gour govinda lecture (makna rahasia ratha yatra)

Upload: hayasirshadasa

Post on 13-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

artikel ini membahas tentang makna di balik ratha yatra

TRANSCRIPT

  • Makna Rahasia di Balik Ratha-yatra

    Sri Srila Gour Govinda Swami Maharaj

    Terjadi banyak kesalahpahaman mengenai Sri Jagannath dan Ratha-yatra. Hendaknya kita mengerti tattva yang diuraikan oleh Mahaprabhu, yang dimanifestasikan oleh Mahaprabhu, sebab Mahaprabhu adalah otoritas tertinggi. Siapa itu Jagannath? Tidak ada perbedaan antara Mahaprabhu, Krishna dan Jagannath: sei Krishna, sei gaura, sei jagannath. Orang umum tidak mengerti. Mereka menciptakan banyak spekulasi.

    Mereka bangga akan pendidikan, kecerdasan dan pengetahuannya. Tapi, orang tidak dapat mengerti Tuhan Yang Maha Esa tanpa karunia Tuhan. Itulah satu-satunya hal yang dibutuhkan. Dan mereka tidak mendengarkan dari seorang sadhu, guru, vaisnava, yang tanpa bantuan mereka tidak ada seorang pun yang bisa mengerti. Hanya seorang penyembah tercinta Jagannath, Krishna dan Mahaprabhu yang akan mengerti. Mahaprabhu adalah seorang acarya. Mahaprabhu datang sebagai seorang acarya, sadhu-guru, dan Dia telah menjelaskan tattva di balik Ratha-yatra. Tidaklah mudah untuk memahaminyaparamo nirmatsaranam satam vedyam.1 Srimad-Bhagavatam menyebutkan tentang siapa-siapa yang bisa mengertiyang lainnya barangkali mendengarkan, namun mereka tidak bisa mengerti. Pengertian itu tidak akan memasuki telinga mereka. Saya akan menjelaskan sejarah dan tattva Ratha-yatra berdasarkan bagaimana Mahaprabhu mengungkapnya.

    Kemunculan Jagannath

    Skanda Purana adalah Purana terbesar di antara delapanbelas Purana. Ada satu khanda yang bernama Utkal-khanda. Di dalam Utkal-khanda kita menemukan segalanya tentang Sri Jagannath dan Purusottama-ksetra, yang juga dikenal sebagai Jagannath-ksetra. Vyasadevalah yang menyusunnya. Dalam Skanda Purana Sri Jagannath menyampaikan kepada Maharaj Indrayumna, Wahai raja, Aku muncul pada hari bulan penuh (purnama) pada bulan Jyestha. Ini adalah hari saat kita melaksanakan Snana Purnimaupacara memandikan Sri Jagannath. Itu terjadi pada manvantara Svayambhuva, pada bagian pertama Satya-yuga. Sri Jagannath bersabda, Aku muncul, karena puas dengan pelaksanaan yajnya dan bhakti. Inilah hari kelahiran Jagannath-deva. Jadi, setiap tahun pada hari tersebut upacara memandikan Jagannath hendaknya diselenggarakanitulah perintah Sri Jagannath kepada Maharaj Indrayumna. Maharaj Indrayumna adalah seorang penyembah yang agung. Beliau menyelenggarakan seribu korban suci kuda. Karena puas terhadap penyembah-Nya dan yajnya yang dilakukan Maharaj Indrayumna, Sri Jagannath muncul pada bagian kedua manvantara Svayambhuva dan Brahma menyetanakan Arca di kuil.

    Sejarah Purba

    Jika Anda menghitung periode ini maka Anda akan menemukan tanggal dimulainya pembangunan kuil Jagannath, kapan kuil diresmikan dan kapan Arca disetanakan di simhasana Mereka. Ini terjadi limabelas crore dan tigapuluh empat lakh (153.400.000) tahun silam.2 Ini menurut otoritas Skanda Purana. Ratha-yatra dimulai pada masa Svarocisa Manu. Terdapat empatbelas Manu dalam satu hari Brahma. Periode pemerintahan mereka disebut manvantara. Manvantara Vaivasvata sedang berjalan saat ini. Svayambhuva adalah Manu pertama, kemudian Svarocisa, dilanjutkan oleh Uttama, Tamasa,

  • Raivata, dan Caksusa. Saat ini sedang berjalan pemerintahan Vaivasvata Manu. Berikutnya akan tiba Savarni, Daksa-savarni, Brahma-savarni, Dharma-savarni, Deva-savarni, Indra-Savarni. Secara keseluruhan empatbelas Manu. Svarocisa Manu adalah Manu kedua dan menurut Skanda Purana Ratha-yatra dimulai saat pemerintahannya. Itu adalah pada Satya-yuga, dan Ratha-yatra terus berlanjut sampai sekarang. Disebutkan bahwa ini akan berlanjut sampai akhir periode parardha [setengah] Brahma. Usia Brahma seratus tahun. Jadi, Ratha-yatra akan terus ada selama setengah usia beliau.

