tpt karet
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 TPT KARET
1/15
1. Sejarah Tanaman Karet
Tanaman Karet di temukan pertama kali di Benua Amerika. Pada saat
Christopher Columbus menemukan Benua Amerika pada tahun 1476, ia melihat
suku asli Amerika, Indian bermain bola dengan sesuatu ang bisa memantul bila
!atuh ke tanah. Benda berupa tersebut terbuat dari "ampuran akar, kau dan
rumput ang di"ampur dengan bahan ang di panaskan dengan api dan di
dibentuk bulat.
Pada tahun 17#1, para Ilmua$an tertarik untuk menelidiki benda ang bisa
memantul tersebut. Belakangan di ketahui benda tersebut di sebut dengan lateks.
%eorang Ilmu$an ber kebangsaan Pran"is, Presnau, telah menemukan sutau
tanaman di &utan Ama'on Bra'il ang bisa menghasilkan lateks. Istilah
biologina tanaman ini mempunai nama spe"ies &a(ea Brasilienss.
Tanaman inilah ang kemudian di sebut oleh orang Indonesia sebagai
tanaman Karet. )an kini tanaman karet sudah di budi daakan se"ara lebih ma!u
di *ilaah Asia Tenggara. Bahkan Asia Tenggara, khususna Indonesia, +alasia
dan Thailand merupakan egara penghasil karet terbesar di dunia.
)engan perkembangan teknologi dan s"ien"e kini tanaman karet sudah di
!adikan tanaman industri. &al ini di mulai ketika seorang bernama Charles
-oodear melakukan penelitian pada tahun 1#/. Berdasarkan hasil
penelitianna, !ika karet ang dihasilkan dari tanaman karet tersebut di "ampur
dengan belerang dan dipanaskan akan men!adi elastis dan tidak terpengaruh oleh
"ua"a. %ebelum penelitian ini di lakukan, karet masih menun!ukkan si0at aslina,
aitu akan mudah men!adi beku pada suhu rendah. Terutama pada musim dingin
dan !angka $aktu lama. %ehingga bendabenda ang terbuat dari karet !uga akan
men!adi beku.Temuan oleh Charles -oodear ini, para ahli menebutna dengan proses
(ulkanisasi. Proses inilah ang akhirna berkembang men!adi industri karet
men!adi lebih ma!u seperti sekarang.
)i egara kita Indonesia, tanaman karet sudah di tanam se!ak lama.
amun penanamanna di lakukan se"ara tradisional tanpa memperhatikan
kualitas. Baru pada tahun 112, dilakukan seleksi tarhadap tanaman ang
-
7/24/2019 TPT KARET
2/15
mempunai kualitas baik dari sisi pertumbuhan dan produksina, ang kemudian
di budidaakan kembali.
Pada tahun 117 ditemukan teknik okulasi untuk memperbaiki kualitas
tanaman karet. )engan teknik okulasi ini, si0at dan kualitas tanaman dan karetna
bisa lebih di pertahankan.
&ingga kini tanaman karet sudah men!adi tanaman sumber ekonomi bagi
masarakat Indonesia, khususna di daerah Pedesaan. Bahkan data tahun 3211
menun!ukkan !umlah perkebunan karet di Indonesia sudah men"apai 4, !uta
hektar lebih. )an di tahun 3213 di perkirakan sudah men"apai ,3 !uta hektar
lebih. %ementara hasil produksi karet kering Indonesia pada tahun 3213,
diperkirakan sudah men"apai 613 ribu ton lebih.
2. Macam-macam Klon Tanaman Karet
Klon karet unggul dibagi kedalam # kategori, antara lain 5
1. Klon penghasil lateks 5 aitu klon ang memiliki potensi hasil lateks sangat
tinggi tetapi hasil kau sedang
3. Klon penghasil latekskau 5 klon ang memilki potensi hasil lateks tinggi dan
hasil kauna !uga tinggi
#. Klon penghasil kau 5 klon ang memiliki "iri potensi lateks ang rendah
namun memiliki hsail kau ang tinggi
+a"amma"am klon karet ang telah teru!i kualitasna, antara lain sebagai
berikut 5
1. Klon An!uran Komersial
1 Klon penghasil lateks 5 BP+ 34, BP+ 127, BP+ 12, I 124, PB 317,PB 362, P 3, P 361.
3 Klon penghasil latekskau 5 BP+1, PB##2,IC 122, A89% 32#7,
I, I 31, I #3, I #, I 43, I 11/.
