Download - 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
1/21
Askep rematik pada lansia
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar belakangPerubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga
usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak
pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya
dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan
penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut
akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat
menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan
fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih
dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita
reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum
sepenuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan
para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan
dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada
sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan,
serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan
gangguan gerak. (Soenarto, 1982)Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai usia
lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik
http://4.bp.blogspot.com/-qL7cDB7sG_g/TsS9vCX9WVI/AAAAAAAAAC8/23VrGzfxFTA/s1600/lansia.jpg -
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
2/21
akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo,
1994)1.2 Tujuan penulisan
Pembaca akan memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien lansia denganrematik
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar2.1.1 Proses Menua
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi
tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994)Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau
tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.
Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga
suatu kecacatan. Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya
tahan tubuh dalam nenghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia.Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa.
Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan
jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada
batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada
setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal
pencapain puncak maupun menurunnyaPerubahan Fisiologis pada Proses Menua
Pada perubahan fisiologis pada proses menjadi tua, ada jangka periode
waktu tertentu dimana individu paling mudah mengalami perubahan
musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja
karena pertumbuhan atau perkembangan yang cepat atau timbulnya terjadi pada
usia tua. Perubahan struktur system muskuloskeletal dan fungsinya sangat
bervariasi diantara individu selama proses menjadi tua. Perubahan yang
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
3/21
terjadi pada proses menjadi tua merupakan suatu kelanjutan dari kemunduran
yang dimulai dari usia pertengahan. Jumlah total dari sel-sel bertumbuh
berkurang akibat perubahan jaringan prnyambung, penurunan pada jumlah dan
elasitas dari jaringan subkutan dan hilangnya serat otot, tonus dan kekuatan. Perubahan fisiologis yang umum adalah:
Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm pada maturasi usiatua.
Lebar bahu menurun.Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal paha
2.1.2 Sistem Muskuloskeletala Anatomi dan Fisiologi
Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon,
fasia, bursae dan persendian.
vTulangTulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang
berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses
osteogenesis menjadi tulang. Proses ini dilakukan olehsel-sel yang disebut
Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat menimbunya garam kalsium.Fungsi tulang adalah sebagai berikut:
Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh.Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan lunak.
Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan)
Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema topoiesis).Menyimpan garam-garam mineral, Misalnya kalsium, fosfor.
Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan bentuknya Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan dua epifisis.
Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis dibentuk oleh spongi
bone (Cacellous atau trabecular ) Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan
suatu lapisan luar dari tulang yang padat. Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan
lapisan luar adalah tulang cancellous.Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek. Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang
berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon danjaringan
fasial,missal patella (kap lutut)
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
4/21
v OtotOtot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan
untuk menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh.
Kelompok otot terdiri dari:
Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untukmemberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan menghasilkan
panas Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran
perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan
kontraksinya tidak dibawah control keinginan. Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah
control keinginan.v
Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat.
Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai
kesel-sel kartilagodengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di
perichondrium (fibros yang menutupi kartilago) atau sejumlah serat-serat
kolagen didapatkan pada kartilago.
v LigamentLigament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan
akhir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.
v TendonTendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus
setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang
mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada pergelangan tangan dan tumit.
Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synofial yang memberikan lumbrikasi
untuk memudahkan pergerakan tendon.v Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan
langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkustebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang membungkus otot,
saraf dan pembuluh darah.bagian ahair diketahui sebagai fasia dalam. v Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat,
dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada kulit dan
tulang, antara tendon dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
5/21
penampang antara bagian yang bergerak sepaerti pada olecranon bursae,
terletak antara presesus dan kulit.v Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang
tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu letah
dimana tulang berada bersama-sama. Bentuk dari persendian akan ditetapkan
berdasarkan jumlah dan tipe pergerakan yang memungkinkan dan klasifikasi
didasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan.Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:
o Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerako Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya)o Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya)b Masalah Muskulskeletal pada Lansia
Masalah pada musculoskeletal lebih banyak dialami oleh lanjut usia,
sekitar 40% lansia menderita arthritis dan 17% dilaporkan menderita penyakit
kronis lainnya yang terkait dengan system musculoskeletal. Penyakit pada
system musculoskeletal biasanya tidak berakibat fatal tetapi dapat
menyebabkan penyakit kronis. (Calkins, 1992).Kondisi kronis pada sistem musculoskeletal dapat berdampak pada gangguan
fungsi dan ketidakmampuan lansia dalam merawat diri dan mobilisasi. Kemampuan
dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti: mandi, berpakaian, makan akan
terganggu. Tidak hanya itu, kemampuan lansia dalam mempersiapkan segala
kebutuhan dan peralatan yang dibutuhkannya terkait dengan kebutuhan sehari-
hari seperti menyiapkan makanan, mengatur keuangan, transportasi dan merawat
rumah juga akan terganggu. Gangguan fungsional yang dapat menghancurkan orang
dewasa yang lebih tua yang ingin mempertahankan kemandiriannya, dan ketika
ketergantungan terjadi maka akan mengakibatkan hilangnya harga diri, persepsi
penurunan kualitas hidup dan depresi2.1.3 Rematika. Definisi
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti
mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan
struktur lain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain,
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
6/21
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
7/21
laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi osteoartritis lebih banyak
pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada
patogenesis osteoartritis.
3. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu
dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal
terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan
anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada
ibu dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha
lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia.
Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang orang Amerika asli dari pada
orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan
pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata
tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban,
tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
c. PatofisiologiPada OA terdapat proses degenerasi, reparasi dan inflamasi yang terjadi
dalam jaringan ikat, lapisan rawan, sinovium dan tulang subkondral. Pada saat
penyakit aktif, salah satu proses dapat dominan atau beberapa proses terjadi
bersama dalam tingkat intensitas yang berbeda. OA lutut berhubungan dengan
berbagai defisit patofisiologi seperti instabilitas sendi lutut, menurunnya
lingkup gerak sendi (LGS) lutut, nyeri lutut sangat kuat berhubungan dengan
penurunan kekuatan otot quadriceps yang merupakan stabilisator utama sendi
lutut dan sekaligus berfungsi untuk melindungi struktur sendi lutut. Padapenderita usia lanjut kekuatan quadriceps bisa menurun 1/3 nya dibandingkan
dengan kekuatan quadriceps pada kelompok usia yang sama yang tidak menderita
OA lutut. Penurunan kekuatan terutama disebabkan oleh atrofi otot tipe II B
yang bertanggungjawab untuk menghasilkan tenaga secara cepat.d. Manifestasi klinis
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
8/21
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku,
kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan
pada pergerakan sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan
gaya berjalan.
e. Penatalaksanaan
Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk
osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan
mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja
sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat
memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang
kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga
perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk
(pronatio).
Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus
menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan
seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena
sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak
pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang
lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan
untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
Persoalan Seksual
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
9/21
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada
tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai
dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang
meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian
panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan
kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat
gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai
seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi
paraffin dan mandi dari pancuran panas.
Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot
yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric
lebih baik dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi
rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena
berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot.
Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan
sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan
yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau
ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan
sendi, pebersihan osteofit.REUMATHOID ARTHRITIS
a DefenisiRematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit
ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan
kerusakan bagian dalam sendi.
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
10/21
b EtiologiHingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa
hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor : Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor
Rematoid Gangguan Metabolisme Genetik Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)c PatofisiologiCidera mikro vascular dan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium
merupakan lesi paling dini pada sinovisis remotoid. Sifat trauma yang
menimbulkan respon ini masih belum diketahui. Kemudian, tampak peningkatan
jumlah sel yang membatasi dinding sinovium bersama sel mononukleusprivaskular. Seiring dengan perkembangan proses sinovium edematosa dan
menonjol kedalam rongga sendi sebagai tonjolan-tonjolon vilosa.Pada penyakit Rematoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :
Stadium SinovisisPada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat
bergerak, bengkak dan kekakuan.
