Download - Tinjauan Pustaka DKI&DKA
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
1/22
Ada tiga fase pada dermatitis kontak alergik:
a. Fase akut.
Kelainan kulit umumnya muncul 24-48 jam pada tempat terjadinya kontak
dengan bahan penyebab. erajat kelainan kulit yang timbul ber!ariasi ada
yang ringan ada pula yang berat. "ada yang ringan mungkin hanya berupa
eritema dan edema# sedang pada yang berat selain eritema dan edema yang
lebih hebat disertai pula !esikel atau bula yang bila pecah akan terjadi
erosi dan eksudasi. $esi cenderung menyebar dan batasnya kurang jelas.
Keluhan subyektif berupa gatal.
b. Fase %ub Akut
&ika tidak diberi pengobatan dan kontak dengan alergen sudah tidak ada
maka proses akut akan menjadi subakut atau kronis. "ada fase ini akan
terlihat eritema# edema ringan# !esikula# krusta dan pembentukan papul-
papul.
c. Fase Kronis
ermatitis jenis ini dapat primer atau merupakan kelanjutan dari fase akut
yang hilang timbul karena kontak yang berulang-ulang. $esi cenderung
simetris# batasnya kabur# kelainan kulit berupa likenifikasi# papula#
skuama# terlihat pula bekas garukan berupa erosi atau ekskoriasi# krusta
serta eritema ringan.
'alaupun bahan yang dicurigai telah dapat dihindari# bentuk kronis ini
sulit sembuh
spontan oleh karena umumnya terjadi kontak dengan bahan lain yang tidak
dikenal.
()*A+,+,% K+AK A$()/,K
(",(*,$/,
0
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
2/22
1ila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan# jumlah penderita dermatitis
kontak alergik lebih sedikit# karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat
peka hipersensitif3. amun sedikit sekali informasi mengenai pre!alensi
dermatitis ini di masyarakat.
(+,$/,
"enyebab dermatitis kontak alergik adalah alergen# paling sering berupa bahan
kimia dengan berat molekul kurang dari 55-0555 a# yang juga disebut bahan
kimia sederhana. ermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi
alergen# derajat pajanan# dan luasnya penetrasi di kulit.
"A+/((%,%
*ekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergi adalah
mengikuti respons imun yang diperantarai oleh sel cell-mediated immune
respons3 atau reaksi tipe ,6. )eaksi hipersensiti!itas di kulit timbulnya lambat
delayed hypersensiti!it3# umumnya dalam 7aktu 24 jam setelah terpajan
dengan alergen.
%ebelum seorang pertama kali menderita dermatitis kontak alergik# terlebih
dahulu mendapatkan perubahan spesifik reakti!itas pada kulitnya. "erubahan ini
terjadi karena adanya kontak dengan bahan kimia sederhana yang disebut hapten
yang akan terikat dengan protein# membentuk antigen lengkap. Antigen ini
ditangkap dan diproses leh makrofag dan sel $angerhans# selanjutnya
dipresentasikan ke sel +. %etelah kontak dengan yang telah diproses ini# sel +
menuju ke kelenjar getah bening regional untuk berdeferensiasi dan
berproliferasi membentuk sel + efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel
memori. %el-sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh# juga
sistem limfoid# sehingga menyebabkan keadaan sensiti!itas yang sama di
seluruh kulit tubuh. Fase saat kontak pertama alergen sampai kulit menjadisensitif disebut fase induksi atau fase sensitisasi. Fase ini rata-rata berlangsung
selama 2- minggu. "ada umumnya reaksi sensitisasi ini dipengaruhi oleh
derajat kepekaan indi!idu# sifat sensitisasi alergen sensiti9er3# jumlah alergen#
dan konsentrasi. %ensiti9er kuat mempunyai fase yang lebih pendek# sebaliknya
sensiti9er lembah seperti bahan-bahan yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari
pada umumnya kelainan kulit pertama muncul setelah lama kontak dengan
bahan tersebut# bisa bulanan atau tahunan. %edangkan periode saat terjadinya
2
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
3/22
pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbulnya gejala
klinis disebut fase elisitasi# umumnya berlangsung antara 24-48 jam.
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
4/22
Mekanis Gejala dan Patogenesis
/(&A$A K$,,%
"enderita pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada
keparahan dermatitis. "ada yang akut dimulai dengan bercak eritema berbatas
jelas# kemudian diikuti edema# papulo!esikel# !esikel atau bula. 6esikel atau
bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi basah3. "ada yang kronis
terlihat kulit kering# berskuama# papul# likenifikasi dan mungkin juga fisur#
batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan
kronis mungkin penyebabnya juga campuran.
