cover mario
DESCRIPTION
cgsdccTRANSCRIPT
REAKTOR FASA CAIR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia Organik
Dosen :
Ir, Syamsudin, AB, MPd
Oleh :
Mario Febrianta NIM 201243007
PROGRAM S1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis
mampu menyelesaikan makalah dengan judul Pembuatan Anilin Melalui Reduksi
Nitrobenzene.
Makalah Pembuatan Anilin Melalui Reduksi Nitrobenzene ini merupakan tugas mata
kuliah Proses Industri Kimia Organik.
Melalui makalah yang berjudul Pembuatan Anilin Melalui Reduksi Nitrobenzene ini
yang diharapkan dapat menunjang nilai penulis di dalam mata kuliah Proses Industri Kimia
Organik. Selain itu, dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi yang dapat
menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir,
Syamsudin, AB, MPd selaku dosen pembimbing serta kepada seluruh pihak yang terlibat di
dalam penulisan makalah Pembuatan Anilin Melalui Reduksi Nitrobenzene ini.
Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Jakarta, 01 Juni 2014
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi Anilin
Anilin merupakan senyawa organik dengan komposisi C6H5NH2 yang
termasuk kedalam senyawa aromatik, dengan bantuan doping asam aniline dapat
menjadi bahan konduktor dengan nilai konduktivitas tertentu. Panjang gelombang
maksimal anilin adalah 230 nm. Hal ini disebabkan pasangan elektron menyendiri
pada NH2 yang berinteraksi denagn elektron cincin untuk meningkatkan densitas
elektron di keseluruhan cincin, terutama pada posisi orto dan para dari cincin. Anilin
merupakan bahan kimia yang dapat dibuat dari beberapa macam cara dan bahan, serta
dapat digunakan untuk membuat berbagai macam produk kimia. Di dalam era
industrialisasi saat ini anilin mempunyai peranan penting dan banyak digunakan
sebagai zat pewarna dan karet sintetis dalam dunia industri. pada proses sulfonasi
Anilin juga di gunakan sebagai bahan pembuatan asam sulfanilat, di mana produk
akhir dari proses tersebut ditentukan dari banyak tidaknya anilin yang di gunakan.
Reaksi anilina dengan asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium dan proses ini
disebut diazotisasi. Benzena diazonium klorida juga digunakan sebagai bahan baku
obat obatan golongan sulfa, seperti sulfanilamid dan sulfamerazin.
1.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Anilin
1. Sifat Fisika Anilin
a. Berat molekul 93,128 g/mol6
b. Temperatur kritis 699 K
c. Tekanan kritis 53,09 bar
d. Volume kritis 270 cm3/mol
e. Titik lebur 267,13 K
f. Titik didih 457,6 K
g. IG heat of formation 86,86 kJ/mol
h. IG Gibbs of formation 166,69 kJ/mol
i. Panas penguapan 41,84 kJ/mol
j. Speciific gravity 60 F 1,023553
k. Berupa zat cair seperti minyak
l. Sukar larut dalam air
m. Indeks bias 1.58
2. Sifat Kimia Anilin
a. Larut pada pelarut organik dengan baik, larut pada air dengan tingkat
kelarutan 3,5 % pada 25 oC
b. Anilin adalah basa lemah (Kb = 3,8 x
10−10)
c. Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer
menghasilkan endapan 2,4,6 tribromanilin; sedangkan halogenasi dengan
klorin menghasilkan trikloroanilin
d. Anilin beraksi dengan gliserol membentuk quinoline dengan adanya
nitrobenzen dan asam sulfat
e. Anilin bereaksi dengan hidrogen peroksida dan arctonitril dalam larutan
metanol membentuk azoxybenzene
f. Hidrogenasi anilin dengan menggunakan brom menghasilkan 2,4,6
tribromoanilin
1.3 Proses Pembuatan Anilin
1. Aminasi Chlorobenzen
Pada proses aminasi chlorobenzen menggunakan zat pereaksi amoniak cair,
dalam fasa cair dengan katalis Tembaga Oxide dipanaskan akan menghasilkan 85
- 90 % anilin. Sedangkan katalis yang aktif untuk reaksi ini adalah Tembaga
Khlorid yang terbentuk dari hasil reaksi samping ammonium khlorid dengan
Tembaga Oxide. Mula - mula amoniak cair dimasukkan ke dalam mixer dan pada
saat bersamaan chlorobenzen dimasukkan pula, tekanan di dalam mixer adalah
200 atm. Dari mixer campuran chlorobenzen dengan amoniak dilewatkan ke
preheater kemudian masuk ke reaktor dengan suhu reaksi 235 °C dan tekanan 200
atm. Pada reaksi ini ammonia cair yang digunakan adalah berlebihan. Dengan
menggunakan katalis tertentu, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
C6H5Cl + 2 NH3 ===> C6H5NH2+ NH4Cl Pada proses aminasi chlorobenzen,
hasil yang diperoleh berupa nitro anilin dengan yield yang dihasilkan adalah 96 %
( Groggins, 1958 ).