# Klon penghasil kau 5 I 72, I 71, I 73, I 7/.
3. Klon &arapan 5 I 34, I ##, I 41, I 4, I 64, I 6/, I 127,
I 111, I 332, PB #42.
-
7/24/2019 TPT KARET
3/15
Deskripsi Beberapa Klon Unggul Tanaman Karet
1. Klon Karet I !
Klon I merupakan klon terbaik, dan dapat dikembangkan
penanamanna dalam skala komersial.
1 Produksi 5 Klon I pada kondisi agroklimat sedang, klon I
memperlihatkan produksi ang "ukup tinggi, ratarata kisaran 1727 146
kg:ha:th dibanding klon P 361 ;1#47 kg dan BP+ 34 ;1#7 kg. )i lokasi
dengan agroklimat basah ;"urah hu!an tinggi, klon I memberikan
produksi ang "ukup baik, sebesar 1/#2 kg:ha:th.
3 Pertumbuhan 5 Klon I memiliki pertumbuhan ang sangat "epat,
sehingga klon ini digolongkan kepada !enis klon penghasil latekskau. Klon
I mampu men"apai pertumbuhan lilit batang pada umur tahun sebesar
ratarata 1,7"m. )ari perkembangan lilit batang tersebut dengan
pertumbuhan ang normal, I dapat disadap pada umur 4 tahun, dengan
kriteria matang sadap aitu ukuran lilit batang 4 "m pada ketinggian 12 "m
dari permukaan tanah. )i lokasi beriklim basah, lilit batang I lebih
rendah dibanding lainna, namun pertumbuhanna masih !auh di atas rata
rata klon komersial ang sudah dian!urkan. Pada saat perema!aan umur 3
tahun diprediksi, klon I mampu menghasilkan (olume kau log ;kau
bebas "abang sebesar 2,/2 m# per pokok dan kau dari kanopi sebesar 1,32
m# per pokok ;Aidi )aslin, 3223.
# Ketahanan Penakit 5 Klon I tergolong resisten terhadap gangguan
penakit gugur daun Colletotri"hum dan Cornespora. Klon I
memperlihatkan pertumbuhan daun ta!uk ang tergolong rimbun tanpa
adana serangan penakit daun ang serius. )ari hasil pengamatan intensitasserangan tergolong ke"il aitu < /= dibandingkan klon lainang lebih peka
men"apai 3 < 42=. Pada daerah beriklim basah, klon I digolongkan
moderat terhadap gangguan penakit "abang ;!amur upas dan mouldirot.
4 +utu >ateks dan %i0at Karet 5 I menghasilkan lateks ang stabil dengan
$arna putih dan prakoagulasi ang tergolong rendah. Berdasarkan analisis
mutu lateks, klon I mempunai KKK ;kadar karet kering lateks kebun ?
#4,4=, nilai Po ;plastisitas a$al ? 43, PI ;Indeks etensi Plastisitas ? /,
-
7/24/2019 TPT KARET
4/15
8 ;8iskositas moone ? 7/, kadar +g ? /#,3 dan indeks lo(ibond ? 12.
)engan si0atsi0at tersebut maka lateks klon I sangat sesuai diolah
men!adi %I # *@, %I dan %I 12.
