contoh lpj awetan

Upload: usep-syaeful-bahri

Post on 10-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    1/37

    II. PELAKSANAAN PROGRAM DAN PEMBAHASAN

    A. Program Tematik1. Pemeliharaan Tanaman Kelapa dan Sirih yang Baik

    a) Latar belakang kegiatanKelapa merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang

    penting di Indonesia. Komoditas ini telah lama dikenal dan berperan

    besar bagi kehidupan manusia Indonesia baik ditinjau dari aspek

    ekonomi maupun aspek sosial budaya. Salah satu hasil tanaman kelapa

    yang potensial adalah nira yang dapat diolah menjadi gula kelapa.

    Desa Tanggeran merupakan salah satu daerah penghasil gula kelapa di

    kabupaten Banyumas.

    Masyarakat tanggeran sebagian besar bermatapencaharian

    sebagai pengrajin gula kelapa. Gula kelapa ini merupakan gula yang

    bahan dasar pembuatannya berasal dari nira kelapa. Untuk dapat

    mencukupi kebutuhan sehari-harinya maka nira ini diambil setiap hari.

    Tanaman kelapa yang selalu diambil niranya jarang sekali dipupuk

    oleh petani gula kelapa, sehingga produksi niranya semakin berkurang

    tiap bulan.

    Proses pembuatan gula kelapa biasanya terdapat nira yang

    rusak atau kecut. Nira ini umumnya tidak dimanfaatkan oleh petani

    gula kelapa dan hanya dibuang begitu saja, sehingga kurang

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    2/37

    termanfaatkan. Nira yang rusak ini dapat dijadikan sebagai bahan

    dasar untuk membuat pupuk organik cair. Selain itu proses pembuatan

    pupuk organik cair ini juga tergolong mudah, sehingga perlu dilakukan

    sosialisasi dan praktek mengenai pembuatan pupuk organik cair

    dengan bahan dasar nira rusak untuk meningkatkan kesuburan tanah

    dan produksi nira kelapa.

    Desa Tanggeran selain sebagai produsen gula kelapa juga

    merupakan desa yang memiliki kekayaan alam yang melimpah

    terutama tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar desa tersebut,

    diantaranya adalah tanaman orok-orok dan pisang. Penduduk di desa

    ini juga sebagian besar mempunyai hewan ternak. Tanaman orok-orok

    dan batang pisang tersebut biasanya dibuang atau tidak dimanfaatkan,

    sehingga diperlukan suatu pengetahuan mengenai pengolahan orok-

    orok dan pisang tersebut menjadi pupuk organik. Orok-orok dan

    pisang dapat diolah menjadi pupuk oraganik yang disebut Bokasi.

    Dimana pupuk ini dapat dimanfaatkan untuk merangsang tumbuhnya

    tanaman dan kesuburan tanah.

    Pembuatan pupuk Bokasi tergolong mudah untuk diterapkan

    oleh para petani gula kelapa karena bahan-bahan yang digunakan

    mudah untuk didapatkan, tetapi masih banyak petani yang belum

    peduli akan pentingnya pemupukan..

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    3/37

    Berikut cara pembuatan pupuk bokasi:

    1.

    Siapkan kotoran ternak, kemudian tumpuk hingga 0,5 M.

    2. Beri irisan batang pisang secukupnya (hingga bagian atastertutup batang pisang)

    3. Siram air hingga kapasitas lapang.4. Siramkan 2 Liter nira fermentasi yang telah ditambahkan 8 ml

    SO kontan Lq.

    5. Tutup rapat dengan menggunakan plastik (difermentasikan)6. Setelah 1 minggu dibalik dan diberi Trichoderma (maximal 2

    bungkus ) kemudian biarkan selama 1 minggu.

    7. Pupuk siap diaplikasikan disekitar batang pohon kelapa,dengan jarak 1,5 m dari batang atau dibuat 4 titik dengan jarak

    1 meter dari batang.

    Sebagai desa yang mempunyai potensi gula kelapa yang besar

    dibutuhkan pula pengawet alami gula ini, salah satunya adalah daun

    sirih. Daun sirih dapat digunakan sebagai laru alami sehingga gula

    yang dihasilkan dapat tahan lama. Penanaman sirih bertujuan agar laru

    alami tersedia di daerah tersebut.

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    4/37

    Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan kegiatan sosialisasi

    pentingnya pemupukan pada tanaman kelapa, praktek pembuatan

    pupuk bokasi dan POC, serta demplot pertanaman sirih untuk dapat

    meningkatkan kualitas dan kuantitas gula kelapa yang dihasilkan.

    b) Target kegiatanAdapun target kegiatan ini adalah seluruh warga RW 01 desa

    Tanggeran atau kelompok penderes.

    c) Pelaksanaan kegiatanKegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Desa Tanggeran

    Dusun I dilaksanakan dengan mengikuti jadwal perkumpulan yang ada

    disetiap RT. Penyuluhan Budidaya tanaman kelapa dan sirih yang baik

    ini ditujukan kepada bapak-bapak. Kegiatan Penyuluhan dan praktek

    Budidaya tanaman kelapa dan sirih yang baik di Desa Tanggeran

    Dusun I dilakukan sebanyak 10 kali, yaitu seperti pada tabel di bawah:

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    5/37

    Tabel 1. Kegiatan Sosialisasi dan Praktek Budidaya Kelapa dan Suruh

    yang Baik.