2. Reduksi Nitrobenzen
a. Reduksi fasa cair
Untuk fasa cair, nitrobenzen direduksi dengan hidrogen dalam suasana asam
( HCl ) serta adanya iron boring, dengan suhu sekitar 135 - 170 °C dan
tekanan antara 50 - 500 atm, dimana asam ini akan mengikat oksigen
sehingga akan terbentuk air, dengan bantuan katalis Fe2O3 reaksinya sebagai
berikut :
4C6H5NO2 + 11 H2 ===> 4C6H5NH2 + 8 H2O
( Faith and Keyes, DB, 1957 )
Proses reduksi dalam fasa cair sudah tidak digunakan lagi karena tekanan
yang digunakan tinggi sehingga kurang effisien dari segi ekonomis dan
teknis. Yield yang dihasilkan adalah 95 %( John Wiley and Sons. Inc, 1957 ).
b. Reduksi fasa gas
Proses pembuatan anilin dari reduksi nitrobenzen dalam fasa gas, sebagai
pereduksi adalah gas hidrogen dan untuk mempercepat reaksi dibantu dengan
katalisator Nikel Oksid, reaksinya sebagai berikut :
C6H5NO2 + 3 H2 ===> C6H5NH2 + 2 H2O
Pada proses reduksi fasa gas dengan suhu di dalam reaktor sekitar 275 - 350
°C dan tekanan 1,4 atm, reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis karena
mengeluarkan panas. Yield yang dihasilkan pada prosese ini adalah 98 % dan
kemurnian dari hasil ( anilin ) yang tinggi ini ( 99 % ) mengakibatkan anilin
dari segi komersial dapat digunakan (Faith and Keyes, DB, 1957).
1.4 Reaksi Pembentukan Anilin
1. Oksidasi
Oksidasi anilin telah banyak diselidiki, dan dapat mengakibatkan reaksi
lokal pada hasil nitrogen atau lebih umum dalam pembentukan ikatan CN baru.
Dalam larutan alkali, az ob e n z e ne hasil, sedangkan a s a m a r s e n me nghasilkan
pewarna violaniline-violet. a s a m krom a t men gubahnya menjadi k uinon ,
sedangkan Klo r a t , di hadapan garam logam tertentu (terutama v a n a dium ),
memberikan "hitam anilina". Asam klorida dan potasium klorat
memberikan Chlor a nil . K a l i um p e rm a n g a n a t d alam larutan netral mengoksidasi
ke ni t rob e n z e na , dalam larutan alkali untuk az ob e n z e ne , amonia dan a s a m
oks a lat , dalam larutan asam untuk anilina hitam. a s a m
h y po c hl o rous memberikan 4 -a m i nof e nol d an para-amino dif e ni l a m i n . Polimer
ini menunjukkan redoks kaya dan sifat asam-basa.
2. Ektrofilik reaksi pada karbon
Seperti f e nol , turunan anilin sangat rentan terhadap subs t i t usi
e lektr o filik r eaksi. Reaktivitas tinggi Itu mencerminkan bahwa itu
adalah e n a m i na , yang meningkatkan kemampuan-menyumbangkan elektron
cincin. Sebagai contoh, reaksi anilin dengan a s a m sulf a t p ada 180 ° C
menghasilkan a s a m sul f a ni l a t , H 2 NC 6 H 4 SO 3 H, yang dapat dikonversi
ke sulf a ni l a m i de. S ulfanilamide adalah salah satu ob a t sulfa , yang banyak
digunakan sebagai a nt i b a kte r i p ada awal abad 20. Reaksi Skala industri terbesar
dari anilin melibatkan alkilasi dengan fo r mald e h i da :
2C 6 H 5 NH 2 + CH 2 O → CH 2 (C 6 H 4 NH 2 ) 2 + H 2 O 2 C 6 H 5 NH 2 +
CH 2 O → CH 2 (C 6 H 4NH 2) 2 + H 2 O
Diamina dihasilkan pendahulu untuk 4,4 ' - M D I d an diisocyanates terkait.
3. Kebasaan
Anilin adalah lemah b a sis . a rom a t i k a m i na seperti anilin adalah, pada
umumnya, lemah basa jauh dari a lif a t i k a mina karena efek-menarik elektron dari
kelompok fenil. Anilin bereaksi dengan asam kuat untuk
membentuk a ni l in i um ( atau phenylammonium) ion (C 6 H 5-NH
3 +). Sulf a t bentuk piring putih yang indah. Meskipun anilin adalah lemah
dasar, p r e sip i tat s e ng , a l um i niu m , dan b e s i g aram, dan, pada pemanasan,
mengusir a mon i a dari garam. Kebasaan lemah karena efek induktif negatif
sebagai pasangan elektron mandiri pada nitrogen sebagian terdelokalisasi ke
dalam sistem pi dari cincin benzena.