)eskripsi dari klon I
1. &elaian daun
a. *arna 5 hi!au kekuningan
b. Kilauan 5 tidak mengkilat
". Tekstur 5 halus
d. Kekakuan 5 agak kaku
e. Bentuk 5 elips
0. Pinggir daun 5 rata
g. Penampang meman!ang 5 rata
Penampang melintang 5 rata
h. Posisi helaian daun 5 terpisah
i. %imetris daun pinggir 5 simetris
!. kuran daun 5 3,4 5 1
k. !ung daun 5 sedang
3. Anak tangkai daun
a. Posisi 5 mendatar
b. Bentuk 5 lurus
". Pan!ang 5 sedang
d. %udut 5 sedang
#. Tangkai daun
a. Posisi 5 mendatar
b. Bentuk 5 lurus". Pan!ang 5 sedang
d. kuran kaki 5 sedang
e. Bentuk kaki 5 berlekuk
4. Paung daun
a. Bentuk 5 keru"ut
b. Besar 5 agak ke"il
". Kerapatan permukaan 5 terbuka
-
7/24/2019 TPT KARET
5/15
d. arak antar paung 5 sedang
. +ata
a. >etak mata 5 rata
b. Bekas tangkai daun 5 tebal
6. Kulit batang
a. Corak kulit gabus 5 "elah sempitputus
b. *arna kulit gabus 5 "oklat
7. *arna lateks 5 putih
6 Prospek Pengembangan
Pada saat ini klon I telah direkomendasikan oleh Pusat Penelitian Karet
sebagai klon an!uran komersial. Klon ini sangat sesuai ditanam di daerah beriklim
sedang s.d basah. Klon I digolongkan sebagai !enis klon penghasil lateks dan
kau, sehingga sangat "o"ok dikembangkan oleh perusahaan ang akan
meman0aatkan kau untuk keperluan industri meubel maupun +)@ dan !uga
kebutuhan lateks untuk keperluan industri ban, sarung tangan dan lainlain.
Klon I adalah klon ang memiliki pola produksi a$al tinggi ;ui"k
starter, dan potensi (olume kau log dan kau per"abangan ang besar serta
berbagai kelebihan karakteristik sekunder ang mendukung produkti(itas klon,
sehingga klon ini memiliki prospek ang baik dimasa mendatang, untuk
dikembangkan di pertanaman komersial. Pengembangan klon I akan
meningkatkan pendapatan perkebun melalui peningkatan produkti(itas lateks
maupun kau di dalam usaha agribisnis karet
2. Klon Karet I 11"1 Produksi 5 atarata produkti(itas tahun tanpa menggunakan stimulan D
31#/ kg:ha:th, di atas klon pembanding P 361 dan IC 122 masing
masing 13= dan 17= se"ara berturutturut. )an relati0 hampir sama
dengan produkti(itas PB 362 ;123=. %edangkan ratarata produkti(itas
tahun I < sadap dengan mengunakan stimulan D 3113 kg:ha:th, di atas klon
pembanding P 361 dan IC 122 masingmasing 12= dan 142=. Bila
-
7/24/2019 TPT KARET
6/15
dibanding dengan PB 362, potensi produksi dengan penggunaan stimulan
sedikit di ba$ah aitu 2=.
3 Pertumbuhan 5 atarata pertumbuhan lilit batang klon I 11/ pada saat
TB+ ;Tanaman Belum +enghasilkan dan T+ ;Tanaman +enghasilkan lilit
batang klon I 11/ di atas klon pembanding P 361 sebesar 131=.
%edangkan pertumbuhan lilit batang I 11/ relati0 sama dengan PB 362 dan
IC 122 aitu 123= dan 12/=. )an la!u pertumbuhan lilit batangna per
tahun relati0 sama dengan PB 362 dan IC 122 aitu D 4 "m. Perkembangan
lilit batang di saat T+ klon I 11/ masih tetap !agur dibanding P 361 dan
IC 122 aitu 116= dan 127= se"ara berturutturut. &al ini memberikan
suatu indikasi bah$a klon I 11/ mempunai per0orman"e atau penampilan
ang stabil di berbagai lokasi.
Berdasarkan la!u pertumbuhan di saat TB+ klon I 11/ aitu E 1# "m per
tahun, maka klon tersebut dikelompokkan pada pertumbuhan batang "epat
atau masa TB+ singkat sehingga penadapan dapat dilakukan F 4 tahun. )an
pertumbuhan di saat T+ setiap tahunna pertambahanna #,7 "m maka dapat
dikategorikan sebagai klon ang mempunai potensi biomassa sedang ;122 , %I dan %I 12:32.