    No Tanggal Jenis Kegiatan LokasiKhalayak

    Sasaran

    Jumlah

    Peserta

    1 19-7-2011Sosialisasi Program

    Kerja KKN di RT 2

    Bapak

    Rasiman

    Masyarakat

    RT 230

    2 20-7-2011

    Sosialisasi Program

    Kerja KKN di RumahPak Dusun I

    Bapak

    Giwan

    Masyarakat

    Dusun I20

    3 21-7-2011Sosialisasi Laru alami,Pupuk bokasi dan

    Tungku

    Bapak

    Tasmin

    Masyarakat

    RT 525

    4 23-7-2011 Sosialisasi program kerjaKKN di RT 8

    BapakRusito

    MasyarakatRT 8

    28

    5 24-7-2011Praktek Pembuatan POC

    dan Bokasi

    Bapak

    Suhadi

    Kelompok

    Sekar Utama12

    6 27-7-2011

    Sosialisasi gula kelapa

    alami dan Budidaya

    Tanaman kelapa yangbaik

    Balai desaMasyarakat

    desaTanggeran28

    7 4-8-2011Sosialisasi Program

    Kerja KKN di RT 3

    Bapak

    Kardan

    Masyarakat

    RT 317

    8 5-8-2011Sosialisasi Program

    Kerja KKN di RT 8Ibu Riati

    Masyarakat

    Dusun I23

    9 8-8-2011

    Penyaringan POC dan

    Aplikasi serta

    pengukuran hasil Nira

    BapakSuhadi

    KelompokSekar Utama

    3

    Praktek pembuatan pupuk bokasi dilakukan pada hari Senin 25

    Juli 2011 yang bertempat di rumah Pak Suhadi dengan dihadiri oleh

    seluruh anggota kelompok Sekar Utama. Sebelum kegiatan dimulai,

    kami menyiapkan plastik untuk tempat pupuk Bokasi. Bahan-bahan

    yang diperlukan untuk membuat pupuk bokasi antara lain dedaunan,

    kotoran kambing atau sapi, potongan batang dan hati pisang, dan

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    6/37

    larutan pengurai (SO Kontan LQ). Untuk Batang pisang, daun kering

    dan kotoran hewan disiapkan oleh warga. Caranya adalah disiapkan

    daun kering yang sudah dipotong, batang pisang yang dipotong kecil,

    kotoran kambing atau sapi. Kemudian bahan-bahan tersebut

    dimasukan dengan cara ditumpuk (daun kering, potongan batang

    pisang, dan kotoran kambing) ke dalam kantong plastik yang besar

    lalu disiram dengan larutan SO Kontan LQ dengan dosis 4cc/liter.

    Setelah plastik terisi penuh maka diikat dan dibiarkan membusuk

    selama 2-3 minggu. Pupuk yang telah siap kemudian diaplikasikan

    pada 2 tanaman kelapa dengan perlakuan:

    1. Kelapa 1 : Pemberian pupuk bokasi dengan teknik pemberianmelingkari batang kelapa + penyiraman POC pada umbut dan

    ketiak kelapa (tiap 1 minggu sekali).

    2. Kelapa 2 : Pemberian POC pada umbut dan ketian kelapa (tiap 1minggu sekali).

    Kegiatan pemupukan dilakukan pada tanaman Bapak Suhadi,

    selaku ketua kelompok Sekar Utama. Tanaman yang dipupuk dengan

    Bokasi dan POC dapat mengalami peningkatan kunatitas nira yang

    dihasilkan dibandingkan dengan jumlah nira sebelum dipupuk, seperti

    pada tabel dibawah ini:

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    7/37

    Tabel 2. Jumlah nira yang dipupuk Bokasi + POC

    Keterangan

    Jumlah nira yang

    dihasilkan / hari (ml) Rerata1 2 3

    Sebelum Dipupuk 500 600 700 600

    Sesudah Dipupuk 700 1000 850 850

    Tabel 3. Jumlah nira yang dipupuk POC

    Keterangan

    Jumlah nira yang

    dihasilkan / hari (ml) Rerata

    1 2 3

    Sebelum Dipupuk 500 400 550 483.3333333

    Sesudah Dipupuk 500 850 800 716.6666667

    Gambar 1. Pemupukan POC Gambar2.Pemupukan POC+Bokasi

    d) Evaluasi kegiatanPembuatan pupuk bokasi dan pupuk organik cair dilaksanakan

    1 kali oleh anggota kelompok Sekar Utama. Kegiatan berjalan lancar

    dengan para anggota antusias membuat pupuk ini sehingga dihasilkan

    1 karung besar pupuk bokasi dan 4 Liter POC. Pupuk bokasi hanya

    cukup untuk 1 tanaman saja karena pohon kelapa membutuhkan

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1 2 3

    Sebelum

    Dipupuk

    Sesudah

    Dipupuk

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1 2 3

    Sebelum

    Dipupuk

    Sesudah

    Dipupuk

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    8/37

    banyak pupuk. Sedangkan untuk POC digunakan untuk memupuk 2

    tanaman kelapa dengan waktu pemupukan setiap 1 minggu sekali.

    Demplot penanaman sirih dihasilkan 20 polibag, masing-

    masing polibag berisi 2 batang bibit sirih. Setelah 3 minggu ternyata

    bibit sirih banyak yang mati, dan hanya tersisa 4 polibag dengan

    masing masing polibag berisi 1 tanaman. Hal ini dikarenakan bibit

    yang ditanam kurang baik (batangnya kecil dan daunya lebar) selain

    itu waktu penanaman bibit tidak disungkup dan waktu penanamannya

    pada musim kemarau, sehingga mengakibatkan bibit menjadi banyak

    yang layu.

    e) RekomendasiMengembangkan pemupukan dari bahan-bahan alami sehingga

    dapat melakukan pemupukan secara rutin dan berkala pada tanaman

    khususnya pohon kelapa untuk meningkatkan hasil nira sehingga dapat

    meningkatkan hasil gula kelapa yang diolah dan meningkatkan

    pendapatan warga Desa Tanggeran. Untuk kedepannya bibit sirih

    harus disungkup saat ditanam sehingga tidak layu atau kering.

    2. Pembuatan Tungku Hemat Energia) Latar Belakang Kegiatan

    Tungku merupakan alat yang digunakan untuk memasak, salah

    satu bahan bakarnya menggunakan kayu sebagai bahan bakar.

    Pengrajin gula kelapa di Desa Tanggeran dalam pembuatan gula

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    9/37

    kelapa, menggunakan sebuah tungku dengan bahan bakar kayu. Dalam

    sekali pemasakan gula kelapa, memerlukan waktu 4-5 jam dan hal itu

    menyebabkan penggunaan kayu bakar sangat banyak sedangkan

    persediaan kayu bakar menjadi semakin menipis. Jika pada musim

    hujan, pengrajin gula kelapa membeli kayu bakar di pasar dengan

    harga Rp. 5.000/ikat. Proses memasak gula kelapa membutuhkan kayu

    bakar 4 ikat, padahal gula yang dihasilkan belum tentu dapat

    menutupi biaya untuk membeli kayu bakar.

