Download - Pengenalan Tibetan Buddhism
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 1/20
Pengenalan Tibetan Buddhism
Wajrayana atau kadang ditulis Vajrayana, adalah suatu ajaran Buddha yang di Indonesia
lebih sering dikenal dengan nama Tantra atau Tantrayana. Namun banyak juga istilah lain
yang digunakan, seperti misalnya: mantrayana, ajaran mantra rahasia, ajaran Buddha
eksoterik. Wajrayana adalah merupakan ajaran yang berkembang dari ajaran Buddha
Mahayana, dan berbeda dalam hal praktek, bukan dalam hal filosofi. Dalam ajaran
Wajrayana, latihan meditasi sering di barengi dengan visualisasi. Istilah "Wajrayana" berasal
dari kata vajra yang dalam bahasa sanskerta bermakna 'halilintar' atau 'intan'. Wajra
melambangkan intan sebagai unsur terkeras di bumi, maka istilah Wajrayana dapat bermakna
"Kendaraan yang tak dapat rusak".
Filosofi
Filosofi ajaran agama Buddha dapat di bagi dua: Hinayana/Pratimokshayana (salahsatunya Theravada) dan Mahayana. Hinayana menekankan pada pencapaian sebagai
Arahat, sedangkan Mahayana pada pencapaian sebagai Bodhisatva. Tantrayana yang
merupakan bagian dari Mahayana juga sering dikenal dengan nama jalan Boddhisattva.
Hinayana dapat dibagi menjadi Vaibhashika dan Sautrantika. Sedangkan Mahayana dibagi
menjadi Cittamatra dan Madhyamika. Madhyamaka ini terdiri dari Rangtong (yang
mencakup Sautrantika dan Prasangika) dan Shentong (Yogacara). Keempat filosofi ajaran
Buddha ini (Vaibhasika, Sautrantika, Cittamatra dan Madhyamika) telah ada sejak zaman
Buddha Gautama, muncul karena adanya perbedaan kepercayaan, perbedaan level
pemahaman, perbedaan pencapaian dan realisasi dari para murid Buddha.
Ajaran Vaibhasika dan Sautrantika banyak terdapat di Thailand, Burma, Sri Lanka, Kamboja.Ajaran Cittamatra ini banyak ditemui di China, Taiwan, Jepang, Hongkong, Singapur,
Malaysia, Indonesia serta Tibet dan sekitarnya. Ajaran Uma Shentongpa merupakan bagian
dari ajaran Madyamika, yang percaya bahwa self-nature (sifat alami kita) sebenarnya tidaklah
sekedar kosong, karena self-nature (sifat alami kita) adalah Buddha-nature (inti benih ke-
Buddhaan), yang memiliki semua kualitas Buddha.
"śūnyatā sarvadriṣṭīṇām proktā niḥsaraṇam jinaiḥ yeṣām tu śūnyatādṛṣṭtis tan asādhyan
babhāṣire"
"Para Penakluk mengatakan bahwa (realisasi) Sunyata mengeliminasi semua pandangan.
Semua yang mencengkram pandangan Sunyata itu dikatakan tidak dapat diobati."
- Nagarjuna, Mūlamadhyamakakārikā 13.8
Mencengkram pandangan Sunyata ialah pandangan salah yang belum memahami sunyata. Di
antara semua pandangan salah, Nagarjuna menyatakan bahwa pandangan salah yang satu ini
tidak dapat diobati lagi. Karena ajaran Sunyata ini sedemikian mendalam, maka tidak
sepantasnya dipandang sebagai sekedar 'kosong'.
Ajaran Madyamika ini awalnya banyak terdapat di pengunungan himalaya, seperti di Tibet,
Nepal, Bhutan, Sikkim, namun sekarang telah ada di berbagai negara Asia dan di negara
barat. Ajaran Vajrayana secara umum di berbagai negara lebih dikenal sebagai ajaran agama
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 2/20
Buddha Tibet, yang merupakan bagian dari Mahayana dan diajarkan langsung oleh Buddha
Sakyamuni yang amat cocok untuk di praktikkan oleh umat perumah tangga, umat yang
hidup sendiri (tidak menikah), ataupun umat yang memutuskan untuk hidup sebagai bhiksu di
vihara Vajrayana.
Pandangan Salah
Di beberapa negara (terutama di asia), banyak sekali anggapan bahwa Wajrayana merupakan
ajaran mistik, penuh dengan kegaiban. Hal ini sebenarnya tidaklah benar. Dalam Wajrayana,
terdapat banyak sekali metoda dalam berlatih. Memang banyak sekali praktisi Wajrayana
yang memiliki kemampuan luar biasa, namun hal ini bukanlah sesuatu yang mistik. Hal ini
sebenarnya merupakan hasil samping dari latihan yang dilakukan, dan hal ini harus
diabaikan. Seperti kata sang Buddha, yang dapat menyelamatkan kita pada saat kematian
adalah Dharma, bukanlah kesaktian yang kita miliki. Sering kemampuan yang didapat ini
menjadi penghalang dalam mencapai tujuan utama kita, yaitu mencapai pencerahan. Hasilsamping berupa kemampuan (siddhi) ini sering akan meningkatkan kesombongan (ke-aku-
an) kita, yang sebenarnya justru harus kita hilangkan, dan bukan merupakan sesuatu yang
harus dibanggakan. Namun sayang sekali, banyak orang yang berpandangan salah, mereka
mengagungkan kemampuan gaib yang dimiliki oleh seseorang, dan mengabaikan Dharma
yang mulia. Hal ini dapat terjadi karena adanya kebodohan / ketidak tahuan (Moha) yang
dimiliki.
Sang Buddha sering berpesan kepada murid-muridNya, bahwa mereka tidak boleh
memperlihatkan kemampuan (siddhi) mereka, tanpa suatu tujuan yang mulia. Demikian pula,
Para praktisi tinggi Wajrayana tidak pernah menunjukkan kemampuan mereka hanya demi
ego, demi ketenaran, demi kebanggaan, ataupun demi materi. Para praktisi tinggi ini biasanya
menunjukkan kemampuan pada murid-murid dekat, ataupun pada orang tertentu yang
memiliki hubungan karma dengannya, demi Dharma yang mulia, misalnya untuk menghapus
selubung kebodohan, ketidak tahuan, kekotoran batin, ataupun karena kurangnya devosi
dalam diri murid tersebut.