    Uraian Veda

    Kata ratha ini ditemukan dalam kitab-kitab Veda. Di dalam kitab-kitab Upanisad disebutkan:

    atmanam rathinam viddhi

    sariram ratham eva ca

    buddhim tu sarathim viddhi

    manah pragraham eva ca

    Sang jiva atau roh bagaikan seseorang yang duduk di atas sebuah ratha atau kereta, badan adalah kereta itu sendiri, kecerdasan adalah kusir dan pikiran adalah tali kekang.

    inidriyani hayan ahur

    visayams tesu gocaran

    atmendriya-mano-yuktam

    bhoktety ahur manisinah

    Orang bijak mengenal indera-indera sebagai kuda-kuda ratha ini dan obyek-obyek indera adalah jalan yang mereka lintasi. Sang roh diikat pada indera-indera oleh pikiran, mengalami kebahagiaan dan kesedihan.

    yas tvavijnanavan bhavati

    ayuktena manasa sada

    tasyendriyany avasyani

    dustasva iva saratheh

  • Orang yang tidak mampu membedakan bagaikan orang yang telah kehilangan tali kekang; indera-inderanya tak terkendali, bagaikan kuda-kuda liar sang kusir.

    yas tu vijnanavan bhavati

    yuktena manasa sada

    tasyendriyany avasyani

    sad-asva iva saratheh

    Tetapi orang yang memiliki kebijaksanaan sebagai hasil dari pengalaman, yang pikirannya senantiasa memegang tali kekang, telah menundukkan indera-inderanya bagaikan kuda-kuda terlatih milik sang kusir.

    vijnana-sarathir yas tu

    manah pragrahavan narah

    so dhvanah param apnoti

    tad-visnoh paramam padam

    Bagi orang yang menjadikan pengetahuan keinsafan tentang Yang Mutlak sebagai kusirnya dan yang mengendalikan pikirannya, ia sampai di ujung jalan ikatan material dan mencapai tujuan tertinggikediaman Sri Visnu, Personalitas Tuhan Yang Maha Esa.3

    Kita dapat melihat bahwa kata ratha ini sudah sangat tua usianya, karena dapat kita temukan dalam kitab-kitab Upanisad, yang merupakan bagian tertinggi dari kitab-kitab Veda. Badan ini adalah sebuah ratha atau kereta. Atmasang rohadalah rathipenumpang yang duduk di atas ratha. Ia adalah pemilik ratha. Buddhi, kecerdasan, adalah sarathi, kusir kereta. Pikiran adalah tali kekang yang terikat pada kuda-kuda, dan indera-indera adalah kuda-kuda tersebut. Orang yang mengendarai kereta kuda memasang penutup mata pada kedua sisi mata kuda-kudanya. Mengapa? Dengan cara ini maka kuda-kuda tersebut tidak akan melihat ke sana-kemari. Mereka akan melihat lurus ke depan. Kusir memegang tali kekang dengan erat. Indera-indera adalah kuda tersebut. Dan obyek-obyek kenikmatan indera adalah: sabda, sparsa, rupa, rasa, gandhasuara, sentuhan, wujud, rasa, dan bau. Obyek-obyek ini akan menyeret kereta dan kusirnya. Mata akan menyeret ke arah wujud yang indah, telinga akan menyeret ke arah suara yang merdu, dan hidung akan menyeret ke arah aroma yang enak. Lalu bagaimana keadaan ratha ini? Ia akan diseret ke sana-kemari. Kusir kereta, yaitu kecerdasan, harus sangat ahli. Kecerdasan murni datang dari Krishna. Apabila pikiran Anda mantap pada kaki-padma Krishna, maka Anda akan memiliki kecerdasan yang murni. Maka itu akan menjadi kusir kereta yang ahli. Ia akan memegang tali kekang dengan erat, sehingga kuda-kuda tidak bisa pergi ke sana-kemari.

  • Ia tidak akan membiarkan kuda-kuda melihat obyek-obyek kenikmatan indera. Hanya akan melihat wujud mahatampan Krishna, man mana bhava. Pikiran yang terkendali artinya pikiran yang mantap di kaki-padma Bhagavan Visnu, atau Krishna. Maka indera-indera yang kedudukannya lebih rendah, kuda-kuda tersebut, akan terkendalikan. Kuda-kuda tersebut berada di bawah kendali kusir. Vijnana-sarathir yas tu manah pragrahavanapabila pikiran sudah terkendali, maka indera-indera terkendali. Jadi, dhvanah param apnoti tad-visnoh paramam padammaka kereta akan berjalan tenang dan tujuannya adalah kediaman tertinggi Sri Visnu. Apabila kuda-kuda itu sangat liar dan sarathi Anda tidak ahli, jika ia tidak mampu memegang erat tali kekang, jika ia tidak memasang penutup mata pada kuda-kuda tersebutmaka kuda-kuda itu akan melihat ke segala arah dan menyeret kereta ke sana-kemari. Maka Anda tidak akan sampai di tujuan. Jadi, kata ratha ini bukan kata baru. Kata ini adalah kata yang sangat purba di dalam kitab-kitab Veda.

