analisis sikap konsumen terhadap minuman lidah buaya (kasus depok, jawa barat)

Upload: mila-dianiki

Post on 10-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    1/97

    ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP MINUMAN

    LIDAH BUAYA (ALOE VERA) KAVERA

    (KASUS DEPOK, JAWA BARAT)

    Oleh:

    SYAHIDA RIZKI FADHILAH

    A14105611

    PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2008

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    2/97

    SYAHIDA RIZKI FADHILAH. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman

    Lidah Buaya (Aloe Vera) Kavera (Kasus Depok, Jawa Barat). Di Bawah

    Bimbingan LUSI FAUSIA.

    Peranan sektor pertanian sangat penting dalam perekonomian nasional,

    khususnya dalam bidang hortikultura yaitu sebagai bahan makanan bergizi yang

    mengandung sumber vitamin dan mineral, sumber pendapatan, bahan baku

    agroindustri, dan sebagai komoditas ekspor. Komoditas hortikultura terdiri dari

    tanaman hias, sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman biofarmaka atau obat-

    obatan merupakan komoditas yang sangat prospek dikembangkan mengingat

    permintaan pasar di dalam negeri maupun pasar internasional yang terus

    meningkat.

    Tanaman obat atau biofarmaka yang termasuk komoditas hortikultura

    mulai banyak digunakan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman

    kesehatan adalah tanaman lidah buaya. PT. Kavera Biotech sebagai perusahaan

    yang memproduksi minuman lidah buaya dengan merek dagang Kavera. Kavera

    merupakan produk baru sehingga masyarakat belum banyak mengetahui tentangKavera. Selain itu penjualan minuman lidah buaya Kavera pada tahun 2007

    berfluktuatif bahkan cenderung menurun. Pihak produsen juga belum mengetahui

    bagaimana perilaku konsumen terhadap Kavera.

    Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

    karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian minuman lidah buaya

    Kavera, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen

    dalam pembelian minuman lidah buaya Kavera dan menganalisis sikap konsumen

    terhadap minuman lidah buaya Kavera.

    Penelitian ini dilaksanakan di Kota Depok Propinsi Jawa Barat pada Bulan

    Maret sampai dengan April 2008. Penelitian ini menggunakan metodeJudgement

    Sampling dalam pengambilan responden. Pengambilan responden ini dilakukan

    dengan merumuskan terlebih dahulu kriteria-kriteria yang akan digunakan sebagaiacuan dalam penarikan responden. Kriteria tersebut adalah responden yang pernah

    mengkonsumsi minuman lidah buaya Kavera minimal tiga kali konsumsi.

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

    sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara kepada

    responden. Data yang telah dikumpulkan diolah secara kualitatif dan kuantitatif.

    Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel untuk tabulasi deskriptif yang

    menjelaskan proses keputusan pembelian secara umum dan Minitab 13.3 untuk

    mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian minuman

    lidah buaya Kavera. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan

    analisis deskriptif, analisis regresi berganda dan multiatribut Fishbein.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah

    berjenis kelamin perempuan sebanyak 67,14 persen. Usia responden terbanyakadalah pada usia 21-30 tahun yaitu sebesar 30 persen. Tingkat pendidikan

    responden yang terbanyak didomonasi oleh SLTA sebesar 54,28 persen karena

    sebagian responden berstatus mahasiswa (40%). Mayoritas responden mempunyai

    pendapatan kurang dari Rp 1.000.000,- sebesar 41,43 persen karena sebagian

    responden berstatus mahasiswa dan belum menikah.

    Tahap proses pembelian digunakan untuk mengetahui bagaimana

    konsumen mengambil keputusan. Responden mengenali kebutuhan

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    3/97

    mengkonsumsi minuman lidah buaya Kavera karena berkhasiat bagi kesehatan.

    Informasi tentang minuman lidah buaya Kavera diperoleh dari keluarga atau

    teman. Pertimbangan responden dalam membeli Kavera adalah karena khasiat

    atau manfaat untuk kesehatan. Pembelian Kavera oleh responden terjadi di tampat

    produksi. Setelah melakukan pembelian, responden mengevaluasi hasil pembelian

    dan hasilnya responden menyatakan puas terhadap Kavera. Reaksi respondenapabila Kavera tidak tersedia di lokasi pembelian adalah tidak jadi membeli, dan

    apabila harga Kavera naik, maka responden akan tetap melakukan pembelian

    terhadap minuman lidah buaya Kavera.

    Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, diperoleh koefisien

    determinasi atau R-Sq sebesar 48,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar

    48,3 persen perubahan volume pembelian minuman lidah buaya Kavera dapat

    diterangkan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam model, sedangkan sisanya

    diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai R-Sq

    dari hasil penelitian ini ternyata kurang dari 50 persen, sehingga dapat dikatakan

    bahwa variabel-variabel yang dianalisis belum mewakili secara keseluruhan

    terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian minuman lidah

    buaya Kavera.Nilai Fhitung diperoleh sebesar 7,13, jika dibandingkan dengan nilai Ftabel

    maka nilai Fhitung tersebut lebih besar dari Ftabel. Dengan demikian dapat

    disimpulkan secara bersama-sama variabel-variabel bebas dalam berpengaruh

    terhadap variabel tak bebas. Dengan kata lain, variabel bebas dapat menjelaskan

    variasi perubahan volume pembelian minuman lidah buaya Kavera.