    Dapur yang ada pada masyarakat desa tanggeran umumnya

    masih jauh dari keadaan bersih dan sehat, karena sebagian besar masih

    menggunakan tungku biasa yang asapnya tidak dapat keluar dari

    dapur. Dampak negatif akibat penggunaan dapur yang kurang bersih

    dan sehat menyebabkan berkurangnya mutu gula akibat adanya

    kotoran yang jatuh pada saat produksi gula, sehingga dapat

    mengurangi nilai jual. Selain itu, proses produksi yang kurang bersih

    dan sehat dapat juga mengganggu kesehatan petani penderes itu

    sendiri akibat menghirup asap yang tidak bisa keluar dari dapur.

    Berdasarkan permasalahan diatas maka praktek pembuatan

    tungku hemat bahan bakar (Tungku Manohara) termasuk dalam

    program kerja kami yang telah diuji coba dapat menghemat bahan

    bakar sebanyak 50% dan waktu masaknya lebih cepat dibandingkan

    dengan tungku biasa serta membuat dapur lebih bersih dan sehat .

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    10/37

    b) Target KegiatanAdapun target kegiatan ini adalah seluruh warga Desa

    Tanggeran Dusun I, khususnya pengrajin Gula Kelapa yang telah

    membentuk kelompok.

    c) Pelaksanaan KegiatanKegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Desa Tanggeran

    Dusun I dilakukan dengan mengikuti jadwal perkumpulan yang ada

    disetiap RT. Penyuluhan pembuatan tungku hemat bahan bakar ini

    ditujukan kepada Bapak-bapak. Kegiatan ini diisi dengan sambutan

    Kormapok, perkenalan tim KKN, penyampaian materi dan tanya

    jawab. Jadwal kegiatan tungku hemat bahan bakar dilakukan sebanyak

    11 kali, yaitu seperti pada tabel 4.

    Tabel 4. Jadwal Kegiatan Tungku Hemat Bahan Bakar

    No Tanggal Jenis Kegiatan LokasiKhalayak

    Sasaran

    Jumlah

    Peserta

    1 19-7-2011Sosialisasi Pembuatan

    Tungku di RT 2

    Bapak

    Rasiman

    Masyarakat

    RT 230

    2 20-7-2011

    Sosialisasi Pembuatan

    Tungku di Rumah pak

    Dusun I RW 01

    Bapak

    Giwan

    Masyarakat

    Dusun I20

    3 21-7-2011Sosialisasi PembuatanTungku di RT 05

    BapakTasmin

    MasyarakatRT 5

    25

    4 23-7-2011Sosialisasi Pembuatan

    Tungku di RT 8

    Bapak

    Rusito

    Masyarakat

    RT 8

    28

    5 26-7-2011Praktek PembuatanTungku

    BapakDisun

    KelompokSekar Utama

    25

    6 4-8-2011AplikasiPenggunaanTungku

    BapakDisun

    KelompokSekar Utama

    3

    7 4-8-2011Sosialisasi PenggunaanTungku

    BapakKardan

    MasyarakatRT 3

    17

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    11/37

    8 5-8-2011Sosialisasi Penggunaan

    Tungku

    Bapak

    Kardan

    Masyarakat

    RT 317

    9 6-8-2011 Aplikasi PenggunaanTungku BapakDisun KelompokSekar Utama 3

    10 7-8-2011Aplikasi Penggunaan

    Tungku

    Bapak

    Disun

    Kelompok

    Sekar Utama5

    11 11-8-2011Aplikasi Penggunaan

    Tungku

    Bapak

    Disun

    Kelompok

    Sekar Utama4

    Praktek pembuatan tungku hemat bahan bakar dilakukan pada

    hari Selasa 26 Juli 2011 yang bertempat di rumah Bapak Disun dengan

    dihadiri oleh seluruh anggota kelompok Sekar Utama. Praktek

    pembuatan tungku ini dibuat atas nama kelompok Sekar Utama di

    Desa Tanggeran Dusun I. Bahan-bahan yang diperlukan untuk

    membuat tungku antara lain semen 1 sak, pasir Rit, batu bata 100

    buah dan cerobong asap 1 buah. Persediaan pasir dan batu-bata

    disediakan oleh Bapak Disun selaku anggota kelompok Sekar Utama.

    Aplikasi penggunaan tungku dilakukan di tempat Bapak Disun,

    selaku anggota kelompok Sekar Utama. Penggunaan tungku manohara

    ini lebih hemat bahan bakar (kayu) dan waktu masak lebih cepat

    dibandingkan dengan tungku biasa yang di gunakan Bapak Disun.

    Tungku biasa yang di gunakan Bapak Disun, pada saat memasak gula

    untuk 6 kg dengan bahan bakar kayu 8-10 batang membutuhkan

    waktu masak sekitar 5 jam. Penggunaan tungku manohara telah

    teraplikasikan saat memasak gula untuk 6 kg dengan bahan bakar kayu

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    12/37

    3-4 batang membutuhkan waktu masak sekitar 3 jam. Hal ini

    menunjukan bahwa penggunaan tungku manohara dapat menghemat

    bahan bakar dan waktu masak lebih cepat serta keadaan dapur dengan

    menggunakan tungku manohara lebih bersih dan sehat karena tungku

    manohara dilengkapi dengan cerobong asap yang menyebabkan asap

    dapat keluar dari dapur.

    Gambar 3. Tungku Biasa Gambar 4. Tungku Manohara

    Perbandingan tungku manohara dengan tungku biasa dapat dilihat

    pada tabel 5 dibawah ini :

    Tabel 5. Jumlah bahan bakar yang digunakan

    KeteranganJumlah kayu yang digunakan/ngindel

    Rerata1 2 3 4

    Tungku biasa 10 8 10 8 9

    Tungku Manohara 7 4 4 3 4.5

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    13/37

    Tabel 6. Waktu masak yang dibutuhkan

    Keterangan

    Waktu masak (Jam)

    Rerata1 2 3 4

    Tungku biasa 5.5 5 5.5 5 5.25

    Tungku Manohara 3 2.5 3 2.5 2.75

    Gambar 6. Perbandingan tungku manohara dengan tungku biasa

    Setelah dilakukan sosialisasi dan aplikasi pembuatan tungku

    hemat bahan bakar (Manohara), terdapat beberapa petani yang tertarik

    untuk membuat tungku manohara yaitu Bapak Sukir, Bapak Turino

    dan Bapak Sugiro.

    d) Evaluasi KegiatanKegiatan berjalan lancar, baik penyuluhan di masing-masing RT. Hasil

    dari penyuluhan ini dilakukan percontohan pembuatan tungku hemat

    bahan bakar yaitu satu kali, karena pembuatan tungku akan dilakukan

    jika sudah terbentuk kelompok penderes.