    Terselamatkan dari Orang-orang Buddha

    Pada abad ketiga SM, di kota purba Dravidadesa (sekarang dikenal sebagai Tamil Nadu, di India Selatan) terdapatlah seorang raja perkasa bernama Pandyavijaya. Pandya-vijaya punya seorang pendeta bernama Devesvara yang merupakan seorang penyembah-agung Sri Visnu. Dengan mengikuti perintah Devesvara, Raja Pandyavijaya menegakkan kembali sanatana-dharma. Pandyavijaya menyelamatkan Arca Jagannath, Balabadra, dan Subhadra dari cengkeraman orang-orang Buddha yang telah membawa pergi Arca-Arca tersebut. Pandyavijaya menyelamatkan Arca lalu menempatkan Mereka di atas sebuah ratha dan memulai Ratha-yatra. Ratha-yatra itu berjalan dari kuil Jagannath mula-mula yang juga dikenal sebagai Nilacala, menuju tempat yang dikenal sebagai Sundaracala. Di sana terdapat sebuah taman yang sangat indah untuk Sri Jagannath. (Limaratus tahun silam pada masa Mahaprabhu, di sana masih terdapat taman yang indah dan Mahaprabhu beristirahat di sana.) Setelah beberapa hari, Raja Pandyavijaya menempatkan kembali Arca di atas ratha lalu membawa Mereka kembali ke kuil mula-mula. Menurut sejarah duniawi, Ratha-yatra dimulai pada masa itu. Namun, menurut sejarah kitab suciSkanda PuranaRatha-yatra sudah dimulai ribuan tahun sebelumnya. Acara ketika Arca Jagannath, Baladeva, Subhadra diiring ke ratha dikenal sebagai Pandu-vijaya atau Pahandi-vijaya, mengikuti nama Raja Pandyavijaya. Para dayita, pelayan Sri Jagannath, lalu mengiring Arca dari satu bantal ke bantal lain.

    Prahlada Menyelenggarakan Ratha-yatra

    Dalam Bhavisya Purana disebutkan bahwa pada Satya-yuga Prahlada menyelenggarakan Ratha-yatra. Beliau menempatkan Mahavisnu di atas sebuah ratha lalu menariknya. Kemudian para dewa, siddha dan gandharva menyelenggarakan Ratha-yatra. Juga, pada zaman purba pada bulan Kartika ada Ratha-yatra Krishna. Tapi, menurut Skanda Purana tanggal pelaksanaan Ratha-yatra ditetapkan. Di sana dikatakan bahwa hari kedua dari empatbelas hari menjelang purnama pada bulan Asadha, pada Pusyami Naksatra, adalah hari pelaksanaan Ratha-yatra. Tapi, di ISKCON, kita dapat menyelenggarakan Ratha-yatra kapan pun. Kita melakukannya kapan pun sebab Srila Prabhupada memulai seperti itu. Mengapa beliau melakukan demikian? Beberapa orang mengkritik hal tersebut.

  • Mereka mengatakan bahwa para penyembah di ISKCON tidak mengikuti arahan kitab suci dan bahwa sebenarnya ada tanggal yang pasti untuk Ratha-yatra. Di Utkal ini, Orissa, kita tidak dapat menyelenggarakannya pada hari lain. Kita akan menghadapi banyak kritik karena Ratha-yatra yang termasyhur di Jagannath Puri berlangsung di sini dan itu dilakukan pada saat seperti yang disebutkan dalam Skanda Purana. Jadi, di sini kita tidak bisa menyelenggarakannya pada hari lain.

    Makna di Balik Ratha-yatra

    Hari sebelum Ratha-yatra disebut gundica-marjana, pembersihan kuil Gundica. Apa tattva di balik gundica-marjana? Mahaprabhu membersihkan dengan tangan-Nya Sendiri, bersama rekan-rekan-Nya, dan dengan demikian memperlihatkan kepada kita bagaimana cara menyucikan hati. Hati kita adalah tempat bersemayamnya Tuhan, hrdaya-simhasana. Tapi, jika hati kita tidak bebas dari pencemaran duniawikepalsuan, kepura-puraan, keinginan untuk kenikmatan duniawi, keinginan untuk terbebaskan, keinginan mendapat nama, kemasyhuran, prestis dan penghormatanTuhan tidak akan bersedia duduk di sana. Semua hal ini bagaikan ilalang, pasir, dan batu kerikil.

