sipil,irwon delfiyendro.pdf

Upload: muhara-tansrenaka

Post on 22-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    1/63

    1

    EVALUASI JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR

    BERSIH PDAM UNIT TERATAK BULUH

    KABUPATEN KAMPAR

    TUGAS AKHIR

    Diajukan Guna Melengkapi Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Teknik Pada

    Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau

    Oleh:

    IRWON DELFIYENDRO

    043110080

    JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS ISLAM RIAU

    PEKANBARU

    2011

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    2/63

    2

    EVALUASI JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM UNIT

    TERATAK BULUH KABUPATEN KAMPAR

    IRWON DELFIYENDRO

    NPM : 043110080

    Abstrak

    Air merupakan elemen terpenting bagi kelangsungan kehidupan manusia baik di

    desa maupun kehidupan di perkotaan. Sehubungan dengan perkembangan suatu

    daerah dan pertumbuhan penduduk yang semakin padat maka kebutuhan akan air

    bersih tersebut akan bertambah banyak, oleh sebab itulah PDAM harus bersikapbijak dalam menanggapi daerah layanannya masing masing agar kebutuhan

    akan air bersih tersebut dapat terpenuhi. Untuk itu maka diperlukan suatu sistem

    pendistribusian yang lebih baik.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui debit air yang didistribusikan oleh

    PDAM Teratak Buluh apakah cukup untuk melayani daerah pelayanan dari tahun

    2010 hingga 2024, dan untuk mengetahui diameter pipa jaringan PDAM Teratak

    Buluh dapat digunakan hingga tahun 2024. Pada penelitian ini ada dua metode

    yang digunakan, yaitu metode Geometrik untuk menghitung proyeksi jumlah

    penduduk, dan metode Hazen William untuk menghitung besarnya diameter pipa

    apakah layak dipergunakan hingga tahun 2024.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkiraan jumlah penduduk desa Teratak

    Buluh yang dilayani PDAM tahun 2010 berjumlah 3013 jiwa dengan jumlah

    kebutuhan air bersih sebesar 336.250,80 liter/hari, jumlah air yang disalukan

    PDAM Unit Teratak Buluh sebesar 365.745,00 liter/hari, jadi PDAM mampu

    memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Teratak Buluh. Akan tetapi tidak

    mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih hingga tahun 2024 yang debitnya

    mencapai 378.547,20 liter/hari, PDAM hanya mampu memenuhi kebutuhan air

    bersih hingga tahun 2019 yaitu sebesar 362.923,20 liter/hari. Dan dari hasil

    analisa diameter pipa pada tahun 2024, pipa transmisi sebesar 150,00 mmsedangkan pipa yang ada dilapangan sebesar 300 mm, pipa distribusi primer dan

    pipa distribusi sekunder didapat diameter pipa sebesar 88,50 mm sedangkan

    diameter pipa yang ada dilapangan sebesar 200 mm, dan untuk pipa distribusi

    tersier di tiap ruas jalan pada desa Teratak Buluh tahun 2024 didapat diameter

    pipa sebesar 66,38 mm sedangkan diameter pipa yang ada dilapangan sebesar 100

    mm berarti ini menunjukkan bahwa diameter pipa hingga tahun 2024 yang akan

    datang masih bisa untuk dipergunakan.

    Kata kunci : Kebutuhan air, Pertumbuhan penduduk, Debit air, Diameter pipa.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    3/63

    3

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Assalamualaikum, WR. Wb.

    Dengan mengucapkan segala puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T, yang

    telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga

    dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin

    mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

    1 Bapak Prof. H. Detri Karya SE, MA,Ph.D Rektor Universitas Islam Riau

    2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng Wiyono, M.MT. Dekan Fakultas Teknik

    Universitas Islam Riau

    3. Bapak Ir. M.Natsir Darin, MT. Pembantu Dekan I Fakultas Teknik

    Universitas Islam Riau

    4. Bapak Ir. H. Abd Kudus Zaini, MT. Pembantu Dekan II Fakultas Teknik

    Universitas Islam Riau

    5. Bapak Muhammad Aryon, ST, MT Pembantu Dekan III Fakultas Teknik

    Universitas Islam Riau

    6. Bapak Ir. H. Masrizal, MT, Ketua Jurusan Teknik Sipil dan Selaku Dosen

    Pembimbing I dalam penulisan Tugas Akhir ini

    7. Ibu Yolly Adriati, ST, MT, Sekretaris Jurusan Teknik Sipil dan Selaku

    Dosen Pembimbing II dalam penulisan Tugas Akhir ini

    8. Bapak Dr. Ir. Anwar Khatib, M. Eng, Selaku Dosen penguji I

    9. Ibu Harmiyati, ST, M.Si, Selaku Dosen Penguji II

    10. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Islam Riau

    11. Seluruh Karyawan dan Tata Usaha Fakultas Teknik Universitas Islam Riau12. Teristimewa kepada kedua Orang tua, Armis (Papa) dan Asnelmawati,

    S.pd (Mama) serta adik-adik ku tercinta Ike dan Trisna, terimakasih ku

    ucapkan dengan setulus hati yang selalu mendoakan dan memberikan

    dorongan baik moril maupun meteril yang tak henti-hentinya dalam

    penyelesaian tugas akhir ini.

    13. Buat keluarga besar penulis, Adizul Haimi (Oom), Dewita Murni, S.pd

    (Bunda), Japriadi (Oom), Desmiyanti S.pd (Tante) dan keluarga besar

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    4/63

    4

    lainnya yang selalu mendoakan dan memberikan semangat penulis dalam

    menyelesaikan tugas akhir ini

    14. Ucapan terima kasih khususnya buat Aci Halimah yang selalu mendoakan

    dan memberikan motivasi yang tidak henti-hentinya dan menemani hari-

    hariku dalam penulisan tugas akhir ini

    15. Rekan-rekan seperjuangku angkatan 2004, Edwar Idrus ST (eed), Rika

    Putra, Heri Siswadi, Candra Maisonny, Yof Zumarta (ayub),

    Muhareqkhareka (ayek), Randa Putra ST, Neri Maiyusan ST, Surya Hari

    Kusuma, Syahyar Ramadhani (dhani), Wira Nanda, Raino Asnan (reno),

    Debi, Umi, Susi Fonesti, Anton Sujarwo, Jamal, Edo, Budi, Azwar

    Ahlunnazar ST, Wan Adrian, Ibnu Rafli Pilar ST (nunu), Deni Monica

    Sandra ST, Doni, Syarifuddin ST (adi), Suprayogi ST (yogi), Dwi Visti

    Rurianti ST (adek), M. Risnu ST (ajo), Andi Putra (along), Kiki, Andi

    Lukman ST, Aswandi, Rico, M.Syahril ST (ariel), Izmil Safroza ST, Yopi

    Ramanda ST, Ridfandra ST, terima kasih telah menjadi sahabat terbaik ku

    selama di kampus, dan rekan-rekan yang tidak bisa penulis ucapkan satu

    persatu semoga persahabatan kita tidak pernah terputus

    16.Rekan-rekan yang turut membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini,

    Risky Hariadi (kiki), novri, ichoex, bang Rezi Firwandi ST, bang Anton,

    Peja, Sukri, Adi, Edo, Putra, Peni, Sherly, Dwi, Eric, Imul dan rekan-rekan

    yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

    doa dan motivasinya selama ini.

    Terimah kasih atas segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah

    S.W.T memberikan pahala yang berlipat ganda, Amin.

    Wassalam,

    Pekanbaru, April 2011

    Penulis

    IRWON DELFIYENDRO

    043110080

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    5/63

    5

    KATA PENGANTAR

    Assalamuallaikum Wr, Wb,

    ALHAMDULILLAH, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan

    rahmat dan hidayahNYA penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

    judul Evaluasi Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih PDAM Unit Teratak

    Buluh Kabupaten Kampar . Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk

    memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar kesarjanaan pada Fakultas Teknik

    Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Pekanbaru.

    Air merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia, sehingga perlu

    adanya pengembangan jaringan-jaringan pipa distribusi untuk memenuhi

    kebutuhan penduduk yang semakin berkembang, guna mengantisipasi kebutuhan

    air bersih dimasa yang akan datang.

    Tugas akhir ini kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua yang ingin

    mengetahui bagaimana cara menghitung kelayakan diameter pipa distribusi,

    menghitung kesesuaian debit yang dibutuhkan dengan debit yang mampu

    diproduksi oleh pengelola air bersih serta menghitung besarnya air yang

    disalurkan pada daerah layanan pendistribusian air bersih pada suatu daerah.

    Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari

    kesempurnaan, hal ini karena keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis,

    sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

    membangun dan memberikan arahan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

    Pekanbaru, April 2011

    Penulis

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    6/63

    6

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

    penularan penyakit, oleh karena itu air bersih merupakan kebutuhan yang menjadi

    barang publik, dan merupakan elemen terpenting bagi kelangsungan kehidupan

    manusia baik di desa maupun kehidupan di perkotaan.

    Pengolahan air yang berasal dari sumber atau dari jaringan transmisi atau

    distribusi diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai

    sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan. Peningkatan kualitas air

    minum ini dilakukan dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air, terutama

    air yang berasal dari permukaan.

    Dalam kemajuan ilmu dan teknologi dewasa ini sangat perlu sekali

    kesiapan dan kemampuan dalam menyiapkan dan mengantisipasi sertamelaksanakan pembangunan. Pembangunan suatu kota atau suatu daerah tertentu

    sangat dipengaruhi oleh keberadaan dan daya dukung sumber daya alam sebagai

    modal utama. salah satu program pembangunan yang sedang dilaksanakan

    pemerintah adalah program penyediaan air bersih dengan teknologi yang

    disesuaikan terhadap kondisi daerah yang bersangkutan.

    Pengadaan air bersih di Teratak Buluh dikelola oleh Perusahaan Daerah

    Air Minum (PDAM) Tirta Kampar. Air baku yang diambil berasal dari Sungai

    Kampar yang diolah dan diproses hingga menghasilkan air bersih dan

    didistribusikan melalui sistem perpipaan sampai ke kosumen.

    Dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun, maka

    kebutuhan akan air bersih semakin meningkat, sehingga perlu adanya

    pengembangan jaringan pipa distribusi untuk memenuhi kebutuhan penduduk

    yang semakin berkembang guna mengantisipasi kebutuhan air bersih dimasa yang

    akan datang. Bila kebutuhan akan air tidak terpenuhi, maka akan mengakibatkan

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    7/63

    7

    penurunan kondisi fisik maupun non fisik bagi masyarakat yang

    mengkonsumsinya.

    Dengan Latar belakang tersebut maka penulis mencoba untuk mengangkat

    sebuah judul yaitu Evaluasi Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih PDAM Unit

    Teratak Buluh Kabupaten Kampar.

    1.2. Rumusan Masalah

    Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini

    adalah:

    1. Apakah debit air yang didistribusikan oleh PDAM Unit Teratak Buluh

    cukup untuk melayani daerah pelayanan PDAM dari tahun 2010 sampai

    tahun 2024,

    2. Apakah diameter pipa transmisi dan distribusi PDAM Unit Teratak Buluh

    dapat digunakan dari tahun 2010 sampai tahun 2024.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

    1. Untuk menentukan debit air yang didistribusikan oleh PDAM Unit Teratak

    Buluh cukup untuk melayani daerah pelayanan PDAM dari tahun 2010

    sampai tahun 2024,

    2. Untuk menentukan diameter pipa transmisi dan distribusi PDAM Unit

    Teratak Buluh dapat digunakan dari tahun 2010 sampai tahun 2024.

