setyanta nugraha · 2014. 9. 17. · 6. menyelenggarakan diklat fungsional/teknis di bidang...

28
Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

Upload: others

Post on 01-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Setyanta NugrahaKetua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN

    Sekretariat Jenderal DPR RI

  • 2006

    2010

    2012

    2013

    2014

    Kajian pembentukan jabatan fungsional di Setjen DPR RI: Wiyakarsa/Analis Kebijakan

    Parlemen/Analis Anggaran

    • Setjen DPR RI mengusulkan pembentukan Jabfung Analis Anggaran dan

    Transkriptor (Surat No: OT.02/7903/SETJEN/X/2010, 20 Oktober 2010).

    • Ekspose Naskah Akademik pada tanggal 13 Desember 2010.

    Penyampaian kembali Naskah Akademik yang telah

    disempurnakan (surat Nomor OT.02/03255/SETJEN/III/2012,

    tertanggal 29 Maret 2012)

    Setjen DPR RI mengirimkan rancangan

    Permenpan dan RB (Surat Nomor

    SJ/11571/SETJEN-DPRRI/PR.03/11/2013

    tanggal 18 November 2013)

    Ekspose Finalisasi Rancangan

    Permenpan dan RB

  • Hasil Ekspose Naskah Akademik tanggal 13 Desember 2010 tentang

    Jabatan Fungsional Transkriptor dan Jabatan Fungsional Analis Anggaran,

    Kemenpan mengeluarkan surat Nomor B/74/D.III.PAN-RB/1/2011 tanggal

    12 Januari 2011, yang berisi beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

    untuk jabatan fungsional Analis Anggaran, antara lain:

    1. Mengenai nama jabatan fungsional

    disesuaikan dengan tugas dan fungsi

    organisasi, diharapkan ada penyempurnaan

    naskah akademiknya terutama untuk nama

    jabatan dan tugas.

    2. Instansi pembina jabatan fungsional

    disarankan Kementerian Keuangan

    mengingat tugas dan fungsinya berkaitan

    dengan pengelolaan anggaran.

  • Bab I : KETENTUAN UMUM

    Bab II : RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN, DAN TUGAS POKOK

    Bab III : INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA

    Bab IV : JENJANG JABATAN, PANGKAT, GOLONGAN RUANG

    Bab V : UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN

    Bab VI : RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI DALAM PEMBERIAN ANGKA KREDIT

    Bab VII : PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

    Bab VIII : PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT, TIM PENILAI, DAN

    PEJABAT YANG MENGUSULKAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

    Bab IX : PENGANGKATAN DALAM JABATAN

    Bab X : UJI KOMPETENSI

    Bab XI : FORMASI

    Bab XII : PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, PEMBERHENTIAN DARI

    JABATAN

    Bab XIII : PENURUNAN JABATAN

    Bab XIV : PENYESUAIAN/INPASSING DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT

    Bab XV : KETENTUAN LAIN -LAIN

    Bab XVI : KETENTUAN PENUTUP

  • Jabatan Fungional Analis APBN adalah jabatan

    fungsional tertentu yang mempunyai ruang lingkup

    tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk

    melaksanakan kegiatan analisis APBN dalam

    lingkungan Sekretariat Jenderal DPR RI.

    analisis APBN adalah kegiatan analisis terhadap issue

    dan masalah APBN yang meliputi perencanaan,

    pengganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban

    APBN.

    Dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan

    profesionalisme PNS yang melaksanakan tugas di bidang

    analisis APBN, perlu ditetapkan Jabatan Fungsional

    Analis APBN dan Angka Kreditnya

  • Jabatan Fungsional Analis APBN

    termasuk dalam RUMPUN

    MANAJEMEN.

    Jabatan fungsional Analis APBN hanya

    di lingkup Sekretariat Jenderal DPR RI.

    Tugas pokok Jabatan Fungsional Analis

    APBN yakni melaksanakan analisisAPBN.