    Aplikasi penggunaan tungku dapat dilakukan 9 hari setelah

    pembuatan, karena harus menunggu tungku benar-benar kering. Dari

    010

    1234

    Kayu(Bahan

    akar) Aplikasi

    Grafik hubungan

    antara bahan

    bakar tungku

    Tungku

    Biasa

    Tungku

    Manohara

    010

    1 2 3 4

    aktuMasak

    Aplikasi

    Grafik Hubungan

    Waktu Masak

    antara Tungku

    Tungku

    Biasa

    Tungku

    Manohara

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    14/37

    aplikasi percontohan tersebut, dapat dirasakan oleh warga bahwa

    dengan menggunakan tungku hemat bahan bakar dapat mengurangi

    penggunaan kayu bakar dan waktu memasak lebih cepat dibandingkan

    dengan tungku biasa.

    e) RekomendasiDalam pembuatan tungku hemat bahan bakar harus benar-benar pas

    proporsi bahan-bahannya, dan aplikasi penggunaan tungku hemat

    bahan bakar dilakukan minimal setelah lima hari. Jika kurang dari

    lima hari, maka tungku akan mudah retak. Selain itu, dalam

    pembuatan tungku sebaiknya pasir disaring terlebih dahulu, sehingga

    hasilnya dapat lebih rapih dan tidak mudah retak.

    3. Perbaikan Mutu Gula Kelapa AlamiA. Penggunaan Laru Alami

    a) Latar Belakang Kegiatan

    ` Nira merupakan cairan yang keluar dari tandan bunga kelapa,

    aren dan jenis palmae lainnya yang disadap. Dalam keadaan segar nira

    memiliki rasa manis, berbau harum dan tidak berwarna serta

    memipunyai derajat keasaman dengan pH 6,0-6,5. Kualitas nira

    sebagai bahan baku utama merupakan faktor yang sangat penting

    untuk menghasilkan gula yang baik. Kendala yang paling banyak

    dihadapi pengrajin gula kelapa adalah daya simpan nira yang pendek,

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    15/37

    apabila nira tidak cepat ditangani dan terlanjur rusak karena

    mengalami fermentasi akibat terkontaminasi mikroba, nira tersebut

    sudah tidak bisa lagi diolah menjadi gula cetak. Sebenarnya proses

    fermentasi dapat diminimalisir dengan dilakukannya kebersihan alat-

    alat yang digunakan untuk proses pengambilan nira maupun untuk

    proses pengolahan gula seperti pongkor, belati, wajan, cetakan dan

    lain-lain.

    Selain harus dilakukan kebersihan alat, perlu dilakukan

    penambahan pengawet pada nira yang dapat menghambat proses

    fermentasi. Para pengrajin gula biasanya menambahkan bahan

    pengawet yang dicampurkan dengan air kapur atau sering disebut

    dengan istilah enjet. Pengawet sintetis yang sering digunakan

    adalah sodium metabislfit (C6H

    18NNaSi

    2) atau sulfit (Na

    2S

    2O

    5) yang

    sering disebut dengan istilah obat gula. Penggunaan pengawet sintetis

    di kalangan pengrajin berkembang karena efektif sebagai antimikroba,

    mudah didapat di pasaran, harganya terjangkau, praktis dalam

    penggunaan dan masih kurangnya pemahaman dan kesadaran

    pengrajin mengenai dampak negative penggunaan sulfit. Dampak

    negatif tersebut dapat dilihat pada peralatan yang digunakan, semakin

    lama barang-barang yang digunakan untuk pemasakan nira mengalami

    pengeroposan, cita rasa gula yang dihasilkan memiliki rasa yang agak

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    16/37

    asin dan menurut kajian yang telah dilakukan berdampak buruk pada

    kesehatan yaitu dapat menyebabkan kanker dan ashma

    Penggunaan pengawet kimia memang pernah di anjurkan oleh

    pemerintah, akan tetapi harus sesuai dengan aturan. Sedangkan

    pemberian pengawet yang dilakukan oleh penderes tidak sesuai aturan,

    sehingga dapat menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, salah

    satu program KKN-Tematik yaitu merubah kebiasaan masyarakat

    yang menggunakan pengawet kimia menjadi menggunakan pengawet

    alami yang berupa campuran kapur (gamping) dengan sirih, manggis

    dan tatalnangka.

    b) Target Kegiatan

    Target kegiatan ini adalah warga desa Tanggeran khususnya

    para pengrajin gula kelapa agar menggunakan laru alami dan

    meningkatkan sanitasi peralatan yang digunakan.

    c) Pelaksanaan Kegiatan

    Penyuluhan tentang merubah kebiasaan menggunakan obat

    gula menjadi laru alami dan tata cara merawat kebersihan alat-alat

    yang digunakan dalam proses pengolahan gula kelapa dilakukan

    sebanyak 12 kali, yaitu pada tanggal 20-28 Juli 2011, 3 Agustus 2011,

    9 Agustus 2011 dan 11 Agustus 2011 pada saat kegiatan kumpulan

    dan arisan rutin bapak-bapak dan PKK ibu-ibu. Pemberian informasi

    tentang penggunaan laru alami dan kebersihan alat-alat dalam

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    17/37

    pengolahan gula kelapa juga dilakukan disetiap rumah yang di

    kunjungi. Selain penyuluhan penggunaan laru alami, kami juga

    mendampingi penderes yang mau berubah menjadi laru alami, karena

    biasanya dalam masa peralihan dari sulfit ke laru alami hasil gula tidak

    selalu baik.

    d) Evaluasi Kegiatan

    Meskipun penyuluhan yang dilakukan sudah maksimal, akan

    tetapi penerimaan masyarakat berbeda-beda. Ada yang menerima

    dengan mudah, tidak sedikit pula sulit untuk menerima. Warga yang

    mau menerima penggunaan laru alami beralasan bahwa mereka

    mengerti akan bahaya sulfit dan gula yang dihasilkan juga untuk

    dikonsumsi sendiri. Sebenarnya semua warga menyadari akan

    bahayanya sulfit, akan tetapi mereka sudah ketergantungan. Salah satu

    alasan mereka adalah, jika tidak menggunakan sulfit gula yang di

    hasilkan tidak akan keras dan membuat pongkor menjadi kotor.

