farmakokinetika-120218184222-phpapp01

Upload: sri-anggun

Post on 09-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    1/33

    Farmakokinetik:

    bagaimana tubuh

    menangani obat

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    2/33

    Bagian ini akan menjawab pertanyaan:

    - apakah obat sampai pada tempat kerja

    yang dikehendaki? (absorpsi dan distribusi)

    - apakah obat keluar dari tubuh?

    (eliminasi)

    - apakah terdapat risiko akumulasi dantoksisitas?

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    3/33

    Kisaran Terapeutik Kerja dan efek samping setiap obat bergantung pada konsentrasi

    obat tersebut dalam jaringan tubuh.

    Setiap obat memiliki sebuah kisaran terapeutik/kisaran yangdikehendaki untuk konsentrasi obat tersebut dalam plasma.

    > kisaran terapeutik = efek toksik

    < kisaran terapeutik = obat tidak menghasilkan efekyang dikehendaki

    Konsentrasi setiap obat dalam plasma dan jaringan tubuh

    bergantung pada cara obat tersebut diperlakukan oleh tubuh. Tubuh menangani semua obat melalui tahapan-tahapan:

    - absorpsi

    - distribusi

    - biotransformasi/metabolisme

    - ekskresi

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    4/33

    ketersediaan ketersediaan

    farmasi hayati

    bentuk tablet obat absorpsi obat interaksisediaan pecah, tersedia distribusi tersedia dgn reseptor e f e k

    obat/tablet ZA lepas untuk di metabolisme untuk di tempat

    dengan ZA dan larut absorpsi ekskresi bekerja kerja

    Fase Biofarmasi Fase Farmakokinetik Fase Farmakodinamik

    Proses-Proses Obat di Luar dan di Dalam Tubuh

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    5/33

    Ketersediaan Farmasi merupakan ukuran bagianobat yang dilepaskan dari bentuk pemberiannya dan

    tersedia untuk proses absorpsi

    Ketersediaan Hayati presentase obat yang

    diabsorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan

    tersedia untuk melakukan efek terapeutik

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    6/33

    Pengertian FarmakokinetikPerbedaan:

    - Pharmacodynamics : the effects of the drug on the body- Pharmacokinetics : the way the body affects the drug with

    time

    Farmakokinetika

    mempelajari perubahan-perubahan konsentrasi obat

    dalam organisme terhadap waktu: Dimana dan berapa cepat

    suatu bahan obat di absorpsi, bagaimana obat terdistribusidalam organisme, bagaimana enzim organisme mengubah

    struktur molekul obat, dimana, bagaimana caranya dan

    berapa cepat obat dieliminasi?

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    7/33

    3 fase rangkaian reaksi/kerja suatu obat:- fase farmaseutik

    - fase farmakokinetik

    - fase farmakodinamik

    Proses yang Terjadi Dalam Organisme Setelah Pemberian Oral

    pemakaian penghancuran sediaan obat,pelarutan bahan berkhasiat

    Absorpsi

    Distribusi Fase Farmakodinamik

    Ekskresi Biotransformasi

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_9/Farmakokinetika.pptx
  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    8/33

    Invasi Eliminasi

    Absorpsi Distribusi Biotransformasi/ Ekskresi

    metabolisme

    Bagian Proses Farmakokinetika

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    9/33

    Fase Farmaseutika,meliputi hancurnya bentuksediaan obat dan melarutnya bahan obat, dimana

    kebanyakan bentuk sediaan obat padat yang digunakan.

    Fase ini terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia obat.

    Fase Farmakokinetik, termasuk bagian proses invasi dan

    proses eliminasi (evasi). Proses Invasi:

    proses-proses yang berlangsung pada pengambilan suatu

    bahan obat ke dalam organisme (absorpsi, distribusi).

    Proses Eliminasi:proses-proses yang menyebabkan penurunan konsentrasi

    obat dalam organisme (biotransformasi, ekskresi).