  • Instansi Pembina jabatan fungsional Analis APBN Sekretariat

    Jenderal DPR RI mempunyai kewajiban antara lain: 1. Menyusun dan menetapkan ketentuan pelaksanaan dan ketentuan teknis Jabatan Fungsional

    Analis APBN

    2. Menyusun dan menetapkan pedoman formasi Jabatan Fungsional Analis APBN;

    3. Menyusun dan menetapkan standar kompetensi Jabatan Fungsional Analis APBN;

    4. menyusun dan menetapkan pedoman penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang analisisAPBN;

    5. menyusun dan menetapkan kurikulum pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional/teknis di

    bidang analisis APBN ;

    6. menyelenggarakan diklat fungsional/teknis di bidang analisis APBN ;

    7. menyelenggarakan uji kompetensi Jabatan Fungsional Analis APBN;

    8. menganalisis kebutuhan diklat fungsional/teknis di bidang analisis APBN;

    9. melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional Analis APBN, ketentuan pelaksanaan,

    dan ketentuan teknisnya;

    10. mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Analis APBN;

    11. memfasilitasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis APBN;

    12. memfasilitasi pembentukan Organisasi Profesi Analis APBN;

    13. memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik dan etika profesi Analis APBN;

    dan

    14. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis APBN

  • Pembina Utama Madya IV/d

    Pembina Utama IV/e

    Pembina IV/a

    Pembina Tingkat I IV/b

    Pembina Utama Muda IV/c

    Penata III/c

    Penata Tingkat I III/d

    Penata Muda III/a

    Penata Muda Tk I III/b

  • Unsurdan Sub Unsur

    Kegiatan

    1.

    PENDIDIKAN

    2.

    KEGIATAN analisis

    APBN

    3.

    PENGEMBANGAN

    PROFESI

    1. Pendidikan sekolah (ijazah/gelar)

    2. Diklat fungsional/teknis (STTP/sertifikat)

    3. Diklat Prajabatan

    1. Perencanaan

    2. Penganggaran

    3. Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban

    1. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah

    2. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan

    3. Pembuatan buku pedoman/ Juklak/Juknis

    1. Pengajar/pelatih analisis APBN;

    2. Peran serta dalam seminar/lokakarya

    3. Pemberian konsultasi/bimbingan yang bersifat konsep;

    4. Keanggotaan dalam Tim Penilai;

    5. Perolehan penghargaan/tanda jasa;

    6. Keanggotaan dalam organisasi profesi

    7. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.

    UTAMA

    PENUNJANG

  • Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Analis

    APBN yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk

    melaksanakan kegiatan analisis, maka Analis APBN

    lain yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat

    di bawah jenjang jabatannya dapat melaksanakan

    kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara

    tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan

    yang dinilai sebagai tugas tambahan.

    Analis APBN yang melaksanakan kegiatan satu tingkat

    di bawah jenjang jabatannya, Angka Kredit yang

    diperoleh ditetapkan sebesar 100% (seratus persen)

    dari Angka Kredit setiap butir kegiatan, sedangkan

    satu tingkat di atas jenjang jabatannya, Angka Kredit

    yang diperoleh ditetapkan sebesar 80% (delapan puluh

    persen)

  • Pada awal tahun, setiap Analis APBN wajib menyusun

    SKP berdasarkan tugas pokok Analis APBN sesuai

    dengan jenjang jabatannya yang harus disetujui dan

    ditetapkan oleh Pimpinan Unit Kerja.

    Jumlah angka kredit kumulatif paling rendah yang harus

    dipenuhi oleh setiap PNS untuk dapat diangkat dalam

    jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Analis APBN

    tercantum dalam Lampiran II, III, dan IV yang merupakan

    bagian tidak terpisahkan dari Permenpan dan RB;

    Jumlah angka kredit kumulatif paling rendah 80% berasal

    dari unsur utama, tidak termasuk unsur pendidikan

    formal; dan paling tinggi 20% berasal dari unsur

    penunjang.

  • Analis APBN yang memiliki angka kredit melebihi yang ditentukan untuk

    kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka

    kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya.

    Analis APBN yang telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang

    dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat pada tahun

    pertama dalam masa jabatan dan/atau pangkat yang didudukinya, pada

    tahun kedua diwajibkan memenuhi paling kurang 20% (dua puluh persen)

    angka kredit dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan

    jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari tugas

    pokok.

