sipil,irwon delfiyendro.pdf
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
1/63
1
EVALUASI JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR
BERSIH PDAM UNIT TERATAK BULUH
KABUPATEN KAMPAR
TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Melengkapi Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Teknik Pada
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau
Oleh:
IRWON DELFIYENDRO
043110080
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2011
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
2/63
2
EVALUASI JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM UNIT
TERATAK BULUH KABUPATEN KAMPAR
IRWON DELFIYENDRO
NPM : 043110080
Abstrak
Air merupakan elemen terpenting bagi kelangsungan kehidupan manusia baik di
desa maupun kehidupan di perkotaan. Sehubungan dengan perkembangan suatu
daerah dan pertumbuhan penduduk yang semakin padat maka kebutuhan akan air
bersih tersebut akan bertambah banyak, oleh sebab itulah PDAM harus bersikapbijak dalam menanggapi daerah layanannya masing masing agar kebutuhan
akan air bersih tersebut dapat terpenuhi. Untuk itu maka diperlukan suatu sistem
pendistribusian yang lebih baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui debit air yang didistribusikan oleh
PDAM Teratak Buluh apakah cukup untuk melayani daerah pelayanan dari tahun
2010 hingga 2024, dan untuk mengetahui diameter pipa jaringan PDAM Teratak
Buluh dapat digunakan hingga tahun 2024. Pada penelitian ini ada dua metode
yang digunakan, yaitu metode Geometrik untuk menghitung proyeksi jumlah
penduduk, dan metode Hazen William untuk menghitung besarnya diameter pipa
apakah layak dipergunakan hingga tahun 2024.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkiraan jumlah penduduk desa Teratak
Buluh yang dilayani PDAM tahun 2010 berjumlah 3013 jiwa dengan jumlah
kebutuhan air bersih sebesar 336.250,80 liter/hari, jumlah air yang disalukan
PDAM Unit Teratak Buluh sebesar 365.745,00 liter/hari, jadi PDAM mampu
memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Teratak Buluh. Akan tetapi tidak
mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih hingga tahun 2024 yang debitnya
mencapai 378.547,20 liter/hari, PDAM hanya mampu memenuhi kebutuhan air
bersih hingga tahun 2019 yaitu sebesar 362.923,20 liter/hari. Dan dari hasil
analisa diameter pipa pada tahun 2024, pipa transmisi sebesar 150,00 mmsedangkan pipa yang ada dilapangan sebesar 300 mm, pipa distribusi primer dan
pipa distribusi sekunder didapat diameter pipa sebesar 88,50 mm sedangkan
diameter pipa yang ada dilapangan sebesar 200 mm, dan untuk pipa distribusi
tersier di tiap ruas jalan pada desa Teratak Buluh tahun 2024 didapat diameter
pipa sebesar 66,38 mm sedangkan diameter pipa yang ada dilapangan sebesar 100
mm berarti ini menunjukkan bahwa diameter pipa hingga tahun 2024 yang akan
datang masih bisa untuk dipergunakan.
Kata kunci : Kebutuhan air, Pertumbuhan penduduk, Debit air, Diameter pipa.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
3/63
3
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamualaikum, WR. Wb.
Dengan mengucapkan segala puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T, yang
telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1 Bapak Prof. H. Detri Karya SE, MA,Ph.D Rektor Universitas Islam Riau
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng Wiyono, M.MT. Dekan Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau
3. Bapak Ir. M.Natsir Darin, MT. Pembantu Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau
4. Bapak Ir. H. Abd Kudus Zaini, MT. Pembantu Dekan II Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau
5. Bapak Muhammad Aryon, ST, MT Pembantu Dekan III Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau
6. Bapak Ir. H. Masrizal, MT, Ketua Jurusan Teknik Sipil dan Selaku Dosen
Pembimbing I dalam penulisan Tugas Akhir ini
7. Ibu Yolly Adriati, ST, MT, Sekretaris Jurusan Teknik Sipil dan Selaku
Dosen Pembimbing II dalam penulisan Tugas Akhir ini
8. Bapak Dr. Ir. Anwar Khatib, M. Eng, Selaku Dosen penguji I
9. Ibu Harmiyati, ST, M.Si, Selaku Dosen Penguji II
10. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Islam Riau
11. Seluruh Karyawan dan Tata Usaha Fakultas Teknik Universitas Islam Riau12. Teristimewa kepada kedua Orang tua, Armis (Papa) dan Asnelmawati,
S.pd (Mama) serta adik-adik ku tercinta Ike dan Trisna, terimakasih ku
ucapkan dengan setulus hati yang selalu mendoakan dan memberikan
dorongan baik moril maupun meteril yang tak henti-hentinya dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
13. Buat keluarga besar penulis, Adizul Haimi (Oom), Dewita Murni, S.pd
(Bunda), Japriadi (Oom), Desmiyanti S.pd (Tante) dan keluarga besar
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
4/63
4
lainnya yang selalu mendoakan dan memberikan semangat penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini
14. Ucapan terima kasih khususnya buat Aci Halimah yang selalu mendoakan
dan memberikan motivasi yang tidak henti-hentinya dan menemani hari-
hariku dalam penulisan tugas akhir ini
15. Rekan-rekan seperjuangku angkatan 2004, Edwar Idrus ST (eed), Rika
Putra, Heri Siswadi, Candra Maisonny, Yof Zumarta (ayub),
Muhareqkhareka (ayek), Randa Putra ST, Neri Maiyusan ST, Surya Hari
Kusuma, Syahyar Ramadhani (dhani), Wira Nanda, Raino Asnan (reno),
Debi, Umi, Susi Fonesti, Anton Sujarwo, Jamal, Edo, Budi, Azwar
Ahlunnazar ST, Wan Adrian, Ibnu Rafli Pilar ST (nunu), Deni Monica
Sandra ST, Doni, Syarifuddin ST (adi), Suprayogi ST (yogi), Dwi Visti
Rurianti ST (adek), M. Risnu ST (ajo), Andi Putra (along), Kiki, Andi
Lukman ST, Aswandi, Rico, M.Syahril ST (ariel), Izmil Safroza ST, Yopi
Ramanda ST, Ridfandra ST, terima kasih telah menjadi sahabat terbaik ku
selama di kampus, dan rekan-rekan yang tidak bisa penulis ucapkan satu
persatu semoga persahabatan kita tidak pernah terputus
16.Rekan-rekan yang turut membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini,
Risky Hariadi (kiki), novri, ichoex, bang Rezi Firwandi ST, bang Anton,
Peja, Sukri, Adi, Edo, Putra, Peni, Sherly, Dwi, Eric, Imul dan rekan-rekan
yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
doa dan motivasinya selama ini.
Terimah kasih atas segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah
S.W.T memberikan pahala yang berlipat ganda, Amin.
Wassalam,
Pekanbaru, April 2011
Penulis
IRWON DELFIYENDRO
043110080
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
5/63
5
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr, Wb,
ALHAMDULILLAH, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan
rahmat dan hidayahNYA penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
judul Evaluasi Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih PDAM Unit Teratak
Buluh Kabupaten Kampar . Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar kesarjanaan pada Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Pekanbaru.
Air merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia, sehingga perlu
adanya pengembangan jaringan-jaringan pipa distribusi untuk memenuhi
kebutuhan penduduk yang semakin berkembang, guna mengantisipasi kebutuhan
air bersih dimasa yang akan datang.
Tugas akhir ini kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua yang ingin
mengetahui bagaimana cara menghitung kelayakan diameter pipa distribusi,
menghitung kesesuaian debit yang dibutuhkan dengan debit yang mampu
diproduksi oleh pengelola air bersih serta menghitung besarnya air yang
disalurkan pada daerah layanan pendistribusian air bersih pada suatu daerah.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini karena keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun dan memberikan arahan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Pekanbaru, April 2011
Penulis
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
6/63
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan penyakit, oleh karena itu air bersih merupakan kebutuhan yang menjadi
barang publik, dan merupakan elemen terpenting bagi kelangsungan kehidupan
manusia baik di desa maupun kehidupan di perkotaan.
Pengolahan air yang berasal dari sumber atau dari jaringan transmisi atau
distribusi diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai
sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan. Peningkatan kualitas air
minum ini dilakukan dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air, terutama
air yang berasal dari permukaan.
Dalam kemajuan ilmu dan teknologi dewasa ini sangat perlu sekali
kesiapan dan kemampuan dalam menyiapkan dan mengantisipasi sertamelaksanakan pembangunan. Pembangunan suatu kota atau suatu daerah tertentu
sangat dipengaruhi oleh keberadaan dan daya dukung sumber daya alam sebagai
modal utama. salah satu program pembangunan yang sedang dilaksanakan
pemerintah adalah program penyediaan air bersih dengan teknologi yang
disesuaikan terhadap kondisi daerah yang bersangkutan.
Pengadaan air bersih di Teratak Buluh dikelola oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirta Kampar. Air baku yang diambil berasal dari Sungai
Kampar yang diolah dan diproses hingga menghasilkan air bersih dan
didistribusikan melalui sistem perpipaan sampai ke kosumen.
Dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun, maka
kebutuhan akan air bersih semakin meningkat, sehingga perlu adanya
pengembangan jaringan pipa distribusi untuk memenuhi kebutuhan penduduk
yang semakin berkembang guna mengantisipasi kebutuhan air bersih dimasa yang
akan datang. Bila kebutuhan akan air tidak terpenuhi, maka akan mengakibatkan
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
7/63
7
penurunan kondisi fisik maupun non fisik bagi masyarakat yang
mengkonsumsinya.
Dengan Latar belakang tersebut maka penulis mencoba untuk mengangkat
sebuah judul yaitu Evaluasi Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih PDAM Unit
Teratak Buluh Kabupaten Kampar.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini
adalah:
1. Apakah debit air yang didistribusikan oleh PDAM Unit Teratak Buluh
cukup untuk melayani daerah pelayanan PDAM dari tahun 2010 sampai
tahun 2024,
2. Apakah diameter pipa transmisi dan distribusi PDAM Unit Teratak Buluh
dapat digunakan dari tahun 2010 sampai tahun 2024.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Untuk menentukan debit air yang didistribusikan oleh PDAM Unit Teratak
Buluh cukup untuk melayani daerah pelayanan PDAM dari tahun 2010
sampai tahun 2024,
2. Untuk menentukan diameter pipa transmisi dan distribusi PDAM Unit
Teratak Buluh dapat digunakan dari tahun 2010 sampai tahun 2024.
1.4. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan Tugas
Akhir ini antara lain :
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada desa Teratak Buluh Kabupaten
Kampar,
2. Perhitungan jumlah penduduk dari tahun 2010 sampai tahun 2024
dengan menggunakan metode Geometrik,
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
8/63
8
3. Perhitungan kebutuhan air bersih pada daerah pelayanan PDAM Unit
Teratak Buluh pada tahun 2010 sampai tahun 2024,
4. Perhitungan diameter pipa transmisi, pipa distribusi primer dan pipa
distribusi sekunder pada desa Teratak Buluh dengan menggunakan
metode Hazen William pada tahun 2010 dan 2024.