    Berdasarkan uji t, diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh nyata

    terhadap volume pembelian minuman lidah buaya Kavera adalah variabel status

    perkawinan, pendidikan dan kemudahan memperoleh. Faktor-faktor lain yangtidak dapat dijelaskan oleh model adalah jenis kelamin, jumlah anggota keluarga,

    pekerjaan, cara pembelian dan pengetahuan tentang Kavera.

    Berdasarkan hasil analisis sikap Fishbein diketahui bahwa tingkat

    kepentingan yang diperhitungkan konsumen adalah atribut manfaat, rasa, higienis,kesegaran dan harga. Tingkat kepercayaan konsumen tertinggi adalah atribut

    manfaat, selanjutnya rasa, higienis dan kesegaran. Berdasarkan nilai sikap

    konsumen secara keseluruhan terhadap atribut produk minuman lidah buaya

    Kavera adalah positif. Atribut yang dinilai sangat positif adalah atribut manfaat,

    sedangkan atribut yang dinilai positif adalah rasa, higienis, kesegaran dan harga.

    Nilai sikap konsumen jika dibandingkan dengan skor sikap maksimum,

    maka nilai sikap responden tersebut pada kenyataannya masih rendah. Hal

    tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja atribut-atribut dari minuman lidah buaya

    Kavera perlu lebih ditingkatkan lagi oleh pihak produsen.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    4/97

    ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP MINUMAN

    LIDAH BUAYA (ALOE VERA) KAVERA

    (KASUS DEPOK, JAWA BARAT)

    Oleh:

    SYAHIDA RIZKI FADHILAH

    A14105611

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

    SARJANA PERTANIAN

    pada

    Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor

    PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2008

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    5/97

    Judul : Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya(Aloe Vera) Kavera (Kasus Depok, Jawa Barat)

    Nama : Syahida Rizki Fadhilah

    NRP : A14105611

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing

    Ir. Lusi Fausia, MEc

    NIP. 131 578 845

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Pertanian

    Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr

    NIP. 131 124 019

    Tanggal Kelulusan :

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    6/97

    iv

    PERNYATAAN

    DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

    ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP MINUMAN LIDAH BUAYA

    (ALOE VERA)KAVERA (KASUS DEPOK, JAWA BARAT) BENAR-BENARMERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH

    DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN

    TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN, KECUALI YANG TERCANTUM

    DALAM PUSTAKA.

    Bogor, Juli 2008

    SYAHIDA RIZKI FADHILAH

    NRP. A14105611

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    7/97

    v

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis lahir di Yogyakarta pada tanggal 25 Agustus 1984. Penulis

    merupakan putri pertama dari empat bersaudara dari ayahanda yang bernama

    Syamsul Hidayat, SH dan ibunda yang bernama Jamilah.

    Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1996 di

    SD Negeri Pemurus Dalam 5 Banjarmasin, kemudian melanjutkan ke Sekolah

    Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 19 Banjarmasin dan selesai pada tahun

    1999. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah

    Menengah Atas (SMA) Negeri 13 Banjarmasin dan selesai pada tahun 2002.

    Tahun 2002 penulis diterima di Program Diploma IPB melalui jalur tes sebagai

    mahasiswi Program Studi Teknik Informatika, Departemen Ilmu Komputer,

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor dan

    selesai pada tahun 2005. Selanjutnya pada tahun 2005 penulis diterima di Program

    Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

    Bogor.

    Selama masa studi, penulis aktif dalam organisasi kampus yaitu Badan

    Eksekutif Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB

    (BEM FMIPA IPB) periode 2003-2004, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer

    (HIMALKOM) dan Keluarga Muslim Ekstensi (KAMUS X10C).

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    8/97

    vi

    KATA PENGANTAR

    Tiada kata yang dapat penulis haturkan selain sujud syukur kepada Allah

    SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya. Terima kasih Ya Allah

    Engkau telah mengizinkan hambaMu untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

    serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW.

    Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi

    yang berjudul Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Aloe

    Vera) Kavera (Kasus Depok, Jawa Barat). Skripsi ini disusun sebagai salah satu

    syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut

    Pertanian Bogor.

    Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis karakteristik responden

    minuman lidah buaya Kavera, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

    keputusan konsumen dalam pembelian minuman lidah buaya Kavera dan

    menganalisis sikap konsumen terhadap minuman lidah buaya Kavera.

    Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini.

    Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca

    dan dalam penelitian selanjutnya.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    9/97

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Bismillahirrohmaanirrohiim,

    1. Kedua orang tua tercinta, Umi dan Papa terima kasih untuk semua doa,pengorbanan, harapan dan kasih sayangnya selama penulis menempuh

    pendidikan, semoga Allah senantiasa mengasihi dan memuliakan Umi dan

    Papa.

    2. Ir. Lusi Fausia, MEc selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasihuntuk semua masukan dan waktu luang yang telah diberikan pada penulis,

    semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda kepada Ibu.