    1.4. Batasan Masalah

    Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan Tugas

    Akhir ini antara lain :

    1. Penelitian ini hanya dilakukan pada desa Teratak Buluh Kabupaten

    Kampar,

    2. Perhitungan jumlah penduduk dari tahun 2010 sampai tahun 2024

    dengan menggunakan metode Geometrik,

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    8/63

    8

    3. Perhitungan kebutuhan air bersih pada daerah pelayanan PDAM Unit

    Teratak Buluh pada tahun 2010 sampai tahun 2024,

    4. Perhitungan diameter pipa transmisi, pipa distribusi primer dan pipa

    distribusi sekunder pada desa Teratak Buluh dengan menggunakan

    metode Hazen William pada tahun 2010 dan 2024.

    5. Perhitungan diameter pipa distribusi tersier pada tiap ruas jalan di desa

    Teratak Buluh dengan menggunakan metode Hazen William pada

    tahun 2010 dan tahun 2024.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

    1. Menjadikan hasil penelitian ini sebagai pedoman atau bahan pertimbangan

    bagi PDAM Unit Teratak Buluh untuk menentukan kapasitas kebutuhan

    air bersih dan diameter pipa distribusi dari tahun 2010 sampai dengan

    tahun 2024,

    2. Bagi peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan

    dibangku perkuliahan sehingga dapat diterapkan pada masyarakat.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    9/63

    9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Umum

    Untuk penulisan tugas akhir ini peneliti mengambil refrensi dari beberapa

    tugas akhir sebelumnya sebagai bahan tinjauan pustaka untuk dijadikan pedoman

    penulisan tugas akhir ini.

    2.2 Penelitian Terdahulu

    Berikut hasil penelitian yang pernah dilakukan :

    Iswadi (2010), Analisis Kebutuhan Air Bersih dan Pendistribusian Pada

    PDAM di Kelurahan Selat Panjang Kota Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.

    Perkembangan suatu daerah dan pertumbuhan penduduk yang semakin padat akan

    menyebabkan kebutuhan air bersih akan bertambah banyak, oleh sebab itu PDAM

    harus bersikap bijak dalam menanggapi daerah layanannya masing-masing agar

    kebutuhan akan air bersih tersebut dapat terpenuhi. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui penyebab tidak lancarnya pendistribusian air bersih, untuk

    mengetahui kesesuaian kebutuhan air bersih berdasarkan jumlah penduduk

    dengan debit air yang di produksi, dan menghitung kelayakan kapasitas aliran

    pipa untuk menyalurkan air. Pada penelitian ini ada dua metode yang digunakan ,

    yaitu metode Geometrik untuk menghitung jumlah pertumbuhan penduduk dan

    metode Hazen William untuk menghitung besarnya diameter pipa. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa air yang mampu diproduksi PDAM

    Selatpanjang Kota sebesar 49566,80 liter/hari dapat memenuhi jumlah air yang

    disalurkan pada tahun 2008 sebesar 766162,80 liter/hari,dan masih cukup untuk

    memenuhi kebutuhan air bersih hingga tahun 2020, dimana kebutuhannya sebesar

    1344686,40 liter/hari.

    Mardiansyah (2009), Tinjauan Kebutuhan Air Bersih dan Pendistribusian

    Pada Kelurahan Padang Terubuk Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru. Pada

    kelurahan Padang Terubuk ini sumber airnya berasal dari sumur bor dan sumur

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    10/63

    10

    gali. Pada sumur gali pada umumnya tidak baik digunakan sehingga tidak layak

    dikonsumsi untuk kebutuhan air minum, akan tetapi hanya bisa digunakan untuk

    mandi dan air kakus. Pada penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data yang

    digunakan yaitu data primer dan skunder, data-data tersebut dianalisa untuk

    menghitung proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan air bersih dari tahun 2008

    sampai 2022, dan metode Hazen William untuk menghitung kelayakan diameter

    pipa sampai 2022. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proyeksi jumlah

    penduduk di kelurahan Padang Terubuk pada tahun 2008 berjumlah 9039 jiwa

    dengan jumlah kebutuhan air bersih sebesar 726.735,60 liter/hari, sedangkan

    untuk tahun 2022 jumlah penduduknya 14732 jiwa dengan jumlah kebutuhan air

    bersih sebesar 1.184452,80 liter/hari sedangkan debit air PDAM sebesar

    973.126,00 sehingga PDAM hanya dapat mencukupi kebutuhan air bersih sampai

    tahun 2016.

    Gustina (2007), Tinjauan Kebutuhan dan Pendistribusian Air Bersih

    Pada Kelurahan Limbung Baru Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Kelurahan

    Limbung Baru tanahnya gambut dan rawa, sumber air berasal dari sumur dangkal

    dan sungai yang pada umumnya tidak baik dan tidak layak dikonsumsi untuk

    kebutuhan air minum. Sementara itu apabila air sungai naik (air pasang) maka

    sumur galian yang dipergunakan masyarakat terendam oleh air sungai sehingga

    menyebabkan sumur tersebut menjadi kotor. Pada penelitian ini ada dua metode

    yang digunakan yaitu metode Geometrik untuk menghitung jumlah proyeksi

    penduduk, dan metode Hazen William untuk menghitung besarnya diameter pipa

    tersier. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa air yang mampu di produksi oleh

    PDAM Tirta Siak Pekanbaru sebesar 2255103,36 liter/hari dapat memenuhi

    jumlah air yang disalurkan pada tahun 2007 sebesar 1879252,8 liter/hari.

    Nerson (2007), Analisa Pendistribusian dan Sistem Jaringan Penyediaan

    Air Bersih Pada Kelurahan Teluk Pinang. Semakin meningkat kebutuhan air

    bersih di Kelurahan Teluk Pinang, sehingga untuk memenuhi kebutuhan

    penyediaan air bersih tersebut diusahakan pengadaan air bersih yang cukup.

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab terjadinya kekurangan

    kebutuhan air bersih berdasarkan jumlah penduduk dengan dengan debit air yang

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    11/63

    11

    mampu diproduksi oleh PDAM Tirta Indragiri, serta untuk mengetahui ukuran

    diameter pipa yang sesuai dengan debit air yang disalurkan pada daerah

    pendistribusian air bersih. Peneliti ini menggunakan metode Geometrik untuk

    menghitung proyeksi jumlah penduduk dan metode Hazen William untuk

    menghitung besarnya diameter pipa tersier. Dari hasil perhitungan menunjukan

    bahwa air yang mampu diproduksi oleh PDAM sebesar 432000 liter/hari tidak

    dapat memenuhi jumlah air yang disalurkan pada tahun 2007 sebesar 674438,08

    liter/detik dan pada tahun 2016 sebesar 701003,16 liter/detik.

    Mildawati (2006), Tinjauan Kebutuhan Air Bersih dan Pendistribusian

    Pada Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru. Air

    merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup, khususnya manusia.

    Untuk itu perlu suatu sistem pendistribusian yang lebih baik. Tujuan penelitian ini

    adalah untuk mengetahui sistem pendistribusian air bersih, menghitung

    ketersediaan air baku, dan menghitung diameter pipa tersier yang dibutuhkan

    pendistribusian air bersih. Penelitian ini menggunakan metode Hazen William

    untuk menghitung besarnya diameter pipa tersier. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa air yang mampu di produksi oleh PDAM sebesar 982.453,40

    liter/hari dapat memenuhi jumlah air yang disalurkan pada tahun 2006 sebesar

    786.441,60 liter/detik, namun pada tahun 2022 debit air yang diproduksi oleh

    PDAM tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebesar 1.320.297,60

    liter/detik.

    2.3 Keaslian Penelitian

    Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk perhitungan proyeksi

    pertumbuhan penduduk sama dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan

    metode geometrik, dan untuk perhitungan diameter pipa juga sama yaitu

    menggunakan metode Hazen William. Adapun perbedaan dari penelitian ini

    dengan penelitian sebelumnya hanya terletak pada lokasi penelitiannya saja.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    12/63

    12

    BAB III

    LANDASAN TEORI

    3.1 Umum

    Air merupakan elemen terpenting bagi kehidupan manusia di desa maupun

    kehidupan di perkotaan, oleh karena itu manusia sangat memerlukan air bersih

    dimana mereka tinggal. Sehubungan dengan perkembangan suatu kota atau daerah

    dan pertumbuhan penduduk yang semakin padat maka kebutuhan akan air akan

    bertambah banyak oleh karena itu PDAM harus bersikap bijak dalam menanggapidaerah layanannya masing-masing. Untuk itu diperlukan suatu sistem jaringan dan

    pendistribusian yang lebih baik.

    Sistem jaringan yang dipakai untuk mendistribusikan air ke daerah-daerah

    layanan biasanya menjadi sangat rumit apabila ada kendala yang dapat

    mempengaruhi perencanaan, misalnya kondisi medan, debit air yang diperoleh

    serta peralatan penunjang jaringan perpipaan (Noerbambang, 2005).

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu sistem

    jaringan air bersih (Noerbambang, 2005) yaitu :

    1. Kapasitas sistem meliputi periode perencanaan dan cakupan penduduk

    daerah layanan,

    2. Kapasitas aliran meliputi sumber air, reservoir, transmisi, dan distribusi,

    3. Konstruksi dan material yang digunakan meliputi spesipiteknis ,

    konstruksi sipil dan bahan kimia,

    4. Operasi dan pengontrolan sejauh operasi pelayanan, kualitas air, serta

    tekanan jaringan distribusi.

    3.2 Kualitas Air Minum

    Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,khususnya sebagai air minum.

    Namun air juga dapat menimbulkan berbagai akibat ganguan kesehatan terhadap

    sipemakai, hal ini disebabkan karena (Sutrisno, 2004).

    1. Adanya kemampuan dari air untuk melarutkan bahan-bahan padat,

    mengabsorsikan gas-gas dan bahan cair lainnya, sehingga semua air alam

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    13/63

    13

    mengandung mineral dan zat-zat lain dalam larutan yang diperolehnya dari

    udara, tanah dan bukit-bukit yang dilaluinya. Kandungan bahan atau zat-

    zat ini dalam air dalam konsentrasi tertentu dapat menimbulkan efek

    gangguan kesehatan pada sipemakai,

    2. Air sebagai faktor yang utama dalam penularan berbagai penyakit infeksi

    bakteri-bakteri usus tertentu seperti typus, paratypus, dysentri, dan kolera.

    Dalam hubungannya dengan kebutuhan manusia akan air minum dan

    dengan memperhatikan adanya efek gangguan kesehatan yang dapat

    ditimbulkan karena pemakaian air tersebut, maka ditetapkan lah standar air

    minum.

    Secara kasat mata, mungkin kita akan menganggap air terlihat jernih, tidak

    berwarna, tidak berbau dan tidak berasa layak minum. Sebaiknya anda jangan

    terlalu gegabah dan menganggap air tersebut layak minum sebelum mengetahui

    kandungan bahan kimia dan mikrobiologinya. Dengan demikian, paling tidak

    anda dapat mengetahui syarat air yang layak dan aman diminum serta lebih efektif

    saat mengkonsumsi air minum. Untuk lebih amannya, saat mengkonsumsi air

    minum sebaiknya air minum berasal dari perusahan air minum yang telah

    mendapatkan lisensi dari pemerintah. Standar baku kualitas air minum harus

    memenuhi kualitas secara fisika, kimia, dan biologi.

    3.3 Kebutuhan Air Bersih

    Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan

    manusia, kebutuhan tersebut berupa keperluan sehari-hari seperti untuk mandi,

    untuk mencuci, dan yang paling penting untuk air minum, karena apabila air yang

    dikonsumsi tidak bersih maka akan menyebabkan timbulnya berbagai macam

    penyakit.