5. Perhitungan diameter pipa distribusi tersier pada tiap ruas jalan di desa
Teratak Buluh dengan menggunakan metode Hazen William pada
tahun 2010 dan tahun 2024.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Menjadikan hasil penelitian ini sebagai pedoman atau bahan pertimbangan
bagi PDAM Unit Teratak Buluh untuk menentukan kapasitas kebutuhan
air bersih dan diameter pipa distribusi dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2024,
2. Bagi peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan
dibangku perkuliahan sehingga dapat diterapkan pada masyarakat.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
9/63
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Untuk penulisan tugas akhir ini peneliti mengambil refrensi dari beberapa
tugas akhir sebelumnya sebagai bahan tinjauan pustaka untuk dijadikan pedoman
penulisan tugas akhir ini.
2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut hasil penelitian yang pernah dilakukan :
Iswadi (2010), Analisis Kebutuhan Air Bersih dan Pendistribusian Pada
PDAM di Kelurahan Selat Panjang Kota Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
Perkembangan suatu daerah dan pertumbuhan penduduk yang semakin padat akan
menyebabkan kebutuhan air bersih akan bertambah banyak, oleh sebab itu PDAM
harus bersikap bijak dalam menanggapi daerah layanannya masing-masing agar
kebutuhan akan air bersih tersebut dapat terpenuhi. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui penyebab tidak lancarnya pendistribusian air bersih, untuk
mengetahui kesesuaian kebutuhan air bersih berdasarkan jumlah penduduk
dengan debit air yang di produksi, dan menghitung kelayakan kapasitas aliran
pipa untuk menyalurkan air. Pada penelitian ini ada dua metode yang digunakan ,
yaitu metode Geometrik untuk menghitung jumlah pertumbuhan penduduk dan
metode Hazen William untuk menghitung besarnya diameter pipa. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa air yang mampu diproduksi PDAM
Selatpanjang Kota sebesar 49566,80 liter/hari dapat memenuhi jumlah air yang
disalurkan pada tahun 2008 sebesar 766162,80 liter/hari,dan masih cukup untuk
memenuhi kebutuhan air bersih hingga tahun 2020, dimana kebutuhannya sebesar
1344686,40 liter/hari.
Mardiansyah (2009), Tinjauan Kebutuhan Air Bersih dan Pendistribusian
Pada Kelurahan Padang Terubuk Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru. Pada
kelurahan Padang Terubuk ini sumber airnya berasal dari sumur bor dan sumur
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
10/63
10
gali. Pada sumur gali pada umumnya tidak baik digunakan sehingga tidak layak
dikonsumsi untuk kebutuhan air minum, akan tetapi hanya bisa digunakan untuk
mandi dan air kakus. Pada penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu data primer dan skunder, data-data tersebut dianalisa untuk
menghitung proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan air bersih dari tahun 2008
sampai 2022, dan metode Hazen William untuk menghitung kelayakan diameter
pipa sampai 2022. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proyeksi jumlah
penduduk di kelurahan Padang Terubuk pada tahun 2008 berjumlah 9039 jiwa
dengan jumlah kebutuhan air bersih sebesar 726.735,60 liter/hari, sedangkan
untuk tahun 2022 jumlah penduduknya 14732 jiwa dengan jumlah kebutuhan air
bersih sebesar 1.184452,80 liter/hari sedangkan debit air PDAM sebesar
973.126,00 sehingga PDAM hanya dapat mencukupi kebutuhan air bersih sampai
tahun 2016.
Gustina (2007), Tinjauan Kebutuhan dan Pendistribusian Air Bersih
Pada Kelurahan Limbung Baru Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Kelurahan
Limbung Baru tanahnya gambut dan rawa, sumber air berasal dari sumur dangkal
dan sungai yang pada umumnya tidak baik dan tidak layak dikonsumsi untuk
kebutuhan air minum. Sementara itu apabila air sungai naik (air pasang) maka
sumur galian yang dipergunakan masyarakat terendam oleh air sungai sehingga
menyebabkan sumur tersebut menjadi kotor. Pada penelitian ini ada dua metode
yang digunakan yaitu metode Geometrik untuk menghitung jumlah proyeksi
penduduk, dan metode Hazen William untuk menghitung besarnya diameter pipa
tersier. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa air yang mampu di produksi oleh
PDAM Tirta Siak Pekanbaru sebesar 2255103,36 liter/hari dapat memenuhi
jumlah air yang disalurkan pada tahun 2007 sebesar 1879252,8 liter/hari.
Nerson (2007), Analisa Pendistribusian dan Sistem Jaringan Penyediaan
Air Bersih Pada Kelurahan Teluk Pinang. Semakin meningkat kebutuhan air
bersih di Kelurahan Teluk Pinang, sehingga untuk memenuhi kebutuhan
penyediaan air bersih tersebut diusahakan pengadaan air bersih yang cukup.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab terjadinya kekurangan
kebutuhan air bersih berdasarkan jumlah penduduk dengan dengan debit air yang
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
11/63
11
mampu diproduksi oleh PDAM Tirta Indragiri, serta untuk mengetahui ukuran
diameter pipa yang sesuai dengan debit air yang disalurkan pada daerah
pendistribusian air bersih. Peneliti ini menggunakan metode Geometrik untuk
menghitung proyeksi jumlah penduduk dan metode Hazen William untuk
menghitung besarnya diameter pipa tersier. Dari hasil perhitungan menunjukan
bahwa air yang mampu diproduksi oleh PDAM sebesar 432000 liter/hari tidak
dapat memenuhi jumlah air yang disalurkan pada tahun 2007 sebesar 674438,08
liter/detik dan pada tahun 2016 sebesar 701003,16 liter/detik.
Mildawati (2006), Tinjauan Kebutuhan Air Bersih dan Pendistribusian
Pada Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru. Air
merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup, khususnya manusia.
Untuk itu perlu suatu sistem pendistribusian yang lebih baik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui sistem pendistribusian air bersih, menghitung
ketersediaan air baku, dan menghitung diameter pipa tersier yang dibutuhkan
pendistribusian air bersih. Penelitian ini menggunakan metode Hazen William
untuk menghitung besarnya diameter pipa tersier. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa air yang mampu di produksi oleh PDAM sebesar 982.453,40
liter/hari dapat memenuhi jumlah air yang disalurkan pada tahun 2006 sebesar
786.441,60 liter/detik, namun pada tahun 2022 debit air yang diproduksi oleh
PDAM tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebesar 1.320.297,60
liter/detik.
2.3 Keaslian Penelitian
Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk perhitungan proyeksi
pertumbuhan penduduk sama dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan
metode geometrik, dan untuk perhitungan diameter pipa juga sama yaitu
menggunakan metode Hazen William. Adapun perbedaan dari penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya hanya terletak pada lokasi penelitiannya saja.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
12/63
12
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Umum
Air merupakan elemen terpenting bagi kehidupan manusia di desa maupun
kehidupan di perkotaan, oleh karena itu manusia sangat memerlukan air bersih
dimana mereka tinggal. Sehubungan dengan perkembangan suatu kota atau daerah
dan pertumbuhan penduduk yang semakin padat maka kebutuhan akan air akan
bertambah banyak oleh karena itu PDAM harus bersikap bijak dalam menanggapidaerah layanannya masing-masing. Untuk itu diperlukan suatu sistem jaringan dan
pendistribusian yang lebih baik.
Sistem jaringan yang dipakai untuk mendistribusikan air ke daerah-daerah
layanan biasanya menjadi sangat rumit apabila ada kendala yang dapat
mempengaruhi perencanaan, misalnya kondisi medan, debit air yang diperoleh
serta peralatan penunjang jaringan perpipaan (Noerbambang, 2005).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu sistem
jaringan air bersih (Noerbambang, 2005) yaitu :
1. Kapasitas sistem meliputi periode perencanaan dan cakupan penduduk
daerah layanan,
2. Kapasitas aliran meliputi sumber air, reservoir, transmisi, dan distribusi,
3. Konstruksi dan material yang digunakan meliputi spesipiteknis ,
konstruksi sipil dan bahan kimia,
4. Operasi dan pengontrolan sejauh operasi pelayanan, kualitas air, serta
tekanan jaringan distribusi.
3.2 Kualitas Air Minum
Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,khususnya sebagai air minum.
Namun air juga dapat menimbulkan berbagai akibat ganguan kesehatan terhadap
sipemakai, hal ini disebabkan karena (Sutrisno, 2004).
1. Adanya kemampuan dari air untuk melarutkan bahan-bahan padat,
mengabsorsikan gas-gas dan bahan cair lainnya, sehingga semua air alam
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
13/63
13
mengandung mineral dan zat-zat lain dalam larutan yang diperolehnya dari
udara, tanah dan bukit-bukit yang dilaluinya. Kandungan bahan atau zat-
zat ini dalam air dalam konsentrasi tertentu dapat menimbulkan efek
gangguan kesehatan pada sipemakai,
2. Air sebagai faktor yang utama dalam penularan berbagai penyakit infeksi
bakteri-bakteri usus tertentu seperti typus, paratypus, dysentri, dan kolera.
Dalam hubungannya dengan kebutuhan manusia akan air minum dan
dengan memperhatikan adanya efek gangguan kesehatan yang dapat
ditimbulkan karena pemakaian air tersebut, maka ditetapkan lah standar air
minum.
Secara kasat mata, mungkin kita akan menganggap air terlihat jernih, tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa layak minum. Sebaiknya anda jangan
terlalu gegabah dan menganggap air tersebut layak minum sebelum mengetahui
kandungan bahan kimia dan mikrobiologinya. Dengan demikian, paling tidak
anda dapat mengetahui syarat air yang layak dan aman diminum serta lebih efektif
saat mengkonsumsi air minum. Untuk lebih amannya, saat mengkonsumsi air
minum sebaiknya air minum berasal dari perusahan air minum yang telah
mendapatkan lisensi dari pemerintah. Standar baku kualitas air minum harus
memenuhi kualitas secara fisika, kimia, dan biologi.
3.3 Kebutuhan Air Bersih
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, kebutuhan tersebut berupa keperluan sehari-hari seperti untuk mandi,
untuk mencuci, dan yang paling penting untuk air minum, karena apabila air yang
dikonsumsi tidak bersih maka akan menyebabkan timbulnya berbagai macam
penyakit.
