Download - CONTOH lpj awetan
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
1/37
II. PELAKSANAAN PROGRAM DAN PEMBAHASAN
A. Program Tematik1. Pemeliharaan Tanaman Kelapa dan Sirih yang Baik
a) Latar belakang kegiatanKelapa merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang
penting di Indonesia. Komoditas ini telah lama dikenal dan berperan
besar bagi kehidupan manusia Indonesia baik ditinjau dari aspek
ekonomi maupun aspek sosial budaya. Salah satu hasil tanaman kelapa
yang potensial adalah nira yang dapat diolah menjadi gula kelapa.
Desa Tanggeran merupakan salah satu daerah penghasil gula kelapa di
kabupaten Banyumas.
Masyarakat tanggeran sebagian besar bermatapencaharian
sebagai pengrajin gula kelapa. Gula kelapa ini merupakan gula yang
bahan dasar pembuatannya berasal dari nira kelapa. Untuk dapat
mencukupi kebutuhan sehari-harinya maka nira ini diambil setiap hari.
Tanaman kelapa yang selalu diambil niranya jarang sekali dipupuk
oleh petani gula kelapa, sehingga produksi niranya semakin berkurang
tiap bulan.
Proses pembuatan gula kelapa biasanya terdapat nira yang
rusak atau kecut. Nira ini umumnya tidak dimanfaatkan oleh petani
gula kelapa dan hanya dibuang begitu saja, sehingga kurang
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
2/37
termanfaatkan. Nira yang rusak ini dapat dijadikan sebagai bahan
dasar untuk membuat pupuk organik cair. Selain itu proses pembuatan
pupuk organik cair ini juga tergolong mudah, sehingga perlu dilakukan
sosialisasi dan praktek mengenai pembuatan pupuk organik cair
dengan bahan dasar nira rusak untuk meningkatkan kesuburan tanah
dan produksi nira kelapa.
Desa Tanggeran selain sebagai produsen gula kelapa juga
merupakan desa yang memiliki kekayaan alam yang melimpah
terutama tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar desa tersebut,
diantaranya adalah tanaman orok-orok dan pisang. Penduduk di desa
ini juga sebagian besar mempunyai hewan ternak. Tanaman orok-orok
dan batang pisang tersebut biasanya dibuang atau tidak dimanfaatkan,
sehingga diperlukan suatu pengetahuan mengenai pengolahan orok-
orok dan pisang tersebut menjadi pupuk organik. Orok-orok dan
pisang dapat diolah menjadi pupuk oraganik yang disebut Bokasi.
Dimana pupuk ini dapat dimanfaatkan untuk merangsang tumbuhnya
tanaman dan kesuburan tanah.
Pembuatan pupuk Bokasi tergolong mudah untuk diterapkan
oleh para petani gula kelapa karena bahan-bahan yang digunakan
mudah untuk didapatkan, tetapi masih banyak petani yang belum
peduli akan pentingnya pemupukan..
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
3/37
Berikut cara pembuatan pupuk bokasi:
1.
Siapkan kotoran ternak, kemudian tumpuk hingga 0,5 M.
2. Beri irisan batang pisang secukupnya (hingga bagian atastertutup batang pisang)
3. Siram air hingga kapasitas lapang.4. Siramkan 2 Liter nira fermentasi yang telah ditambahkan 8 ml
SO kontan Lq.
5. Tutup rapat dengan menggunakan plastik (difermentasikan)6. Setelah 1 minggu dibalik dan diberi Trichoderma (maximal 2
bungkus ) kemudian biarkan selama 1 minggu.
7. Pupuk siap diaplikasikan disekitar batang pohon kelapa,dengan jarak 1,5 m dari batang atau dibuat 4 titik dengan jarak
1 meter dari batang.
Sebagai desa yang mempunyai potensi gula kelapa yang besar
dibutuhkan pula pengawet alami gula ini, salah satunya adalah daun
sirih. Daun sirih dapat digunakan sebagai laru alami sehingga gula
yang dihasilkan dapat tahan lama. Penanaman sirih bertujuan agar laru
alami tersedia di daerah tersebut.
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
4/37
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan kegiatan sosialisasi
pentingnya pemupukan pada tanaman kelapa, praktek pembuatan
pupuk bokasi dan POC, serta demplot pertanaman sirih untuk dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas gula kelapa yang dihasilkan.
b) Target kegiatanAdapun target kegiatan ini adalah seluruh warga RW 01 desa
Tanggeran atau kelompok penderes.
c) Pelaksanaan kegiatanKegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Desa Tanggeran
Dusun I dilaksanakan dengan mengikuti jadwal perkumpulan yang ada
disetiap RT. Penyuluhan Budidaya tanaman kelapa dan sirih yang baik
ini ditujukan kepada bapak-bapak. Kegiatan Penyuluhan dan praktek
Budidaya tanaman kelapa dan sirih yang baik di Desa Tanggeran
Dusun I dilakukan sebanyak 10 kali, yaitu seperti pada tabel di bawah:
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
5/37
Tabel 1. Kegiatan Sosialisasi dan Praktek Budidaya Kelapa dan Suruh
yang Baik.