4. Asilasi
Anilin bereaksi dengan asam karboksilat [ 3] a tau lebih mudah dengan a sil
klorida s eperti a s e t i l klorida untuk memberikan a m i d a . Amida terbentuk dari
anilin kadang-kadang disebut anilides, misalnya CH 3-CO-NH-C
6 H 5 adalah ace t a ni l ide. Antif ebrin (acetanilide), anti-piretik dan analgesik,
diperoleh dengan reaksi a s a m as e tat dan anilin.
5. N-Alkilasi
N-metilasi dari anilin dengan me t a nol p ada temperatur tinggi selama
catalsts asam memberikan N-methylaniline dan d i met h y lanil i ne:
C 6 H 5 NH 2 + 2 CH 3 OH → C 6 H 4 N(CH 3 ) 2 +
H 2 O C 6 H 5 NH 2 + 2 CH 3 OH → C 6 H 4 N (CH 3) 2 + H 2 O
Metil dan dimethylaniline adalah cairan berwarna dengan pb dari 193-195 ° C
dan 192 ° C, masing-masing. Derivatif ini penting dalam industri warna. Anilin
menggabungkan langsung dengan a lk i l iod i da untuk membentuk amina sekunder
dan tersier.
6. Karbon disulfida derivatif
Direbus dengan k a rb o n disu l fida , memberikan sulfocarbanilide
(difenil t i our e a ) (CS (NHC 6 H 5) 2), yang dapat dipecah menjadi
fenil iso t hio c y a n a te ( C 6 H 5 SSP), dan triphenyl g u a nid i n ( C 6 H 5 N = C (
NHC 6 H 5) 2).
7. Diazotization
Anilin dan yang cincin-derivatif digantikan bereaksi dengan a s a m
ni t rit untuk membentuk g a r a m dia z oniu m . Melalui intermediet, anilin dapat
dengan mudah dikonversi ke-OH,-CN, atau h a l i da mel alui r e a ksi S a ndm e y e r .
8. Reaksi lain
Bereaksi dengan nitrobenzena untuk menghasilkan ph e n a z ine di - A u e
r e a ksi W oh l . Hidr ogenasi memberikan c y c lohe x y lamine .Menjadi reagen standar
di laboratorium, anilin digunakan untuk reaksi banyak niche. Asetat digunakan
dalam uji a s e tat Anil i na untuk karbohidrat, mengidentifikasi pentosa oleh
konversi untuk fu r fu ra l . H al ini digunakan untuk noda saraf RNA biru di Nissl
nod a .
1.5 Kegunaan Anilin
1. Bahan bakar roket.
2. Pembuatan zat warna diazo.
3. Obat-obatan.
4. Bahan peledak.
1.6 Mekanisme Reaksi
Reaksi pembuatan anilin dari nitrobenzen dan gas hidrogen merupakan reaksi
reduksi fase uap dengan mekanisme reaksi sebagai berikut :
Gambar 2.1. Mekanisme Reaksi Reduksi Nitrobenzene
Senyawa alifatik maupun aromatik yang mengandung gugus nitro dapat
direduksi menjadi amina. Namun reaksi senyawanitro aromatik (nitrobenzene)
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk direduksi menjadi senyawa amina.
Banyak agen pereduksi yang dapat digunakan untuk mereduksi nitrobenzene.
Diantaranya yang paling sering digunakan adalah Zn, Sn, atau Fe (dan beberapa
logam lainnya), asam, dan hidrogenasi katalitik.Reduksi dengan logam dalam asam
mineral berlangsung begitu cepat dan selalu menghasilkan senyawa amina dalam hal
ini anilin.
1.7 Tinjauan Kinetika
Ditinjau dari segi reaksinya, kecepatan reaksi yang terjadi berbanding lurus
dengan kenaikan temperaturnya. Hal ini dapat ditunjukan melalui persamaan
Arhennius :
Yang mana pada proses pembuatan anilin dari nitrobenzene fase uap
persamaan nilai k adalah sebagai berikut:
Sehingga reaksi merupakan reaksi orde satu dari nitrobenzen
( Doraiswamy, 1984 )
Temperatur dari suhu 20C -diatas 300 C yang digunakan untuk
kondisi reaksi . Reaksi ini bersifat reaksi eksotermis, secara termodinamis
akan menurunkan konversi. Temperatur terbaik (optimal) harus dipilih untuk
memberikan pertimbangan pembentukan produk aniline yang terjadi secara
maksimal. Penurunan suhu akan membuat reaksi berjalan ke arah produk.