Menurut catatan, banyak sekali praktisi tinggi Wajrayana yang memiliki kemampuan (siddhi)
yang luar biasa, misalnya: menghidupkan kembali ikan yang telah dimakan (Tilopa), terbang
di angkasa (Milarepa), membalikkan arus sungai gangga (Biwarpa), menahan matahari
selama beberapa hari (Virupa), mencapai tubuh pelangi (tubuh hilang tanpa bekas, hanya
meninggalkan kuku dan rambut sebagai bukti), berlari melebihi kecepatan kuda, merubah batu jadi emas atau air jadi anggur, memindahkan kesadaran seseorang ke alam suci Sukavati
(yang dikenal dengan istilah phowa), dapat meramalkan secara tepat waktu serta tempat
kematian & kalahirannya kembali (H.H. Karmapa), lidah dan jantung yang tidak terbakar
ketika di kremasi, terdapat banyaknya relik dari sisa kremasi, dll. Di dalam Wajrayana,
semua hasil yang kita peroleh dari latihan kita, haruslah kita simpan serapi mungkin, bukan
untuk di ceritakan pada orang lain. Sebagai pengecualian, kita boleh mendiskusikan hal
tersebut dengan Guru kita, jika memang ada hal yang kurang kita mengerti.
Pentingnya Guru Yang Berkualitas
Dalam ajaran Wajrayana, hubungan antara seorang Guru dan seorang murid adalah amat penting. Seorang murid tidak akan pernah memperoleh pencapaian tanpa bantuan seorang
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 3/20
Guru yang berkualitas, karena Guru yang berkwalitas merupakan perwujudan dari Buddha,
Dharma dan Sangha. Di dalam Wajrayana, seorang guru bisa saja merupakan seorang Yogi
(pertapa), seorang His Holliness, seorang Rinpoche, ataupun seorang Lama. Seorang Guru
berkualitas adalah guru yang telah diakui oleh pimpinan keempat aliran: Nyingmapa,
Sakyapa, Kagyudpa, Gelugpa. Didalam Vajrayana seorang praktisi tidak dilarang untuk
menikah, serta juga tidak diharuskan untuk hidup bervegetarian (Catatan: Pada saat bercocok tanam, banyak juga mahluk yang terbunuh. Hidup sebagai seorang vegetarian tidaklah
menjadikan kita suci, tergantung motivasi kita. Prilaku kita dalam berlatih sehari-harilah yang
amat menentukan, termasuk di dalamnya : perbuatan / Tubuh, Ucapan serta Pikiran kita).
Banyak dari Guru Vajrayana yang tidak menikah, namun tidak sedikit juga yang menikah.
Pasangan dari seorang Guru Vajrayana bukanlah seorang wanita biasa, mereka biasanya
merupakan seorang dakini (mahluk suci yang telah memperoleh pencapaian) yang
ditugaskan untuk membantu sang Guru dalam memperoleh pencapaian demi kebahagiaan
semua mahluk.
Dalam ajaran Theravada dan Mahayana dikenal dengan istilah 3 akar, yaitu mengambil
perlindungan pada Buddha, Dharma dan Sangha. Di dalam ajaran Wajrayana, selain penyerahan total Tubuh, Ucapan, Pikiran dan berlindung pada Buddha, Dharma dan Sangha,
terdapat juga 3 akar tambahan, yaitu: penyerahan total Tubuh, Ucapan, Pikiran dan berlindung pada Guru, Yidam dan Protektor. Ketika kita berbicara tentang penyerahan
total dan perlindungan, maka terlihat jelas betapa pentingnya kita mencari seorang Guru yang
benar-benar berkwalitas, yang hanya dengan bantuan dan berkah yang diberikanNya kita bisa
mencapai pencerahan.
Di dalam latihan, amat diperlukan seorang guru yang berkualitas, sehingga kita perlu
berhati-hati dalam memilih seorang guru (words of my perfect teacher - Patrul Rinpoche).
Seorang guru yang berkualitaslah yang dapat membimbing dan membantu kita dalam
mencapai pencerahan. Kualitas seorang guru dapat kita lihat dari riwayat silsilah beliau
(kebanyakan merupakan seorang Tulku) serta adanya pengakuan dari pimpinan ke empat
aliran (Nyingmapa, Sakyapa, Kagyudpa, Gelugpa). Hal ini yang menjadi salah satu unsur
pokok dalam Wajrayana. Pada saat lahirnya seorang Tulku (guru berkwalitas), biasanya di
tandai dengan adanya tanda alam yang ikut bergembira, misalnya: adanya pelangi, udara
dipenuhi dengan wangi dupa dan bunga, terdengar alunan musik di angkasa, dll. Pada saat di
kremasi, sering lidah dan jantung seorang Tulku tidak terbakar, adanya tulisan mantra di
batok kepala, juga sering ditemukan relik-relik yang indah. Tidak jarang juga seorang Tulku
mencapai tubuh pelangi saat mereka meninggal (tubuh hilang tanpa bekas, hanya
meninggalkan kuku dan rambut sebagai bukti).
Dalam melaksanakan latihan, sering dianjurkan untuk berlatih tiap hari secara disiplin.
Banyak guru mengatakan bahwa lebih baik berlatih 10 menit tiap hari, daripada berlatih 300
menit secara berturut-turut tanpa henti, lalu istirahat selama sebulan.
Istilah Ajaran (Mantra) Rahasia
Dalam tradisi tertentu, sering ajaran diturunkan secara rahasia dari seorang guru kepada
seorang murid (seperti misalnya ajaran Bisikan Dakini yang di terima oleh Tilopa langsung
dari Dakini, yang diajarkan kepada Naropa, kemudian diturunkan secara rahasia oleh
Milarepa hanya kepada seorang murid saja (Gampopa), sang murid juga menurunkan hanya
kepada seorang muridnya, begitu seterusnya, ajaran ini tidak diberikan kepada umum).Dengan adanya hal-hal seperti ini, sering juga ajaran Vajrayana di kenal dengan ajaran
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 4/20
rahasia. Karena praktek Vajrayana tidak terlepas dari penjapaan mantra, maka sering juga
dikenal dengan istilah ajaran mantra rahasia.
Ajaran Wajrayana sering juga disebut dengan Praktek Rahasia, atau Kendaraan Rahasia. Hal
ini menggambarkan bahwa ketika seorang praktisi semakin merahasiakan latihannya, maka ia
akan semakin mendapatkan kemajuan pencapaian dan berkah dari latihan yang ia lakukan.Semakin ia menceritakan tentang latihannya, maka semakin sedikit berkah yang akan ia
peroleh.
