Download - Uji Kualitas Air
-
LAPORAN PRATIKUM AGENT PENYAKIT
UJI KUALITAS AIR
Di susun oleh :
Nama : Aulia Rakhman
NIM : N 201 12 018
Kelompok : 1
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting
bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya serta sebagai modal dasar
dalam pembangunan. Dengan perannya yang sangat penting, air akan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya. Pemanfaatan air
untuk menunjang seluruh kehidupan manusia jika tidak dibarengi dengan tindakan
bijaksana dalam pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan pada sumber daya
air.
Air permukaan yang ada seperti sungai banyak dimanfaatkan untuk
keperluan manusia seperti tempat penampungan air, mengairi sawah dan keperluan
peternakan, keperluan industri, perumahan, sebagai tempat penampungan air maka
sungai dan situ mempunyai kapasitas tertentu dan ini dapat berubah karena
aktivitas alami maupun antropogenik. Sebagai contoh pencemaran sungai berasal
dari tingginya kandungan sedimen yang berasal dari erosi, kegiatan pertanian,
penambangan, konstruksi, pembukaan lahan dan aktivitas lainnya, serta kecepatan
pertambahan senyawa kimia yang berasal dari aktivitas industri yang membuang
limbahnya ke perairan. Kedua hal tersebut merupakan dampak dari meningkatnya
populasi manusia, kemiskinan dan industrilisasi. Penurunan kualitas air akan
menurunkan dayaguna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tamping
dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya
alam. Untuk menjaga kualitas air agar tetap pada kondisi alamiahnya, perlu
pengelolaan dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana.
Metode MPN (Most Probable Number), yang biasanya dilakukan untuk
menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat
pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat
suspense 1:10 dari contoh. Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi
-
praktek ini adalah untuk mengetahui uji kualitas air dengan menggunakan metode
MPN yang menjadi tempat hidup bakteri Colifrom.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakan percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui metode uji kualitas air dengan metode MPN
2. Untuk mengetahui kualitas air dari air sungai Dolo, air sumur dan air galon.
2.3 Manfaat
Adapun manfaat sehingga dilaksanakan percobaan ini yang dihubungkan
dengan kesehatan yaitu dapat mengetahui kualitas air yang baik dari berbagai
sumber air yang mana nantinya akan dikonsumsi oleh masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
2.
2.1. Air
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan
tetapi dapat juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena
air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat
racun (Tarigan, 1988).
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk
menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran
cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan
penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak
pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori
ini, yaitu bakteri Coliform (E. coli), Enterococcus faecalis, Clostridium sp. Di
Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah E. coli (Gause, G. F.
1946).
2.2. Bakteri
Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri
berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik
fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam
waktu 48 jam pada suhu 35 C (Pelczar et al.,1988).
Istilah mikroorganisme indikator sebagaimana digunakan dalam analisis
air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air
merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari manusia atau
hewan berdarah panas, artinya terdapat peluang bagi berbagai macam organisme
-
patogenik,yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk
ke dalam usus. Beberapa ciri penting suatu organisme indikator ialah :
1) Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2) Terdalam dalam air bila ada bakteri pathogen.
3) Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi.
4) Mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada bakteri
patogen.
5) Mempunyai sifat yang seragam dan mantap.
6) Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.
7) Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada bakteri patogen.
8) Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.
Diantara organisme-organisme yang dipelajari, yang hampir memenuhi
semua persyaratan suatu organisme indikator yang ideal ialah Escherichia coli
dan kelompok bakteri coli lainnya. Bakteri-bakteri tersebut dianggap sebagai
indikator polusi tinja yang dapat diandalkan (Pelczar et al.,1988).
Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karena
menimbulkan bau, warna, dan rasa, di samping juga membentuk endapan
persenyawaan tak dapat larut di dalam pipa-pipa sehingga mengurangi atau
menyumbat aliran air. Aksi merusak pada beberapa mikroorganisme adalah
sebagai berikut :
Bakteri pembuat lender : menghasilkan keadaan berlendir Bakteri besi : mengubah persenyawaan besi yang dapat larut
menjadi bentuk yang tak dapat larut yang akan
menghambat aliran air dalam pipa.