    Analis APBN Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e,

    setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib memenuhi paling kurang

    25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan

    pengembangan profesi.

  • Analis APBN yang secara bersama-sama membuat karya

    tulis/karya ilmiah di bidang analisis APBN, diberikan angka kredit :

    a. 2 (dua) orang penulis maka pembagian angka kreditnya yaitu

    60% (enam puluh persen) bagi penulis utama dan 40% (empat

    puluh persen) untuk penulis pembantu;

    b. 3 (tiga) orang penulis maka pembagian angka kreditnya yaitu

    50% (lima puluh persen) bagi penulis utama dan masing-

    masing 25% (dua puluh lima persen) untuk penulis pembantu;

    c. 4 (empat) orang penulis maka pembagian angka kreditnya

    yaitu 40% (empat puluh persen) bagi penulis utama dan

    masing-masing 20% (dua puluh persen) untuk penulis

    pembantu.

    Jumlah penulis pembantu paling banyak 3 (tiga) orang

  • Setiap Analis APBN wajib mencatat dan

    menginventarisasi seluruh kegiatan yang

    dilakukan dan mengusulkan Daftar Usul

    Penilaian Angka Kredit (DUPAK) kepada

    atasannya paling kurang 1 (satu) kali

    dalam setahun.

    Analis APBN yang dapat dipertimbangkan

    kenaikan pangkatnya, penilaian dan

    penetapan angka kredit dilakukan 3 (tiga)

    bulan sebelum periode kenaikan pangkat

    PNS.

  • Sekretaris Jenderal DPR RI berwenang menetapkan angka kredit

    bagi Analis APBN Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan

    ruang IV/b sampai dengan Analis APBN Madya, pangkat

    Pembina Utama, golongan ruang IV/e. (dibantu Tim Penilai

    Setjen).

    Pejabat eselon II yang membidangi analisa

    APBN, bagi Analis APBN Pertama,

    pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a

    sampai dengan Analis APBN Madya,

    pangkat Pembina, golongan ruang IV/a.

    (dibantu Tim Penilai Unit Kerja)

  • Susunan keanggotaan Tim Penilai

    a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur

    teknis yang membidangi analisis APBN;

    b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;

    c. Seorang Sekretaris merangkap anggota; dan

    d. Paling kurang 4 (empat) orang anggota.

    Sekretaris harus berasal dari unsur kepegawaian

    dan Anggota paling sedikit 2 (dua) orang dari Analis

    APBN.

  • PNS (CPNS) yang diangkat untuk pertama

    kali dalam Jabatan Fungsional Analis

    APBN harus memenuhi syarat

    • berijazah paling rendah Sarjana (S1) bidang

    Ekonomi;

    • pangkat paling rendah Penata Muda, golongan

    ruang III/a;

    • telah mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis di

    bidang analisis APBN; dan

    • nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam

    1 (satu) tahun terakhir.

    Pengangkatan dari jabatan lain dalam

    Jabatan Fungsional Analis APBN harus

    memenuhi syarat

    • berijazah paling rendah Sarjana (S1) bidang

    Ekonomi;

    • pangkat paling rendah Penata Muda, golongan

    ruang III/a;

    • telah mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis di

    bidang analisis APBN; dan

    • nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam

    1 (satu) tahun terakhir.

    • Paling singkat 2 (dua) tahun memiliki pengalaman

    menganalisis di bidang APBN; dan

    • Berusia paling tinggi 45 (empat puluh lima) tahun

    CPNS paling lama 2 (dua) tahun setelah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil harus diangkat dalam

    Jabatan Fungsional Analis APBN.

  • Untuk meningkatkan kompetensi dan

    profesionalisme Analis APBN yang

    akan naik jabatan harus mengikuti dan

    lulus uji kompetensi.

    Uji kompetensi sebagaimana diatur

    lebih lanjut oleh Sekretaris Jenderal

    DPR RI selaku pimpinan Instansi

    Pembina Jabatan Fungsional Analis

    APBN.