No Tanggal Jenis Kegiatan LokasiKhalayak
Sasaran
Jumlah
Peserta
1 19-7-2011Sosialisasi Program
Kerja KKN di RT 2
Bapak
Rasiman
Masyarakat
RT 230
2 20-7-2011
Sosialisasi Program
Kerja KKN di RumahPak Dusun I
Bapak
Giwan
Masyarakat
Dusun I20
3 21-7-2011Sosialisasi Laru alami,Pupuk bokasi dan
Tungku
Bapak
Tasmin
Masyarakat
RT 525
4 23-7-2011 Sosialisasi program kerjaKKN di RT 8
BapakRusito
MasyarakatRT 8
28
5 24-7-2011Praktek Pembuatan POC
dan Bokasi
Bapak
Suhadi
Kelompok
Sekar Utama12
6 27-7-2011
Sosialisasi gula kelapa
alami dan Budidaya
Tanaman kelapa yangbaik
Balai desaMasyarakat
desaTanggeran28
7 4-8-2011Sosialisasi Program
Kerja KKN di RT 3
Bapak
Kardan
Masyarakat
RT 317
8 5-8-2011Sosialisasi Program
Kerja KKN di RT 8Ibu Riati
Masyarakat
Dusun I23
9 8-8-2011
Penyaringan POC dan
Aplikasi serta
pengukuran hasil Nira
BapakSuhadi
KelompokSekar Utama
3
Praktek pembuatan pupuk bokasi dilakukan pada hari Senin 25
Juli 2011 yang bertempat di rumah Pak Suhadi dengan dihadiri oleh
seluruh anggota kelompok Sekar Utama. Sebelum kegiatan dimulai,
kami menyiapkan plastik untuk tempat pupuk Bokasi. Bahan-bahan
yang diperlukan untuk membuat pupuk bokasi antara lain dedaunan,
kotoran kambing atau sapi, potongan batang dan hati pisang, dan
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
6/37
larutan pengurai (SO Kontan LQ). Untuk Batang pisang, daun kering
dan kotoran hewan disiapkan oleh warga. Caranya adalah disiapkan
daun kering yang sudah dipotong, batang pisang yang dipotong kecil,
kotoran kambing atau sapi. Kemudian bahan-bahan tersebut
dimasukan dengan cara ditumpuk (daun kering, potongan batang
pisang, dan kotoran kambing) ke dalam kantong plastik yang besar
lalu disiram dengan larutan SO Kontan LQ dengan dosis 4cc/liter.
Setelah plastik terisi penuh maka diikat dan dibiarkan membusuk
selama 2-3 minggu. Pupuk yang telah siap kemudian diaplikasikan
pada 2 tanaman kelapa dengan perlakuan:
1. Kelapa 1 : Pemberian pupuk bokasi dengan teknik pemberianmelingkari batang kelapa + penyiraman POC pada umbut dan
ketiak kelapa (tiap 1 minggu sekali).
2. Kelapa 2 : Pemberian POC pada umbut dan ketian kelapa (tiap 1minggu sekali).
Kegiatan pemupukan dilakukan pada tanaman Bapak Suhadi,
selaku ketua kelompok Sekar Utama. Tanaman yang dipupuk dengan
Bokasi dan POC dapat mengalami peningkatan kunatitas nira yang
dihasilkan dibandingkan dengan jumlah nira sebelum dipupuk, seperti
pada tabel dibawah ini:
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
7/37
Tabel 2. Jumlah nira yang dipupuk Bokasi + POC
Keterangan
Jumlah nira yang
dihasilkan / hari (ml) Rerata1 2 3
Sebelum Dipupuk 500 600 700 600
Sesudah Dipupuk 700 1000 850 850
Tabel 3. Jumlah nira yang dipupuk POC
Keterangan
Jumlah nira yang
dihasilkan / hari (ml) Rerata
1 2 3
Sebelum Dipupuk 500 400 550 483.3333333
Sesudah Dipupuk 500 850 800 716.6666667
Gambar 1. Pemupukan POC Gambar2.Pemupukan POC+Bokasi
d) Evaluasi kegiatanPembuatan pupuk bokasi dan pupuk organik cair dilaksanakan
1 kali oleh anggota kelompok Sekar Utama. Kegiatan berjalan lancar
dengan para anggota antusias membuat pupuk ini sehingga dihasilkan
1 karung besar pupuk bokasi dan 4 Liter POC. Pupuk bokasi hanya
cukup untuk 1 tanaman saja karena pohon kelapa membutuhkan
0
200
400
600
800
1000
1 2 3
Sebelum
Dipupuk
Sesudah
Dipupuk
0
200
400
600
800
1000
1 2 3
Sebelum
Dipupuk
Sesudah
Dipupuk
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
8/37
banyak pupuk. Sedangkan untuk POC digunakan untuk memupuk 2
tanaman kelapa dengan waktu pemupukan setiap 1 minggu sekali.
Demplot penanaman sirih dihasilkan 20 polibag, masing-
masing polibag berisi 2 batang bibit sirih. Setelah 3 minggu ternyata
bibit sirih banyak yang mati, dan hanya tersisa 4 polibag dengan
masing masing polibag berisi 1 tanaman. Hal ini dikarenakan bibit
yang ditanam kurang baik (batangnya kecil dan daunya lebar) selain
itu waktu penanaman bibit tidak disungkup dan waktu penanamannya
pada musim kemarau, sehingga mengakibatkan bibit menjadi banyak
yang layu.
e) RekomendasiMengembangkan pemupukan dari bahan-bahan alami sehingga
dapat melakukan pemupukan secara rutin dan berkala pada tanaman
khususnya pohon kelapa untuk meningkatkan hasil nira sehingga dapat
meningkatkan hasil gula kelapa yang diolah dan meningkatkan
pendapatan warga Desa Tanggeran. Untuk kedepannya bibit sirih
harus disungkup saat ditanam sehingga tidak layu atau kering.
2. Pembuatan Tungku Hemat Energia) Latar Belakang Kegiatan
Tungku merupakan alat yang digunakan untuk memasak, salah
satu bahan bakarnya menggunakan kayu sebagai bahan bakar.
Pengrajin gula kelapa di Desa Tanggeran dalam pembuatan gula
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
9/37
kelapa, menggunakan sebuah tungku dengan bahan bakar kayu. Dalam
sekali pemasakan gula kelapa, memerlukan waktu 4-5 jam dan hal itu
menyebabkan penggunaan kayu bakar sangat banyak sedangkan
persediaan kayu bakar menjadi semakin menipis. Jika pada musim
hujan, pengrajin gula kelapa membeli kayu bakar di pasar dengan
harga Rp. 5.000/ikat. Proses memasak gula kelapa membutuhkan kayu
bakar 4 ikat, padahal gula yang dihasilkan belum tentu dapat
menutupi biaya untuk membeli kayu bakar.