    Menganalisa aliran dalam jaringan perpipan pertama sekali harus dihitung

    kebutuhan air bersih rata rata tiap orang per harinya untuk kebutuhan daerah

    layanan. Dari hasil tersebut baru didapat debit air yang akan dialiri ke suatu

    daerah pelayanan (Noerbambang, 2005). Adapun untuk pemakaian air rata rata

    tiap orang pada setiap harinya, sudah diatur dalam standar tingkat pelayanan air

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    14/63

    14

    minum kota yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Cipta Karya yang dapat

    dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

    Tabel 3.1 Kriteria Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum untuk

    Perhitungan Sistem Distribusi (Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah,

    2004)

    20.000 s.d

    100.000

    kecil

    100.000 s.d

    500.000

    sedang

    500.000 s.d

    1.000.000

    besar

    > 1.000.000

    Metropolitan

    1 Kepadatan Jiwa/ha 100 200 300 400

    2 Bentuk Kota Persegi Pjg Persegi Pjg

    Persegi Pjg

    s.d BujurSangkar

    Bujur Sangkar

    3 Tingkat Pelayanan % 80 80 80 80

    4 Kebocoran Air % 25 25 25 25

    5 Pelayanan Domestik % 90 85 80 70

    6 Rasio Pelayanan SR % 90 90 90 90

    7 Rasio Pelayanan HU/TA % 10 10 10 10

    8 Faktor Maksimum Day - 1,1 1,1 1,1 1,1

    9 Faktor Peak Hour - 1,5 1,5 1,5 1,5

    10 Pelayanan per SR Jiwa/SR 5 5 6 6

    11 Konsumsi SR L/jiwa/hr 100 125 150 200

    12 Pelayanan per HU/TA Jiwa/HU 50 50 50 5013 Konsumsi HU L/jiwa/hr 30 30 30 30

    14 Pelayanan Non Domestik % 20 10 10 10

    15 Konsumsi Non Domestik L/unit/hr 2000 2000 2000 2000

    16 Jam Operasi Jam 24 24 24 24

    17 Volume Reservoar % 20 20 20 20

    18 Kemiringan Lahan % Relatif Datar Relatif Datar Relatif Datar Relatif Datar

    no uraian satuan

    jumlah penduduk

    Jumlah dan pemakaian air rata-rata tersebut seharusnya diperoleh dari

    penelitian keadaan sesungguhnya, dan kemudian di buat angka-angka peramalan

    yang sedapat mungkin mendekati keadaan sesungguhnya setelah bangunan

    digunakan. Tidak ada angka-angka jumlah dan laju aliran air yang berlaku atau

    telah disetujui oleh seluruh bangsa di dunia. Walaupun demikian, beberapa ahli

    telah mencoba menyusun angka-angka yang dapat dipakai sebagai patokan.

    Angka-angka tersebut tidak seragam dan sulit untuk menentukan yang mana yang

    paling tepat untuk diterapkan. Pada Tabel 3.2 menunjukkan perbandingan angka-

    angka yang tercantum dalam berbagai buku.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    15/63

    15

    Tabel 3.2 Pemakaian air menurut berbagai literatur (Noerbambang, 2005)

    No. Nama literatur Pengarang Tahun Jenis gedung

    Penggunaan

    rata-rata/hari

    (liter/orang)

    1 Architectural

    Design Data

    Handbook 6

    Japan

    Architecture

    Society

    1969 Rumah pribadi 160-250

    2 Air Conditioning

    and Sanitary

    Engineering ManualII

    The Society of

    Heating, Air

    Conditioning andSanitary

    Engineers of

    Japan

    1968 Rumah pribadi

    Perumahan

    160-120

    250

    3 Architectural

    Equipment

    Handbook

    K. Watanabe, S.

    Yanagimachi, U.

    Inoue

    1967 Rumah pribadi 120-250

    Untuk menghitung kebutuhan air bersih pada suatu daerah pelayanan

    dilakukan dengan cara (Noerbambang, 2005) :

    1. Menentukan jumlah penduduk daerah pelayanan dan pertumbuhannya

    2 Cakupan pelayanan pipa

    3 Jumlah penduduk yang dilayani sistem perpipaan.

    Menghitung kebutuhan air bersih pada Sambungan Rumah berdasarkan jumlah

    penduduk, dipakai rumus :

    SR = Tingkat pelayanan x Jumlah penduduk x RSR x KSR .................(3.1)

    Untuk menghitung kebutuhan air bersih pada Sambungan Umum berdasarkan

    jumlah penduduk, dapat dipakai rumus :

    SU = Tingkat pelayanan x Jumlah penduduk x RSU x KSU..............(3.2)

    Sedangkan untuk perhitungan Total kebutuhan air domestik dapat dipakai

    rumus :

    Total kebutuhan domestik = SR + SU.............................................(3.3)

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    16/63

    16

    Untuk perhitungan kebutuhan non domesik dan kehilangan air, dimana sesuai

    dengan kriteria pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

    Kebutuhan non domestic = 20% dari total kebutuhan domestik.....................(3.4)

    Kehilangan air = 25% dari (total kebutuhan domestik + kebutuhan non

    domestik).........................................................................................................(3.5)

    Total kebutuhan air = kebutuhan domestik + kebutuhan non domestik +

    kehilangan air.................................................................................................(3.6)

    Dimana :

    SR = Sambungan Rumah (liter/hari)

    SU = Sambungan Umum / Hidran Umum (liter/hari)

    RSR = Rasio Sambungan Rumah yang digunakan 90%

    RSU = Rasio Sambungan Umum / Hidran Umum yang digunakan 10 %

    KSR = Konsumsi air Sambungan Rumah per orang (liter/hari)

    KSU = Konsumsi air Sambungan Umum / Hidran Umum per orang

    (liter/hari)

    Kebutuhan air bersih di kota besar berbeda dengan kota sedang atau kota

    kecil. Karena pemakaian air oleh suatu masyarakat bertambah dengan kemajuan

    masyarakat tersebut, sehingga pemakaian air juga seringkali digunakan sebagai

    salah satu tolak ukur tinggi rendahnya tingkat kemajuan suatu masyarakat.

    Adapun kriteria perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut

    (Noerbambang, 2005).

    a. Perhitungan debit rata-rata berdasarkan pada total kebutuhan pemakaian air

    rata-rata perhari, dijadikan ke dalam detik (24 x 60 x 60). Total kebutuhan air

    rata-rata adalah keseluruhan pemakaian air yang digunakan untuk domestik

    dan non domestik ditambah kehilangan air.

    Debi rata-rata = Kebutuhan total per hari (liter) ...... ..........................(3.7)

    86400 detik

    b. Perhitungan debit puncak berdasarkan pemakaian air jam puncak yang

    ditetapkan sebesar 140% dari pemakaian rata-rata.

    Debit puncak (liter/detik) = Debit rata-rata (liter/detik) x 1,4....................(3.8)

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    17/63

    17

    c. Perhitungan debit air maksimum sebesar 113% dari pemakaian air rata-rata.

    Maka perencanaan debit terdiri dari :

    Debit hari maks (liter/detik) = Debit rata-rata (liter/detik) x 1,13..............(3.9)

    3.4 Sistem Penyaluran Air ke Konsumen

    Pada saat ini penyaluran air bersih yang banyak digunakan dapat

    dikelompokkan sebagai berikut (Noerbambang, 2005).

    1. Sistem sambungan langsung

    Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung

    dengan pipa utama penyediaan air bersih. Tekanan dalam pipa utama terbatas dan

    dibatasi ukuran pipa cabang dari pipa utamatersebut menyebabkan sistem ini

    hanya cocok diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah.

    2. Sistem tangki atap

    Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat

    diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap, terutama

    dinegara Jepang dan Amerika (Noerbambang, 2005).

    Penggunaan sistem ini air ditampung dahulu dari tangki bawah yang

    dipasang pada lantai terendah bangunan atau bawah muka tanah, kemudian

    dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap lantai

    tertinggi bangunan. Dari tangki ini air disalurkan ke seluruh bangunan. Sistem

    tangki atap ini seringkali diterapkan karena alasan-alasan berikut.

    a. Selama air digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing

    hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan

    muka air dalam tangki atap.

    b. System pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatik

    dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan

    timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat

    yang mendeteksi muka air dalam tangki atap.

    c. Perawatan tangki atap lebih mudah, pada setiap tangki bawah dan tangki

    atap harus dipasang alarm yang memberikan tanda suara untuk muka air

    rendah dan air penuh. Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar,

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    18/63

    18

    sebaiknya disediakan pompa cadanganuntuk menaikkan air ke tangki atap.

    Pompa cadangan ini dalam dalam keadaan normal dijalankan bergantian

    dengan pompa utama, untuk mengetahui kerusakan dan kesulitan.

    3. Sistem tangki tekan

    Air yang ditampung dalam tangki bawah dipompakan dalam suatu bejana

    atau tangki tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dari tangki

    tersebut dialirkan dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara

    otomatis yang diukur oleh suatu detector tekanan. Yang menutup atau membuka

    saklar motor listik penggerak pompa. Daerah yang lebih besar biasanya lebih baik

    bagi pompa karena memberikan waktu lebih lama untuk berhenti, tetapi seringkali

    menimbulkan efek yang negative pada peralatan penyaluran air tersebut. Adapun

    kelebihan dan kelemahan dari sistem ini adalah sebagai berikut.

    a. Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok

    dibandingkan dengan tangki atap.

    b. Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama

    pompa-pompa lain.

    c. Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang

    di atas menara.

    Kelemahan dari sistem tangki tekan adalah.

    a. Daerah fluktuasi tekanan sangat besar dibandingkan dengan sistem tangki

    atap yang hampir tidak ada fluktuasi tekanannya. Fluktuasi yang besar ini

    dapat menimbulkan fluktuasi aliran yang cukup berarti pada alat pambing,

    dan pada alat pemanas gas dapat menghasilkan air dala temperatur yang

    berubah-ubah.

    b. Sistem tangki tekan dapt dianggap sebagai suatu sistem pengaturan

    otomatis pompa penyedia air saja bukan sebagai sistem penyimpan air

    sepert tangki atap.

    c. Setiap beberapa kali harus ditambahkan udara dengan kompresor atau

    dengan menguras seluruh air dari dalam tangki tekan karena berkurangnya

    udara dalam tangki tekan.

    d. Jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relative sedikit,

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    19/63

    19

    maka pompa akan sering bekerja dalam hal ini akan menyebabkan

    keausan pada saklar yang lebih cepat.

    3.5 Metode Analisa Data Penduduk

    Kependudukan merupakan aspek yang sangat penting dalam suatu

    perencanaan, baik sebagai objek maupun dalam pertumbuhan suatu daerah.

    Dengan demikian akan dapat direncanakan kebutuhan penduduk dimasa yang

    akan datang. Untuk itu perlu diketahui kenaikan jumlah penduduk rata-rata

    pertahun dan proyeksi jumlah penduduk pada daerah tersebut.

    3.5.1 Kenaikan penduduk rata-rata pertahun

    Untuk dapat mengetahui kenaikan jumlah penduduk pertahun yang biasa

    dinyatakan dalam % diperlukan data dan jumlah penduduk yang ada sejak 5 tahun

    terakhir.

