load balancing_220181

Upload: mitchell-cook

Post on 23-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 LOad Balancing_220181

    1/8

    1

    ANALISA KINERJA JARINGAN WIRELESSLAN MENGGUNAKAN

    QOS DAN RMA PADA PERPUSTAKAAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    NASKAH PUBLIKASI

    diajukan oleh

    Fadillah Usman

    11.11.5246

    kepada

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

    AMIKOM YOGYAKARTA

    YOGYAKARTA

    2015

  • 7/24/2019 LOad Balancing_220181

    2/8

    2

  • 7/24/2019 LOad Balancing_220181

    3/8

    3

    ANALISA KINERJA JARINGAN WIRELESSLAN MENGGUNAKAN

    QOS DAN RMA PADA PERPUSTAKAAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    FADILLAH USMAN1)

    , KUSNAWI2)

    1, 2) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

    Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283

    Email : [email protected]), [email protected] 2)

    Abstract - Wireless technology is a data communications

    technology that connects a computer network without using wires

    as a medium of communication. Data communication is performedvia a radio signal that is useful to replace the role of the media asa medium of communication cables. In the area of UGM Library(UGM) menggunakann a wireless LAN (Local Area Network) that

    GMU-Hotspot. UGM-Hotspot is SSID (service set identifier) ofthe AP (Access Point) at UGM Library. Wireless LAN at Gadjah

    Mada University Library utilized to support learning systemsequipped with the academic system, elearning, and so forth.

    In pengelolahan applicability of Bandwidth still imposed asystem of flat-sharing on the canals. Whereas the needs of thecanal at certain times different from one another. This meansUGM-Hotspot wireless network is not maximized, it is necessary to

    address the WLAN network performance analysis. QoS (Quality ofService) is a mechanism that ensures performasi of computernetworks, especially in internet capabilities that determine thelevel of satisfaction of the use of a network. WLAN network

    performance analysis emphasizes the process of monitoring and

    measurement of network parameters on the network infrastructure.

    Parameters used Bandwidth, delay, and packet loss. Monitoring tosee the performance of WLAN networks can be seen with PRTG

    software through the results of its uptime and downtime.In this study conducted at Gadjah Mada University Library

    aims to determine the performance of wireless LAN (Local Area

    Network) at UGM Library to provide better network quality of the

    physical aspects that guarantee QoS given tailored to the needs ofthe use and efficiency of the WLAN network Gadjah MadaUniversity Library.

    Keywords: WLAN, Network, QoS (Quality of Service).

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    UGM (Universitas Gadjah Mada) menggunakan suatuteknologi jaringan wireless LAN (Local Area Network)

    pada perpustakaan. Jaringan wireless LAN di manfaatkan

    untuk menunjang sistem pembelajaran dengan dilengkapi

    sistem akademis, elearning, dan lain sebagainya. Untuk

    mempercepat akses informasi perpustakaan Universitas

    Gadjah Mada menyediakan layanan hotspot. Hotspot pada

    perpustakaan dibagi menjadi beberapa jangkauan yaitu

    Gedung L1, Gedung L5, Gedung L6 dan Gedung L7.

    Penerapan Wi-Fi (Wireless Fidelity) di area

    perpustakaan Universitas Gadjah Mada, UGM-Hotspot,

    dikelola oleh PSDI (Pusat Sistem dan Semberdaya

    Informasi). Penerapan Wi-Fi ini tersebar diseluruh

    perpustakaan Universitas Gadjah Mada. jaringan UGM-

    Hotspot dapat diakses dengan menggunakan usernameberupa email UGM, sedangkan selain mahasiswa UGM

    dapat mengakses Wi-Fi dengan usename berupa tamu untuk

    password ditanyakan pada layanan reservasi. Hal ini

    membuat jaringan nirkabel membutuhkan mekanisme

    khusus untuk melayani jumlah node yang semakin melonjak

    naik.