    Mahaprabhu membersihkan kuil duakali. Lalu, dengan pakaian-Nya Sendiri Dia menggosok lantai sehingga tidak tersisa noda sedikit pun. Demikianlah Mahaprabhu memperlihatkan bahwa hati kita harus bersih, jika tidak Tuhan tidak akan bersedia duduk di sana. Itulah tattva di balik gundica-lila. Lalu, apa tattva di balik Ratha-yatra? Apa yang diungkap oleh Mahaprabhu?

    anyera hrdaya mana, mora mana vrndavana,

    mane vane eka kari jani

    tahan tomara pada-dvaya, karaha yadi udaya,

    tabe tomara purna krpa mani

    [Berbicara dalam suasana hati Srimati Radharani, Caitanya Mahaprabhu berkata:] Bagi kebanyakan orang, pikiran dan hati itu satu, tapi karena pikiran-Ku tidak pernah berpisah dengan Vrndavan, Aku menganggap pikiran-Ku dan Vrndavan itu satu. Pikiran-Ku itu sendiri sudah merupakan Vrndavan, dan karena Engkau menyukai Vrndavan, maukah Engkau menempatkan kaki-padma-Mu di sana? Aku akan anggap hal itu sebagai karunia lengkap dari-Mu.4

    tomara ye anya vesa anya sanga, anya-desa vraja

    jane khabu nahi bhaya

    vraja-bhumi chadite nare, toma na dekhile mare,

    vraja-janera ki habe upaya

  • Para penduduk Vrndavan tidak menginginkan Engkau yang berpakaian layaknya seorang pangeran, tidak pula mereka ingin Engkau bergaul dengan kesatria-kesatria besar dari berbagai negeri. Mereka tidak dapat meninggalkan tanah Vrndavan, dan tanpa kehadiran-Mu, mereka semua sedang sekarat. Akan bagaimana jadinya keadaan mereka?5

    tumi-vrajera jivana, vraja-rajera prana-dhana,

    tumi vrajera sakala sampad

    krpardra tomara mana, asi jiyao vraja-jana

    vraje udaya karao nija-pada

    Krishna-Ku tercinta, Engkau adalah jiwa dan raga Vrndavan-dham. Khususnya, Engkau adalah nyawa Nanda Maharaj. Engkaulah satu-satunya kemewahan di tanah Vrndavan, dan Engkau penuh karunia. Mohon datanglah dan izinkan mereka semua tetap hidup. Berkenanlah menempatkan kembali kaki-padma-Mu di Vrndavan.6

    Dua Wujud Menangis

    Mahaprabhu adalah Jagannath, Dia adalah Krishna, otoritas tertinggi. Apa yang diungkap kepada kita mengenai tattva di balik Ratha-yatra, maka itu autentik. Krishna adalah Mahaprabhu dan Dia itu Jagannathsei Krishna, sei gaura, sei jagannathtidak ada perbedaan di antara ketiganya. Tapi suasana hati Mahaprabhu berbeda. Krishna dalam suasana hati Radharani adalah Mahaprabhu. Wujud Krishna sebagai Gaura adalah Krishna-viraha-vidura-rupamerasakan derita perpisahan dengan Krishna. Dia yang adalah Krishna Sendiri merasakan derita perpisahan dengan Krishna. Krishna menangis untuk Krishna berarti Gaura. Itulah tattva. Jagannath adalah Krishna, tapi sedang menangis untuk Radha. Wujud tersebut adalah radha-viraha-vidura-rupa, dengan mata terbuka lebar sekali serta tangan dan kaki-Nya tenggelam bagaikan kura-kura. Dalam wujud tersebut Krishna merasakan derita perpisahan terhadap Radha. Itulah yang disebut mahabhavarasa tertinggi kebahagiaan tiada tara dalam cinta kasih rohani. Rasa perpisahan dengan Krishna dan rasa perpisahan dengan Radha, kedua rasa itu hadir di Purusottama-ksetraGaura dan Jagannath, dan juga di sana terjadi pertemuan. Gaura berada dalam keadaan radha-bhava, menangis untuk Krishna, Di manakah prana-vallabha-Ku, Syamasundar Krishna? Kva Krishna nanda-kula-candramah, kva Krishna nanda-murali-ravah, kva Krishna sikhi candrakalakrtih, kva Krishna rasa-rasa-tandaviDi mana Krishna, yang merupakan bulannya dinasti Nanda? Di manakah Krishna, yang memainkan seruling dengan sangat merdunanda-murali-ravah? Di manakah Krishna, yang kepala-Nya terhias bulu burung merak? Di manakah Krishna, yang menari dalam rasa? Di manakah Krishnaprana-vallabhaPenguasa hidup-Ku, hati-Ku. Di manakah Dia?7 Mahaprabhu terus-menerus menangis. Ketika Dia pergi untuk darsana kepada Jagannath, yang dilihat-Nya, Oh! Ini prana-vallabha-KuPenguasa hati-Ku. Jagannath memperlihatkan kepada Mahaprabhu wujud tampan-Nya sebagai Syamasundar, sebab Mahaprabhu sedang berada dalam radha-bhava. Siapa yang akan melihat wujud tersebut di dalam Jagannath?