Stadium DestruksiPada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga
pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.Stadium Deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.d Tandadan GejalaPasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti
Nyeri persendian Bengkak (Rheumatoid nodule) Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari Terbatasnya pergerakan Sendi-sendi terasa panas Demam (pireksia) Anemia Berat badan menurun
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
11/21
Kekuatan berkurang Tampak warna kemerahan di sekitar sendi Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal Pasien tampak anemik
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti : Gerakan menjadi terbatas Adanya nyeri tekan Deformitas bertambah pembengkakan Kelemahan Depresi
e Pemeriksaan Diagnostik Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
-
Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
- Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.- LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu
gejala-gejala meningkat- Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.- SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.
JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.- Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai
penyebab AR.-
Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.- Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium- Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi- Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunanviskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
- Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembanganpanas.Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang
simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
12/21
menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan
atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association ( ARA )
adalah:
- Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness ).- Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu
sendi.- Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada
salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.- Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.- Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.- Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.-
Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
- Uji aglutinnasi faktor rheumatoid- Pengendapan cairan musin yang jelek- Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia- gambaran histologik yang khas pada nodul.
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :- Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6
minggu- Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya
selama 6 minggu.
- Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 4 minggu.
f Penatalaksanaan- Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan
prognosis penyakit ini- Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat- Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini
bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien-
Termoterapi
- Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat- Pemberian Obat-obatan :g Komplikasi
- Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule
- Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
13/21
- Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli- Terjadi splenomegali
2.2 Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang harus
dilakukan secara sistematis agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang
tepat untuk klien. Adapun beberapa hal yang perlu dikaji adalah sebagai
berikut: Identitas Umum
Yang perlu diketahui disini meliputi; nama,alamat, umur, jenis kelamin,
agama/suku, warga Negara, bahasa yang digunakan, penanggung jawab/orang yang
bisa dihubungi (nama, alamat, hubungan dengan klien), cara masuk, alasan
masuk, tanggal masuk, diagnosa medic, dan lain sebagainya.
PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON Persepsi dan Penanganan KesehatanApakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendiRiwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnyaRiwayat keluarga dengan RARiwayat keluarga dengan penyakit autoimunRiwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll Nutrisi Metabolic
Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang banyakmengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)
Riwayat gangguan metabolic EliminasiAdakah gangguan pada saat BAB dan BAK? Aktivitas dan LatihanKebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakitJenis aktivitas yang dilakukanRasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitasTidak mampu melakukan aktifitas berat Tidur IstirahatApakah ada gangguan tidur?Kebiasaan tidur sehariTerjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidurAdakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
14/21
Kognitif-persepsiAdakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat? Persepsi diri Konsep diriAdakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya Peran HubunganBagaimana hubungan dengan keluarga?Apakah ada perubahan peran pada klien? Seksualitas dan ReproduksiAdakah gangguan seksualitas? Koping - Toleransi StressAdakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita? Nilai KepercayaanAgama yang dianut?Adakah gangguan beribadah?Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan
2.2.1 Diagnosa KeperawatanKemungkinan masalah keperawatan yang akan muncul pada penyakit rematik yang