    Semakin tinggi jumlah node yang terhubung ke dalam

    jaringan nirkabel, maka akan semakin rentan pula pula

    terhadap jaringan tersebut. Baik rentan pada sisis keamanan

    atau ketersediaan jaringan itu sendiri. Kelemahan lain darijaringan nirkabel adalah ketika jumlah node yang terhubung

    semakin banyak, maka delay yang terjadi pada setiap

    transmisi paket akan semakin besar. Hal ini terkait denganadanya pembagian Bandwidth pada kanal. Pengelolahan

    Bandwidth masih memberlakukan sistem pembagian rata

    pada kanal-kanal. Padahal kebutuhan kanal pada waktu-waktu tertentu berbeda satu sama lain. Artinya jaringan

    wireless UGM-Hotspot belum maksimal.

    Berdasarkan permasalahan tersebut maka kinerja

    jaringan wirelees LAN pada perpustakaan UGM harus

    selalu tetap pada performa yang baik. Maka dari itu harus

    dilakukan analisis kinerja jaringan wirelees LAN yang

    menekankan bagaimana monitoring dan mengukuran kinerja

    jaringan dengan cara mengukur parameter Bandwidth,

    delay, dan packet loss pada Perpustakaan UGM. Untuk

    mengetahui kinerja jaringan WLAN pada perpustakaanUGM Penulis melakukan penelitian dengan judul Analisa

    Kinerja Jaringan WirelessLAN Menggunakan QoS dan

    RMA pada Perpustakaan Universitas Gadjah Mada.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun Berdasarkan pada latar belakang yang

    diuraikan sebelumnya, permasalahan yang dapat

    dirumuskan adalah Bagaimana Menganalisis KinerjaJaringan Wireless LAN (Local Area Network) dengan

    mengukur parameter Bandwidth, delay, packet loss dengan

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/24/2019 LOad Balancing_220181

    4/8

    4

    menggunakan metode QoS (Quality of Service) & RMA

    (Realibility, Maintainability, and Availability) pada jaringan

    wireless LAN pada perpustakaan Universitas Gadjah Mada?

    1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja

    jaringan wireless LAN (Local Area Network) pada

    perpustakaan Universitas Gadjah Mada untuk memberikan

    kualitas jaringan yang baik dari aspek fisik sehingga

    jaminan QoS yang di berikan disesuaikan dengan kebutuhanyang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan WLAN

    pada perpustakaan Universitas Gadjah Mada.

    1.4 Metode Penelitian

    1.4.1 Metode Pengumpulan Data

    Adapun empat metode tersebut dapat dijelaskan

    sebagai berikut:1. Metodologi Observasi (Field Research)

    Pengumpulan data dan informasi dengan cara

    meninjau dan mengamati secara langsung dengan

    instansi yang bersangkutan.2. Metodologi Wawancara (Interview)

    Pengumpulan data dan informasi dengan caramelakukan wawancara secara langsung dengan

    kepala bidang jaringan komputer perpustakaan

    Universitas Gadjah Mada.

    3. Metodologi Kepustakaan (Library Research)

    Pengumpulan data dan informasi dengan cara

    membaca buku-buku atau artikel referensi yang

    dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah

    ini.

    4. Metodologi Studi Sejenis

    Metode pengumpulan data dengan mempelajari

    penelitian-penelitian sebelumnya yang memilikikarakteristik sama, baik dari segi teknologi maupun

    objek penelitian.

    1.4.2 Metode Pengembangan

    Metodologi penelitian yang digunakan dalam tugas

    akhir ini adalah PPDIOO (Prepare, Plan, Design,

    Implementasi Operate, dan Optimize) yang memiliki 6tahapan, yaitu:

    1.Prepare: Tahapan persiapan yang dibutuhkan.

    2.Plan: Tahapan rencana yang diperlukan.

    3.Design: Mengenai rancangan infrastruktur jaringan

    wirelees LAN (Local Area Network).

    4.

    Implementasi: Penerapan teknologi jaringan wireleesLAN.