)eskripsi klon I 11/
1. &elaian daun
a. *arna 5 hi!au muda
b. Kilauan 5 kusam
". Tekstur 5 halus
d. Kekakuan 5 agak kaku
-
7/24/2019 TPT KARET
7/15
e. Bentuk 5 agak bulat telur
0. Pinggir daun 5 rata
g. Penampang meman!ang 5 rata
h. Penampang melintang 5 rata
i. Posisi helaian daun 5 terpisah
!. %imetris daun pinggir 5 simetris
k. kuran daun 5 3,4 5 1
l. !ung daun 5 sedang
3. Anak tangkai daun
a. Posisi 5 mendatar
b. Bentuk 5 lurus
". Pan!ang 5 sedang
d. %udut 5 sedang
#. Tangkai daun
a. Posisi 5 mendatar
b. Bentuk 5 lurus
". Pan!ang 5 sedang
d. kuran kaki 5 sedang
e. Bentuk kaki 5 rata < agak berlekuk
4. Paung daun
a. Bentuk 5 keru"ut
b. Besar 5 agak besar
". Kerapatan permukaan 5 terbuka
d. arak antar paung 5 sedang
. +ataa. >etak mata 5 rata
b. Bekas tangkai daun 5 tebal
6. Kulit batang
a. Corak kulit gabus 5 sempit, tidak teratur
b. *arna kulit gabus 5 "oklat
7. *arna lateks 5 putih
-
7/24/2019 TPT KARET
8/15
6 Prospek pengembangan 5 Pada saat ini I 11/ telah direkomendasikan
sebagai klon penghasil latekskau untuk pertanaman komersial.
#. Klon I #$ %an I &2
Klon Karet I # dan 43 Klonklon karet seri I # dan 43 merupakan
klon ang mempunai pertumbuhan ang "epat dan mempotensi baik hasil baik
dari segi lateks maupun kauna, sehingga sudah memungkinkan untuk
dikembangkan dalam pertanaman.
1 Pertumbuhan 5 )ata pertumbuhan ang diamati meliputi lilit batang dan tebal
kulit. >a!u pertumbuhan sebelum sadap men"apai < 1#. "m:th. )ari data
tampak bah$a kedua klon dapat men"apai matang sadap pada umur 4 tahun.
%edangkan pertambahan lilit batang setelah sadap men"apai 34. "m:th.
ntuk mengetahui potensi (olume biomasa dan kau gerga!ian, dihitung
dengan mengggunakan rumus pendekatan berdasarkan lilit batang ;%horro"k
;16 >ilit batang diukur pada ketinggian 122 m dpo, pan!ang batang asumsi
#. meter )ata pengamatan tebal kulit menun!ukkan bah$a kedua klon
mempunai pertumbuhan kulit ang bagus, sehingga kulit pulihanna sudah
mampu disadap kembali setelah tahun sadap.
3 Ketahanan Penakit 5 )ari pengamatan ketahanan terhadap penakit terutama
penakit daun, kedua klon tersebut mempunai ketahanan ang "ukup bagus.
ntuk klon I # dilaporkan bah$a serangan penakit gugur daun di
lapangan untuk Colletotri"hum dan 9idium pada klon ini rendah berturut
turut adalah 3.6 = dan 3.# =. )ari hasil e(aluasi dilapangan, klon I 43
dinilai resisten terhadap gangguan penakit gugur daun Colletotri"hum,
Cornespora dan 9idium.# +utu lateks dan si0at karet 5 &asil pengamatan Kadar Karet Kering ;KKK
lateks klon I # adalah #,1=. )ari hasil analisis karakteristik mutu lateks
klon I # mempunai nilai Po sebesar 4, PI 5 77, 8r 5 7, kadar +g 5
#,4 dan nilai >o(ibond sebesar 7. )engan karakteristik mutu lateks tersebut
maka lateksna dapat diproses men!adi %I # *@. %edangkan hasil
pengamatan Kadar Karet Kering ;KKK lateks untuk klon I 43 adalah
#6,=. )ari hasil analisis karakteristik mutu lateksna mempunai nilai Po
-
7/24/2019 TPT KARET
9/15
sebesar 4, PI 5 73, 8r 5 12, kadar +g 5 2,4 dan nilai >o(ibond sebesar 12.