dialami lansia adalah: Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi dan penurunanintegritas tulang
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan denganperubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
Diagnosa I: Nyeri kronik
Definisi : Definisi: serangan mendadak atau pelan intensitsnya dari
ringan sampai berat, konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat
diantisipasi/siprediksi dan durasi waktunya lebih dari 6 bulan.Batasan karakteristik:
- Perubahan berat badan
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
15/21
- Laporan secara verbal dan nonverbal atau fakta dari observasi atastingkah laku melindungi, iritabilitas, fokus pada diri sendiri, gelisah,
depresi
- Atropi yang melibatkan beberapa otot- Ketidakmampuan untuk melanjutkan aktivitas sebelumnya
NOCKontrol nyeri
- Mengenali faktor penyebab- Mengenali onset (lamanya sakit)- Menggunakan metode pencegahan- Menggunakan metode nonanalgetik untuk mengurangi nyeri- Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan- Mengenali gejala-gejala nyeri- Mencatat pengalaman nyeri sebelumnya- Melaporkan nyeri sudah terkontrol
Tingkatan nyeri- Melaporkan adanya nyeri- frekuensi nyeri dan panjangnya episode nyeri- ekspresi nyeri pada wajah- kurangnya istirahat- ketegangan otot
NIC:Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknikkomunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasilAnalgesic Administration
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
16/21
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelumpemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi Cek riwayat alergi Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
Dignosa 2: Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuataan pada sendi
dan penurunan intergritas tulangDefenisi: keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko mengalami
keterbatasan gerak fisik, tetapi bukan immobile.Batasan Karakteristik
Kesulitan berpidah Keterbatasan kemampuan untuk gerak Keterbatasan rentang gerak Pergerakan yang lambat Tidak terkoordinasinya gerakan
NOC:Ambulasi : berjalan (0200)Defenisi : kemampuan berjalan dari tempat ke tempat
- Pertahanan berat- Berjalan dengan langkah efektif- Berjalan dengan langkah lambat- Berjalan dengan langkah sedang- Berjalan dengan cepat- Berjalan dengan langkah naik- Berjalan dengan langkah turun- Berjalan dengan miring ke atas- Berjalan dengan miring ke bawah- Berjalan dengan jarak jauh
Posisi badan : inisiatif sendiri (0203)Defenisi : kemampuan merubah posisi sendiri
- Telentang ke duduk- Duduk ke telentang
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
17/21
- Duduk ke berdiri- Berdiri ke duduk- Berdiri ke berlutut- Berlutut ke berdiri- Berdiri ke jongkok- Jongkok ke berdiri- Melengkungkan punggung
Perpindahan sendi : aktif (0206)Defenisi : Rentang gerak dari sendi dengan perpindahan sendi dengan inisiatif
sendiri- Jari kanan dan kiri- Ibu jari kanan dan kiri- Pergelangan kanan dan kiri- Siku kanan dan kiri- Bahu kanan dan kiri- Lutut kanan dan kiri- Pinggang kanan dan kiri
Tingkat mobilitas (0208)Defenisi : kemampuan untuk berpindah- Keseimbangan penampilan- Posisi tubuh- Perpindahan otot dan sendi- Ambulansi : berjalan- Ambulansi dengan kursi rodaNICHambatan mobilitas fisikDefenisi : keadaan dimana individu mengalami keterbatasan kemampuan fisik
dalam berpindah yang mandiri Peningkatan latihan Terapi latihan : ambulansi Pengajaran : aktifitas/latihan yang ditentukan Terapi latihan : keseimbangan Terapi latihan : mobilitas sendi
Tirah baringDefenisi: peningkatan kenyamanan dan keamanan serta pencegahan komplikasi
dari pasien yang mengalami keterbatasan kemampuan untuk tidur - Penyediaan tempat tidur yang terapeutik- Pencegahan terjadinya footdroop/kaki jatuh- Mengontrol kondisi kulit
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
18/21
- Aktifitas pasif/aktif sebagai peningkatan dari latihanPengaturan EnergiDefenisi : pengaturan energi yang digunakan untuk mencegah kelelahan dan
untuk fungsi optimis
- Tentukan batasan fisik pasien- Tentukan apa dan berapa banyak aktifitas yang dibutuhkan untuk membangun
kesabaran- Amati pemberian nutrisi untuk membuktikan sumber energi yang adekuat - Amati lokasi dan tempat ketidaknyamanan/nyeri selama beraktifitas- Kurangi ketidaknyaman fisik yang bisa dikaitkan dengan fungsi kognitif dan
pengamatan dalam/pengaturan aktifitasPeningkatan latihanDefenisi: memfasilitasi latihan fisik secara berkala untuk memelihara, ataumeningkatkan tingkat yang lebih tinggi melalui latihan kebugaran dan
kesehatan- Meyakinkan kesehatan pasien mengenai latihan fisik- Menganjurkan perasaan verbal tentang latihan atau kebutuhan untuk latihan - Melibatkan keluarga pasien dalam perencanaan dan perawatan program latihan - Mengajarkan pasien mengenai jenis latihan yang tepat untuk tingkat kesehatan,
dalam berkolaborasi dengan dokter dan atau latihan psikologis- Memberitahukan pasien tentang frekuensi keinginan, lama, dan intensitas
program latihan
Diagnosa 3: Resiko Jatuh Berhubungan Dengan Arthritis,Kesulitan Berjalan Dan
Masalah Pada KakiDefinisi : Meningkatnya kelemahan terjatuhdikarenakan kerusakan fisikNOCLevel MobilitasDefinisi: Kemampuan untuk berpindah
- Keseimbangan- Posisi badan- Pergerakan Otot- Keseimbangan antar tulang- Ambulasi: Berjalan- Ambulasi : Kursi roda
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
19/21
Status Penuaan Fisik (0113)Definisi: Perubahan fisik yang biasanya terjadi pada usia lanjut.