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    10/33

    A. Absorpsi

    Absorpsi suatu obat adalah:

    Pengambilan obat dari permukaan tubuh/dari tempat-tempat

    tertentu dari organ dalam ke aliran darah terjadi

    distribusi obat ke dalam organisme keseluruhan.

    Catatan:

    Obat baru dapat berkhasiat apabila berhasil mencapai

    konsentrasi yang sesuai pada tempat kerjanya. Maka

    suatu absorpsi yang cukup merupakan syarat untuk

    suatu efek terapeutik.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    11/33

    Dengan kata lain:

    absorpsi = merupakan proses yang membuat

    obat tersedia di dalam cairan tubuh untuk

    didistribusikan.

    Absorpsi obat bergantung pada:

    cara pemberian, formulasi, dancara molekul-

    molekul obat bergerak melintasi membran sel

    di seluruh tubuh.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    12/33

    1. Cara Pemberian (Rute Pemberian Obat)

    - Pemberian per oral. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:

    KEADAAN LAMBUNG keberadaan makanan

    motilitas lambung, misalnya diubah oleh rasa nyeri

    obat dapat mengiritasi saluran cerna

    - Pemberian parenteral. Penyuntikan intravena/pemberian lewatinfus akan membawa obat langsung ke dalam darah.

    Kerja obat lebih cepat dan tidak diganggu oleh faktor-faktor lain

    seperti syok sirkulasi, dsb.

    - Pemakaian topikal. Cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan efeklokal pada kulit dan mata.

    Pe an absorpsi pada kulit: suspensi obat dlm minyak, gosokkan ke

    kulit.

    Peanabsorpsi pada mata: memerlukan absorpsi obat melalui

    kornea dan absorpsi lebih cepat bila kornea mengalami infeksi.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    13/33

    Pemberian melalui paru-paru. Cara ini hanya dapat dilakukan

    untuk obat yang berbentuk gas/cairan yang mudah menguap

    misalnya anestetik umum, dan untuk obat lain yang dapatdiberikan dalam bentuk aerosol.

    Absorpsi terjadi melalui epitel paru dan mukosa saluran

    napas.

    Keuntungan: absorpsi terjadi secara cepat karena permukaanabsorpsinya luas, terhindar dari eliminasi lintas

    pertama di hati, dan pada penyakit paru-paru

    misalnya asma bronkhial, obat dapat diberikan

    langsung pada bronkus.Kerugian: harus diperlukan alat dan metoda khusus yang agak

    sulit dikerjakan, sukar mengatur dosis, dan sering

    obatnya mengiritasi epitel paru.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    14/33

    Peankecepatan pengosongan lambung mekan

    kecepatan absorpsi obat, dan sebaliknya.

    Perubahan dlm kecepatan pengosongan lambung/motilitas

    saluran cerna biasanya tidak mempengaruhi jumlah obat

    yang diabsorpsi/yang mencapai sirkulasi sistemik, kecuali

    pada 3 hal berikut:1. Obat yg absorpsinya lambat krn sukar larut dlm cairan

    usus

    2. Sediaan salut enterik/SR , absorpsinya kurang

    baik/inkonsisten akibat perbedaan penglepasan obat di

    lingkungan berbeda.

    3. Pada obat-obat yang mengalami metabolisme di saluran

    cerna.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    15/33

    Mekanisme Absorpsi Penghalang utama yang merintangi absorpsi dan distribusiobat meliputi: dinding usus, dinding pembuluh kapiler,

    membran sel dan sawar darah/otak, dan plasenta.

    Di tubuh manusia, obat harus menembus sawar(barrier) sel

    di berbagai jaringan. Umumnya, obat melintasi lapisan sel ini

    dengan menembusnya, bukan dengan melewati celah antar-sel. Peristiwa ini dlm proses farmakokinetik adalah transport

    lintas membran.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    16/33

    Cara-cara transport lintas membran/penetrasi

    senyawa melalui membran dapat terjadi dengan: difusi pasif,

    difusi terfasilitasi/facilitated diffusion (melalui pembawa)

    transport aktif

    pinositosis dan fagositosis

    Cara yang terpenting adalah difusi pasif dan transport aktif.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    17/33

    Difusi Pasif

    Umumnya absorpsi dan distribusi obat terjadi secara difusi pasif.

