cover lampiran critical review
DESCRIPTION
punya saya berisi cover dan lampiran rangkuman dari beberapa jurnal yang akan di bandingkan denganyang saya kritisiTRANSCRIPT
-
B SEMAR
SHABRINA GHAISANI
115060500111033
C R I T I C A L [R E V I E W ]PENGARUH AKTIVITAS KAWASAN TERHADAP SIRKULASI LALU LINTAS DI KAWASAN JALAN PANDANARAN (OLEH: SHIFA FAUZIA)
-
LAMPIRAN
KUMPULAN REVIEW JURNAL
-
Review Jurnal Pendukung 1
KAJIAN HUBUNGAN ANTAR FUNGSI PADA KAWASAN CIHAMPELAS WALK BANDUNG
Dewi Parliana, Odi Adiatma,
Muhammad, Rizki Ananda Putra
CiWalk, kawasan pusat perbelanjaan yang berada pada koridor jalan Cihampelas,
direncanakan sebagai open mall yang pertama di Bandung, dengan konsep memaksimalkan ruang
terbuka bagi pedestrian, yang mana membuat CiWalk menjadi ikon pada koridor Jalan Cihampelas.
Hal tersebut menyebabkan bertambahnya fungsi kawasan pusat perbelanjaan Cihampelas Walk
menjadi multi fungsi, yaitu fungsi pusat perbelanjaan dan hotel. Dengan penambahan fungsi ini,
ruang ruang tersisa CiWalk yang pada awalnya berfungsi sebagai ruang ruang terbuka, kemudian
di manfaatkan untuk mewadahi fungsi tambahan hotel tersebut, dan harus dapat beradaptasi
dengan adanya penambahan ini. Dampak yang besar terjadi pada ruang ruang terbuka yang
semula adalah ruang orientasi bangunan utama, kemudian ruang tersebut di tempati oleh massa
bangunan hotel. Bangunan utama perbelanjaan yang menjadi fungsi utama pada kawasan ini
kehilangan orientasi dan eksistensinya.
Metodologi penulisan ini adalah mengkaji alur hubungan antar fungsi bangunan dan alur
hubungan fungsi ruang luar pada kawasan Cihampelas Walk. Karena penulisan ini juga merupakan
penulisan kualitatif yang bertujuan untuk memberi penjelasan (explanatory), maka cara yang diambil
dalam penelitian ini melalui survey lapangan. Pendekatan penulisan yang dipakai dalam
melaksanakan penulisan ini adalah dengan grounded theory.
Dari hasil survey dan analisis, ditemukan bahwa sirkulasi pada kawasan Cihampelas Walk
terbagi dari 2 bagian yaitu sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan. Pejalan kaki pada kawasan
tersebut diarahkan untuk berjalan dari main entrance, sehingga pengunjung dibuat harus melewati
dan melihat retail-retail pada kawasan tersebut. Sirkulasi teletak pada lantai 1 dan lantai 2 (selasar
yang beratap). Sedangkan sirkulasi kendaraan berada pada bagian sisi kawasan yang langsung
berhubungan dengan parkiran. Ruang terbuka adalah hal yang menjadi konsep utama dan daya tarik
yang berbeda. Ruang terbuka ini terbentuk akibat oleh massa - massa bangunan sehingga
terciptanya ruang - ruang terbuka yang juga berfungsi menjadi penghubung massa satu dan lainnya.
Area pedestrian berada pada setiap sirkulasi pejalan kaki, yang menjadi fasilitas pendukung untuk
pengunjung yang berjalan kaki yang mana diketahui konsep Cihampelas Walk itu menerapkan
konsep Walking.
Kawasan Cihampelas Walk memiliki beberapa linkage yang terbentuk oleh fungsi - fungsi dan
tatanan massa bangunan, linkage pula yang menjadi penghubung antara fungsi satu dan fungsi
lainnya. Linkage yang terbentuk yaitu Linkage visual garis berada pada area foodcourt depan atau
yang menghubungkan main enterance dan plaza, linkage visual koridor berada pada sirkulasi
foodcourt timur dan barat yang menjadi penghubung sekaligus sirkulasi, linkage visual sisi berada
pada sirkulasi kendaraan pada kawasan Cihampelas Walk yang menghubungkan main entrance
dengan parkir, linkage visual sumbu berada pada plaza kawasan Cihampelas Walk yang dibentuk
oleh deretan pohon - pohon dan massa - massa bangunan. Linkage struktural sambungan terbentuk
oleh deretan bangunan pada kawasan foodcourt depan dan foodcourt barat, massa bangunan
tersebut juga terhubung langsung dengan bangunan utama Mall. Linkage struktural tambahan
berada pada deretan bangunan foodcourt timur dengan bangunan embassy sehingga tercipta
linkage struktural tambahan. Linkage sebagai bentuk kolektif, Cihampelas Walk dikatagorikan
-
kedalam Compositional form yang berarti bentuk yang tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri
secara dua dimensi yang dimana pada kenyataannya Cihampelas Walk memiliki massa-massa
bangunan yang terpisah satu dengan lainnya (multi massa).
Dikarenakan fungsi - fungsi yang berbeda dan letak fungsi - fungsi tersebut terpisah satu
sama lain maka terbentuk sebuah linkage yang menghubungkan fungsi - fungsi tersebut yang berupa
sirkulasi, taman dan ruang terbuka. Arsitektur sangat penting dalam proses pembentukan kawasan
Cihampelas Walk baik secara fungsi maupun visual. Bagaimana terhubungnya fungsi satu dengan
lainnya sehingga terbentuk sebuah linkage yang sehingga dimana linkage/ hubungan antar fungsi
tersebut sangat mempengaruhi kenyamanan pengunjung dan menjadi salah satu parameter bagi
pengunjung untuk mengunjungungi Cihampelas Walk.
Kontribusi Untuk Mereview Jurnal Pembanding 1
Pelaku Kontribusi studi
Pengembang
Masukan dalam meningkatkan kualitas linkage antar dua
fungsi atau lebih pada suatu kawasan dalam
rangkamenciptakan jalur pergerakan yang baik, teratur, dan
meningkatkan citra kota.
Pemerintah
Masukan untuk penambahan fasilitas, atau ruang terbuka
pada kawasan, yang dapat mendukung eksistensi bangunan
utamanya dan tetap mempertahankan konsep kawasannya.
Masyarakat
Dapat dijadikan media untuk menyalurkan aspirasi para
pengunjung atau pengguna sirkulasi pada kawasan agar
menjadikan kawasan layak, nyaman, dan sesuai dengan
kebutuhan aktivitas.
Penulis / reviewer
Memahami jenis-jenis serta metode pengkajian terhadap
bentuk hubungan sirkulasi atau fungsi pada suatu kawasan.
Artikel ini dapat dijadikan alternatif dalam pengembangan,
baik suatu penelitian maupun rancangan.
Jurnal Utama Kajian ini memakai teori yang sama dengan artikel utama,
Hamid Shirvani (1985), perihal elemen kota yaitu sirkulasi
-
Review Jurnal Pendukung 2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN AKTIVITAS FORMAL DAN AKTIVITAS
INFORMAL DI RUANG JALAN JENDERAL SUDIRMAN, SALATIGA
(Batas Tugu Taman Sari - Jalan A. Yani , Salatiga)
Vincentia Reni Vita Surya
Ir. Haryadi, M.Arch, P.hD dan Ir. Jatmika AS, M.Sc., P.hD
Kontribusi Untuk Mereview Jurnal Pembanding 2
Pelaku Kontribusi studi
Pengembang
Pemerintah
Masyarakat
Penulis / reviewer
Jurnal Utama
-
Review Jurnal Pendukung 3
POLA PENYEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA SINGARAJA
I Gusti Ayu Adi Rahayuni
(I Wayan Treman dan I Putu Ananda Citra)
Kota merupakan suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk
yang tinggi dan diwarnai pula dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang
materialistis (Sriartha, 2004:40-41). Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk
menyebut penjaja dagangan yang menggunakan gerobak. Keberadaan PKL dapat dengan mudah
ditemukan terutama di wilayah perkotaan. Salah satunya adalah Kota Singaraja. Kota Singaraja
merupakan Ibu kota Kabupaten Buleleng yang berlokasi di sebelah utara Pulau Bali.
