makalah lte (long term evolution) - sulfikar - pnup
TRANSCRIPT
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 1/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
1 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
MAKALAH
KOMUNIKASI SELULER
“ LTE ( LONG TERM EVOLUTION ) “
KELOMPOK 7 :
(KELAS 3C)
SULFIKAR 322 12 075
RENA ANGGRAENA H 322 12 0
AIDUL AKBAR BAFADAL 322 12 0
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASIJURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG2014
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 2/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
2 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
KATA PENGANTAR
Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, makalah mata kuliah Teknologi Jaringan Akses
tentang LTE ini terselesaikan. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen
mata kuliah Komunikasi Seluler, Ibu Arni Litha, S.T., M.T. dan seluruh teman –
teman Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Ujung Pandang yang
telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memberikan penjelasan mengenai
perkembangan teknologi jaringan telekomunikasi yaitu pada generasi 4G LTE, yangdimana LTE (long term evolution) merupakan teknologi terbaru dari generasi 4G
yang direleasis oleh 3GPP. LTE sendiri telah digunakan oleh bebrapa Negara di
Eropa, Amerika dan Jepang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kami
megharap kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan pada makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
11 Desember 2014
Penulis
i
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 3/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
3 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................ .................................................................. iDAFTAR ISI . ............................................................................................................. iiBAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 41.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 51.3. Tujuan ......................................................................................................... 51.4. Batasan Masalah ......................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHSAN ............................................................................................... 62.1. Teknologi 4G LTE .................................................................................. 62.2. Perubahan Arsitektur Jaringan GSM ke LTE ........................................... 8 2.3. Sejarah LTE ........................................................................................... 102.4. Spesifikasi dan Standar LTE ................................................................ 122.5. Target LTE & Konfigurasi Jaringan LTE ............................................. 142.6. Arsitektur LTE ...................................................................................... 172.7. Kandidat 4G .......................................................................................... 192.8. LTE Air Interfaces ................................................................................ 212.9. Konfigurasi Antena pada LTE .............................................................. 302.10. Kekurangan LTE ................................................................................... 332.11. Impelementasi LTE di Indonesia .......................................................... 33
BAB 3 PENUTUP .............................................................. ...................................... 35 3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 353.2. Saran ......................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... ... 37
ii
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 4/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
4 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi telekomunikasi saat ini sangat mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Mulai dari perkembangan 1G sampai pada 4G yang banyak
dikembangkan saat ini. Hal ini sangat menuntut operator maupun konsumen
untuk mampu mengunakan dan mengembangkan dari kemajuang teknologi
telekomunikasi itu. karena jika tidak maka suatu negara akan mengalami
ketinggalan dalam perkembangan teknologi telekomunikasi.
Dalam kurun waktu 10 tahun sejak lahirnya AMPS sudah terjadi
perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai penemuan atau inovasi
teknologi komunikasi dan pada akhir tahun 90-an muncullah teknologi 2G
(Generasi Kedua). Perbedaan utama dari teknologi 1G dan 2G adalah 1G masih
menggunakan sistem Analog sedangkan 2G sudah menggunakan sistem
digital. Dengan adanya kehadiran teknologi generasi kedua, maka muncullah
teknologi selular yang baru yaitu, GSM. yang merupakan suatu sistem
komunikasi wireless2G. Pada awal tahun 2000-an muncullah teknologi
generasi 2.5 (2.5 G) yang mempunyai kemampuan transfer data yang lebih
cepat. Yang terkenal dari generasi ini adalah GPRS (General Packet Radio
Service) dan EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution). Suatu protokol
yang mengatur cara kerja transfer data pada sistem wireless GSM. Dalam
teorinya kecepatan transfer data EDGE dapat mencapai 384 Kbps. Setelah adanya
teknologi generasi pertama, kedua dan teknologi 2.5 G, maka disusul kemudiandengan generasi ketiga (3G) yang menawarkan kelebihan yang lebih baik lagi
baik dari segi kemampuan fitur dan transfer data dengan memiliki kecepatan
transfer data lebih cepat dari sebelumnya dalam menghadirkan layanan yang
sangat dibutuhkan oleh pelanggan. Selanjutnya setelah teknologi 3G
pengembangan akan jaringan dan berbagai peralatan pendukungnya terus
dilakukan hingga saat ini lahirlah teknologi LTE (Long Term Evolution).
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 5/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
5 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Karena melihat begitu pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi
termasuk LTE, maka sebagai mahasiswa telekomunikasi sangat penting
mempelajari dan memahami LTE itu sendiri. Oleh sebab itu dalam makalah ini
akan dibahas perkembangan dari LTE termasuk di Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Apa itu Teknologi Seluler LTE ?
Evolusi, Arsitektur, Standarisasi, Target dan Kandidat 4G lTE ?
Bagaimanakah Air Interface LTE, serta Konfigursi Antena pada LTE ? Implementasi Teknologi Seluler LTE di Indonesia
1.3. Tujuan
Mengerti dan memahami Konsep Teknologi Seluler LTE.
Mengerti dan Memahami Evolusi, Arsitektur Standarisasi, Target dan
Kandidat Teknologi Seluler LTE.
Memahami Konsep OFDM, OFDMA, dan SC-FDMA pada Teknologi Seluler
LTE
Serta mengetahui kekurangan dan implementasi Teknologi Seluler LTE.
1.4. Batasan Masalah
Perancangan / Pembangunan Infrastruktur Teknologi Seluler LTE.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 6/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
6 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Teknologi 4G LTE
3GPP Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah
standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan
GSM /EDGE dan UMTS/ HSPA. Jaringan antarmuka-nya tidak cocok dengan
jaringan 2G dan 3G, sehingga harus dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang
terpisah. Teknologi ini mampu download sampai dengan tingkat 300mbps dan
upload 75mbps. Layanan LTE pertama kali diadopsi oleh operator seluler
TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada tanggal 14 desember 2009. 3GPP Long
Term Evolution (LTE) dan dipasarkan dengan nama 4G LTE adalah sebuah
standard komunikasi nirkabel berbasis jaringan GSM /EDGE dan UMTS/ HSDPA
untuk aksess data kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler mau pun
perangkat mobile lainnya. LTE disebut-sebut sebagai jaringan nirkabel tercepat
saat ini, sebagai penerus jaringan 3G. LTE bahkan diklaim sebagai jaringan
nirkabel yang paling cepat pertumbuhannya.
LTE adalah teknologi yang didaulat akan menggantikan UMTS/HSDPA. LTE
diperkirakan akan menjadi standarisasi telepon selular secara global yang
pertama.Walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan
sekarang belum dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di
tetapkan 3GPP pada release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-
R. Teknologi LTE Advanced yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk
disebut sebagai teknologi 4G. Di Indonesia, operator pertama yang menggunakan
teknologi 4G ini adalah Bolt yang diluncurkan oleh PT. Internux pada tanggal 14
November 2013.