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    18/37

    Gambar 7. Perbandingan Jumlah Penderes Pengguna Laru Alami

    Sebelum dan Sesudah dilakukan Penyuluhan

    Sebelum KKN Tematik dilaksanakan di RW 1 Desa

    Tanggeran, diperoleh data penderes yang memakai laru alami hanya 7

    orang dari total semua jumlah penderes yang ada yaitu 283, jika di

    persentasekan menjadi sebesar 2,47%. Setelah dilakukan sosialisasi

    mengenai laru alami diperoleh data kenaikan jumlah penderes yang

    menggunakan laru alami yaitu menjadi sebanyak 24 orang atau jika

    dipersentasekan menjadi 8,48%.

    e) Rekomendasi

    Penggunaan laru alami sebenarnya tidak sulit dan murah

    harganya, untuk cara tradisonal hanya dibutuhkan gamping dan

    beberapa potong tatal nangka ataupun kulit manggis, laru alami

    tersebut dapat digunakan untuk persediaan selama kurang lebih satu

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    RT 1 RT 2 RT 3 RT 4RT 5 RT 6 RT 7 RT 8 RT 9

    0

    2 2

    1

    01

    0 01

    0

    2 2

    1

    5

    10

    12

    1

    Grafik Jumlah Penderes yang Menggunakan

    Laru Alami di Desa Tanggeran Sebelum dan

    Sesudah dilakukan Penyuluhan

    Sebelum

    Sesudah

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    19/37

    bulan. Jumlah laru yang ditambahkan juga tidak harus terlalu banyak

    pada setiap pongkor jika kebersihan pongkor tersebut benar-benar

    terjamin. Sebab semakin bersih alat-alat yang digunakan, hasil gulanya

    juga akan semakin baik.

    B. Pembuatan Gula Kristal dengan Laru Alamia) Latar Belakang

    Selama ini nira yang dihasilkan di desa Tanggeran belum

    dikelola lebih lanjut menjadi suatu produk yang bermanfaat dan

    bernilai ekonomis. Pengrajin Gula kelapa di Desa Tanggeran hanya

    mengolah nira menjadi gula cetak sehingga diperlukan pengetahuan

    pengolahan nira lebih lanjut agar diperoleh produk-produk yang

    memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Salah produk olahan nira

    tersebut adalah gula kristal. Selain itu, program ini dilatarbelakangi

    oleh adanya permintaan pasar yang tinggi akan gula kristal sedangkan

    ketersediaan masih kurang.

    b) Target KegiatanTarget kegiatan ini adalah warga desa Tanggeran dusun I

    khususnya para pengrajin gula kelapa.

    c) Pelaksanaan KegiatanPenyuluhan tentang pembuatan gula kristal dilakukan pada saat

    acara pertemuan rutin disetiap RT, baik ibu-ibu maupun bapak-bapak

    pada tanggal 20-28 Juli 2011, 3 Agustus 2011, 9 Agustus 2011 dan 11

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    20/37

    Agustus 2011. Untuk praktek pembuatan gula kristal dilakukan pada

    hari Selasa, 9 Agustus 2011 yang bertempat di rumah Bapak Turino

    warga RT 06.

    d) Evaluasi KegiatanMeskipun peserta tidak semua hadir tapi peserta yang hadir

    sangat antusias dengan praktek pembuatan gula kristal. Selama

    pembuatan gula kristal juga dipenuhi dengan sesi diskusi dan tanya

    jawab seputar pembuatan gula kristal. Dalam praktik pembuatan gula

    kristal yang dilakukan di rumah Bapak Turino dapat dikatakan cukup

    berhasil karena pada awalnya gula hamper tidak dapat dibuat kristal

    dan gula yang dapat lolos ayakan hasilnya sedikit. Hal ini dikarenakan

    banyak faktor yang mempengaruhi, seperti kualitas nira yang kurang

    baik, kebersihan peralatan yang digunakan, dan ukuran wajan yang

    tidak sesuai dengan jumlah nira yang dimasak.

    e) RekomendasiProduk olahan nira dapat dikembangkan sehingga dapat

    diperoleh lebih banyak ragam dan inovasinya. Produk olahan nira

    sebaiknya mudah diaplikasikan sehingga banyak orang yang paham

    dengan cara membuatnya dan dapat digunakan sebagai sumber

    penghasilan tambahan bagi masyarakat desa Tanggeran khususnya

    para ibu rumah tangga.

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    21/37

    4. Pembentukkan dan Pemberdayaab Kelompok Pengrajin Gula Kelapaa)

    Latar Belakang

    Kabupaten Banyumas menjadi salah satu daerah sentra tanaman

    kelapa sekaligus hasil olahannya seperti gula kelapa. Potensinya sangat besar

    bagi propinsi Jawa Tengah bahkan di Indonesia. Sentra perajin gula kelapa di

    Kabupaten Banyumas adalah kecamatan Somagede. Salah satu desa di

    Kecamatan Somagede sebagai sentra produksi gula kelapa adalah Desa

    Tanggeran. Usaha gula kelapa di desa ini mempunyai peranan yang cukup

    besar dalam menggerakkan perekonomian terutama di daerah pedesaan.

    Industri gula kelapa di Desa Tanggeran, sebagian besar merupakan industri

    skala rumah tangga. Usaha gula kelapa menjadi salah satu mata pencaharian

    pokok dan sumber pendapatan masyarakat karena hampir 90 persen petaninya

    merupakan perajin gula kelapa.

    Usaha industri gula kelapa pada umumnya merupakan pekerjaan

    pokok dengan bentuk unit perseorangan, sehingga sumber modal berasal dari

    kemampuan perajin sendiri. Perajin gula di Desa Tanggeran masih berjalan

    sendiri-sendiri, belum ada pembentukan kelompok apalagi koperasi perajin

    gula. Belum adanya kelompok merupakan salah satu faktor yang

    menyebabkan posisi tawar perajin kepada pengepul menjadi sangat lemah.

    Harga gula sangat ditentukan oleh pengepul dan tidak berpihak pada

    keuntungan perajin (terjerat sistem ijon). Padahal harga gula merupakan

    faktor penting yang berpengaruh terhadap pendapatan petani sekaligus

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    22/37

    kesejahteraan mereka. Saat ini sebagian petani menjual hasil gula kelapanya

    kepada warung-warung terdekat dan sebagian lainnya dijual kepada pengepul

    lokal. Harga gula kelapa sangat bervariasi tergantung kualitas gula dan

    bersifat fluktuatif dari waktu ke waktu. Kualitas gula yang berpengaruh

    terhadap harga adalah warna gula, bentuk, ukuran, kekerasan dan rasanya.