1erbagai lokalisasi terjadinya dermatitis kontak :
+angan. Kejadian dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling sering di
tangan# misalnya pada ibu rumah tangga. emikian pula kebanyakan dermatitis
4
"rosthesis sensiti9er3
1erkonjugasi dengan protein kulit
)asa gatal
1erpenetrasi ke dalam kulit
*embentuk hapten carrier comple; antigen lengkap3
*engaktifkan dan mematangkan sel $angerhans
epidermis dan atau sel dendritik dermis
%el $angerhans bermigrasi ke K/1 regional dan ditempat tersebut antigen akan dipresentasikan kepadasel + yang speifik terhadap antigen tersebut dari darahand limfe
Antigen difagosit dan diproses oleh sel$angerhans%F3
%emuanya mengakti!asi sel + dan ,$ 0 jugamenstimulasi keratinosit menghasilkan eikosanoid
ilatasi !askular
(ikosanoid mengaktifkan sel mast dan makrofag
me@an permeabilitas shg molekul larutspt komplemen dan kinin mudah berdifusikedalam dermis dan epidermis
%el mast yang berada d dekat pembuluh darah dermisakan melepaskan histamine# faktor2 kemotaktik#
"/(2# "/2# leukotrin 14
$eukotrine# "/ merubahakti!itas dari melanosit
"eningkatan produksimelanosit
=iperpigmentasi
Fase sensitisasi
2- minggu3
Fase
elisitasi
24-48 jam3
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
5/22
kontak akibat kerja ditemukan di tangan. %ebagian besar memang oleh karena
bahan iritan. 1ahan penyebabnya misalnya deterjen# antiseptik# getah
sayuran
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
6/22
Morfologi
Keluhan
utama
lesi berbatas tegas
rasa terbakar# sakit
lesi berbatas kurang jelas
lebih terasa gatal
Pengobatan
=al yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya
pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab# dan menekan
kelainan kulit yang timbul.
Kortikosteoroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi
peradangan pada dermatitis kontak alergi akut yang ditandai dengan eritema#
edema# bula atau !esikel# serta eksufatif madidans3# misalnya prednison 5
mg
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
7/22
D!MA"I"I# K$N"AK I!I"AN
I% PNDA&U'UAN
ermatitis kontak iritan K,3 merupakan reaksi peradangan nonimunologik
pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen maupun endogen.
Faktor eksogen berupa bahan-bahan iritan kimia7i# fisik# maupun biologik3 dan
faktor endogen memegang peranan penting pada penyakit ini.0
"ada tahun 08C8# dermatitis kontak pertama kali dipahami memiliki lebih dari
satu mekanisme# dan saat ini secara general dibagi menjadi dermatitis kontak iritan
dan dermatitis kontak alergi. ermatitis kontak iritan berbeda dengan dermatitis
kontak alergi# dimana dermatitis kontak iritan merupakan suatu respon biologis pada
kulit berdasarkan !ariasi dari stimulasi eksternal atau bahan pajanan yang
menginduksi terjadinya inflamasi pada kulit tanpa memproduksi antibodi spesifik.2
ermatitis kontak iritan lebih banyak tidak terdeteksi secara klinis disebabkan
karena penyebabnya yang bermacam-macam dan inter!al 7aktu antara kontak dengan
bahan iritan serta munculnya ruam tidak dapat diperkirakannya. ermatitis muncul
segera setelah pajanan dan tingkat keparahannya ditentukan berdasarkan kuantitas#
konsentrasi# dan lamanya terpajan oleh bahan iritan tersebut.
"enanganan dermatitis kontak tidak selamanya mudah karena banyak dan
seringnya faktor-faktor tumpang tindih yang memicu setiap kasus dermatitis.4
"encegahan bahan-bahan iritasi kulit adalah strategi terapi yang utama pada dermatitis
kontak iritan.
II% PIDMI$'$GI
ermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai
golongan umur# ras# dan jenis kelamin. ata epidemiologi penderita dermatitis kontak
iritan sulit didapat. ¨ah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup
banyak# namun sulit untuk diketahui jumlahnya. =al ini disebabkan antara lain oleh
banyak penderita yang tidak datang berobat dengan kelainan ringan.?