Bakteri sulfur : Membentuk asam sulfat dengan hidrogen sulfide, yang dapat membuat air menjadi
sangat asam dan berbau tidak enak.
Algae : Menyebabkan kekruhan,perubahan warna, serta bau dan rasa tidak enak (Pelczar et al.,
-
1988).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator
adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri
Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform
adalah indikator kualitas air. Jika disimpulkan maka, makin sedikit kandungan
Coliform, artinya, kualitas air semakin baik (Friedheim, 2001).
Terdapatnya bakteri Coliform dalam air minum dapat menjadi indikasi
kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya. Keberadaan E. coli dalam
air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan
sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam
analisis dengan alasan;
a) E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia
(sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah
terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan
dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi.
b) E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika
pemeriksaan dilakukan dengan benar.
c) Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap
berbahaya bagi penggunaan domestic.
d) Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan
bersama-sama dengan E. coli dalam air tersebut (Gause, G. F. 1946).
Bakteri pembusuk ini dimasukkan ke dalam golongan bakteri Coliform,
salah satu yang termasuk didalamnya adalah Escherichia coli. Bakteri Coliform ini
menghasilkan zat ethionine yang pada penelitian menyebabkan kanker.
Bakteri-bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti
-
Indole, skatole yang dapat menimbulkan penyakit bila berlebih didalam tubuh
(Gause, G. F. 1946).
Bakteri Coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas
air minum. Kelompok bakteri Coliform terdiri atas Eschericia coli, Enterobacter
aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini
tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air
minum menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, air minum harus
bebas dari semua jenis Coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri
Coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang
biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen
yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau
hewan berdarah panas-adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab gejala diare,
deman, kram perut, dan muntah-muntah. Jenis bakteri Coliform tertentu,
misalnya E coli O:157:H7, bersifat patogen dan juga dapat menyebabkan diare
atau diare berdarah, kram perut, mual, dan rasa tidak enak badan (Dad, 2000).
Menurut Supardi dan Sukamto (1999), bakteri Coliform dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu.
1) Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran
hewan atau manusia.
2) Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan
atau tanaman yang telah mati.
Beberapa macam mikroorganisme patogen yang mengkontaminasi air, antara lain:
a) Salmonella typhi, adalah bakteri gram negatif berbentuk batang, tidak
membentuk spora namun bersifat patogen, baik pada manusia ataupun hewan.
Dapat menyebabkan demam typhoid (typoid fever). Sebenarnya penyakit
demam typoid dapat dipindahkan dengan perantara makanan yang
terkontaminasi dan dengan kontak langsung dengan si penderita. Namun yang
paling umum sebagai fakta penyebab adalah air. Air dapat terkontaminasi oleh
bakteri ini karena kesalahan metode pemurnian air atau kontaminasi silang
(Cros contaminant) antara pipa air dengan saluran air limbah.
-
b) Clostridium prefringens adalah bakteri gram positif pembentuk spora yang
sering ditemukan dalam usus manusia, tetapi kadang-kadang juga ditemukan
di luar usus manusia (tanah, debu, lingkungan dan sebagainya).
c) Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak
membentuk spora dan merupakan flora normal di dalam usus E. coli termasuk
bakteri komensal yang umumnya bukan patogen penyebab penyakit namun
bilamana jumlahnya melampaui normal maka dapat pula menyebabkan
penyakit E. coli merupakan salah satu bakteri Coliform.
d) Leptospira merupakan bakteri berbentuk spiral dan lentur yang merupakan
penyebab penyakit leptosporosis. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis
atau penyakit hewan yang bisa berpindah ke manusia. Pada umumnya
penyebaran bakteri ini adalah pada saat banjir.
e) Shigella dysentriae adalah basil gram negatif, tidak bergerak. Bakteri ini
menyebabkan penyakit disentri (mejan). Spesies lain seperti S. Sonnei dan S.
