pertumbuhan stek jabon (anthocephalus cadamba miq) dari tiga bagian batang dengan sistem koffco ...

Upload: phanyoo-davinci-kamikaze

Post on 10-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    1/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 1(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    PERTUMBUHAN STEK JABON(Antho cephalus cadamba Miq)DARI TIGA BAGIAN BATANG

    DENGAN SISTEM KOFFCO

    Oleh:

    1. Bayu Saputra** 2. Emmy Winarni* 3. Sulaiman Bakri*

    Fakultas KehutananUniversitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

    ABSTRACT

    Bayu Saputra, S.Hut (F1A206016), Judul skripsi PERTUMBUHAN STEK JABON(Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEMKOFFCO. Oleh bimbingan Ibu Ir. Hj. Emmy Winarni, M.S selaku Dosen pembimbing

    pertama dan Bapak Ir. Sulaiman Bakri, M.S. selaku pembimbing kedua.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan stek pada setiap bagian

    dengan sistem koffco, dan mengetahui bagian stek jabon yang menunjukkan responpertumbuhan terbaik dari berbagai parameter pengamatan.Manfaat dari penelitian ini yaitudiharapkan dapat memperbanyak stek yang dihasilkan oleh sebatang bibit yang mudadengan tiga bagian yang di ambil, sehingga dapat menghasilkan bibit yang berlipat untuktanaman jabon ini.

    Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Greenhouse BPK (Balai PenelitianKehutanan) Banjarbaru, dilaksanakan selama 3 bulan yang berlangsung dari awal bulanNopember 2010 sampai dengan akhir Januari 2011.Data lingkungan yang diperoleh dantelah diukur didalam greenhouse yaitu Suhu rata-rata = 27, kelembaban relatif = 63% dan

    intensitas cahaya = 23%. Percobaan penelitian ini dilakukan dengan 3 perlakuan yaitubagian (pucuk, tengah, dan pangkal) dan diulang banyak 20 kali, sehingga stek jabonyang digunakan ada 60 batang stek. Dan parameter yang diamati dalam penelitian iniberupa pengamatan pertambahan panjang tunas, pertambahan daun, panjang akar danjumlah akar. Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) yang sebelumnya di uji dengan uji kenormalan (Kolmogorov Smirnovdan Liliefors)uji kehomogenan (homogenitas menurut ragam Bartlett).

    Hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan 3 bulan ini dengan pengamatanselama 10 minggu diketahui bahwa persentase hidup stek jabon pada bagian pangkaladalah 95%, pucuk dan tengah masing-masing 80%. Dan respon pertumbuhan yangterbaik dari semua parameter adalah bagian pangkal dan berpengaruh nyata terhadap

    perbedaaan perlakuan (dilihat dari pertambahan panjang tunas dan pertambahan daun).Sedangkan bagian tengah menunjukkan pertumbuhan yang stabil karena berada di titiktengah pada 3 perlakuan ini dan bagian pucuk menujukkan pertambahan pertumbuhanyang paling kecil (hanya pertambahan panjang akar yang menunjukkan pertumbuhanterbaik).

    PENDAHULUAN

    Hutan adalah sebuah kawasanyang ditumbuhi dengan lebat olehpepohonan dan tumbuhan lainnya.Sebagai fungsi, ekosistem hutan sangat

    berperan dalam berbagai hal seperti

    penyedia sumber air, penghasil oksigen,tempat hidup berjuta flora dan fauna, danperan penyeimbang lingkungan, sertamencegah timbulnya pemanasan global.

    Selama sepuluh tahun terakhir, laju

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pohonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pohon
  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    2/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 2(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    kerusakan hutan di Indonesia mencapaidua juta hektar per tahun, dan selalumeningkat tiap tahunnya. Selainkebakaran hutan, penebangan liar (illegallogging) adalah penyebab terbesar

    kerusakan hutan itu. Di Indonesiakerusakan hutan sudah merupakan suatupermasalahan yang besar, bahkan sudahmencapai ambang mengkhawatirkan.

    Dilihat dari fungsi hutan itu sendiri,jelas hutan memberikan manfaat baiksecara langsung maupun tidak langsungdan harus dilestarikan. Sementarapohon sendiri adalah tumbuhan denganmasa hidup bertahun-tahun, dan perluwaktu lama untuk tumbuh menjadi pohondan membentuk hutan.

    Dengan mengingat pentingnyahutan bagi mahluk hidup di bumi, dankenyataannya bahwa kerusakan hutankian meningkat tiap tahunnya akibatkebakaran dan perbuatan manusiadengan berbagai kepentingan, makapemerintah Indonesia Mengupayakankegiatan kegiatan untuk melestarikanhutan seperti Gerhan (Gerakan NasionalRehabilitasi Hutan dan Lahan) denganprogram reboisasi, penghijauan danprogram HTI (Hutan Tanaman industri)dalam upaya meningkatkan produktifitaslahan.

    Salah satu pelaksanaan kegiatanreboisasi dan penghijauan lahan kritisadalah penanaman jenis jenis pohonkomersil dan cepat tumbuh, denganmaksud untuk mempercepat penutupanlahan. Dari beberapa jenis pohonkomersil yang cepat tumbuh salahsatunya adalah pohon Jabon(Anthocephalus cadamba Miq) yang

    merupakan tanaman jenis pioner yangcepat tumbuh pada hutan yang beriklimtropika seperti di Indonesia ini. Jelasjenis ini sangat menguntungkan bagipenanaman untuk tujuan reboisasi danrehabilitasi lahan kritis (Anonim, 1980).

    Pada program penanaman hutanterlihat adanya kecenderungan memilihjenisjenis yang mudah ditangani, namunsebenarnya banyak jenis yang dapatmenjadi pilihan karena jumlah spesiestanaman di daerah tropik sangat tinggi,

    apakah itu jenis-jenis asli setempat(indigenous) ataupun jenis yang berasal

    dari luar (eksotik). Salah satu jenistanaman asli Indonesia yang jugamerupakan jenis pionir yaitu jabonmempunyai potensi yang baik untukdikembangkan dalam hutan tanaman,

    karena kayu jabon saat ini cukup diminatibaik untuk kayu pertukangan maupunsebagai bahan baku kayu panel. Kayujabon termasuk dalam kelas awet 5 atauketerawetannya sedang (Martawijaya etal, 1989).