    Perhitungan memakai rumus (Noerbambang, 2005):

    r = ri (3.10)

    n-1

    Dimana :

    r = Kenaikan jumlah penduduk rata-rata pertahun (%)

    n = Jumlah tahun penduduk

    ri = Jumlah rn (%)

    Untuk mencari rn dipakai rumus :

    rn = (t2-t1) x 100%............................................................................(3.11)

    t1

    Dimana :

    rn = Jumlah penduduk pada n tahun (%)

    t1 = Jumlah penduduk tahun pertama (jiwa)

    t2 = Jumlah penduduk tahun kedua (jiwa)

    3.5.2 Proyeksi jumlah penduduk

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    20/63

    20

    Proyeksi jumlah penduduk adalah menentukan perkiraan jumlah penduduk

    pada beberapa tahun yang akan datang. Data yang diperlukan adalah persentase

    kenaikan jumlah penduduk rata-rata pertahun yang diperoleh dari hasil analisa

    jumlah penduduk yang ada sejak 5 tahun terakhir.

    Rumus proyeksi penduduk yang dipakai adalah rumus geometrik (Noerbambang,

    2005).

    Pn = Po ( 1 + r ) n..............................................................................(3.12)

    Dimana :

    Pn = Jumlah penduduk pada n tahun yang mendatang (jiwa)

    Po = Jumlah penduduk pada saat ini atau pada awal tahun perencaan (jiwa)

    r = Kenaikan jumla penduduk rata-rata pertahun pada 5 tahun terakhir (%)

    n = Jumlah tahun proyeksi yang direncanakan.

    33..66 SSiisstteemm PPeennyyeeddiiaaaann AAiirr MMiinnuumm ((SSPPAAMM))

    Sistem penyediaan air minum (SPAM) merupakan satu kesatuan sistem

    fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum. Pengembangan

    SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan

    meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik berupa kelembagaan,

    manajemen, keuangan, peran masyarakat dan hukum dalam kesatuan yang utuh

    untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan

    yang lebih baik.

    SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan bukan

    jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpiaan meliputi unit air baku, unit

    produksi, unit distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan. SPAM bukan

    jaringan pipa meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air

    hujan, terminal air, mobil tangki air instalasi air kemasan atau bangunan

    perlindungan mata air. Air minum yang dihasilkan dari SPAM yang digunakan

    oleh masyarakat pengguna/pelanggan harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan

    peraturan mentri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

    kesehatan (PP RI No.16, 2005). Berdasarkan bentuk dan teknik pengolahan air

    minum, sistem penyediaan air minum dapat atas 2 macam, antara lain :

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    21/63

    21

    1. Sistem individual/setempat (individual water supply system)

    Sistem ini penggunaannya untuk individu dan pelayanan yang terbatas.

    Sistem ini pada umumnya sangat sederhana mulai dari sistem yang hanya terdiri

    dari satu sumur atau satu sumber sebagai sistem, seperti :

    a. Sumur yang digunakan dalam satu rumah tangga.

    b. Sistem yang memiliki komponen yang lengkap, tetapi kapasitas dan

    daerah pelayanannya terbatas, baik untuk suatu lingkungan perumahan

    tertentu ataupun suatu kawasan industri.

    2. Sistem perkotaan atau komunitas (municipality/community water supply

    system)

    Sistem ini digunakan untuk suatu komunitas atau kota, serta pelayanan

    yang menyeluruh, baik keperluan domestik, perkotaan maupun industri. Sistem ini

    sumber untuk melayani satu atau beberapa komunitas dengan pelayanan berbeda-

    beda.

    3.6.1 Sumber Air Baku

    Peninjauan terhadap sumber-sumber air yang ada di wilayah dapat dikaji

    melalui pemahaman akan kondisi hidrologi di wilayah tesebut. Perubahan musim

    secara langsung berdampak pada jumlah air di perairan. Beberapa wilayah di

    Indonesia mengalami bencana kekeringan pada saat musim kemarau melanda.

    Penggunaan resapan dan penahan air seperti sumur resapan, waduk, dan danau

    yang mampu menahan dan menampung hujan menjadi sangat bermanfaat saat

    kemarau datang.

    Pada saat ini sumber air untuk air minum penduduk sebagian besar berasal

    dari air atmosfer (air hujan). Oleh karena itu pengolahan air tanah menjadi air

    bersih sangat diperlukan. Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi manusia

    seperti : untuk mandi, untuk memasak, untuk minum dan mencuci. Air yang

    dikonsumsi masyarakat bukan air sembarangan, apa lagi air untuk minum harus

    memenuhi syarat standar kesehatan dari dinas terkait. Pada prinsipnya, jumlah air

    di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan cyclus hydrologie.

    untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    22/63

    22

    Gambar 3.1. Siklus hidrologi (Al-Layla, 1977)

    Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada di

    permukaan bumi akan menguap dan membentuk uap air. Karena adanya angin,

    maka uap air ini akan bersatu dan berada di tempat yang tinggi yang sering

    dikenal dengan nama awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa makin lama makin

    tinggi dimana temperatur di atas makin rendah, yang menyebabkan titik-titik air

    dan jatuh ke bumi sebagai hujan.

    Air hujan ini sebagian mengalir ke dalam tanah, jika mempunyai lapisan

    rapat air, maka peresapan akan berkurang, dan sebagian air akan mengalir di atas

    permukaan bumi, umumnya berbentuk sungai-sungai dan jika melalui suatu

    tempat rendah (cekung) maka air akan berkumpul, membentuk suatu danau atau

    telaga. banyak di antaranya yang mengalir ke laut kembali dan kemudian akan

    mengikuti siklus hidrologi ini (Al-Layla, 1977). Dalam membuat suatu

    pengolahan air minum, kita harus mengetahui dari mana sumber air baku yang

    akan digunakan untuk air tersebut. Namun sebelumnya kita harus mengetahui

    sumber air minum yang dapat digunakan adalah sebagai berikut ini.

    1. Air tanah

    Air tanah adalah air yang mengalir di bawah permukaan tanah yang

    terdapat didalam ruang ruang antara butir butir tanah dan retak retak dari

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    23/63

    23

    batuan. Air tanah. merupakan sumber persediaan air yang sangat penting,

    terutama di daerah - daerah dimana musim kemarau atau kekeringan yang panjang

    meyebabkan berhentinya aliran sungai. Air tanah yang melebihi kapasitas akifer

    setempat akan dilepaskan melalui evapotranspirasi dan pengaliran di permukaan

    tanah. Bilamana lapisan kapiler mencapai jaringan akar tanaman, maka

    didapatkan suatu jalan untuk transpirasi langsung ke udara. Beberapa jenis

    tanaman padang pasir (phreatophytes) mempunyai jaringan akar yang menyebar

    jauh ke bawah hingga lebih dari 10 m untuk mencapai air tanah. Dalam beberapa

    contoh, suatu fluktuasi harian dari elevasi permukaan air tanah diamati sebagai

    akibat dari transpirasi di siang hari. Bila lapisan kapiler dekat sekali dengan

    permukaan tanah, jumlah air yang bertambah besar dapat diuapkan langsung dari

    tanah yang bersangkutan. Bila permukaan air tanah (akifer) memotong permukaan

    tanah, maka air akan dilepaskan sebagai aliran permukaan.

    Bila kecepatan pelepasannya rendah, maka aliran akan tersebar pada

    daerah yang luas, dan yang akan terjadi adalah rembesan tersebar sehingga air

    hanya akan sedikit membasahi tanah dan kemudian menguap. Walaupun

    demikian, rembesan tersebar di sepanjang tebing sungai atau danau dapat

    berkumpul dalam volume vang besar dan seringkali menjadi sumber utama bagi

    aliran sungai pada musim kering. Aliran yang besar dari suatu akifer yang terpusat

    dalam daerah yang kecil disebut mata air. Air tanah ini terbagi 3 macam,yaitu

    (Sutrisno, 2002) :

    a. Air Tanah Dangkal

    Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan

    tanah. Peresapan-peresapan tersebut terjadi melalui beberapa lapisan tanah.

    Lapisan tanah ini berfungsi sebagai saringan. Setelah menemui lapisan rapat

    air, air yang akan terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini

    dimanfaatkan sebagai sumber air minum. Air tanah dangkal ini terdapat pada

    kedalaman 15 meter. Sebagai sumur air minum, air tanah dangkal ini ditinjau

    dari segi kualitas cukkup baik. Kuantitas air dangkal dipengaruhi oleh musim,

    pada musim hujan jumlah air tanah dangkal melimpah, tetapi jumlahnya

    terbatas pada saat musim kemarau.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    24/63

    24

    b. Air tanah dalam

    Pengambilan air tanah dalam ini tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam

    hat ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam

    suatu kedalaman 100-300 meter akan didapatkan suatu lapisan air. Jika tekanan

    air ini besar maka air dapat menyembur ke luar dari sumur ini disebut sumur

    artesis. Jika air ini tidak dapat ke luar dengan sendirinya, maka digunakan

    pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini. Kualitas dari air tanah

    dalam lebih balk dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan

    bebas dari bakteri. Kuantitas air tanah dalam cukup besar dan tidak terlalu

    dipengaruhi oleh musim, sehingga air tanah dalam dapat digunakan untuk

    kepentingan industri dan dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama.

    c. Mata air

    Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.

    Mata air yang berasal dari dalam tanah, hampir tidak terpengaruh oleh musim

    dan kualitasnya sama dengan air tanah dalam.

    Berdasarkan keluarnya atau munculnya air dari permukaan tanah terbagi atas 2

    bagian, yakni :

    1. Rembesan, merupakan mata air yang airnya keluar dari lereng-lereng,

    2. Timbul, merupakan mata air yang airnya keluar ke permukaan pada suatu

    dataran.

    2. Air permukaan

    Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Air

    permukaan berasal dari air hujan yang meresap dan membentuk mata air digunung

    atau hutan, kemudian mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air permukaan

    ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh Lumpur,

    batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan lain sebagainya. Jenis

    pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi. Setelah

    mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu akan mengalami

    suatu proses pembersihan sendiri. Air permukaan banyak digunakan untuk

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    25/63

    25

    berbagai kepentingan, antara lain untuk diminum, kebutuhan rumah tangga,

    irigasi, pembangkit listrik, industri, dan sebagainya.

    Air permukaan ini terbagi 2 macam, yaitu :

    a. Air Sungai

    Air sungai berasal dari mata air dan air hujan yang mengalir pada permukaan

    tanah. Secara fisik, air sungai terlihat berwarna coklat dengan tingkat

    kekeruhan yang tinggi karena bercampur dengan pasir, Lumpur, kayu, dan

    kotoran lainnya. Kualitas air sungai juga dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar

    aliran sungai. Secara umum, kualitas air sungai di daerah hilir (muara) lebih

    rendah dibandingkan di daerah hulu ( mata air ). Hal ini terjadi akibat limbah

    industri dan rumah tangga yang dibuang lansung ke sungai tampa melalui

    proses pengolahan terlebih dahulu terkumpul di muara sungai. Akibatnya,

    secara kualitas fisika, kimia, maupun biologi, air di daerah muara sungai sangat

    rendah dan tidak layak dijadikan air baku air minum.

    b. Air Rawa / Danau

    Air rawa atau danau merupakan air permukaan yang mengumpul pada

    cekungan permukaan tanah. Permukaan air danau biasanya berwarna hijau

    kebiruan. Warna ini disebabkan oleh banyaknya lumut yang tumbuh

    dipermukaan air maupun didasar danau atau rawa. Selain lumut, warna pada air

    danau dapat juga dipengaruhi oleh bahan organic ( kayu, daun, dan bahan

    organic lainnya ) yang membusuk akibat proses dekomposisi oleh

    mikroorganisme dalam air. Akibat proses pembususkan, air danau memiliki

    kadar besi ( fe ) dan mangan ( Mn ) yang relative tinggi. Kebanyakan air danau

    memiliki kualitas yang lebih baik dari air sungai. Hal tersebut disebabkan

    tingkat pencemaran didanau relative lebih kecil dibandingkan dialiran sungai.