Selain itu dalam Wajrayana terdapat juga latihan Protektor, latihan Channel dan Cakra. Jika
latihan ini dipublikasi, maka akan mengakibatkan adanya salah tafsir dari arti latihan yang
sebenarnya, yang banyak terjadi pada mereka yang kurang percaya ataupun yang tidak
mengerti. Sebagai contoh : Jika orang mendengar tentang Buddha, maka dalam bayangan
mereka Buddha digambarkan sebagai sesuatu yang tenang, damai dan indah. Namun
beberapa gambar Protektor terlihat murka/garang, walaupun sebenarnya Protektor adalah
merupakan manifestasi dari Buddha juga. Jika orang awan melihat hal ini, maka mereka akan
mulai mengkritik dan menyalah artikan ajaran Vajrayana, dan hal ini akan berakibatterjadinya karma buruk, yang tentu amat merugikan diri mereka sendiri. Oleh karena itu,
dalam latihan tingkat tinggi Wajrayana, latihan selalu harus dilakukan secara rahasia.
Sejarah dan Silsilah Vajrayana
Buddhadharma atau Buddhisme mulai masuk ke Tibet sekitar abad ketujuh pada masa
pemerintahan Raja Songtsen Gampo. Pada abad kedelapan, Buddhisme mulai berakar di
Tibet, yaitu pada masa pemerintahan Raja Trisong Detsen. Acharya Padmasambhava dan
Abbot Shantirakshita membantu Raja untuk membawa dharma ke Tibet dan menerjemahkan
ajaran-ajaran Buddha ke dalam bahasa Tibet. Semua ajaran dan praktik Buddhisme Tibet
berasal langsung dari Buddha Sakyamuni. Tidak dapat dipungkiri bahwa ajaran yang berada
di Tibet mempunyai hubungan ke suatu tradisi di India. Vajrayana memiliki 4 tradisi atau
silsilah, yakni: Silsilah Nyingmapa, Silsilah Sakyapa, Silsilah Kagyudpa, dan Silsilah
Gelugpa.
Silsilah Nyingmapa
Silsilah Nyingma (sering disebut silsilah Terma) merujuk pada Buddha Samantabhadra,
Vajrasattva, dan Garab Dorje dari Uddiyana. Sosok yang paling penting dalam Nyingma
adalah maha guru dari India Guru Padmasambhava, sebagai pendiri dari silsilah Nyingma,
yang datang ke Tibet di abad kedelapan. Padmasambhava diundang oleh Raja MindrollingTrichen Trisong Deutsan (742-797) untuk memusnahkan kekuatan jahat dan mendirikan
pusat pengajaran agama Buddha di Tibet. Ia dikenal dengan nama Guru Rinpoche (guru yang
amat berharga). Selama bertahun-tahun Guru Rinpoche dan Abbot Shantarakshita
mengajarkan sutra dan tantra secara menyeluruh di Tibet. Padmasambhava menyembunyikan
secara gaib ratusan Terma (ajaran dan petunjuk) dalam bentuk: kitab suci, gambar, artikel /
teks upacara agama, yang hanya dapat ditemukan oleh orang tertentu yang memiliki
pencapaian, pada masa depan. Sebagian dari Terma ini telah ditemukan, dan diajarkan secara
rahasia dari guru ke murid. Maka muncullah istilah silsilah Terma (wahyu). Pimpinan
Nyingma saat ini adalah Yang Mulia Mindrolling Trichen Rinpoche, yang mendirikan biara
Mindrolling di Clementown, Dehradun, India.
Silsilah Sakyapa
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 5/20
Silsilah Sakya dimulai dari seorang yogi besar India, Virupa (abad ke-9), salah satu dari 84
Mahasiddhas yang amat terkenal dan memiliki pencapaian serta dapat melakukan berbagai
keajaiban. Melalui Gayadhara (994-1043) silsilah ajaran diturunkan kepada seorang murid
Tibet bernama Drokmi Lotsawa Shakya Yeshe (992-1072 ). Drokmi Lotsawa kemudian
menurunkan silsilah ajaran kepada murid utamanya, Khon Könchok Gyalpo (1034-1102),
yang membangun biara besar di wilayah Tsang, di pusat Tibet. Tradisi garis silsilah Sakya berhubungan erat dengan keluarga Khon, yang menurut sejarahnya berasal dari mahluk
sempurna yang memiliki pencapaian tinggi. Silsilah ini berlanjut terus hingga sekarang sejak
masa Könchok Gyalpo (1034-l102), sebagai pendiri tradisi sakya. Pimpinan silsilah ajaran
Sakya saat ini adalah Yang Mulia Sakya Trizin (Ngakwang Kunga Thekchen Palbar Samphel
Ganggi Gyalpo), yang lahir pada tahun 1945 di Tsedong, Tibet. Yang Mulia Sakya Trizin
tinggal di Rajpur, India dan melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk menyebarkan
ajaran silsilah Sakya demi kebahagiaan semua mahluk. Pada tahun 1974, Yang Mulia Sakya
Trizin menikahi Dakmo Tashi Lhakyi dan memiliki dua anak, Ratna Vajra Rinpoche (lahir
tahun 1974) dan Jnana Vajra Rinpoche (lahir tahun 1979).
Silsilah Kagyudpa
Silsilah Kagyud dimulai dari Mahasiddha agung Tilopa (988-1069), salah satu dari 84
mahasiddhas besar India, yang pertama kali mengembangkan wawasan spontan. Pencapaian
ini diperoleh melalui methoda yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni hanya kepada murid
terdekat beliau. Tilopa sendiri sebenarnya bukanlah manusia biasa. Ketika Tilopa masih
muda, ada sosok Dakini bertampang seram yang menampakkan diri di hadapannya. Tilopa
menanyakan status, asal-usul dan keluarganya, dan Dakini ini menjawab : “Negrimu adalah
Udiyana, ayahmu adalah Chakrasamvara, ibumu adalah Vajrayogini”. Tilopa kemudian
menurunkan garis silsilah Kagyu kepada Naropa (1016-1100) dan diteruskan kepada Marpa
Lotsawa (1012-1097), berlanjut kepada Milarepa (1052-1135) seorang yogi yang amatterkenal di Tibet, yang mencapai pencerahan dalam 1 kehidupan (Malarepa awalnya adalah
seorang dukun aliran Bon yang berilmu amat tinggi, yang telah membunuh penduduk sebuah
desa dengan jalan menciptakan batu besar dan menjatuhkannya dari langit, serta menciptakan
kalajengking dan kelabang sebesar sebuah rumah). Milarepa memperoleh pencerahan
dibawah bimbingan yang amat keras dari gurunya, Marpa Lotsawa. Karena keuletan dan
devosi yang besar terhadap Dharma, Milarepa berlatih dengan keras, tanpa mengenal lelah
setiap detik, hingga tidak memikirkan makan serta hal duniawi lainnya. Dengan
memperhatian pikiran yang muncul, membuang semua noda batin, akhirnya Milarepa mampu
mencapai pencerahan hanya dalam 1 kehidupan dan memiliki banyak sekali kemampuan
supra natural. Milarepa menurunkan silsilah pada Gampopa (1079-1153), yang kemudian
diturunkan kepada Karmapa I – Dusum Kyenpa (1110-1193) dan berlanjut hingga sekarang pada Karmapa XVII - Ogyen Trinley Dorje (lahir tahun 1985). Silsilah Kagyud dapat dibagi
menjadi 4 aliran besar dan 8 aliran kecil. Keempat aliarn besar tersebut adalah : Phaktru
('phag gru) Kagyud, Kamtsang (kam tshang) atau disebut juga Karma (kar ma) Kagyud,
Tsalpa (tshal pa) Kagyud, Barom ('ba' rom) Kagyud. Sedangkan 8 aliran kecil merupakan
subbagian dari Phaktru Kagyud, yaitu : Drikhung Kagyud, Drukpa Kagyud, Taklung Kagyud,
Yasang Kagyud, Trophu Kagyud, Shuksep Kagyud, Yelpa Kagyud, serta Martsang Kagyud.