Paradysentriae juga menyebabkan penyakit disentri (Dwijoseputro, 1976).
f) Vibrio comma adalah bakteri yang berbentuk agak melengkung, gram negatif
dan monotrik. Bakteri ini menyebabkan penyakit kolera yang endemis di
indonesia dan sewaktu-waktu berjangkit serta memakan banyak korban
(Dwijoseputro, 1976).
f).3. Metode MPN
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (Presumtive
test), uji penetapan (Confirmed test), dan uji kelengkapan (Completed test).
Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas
rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliform dalam
sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat
fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya
Coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali
meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan
pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri Coliform: berbentuk batang, Gram
negatif, tidak-berspora (Fardiaz,1989).
-
Tahapan dalam uji kualitas air menggunakan MPN:
1. Uji Penduga (Presumptive test). Merupakan tes pendahuluan tentang ada
tidaknya kehadiran bakteri Coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas
yang disebabkan oleh fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli.
Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang
dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara.
Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari
volume di dalam tabung Durham. Banyaknya kandungan bakteri Coliform
dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif
terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN.
2. Uji Penetapan (Confirmed Test). Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji
ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk asam dan gas terutama pada
masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media Eosin Methylen
Biru Agar (EMBA) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi.
Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna merah kehijauan dengan
kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lendir untuk
kelompok Coliform lainnya.
3. Uji Pelengkap (Completed Test). Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji
kelengkapan untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Untuk mengetahui
bentuk pada bakteri yang akan diteliti perlu dilakukan pewarnaan bakteri
(pewarnaan Gram). Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi
dikenai larutan-larutan seperti zat pewarna kristal violet, larutan iodium,
larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat
warna safranin. Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan kristal violet
karena kristal violet memiliki sifat alkalin yang mampu mengikat sitoplasma
bakteri yang bersifat negatif. Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan bakteri Gram Negatif.
Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan
karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun
bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci
-
dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan
zat pewarna safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini
disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya (Tarigan,
1988).
BAB III
METODOLOGI
2
3
3.1 Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakan percobaan ini yaitu :
Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Mei 2013.
Waktu : 10.00 WITA Selesai.
Tempat : Laboratorium Terpadu FKIK UNTAD.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
3.2.1 Alat
1. Tabung durham
2. Rak tabung
3. Tabung reaksi
4. Inkubator
5. Gelas ukur 10 ml
-
6. Pipet tetes
7. Bunsen
8. Handsprayer
8..22 Bahan
1. Sampel air galon X
2. Sampel air sumur
3. Sampel air sungai Dolo
4. Medium Briliant Green Lactase Bilebroth ( BGLB )
5. Medium Lactose Broth ( LB)
6. Medium Eschirchia coli (EC)
7. Aquades steril
8. Alkohol 70 %
9. Kapas
10. Tissu
11. Label
12. Korek api
13. Spritus
13.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada saat melakukan percobaan ini adalah:
3.
3.1.
3.2.
3.3.
3.3.1.Pengenceran
1. Menyiapkan tabung reaksi dan mengisinya dengan 9 ml aquades steril,
kemudian memberi tanda 10-1, 10-2 dan 10-3.
2. Mempipet 1 ml sampel, kemudian memasukkannya dari pengenceran
10-1. Memasukkannya ke dalam tabung 10-2 sampai sempurna.
3. Mempipet 1 ml dari pengenceran 10-2. Kemudian, memasukkannya ke
dalam tabung 10-3 sampai sempurna.
-
3.3.2 Uji Pendugaan
1. Memasukkan dalam 3 tabung media Lactose Broth (LB) masing-masing
sebanyak 5 ml/100 tetes dari pengenceran 10-1.
2. Memasukkan dalam 3 tabung media Lactose Broth (LB) masing-masing
sebanyak 1 ml/20 tetes dari pengenceran 10-2.