Dapur yang ada pada masyarakat desa tanggeran umumnya
masih jauh dari keadaan bersih dan sehat, karena sebagian besar masih
menggunakan tungku biasa yang asapnya tidak dapat keluar dari
dapur. Dampak negatif akibat penggunaan dapur yang kurang bersih
dan sehat menyebabkan berkurangnya mutu gula akibat adanya
kotoran yang jatuh pada saat produksi gula, sehingga dapat
mengurangi nilai jual. Selain itu, proses produksi yang kurang bersih
dan sehat dapat juga mengganggu kesehatan petani penderes itu
sendiri akibat menghirup asap yang tidak bisa keluar dari dapur.
Berdasarkan permasalahan diatas maka praktek pembuatan
tungku hemat bahan bakar (Tungku Manohara) termasuk dalam
program kerja kami yang telah diuji coba dapat menghemat bahan
bakar sebanyak 50% dan waktu masaknya lebih cepat dibandingkan
dengan tungku biasa serta membuat dapur lebih bersih dan sehat .
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
10/37
b) Target KegiatanAdapun target kegiatan ini adalah seluruh warga Desa
Tanggeran Dusun I, khususnya pengrajin Gula Kelapa yang telah
membentuk kelompok.
c) Pelaksanaan KegiatanKegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Desa Tanggeran
Dusun I dilakukan dengan mengikuti jadwal perkumpulan yang ada
disetiap RT. Penyuluhan pembuatan tungku hemat bahan bakar ini
ditujukan kepada Bapak-bapak. Kegiatan ini diisi dengan sambutan
Kormapok, perkenalan tim KKN, penyampaian materi dan tanya
jawab. Jadwal kegiatan tungku hemat bahan bakar dilakukan sebanyak
11 kali, yaitu seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Tungku Hemat Bahan Bakar
No Tanggal Jenis Kegiatan LokasiKhalayak
Sasaran
Jumlah
Peserta
1 19-7-2011Sosialisasi Pembuatan
Tungku di RT 2
Bapak
Rasiman
Masyarakat
RT 230
2 20-7-2011
Sosialisasi Pembuatan
Tungku di Rumah pak
Dusun I RW 01
Bapak
Giwan
Masyarakat
Dusun I20
3 21-7-2011Sosialisasi PembuatanTungku di RT 05
BapakTasmin
MasyarakatRT 5
25
4 23-7-2011Sosialisasi Pembuatan
Tungku di RT 8
Bapak
Rusito
Masyarakat
RT 8
28
5 26-7-2011Praktek PembuatanTungku
BapakDisun
KelompokSekar Utama
25
6 4-8-2011AplikasiPenggunaanTungku
BapakDisun
KelompokSekar Utama
3
7 4-8-2011Sosialisasi PenggunaanTungku
BapakKardan
MasyarakatRT 3
17
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
11/37
8 5-8-2011Sosialisasi Penggunaan
Tungku
Bapak
Kardan
Masyarakat
RT 317
9 6-8-2011 Aplikasi PenggunaanTungku BapakDisun KelompokSekar Utama 3
10 7-8-2011Aplikasi Penggunaan
Tungku
Bapak
Disun
Kelompok
Sekar Utama5
11 11-8-2011Aplikasi Penggunaan
Tungku
Bapak
Disun
Kelompok
Sekar Utama4
Praktek pembuatan tungku hemat bahan bakar dilakukan pada
hari Selasa 26 Juli 2011 yang bertempat di rumah Bapak Disun dengan
dihadiri oleh seluruh anggota kelompok Sekar Utama. Praktek
pembuatan tungku ini dibuat atas nama kelompok Sekar Utama di
Desa Tanggeran Dusun I. Bahan-bahan yang diperlukan untuk
membuat tungku antara lain semen 1 sak, pasir Rit, batu bata 100
buah dan cerobong asap 1 buah. Persediaan pasir dan batu-bata
disediakan oleh Bapak Disun selaku anggota kelompok Sekar Utama.
Aplikasi penggunaan tungku dilakukan di tempat Bapak Disun,
selaku anggota kelompok Sekar Utama. Penggunaan tungku manohara
ini lebih hemat bahan bakar (kayu) dan waktu masak lebih cepat
dibandingkan dengan tungku biasa yang di gunakan Bapak Disun.
Tungku biasa yang di gunakan Bapak Disun, pada saat memasak gula
untuk 6 kg dengan bahan bakar kayu 8-10 batang membutuhkan
waktu masak sekitar 5 jam. Penggunaan tungku manohara telah
teraplikasikan saat memasak gula untuk 6 kg dengan bahan bakar kayu
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
12/37
3-4 batang membutuhkan waktu masak sekitar 3 jam. Hal ini
menunjukan bahwa penggunaan tungku manohara dapat menghemat
bahan bakar dan waktu masak lebih cepat serta keadaan dapur dengan
menggunakan tungku manohara lebih bersih dan sehat karena tungku
manohara dilengkapi dengan cerobong asap yang menyebabkan asap
dapat keluar dari dapur.
Gambar 3. Tungku Biasa Gambar 4. Tungku Manohara
Perbandingan tungku manohara dengan tungku biasa dapat dilihat
pada tabel 5 dibawah ini :
Tabel 5. Jumlah bahan bakar yang digunakan
KeteranganJumlah kayu yang digunakan/ngindel
Rerata1 2 3 4
Tungku biasa 10 8 10 8 9
Tungku Manohara 7 4 4 3 4.5
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
13/37
Tabel 6. Waktu masak yang dibutuhkan
Keterangan
Waktu masak (Jam)
Rerata1 2 3 4
Tungku biasa 5.5 5 5.5 5 5.25
Tungku Manohara 3 2.5 3 2.5 2.75
Gambar 6. Perbandingan tungku manohara dengan tungku biasa
Setelah dilakukan sosialisasi dan aplikasi pembuatan tungku
hemat bahan bakar (Manohara), terdapat beberapa petani yang tertarik
untuk membuat tungku manohara yaitu Bapak Sukir, Bapak Turino
dan Bapak Sugiro.
d) Evaluasi KegiatanKegiatan berjalan lancar, baik penyuluhan di masing-masing RT. Hasil
dari penyuluhan ini dilakukan percontohan pembuatan tungku hemat
bahan bakar yaitu satu kali, karena pembuatan tungku akan dilakukan
jika sudah terbentuk kelompok penderes.