    5.Operate: Memeriksa penerapan teknologi jaringan

    wirelees LAN.

    6.Optimize : Mengevaluasi efektivitas.

    1.5 Tinjauan Pustaka

    Yunus arifin (2012) QoS (Quality of Service)

    merupakan mekanisme jaringan yang memungkinkan

    aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai

    dengan yang diharapkan. Kinerja jaringan komputer dapat

    bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya masalah

    Bandwidth, latency dan jitter, yang dapat membuat efek

    yang cukup besar bagi banyak aplikasi. Sebagai contoh,komunikasi suara seperti VoIP atau IP telephone serta video

    streaming dapat membuat pengguna frustrasi ketika paket

    data aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan dengan

    Bandwidth yang tidak cukup, dengan latency yang tidak

    dapat diprediksi, atau jitter yang berlebih. Fitur QoS ini

    dapat menjadikan Bandwidth, latency, dan jitter dapatdiprediksi dan dicocokkan dengan kebutuhan aplikasi yang

    digunakan di dalam jaringan tersebut.

    Penelitian yang terkait dengan hotspot di Universitas

    Gadjah Mada dilakukan oleh Racmahwati (2008) meneliti

    tentang pemetaan dan jangkauan dan pemakaian channel

    sinyal access point hotspot dengan wardriving. Dari

    penelitian tersebut disimpulkan bahwa jumlah access point

    yang ada di 18 fakultas, gedung KPTU (Pusat dan

    Perpustakaan Unit) 1 mencapai 196 jaringan, masih banyak

    ditemukan blank spot yaitu daerah yang tidak terjangkaun

    jaringan wireless, pemasangan access point yang

    jangkauanya saling bersinggungan belum menggunakan

    nonoverlap channel sehingga terjadi interferensi, serta hak

    akses internet via wireless dibeberapa tempat masih bersifat

    tertutup.

    Yani (2011) RMA suatu standar khusus dimana

    keandalan (Reliability), kemudahan pemeliharan(Mainatainbility), kemampuan (Availability)

    karakteristiknya dapat diukur.

    1. Reability adalah indikator statistik dari frekuensi

    kegagalan jaringan dan komponennya dan

    merepresentasikan layanan yang keluar dari jadwal.

    2. Maintainability adalah ukuran statistik dari waktuuntuk menyembuhkan sistem untuk status

    beroperasi penuh setelah kegagalan. Umumnya

    diekspresikan sebagai MTTR (Mean Time To

    Repair). Perbaikan kegagalan sistem terdiri dari:

    Deteksi, isolasi kegagalan komponen yang dapat

    diganti, waktu yang dibutuhkan untukmenerimakan bagian yang dibutuhkan dilokasi

    komponen yang gagal, dan waktu sesungguhnya

    untuk mengganti komponen, mengujinya, dan

    menyembuhkan layanan secara total.

    3. Availability disebut juga operational ability adalah

    hubungan antara frekuensi mission critical failures

    dan the time to restore service. Didefinisikan

    sebagai rata-rata waktu antara mission-critical

    failures atau MTBF (Mean Time Between Failures)

    dibagi oleh jumlah MTTR (Mean Time To Repair)

    dan mean time between mission-critical failuresatau mean time between failures A= (MTTF -

    MTTR).

    Menurut Madcoms (2009) Wireless LAN (Local Area

    Network) yaitu jaringan komputer yang menggunakan

    gelombang radio sebagai media transmisi data dimana

    informasi dari satu komputer ke komputer lainya tanpamenggunakan kabel sebagai media perantara. Dimana ketika

    sebuah data dikirimkan baik oleh pengirim sinyal Wi-Fi

  • 7/24/2019 LOad Balancing_220181

    5/8

    5

    (Wireless Fidelity), maka data biner akan dikodekan

    menjadi sebuah frekuensi radio kemudian akan di

    transmisikan oleh perangkat wireless router.