Long Term Evolution (LTE) adalah generasi teknologi telekomunikasi
selular. Menurut standar, LTE memberikan kecepatan uplink hingga 50 megabit
perdetik (Mbps) dan kecepatan downlink hingga 100 Mbps. Tidak diragukan lagi,
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 7/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
7 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
LTEakan membawa banyak manfaat bagi jaringan selular. Perkembangan
telekomunikasi menurut standar 3GPP (third generation partnership project).
Gambar 2. Evolusi 4G LTE
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 8/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
8 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
2.2. Perubahan Arsitektur Jaringan GSM ke LTE
Dalam arsitektur jaringan LTE terdapat beberapa tahap atau bagian yang harus
dilakukan agar jaringan LTE yag dibangun dapat berjalan dengan baik. Masing-
masing bagian itu terdiri dari perencanaan radio access network backhaul jaringan
transmisi, dan pada core network-nya, seperti yang terlihat pada gambar berikut
ini :
Gambar 2.1. Tranformasi GSM ke LTE
Gambar diatas menunjukkan bagian-bagian yang mengalami perubahan dari
teknologi 2G/3G ke jaringan LTE.
Peralihan (upgrading) perencanaan arsitektur jaringan LTE pada bagian radio
access network-ya saja. Berbeda dengan teknologi sebelumnya setiap site
(eNodeB) pada jaringan LTE tidak terhuung dengan BSC, melainkan terhubung
langsung antar-eNodeB dan dengan core network-nya. Selain itu pula kapasitas
dan radius yang dimiliki oleh site LTE lebih besar dari pada teknologi
sebelumnya. Untuk lebih jelasnya arsitektur radio access network pada jaringan
LTE dapat dilihat pada gambar berikut :
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 9/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
9 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
E-UTRAN (Evolved Universal Terrestrial Radio Access Network)
Gambar 2.2. Transformasi Radio Acces Network GSM ke LTE
Terlihat pada gambar diatas, arsitektur Radio Access Network pada LTE tidak
memiliki BSC.
SAE, berbeda dengan sistem sebelumnya, hanya memberikan dua node pada
user plane : base station (disebut eNodeB) dan gateway. Jumlah dan jenis
persinyalan diminimalkan. RNC (Radio Network Controller) dimasukkan sebagai
satu fungsi dalam eNodeB, yang menjadikan proses handover dikelola
sepenuhnya oleh eNodeB-mirip UTRAN pada 3G seperti yang terlihat pada
gambar dibawah ini :
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 10/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
10 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Gambar 2.3 Skema Handover pada LTE
LTE merupakan evolusi lanjutan dalam standar jaringan bergerak yang ditentukan
oleh 3GPP (Third Generation Partnership Project) dan mendukung kegiatan
operasional baik dalam spektrum yang dipasangkan maupun yang tidak dipasangkan.
LTE adalah teknologi lanjutan dari generasi 1xEV-DO. Berbeda dengan Wimax
yang awalnya dikembangkan untuk komunikasi data. Teknologi ini bekerja di
spektrum yang selama ini digunakan oleh telepon selular, yaitu spektrum
450/850/900/1800/1900/2100 MHz. Tapi bisa juga bekerja di spektrum baru seperti
700 MHz dan 2,5 GHz. Spektrum terakhir adaalah spektrum yang dialokasikan untuk
teknologi Wimax.
Pada sisi air interface Long Term Evolution (LTE) menggunakan teknologi
OFDMA pada sisi downlink dan menggunakan SC-FDMA pada sisi uplink. Dan pada
sisi antena Long Term Evolutin (LTE) mendukung penggunaan multiple-antenna
(MIMO). Bandwidth operasi pada Long Term Evolution (LTE) fleksibel yaitu up to 20
MHz dan maksimal bekerja pada kisaran bandwidth bervariasi antara 10-20 MHz.
2.3. Sejarah LTE
Radio Access Network pada 3GPP LTE atau disebut juga Evolved-UTRAN(E-UTRAN) mulai didiskusikan pada RAN Evolution Workshop November 2004.Pada workshop tersebut diidentifikasikan beberapa garis besar kebutuhan ( highlevel requirement) dari LTE yaitu:
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 11/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
11 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Mengurangi cost per bit Meningkatkan pengadaan layanan ( service provisioning) -semakin
banyak layanan dengan cost yang kecil dan user experience yang lebih baik
Fleksibilitas untuk pemggunaan pita frekuensi baru maupun yangsudah ada
Penyederhanaan arsitektur, interface yang terbuka Konsumsi daya pada terminal yang reasonable
Feasibitly study pada E-UTRAN dan E-UTRA mulai dilakukan Desember2004 dengan tujuan utamanya adalah membangun sebuah framework sebagaievolusi dari teknologi akses radio 3GPP sehingga didapatkan data- rate yangtinggi, low-latency dan optimasi teknologi akses radio untuk paket- switcheddomain. Detail dari kebutuhan dari E-UTRAN dirumuskan pada Technical Report(TR) 25.913 “ Requirements for Evolved UTRA (E-UTRA) and Evolved UTRAN(E-U TRAN)” yang mencakup di antaran ya:
Peak Data Rate yaitu 100 Mbps untuk downlink dengan alokasi
spektrum downlink 20 MHz (5bps/Hz) dan 50 Mbps (2.5 bps/Hz) untuk
uplink.
Pengurangan latency pada Control-plane maupun User-plane
HSDPA Rel-6 dan 2 sampai 3 kali untuk uplink dari HSUPA Rel-6 Efisiensi spektrum dengan tetap dapat menggunakan lokasi pemancar
yang sudah digunakan pada UTRAN/GERAN
Penggunaan spektrum yang fleksibel
Kemampuan mobilitas pengguna yang masih mendapatkan layanan
dengan performasi tinggi pada kecepatan sampai 350 km/jam
Cakupan wilayah ( coverage ) dengan radius sampai 5 km untuk dapat
mencapai performasi yang disebutkan diatas dan maksimum cakupan100 km
Enhanced MBMS ( Multimedia Broadcast/Multicast Service)
Tetap mempertahankan 3GPP RAT ( Radio Access Technology) yang
sudah ada dan mendukung interworking dengannya
Single arsitektur yang berbasis paket, minimalis interface dan
penyederhanaan
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 12/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
12 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Reduksi kompleksitas
Pada pertemuan bulan Juni 2005, 3GPP RAN WGI mulai melakukan evaluasi
pada beberapa teknologi air-interface baru yang akan digunakan sebagai physical
layer E-UTRA. 6 jenis physical layer yang berbasis WCDMA, SCDMA dan
OFDMA dievaluasi dan hasilnya dapat dilihat pada TR 25.814 “Physical layer
aspect for evolved UTRAN ”.