    Jabon merupakan jenis tanamanlokal Indonesia yang dapatdirekomendasikan untuk dikembangkandalam pembangunan hutan tanaman.Pohon jabon memiliki prospek yangcukup baik karena tergolong pohon yang

    cepat tumbuh, Jabon akan memiliki peranyang cukup penting pada masa yangakan datang, terutama jika pasokan kayuuntuk pertukangan dan industri pulp darihutan alam menurun (Pratiwi 2003).

    Penyediaan bibit tanaman sulitdidapat kalau mengandalkan daripermudaan alami, dengan kemajuan ilmupengetahuan, maka didapatkan teknikpembiakan tanaman secara generatif danvegetatif, dalam pembiakan generatifyaitu penyemaian dari biji, sedikit susahkarena harus menunggu pohon berbuahdan itu harus dapat mengetahui kapanmusim berbuah. Berbeda denganpembiakan secara vegetatif yang bisadilakukan tanpa harus menggunakanbuah atau biji dari pohon. Perbanyakansecara vegetatif adalah caraperkembangbiakan tanaman denganmenggunakan bagian-bagian tanamanseperti batang, cabang, ranting, pucuk,daun, umbi dan akar, untuk

    menghasilkan tanaman yang baru, yangsama dengan induknya. Prinsipnyaadalah merangsang tunas adventif yangada dibagian-bagian tersebut agarberkembang menjadi tanaman sempurnayang memiliki akar, batang, dan daunsekaligus. Jenis jabon belum banyakdikembangkan, karena keterbatasaninformasi mengenai silvikulur maupunketersediaan benihnya. Untuk memenuhikebutuhan benih jabon perlu dilakukanupaya-upaya dalam membangun sumber

    benih jabon dan menghasilkan stok bibityang banyak.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pohonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pohon
  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    3/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 3(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    Masalah yang ingin dipecahkanberdasarkan uraian di atas maka dapatpemikiran bahwa pembiakan vegetatifperlu dilakukan agar dapatmemperbanyak bibit, dan percepatan

    regenerasinya. Maka dilakukan penelitianini.

    Tujuan Penelitian ini Untukmengetahui pertumbuhan stek padasetiap bagian dengan sistem KOFFCO,Untuk mengetahui bagian stek jabon

    yang menunjukkan responpertumbuhan terbaik dari berbagaiparameter pengamatan.

    Dapat memperbanyak stek yangdihasilkan oleh sebatang bibit yang mudadengan tiga bagian yang di ambil,sehingga dapat menghasilkan bibit yangberlipat untuk tanaman jabon.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan diGreenhouse BPK (Balai PenelitianKehutanan) Banjarbaru, Pelaksanaanpenelitian ini selama 3 bulan yangberlangsung dari awal bulan Nopember2010 sampai dengan akhir Januari 2011,meliputi mulai dari persiapan penelitian,pengamatan dan pegukuran parameter dilapangan, pengolahan dan analisis datahingga tahapan hasil penelitian.

    Data lingkungan didalamgreenhouse yaitu Suhu rata-rata = 27(Lampiran 15.~Data suhu), Kelembabanrelatif = 63% (Lampiran 15.~Datakelembaban) dan intensitas cahaya =23% (Lampiran 15.~Data Intensitascahaya).

    Alat-alat yang digunakan dalampelaksanaan penelitian ini yaitu: Guntingpangkas, untuk memotong stek,Penggaris,Label plastik,Potrays sebagaitempat stek, Sungkup plastik(Koffco),Termometer,Higrometer,Handspr

    ayer dan gembor sebagai alatpenyiraman,Ember, untuk wadahmeletakkan potongan stek jabon,Kamera,untuk dokumentasi penelitian,Laptopuntuk mengolahan data dan penyusunanlaporan,Alat tulis menulis,dan Lightmeter(lux meter)

    Bahan-bahan yang digunakanyaitu: Stek Jabon dengan 3 bagian yaitubagian Pucuk, bagian tengah, dan bagianpangkal yang diambil dari kebun pangkasdengan umur 1 tahun dengan jumlah

    60 stek keseluruhan, Rootone F, Air,Campuran media topsoil dan sekam padi

    sebagai media pertumbuhan denganperbandingan (1:1)

    Prosedur PenelitianPersiapan-persiapan dalam

    penelitian ini meliputi persiapan tempatpenelitian, bahan-bahan dan alat yangakan digunakan serta pengisian mediakedalampotrays, dan penyiapan hormon

    Stek diambil dari kebun yangtumbuh orthotrop, dan di bagi menjaditiga bagian yaitu bagian pucuk, bagian

    tengah dan bagian pangkal. Pemotonganstek dilakukan dengan menggunakangunting stek yang tajam agarmenghasilkan potongan yang baik danbatang tidak pecah. Pemotongan padapangkal stek dilakukan miring 45 (agarbidang tumbuh akar lebih luas),pemotongan stek dengan panjang stekkurang lebih 10 cm. Setelah itu, semuastek di tempatkan dalam baskom yangberisi air agar tidak layu karenakekeringan. Untuk menghindari

    penguapan yang berlebihan maka daunyang ada pada stek tersebut di potong 1/3sampai bagian dari panjang daun.

    Perlakuan perangsang akar(Rootone-F) berupa pengolesan rootone-F yang sebelumnya di buat menjadipasta dan dioleskan pada bagian bawahstek.

    Stek yang sudah diolesi hormonRootone-F ditanam pada mediacampuran topsoil dan sekam padi yangdimasukkan pada potrays denganbantuan sepotong kayu yang lebih besardari ukuran stek yang ujungnya runcing

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    4/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 4(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    untuk membuat lubang terlebih dahulu.Tujuan pembuatan lubang agar zatpengatur tumbuh Rootone-F yangmenempel pada pangkal stek tidakterganggu akibat penyemaian. Setelah

    ditanam dilakukan penyiraman agarterjadi kontak yang baik antara stek danmedia stek sampai akar sudah benar-benar berfungsi dengan baik atau mulaimembentuk tunas baru.