    1.5 QOS

    Quality of service merupakan sekumpulan teknik dan

    mekanisme yang menjamin performasi dari jaringan

    komputer khususnya di internet di dalam penyediaan

    layanan kepada aplikasi-aplikasi di dalam jaringan

    komputer. Qos berkaitan dengan data multimedia, layananmultimedia, real time multimedia. Teknik kompresi

    merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dari

    suatu layanan di internet quality of service.[1]

    1.5.1 Parameter-Parameter Quality of Services

    Parameter-parameter QoS antara lain Bandwidth, delaydan packet loss.

    1. Bandwidth

    Didefinisikan sebagai lebar pita jaringan komputer

    yang menentukan kecepatan akses jaringan

    komputer.2. Delay

    Delay merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan

    oleh data atau informasi untuk sampai ke tempat

    tujuan data atau informasi tersebut dikirim.

    Tabel 1. Standarisasi Delay versi TIPHON

    Kategori latency Besar delay

    Sangat bagus 450 ms

    3. Packet loss

    merupakan banyaknya paket yang gagal mencapai

    tempat tujuan paket tersebut dikirim.

    Tabel 2. Standarisasi Packet Loss Versi TIPHON

    Kategori Degradasi Besar delay

    Sangat bagus 0 %

    Bagus 3 %

    Sedang 15 %

    Jelek 25 %

    Secara umum terdapat kategori penurunan performasijaringan dengan versi TIPHON (Telecomunications and

    Internet Protocol Harmonization Over Network). Joesman

    (2008).[2]

    1.6 Metode Analisis PPDIOO

    Metode Prepare, Plan, Design, Implement, Operate andOptimize (PPDIOO) merupakan sebuah metode penelitian

    yang dikembangkan oleh Cisco Systems yang

    mendefinisikan sebuah siklus yang diperlukan dalam

    implementasi sebuah jaringan.[3]

    Gambar 1.Metode PPDIOO[4]

    Tiap tahapan pada metode pengembangan sistem

    PPDIOO akan dijelaskan sebagai berikut:

    1.Prepare

    Pada fase ini dilakukan proses perumusan masalah,mengidentifikasi konsep dari sistem yang akan

    diimplementasikan, jenis dan tipe penerapannya,

    serta komponen pendukung sehingga spesifikasi

    kebutuhan sistem dapat diperjelas.2.Plan

    Tahap plan melakukan perencanaan dalam membuat

    rincian spesifikasi. Dalam penelitian ini terdapat

    perencanaan dalam membuat infrastruktur dan

    komponen pendukung yang akan dikonfigurasi.3.Design

    Design dalam tahapan design ini dibuat suatu

    topologi jaringan untuk proses keamanan data. Serta

    konfigurasi yang dilakukan pada masing-masingperangkat.

    4.Implement

    Tahap implement menerapakan semua yang telah

    direcanakan. Dalam tahap ini mencakup instalasi

    serta konfigurasi terhadap rancangan topologi dan

    konfigurasi yang dilakukan pada masing-masing

    perangkat.

    5.Operate

    Tahap ini diperlukan adanya pemantauan terhadap

    sistem agar berjalan sesuai dengan kebutuhan. Proses

    dalam melakukan pengujian menggunakan parameter

    yang ditentukan dan sejumlah komponen pendukung

    agar dipastikan sudah berjalan dengan baik dan benar

    dan sudah menjawab permasalahan yang telahdirumuskan.

    6.Optimize

    Tahap ini memerlukan perhatian khusus terhadap

    kebijakan yang perlu dibuat untuk mengatur dan

    membuat sistem agar dapat berjalan dengan baik.