ari data yang didapatkan dari U.S. Bureau of Labour Statisticmenunjukkan
bah7a 24C.555 kasus penyakit akupasional nonfatal pada tahun 2554 untuk kedua
jenis kelamin# 0#?D 8.C55 kasus3 adalah penyakit kulit yang merupakan penyebab
kedua terbesar untuk semua penyakit okupational. &uga berdasarkan sur!ey tahunan
dari institusi yang sama# bah7a incident rate untuk penyakit okupasional pada
E
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
8/22
populasi pekerja di Amerika# menunjukkan C5-CD dari penyakit okupasional adalah
dermatitis kontak# dan 85D dari penyakit didalamnya adalah dermatitis kontak
iritan.0#E
%ebuah kusioner penelitian diantara 25.555 orang yang dipilih secara acak di
%7eden melaporkan bah7a 2D memiliki perkembangan gejala selama tahun
sebelumnya. rang yang bekerja pada industri berat# mereka yang bekerja
bersentuhan dengan bahan kimia keras yang memiliki potensial merusak kulit dan
mereka yang diterima untuk mengerjakan pekerjaan basah secara rutin memiliki
faktor resiko. *ereka termasuk : muda# kuat# laki-laki yang dipekerjakan sebagai
pekerja metal# pekerja karet# terapist kecantikan# dan tukang roti.8
III% "I$'$GI
ermatitis kontak iritan adalah penyakit multifaktor dimana faktor eksogen
iritan dan lingkungan3 dan faktor endogen sangat berperan.0#C
Faktor Eksogen
%elain dengan asam dan basa kuat# tidak mungkin untuk memprediksi potensial
iritan sebuah bahan kimia berdasarkan struktur molekulnya. "otensial iritan bentuk
senya7a mungkin lebih sulit untuk diprediksi. Faktor-faktor yang dimaksudkan
termasuk : 03 %ifat kimia bahan iritan: p=# kondisi fisik# konsentrasi# ukuran molekul#
jumlah# polarisasi# ionisasi# bahan dasar# kelarutan 23 %ifat dari pajanan: jumlah#
konsentrasi# lamanya pajanan dan jenis kontak# pajanan serentak dengan bahan iritan
lain dan jaraknya setelah pajanan sebelumnya 3 Faktor lingkungan: lokalisasi
tubuh yang terpajan dan suhu# dan faktor mekanik seperti tekanan# gesekan atau
goresan. Kelembapan lingkunan yang rendah dan suhu dingin menurunkan kadar air
pada stratum korneum yang menyebabkan kulit lebih rentan pada bahn iritan.0
Faktor Endogen
a. Faktor genetik
Ada hipotesa yang mengungkapkan bah7a kemampuan indi!idu untuk
mengeluarkan radikal bebas# untuk mengubah le!el en9ym antioksidan# dan
kemampuan untuk membentuk perlindungan heat shock protein semuanya
diba7ah kontrol genetik. Faktor tersebut juga menentukan keberagaman
respon tubuh terhadap bahan-bahan ititan. %elain itu# predisposisi genetik
terhadap kerentanan bahan iritan berbeda untuk setiap bahan iritan.
0
"adapenelitian# diduga bah7a faktor genetik mungkin mempengaruhi kerentanan
8
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
9/22
terhadap bahan iritan. +F- polimorfis telah dinyatakan sebagai marker
untuk kerentanan terhadap kontak iritan.05
b. &enis Kelamin
/ambaran klinik dermatitis kontak iritan paling banyak pada tangan# dan 7anita
dilaporkan paling banyak dari semua pasien. ari hubungan antara jenis
kelamin dengan dengan kerentanan kulit# 7anita lebih banyak terpajan oleh
bahan iritan# kerja basah dan lebih suka pera7atan daripada laki-laki. +idak
ada pembedaan jenis kelamin untuk dermatitis kontak iritan yang ditetapkan
berdasarkan penelitian.0#C#05
c. mur
Anak-anak diba7ah 8 tahun lebih muda menyerap reaksi-reaksi bahan-bahan
kimia dan bahan iritan le7at kulit. 1anyak studi yang menunjukkan bah7a
tidak ada kecurigaan pada peningkatan pertahanan kulit dengan meningkatnya
umur. ata pengaruh umur pada percobaan iritasi kulit sangat berla7anan.
,ritasi kulit yang kelihatan eritema3 menurun pada orang tua sementara iritasi
kulit yang tidak kelihatan kerusakan pertahanan3 meningkat pada orang
muda.0 )eaksi terhadap beberapa bahan iritan berkurang pada usia lanjut.
+erdapat penurunan respon inflamasi dan +('$# dimana menunjukkan
penurunan potensial penetrasi perkutaneus.05
d. %uku
+idak ada penelitian yang mengatakan bah7a jenis kulit mempengaruhi
berkembangnya dermatitis kontak iritan secara signifikan. Karena eritema sulit
diamati pada kulit gelap# penelitian terbaru menggunakan eritema sebagai
satu-satunya parameter untuk mengukur iritasi yang mungkin sudah sampai
pada kesalahan interpretasi bah7a kulit hitam lebih resisten terhadap bahan
iritan daripada kulit putih.0
e. $okasi kulit
Ada perbedaan sisi kulit yang signifikan dalam hal fungsi pertahanan# sehingga
kulit 7ajah# leher# skrotum# dan bagian dorsal tangan lebih rentan terhadap
dermatitis kontak iritan. +elapak tangan dan kaki jika dibandingkan lebih
resisten.0#05
f. )i7ayat Atopi
Adanya ri7ayat atopi diketahui sebagai faktor predisposisi pada dermatitis iritan
pada tangan. )i7ayat dermatitis atopi kelihatannya berhubungan dengan
peningkatan kerentanan terhadap dermatitis iritan karena rendahnya ambang
iritasi kulit# lemahnya fungsi pertahanan# dan lambatnya proses
C
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
10/22
penyembuhan.0"ada pasien dengan dermatitis atopi misalnya# menunjukkan
peningkatan reakti!itas ketika terpajan oleh bahan iritan.00
I(% PA"$GN#I#
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan
melalui kerja kimia7i atau fisis. Ada empat mekanisme yang dihubungkan dengan
dermatitis kontak iritan# yaitu:0#?