Pimpinan dari Silsilah Kagyud saat ini adalah Yang Mulia Karmapa XVII - Ogyen Trinley
Dorje, yang merupakan reinkarnasi ke 17 Karmapa, dan sekarang hidup di pengasingan di
India. Ia di yakini sebagai emanasi dari Bodhisattva Chenrezig, dan akan menjadi Buddha ke
6 yang membabarkan dharma pada masa yang akan datang, dengan nama Buddha Simha
(setelah Boddhisatva Maitreya sebagai Buddha ke 5 – yang akan lahir kembali terakhir kalisebagai pangeran Ajita). Buddha Sakyamuni - yang terlahir sebagai pangeran Sidharta
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 6/20
Gautama - merupakan Buddha ke 4, Buddha saat ini (akan ada 1002 Buddha dalam Kalpa
ini). Buddha Simha (H.H. Karmapa) ini telah diramalkan oleh Sang Buddha sendiri dan
tertulis dalam Bhadrakalpa Sutra (ditulis dalam Bahasa Sanskerta).
Silsilah Gelugpa
Silsilah Gelugpa berasal dari tradisi Kadampa, yang di ajarkan oleh guru besar dari India,
Atisha (982-1054). Silsilah Gelugpa ini didirikan oleh seorang guru besar Tibet, Je
Tsongkhapa Lobsang Drakpa (1357-1419). Je Tsongkhapa mendirikan biara Gaden (Drok
Riwo Ganden) yang menjadi pusat pengajaran silsilah Gelug. Pimpinan silsilah Gelug disebut
dengan Gaden Tripa Rinpoche (pemegang takhta). Yang Mulia Gaden Tripa Rinpoche saat
ini adalah Khensur Lungri Namgyel, yang merupakan pemegang silsilah ke 101 dari Gaden
Tripa (sejak 2003).
Tokoh yang terkenal dari aliran ini adalah Yang Mulia Dalai Lama XIV. Beliau selain
sebagai seorang spiritual, juga seorang tokoh politik Tibet yang disengani berbagai pihak,
termasuk negara barat. Dalai Lama XIV saat ini hidup di pengasingan, di Dharamsala (India).
Doa Guru Rinpoche
Tibet: Pema Jungney
Sanskerta: Guru Padmasambhava
Namanya berarti Guru Yang Mulia di Tibet. Dia dilahirkan dari bunga teratai melalui
peristiwa yang ajaib. Melalui kemampuannya yang hebat dalam menenangkan segala
kekuatan, dia berhasil membawa dan menyebarkan Buddhisme di Tibet. Guru Rinpoche
dianggap Buddha kedua di aliran Vajrayana. Dikisahkan bahwa bahkan guru spiritual sering
meminta pertolongan darinya ketika berhadapan dengan masalah atau krisis yang serius. Dia
pernah berkata, “Saya akan datang dan membebaskan penderitaan dari semua orang di dunia
pada hari kesepuluh setiap bulan.” Karena itu, puja diadakan untuk Guru Rinpoche pada hari
kesepuluh Kalender Bulan Tibet.
Sam Ba Gesar PujaSampa Lhundrup
Sampa Lhundrup (Doa Pengabul Permintaan) adalah doa perlindungan kuat yang ditulis olehGuru Rinpoche. Latihan ini dipercaya efektif untuk membantu seseorang dalam mendapatkan
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 7/20
keberuntungan dan perlindungan dari musibah. Juga efektif untuk membantu seseorang
mendapatkan permintaan-permintaannya secara cepat serta juga sepanjang jalan menuju
pencerahan.
Barchel Lamsel
Melalui doa khusus ini, kita memuja Guru Rinpoche dan kedelapan wujudnya sertamembangkitkan kekuatannya untuk membantu menjauhkan rintangan-rintangan - dalam, luar,
dan rahasia - dari semua makhluk hidup.
Gesar RitualRaja Gesar dari Ling terkenal di seluruh penjuru Tibet dan Asia Tengah sebagai seorang
pejuang besar yang legendaris. Dia melambangkan pejuang yang ideal - berhasil
menaklukkan semua musuh dan kekuatan jahat dari empat penjuru. Latihan ini dipercaya
membantu seseorang untuk melakukan sesuatu dengan berhasil dan percaya diri. Dia juga
dipercaya sebagai perwujudan dari Guru Rinpoche.
Hari Waisak Tibet: Saga Dawa Duechen
Hari Waisak dirayakan pada hari ke-15 bulan ke-4 Penanggalan China. Liburan Buddhis ini
memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Shakyamuni Buddha: Buddha
dilahirkan di Lumbini (Nepal), mencapai penerangan di Bodhaya (India) dan memasuki
parinirvana yang istimewa ini, kebaikan / kejahatan yang dihasilkan melalui tindakan positif /
negatif dipercaya akan berlipat ganda berjuta-juta kali. Umat Buddhis didorong untuk
menjadi vegetarian pada hari ini dan ikut serta dalam pembebasan nyawa.
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 8/20
Pemandian Rupang Buddha Pada
Hari Waisak Pada ulang tahun Shakyamuni Buddha, banyak umat Buddhis mengikuti tradisi memandikan
Baby Buddha dengan air. Menurut legenda Buddhis, ketika Buddha dilahirkan, dia
menunjukkan tangan kanannya ke atas dan tangan kirinya ke bawah untuk mengumumkan
bahwa dia akan menyatukan surga dan bumi. Karena itu, sebuah patung Baby Buddha dengan
mudra yang sama diletakkan di altar untuk upacara pemandian. Ketika kita menuangkan air
ke Baby Buddha, kita berdoa secara tulus agar perbuatan, pikiran dan perkataan kita
disucikan serta semua cacat dan kotoran batin kita dibersihkan dengan tujuan agar semua
makhluk hidup dapat mengalami perkembangan spiritual.