    Stek dalam sungkupKOFFCO/boks propagasi disiram secaraberkala setiap 2 hari sekali (tergantungkondisi medianya), penyiraman dapatdilakukan dengan gembor, Pengaturkelembaban di dalam greenhousedengan menggunakan blower yang

    sudah ada di dalam greenhousetersebut.Pemberian perlakuan pengkabutandilakukan setiap hari dan apabila suhukurang dari 27C pengkabutan akan matisendiri secara otomatis, penggunaansystem pengkabutan ini agar kondisisuhu ruangan dan sungkup akanterkendali sesuai yang diharapkan.Kegiatan pembersihan/penyiangan jugadilaksanakan apabila terdapat rumputyang tumbuh didalam sungkupKOFFCO/boks propagasi dan apabiladaun stek yang berwarna kuning ataurontok segera dibersihkan untuk menjagaagar tidak terjangkit hama penyakitkarena adanya daun yang membusuk.

    Pengamatan pengukuranParameter-parameter yang diamati

    dalam penelitian ini adalah:a. Kemampuan hidup/persentase hidup,

    ditentukan dengan menghitung jumlahtanaman yang tumbuh dibagi denganjumlah tanaman yang ditanam dan di

    kalikan 100%, diperhitungan padaakhir penelitian dinyatakan dalampersen

    b. Pertambahan tinggi tunas di setiap 1minggu pengamatan selama 10minggu pengamatan

    c. Jumlah daun, dilakukan denganmenghitung dan mencatatpertambahan jumlah daun yang dilihatsetiap 1 minggu sekali dan dinyatakandalam helai. Pertambahan jumlahdaun adalah selisih jumlah daun padaakhir pengamatan dikurang denganjumlah daun awal.

    d. Panjang akar dan jumlah akarmasing-masing stek yaitu perhitungandan pengukuran akar anakan dimanapengukuran dilakukan pada akhirpenelitian dan dinyatakan dalam

    centimeter dan jumlah.

    Rancangan PercobaanPenelitian ini dilakukan dengan

    menggunakan metode Rancangan AcakLengkap (RAL) dengan faktor 3perlakuan (perbedaan dari stek bagianpucuk, bagian tengah dan pangkal jabon)dan 20 kali ulangan sehingga terdapat60 satuan percobaan.

    Perlakuan yang diberikan padapenelitian ini adalah perbedaan bagian

    stek jabon yang terdiri dari:A = Stek bagian pucuk jabonB = Stek bagian tengah jabon danC = Stek bagian pangkal jabon daridua potongan yang diatas.

    Analisis DataDari hasil percobaan dari hasil

    penelitian ini menurut Rancangan AcakLengkap ini ditata dalam satu baganpengamatan data yang kemudian di ujikenormalannya (uji nomalitasKolmogorov Smirnov dan Liliefors) dankehomogenannya ( homogenitas menurutragam Bartlett). Untuk mengetahuipengaruh perlakuan, dilakukan analisiskeragaman

    Pengaruh perlakuan ditetapkanberdasarkan nilai Fhitung dengan Ftabelpada tingkat 5 % dan 1 % Kriteria yangdipakai adalah sebagai berikut:1. Fhitung Ftabel, berarti perlakuan

    perbedaan bagian stek berpengaruh

    nyata terhadap parameter yangdiamati2. Fhitung Ftabel, berarti perlakuan

    perbedaan bagian stek berpengaruhtidak nyata terhadap parameter yangdiamati

    Untuk mengetahui perbedaanpengaruh masing-masing perlakuandengan perbedaan bagian stek terhadapparameter yang diamati maka dilakukanuji beda. Macam uji beda yang diterapkanHanafiah(1997) sebaiknya disesuaikan

    denganKoefisien Keragaman (KK) yaitusuatu koefisien yang menunjukkan

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    5/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 5(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    derajat keakuratan hasil yang diperolehdari suatu percobaan. Perhitungankoefisien Keragaman (KK) dinyatakandalam persen dengan rumus:

    Dimana :KK = Koefisien keragamanKTgalat = Kuadrat tengah galat = Rata-rata seluruh datapercobaan

    Untuk Mengetahui perbedaanantar perlakuan, maka dilakukan ujilanjutan sebagai berikut:1. Jika KK besar (minimal 10% pada

    kondisi homogen atau minimal 20 %

    pada kondisi Heterogen), Uji lanjutanyan g sebaiknya digunakan adalah ujiDuncan.

    2. Jika KK sedang (antara 510% padakondisi homogen atau antara 10 % -20 % pada kondisi Heterogen), ujilanjutan yang sebaiknya digunakanadalah uji beda nyata kecil.

    3. Jika KK kecil (maksimal 5% padakondisi homogen atau maksimal 10%pada kondisi heterogen), uji lanjutanyang sebaiknya digunakan adalah uji

    beda nyata jujur.

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    6/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 6(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Persentase Hidup Stek JabonKemampuan hidup/persentase

    hidup merupakan perbandingan antaratanaman yang masih hidup pada akhirpengamatan dengan jumlah tanamanyang ditanam dikalikan 100%.Rekapitulasi data hasil perhitunganpersentase hidup stek jabon untuk 20 kaliulangan dalam enam perlakuan yangberbeda dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Data rekapitulasi persentase

    hidup stek jabon untuk untuktiga perlakuan yang berbeda

    Keterangan :Perlakuan A = Stek bagian pucukPerlakuan B = Stek bagian tengah

    Perlakuan C = Stek bagian pangkaljabon dari dua potongan yang diatas

    Tabel 2 menunjukkan bahwapersentase hidup stek jabon untuk semuapengamatan berkisar antara 80% hingga95%. Rata-rata persentase hidup stekjabon pada perlakuan A adalah 80%;perlakuan B adalah 80% dan perlakuan Csebesar 95%. Kemampuanhidup/persentase hidup stek jabon padatiga perlakuan yang berbeda ini secaragrafis dapat pula dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1. Histogram persentase hidup

    stek jabon pada tigaperlakuan yang berbeda

    Gambar 1 tersebut menunjukkanbahwa persentase hidup tertinggi terjadipada perlakuan C (stek bagian pangkaljabon dari dua potongan yang diatas)hingga mencapai 95% dan persentasehidup yang paling rendah pada perlakuanA (stek bagian pucuk jabon) danperlakuan B (stek bagian tengah jabon)yang hanya sebesar 80%. Seperti yang

    pernah

    dikemukakanoleh

    Sindusuwarsono (1981)yang dikutipoleh Ansyori(2010) bahwa

    hasilperhitungan

    persentase hidup bila berkisar antara 91100% tergolong sangat baik; 76 90%tergolong baik; 55 75 tergolong sedangdan < 55% tergolong kurang baik.Berdasarkan kriteria penggolonganpersentase hidup stek jabon tersebut,maka perlakuan C tergolong sangat baikkarena berada pada kisaran nilai 91 100% dan perlakuan A serta B tergolongbaik karena berada pada kisaran nilai 7690%.