  • Jagannath memperlihatkannya kepada orang yang berada dalam keadaan radha-bhava, yang menangis untuk Krishna, Prana-vallabha-Ku, Penguasa hati-Ku. Begitu Gaura melihat Jagannath, Oh prana-vallabha-Ku, Syamasundar! Mahaprabhu segera berlari! Dan dalam perjalanan Dia jatuh pingsan. Jagannath menangis untuk Radha. Ketika Jagannath melihat Mahaprabhu, yang dilihat-Nya, Oh kekasih hati-Ku, Radha! Jagannath melihat Radha dalam Gaura dan Gaura melihat Syamasundar dalam Jagannath. Pertemuan antara Mereka berdua terjadi di Nilacaladi Purusottama-ksetra. Dua wujud tangisan,menangis untuk Krishna dan menangis untuk Radha. Dua wujud tangisan sedang merasakan derita perpisahan, vipralambha. Jadi Jagannath-ksetra adalah vipralambha-ksetratempatnya rasa perpisahan.

    Bertemu di Kuruksetra

    Dalam Srimad-Bhagavatam disebutkan bahwa suatu ketika terjadi suryaparagagerhana matahari. Menurut aturan-aturan Veda, pada hari terjadinya gerhana matahari orang-orang pergi ke beberapa tempat suci, mandi di air suci di sana, memberikan derma, dan mengucapkan Hare Krishna. Jadi, pada saat terjadinya gerhana matahari, Krishna, Balaram, dan semua anggota keluarga Yadava pergi ke Kuruksetra. Kuruksetra adalah sebuah tempat sucidharma-ksetre kuru-ksetre, samaveta yuyutsavah.8 Semua anggota keluarga Yadava, Vasudeva, Krishna, dan Balaram pergi ke sana karena terjadi gerhana matahari. Melalui sebuah kebetulan yang aneh, dari Vrajabhumi semua gopa, laki-laki gembala sapi, dan perempuan gembala sapi, para gadis dari Vrajabhumi, juga datang ke sana. Secara kebetulan terjadi pertemuan di sana setelah perpisahan yang lama dengan Krishna. Para penduduk Vrajabhumidan khususnya para gopibertemu dengan prana-vallabha-nyaPenguasa hati mereka, Krishna. Pada saat Ratha-yatra, Mahaprabhu berada dalam keadaan radha-bhava, gopi-bhava. Jadi, dalam suasana hati yang demikian, Mahaprabhu menarik kereta ratha. Sambil melakukan itu Mahaprabhu menyanyi:

    sei ta parana-natha painu

    yaha lagi madana-dahane jhuri genu

    Sekarang Aku telah memeroleh kembali Penguasa hidup-Ku, yang dalam ketidakhadiran-Nya Aku terbakar api Dewa Asmara yang membuat Diri-Ku lemah.9

    Mahaprabhu menyanyikan lagu ini dan menarik ratha. Aku telah bertemu dengan Penguasa hati-Ku hari ini setelah mengalami perpisahan yang sangat lama. Karena merasakan derita perpisahan yang akut seperti itu, Aku dalam keadaan sekarat. Aku tertusuk panah Dewa Asmara. Mahaprabhu menyanyi demikian dan menarik ratha. Dari mana? Dari Kuruksetra. Jadi, Nilacala adalah Kuruksetra, dan Mahaprabhu menarik Jagannath ke Sundaracala, Vrndavan. Inilah tattva di balik Ratha-yatra, yang diungkap oleh Mahaprabhu.

    Ketika Krishna pergi ke Mathura lalu ke Dvaraka, meninggalkan Vrajabhumi, para Vrajavasipara penduduk Vrajabhumi, khususnya para gopimerasakan derita perpisahan yang akut terhadap Krishna. Mereka tenggelam dalam samudera perpisahanviraha. Sekarat, merasakan derita perpisahan yang

  • akut, api tersebut menyebabkan panas yang amat sangat. Krishna adalah raja di Dvaraka dengan segala kemewahan kerajaan. Tapi, di pihak para gopimereka sedang sekarat! Karena merasakan derita perpisahan yang akut terhadap Krishna, mereka menangis terus siang dan malam. Sekarang, setelah perpisahan yang panjang mereka bertemu, O, sei ta parana-natha painukami telah bertemu dengan Penguasa hati kami! Yang karena Dia kami telah tertusuk panah-panah tajam Dewa Asmara. Mahaprabhu menyanyi demikian lalu menarik kereta.

    Kami Menginginkan Engkau di Vrndavan!