Sakyamuni Buddha PujaTibet: Shakya Thupa
Sanskerta: Siddharta Gautama
Siddhartha Gautama, juga dikenal sebagai Sakyamuni atau Shakyamuni (“orang bijaksana
dari kaum Shakya”), dianggap sebagai Buddha Termulia pada era ini. Ada empat Liburan
Buddhis Tibet Utama yang merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya:
Kelahiran, Penerangan dan Mahaparinirvana (Saga Dawa Duechen), Pemutaran Pertama
Roda Dharma (Choekhor Duechen), Turun dari Surga Tushita (Lhabab Duechen) dan
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 9/20
Menunjukkan Keajaiban (Chotrul Duechen). Jasa dari perbuatan baik, termasuk pelafalan
mantra, dipercaya meningkat 10 juta kali ketika dilakukan pada hari-hari istimewa ini.
Lhabab DuchenLhabab Duechen (Turun dari Surga) adalah salah satu dari empat hari suci Buddha. Pada hari
ke-22 bulan ke-9 penanggalan Tibet ini, kita memperingati kenaikan penuh cinta kasih dari
Buddha ke Surga Tushita untuk mengajari ibunya yang telah meninggal agar terbebas dari
samsara dan kepulangan penuh cinta kasih ke bumi untuk terus mengajar di alam manusia.
Buddha sendiri mengatakan bahwa jasa yang besar dan penyucian 100 juta kali pada hari
istimewa ini.
Medicine Buddha Puja
Tibet: Sangye Menla
Sanskerta: Bhaisajya Guru Buddha
Medicine Buddha adalah Buddha Penyembuhan. Untuk menunjukkan kekuatan
penyembuhannya, dia digambarkan bertubuh biru tua dan memegang mangkuk sedekah
berisi ramuan pengobatan pada tangan kiri, sedangkan di tangan kanan memegang tumbuhan
arura, sejenis tumbuhan yang terkenal akan kualitas pengobatannya. Kepercayaan dan doa
kepada Medicine Buddha akan membantu menghalangi penyakit-penyakit dalam menjangkiti
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 10/20
pikiran dan tubuh kita. Bagi mereka yang sakit, dia menggunakan kekuatan penyembuhannya
untuk membantu mereka sembuh dari penyakit lebih cepat. Dia juga membantu
menghancurkan ketidakpedulian dan pikiran yang egois. Karena itu, latihan Medicine
Buddha mendatangkan kesehatan, umur yang panjang dan juga pikiran yang jernih.
Amitabha BuddhaTibet: Od Pag Med
Amitabha Buddha, yang juga disebut Amita atau Amida Buddha, mungkin adalah yang
paling terkenal dari para Buddha Dhyani. Secara khusus, devosi kepada Amitabha adalah
pusat dari Tanah Suci Buddha, salah satu sekolah terbesar Buddhisme Mahayana di Asia.
Dalam jangka waktu lalu, Amitabha adalah seorang raja yang meninggalkan kerajaannyauntuk menjadi seorang biarawan. Disebut Dharmakara Bodhisattva, biksu berlatih dengan
tekun selama lima ribuan tahun dan pencerahan menyadari dan menjadi seorang Buddha.
Buddha Amitabha memerintah Sukhavati, surga barat, juga disebut Tanah Murni. Mereka
lahir kembali dalam pengalaman Tanah Murni sukacita mendengar Amitabha mengajarkan
dharma sampai mereka siap untuk memasuki Nirvana.
Amitabha melambangkan rahmat dan kebijaksanaan. Dia dikaitkan dengan skandha ketiga,
yaitu persepsi. Tantra meditasi pada Amitabha adalah penangkal keinginan. Dia kadang-
kadang digambarkan di antara Avalokiteshvara Bodhisattva dan Mahasthamaprapta.
Amitayus Buddha
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 11/20
Amitayus adalah Buddha Panjang Umur. Dia adalah aspek sambhogakaya dari Amitabha
Buddha, Buddha Cahaya dan Kehidupan Yang Tak Terbatas. Amitayus digambarkan
menggendong sebuah pot yang berisi minuman keabadian yang berharga; amrita, yang
memberikan umur panjang; dan daun-kehidupan abadi tanpa penderitaan (shoka) karena
penyakit. Latihan dan doa yang tulus kepada Amitayus dipercaya membantu menghilangkan
semua rintangan-rintangan menuju kehidupan yang abadi seperti penyakit dan penderitaan.Latihan Amitayus penting karena umur panjang dipercaya merupakan kondisi yang
mendukung dan memberikan kita lebih banyak waktu dan kesempatan untuk melatih
Dharma, jadi kita akhirnya dapat mencapai tujuan kita - pembebasan dari Samsara.
Chenrezig PujaSanskerta: Avalokitesvara
Avalokitesvara Bodhisattva adalah Bodhisattva Cinta makhluk hidup dari penderitaan dan
menunda kebuddhaan dia sendiri untuk memenuhi janji ini. Dia menunjukkan dirinya dalam
beberapa wujud – dua tangan, empat tangan, seribu mata, seribu tangan, sebelas kepala, dll.
Cinta kasih dan sifat menolongnya yang tak terbatas memberi inspirasi bagi banyak pengikut.
Melalui latihan dan doa kepada Chenrezig, kita berkeinginan untuk mengubah sifat-sifat yangnegative menjadi motivasi yang tidak egois untuk membantu sesama.
Dipercaya bahwa kebaikan yang diperoleh dalam melafalkan mantranya “Om Mani Padme
Hung” adalah tidak terhingga.
Green Tara Puja
Tibet: DrolmaSanskerta: Tara
Green Tara adalah inti dari pikiran yang suci (dharmakaya) dari semua Buddha. Dia adalah
Ibu dari mana semua Buddha masa lalu, masa sekarang dan masa depan dilahirkan. Namanya
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 12/20
berarti “Pembebas Yang Cepat” dan menunjukkan kekuatannya untuk membebaskan kita
secara cepat dari sebab penderitaan samsara, delapan ketakutan atau bahaya (ketidakpedulian,
kebencian, ketergantungan, kesombongan, kecemburuan, pandangan yang salah, keraguan
dan keegoisan) dan juga penyakit fisik maupun mental. Dipercaya bahwa melalui
kepercayaan dan latihan kepada Tara yang kuat, seseorang dapat terbebas dari penderitaan,
membebaskan makhluk hidup dan akhirnya, mencapai pencerahan.