Kehadiran PKL di Kota Singaraja pada satu sisi memberikan keuntungan bagi konsumen,
pemerintah maupun untuk pedagang itu sendiri dalam menekan jumlah pengguran, menyediakan
berbagai keperluan masyarakat dengan harga relatif terjangka. Namun disisi lain, PKL sering
dikaitkan dengan dampak negatif bagi lingkungan perkotaan dengan munculnya kesan kotor, kumuh
dan tidak tertib. Tidak heran jika masyarakat sering kali mengeluh akibat dari aktivitas PKL yang
memanfaatkan fasilitas publik untuk berjualan. Fenomena tersebut menggambarkan masih kurang
matangnya perencanaan dan pengawasan pembangunan pada seluruh bagian kota, sehingga
menyebabkan PKL berkembang dengan tidak terencana dan liar. Untuk itu perlu dilakukan penelitian
untuk melihat pola yang terbentuk dari aktifitas PKL yang berjualan di lokasi-lokasi publik, sehingga
dapat dijadikan acuan dalam penataan PKL dan pengendalian perkembangan suatu kawasan
selanjutnya. Berdasarkan pada latar belakang inilah, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui (1) pola penyebaran PKL di Kota Singaraja, (2) mengidentifikasi faktor-faktor pola
penyebaran PKL di Kota Singaraja dan (3) menganalisis dampak keberadaan PKL terhadap
kenyamanan masyarakat di Kota Singaraja.
Adapun rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian
deskriptif denga menggunakan analisis kualitatif. selanjutnya dideskripsikan untuk menjelaskan
variabel-variabel yang diteliti dengan hasil akhir berupa diketahuinya pola penyebaran PKL di Kota
Singaraja, faktor yang mempengaruhi pola penyebaran PKL dan dampak keberadaan PKL terhadap
kenyamanan masyarakat Kota Singaraja. Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah pola
penyebaran PKL di Kota Singaraja dan subjeknya adalah PKL yang dijadikan sebagai populasi. Sampel
diambil secara purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi
dua yaitu, dat primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui observasi lapangan dan
kuesioner sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui pencatatan dokumen data fisiografis dan
demografis Kota Singaraja.
Berdasarkan penyajian data, hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan bahwa pola penyebaran PKL dikeempat lokasi penelitian di Kota Singaraja yaitu kawasan
pusat pendidikan, kawasan permukiman, pusat rekreasi/taman kota dan pasar membentuk pola
yang beragam. Aktivitas PKL kawasan pendidikan dan kawasan permukiman menimbulkan pola
penyebaran PKL secara memanjang atau linier aglomeration. Pola tersebut terbentuk karena
aktivitas PKL mengikuti pola jaringan jalan. Sedangkan PKL yang beraktivitas di Kawasan pusta
rekreasi/taman kota dan pasar membentuk pola penyebaran PKL secara mengelompok atau focus
aglomeration. Pola mengelompok tersebut terbentuk oleh karena, aktivitas PKL hanya terpusat pada
aktivitas yang terjadi di kedua kawasan tersebut, hal tersebut tampak dari aktivitas PKL yang berada
menglilingi kawasan pasar dan taman kota.
-
Faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pola penyebaran PKL pada keempat
kawasan penelitian di Kota Singaraja yaitu pada kawasan pusat pendidika, kawasan perumahan,
pusat rekreasi/taman kota dan pasar adalah aglomerasi, jadi akitivitas PKL cenderung memanfatkan
pusat-pusat atau sejumlah lokasi yang ramai di kunjungi oleh banyak orang. Selain itu, aksesibilitas
yang tinggi pada keempat lokasi menarik minat PKL utuk berjualan pada kawasan-kawasan tersebut.
Dampak keberadaan PKL di Kota Singaraja terutama pada empat kawasan yang dijadikan
sebagai lokasi penelitian menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif dari kehadiran
PKL dalam kaitannya dengan kenyamanan masyarakat pada kawasan pusat pendidikan, kawasan
permukiman, pusat rekreasi/taman kota dan pasar di Kota Singaraja yaitu, PKL dapat memberikan
pelayanan yang dapat dijangkau oleh konsumen sebab harga yang ditawarkan relatif murah selain
itu, aktivitas PKL yang berjualan dekat dengan kawasan publik memudahkan konsumen untuk
menjangkau PKL. Dampak negatif yang diakibatkan PKL pada umumnya menimbulkan kemacetan
dan menganggu aktivitas pejalan kaki. Pengelolaan sampah sudah cukup baik tertuama di kawasan
permukiman, pusat pendidikan dan pusat rekreasi/taman kota, sebab PKL telah menyediakan sarana
pembuangan sampah yang memadai. Sedangkan PKL yang berada di pasar tidak mengindahkan
kebersihan sehingga tampak kotor dan kumuh.
Kontribusi Untuk Mereview Jurnal Pembanding 3
Pelaku Kontribusi studi
Pengembang
Masukan dalam menata pola fasilitas perdagangan untuk
meminimalisir timbulnya dampak negatif pada lingkungan
sekitarnya.
Pemerintah
Masukan untuk mengetahui upaya-upaya pengendalian
penyebaran PKL sehingga dapat meningkatkan kualitas
sirkulasi yang biasanya dimanfaatkan PKL.
Masyarakat
Dapat memberikan informasi tentang pola penyebaran atau
pertumbuhan PKL di Kota Singaraja agar nantinya masyarakat
dapat mengantisipasi maupun mengambil manfaat dari
keberadaan PKL itu sendiri.
Penulis / reviewer
Memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola
penyebaran PKL. Penulis juga dapat mempelajari tentang
kaitan pola penyebaran dengan kualitas pencitraan kawasan
Jurnal Utama
Merupakan kajian yang dapat mendukung penelitian pada
jurnal utama, sehingga dapat dijadikan bahan untuk
merivew. Kajian ini memakai teknik analisis yang sama, yaitu
Analisis dengan pendekatan deskriptif.
-
Review Jurnal Pendukung 4
PENGARUH AKTIVITAS PEKENAN DI PASAR JATINOM
TERHADAP PEMANFAATAN RUANG DESA
Rini Hidayati
Jatinom merupakan satu-satunya desa yang berbentuk kelurahan di Kecamatan Jatinom
Kabupaten Klaten. Desa ini lebih dikenal dengan tradisi sebaran apem atau tradisi Ya Qowiyyu setiap
hari jumat pertengahan bulan Safar. Jatinom merupakan desa non agraris, dengan mata pencaharian
sebagian besar penduduknya adalah pedagang dan pegawai. Di desa ini dilalui jalan raya yang
menghubungkan dengan kecamatan-kecamatan di sekitarnya. Di sepanjang jalan ini terdapat dua
pasar yaitu Pasar Jatinom dan Pasar Gabus, dimana keduanya memiliki perbedaan komoditas yang
diperdagangkan. Pasar Jatinom sebagian besar menjual kelontong dan barang kebutuhan pokok,
sementara Pasar Gabus menjual sayur-sayuran. Pasar Jatinom memiliki peranan ekonomi penting
bagi desa Jatinom dan desa-desa di sekitarnya. Pasar ini lebih dahulu terbentuk, yang diawali dengan
adanya bakul-bakul yang adang-adang (menunggu) di ara-ara (alun-alun) yang berada di seberang
jalan atau sisi selatan dari posisi pasar yang sekarang. Seiring bertambah banyaknya pedagang di
area tersebut, kemudian ditempatkan di sisi utara jalan sebagaimana lokasi saat ini.