    Mula-mula obat harus berada dalam larutan air pada permukaan

    membran sel, kemudian molekul obat akan melintasi membrandengan melarut dalam lemak membran. Pada proses ini, obat

    bergerak dari sisi yang kadarnya lebih tinggi ke sisi lain. Setelah taraf

    mantap (steady state) dicapai, kadar obat bentuk non-ion di kedua

    sisi membran akan sama.

    Difusi Terfasilitasi (Facilitated Diffusion)

    Ialah suatu proses transport yang terjadi dengan bantuan suatu

    faktor pembawa (carrier) yang merupakan komponen membran seltanpa menggunakan energi sehingga tidak dapat melawan

    perbedaan kadar maupun potensial listrik.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    18/33

    Transport Aktif

    Biasanya terjadi pada sel saraf, hati, dan ginjal. Proses inimembutuhkan energi yang diperoleh dari aktivitas membran

    sendiri, sehingga zat dapat bergerak melawan perbedaan

    kadar atau potensial listrik.

    Pinositosis dan Fagositosis

    Pada pinositosis, tetesan-tetesan cairan kecil diambil dari

    saluran cerna dan pada fagositosis, partikel zat padat diambildari saluran cerna. Jumlah obat yang diangkut dengan cara ini

    sangat sedikit.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    19/33

    Absorpsi ObatAbsorpsi kebanyakan obat terjadi secara difusi pasif.

    Kecepatan absorpsi dan jumlah absorpsi bergantung kepada

    faktor-faktor:

    sifat fisikokimia bahan obat, terutama sifat kelarutannya,

    besar partikel dan permukaan jenis, sediaan obat,

    dosis,

    rute pemberian dan tempat pemberian,

    waktu kontak dengan permukaan absorpsi, besarnya luas permukaan yang mengabsorpsi

    nilai pH dalam darah yang mengabsorpsi, dan

    aliran darah organ yang mengabsorpsi.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    20/33

    B. Distribusi

    Distribusi merupakan perjalanan obat ke seluruhtubuh. Proses ini dipengaruhi oleh:

    1. Pengikatan protein plasma;

    2. Kelarutan obat dalam lipid (yaitu, apakah obat

    tersebut larut dalam jaringan lemak);

    3. Sifat-keterikatan obat;

    4. Aliran darah ke dalam organ dan keadaan sirkulasi;

    5. Kondisi penyakit

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    21/33

    1. Protein plasma

    Obat terikat dalam protein plasma dalam taraf yang bervariasi.

    Ikatan protein pada obat akan mempengaruhi intensitas kerja, lamakerja dan eliminasi bahan obat sebagai berikut: bagian obat yang

    terikat pada protein plasma tidak dapat berdifusi dan pada umumnya

    tidak mengalami biotransformasi dan eliminasi. Jadi hanya obatobat

    bentuk bebas saja yang akan mencapai tempat kerja dan berkhasiat.

    2. Kelarutan LipidKelarutan lipid merupakan taraf larutnya obat di dalam jaringan

    lemak tubuh. Tubuh secara kimiawi tersusun dari sejumlahkompartemen cairan dan jaringan lemak. Sebagian besar obat didistribu

    sikan ke seluruh kompartemen cairan dalam tubuh, dan kemudian akan

    diteruskan ke dalam jaringan lemak dalam taraf yang besar/kecil. Taraf

    penyebaran obat ke seluruh tubuh disebut volume distribusi.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    22/33

    3. Karakteristik PengikatanBeberapa obat memiliki karakteristik pengikatan yang

    tidak lazim. Contoh: tetrasiklin terikat dengan tulang dan gigi.Obat anti-malaria klorokuin dapat terikat dengan retina orang

    dewasa/janin.