Menganalisa aliran dalam jaringan perpipan pertama sekali harus dihitung
kebutuhan air bersih rata rata tiap orang per harinya untuk kebutuhan daerah
layanan. Dari hasil tersebut baru didapat debit air yang akan dialiri ke suatu
daerah pelayanan (Noerbambang, 2005). Adapun untuk pemakaian air rata rata
tiap orang pada setiap harinya, sudah diatur dalam standar tingkat pelayanan air
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
14/63
14
minum kota yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Cipta Karya yang dapat
dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Kriteria Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum untuk
Perhitungan Sistem Distribusi (Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah,
2004)
20.000 s.d
100.000
kecil
100.000 s.d
500.000
sedang
500.000 s.d
1.000.000
besar
> 1.000.000
Metropolitan
1 Kepadatan Jiwa/ha 100 200 300 400
2 Bentuk Kota Persegi Pjg Persegi Pjg
Persegi Pjg
s.d BujurSangkar
Bujur Sangkar
3 Tingkat Pelayanan % 80 80 80 80
4 Kebocoran Air % 25 25 25 25
5 Pelayanan Domestik % 90 85 80 70
6 Rasio Pelayanan SR % 90 90 90 90
7 Rasio Pelayanan HU/TA % 10 10 10 10
8 Faktor Maksimum Day - 1,1 1,1 1,1 1,1
9 Faktor Peak Hour - 1,5 1,5 1,5 1,5
10 Pelayanan per SR Jiwa/SR 5 5 6 6
11 Konsumsi SR L/jiwa/hr 100 125 150 200
12 Pelayanan per HU/TA Jiwa/HU 50 50 50 5013 Konsumsi HU L/jiwa/hr 30 30 30 30
14 Pelayanan Non Domestik % 20 10 10 10
15 Konsumsi Non Domestik L/unit/hr 2000 2000 2000 2000
16 Jam Operasi Jam 24 24 24 24
17 Volume Reservoar % 20 20 20 20
18 Kemiringan Lahan % Relatif Datar Relatif Datar Relatif Datar Relatif Datar
no uraian satuan
jumlah penduduk
Jumlah dan pemakaian air rata-rata tersebut seharusnya diperoleh dari
penelitian keadaan sesungguhnya, dan kemudian di buat angka-angka peramalan
yang sedapat mungkin mendekati keadaan sesungguhnya setelah bangunan
digunakan. Tidak ada angka-angka jumlah dan laju aliran air yang berlaku atau
telah disetujui oleh seluruh bangsa di dunia. Walaupun demikian, beberapa ahli
telah mencoba menyusun angka-angka yang dapat dipakai sebagai patokan.
Angka-angka tersebut tidak seragam dan sulit untuk menentukan yang mana yang
paling tepat untuk diterapkan. Pada Tabel 3.2 menunjukkan perbandingan angka-
angka yang tercantum dalam berbagai buku.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
15/63
15
Tabel 3.2 Pemakaian air menurut berbagai literatur (Noerbambang, 2005)
No. Nama literatur Pengarang Tahun Jenis gedung
Penggunaan
rata-rata/hari
(liter/orang)
1 Architectural
Design Data
Handbook 6
Japan
Architecture
Society
1969 Rumah pribadi 160-250
2 Air Conditioning
and Sanitary
Engineering ManualII
The Society of
Heating, Air
Conditioning andSanitary
Engineers of
Japan
1968 Rumah pribadi
Perumahan
160-120
250
3 Architectural
Equipment
Handbook
K. Watanabe, S.
Yanagimachi, U.
Inoue
1967 Rumah pribadi 120-250
Untuk menghitung kebutuhan air bersih pada suatu daerah pelayanan
dilakukan dengan cara (Noerbambang, 2005) :
1. Menentukan jumlah penduduk daerah pelayanan dan pertumbuhannya
2 Cakupan pelayanan pipa
3 Jumlah penduduk yang dilayani sistem perpipaan.
Menghitung kebutuhan air bersih pada Sambungan Rumah berdasarkan jumlah
penduduk, dipakai rumus :
SR = Tingkat pelayanan x Jumlah penduduk x RSR x KSR .................(3.1)
Untuk menghitung kebutuhan air bersih pada Sambungan Umum berdasarkan
jumlah penduduk, dapat dipakai rumus :
SU = Tingkat pelayanan x Jumlah penduduk x RSU x KSU..............(3.2)
Sedangkan untuk perhitungan Total kebutuhan air domestik dapat dipakai
rumus :
Total kebutuhan domestik = SR + SU.............................................(3.3)
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
16/63
16
Untuk perhitungan kebutuhan non domesik dan kehilangan air, dimana sesuai
dengan kriteria pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :
Kebutuhan non domestic = 20% dari total kebutuhan domestik.....................(3.4)
Kehilangan air = 25% dari (total kebutuhan domestik + kebutuhan non
domestik).........................................................................................................(3.5)
Total kebutuhan air = kebutuhan domestik + kebutuhan non domestik +
kehilangan air.................................................................................................(3.6)
Dimana :
SR = Sambungan Rumah (liter/hari)
SU = Sambungan Umum / Hidran Umum (liter/hari)
RSR = Rasio Sambungan Rumah yang digunakan 90%
RSU = Rasio Sambungan Umum / Hidran Umum yang digunakan 10 %
KSR = Konsumsi air Sambungan Rumah per orang (liter/hari)
KSU = Konsumsi air Sambungan Umum / Hidran Umum per orang
(liter/hari)
Kebutuhan air bersih di kota besar berbeda dengan kota sedang atau kota
kecil. Karena pemakaian air oleh suatu masyarakat bertambah dengan kemajuan
masyarakat tersebut, sehingga pemakaian air juga seringkali digunakan sebagai
salah satu tolak ukur tinggi rendahnya tingkat kemajuan suatu masyarakat.
Adapun kriteria perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut
(Noerbambang, 2005).
a. Perhitungan debit rata-rata berdasarkan pada total kebutuhan pemakaian air
rata-rata perhari, dijadikan ke dalam detik (24 x 60 x 60). Total kebutuhan air
rata-rata adalah keseluruhan pemakaian air yang digunakan untuk domestik
dan non domestik ditambah kehilangan air.
Debi rata-rata = Kebutuhan total per hari (liter) ...... ..........................(3.7)
86400 detik
b. Perhitungan debit puncak berdasarkan pemakaian air jam puncak yang
ditetapkan sebesar 140% dari pemakaian rata-rata.
Debit puncak (liter/detik) = Debit rata-rata (liter/detik) x 1,4....................(3.8)
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
17/63
17
c. Perhitungan debit air maksimum sebesar 113% dari pemakaian air rata-rata.
Maka perencanaan debit terdiri dari :
Debit hari maks (liter/detik) = Debit rata-rata (liter/detik) x 1,13..............(3.9)
3.4 Sistem Penyaluran Air ke Konsumen
Pada saat ini penyaluran air bersih yang banyak digunakan dapat
dikelompokkan sebagai berikut (Noerbambang, 2005).
1. Sistem sambungan langsung
Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung
dengan pipa utama penyediaan air bersih. Tekanan dalam pipa utama terbatas dan
dibatasi ukuran pipa cabang dari pipa utamatersebut menyebabkan sistem ini
hanya cocok diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah.
2. Sistem tangki atap
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat
diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap, terutama
dinegara Jepang dan Amerika (Noerbambang, 2005).
Penggunaan sistem ini air ditampung dahulu dari tangki bawah yang
dipasang pada lantai terendah bangunan atau bawah muka tanah, kemudian
dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap lantai
tertinggi bangunan. Dari tangki ini air disalurkan ke seluruh bangunan. Sistem
tangki atap ini seringkali diterapkan karena alasan-alasan berikut.
a. Selama air digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing
hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan
muka air dalam tangki atap.
b. System pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatik
dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan
timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat
yang mendeteksi muka air dalam tangki atap.
c. Perawatan tangki atap lebih mudah, pada setiap tangki bawah dan tangki
atap harus dipasang alarm yang memberikan tanda suara untuk muka air
rendah dan air penuh. Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar,
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
18/63
18
sebaiknya disediakan pompa cadanganuntuk menaikkan air ke tangki atap.
Pompa cadangan ini dalam dalam keadaan normal dijalankan bergantian
dengan pompa utama, untuk mengetahui kerusakan dan kesulitan.
3. Sistem tangki tekan
Air yang ditampung dalam tangki bawah dipompakan dalam suatu bejana
atau tangki tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dari tangki
tersebut dialirkan dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara
otomatis yang diukur oleh suatu detector tekanan. Yang menutup atau membuka
saklar motor listik penggerak pompa. Daerah yang lebih besar biasanya lebih baik
bagi pompa karena memberikan waktu lebih lama untuk berhenti, tetapi seringkali
menimbulkan efek yang negative pada peralatan penyaluran air tersebut. Adapun
kelebihan dan kelemahan dari sistem ini adalah sebagai berikut.
a. Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok
dibandingkan dengan tangki atap.
b. Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama
pompa-pompa lain.
c. Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang
di atas menara.
Kelemahan dari sistem tangki tekan adalah.
a. Daerah fluktuasi tekanan sangat besar dibandingkan dengan sistem tangki
atap yang hampir tidak ada fluktuasi tekanannya. Fluktuasi yang besar ini
dapat menimbulkan fluktuasi aliran yang cukup berarti pada alat pambing,
dan pada alat pemanas gas dapat menghasilkan air dala temperatur yang
berubah-ubah.
b. Sistem tangki tekan dapt dianggap sebagai suatu sistem pengaturan
otomatis pompa penyedia air saja bukan sebagai sistem penyimpan air
sepert tangki atap.
c. Setiap beberapa kali harus ditambahkan udara dengan kompresor atau
dengan menguras seluruh air dari dalam tangki tekan karena berkurangnya
udara dalam tangki tekan.
d. Jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relative sedikit,
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
19/63
19
maka pompa akan sering bekerja dalam hal ini akan menyebabkan
keausan pada saklar yang lebih cepat.
3.5 Metode Analisa Data Penduduk
Kependudukan merupakan aspek yang sangat penting dalam suatu
perencanaan, baik sebagai objek maupun dalam pertumbuhan suatu daerah.
Dengan demikian akan dapat direncanakan kebutuhan penduduk dimasa yang
akan datang. Untuk itu perlu diketahui kenaikan jumlah penduduk rata-rata
pertahun dan proyeksi jumlah penduduk pada daerah tersebut.
3.5.1 Kenaikan penduduk rata-rata pertahun
Untuk dapat mengetahui kenaikan jumlah penduduk pertahun yang biasa
dinyatakan dalam % diperlukan data dan jumlah penduduk yang ada sejak 5 tahun
terakhir.