1.8 Tinjauan Termodinamika
Reaksi pembuatan anilin dari nitrobenzen ini berlangsung secara eksotermis,
hal ini dapat ditinjau dari ∆H reaksi pada suhu 298 K.
Reaksi: C6H5NO2(g) + 3 H2(Cu) C6H5NH2(g) + 2 H2O (g)
Nitrobenzen Hidrogen Anilin Air
∆HR(298 K) = ∆H produk - ∆H reaktan
= ∆H (C6H5NH2 + 2 H2O) - ∆H (C6H5NO2 + 3 H2)
= (86.860 + 2 * (-241.820)) – (67.600)
= -464.128 J/mol
Nilai ∆HR (298 K) bernilai negatif, maka reaksi ini merupakan reaksi eksotermis.
Penurunan suhu dapat meningkatkan harga K (konstanta kesetimbangan).
∆G° (298 K) = ∆G°produk - ∆G°reaktan
= ∆G°(C6H5NH2 + 2 H2O) - ∆G°(C6H5NO2 + 3 H2)
= (166.690 + 3 * (-228.590)) – (158.000)
∆G° (298 K)
=
=
-677.080 J/mol
- R T ln K 298 K
ln K 298 K = ∆𝐺° (298
𝐾 ) =
− 677080 −8,314∗298= 273.284
𝐾523𝐾 ��298 𝐾 ln𝐾273𝐾 = (∆H𝑅 ) ( 1
�������𝑎�𝑖 − 1
)��298𝐾ln K 523K – ln K 298K = ( − 744720) ( 1 − 1 )ln K 523K– 273,284= 156,841
8,314
523 273
ln K 523K = 430,125
dengan harga ln K 523Kyang tinggi, dapat disimpulkan bahwa reaksi pembentukan
anilin dari nitrobenzen merupakan reaksi irreversible (reaksi yang tidak dapat balik)
1.9 Uraian Proses Pembuatan Anilin
Nitrobenzene dari tangki penyimpan dialirkan ke vaporizer 01. Uap
nitrobenzene kemudian diumpankan ke dalam reactor fixedbed multitubular bersama
dengan gas hidrogen yang berasal dari umpan segar dan recycle dari separator
sehingga suhu umpan sekitar 155°C.
Di dalam reaktor terjadi reaksi reduksi yang bersifat eksotermis (keluar panas)
sehingga suhu keluar reaktor lebih tinggi dari suhu umpan sekitar 240°C. Hasil reaksi
kemudian didinginkan di dalam condenser parsial sehingga senyawa² yang
mempunyai titik didih tinggi akan mengembun sedangkan gas hydrogen tidak
mengembun. Gas H2 yang keluar dari separator condenser parsial direcycle ke reactor
sedangkan embunan (cairan) diumpankan ke dalam decanter.
Di dalam decanter senyawa organic (hydrocarbon) akan terpisah dari air
karena sifat yang tidak larut dan akan keluar dari bagian bawah decanter, untuk
diumpankan ke dalam menara distilasi 01. Air yang mempunyai densitas lebih kecil
keluar dari bagian atas dan dialirkan ke UPL.
Menara distilasi 01 digunakan untuk memisahkan air yang masih terikut dan
akan diperoleh sebagai hasil atas yang kemudian dialirkan ke UPL. Hasil bawah yang
berupa aniline dan nitrobenzene kemudian diumpankan ke dalam menara distilasi 02.
Hasil atas menara distilasi 02 berupa senyawa aniline yang merupakan produk
kemudian ditampung di tangki produk. Hasil bawah yang berupa senyawa
nitrobenzene yang diperkirakan sudah rusak (waste) dialirkan ke UPL.
BAB III
KESIMPULANAnilin merupakan senyawa organik dengan komposisi C6H5NH2 yang termasuk
kedalam senyawa aromatik, yang bersifat basa, dan akan mengalami reaksi oksidasi jika kontak dengan sinar matahari.
Anilin dapat dibuat dengan cara Aminasi Chlorobenzene dan reduksi Nitrobenzene. Anilin dalam kehdupan sehari-hari dgunakan sebagai bahan bakar roket, pembuatan zat warna diazo, obat-obatan, bahan peledak.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden Ralph.J. & fesssenden Joan S. 1986. Kimia organik edisi II. Erlangga. Jakarta.
Fessenden Ralph.J. & fesssenden Joan S. 1986. Kimia organik edisi III. Erlangga. Jakarta.
Petrucci ralph H.- Suminar. 1985. Kimia dasar edisi keempat-jilid 3. PT. Gelora Aksara Pratama.Bogor.
Siegrried ebel. 1978. Obat sintetik buku ajar&penanganan. GM university press. Jogjakarta.