    Jadi untuk pengambilan air rawa atau danau ini sebaiknya pada kedalaman

    tertentu agar alga (lumut) yang ada pada permukaan air tidak terbawa.

    3. Air atmosfir, air meteriologik(air hujan)

    Air hujan yang jatuh kebumi sebenarnya merupakan air murni yang steril,

    namun karena adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh asap-asap

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    26/63

    26

    industri/debu dan lain sebagainya, maka untuk menjadikan air hujan sebagai

    sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai

    pada saat hujan mulai turun karena masih mengandung banyak kotoran.

    Air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur

    maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi

    (karat).

    4. Air laut

    Air laut memiliki sifat yang khas, yaitu berasa asin, karena mengandung

    garam NaCl. Kadar garam NaCI dalam air taut 3%. Dalam keadaan ini, maka air

    laut tidak memenuhi syarat untuk air minum. Tetapi air laut ini bisa juga dijadikan

    sebagai sumber air bersih dengan cara penyulingan (destilasi). Sumber air baku

    yang akan diolah ditentukan dengan penelitian yang teliti agar sistem penyediaan

    air minum yang direncanakan memenuhi persyaratan yang berlaku dan memenuhi

    kebutuhan konsumen serta tidak merusak kelestarian sumber. Ada 3 sumber yang

    dapat dijadikan sumber air baku (Sutrisno, 2002) :

    a. Air permukaan

    Air permukaan ini terdiri dari air sungai, danau, laut, rawa dan mata air. Air

    permukaan kualitasnya tergantung pada sumber air dan aktivitas pencemar

    yang ada di sekitarnya dan apabila dijadikan sebagai sumber air minum maka

    perlu dilakukan pengolahan kualitas air sebelum didistribusikan ke konsumen.

    Air permukaan merupakan sumber air baku yang banyak dimanfaatkan untuk

    memenuhi kebutuhan manusia akan air minum.

    b. Air tanah

    Air tanah mempunyai kualitas yang baik, tetapi kuantitasnya sedikit dan

    apabila dijadikan sumber air baku air minum memerlukan pengolahan yang

    sederhana. Air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam.

    c. Air angkasa/air hujan

    Air hujan ini kuantitasnya tidak terbatas, tapi tidak kontinu jika digunakan

    sebagai sumber air baku untuk air minum dan dari segi kualitas kandungan

    mineralnya kurang, sehingga jarang digunakan sebagai sumber air baku untuk

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    27/63

    27

    air minum dan biasanya hanya digunakan untuk sistem individual.

    3.6.2 Transmisi

    Sistem transmisi merupakan suatu sistem yang mengalirkan air baku dari

    sumber air ke distribusi atau dari sumber ke unit pengolahan atau dari sumber ke

    reservoar distribusi. Dalam perencanaan dibuat beberapa jalur alternatif dan

    dipilih jalur yang paling menguntungkan ditinjau dari segi teknis dan ekonomis.

    Saluran transmisi ini dapat berupa saluran terbuka dan dengan sistem perpipaan,

    sebagai berikut (Al-Layla, 1977):

    1. Saluran Terbuka (open chanel)

    Merupakan saluran yang bekerja pada tekanan atmosfir dimana

    permukaannya langsung berhubungan dengan udara bebas. Saluran terbuka ini

    jarang digunakan, karena:

    a. Harus mengikuti kontur,

    b. kemungkinan kehilangan air sangat besar,

    c. kemungkinan terjadinya gangguan,

    d. kecepatan aliran dipengaruhi oleh kemiringan saluran.

    Keuntungan dari saluran terbuka ini adalah memiliki kapasitas yang besar dan

    ukurannya sangat bervariasi. Bentuk saluran yang umumnya dipakai adalah

    berbentuk trapesium, karena perubahan kecepatan tidak terlalu berfluktuasi dan

    dapat mengurangi pengendapan.

    2. Perpipaan

    Sistem perpipaan merupakan saluran tertutup yang bekerja di bawahtekanan atmosfir dan kapasitasnya terbatas. Karakteristik dari sistem perpipaan ini

    adalah:

    a. Tidak dipengaruhi oleh tekanan udara, tapi dipengaruhi oleh tekanan

    hidrolis,

    b. dimensi pipa dihitung berdasarkan debit maksimum. Bahan pipa yang

    digunakan dapat berupa besi tuang, besi baja campur, besi baja, asbes,

    PVC,polyethylen dan semen.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    28/63

    28

    Pemilihan bahan pipa berdasarkan (Al-Layla, 1977):

    1. Diameter,

    2. kekuatan dan daya tahan,

    3. tekanan,

    4. ketahanan terhadap lingkungan (korosifitas),

    5. kemudahan dalam pengadaan, pengangkutan dan pemasangan,

    6. harga dan biaya pemeliharaan,

    7. kekasaran pipa.

    Perletakan pipa harus mempertimbangkan (Al-Layla, 1977):

    1. Jalur yang terpendek,

    2.sedapat mungkin menghindari hambatan, seperti: jembatan, pemakaian

    crossing, pompa, cut & cover,

    3. lokasi mudah untuk di kontrol (operasi & maintenance),

    4. memungkinkan perletakan sistem perpipaan,

    5. memenuhi kebutuhan hidrolis.

    Langkah-langkah untuk perletakan pipa adalah:

    1. Pelajari peta situasi,

    2. penggunaan lahan,

    3. jalur jalan umum,

    4. peta topografi dan kontur,

    5. rencana awal perletakan,

    6. survei lapangan,

    7. konfirmasi lapangan guna mencocokkanpointadan c,

    8. pengukuran profil panjang dan melintang,

    9.melengkapi gambar perletakan dengan peralatan dan perlengkapan pipa yang

    dibutuhkan.

    Peralatan dan Perlengkapan Sistem Transmisi (Al-Layla, 1977).

    1. Bangunan Pelepas Tekanan (BPT)

    Berfungsi untuk mengembalikan tekanan menjadi tekanan atmosfir,

    2. Bangunan Penguras dan Penutup

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    29/63

    29

    Bangunan penguras berfungsi untuk mengeluarkan endapan yang terdapat

    dalam saluran. Bangunan penutup berfungsi pada saat ada kerusakan atau

    kebocoran sehingga saluran harus ditutup. Penempatannya pada tempat terendah

    pada jaringan pipa dan pada jaringan mendatar (tanpa cabang) yang mempunyai

    jarak 1 km 1,25 km,

    1. Bangunan Pelepas Udara (Air Valve).

    Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam jaringan

    pipa dan untuk memasukkan udara pada pipa jika pipa di kosongkan.

    Penempatannya pada titik tertinggi pada jalur pipa, pada pipa mendatar dengan

    jarak 750 1000 m, dan pada jembatan pipa,

    2. Jembatan pipa

    Digunakan jika pipa harus melewati sungai atau lembah,

    3. Crossing

    Digunakan apabila pipa melintasi jalan dan jalur kereta api,

    4. Check Valve/Surge Tank

    Adalah valve yang berfungsi untuk mencegah aliran balik. Penempatannya

    setelah pompa dan jalur pipa,

    5. Gate valve/Stop valve

    Berfungsi untuk menutup dan membuka aliran pada saat pengetesan,

    perbaikan, dan pemeliharaan jalur pipa,

    6. Sambungan (Fitting)

    Jenis-jenis sambungan beserta fungsinya adalah:

    a. Joint, berfungsi untuk menyambung pipa dengan diameter sama,

    b. Reducer, berfungsi untuk menyambung pipa dengan diameter pipa yang

    berbeda,

    c. Elbow/bend/knee, berfungsi untuk merubah aliran sedangkan tee/cross,

    berfungsi untuk membagi arah aliran,

    d. Caps, plug/blind flange, berfungsi untuk menutup dan menghentikan

    aliran pada ujung saluran pipa.

    7. Thrust Block(Angker block/Penjangkaran)

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    30/63

    30

    Berfungsi untuk menahan sambungan pipa agar tidak bergerak akibat

    gaya dorong aliran air dalam pipa maupun gaya dari luar pipa. Penempatan thrust

    block ini yaitu pada pipa yang berubah arah baik horizontal maupun vertikal, pada

    pipa yang berubah diameternya, pada akhir perpipaan, pada sambungan-

    sambungan pipa dan katup, dan pada tanah pendukung yang tidak stabil.

    3.6.3 Distribusi

    Distribusi merupakan bagian dari sistem penyediaan air minum yang

    berfungsi untuk menyalurkan dan menghantarkan air minum yang cukup secara

    kuantitas, baik secara kualitas serta terjaga secara kontinu penyalurannya kepada

    konsumen. Distribusi ini mencakup perencanaan reservoar dan meter air,

    perpipaan dan perlengkapan, dan peralatan distribusi serta pompa jika diperlukan.

    3.6.4Reservoar

    Reservoar merupakan bak penampungan air yang telah diolah,yang

    letaknya didalam tanah.

    Fungsi dari reservoardistribusi adalah (Al-Layla, 1977) :

    a. Pemerataan aliran,

    b. untuk menyeimbangkan aliran air yang masuk dan keluar;

    c. penyimpanan air,

    d. untuk menutupi kebutuhan saat terjadi gangguan, kebutuhan puncak, dan

    kehilangan air. Penyimpanan harus sebanding dengan pemakaian,

    e. pengatur tekanan,

    f. muka air yang bebas di permukaan reservoar berfungsi untuk

    menghentikan gradien tekanan. Adanya reservoar ini akan dapat

    digunakan untuk membatasi tekanan di perpipaan.

    Berdasarkan elevasinya reservoardapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

    a. Ground Reservoar

    Jika tinggi muka air lebih rendah dari daerah pelayanan dan diperlukan

    pompa untuk menaikkan tekanan. Posisi diatur berdasarkan posisi instalasi,

    b. Elevated Reservoar

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    31/63

    31

    Jika muka air daerah pelayanan lebih tinggi dan tekanan cukup. Elevated

    reservoardiletakkan pada posisi tanah yang tinggi atau sebagai menara air.

    Untuk penyisihan zat-zat kimia tertentu atau warna dan bau dari air, dapat

    digunakan metode sebagai berikut:

    1. Adsorbsi, berfungsi untuk penyisihan warna dan abu,

    2. presipitasi secara kimia, berfungsi untuk penyisihan zat terlarut, seperti

    besi, mangan dan kesadahan,

    3. Ion Exchange, berfungsi untuk menukar ion garam tertentu yang ada di

    dalam air dengan ion yang ada dalam media penukar.

    3.6.5 Perpipaan Distribusi

    Ada 2 pola jaringan perpipaan distribusi,yaitu (Al-Layla, 1977) :

    1. Pola cabang (branch pattern)

    Pola cabang terdiri dari pipa induk (main feeder) yang disambungkan

    langsung ke secondary feeders dan disambungkan lagi dengan pipa cabang

    berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2.

    Gambar 3.2 Sistem perpipaan distribusi pola cabang (Al-Layla, 1977)

    Keuntungan

    a. Merupakan metode yang paling sederhana dalam mendistribusikan air ke

    konsumen,

    b. mudah dalam mendesain jaringan pipa.

    Kerugian:

    a. Kemungkinan terjadinya sisa tekan air yang tidak cukup ketika penambahan

    sambungan,

    R Pipa sekunder

    Pipa tersier

    Pipa primer

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    32/63

    32

    b. jika ada perbaikan pipa, maka daerah yang berada di hilir pipa yang sedang

    diperbaiki tidak memperoleh air sampai pekerjaan tersebut selesai.