Perhitungan memakai rumus (Noerbambang, 2005):
r = ri (3.10)
n-1
Dimana :
r = Kenaikan jumlah penduduk rata-rata pertahun (%)
n = Jumlah tahun penduduk
ri = Jumlah rn (%)
Untuk mencari rn dipakai rumus :
rn = (t2-t1) x 100%............................................................................(3.11)
t1
Dimana :
rn = Jumlah penduduk pada n tahun (%)
t1 = Jumlah penduduk tahun pertama (jiwa)
t2 = Jumlah penduduk tahun kedua (jiwa)
3.5.2 Proyeksi jumlah penduduk
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
20/63
20
Proyeksi jumlah penduduk adalah menentukan perkiraan jumlah penduduk
pada beberapa tahun yang akan datang. Data yang diperlukan adalah persentase
kenaikan jumlah penduduk rata-rata pertahun yang diperoleh dari hasil analisa
jumlah penduduk yang ada sejak 5 tahun terakhir.
Rumus proyeksi penduduk yang dipakai adalah rumus geometrik (Noerbambang,
2005).
Pn = Po ( 1 + r ) n..............................................................................(3.12)
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun yang mendatang (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada saat ini atau pada awal tahun perencaan (jiwa)
r = Kenaikan jumla penduduk rata-rata pertahun pada 5 tahun terakhir (%)
n = Jumlah tahun proyeksi yang direncanakan.
33..66 SSiisstteemm PPeennyyeeddiiaaaann AAiirr MMiinnuumm ((SSPPAAMM))
Sistem penyediaan air minum (SPAM) merupakan satu kesatuan sistem
fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum. Pengembangan
SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan
meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik berupa kelembagaan,
manajemen, keuangan, peran masyarakat dan hukum dalam kesatuan yang utuh
untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan
yang lebih baik.
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpiaan meliputi unit air baku, unit
produksi, unit distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan. SPAM bukan
jaringan pipa meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air
hujan, terminal air, mobil tangki air instalasi air kemasan atau bangunan
perlindungan mata air. Air minum yang dihasilkan dari SPAM yang digunakan
oleh masyarakat pengguna/pelanggan harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan
peraturan mentri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan (PP RI No.16, 2005). Berdasarkan bentuk dan teknik pengolahan air
minum, sistem penyediaan air minum dapat atas 2 macam, antara lain :
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
21/63
21
1. Sistem individual/setempat (individual water supply system)
Sistem ini penggunaannya untuk individu dan pelayanan yang terbatas.
Sistem ini pada umumnya sangat sederhana mulai dari sistem yang hanya terdiri
dari satu sumur atau satu sumber sebagai sistem, seperti :
a. Sumur yang digunakan dalam satu rumah tangga.
b. Sistem yang memiliki komponen yang lengkap, tetapi kapasitas dan
daerah pelayanannya terbatas, baik untuk suatu lingkungan perumahan
tertentu ataupun suatu kawasan industri.
2. Sistem perkotaan atau komunitas (municipality/community water supply
system)
Sistem ini digunakan untuk suatu komunitas atau kota, serta pelayanan
yang menyeluruh, baik keperluan domestik, perkotaan maupun industri. Sistem ini
sumber untuk melayani satu atau beberapa komunitas dengan pelayanan berbeda-
beda.
3.6.1 Sumber Air Baku
Peninjauan terhadap sumber-sumber air yang ada di wilayah dapat dikaji
melalui pemahaman akan kondisi hidrologi di wilayah tesebut. Perubahan musim
secara langsung berdampak pada jumlah air di perairan. Beberapa wilayah di
Indonesia mengalami bencana kekeringan pada saat musim kemarau melanda.
Penggunaan resapan dan penahan air seperti sumur resapan, waduk, dan danau
yang mampu menahan dan menampung hujan menjadi sangat bermanfaat saat
kemarau datang.
Pada saat ini sumber air untuk air minum penduduk sebagian besar berasal
dari air atmosfer (air hujan). Oleh karena itu pengolahan air tanah menjadi air
bersih sangat diperlukan. Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi manusia
seperti : untuk mandi, untuk memasak, untuk minum dan mencuci. Air yang
dikonsumsi masyarakat bukan air sembarangan, apa lagi air untuk minum harus
memenuhi syarat standar kesehatan dari dinas terkait. Pada prinsipnya, jumlah air
di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan cyclus hydrologie.
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
22/63
22
Gambar 3.1. Siklus hidrologi (Al-Layla, 1977)
Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada di
permukaan bumi akan menguap dan membentuk uap air. Karena adanya angin,
maka uap air ini akan bersatu dan berada di tempat yang tinggi yang sering
dikenal dengan nama awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa makin lama makin
tinggi dimana temperatur di atas makin rendah, yang menyebabkan titik-titik air
dan jatuh ke bumi sebagai hujan.
Air hujan ini sebagian mengalir ke dalam tanah, jika mempunyai lapisan
rapat air, maka peresapan akan berkurang, dan sebagian air akan mengalir di atas
permukaan bumi, umumnya berbentuk sungai-sungai dan jika melalui suatu
tempat rendah (cekung) maka air akan berkumpul, membentuk suatu danau atau
telaga. banyak di antaranya yang mengalir ke laut kembali dan kemudian akan
mengikuti siklus hidrologi ini (Al-Layla, 1977). Dalam membuat suatu
pengolahan air minum, kita harus mengetahui dari mana sumber air baku yang
akan digunakan untuk air tersebut. Namun sebelumnya kita harus mengetahui
sumber air minum yang dapat digunakan adalah sebagai berikut ini.
1. Air tanah
Air tanah adalah air yang mengalir di bawah permukaan tanah yang
terdapat didalam ruang ruang antara butir butir tanah dan retak retak dari
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
23/63
23
batuan. Air tanah. merupakan sumber persediaan air yang sangat penting,
terutama di daerah - daerah dimana musim kemarau atau kekeringan yang panjang
meyebabkan berhentinya aliran sungai. Air tanah yang melebihi kapasitas akifer
setempat akan dilepaskan melalui evapotranspirasi dan pengaliran di permukaan
tanah. Bilamana lapisan kapiler mencapai jaringan akar tanaman, maka
didapatkan suatu jalan untuk transpirasi langsung ke udara. Beberapa jenis
tanaman padang pasir (phreatophytes) mempunyai jaringan akar yang menyebar
jauh ke bawah hingga lebih dari 10 m untuk mencapai air tanah. Dalam beberapa
contoh, suatu fluktuasi harian dari elevasi permukaan air tanah diamati sebagai
akibat dari transpirasi di siang hari. Bila lapisan kapiler dekat sekali dengan
permukaan tanah, jumlah air yang bertambah besar dapat diuapkan langsung dari
tanah yang bersangkutan. Bila permukaan air tanah (akifer) memotong permukaan
tanah, maka air akan dilepaskan sebagai aliran permukaan.
Bila kecepatan pelepasannya rendah, maka aliran akan tersebar pada
daerah yang luas, dan yang akan terjadi adalah rembesan tersebar sehingga air
hanya akan sedikit membasahi tanah dan kemudian menguap. Walaupun
demikian, rembesan tersebar di sepanjang tebing sungai atau danau dapat
berkumpul dalam volume vang besar dan seringkali menjadi sumber utama bagi
aliran sungai pada musim kering. Aliran yang besar dari suatu akifer yang terpusat
dalam daerah yang kecil disebut mata air. Air tanah ini terbagi 3 macam,yaitu
(Sutrisno, 2002) :
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan
tanah. Peresapan-peresapan tersebut terjadi melalui beberapa lapisan tanah.
Lapisan tanah ini berfungsi sebagai saringan. Setelah menemui lapisan rapat
air, air yang akan terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini
dimanfaatkan sebagai sumber air minum. Air tanah dangkal ini terdapat pada
kedalaman 15 meter. Sebagai sumur air minum, air tanah dangkal ini ditinjau
dari segi kualitas cukkup baik. Kuantitas air dangkal dipengaruhi oleh musim,
pada musim hujan jumlah air tanah dangkal melimpah, tetapi jumlahnya
terbatas pada saat musim kemarau.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
24/63
24
b. Air tanah dalam
Pengambilan air tanah dalam ini tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam
hat ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam
suatu kedalaman 100-300 meter akan didapatkan suatu lapisan air. Jika tekanan
air ini besar maka air dapat menyembur ke luar dari sumur ini disebut sumur
artesis. Jika air ini tidak dapat ke luar dengan sendirinya, maka digunakan
pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini. Kualitas dari air tanah
dalam lebih balk dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan
bebas dari bakteri. Kuantitas air tanah dalam cukup besar dan tidak terlalu
dipengaruhi oleh musim, sehingga air tanah dalam dapat digunakan untuk
kepentingan industri dan dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama.
c. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
Mata air yang berasal dari dalam tanah, hampir tidak terpengaruh oleh musim
dan kualitasnya sama dengan air tanah dalam.
Berdasarkan keluarnya atau munculnya air dari permukaan tanah terbagi atas 2
bagian, yakni :
1. Rembesan, merupakan mata air yang airnya keluar dari lereng-lereng,
2. Timbul, merupakan mata air yang airnya keluar ke permukaan pada suatu
dataran.
2. Air permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Air
permukaan berasal dari air hujan yang meresap dan membentuk mata air digunung
atau hutan, kemudian mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air permukaan
ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh Lumpur,
batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan lain sebagainya. Jenis
pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi. Setelah
mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu akan mengalami
suatu proses pembersihan sendiri. Air permukaan banyak digunakan untuk
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
25/63
25
berbagai kepentingan, antara lain untuk diminum, kebutuhan rumah tangga,
irigasi, pembangkit listrik, industri, dan sebagainya.
Air permukaan ini terbagi 2 macam, yaitu :
a. Air Sungai
Air sungai berasal dari mata air dan air hujan yang mengalir pada permukaan
tanah. Secara fisik, air sungai terlihat berwarna coklat dengan tingkat
kekeruhan yang tinggi karena bercampur dengan pasir, Lumpur, kayu, dan
kotoran lainnya. Kualitas air sungai juga dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar
aliran sungai. Secara umum, kualitas air sungai di daerah hilir (muara) lebih
rendah dibandingkan di daerah hulu ( mata air ). Hal ini terjadi akibat limbah
industri dan rumah tangga yang dibuang lansung ke sungai tampa melalui
proses pengolahan terlebih dahulu terkumpul di muara sungai. Akibatnya,
secara kualitas fisika, kimia, maupun biologi, air di daerah muara sungai sangat
rendah dan tidak layak dijadikan air baku air minum.
b. Air Rawa / Danau
Air rawa atau danau merupakan air permukaan yang mengumpul pada
cekungan permukaan tanah. Permukaan air danau biasanya berwarna hijau
kebiruan. Warna ini disebabkan oleh banyaknya lumut yang tumbuh
dipermukaan air maupun didasar danau atau rawa. Selain lumut, warna pada air
danau dapat juga dipengaruhi oleh bahan organic ( kayu, daun, dan bahan
organic lainnya ) yang membusuk akibat proses dekomposisi oleh
mikroorganisme dalam air. Akibat proses pembususkan, air danau memiliki
kadar besi ( fe ) dan mangan ( Mn ) yang relative tinggi. Kebanyakan air danau
memiliki kualitas yang lebih baik dari air sungai. Hal tersebut disebabkan
tingkat pencemaran didanau relative lebih kecil dibandingkan dialiran sungai.