Aplikasi penggunaan tungku dapat dilakukan 9 hari setelah
pembuatan, karena harus menunggu tungku benar-benar kering. Dari
010
1234
Kayu(Bahan
akar) Aplikasi
Grafik hubungan
antara bahan
bakar tungku
Tungku
Biasa
Tungku
Manohara
010
1 2 3 4
aktuMasak
Aplikasi
Grafik Hubungan
Waktu Masak
antara Tungku
Tungku
Biasa
Tungku
Manohara
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
14/37
aplikasi percontohan tersebut, dapat dirasakan oleh warga bahwa
dengan menggunakan tungku hemat bahan bakar dapat mengurangi
penggunaan kayu bakar dan waktu memasak lebih cepat dibandingkan
dengan tungku biasa.
e) RekomendasiDalam pembuatan tungku hemat bahan bakar harus benar-benar pas
proporsi bahan-bahannya, dan aplikasi penggunaan tungku hemat
bahan bakar dilakukan minimal setelah lima hari. Jika kurang dari
lima hari, maka tungku akan mudah retak. Selain itu, dalam
pembuatan tungku sebaiknya pasir disaring terlebih dahulu, sehingga
hasilnya dapat lebih rapih dan tidak mudah retak.
3. Perbaikan Mutu Gula Kelapa AlamiA. Penggunaan Laru Alami
a) Latar Belakang Kegiatan
` Nira merupakan cairan yang keluar dari tandan bunga kelapa,
aren dan jenis palmae lainnya yang disadap. Dalam keadaan segar nira
memiliki rasa manis, berbau harum dan tidak berwarna serta
memipunyai derajat keasaman dengan pH 6,0-6,5. Kualitas nira
sebagai bahan baku utama merupakan faktor yang sangat penting
untuk menghasilkan gula yang baik. Kendala yang paling banyak
dihadapi pengrajin gula kelapa adalah daya simpan nira yang pendek,
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
15/37
apabila nira tidak cepat ditangani dan terlanjur rusak karena
mengalami fermentasi akibat terkontaminasi mikroba, nira tersebut
sudah tidak bisa lagi diolah menjadi gula cetak. Sebenarnya proses
fermentasi dapat diminimalisir dengan dilakukannya kebersihan alat-
alat yang digunakan untuk proses pengambilan nira maupun untuk
proses pengolahan gula seperti pongkor, belati, wajan, cetakan dan
lain-lain.
Selain harus dilakukan kebersihan alat, perlu dilakukan
penambahan pengawet pada nira yang dapat menghambat proses
fermentasi. Para pengrajin gula biasanya menambahkan bahan
pengawet yang dicampurkan dengan air kapur atau sering disebut
dengan istilah enjet. Pengawet sintetis yang sering digunakan
adalah sodium metabislfit (C6H
18NNaSi
2) atau sulfit (Na
2S
2O
5) yang
sering disebut dengan istilah obat gula. Penggunaan pengawet sintetis
di kalangan pengrajin berkembang karena efektif sebagai antimikroba,
mudah didapat di pasaran, harganya terjangkau, praktis dalam
penggunaan dan masih kurangnya pemahaman dan kesadaran
pengrajin mengenai dampak negative penggunaan sulfit. Dampak
negatif tersebut dapat dilihat pada peralatan yang digunakan, semakin
lama barang-barang yang digunakan untuk pemasakan nira mengalami
pengeroposan, cita rasa gula yang dihasilkan memiliki rasa yang agak
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
16/37
asin dan menurut kajian yang telah dilakukan berdampak buruk pada
kesehatan yaitu dapat menyebabkan kanker dan ashma
Penggunaan pengawet kimia memang pernah di anjurkan oleh
pemerintah, akan tetapi harus sesuai dengan aturan. Sedangkan
pemberian pengawet yang dilakukan oleh penderes tidak sesuai aturan,
sehingga dapat menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, salah
satu program KKN-Tematik yaitu merubah kebiasaan masyarakat
yang menggunakan pengawet kimia menjadi menggunakan pengawet
alami yang berupa campuran kapur (gamping) dengan sirih, manggis
dan tatalnangka.
b) Target Kegiatan
Target kegiatan ini adalah warga desa Tanggeran khususnya
para pengrajin gula kelapa agar menggunakan laru alami dan
meningkatkan sanitasi peralatan yang digunakan.
c) Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan tentang merubah kebiasaan menggunakan obat
gula menjadi laru alami dan tata cara merawat kebersihan alat-alat
yang digunakan dalam proses pengolahan gula kelapa dilakukan
sebanyak 12 kali, yaitu pada tanggal 20-28 Juli 2011, 3 Agustus 2011,
9 Agustus 2011 dan 11 Agustus 2011 pada saat kegiatan kumpulan
dan arisan rutin bapak-bapak dan PKK ibu-ibu. Pemberian informasi
tentang penggunaan laru alami dan kebersihan alat-alat dalam
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
17/37
pengolahan gula kelapa juga dilakukan disetiap rumah yang di
kunjungi. Selain penyuluhan penggunaan laru alami, kami juga
mendampingi penderes yang mau berubah menjadi laru alami, karena
biasanya dalam masa peralihan dari sulfit ke laru alami hasil gula tidak
selalu baik.
d) Evaluasi Kegiatan
Meskipun penyuluhan yang dilakukan sudah maksimal, akan
tetapi penerimaan masyarakat berbeda-beda. Ada yang menerima
dengan mudah, tidak sedikit pula sulit untuk menerima. Warga yang
mau menerima penggunaan laru alami beralasan bahwa mereka
mengerti akan bahaya sulfit dan gula yang dihasilkan juga untuk
dikonsumsi sendiri. Sebenarnya semua warga menyadari akan
bahayanya sulfit, akan tetapi mereka sudah ketergantungan. Salah satu
alasan mereka adalah, jika tidak menggunakan sulfit gula yang di
hasilkan tidak akan keras dan membuat pongkor menjadi kotor.