0. =ilangnya substansi daya ikat air dan lemak permukaan
2. &ejas pada membran sel
. enaturasi keratin epidermis
4. (fek sitotoksik langsung
05
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
11/22
00
/ambar 0 : )a*d+ mekanisme imunologis terjadinya dermatitis kontak iritan K,3. )a+bahan iritan fisik dan kimia memicupelepasan sitokin dan mediator inflamasi lainnya yang disebut sinyal bahaya. )b+sel epidermis dan dermis merespon sinyalbahaya tersebut. ),+ setelah itu# sitokin inflamasi dikeluarkan dari sel residen dan sel inflamasi yang sudah terinfiltrasi.%itokin utama pada proses ini adalah >G>$ 8 bentuk yang dikelan adalah ,$-83 )d+ sebagai akibatnya# dari produksi sitokin
inflamasi# banyak sel inflamasi termasuk neutrofil diserang dan diba7a pengaruh picuan inflamasi mengeluarkan mediatorinflamasi. =asilnya dapat dilihat secara klinis pada K,. ikutip dari kepustakaan H02I
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
12/22
"ada respon iritan# terdapat komponen menyerupai respon imunologis yang
dapat didemonstrasikan dengan jelas# dimana hal tersebut ditandai oleh pelepasan
mediator radang# khususnya sitokin dari sel kulit yang non-imun keratinosit3 yang
mendapat rangsangan kimia. "roses ini tidaklah membutuhkan sensitasi sebelumnya.
Kerusakan sa7ar kulit menyebabkan pelepasan sitokin-sitokin seperti ,nterleukin-0
,$-03# ,$-0J# tumor necrosis factor- +F- 3. "ada dermatitis kontak iritan#
diamati peningkatan +F- hingga sepuluh kali lipat dan granulocyte-macrophage
colony-stimulating factor/*->%F3 dan ,$-2 hingga tiga kali lipat. +F- adalah
salah satu sitokin utama yang berperan dalam dermatitis iritan# yang menyebabkan
peningkatan ekspresi Major istocompatibility !omple" *=>3 kelas ,, dan
intracelluler adhesin molecul-, pada keratinosit.0
"ada dermatitis kontak iritan akut# mekanisme imunologisnya mirip dengan
dermatitis kontal alergi akut. amun# perbedaan yang mendasar dari keduanya adalah
keterlibatan dari spesisif sel-+ pada dermatitis kontak alergi akut. 02
)entetan kejadian tersebut menimbulkan peradangan klasik di tempat terjadinya
kontak dikulit berupa eritema# edema# panas# dan nyeri bila iritan kuat. Ada dua jenis
bahan iritan yaitu iritan kuat dan iritan lemah. ,ritan kuat akan menyebabkan kelainan
kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang# sedangkan iritan lemah akan
menimbulkan kelainan kulit setelah berulang kali kontak# dimulai dengan kerusakan
stratum korneum oleh karena depilasi yang menyebabkan desikasi dan kehilangan
fungsi sa7arnya# sehingga mempermudah kerusakan sel di ba7ahnya oleh iritan.?
(% GAMBA!AN K'INI#
ermatitis kontak iritan dibagi tergantung sifat iritan. ,ritan kuat memberikan
gejala akut# sedang iritan lemah memberi gejala kronis. %elain itu juga banyak hal
yang mempengaruhi sebagaimana yang disebutkan sebelumnya.? 1erdasarkan
penyebab tersebut dan pengaruh faktor tersebut# dermatitis kontak iritan dibagi
menjadi sepuluh macam# yaitu:
1. Dermatitis Kontak Iritan Akut
"ada K,# kulit terasa pedih atau panas# eritema# !esikel atau bulla. $uas
kelainanya sebatas daerah yang terkena dan berbatas tegas.0#E "ada beberapa
indi!idu# gejala subyektif rasa terbakar# rasa tersengat3 mungkin hanya satu-
satunya manifestasi. )asa sakit dapat terjadi dalam beberapa detik dari
pajanan. %pektrum perubahan kulit berupa eritma hingga !esikel dan bahan
02
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
13/22
pajanan bahan yang dapat membakar kulit dapat menyebabkan nekrosis.0#?