Jadi untuk pengambilan air rawa atau danau ini sebaiknya pada kedalaman
tertentu agar alga (lumut) yang ada pada permukaan air tidak terbawa.
3. Air atmosfir, air meteriologik(air hujan)
Air hujan yang jatuh kebumi sebenarnya merupakan air murni yang steril,
namun karena adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh asap-asap
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
26/63
26
industri/debu dan lain sebagainya, maka untuk menjadikan air hujan sebagai
sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai
pada saat hujan mulai turun karena masih mengandung banyak kotoran.
Air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi
(karat).
4. Air laut
Air laut memiliki sifat yang khas, yaitu berasa asin, karena mengandung
garam NaCl. Kadar garam NaCI dalam air taut 3%. Dalam keadaan ini, maka air
laut tidak memenuhi syarat untuk air minum. Tetapi air laut ini bisa juga dijadikan
sebagai sumber air bersih dengan cara penyulingan (destilasi). Sumber air baku
yang akan diolah ditentukan dengan penelitian yang teliti agar sistem penyediaan
air minum yang direncanakan memenuhi persyaratan yang berlaku dan memenuhi
kebutuhan konsumen serta tidak merusak kelestarian sumber. Ada 3 sumber yang
dapat dijadikan sumber air baku (Sutrisno, 2002) :
a. Air permukaan
Air permukaan ini terdiri dari air sungai, danau, laut, rawa dan mata air. Air
permukaan kualitasnya tergantung pada sumber air dan aktivitas pencemar
yang ada di sekitarnya dan apabila dijadikan sebagai sumber air minum maka
perlu dilakukan pengolahan kualitas air sebelum didistribusikan ke konsumen.
Air permukaan merupakan sumber air baku yang banyak dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan air minum.
b. Air tanah
Air tanah mempunyai kualitas yang baik, tetapi kuantitasnya sedikit dan
apabila dijadikan sumber air baku air minum memerlukan pengolahan yang
sederhana. Air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam.
c. Air angkasa/air hujan
Air hujan ini kuantitasnya tidak terbatas, tapi tidak kontinu jika digunakan
sebagai sumber air baku untuk air minum dan dari segi kualitas kandungan
mineralnya kurang, sehingga jarang digunakan sebagai sumber air baku untuk
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
27/63
27
air minum dan biasanya hanya digunakan untuk sistem individual.
3.6.2 Transmisi
Sistem transmisi merupakan suatu sistem yang mengalirkan air baku dari
sumber air ke distribusi atau dari sumber ke unit pengolahan atau dari sumber ke
reservoar distribusi. Dalam perencanaan dibuat beberapa jalur alternatif dan
dipilih jalur yang paling menguntungkan ditinjau dari segi teknis dan ekonomis.
Saluran transmisi ini dapat berupa saluran terbuka dan dengan sistem perpipaan,
sebagai berikut (Al-Layla, 1977):
1. Saluran Terbuka (open chanel)
Merupakan saluran yang bekerja pada tekanan atmosfir dimana
permukaannya langsung berhubungan dengan udara bebas. Saluran terbuka ini
jarang digunakan, karena:
a. Harus mengikuti kontur,
b. kemungkinan kehilangan air sangat besar,
c. kemungkinan terjadinya gangguan,
d. kecepatan aliran dipengaruhi oleh kemiringan saluran.
Keuntungan dari saluran terbuka ini adalah memiliki kapasitas yang besar dan
ukurannya sangat bervariasi. Bentuk saluran yang umumnya dipakai adalah
berbentuk trapesium, karena perubahan kecepatan tidak terlalu berfluktuasi dan
dapat mengurangi pengendapan.
2. Perpipaan
Sistem perpipaan merupakan saluran tertutup yang bekerja di bawahtekanan atmosfir dan kapasitasnya terbatas. Karakteristik dari sistem perpipaan ini
adalah:
a. Tidak dipengaruhi oleh tekanan udara, tapi dipengaruhi oleh tekanan
hidrolis,
b. dimensi pipa dihitung berdasarkan debit maksimum. Bahan pipa yang
digunakan dapat berupa besi tuang, besi baja campur, besi baja, asbes,
PVC,polyethylen dan semen.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
28/63
28
Pemilihan bahan pipa berdasarkan (Al-Layla, 1977):
1. Diameter,
2. kekuatan dan daya tahan,
3. tekanan,
4. ketahanan terhadap lingkungan (korosifitas),
5. kemudahan dalam pengadaan, pengangkutan dan pemasangan,
6. harga dan biaya pemeliharaan,
7. kekasaran pipa.
Perletakan pipa harus mempertimbangkan (Al-Layla, 1977):
1. Jalur yang terpendek,
2.sedapat mungkin menghindari hambatan, seperti: jembatan, pemakaian
crossing, pompa, cut & cover,
3. lokasi mudah untuk di kontrol (operasi & maintenance),
4. memungkinkan perletakan sistem perpipaan,
5. memenuhi kebutuhan hidrolis.
Langkah-langkah untuk perletakan pipa adalah:
1. Pelajari peta situasi,
2. penggunaan lahan,
3. jalur jalan umum,
4. peta topografi dan kontur,
5. rencana awal perletakan,
6. survei lapangan,
7. konfirmasi lapangan guna mencocokkanpointadan c,
8. pengukuran profil panjang dan melintang,
9.melengkapi gambar perletakan dengan peralatan dan perlengkapan pipa yang
dibutuhkan.
Peralatan dan Perlengkapan Sistem Transmisi (Al-Layla, 1977).
1. Bangunan Pelepas Tekanan (BPT)
Berfungsi untuk mengembalikan tekanan menjadi tekanan atmosfir,
2. Bangunan Penguras dan Penutup
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
29/63
29
Bangunan penguras berfungsi untuk mengeluarkan endapan yang terdapat
dalam saluran. Bangunan penutup berfungsi pada saat ada kerusakan atau
kebocoran sehingga saluran harus ditutup. Penempatannya pada tempat terendah
pada jaringan pipa dan pada jaringan mendatar (tanpa cabang) yang mempunyai
jarak 1 km 1,25 km,
1. Bangunan Pelepas Udara (Air Valve).
Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam jaringan
pipa dan untuk memasukkan udara pada pipa jika pipa di kosongkan.
Penempatannya pada titik tertinggi pada jalur pipa, pada pipa mendatar dengan
jarak 750 1000 m, dan pada jembatan pipa,
2. Jembatan pipa
Digunakan jika pipa harus melewati sungai atau lembah,
3. Crossing
Digunakan apabila pipa melintasi jalan dan jalur kereta api,
4. Check Valve/Surge Tank
Adalah valve yang berfungsi untuk mencegah aliran balik. Penempatannya
setelah pompa dan jalur pipa,
5. Gate valve/Stop valve
Berfungsi untuk menutup dan membuka aliran pada saat pengetesan,
perbaikan, dan pemeliharaan jalur pipa,
6. Sambungan (Fitting)
Jenis-jenis sambungan beserta fungsinya adalah:
a. Joint, berfungsi untuk menyambung pipa dengan diameter sama,
b. Reducer, berfungsi untuk menyambung pipa dengan diameter pipa yang
berbeda,
c. Elbow/bend/knee, berfungsi untuk merubah aliran sedangkan tee/cross,
berfungsi untuk membagi arah aliran,
d. Caps, plug/blind flange, berfungsi untuk menutup dan menghentikan
aliran pada ujung saluran pipa.
7. Thrust Block(Angker block/Penjangkaran)
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
30/63
30
Berfungsi untuk menahan sambungan pipa agar tidak bergerak akibat
gaya dorong aliran air dalam pipa maupun gaya dari luar pipa. Penempatan thrust
block ini yaitu pada pipa yang berubah arah baik horizontal maupun vertikal, pada
pipa yang berubah diameternya, pada akhir perpipaan, pada sambungan-
sambungan pipa dan katup, dan pada tanah pendukung yang tidak stabil.
3.6.3 Distribusi
Distribusi merupakan bagian dari sistem penyediaan air minum yang
berfungsi untuk menyalurkan dan menghantarkan air minum yang cukup secara
kuantitas, baik secara kualitas serta terjaga secara kontinu penyalurannya kepada
konsumen. Distribusi ini mencakup perencanaan reservoar dan meter air,
perpipaan dan perlengkapan, dan peralatan distribusi serta pompa jika diperlukan.
3.6.4Reservoar
Reservoar merupakan bak penampungan air yang telah diolah,yang
letaknya didalam tanah.
Fungsi dari reservoardistribusi adalah (Al-Layla, 1977) :
a. Pemerataan aliran,
b. untuk menyeimbangkan aliran air yang masuk dan keluar;
c. penyimpanan air,
d. untuk menutupi kebutuhan saat terjadi gangguan, kebutuhan puncak, dan
kehilangan air. Penyimpanan harus sebanding dengan pemakaian,
e. pengatur tekanan,
f. muka air yang bebas di permukaan reservoar berfungsi untuk
menghentikan gradien tekanan. Adanya reservoar ini akan dapat
digunakan untuk membatasi tekanan di perpipaan.
Berdasarkan elevasinya reservoardapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Ground Reservoar
Jika tinggi muka air lebih rendah dari daerah pelayanan dan diperlukan
pompa untuk menaikkan tekanan. Posisi diatur berdasarkan posisi instalasi,
b. Elevated Reservoar
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
31/63
31
Jika muka air daerah pelayanan lebih tinggi dan tekanan cukup. Elevated
reservoardiletakkan pada posisi tanah yang tinggi atau sebagai menara air.
Untuk penyisihan zat-zat kimia tertentu atau warna dan bau dari air, dapat
digunakan metode sebagai berikut:
1. Adsorbsi, berfungsi untuk penyisihan warna dan abu,
2. presipitasi secara kimia, berfungsi untuk penyisihan zat terlarut, seperti
besi, mangan dan kesadahan,
3. Ion Exchange, berfungsi untuk menukar ion garam tertentu yang ada di
dalam air dengan ion yang ada dalam media penukar.
3.6.5 Perpipaan Distribusi
Ada 2 pola jaringan perpipaan distribusi,yaitu (Al-Layla, 1977) :
1. Pola cabang (branch pattern)
Pola cabang terdiri dari pipa induk (main feeder) yang disambungkan
langsung ke secondary feeders dan disambungkan lagi dengan pipa cabang
berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Sistem perpipaan distribusi pola cabang (Al-Layla, 1977)
Keuntungan
a. Merupakan metode yang paling sederhana dalam mendistribusikan air ke
konsumen,
b. mudah dalam mendesain jaringan pipa.