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
18/37
Gambar 7. Perbandingan Jumlah Penderes Pengguna Laru Alami
Sebelum dan Sesudah dilakukan Penyuluhan
Sebelum KKN Tematik dilaksanakan di RW 1 Desa
Tanggeran, diperoleh data penderes yang memakai laru alami hanya 7
orang dari total semua jumlah penderes yang ada yaitu 283, jika di
persentasekan menjadi sebesar 2,47%. Setelah dilakukan sosialisasi
mengenai laru alami diperoleh data kenaikan jumlah penderes yang
menggunakan laru alami yaitu menjadi sebanyak 24 orang atau jika
dipersentasekan menjadi 8,48%.
e) Rekomendasi
Penggunaan laru alami sebenarnya tidak sulit dan murah
harganya, untuk cara tradisonal hanya dibutuhkan gamping dan
beberapa potong tatal nangka ataupun kulit manggis, laru alami
tersebut dapat digunakan untuk persediaan selama kurang lebih satu
0
2
4
6
8
10
RT 1 RT 2 RT 3 RT 4RT 5 RT 6 RT 7 RT 8 RT 9
0
2 2
1
01
0 01
0
2 2
1
5
10
12
1
Grafik Jumlah Penderes yang Menggunakan
Laru Alami di Desa Tanggeran Sebelum dan
Sesudah dilakukan Penyuluhan
Sebelum
Sesudah
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
19/37
bulan. Jumlah laru yang ditambahkan juga tidak harus terlalu banyak
pada setiap pongkor jika kebersihan pongkor tersebut benar-benar
terjamin. Sebab semakin bersih alat-alat yang digunakan, hasil gulanya
juga akan semakin baik.
B. Pembuatan Gula Kristal dengan Laru Alamia) Latar Belakang
Selama ini nira yang dihasilkan di desa Tanggeran belum
dikelola lebih lanjut menjadi suatu produk yang bermanfaat dan
bernilai ekonomis. Pengrajin Gula kelapa di Desa Tanggeran hanya
mengolah nira menjadi gula cetak sehingga diperlukan pengetahuan
pengolahan nira lebih lanjut agar diperoleh produk-produk yang
memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Salah produk olahan nira
tersebut adalah gula kristal. Selain itu, program ini dilatarbelakangi
oleh adanya permintaan pasar yang tinggi akan gula kristal sedangkan
ketersediaan masih kurang.
b) Target KegiatanTarget kegiatan ini adalah warga desa Tanggeran dusun I
khususnya para pengrajin gula kelapa.
c) Pelaksanaan KegiatanPenyuluhan tentang pembuatan gula kristal dilakukan pada saat
acara pertemuan rutin disetiap RT, baik ibu-ibu maupun bapak-bapak
pada tanggal 20-28 Juli 2011, 3 Agustus 2011, 9 Agustus 2011 dan 11
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
20/37
Agustus 2011. Untuk praktek pembuatan gula kristal dilakukan pada
hari Selasa, 9 Agustus 2011 yang bertempat di rumah Bapak Turino
warga RT 06.
d) Evaluasi KegiatanMeskipun peserta tidak semua hadir tapi peserta yang hadir
sangat antusias dengan praktek pembuatan gula kristal. Selama
pembuatan gula kristal juga dipenuhi dengan sesi diskusi dan tanya
jawab seputar pembuatan gula kristal. Dalam praktik pembuatan gula
kristal yang dilakukan di rumah Bapak Turino dapat dikatakan cukup
berhasil karena pada awalnya gula hamper tidak dapat dibuat kristal
dan gula yang dapat lolos ayakan hasilnya sedikit. Hal ini dikarenakan
banyak faktor yang mempengaruhi, seperti kualitas nira yang kurang
baik, kebersihan peralatan yang digunakan, dan ukuran wajan yang
tidak sesuai dengan jumlah nira yang dimasak.
e) RekomendasiProduk olahan nira dapat dikembangkan sehingga dapat
diperoleh lebih banyak ragam dan inovasinya. Produk olahan nira
sebaiknya mudah diaplikasikan sehingga banyak orang yang paham
dengan cara membuatnya dan dapat digunakan sebagai sumber
penghasilan tambahan bagi masyarakat desa Tanggeran khususnya
para ibu rumah tangga.
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
21/37
4. Pembentukkan dan Pemberdayaab Kelompok Pengrajin Gula Kelapaa)
Latar Belakang
Kabupaten Banyumas menjadi salah satu daerah sentra tanaman
kelapa sekaligus hasil olahannya seperti gula kelapa. Potensinya sangat besar
bagi propinsi Jawa Tengah bahkan di Indonesia. Sentra perajin gula kelapa di
Kabupaten Banyumas adalah kecamatan Somagede. Salah satu desa di
Kecamatan Somagede sebagai sentra produksi gula kelapa adalah Desa
Tanggeran. Usaha gula kelapa di desa ini mempunyai peranan yang cukup
besar dalam menggerakkan perekonomian terutama di daerah pedesaan.
Industri gula kelapa di Desa Tanggeran, sebagian besar merupakan industri
skala rumah tangga. Usaha gula kelapa menjadi salah satu mata pencaharian
pokok dan sumber pendapatan masyarakat karena hampir 90 persen petaninya
merupakan perajin gula kelapa.
Usaha industri gula kelapa pada umumnya merupakan pekerjaan
pokok dengan bentuk unit perseorangan, sehingga sumber modal berasal dari
kemampuan perajin sendiri. Perajin gula di Desa Tanggeran masih berjalan
sendiri-sendiri, belum ada pembentukan kelompok apalagi koperasi perajin
gula. Belum adanya kelompok merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan posisi tawar perajin kepada pengepul menjadi sangat lemah.
Harga gula sangat ditentukan oleh pengepul dan tidak berpihak pada
keuntungan perajin (terjerat sistem ijon). Padahal harga gula merupakan
faktor penting yang berpengaruh terhadap pendapatan petani sekaligus
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
22/37
kesejahteraan mereka. Saat ini sebagian petani menjual hasil gula kelapanya
kepada warung-warung terdekat dan sebagian lainnya dijual kepada pengepul
lokal. Harga gula kelapa sangat bervariasi tergantung kualitas gula dan
bersifat fluktuatif dari waktu ke waktu. Kualitas gula yang berpengaruh
terhadap harga adalah warna gula, bentuk, ukuran, kekerasan dan rasanya.