  • 7/24/2019 LOad Balancing_220181

    6/8

    6

    2. Pembahasan

    2.1 Implementasi

    Mekanisme pengukuran parameter QoS adalah denganmenggunakan axence net tools yaitu dengan cara

    mengirimkan sebuah paket dan membebaninya dengan

    ukuran paket tertentu kepada alamat IP untuk setiap

    perangkat dan menunggu respon dari node pengirim

    (source) kepada node penerima (destination) di layer-layer

    IP pada skema jaringan yang akan diukur. Kemudianmengambil informasi nilai parameter-parameter QoS dari

    lalu lintas paket data dan mengumpulkan serta merekam

    informasi lalu lintas paket data yang selanjuntnya akan

    dikirimkan kepada monitoring application.

    2.1.1 Hasil Pengukuran QoS

    Dari penjelasan di atas, didapatkan hasil dariimplementasi pengukuran parameter QoS yang terdiri dari

    Bandwidth, delay dan packet loss, di mana proses

    pengukurannya menggunakan software Axence NetTools

    yaitu sebagai berikut:

    Tabel 3.Nilai Bandwidth Pada Perpustakaan

    LokasiHari/

    tanggalWaktu

    Bandwidth (Mbps)

    Min Maks Rata

    L1

    Senin1/17/2015

    09:3013:00

    4.318.3

    88.3104.8

    6.86.5

    Selasa1/18/2015

    09:3013:00

    24.58.4

    86.596.1

    47.913.9

    Rabu1/19/2015

    09:3013:00

    44.215.1

    92.385.9

    75.146.7

    L5

    Senin1/17/2015

    09:3013:00

    27.56.9

    84.892.8

    44.713.6

    Selasa1/18/2015

    09:3013:00

    16.815.8

    84.889.0

    44.751.7

    Rabu

    1/19/2015

    09:30

    13:00

    7.7

    17.6

    81.8

    91.5

    43.3

    63.8

    L6

    Senin

    1/17/2015

    09:30

    13:00

    34.4

    8.5

    87.0

    87.8

    71.6

    10.4

    Selasa

    1/18/2015

    09:30

    13:00

    42.3

    11.2

    96.8

    81.6

    78.1

    45.3

    Rabu

    1/19/2015

    09:30

    13:00

    30.5

    26.8

    80.6

    86.6

    56.2

    56.3

    L7

    Senin1/17/2015

    09:3013:00

    25.416.2

    83.085.5

    58.351.6

    Selasa

    1/18/2015

    09:30

    13:00

    4.1

    6.9

    79.0

    85.7

    12.6

    16.6

    Rabu

    1/19/2015

    09:30

    13:00

    25.9

    20.2

    85.2

    86.1

    56.5

    48.6

    Berdasarkan tabel di atas didapatlah hasil pengukuran

    Bandwidth pada perpustakaan UGM, Bandwidth yang

    diamati selama pegukuran jam 09.00-11.30 dan jam 13.00-

    15.30 yang dilakukan pada jam sibuk di perpustakaan UGM

    yang diukur dalam (Mbps).

    Tabel 4.Nilai delay Pada Perpustakaan

    LokasiHari/

    tanggalWaktu

    Delay (ms)

    Min Maks Rata

    L1

    Senin1/17/2015

    09:3013:00

    32

    408724

    5260

    Selasa1/18/2015

    09:3013:00

    22

    533561

    42139

    Rabu

    1/19/2015

    09:30

    13:00

    4

    2

    570

    257

    65

    27

    L5

    Senin1/17/2015

    09:3013:00

    23

    790408

    3152

    Selasa

    1/18/2015

    09:30

    13:00

    2

    2

    38

    49

    5

    7

    Rabu

    1/19/2015

    09:30

    13:00

    2

    2

    40

    56

    7

    7

    L6

    Senin1/17/2015

    09:3013:00

    22

    346143

    1510

    Selasa

    1/18/2015

    09:30

    13:00

    2

    2

    376

    44

    15

    7

    Rabu

    1/19/2015

    09:30

    13:00

    2

    2

    461

    172

    14

    11

    L7

    Senin

    1/17/2015

    09:30

    13:00

    2

    2

    313

    300

    22

    24

    Selasa1/18/2015

    09:3013:00

    34

    350937

    78257

    Rabu

    1/19/2015

    09:30

    13:00

    2

    2

    535

    334

    31

    212

    Berdasarkan tabel di atas didapatlah hasil pengukuran

    delay pada perpustakaan UGM, delay yang diamati selama

    pegukuran jam 09.00-11.30 dan jam 13.00-15.30 yang

    dilakukan pada jam sibuk di perpustakaan UGM yang

    diukur dalam ms (mili second).