Di Pasar Jatinom saat ini masih menerapkan sistem pekenan, atau pasar yang berdasarkan
lima hari pasaran Jawa, disamping kegiatan perdagangan harian. Hari pasaran di Jatinom adalah legi.
Setiap legi suasana jalan desa dan pasar sangat ramai, banyak pedagang-pedagang yang
berdatangan dari desa-desa sekitar untuk menjual hewan ternaknya seperti sapi, kambing, kelinci,
dan unggas serta alat-alat pertanian. Para pedagang tersebut menempati ruang-ruang desa
terutama di sekitar pasar. Karena sifatnya bukan kegiatan harian, aktivitas pekenan tersebut
sebagian menempati ruang-ruang desa secara informal.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-interpretif, dimana dalam metode ini
memerlukan keterlibatan peneliti untuk memahami fenomena yang dihadapi. Pemahaman dibangun
melalui mediasi antara peneliti dan data yang bersifat konstruksionis-refleksif. Analisis data pada
kasus pertama akan memunculkan tema-tema yang menonjol. Tema-tema tersebut kemudian dikaji
untuk menghasilkan temuan yang bersifat sementara. Tema-tema dan temuan sementara tersebut
kemudian dikaji lebih lanjut pada kasus berikutnya untuk menghasilkan temuan yang merupakan
pengujian hasil analisis atas data kasus sebelumnya yang bersifat deduktif. Pada akhir proses ini
didapatkan temuan akhir, yang merupakan hasil analisis yang dilakukan secara induktif dan bersifat
konstruktif yang diangkat dari empiri.
Berdasar analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengaruh aktivitas pekenan pada
Pasar Jatinom terhadap pemanfaatan ruang desa adalah sebagai berikut :
1. Aktivitas pekenan menempati ruang-ruang terbuka desa terkait jenis dagangan yang
membutuhkan ruang terbuka, baik yang disediakan pemerintah setempat secara formal maupun
menempati ruang terbuka desa secara informal, dengan ijin pemerintah setempat.
2. Terdapatnya pemanfaatan ruang desa berdasar kesepakatan pengguna ruang, karena tidak
terdapatnya aturan resmi terkait pembagian area dagang.
3. Fleksibilitas pemanfaatan ruang, terutama di ara-ara atau alun-alun desa.
-
Adanya aktivitas pekenan yang tidak bersifat harian dan menempati ruang-ruang terbuka desa, dan
pasar tetap, maka secara keseluruhan kegiatan perdagangan di pasar Jatinom mengakomodasi ciri
pasar desa dan pasar kota Jawa.
Kontribusi Untuk Mereview Jurnal Pembanding 4
Pelaku Kontribusi studi
Pengembang
Masukan dalam meningkatkan keberadaan ruang yang
mewadahi aktivitas perdagangan yang juga dapat
meningkatkan kualitas ruang sosial bersama.
Pemerintah
Masukan untuk mengetahui upaya-upaya apa yang harus
dilakukan dan diketahui dalam mengembangkan dan
meningkatkan fasilitas pewadah kegiatan warga dengan
memperhatikan kondisi sosial.
Masyarakat
Dapat memberikan informasi tentang kondisi perilaku dan
aktivitas pasar agar nantinya masyarakat dapat
meningkatkan kualitas ruang terbuka sosial.
Penulis / reviewer
Mengetahui pengaruh yang akan timbul apabila suatu
fasilitas yang tersedia tidak memenuhi standar kebutuhan
aktivitas. Penulis juga dapat memahami jenis-jenis penulisan
serta pendekatan dalam mengkaji suatu kajian yang
bertemakan perilaku
Jurnal Utama Merupakan artikel yang dapat menjadi pendukung untuk
mengkaji jurnal utama dalam segi pandang yang berbeda
-
Review Jurnal Pendukung 5
KAJIAN BENTUK DAN TATANAN MASSA
DI KAWASAN BANGUNAN CI-WALK (CIHAMPELAS WALK)
Widji Indahing Tyas, Dadan Muhammad Danial, Agy Braja Izjrail
Cihampelas Walk (Ci-walk) di Bandung, open mall pertama di Indonesia beroperasi mulai
tahun 2003 akhir dan berdiri di atas lahan seluas 3.5 hektar.Sepertiga dari keseluruhan lahan
digunakan untuk bangunan pertokoan, sedangkan dua pertiga sisanya di gunakan untuk area parkir
dan area bagi pejalan kaki dengan pemandangan taman terbuka yang ditumbuhi pepohonan dan
tanaman bunga. Blok bangunan Cihampelas Walk mencakup sekitar 150 retail terkemuka.
Cihampelas Walk menawarkan mall dengan konsep baru yang terbuka dan dinamis. Sehingga
pengunjung dapat melihat dan merasakan ini mulai dari memasuki pintu gerbang Cihampelas walk.
Ci-walk menjadi Icon pada koridor jalan Cihampelas, tentunya memberikan dampak yang cukup
besar bagi Ci-walk itu sendiri, terutama dari faktor pariwisata. Dari faktor ini jelas bahwa Ci-Walk
harus dapat beradaptasi dengan permintaan serta kebutuhan yang ada, terutama dari faktor
pariwisata Bandung itu sendiri sebagai kota yang dimana kawasan Ci-Walk itu berdiri. Dengan
menata bentuk dan tatanan massa pada kawasan Ci-walk, membuat pengunjung akan merasa betah
di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor).
Kami akan mengkaji dan mengidentifikasi bentuk dan tatanan massa yang ada di Ci-Walk
melalui pendekatan fungsi yang terjadi antara ruang ruang dalam bangunan dengan area terbuka
seperti tempat parkir, area taman serta pepohonan (area hijau) dan plasa pengunjung (open space)
serta orientasi yang mempengaruhi bentuk dari bangunan Ci-walk itu sendiri sehingga membuat
bentuk bangunan Ci-walk itu seperti sekarang ini.
Metoda studi dilakukan melalui metoda deskriptif, analitif kualitatif. Metode deskriptif
dilakukan dengan cara mendeskripsikan keadaan bentuk dan tatanan massa bangunan pada
kawasan bangunan Ci-Walk. Metode analitif ditempuh dengan menganalisa secara kualitatif dari
bentuk dan tatanan massa bangunan sebagai sarana dan prasarana bagi pengunjung pada bangunan
Ci-Walk berdasarkan teori figur ground yang didapat dari literatur. Metoda pengolahan data yang
digunakan ialah dengan cara mempelajari dan membandingkan bentuk dan tatanan massa pada
bangunan Ci-Walk dengan teori figure ground.