    4. Aliran Darah ke Dalam JaringanSebagian jaringan tubuh menerima pasokan darah yang

    lebih baik daripada lainnya; contoh: aliran darah ke dalam

    otak jauh lebih tinggi daripada aliran darah ke tulang. Kondisisirkulasi darah ini menentukan distribusi obat. Sirkulasi darah

    diutamakan pada jantung, otak, dan paru-paru. Karena

    volume sirkulasi terbatas, obat akan terdapat pada

    konsentrasi tinggi di dalam jaringan yang bisa dijangkaunya.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    23/33

    5. Kondisi Penyakit yang Diderita Pasien

    Contohnya, gagal ginjal dan kegagalan fungsi hati akanmengganggu kemampuan tubuh dalam mengeliminasi

    sebagian besar obat. Obat juga akan menumpuk dalam tubuh

    jika pasien mengalami dehidrasi. Jika terjadi penumpukan

    obat, efek sampingnya akan semakin berat. Keadaan lain yangdapat mempengaruhi distribusi obat meliputi: gagal jantung,

    syok, penyakit tiroid, penyakit GI.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    24/33

    C. BiotransformasiBiotransformasi atau metabolisme obat ialah

    proses perubahan struktur kimia obat yang terjadidalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim. Pada proses

    ini molekul obat diubah menjadi lebih polar lebih

    mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak,sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal.

    Obat diakhiri kerjanya inaktif

    biotransformasi

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    25/33

    Metabolisme Obat Sebagian besar metabolisme obat berlangsung

    dalam hati. Proses metabolisme memungkinkantubuh untuk menghadapi zat-zat asing dan melakukan

    detoksifikasi. Semua obat yang diberikan lewat mulut

    harus melintasi hati sebelum mencapai sirkulasi.

    Metabolisme dalam hati berlangsung lewat 2 tahap:

    1. Produk pencernaan ditransformasikan oleh

    metabolisme atau detoksifikasi;

    2. Kemudian metabolitnya dibuat larut dalam air (olehproses konjugasi [glosarium]) agar metabolit tersebut

    dapat diekskresikan lewat ginjal.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    26/33

    Kedua proses tersebut sangat bergantung pada

    enzim-enzim hati.

    Aktivitas enzim-enzim hati dipengaruhi oleh:- susunan genetik/tendensi familial

    - lingkungan hati, yaitu apa yang mencapai hati dari

    usus dan sirkulasi- gangguan faal hati. Keadaan ini cenderung terjadi

    pada ibu hamil yang menderita malnutrisi, sirosis hati,

    hepatitis atau pada bayi yang kurang gizi.

    Neonatus (khususnya bayi prematur)

    memetabolisme dan mengeliminasi obat lebih lambat

    daripada orang dewasa.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    27/33

    Laju Metabolisme Laju metabolisme dipengaruhi oleh enzim-enzim

    hati. Bergantung pada apa yang dikonsumsi, kerja

    enzim-enzim hati dapat dipercepat (diinduksi) atau

    diperlambat (diinhibisi atau dihambat).

    Obat-obat seperti: rifampisin, barbiturat, fenitoin,karbamazepin, alkohol, kafein serta tembakau dan

    makanan tinggi protein mempercepat kerja enzim-

    enzim hati.Artinya setiap obat yang dieliminasi oleh enzim ini

    akan dimetabolisme lebih cepat sehingga menjadi

    tidak begitu efektif lagi.

    D Ekskresi

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    28/33

    D. Ekskresi Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ

    ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau

    dalam bentuk asalnya. Obat/metabolit polar dieksresi lebih cepat daripada obat

    larut lemak.

    Ekskresi kebanyakan obat bergantung pada ginjal,

    sebagian obat lain diekskresikan lewat empedu, contoh:

    kortikosteroid dan estrogen.