    3. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen evaluator kolokium dengansegala kritik dan masukannya yang berharga.

    4. Febriantina Dewi, SE, MSc selaku dosen penguji utama yang telahmemberikan banyak masukan atas esensi tulisan.

    5. Ir. Dwi Sadono, MS selaku wakil komisi akademik yang telah mengoreksidan memberikan masukan tentang teknik penulisan yang baik.

    6. Dian Putri Wulandari yang telah bersedia menjadi pembahas dalamseminar skripsi, terima kasih atas semuanya.

    7. Mbak Ati dan Mbak Poetri yang telah memberikan bantuan dan informasitentang Kavera.

    8. Dra. Erlin Nurtiyani, M.Si sebagai Pendiri PT Kavera Biotech dan dosenBiologi Universitas Indonesia. Terima kasih atas kesempatan yang

    diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan terima kasih atas

    semua bantuannya yang telah diberikan.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    10/97

    viii

    9. Semua karyawan PT Kavera Biotech dan para responden yang telahbersedia memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan

    skripsi ini.

    10.Endah Sutiah, terima kasih atas segala bantuan, nasehat, yang selalumemberikan semangat dan motivasi kepada penulis dan terima kasih atas

    pinjaman printernya. Semoga Allah membalas semua kebaikan mu

    sahabatku.

    11.My big Family (Mas Farry, Mbak Cucun dan Lilis yang selalumengingatkanku untuk mengerjakan skripsi, Mas Uzan yang telah

    meminjamkan laptopnya dan adik-adikku tersayang) ku ucapkan terima

    kasih atas kebersamaannya selama ini.

    12.Teman-teman semua (Rayyan, Yuyun, Bembi, Ken, Ratih, Irin, MbakLiesca, Wina, Mbak Tati dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu

    persatu) yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

    13.Seluruh teman-teman Ekstensi Manajemen Agribisnis yang telahmemberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

    14.Pihak Sekretariat Ekstensi Manajemen Agribisnis yang telah membantupenulis.

    Akhirnya semoga amal baik bapak/ibu, saudara serta sahabat-sahabat sekalian

    mendapatkan balasan dari Allah dengan yang lebih baik Amiin.

    Bogor, Juli 2008

    Penulis

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    11/97

    DAFTAR ISI

    HalamanDAFTAR TABEL........................................................................................ xi

    DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv

    I PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang ............................... ................................................. 1

    1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 3

    1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 6

    1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 7

    II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Gambaran Umum Lidah Buaya dan Kavera ........... .......................... 8

    2.1.1 Lidah Buaya ........................................................................... 82.1.2 Manfaat Lidah Buaya Bagi Kesehatan .................................... 10

    2.1.3 Minuman Lidah Buaya Kavera ............................................... 12

    2.2 Studi Terdahulu .............................. ......................................... ........ 14

    2.2.1 Studi Terdahulu Tentang Perilaku Konsumen ......................... 14

    2.2.2 Keterkaitan dengan Studi Terdahulu ....................................... 17

    III KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................... 18

    3.1.1 Definisi Konsumen ................................................................. 183.1.2 Perilaku Konsumen ................................................................ 18

    3.1.3 Proses Pengambilan Keputusan ............................................... 183.1.4 Sikap ...................................................................................... 21

    3.1.5 Persepsi .................................................................................. 22

    3.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

    Pembelian Konsumen ............................................................. 23

    3.1.6.1 Pengaruh Lingkungan ................................................. 23

    3.1.6.2 Perbedaan Individu...................................................... 25

    3.1.6.3 Proses Psikologis......................................................... 27

    3.1.7 Atribut Produk ........................................................................ 28

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ................... ................................. 29

    IV METODE PENELITIAN

    4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 324.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 32

    4.3 Taknik Pengambilan Sampel ........................................................... 32

    4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 33

    4.4.1 Skala Likert dan Rentang Skala .............................................. 34

    4.4.2 Analisis Deskriptif ................................................................. 36

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    12/97

    x

    4.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ......................................... ... 36

    4.4.4 Analisis Sikap Multiatribut Fishbein ....................................... 41

    V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN

    KARAKTERISTIK RESPONDEN

    5.1 Gambaran Umum Kota Depok ........................................................ 43

    5.2 Gambaran Umum Perusahaan .......................................................... 44

    5.2.1 PT Kavera Biotech .................................................................. 44

    5.2.2 Proses Produksi Minuman Lidah Buaya Kavera ...................... 45

    5.3 Karakteristik Responden .................................................................. 47

    5.4 Tahapan Proses Keputusan Pembelian Minuman Lidah Buaya

    Kavera ............................................................................................ 51

    5.4.1 Tahap Pengenalan Kebutuhan ................................................. 51

    5.4.2 Tahap Pencarian Informasi .................... ................................. 53

    5.4.3 Tahap Evaluasi Alternatif ....................................................... 55

    5.4.4 Tahap Pembelian .................................................................... 57

    5.4.5 Pasca Pembelian .................... ................................................. 58

    VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

    PEMBELIANDAN PREFERENSI KONSUMEN

    6.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Minuman

    Lidah Buaya Kavera ........................................................................ 60