)engan karakteristik mutu lateks tersebut maka lateksna dapat diproses
men!adi %I
4 )eskripsi 8arietas5 Kedua klon ini mempunai per"abangan dengan !umlah
sedikit, ukuran ang besar dan posisina tinggi. Ta!uk tidak berat dengan
ukuran daun "ukup lebar. Khusus untuk klon I # mempunai "iri khusus
ang sudah dapat dibedakan dengan klon lainna se!ak masih muda. Ciri
khusus tersebut adalah ditemukanna !umlah helai daun ang lebih dari #,
aitu 4 lembar setiap tangkai daun.
Prospek Pengembangan Pengembangan tanaman karet pada masa mendatang
tampakna akan lebih mengarah pada usaha ang tidak sa!a menghasilkan
lateks tetapi !uga mengarah pada hasil kau maka pengembangan kedua klon
ini akan "ukup baik. ntuk mendukung permintaan bahan tanam kedua klon
tersebut saat ini di KP %emba$a telah tersedia berupa kebun kau okulasi
;kebun entres sebanak /622 batang atau 1 ha untuk I # dan 1222 batang
untuk I 43. Khusus untuk klon I 43 !umlah ini terus akan ditambah
se"ara bertahap dengan "ara menggantikan klonklon lama ang sudah tidak
diminati oleh para konsumen. Kedua klon ini dan beberapa klon lain, telah
ditanam pada beberapa lokasi baik untuk perkebunan besar maupun untuk
rakat melalui )inas perkebunan setempat ang masih bersi0at u!i "oba.
#. Bu%i%a'a Tanaman Karet
1 %arat Pertumbuhan
a. %uhu udara 342C < 3/2C.
b. Curah hu!an 1.223.222 mm:tahun.". Peninaran matahari antara 7 !am:hari.
d. Kelembaban tinggi
e. Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas
0. Tanah berp& 6 ;batas toleransi #/.
g. Ketinggian lahan 322 m dpl.
3 Pedoman Teknis Budidaa Karet
-
7/24/2019 TPT KARET
10/15
3.1. PG+BIBITA
3.1.1. Persemaian Perke"ambahan
a. Benih disemai di bedengan dengan lebar 11,3 m, pan!ang sesuai tempat.
b. )i atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 7 "m.
". Tebarkan atural -lio ang sudah terlebih dulu dikembangbiakkan dalam
pupuk kandang H 1 mg.
d. Bedengan dinaungi !erami:daundaun setinggi 1 m di sisi timur dan /2 "m
di sisi Barat.
e. Benih direndam P9C A%A selama #6 !am ;1 tutup:liter air.
0. Benih disemaikan langsung disiram larutan P9C A%A 2, tutup:liter air.
g. arak tanam benih 13 "m.
h. %iram benih se"ara teratur, dan benih ang normal akan berke"ambah pada
1214 hss dan selan!utna dipindahkan ke tempat persemaian bibit.
3.1.3. Persemaian Bibit
a. Tanah di"angkul sedalam 627 "m, lalu dihaluskan dan diratakan.
b. Buat bedengan setinggi 32 "m dan parit antar bedengan sedalam 2 "m.
". Benih ang berke"ambah ditanam dengan !arak 424262 "m untuk
okulasi "oklat dan 323262 untuk okulasi hi!au.
d. Peniraman dilakukan se"ara teratur
e. Pemupukan 5
PPK +AK9 5 ;diberikan # bulan sekali -T 1 5 / gr urea, 4 gr T%P, 3
gr KCl perpohon >CB 1#325 3, gr urea, # gr T%P, 3 gr KCl perpohon. P9C
A%A 5 3# "":lt air perbibit disiramkan 13 minggu sekali
3.1.#. Pembuatan Kebun Gntres
a. Cara penanaman dan pemeliharaan seperti menanam bibit okulasi.
b. Bibit ang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polbag.
". arak tanam 1,2 m 1,2 m.
d. Pemupukan5
PPK +AK9 5 ;diberikan # bulan sekali
-
7/24/2019 TPT KARET
11/15
Tahun I 5 12 gr urea, 12 gr T%P, 12 gr KCl :pohon
Tahun II 5 1 gr urea, 1 gr T%P, 1 gr KCl :pohon
P9C A%A5 3# "":lt air perbibit disiramkan 13 minggu sekali
3.1.4. 9kulasi
Ada 3 ma"am okulasi5 9kulasi "oklat dan okulasi hi!au.