    Untuk mengatasi permaslahan di atas maka perlu adanya pembentukan

    kelompok untuk memberdayakan masyarakat Desa Tanggeran dalam

    keterkaitan tengkulak. Pengertian kelompok sendiri adalah agregat sosial

    dimana anggota-anggotanya saling bergantungan, dan setidaknya memiliki

    potensi untuk melakukan satu sama lain. Kelompok biasanya terdiri lebih dari

    satu orang yang mempunyai tujuan sama. Desa Tanggeran mempunyai

    potensi gula kelapa namun pengrajin gula kelapa masih bersifat individual

    serta belum menyadari akan pentingnya keberadaan kelompok. Selain

    persoalan di atas, para pengerajin gula kelapa mempunyai keterikatan yang

    kuat terhadap tengkulak atau pengempul sehingga menghambat

    perkembangan kemajuan terhadap usahanya. Dengan adanya kelompok

    mampu mengurangi kesenjangan antara pengrajin dengan tengkulak.

    Kemudian tujuan kelompok ini mampu mengetahui harga dipasaran,

    pengalaman, mempermudah dalam permodalan mengingat pemerintah lebih

    memperhatikan terhadap kelompok di bandingkan individual. Maka di

    bentuklah kelompok penderes dengan salah satu syaratnya menggunakan laru

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    23/37

    alami, kelompok tersebut di namakan Sekar Utama yang terdiri dari beberapa

    RT di Dusun I Desa Tanggeran.

    b) Target KegiatanTarget kegiatan ini adalah warga Desa Tanggeran khususnya para

    pengrajin gula kelapa agar membentuk suatu kelompok untuk mempermudah

    dan meningkatkan kesejahteraan dalam bidang ekonomi serta membantu

    permodalan yang diberikan oleh pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun

    Daerah.

    c). Pelaksanaan Kegiatan

    Kegiatan sosialisasi dengan para penderes tentang pentingnya

    pembentukan kelompok dilaksanakan di Desa Tanggeran Dusun I dengan

    mengikuti jadwal perkumpulan yang ada disetiap RT dan sistem door to door.

    Sosialisasi pentingnya kelompok sasaranya yaitu kepada para penderes.

    Berikut ini adalah jadwal sosialisasi akan pentingnya kelompok dan

    pembentukan kelompok yaitu sebagai berikut.

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    24/37

    Tabel 1. Jadwal Kegiatan sosialisasi pentingnya kelompok dan pembentukan

    kelompok

    No Tanggal Jenis Kegiatan Volume Keterangan

    1

    19 Juli-9

    Agustus2011

    Pertemuan dengan para

    penderes

    4x

    (Realisasi20x)

    ersama dengan

    osialisasi ProgramKN secara

    enyeluruh di Dusun I

    an Balai Desa sertaKK RW I

    2

    19-28 Julidan 4-5

    Agustus

    2011

    Sosialisasi pentinya

    penderes

    4x

    (Realisasi11x)

    ersama dengan

    osialisasi ProgramKN secara

    enyeluruh di Dusun I

    an Balai Desa sertaKK RW I

    3

    24-25 Julidan 2

    Agustus

    2001

    Pembentukan

    kelompok

    1x

    (Realisasi3x)

    ersama dengan para

    enderes yang ada diusun I

    4

    24-25 Juli

    dan 2Agustus

    2011

    Pembentukan strukurkelompok

    1x

    (Realisasi

    3x)

    elompok Sekartama

    5

    24-25 Juli,

    31 Juli, 3Agustus dan19 Agustus

    2011

    Pelatihan Pembukuan4x

    (Realisasi5x)

    endahara Kelompok

    ekar Utama

    6

    24-30

    Agustus dan

    4-5 Agustus2011

    Pelatihan dan peluanguntuk mendapatkan

    modal

    4x(Realisasi

    9x)

    elompok Sekar

    tama

    7

    25Juli, 29-30 Juli,10

    Agustus dan

    19 Agustus2011

    Pendampingan

    manajemen keuangan

    dan administrasi

    4x

    (Realisasi

    5x)

    engurus Kelompok

    ekar Utama

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    25/37

    Dari tabel di atas menunjukan bahwa kegiatan sosialisasi akan

    pentingnya pembentukan kelompok berjalan dengan lancer yang ditunjukan

    dengan realisasi sesuai target bahkan melebihi target yang ditentukan.

    Pembentukan kelompok ini nmemiliki banyak manfaat diantaranya

    yaitu pengalaman, mengetahui harga gula dipasaran, mempermudah

    mendapatkan modal, banyak dilirik pemerintah. Kelompok ini bertujuan

    untuk memberdayakan masyarakat Desa Tanggeran untuk memanfaatkan

    hasil bumi untuk meningkatkan taraf hidup dalam bidang ekonomi.

    Pembentukan kelompok ini di awali dengan melalui beberapa pendekatan

    yaitu sosialisasi di perkumpulan setiap RT dan mendatangi dari rumah ke

    rumah ( sistem ngendong). Dengan cara pendekatan tersebut lebih efektif

    mengingat sekarang ini bulan Ramadhan sementara waktu luang penderes

    hanya di malam hari. Sehingga pembentukan kelompok dapat dilakukan pada

    hari Senin, 25 Juli Januari 2011 yang bertempat di rumah Bapak Suhadi RT

    06 yang dihadiri oleh beberapa penderes diantaranya Bapak Suhadi, Bapak

    Raji Samin, Bapak Turino, Bapak Bardi, Bapak Sukir, dan Bapak Disun. Dari

    perkumpulan para penderes yang hadir, menghasilkan suatu kesepakatan

    mengenai pembentukan kelompok yang bernama Sekar Utama yang

    mengandung arti Sekar itu bunga dan Utama itu Usaha Tani Maju. Setelah

    terbentuk kelompok, membentuk struktur organisasi kepengurusan sementara

    yang nantinya mempermudahkan masing-masing tugas dari para jabatan.

    Melalui musyawarah dan kesepakatan dari para anggota Sekar Utama,

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    26/37

    terpilihlah ketua kelompok sementara yaitu Bapak Suhadi RT 06, Sekertaris

    Bapak Bardi, Bendahara Bapak Turino, Seksi Pemasaran Bapak Raji Samin,

    Seksi Usaha Sukir dan anggota Bapak Disun. Pada tanggal 2 Agustus 2011

    diadakan pertemuan pengurus kelompok sementara Sekar Utama. Pada

    pertemuan tersebut menghasilkan suatu keputusan mengenai struktur

    organisasi kepengurusan yang tetap dengan struktur organisasi sebagai

    berikut.