Kerugian:
a. Kemungkinan terjadinya sisa tekan air yang tidak cukup ketika penambahan
sambungan,
R Pipa sekunder
Pipa tersier
Pipa primer
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
32/63
32
b. jika ada perbaikan pipa, maka daerah yang berada di hilir pipa yang sedang
diperbaiki tidak memperoleh air sampai pekerjaan tersebut selesai.
2. Pola Grid
Pada pola grid ini semua pipa dihubungkan tanpa memiliki ujung yang
mati sehingga air bisa mencapai satu titik dari beberapa arah. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Sistem perpipaan distribusi pola grid (Al-Layla, 1977)
keterangan:
Keuntungan:
a. Air yang didistribusikan bebas mengalir ke beberapa arah,
b. jika terjadi kerusakan pipa, daerah yang berada pada pipa yang rusak tetap
memperoleh air.
Kerugian:
a. Perhitungan dimensi pipa lebih sulit,
b. menggunakan pipa dan aksesoris yang lebih banyak.
3.7 Diameter Pipa
Untuk menentukan perhitungan diameter pipa dalam pendistribusian air
bersih dilakukan dengan menggunakan metode Hazen William (Noerbambang,
2005), yaitu :
Q = 0,2783 x CHWx D2,63x S0,54.......(3.13)
Pipa
: arah aliran
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
33/63
33
Maka, untuk mencari diameter pipa rumus ini menjadi :
D2,63
= Q ..............................................................(3.14)0,2783 x CHWx S
0,54
D = 2,63 Q ..(3.15)
0,2783 x CHWx S0,54
Dimana :
Q = Debit (m3/det)
CHW = Koefisien kekasaran pipa Hazen William
D = Diameter pipa (m)
S = Sloop pipa
Untuk mendapatkan debit aliran yang stabil, maka diameter pipa tersier
harus mempunyai diameter besar dari 75% dan kecil dari 90% dari besar diameter
minimal pipa distribusi berdasarkan debit yang dihitung (Triatmodjo, 2003).
3.8 Jenis Pipa
Pada suatu system jaringan air bersih, pipa merupakn komponen yang
utama. Pipa ini berfungsi sebagai srana untuk mengalirkan air dari sumber air ke
tendon, maupun dari tendon ke konsumen. Pipa tersebut memiliki bentuk
penampang lingkaran dengan diameter yang bermacam macam. Dalam pelayana
penyedian air bersih lebih banyak menggunakan pipa bertekanan karena lebih
sedikit kemungkinan tercemar dan biayanya lebih murah dibandingkan
menggunakan saluran terbuka atau talang. Suatu pipa yang umunya dipakai untuksistem jaringan air dibuat dari bahan bahan seperti dibawah ini (Al-Layla, 1977)
1. Besi Tuang ( cast iron )
Pipa besi tuang telah digunakan lebih dari 200 tahun yang lalu. Pipa ini
biasanya dicelupkan dalam larutan kimia untuk perlindungan terhadap karat.
Panjang biasa dari suatu pipa adalah 4m dan 6m. tekanan maksimum pipa sebesar
25kg/cm2 dan umur pipa dapat mencapai 100 tahun.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
34/63
34
a. Pipa cukup murah
b. Pipa mudah disambung
c. Pipa tahan karat
Kerugian dari pipa ini adalah :
Pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal
2. Besi Galvanis (galnanized iron )
Pipa jenis ini bahannya terbuat dari pipa baja yang dilapisi oleh seng.
Umur pipa pendek yaitu antara 7 10 tahun. Pipa berlapis seng digunakan secara
luas untuk jaringan pelayanan yang kecil di dalam system distribusi.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
a. Harga murah dan banyak tersedia di pasaran
b. Ringan sehingga mudah diangkut
c. Pipa mudah disambung
Kerugian dari pipa ini adalah Pipa mudah berkarat.
3. Plastik ( PVC )
Pipa ini lebih dikenal dengan sebutan pipa PVC ( Poly Vinyl Chloride )
dan di pasaran mudah didapat dengan berbagai ukuran. Panjang pipa 4m dan 6m
dengan ukuran diameter pipa mulai 16 mm hingga 350 mm. Umur pipa dapat
mencapai 75 tahun, namun berdasarkan pengalaman yang ada di lapangan umur
efektif pipa ini hanya sekitar 20 tahun.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
a. Harga murah dan banyak tersedia dipasaran
b. Ringan sehingga mudah diangkut
c. Mudah dalam pemasangan dan penyambungan
d. Pipa tahan karat
Kerugian dari pipa ini adalah :
a. Pipa jenis ini mempunyai koefesien muai besar sehingga tidak tahan panas
b.Mudah bocor dan pecah
4. Baja
Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mmpunyai banyak ragam di pasaran.
Pipa baja telah digunakan dengan berbagai ukuran hingga lebih dari 6 m
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
35/63
35
diameternya. Umur pipa baja ini cukup terlinduni paling sedikit 40 tahun.
Keuntunga dari pipa ini adalah :
a. Tersedia dalam berbagai ukuran panjang
b. Mudah dalam pemasangan dan penyambungan
Kerugian dari pipa ini adalah :
a. Pipa tidak tahan karat
b. Pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal.
Koefesien kekasar pipa tergantung pada jenis,kondisi dan besarnya pipa tersebut
yang dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.3 Harga Koefisien Pipa (Triatmodjo, 2003)
No Jenis Pipa Harga Koefisien Kekasaran Pipa
1.
2.
3.
4.
5.
ACP
DUCTILE,CAST IRON,GIP
PVC
DCIP,MSCL
FIBER
130
120
140
130
120 140
Pipa-pipa yang digunakan untuk mengalirkan air bersih pada sistem jaringan
distribusi air antara lain (Triadmodjo, 2003):
a. Pipa primer
Pipa primer berfungsi untuk membawakan air bersih dari instalasi pengolahan
air atau reservoar kemudian didistribusikan ke daerah pelayanan. Jenis pipa
primer yang digunakan pada umumnya adalah DCIP, GIP, ACP dan PVC.b. Pipa sekunder
Pipa sekunder berfungsi untuk penyambungan ke pipa sekunder atau pipa
primer yang digunakan untuk melayani pipa service (pipa pelanggan). Jenis
pipa yang dipakai adalah PVC dan GIP.
c. Pipa tersier
Pipa tersier berfungsi untuk menyambung ke pipa skunder atau pipa primer
yang digunakan untuk melayani pipa servis (pipa pelanggan). Jenis pipa yang
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
36/63
36
dipakai adalah PVC dan GIP.
Pipaservice (pipa pelanggan)
Pipa servis berfungsi untuk disambungkan pada pipa sekunder atau pipa
tersier yang dihubungkan kepelanggan. Jenis pipa service yang dipakai adalah
PVC dan GIP. Untuk mencetak pipa jaringan distribusi, harus ditinjau terlebih
dahulu tata letak dari pipa induk yang telah ada. Pipa-pipa tersebut biasanya
berada pada :
1. Sebelah kiri atau kanan jalan
2. Jalur trotoar, bahu jalan
Jaringan pipa tersebut berada dibawah permukaan tanah. Untuk itu perlu
diadakan penggalian tanah tempat peletakan pipa yang akan ditanam. Dalam hal
ini kedalaman minimal satu meter dari elevasi muka tanah aspal sampai dibagian
atas dari diameter luar pipa yang ditanam. Kedalaman penggalian pipa tersebut
bertujuan agar tekanan yang akan datang dari atas tidak berpengaruh pada pipa.
Setelah pipa diletakkan dalam galian tersebut, sekeliling pipa yang ditanam
dilapisi atau dibalut pasir dengan ketebalan 10 15 cm lalu ditutup dengan tanah
asal yang di padatkan.
Perlindungan terhadap pipa perlu diperhatikan, untuk lebih jelasnya diuraikan
sebagai berikut (Noerbambang, 2005) :
1. Pengaman terhadap karat
Pipa besi dan baja akan berkarat baik disebelah luar maupun dalam.
Korosi pada bagian dalam turutama disebabkan oleh kualitas air dalam pipa
tersebut.Pipa baja (kecuali baja anti karat) dikatakan paling mudah berkarat,
teruama pada bagian yang diulir. Oleh karena itu setelah pipa yang diulir
disambungkan pada pipa atau peralatan lain, bagian berulir yang masih kelihatan
dilapis dengan aspal atau cat untuk menahan karat. Korosi terjadi umumnya
setelah pipa ditanam dalam tanah atau dalam beton.
2. Pengamanan Terhadap Perubahan bentuk
Akibat perpanjangan atau penyusutan pipa, maka ada kemungkinan terjadi
kerusakan oleh karena perubahan bentuk, pembengkokan dan bahkan pipa bisa
patch. Cara untuk mengatasinya adalah dengan memasang sambungan ekspansi.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
37/63
37
Ekspansi adalah pertambahan panjang sesuatu bahan untuk setiap unit perubahan
temperatur dan setiap unit panjang. Nilai koefisien ekspansi ini berbeda-beda
untuk setiap bahan, dan untuk sesuatu bahan dapat pula berubah bergantung pada
temperatur bahan tersebut.
Pipa penyediaan air panas akan mengalami ekspansi pada waktu
temperatur pipa naik karena air panas mulai megalir di dalamnya. Untuk pipa
yang panjang, pertambahan panjang pipa tidak akan dapat diserap oleh
sambungan-sambungan yang ada pada ujung pipa tersebut. Tegangan yang timbul
akibat pertambahan panjang pipa akan menyebabkan kerusakan pada
perlengkapan pipa dan sambungannya.
Sambungan pipa ekspansi tidak hanya dipasang pada pipa air panas, tetapi sering
pula dipasang pada pipa tegak dalam gedung bertingkat tinggi, bahka pada pipa
tegak air buangan, untuk menjaga kemungkinan perpanjangan atau penyusutan
pipa akibat perubahan temperatur dari lantailantai yang berbeda-beda. Sambungan
ekspansi ini, jika penempatannya dirancang dengan baik, juga akan dapat
mencegah patahnya pipa.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
38/63
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini yang dijadikan lokasi penelitian adalah
desa Teratak Buluh, desa Teratak Buluh merupakan salah satu desa di kabupaten
Kampar yang mempunyai jumlah dan kenaikan penduduk cukup besar diantara
desa-desa yang ada pada kabupaten Kampar.
Desa Teratak Buluh terletak pada kabupaten Kampar, yang memiliki
posisi 0 2320.36 Utara dan 101 25 57.31 Timur dan memiliki ketinggian 41
kaki dari permukaan laut. Desa Teratak Buluh terletak pada dataran rendah,
daerah ini merupakan daerah rawan banjir karena hanya berjarak beberapa meter
saja dari sungai.