Dari survey dan analisis yang telah dilakukan, land use (tata guna lahan) yang dipakai yaitu
luas terbangun pada lahan adalah 11.700 m sedangkan luas ruang terbuka adalah 23.300 m
sudah sesuai dengan aturan tata guna lahan di kota Bandung. Bangunan utama yang menjadi ciri
khas dari Cihampelas, yang berfungsi sebagai retail shop indoor yang memiliki merk/brand ternama,
bentuknya mengikuti lansekap dan tapak kontur yang terdapat di kawasan tersebut. Konsep
perletakan dan bentuk massa yang ada pada kawasan Cihampelas Walk dipengaruhi oleh bentuk site
yang linear, sehingga gubahan massa yang mengikuti alur site tersebut didominasi oleh gubahan
massa yang linear, maka bagian depan dari kawasan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai retail shop
dan segaligus dijadikan sebagi akses masuk ke bangunan utama. Parkir dan Sirkulasi kawasan
Cihampelas Walk awalnya berbentuk parkir outdoor, kemudian dengan dibangunnya Hotel Sensa
dan retail shop dibuatlah gedung parkir yang berada di sisi kanan dari site, sehingga sirkulasi
kendaraan mudah untuk menarik pengunjung. Ruang Terbuka di kawasan Ci-Walk berupa lapang,
tempatnya orang berkumpul. selain itu tempat ini sering dijadikan tempat untuk digelarnya berbagai
even, seperti bazar dan acara musik.Pedestrian Ways ( Pedestrian ), yang terbangun sebelum adanya
-
Sensa Hotel adalah hanya sebatas antara sekeliling Main Building dan antara Open Space Plasa yang
ada. Setelah adanya Sensa Hotel, Pedestrian berorientasi linear sehingga memberikan kemudahan
untuk ruang ruang yang akan dituju.Untuk menjaga kelestarian alam kawasan ini memanfaatkan
pohon yang berada pada site untuk dijadikan elemen landscape, selainitu pohon yang ada berfungsi
sebagai pengarah, peneduh, dan buffering suara/kebisingan.
Tekstur yang dimiliki kawasan Ci-Walk adalah Tekstur Heterogen, dimana konfigurasi yang
dibentuk oleh massa dan ruangnya mempunyai ukuran, bentuk dan kerapatan yang berbeda. Ini
ditujukan agar pengunjung bisa merasakan suatu kawasan yang memiliki banyak variasi bentuk
massa dan ruang dari kawasan ini. Pola massa dan ruang yang disajikan oleh kawasan Ci-walk adalah
Pola Organis, terlihat dari konfigurasi massa dan ruang yang dibentuk secara tidak beraturan. Ini
disebabkan oleh penambahan dan perubahan bentuk massa yang dilakukan pada zona atau bagian
dari Sensa Hotel, sehingga berpengaruh pada keteraturan tatanan massa dari kawasan ini. Bangunan
utama yang berbentuk linear dalam kawasan ini dikelilingi oleh bangunan pendukung sehingga
kawasan ini memiliki elemen solid yang disebut Blok Medan, yaitu merupakan konfigurasi yang
terdiri dari kumpulan massa bangunantersebar secara luas. Berdampak juga pada elemen voidnya,
elemen void kawasan ini memiliki sistem terbuka sentral yang dibatasi oleh massa dimana kesan
ruang bersifat terbuka namun masih tampak terfokus.
Kontribusi Untuk Mereview Jurnal Pembanding 5
Pelaku Kontribusi studi
Pengembang
Dengan pengembangan kawasan di daerah yang potensial
seperti kawasan pariwisata dapat menjadi salah satu lahan
properti yang cukup berkompeten
Pemerintah
Menjadi masukan pada pemerintah untuk pelestarian alam
kawasan yang diharapkan dapat mengatasi tingginya kebutuhan
ruang teduh dan ruang serapan air.
Masyarakat Masyarakat dapat mengetahui pentingnya variasi bentuk dalam
suatu kawasan dan dapat memanfaatkannya dengan baik.
Penulis / reviewer
Jurnal tidak memiliki masalah yang kompleksnamun memiliki
kaitan dengan aktivitas serta kondisi sekitar yang notabene
merupakan kawasan perbelanjaan yang tinggi pemasukannya.
Metode pengkajian tentang kualitas bentuk dan pola bangunan
juga dapat dijadikan sarana pembelajaran dalam pembuatan
penelitian selanjutnya
Jurnal Utama Kajian ini memakai teori yang sama dengan artikel utama,
Hamid Shirvani (1985), perihal elemen kota yaitu sirkulasi
-
Review Jurnal Pendukung 6
KAJIAN KARAKTERISTIK BERLOKASI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)
PADA KAWASAN PERDAGANGAN DI SEMARANG
(Studi Kasus: Jalan Karini, Kota Semarang)
Oktarina Dwijayanti dan Retno Widjajanti
Lokasi berdagang PKL seringkali terkait dengan sektor formal yang ada disekitarnya. Hasil
penelitian yang dikemukakan oleh Waworoentoe dalam Widjajanti (2000:28), PKL biasanya akan
tumbuh berkembang pada ruang-ruang fungsional kota (pusat perdagangan/pusat
perbelanjaan/pertokoan, pusat rekreasi/hiburan, pasar, terminal/pemberentian kendaraan umum,
pusat pendidikan, pusat perkantoran). Kebaradaan PKL yang umumnya berada di kota-kota besar
yang padat penduduknya, juga muncul di Kota Semarang. Perkembangan aktivitas PKL yang cukup
pesat yang keberadaannya mulai menimbulkan permasalahan serius bagi lingkungan sekitarnya di
Kota Semarang, salah satunya adalah kawasan Jalan Kartini. Koridor Jalan Kartini, sesuai RDTRK BWK
I Kota Semarang 2000-2010 memiliki fungsi sebagai area perdagangan dan jasa. Namun sekarang
citra Jalan Kartini lebih dikenal sebagai area PKL burung dan pakaian bekas.
Semakin lama, Kawasan Kartini menjadi semakin padat karena perkembangan aktivitas PKL
dan barang dagangan yang dijual. Hal ini memunculkan titik-titik lokasi yang memiliki daya tarik bagi
PKL di kawasan Kartini. Salah satu tempat yang semakin padat adalah area boulevard. Selain itu,
trotoar juga tetap dimanfaatkan seperti adanya bengkel, penjual jok, beberapa pedagang makanan
dan tempat parkir kendaraan. Hal ini menjadikan sirkulasi pejalan kaki menjadi terganggu dan juga
beberapa rumah yang trotoar depannya digunakan sebagai area berjualan. Hal-hal ini menyebabkan
kemacetan di Jalan Kartini. Kemacetan sering kali timbul di jalan tersebut, terutama pada waktu
puncak ataupun hari libur.
Faktor lokasi merupakan hal yang paling penting dalam permasalahan PKL. Munculnya pro
dan kontra dalam penataan PKL, dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai kondisi dan
karakteristik PKL, terutama karakteristik berlokasi. Pentingnya faktor lokasi sebagai akar
permasalahan dalam pengaturan dan penertiban PKL menjadikan perlunya studi mengenai
karakteristik berlokasi PKL, baik aktivitas maupun ruang serta persepsi pedagang dengan pengunjung
kawasan tersebut mengenai keberadaan PKL pada kawasan perdagangan Jalan Kartini.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Dalam prosesnya, penelitian ini
memerlukan baik metode kuantitatif maupun kualitatif untuk mempertajam analisa dan
memperoleh rumusan karakteristik berlokasi PKL. Selain itu penelitian ini merupakan jenis penelitian
survey yang digunakan untuk tujuan penelitian deskriptif, dimana berusaha menjelaskan suatu
karakteristik. Penentuan sampel menggunakan teknik stratified random sampling untuk para
pedagang PKL dan teknik accidental sampling pada para pengunjung PKL. Teknik analisis yang
diperukan antara lain deskriptif statistik, tabulasi silang, deskriptif kualitatif, dan deskriptif
komparatif.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain karakteristik berlokasi PKL
terkait dengan karakteristi aktivitas kawasannya. Kestrategisan lokasi, kemudahan aksesibilitas,
memiliki keterkaitan aktivitas dengan kegiatan utama kawasan, adanya pengelompokkan jenis
dagangan PKL, jenis dagangan utama yang dijual, penempatan yang nyaman, dan ketersediaanya
kebutuhan prasarana adalah karakteristik berlokasi makro PKL. Karakteristik berlokasi mikro PKL
berada pada spot-spot yakni, JL. Kartini I,II, dan III serta Jalan Purwosari.