3. Memasukkan dalam 3 tabung media Lactose Broth (LB) masing-masing
sebanyak 0,1 ml/1 tetes dari pengenceran 10-3.
4. Mengocok/menghomogenkan secara perlahan seluruh tabung tersebut
agar sampel air menyebar rata ke seluruh bagian media.
5. Menginkubasi seluruh tabung tersebut selama 24 jam.
6. Mengamati adanya gelembung udara di dalam tabung durham dan
mencatat kode tabung yang positif mengeluarkan gas.
6.3.3 Uji Penegasan
1. Mengambil atau mengisi medium LB dengan pipet tetes pada tiap-tiap
tabung tes pendugaan yang positif, kemudian memindahkannya ke
dalam media BGLB dan EC untuk pemeriksaan total Coliform.
2. Menginkubasi media BGLB dan EC yang sudah ditanami tersebut
pada suhu 34oC selama 24 jam.
3. Mencatat jumlah tabung yang menunjukkan tes penegasan positif.
4. Menentukan nilai MPN Coliform berdasarkan tabel MPN yang
terdapat pada lampiran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
2.
3.
-
4.
4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel Uji Pendugaan
No SampelMPN
10-1 10-2 10-31. Air galon X 3 2 12. Air Sumur 2 0 13. Air Sungai 2 3 0
4.1.2 Tabel Uji Penegasan
No TingkatPengenceranGambar Keterangan
GBLB EC GBLB EC1 10-1
(Air Galon)+ +
10-1(Air Galon)
+ +
-
10-1(Air Galon)
+ +
2
10-2(Air Galon)
+ +
10-2(Air Galon)
+ +
3
10-3(Air Galon)
+ +
-
4 10-1(Air sumur)
+ +
10-1(Air sumur)
+ +
5 10-3(Air sumur)
+ +
6 10-1(Air sungai)
+ +
-
10-1(Air sungai)
+ +
7 10-2(Air sungai)
+ +
10-2(Air sungai)
+ +
10-2(Air sungai)
+ +
-
4.2 Pembahasan
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup karena
makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk
-
melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan
berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Pada pengamatan uji kualitas air dengan menggunakan metode MPN, ada 3
tahap pengujian yaitu uji pengenceran, uji pendugaan dan uji penegasan. Alat yang
digunakan adalah tabung durham, rak tabung, tabung reaksi, inkubator, gelas
ukur, pipet tetes, bunsen, handsprayer. Bahan yang digunakan dalam praktek
yaitu sampel air galon X, sampel air sumur, sampel air sungai Dolo, Medium
Briliant Green Lactase Bilebroth ( BGLB ), medium Lactose Broth (LB),
medium Eschirchia coli (EC), aquades steril, alkohol 70 %, kapas, tissue, label,
korek api, dan spritus.
Pada percobaan yang dilakukan kali ini, langkah pertama yaitu
pengenceran. Pengenceran berfungsi untuk meminimalisir bakteri dalam satu
milimiter air. Pengenceran tidak dilakukan pada sampel air galon karena sudah
melalui tahap filterisasi modern. Pada pengenceran tersebut digunakan aquades
steril yang berfungsi sebagai air yang difiltrasi hingga sampai satu titik sterilnya
pada saat dilakukannya pengenceran. Kedua uji pendugaan, uji pendugaan
dilakukan untuk mendeteksi pencemaran air yang berasal dari bakteri Coliform
dan E. coli. Kemudian hasil dari pengenceran itu dimasukkan ke dalam medium
LB dan diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 34oC. Medium LB berfungsi
sebagai media untuk mendeteksi kehadiran bakteri dalam air, makanan, produk
susu sebagai kaldu pemerkaya (Pre Environment Broth) untuk Salmonella dan
dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Ketiga uji
penegasan, uji penegasan dilakukan untuk memastikan jenis bakteri yang diujikan
setelah melakukan proses uji pendugaan. Hasil positif dari medium LB tadi
dimasukkan lagi ke medium BGLB dan medium EC kemudian diinkubasi lagi
selama 24 jam dengan suhu 34oC. Perlakuan ini dilakukan masing-masing
dilakukan sebanyak 3 kali. Medium BGLB berfungsi sebagai media pertumbuhan
dari bakteri Coliform. Sedangkan medium EC berfungsi sebagai media
pertumbuhan dari bakteri Coliform fekal.