Vajrasattva Puja
Vajarasattva adalah Buddha Penyucian. Dia digambarkan disini dengan pasangannya,
Vajragharvi. Tangan kanannya memegang sebuah vajra di dekat hati, melambangkan kualitas
kemampuannya, sementara tangan kirinya memegang sebuah bel, melambangkan
kebijaksanaan. Dipercaya bahwa dengan meditasi dan latihan sadhana / doa Vajrasattva yang
sesuai serta pelafalan mantranya setidaknya dua puluh satu kali dalam sehari dapat membantu
menghilangkan dan menyucikan karma negatif yang tak terbayangkan lamanya, secarakhusus, pelanggaran samaya yang keramat atau janji yang dilanggar. Penyucian terjadi hanya
jika seseorang mengaku dengan tulus dan berawal dengan membangkitkan bodhicitta -
memunculkan motivasi murni untuk membantu makhluk lain mencapai pencerahan terlebih
dahulu, memunculkan perasaan penyesalan akan tindakan negatif, memutuskan untuk tidak
melakukannya lagi dan lebih lanjut, menyeimbangkan tindakan-tindakan negatif tersebut
dengan melakukan tindakan-tindakan positif sebanyak mungkin.
Doa 35 Buddha Pengakuan
Latihan melafalkan nama-nama dari Tiga Puluh Lima Buddha sambil mengingat karmanegatif masa lalu dan mengakui semua tindakan buruk yang dilakukan ini merupakan cara
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 13/20
yang efektif dalam menyucikan semua karma masa lalu agar seseorang mendapatkan
kelahiran kembali yang baik pada kehidupan yang akan datang.
Medicine Buddha Puja, Sakyamuni Buddha Puja dan pada hari-hari yang istimewa.
Dakini Puja
Dakini adalah dewi yang kuat dan sering digunakan sebagai makhluk suci meditasi pribadi
(yidam) oleh para praktisi. Mereka dapat muncul dalam bentuk yang damai atau penuh
kemarahan. Dalam bentuk yang penuh kemarahan, mereka sering digambarkan telanjang
dengan postur menari, memegang sebuah cangkir tengkorak berisi darah pada satu tangan
dan drigug (pisau) di tangan yang lain. Dia mungkin dihiasi dengan untaian tengkorak
manusia di sekeliling lehernya dan di kepalanya. Dia mungkin juga digambarkan sedang
menginjak sesosok mayat, yang melambangkan penaklukannya terhadap ego dan
ketidakpedulian. Ketelanjangannya melambangkan pikiran alami atau rigpa kita yang tidak ditutupi oleh cadar maupun cacat. Postur menarinya juga melambangkan pergerakan,
kekuatan dan energi kuat yang dibutuhkan untuk menghancurkan akar dari ego dan
ketergantungan dari mana delusi itu berasal.
Dibalik wujud mereka menakutkan, Dakini adalah gambaran dari kebijaksanaan atau
kecerdasan dalam memahami shunyata (kekosongan). Mereka sangatlah kuat dalam
membantu praktisi untuk menaklukkan rintangan-rintangan dalam mewujudkan keinginan-
keinginan mereka dalam kemajuan spiritual. Dakini Puja diselenggarakan setiap tanggal 25
dari Kalender Bulan Tibet.
Persembahan Air Untuk Zambala Hitam
Dzambala adalah dewa kekayaan. Latihan ini mendatangkan kekayaan material maupunspiritual bagi pengikutnya untuk menhilangkan kemiskinan serta memberikan kesempatan
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 14/20
kepada mereka untuk melatih kedermawan. Dzambala juga memberikan kita kekayaan
spiritual dan pertumbuhan pribadi. Dipercaya bahwa dia memiliki kekuatan yang hebat untuk
membebaskan makhluk hidup dan membimbing mereka menuju penerangan sempurna.
Pada puja ini, pengikut menuangkan susu di atas kepala Dzambala menandakan madu yang
pernah dituangkan Chenrezig di atas kepala Dzambala.
21 Dzambala
(Intisari Makhluk Suci Pengabul Keinginan Akan
Kekayaan)
Dzambala adalah dewa kekayaan. Walaupun dia adalah dewa duniawi, dipercaya bahwa dia
hampir mencapai pencerahan. Latihan Dzambala akan (financial) dan spiritual. Praktisi harus
menggunakan kekayaan mereka dalam kegiatan amal dan mengumpulkan perbuatan baik
melalui tindakan tersebut. Tanpa adanya masalah finansial, lebih mudah bagi pikiran untuk
menghasilkan cinta kasih dan juga kebijaksanaan. Akhirnya, perbuatan baik dan
kebijaksanaan yang terkumpul akan membantu praktisi untuk terbebas dari Samsara dan
mencapai kebuddhaan.
Vajrakilaya Ritual
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 15/20
Vajrakilaya adalah salah satu makhluk suci yang paling kuat di Buddhisme Tibet. Vajrakilaya
membentuk semua aktivitas pencerahan dari semua Buddha, bermanifestasi menjadi sebuah
bentuk yang penuh kemarahan dan juga cinta kisah dengan tujuan mengendalikan delusi
maupun hal-hal negatif yang dapat muncul sebagai rintangan dalam latihan Dharma.
Vajrakilaya adalah manifestasi kemarahan dari Vajrapani yang memang pemarah - maka
dinamakan “Raja Kemarahan”. Vajrapani merupakan inti kebijaksanaan Buddha dari tigazaman dan sepuluh arah, sehingga memiliki kekuatan dan kemampuan yang luar biasa. Pada
zaman kemerosotan moral ini, makhluk hidup menghadapi gangguan kemerosotan mental
yang hebat. Sebuah manifestasi Buddha atau Bodhisattva yang biasa dalam wujud yang
damai sulit untuk menyelamatkan makhluk-makhluk dengan kemerosotan seperti ini. Maka,
Vajrapani, pemegang vajra, bermanifestasi menjadi wujud yang pemarah untuk menenangkan
makhluk-makhluk ini. Nama Tibet dari Vajrakilaya adalah Dorje Shonnu. Dorje berarti tidak
bergerak dan tidak berubah. Shonnu berarti kemudaan abadi, tidak menua dan tiada penyakit.
Pada vihara Tibet di seluruh dunia, Vajrakilaya Gutor atau Grand Puja akhir tahun biasanya
diselenggarakan selama 6 sampai 7 hari sebelum Tahun Baru Tibet atau Losar. Sangatlah
penting untuk menyelenggarakan ritual ini pada bulan ke-12 hari ke-29 setiap tahun - karena
dipercaya bahwa rintangan, kutukan dan kekuatan negatif berada pada puncaknya pada harikhusus tersebut. Vajrakilaya Gutor akan membantu menghilangkan hal-hal tersebut dan
memastikan bahwa mereka tidak memasuki tahun baru.