-
Kontribusi Untuk Mereview Jurnal Pembanding 6
Pelaku Kontribusi studi
Pengembang
Masukan dalam menata pola fasilitas perdagangan untuk
meminimalisir timbulnya dampak negatif pada lingkungan
sekitarnya.
Pemerintah
Masukan untuk mengetahui upaya-upaya pengendalian
penyebaran PKL sehingga dapat meningkatkan kualitas dalam
penempatan berlokasi pedagang.
Masyarakat
Dapat memberikan informasi tentang pola penyebaran atau
pertumbuhan PKL agar nantinya masyarakat dapat
mengantisipasi maupun mengambil manfaat dari keberadaan
PKL itu sendiri.
Penulis / reviewer
Memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lokasi
pertumbuhan PKL. Penulis juga dapat mempelajari tentang
kaitan pola penyebaran dengan kualitas pencitraan kawasan
Jurnal Utama
Merupakan kajian yang dapat mendukung penelitian pada
jurnal utama, sehingga dapat dijadikan bahan untuk
merivew. Kajian ini memakai teknik analisis yang sama, yaitu
Analisis dengan pendekatan deskriptif.
-
Review Jurnal Pendukung 7
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN
DI PASAR PANDAK GEDE
Nyoman Karnata Mataram
Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan makin meningkatnya pergerakan manusia
dan barang. Dengan demikian akan menyebabkan semakin besar juga jumlah pergerakan kendaraan
pada suatu daerah. Hal ini tentunya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup manusia yang
akhirnya menyebabkan berbagai ma salah lalu lintas yang harus ditangani secara berkesinambungan.
Jumlah manusia yang semakin banyak pada suatu wilayah yang sama, menyebabkan kebutuhan
mengunjungi tempat yang sama, pada saat yang sama, dan melalui jalur yang sama.
Konsekuensinya, ini menimbulkan konflik lalu lintas yang semakin rumit pula. Konflik ini tercermin
dari lalu lintas sehari-hari di jalan, pemusatan berbagai jenis kendaraan di suatu tempat, jumlah
manusia yang sama-sama memerlukan alat angkut yang sama dan lain-lain. Salah satu aktivitas yang
dapat menarik pergerakan adalah pasar. Pasar merupakan suatu tempat dimana bertemunya
penjual dan pembeli untuk melakukan jual beli barang. Salah satu pasar yang terdapat di Kabupaten
Tabanan adalah Pasar Pandak Gede yang memiliki tingkat aktivitas yang cukup besar sehingga
berpengaruh terhadap kinerja ruas jalan yang berada di depannya. Pasar yang tepatnya berada di
Kecamatan Kediri, di Desa Pandak Gede, Tabanan, memiliki luas sebesar 0,0994 Ha, yang terletak di
pinggir jalan Kediri - Tanah Lot. Dengan adanya pasar Pandak Gede ini, maka situasi yang muncul
ada jalan Kediri-Tanah Lot adalah tumbuhnya permasalahan lalu lintas terutama di depan Pasar
Pandak Gede yang disebabkan karena adanya parkir di badan jalan, pedagang kaki lima yang
berjualan di atas trotoar dan pejalan kaki yang berjalan di badan jalan yang sangat mengganggu
kendaraan yang lewat di depan pasar.
Sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian terhadap kinerja ruas jalan akibat bangkitan
pergerakan yang ditimbulkan oleh Pasar Pandak Gede. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
tentang analisis kinerja ruas jalan akibat bangkitan pergerakan di Pasar Pandak Gede. pengaruh
bangkitan pergerakan terhadap kinerja ruas jalan di depan Pasar Pandak Gede, dan bagaimanakah
bangkitan pergerakan dan kinerja ruas jalan 10 tahun yang akan datang pada daerah studi. Metode
yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Berdasarkan analisis yang telah dijabarkan dalam perhitungan sebelumnya, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Bangkitan pergerakan pasar saat ini untuk tahun 2010,
kondisi terendah terjadi pada pukul 09.00-10.00 yaitu sebesar 34 smp/jam dan kondisi tertinggi
terjadi pada pukul 05.45-06.45 yaitu sebesar 207,5 smp/jam. Dari hasil analisis pengaruh bangkitan
pergerakan terhadap kinerja ruas jalan yaitu: untuk jam puncak volume lalu lintas. Terjadi
penurunan nilai derajat kejenuhan sebesar 133,33% yaitu dari 0,98 (dengan adanya pasar) menjadi
0,42 (tanpa adanya pasar). Kecepatan mengalami peningkatan sebesar 48,29% yaitu dari 17,58
km/jam (dengan adanya pasar) menjadi 34 km/jam (tanpa adanya pasar). Untuk tingkat pelayanan
jalan mengalami perubahan dari E (dengan adanya pasar) menjadi B (tanpa adanya pasar). Untuk
kinerja ruas jalan pada jam puncak bangkitan pergerakan, Terjadi penurunan nilai derajat kejenuhan
sebesar 337,5 % yaitu dari 0,35 (dengan adanya pasar) menjadi 0,08 (tanpa adanya pasar).
Kecepatan mengalami peningkatan sebesar 65,66% yaitu dari 13,05 km/jam (dengan adanya pasar)
menjadi 38 km/jam (tanpa adanya pasar).
-
Untuk tingkat pelayanan jalan mengalami perubahan dari B (dengan adanya pasar) menjadi
A (tanpa adanya pasar). Dari hasil analisis bangkitan pergerakan yang diprediksi untuk tahun 2020
untuk kondisi jam puncak dengan persentase rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 4,57 %
adalah sebesar 324,21 smp/jam. Kinerja ruas jalan untuk 10 tahun yang akan datang (tahun 2020)
juga mengalami perubahan. Pada jam puncak volume lalu lintas, terjadi peningkatan nilai derajat
kejenuhan sebesar 39,13% yaitu dari 0,98 (tahun 2010) menjadi 1,61 (tahun 2020). Kecepatan juga
diprediksi mengalami penurunan sebesar 25,57% yaitu dari 17,58 km/jam (tahun 2010) menjadi 14
km/jam (tahun 2020). Untuk tingkat pelayanan jalan mengalami perubahan dari E (tahun 2010)
menjadi F (tahun 2020). Untuk kinerja ruas jalan pada jam puncak bangkitan pergerakan yang akan
datang (tahun 2020), diprediksi terjadi pening-katan nilai derajat kejenuhan sebesar 41,67 % yaitu
dari 0,35 (tahun 2010) menjadi 0,60 (tahun 2010). Kecepatan juga diprediksi mengalami penurunan
sebesar 8,75% yaitu dari 13,05 km/jam (tahun 2010) menjadi 12 km/jam (tahun 2020). Untuk tingkat
pelayanan jalan mengalami perubahan dari B (tahun 2010) menjadi C (tahun 2020).
Kontribusi Untuk Mereview Jurnal Pembanding 7
Pelaku Kontribusi studi
Pengembang Masukan untuk pengembangan kedepannya sehingga dapat
memperkirakan dampak kedepannya terhadap lingkungan sekitarnya.
Pemerintah Masukan bagi pemerintah dalam menentukan fungsi suatu kawasan
sehingga sesuai dengan pelayanan jalan yang tersedia
Masyarakat
Dapat memberikan informasi tentang kondisi perilaku dan aktivitas
pasar agar nantinya masyarakat dapat meningkatkan kualitas ruang
terbuka sosial dan mengaspirasi masyarakat dalam turut membentuk
jalur pergerakan yang nyaman, tertib, dan sesuai dengan aktivitasnya.