Desa Teratak Buluh memiliki batas-batas wilayah antara lain, sebelah
Utara berbatasan dengan desa Kubang Jaya, sebelah Selatan berbatasan dengandesa Kampung Pinang, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tambang,
sebelah Timur berbatasan dengan desa Lubuk Siam Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Peta DesaTeratak Buluh
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
39/63
39
4.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan tahap-tahap atau alur penelitian, adapun
tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian ini antara lain :
1. Persiapan
Tahap ini merupakan tahap awal dalam penulisan tugas akhir yaitu meliputi
pengurusan surat-surat izin yang ditujukan untuk pengumpulan data
dilapangan.
2. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini memerlukan beberapa data baik yang berasal dari studi
literatur yaitu tinjauan pustaka yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang
berkaitan dengan pendistribusian air bersih maupun data sekunder yaitu
berupa pengambilan data-data yang diperoleh dari instansi terkait sehingga
dapat memudahkan proses penelitian.
3. Analisa data
Pada tahap ini analisa data yang dilakukan yaitu menganalisa data yang telah
didapat dan diolah dan hasil yang didapat adalah :
a. Jumlah penduduk
b. Kebutuhan air bersih
c. Kapasitas debit
d. Diameter pipa
4. Hasil analisa dan pembahasan
Pada tahap ini dilakukan pemecahan masalah yang akan dicapai dalam
penulisan tugas akhir ini, yaitu meliputi perhitungan perkiraan jumlah
penduduk, kebutuhan air bersih, kapasitas debit, dan perhitungan kelayakan
dimensi diameter pipa.
5. kesimpulan
kesimpulan dari hasil penelitian ini harus memberikan gambaran dari
seluruh pembahasan yang telah dilakukan dan memberikan jawaban yang
berhubungan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
40/63
40
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut.
BAGAN ALIR ( FLOW CHART ) PENELITIAN
Gambar 4.2 Bagan alir Penelitian
Mulai
Pengumpulan Data
Hasil Analisa dan pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Persiapan
Analisa Data
1. Jumlah penduduk tahun 2010 hingga 20242. Kebutuhan air bersih tahun 2010 hingga 2024
3. Kapasitas debit rencana tahun 2010 hingga 2024
4. Diameter pipa
Data Primer :
Observasi lapanganData Sekunder:
- Data jumlah penduduk- Data diameter pipa
- Data debit air
- Jaringan Pipa
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
41/63
41
4.3. Analisa Data
Pada pembahasan Tugas Akhir ini analisa data yang penulis gunakan
adalah melakukan perhitungan-perhitungan diantaranya sebagai berikut :
1. Menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2024,
2. Menghitung kebutuhan air bersih berdasarkan jumlah penduduk dari tahun
2010 sampai tahun 2024 dan kebutuhan air ditiap ruas jalan pada desa
Teratak Buluh,
3. Menghitung kapasitas debit yang terjadi tiap ruas jalan pada desa Teratak
Buluh pada tahun 2009 dan tahun 2024,
4. Menghitung diameter pipa yang terdapat ditiap ruas jalan di desa Teratak
Buluh pada tahun 2009 dan tahun 2024.
4.4 Gambar Jaringan Pipa
Pipa yang digunakan dilapangan yaitu pipa PVC (Poly Vinyl Chloride),
untuk pipa transmisi ukuran pipanya 300mm, pipa distribusi primer dan pipa
distribusi sekunder berukuran 200 mm, dan untuk pipa tersier ukurannya 100 mm.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
42/63
42
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Pertumbuhan dan Jumlah Penduduk
Besarnya pertumbuhan penduduk yang dinyatakan dalam persen dapat
ditentukan dari kenaikan jumlah rata-rata penduduk setiap tahunnya, kenaikannya
dapat dilihat pada Gambar 5.1.
0,3
1,7
1,2
0,2
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
1,8
2005 2006 2006 2007 2007 2008 2008 2009
Tahun
Nilair(%)
Nilai r (%)
Gambar 5.1 Grafik persentase pertumbuhan penduduk
Dari Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa nilai persentase pertumbuhan
penduduk yang sangat meningkat terdapat pada tahun 2007-2008 dengan kenaikan
sebesar 1,7 %, dan pada tahun 2008-2009 persentase pertumbuhannya menurun
drastis sebesar 0,2 % dikarenakan angka kelahiran dan kematian hampir sama
besarnya dan jumlah pendatang dan pindah pun tidak jauh berbeda, karena itu
jumlah pertumbuhan penduduknya tidak begitu besar. Dalam penelitian ini jumlah
penduduk desa Teratak Buluh pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 ,
dengan pertumbuhan penduduk rata-rata, r = 0,85% (Hasil perhitungan pada
lampiran A-1).
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
43/63
43
Untuk perkiraan pertumbuhan penduduk pada desa Teratak Buluh dari
tahun 2010 hingga tahun 2024 dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Perkiraan jumlah penduduk desa Teratak Buluh dari tahun 2010 sampai
tahun 2024
No Tahun Jumlah penduduk (Jiwa)
1 2010 4450
2 2011 4488
3 2012 4526
4 2013 4564
5 2014 4603
6 2015 4642
7 2016 4681
8 2017 4721
9 2018 4761
10 2019 4801
11 2020 4842
12 2021 4883
13 2022 4925
14 2023 4967
15 2024 5009
Pertumbuhan penduduk desa Teratak Buluh dari tahun 2010 hingga tahun
2024 dapat dilihat pada Gambar 5.2.
4400
4500
4600
4700
4800
4900
5000
5100
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Tahun
JumlahPen
duduk
Jumlah penduduk (Jiwa)
Gambar 5.2 Grafik Perkiraan jumlah penduduk tahun 2010 sampai 2024
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
44/63
44
Pada Gambar 5.2 dapat dilihat bahwa desa Teratak Buluh kecamatan
Kampar tiap tahunnya memiliki pertumbuhan penduduk yang terus meningkat,
jumlah penduduk tahun 2010 adalah 4450 jiwa dan diperkirakan pada tahun 2024
jumlah penduduknya mencapai 5009 jiwa (Hasil perhitungan pada lampiran A-2).
5.2. Sistem Pendistribusian Air Bersih
Pendistribusian air yang digunakan yaitu menggunakan sistem
pompa.Untuk mengalirkan air dari sumber ke daerah distribusi membutuhkan
suatu sistem jaringan yang saling melengkapi. Tujuannya adalah agar air yang
dialirkan dari sumber ke daerah layanan selalu terjaga, baik dari segi kualitatif
maupun kuantitatif. Adapun rangkaian rangkaian penyediaan air bersih adalah
sebagai berikut:
a. Sumber air
Sumber air yang digunakan berasal dari sungai kampar
b. Pompa
Pompa digunakan untuk mengangkut air yang berasal dari sumber air
c. Reservoar
Reservoar berfungsi sebagai bak penampungan air bersih
d. Trasmisi air bersih
Air bersih yang berasal dari reservoar dialirkan ke daerah distribusi melalui
pipa transmisi, sesuai dengan debit yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pipa
transmisi yang digunakan oleh PDAM berdiameter 300 mm
e. Jaringan distribusi
Dari pipa transmisi membagikan airnya ke cabang-cabang pipa distribusi.
Pipa distribusi adalah pipa yang ada di sepanjang jalan di depan rumah-rumah
penduduk. Pipa distribusi meliputi :
a. Pipa Primer, berfungsi untuk menyambung antara pipa trasmisi
dengan pipa sekunder atau pipa tersier. Pipa primer yang digunakan
mempunyai diameter 200 mm,
b. Pipa Sekunder, berfungsi untuk penyambungan langsung pada pipa
primer. Pipa yang digunakan mempunyai diameter 200 mm,
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
45/63
45
c. Pipa tersier, berfungsi untuk penyambungan ke pipa sekunder atau
pipa primer yang digunakan untuk melayani pipa service (pipa
pelanggan). Jenis pipa yang dipakai adalah PVC yang mempunyai
diameter 100 mm.
f. Pipa dinas
Pipa yang mengalirkan air atau yang mengambil air dari jaringan pipa
distribusi untuk dialirkan ke rumah-rumah.
g. Pipa parsil
Pipa parsil adalah jaringan pipa yang terdapat di dalam rumah, dimana antara
pipa parsil dan pipa dinas dipasang meteran yang berguna untuk mengukur
besarnya pemakaian air oleh konsumen
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.3
Gambar 5.3 Sistem Pendistribusian Air Bersih
Sumber air Pompa Reservoar
Trasmisi Air Bersih
Jaringan Distribusi
Pipa Dinas
Pipa Parsil
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
46/63
46
5.2.1. Kebutuhan Air Bersih pada Desa Teratak Buluh
Dalam menganalisa kebutuhan air bersih, kita harus terlebih dahulu
mengetahui jumlah penduduk pada daerah pelayanan. Setelah jumlah penduduk
didapat, baru dihitung jumlah kebutuhan air bersih SR dan SU ( kebutuhan
domestik ) dan jumlah kebutuhan air bersih non domestik. Pada desa Teratak
Buluh ini tidak semua penduduk menggunakan air bersih dari PDAM, PDAM
hanya melayani tujuh ruas jalan saja, perkiraan jumlah penduduk pertahunnya
yang dilayani PDAM Unit Teratak Buluh ini dapat dilihat pada Tabel A.5 (Hasil
perhitungan pada lampiran A-3). Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan perkiraan
kebutuhan air bersih dari tahun 2010 hingga tahun 2024 pada desa Teratak Buluh
dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Perkiraan kebutuhan air bersih tahun 2010 hingga 2024
No TahunJumlah
penduduk
SR SU
Total
kebutuhan
airdomestik
(liter/hari)
Total
kebutuhan
air nondomestik
(liter/hari)
Kehilangan
air 25%
Kebutuhan air
total(liter/hari)
(liter/hari) (liter/hari)
1 2010 3013 216.936,00 7.231,20 224.167,20 44.833,44 67.250,16 336.250,80
2 2011 3039 218.808,00 7.293,60 226.101,60 45.220,32 67.830,48 339.152,40
3 2012 3065 220.680,00 7.356,00 228.036,00 45.607,20 68.410,80 342.054,00
4 2013 3091 222.552,00 7.418,40 229.970,40 45.994,08 68.991,12 344.955,60
5 2014 3117 224.424,00 7.480,80 231.904,80 46.380,96 69.571,44 347.857,20
6 2015 3144 226.368,00 7.545,60 233.913,60 46.782,72 70.174,08 350.870,40
7 2016 3170 228.240,00 7.608,00 235.848,00 47.169,60 70.754,40 353.772,00
8 2017 3197 230.184,00 7.672,80 237.856,80 47.571,36 71.357,04 356.785,20
9 2018 3225 232.200,00 7.740,00 239.940,00 47.988,00 71.982,00 359.910,00
10 2019 3252 234.144,00 7.804,80 241.948,80 48.389,76 72.584,64 362.923,20
11 2020 3280 236.160,00 7.872,00 244.032,00 48.806,40 73.209,60 366.048,00
12 2021 3307 238.104,00 7.936,80 246.040,80 49.208,16 73.812,24 369.061,20
13 2022 3336 240.192,00 8.006,40 248.198,40 49.639,68 74.459,52 372.297,60
14 2023 3364 242.208,00 8.073,60 250.281,60 50.056,32 75.084,48 375.422,40
15 2024 3392 244.224,00 8.140,80 252.364,80 50.472,96 75.709,44 378.547,20
Dari Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa setiap tahunnya kebutuhan akan air
bersih pada Desa Teratak Buluh semakin bertambah seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk. Bisa dilihat dari hasil perhitungan pada tahun 2010 dengan
jumlah penduduk 3013 jiwa kebutuhan air bersihnya sebesar 336.250,80 liter/hari
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
47/63
47
dan pada tahun 2024 dengan jumlah penduduk 3392 jiwa dengan kebutuhan air
bersihnya sebesar 378.547,20 liter/hari.