%ecara klasik# pembentukan dermatitis akut biasanya sembuh segera setelah
pajanan# dengan asumsi tidak ada pajanan ulang hal ini dikenal sebagai
Ldecrescendo phenomenonM. "ada beberapa kasus tidak biasa# dermatitis
kontak iritan dapat timbul beberapa bulan setelah pajanan# diikuti dengan
resolusi lengkap.21entuk K, Akut seringkali menyerupai luka bakar akibat
bahan kimia# bulla besar atau lepuhan. K, ini jarang timbul dengan
gambaran eksematousa yang sering timbul pada dermatitis kontak.C
2. Dermatitis Kontak Iritan 'ambat )Delayed ICD+
"ada dermatitis kontak iritan akut lambat# gejala obyektif tidak muncul
hingga 8-24 jam atau lebih setelah pajanan.0#?#E %ebaliknya# gambaran
kliniknya mirip dengan dermatitis kontak iritan akut.0 >ontohnya adalah
dermatitis yang disebabkan oleh serangga yang terbang pada malam hari#
dimana gejalanya muncul keesokan harinya berupa eritema yang kemudian
dapat menjadi !esikel atau bahkan nekrosis.?
3. Dermatitis Kontak Iritan Kronis )DKI Kumulatif+
&uga disebut dermatitis kontak iritan kumulatif. isebabkan oleh iritan
lemah seperti air# sabun# detergen# dll3 dengan pajanan yang berulang-ulang#
biasanya lebih sering terkena pada tangan.0#?#E Kelainan kulit baru muncul
setelah beberapa hari# minggu# bulan# bahkan tahun. %ehingga 7aktu dan
rentetan pajanan merupakan faktor yang paling penting. ermatitis kontak
iritan kronis ini merupakan dermatitis kontak iritan yang paling sering
ditemukan./ejala berupa kulit kering# eritema# skuama# dan lambat laun akan
menjadi hiperkertosis dan dapat terbentuk fisura jika kontak terus
berlangsung.0#?
0
/ambar 2 : K, akut akibat penggunaan pelarut industri. ikutipdari kepustakaan HEI
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
14/22
istirbusi penyakit ini biasanya pada tangan. "ada dermatitis kontak
iritan kumulatif# biasanya dimulai dari sela jari tangan dan kemudian
menyebar ke bagian dorsal dan telapak tangan. "ada ibu rumah tangga#
biasanya dimulai dari ujung jari pulpitis3.EK, kumulatif sering berhubungan
dengan pekerjaan# oleh karena itu lebih banyak ditemukan pada tangan
dibandingkan dengan bagian lain dari tubuh contohnya: tukang cuci# kuli
bangunan# montir bengkel# juru masak# tukang kebun# penata rambut3.?
4. !eaksi Iritan
%ecara klinis menunjukkan reaksi akut monomorfik yang dapat berupa
skuama# eritema# !esikel# pustul# serta erosi# dan biasanya terlokalisasi di
dorsum dari tangan dan jari. 1iasanya hal ini terjadi pada orang yang terpajan
dengan pekerjaan basah. )eaksi iritasi dapat sembuh# menimbulkan penebalan
kulit atau dapat menjadi K, kumulatif.0#?#E
04
/ambar : K, kronis akibat efek korosif dari semen ikutip darikepustakaan HEI
/ambar 4 : )eaksi ,ritan.
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
15/22
5. !eaksi "raumatik )DKI "raumatik+
)eaksi traumatik dapat terbentuk setelah tauma akut pada kulit seperti
panas atau laserasi. 1iasanya terjadi pada tangan dan penyembuhan sekitar ?
minggu atau lebih lama.0#? "ada proses penyembuhan# akan terjadi eritema#
skuama# papul dan !esikel. %ecara klinik gejala mirip dengan dermatitis
numular.0#2
6. Dermatitis Kontak Iritan Noneritematous
&uga disebut reaksi suberitematous. "ada tingkat a7al dari iritasi kulit#
kerusakan kulit terjadi tanpa adanya inflamasi# namun perubahan kulit terlihat
secara histologi.0#2/ejala umum yang dirasakan penderita adalah rasa terbakar#
gatal# atau rasa tersengat. ,ritasi suberitematous ini dihubungkan dengan
penggunaan produk dengan jumlah surfaktan yang tinggi.0 "enyakit ini
ditandai dengan perubahan sa7ar stratum korneum tanpa tanda klinis K,
subklinis3.?
7. Dermatitis Kontak Iritan #ubyektif )Sensory ICD)
Kelainan kulit tidak terlihat# namun penderita mengeluh gatal# rasa
tersengat# rasa terbakar# beberapa menit setelah terpajan dengan iritan.