    Persentase hidup stek jabon yangtergolong baik dan sangat baik iniditunjang oleh kegiatan pemeliharaan

    yang dilakukan pihak Greenhouse BPK(Balai Penelitian Kehutanan)Banjarbaru yaitu berupa penyiraman 3hari sekali. Kondisi ini semakindidukung oleh kondisi lapangan tempatpenanaman yang terawat secara baik,intensitas cahaya (23%) dan suhulingkungan (27C) dalam greenhouseyang yang sesuai.

    Faktor lingkungan berupa suhudapat menentukan terhadappersentase tumbuh tunas stek jabon.

    Menurut Ismail, et al. (2008), kisaransuhu yang baik untuk merangsang

    Perlakuan

    Jumlah

    tanaman

    ditanam

    Jumlah

    tanaman

    yang mati

    Jumlah

    tanaman

    yang hidup

    Persentase

    hidup

    A 20 4 16 80,0

    B 20 4 16 80,0

    C 20 1 19 95,0

    80,0 80,0

    95,0

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    PersentaseHidup

    A B C

    Perlakuan

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    7/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 7(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    pertumbuhan akar yaitu 26-29 C dalambak stek. Pada penelitian ini suhu rata-rata adalah 27C, masih termasuk dalamkondisi optimum untuk menumbuhkanakar. Suhu udara yang terlalu tinggi dapat

    diturunkan dengan membuka penutupuntuk sementara dengan tetapmempertahankan kelembaban udaraselama proses perakaran. Selama bakstek terbuka sebaiknya semua stek danbagian dari bak dibasahi dengansemprotan air yang halus. Penutup padabak stek juga berfungsi untuk mengurangiintensitas cahaya yang masuk kedalamsistem stek agar tidak terlalu tinggi.

    Pada ketiga perlakuan dalampenelitian ini pertumbuhan tunas stek

    jabon terutama bagian akar stek jugadipacu dengan memberi perlakuanRootone-F, yaitu salah satu zat pengaturtumbuh sintetis yang mengandunghormon auksin. Pengaruh auksin inipada perakaran stek adalah untukmeningkatkan kecepatan pembentukandan jumlah akar sehingga ketigaperlakuan memiliki persentase tumbuhyang baik.

    B. Pertambahan Panjang Tunas StekJabon

    Hasil penelitian menunjukkanbahwa data-data pertambahan panjangtunas stek jabon dalam setiap minggupengamatan tidak sama untuk setiapperlakuan dan ulangan seperti yangtertera pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.Data hasil rekapituasi pertambahanpanjang tunas stek jabon selamapenelitian pada tiga perlakuan yangberbeda dapat dilihat pada Tabel 3.

    Keterangan:Perlakuan A = Stek bagian pucukPerlakuan B = Stek bagian tengahPerlakuan C = Stek bagian pangkaljabon dari dua potongan yang diatas

    Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan panjang tunas stekjabon dalam tiga perlakuan yangberbeda-beda. Pada perlakuan A (stekbagian pucuk jabon) sebesar 1,28 cm;

    pada perlakuan B (stek bagian tengahjabon) sebesar 3,25 cm dan padaperlakuan C (stek bagian pangkal jabondari dua potongan yang diatas) sebesar3,60 cm. Adanya perbedaan tersebutdimungkinkan karena adanya perbedaandaya pertunasan pada masing-masingsemai, yang dipengaruhi oleh faktorgenetik, internal (umur, kondisi hormon,kemampuan adaptasi terhadaplingkungan) serta faktor eksternal seperticahaya matahari, suhu, kelembaban,

    ketersediaan unsur hara serta kompetisiantar tanaman. Rootone-F juga sangatmempengaruhi pertumbuhan tunas stek,karena hormon auksin dan sitokinin yangdikandungnya memang hormonperangsang tumbuhnya tunas pada stek(terutama pada stek yang tunas belummuncul samasekali).

    Data hasil pengamatan danpengukuran rata-rata pertambahanpanjang tunas stek jabon untuk tigaperlakuan ini secara grafis juga dapatpula dilihat dengan jelas pada Gambar 2.

    Gambar 2. Histogramrata-ratapertambahan panjang tunas stek jabonpada tiga perlakuan yang berbeda

    Gambar 2 menunjukkan bahwarata-rata pertambahan panjang tunasstek jabon tertinggi terjadi pada pada

    perlakuan C (stek bagian tengah jabon)sebesar 3,60 cm. Rata-rata pertambahan

    Perlakuan Pertambahan panjang (cm)

    A 1,28

    B 3,25

    C 3,60

    1,28

    3,25

    3,60

    0,00

    0,50

    1,00

    1,50

    2,00

    2,50

    3,00

    3,50

    4,00

    P

    ertambahantinggitunas(cm

    A B C

    Perlakuan

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    8/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 8(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    panjang tunas yang terendah terjadi padaperlakuan A (stek bagian pucuk jabon)yang hanya sebesar 1,28 cm. Dalamsetiap minggu pengamatan, tinggi tunasstek untuk perlakuan A lebih tinggi

    daripada perlakuan B dan C, ini terlihatdari rata-rata pertambahan panjang tunasstek jabon secara rinci dapat dilihat padaLampiran 1.

    Tingginya nilai rata-ratapertambahan panjang stek jabon terjadipada perlakuan C ini dikarenakan stekbagian pangkal jabon dari dua potonganpucuk dan tengah merupakan suatuperistiwa regenerasi yang berfungsi untukmengganti suatu dari tanaman yang telahterganggu atau hilang. Menurut Wareing

    and Philips (1986) yang dikutip olehIsmail, et al., (2008) regenerasi dapatterjadi dengan dediferensiasi, yaituproses perkembangan balik sel-sel padadaerah yang berbatasan denganpermukaan potongan stek sehingga sel-sel yang telah terdiferensiasi kembalibersifat meristematik.