    Tabel 5.Nilai packet loss Pada Perpustakaan

    LokasiHari/

    tanggalWaktu

    Packet Loss (%)

    Sent Loss Loss%

    L1

    Senin1/17/2015

    09:3013:00

    264320

    00

    00

    Selasa

    1/18/2015

    09:30

    13:00

    273

    366

    0

    13

    0

    3

    Rabu

    1/19/2015

    09:30

    13:00

    255

    239

    0

    1

    0

    0

    L5

    Senin

    1/17/2015

    09:30

    13:00

    320

    264

    0

    0

    0

    0

    Selasa

    1/18/2015

    09:30

    13:00

    336

    479

    0

    0

    0

    0

    Rabu

    1/19/2015

    09:30

    13:00

    317

    242

    0

    0

    0

    0

    L6

    Senin

    1/17/2015

    09:30

    13:00

    237

    170

    1

    0

    0

    0

    Selasa1/18/2015

    09:3013:00

    246238

    00

    00

    Rabu

    1/19/2015

    09:30

    13:00

    222

    257

    0

    0

    0

    0

    L7

    Senin1/17/2015

    09:3013:00

    379245

    20

    10

    Selasa1/18/2015

    09:3013:00

    200228

    111

    05

    Rabu

    1/19/2015

    09:30

    13:00

    246

    199

    4

    58

    2

    34

    Berdasarkan tabel di atas didapatlah hasil pengukuran

    packet loss pada perpustakaan UGM, packet loss yang

  • 7/24/2019 LOad Balancing_220181

    7/8

    7

    diamati selama pegukuran jam 09.00-11.30 dan jam 13.00-

    15.30 yang dilakukan pada jam sibuk di perpustakaan UGM

    yang diukur dalam (%).

    2.1.2 Hasil Pengukuran RMA

    Tabel 6.Frekuensi kegagalan

    No. PerangkatFrekuensi kegagalan

    2013 2014 2015 Total1. Adaptor 4 3 0 7

    2. Mikrotik 0 1 0 1

    3. Hub 1 1 0 2

    4. Access point 0 2 0 2

    5. router 0 1 0 1

    Tabel 7.Hasil MTBF (Mean Time Between Failure)

    No.MTBF

    Lokasi Up-Time Down-Time Failed

    1. L1 4hr 03m 17s 0hr 4m 0s 18s

    2. L5 4hr 10m 09s 0hr 6m 0s 19s

    3. L6 2hr 38m 54s 0hr 6m 0s 19s

    4. L7 3hr 09m 04s 0hr 9m 0s 23sWaktu yang dihitung menggunakan MTBF (Mean

    Time Between Failure) dimana MTBF adalah waktu rata-

    rata kerusakan yang mana melakukan perhitungan dengan

    cara melihat waktu kerusakan dibagi dengan banyaknya

    kejadian.

    2.2 Oporate

    2.2.1 Pengujian QoS

    Dalam tahap ini, pengujian termasuk dalam tahap ini.

    hasil yang telah di implementasi akan di uji apakah sistem

    yang berjalan sudah berjalan dengan baik. Berikut adalahpengujian yang dilakukan dalam penelitian.

    Tabel 8.Klarifikasi perhitungan bandwidth

    LokasiBandwidth(Mbps)

    Min Maks Rata-Rata

    Gedung L1 19.1 92.3 53.0

    Gedung L5 15.4 87.9 45.4

    Gedung L6 25.6 86.8 53.0

    Gedung L7 16.5 84.1 40.7

    Dari tabel 3 di atas, maka nilai Bandwidth dari ke

    empat area tersebut dapat diklasifikasikan seperti table

    diatas ini.