Penulis / reviewer
Bahasan yang disampaikan pada jurnal cukup menarik, merupakan
suatu tema yang mengangkat perkembangan kebangkitan aktivitas di
suatu fasilitas sosial dan penulis menjabarkannya dengan cukup jelas
dan mudah dimengerti. Metode ini dapat dijadikab pembelajaran
untuk kedepannya.
Jurnal Utama
Jurnal ini mengkaji dengan menggunaka landasan teori yang hanya
sedikit namun dapat memberkan hasil yang cukup bisa dirasa penting
adanya jika dapat ditambahkan pada jurnal utama
-
Review Jurnal Pendukung 8
KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) YANG MEMPENGARUHI
TERGANGGUNYA SIRKULASI LAU LINTAS DI JALAN UTAMA PERUMAHAN BUMI TLOGOSARI
SEMARANG
UMMI Hanifah Marshush dan Wakhldah Kurniawati
Fenomena keberadan PKL di perkotan sudah tersebar diseluruh kawasan fungsional kota
seperti kawasan perkantoran, pendidikan, perbelanjan, industri, perumahan dan lain sebagainya.
Salah satu kawasan yang menjadi target lokasi berdagang PKL di Kota Semarang yaitu kawasan
Perumahan Bumi Tlogosari. Keberadan PKL di dalam perumahan ini menempati berbagai ruang
publik seperti bahu jalan, median jalan dan taman bermain. Namun dalam penelitan ini, wilayah
studi difokuskan pada PKL yang berada pada bahu jalan di sepanjang Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan
Tlogosari Raya 2. Keberadan PKL yang mengunakan bahu jalan tersebut tentu saja akan memberikan
dampak pada tergangunya sirkulasi lalulintas. Hal ini disebabkan karena kedua ruas jalan tersebut
merupakan jalan utama untuk memasuki dan keluar dari perumahan dengan tingkat volume
lalulintas yang tingi. Volume lalulintas yang tingi pada kedua ruas jalan tersebut kemudian
membutuhkan kapasitas jalan maksimum. Namun, kapasitas jalan tersebut justru terlihat semakin
sempit karena adanya PKL yang menjadi faktor hambatan samping jalan.
Pengelompokan jenis PKL tersebutdidasarkan pada perbedan jenis barang dagangan. Perbedan
barang yang dijual oleh PKL maka akan berbeda pula aktivitas yang dilakukan. Tiap jenis PKL
mengunakan sarana aktivitas dan ukuran yang berbeda. Hal ini disebabkan karena perbedan
peralatan pendukung aktivitas yang digunakan, semakin banyaknya peralatan pendukung yang
digunakan maka semakin besar ruang aktivitas yang dibutuhkan. Kemudian untuk kerakteristik tipe
unit tiap jenis PKL juga berbeda yaitu meliputi PKL yang bersifat mobile, semistatic dan static.
Perbedan karakteristik tiap jenis PKL yang telah dijelaskan tersebut menyebabkan adanya perbedan
tingkat pengaruhnya terhadap sirkulasi lalulintas.
Dari penjelasan tersebut, maka tujuan dari penelitan ini yaitu mengkaji tingkat pengaruh tiap
jenis PKL terhadap tergangunya sirkulasi lalulintas berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki.
Penelitan ini dilakukan dengan mengunakan metode kuantiatif. Metode kuantiatif yang
mendasarkan penelitan pada kajian teori yang terkait dengan karakteristik PKL dan sirkulasi
lalulintas. Metode pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu secara primer dengan observasi
lapangan untuk mendapatkan data mengenai karakteristik PKL dan perhitungan lalulintas (trafic
counting) untuk mendapatkan data kondisi sirkulasi lalulintas, serta secara sekunder yaitu dengan
mengkaji standar-standar yang telah ditetapkan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Dalam penelitan yang dilakukan ini, mengunakan 3 teknik analisis, yaitu analisis distribusi frekuensi
untuk menjelaskan mengenai tipe karakteristik PKL, analisis sirkulasi lalulintas untuk mengetahui
pengaruh adanya PKL terhadap tergangunya sirkulasi lalulintas dan analisis pembobotan untuk
mengetahui tingkat pengaruh tiap jenis PKL berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki terhadap
terganggunya sirkulasi lalulintas. Analisis pembobotan dapat dilakukan dengan menilai kondisi di
lapangan dengan kriteria penelitan yang disusun berdasarkan pada kajian teori.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitan ini yaitu mengkaji karakteristik PKL
yang mempengaruhi sirkulasi lalulintas di Jalan utama Perumahan Bumi Tlogosari, maka didapatkan
beberapa kesimpulan yaitu PKL yang menjual makanan cepat saji kurang mempengaruhi
terganggunya sirkulasi lalulintas, PKL non makanan kurang mempengaruhi sirkulasi lalulintas dan PKL
-
semiprocesed sangat mempengaruhi tergangunya sirkulasi lalulintas. Tinginya pengaruh PKL
semiprocesed disebabkan karena ruang aktivitas yang digunakan cukup besar yaitu >3 m2 yang
digunakan untuk meletakan peralatan memasak, meja, kursi dan peralatan makan lainya. Sarana
aktivitas tersebut diletakan memenuhi bahu jalan, sehinga ruang parkir yang tersedia untuk
konsumen hanyalah pada jalur lalulintas. Hal ini tentu saja akan mengurangi lebar efektif jalur
lalulintas. Kondisi ni menyebabkan sarana aktivitas PKL semiprocesed setiap sat akan mengurangi
ruang sirkulasi lalulintas.
Kontribusi Untuk Mereview Jurnal Pembanding 8
Pelaku Kontribusi studi
Pengembang
Memberikan saran dan pengolahan bangunan serta sirkulasi
perumahan demi upaya mempertahankan kualitas
perumahan layak huni.
Pemerintah
Masukan bagi pemerintah dalam persediaan fasilitas
pergerakan disuatu kawasan pesat yang memenuhi kapasitas
jalan.
Masyarakat
Dapat memberikan iinformasi tentang seberapa penting
pengelolaan sirkulasi perumahan terhadap kualitas
penghuninya.
Penulis / reviewer Memahami jenis-jenis penulisan serta metode pengkajian
penataan kota.
Jurnal Utama
Tingkat kesamaan topik hampir sama, yaitu evaluasi perilaku
PKL terhadap sirkulasi. Akan tetap bahasan dikhususkan pada
evaluasi terhadap sirkulasi perumahan, sedikit berbeda
dengan jurnal utama namun tetap bisa menjadi kajian yang
dapat mendukung.
-
Review Jurnal Pendukung 9
PENGARUH KAWASAN PENDIDIKAN TINGGI UNDIP TERHADAP PERKEMBANGAN
AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA DI KORIDOR JALAN BANJARSARI SELATAN-
MULAWARMAN RAYA KECAMATAN TEMBALANG
Ugra Hutama Sulistiawan dan Santy Paulla Dewi
Kota merupakan area yang di dalamnya terdapat banyak aktivitas non pertanian dan bersifat
kekotaan. Karena sifat kekotan tersebut, kehidupan kekotan juga menjadi modern dengan adanya
teknologi serta hal lain yang membuat kota tersebut menjadi maju. Selain aktivitas tersebut, di
dalam kota juga terdapat aktivitas lain, seperti pendidikan yang memiliki pengaruh bagi
pertumbuhan penduduk serta aktivitas yang terkait dengan kawasan pendidikan. Salah satu jenjang
pendidikan di Indonesia adalah pendidikan tinggi. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 203
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor yang diselengarakan oleh perguruan tingi. Kota Semarang memilki pendidikan tinggi yang
cukup banyak jumlahnya, salah satunya adalah Universitas Diponegoro (Undip) yang berada di
Kecamatan Tembalang.