1iasanya terjadi di daerah 7ajah# kepala dan leher. Asam laktat biasanya
menjadi iritan yang paling sering menyebabkan penyakit ini.0#2#?
8. Dermatitis Kontak Iritan Gesekan )Friction ICD+
+erjadi iritasi mekanis yang merupakan hasil dari mikrotrauma atau
gesekan yang berulang.0#2K, /esekan berkembang dari respon pada gesekan
yang lemah# dimana secara klinis dapat berupa eritema# skuama# fisura# dan
gatal pada daerah yang terkena gesekan.2K, /esekan dapat hanya mengenai
telapak tangan dan seringkali terlihat menyerupai psoriasis dengan plakat
merah menebal dan bersisik# tetapi tidak gatal. %ecara klinis# K, /esekandapat hanya mengenai pinggiran-pinggiran dan ujung jemari tergantung oleh
tekanan mekanik yang terjadi.C
9. Dermatitis Kontak Iritan Akneiform
isebut juga reaksi pustular atau reaksi akneiform. 1iasanya dilihat
setelah pajanan okupasional# seperti oli# metal# halogen# serta setelah
penggunaan beberapa kosmetik. )eaksi ini memiliki lesi pustular yang steril
dan transien# dan dapat berkembang beberapa hari setelah pajanan. +ipe ini
0
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
16/22
dapat dilihat pada pasien dermatitis atopy maupun pasien dermatitis
seboroik.0#2
10. Dermatitis Asteatotik
1iasanya terjadi pada pasien-pasien usia lanjut yang sering mandi
tanpa menggunakan pelembab pada kulit. /atal yang hebat# kulit kering# danskuama ikhtiosiform merupakan gambaran klinik dari reaksi ini.0#2
0?
/ambar E: K, Asteatotik.
/ambar ?: K, Akneiform. ikutip
dari kepustakaan H20I
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
17/22
(I% DIAGN$#I#
iagnosis dermatitis kontak iritan didasarkan atas anamnesis yang cermat dan
pengamatan gambaran klinis yang akurat. K, akut lebih mudah diketahui karenamunculnya lebih cepat sehingga penderita lebih mudah mengingat penyebab
terjadinya. K, kronis timbul lambat serta mempunyai gambaran klinis yang luas#
sehingga kadang sulit dibedakan dengan KA. %elain anamnesis# juga perlu
dilakukan beberapa pemeriksaan untuk lebih memastikan diagnosis K,.?
A% Anamnesis
Anamnesis yang detail sangat dibutuhkan karena diagnosis dari K, tergantung pada
anamnesis mengenai pajanan yang mengenai pasien. Anamnesis yang dapat
mendukung penegakan diagnosis K, gejala subyektif3 adalah:0
- "asien mengklain adanya pajanan yang menyebabkan iritasi kutaneus
- nset dari gejala terjadi dalam beberapa menit sampai jam untuk K, akut.
K, lambat dikarakteristikkan oleh causa pajanannya# seperti ben9alkonium
klorida biasanya terdapat pada cairan disinfektan3# dimana reaksi
inflamasinya terjadi 8-24 jam setelah pajanan.
- nset dari gejala dan tanda dapat tertunda hingga berminggu-minggu ada K,
kumulatif K, Kronis3. K, kumulatif terjadi akibat pajanan berulang dari
suatu bahan iritan yang merusak kulit.- "enderita merasakan sakit# rasa terbakar# rasa tersengat# dan rasa tidak nyaman
akibat pruritus yang terjadi.
B% Pemeriksaan -isis
*enurut )ietschel dan Flo7ler# kriteria dignosis primer untuk K, sebagai berikut: 0-
04
- *akula eritema# hiperkeratosis# atau fisura predominan setelah terbentuk
!esikel
- +ampakan kulit berlapis# kering# atau melepuh- 1entuk sirkumskrip tajam pada kulit
- )asa tebal di kulit yang terkena pajanan
0E
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
18/22
.% Pemeriksaan Penunjang%
+idak ada pemeriksaan spesifik untuk mediagnosis dermatitis kontak iritan.