Untuk mengatasi permaslahan di atas maka perlu adanya pembentukan
kelompok untuk memberdayakan masyarakat Desa Tanggeran dalam
keterkaitan tengkulak. Pengertian kelompok sendiri adalah agregat sosial
dimana anggota-anggotanya saling bergantungan, dan setidaknya memiliki
potensi untuk melakukan satu sama lain. Kelompok biasanya terdiri lebih dari
satu orang yang mempunyai tujuan sama. Desa Tanggeran mempunyai
potensi gula kelapa namun pengrajin gula kelapa masih bersifat individual
serta belum menyadari akan pentingnya keberadaan kelompok. Selain
persoalan di atas, para pengerajin gula kelapa mempunyai keterikatan yang
kuat terhadap tengkulak atau pengempul sehingga menghambat
perkembangan kemajuan terhadap usahanya. Dengan adanya kelompok
mampu mengurangi kesenjangan antara pengrajin dengan tengkulak.
Kemudian tujuan kelompok ini mampu mengetahui harga dipasaran,
pengalaman, mempermudah dalam permodalan mengingat pemerintah lebih
memperhatikan terhadap kelompok di bandingkan individual. Maka di
bentuklah kelompok penderes dengan salah satu syaratnya menggunakan laru
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
23/37
alami, kelompok tersebut di namakan Sekar Utama yang terdiri dari beberapa
RT di Dusun I Desa Tanggeran.
b) Target KegiatanTarget kegiatan ini adalah warga Desa Tanggeran khususnya para
pengrajin gula kelapa agar membentuk suatu kelompok untuk mempermudah
dan meningkatkan kesejahteraan dalam bidang ekonomi serta membantu
permodalan yang diberikan oleh pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun
Daerah.
c). Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan sosialisasi dengan para penderes tentang pentingnya
pembentukan kelompok dilaksanakan di Desa Tanggeran Dusun I dengan
mengikuti jadwal perkumpulan yang ada disetiap RT dan sistem door to door.
Sosialisasi pentingnya kelompok sasaranya yaitu kepada para penderes.
Berikut ini adalah jadwal sosialisasi akan pentingnya kelompok dan
pembentukan kelompok yaitu sebagai berikut.
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
24/37
Tabel 1. Jadwal Kegiatan sosialisasi pentingnya kelompok dan pembentukan
kelompok
No Tanggal Jenis Kegiatan Volume Keterangan
1
19 Juli-9
Agustus2011
Pertemuan dengan para
penderes
4x
(Realisasi20x)
ersama dengan
osialisasi ProgramKN secara
enyeluruh di Dusun I
an Balai Desa sertaKK RW I
2
19-28 Julidan 4-5
Agustus
2011
Sosialisasi pentinya
penderes
4x
(Realisasi11x)
ersama dengan
osialisasi ProgramKN secara
enyeluruh di Dusun I
an Balai Desa sertaKK RW I
3
24-25 Julidan 2
Agustus
2001
Pembentukan
kelompok
1x
(Realisasi3x)
ersama dengan para
enderes yang ada diusun I
4
24-25 Juli
dan 2Agustus
2011
Pembentukan strukurkelompok
1x
(Realisasi
3x)
elompok Sekartama
5
24-25 Juli,
31 Juli, 3Agustus dan19 Agustus
2011
Pelatihan Pembukuan4x
(Realisasi5x)
endahara Kelompok
ekar Utama
6
24-30
Agustus dan
4-5 Agustus2011
Pelatihan dan peluanguntuk mendapatkan
modal
4x(Realisasi
9x)
elompok Sekar
tama
7
25Juli, 29-30 Juli,10
Agustus dan
19 Agustus2011
Pendampingan
manajemen keuangan
dan administrasi
4x
(Realisasi
5x)
engurus Kelompok
ekar Utama
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
25/37
Dari tabel di atas menunjukan bahwa kegiatan sosialisasi akan
pentingnya pembentukan kelompok berjalan dengan lancer yang ditunjukan
dengan realisasi sesuai target bahkan melebihi target yang ditentukan.
Pembentukan kelompok ini nmemiliki banyak manfaat diantaranya
yaitu pengalaman, mengetahui harga gula dipasaran, mempermudah
mendapatkan modal, banyak dilirik pemerintah. Kelompok ini bertujuan
untuk memberdayakan masyarakat Desa Tanggeran untuk memanfaatkan
hasil bumi untuk meningkatkan taraf hidup dalam bidang ekonomi.
Pembentukan kelompok ini di awali dengan melalui beberapa pendekatan
yaitu sosialisasi di perkumpulan setiap RT dan mendatangi dari rumah ke
rumah ( sistem ngendong). Dengan cara pendekatan tersebut lebih efektif
mengingat sekarang ini bulan Ramadhan sementara waktu luang penderes
hanya di malam hari. Sehingga pembentukan kelompok dapat dilakukan pada
hari Senin, 25 Juli Januari 2011 yang bertempat di rumah Bapak Suhadi RT
06 yang dihadiri oleh beberapa penderes diantaranya Bapak Suhadi, Bapak
Raji Samin, Bapak Turino, Bapak Bardi, Bapak Sukir, dan Bapak Disun. Dari
perkumpulan para penderes yang hadir, menghasilkan suatu kesepakatan
mengenai pembentukan kelompok yang bernama Sekar Utama yang
mengandung arti Sekar itu bunga dan Utama itu Usaha Tani Maju. Setelah
terbentuk kelompok, membentuk struktur organisasi kepengurusan sementara
yang nantinya mempermudahkan masing-masing tugas dari para jabatan.
Melalui musyawarah dan kesepakatan dari para anggota Sekar Utama,
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
26/37
terpilihlah ketua kelompok sementara yaitu Bapak Suhadi RT 06, Sekertaris
Bapak Bardi, Bendahara Bapak Turino, Seksi Pemasaran Bapak Raji Samin,
Seksi Usaha Sukir dan anggota Bapak Disun. Pada tanggal 2 Agustus 2011
diadakan pertemuan pengurus kelompok sementara Sekar Utama. Pada
pertemuan tersebut menghasilkan suatu keputusan mengenai struktur
organisasi kepengurusan yang tetap dengan struktur organisasi sebagai
berikut.