    Peristiwa tersebut menunjukkandiferensiasi dari berbagai sel tumbuhantidak menyebabkan sel-sel tersebutkehilangan potensi genetik, sel-seltersebut tetap mempunyai sifattotipotensi, yaitu kemampuan sel tumbuhdan untuk membentuk tumbuhan baruyang lengkap jika ditumbuhkan padakondisi yang sesuai.

    Rata- rata pertambahan panjangtunas stek jabon selama penelitian darimasing-masing perlakuan dapat dilihatpada Tabel 4.

    Tabel rata-rata pertambahanpanjang tunas stek jabon ini untukmengetahui rata-rata pertambahanperminggu, setiap rata-rata perlakuan

    kenaikan perminggu pertambahanpanjangnya dapat lebih jelas di lihat

    dalam grafik yaitu pada Gambar 3.

    Gambar 3. Grafik rata-rata pertambahanpanjang tunas stek jabon perminggu

    Perbedaan pengaruh perlakuanterhadap pertambahan panjang tunasstek jabon dapat diketahui denganmelakukan analisis keragaman. Sebelumdilakukan analisis keragaman makadilakukan uji pendahuluan, yaitu uji

    normalitas Kolmogorov Smirnov untukmengetahui apakah data tersebutmenyebar normal dan uji homogenitasmenurut ragam Bartlett. Hasil

    transformasi 5,0x untuk uji normalitas

    rata-rata pertambahan tinggi tunas stekjabon menurut Kolmogorov Smirnov(Lampiran 7) menunjukkan datamenyebar normal, dimana Ki max = 0,148< Ki tabel (0,05) = 0,1580. Hasil

    perhitunganuji

    homogenitasmenurut

    ragamBartlettdengan

    transformasi

    5,0x

    pada Lampiran 8 juga menunjukkan datayang homogen, dimana nilai X2 hitung =1,699 kurang dari nilai X2 tabel 5%(9,488) dan 1% (13,277). Hasil analisis

    keragaman untuk data pertambahan

    Perlakuan

    Rata-rata Pengukuran minggu ke- (cm)

    /Minggu I II III IV V VI VII VIII IX X

    A Rata-rata 7,2 7,4 7,5 7,6 8,0 8,1 8,2 8,3 8,5 8,7

    B Rata-rata 0,3 0,9 1,5 2,0 3,6 3,8 4,0 4,1 4,3 4,4

    C Rata-rata 0,3 0,7 1,3 1,8 3,0 3,3 3,5 3,8 3,9 4,2

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    0 2 4 6 8 10 12

    Minggu ke-

    Pertambahantinggitunasstek

    A B C

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    9/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 9(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    panjang tunas stek jabon dapat dilihatpada Tabel 5.

    Tabel 5. Analisis keragaman untuk datapertambahan panjang tunasstek jabon

    Sumber: Pengolahan statistik data

    primer, 2011Keterangan:** = Berpengaruh sangat nyataKK = 38,51%

    Tabel 5 menunjukkan bahwaperlakuan perbedaan bagian stek jabonberpengaruh sangat nyata terhadappertambahan panjang tunas stek jabonbaik pada taraf 5% maupun pada taraf1%, ini dibuktikan dari nilai Fhitung (6,16) nilai F tabel 5% (3,16) dan F tabel 1%(5,00). Karena perlakuan berpengaruhsangat nyata, maka berdasarkan nilai KK= 38,51% perlu dilakukan uji bedaDuncan untuk mengetahui perlakuanmana yang memberikan hasil terbaik.Hasil uji Duncan dapat dilihat pada Tabel

    Tabel 6. Hasil uji Duncan untukpertambahan panjang tunas stek jabon

    Keterangan:* = Berbeda nyatatb = Tidak berbeda nyata

    Tabel 6 menunjukkan bahwahanya antara perlakuan C dengan

    perlakuan A yang berbeda nyata, inidibuktikan dari nilai beda antara kedua

    perlakuan (0,68) < nilai Duncan hitungpada taraf 1% (0,76), namun masih

    bernilai > nilaiDuncan hitungpada taraf 5%

    (0,57).Sedangkan

    untukperlakuan

    lainnya tidakberbeda nyata

    satu samalain. Perbedaan ini dibuktikandari nilai beda antara kedua perlakuan(0,16 dan 0,52) < nilai Duncan hitungpada taraf 5% (0,57 dan 0,60) dan taraf1% (0,76 dan 0,79).

    C. Pertambahan Jumlah Daun StekJabon

    Data-data hasil rekapitulasi rata-rata pertambahan jumlah daun stek jabonuntuk masing-masing perlakuan dengan20 kali ulangan dapat dilihat pada TabelTabel 7. Data rekapitulasi rata-ratapertambahan jumlah daun stek jabonpada tiga perlakuan yang berbeda

    Tabel 7 menunjukkan bahwa padaperlakuan A sebesar 1,75 helai (berkisarantara 0-4 daun), perlakuan B sebesar2,75 helai (berkisar antara 2-6 daun) danperlakuan C sebesar 4,95 helai (berkisar

    antara 2-7 daun). Data hasil pengamatandan pengukuran rata-rata pertambahanjumlah daun stek jabon ini secara grafisdapat pula dilihat pada Gambar 4.