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    27/37

    STRUKTUR ORGANISASI SEKAR UTAMA

    DESA TANGGERAN DUSUN I

    KETUA

    SUHADI

    BENDAHARA

    TURINO

    SEKERTARIS

    SUGIRO

    SEKSI

    PEMASARAN

    SARKAM

    SEKSI USAHA

    SUKIR

    ANGGOTA

    1. DISUN

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    28/37

    Setelah dibentuk kepengurusan yang tetap, selanjutnya membahas

    tentang permodalan awal yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib.

    Simpanan pokok merupakan simpanan yang di bayarkan pada awal

    menjadi anggota Sekar Utama dan dapat di ambil apabila keluar dari

    anggota, simpanan pokok menurut kesepakatan kelompok sebesar

    Rp.10.000;. Sedangkan simpanan wajib yaitu simpanan yang di

    bayarkan oleh anggota yang dilakukan setiap dua minggu sekali

    Rp. 2.000; dan tidak bisa di ambil oleh anggota. Waktu perkumpulan

    kelompok dilaksanakan setiap dua minggu sekali untuk para pengurus

    kelompok sedangkan untuk para anggotanya akan di lakukan setiap

    satu bulan sekali. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas

    masalah pembukuan dan administrasi keuangan, evaluasi kegiatan

    bulanan serta mengakrabkan anggota yang satu dengan anggota yang

    lain. Kegiatan kelompok tidak hanya membahas itu saja, jabatan

    bendahara dan sekertaris tentunya diberi berbagai ilmu. Untuk

    bendahara sendiri di bekali masalah pembukuan mulai dari modal,

    pendapatan, harta, hutang, biaya sehingga kelompok mampu

    mengetahui setiap transaksi yang ada dalam kelompok Sekar Utama.

    Dari laporan tersebut, maka kelompok mampu mengajukan kredit

    permodalan keberbagai lembaga yaitu Kredit Usaha Rakyat ( Bank

    Rakyat Indonesia), Program Usaha Agrobisnis Pertanian ( Dinas

    Perindustrian Perdagangan dan Koperasi) dan PNPM Mandiri

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    29/37

    Perdesaan. Selanjutnya perbekalan untuk sekertaris yaitu bagaimana

    membuat surat menyurat, mengurusi administrasi kelompok, mencatat

    semua kegiatan kelompok. Melihat kenyataanya para penderes

    memiliki tingkat pendidikan yang dibilang masih rendah sehingga

    pembekalan seperti itu sangat penting bagi kelompok tersebut.

    c) Evaluasi KegiatanDalam pembentukan kelompok menemui beberapa hambatan atau

    kendala diantaranya dilihat dari tingkat pendidikan yang rendah,

    sumber daya manusia dengan kualitas rendah, kesadaran masyarakat

    yang rendah dan letak geografis desa yang kurang mendukung (jarak

    rumah yang satu dengan rumah yang lain cukup jauh serta akses yang

    jalan bisa dikatakan tidak layak). Namun hambatan tersebut bisa di

    tangani, dengan di bentuknya kelompok. Kelompok ini bisa dikatakan

    cukup baik karena beberapa warga antusias dan merasa tertarik

    bergabung dalam Sekar Utama. Pada dasarnya pembentukan

    kelompok memberikan kemudahan, salah satunya yang ditawarkan

    oleh Pemerintah dalam hal permodalan .

    d) RekomendasiBerbicara kelompok, tidak hanya dibentuk kelompok saja namun

    harus memperhatikan dari berbagai segi aspek untuk membentuk

    kelompok yang solid dan kuat. Menjadikan kelompok yang kuat

    tersebut agar bisa berjalan dan berkembang dibutuhkan kesadaran

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    30/37

    masyarakat yang tinggi akan pentingnya berkelompok, mereka yang

    tidak menggunakan obat gula atau sulfit, tidak terikat dengan pihak

    ketiga (tengkulak) dan tidak tergabung dengan sistem maro. Dengan

    begitu, kelompok dapat memberdayakan semua potensi alam di Desa

    Tanggeran yang sebagian besar penghasil nira dengan kualitas bagus

    dibandingkan dengan daerah lain di Kabupaten Banyumas.

    5. Strategi Pemasaran Gula Kelapaa) Latar Belakang Kegiatan

    Pemasaran merupakan kegiatan untuk mendistribusikan input dari

    hasil produksi sehingga dapat menjadi komoditas yang dapat

    diperoleh, berdaya guna, dan memberikan kepuasan terhadap

    konsumen. Kegiatan pemasaran harus didasarkan pada konsep untuk

    menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

    pasar, bukan berorientasi pada tujuan semata-mata untuk menjual

    produk sebanyak mungkin tanpa didahului oleh analisis mengenai

    peluang dan keinginan pasar. Pemasaran yang baik harus dilakukan

    dengan pertimbangan jangka panjang sehingga kegiatan produksi

    dapat terus berlanjut dan diperluas dari waktu ke waktu karena

    ditunjang oleh strategi pemasaran yang efektif, efisien, dan

    berkesinambungan. Semua ini harus ditujukan untuk mensukseskan

    pemasaran sebagai unsur terpenting dalam suatu usaha produksi.

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    31/37

    Masyarakat Desa Tanggeran mayoritas bermatapencaharian sebagai

    pengrajin gula kelapa. Dari sisi kuantitas dapat dikatakan memiliki

    stok gula kelapa yang potensial untuk memenuhi kebutuhan gula

    kelapa di pasar, sedangkan dari sisi kualitas gula kelapa produksi Desa

    Tanggeran tergolong dalam kualitas sangat baik dikarenakan nira yang

    digunakan sebagai bahan baku memiliki kadar gula yang sangat tinggi.

    Masalah pemasaran yang muncul adalah sebagian besar hasil produksi

    pengrajin hanya dijual kepada pengepul dengan harga yang jauh di

    bawah harga pasar yang ada. Hal tersebut dikarenakan kondisi

    masyarakat yang apatis sehingga tidak ingin memanfaatkan peluang

    pasar yang ada atau dikarenakan sebagian besar pengrajin memiliki

    keterkaitan hutang yang kuat dengan tengkulak sehingga memaksa

    pengrajin untuk menjual gula kepada tengkulak tersebut. Bahkan

    untuk produk gula kelapa dengan laru alami memiliki harga jual yang

    sama bahkan terkadang lebih rendah dibandingkan dengan gula sulfit.