    6.2 Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya Kavera ............ 66

    6.2.1 Tingkat Kepentingan............................................................... 66

    6.2.2 Tingkat Kepercayaan ............................. ................................. 67

    6.2.3 Analisis Sikap Konsumen ........... ........... ................................. 70

    VII KESIMPULAN DAN SARAN7.1 Kesimpulan ..................................................................................... 74

    7.2 Saran ..................................................................... .......................... 75

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 77

    LAMPIRAN................................................................................................. 80

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    13/97

    DAFTAR TABEL

    No. Halaman

    1 Rata-rata Penjualan Minuman Lidah Buaya Kavera Bulan Januari-Desember 2007 ........................................................................................ 4

    2 Kandungan Unsur Kimia dalam Daun Lidah Buaya................ ............ .... 11

    3 Peran Berbagai Senyawa yang Terkandung dalam Lidah Buaya

    Terhadap Kesehatan ..................................................................... ......... 12

    4 Komposisi Zat yang Terdapat pada Minuman Kavera per 100 gram gel

    Aloe vera............................................................................................. .. 13

    5 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 47

    6 Sebaran Responden Berdasarkan Usia .................................................... 48

    7 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 48

    8 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis pekerjaan ................................... 50

    9 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ............................ 50

    10 Sebaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan ............................... 51

    11 Sebaran Responden berdasarkan Manfaat Mengkonsumsi Minuman

    Lidah Buaya Kavera ...................................................................... ......... 52

    12 Sebaran Responden Berdasarkan Motivasi dalam Mengkonsumsi

    Minuman Lidah Buaya ............ ............................................................... 53

    13 Penghalang Responden dalam Membeli Minuman Lidah Buaya

    Kavera ................................................................................................... 53

    14 Sumber-sumber Informasi Responden terhadap Minuman Lidah Buaya

    Kavera ................................................................................................... 54

    15 Fokus Perhatian Responden dari Sumber Informasi tentang

    Minuman Lidah Buaya Kavera ............................................................... 55

    16 Pertimbangan Responden dalam Pembelian Minuman Lidah Buaya

    Kavera ................................................................................................... 56

    17 Pertimbangan Bentuk Kemasan yang dipilih Responden ........................ 56

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    14/97

    xii

    No. Halaman

    18 Lokasi Pembelian Responden Terhadap Minuman Lidah Buaya

    Kavera ................................................................................................... 57

    19 Perencanaan Pembelian Responden Terhadap Minuman Lidah Buaya

    Kavera ................................................................................................... 58

    20 Tingkat Kepuasan Responden Terhadap Minuman Lidah Buaya

    Kavera ................................................................................................... 58

    21 Sikap Responden Terhadap Minuman Lidah Buaya Kavera.................... 59

    22 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda ........................................... 60

    23 Nilai Kepentingan Responden Terhadap Atribut Minuman Lidah Buaya

    Kavera ................................................................................................... 67

    24 Nilai Kepercayaan Responden Terhadap Atribut Minuman Lidah Buaya

    Kavera ................................................................................................... 69

    25 Nilai SikapResponden Terhadap Atribut Minuman Lidah Buaya

    Kavera ................................................................................................... 71

    26 Skor Sikap Maksimum Terhadap Atribut Minuman Lidah BuayaKavera ................................................................................................... 72

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    15/97

    DAFTAR GAMBAR

    No. Halaman

    1 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen ............................... 23

    2 KerangkaPemikiran Operasional Sikap Konsumen

    Terhadap Minuman Lidah Buaya Kavera ............................................... 31

    3 Skema Pembutan Minuman Lidah Buaya Kavera ................................... 46

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    16/97

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Halaman

    1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 80

    2 Produk Kavera ....................................................................................... 81

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    17/97

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sektor pertanian sangat penting dalam perekonomian nasional, khususnya

    dalam bidang hortikultura yaitu sebagai penghasil bahan makanan bergizi yang

    mengandung sumber vitamin dan mineral, sumber pendapatan, bahan baku

    agroindustri, dan sebagai komoditas ekspor. Komoditas hortikultura terdiri dari

    tanaman hias, sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman biofarmaka atau obat-

    obatan merupakan komoditas yang sangat prospek dikembangkan mengingat

    permintaan pasar di dalam negeri maupun pasar internasional yang terus

    meningkat.

    Tanaman obat atau biofarmaka yang termasuk komoditas hortikultura

    mulai banyak digunakan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman

    kesehatan. Salah satunya adalah tanaman lidah buaya. Pemanfaatan lidah buaya

    semakin lama semakin berkembang. Mula-mula lidah buaya hanya dikenal

    sebagai obat luar, dengan berbagai kegunaan di antaranya sebagai penyubur

    rambut, penyembuhan luka (luka bakar/tersiram air panas), obat bisul,

    jerawat/noda hitam dan pelembab alami1.

    Saat ini pemanfaatan lidah buaya sudah digunakan sebagai bahan baku

    industri farmasi dan kosmetik serta sebagai bahan makanan dan minuman

    kesehatan2. Hal ini menjadi peluang yang sangat besar untuk dikembangkan di

    Indonesia sebagai usaha agribisnis.