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
27/37
STRUKTUR ORGANISASI SEKAR UTAMA
DESA TANGGERAN DUSUN I
KETUA
SUHADI
BENDAHARA
TURINO
SEKERTARIS
SUGIRO
SEKSI
PEMASARAN
SARKAM
SEKSI USAHA
SUKIR
ANGGOTA
1. DISUN
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
28/37
Setelah dibentuk kepengurusan yang tetap, selanjutnya membahas
tentang permodalan awal yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib.
Simpanan pokok merupakan simpanan yang di bayarkan pada awal
menjadi anggota Sekar Utama dan dapat di ambil apabila keluar dari
anggota, simpanan pokok menurut kesepakatan kelompok sebesar
Rp.10.000;. Sedangkan simpanan wajib yaitu simpanan yang di
bayarkan oleh anggota yang dilakukan setiap dua minggu sekali
Rp. 2.000; dan tidak bisa di ambil oleh anggota. Waktu perkumpulan
kelompok dilaksanakan setiap dua minggu sekali untuk para pengurus
kelompok sedangkan untuk para anggotanya akan di lakukan setiap
satu bulan sekali. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas
masalah pembukuan dan administrasi keuangan, evaluasi kegiatan
bulanan serta mengakrabkan anggota yang satu dengan anggota yang
lain. Kegiatan kelompok tidak hanya membahas itu saja, jabatan
bendahara dan sekertaris tentunya diberi berbagai ilmu. Untuk
bendahara sendiri di bekali masalah pembukuan mulai dari modal,
pendapatan, harta, hutang, biaya sehingga kelompok mampu
mengetahui setiap transaksi yang ada dalam kelompok Sekar Utama.
Dari laporan tersebut, maka kelompok mampu mengajukan kredit
permodalan keberbagai lembaga yaitu Kredit Usaha Rakyat ( Bank
Rakyat Indonesia), Program Usaha Agrobisnis Pertanian ( Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi) dan PNPM Mandiri
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
29/37
Perdesaan. Selanjutnya perbekalan untuk sekertaris yaitu bagaimana
membuat surat menyurat, mengurusi administrasi kelompok, mencatat
semua kegiatan kelompok. Melihat kenyataanya para penderes
memiliki tingkat pendidikan yang dibilang masih rendah sehingga
pembekalan seperti itu sangat penting bagi kelompok tersebut.
c) Evaluasi KegiatanDalam pembentukan kelompok menemui beberapa hambatan atau
kendala diantaranya dilihat dari tingkat pendidikan yang rendah,
sumber daya manusia dengan kualitas rendah, kesadaran masyarakat
yang rendah dan letak geografis desa yang kurang mendukung (jarak
rumah yang satu dengan rumah yang lain cukup jauh serta akses yang
jalan bisa dikatakan tidak layak). Namun hambatan tersebut bisa di
tangani, dengan di bentuknya kelompok. Kelompok ini bisa dikatakan
cukup baik karena beberapa warga antusias dan merasa tertarik
bergabung dalam Sekar Utama. Pada dasarnya pembentukan
kelompok memberikan kemudahan, salah satunya yang ditawarkan
oleh Pemerintah dalam hal permodalan .
d) RekomendasiBerbicara kelompok, tidak hanya dibentuk kelompok saja namun
harus memperhatikan dari berbagai segi aspek untuk membentuk
kelompok yang solid dan kuat. Menjadikan kelompok yang kuat
tersebut agar bisa berjalan dan berkembang dibutuhkan kesadaran
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
30/37
masyarakat yang tinggi akan pentingnya berkelompok, mereka yang
tidak menggunakan obat gula atau sulfit, tidak terikat dengan pihak
ketiga (tengkulak) dan tidak tergabung dengan sistem maro. Dengan
begitu, kelompok dapat memberdayakan semua potensi alam di Desa
Tanggeran yang sebagian besar penghasil nira dengan kualitas bagus
dibandingkan dengan daerah lain di Kabupaten Banyumas.
5. Strategi Pemasaran Gula Kelapaa) Latar Belakang Kegiatan
Pemasaran merupakan kegiatan untuk mendistribusikan input dari
hasil produksi sehingga dapat menjadi komoditas yang dapat
diperoleh, berdaya guna, dan memberikan kepuasan terhadap
konsumen. Kegiatan pemasaran harus didasarkan pada konsep untuk
menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
pasar, bukan berorientasi pada tujuan semata-mata untuk menjual
produk sebanyak mungkin tanpa didahului oleh analisis mengenai
peluang dan keinginan pasar. Pemasaran yang baik harus dilakukan
dengan pertimbangan jangka panjang sehingga kegiatan produksi
dapat terus berlanjut dan diperluas dari waktu ke waktu karena
ditunjang oleh strategi pemasaran yang efektif, efisien, dan
berkesinambungan. Semua ini harus ditujukan untuk mensukseskan
pemasaran sebagai unsur terpenting dalam suatu usaha produksi.
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
31/37
Masyarakat Desa Tanggeran mayoritas bermatapencaharian sebagai
pengrajin gula kelapa. Dari sisi kuantitas dapat dikatakan memiliki
stok gula kelapa yang potensial untuk memenuhi kebutuhan gula
kelapa di pasar, sedangkan dari sisi kualitas gula kelapa produksi Desa
Tanggeran tergolong dalam kualitas sangat baik dikarenakan nira yang
digunakan sebagai bahan baku memiliki kadar gula yang sangat tinggi.
Masalah pemasaran yang muncul adalah sebagian besar hasil produksi
pengrajin hanya dijual kepada pengepul dengan harga yang jauh di
bawah harga pasar yang ada. Hal tersebut dikarenakan kondisi
masyarakat yang apatis sehingga tidak ingin memanfaatkan peluang
pasar yang ada atau dikarenakan sebagian besar pengrajin memiliki
keterkaitan hutang yang kuat dengan tengkulak sehingga memaksa
pengrajin untuk menjual gula kepada tengkulak tersebut. Bahkan
untuk produk gula kelapa dengan laru alami memiliki harga jual yang
sama bahkan terkadang lebih rendah dibandingkan dengan gula sulfit.