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    TengahFhitung

    Ftabel

    5% 1%Perlakuan 2 5,00 2,50 6,16** 3,16 5,00

    Galat 57 23,14 0,41

    Total 59 28,15

    PerlakuanNilai

    tengah

    Nilai beda

    C B

    C 1,93

    B 1,77 0,16tb

    A 1,26 0,68* 0,52tb

    Dhitung 5% 0,57 0,60

    1% 0,76 0,79

    PerlakuanRata-rata pertambahan

    jumlah daun (helai)A 1,75

    B 2,75

    C 4,95

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    10/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 10(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    Gambar 4. Histogram rata-ratapertambahan jumlah daun

    stek jabon pada tigaperlakuan yang berbeda

    Perlakuan A = Stek bagian pucukPerlakuan B = Stek bagian tengahPerlakuan C = Stek bagian pangkal

    jabon dari dua potongan yang diatas

    Histogram pada gambar 4menunjukkan bahwa pertambahan jumlahdaun tertinggi terjadi pada perlakuan Csebesar 4,95 helai, sedangkan rata-ratapertambahan jumlah daun terendah ada

    pada perlakuan A sebesar 1,75 helai.Pertambahan daun perlakuan C sangattinggi karena jumlah akar stek ini jugabanyak dan itupun saling berhubungan,perlakuan C ini menunjukkan banyaknyadaun karena unsur hara yang diserapoleh akar yang jumlahnya lebih dariperlakuan lain (dapat dilihat pada jumlahakar stek jabon) sehingga daun yang dibentuk pun lebih banyakTabel 8. Data rata-rata pertambahan

    jumlah daun stek jabon di setiap

    perlakuan

    Pertambahan jumlah daun tunas

    stek jabon selama penelitian dari masing-

    masing perlakuan terlihat nyata dalamsetiap minggu pengamatan, secara grafispertambahan jumlah daun tunas stekjabon ini terlihat pada Gambar 5.

    Gambar 5. Grafik rata-rata pertambahanjumlah daun tunas stek jabonper minggu

    Gambar 5 juga menunjukkanbahwa laju rata-rata pertambahan jumlahdaun pada perlakuan A, B dan Ccenderung mengalami kenaikan hinggaakhir waktu penelitian.

    Perbedaan pengaruh perlakuan

    terhadap pertambahan jumlah daun tunasstek jabon dapat diketahui denganmelakukan analisis keragaman. Sebelumdilakukan analisis keragaman makadilakukan uji pendahuluan, yaitu ujinormalitas Kolmogorov Smirnov untukmengetahui apakah data tersebutmenyebar normal dan uji homogenitasmenurut ragam Bartlett. Hasil

    transformasi 5,0x untuk uji normalitas

    rata-rata pertambahan jumlah daun tunas

    stek jabon menurut Kolmogorov Smirnov(Lampiran 9) menunjukkan data

    menyebarnormal,

    dimana Kimax =0,148 < Kitabel (0,05)= 0,1580.

    Hasil perhitungan uji homogenitas menurut

    ragam Bartlett dengan transformasi

    PerlakuanRata-rata Pengukuran minggu ke- (cm)

    /Minggu I II III IV V VI VII VIII IX X

    A Rata-rata 4,5 4,6 4,6 4,8 5,3 5,6 5,7 5,7 5,9 6,2

    B Rata-rata 2,2 3,6 3,9 4,0 4,1 4,5 5,0 5,2 5,5 5,5

    C Rata-rata 1,4 2,8 3,8 4,4 4,6 5,0 5,3 6,1 6,2 6,4

    1,75

    2,75

    4,95

    0,00

    1,00

    2,00

    3,00

    4,00

    5,00

    6,00

    Pertambahantinggi(cm

    A B C

    Perlakuan

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0 2 4 6 8 10 12

    Minggu ke-

    Pertambahanjumlahdauntunasste

    A B C

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    11/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 11(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    5,0x pada Lampiran 10 juga

    menunjukkan data yang homogen,dimana nilai X2hitung = 5,716 kurang darinilai X2 tabel 5% (9,488) dan 1%(13,277). Hasil analisis keragaman untukdata pertambahan jumlah daun tunasstek jabon dapat dilihat pada Tabel 9.

    Tabel 9. Analisis keragaman untuk datapertambahan jumlah daun stekjabon

    Keterangan:** = Berpengaruh sangat nyataKK = 28,76%

    Tabel 9 menunjukkan bahwaperlakuan perbedaan bagian stek jabonberpengaruh sangat nyata terhadappertambahan jumlah daun tunas stek

    jabon baik pada taraf 5% maupun padataraf 1%, ini dibuktikan dari nilai Fhitung(15,37) nilai F tabel 5% (3,16) dan Ftabel 1% (5,00). Karena perlakuanberpengaruh sangat nyata, makaberdasarkan nilai KK = 28,76% perludilakukan uji beda Duncan untukmengetahui perlakuan mana yangmemberikan hasil terbaik. Hasil ujiDuncan dapat dilihat pada Tabel 10. Hasiluji Duncan untuk pertambahan jumlahdaun tunas stek jabon.

    PerlakuanNilai

    tengah

    Nilai beda

    C B

    C 2,31

    B 1,69 0,61*

    A 1,42 0,89** 0,27tb

    Dhitung 5% 0,46 0,49

    1% 0,62 0,64

    Sumber: Pengolahan statistik dataprimer, 2011Keterangan:* = Berbeda nyata** = Berbeda sangat nyata

    tb = Tidak berbeda nyataTabel 10 menunjukkan bahwa

    hanya antara perlakuan B denganperlakuan A yang tidak berbeda nyata, inidibuktikan dari nilai beda antara keduaperlakuan (0,27) < nilai Duncan hitung

    pada taraf 5% dan1% (0,49 dan0,64).

    Sedangkanperlakuan lainnyaberbeda nyata satu

    sama lain.Perbedaan inidibuktikan dari nilaibeda antara kedua

    perlakuan (0,61 dan 0,89) > nilai Duncanhitung pada taraf 5% (0,49) dan taraf 1%(0,64).

    D. Jumlah Akar Stek JabonHasil penelitian untuk data-data

    pengamatan jumlah akar stek jabon yangdihasilkan juga tidak sama untuk setiapperlakuan. Dalam pemilihan stek yangdilakukan untuk melihat akar adalahdengan cara acak, diambil 5 stek untuksampel dalam setiap perlakuan. Data-data hasil rekapitulasi jumlah akar stekjabon untuk masing-masing perlakuandengan 5 kali ulangan dapat dilihat padaTabel 11.