    Krishna adalah navakisora natabara, gopa-vesa venu-karausia-Nya sekitar sepuluh, sebelas, atau duabelas tahun. Badan Krishna nava-kisora, selalu muda dan segar. Krishna tidak pernah menua. Natabara, Krishna selalu dalam suasana hati ingin menari, dan goyah, cancala. Wujud-Nya adalah gopa-vesa, yakni seorang anak gembala sapi dengan pakaian yang sangat sederhana. Badan-Nya berlekuk tiga, syama tribhanga lalita. Dengan seruling di tangan-Nya menyentuh bibir-Nya,venu murali-vadana. Bulu burung merak terpasang di kepala-Nyaitulah Krishna di Vraja-bhumi. Krishna di Vrajabhumi itu adalah wujud sejati-Nya. Segala perlengkapan untuk permainan rohani-Nya bersama anak-anak gembala sapi dan para gadis Vrajabhumi ada di sana. Sungai Yamuna ada di sana. Kadamba kanana, taman-taman hutan bunga kadamba ada di sana. Burung-burung merak ada di sana. Sapi dan anak-anak sapi ada di sana. Hutan Vrndavan ada di sana. Di sana Krishna bermain bersama anak-anak gembala sapi dan gadis-gadis Vrajabhumi. Ada banyak sekali jenis pohon dan tumbuhan merambat di sana. Buah-buahan dan pucuk-pucuk daun muda ada di sana. Ini semua adalah perlengkapan permainan Krishna. Dan wujud Krishna sesuai dengan semua itu. Para Vrajavasianak-anak gembala sapi dan khususnya gadis-gadis Vrajabhumitidak ingin melihat Krishna yang mengenakan pakaian kebesaran seorang raja. Krishna datang ke Kuruksetra dengan berpakaian kebesaran kerajaan sebab Dia adalah raja di Dvaraka saat itu. Mereka menyampaikan kepada Krishna, Oh Krishna! Kami tidak ingin melihat wujud ini. Datanglah ke Vrndavan. Vrndavan telah menunggu beserta segala perlengkapan. Kunja-kunja ada di sana. Segalanya ada di sana. Segalanya telah menunggu kedatangan-Mu! Oh Krishna! Kami akan menarik Engkau ke sana. Kami tidak ingin melihat-Mu dalam pakaian kerajaan. Inilah Ratha-yatra. Inilah suasana hati Mahaprabhu, bhava yang dialami oleh-Nyagopi bhava. Para penduduk Vrajabhumi sangat dicintai oleh Krishna, sangat dekat dengan Krishna. Tidak ada soal sebagai raja dan rakyat. Tidak. Rakyat tidak dapat mendekati raja. Raja menjaga jarak. Rakyat harus menjaga jarak dan bersujud kepada raja. Rasa yang seperti itu tidak ada di Vrajabhumi. Para penduduk Vraja sangat dekat dengan Krishna sedekat anggota-anggota badan Krishna Sendiri. Anak-anak gembala sapi kadangkala menaiki pundak Krishna. Mereka tidak memiliki rasa kekaguman atau penghormatan. Inilah cinta yang murni. Kedekatan yang teramat sangat. Mereka sangat dekat bagi Krishna layaknya anggota badan-Nya Sendiri. Jika kaki Anda menyentuh badan Anda apakah Anda merasa terganggu? Tapi, jika kaki orang lain menyentuh Anda, Anda merasa kikuk dan dia juga merasa kikuk. Bukankah demikian? Anak-anak gembala sapi memanjat pundak Krishna. Krishna tidak pernah merasa kikuk dan anak-anak gembala sapi tidak merasa kikuk. Mengapa? Karena mereka bagaikan anggota-anggota badan Krishna Sendirisangat dekat. Inilah tattva di balik Ratha-yatra. Mahaprabhu adalah Krishna yang sedang berada dalam gopi-bhava, dalam radha-bhava, selalu menangis untuk Krishna, karena merasakan derita perpisahan yang akut terhadap Krishna. Dalam suasana hati yang demikian, suasana hati para gopi, Mahaprabhu menarik ratha Jagannath. Pada saat itu Mahaprabhu mengutip sebuah sloka dari Srimad-Bhagavatam Skanda Sepuluh:

  • ahus ca te nalina-nabha padaravindam

    yogesvarair hrdi vicintyam agadha-bodhaih

    samsara-kupa-patitottaranavalambam

    geham jusam api manasy udiyat sada nah

    Dengan demikian, para gopi berkata: Tuanku tercinta, yang memiliki pusar bagaikan bunga padma, kaki-padma-Mu adalah satu-satunya naungan bagi mereka yang telah jatuh ke dalam sumur-dalam keberadaan material. Kaki suci-Mu dipuja dan menjadi obyek meditasi para yogi agung dan filsuf yang sangat terpelajar. Kami berharap kaki-padma ini juga akan terbangkitkan di hati kami, walau kami hanyalah orang biasa yang sibuk dalam urusan rumah tangga.10