Doa 100 Makhluk Suci (Jang Chod)
Bayi Yang Meninggal
Legenda menceritakan bahwa teks Seratus Makhluk Suci pertama kali turun di atas atap
istana dari Raja India Ja. Menyadari pentingnya, Raja melatih teks Seratus Makhluk Suciselama enam bulan. Kemudian, anak emas dari Vajrapani, berukuran satu inci, muncul dan
memberikan berkat kepada Raja dan dengan begitu dia dapat memiliki pemahaman yang
sempurna dari teks tersebut. Raja India Ja adalah orang yang menurunkan ajaran Seratus
Makhluk Suci kepada Guru Padmasambhava kita yang tercinta. Dalam perjalanan menuju
Barat Daya Roksha, Guru Padmasambhava juga menurunkan ajaran Seratus Makhluk Suci itu
kepada murid-muridnya. Seorang wanita bernama Yeshe Tshogyal menggunakan tinta emas
untuk menuliskan ajaran tersebut di atas secarik kertas dan menyimpannya di sebuah gua
untuk kebaikan generasi masa depan. Ajaran tersebut kemudian ditemukan oleh Karma
Lingpa, yang menurunkannya kepada muridnya, Orthon Jiangpon dan sampai kepada guru
silsilah Palyul kita, His Holiness Penor Rinpoche. Siapapun yang melihat, mendengar atau
memegang teks Seratus Makhluk Suci akan diberkati. Jika seseorang berhasil mendapatkan
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 16/20
Penguatan Seratus Makhluk Suci, melatihnya dan sesuati dengan samaya (sila), maka dia
akan mendapatkan kesadaran, dijauhkan dari segala rintangan dalam kehidupan ini serta
semua keinginan mereka akan tercapai. Kemudian pada kehidupan yang akan datang, mereka
akan dapat merasakan bakat Seratus Makhluk Suci di dalam diri mereka.
42 Peaceful Deities
Selama upacara, kita memanggil Seratus Makhluk Suci dan memberikan
persembahan kepada mereka. Jasa yang dihasilkan dari persembahan ini diberikan kepadamereka yang telah meninggal untuk membantu mereka dalam penyucian karma dan
kebebasan. Doa juga akan membantu membangkitkan kesadaran dan memusnahkan
keinginan jiwa di alam Bardo (masa peralihan diantara kematian dan kelahiran kembali) agar
mereka dapat dibebaskan dan dilahirkan kembali di Alam Suci Buddha daripada di enam
alam samsara (roda kehidupan). Pada akhir ritual, kertas dengan nama-nama dari mereka
yang telah meninggal dibakar. Api tersebut melambangkan kebijaksanaan dari Seratus
Makhluk Suci dan tindakan membakar melambangkan pemutusan ketergantungan darimereka yang meninggal pada konsep “ego” atau “diri” (yang merupakan sebab dari
penderitaan seseorang). Dipercaya bahwa melalui upacara ini, kesadaran dari mereka yang
meninggal disatukan dengan kebijaksanaan dari Seratus Makhluk Suci sehingga membawa
mereka menuju kebebasan. Bagi mereka yang mengikuti dan memberikan persembahan
dalam upacara Seratus Makhluk Suci, dipercaya bahwa mereka juga akan mengumpulkan
jasa yang tak terhingga serta memusnahkan hubungan karma yang buruk atau negatif dengan
mereka yang telah meninggal.
58 Wrathful Deities
Lud (Chi Lu) Ritual
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 17/20
Ritual Lud Tangma dilakukan untuk memusnahkan kematian yang belum saatnya
dikarenakan rintangan-rintangan yang berasal dari roh-roh jahat dan hal-hal negatif lainnya.
Ini termasuk karma buruk, kesehatan yang buruk, masalah finansial dan semua penderitaan
mental, spiritual dan emosional seperti ketakutan, kebingungan, sakit dan keraguan. Pada
ritual ini, peserta akan meletakkan kuku dan rambut yang sudah dipotong, pakaian yang
sudah dipakai dan belum dicuci, leng chag (sejenis cetakan yang dipakai untuk menggosok bagian tubuh yang sakit) ke dalam sebuah wadah (LUD) yang berisi patung manusia. Patung,
leng chag, rambut, kuku dan pakaian melambangkan semua hal-hal negative dan rintangan-
rintangan dari peserta. Makanan dan persembahan juga diletakkan di dalam Lud untuk
menenangkan roh-roh jahat dan menjauhkan mereka dari kita. Pada akhir ritual, Lud dibuang
dan ditinggalkan di persimpangan jalan agar menghilangkan semua penyebab dari kematian
yang tidak wajar.
Fang Sen Tibet: Tse Tar Pembebasan Nyawa adalah latihan Buddhis untuk menyelamatkan nyawa dari hewan-hewan
yang ditakdirkan untuk dibunuh. Kehidupan adalah hadiah yang paling berharga yang dapat
diberikan oleh seseorang kepada makhluk hidup lainnya. Seperti diajarkan oleh Shakyamuni
Buddha: “Hargailah semua makhluk hidup dengan hati yang tak terbatas. Sebarkan kebaikan
di seluruh dunia”. Maka kita harus memperlakukan semua makhluk hidup, termasuk hewan,
secara adil dan penuh cinta kasih. Kita harus merubah sikap egois kita dan mulai
menumbuhkan cinta kasih untuk kebaikan dan kehidupan semua hewan lainnya, khususnya
mereka hewan-hewan yang akan dibunuh. Juga dipercaya bahwa melalui kelahiran dan
tumimbal lahir yang tak terhitung jumlahnya, kita telah memiliki orang tua, kerabat, teman
dan musuh. Mereka, dikarenakan karma mereka, mungkin dilahirkan kembali di alam hewan.
Melalui Pembebasan Nyawa, kita membayar kembali hutang karma apapun yang mungkin
kita miliki dengan makhluk-makhluk ini.
Pembebasan Nyawa adalah menyelamatkan nyawa, membayar hutang, membantu keadaan
darurat, cinta kasih, mencapai kesadaran, mengumpulkan kebajikan, praktis mengubah takdir
seseorang, memutuskan hubungan karma yang buruk, menghilangkan kesialan, mengobati
penyakit, menyelamatkan keluarga dan kerabat, memperpanjang umur seseorang, sebuah
perlindungan, membantu agar seseorang dilahirkan di Alam Suci Buddha. Menurut Sutra
Ksitigarbha, keuntungan yang tak terhingga dari Pembebasan Nyawa mencakup:
(1) Umur panjang (2) Cinta kasih yang tumbuh dengan sendirinya (3) Roh baik yang
berteman dengan anda (4) Seseorang merasa seperti di rumah dan senang dengan hewan-hewan (5) Kebajikan yang tak terhingga (6) Rasa hormat dari teman (7) Tidak ada penyakit
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 18/20
dan masalah (8) Kebahagiaan dan keberuntungan (9) Percaya akan jalan Buddha di sepanjang
hidup seseorang (10) Seseorang tidak akan terpisahkan dari Tri Ratna (11) Pencapaian akhir
Bodhi (12) Umur panjang dan pengharapan yang terbaik bagi guru seseorang (13) Kelahiran
di Alam Suci Buddha.
