses%20tanggal%2022/10/2010http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/zpt.html%20di%20akses%20tanggal%2022/10/2010