KGTGA-A 9K>A%I C9K>AT 9K>A%I &IA
mur batang
ba$ah1/ bulan #/ bln
)iameter batang
12 "m dari tanah H 3 "m 1 < 1, "m
Kau okulasi
)ari kebun entres,
$arna hi!au tua dan
"oklat, diameter 1,
< # "m
)ari kebun entres
umur 1# bln, $arna
masih hi!au atau telah
terbentuk 13 paung
a. Teknik 9kulasi 5 ;keduana sama
b. Buat !endela okulasi pan!ang 7 "m, lebar 13 "m.
". Persiapkan mata okulasi
d. Pisahkan kau dari kulit ;perisai
e. +asukkan perisai ke dalam !endela
0. +embalut, gunakan pita plastik:ra0ia tebal 2,24 mm
g. %etelah # minggu, balut dibuka, !ika pesriasi digores sedikit masih hi!au
segar, maka okulasi berhasil. )iulangi 13 minggu kemudian.
h. Bila bibit akan dipindahkan potonglah miring batang ba$ah H 12 "m di
atas okulasi.
i. Bibit okulasi ang dipindahkan dapat berbentuk stum mata tidur, stum
tinggi, stum mini, dan bibit polbag.
3.3. PG-9>A&A +G)IA TAA+
a. Tanah dibongkar dengan "angkul : traktor, dan bersihkan dari sisa akar.
b. Pembuatan teras untuk tanah dengan kemiringan E 12 dera!at. >ebar teras
minimal 1, dengan !arak antar teras tergantung dari !arak tanam.
http://stockistnasa.com/poc-nasa/http://stockistnasa.com/poc-nasa/ -
7/24/2019 TPT KARET
12/15
". Pembuatan rorak ;kotak kau pan!ang pada tanah landai. orak berguna
untuk menampung tanah ang tererosi. ika sudah penuh isi rorak dituangkan
ke areal di sebelah atas rorak.
d. Pembuatan saluran penguras dan saluran pinggiran !alan ang sesuai
dengan kemiringan lahan dan diperkeras.
3.#. TGKIK PGAA+A
3.#.1. Penentuan Pola Tanaman
a. 2# th tumpangsari dengan padi gogo, !agung, kedele
b. E # th tumpangsari dengan !ahe atau kapulogo
3.#.3. Pembuatan >ubang Tanam
a. arak tanam 7 # m ;476 bibit:ha
b. >ubang tanam 5 okulasi stump mini 62 62 62 "m J okulasi stump tinggi /2
/2 /2 "m
3.#.#. Cara Penanaman
a. +asukkan bibit dan plastikna dalam lubang tanah dan biarkan 3#
minggu.
b. Buka kantong plastik, tebarkanatural ->I9ang telah
dikembangbiakkan dalam pupuk kandang H 1 minggu dan segera timbun
dengan tanah galian
". %iramkan P9C A%A ang telah di"ampur air se"ara merata ;1 tutup:lt air
perpohon. &asil akan lebih bagus !ika menggunakan%PG A%A.
Carana 5 1 botol %PG A%A dien"erkan dalam 3 liter ;3222 ml airdi!adikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 12 ml larutan induk
tadi untuk peniraman setiap pohon.
3.4. PG+G>I&AAA TAA+A
a. Penulaman 5 )ilakukan saat tanaman berumur 13 tahun.