Dampak fisik yang ditimbulkan adalah perubahan alih fungsi bangunan dan dampak secara
non fisik adalah perekonomian, sosial, dan budaya. Setiap tahun, jumlah bangunan serta aktivitas
perdangangan dan jasa di sekitar Undip semakin meningkat dan makin tersebar di sepanjang jalan
menuju ke Undip seperti Jalan Ngesrep Timur, Jalan Sirojudin, dan Jalan Banjarsari Raya. Akan tetapi,
ketersedian lahan kosong di sepanjang jalan tersebut sudah semakin berkurang yang akibatnya
banyak aktivitas perdagangan dan jasa yang melebar hinga ke Jalan Banjarsari Selatan- Mulawarman
Raya. Melihat fenomena tersebut maka koridor Jalan Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya dijadikan
wilayah penelitan karena perkembangan aktivitas perdagangan dan jasa sangat signifkan, baik jenis
usaha, jumlah usaha, dan pelaku usaha melalui survei serta dengan melihat perkembangan selama 9
tahun terakhir. Adanya pendidikan tinggi Undip di Kecamatan Tembalang akan memberikan dampak
terhadap aktivitas perdagangan dan jasa yang semakin meluas hinga di sepanjang koridor Jalan
Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya. Aktivitas tersebut membuat bangunan beralih fungsi serta
tumbuhnya bangunan- bangunan baru yang awal mulanya merupakan lahan kosong menjadi
bangunan yang diperuntukan bagi perdagangan dan jasa.
Metode yang dilakukan dalam penelitan ini adalah kuantiatif yang berlandaskan pada filsafat
positivisme. Analisa data bersifat kuantiatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan. Jenis analisis yang digunakan adalah deskriptif. Jadi, analisis yang dilakukan dalam
penelitan ini adalah deskriptif kuantiatif di mana fakta sangat dibutuhkan karena sangat
berhubungan dengan suatu fenomena. Selain deskriptif kuantiatif, metode analisis lain yang
digunakan adalah metode overlay, yaitu analisis spasial esensial yang mengombinasikan dua
layer/tematik yang menjadi masukanya.
Kesimpulan yang di dapat dari hasil analisis dan pembahasan pada kajian ini adalah bahwa
perkembangan kawasan pendidikan tinggi Undip dari tahun ke tahun selalu meningkat, terutama
pada tahun 2010 di mana terdapat fenomena perpindahan beberapa fakultas, yaitu Fakultas Hukum,
Ekonomika dan Bisis, Ilmu Budaya, Kedokteran dan FPIK yang awalnya berada di Pleburan menuju
Tembalang sehinga memicu perkembangan kawasan pendukung di sekitar Undip. Pengaruh
perkembagan kawasan pendidikan tinggi Undip yang cepat ini mengakibatkan juga cepatnya
-
perkembangan aktivitas pendukung, terutama aktivitas perdagangan dan jasa karena jumlah
mahasiswa yang secara signifkan bertambah sehinga menuntut pemilk usaha untuk
mengambangkan aktivitas perdagangan dan jasa untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa sehari-
hari.Jumlah aktivitas perdagangan dan jasa di koridor Jalan Banjarsari Selatan- Mulawarman Raya
yang paling banyak terdapat di sisi utara koridor dan mengalami perkembangan yang cepat mulai
dari tahun 2010. Jenis aktivitas di sisi utara koridor yang paling banyak adalah usaha kost. Sedangkan
perkembangan di sisi selatan koridor tidak terlalu dipengaruhi Undip karena jarak yang jauh serta
tidak adanya sarana angkutan umum yang melewati koridor Jalan Banjarsari Selatan-Mulawarman
Raya. Meskipun tidak terlalu dipengaruhi oleh Undip, perkembagangan aktivitas perdagangan dan
jasa di sisi selatan koridor juga cepat karena terdapat permukiman.
Kontribusi Untuk Mereview Jurnal Pembanding 9
Pelaku Kontribusi studi
Pengembang Memberikan saran dan pengolahan bangunan serta sirkulasi
permukiman demi upaya mempertahankan kualitas kawasan.
Pemerintah
Masukan bagi pemerintah dalam persediaan fasilitas
pergerakan disuatu kawasan pesat yang memenuhi kapasitas
jalan.
Masyarakat
Dapat memberikan iinformasi tentang seberapa penting
pengelolaan sirkulasi dalam menjembatani fungsi pendidikan
dengan fungsi perdagangan.
Penulis / reviewer Memahami jenis-jenis penulisan serta metode pengkajian
penataan kota.
Jurnal Utama
Pada jurnal kali ini berfokus pada kaitan antara fungsi
kawasan pendidikan, permukiman, dan perdagangan yang
dihubungkan oleh sirkulasi sebagai sarana yang mendukung
aktivitas sekitarnya. Bahasan pada artikel ini dirasa dapat
dijadikan referensi atau pengkajian di artikel utama
-
Review Jurnal Pendukung 10
KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR
KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG
Fikhry Prasetiyo, Rahmat Hidayat H., Harnen Sulistio, M. Zainul Arifin
Berkembangnya frekuensi kegiatan di pusat-pusat perdagangan di Singosari, terutama pasar
tradisional, berpengaruh pada permintaan jasa transportasi yang semakin tinggi. Istilah pasar dalam pembahasan ini diartikan sebagai wadah (tempat) sekaligus wahana (proses) jual-beli barang berbagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti sembako, pakaian, sepatu dan sandal, sayur-mayur dan buah yang kemudian disebut sebagai pasar tradisional. Istilah pasar tradisional diartikan sebagai tempat berkumpulnya sejumlah penjual dan pembeli di mana terjadi transaksi jual-beli barang-barang yang ada di sana. Sebagian besar masyarakat banyak menggunakan kendaraan dalam usahanya melakukan transaksi menuju pasar, hal inilah yang mendorong semakin tingginya mobilitas penduduk dari tahun ke tahun, khususnya di daerah pusat-pusat perniagaan tersebut. Terjadi bangkitan dan tarikan lalu lintas di sekitar Pasar Singosari menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem transportasi.
Ruas jalan di kawasan Pasar Singosari merupakan jalan utama dari Malang menuju Surabaya,
dan juga sebaliknya. Sehingga aktivitas pergerakan yang terjadi pada ruas jalan tersebut sangat
padat. Adanya bukaan pemisah tengah (median) di sepanjang ruas jalan kawasan Pasar Singosari
sebagai akses menuju dan keluar dari kawasan Pasar Singosari menyebabkan berkurangnya tingkat
pelayanan jalan. Guna tetap mempertahankan tingkat pelayanan jalan secara keseluruhan pada
daerah perputaran balik arah, secara proporsional kapasitas jalan yang terganggu akibat sejumlah
arus lalu-lintas yang melakukan gerakan putar arah perlu diperhitungkan. Dampak dari
permasalahan-permasalahan tersebut yang dialami oleh ruas-ruas jalan di wilayah pengaruh yaitu
terjadinya penurunan tingkat pelayanan jalan, sehingga perlu dilakukan kajian untuk memecahkan
permasalahan tersebut.
Tahapan kajian dimulai dengan melakukan survei-survei untuk mendapatkan data primer.
Setelah didapatkan data primer, kemudian dilakukan rekapitulasi data untuk keperluan analisis.
Analisis yang dilakukan adalah :
1. Analisis kinerja ruas
Kinerja ruas dianalisis dengan parameter derajat kejenuhan (DS)
2. Analisis kinerja parkir
Kinerja parkir dianalisis dengan parameter indeks parkir (IP)
3. Analisis kinerja u-turn
Kinerja u-turn dianalisis dengan menggunakan panjang antrian yang terjadi dan durasi
kendaraan terdepan untuk memutar arah
4. Analisis kinerja ruas 5 tahun yang akan datang
Kinerja ruas dianalisis untuk kondisi arus 5 tahun yang akan datang.