Sang Puja atau Gunung Asap Puja
Sang Puja, juga disebut Gunung Asap Puja, dilakukan sekali setiap dua bulan di Palyul
Nyingma Center. Ritual ini termasuk melafalkan doa dan pembuatan asap persembahan yang
besar dengan membakar makanan (sereal, kacang, biscuit, permen, nasi, gula), minuman(anggur, jus, susu), potongan kain warna-warni, bunga dan dupa.
Pada Puja Asap ini, asap atau intisarinya dipersembahkan kepada 4 kelompok makhluk:
Buddha, Bodhisattva, dan semua makhluk suci lainnya; para pelindung dharma; semua
makhluk hidup; naga atau roh yang mungkin memiliki hutang karma dengan kita. Untuk dua
kelompok pertama, asap diberikan sebagai persembahan sementara untuk dua kelompok
lainnya, asap diberikan sebagai hadiah.
Dipercaya bahwa makhluk hidup menerima persembahan itu dengan menghirupnya. Makhluk
yang berada di neraka panas merasa dingin dan tenang. Begitu juga, makhluk yang berada di
neraka dingin merasa hangat dan puas. Preta atau hantu kelaparan juga senang karena
merasakan ketenangan dari kelaparan dan kehausan mereka yang tak terpuaskan. Manusia
juga merasa puas karena keinginan mereka dikabulkan.Melalui kehidupan masa lalu kita yang banyak, merupakan hal yang pasti bahwa pada suatu
saat seseorang telah melukai naga, roh, makhluk suci sekitarnya, dewa duniawi dan makhluk
hidup lainnya - baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Mungkin, kita mendaki gunung
atau mandi di sungai dan menghancurkan rumah mereka pada waktu itu. Karena tindakan kita
tersebut, kita telah membentuk suatu hutang karma antara makhluk-makhluk ini dengan diri
kita. Sebagai akibat dari hutang karma ini, mereka membawa penyakit, rintangan dan
halangan kepada kita untuk membuat kita “membayar” atas tindakan berbahaya kita. Dengan
melakukan Sang Puja, kita membayar semua hutang karma kita agar makhluk-makhluk ini
berhenti melukai kita.
Sebelum melemparkan piring atau gelas persembahan kita ke dalam api, seseorang tidak
boleh berpikiran bahwa persembahan itu hanya berupa sepiring makanan atau segelasminuman. Sebaliknya, seseorang harus membayangkan bahwa persembahan itu adalah
sebuah samudera luas berisi bahan-bahan yang berharga dan dipersembahkan kepada empat
makhluk yang disebutkan di atas dan juga bahwa mereka semua sangat senang ketika mereka
menerima persembahan dan hadiah kita.
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 19/20
Lung Ta atau Wind Horse
Lungta, biasanya berbentuk kertas berwarna atau bendera, serta memiliki cetakan doa,
mantra, hewan dan simbol-simbol khusus lainnya yang berada di atasnya. “Lung” berarti
angin atau ruang yang melambangkan fondasi universal dan penyebaran menyeluruh. “Ta”
berarti kecepatan tertinggi yang dapat dicapai oleh kuda. Jika digabung, Lungta dapat
diartikan pengiriman pesan dan berkat secara cepat kepada semua makhluk hidup
sehubungan dengan kekuatan kuda yang luar biasa dan kekuatan angin.
Simbol yang lebih umum terdapat di Lungta mencakup 5 hewan. Kuda yang berharga, dihiasi
dengan permata pengabul permintaan yang menyala pada punggungnya, mewakili elemen
angin dan kecepatan dimana kesialan seseorang dapat berubah dan keinginan terpenuhi.
Garuda atau burung yang luar biasa, digambarkan dengan tanduk yang menyala terbang
tinggi di langit, mewakili elemen api. Naga yang dipercaya tinggal di bawah laut mewakili
elemen air. Singa yang menjelajahi gunung melambangkan bumi sementara harimau, seekor
hewan liar di hutan, melambangkan elemen kayu.
Bendera secara keseluruhan juga merupakan lambang dari perbuatan, perkataan dan pikiran
dari Buddha. Bendera sebagai tubuh Buddha, mantra / doa yang tercetak sebagai perkataan
Buddha dan arti dan doa itu sebagai pikiran Buddha.Latihan melepaskan lungta bermula dari seorang Raja India yang terkena penyakit misterius.
Dia berkonsultasi dengan beberapa orang dokter tetapi tidak ada satu pun yang mampu
menyembuhkannya. Akhirnya, dia mendatangi Buddha untuk meminta nasihat. Buddha
melihat bahwa kondisi raja disebabkan oleh rintangan-rintangan yang diberikan kepadanya
oleh makhluk hidup lainnya (berbeda dengan rintangan-rintangan yang terjadi dikarenakan
tindakan negatif seseorang). Buddha menasihatinya bahwa satu-satunya cara adalah dengan
pergi ke puncak gunung dan dengan keyakinan yang kuat, melepaskan 100.000 lungta. Ada
makhluk hidup yang tidak pernah mengenal Dharma (Ajaran Buddha) karena mereka tidak
memiliki karma (takdir) untuk mendengar atau membaca Dharma. Jadi dengan membebaskan
doa lungta ini, seseorang menciptakan karma agar orang lain mengetahui dan mengenal
Dharma. Jasa yang dihasilkan dari tindakan positif ini diberikan kepada orang yangmelepaskan lungta itu.
Keuntungan melepaskan lungta antara lain:
Menghilangkan kutukan yang ditujukan kepada kita oleh orang lain
Perlindungan dari masalah hukum
Memusnahkan mimpi, pikiran dan perbuatan yang buruk
Kesehatan yang baik
Kuasa atas makhluk lainnya
Kekayaan
Kedamaian diri
Keberuntungan dan panjang umur Keberhasilan dan terkabulnya segala keinginan
7/22/2019 Pengenalan Tibetan Buddhism
http://slidepdf.com/reader/full/pengenalan-tibetan-buddhism 20/20
Menyucikan karma buruk kita
Sebelum melepaskan lungta, puja / ritual asap dilakukan di pagi hari untuk mengundang roh
gunung, roh tanah, dewa sekitarnya dan naga. Setelah puja asap, lungta disebarkan dari
puncak gunung, laut atau tempat tinggi yang bersih dengan angin yang bertiup agar bendera-
bendera tersebut dapat terbang tinggi dan menyebar dengan luas. Seiring dengan tersebarnyalungta oleh angin, perlindungan berlipat ganda dibagikan kepada semua makhluk hidup.