    Para gopi mempersembahkan doa-doa kepada Krishna, dengan berkata, Oh nalina-nabha-KrishnaOh Krishna yang memiliki mata-padma! Dua kaki-padma-Mu tak terduga. Semua yogesvara yang dipimpin oleh Brahma senantiasa bermeditasi kepada kaki-padma tersebut di hati mereka. Dua kaki-padma-Mu adalah satu-satunya tempat bernaung bagi mereka yang telah jatuh ke dalam lautan mematikan keberadaan material dan sedang tenggelam, bagi mereka yang telah jatuh ke dalam sumur gelap urusan rumah tanggaandha-kupa. Dan kami para gopa dan gopi adalah orang-orang yang berumah tangga, jadi biarlah dua kaki-padma tersebut senantiasa termanifestasi di dalam pikiran kami. Inilah makna sloka tersebut. Lalu Mahaprabhu menyanyikan lagu ini:

    anyera hrdaya-mana, mora mana-vrndavana,

    mane vane eka kari jani

    tahan tomara pada-dvaya, karaha yadi udaya,

    tabe tomara purna krpa mani

    Bagi kebanyakan orang, pikiran dan hati itu satu. Tapi, oleh karena pikiran-Ku tidak pernah terpisahkan dengan Vrndavan, Aku anggap pikiran-Ku dan Vrndavan itu satu. Pikiran-Ku itu Sendiri sudah merupakan Vrndavan, dan oleh karena Engkau menyukai Vrndavan, bersediakah Engkau menempatkan kaki-padma-Mu di sana? Aku akan menganggap itu sebagai karunia penuh dari-Mu.11

    Dalam radha-bhava, Mahaprabhu berkata, Bagi orang lain ada perbedaan antara hati dan pikirannya, tapi hati dan pikiran-Ku adalah Vrndavan. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan antara pikiran seorang vaisnava, seorang premi-bhakta, dan Vrndavan. Mahaprabhu berkata, Jika atas karunia-Mu dua kaki-padma-Mu muncul di pikiran-Ku, maka Aku akan mengerti bahwa itu adalah karunia sejati-Mu kepada-Ku, purna krpa, karunia lengkap dari-Mu.

  • tomara ye anya vesa, anya sanga, sanya desa

    vraja-jane kabu nahi bhaya

    vraja-bhumi chadite nare, toma na dekhile mare,

    vraja-janera ki habe upaya

    Para penduduk Vrndavan tidak menginginkan Engkau yang berpakaian layaknya seorang pangeran, tidak pula mereka menginginkan Engkau bergaul dengan kesatria-kesatria besar dari negeri lain. Mereka tidak dapat meninggalkan tanah Vrndavan, dan tanpa kehadiran-Mu, mereka semua sedang sekarat. Akan bagaimana jadinya keadaan mereka?12

    tumivrajera jivana, vraja-rajera prana-dhana

    tumi vrajera sakala sampad

    krpardra tomara mana, asi jiyao vraja-jana

    vraje udaya karao nija-pada

    Krishna-Ku tercinta, Engkau adalah jiwa dan raga Vrndavan-dham. Khususnya, Engkau adalah nyawa Nanda Maharaj. Engkau adalah satu-satunya kemewahan tanah Vrndavan, dan Engkau sangat berkarunia. Mohon datanglah dan izinkan mereka semua tetap hidup. Berkenanlah menempatkan kembali kaki-padma-Mu di Vrndavan.13

    Tidak Ada Ratha-yatra di Vrndavan

    Para penduduk Vrajabhumi tidak senang melihat pakaian kerajaan-Mu dan wujud-Mu sebagai raja. Mereka tidak dapat meninggalkan Vrajabhumi dan mereka sedang sekarat ketika mereka tidak dapat melihat-Mu, Krishna. Sekarang katakanlah kepada-Ku apa yang akan terjadi terhadap para penduduk Vrajabhumi jika Engkau tidak mau pergi ke sana? Jadi, tarik Dia ke Vrajabhumi sekarang! O Krishna, Engkau adalah nyawa Vrajabhumi! Engkau adalah harta paling berharga bagi Vrajaraj Nanda Maharaj! Berkarunialah, Krishna! Datanglah ke Vrajabhumi dan biarlah para penduduk memperoleh kembali nyawa mereka! Mereka sedang sekarat. Mohon jadikanlah kaki-padma-Mu muncul di Vrajabhumi! Mahaprabhu menyanyikan lagu ini dan menarik ratha, membawa Jagannath, yang adalah Syamasundar, menuju Vrajabhumi. Inilah Ratha-yatra.

  • Oleh karena itulah tidak ada Ratha-yatra di Vrndavan sebab Ratha-yatra berarti membawa Krishna dari Kuruksetra menuju Vrndavan. Krishna selalu berada di Vrndavan. Jadi, untuk apa lagi ada Ratha-yatra di sana? Dan hati seorang Vaisnava, khususnya seorang gaura-priya-janaseorang penyembah tercinta Gaurangaitulah Vrndavan.