Pada tahun 2005 pula 3GPP RAN WG2 yang bertanggung jawab pada
spesifikasi Akses Radio Layer 2 dan Layer 3 mendiskusikan
kebutuhan/kesepakatan untuk protokol air-interface berdasarkn beberapa asumsi
karena pendefinisian protokol sangat tergantung pada teknologi air-interface yang
digunakan. Hingga akhir pertemuan, akhirnya didapatkan kesimpulan mengenai
spesifikasi kemampuan/persyaratan teknologi LTE yang dibangun dari 3GPP.
2.4. Spesifikasi dan Standar LTE
LTE, bersama dengan SAE ( Service architecture evolution ), adalah inti kerja
dari 3GPP Release 8. Inti atau core LTE disebut dengan EPC ( evolved packet
core ). EPC bersifat all-IP (semua IP, dan hanya IP), dan mudah berinterkoneksi
dengan network IP lainnya, termasuk WiFi, WIMAX, dan XDSL. LTE juga
diharapkan mendukung network broadband personal, network yang lebih stabil,
misalnya untuk upload file video.
LTE harus siap secara teknis (dan ekonomis) untuk menampung trafik yangdinamis dari Web 2.0, cloud computing, hingga beraneka macam gadget. ABI
Research memproyeksikan bahwa perangkat seperti kamera, MP3 player, video,
dll, yang dilengkapi kapabilitas network akan mendekati jumlah setengah miliar
unit pada tahun 2012. Trafik yang tinggi dan dinamis itu mengharuskan
penggantian kembali sistem transmisi. Dari TDMA di 2G dan CDMA di 3G,
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 13/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
13 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
teknologi 4G akan menggunakan OFDMA, yang sekali lagi akan meningkatkan
efisiensi spektrum.
LTE menggunakan spektrum yang lebih luas, sampai 20 MHz, untuk
menyediakan kompatibilitas dengan teknologi seluler yang sudah ada seperti MTS
dan HSPA +, dan meningkatkan kapasitas sistem. LTE menggunakan spektrum
yang fleksibel sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam bandwidth , Hal
ini membuat LTE cocok untuk berbagai macam spektrum. Spesifikasi LTE
ditargetkan untuk melayani downlink sedikitnya 100 Mbps, uplink sedikitnya 50
Mbps. LTE mendukung operator scalable bandwidth, dari 1,4 MHz sampai 20MHz.
Kecepatan rerata berkisar pada 15 Mb/s dengan delay 15ms, walaupun nilai
maksimal diharapkan dapat mencapai di atas 200 Mb/s pada bandwidth 20 MHz.
LTE bisa bekerja pada bandwidth 1.4 hingga 20 MHz. Akses radio akan
berdasarkan penggunaan kanal bersama sebesar 300 Mb/s pada arah turun dan 75
Mb/s pada arah naik. Jika pada 2G/3G, kases radio akan terkoneksi pada circuit-
switched domain, maka E-UTRAN pada LTE hanya akan terkoneksi pada EPC.Akses radio teroptimasikan untuk trafik IP.
Bagian dari standar LTE adalah System Architecture Evolution, sebuah flat
jaringan berbasis IP yang dirancang untuk menggantikan arsitektur GPRS Core
Network dan memastikan kesesuaian untuk non-sistem 3GPP misalnya GPRS dan
WiMAX.
Standar dari LTE :
Untuk setiap 20 MHz spektrum, download mencapai 326,4 Mbit/s
untuk 4x4 antena, dan 172,8 Mbit/s untuk 2x2 antena.
Upload mencapai 86,4 Mbit/s untuk setiap 20 MHz spektrum
menggunakan satu antena.
Lima terminal yang berbeda kelas sudah diteapkan dari kelas sentris
suara sampai akhir tinggi terminal yang mendukung kecepatan data
maksimal. Semua terminal akan dapat memproses 20 MHz bandwidth .
Setidaknya 200 pengguna aktif dalam setiap 5 MHz sel.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 14/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
14 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Sub-5 ms latency untuk paket IP kecil.
Meningatkan fleksibilitas spektrum, dengan spektrum irisan sekecil 1,5
MHz hingga sebesar 20 MHz.
Optimal sel sejauh 5 km, 30 km dengan kinerja yang masih bagus, dan
sampai 100 km dengan kinerja yang masih dapat dierima.
Support untuk MBSFN ( Multicast Broadcast Single Frequency
Network). Fitur ini dapat memberikan layanan eperti Mobile TV
dengan menggunakan infrastruktur LTE.
2.5. Target LTE & Konfigurasi Jaringan LTE
Target dari LTE desain adalah :
Mendukung bandwidth yang scalable sebesar 1,25 2,5 5,0 10,0 dan
20,0 MHz
Puncak data rate
o Downlink (2 Ch MIMO) kecepatan up to 100 Mbps pada 20 MHz
channel
o Uplink (tunggal Ch Tx) kecepatan up to 50 Mbps di 20 MHzchannel
Didukung konfigurasi antena
o Downlink : 4x2, 2x2, 1x2, 1x1
o Uplink : 1x2, 1x1
Efisiensi spektrum
o Downlink: 3 sampai 4 x HSDPA Rel 6
o Uplink: 2 sampai 3 x HSUPA Rel 6
Latency
o C-plane : <50 – 100 msec untuk membentuk U- plane
o U-plane: <10 msec dari UE ke server
Mobilitas
o Dioptimalkan untuk kecepatan rendah (<15 km/jam)
o Target kecepatan hingga 120 km/jam
o Release 10 di desain hingga kecepatan 350 km/jam
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 15/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
15 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Coverage Area
o Coverage efektif sampai 5 km
o Coverage dengan sedikit degradasi : 5 km – 30 km
o Coverage operasi sampai 100 km
Konfigurasi Jaringan LTE
Dalam suatu konfigurasi jaringan telekomunikasi bergerak dalam hal ini Long
Term Evolution (LTE) diperkenalkan suatu aringan baru yang diberi nama EPS( Evolved Packet System). EPS terdiri dari jaringan akses yang pada LTE disebut
dengan E-UTRAN ( Evolved UMTS Terrestrial Access Network ) dan jaringan
core yang pada LTE disebut SAE. SAE merupakan istilah yang menggambarkan
evolusi jaringan core menuju ke disebut EPC ( Evolved Packet Core ).
Pada Long Term Evolution (LTE) konfigurasinya merupakan pengembangan
dari teknologi sebelumnya, yatu baik UMTS (3G) dalam hal ini merupakan
Release 99/4 dan HSPA Release 6, Long Term Evolution (LTE) merupakanstandar release 8.
Long Term Evolution (LTE) mempunyai Radio Access dan core network yang
dapat mengurangi network latency dan meningkatkan performansi sistem dan
menyediakan interoperability dengan teknologi 3GPP yang sudah ada dan non-
3GPP, dengan arsitektur LTE seperti yang terlihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.4. Arsitektur LTE & UMTS
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 16/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
16 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Terlihat pada gambar , terlihat ada perbedaaan antara arsitektur kedua jaringan.