)uam kulit biasanya sembuh setelah bahan iritan dihilangkan. +erdapat beberapa
tes yang dapat memberikan indikasi dari substansi yang berpotensi menyebabkan
K,. +idak ada spesifik tes yang dapat memperlihatkan efek yang didapatkan dari
setiap pasien jika terkena dengan bahan iritan. ermatitis kontak iritan dalam
beberapa kasus# biasanya merupakan hasil dari efek berbagai iritans.04
0. "atch +est
"atch test digunakan untuk menientukan substansi yang menyebabkan kontak
dermatitis dan digunakan untuk mendiagnosis KA. Konsentrasi yang
digunakan harus tepat. &ika terlalu sedikit# dapat memberikan hasil negatif
palsu oleh karena tidak adanya reaksi. an jika terlalu tinggi dapat
terinterpretasi sebagai alergi positif palsu3. "atch tes dilepas setelah 48 jam#
hasilnya dilihat dan reaksi positif dicatat. ntuk pemeriksaan lebih lanjut# dan
kemabali dilakukan pemeriksaan pada 48 jam berikutnya. &ika hasilnya
didapatkan ruam kulit yang membaik# maka dapat didiagnosis sebagai K,#0#E
"emeriksaan patch tes digunakan untuk pasien kronis# dengan dermatitis
kontak yang rekuren.0
2. Kultur 1akteri
Kultur bakteri dapat dilakukan pada kasus-kasus komplikasi infeksi sekunder
bakteri.0
. "emeriksaan K=
apat dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya mikology pada infeksi
jamur superficial infeksi candida# pemeriksaan ini tergantung tempat dan
morfologi dari lesi.0
4. "emeriksaan ,g(
"eningkatan imunoglobulin ( dapat menyokong adanya diathetis atopic atau
ri7ayat atopi.0
(II% DIAGN$#A BANDING
0. ermatitis Kontak Alergi
1erbeda dengan K,# pada KA# terdapat sensitasi dari pajanan
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
19/22
*erupakan keadaan radang kulit kronis dan residif# disertai dengan gatal yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak. %ering berhubungan
dengan peningkatan kadar ,g( dalam serum dan ri7ayat atopi pada keluarga
penderita.?leh karena itu# pemeriksaan ,g( pada penderita dengan suspek
K, dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan diagnosis dermatitis
atopi.
. +inea "edis
*erupakan penyakit pada jaringan yang mengandung 9at tanduk# misalnya
stratum korneun pada epidermis# rambut# dan kuku yang disebabkan oleh
jamur dermatofitosis. "enderita bisa merasa gatal dan kelainan berbatas tegas#
terdiri atas macam-macam effloresensi kulit. 1agian tepi lesi lebih aktif lebih
jelas tanda-tanda peradangan3 daripada bagian tengah. "ada tinea pedis#khususnya bentuk mocassin foot# pada seluruh kaki terlihat kulit menebal# dan
bersisik serta eritema yang ringan terutama di tempat yang terdapat lesi.0C
(III% PNA"A'AK#ANAAN
"enatalaksanaan dari dermatitis kontak iritan dapat dilakukan dengan
melakukan dengan memproteksi atau menghindakan kulit dari bahan iritan. %elain itu#
prinsip pengobatan penyakit ini adalah dengan menghindari bahan iritan# melakukan
proteksi seperti penggunaan sarung tangan3# dan melakukan substitusi dalam hal ini#
mengganti bahan-bahan iritan dengan bahan lain.0#4##?#C#0?
%elain itu# beberapa strategi pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita
dermatitis kontak iritan adalah sebagai berikut:
#. Kompres dingin dengan 1urro7Nssolution
Kompres dingin dilakukan untuk mengurangi pembentukan !esikel dan
membantu mengurangi pertumbuhan bakteri.#0EKompres ini diganti setiap 2-
jam.
0C
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
20/22
$. /lukokortikoid topikal
(fek topical dari glukokortikoid pada penderita K, akut masih kontrofersional
karena efek yang ditimbulkan# namun pada penggunaan yang lama dari
corticosteroid dapat menimbulkan kerusakan kulit pada stratum korneum.0E"ada
pengobatan untuk K, akut yang berat# mungkin dianjurkan pemberian prednison
pada 2 minggu pertama# ?5 mg dosis inisial# dan di tappering05mg.E
%. Antibiotik dan antihistamin
Ketika pertahanan kulit rusak# hal tersebut berpotensial untuk terjadinya infeksi
sekunder oleh bakteri. "erubahan p= kulit dan mekanisme antimikroba yang
telah dimiliki kulit# mungkin memiliki peranan yang penting dalam e!olusi#
persisten# dan resolusi dari dermatitis akibat iritan# tapi hal ini masih dipelajari.
%ecara klinis# infeksi diobati dengan menggunakan antibiotik oral untuk
mencegah perkembangan selulit dan untuk mempercepat penyembuhan. %ecara
bersamaan# glukokortikoid topikal# emolien# dan antiseptik juga digunakan.
%edangkan antihistamin mungkin dapat mengurangi pruritus yang disebabkan
oleh dermatitis akibat iritan. +erdapat percobaan klinis secara acak mengenai
efisiensi antihistamin untuk dermatitis kontak iritan# dan secara klinis
antihistamin biasanya diresepkan untuk mengobati beberapa gejala simptomatis.