Hal ini menimbulkan keengganan pada pengrajin untuk memproduksi
gula kelapa dengan laru alami.
Kami berusaha memperkenalkan berbagai peluang pasar yang
potensial untuk meningkatkan nilai jual gula kelapa alami untuk
kemudian membantu pengrajin dalam merancang strategi yang relevan
dengan peluang yang ada, serta secara fisik berusaha menghubungkan
dan mencarikan link pasar bagi produk gula kelapa alami pengrajin.
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
32/37
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
33/37
No Tanggal Nama Kegiatan Volume Keterangan
1 20-30 Juli
20114, 5, 8Agustus
2011
Sosialisasi model-
model pemasarangula kelapa
14x
(target4x)
Bersamaan dengan sosialisasi
program KKN secaramenyeluruh.Tempat : RT 02, Dusun I, RT
05, Balai Desa, RT 08, RT 06,
Dusun II, Sekretariatkelompok, PKK RW, RT 03
2 20-30 Juli2011
4, 5, 8
Agustus
2011
Sosialisasi strategimembuat jaringan
pasar
14 x(target
4x)
Bersamaan dengan sosialisasiprogram KKN secara
menyeluruh.
Tempat : RT 02, Dusun I, RT
05, Balai Desa, RT 08, RT 06,
Dusun II, Sekretariatkelompok, PKK RW, RT 03
3 24-27 Juli
20113-11Agustus
2011
Membuat model-
model pemasarangula kelapa
13 x
(target2x)
Bersamaan dengan sosialisasi
program KKN secaramenyeluruh. Termasuk prosespersiapan dan konsultasi.
Tempat : RT 06, Kelompok
Sekar Utama, RT 07, BalaiDesa, Sekar Utama
Kemawi, RT 03
4 24-27, 30
Juli 20119,10, 12
Agustus2011
Membuat model
jaringan pemasarangula kelapa
8x
(Target2x)
Menghubungi calon pembeli,
melakukan pembelian danpengemasan gula, menjual
gula, termasuk persiapan dankonsultasi.
Tempat : Kelompok Sekar
Utama, kelompok SekarUtama kemawi, Balai Desa,
Toko Margayu, Mino
Dani, Pringsewu Group.
d) Evaluasi KegiatanKendala untuk kegiatan non-fisik antara lain jumlah peserta sosialisasi
yang sedikit, masyarakat yang kurang aktif dan responsif terhadap
materi yang disampaikan. Sedangkan kendala untuk kegiatan fisik
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
34/37
antara lain: keterkaitan hutang yang kuat dengan tengkulak,
keengganan untuk melakukan inovasi, dan kapasitas produksi
pengrajin yang belum bisa memenuhi permintaan pasar berskala besar.
Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi peluang dan strategi pemasaran
dengan target masyarakat umum kurang mendapat respon yang positif
dikarenakan kesulitan masyarakat untuk memperluas pangsa pasar
dikarenakan keterkaitan dengan tengkulak. Namun untuk target khusus
yaitu kelompok penderes Sekar Utama mendapat respon yang cukup
baik, ditandai dengan usaha anggota untuk memproduksi gula kelapa
alami dan melakukan inovasi dengan melakukan percobaan untuk
membuat gula kristal dan gula kemasan.
Berikut hasil kegiatan fisik yaitu membuat model dan jaringan
pemasaran gula kelapa alami :
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
35/37
MODEL PEMASARAN GULA KELAPA
A. Model Langsung Pengepul
B. Model Langsung Industri
C. Model Kelompok Langsung
D. Model Kelompok - Konsinyasi
Konsinyasi
Penderes Pengepul/Konsu
men
IndustriPenderes
Pengepul/Industr
i
KelompokPenderes
Penderes
Toko, Kios,
Swalayan
Kelompok
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
36/37
JARINGAN PEMASARAN GULA KELAPA
o Nama Pemilik Jenis Kapasitas Harga Alamat Keterangan
1Toko
Margayu
Siti
NasirohPengepul
4 ton per
minggu
Kualitas I :
Rp. 6.600,-
Kualitas II :
Rp. 6.500,-
Jl. Masjid No.
09, Somagede,
BanyumasTelp.081327055
099
Kualitas gula
didasarkan pada warna.
Tidak ada perbedaanharga untuk gula alami
dan gula sulfit
2Mino
DaniTuswati Industri
23 kwintal
per bulanRp. 6.600,-
Pasar PiasaKulon,
Somagede,
BanyumasTelp.081577924
18
Hanya menerima gulaalami terutama dengan
warna coklat
3Pringsewu
Group
Agus
HardyantoIndustri
3 kwintal per
bulanRp. 6.800,-
Jl. D.I Panjaitan
No. 166,
PurwokertoTelp.(0281)
638231
Hanya menerima gula
kelapa alami
Untuk jaringan pemasaran, dari seluruh pihak yang kami hubungi
hanya pihak Pringsewu Group yang belum memberikan konfirmasi
mengenai kesediaan untuk menampung produk gula kelompok,
sedangkan Toko Margayu dan Mino Dani telah menyatakan
kesediaan.
e) RekomendasiPengrajin hendaknya membudayakan pembentukan kelompok
penderes untuk mempermudah pemasaran, mencari bantuan teknis dan
modal, serta mengurangi ketergantungan terhadap tengkulak melalui
simpan pinjam anggota. Kelompok yang telah terbentuk perlu untuk
-
7/22/2019 CONTOH lpj awetan
37/37
menambah jumlah anggota untuk meningkatkan kapasitas produksi
kelompok sehingga efektif untuk memenuhi permintaan pasar skala
besar. Selain itu, pengrajin perlu melakukan inovasi untuk
menghasilkan produk gula kelapa alami bernilai jual tinggi seperti
gula kemasan dan gula kristal.