Pada LTE fungsi dari Node B dan RNC yang terdapat pada UMTS dilebur
menjadi satu, yaitu Enb ( Evolved Node B). Dan pada bagian core network-nya
LTE menggunakan EPC ( Evolved Packet Core) seperti yang terlihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 2.5. Arsitektur Core LTE
SAE, berbeda dengan sistem sebelumnya, hanya memberikan dua node pada
user plane : base station ( disebut eNodeB) dan gateway . Jumlah dan jenis
persinyalan diminimaliskan . RNC ( radio network controller) dimasukkan
sebagai satu fungsi dalam eNodeB, yang menjadikan proses handover dikelola
sepenuhnya oleh eNodeB – mirip UTRAN pada 3G.
LTE dapat digelar pada beraneka band spektrum. Diharapkan band baru
2,6GHz dapat digunakan, karena kapasitasnya memungkinkan untuk penyediaan
band hingga 20MHz. Namun LTE juga bisa digelar pada band existing GSM di
900 MHz dan 1800 MHz.
Di sisi pengguna, LTE adalah pintu masuk untuk beragam layanan menarik.
Sebut saja Voice Over IP , Multi-user Gaming Over IP, High Definition Video On
Demand dan Live TV . Kecepatan akses yang ditawarkan secara otomats juga akan
mampu mengoptimalkan layanan-layanan yang sudah ada seperti e-mail, internet
browsing, dan MMS. Kmi bahkan berharap LTE mampu menghadirkan seluruh
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 17/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
17 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
layanan yang ada di internet ke dalam sebuah perangkat mobile. Terlebih, LTE
menjanjikan Low Latency yang sangat penting untuk layanan-layanan real time
yang memiliki delay yang sangat kecil.
Teknologi LTE sendiri merupakan pengembangan teknologi dari aplikasi
GSM dan CDMA yang sudah ada di Indonesia saat ini. Bila pada GSM (2G),
berevolusi menjadi GPR (2,5G), yang dilanjutkan dengan EDGE, serta EDGE
Evolved. Maka di WCDMA (3G), berevolusi menjadi HSPA (3,5G) dan HSPA +,
maka solusi berikutnya adalah penggunaan LTE yang mempunyai layanan
kapasitas gigabytes diatas semuanya.
2.6. Arsitektur LTE
Gambar 2.6. Arsitektur Lengkap LTE
Dapat dilihat bahwa jaringan tersebut mengkonvergensikan semua jaringan yang
ada. Jaringan ini merupakan jaringan berbasis IP. Masing-masing entity juga
mempunyai fungsi masing-masing.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 18/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
18 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
eNodeB
Jaringan akses pada LTE terdiri dari satu elemen, yaitu eNodeB. eNodeB (eNB)
merupakan interface dengan UE ( User Equipment. eNodeB berfungsi untuk Radio
Resurce Management (RRM) dan sebagai transceiver.
Sebagai RRM, fungsi eNodeB adalah untuk mengontrol dan mengawasi
pengiriman sinyal yang dibawa oleh sinyal radio, berperan dalam autentikasi atau
mengontrol kelayakan data yang akan melewati eNodeB, dan untuk mengatur
scheduling.
Mobility Management Entity (MME)
MME dapat dianalogikan sebagai MSC pada jaringan GSM. MME adalah node-
kontrol utama pada jaringan akses LTE. Ia bertanggung jawab untuk prosedur
paging untuk idle mode UE termasuk retransmisi. MME juga bertanggung jawab
dalam proses aktivasi/deaktivasi dan autentikasi user (dengan bantuan HSS).
MME juga berfungsi untuk mengatur handover , yaitu memilih MME lain untuk
handover dengan MME lain, atau memilih SGSN untuk handover dengan jaringan
akses 2G/3G.
Serving Gateway (SGW)
SGW terdiri dari dua bagian, yaitu 3GPP Anchor dan SAE Anchor. 3GPP Anchor
berfungsi sebagai gateway paket data yang berasal dari jaringan 3GPP, sedangkan
SAE Anchor berfungsi sebagai gateway jaringan non-3GPP. SGW merutekan dan
memforward paket data user, sambil juga berfungsi sebagai mobility anchor saat
handover antar eNodeB dan untuk menghubungkan LTE dengan jaringan lain
yang sudah ada.
Home Subscriber Server (HSS)
HSS adalah database utama yang ada pada jaringan LTE. HSS adalah sebuah
super HLR yang mengkombinasikan fungsi HLR sebagai database dan AuC
sebagai autentikasi.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 19/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
19 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
2.7. Kandidat 4G
Awal tahun 2011 ITU-T, 3GPP, IEEE telah disepakati bahwa kandidat untuk
teknologi generasi ke 4 sistem komunikasi seluler adalah LTE (diwakili oleh LTE
advance) dan WiMAX (diwakili oleh Mobile WiMAX II IEEE 802.16 m). Dua
teknologi nirkabel yang baru naik daun ini tampak bersaing. WiMAX ( Worldwide
Interoperability for Microwave Access) lebih dulu lahir daripada LTE ( ONG Term
Evolution). Secara perangkat dan dukungan vendor handset WiMAX lebih siap
dibandingkan LTE pada tahun 2009. Sedangkan LTE akan berkembang setelah
tahun 2010. Masing-masing teknologi ini oleh International TelecommunicationsUnion (ITU) akan dijadikan kandidat standar jaringan 4G (at least 100 Mbps untuk
transfer data) paling tidak pada tahun 2009.
Secara kecepatan LTE unggul diatas WiMAX generasi yang sekarang (IEEE
802.16e). LTE mampu menghadirkan kecepatan downlink hingga 100 Mbps dan
uplink 50 Mbps dan dapat dikembangkan hingga 250 Mbps untuk downstream .
Akan tetapi kecepatan ini nantinya akan bersaing dengan generasi WiMAX II
(IEEE 802.16m) yang akan diperbarui pada tahun 2009. WiMAX ii AKAN
BERJALAN PADA MODE Mobile dengan speed 100 Mbps dan Fixed hingga 1
Gbps (sesuatu yang luar bisa untuk pertukaran data secara nirkabel). Selain LTE
dan WiMAX , ada satu lagi teknologi yang hampir mirip dengan LTE yaitu UMB
(Ultra Mobile Broadband) tetapi dasar pengembangannya adalah CDMA. Bahkan
UMB ini downstream- nya lebih besar dibandingkan LTE yaitu mencapai 288
Mbps (dengan band 20 Hz),
LTE dikembangkan oleh 3GPP (grup GSM, terutama Ericson), sedangkan
UMB diusulkan oleh 3GPP (grup CDMA 2000, terutama Qualcomm), dan
WiMAX Iioleh WiMAX Forum (terutama intel). Untuk lebih jelas nya roadmap
evolusi teknologi nirkabel didunia seperti di bawah ini :
(1) GSM (2G) – GPRS (2.5G) – EDGE – WCDMA (3G) – HSDPA (3,5G) –
LTE (4G)
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 20/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
20 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
(2) CDMA (2G) – CDMA 2000 – EV-DO (3G) – UMB (4G)
(3) Wi-Fi – Fixed WiMAX – Mobile WiMAX – WiMAX II (4G)
Teknologi 4G seperti LTE dan WiMAX didesain lebih kepada transfer dan
bukan suara, berbasis jaringan IP dan berdiri di atas teknologi OFDM. Kecepatan
yang tinggi pada 4G memungkinkan suara, video, dan data dapat diakses dalam
satu perangkat yang praktis. Di masa mendatang, konsumen dijanjikan akan dapat
melakukan download dan upload High Definiton Video, layanan data berkapasitas
besar dan Value Added Service (VAS) seperti interactive gaming, mengakses e-
mail dengan attachment besar serta bergabung dalam video conference dimanapun
dan kapanpun.