    Ekskresi di ginjal merupakan hasil dari 3 proses:

    1. Laju filtrasi di glomerulus/glomerular filtration rate(GFR),

    2. Sekresi aktif di tubuli proksimal, dan

    3. Reabsorpsi pasif di tubuli proksimal dan distal.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    29/33

    Glomerulusmerupakan jaringan kapiler dapat

    melewatkan semua zat yang lebih kecil dari albumin

    melalui celah antarsel endotelnya sehingga semuaobat yang tidak terikat protein plasma mengalami

    filtrasi di sana.

    Jika GFR me eliminasi sebagian obat akan

    terganggu sehingga terjadi akumulasi dan bahkan

    toksisitas.

    Penyebab GFR yang rendah:

    - dehidrasi (penggunaan diuretik)- kelainan renal (mis. Infeksi saluran kemih (ISK))

    - syok/gagal jantung

    - penggunaan obat anti-inflamasi non steroid (NSAID)

    Di b li k i l ik ( i ili li il )

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    30/33

    Di tubuli proksimal, asam organik (penisilin, salisilat)

    diseksresi aktif melalui sistem transport untuk asam

    organik, dan basa organik (histamin) disekresi aktif melalui

    sistem transport untuk basa organik.Di tubuli proksimal dandistal terjadi reabsorpsi pasif untuk

    bentuk non-ion. Untuk obat berupa elektrolit lemah, proses

    reabsorpsi bergantung pada pH tubuli yang menentukan

    derajat ionisasi.

    bila urin lebih basa, asam lemah terionisasi lebih banyak

    sehingga reabsorpsinya berkurang, ekskresinya me .

    bila urin lebih asam, ekskresi asam lemah berkurang.Prinsip ini digunakan untuk mengobati keracunan obat yang

    ekskresinya dapat dipercepat dengan pembasaan

    /pengasaman urin, misalnya keracunan salisilat.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    31/33

    Ekskresi obat melalui ginjal me pada gangguan

    fungsi ginjalsehingga dosis perlu di kan atau

    interval pemberian diperpanjang. Metabolit obat yang terbentuk di hati diekskresi ke

    dalam usus melalui empedu, kemudian dibuang

    melalui feses, tetapi lebih sering diserap kembali di

    saluran cerna dan akhirnya diekskresi melalui ginjal.

    Ekskresi obat juga terjadi melalui keringat, liur, air

    mata, air susu, dan rambut. Liur dapat digunakan

    sebagai pengganti darah untuk menentukan kadarobat tertentu. Rambut pun dapat digunakan untuk

    menemukan logam toksik, misalnya arsen pada

    kedokteran forensik/kimia forensik.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    32/33

    Waktu Paruh EliminasiWaktu-paruh eliminasi untuk setiap obat adalah

    waktu yang diperlukan untuk penurunan konsentrasiobat tersebut dalam darah atau plasma hingga

    separuh dari nilai maksimumnya.

    Waktu paruh penting dalam penyusunan rencana

    pemberian obat.

    Obat-obat diberikan kurang/lebih dengan waktu

    paruh.Bila pemberian obat menyimpang terlalu banyak dari

    ketentuan ini, fluktuasi konsentrasinya dalam plasma

    akan menimbulkan kegagalan terapi atau toksisitas.

  • 7/22/2019 farmakokinetika-120218184222-phpapp01

    33/33

    Daftar Pustaka

    Bagian Farmakologi Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia, 1995,Farmakologi dan Terapi,Edisi 4, Gaya Baru, Jakarta.

    Jordan, Sue, Farmakologi Kebidanan, Alih bahasa: dr. Andry Hartono,

    Editor edisi bahasa Indonesia: Monica Ester, S.Kp, Cetakan I:2004, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Katzung, Bertram G., 2004, Farmakologi: Dasar dan Klinik, Edisi Ketiga,

    Jakarta: Penerbit EGC.

    Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat.Penerjemah: Dr. Mathilda B.

    Widianto, Dr. Anna Setiadi Ranti. Penyunting: Dr. Kosasih

    Padmawinata. Edisi ke-5. Penerbit ITB, Bandung.