    Tabel 9.Klarifikasi perhitungan Delay

    LokasiRata-rata (ms)

    TIPHONMin Maks

    Gedung L1 3 508 Jelek

    Gedung L5 3 245 Bagus

    Gedung L6 2 256 Bagus

    Gedung L7 3 461 Jelek

    Dari tabel 4 di atas, maka nilai delay dari ke empat

    area tersebut dapat diklasifikasikan seperti table diatas ini.

    Tabel 10.Klarifikasi perhitungan Packet Loss

    LokasiPacke Loss(%)

    Sent Loss Loss % TIPHON

    L1 286 3 1 Sangat Bagus

    L5 326 0 0 Sangat Bagus

    L6 228 0 0 Sangat Bagus

    L7 249 12 7 Bagus

    Dari tabel 5 di atas, maka nilai Packet Loss dari ke

    empat area tersebut dapat diklasifikasikan seperti tablediatas ini.

    2.2.2 Pengujian RMA

    Untuk RMA di sini menggunakan aplikasi yangdipakai Sofeware PRTG. PRTG memiliki dua jenis

    mekanisme pengambilan data yang bisa dianalisis yaitu

    interface dan report, PRTG sehingga dapat ditampilkan data

    hasil analisis dengan catatan bahwa PRTG sedang

    dijalankan.

    Realibility adalah Indikator statistik dari frekuensikegagalan jaringan dan komponennya dan

    mempresentasikan layanan yang keluar dari jadwal.

    Tabel 11. Frekuensi Kegagalan

    No. Perangkat MTTF

    1. Adaptor 0.86

    2. Mikrotik 12.1

    3. Hub 3

    4. Access Point 6

    5. Router 12.1

    Maintenance adalah ukuran statistik dari waktu

    memperbaiki sistem untuk status beroperasi penuh setelah

    kegagalan.

    Tabel 12. Waktu Perbaikan Komponen Jaringan

    No. Perangkat MTTR (jam)

    1. Adaptor 4.1

    2. Mikrotik 1.2

    3. Hub 1.2

    4. Access Point 2.4

    5. Router 1.2

    Availability adalah hubungan antara waktu kegagalan

    dan waktu perbaikan dibagi oleh jumlah waktu perbaiakan.Tabel 13. Hasil dari Uptime dan Downtime

    No. Area Avalibility

    1. Gedung L1 95.186 %

    2. Gedung L5 95.316 %

    3. Gedung L6 92.722 %

    4. Gedung L7 90.912 %2.3 Operate

    Tahap Optimalisasi merupakan tahapan keenam dari

    PPDIOO. Dalam tahap ini dipaparkan mengenai saran

    pengembangan ke depan. Meningkatkan kinerja jaringan

    agar dapat meningkatkan layanan terhadap user untuk

    mengakses jaringan UGM-Hotspot. Itulah sebabnya

    perbaikan berkelanjutan merupakan salah satu andalan

    dalam siklus hidup jaringan.

    1. Redaman yaitu jatuhnya kuat sinyal karena

    pertambahan jarak dan tebalnya dinding

  • 7/24/2019 LOad Balancing_220181

    8/8

    8

    penghalang. Untuk mengatasi redaman pada media

    transmisi yang digunakan pada. jaringan UGM-

    Hotspot, perlu digunakan amplifier atau repeatersebagai penguat sinyal.

    2. Distorsi yaitu fenomena atau kejadian yang

    disebabkan bervariasinya kecepatan propagasi

    karena perbedaan Bandwidth. Untuk mengurangi

    nilai distorsi, maka Bandwidth transmisi yang

    memadai dan dianjurkan digunakan pemakaianBandwidthyang seragam, sehingga distorsi dapat

    dikurangi.