Berikut Karakteristik 4G dari Teknologi Seluler :
Karakteristik utama dariteknologi seluler 4G iini adalah sebagai berikut :
- Peak downlink (DL) rate > 100 Mbps untuk aplikasi mobilitas tinggi serta
> 1000Mbps untuk aplikasi tetap.
-
Peak uplink UL rate > 50Mbps.- Latensi User Plane yang rendah, 5ms.
- Berorientasi paket, mengadopsi arsitektur Flat All-IP, Open interface dan
always-on.
- Seamless mobility.
- Alokasi bandwidth kanal radio yang fleksibel dalam rentang antara 1.4
MHz sampai dengan 20 MHz, dapat menggunakan mode FDD dan/atau
TDD duplex
- Performansi yang tinggi, quality of experience ( QoE) dapat difasilitasi
untuk setiap pelanggan.
- Spectrum kerja yang lebar, mulai dari band 700 MHz sampai 5000 MHz.
Sebagai catatan, diantara rentang spektrum kerja tersebut, yang telah
teridentifikasi adalah band antara 700 MHz sampai dengan 3500 MHz.
Sementara band di atasnya sedang dalam tahap studi di dalam ITU.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 21/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
21 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
2.8. LTE Air Interfaces
Pada sisi air interface teknologi LTE menggunakan teknik OFDMA pada sisidownlink dan menggunakan teknik SC-FDMA sisi uplink.
Prinsip Dasar OFDM OFDM ( Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah sebuah tekniktransmisi yang menggunakan beberapa buah frekuensi ( multicarrier) yangsaling tegak lurus ( orthogonal) .
Gambar 2.7. Physical Resource Block LTE
Physical resource block pada downlink LTE seperti yang terlihat pada gambar2.7. Pada domain frekuensi, spasi antar sub carrier ( f) sebesar 15 KHz dandurasi waktu OFDM simbol adalah 1/ f + cyclic prefix pre berfungsi untukmenjaga ke orthogonalan antar- subcarrier.
Pada OFDM satu resource element membawa QPSK, 16 QAM atau 64 QAM, pada 64 QAM satu resource element membawa 6 bit.
OFDM simbol dikelompokkan menjadi resource block. Satu resource block pada OFDM symbol yaitu 180 KHz pada domain frekuensi dan 0,5 ms padadomain waktu.LTE menggunakan OFDM untuk downlink dari base station ke terminal.OFDM memenuhi persyaratan untuk spektrum LTE yang fleksibel.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 22/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
22 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Dalam domain waktu frame radio mempunyai panjang 10 ms dan terdiri dari10 sub frame setiap 1 ms. Setiap subframe terdiri dari 2 slot dimana tiap slot
adalah 0,5 ms. Subcarrier spacing di domain frekuensi adalah 15 KHz.
Masing-masing sub-carrier tersebut dimodulasikan dengan teknik modulasikonvensional pada rasio simbol yang rendah. Sistem modulasi multicarrier
pada dasarnya adalah mentransmisikan banyak aliran data paralel secara bersamaan melalui kanal transmisi c(t), masing-masing mentransmisikanhanya sebagian dari keseluruhan laju data, untuk lebih lanjut bisa dilihat padagambar 2.8 berikut ini.
Gambar 2.8. Prinsip Dasar Sistem Multicarrier LTE
Dengan prinsip ini laju data yang tinggi bisa dikirmkan dengan menurunkanaliran kecepatan data tersebut.
Dengan {gi(t)} merupakan filter pengirim, dan {hi(t)} filter penerima. Tiap pasangan filter {gi(t), hi(t)} membentuk satu dari N kanal transmisi paralelyang biasanya mengalami frequency shifted (pergeseran frekuensi). Jadi, sinyaldi filter pengirirm akan di multiplex dan di ubah dari data serial menjadi data
paralel, setelah itu, data kirim secara pararel dan bersamaan melalui kanal c(t)yang telah terbagi-bagi dan akan diterima di filter receiver yang kemudian akan
di ubah lagi dari data paralel menjadi data serial kembali.
Keuntungan dari sistem OFDM ini adalah :- Durasi simbol lebih panjang, sehingga membutuhkan kecepatan yang lebih
rendah untuk mengimplementasikannya.- Lebih sedikit terpengaruh oleh time dispersion dari kanal transmisi.
Prinsip dasar OFDM sendiri adalah membagi bandwidth menjadi banyak sub-carrier, seperti yang terlihat pada gambar 2.6. Pada sistem OFDM,data input dibagi menjadi beberapa sub-data parallel untuk mengurangidata rate (meningkatkan durasi simbol) dan masing-masing sub-data
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 23/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
23 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
dimodulasikan dan ditransmisikan pada subcarrier yang terpisah danorthogonal . Masing-masing sub-carrier dibuat saling orthogonal dengan
spasi frekuensi yang tepat sehingga dapat dilakukan spektral overlap antar- sub-carrier yang berdekatan tanpa menimbulkan efek Inter-Symbol Interference (ISI) dan Inter-Carrier Interference (ICI) sehingga padaakhirnya akan penghematan bandwidth yang cukup besar.
Prinsip kerja dari OFDM dapat dijelaskansebagai berikut. Deretan datainformasi yang akan dikirim dikonversikan kedalam bentuk paralelsehingga bila bit rate semula adalah R, maka bit rate di tiap-tiap jalur
paralel adalah R/M dimana M adalah jumlah jalur paralel (sama dengan jumlah sub-carrier).
Setelah itu, modulasi dilakukan pada tiap-tiap sub-carrier. Modulasi yangdigunakan untuk OFDM ini adalah BPSK, QPSK dan QAM.Kemudian sinyal yang telah termodulasi tersebut diaplikasikan kedalam
Inverse Discrete Fourier Transform ( IDFT), untuk pembuatan simbolOFDM. Penggunaan IDFT ini memungkinkan pengalokasian frekuensiyang saling tegak lurus ( orthogonal ).