    1 http://indomc.org/index.php?Itemid=83&id=176&option=com_content&task=view. Mari Kita

    Santap Lidah Buaya. [25 Juli 2008].2http://students.ukdw.ac.id/~22022878/produk2.htm. Lidah Buaya. [25 Juli 2008].

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    18/97

    2

    Lidah buaya dapat diolah menjadi berbagai produk makanan dan

    minuman, berupa sejenis jeli, minuman segar sejenis jus, nata de aloe, dawet,

    dodok, selai, dan lain-lain. Makanan dan minuman hasil olahan lidah buaya

    sangat berpotensi sebagai makanan atau minuman kesehatan. Hal tersebut

    disebabkan oleh kombinasi kandungan zat gizi dan nongizi yang memiliki khasiat

    untuk kesehatan. Kegunaan lidah buaya sebagai makanan atau minuman antara

    lain berkhasiat untuk cacingan, susah kencing, susah buang air besar (sembelit),

    batuk, radang tenggorokan, hepatoprotektor (pelindung hati), imunomodulator

    (penyakit sistem kekebalan), diabetes melitus, penurun kolesterol, dan penyakit

    jantung koroner3.

    Saat ini, produsen dalam skala industri yang telah mengolah lidah buaya

    menjadi makanan atau minuman adalah PT. Niramas dengan merek dagang Inaco,

    PT. Keong Nusantara Abadi dengan merek dagang Inaco dan Aloemax dari PT.

    Aloe Vera Indonesia serta PT. Kavera Biotech dengan merek dagang Kavera.

    PT. Kavera Biotech sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam

    industri minuman telah memproduksi minuman yang terbuat dari lidah buaya.

    Minuman lidah buaya merupakan produk minuman hasil penelitian yang

    dilakukan oleh Departemen Biologi Universitas Indonesia, yang kemudian

    diproduksi dan dipasarkan kepada masyarakat melalui PT. Kavera Biotech.

    Produk minuman kesehatan ini telah mendapatkan paten dengan nomor ID 0 000

    429 S dari Ditjen HAKI dengan merek dagang Kavera.

    3http://indomc.org/index.php?Itemid=83&id=176&option=com_content&task=view. Mari Kita

    Santap Lidah Buaya. [25 Juli 2008].

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    19/97

    3

    Kavera adalah minuman kesehatan yang mengandung zat-zat yang

    bermanfaat bagi kesehatan tubuh, seperti vitamin, asam amino, mineral,

    polisakarida, dan MPS (Muco Poli Sakarida). Manfaat yang terkandung dalam

    minuman lidah buaya Kavera antara lain menghaluskan kulit, mencegah

    kerontokan rambut, mengatasi susah buang air besar, melancarkan saluran

    pencernaan, meringankan wasir, mencegah panas dalam, dan meredakan batuk

    (PT. Kavera Biotech, 2007). Saat ini minuman lidah buaya Kavera sudah

    dipasarkan, tetapi pemasarannya masih belum tersebar secara luas sehingga

    banyak masyarakat yang belum mengetahui minuman lidah buaya Kavera. Saat

    ini wilayah pemasaran Kavera hanya terdapat di kota-kota besar yaitu Jakarta,

    Depok, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya.

    Potensi pasar dalam negeri cukup besar untuk mendukung perkembangan

    industri minuman seiring dengan makin bertambahnya jumlah penduduk

    Indonesia, adanya perubahan gaya hidup serta meningkatnya kesadaran akan

    pentingnya minuman yang sehat dan bergizi. Hal ini dapat dijadikan motivasi bagi

    produsen untuk terus berinovasi dalam memproduksi minuman lidah buaya

    Kavera. PT. Kavera Biotech sebagai produsen minuman lidah buaya, agar

    produknya sukses dipasar maka produsen dituntut untuk mampu memenuhi

    kebutuhan dan selera konsumen. Oleh sebab itu, pemahaman mengenai sikap

    konsumen terhadap Kavera dapat dijadikan acuan dalam peningkatan produksi

    minuman lidah buaya Kavera.

    1.2 Perumusan Masalah

    Kavera merupakan produk minuman kesehatan yang aman dikonsumsi

    karena tidak mengandung bahan-bahan aditif yang membahayakan. Tanaman

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    20/97

    4

    lidah buaya yang digunakan sebagai bahan utama minuman ini ditanam secara

    organik dimana bahan baku lidah buaya diperoleh dari petani di Bogor, Parung,

    dan Banten (PT. Kavera Biotech).

    Kavera merupakan produk baru, pihak produsen belum melakukan

    kegiatan promosi secara khusus untuk memperkenalkan minuman lidah buaya

    Kavera. Selama ini untuk memperkenalkan Kavera dilakukan dengan mengikuti

    pameran-pameran dan penyebaran brosur atau pamflet dengan mencantumkan

    manfaat minuman lidah buaya Kavera. Hal ini dianggap merupakan sarana yang

    efektif dalam memperkenalkan minuman lidah buaya Kavera. Produk minuman

    lidah buaya Kavera sudah dijual di beberapa restoran atau tempat makan di Depok

    dan Jakarta, yaitu Cippes, Piddie, Rumah Makan Sederhana, dan Cibiuk serta

    Koperasi.