    2. Pola Grid

    Pada pola grid ini semua pipa dihubungkan tanpa memiliki ujung yang

    mati sehingga air bisa mencapai satu titik dari beberapa arah. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada Gambar 3.3.

    Gambar 3.3 Sistem perpipaan distribusi pola grid (Al-Layla, 1977)

    keterangan:

    Keuntungan:

    a. Air yang didistribusikan bebas mengalir ke beberapa arah,

    b. jika terjadi kerusakan pipa, daerah yang berada pada pipa yang rusak tetap

    memperoleh air.

    Kerugian:

    a. Perhitungan dimensi pipa lebih sulit,

    b. menggunakan pipa dan aksesoris yang lebih banyak.

    3.7 Diameter Pipa

    Untuk menentukan perhitungan diameter pipa dalam pendistribusian air

    bersih dilakukan dengan menggunakan metode Hazen William (Noerbambang,

    2005), yaitu :

    Q = 0,2783 x CHWx D2,63x S0,54.......(3.13)

    Pipa

    : arah aliran

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    33/63

    33

    Maka, untuk mencari diameter pipa rumus ini menjadi :

    D2,63

    = Q ..............................................................(3.14)0,2783 x CHWx S

    0,54

    D = 2,63 Q ..(3.15)

    0,2783 x CHWx S0,54

    Dimana :

    Q = Debit (m3/det)

    CHW = Koefisien kekasaran pipa Hazen William

    D = Diameter pipa (m)

    S = Sloop pipa

    Untuk mendapatkan debit aliran yang stabil, maka diameter pipa tersier

    harus mempunyai diameter besar dari 75% dan kecil dari 90% dari besar diameter

    minimal pipa distribusi berdasarkan debit yang dihitung (Triatmodjo, 2003).

    3.8 Jenis Pipa

    Pada suatu system jaringan air bersih, pipa merupakn komponen yang

    utama. Pipa ini berfungsi sebagai srana untuk mengalirkan air dari sumber air ke

    tendon, maupun dari tendon ke konsumen. Pipa tersebut memiliki bentuk

    penampang lingkaran dengan diameter yang bermacam macam. Dalam pelayana

    penyedian air bersih lebih banyak menggunakan pipa bertekanan karena lebih

    sedikit kemungkinan tercemar dan biayanya lebih murah dibandingkan

    menggunakan saluran terbuka atau talang. Suatu pipa yang umunya dipakai untuksistem jaringan air dibuat dari bahan bahan seperti dibawah ini (Al-Layla, 1977)

    1. Besi Tuang ( cast iron )

    Pipa besi tuang telah digunakan lebih dari 200 tahun yang lalu. Pipa ini

    biasanya dicelupkan dalam larutan kimia untuk perlindungan terhadap karat.

    Panjang biasa dari suatu pipa adalah 4m dan 6m. tekanan maksimum pipa sebesar

    25kg/cm2 dan umur pipa dapat mencapai 100 tahun.

    Keuntungan dari pipa ini adalah :

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    34/63

    34

    a. Pipa cukup murah

    b. Pipa mudah disambung

    c. Pipa tahan karat

    Kerugian dari pipa ini adalah :

    Pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal

    2. Besi Galvanis (galnanized iron )

    Pipa jenis ini bahannya terbuat dari pipa baja yang dilapisi oleh seng.

    Umur pipa pendek yaitu antara 7 10 tahun. Pipa berlapis seng digunakan secara

    luas untuk jaringan pelayanan yang kecil di dalam system distribusi.

    Keuntungan dari pipa ini adalah :

    a. Harga murah dan banyak tersedia di pasaran

    b. Ringan sehingga mudah diangkut

    c. Pipa mudah disambung

    Kerugian dari pipa ini adalah Pipa mudah berkarat.

    3. Plastik ( PVC )

    Pipa ini lebih dikenal dengan sebutan pipa PVC ( Poly Vinyl Chloride )

    dan di pasaran mudah didapat dengan berbagai ukuran. Panjang pipa 4m dan 6m

    dengan ukuran diameter pipa mulai 16 mm hingga 350 mm. Umur pipa dapat

    mencapai 75 tahun, namun berdasarkan pengalaman yang ada di lapangan umur

    efektif pipa ini hanya sekitar 20 tahun.

    Keuntungan dari pipa ini adalah :

    a. Harga murah dan banyak tersedia dipasaran

    b. Ringan sehingga mudah diangkut

    c. Mudah dalam pemasangan dan penyambungan

    d. Pipa tahan karat

    Kerugian dari pipa ini adalah :

    a. Pipa jenis ini mempunyai koefesien muai besar sehingga tidak tahan panas

    b.Mudah bocor dan pecah

    4. Baja

    Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mmpunyai banyak ragam di pasaran.

    Pipa baja telah digunakan dengan berbagai ukuran hingga lebih dari 6 m

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    35/63

    35

    diameternya. Umur pipa baja ini cukup terlinduni paling sedikit 40 tahun.

    Keuntunga dari pipa ini adalah :

    a. Tersedia dalam berbagai ukuran panjang

    b. Mudah dalam pemasangan dan penyambungan

    Kerugian dari pipa ini adalah :

    a. Pipa tidak tahan karat

    b. Pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal.

    Koefesien kekasar pipa tergantung pada jenis,kondisi dan besarnya pipa tersebut

    yang dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut :

    Tabel 3.3 Harga Koefisien Pipa (Triatmodjo, 2003)

    No Jenis Pipa Harga Koefisien Kekasaran Pipa

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    ACP

    DUCTILE,CAST IRON,GIP

    PVC

    DCIP,MSCL

    FIBER

    130

    120

    140

    130

    120 140

    Pipa-pipa yang digunakan untuk mengalirkan air bersih pada sistem jaringan

    distribusi air antara lain (Triadmodjo, 2003):

    a. Pipa primer

    Pipa primer berfungsi untuk membawakan air bersih dari instalasi pengolahan

    air atau reservoar kemudian didistribusikan ke daerah pelayanan. Jenis pipa

    primer yang digunakan pada umumnya adalah DCIP, GIP, ACP dan PVC.b. Pipa sekunder

    Pipa sekunder berfungsi untuk penyambungan ke pipa sekunder atau pipa

    primer yang digunakan untuk melayani pipa service (pipa pelanggan). Jenis

    pipa yang dipakai adalah PVC dan GIP.

    c. Pipa tersier

    Pipa tersier berfungsi untuk menyambung ke pipa skunder atau pipa primer

    yang digunakan untuk melayani pipa servis (pipa pelanggan). Jenis pipa yang

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    36/63

    36

    dipakai adalah PVC dan GIP.

    Pipaservice (pipa pelanggan)

    Pipa servis berfungsi untuk disambungkan pada pipa sekunder atau pipa

    tersier yang dihubungkan kepelanggan. Jenis pipa service yang dipakai adalah

    PVC dan GIP. Untuk mencetak pipa jaringan distribusi, harus ditinjau terlebih

    dahulu tata letak dari pipa induk yang telah ada. Pipa-pipa tersebut biasanya

    berada pada :

    1. Sebelah kiri atau kanan jalan

    2. Jalur trotoar, bahu jalan

    Jaringan pipa tersebut berada dibawah permukaan tanah. Untuk itu perlu

    diadakan penggalian tanah tempat peletakan pipa yang akan ditanam. Dalam hal

    ini kedalaman minimal satu meter dari elevasi muka tanah aspal sampai dibagian

    atas dari diameter luar pipa yang ditanam. Kedalaman penggalian pipa tersebut

    bertujuan agar tekanan yang akan datang dari atas tidak berpengaruh pada pipa.

    Setelah pipa diletakkan dalam galian tersebut, sekeliling pipa yang ditanam

    dilapisi atau dibalut pasir dengan ketebalan 10 15 cm lalu ditutup dengan tanah

    asal yang di padatkan.

    Perlindungan terhadap pipa perlu diperhatikan, untuk lebih jelasnya diuraikan

    sebagai berikut (Noerbambang, 2005) :

    1. Pengaman terhadap karat

    Pipa besi dan baja akan berkarat baik disebelah luar maupun dalam.

    Korosi pada bagian dalam turutama disebabkan oleh kualitas air dalam pipa

    tersebut.Pipa baja (kecuali baja anti karat) dikatakan paling mudah berkarat,

    teruama pada bagian yang diulir. Oleh karena itu setelah pipa yang diulir

    disambungkan pada pipa atau peralatan lain, bagian berulir yang masih kelihatan

    dilapis dengan aspal atau cat untuk menahan karat. Korosi terjadi umumnya

    setelah pipa ditanam dalam tanah atau dalam beton.

    2. Pengamanan Terhadap Perubahan bentuk

    Akibat perpanjangan atau penyusutan pipa, maka ada kemungkinan terjadi

    kerusakan oleh karena perubahan bentuk, pembengkokan dan bahkan pipa bisa

    patch. Cara untuk mengatasinya adalah dengan memasang sambungan ekspansi.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    37/63

    37

    Ekspansi adalah pertambahan panjang sesuatu bahan untuk setiap unit perubahan

    temperatur dan setiap unit panjang. Nilai koefisien ekspansi ini berbeda-beda

    untuk setiap bahan, dan untuk sesuatu bahan dapat pula berubah bergantung pada

    temperatur bahan tersebut.

    Pipa penyediaan air panas akan mengalami ekspansi pada waktu

    temperatur pipa naik karena air panas mulai megalir di dalamnya. Untuk pipa

    yang panjang, pertambahan panjang pipa tidak akan dapat diserap oleh

    sambungan-sambungan yang ada pada ujung pipa tersebut. Tegangan yang timbul

    akibat pertambahan panjang pipa akan menyebabkan kerusakan pada

    perlengkapan pipa dan sambungannya.

    Sambungan pipa ekspansi tidak hanya dipasang pada pipa air panas, tetapi sering

    pula dipasang pada pipa tegak dalam gedung bertingkat tinggi, bahka pada pipa

    tegak air buangan, untuk menjaga kemungkinan perpanjangan atau penyusutan

    pipa akibat perubahan temperatur dari lantailantai yang berbeda-beda. Sambungan

    ekspansi ini, jika penempatannya dirancang dengan baik, juga akan dapat

    mencegah patahnya pipa.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    38/63

    38

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1. Lokasi Penelitian

    Dalam penulisan tugas akhir ini yang dijadikan lokasi penelitian adalah

    desa Teratak Buluh, desa Teratak Buluh merupakan salah satu desa di kabupaten

    Kampar yang mempunyai jumlah dan kenaikan penduduk cukup besar diantara

    desa-desa yang ada pada kabupaten Kampar.

    Desa Teratak Buluh terletak pada kabupaten Kampar, yang memiliki

    posisi 0 2320.36 Utara dan 101 25 57.31 Timur dan memiliki ketinggian 41

    kaki dari permukaan laut. Desa Teratak Buluh terletak pada dataran rendah,

    daerah ini merupakan daerah rawan banjir karena hanya berjarak beberapa meter

    saja dari sungai.

    Desa Teratak Buluh memiliki batas-batas wilayah antara lain, sebelah

    Utara berbatasan dengan desa Kubang Jaya, sebelah Selatan berbatasan dengandesa Kampung Pinang, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tambang,

    sebelah Timur berbatasan dengan desa Lubuk Siam Untuk lebih jelasnya dapat

    dilihat pada Gambar 4.1 berikut.