-
Hasil yang didapat dari sampel air galon yang telah diisi oleh medium LB,
yaitu dari 10-1 menunjukan tiga tabung hasilnya positif, 10-2 dua tabung
menunjukan hasilnya positif, satu tabung hasilnya negatif dan 10-3 satu tabung
menunjukan hasilnya positif, dua tabung hasilnya negatif. Hasil positif ditunjukan
dengan adanya gelembung-gelembung pada tabung durham. Selain terdapatnya
gelembung-gelembung pada tabung durham, hasil positif juga ditandai dengan
perubahan sampel air menjadi keruh yang menandakan bahwa pada sampel air
galon terdapat bakteri yang dapat memfermentasi laktosa. Pada sampel air galon
yang dibandingkan dengan table MPN, hasil yang didapatkan adalah perbandingan
tabung positif 3-2-1 nilai MPN/g-nya adalah 150 yang berarti terdapat 150 bakteri
Coliform pada setiap gramnya didalam sampel air galon yang telah diuji. Hasil
positif yang diatas, dimasukkan lagi ke medium BGLB dan EC dan hasilnya semua
sama positif seperti hasil diatas, yang ditandai dengan adanya
gelembung-gelembung dan menjadi keruh di tabung durham pada medium BGLB
yang berarti bakteri tersebut merupakan bakteri Coliform non-fekal. Sedangkan
pada medium EC berarti bakteri tersebut merupakan bakteri Coliform fekal.
Untuk sampel air sumur yang telah diisi atau dihomogenkan dengan
medium LB, hasilnya yaitu 10-1 menunjukan dua tabung hasilnya positif, satu
tabung hasilnya negatif. 10-2 semua menunjukan hasilnya negatif dan 10-3 satu
tabung menunjukan hasilnya positif, dua tabung hasilnya negatif. Hasil positif
ditunjukan dengan adanya gelembung-gelembung pada tabung durham. Selain
terdapatnya gelembung-gelembung pada tabung durham, hasil positif juga ditandai
dengan perubahan sampel air menjadi keruh yang menandakan bahwa pada sampel
air sumur terdapat bakteri yang dapat memfermentasi laktosa. Pada sampel air
sumur yang dibandingkan dengan table MPN, hasil yang didapatkan adalah
perbandingan tabung positif 2-0-1 nilai MPN/g-nya adalah 14 yang berarti
terdapat 14 bakteri Coliform pada setiap gramnya didalam sampel air sumur yang
telah diuji. Hasil positif yang diatas, dimasukkan lagi ke medium BGLB dan EC
dan hasilnya semua sama positif seperti hasil diatas, yang ditandai dengan adanya
gelembung-gelembung dan menjadi keruh di tabung durham pada medium BGLB
-
yang berarti bakteri tersebut merupakan bakteri Coliform non-fekal. Sedangkan
pada medium EC berarti bakteri tersebut merupakan bakteri Coliform fekal.