&. Anastesi dan /aram %rontium ,ritasi sensoris3
$idokain# prokain# dan beberapa anastesi lokal yang lain berguna untuk menurunkan
sensasi terbakar dan rasa gatal pada kulit yang dihubungkan dengan dermatitis
iritan oleh karena penekanan nosiseptor# dan mungkin dapat menjadi pengobatan
yang potensial untuk dermatitis kontak iritan. /aram strontium juga dilaporkan
dapat menekan depolarisasi neural pada he7an# dan setelah dilakuan studi# garam
ini berpotensi dalam mengurangi sensasi iritasi yang dihubungkan dengan K,.
'. Kationik %urfaktan
%urfaktan kationik ben9alklonium klorida yang iritatif dapat meringankan gejala
dalam penatalaksanaan iritasi akibat anion kimia.
25
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
21/22
(. (molien
"elembab yang digunakan -4 kali sehari adalah tatalaksana yang sangat berguna.
*enggunakan emolien ketika kulit masih lembab dapat meningkatkan efek
emolien. (molien dengan perbandingan lipofilik : hidrofilik yang tinggi diduga
paling efektif karena dapat menghidrasi kulit lebih baik.
). ,munosupresi ral
"ada penatalaksanaan iritasi akut yang berat# glukokortikoid kerja singkat seperti
prednisolon# dapat membantu mengurangi respon inflamasi jika dikombinasikan
dengan kortikosteroid topikal dan emolien. +etapi# tidak boleh digunakan untuk
7aktu yang lama karena efek sampingnya. leh karena itu# pada penyakit kronik#
imunosupresan yang lain mungkin lebih berguna. bat yang sering digunakan
adalah siklosporin oral dan a9adtrioprim.
*. Fototerapi dan )adioterapi %uperfisialFototerapi telah berhasil digunakan untuk tatalaksana dermatitis kontak iritan#
khususnya pada tangan. *odalitas yang tersedia adalah fototerapi
photochemotherapy ultra+iolet A "6A3 dan ultra!iolet 1# dimana penyinaran
dilakukan bersamaan dengan penggunaan fotosensiti9er soralen oral atau
topical3. %edangkan radioterapi superfisial dengan sinar /rent9 juga dapat
digunakan untuk menangani dermatitis pada tangan yang kronis. "enalataksanaan
ini jarang digunakan pada praktek terbaru# hal ini mungkin disebabkan oleh
ketakutan terhadap kanker karena radioterapi.
I/% P!$GN$#I#
"rognosisnya kurang baik jika bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak
dapat disingkirkan dengan sempurna. Keadaan ini sering terjadi pada K, kronis yang
penyebabnya multifaktor# juga pada penderita atopi.0#?
20
-
7/24/2019 Tinjauan Pustaka DKI&DKA
22/22
DA-"A! PU#"AKA
0. 'olff K# $o7el A/# %tephen ,K# 1arbara A/# Amy %"# a!id &$# editors.
Fit9patrickNs ermatology in general medicine. Ethed. e7 Oork: *c/ra7 =ill
2558.p.C?-450.
2. >he7 A$ and =o7ard ,*# editors. +en /enotypes f ,rritant >ontact ermatitis.
,n: >he7 A$ and =o7ard ,*# editors. ,rritant ermatitis. /ermany: %pringer-
6erlag 1erlin =eidelberg 255?.p.-8
. 1u;ton# "aul K. A1> f ermatology 4thed. $ondon: 1*& 1ooks 255.p.0C-20
4. /ra7krodjer# a!id &. ermatology an ,llustrated >olour +e;t +hird (dit. 1ritish:
>rurchill $i!ingstone.2552.p.5-0
. $e!in ># 1asihir % and *aibach =,# editors. +reatment f ,rritant >ontact
ermatitis. ,n: : >he7 A$ and =o7ard ,*# editors. ,rritant ermatitis. /ermany:
%pringer-6erlag 1erlin =eidelberg 255?.p.4?0-
?. %ularsito# %.A dan %uria juanda# editors. ermatitis. ,n: juanda A# *ochtar =#
Aisah %# editors. ,lmu "enyakit Kulit an Kelamin. &akarta: Fakultas Kedokteran
ni!ersitas ,ndonesia 2558.p.05-.
E. 'olff ># )ichard A and ick %# editors. Fit9patrickNs >olor Atlas P %ynopsis
f >linical ermatology thed. e7 Oork: *c/ra7 =ill 255.
8. /ould inah. ccupational ,rritan ermatitis in =ealthcare 'orkers *eeting
the >hallenge of "re!ention.HnlineI 255 Hcited 2500 &anuary CI:H screensI.
A!ailable from : )$:http:ontact ermatitis.
HnlineI.2558. Hcited 2500 &anuary CI:H5 screensI. A!ailable from:
)$:http:ontact ermatitis th ed. e7 Oork:
%pringer.2500.p.4-8.