    3.Noise adalah tambahan sinyal yang tidakdikehendaki atau berdekatan (interferensi

    CoChannel) yang masuk di manapun di antara

    transmisi pengirim dan penerima

    3. Penutup

    3.1 Kesimpulan

    Dari hasil analisis kinerja jaringan Wireless LAN

    (Local Area Network) pada Perpustakaan UniversitasGadjah Mada, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

    1.Parameter QoS (Quality of Services) yangterdiri dari Bandwidth, delay dan packet loss

    sangat berpengaruh terhadap kinerja jaringan

    WLAN yang ada di Perpustakaan Universitas

    Gadjah Mada Kapasitas Bandwidth juga

    berpengaruh terhadap nilai QoS. Seperti yang

    telah diamati kecepatan transfer data nilai rata-rata tertinggi terjadi di area gedung L1 yaitu 92

    Mbps.

    2.Pada parameter QoS yaitu delay yang menurut

    versi TIPHON, bahwa delay tertinggi pada area

    gedung L7 termasuk dalam kategori jelek karenaberkisar diatas 450 ms.

    3.Pada parameter QoS yaitu packet loss yang

    menurut versi TIPHON, bahwa packet loss

    tertinggi pada area gedung L7 termasuk dalam

    kategori jelek karena nilai packet loss-nya 7%.

    4.Kerusakan dapat dilihat dengan waktu uptimedanDowntime keseluruhan yang paling banyak

    adalah pada area gedung L7 yaitu uptime 3hr

    09m 04s dan downtime 0hr 9m 0s.

    5.Kinerja jaringan wirelessUGM-Hotspot di wilayah

    perpustakaan UGM belum cukup memenuhi

    kebutuhan yang ada dikarenakan dibeberapa

    gedung masih terdapat nilai delaydanpacket losscukup tinggi.

    3.2 Saran

    Agar kinerja jaringan WLAN ini dapat berjalan

    dengan maksimal maka ada beberapa saran dari penulis,

    saran tersebut antara lain.

    1. Mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan

    turunnya nilai QoS seperti, perlu adanya sinyal

    penguat serta menjauhkan media transmisi.2. Dengan menggunakan mikrotik Router OS

    (Operasi system) Mikrotik mampu memperluas

    jangkauan sinyal WLAN hingga hampir

    seluruh Perpustakaan Universitas Gadjah Mada

    sekitarnya. Khususnya pada area gedung L7dan gedung L1 pegiriman paket data kurang

    oleh karena itu administrator Perpustakaan

    Universitas Gadjah harus menambakan

    banwidthagar bisa stabil atau optimal dan

    bagus kinerja WLAN tersebut.

    3. Gunakan amplifier atau repeater untukmengatasi redaman agar Bandwidth yang cukup

    untuk mengatasi distribusi komunikasi.

    4. Sebaiknya apabila terjadi kerusakan dilakukan

    pencatatan waktu kerusakan yang pernah terjadi

    untuk dijadikan arsip perusahaan.

    5. Gunakan jaringan pada batas ambang terhadap

    kapasitas (Bandwidth) untuk menghindaripacket

    loss.

    Daftar Pustaka

    [1]Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Handbook Jaringan

    Komputer. Informatika Bandung.[2]https://joesman.wordpress.com/2008/04/03/simulasi-

    jaringan-berbasis-paket-dengan-mempergunakan-

    simulator-opnet/ Diakses 05:41 PM 12/10/2014

    [3]http://www.ciscopress.com/articles/article.asp?p=17292

    70 Diakses 2:57 PM 1/16/2015

    [4]http://ptgmedia.pearsoncmg.com/images/chap6_978158

    7141171/elementLinks/cu870601.jpg Diakses 3:10 PM

    1/16/2015

    Penulis

    Fadillah Usman, memperoleh gelar Sarjana Komputer

    (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM

    Yogyakarta, lulus tahun 2015.Kusnawi, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom),

    Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta,

    2003. Memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi

    Teknik Elektro UGM (M.Eng). Saat ini menjadi Dosen di

    STMIK AMIKOM Yogyakarta, 2009.