Setelah itu simbol-simbol OFDM dikonversikan lagi kedalam bentuk
serial, dan kemudian sinyal dikirim. Sinyal carrier dari OFDM merupakan penjumlahan dari banyaknya sub-carriers yang orthogonal, dengan databaseband pada masing-masing sub-carriers dimodulasikan secara bebasmenggunakan teknik modulasi BPSK, QPSK, QAM. Sinyal yang dikirimtersebut, dapat ditulis dengan persamaan rumus sebagai berikut :
S (t) = Re { ∑ +∞=−∞ nf(t-nT) ( 0 + } (1)
Pada penerima, dilakukan operasi yang berkebalikan dengan apa yangdilakukan di stasiun pengirim. Mulai dari konversi dari serial ke paralel,kemudian konversi sinya paralel dengan Fast Fourier Transform (FFT),setelah itu dimodulasi, konversi paralel ke serial, dan akhirnya kembalimenjadi bentuk data informasi.
Kelebihan dari OFDM adalah terbukti dapat digunakan untuk mengatasi berbagai macam permasalahan propagasi seperti multipath dan juga dapatmengatasi masalah delay spread dan Inter Symbol Interference (ISI).Karena durasi dari tiap simbol panjang, maka memungkinkan untuk
penyisipan guard interval di antara simbol-simbol OFDM.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 24/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
24 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Pada OFDM terdapat Cyclic Prefix (CP), yaitu merupakan pengulangan
sampel bagian akhir dari simbol OFDM yang ditambahkan pada bagiandepan dari simbol. Adanya CP akan menghilangkan Inter Symbol
Interference (ISI) dengan syarat durasi CP lebih besar dari delay spread .Kelemahan dari CP adalah mengurangi efisiensi bandwidth karena adanyaoverhead .
Prinsip dasar OFDMA ( Orthogonal F requency Di vision M ul tipl e Access) OFDMA ( Orthogonal Frequency Division Multiple Access) adalah teknikmultiple access yang merupakan kombinasi antara OFDM dan CDMA.OFDMA digunakan untuk membagi sumber yang ada pada OFDM agar dapatdigunakan oleh banyak user .Yaitu menggunakan OFDM untuk modulasi tiap stasiun dan menggunakanCDMA untuk multiple access.
OFDMA ( Orthogonal Frequency Division Multiple Access) digunakan untukmembagi sumber yang ada pada OFDM agar dapat digunakan oleh banyakuser. Struktur simbol OFDMA terdiri dari tiga subcarrier seperti yang terlihat
pada gambar 2.9 berikut ini :
Gambar 2.9. Struktur Simbol OFDMA
Struktur subcarrier OFDMA :- Data subcarrier untuk transmisi data- Pilot subcarrier untuk estimasi dan sinkronisasi - Null subcarrier yang digunakan untuk guard band
Data subcarrier untuk transmisi data, Pilot subcarrier untuk estimasi dansinkronisasi Null subcarrier yang digunakan untuk guard band, bukanuntuk transmisi data OFDMA merupakan skema yang dipilih untukdownlink pada LTE.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 25/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
25 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Sistem OFDMA sangat bagus dalam melawan efek yang ditimbulkan dariadanya multipath, mempunyai tingkat efisiensi spekral yang tinggi,
khususnya dengan adanya kesesuaian dengan MIMO, dan OFDMA dapatmengurangi kompleksitas pada saat implementasi.
Dalam sistem OFDM, ada beberapa proses multiple access yang manadapat digunakan untuk membedakan satu user dengan user yang lain.Salah satu cara yang paling sederhana adalah memberikan satu userdengan sebuah aturan yang unik dalam pemilihan frekuensi subcarrier .
Lebih tepatnya, setiap user dibedakan dengan memberikan pilihanresource yang dipilih pada tingkat frekuensi-waktu. Multiplexing trafikdikerjakan dengan mengalokasikan setiap user kedalam susunan slot-slotfrekuensi-waktu, berdasarkan kecepatan datanya.
Berbeda halnya dengan sistem OFDMA, dari domain frekuensi, berdasarkan penempatan setiap simbol pada OFDMA ke dalam subcarrier- subcarrier, subcarrier mengalokasikan resource secara bersamaan atausecara terpisah. Dari sudut pandang frekuensi diversity, pengalokasiansecara terpisah dianggap lebih baik daripada secara bersamaan (joint),seperti yang terlihat paa gambar 2.10 berikut ini :
Gambar 2.10. Pembagian User OFDMA
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 26/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
26 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Keuntungan dari sistem OFDMA adalah dpat menghilangkan ISI dengan penggunaan guard time yang lebih panjang dari nilai delay spread dan
dapat mengurangi ICI dengan penamabahan cyclic prefix pada tiap simbolOFDM, efisien terhadap penggunaan spektral karena antar frekuensi
subcarriers saling orthogonal, lebih tahan terhadap frequency selective fading dibandingkan sistem single carrier, mampu memberikan data rateyang tinggi sehingga mendukung aplikasi multimedia, dan dapatdiintegrasikan dengan sistem pendukung lain seperti MIMO, smartantenna, space-time coding, dan adaptive modulation.
Disamping kelebihan-kelebihan tersebut, ada pula kelemahan utama yangharus diperhatikan dalam penerapan sistem, yaitu kebutuhan sinkronisasiyang tepat karena sangat sensitif terhadap kesalahn sinkronisasi waktu danfrekuensi, terutama jika terjadi frekuensi offset akibat doppler spread sertaadanya Peak-to-Average Poer Ratio (PARK), besarnya berbanding lurusdengan jumlah subcarriers yang digunakan, yang akan menyulitkanimplementasi pada Digital-to-Analog Converter (DAC) atau Analog-to-
Digital Converter (ADC) dan desain RF amplifier.
OFDMA dan Struktur Frame LTE secara UmumPada OFDMA, setiap user diberikan sebuah nomor spesifik dari subcarrier
untuk sejumlah waktu yang sudah ditetapkan. Pada spesifikasikan LTE,semua skema ini diserahkan atau ditangani oleh physical resource block(PRB). PRB mengalami atau bekerja dalam dua domain, baik domainfrekuensi ataupun domain waktu. Pembagian PRB ditangani oleh sebuahfungsi scheduling pada e NodeB yang telah ditentukan.
Struktur frame LTE seperti yang terlihat pada gambar 2.10diatas,denganmenggunakan konseFDD, tetapi sebagai alternatif strukturframe yang lain dapat digunakan dengan konsep TDD.Frame pada LTEmempunyai panjang durasi 10 msec. Panjang frame 10 msec dibagikedalam 10 sudframe dengan panjang durasi tiap subframe sebesar 1 msec.Setiap satu subframe dibagi lagi menjadi 2 slot, yang panjang durasi tiap
slot -nya 0,5 msec. Tiap slot terdiri dari 6 sampai 7 simbol OFDM.