    Gambar 4.1 Peta DesaTeratak Buluh

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    39/63

    39

    4.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

    Dalam suatu penelitian diperlukan tahap-tahap atau alur penelitian, adapun

    tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian ini antara lain :

    1. Persiapan

    Tahap ini merupakan tahap awal dalam penulisan tugas akhir yaitu meliputi

    pengurusan surat-surat izin yang ditujukan untuk pengumpulan data

    dilapangan.

    2. Pengumpulan data

    Dalam penelitian ini memerlukan beberapa data baik yang berasal dari studi

    literatur yaitu tinjauan pustaka yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang

    berkaitan dengan pendistribusian air bersih maupun data sekunder yaitu

    berupa pengambilan data-data yang diperoleh dari instansi terkait sehingga

    dapat memudahkan proses penelitian.

    3. Analisa data

    Pada tahap ini analisa data yang dilakukan yaitu menganalisa data yang telah

    didapat dan diolah dan hasil yang didapat adalah :

    a. Jumlah penduduk

    b. Kebutuhan air bersih

    c. Kapasitas debit

    d. Diameter pipa

    4. Hasil analisa dan pembahasan

    Pada tahap ini dilakukan pemecahan masalah yang akan dicapai dalam

    penulisan tugas akhir ini, yaitu meliputi perhitungan perkiraan jumlah

    penduduk, kebutuhan air bersih, kapasitas debit, dan perhitungan kelayakan

    dimensi diameter pipa.

    5. kesimpulan

    kesimpulan dari hasil penelitian ini harus memberikan gambaran dari

    seluruh pembahasan yang telah dilakukan dan memberikan jawaban yang

    berhubungan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    40/63

    40

    Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

    dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut.

    BAGAN ALIR ( FLOW CHART ) PENELITIAN

    Gambar 4.2 Bagan alir Penelitian

    Mulai

    Pengumpulan Data

    Hasil Analisa dan pembahasan

    Kesimpulan

    Selesai

    Persiapan

    Analisa Data

    1. Jumlah penduduk tahun 2010 hingga 20242. Kebutuhan air bersih tahun 2010 hingga 2024

    3. Kapasitas debit rencana tahun 2010 hingga 2024

    4. Diameter pipa

    Data Primer :

    Observasi lapanganData Sekunder:

    - Data jumlah penduduk- Data diameter pipa

    - Data debit air

    - Jaringan Pipa

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    41/63

    41

    4.3. Analisa Data

    Pada pembahasan Tugas Akhir ini analisa data yang penulis gunakan

    adalah melakukan perhitungan-perhitungan diantaranya sebagai berikut :

    1. Menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 sampai

    dengan tahun 2024,

    2. Menghitung kebutuhan air bersih berdasarkan jumlah penduduk dari tahun

    2010 sampai tahun 2024 dan kebutuhan air ditiap ruas jalan pada desa

    Teratak Buluh,

    3. Menghitung kapasitas debit yang terjadi tiap ruas jalan pada desa Teratak

    Buluh pada tahun 2009 dan tahun 2024,

    4. Menghitung diameter pipa yang terdapat ditiap ruas jalan di desa Teratak

    Buluh pada tahun 2009 dan tahun 2024.

    4.4 Gambar Jaringan Pipa

    Pipa yang digunakan dilapangan yaitu pipa PVC (Poly Vinyl Chloride),

    untuk pipa transmisi ukuran pipanya 300mm, pipa distribusi primer dan pipa

    distribusi sekunder berukuran 200 mm, dan untuk pipa tersier ukurannya 100 mm.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    42/63

    42

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1. Pertumbuhan dan Jumlah Penduduk

    Besarnya pertumbuhan penduduk yang dinyatakan dalam persen dapat

    ditentukan dari kenaikan jumlah rata-rata penduduk setiap tahunnya, kenaikannya

    dapat dilihat pada Gambar 5.1.

    0,3

    1,7

    1,2

    0,2

    0

    0,2

    0,4

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    1,4

    1,6

    1,8

    2005 2006 2006 2007 2007 2008 2008 2009

    Tahun

    Nilair(%)

    Nilai r (%)

    Gambar 5.1 Grafik persentase pertumbuhan penduduk

    Dari Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa nilai persentase pertumbuhan

    penduduk yang sangat meningkat terdapat pada tahun 2007-2008 dengan kenaikan

    sebesar 1,7 %, dan pada tahun 2008-2009 persentase pertumbuhannya menurun

    drastis sebesar 0,2 % dikarenakan angka kelahiran dan kematian hampir sama

    besarnya dan jumlah pendatang dan pindah pun tidak jauh berbeda, karena itu

    jumlah pertumbuhan penduduknya tidak begitu besar. Dalam penelitian ini jumlah

    penduduk desa Teratak Buluh pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 ,

    dengan pertumbuhan penduduk rata-rata, r = 0,85% (Hasil perhitungan pada

    lampiran A-1).

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    43/63

    43

    Untuk perkiraan pertumbuhan penduduk pada desa Teratak Buluh dari

    tahun 2010 hingga tahun 2024 dapat dilihat pada Tabel 5.1.

    Tabel 5.1 Perkiraan jumlah penduduk desa Teratak Buluh dari tahun 2010 sampai

    tahun 2024

    No Tahun Jumlah penduduk (Jiwa)

    1 2010 4450

    2 2011 4488

    3 2012 4526

    4 2013 4564

    5 2014 4603

    6 2015 4642

    7 2016 4681

    8 2017 4721

    9 2018 4761

    10 2019 4801

    11 2020 4842

    12 2021 4883

    13 2022 4925

    14 2023 4967

    15 2024 5009

    Pertumbuhan penduduk desa Teratak Buluh dari tahun 2010 hingga tahun

    2024 dapat dilihat pada Gambar 5.2.

    4400

    4500

    4600

    4700

    4800

    4900

    5000

    5100

    2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

    Tahun

    JumlahPen

    duduk

    Jumlah penduduk (Jiwa)

    Gambar 5.2 Grafik Perkiraan jumlah penduduk tahun 2010 sampai 2024

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    44/63

    44

    Pada Gambar 5.2 dapat dilihat bahwa desa Teratak Buluh kecamatan

    Kampar tiap tahunnya memiliki pertumbuhan penduduk yang terus meningkat,

    jumlah penduduk tahun 2010 adalah 4450 jiwa dan diperkirakan pada tahun 2024

    jumlah penduduknya mencapai 5009 jiwa (Hasil perhitungan pada lampiran A-2).

    5.2. Sistem Pendistribusian Air Bersih

    Pendistribusian air yang digunakan yaitu menggunakan sistem

    pompa.Untuk mengalirkan air dari sumber ke daerah distribusi membutuhkan

    suatu sistem jaringan yang saling melengkapi. Tujuannya adalah agar air yang

    dialirkan dari sumber ke daerah layanan selalu terjaga, baik dari segi kualitatif

    maupun kuantitatif. Adapun rangkaian rangkaian penyediaan air bersih adalah

    sebagai berikut:

    a. Sumber air

    Sumber air yang digunakan berasal dari sungai kampar

    b. Pompa

    Pompa digunakan untuk mengangkut air yang berasal dari sumber air

    c. Reservoar

    Reservoar berfungsi sebagai bak penampungan air bersih

    d. Trasmisi air bersih

    Air bersih yang berasal dari reservoar dialirkan ke daerah distribusi melalui

    pipa transmisi, sesuai dengan debit yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pipa

    transmisi yang digunakan oleh PDAM berdiameter 300 mm

    e. Jaringan distribusi

    Dari pipa transmisi membagikan airnya ke cabang-cabang pipa distribusi.

    Pipa distribusi adalah pipa yang ada di sepanjang jalan di depan rumah-rumah

    penduduk. Pipa distribusi meliputi :

    a. Pipa Primer, berfungsi untuk menyambung antara pipa trasmisi

    dengan pipa sekunder atau pipa tersier. Pipa primer yang digunakan

    mempunyai diameter 200 mm,

    b. Pipa Sekunder, berfungsi untuk penyambungan langsung pada pipa

    primer. Pipa yang digunakan mempunyai diameter 200 mm,

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    45/63

    45

    c. Pipa tersier, berfungsi untuk penyambungan ke pipa sekunder atau

    pipa primer yang digunakan untuk melayani pipa service (pipa

    pelanggan). Jenis pipa yang dipakai adalah PVC yang mempunyai

    diameter 100 mm.

    f. Pipa dinas

    Pipa yang mengalirkan air atau yang mengambil air dari jaringan pipa

    distribusi untuk dialirkan ke rumah-rumah.

    g. Pipa parsil

    Pipa parsil adalah jaringan pipa yang terdapat di dalam rumah, dimana antara

    pipa parsil dan pipa dinas dipasang meteran yang berguna untuk mengukur

    besarnya pemakaian air oleh konsumen

    Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.3

    Gambar 5.3 Sistem Pendistribusian Air Bersih

    Sumber air Pompa Reservoar

    Trasmisi Air Bersih

    Jaringan Distribusi

    Pipa Dinas

    Pipa Parsil

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    46/63

    46

    5.2.1. Kebutuhan Air Bersih pada Desa Teratak Buluh

    Dalam menganalisa kebutuhan air bersih, kita harus terlebih dahulu

    mengetahui jumlah penduduk pada daerah pelayanan. Setelah jumlah penduduk

    didapat, baru dihitung jumlah kebutuhan air bersih SR dan SU ( kebutuhan

    domestik ) dan jumlah kebutuhan air bersih non domestik. Pada desa Teratak

    Buluh ini tidak semua penduduk menggunakan air bersih dari PDAM, PDAM

    hanya melayani tujuh ruas jalan saja, perkiraan jumlah penduduk pertahunnya

    yang dilayani PDAM Unit Teratak Buluh ini dapat dilihat pada Tabel A.5 (Hasil

    perhitungan pada lampiran A-3). Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan perkiraan

    kebutuhan air bersih dari tahun 2010 hingga tahun 2024 pada desa Teratak Buluh

    dapat dilihat pada Tabel 5.2.

    Tabel 5.2 Perkiraan kebutuhan air bersih tahun 2010 hingga 2024

    No TahunJumlah

    penduduk

    SR SU

    Total

    kebutuhan

    airdomestik

    (liter/hari)

    Total

    kebutuhan

    air nondomestik

    (liter/hari)

    Kehilangan

    air 25%

    Kebutuhan air

    total(liter/hari)

    (liter/hari) (liter/hari)

    1 2010 3013 216.936,00 7.231,20 224.167,20 44.833,44 67.250,16 336.250,80

    2 2011 3039 218.808,00 7.293,60 226.101,60 45.220,32 67.830,48 339.152,40

    3 2012 3065 220.680,00 7.356,00 228.036,00 45.607,20 68.410,80 342.054,00

    4 2013 3091 222.552,00 7.418,40 229.970,40 45.994,08 68.991,12 344.955,60

    5 2014 3117 224.424,00 7.480,80 231.904,80 46.380,96 69.571,44 347.857,20

    6 2015 3144 226.368,00 7.545,60 233.913,60 46.782,72 70.174,08 350.870,40

    7 2016 3170 228.240,00 7.608,00 235.848,00 47.169,60 70.754,40 353.772,00

    8 2017 3197 230.184,00 7.672,80 237.856,80 47.571,36 71.357,04 356.785,20

    9 2018 3225 232.200,00 7.740,00 239.940,00 47.988,00 71.982,00 359.910,00

    10 2019 3252 234.144,00 7.804,80 241.948,80 48.389,76 72.584,64 362.923,20

    11 2020 3280 236.160,00 7.872,00 244.032,00 48.806,40 73.209,60 366.048,00

    12 2021 3307 238.104,00 7.936,80 246.040,80 49.208,16 73.812,24 369.061,20

    13 2022 3336 240.192,00 8.006,40 248.198,40 49.639,68 74.459,52 372.297,60

    14 2023 3364 242.208,00 8.073,60 250.281,60 50.056,32 75.084,48 375.422,40

    15 2024 3392 244.224,00 8.140,80 252.364,80 50.472,96 75.709,44 378.547,20

    Dari Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa setiap tahunnya kebutuhan akan air

    bersih pada Desa Teratak Buluh semakin bertambah seiring dengan bertambahnya

    jumlah penduduk. Bisa dilihat dari hasil perhitungan pada tahun 2010 dengan

    jumlah penduduk 3013 jiwa kebutuhan air bersihnya sebesar 336.250,80 liter/hari

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    47/63

    47

    dan pada tahun 2024 dengan jumlah penduduk 3392 jiwa dengan kebutuhan air

    bersihnya sebesar 378.547,20 liter/hari.