    Tabel 1. Rata-rata Penjualan Minuman Lidah Buaya Kavera Bulan Januari-

    Desember 2007

    Bulan

    Total Penjualan

    (botol/cup) Pertumbuhan (%)Januari 7.010 -

    Februari 3.497 -50,11

    Maret 3.258 -6,83

    April 3.948 -21,18

    Mei 2.361 -40,2

    Juni 5.083 115,29

    Juli 4.547 -10,54

    Agustus 4.420 -2,79

    September 14.539 228,94

    Ooktober 9.866 -32,14

    November 2.704 -72,59Desember 3.671 43,16

    Sumber: PT Kavera Biotech, 2008.

    Penjualan minuman lidah buaya Kavera pada Bulan Januari sampai

    dengan Desember 2007 berfluktuatif dan cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    21/97

    5

    pada Tabel 1. Penurunan yang paling tinggi terjadi pada Bulan Februari dan

    November. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari PT. Kavera Biotech

    penurunan penjualan yang tinggi tersebut terjadi pada saat cuaca hujan. Selain itu,

    penurunan penjualan Kavera diduga disebabkan oleh masalah internal maupun

    eksternal. Masalah internal, misalnya bahan baku yang sulit diperoleh sehingga

    produksi menurun atau pun distribusi yang masih terbatas, sedangkan masalah

    eksternal yaitu pihak produsen belum mengetahui bagaimana perilaku konsumen

    terhadap Kavera, seperti yang diketahui bahwa perilaku masing-masing konsumen

    berbeda dan selalu berubah. Oleh karena itu pihak produsen ingin mengetahui apa

    yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian minuman

    lidah buaya Kavera. Dengan mengetahui perilaku konsumen dalam mengambil

    keputusan pembelian, diharapkan penjualan minuman lidah buaya Kavera dapat

    meningkat.

    PT. Kavera Biotech sebagai perusahaan yang memproduksi minuman

    lidah buaya Kavera juga perlu mengetahui dengan baik atribut-atribut apa saja

    yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian minuman lidah buaya

    Kavera. Selain itu respon konsumen terhadap suatu produk perlu mendapat

    perhatian dari pihak produsen apabila PT. Kavera Biotech ingin tetap bertahan

    dalam industri yang dimasukinya. Agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

    konsumen serta mampu bersaing dalam pasar minuman sehat, maka produsen atau

    pemasar perlu memahami bagaimana sikap konsumen terhadap suatu produk

    sehingga produsen dapat merencanakan atau mengembangkan strategi pemasaran

    yang efektif dan efisien dalam menjangkau konsumen. Jadi penelitian ini

    dilakukan hanya untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap Kavera.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    22/97

    6

    Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan yang dikaji dalam

    penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian minumanlidah buaya Kavera?

    2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalampembelian minuman lidah buaya Kavera?

    3. Bagaimana sikap konsumen terhadap minuman lidah buaya Kavera?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Menganalisis karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelianminuman lidah buaya Kavera.

    2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumendalam pembelian minuman lidah buaya Kavera.

    3. Menganalisis sikap konsumen terhadap minuman lidah buaya Kavera.1.4 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi

    beberapa pihak yang berkepentingan antara lain :

    1. Produsen minuman lidah buaya Kavera yaitu PT Kavera Biotech, sebagaimasukan dalam mengetahui sikap konsumen terhadap minuman lidah buaya

    Kavera, sebagai informasi dalam pengembangan produk dan sebagai

    pertimbangan dalam menetapkan strategi pemasaran yang tepat.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    23/97

    7

    2. Peneliti dan mahasiswa, penulisan ini diharapkan dapat berguna bagi penelitiuntuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai perilaku konsumen.

    Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sarana aplikasi dalam mata

    kuliah perilaku konsumen dan dijadikan studi literatur untuk penelitian lebih

    lanjut.

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian

    1. Produk minuman lidah buaya yang diteliti difokuskan pada satu merek dagangyaitu Kavera yang diproduksi oleh PT. Kavera Biotech.

    2. Penelitian ini dilakukan di Depok, Jawa Barat yaitu di wilayah kampus UI(UniversitasIndonesia), karena tempat produksi Kavera masih terletak

    diwilayah kampus UI .

    3. Konsumen yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah konsumenyang telah mengkonsumsi Kavera minimal tiga kali konsumsi.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    24/97

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Gambaran Umum Lidah Buaya dan Kavera

    Lidah Buaya

    Lidah buaya dalam bahasa latin dikenal sebagai Aloe vera, merupakan

    tanaman sukulen yang berasal dari kepulauan Canary di sebelah barat Afrika.

    Tanaman ini kemudian menyebar ke berbagai negara yaitu Arab, India, Eropa,

    Asia Timur, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman lidah buaya masuk

    ke Indonesia pada abad ke 17. Dilihat dari penyebaran lidah buaya, dapat

    disimpulkan bahwa hampir di seluruh benua terdapat tumbuhan Aloe vera.