    Jadi, biarlah ada Ratha-yatra setiap hari. Oleh karena itu, Prabhupada mengatakan bahwa jika Anda menginginkannya, lakukanlah Ratha-yatra kapan pun. Jika mampu, lakukanlah setiap hari. Tarik Krishna, bawa ke Vrndavanitu artinya ke dalam hati Andasetiap hari. Dan orang yang tidak mengerti, mereka mengkritik, Mengapa para penyembah Krishna di ISKCON menyelenggarakan Ratha-yatra kapan saja? Mereka tidak mengikuti aturan kitab suci yang menetapkan hari tertentu untuk Ratha-yatra. Mereka tidak tahu sehingga mereka mengkritik. Jika seseorang mengerti, maka mana ada ruang untuk mengkritik? Dia akan berkata, Ya, biarlah mereka melaksanakannya setiap hari. Setiap hari tarik Krishna bawa ke Vrndavanke dalam hati Anda.

    Instruksi-instruksi untuk Ratha-yatra

    Di dalam Visnu dharma dinyatakan, sadhasya site pakse dvitiya pusya samyuta. Pada bulan Asadha, pada hari kedua masa empat-belas hari menjelang purnama, pada pusya-naksatraketika bintang Pusya hadir, itulah hari untuk Jagannath Ratha-yatra. Hal ini diuraikan dalam Skanda Purana dan juga di dalam Visnu Dharma. Naksatra tersebut tidak datang setiap tahun. Jika tidak hadir pusya-naksatra, Ratha-yatra hendaknya tetap dilaksanakan. Jika hadir pusya-naksatra maka akan menjadi sangat bertuah. Festival Ratha-yatra hendaknya dilaksanakan dengan cara menyiapkan banyak jenis manisan lezat untuk Jagannath, Baladeva, dan Subhadra. Orang hendaknya memberi makan kepada para brahmana dan para Vaisnava. Selama tujuh hari hendaknya ratha tinggal di Gundica mandira.14 Di dunia Barat Gundica mandira bisa dibuatkan di pantai atau di tepi sebuah sungai. Juga disebutkan di dalam Visnu Dharma bahwa kita dapat menempatkan kereta di pantai atau tepi sungai selama tujuh hari. Selenggarakanlah perayaan di sana, lalu lakukanlah Ratha-yatra balik. Hiaslah kembali ratha dengan baik dengan bunga-bunga dan hiasan lainnya. Kembalinya ratha akan jatuh pada hari Ekadasi. Kembalinya ratha ini juga sangat bertuah. Orang yang melihat Bhagavan Visnu, Krishna atau Jagannath di atas ratha pasti akan mencapai keadaan terbebaskan.

    Di dalam Visnu dan Padma Purana disebutkan:

    asadhasya dvitiyayam

    ratha kuryad visesatah

    asadha suklaikadasyam

    japa homa mahotsavam

    rathasthitam vrajantam tam

  • mahavedi mahotsave

    ye pasyanti mudabhaktya

    vasa tesam kareh pade

    satyam satyam punah satyam

    pratijnatam dvijottamah

    natah sreyah prado visnor

    utsavah sastra sammatah

    Padma Purana juga menyebutkan hari tersebuthari kedua selama empatbelas hari menjelang bulan purnama pada bulan Asadha sebagai hari untuk melaksanakan Ratha-yatra. Kemudian kembalinya yatra dapat dilaksanakan pada hari Ekadasi atau hari kesepuluh. Kita hendaknya melaksanakan korban suci api, mengucapkan nama suci, menyelenggarakan perayaan besar, dan pergi melihat Tuhan di atas ratha-Nya. Orang yang melihat Tuhan berada di atas ratha pasti akan pergi ke kediaman Sri Visnu, rathe ta vamana drstva punar janma na vidyate. Ini sangat populer di kalangan orang Hindu. Jika Anda melihat Vamana Sri Visnu di atas ratha-Nya, maka tidak akan terjadi lagi kelahiran-kembali. Hal ini diuraikan dalam sastra. Jadi, secara singkat inilah sejarah dan tattva di balik Ratha-yatra.

    Penyembah: Anda mengatakan bahwa jika seseorang hanya menyaksikan saja Sri Jagannath di atas ratha dia akan mencapai muktiterbebaskan. Apakah ini berarti setiap orang yang melihat Jagannath akan mencapai mukti?

    Gour Govinda Maharaj: Jagannath yang Tuhan, bukan Jagannath yang patung atau murti kayu!

    Penyembah: Jadi, itu artinya orang yang memiliki prema?

    Srila Gour Govinda Maharaj: Ya! Ya!

    Penyembah: Sudah menjadi pemikiran yang populer bagi penyembah untuk berkata, Oh, jika Anda hanya melihat saja Sri Jagannath Anda akan terbebaskan.

    Gour Govinda Maharaj: Tidak apa-apa, itu sangat bagus. Bagaimanapun, datanglah dan lihatlah Sri Jagannath. Bagaimanapun, ikut sertalah. Ya. Itu penyemangatan. Kalian menyanyi dan menarilah di depan ratha. Sangat bagus.