    Perkiraan kebutuhan air bersih desa Teratak Buluh dari tahun 2010 hingga

    tahun 2024 dapat dilihat pada Gambar 5.4.

    330000335000

    340000

    345000

    350000355000360000

    365000

    370000

    375000

    380000385000

    20092010201120122013201420152016201720182019202020212022202320242025

    Tahun

    Kebutuhanairtotal(liter/hari)

    Kebutuhan air total (liter/hari)

    Gambar 5.4 Grafik kebutuhan air bersih dari tahun 2010 hingga tahun2024

    Debit yang mampu diproduksi oleh PDAM desa Teratak Buluh tahun

    2009 sebesar 365.745,00 liter/hari. Untuk lebih jelasnya perbandingan debit air

    hasil perhitungan dengan debit yang diproduksi PDAM desa Teratak Buluh dapat

    dilihat pada Tabel 5.3.

    Tabel 5.3 Perkiraan kebutuhan air hasil perhitungan dengan debit PDAM

    No TahunKebutuhan air total

    (liter/hari)

    Debit air PDAM

    (liter/hari)

    1 2010 336.250,80 365.745,00

    2 2011 339.152,40 365.745,00

    3 2012 342.054,00 365.745,00

    4 2013 344.955,60 365.745,00

    5 2014 347.857,20 365.745,00

    6 2015 350.870,40 365.745,00

    7 2016 353.772,00 365.745,00

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    48/63

    48

    Table 5.3 (Lanjutan)

    8 2017 356.785,20 365.745,00

    9 2018 359.910,00 365.745,0010 2019 362.923,20 365.745,00

    11 2020 366.048,00 365.745,00

    12 2021 369.061,20 365.745,00

    13 2022 372.297,60 365.745,00

    14 2023 375.422,40 365.745,00

    15 2024 378.547,20 365.745,00

    Dari tabel 5.3 dapat ditampilkan grafik perkiraan kebutuhan air bersih

    hasil perhitungan dengan debit air PDAM pada Gambar 5.5.

    339.152,40

    342.054,00

    336.250,80

    344.955,60

    350.870,40

    356.785,20

    353.772,00

    359.910,00

    362.923,20 366.048,00

    369.061,20

    375.422,40

    378.547,20

    372.297,60

    347.857,20

    365.745,00

    330.000,00

    335.000,00

    340.000,00345.000,00

    350.000,00

    355.000,00

    360.000,00

    365.000,00

    370.000,00

    375.000,00

    380.000,00

    385.000,00

    2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

    Tahun

    Debitair(Liter/hari)

    Kebutuhan air total (liter/hari)

    Debit air PDAM (liter/hari)

    Gambar 5.5 Grafik kebutuhan air bersih hasil perhitungan dengan debit PDAM

    Pada Gambar 5.5 dapat dilihat bahwa debit air yang mampu diproduksi

    oleh PDAM desa Teratak Buluh sebesar 365.745,00 liter/detik, tidak dapat

    mencukupi kebutuhan air bersih hingga tahun 2024 yang kebutuhan air bersihnya

    mencapai 378.547,20 liter/hari, jadi debit yang mampu diproduksi oleh PDAM

    desa Teratak Buluh sekarang ini hanya mampu mencukupi kebutuhan air bersih

    hingga tahun 2019 saja dengan kebutuhan air bersihnya sebesar 362.923,20

    liter/hari.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    49/63

    49

    Dari jumlah kebutuhan air bersih tersebut di atas dapat dicari kapasitas

    debit air yang dibutuhkan pada desa Teratak Buluh. Adapun Kapasitas debit air

    bersih pada desa Teratak Buluh tahun 2010 hingga 2024 berdasarkan hasil

    perhitungan (Tabel Proyeksi kebutuhan air) dapat dilihat pada tabel 5.4.

    Tabel 5.4 Kapasitas Debit Rencana Tahun 2010 hingga Tahun 2024

    No Tahun Total kebutuhan air Debit rata-rata Debit puncak Debit max

    1 2010 336.250,80 3,89 5,45 4,40

    2 2011 339.152,40 3,93 5,50 4,44

    3 2012 342.054,00 3,96 5,54 4,47

    4 2013 344.955,60 3,99 5,59 4,51

    5 2014 347.857,20 4,03 5,64 4,55

    6 2015 350.870,40 4,06 5,69 4,59

    7 2016 353.772,00 4,09 5,73 4,63

    8 2017 356.785,20 4,13 5,78 4,67

    9 2018 359.910,00 4,17 5,83 4,71

    10 2019 362.923,20 4,20 5,88 4,75

    11 2020 366.048,00 4,24 5,93 4,79

    12 2021 369.061,20 4,27 5,98 4,83

    13 2022 372.297,60 4,31 6,03 4,87

    14 2023 375.422,40 4,35 6,08 4,9115 2024 378.547,20 4,38 6,13 4,95

    Kapasitas debit rencana dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2024 dapat

    dilihat pada Gambar 5.6.

    0,00

    1,00

    2,00

    3,00

    4,00

    5,00

    6,00

    7,00

    20092010 2011 201220132014 2015 20162017 2018 20192020 20212022 2023 20242025

    Tahun

    KapasitasDebit(ltr/dtk)

    Debit rata-rata

    Debit puncak

    Debit max

    Gambar 5.6 Grafik kapasitas debit rencana tahun 2010 sampai tahun 2024

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    50/63

    50

    Dari Grafik 5.6, dapat dilihat bahwa debit air yang dibutuhkan setiap

    tahunnya semakin besar. Pada tahun 2010 kebutuhan air bersih sebesar

    336.250,80 liter/hari dengan debit rata-rata sebesar 3,89 liter/detik, debit puncak

    sebesar 5,45 liter/detik, dan debit maksimum sebesar 4,40 liter/detik dan pada

    tahun 2024 kebutuhan air bersih sebesar 378.547,20 liter/hari dengan debit rata-

    rata sebesar 4,38 liter/detik, debit puncak sebesar 6,13 liter/detik, dan debit

    maksimum sebesar 4,95 iter/detik (Hasil perhitungan pada lampiran A-6). Hal ini

    akan berpengaruh kepada kapasitas debit pipa dalam menampung debit air bersih

    yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kapasitas debit pipa lebih kecil dari

    pada debit air yang dibutuhkan, maka pipa distribusi perlu diganti dengan

    diameter pipa yang lebih sesuai.

    5.2.2. Jumlah Air yang Disalurkan

    Kehilangan air pada sistem penyedian air bersih ini seharusnya 0%.

    Namun dari hasil evaluasi dilapangan dan sesuai dengan informasi yang

    didapatkan dari PDAM Unit Teratak Buluh ternyata kehilangan air mencapai

    25%. Kehilangan air pada saat ini masih diupayakan penekannya ketingkat yang

    lebih rendah. Berbagai cara dan usaha untuk menekan seminimum mungkin

    tingkat kehilangan air dilakukan dengan cara berikut ini :

    1. Melakukan penggantian meter air pelanggan yang telah rusak dan tidak

    berfungsi lagi

    2. Meningkatkan kecermatan petugas pembaca meter air, sehingga akurasi

    bacaannya lebih dapat dipertanggung jawabkan.3. Melakukan pemeriksaan terhadap meter air dan instalasi perpipan bagi

    pelanggan yang diragukan pemakaiannya.

    4. Menghimbau semua pihak yang berkaitan dengan pengguaan jasa dan

    pelayanan air minum agar berbuat menurut ketentuan yang diberlakukan.

    5. Melakukan pergantian jaringan pipa yang telah tua atau rusak dan tidak

    berfungsi lagi.

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    51/63

    51

    5.3 Kebutuhan Air ditiap Ruas Jalan Desa Teratak Buluh tahun 2010 dan

    tahun 2024

    Perhitungan kebutuhan air bersih tiap ruas jalan pada desa Teratak Buluh

    sama dengan perhitungan kebutuhan air bersih pada tahun 2010 hingga 2024,

    namun yang berbeda hanya pada jumlah penduduknya saja, semua koefisien dan

    rumus yang digunakan sama. Untuk perkiraan kebutuhan air bersih tiap ruas jalan

    pada desa Teratak Buluh tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.5 (Hasil

    perhitungan pada lampiran A-7).

    Tabel 5.5 Perkiraan kebutuhan air bersih tiap ruas jalan tahun 2010

    No Nama jalanJumlah

    pendudukSR SU

    Keb. air

    domestik

    Keb. airnon

    domestik

    Kehilangan

    air

    Total keb.

    air

    1 Jl. Besar 545 39.240,00 1.308,00 40.548,00 8.109,60 12.164,40 60.822,00

    2 Jl. Lubuk Siam 750 54.000,00 1.800,00 55.800,00 11.160,00 16.740,00 83.700,00

    3 Jl. Intake 399 28.728,00 957,60 29.685,60 5.937,12 8.905,68 44.528,40

    4 Jl. Sekolah 617 44.424,00 1.480,80 45.904,80 9.180,96 13.771,44 68.857,20

    5 Jl. Paus 85 6.120,00 204,00 6.324,00 1.264,80 1.897,20 9.486,00

    6 Jl. Belakang 363 26.136,00 871,20 27.007,20 5.401,44 8.102,16 40.510,80

    7 Jl. Ps.T. buluh 254 18.288,00 609,60 18.897,60 3.779,52 5.669,28 28.346,40

    Perkiraan kebutuhan air bersih tiap ruas jalan pada desa Teratak Buluh

    pada tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 5.7.

    0,00

    10.000,00

    20.000,00

    30.000,00

    40.000,00

    50.000,00

    60.000,00

    70.000,00

    80.000,00

    90.000,00

    0 1 2 3 4 5 6 7 8

    Ruas Jalan

    Kebutu

    hanAir

    Total keb. air

    Gambar 5.7 Grafik perkiraan kebutuhan air tiap ruas jalan tahun 2010

  • 7/24/2019 sipil,irwon delfiyendro.pdf

    52/63

    52

    Keterangan gambar:

    1. Jalan Besar

    2. Jalan Lubuk Siam

    3. Jalan Intake

    4. Jalan Sekolah

    5. Jalan Paus

    6. Jalan Belakang

    7. Jalan Pasar Teratak Buluh

    Dari Gambar 5.7 dapat dilihat kebutuhan air bersih yang terbesar terdapat

    pada jalan Lubuk Siam dengan kebutuhan air sebesar 83.700,00 liter/hari, karena

    dijalan Lubuk Siam ini hampir semua penduduknya menggunakan air bersih dari

    PDAM. Dan kebutuhan air bersih terkecil terdapat pada jalan Paus dengan

    kebutuhan air sebesar 9.486,00 liter/hari, karena penduduk di jalan Paus ini

    disamping penduduknya sedikit, sebagian besar penduduknya banyak yang

    memakai sumur galian dan