    Penyebaran yang luas ini disebabkan tanaman ini memiliki sifat adaptabilitas

    tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan.

    Tanaman lidah buaya telah banyak dipergunakan sebagai obat dan

    kosmetik sejak berabad-abad silam. Hal ini tercatat dalam Egyption Book of

    Remediesdimana dalam buku tersebut dikisahkan bahwa pada zaman Cleopatra,

    lidah buaya dimanfaatkan untuk bahan baku kosmetik dan pelembab kulit

    (Furnawanthi, 2002).

    Lidah buaya merupakan tanaman rendah dan hampir semua batangnya

    terletak di dekat permukaan tanah. Bunganya berwarna merah tua, sedangkan

    perakarannya tipis, daunnya tebal dan banyak mengandung air dengan panjang

    mencapai 40-50 cm dan lebar 7-10 cm. Helaian daun memiliki duri-duri yang

    lunak dan permukaan berbintik-bintik. Daunnya seolah-olah muncul dari

    permukaan tanah, karena batangnya yang pendek, lembut, tebal, lunak, sukulen

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    25/97

    9

    dan banyak mengandung lendir. Lendir atau gel tersebut dapat digunakan untuk

    obat asma dan sakit dada serta pendingin bengkak-bengkak (Wahid, 2000).

    Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah ketinggian antara 0-1.500 m

    di atas permukaan laut, dengan kisaran suhu 16-330C dan curah hujan tahunan

    1.000-3.000 mm/tahun. Tanah yang sesuai untuk tanaman lidah buaya tumbuh

    adalah tanah yang berstruktur gembur, berpasir atau lahan gambut yang

    berdrainase baik. Daerah yang masuk kategori itu di Indonesia relatif sangat luas,

    sehingga ketersediaan lahan juga mendukung untuk pengembangan lidah buaya

    (Ditjen Bina Produksi Hortikultura, 2002).

    Aloe vera termasuk dalam keluarga liliaceae yang memiliki sekitar 200

    spesies. Di Indonesia belum ada varietas komersial atau varietas unggul yang

    direkomendasikan untuk budidaya secara khusus. Umumnya hanya 3 spesies lidah

    buaya yang dibudidayakan, yaituAloe Sorcortindari Zanzibar,Aloe barbandensis

    millerdanAloevulgaris. Di Indonesia umumnya yang dibudidayakan adalah jenis

    barbadansis denganAloe VeraLinn (Ditjen Bina Produksi Hortikultura, 2002).

    Masa produksi lidah buaya termasuk lama. Panen pertama dilakukan

    ketika tanaman berumur 10-12 bulan yang ditandai dengan tanaman berbunga.

    Daun yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada daun yang sudah dewasa,

    yaitu daun yang tumbuh di bagian bawah dan pertumbuhannya maksimal. Bobot

    daun tertua dalam satu batang dapat mencapai 0,8-1,0 kg. Setelah mencapai masa

    produktif, pemanenan dilakukan setiap dua minggu.

    Apabila dipelihara secara intensif, setiap panen dapat diperoleh 8-10 ton

    pelepah daun lidah buaya per hektar. Masa produktif dapat mencapai umur 6

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    26/97

    10

    tahun, namun pada umur tersebut batang mudah rebah sehingga sudah saatnya

    diremajakan (Ditjen Bina Produksi Hortikultura, 2002).

    Pada saat ini daerah penghasil terbesar lidah buaya di Indonesia adalah

    Propinsi Kalimantan Barat, khususnya di Kota Pontianak dan Kabupaten

    Pontianak. Daerah lain yang juga mengembangkan komoditas ini antara lain

    adalah Jawa Timur dan Jawa Barat.

    2.1.2 Manfaat Lidah Buaya Bagi Kesehatan

    Sejak ribuan tahun yang lalu tanaman lidah buaya (Aloe vera) sudah

    dikenal dan digunakan sebagai bahan penyubur rambut, penyembuh luka, dan

    juga untuk perawatan kulit. Di Cina, lidah buaya yang dikenal dengan nama

    hsiang-tqan atau luhui dipakai sebagai obat sinus, penyakit kulit, serta obat anti

    kejang dan demam anak-anak sejak delapan abad yang lalu, meskipun pada masa

    silam itu mungkin belum diketahui rahasianya. Belakangan, sekitar tahun 1990-

    an, dengan kemajuan teknologi, rahasia di balik keampuhan tanaman lidah buaya

    telah semakin diketahui antara lain dengan diketahui berbagai zat dalam daun

    lidah buaya serta peranannya bagi kesehatan dan penyembuhan berbagai

    penyakit.