    Tabel 11. Data rekapitulasi rata-ratajumlah akar stek jabon pada tigaperlakuan yang berbeda

    Tabel 11 diatas memperlihatkanbahwa pada perlakuan Asebesar 8 buah

    (7,80 buah); perlakuan B sebesar 8,20

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    TengahFhitung

    Ftabel

    5% 1%

    Perlakuan 2 8,27 4,14 15,37** 3,16 5,00

    Galat 57 15,35 0,27

    Total 59 23,62

    PerlakuanRata-rata jumlah

    Akar(buah)

    A 7,80

    B 8,20

    C 11,20

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    12/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 12(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    buah dan perlakuan C sebesar 11,20buah. Karena pada penelitian inimenggunakan rootoneF sehingga akaryang tumbuh rata-rata banyak, ini jugadipengaruhi karbohidrat yang terkandung

    pada masing-masing stek, pada stekpangkal, karbohidrat lebih banyaksedangkan pada stek pucuk karbohidratbelum begitu banyak, sehingga makananuntuk sel tumbuh akar lebih sedikit.Penyiraman yang terkontrol jugamempengaruhi pertumbuhan akar sebabapabila media kurang air/kering/kurangoksigen, maka akar sulit tumbuh.

    Data hasil pengamatan danpengukuran rata-rata jumlah akar stekjabon ini secara grafis dapat pula dilihat

    pada Gambar 6.

    Gambar 6. Histogram rata-rata jumlahakar stek jabon pada tigaperlakuan yang berbeda

    Keterangan:

    Perlakuan A = Stek bagian pucukPerlakuan B = Stek bagian tengahPerlakuan C = Stek bagian pangkaljabon dari dua potongan yang diatas

    Histogram pada Gambar 6menunjukkan bahwa rata-rata bjumlahakar tertinggi terjadi pada perlakuan Csebesar 11,20 buah, sedangkan rata-ratajumlah akar terendah terjadi padaperlakuan A yakni stek bagian pucukjabon sebesar 7,80 buah. Tingginya nilai

    rata-rata jumlah akar stek jabon terjadipada perlakuan C ini dikarenakan pada

    bagian dasar pucuk lebih mudah untukterjadi pembentukan akar karena sifat seldan jaringannya lebm muda. Selain itu,stek yang berasal dari batang bagiantengah mempunyai cadangan makanan

    dan hormon pertumbuhan akar dan tunasyang cukup untuk menginduksipertumbuhan tunas dan akar. Hal initerlihat dari pertumbuhan tunas dan akaryang lebih baik dibandingkan denganbagian pucuk dan pangkal.

    Laily dan Sutisna (2007) jugamernambahkan bahwa stek dari bagianpangkal memiliki potensi pertumbuhantunas yang lebih baik daripada bagianpucuk, karena bagian pangkalmempunyai kapasitas pertumbuhan akar

    yang lebih baik. Selain itu, stek daribagian tengah memiliki kapasitaspengakaran dan pertumbuhantunas yang lebih stabil/standardibandingkan dengan bagianpucuk dan pangkal.

    Perbedaan pengaruhperlakuan terhadap jumlah akarstek jabon dapat diketahui denganmelakukan analisis keragaman.Sebelum dilakukan analisiskeragaman maka dilakukan ujipendahuluan, yaitu uji normalitasLiliefors untuk mengetahui apakahdata tersebut menyebar normaldan uji homogenitas menurutragam Bartlett. Uji normalitasrata-rata pertambahan jumlah akartunas stek jabon menurut Liliefors

    (Lampiran 11) menunjukkan datamenyebar normal, dimana Li max = 0,166< Li tabel (0,05) = 0,220 dan Li tabel(0,05) = 0,257.

    Hasil perhitungan uji homogenitasmenurut ragam Bartlettpada Lampiran 12juga menunjukkan data yang homogen,dimana nilai X2hitung = 1,519 kurang darinilai X2 tabel 5% (7,815) dan 1%(11,345). Hasil analisis keragaman untukdata jumlah akar tunas stek jabon dapatdilihat pada Tabel 12.

    7,80 8,20

    11,20

    0,00

    2,00

    4,00

    6,00

    8,00

    10,00

    12,00

    14,00

    Pertambahanjumlahaka

    tunas(buah)

    A B C

    Perlakuan

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    13/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 13(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    Tabel 12. Analisis keragaman untuk datajumlah akar stek jabon

    Sumber: Pengolahan statistik dataprimer, 2011Keterangan:tn = Tidak berpengaruh nyataKK = 32,84%

    Tabel 12 menunjukkan bahwaperlakuan perbedaan bagian stek jabontidak berpengaruh nyata terhadap jumlahakar stek jabon baik pada taraf 5%maupun pada taraf 1%, ini dibuktikan darinilai Fhitung (1,95) nilai F tabel 5%(3,89) dan F tabel 1% (6,93). Karenaperlakuan tidak berpengaruh nyata, makaberdasarkan nilai KK = 32,84% tidakperlu dilakukan uji beda Duncan untukmengetahui perlakuan mana yangmemberikan hasil terbaik.

    E. Panjang Akar Stek JabonHasil penelitian untuk data-data

    pengamatan panjang akar stek jabonyang dihasilkan juga tidak sama untuksetiap perlakuan. Data-data hasilrekapitulasi panjang akar stek jabonuntuk masing-masing perlakuan dengan5 kali ulangan dapat dilihat pada TabelTabel 13. Data rekapitulasi rata-rata

    panjang akar stek jabon padatiga perlakuan yang berbeda

    Tabel 13 diatas memperlihatkanbahwa pada perlakuan A sebesar 17,44cm; perlakuan B sebesar 13,06 cm danperlakuan C sebesar 9,96 cm. Selain

    pengolesan rootone-f media juga pentingpada pertambahan panjang akar, karena

    apabila media sangat padat makapertambahan panjang akar sulit

    memanjang, inidisebabkan

    kekompakan

    tanah tinggi.Dalam penelitianini penyiramandilakukan 3 kalisehari sehinggakepadatan media

    tidak tinggi dan akar pun mudahbertambah panjang.

    Data hasil pengamatan danpengukuran rata-rata panjang akar stekjabon ini secara grafis dapat pula dilihatpada Gambar 7.