Untuk sampel air sungai yang telah diisi atau dihomogenkan dengan
medium LB, hasilnya yaitu 10-1 menunjukan dua tabung hasilnya positif, satu
tabung hasilnya negatif. 10-2 tiga tabung menunjukan hasilnya positif dan 10-3
semua menunjukan negatif. Hasil positif ditunjukan dengan adanya
gelembung-gelembung pada tabung durham. Selain terdapatnya
gelembung-gelembung pada tabung durham, hasil positif juga ditandai dengan
perubahan sampel air menjadi keruh yang menandakan bahwa pada sampel air
sungai terdapat bakteri yang dapat memfermentasi laktosa. Pada sampel air sungai
yang dibandingkan dengan table MPN, hasil yang didapatkan adalah perbandingan
tabung positif 2-3-0 nilai MPN/g-nya adalah 29 yang berarti terdapat 29 bakteri
Coliform pada setiap gramnya didalam sampel air sungai yang telah diuji. Hasil
positif yang diatas, dimasukkan lagi ke medium BGLB dan EC dan hasilnya semua
sama positif seperti hasil diatas, yang ditandai dengan adanya
gelembung-gelembung dan menjadi keruh di tabung durham pada medium BGLB
yang berarti bakteri tersebut merupakan bakteri Coliform non-fekal. Sedangkan
pada medium EC berarti bakteri tersebut merupakan bakteri Coliform fekal.
Pada sampel air galon ditemukan nilai MPN/g-nya adalah 150, air sumur
nilai MPN/g-nya adalah 14 dan air sungai nilai MPN/g-nya adalah 29 maka dari
ketiga sampel tersebut, airnya bisa digunakan dan dimanfaatkan sebagai sumber air
minum tetapi hasrus melalui proses filterisasi terlebih dahulu untuk dikonsumsi.
BAB V
-
PENUTUP5
6
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:
1. Uji kualitas air dengan mengguanakan metode MPN adalah untuk menghitung
jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula
digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat
suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN dapat dilakukan dengan tiga
tahap, yaitu uji pengenceran, uji pendugaan dan uji penegasan.
2. Dalam percobaan ini sampel air galon dengan perbandingan tabung positif
3-2-1 nilai MPN/g-nya adalah 150, berarti sudah tidak layak untuk di
konsumsi, dan harus diproses kembali. Air sungai dengan perbandingan tabung
positif 2-0-1 nilai MPN/g-nya adalah 14 dan air sumur dengan perbandingan
tabung positif 2-3-0 nilai MPN/g-nya adalah 29, yang berarti bisa digunakan
untuk keperluan sehari-hari, bisa untuk diminum tetapi harus melewati proses
dimasak atau filterisasi terlebih dahulu.
2.2 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya dalam
melakukan percobaan, di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta ada
baiknya alat dan bahan yang akan digunakan lebih dilengkapi, sehingga menunjang
proses kerja pada saat melakukan praktek.
-
DAFTAR PUSTAKA
Dad. 2000. Bacterial Chemistry and Physiology. John Wiley & Sons, Inc., NewYork.
Dwijoseputro. 1976. Analisis Mikrobiologi Escherichia coli. No 82/vol 33-67. (www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123049-S09076fk). Diakses pada tanggal7 Oktober 2012 pada pukul 15.00 WITA.
Friedheim. 2001. Infeksi E.Coli. No 91/vol 55-368. (http://pharos.co.id). Diaksespada tanggal 7 maret 2012 pukul 13.00 WITA.
Fardiaz, Srikandi. 1989. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Gause, G. F. 1946. Bakteri Gram dan Pewarnaannya. No 426/vol 72-105.(http://rudyregobiz.wordpress.com). Diakses pada tanggal 7 maret 2012 pukul19.00 WITA.
Pelczar, M.J dan Chan, E.C.S. 1988. Media Pertumbuhan Mikroorganisme. No5-7/vol 43-44. (http://dunia-mikro.blogspot.com). Diakses pada tanggal 7maret 2012 pukul 13.00 WITA.
Tarigan. 1988. Uji Kualitas Air Berdasar Nilai MPN. 46/vol 63-114.(http://linda-haffandi.blogspot.com/2011/11/uji-kualitas-air-berdasar-nilai-mpn.html.). Diakses pada tanggal 10 maret 2012 pukul 17.00 WITA.
LEMBAR ASISTENSI
-
Nama : Aulia Rakhman
NIM : N 201 12 018
Kelompok : 1 (Satu)
Kelas : B
Asisten : Indah Oksiati
No
.
Hari/tanggal Koreksi paraf