o Densitas tulango Kapasitas Vitalo Tekanan daraho Elastisitas kulito Kekuatan ototo BMRo Pola distribusi lemako Fungsi seksual
Status Keamanan (Mencegah Jatuh) (1909)Definisi: tindakan individu atau penolong untuk mengurangi faktor resiko yang
mungkin muncul- Penempatan pelindung untuk mencegah jatuh- Gunakan secara tepat bangku yang bersandar dan tangga- Gunakan sepatu yang pas- Penyesuaian tinggi toilet jika diperlukan- Penyesuaian tinggi tempat duduk jika diperlukan- Penyesuaian tinggi tempat tidur jika dibutuhkan- Gunakan pencegahan ketika pengobatan dapat menyebabkan resiko jatu - Gunakan prosedur pemindahan yang aman- Kompensasi untuk keterbatasan fisikNICAlat bantu
Penempatan pelindung untuk mencegah jatuh Gunakan alat bantu penglihatan Kompensasi untuk keterbatasan fisik
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
20/21
BAB IIIPENUTUP
1.1 KesimpulanRematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur jaringan
sekitarnya (tendon ligament, sinovia, otot sendi, dan tulang). Penyakit ini
tidak terbatas menyerang sendi bisa juga mengenai organ lain.Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :
1. Osteoartritis.
2. Artritis rematoid.
Kemungkinan masalah keperawatan yang akan muncul pada penyakit rematik yang
dialami lansia adalah: Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi dan penurunan
integritas tulang Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi 1.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar tenaga kesehatan akan lebih
dapat memahami tentang konsep dasar dan pemberikan asuhan keperawatan pada
pasien lansia dengan rematik
-
7/22/2019 130973974 Askep Rematik Pada Lansia
21/21
DAFTAR PUSTAKAGloria, M.B. (2004). Nursing Intervention Classification. America: Mosby Elsevier.Herdman, T.H. (2009). NANDA International Nursing Diagnoses: Defenitions and
Classification edition 2009-2011.United Kingdom: Willey Blackwell.http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-osteoarthritis-
oa/, diakses 17 Oktober 2011http://www.slideshare.net/sibermedik/osteoartritis-2809824, diakses 17 Oktober
2011http://mukipartono.com/osteoartritis/diakses 17 Oktober 2011
Lueckenotte, A.G. (1996). Gerontologic Nursing.America: Mosby.Masjoer, A, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran (edisi ketiga). Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Media Aesculapius.Moorhead. (2004). Nursing Outcomes Classification (fourth edition).America: Mosby
ElsevierPurwoastuti, E. (2009). Waspadai Gangguan Rematik. Yogyakarta: Kanisius.Wiyayakusuma, H. (2007). Atasi Rematik dan Asam Urat Ala Hembing. Jakarta: Puspa
Swara.
http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-osteoarthritis-oa/http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-osteoarthritis-oa/http://www.slideshare.net/sibermedik/osteoartritis-2809824http://mukipartono.com/osteoartritis/http://mukipartono.com/osteoartritis/http://www.slideshare.net/sibermedik/osteoartritis-2809824http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-osteoarthritis-oa/http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-osteoarthritis-oa/