Perkiraan kebutuhan air bersih desa Teratak Buluh dari tahun 2010 hingga
tahun 2024 dapat dilihat pada Gambar 5.4.
330000335000
340000
345000
350000355000360000
365000
370000
375000
380000385000
20092010201120122013201420152016201720182019202020212022202320242025
Tahun
Kebutuhanairtotal(liter/hari)
Kebutuhan air total (liter/hari)
Gambar 5.4 Grafik kebutuhan air bersih dari tahun 2010 hingga tahun2024
Debit yang mampu diproduksi oleh PDAM desa Teratak Buluh tahun
2009 sebesar 365.745,00 liter/hari. Untuk lebih jelasnya perbandingan debit air
hasil perhitungan dengan debit yang diproduksi PDAM desa Teratak Buluh dapat
dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Perkiraan kebutuhan air hasil perhitungan dengan debit PDAM
No TahunKebutuhan air total
(liter/hari)
Debit air PDAM
(liter/hari)
1 2010 336.250,80 365.745,00
2 2011 339.152,40 365.745,00
3 2012 342.054,00 365.745,00
4 2013 344.955,60 365.745,00
5 2014 347.857,20 365.745,00
6 2015 350.870,40 365.745,00
7 2016 353.772,00 365.745,00
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
48/63
48
Table 5.3 (Lanjutan)
8 2017 356.785,20 365.745,00
9 2018 359.910,00 365.745,0010 2019 362.923,20 365.745,00
11 2020 366.048,00 365.745,00
12 2021 369.061,20 365.745,00
13 2022 372.297,60 365.745,00
14 2023 375.422,40 365.745,00
15 2024 378.547,20 365.745,00
Dari tabel 5.3 dapat ditampilkan grafik perkiraan kebutuhan air bersih
hasil perhitungan dengan debit air PDAM pada Gambar 5.5.
339.152,40
342.054,00
336.250,80
344.955,60
350.870,40
356.785,20
353.772,00
359.910,00
362.923,20 366.048,00
369.061,20
375.422,40
378.547,20
372.297,60
347.857,20
365.745,00
330.000,00
335.000,00
340.000,00345.000,00
350.000,00
355.000,00
360.000,00
365.000,00
370.000,00
375.000,00
380.000,00
385.000,00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Tahun
Debitair(Liter/hari)
Kebutuhan air total (liter/hari)
Debit air PDAM (liter/hari)
Gambar 5.5 Grafik kebutuhan air bersih hasil perhitungan dengan debit PDAM
Pada Gambar 5.5 dapat dilihat bahwa debit air yang mampu diproduksi
oleh PDAM desa Teratak Buluh sebesar 365.745,00 liter/detik, tidak dapat
mencukupi kebutuhan air bersih hingga tahun 2024 yang kebutuhan air bersihnya
mencapai 378.547,20 liter/hari, jadi debit yang mampu diproduksi oleh PDAM
desa Teratak Buluh sekarang ini hanya mampu mencukupi kebutuhan air bersih
hingga tahun 2019 saja dengan kebutuhan air bersihnya sebesar 362.923,20
liter/hari.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
49/63
49
Dari jumlah kebutuhan air bersih tersebut di atas dapat dicari kapasitas
debit air yang dibutuhkan pada desa Teratak Buluh. Adapun Kapasitas debit air
bersih pada desa Teratak Buluh tahun 2010 hingga 2024 berdasarkan hasil
perhitungan (Tabel Proyeksi kebutuhan air) dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Kapasitas Debit Rencana Tahun 2010 hingga Tahun 2024
No Tahun Total kebutuhan air Debit rata-rata Debit puncak Debit max
1 2010 336.250,80 3,89 5,45 4,40
2 2011 339.152,40 3,93 5,50 4,44
3 2012 342.054,00 3,96 5,54 4,47
4 2013 344.955,60 3,99 5,59 4,51
5 2014 347.857,20 4,03 5,64 4,55
6 2015 350.870,40 4,06 5,69 4,59
7 2016 353.772,00 4,09 5,73 4,63
8 2017 356.785,20 4,13 5,78 4,67
9 2018 359.910,00 4,17 5,83 4,71
10 2019 362.923,20 4,20 5,88 4,75
11 2020 366.048,00 4,24 5,93 4,79
12 2021 369.061,20 4,27 5,98 4,83
13 2022 372.297,60 4,31 6,03 4,87
14 2023 375.422,40 4,35 6,08 4,9115 2024 378.547,20 4,38 6,13 4,95
Kapasitas debit rencana dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2024 dapat
dilihat pada Gambar 5.6.
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
20092010 2011 201220132014 2015 20162017 2018 20192020 20212022 2023 20242025
Tahun
KapasitasDebit(ltr/dtk)
Debit rata-rata
Debit puncak
Debit max
Gambar 5.6 Grafik kapasitas debit rencana tahun 2010 sampai tahun 2024
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
50/63
50
Dari Grafik 5.6, dapat dilihat bahwa debit air yang dibutuhkan setiap
tahunnya semakin besar. Pada tahun 2010 kebutuhan air bersih sebesar
336.250,80 liter/hari dengan debit rata-rata sebesar 3,89 liter/detik, debit puncak
sebesar 5,45 liter/detik, dan debit maksimum sebesar 4,40 liter/detik dan pada
tahun 2024 kebutuhan air bersih sebesar 378.547,20 liter/hari dengan debit rata-
rata sebesar 4,38 liter/detik, debit puncak sebesar 6,13 liter/detik, dan debit
maksimum sebesar 4,95 iter/detik (Hasil perhitungan pada lampiran A-6). Hal ini
akan berpengaruh kepada kapasitas debit pipa dalam menampung debit air bersih
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kapasitas debit pipa lebih kecil dari
pada debit air yang dibutuhkan, maka pipa distribusi perlu diganti dengan
diameter pipa yang lebih sesuai.
5.2.2. Jumlah Air yang Disalurkan
Kehilangan air pada sistem penyedian air bersih ini seharusnya 0%.
Namun dari hasil evaluasi dilapangan dan sesuai dengan informasi yang
didapatkan dari PDAM Unit Teratak Buluh ternyata kehilangan air mencapai
25%. Kehilangan air pada saat ini masih diupayakan penekannya ketingkat yang
lebih rendah. Berbagai cara dan usaha untuk menekan seminimum mungkin
tingkat kehilangan air dilakukan dengan cara berikut ini :
1. Melakukan penggantian meter air pelanggan yang telah rusak dan tidak
berfungsi lagi
2. Meningkatkan kecermatan petugas pembaca meter air, sehingga akurasi
bacaannya lebih dapat dipertanggung jawabkan.3. Melakukan pemeriksaan terhadap meter air dan instalasi perpipan bagi
pelanggan yang diragukan pemakaiannya.
4. Menghimbau semua pihak yang berkaitan dengan pengguaan jasa dan
pelayanan air minum agar berbuat menurut ketentuan yang diberlakukan.
5. Melakukan pergantian jaringan pipa yang telah tua atau rusak dan tidak
berfungsi lagi.
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
51/63
51
5.3 Kebutuhan Air ditiap Ruas Jalan Desa Teratak Buluh tahun 2010 dan
tahun 2024
Perhitungan kebutuhan air bersih tiap ruas jalan pada desa Teratak Buluh
sama dengan perhitungan kebutuhan air bersih pada tahun 2010 hingga 2024,
namun yang berbeda hanya pada jumlah penduduknya saja, semua koefisien dan
rumus yang digunakan sama. Untuk perkiraan kebutuhan air bersih tiap ruas jalan
pada desa Teratak Buluh tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.5 (Hasil
perhitungan pada lampiran A-7).
Tabel 5.5 Perkiraan kebutuhan air bersih tiap ruas jalan tahun 2010
No Nama jalanJumlah
pendudukSR SU
Keb. air
domestik
Keb. airnon
domestik
Kehilangan
air
Total keb.
air
1 Jl. Besar 545 39.240,00 1.308,00 40.548,00 8.109,60 12.164,40 60.822,00
2 Jl. Lubuk Siam 750 54.000,00 1.800,00 55.800,00 11.160,00 16.740,00 83.700,00
3 Jl. Intake 399 28.728,00 957,60 29.685,60 5.937,12 8.905,68 44.528,40
4 Jl. Sekolah 617 44.424,00 1.480,80 45.904,80 9.180,96 13.771,44 68.857,20
5 Jl. Paus 85 6.120,00 204,00 6.324,00 1.264,80 1.897,20 9.486,00
6 Jl. Belakang 363 26.136,00 871,20 27.007,20 5.401,44 8.102,16 40.510,80
7 Jl. Ps.T. buluh 254 18.288,00 609,60 18.897,60 3.779,52 5.669,28 28.346,40
Perkiraan kebutuhan air bersih tiap ruas jalan pada desa Teratak Buluh
pada tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 5.7.
0,00
10.000,00
20.000,00
30.000,00
40.000,00
50.000,00
60.000,00
70.000,00
80.000,00
90.000,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Ruas Jalan
Kebutu
hanAir
Total keb. air
Gambar 5.7 Grafik perkiraan kebutuhan air tiap ruas jalan tahun 2010
-
7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf
52/63
52
Keterangan gambar:
1. Jalan Besar
2. Jalan Lubuk Siam
3. Jalan Intake
4. Jalan Sekolah
5. Jalan Paus
6. Jalan Belakang
7. Jalan Pasar Teratak Buluh
Dari Gambar 5.7 dapat dilihat kebutuhan air bersih yang terbesar terdapat
pada jalan Lubuk Siam dengan kebutuhan air sebesar 83.700,00 liter/hari, karena
dijalan Lubuk Siam ini hampir semua penduduknya menggunakan air bersih dari
PDAM. Dan kebutuhan air bersih terkecil terdapat pada jalan Paus dengan
kebutuhan air sebesar 9.486,00 liter/hari, karena penduduk di jalan Paus ini
disamping penduduknya sedikit, sebagian besar penduduknya banyak yang
memakai sumur galian dan