Pada teknologi LTE mendukung fleksibilitas penggunaan bandwidth, yaituantara 1,25MHz, tabel dibawah ini menunujukkan besar PRB untuk tiap
bandwidth operasinya. PRB adalah elemen terkecil dari alokasi sumber(resource ) yang diberikan oleh eNodeB.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 27/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
27 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Prinsip dasar SC-FDMA ( Single Carrier Frekuensi Division MultipleAccess )
Teknologi SC-FDMA pada LTE digunakan pada sisi uplink, yaitu dari arahUE ke eNodeB. Teknologi ini mempunyai banyak kesamaan denganteknologi OFDM, dan pada teknologi SC-FDMA tetap mempertahankanortogonalitas antar subcarrier.
Salah satu alasan dipilihnya teknologi SC-FDMA pada sisi uplink LTEkarena mempunyai nilai PAPR ( Peak Average Power Ratio ) yang kecildibandingkan dengan OFDM.
Pada uplink , LTE menggunakan versi pre-code OFDM disebut SingleCarrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA). Hal ini, untukmengompensasi kelemahan OFDM biasa, yang memiliki PAPR tinggi.
PAPR tinggi mahal dan tidak efisien serta memerlukan daya dengan yangsangat tinggi. SC-FDMA memecahakan masalah ini denganmengelompokkan resource block bersamaan sehingga dapat mengurangikebutuhan daya. PAPR rendah juga meningkatkan cakupan dan kinerjacell-edge .
SC-FDMA merupakan teknik multipke access single carrier, Sistem SC-FDMA dianggap sebagai sistem OFDMA yang ditambahkan operasi DFT,dimana imbol data dalam domain waktu ditransformasi ke domainfrekuensi dengan menggunakan operasi DFT.
Ortogonalitas dari usernya yaitu setiap user ditempatkan pada subcarrieryang berbeda dalam domain frekuensi. Dalam OFDMA juga berlakusistem ortogonalitas seperti diatas. Karena transmisi sinyal secarakeseluruhan merupakan single carrier signal, PAPR lebih rendah jikadibandingkan dengan OFDMA yang menghasilkan sinyal multicarrier .Karena terdapat kesamaan dengan OFDMA, parameter-parameter LTEdalam uplink dan downlink dapat diselaraskan.
Transmitter SC-FDMA mengkonversi input sinyal biner menjadiserangkaian modulasi subcarrier. Pada input transmitter, modulatorbaseband mentransformasikan input biner menjadi serangkaian multileveldari bilangan komplek (Xn) dalam beberapa format modulasi.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 28/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
28 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Langkah pertama dalam modulasi subcarrier SC-FDMA adalahmelakukan N-point DFT untuk mendapatkan sinyal input dalam domain
frekuensi (Xk). Kemudian setiap output N-point DFT dipetakan menjadisatu M (> N) ortogonal subcarrier yang kemudian ditransmisikan. Jika N= M/Q dan semua terminal mentransmisikan N simbol setiap bloknya,maka sistem bisa menangani Q secara simultan tanpa co-channel
Interference . Q adalah faktor perluasan bandwidth dari serangkaian simbol.Hasil dari subcarrier mapping adalah rangkaian X1(1 = 0,1,2..., M-1) dariamplitude subcarrier , dimana N dari data adalah T. Setelah melaluimodulasi SC-FDMA durasi simbol data menjadi (N/M).T second.
Dalam OFDMA, M-point IDFT mentranformasikan amplitudo subcarriermenjadi sinyal dalam domain waktu kemudian ditransmisikan dalam saturangkaian, seperti yang terlihat pada gambar 2.11 berikut ini :
Gambar 2.11. Transisi Simbol SC FDMA
Di receiver, sinyal yang diterima ditransformasi ke domain frekuensimenggunakan DFT, dipetakan kembali, dan dilakukan persamaan domainfrekuensi. Karena SC-FDMA menggunakan modulasi single carrier, makaterjadi inter-symbol interference (ISI) sehingga dibutuhkan equalizationuntuk mengatasi ISI. Selanjutnya sinyal ditransformasi ke domain waktumenggunakan IDFT. Deteksi dan decoding dilakukan dalam domainwaktu.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 29/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
29 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Berikut adalah perbedaan antara OFDMA dengan SC-FDMA seperti yangterlihat pada gambar 2.12 berikut ini :
Gambar 2.12. Perbandingan OFDMA dan SCFDMA
PAPR merupakan pengukuran dari gelombang yang dihitung dari puncak bentuk gelombang dibagi dengan nilai RMS dari bentuk gelombang. Efekdari PAPR yang tinggi pada transmit simbol OFDM berakibat ke
penyebaran spektral (interferensi antar adjecent channels) danmengakibatkan tingginya nilai BER ( Bit Error Rate ) karena terjadinyakesalahan pada konstelasi.
Pada sisi downlink efek dari tingginya PAPR tidak menjadi masalah. Untukmengatasi tingginya nilai PAPR pada eNodeB dengan cara mengatur titikkompresi tinggi pada PA ( Power Amplifier ). Tetapi hal ini akan menjadimasalah jika pada sisi uplink , karena keterbatasan daya dari perangkat (dalahal ini UE).
Maka pada sisi uplink LTE menggunakan SC-FDMA karena nilai PAPRnya yang kecil dibandingkan dengan OFDM.
Dibawah ini ditampilkan blok diagram dari transmitter dan receiver dariSC-FDMA. Sebagai catatan ada beberapa blok yang fungsinya samadengan yang ada di blok diagram OFDMA, seperti yang terlihat padagambar 2.13 berikut ini :
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 30/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
30 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Gambar 2.13. Block Diagram Transceiver SC FDMA
2.9. Konfigurasi Antena pada LTE
Pada LTE terdapat beberapa konfigurasi antena yang digunakan untuk
mengoptimasikan kinerja pada arah downlink dalam kondisi linkradio yang
bervariasi. Konfigurasi ini mengkombinasikan jumlah antenna, baik dibagian
pengirim maupun di penerima sesuai dengan tujuan sistem jaringan yang
diinginkan, seperti untuk memperbaiki kinerja penerimaan sinyal pada kondisi
link radio yang buruk.
a. Single Input Multiple Output (SIMO)
Pada konfigurasi ini hanya digunakan satu buah antena pada ENodeB dan
user equipment(UE) harus memiliki minimal dua antena penerima seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.14. Konfigurasi ini disebut single input multiple
output (SIMO) atau receive diversity. Konfigurasi ini d iimplementasikan
menggunakan teknik maximum ratio combining (MRC) pada aliran data
yang diterima untuk memperbaiki SNR pada kondisi propagasi yang buruk,
sehingga sinyal yang akan diproses selanjutnya adalah sinyal dengan kualitas
SNR terbaik.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 31/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
31 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Gambar 2.14. Konfigurasi SIMO
b. Multiple Input Single Ouput (MISO)
Pada mode ini jumlah antena yang digunakan pada sisi penerima lebih dari
satu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.15. Konfigurasi Antena ini
digunakan untuk skema transmit diversity dan tipe beam formingyang
berbeda. Tujuan utama beam forming adalah untuk memperbaiki SNR dan
tentunya memperbaiki kapasitas sistem dan daerah layanan.