  • Penetapan Formasi Jabatan

    Fungsional Analis APBN didasarkan

    pada jumlah AKD yang

    melaksanakan fungsi anggaran dan

    didasarkan analisis beban kerja.

    Paling banyak 40 (empat puluh).

  • Pembebasan Sementara Pengangkatan Kembali

    Analis APBN Pertama, pangkat Penata Muda,

    golongan ruang III/a sampai dengan Analis APBN

    Madya, pangkat Pembina Utama Madya, golongan

    IV/d, dibebaskan sementara dari jabatannya,

    apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak

    diangkat tidak dapat memenuhi angka kredit yang

    disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau

    pangkat setingkat lebih tinggi.

    Diangkat kembali dalam Jabatan

    Fungsional Analis APBN, apabila telah

    memenuhi Angka Kredit yang

    disyaratkan.Analis APBN Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e dibebaskan sementara dari

    jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki

    pangkatnya tidak dapat memenuhi paling kurang

    25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan

    tugas pokok dan pengembangan profesi.

    http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&frm=1&source=images&cd=&cad=rja&docid=yZpxEnvqWQubaM&tbnid=dTauz7TSCkJkaM:&ved=0CAUQjRw&url=http://kafeecinta.blogspot.com/2012_11_01_archive.html&ei=72JnUp7FKom6iAeRpIHIDA&bvm=bv.55123115,d.aGc&psig=AFQjCNFvAdewXf09bbmOTxDjo22o6hQfeQ&ust=1382593518790069

  • Pembebasan Sementara Pengangkatan Kembali

    Diberhentikan sementara dari PNS Dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional

    Analis APBN, apabila pemeriksaan oleh yang

    berwajib telah selesai atau telah ada putusan

    pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

    hukum yang tetap dan ternyata bahwa yang

    bersangkutan tidak bersalah.

    Ditugaskan secara penuh di luar Jabatan

    Fungsional Analis APBN;

    Dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional

    Analis APBN, apabila berusia paling tinggi 54 (lima

    puluh empat) tahun.

    Menjalani cuti di luar tanggungan negara, kecuali

    untuk persalinan anak keempat dan seterusnya;

    Dapat diangkat kembali ke dalam Jabatan

    Fungsional Analis APBN, apabila telah selesai

    menjalani cuti di luar tanggungan negara.

    Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. Diangkat kembali ke dalam Jabatan Fungsional

    Analis APBN, apabila telah selesai menjalani tugas

    belajar.

  • Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan

    sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 31 ayat (1) tidak dapat memenuhi Angka Kredit yang

    disyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih

    tinggi;

    Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan

    sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 31 ayat (2) tidak dapat mengumpulkan Angka Kredit

    yang disyaratkan; atau

    Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai

    kekuatan hukum yang tetap, kecuali penurunan pangkat

    setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun dan pemindahan

    dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah.

  • Analis APBN yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat

    berat berupa pemindahan dalam rangka penurunan

    jabatan, melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang

    jabatan yang baru.

    Penilaian prestasi kerja dalam

    masa hukuman disiplin dinilai

    sesuai dengan jabatan yang baru.

  • Pegawai Negeri Sipil yang telah dan masih melaksanakan tugas

    di bidang analisis APBN dapat disesuaikan/inpassing dalam

    Jabatan Fungsional Analis APBN, dengan ketentuan sebagai

    berikut:

    a. Berijazah paling rendah Sarjana (S1);

    b. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;

    dan

    c. Nilai prestasi kerja minimal bernilai baik dalam 1 (satu) tahun

    terakhir;

    d. Pengalaman di bidang analisis APBN minimal selama 1

    (satu) tahun;

    Penyesuaian/inpassing dalam Jabatan Fungsional Analis APBN

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan selama 2

    (dua) tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan.

  • Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri ini

    diatur lebih lanjut oleh Sekretaris Jenderal

    DPR RI dan Kepala Badan Kepegawaian

    Negara.

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada

    tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya,

    memerintahkan pengundangan Peraturan

    Menteri ini dengan penempatannya dalam

    Berita Negara Republik Indonesia.