b. Pemupukan
http://stockistnasa.com/natural-glio/http://stockistnasa.com/pop-supernasa/http://stockistnasa.com/pop-supernasa/http://stockistnasa.com/pop-supernasa/http://stockistnasa.com/natural-glio/http://stockistnasa.com/pop-supernasa/ -
7/24/2019 TPT KARET
13/15
+
;B>A
)9%I% PPK +AK9 ;PG &A
G
A
;K-
9CK
P&9%PAT
;K-
+9P:KC
> ;K-
KIG%GIT
G ;+-%94
;K-
2 2 12 2 2
# 62 11 42 42
/ 62 11 42 42
13 7 1# 2 42
1/ 7 1# 2 42
34 11 #22 11 7
#6 312 #22 11 7
4/ 3# #22 11 7
dst sebaikna dilakukan analisa tanah
Dosis ()* +,S, mulai aal tanam
2 < #63# tutup: dien"erkan se"ukupna dan siramkan sekitar
pangkal batang setiap 4 < bulan sekali
E #6#4 tutup: dien"erkan se"ukupna dan siramkan sekitar
pangkal batang setiap # < 4 bulan sekali
Dosis ()* +,S, pa%a tanaman 'ang su%ah pro%uksi tetapi ti%ak %ari
aal memakai ()* +,S,
1. Tahap 1 5 Aplikasikan # < 4 kali berturutturut dengan inter(al 13 bln. )osis #4
tutup: pohon
3. Tahap 3 5 Aplikasikan setiap #4 bulan sekali. )osis #4 tutup: pohon
&. (ermasalahan Umum pa%a Tanaman Karet
Produksi getah pada tanaman karet ditun!ang oleh banak 0aktor, salah
satuna adalah kondisi tanaman itu sendiri. Kondisi kesehatan tanaman haruslah
sangat diperhatikan karena tanaman ang sehat akan menghasilkan getah ang
-
7/24/2019 TPT KARET
14/15
melimpah. Pemupukan ang "ukup dan "ara pengambilan getah ang sesuai
prosuder harus direalisasikan di lapangan demi ter"apaina kondisi tanaman ang
sehat.
Pengambilan getah dengan "ara eksploitasi ang berlebihan akan
menebabkan tanaman men!adi lemah dan mudah sakit. Pengaturan gilir sadap
haruslah tepat, karena tanaman karet ang disadap akan membutuhkan $aktu
istirahat untuk memulihkan keadaanna. Pengaturan gilir sadap ang terlalu rapat
akan menebabkan tanaman karet men!adi lemah. &al ini dikarenakan getah ang
akan digunakan tanaman untuk proses trnaslokasi nutrisi dan !uga sebagai salah
satu mekanisme pertahanan akan menurun. )engan gilir sadap ang rapat
memang bisa meningkatkan produksi pada !angka $aktu pendek, akan tetapi pada
beberapa periode berikutna produksi getah pada tanaman karet akan menurun.
Proses penadapan lebih baik dilakukan pada pagi hari saat tekanan turgor
masih tinggi. Penadapan ang dilakukan pada pagi hari akan menurunkan
persentase mun"ulna lump dan !uga kehilangan lump akibat pen"urian. &al ini
dikarenakan tetesan lateks akan berhenti sebelum siang hari dan lump dapat
dikumpulkan lebih a$al.
Proses sadapan erat kaitanna dengan pemakaian kulit. Pemakaian kulit
pada proses sadapan memiliki standar tertentu dengan tu!uan tanaman karet masih
bisa diambil produksina pada !angka $aktu tertentu. Pemborosan pemakaian
kulit pada tanaman karet akan menebabkan berkurangna umur sadap dan !uga
tanaman karet akan mudah terserang penakit.
&ari hu!an men!adi salah satu kendala untuk produksi. %adapan ang
dipaksakan ketika hu!an akan mengakibatkan banak tanaman terkena penakit
kering alur sadap ;KA%. Kering alur sadap diakibatkan tertutupna saluran lateksoleh air hu!an ang masuk sehingga getah akan membeku dan saluran getah
men!adi kering. %elain itu sadapan ang dipaksakan ketika hu!an akan
mengakibatkan penurunan kadar karet kering pada lateks.
Kun"i produksi ang tidak kalah penting adalah penadap. Para penadap
sebagai aset %)+ memegang peranan penting sebagai bagian pelaku utama ang
berhubungan langsung dengan pengambilan lateks itu sendiri. Permasalahan ang
mun"ul pada periodeperiode sekarang adalah mulai berkurangna %)+ ang
-
7/24/2019 TPT KARET
15/15
mau beker!a di kebun sebagai penadap. Kebanakan orang lebih memilih beker!a
di pabrik dibandingkan beker!a di kebun sebagai penadap. %elain itu Kualitas
%)+ ang memiliki kemampuan dan pengetahuan ang baik dalam proses
sadapan mulai berkurang. Perlu adana sebuah terobosan untuk masalah tersebut
sehingga pada masa ang akan datang kebun tak perlu takut kekerungan peker!a.