Gambar 2.15. Konfigurasi MISO
c. Multiple Input Multiple Output (MIMO)
Teknik ini menggunakan antena lebih dari satu, baik di penerima maupun
di pengirim. Teknik ini dapat digunakan untuk meningkatkan bit ratedan
perbaikan BER. Transmisi dengan teknik MIMO mendukung konfigurasi dua
atau empat antena pengirim dan dua atau empat antena penerima. Konfigurasi
MIMO yang mungkin pada arah downlink adalah MIMO 2x2, MIMO2x4,
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 32/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
32 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
MIMO 4x2, dan MIMO 4x4. Akan tetapi UE dengan 4 antena penerima yang
dibutuhkan untuk konfigurasi MIMO 4x4 hingga saat ini masih belum
diimplementasikan.
Gambar 2.16. Konfigurasi MIMO : (a) Spatial Multiplexing. (b) Transmitdiversity
Pada umumnya teknik MIMO terdiri atas teknik spatial multiplexing dan
transmit diversity seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. Teknik spatial
multiplexing mengirimkan data yang berbeda pada masing-masing antena
pemancar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9(a), sedangkan teknik
transmit diversity mengirimkan data yang sama pada masing-masing antena
pemancar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9(b). Masing-masing teknik
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 33/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
33 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
ini memiliki keuntungan tersendiri tergantung dari skenario yang ada.
Misalnya, pada beban jaringan yang tinggi atau pada tepi sel, teknik spatial
multiplexing keuntungan yang terbatas karena pada kondisi ini kondisi SNR
cukup buruk. Sebaliknya teknik transmit diversity seharusnya digunakan
untuk memperbaiki SNR dengan beamforming. Selanjutnya pada skenario
dimana kondisi SNR tinggi, misalnya pada sel yang kecil, maka spatial
multiplexing lebih baik digunakan untuk memberika n bit rateyang tinggi.
2.10. Kekurangan LTE
Kekurangan yang dimiliki oleh teknologi LTE antara lain adalah biaya untuk
infrastruktur jaringan baru relatif mahal. Selain itu jika jaringan harus diperbaharui
maka peralatan baru harus diinstal. Selain itu teknologi LTE menggunakan MIMO
(Multiple Input Multiple Output), teknologi yang memerlukan antena tambahan
pada pancaran pangakalan jaringan untuk transmisi data. Sebagai akibatnya jika
terjadi pembaharuan jaringan maka pengguna perlu memebeli mobile device baru
guna mengguna infrastruktur jaringan yang baru.
2.11. Implementasi LTE di Indonesia
Teknologi LTE yang telah diuji coba oleh beberapa operator di Indonesia
bukanlah merupakan teknologi 4G yang sebenarnya. Teknologi yang telah diuji
coba di Indonesia merupakan LTE release – 8 yang baru memenuhi spesifikasi
3GPP tapi belum memenuhi spesifikasi IMT-advanced.
3 operator yang sudah tercatat melakukan uji coba teknologi LTE adalah
Telkomsel, Indosat dan XL Axiata. Walaupun begitu LTE bisa diturunkan
kepasaran kurang lebih sekitar dua tahun lagi. Mengingat pemerintah yang sedang
berkonsentrasi kepada teknologi WiMAX yang baru-baru ini diadopsi Indonesia.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 34/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
34 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
Pada tanggal 14 November 2013, perusahaan telekomunikasi Internux
meluncurkan layanan 4G LTE pertama di Indonesia yaitu Bolt Super 4G LTE.
Bolt menawarkan kecepatan akses data hingga 72 Mbps, lebih cepat dari teknologi
EVDO Rev. B yang dimiliki oleh Smartfren yang menawarkan kecepatan akses
data hingga 14,7 Mbps.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 35/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
35 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, kami dapat menyimpulkan :
3GPP Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah
standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada
jaringan GSM /EDGE dan UMTS/ HSPA. LTE adalah teknologi yang
didaulat akan menggantikan UMTS/HSDPA. LTE diperkirakan akan
menjadi standarisasi telepon selular secara global yang pertama.Walaupun
dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan sekarang belum
dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3GPP
pada release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-R.
Teknologi LTE Advanced yang dipastikan akan memenuhi persyaratan
untuk disebut sebagai teknologi 4G. Di Indonesia, operator pertama yang
menggunakan teknologi 4G ini adalah Bolt yang diluncurkan oleh PT.Internux pada tanggal 14 November 2013.
LTE, bersama dengan SAE ( Service architecture evolution ), adalah inti kerja
dari 3GPP Release 8. Inti atau core LTE disebut dengan EPC ( evolved packet
core ). EPC bersifat all-IP (semua IP, dan hanya IP), dan mudah
berinterkoneksi dengan network IP lainnya, termasuk WiFi, WIMAX, dan
XDSL. LTE juga diharapkan mendukung network broadband personal,
network yang lebih stabil, misalnya untuk upload file video.
Pada sisi air interface teknologi LTE menggunakan teknik OFDMA padasisi downlink dan menggunakan teknik SC-FDMA sisi uplink.
Konfigurasi Antena LTE yang paling digunakan ialah Antena MIMO
(Mulitple Input Multiple Output)
Kekurangan yang dimiliki oleh teknologi LTE antara lain adalah biaya untuk
infrastruktur jaringan baru relatif mahal. Selain itu jika jaringan harus diperbaharui
maka peralatan baru harus diinstal.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 36/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
36 | L o n g T e r m E v o l u t i o n – T e k n i k T e l e k o m u n i k a s i P N U P
3.2. Saran
karena dilihat dari segi aspek kebutuhan data di Indonesia meningkat maka
Jaringan Teknologi LTE di Indonesia harus lebih merata dan pembangunan
infrastrukturnya di percepat serta Handset/HP yang mendukung 4G LTE di
tawarkan dengan harga yang ekonomis. dan dalam hal pengembangan Teknologi
Seluler diharapkan mahasiswa teknik telekomunikasi lebih aktif mencari tau
atau mengikuti perkembangan teknologi kedepannya.
7/21/2019 Makalah LTE (Long Term Evolution) - Sulfikar - PNUP
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-lte-long-term-evolution-sulfikar-pnup 37/37
Makalah Mata Kuliah Komunikasi SelulerLong Term Evolution , Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Ujung Pandang
Sulfikar, Rena Anggraena, Aidul Akbar
DAFTAR PUSTAKA
- Uke Kurniawan Usman., Galuh Prihatmoko., Denny Kusuma Hendraningrat.,Sigit Dedi Purwanto. Bandung (2012). Fundamental Teknologi Seluler LTE.Bandung: Penerbit Informatika.
- M. Rachmat. Makassar (2013). UNHAS.. LTE (Long Term Evolution)
- wikipedia (2014). 2014. 4G LTE , http://id.wikipedia.org/wiki/LTE (diakses 11Desember 2014)