    Gambar 7. Histogram rata-rata panjangakar stek jabon pada tiga perlakuan yangberbedaSumber: Pengolahan data primer, 2011Keterangan:

    Perlakuan A = Stek bagian pucukPerlakuan B = Stek bagian tengahPerlakuan C = Stek bagian pangkaljabon dari dua potongan yang diatas

    Histogram pada Gambar 7menunjukkan bahwa panjang akar akartertinggi terjadi pada perlakuan A sebesar17,44 cm, sedangkan rata-rata panjangakar terendah terjadi pada perlakuan Csebesar 9,96 cm. Tingginya nilai rata-rata panjang akar stek jabon terjadi padaperlakuan A ini dikarenakan bagian pucukdengan jaringan yang lebih muda

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    TengahFhitung

    Ftabel

    5% 1%Perlakuan 2 34,53 17,27 1,95tn 3,89 6,93

    Galat 12 106,40 8,87

    Total 14 140,93

    Perlakuan Panjang Akar(cm)

    A 17,44

    B 13,06

    C 9,96

    17,44

    13,06

    9,96

    0,00

    2,00

    4,00

    6,00

    8,00

    10,00

    12,00

    14,00

    16,00

    18,00

    20,00

    Perta

    mbahanpanjangaka

    tunas(cm)

    A B C

    Perlakuan

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    14/16

  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    15/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 15(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    panjang akar pada stek pangkaladalah paling kecil yaitu 9,96 cmsedangkan stek pucuk adalah palingbesar yaitu 17,44 cm

    5. Perlakuan C (stek bagian pangkal

    jabon dari dua potongan pucuk dantengah) merupakan bagian stek jabonyang menunjukkan responpertumbuhan terbaik dari berbagaiparameter pengamatan.

    SaranSaran yang dapat dikemukakan

    berdasarkan hasil yang telah diperolehsebagai berikut:

    1. Perlunya dilakukan penelitian lebihlanjut mengenai faktor-faktor lainyang dapat berpengaruh terhadappertumbuhan stek jabon seperti sifatfisika, kimia atau berbagai media

    tanam2. Stek bagian pangkal jabon dari dua

    potongan pucuk dan tengah dapatdiaplikasikan untuk meningkatkantinggi tunas stek, jumlah daun tunasstek, jumlah akar tunas stek danpanjang akar tunas stek jabondengan lebih baik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim . 2005 Pedoman pembuatan stek jenis jenis dipterokarpa dengan KOFFCOSistem.Badan litbang kehutanan, JICA dan Komatsu Ltd, banjarbaru.

    Anonim, 2010 http://made8.wordpress.com/2009/06/09/bahan-ajar-pembiakan-vegetatif/di akses tanggal 19/10/2010

    Anonim, 2010 http://belantik.webs.com/apps/profile/49244107/ di akses pada tanggal19/10/2010

    Ansyori, I. 2010. Analisis pertumbuhan jenis bakau (rhizophora mucronata) PadaRehabilitasi Lahan Tambak Di Desa Sebelimbingan Kabupaten KotabaruPropinsi Kalimantan Selatan. Skripsi Fakultas kehutanan UniversitasLambung mengkurat, Banjarbaru. Tidak dipublikasikan.

    Farahdina, I. L. 2001. Perkecambahan Benih Jabon (Anthocephalus Chinensis Lang Richex Walp) Pada Berbagai Tingkat intensitas cahaya dan FrekuensiPenyiraman. Skripsi Fakultas kehutanan Universitas Lambung mengkurat,Banjarbaru. Tidak dipublikasikan

    Hanafiah, K. A. 1997. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Penerbit RajawaliPress, Jakarta

    Hikmah, 2007. Respon Pertumbuhan Stek Pucuk Jabon (Anthocephalus CadambaMiq). Terhadap Pemberian ZPT IBA (Indole-3-Butric Acid) Pada media

    Topsoil dan Sekam Padi. Fakultas Kehutanan universitas Lambungmangkurat, banjarbaru.

    Ismail, B. Toni Herawan dan Asri Insiana Putri. 2008. Pengaruh Umur Tanaman Induk

    Dan Letak Tunas Terhadap Pertumbuhan Akar Stek Pucuk Jati (Tectonagrandis linn. F.). Wana Benih Vol. 9 No. 2, September 2008. Balai BesarPenelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.

    Martawijaya, A. I. Kartasujana, Y. I. Mandang, S A. Prawira,. Dan Kadir. 1977. Atlas KayuIndonesia.Jilid II Departement Kehutanan, Badan Litbang Kehutanan

    Kristianingsih, 1989. Pengaruh hormone IBA terhadap pertumbuhan stek pucuk Swlentenlamacrophylla King. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas gajahmada.Yogyakarta.

    Parsito, 1997. Pengaruh Pemilihan Bagian Stek Dan Pemberian Rootone F TerhadapPertumbuhan Stek Cabang Murbei (Morus Alba Limn).Fakultas KehutananUniversitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

    http://made8.wordpress.com/2009/06/09/bahan-ajar-pembiakan-vegetatif/http://belantik.webs.com/apps/profile/49244107/http://belantik.webs.com/apps/profile/49244107/http://made8.wordpress.com/2009/06/09/bahan-ajar-pembiakan-vegetatif/
  • 7/22/2019 PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO Ol

    16/16

    PERTUMBUHAN STEK JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

    DARI TIGA BAGIAN BATANG DENGAN SISTEM KOFFCO2011

    (*) Staf Dosen Fakultas Kehutanan Unlam 16(**) Alumni Fakultas Kehutanan Unlam

    Rusmana, Dian Lazuardi, ardi pribadi dan supriadi, 2004 Laporan Hasil PenalitianStandardisasi Dan Pengujjian Mutu Benih/Bibit (Pengembangan Jenis-Jenis Setempat). Balai litbang Hutan tanaman Indonesia bagianm timur.Banjarbaru.

    Santosa, 2010 http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/zpt.html di akses tanggal

    22/10/2010Supriadi, 1989. Uji Coba Pembiakan Vegetatif Terhadap Tanaman Sungkai (Paronema

    Canenscens Jack) dan Gmelina (Gmelina Arborea Limn) Ditjen RRL balaiTekhnologi Reboisasi, Banjrabaru.

    Dokumentasi

    Gambar 15. Tempat penelitian (greenhouse)

    Gambar 8. Stek bagian pucuk jabon

    Gambar 12. Pengukuran jumlah daun Gambar 13. Pengukuran jumlah akar stek

    http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/zpt.html%20di%20akses%20tanggal%2022/10/2010http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/zpt.html%20di%20akses%20tanggal%2022/10/2010http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/zpt.html%20di%20akses%20tanggal%2022/10/2010http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/zpt.html%20di%20akses%20tanggal%2022/10/2010