Dari hasil analisis kinerja yang telah dilakukan, jika nilai DS > 0,45 dan IP > 1, maka akan
diusulkan manajemen lalu lintas untuk memperbaiki kinerja masing-masing prasarana tersebut.
-
Dari hasil analisis data, dapat disimpulkanbahwa nilai derajat kejenuhan (DS) ruas jalan
utama kawasan Pasar Singosari (eksisting) yang terkecil adalah 1,05 (arah S-U, ke Surabaya) dan
terbesar 1,25 (arah U-S, ke Malang. Untuk lima tahun mendatang nilai derajat kejenuhan terkecil
sebesar 1,45 (arah S-U, ke Surabaya) dan terbesar 1,64 (arah U-S, ke Malang). Fasilitas parkir pada
Pasar Singosari memperlihatkan nilai indeks parkir terbesar pada parkir mobil sebesar 2,18 untuk
lokasi 1 dan sebesar 1,23 terjadi pada parkir mobil untuk lokasi 2. Hal tersebut menunjukkan adanya
kelebihan muatan parkir pada kedua lokasi. Selainitu, antrian u-turn di sebelah selatan Pasar
Singosari terpanjang adalah 71 m dimana durasi kendaraan terdepan untuk memutar arah selama
45,57 detik. Untuk u-turn di sebelah utara Pasar Singosari antrian terpanjang adalah 32 m dimana
durasi kendaraan terdepan untuk memutar selama 116,3 detik. Maka karena itu, manajemen lalu
lintas yang dapat direkomendasikan untuk ruas jalan utama kawasan Pasar Singosari adalah sebagai
berikut :
Penertiban PKL yang berada di bahu jalan dan pelarangan on-street parking di sepanjang ruas
jalan utama kawasan Pasar Singosari.
Penataan parkir pasar dan pengaturan jalur angkutan umum guna optimalisasi terminal yang
berada di sisi belakang Pasar Singosari.
Pemindahan u-turn di sebelah selatan Pasar Singosari ke lokasi baru.
Penggabungan semua usulan manajemen lalu lintas.
Setelah dilakukan rekayasa lalu lintas, nilai derajat kejenuhan (DS) ruas jalan utama kawasan
Pasar Singosari adalah 1,14 untuk tahun sekarang dan 1,46 untuk 5 tahun yang akan datang.
Kontribusi Untuk Mereview Jurnal Pembanding 10
Pelaku Kontribusi studi
Pengembang
Masukan untuk pengembangan kedepannya sehingga dapat
memperkirakan dampak kedepannya terhadap lingkungan
sekitarnya.
Pemerintah
Masukan bagi pemerintah dalam menentukan fungsi suatu
kawasan sehingga sesuai dengan pelayanan jalan yang
tersedia
Masyarakat
Dapat memberikan informasi tentang kondisi perilaku dan
aktivitas pasar agar nantinya masyarakat dapat
meningkatkan kualitas ruang terbuka sosial dan mengaspirasi
masyarakat dalam turut membentuk jalur pergerakan yang
nyaman, tertib, dan sesuai dengan aktivitasnya.
Penulis / reviewer
Bahasan yang disampaikan pada jurnal cukup menarik,
merupakan suatu tema yang mengangkat manajemen lalu
lintas pada suatu fasilitas sosial dan penulis menjabarkannya
-
dengan cukup jelas dan mudah dimengerti. Metode ini dapat
dijadikab pembelajaran untuk kedepannya.
Jurnal Utama
Jurnal ini mengkaji dengan menggunaka landasan teori yang
hanya sedikit namun dapat memberkan hasil yang cukup bisa
dirasa penting adanya jika dapat ditambahkan pada jurnal
utama
-
Review Jurnal Pembanding 11
PENGARUH AKTIVITAS PKL TERHADAP LINKAGE
ANTARA KRATON KASUNANAN PASAR GEDE
SURAKARTA
Ardiana Yuli Puspitasari
Kota Surakarta khususnya Pusat Kota (Alun-alun Utara Kraton Jl.Jend. Sudirman-Pasar
Gede) merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan, namun kondisi yang terjadi saat ini memperlihatkan kawasan yang tidak tertata,
kumuh dan kurang menarik untuk dikunjungi. Permasalahan ini disebabkan oleh perkembangan
aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di yang semakin tidak terkendali di lokasi penelitian. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh aktivitas PKL terhadap
linkage antara Kraton Kasunanan Pasar Gede, mengingat bahwa linkage ini mempunyai karakter
yang kuat (sumbu imajiner utaraselatan). Dimana linkage ini seringkali digunakan sebagai prasarana
utama prosesi upacara adat kraton. Hipotesis dari penelitian ini: Apakah keberadaan PKL tersebut
memperlemah/menurunkan kualitas linkage atau justru menguatkan kualitas linkage? Karena
keberadaan PKL dicurigai telah mampu menjadi penghubung antar ruang dalam kawasan penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah Deduktif Kualitatif Rasionalistik dengan teknik
analisis menggunakan behavioral mapping (Place Centered Mapping dan Person Centered Mapping)
dan didukung dengan deskriptif kualitatif. Place Centered Mapping digunakan untuk mengetahui
pola-pola ruang produksi yang terbentuk oleh aktivitas PKL dan untuk mengetahui tempat-tempat
yang menjadi node (magnit sirkulasi). Sedangkan Person Centered Mapping digunakan untuk
mengetahui gerakan-gerakan sekelompok orang yang melakukan perjalanan antar nodes (Kraton
Kasunanan Pasar Gede). Dari metode behavioral mapping ini kemudian dilakukan superimpose
untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya.
Kesimpulan dari penelitian ini pengaruh aktivitas PKL terhadap linkage antara Kraton
Kasunanan Pasar Gede adalah cenderung memperkuat/meningkatkan kualitas linkage. Hal ini
disebabkan keberadaan PKL ternyata mampu menjadi daya tarik pengunjung khususnya pejalan kaki,
sehingga suasana antar nodes pada lokasi penelitian semakin hidup. Pola massa dan ruang yang
heterogen menyebabkan fungsi kawasan menjadi beragam dan lebih dinamis. Setiap ruang dan
massa bangunan dihubungkan dengan baik oleh sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Selain itu,
bentukan massa dan ruang memberikan fungsi artifac (fisik) dan manifac (mental) yang baik bagi
setiap orang yang datang/melewati kawasan ini.
-
Kontribusi untuk mereview jurnal pembanding 11
Pelaku Kontribusi studi
Pengembang
Masukan dalam meningkatkan kualitas linkage antar dua
fungsi atau lebih pada suatu kawasan dalam
rangkamenciptakan jalur pergerakan yang baik, teratur, dan
meningkatkan citra kota.
Pemerintah
Masukan bagi pemerintah dalam persediaan fasilitas
pergerakan disuatu kawasan pesat yang memenuhi kapasitas
jalan.
Masyarakat
Dapat dijadikan media untuk menyalurkan aspirasi para
pengunjung atau pengguna sirkulasi pada kawasan agar
menjadikan kawasan layak, nyaman, dan sesuai dengan
kebutuhan aktivitas.
Penulis / reviewer
Memahami jenis-jenis serta metode pengkajian terhadap
bentuk hubungan sirkulasi atau fungsi pada suatu kawasan.
Artikel ini dapat dijadikan alternatif dalam pengembangan,
baik suatu penelitian maupun rancangan.
Jurnal Utama Kajian ini memakai teori yang sama dengan artikel utama,
Hamid Shirvani (1985), perihal elemen kota yaitu sirkulasi