    Hal ini menimbulkan keengganan pada pengrajin untuk memproduksi

    gula kelapa dengan laru alami.

    Kami berusaha memperkenalkan berbagai peluang pasar yang

    potensial untuk meningkatkan nilai jual gula kelapa alami untuk

    kemudian membantu pengrajin dalam merancang strategi yang relevan

    dengan peluang yang ada, serta secara fisik berusaha menghubungkan

    dan mencarikan link pasar bagi produk gula kelapa alami pengrajin.

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    32/37

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    33/37

    No Tanggal Nama Kegiatan Volume Keterangan

    1 20-30 Juli

    20114, 5, 8Agustus

    2011

    Sosialisasi model-

    model pemasarangula kelapa

    14x

    (target4x)

    Bersamaan dengan sosialisasi

    program KKN secaramenyeluruh.Tempat : RT 02, Dusun I, RT

    05, Balai Desa, RT 08, RT 06,

    Dusun II, Sekretariatkelompok, PKK RW, RT 03

    2 20-30 Juli2011

    4, 5, 8

    Agustus

    2011

    Sosialisasi strategimembuat jaringan

    pasar

    14 x(target

    4x)

    Bersamaan dengan sosialisasiprogram KKN secara

    menyeluruh.

    Tempat : RT 02, Dusun I, RT

    05, Balai Desa, RT 08, RT 06,

    Dusun II, Sekretariatkelompok, PKK RW, RT 03

    3 24-27 Juli

    20113-11Agustus

    2011

    Membuat model-

    model pemasarangula kelapa

    13 x

    (target2x)

    Bersamaan dengan sosialisasi

    program KKN secaramenyeluruh. Termasuk prosespersiapan dan konsultasi.

    Tempat : RT 06, Kelompok

    Sekar Utama, RT 07, BalaiDesa, Sekar Utama

    Kemawi, RT 03

    4 24-27, 30

    Juli 20119,10, 12

    Agustus2011

    Membuat model

    jaringan pemasarangula kelapa

    8x

    (Target2x)

    Menghubungi calon pembeli,

    melakukan pembelian danpengemasan gula, menjual

    gula, termasuk persiapan dankonsultasi.

    Tempat : Kelompok Sekar

    Utama, kelompok SekarUtama kemawi, Balai Desa,

    Toko Margayu, Mino

    Dani, Pringsewu Group.

    d) Evaluasi KegiatanKendala untuk kegiatan non-fisik antara lain jumlah peserta sosialisasi

    yang sedikit, masyarakat yang kurang aktif dan responsif terhadap

    materi yang disampaikan. Sedangkan kendala untuk kegiatan fisik

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    34/37

    antara lain: keterkaitan hutang yang kuat dengan tengkulak,

    keengganan untuk melakukan inovasi, dan kapasitas produksi

    pengrajin yang belum bisa memenuhi permintaan pasar berskala besar.

    Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi peluang dan strategi pemasaran

    dengan target masyarakat umum kurang mendapat respon yang positif

    dikarenakan kesulitan masyarakat untuk memperluas pangsa pasar

    dikarenakan keterkaitan dengan tengkulak. Namun untuk target khusus

    yaitu kelompok penderes Sekar Utama mendapat respon yang cukup

    baik, ditandai dengan usaha anggota untuk memproduksi gula kelapa

    alami dan melakukan inovasi dengan melakukan percobaan untuk

    membuat gula kristal dan gula kemasan.

    Berikut hasil kegiatan fisik yaitu membuat model dan jaringan

    pemasaran gula kelapa alami :

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    35/37

    MODEL PEMASARAN GULA KELAPA

    A. Model Langsung Pengepul

    B. Model Langsung Industri

    C. Model Kelompok Langsung

    D. Model Kelompok - Konsinyasi

    Konsinyasi

    Penderes Pengepul/Konsu

    men

    IndustriPenderes

    Pengepul/Industr

    i

    KelompokPenderes

    Penderes

    Toko, Kios,

    Swalayan

    Kelompok

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    36/37

    JARINGAN PEMASARAN GULA KELAPA

    o Nama Pemilik Jenis Kapasitas Harga Alamat Keterangan

    1Toko

    Margayu

    Siti

    NasirohPengepul

    4 ton per

    minggu

    Kualitas I :

    Rp. 6.600,-

    Kualitas II :

    Rp. 6.500,-

    Jl. Masjid No.

    09, Somagede,

    BanyumasTelp.081327055

    099

    Kualitas gula

    didasarkan pada warna.

    Tidak ada perbedaanharga untuk gula alami

    dan gula sulfit

    2Mino

    DaniTuswati Industri

    23 kwintal

    per bulanRp. 6.600,-

    Pasar PiasaKulon,

    Somagede,

    BanyumasTelp.081577924

    18

    Hanya menerima gulaalami terutama dengan

    warna coklat

    3Pringsewu

    Group

    Agus

    HardyantoIndustri

    3 kwintal per

    bulanRp. 6.800,-

    Jl. D.I Panjaitan

    No. 166,

    PurwokertoTelp.(0281)

    638231

    Hanya menerima gula

    kelapa alami

    Untuk jaringan pemasaran, dari seluruh pihak yang kami hubungi

    hanya pihak Pringsewu Group yang belum memberikan konfirmasi

    mengenai kesediaan untuk menampung produk gula kelompok,

    sedangkan Toko Margayu dan Mino Dani telah menyatakan

    kesediaan.

    e) RekomendasiPengrajin hendaknya membudayakan pembentukan kelompok

    penderes untuk mempermudah pemasaran, mencari bantuan teknis dan

    modal, serta mengurangi ketergantungan terhadap tengkulak melalui

    simpan pinjam anggota. Kelompok yang telah terbentuk perlu untuk

  • 7/22/2019 CONTOH lpj awetan

    37/37

    menambah jumlah anggota untuk meningkatkan kapasitas produksi

    kelompok sehingga efektif untuk memenuhi permintaan pasar skala

    besar. Selain itu, pengrajin perlu melakukan inovasi untuk

    menghasilkan produk gula kelapa alami bernilai jual tinggi seperti

    gula kemasan dan gula kristal.