    Lidah buaya mengandung berbagai macam zat di dalam daunnya seperti

    vitamin, mineral, enzim dan asam amino (Tabel 2). Enzim protase (pemecah

    protein) misalnya dapat membantu memecahkan jaringan kulit yang sakit karena

    rusak, dan membantu memecah bakteri, sehingga gelAloe verabersifat antibiotik,

    sekaligus peredam rasa sakit, sedangkan asam amino yang terkandung berfungsi

    untuk menyusun protein pengganti sel yang rusak.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    27/97

    11

    Senyawa-senyawa asam amino secara umum berfungsi sebagai bahan

    untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh, untuk sintesa bahan-bahan lain

    serta sebagai sumber energi. Kandungan berbagai mineral dalam lidah buaya

    antara lain bermanfaat bagi ketahanan tubuh terhadap penyakit, menjaga

    kesehatan dan memberikan vitalitas. Di dalam tubuh zat-zat tersebut berinteraksi

    dengan vitamin-vitamin mendukung fungsi-fungsi tubuh.

    Tabel 2. Kandungan Unsur Kimia dalam Daun Lidah Buaya

    Nutrisi Jenis

    Vitamin A, B1, B2, B3, B12, C, E, E, Choline, Inositol, dan FolicAcid

    Mineral K, Ca, Mg, Na, Fe, Zn, Cr

    Enzym Amilase, catalase, Celulosa, Carboxypepidase, Carboxy

    helolase, Bradykinase

    Asam Amino Arginine, aspiragin, Asparatic Acid, Analine, serine,

    Valine, Gliutamah, Threonine, Gycine, Kycine,

    Tyrozine, Phebylolanine, Proline, Histidine, Leucine,

    IsoliucineSumber: Ditjen Bina Produksi Hortikultura, 2002

    Berikut beberapa daftar mengenai peran dari berbagai senyawa yang

    terkandung dalam lidah buaya, yaitu seperti dapat dilihat pada Tabel 3.

    Kandungan zat yang bermacam inilah yang menyebabkan lidah buaya dapat

    dimanfaatkan di berbagai bidang seperti industri kosmetik, farmasi, makanan dan

    minuman. Tanaman lidah buaya sebagai bahan baku industri dapat diolah menjadi

    produk makanan dalam bentuk gel, jus, serbuk dan ekstrak. Di Amerika dan

    Australia, produk minuman lidah buaya dikonsumsi sebagai minuman diet.

    Produk minuman ini mempunyai nilai kalori rendah (4 kal/100 g gel), sehingga

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    28/97

    12

    sangat sesuai bagi mereka yang sedang menjalani diet terutama yang mempunyai

    masalah kelebihan berat badan (BBIHP, 1998).

    Tabel 3. Peran Berbagai Senyawa yang Terkandung dalam Lidah Buaya

    Terhadap Kesehatan

    No Penggunaan

    untuk terapi

    Senyawa yang

    berperan

    Negara-negara yang

    banyak menggunakan

    1 Memperlambat

    penuaan dini

    Semua vitamin dan

    mineral yang ada,

    asam amino, hormon,

    Zn, Ca.

    Meksiko, Amerika Utara,

    Selatan, dan tengah, Mesir

    dan Yunani.

    2 Kanker Hormon, polisakarida,

    mucopolisakarida

    (sinergis).

    Afrika, Asia, Cina,

    Amerika Serikat,

    Malaysia, India, Meksiko,Amerika Tengah dan

    Selatan, Yunani serta

    Rusia.

    3 Sembelit Thiamine, asam folat

    (sinergis).

    Afrika, Rusia, Mesir,

    Yunani, India, Pakistan,

    dan beberapa negara di

    Eropa.

    4 Diabetes Chromium, inisitol,

    Vitamin A.

    Amerika serikat,

    Meksiko, dan Negara-

    negara di Eropa.

    5 Influenza Vitamin A, B, C, E,

    asam, dan enzim.

    Afrika, Cina, dan

    beberapa negara di Asia

    6 Masalah datang

    bulan

    Ca dan Mg. Beberapa negara di

    Afrika, india, cina.

    7 Shampo Asam amino, mineral,

    vitamin, enzim.

    Amerika Serikat,

    Meksiko, Yunani, Cina.Sumber: Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya, 2002

    2.1.3 Minuman Lidah Buaya Kavera

    Kavera merupakan merek minuman yang terbuat dari lidah buaya.

    Minuman lidah buaya Kavera diproduksi dalam skala rumahtangga dan

    dipasarkan melalui PT. Kavera Biotech.

    Minuman lidah buaya Kavera dibuat hanya dari bahan-bahan alami, tanpa

    pemanis buatan maupun bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi oleh siapa

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    29/97

    13

    saja. Minuman lidah buaya Kavera mengandung antara lain vitamin, asam amino,

    mineral, polisakarida, dan MPS (Muco poli sakarida) yang sangat bermanfaat

    bagi tubuh. Produk minuman ini telah mendapatkan sertifikasi dari Departemen

    Kesehatan dan halal untuk dikonsumsi.

    Kavera dikemas dalam bentuk gelas dan botol. Secara umum minuman

    lidah buaya Kavera sangat bermanfaat bagi para olah ragawan, pekerja keras,

    entertainer, dan bagi mereka yang menginginkan kebugaran dan

    kecantikan. Minuman lidah buaya Kavera juga berfungsi untuk endetoksifikasi

    berbagai zat radikal bebas dari dalam tubuh, sehingga bermanfaat bagi para

    perokok berat, alkoholik, dan para pekerja yang rentan terhadap polutan.

    Bahan baku dalam pembuatan minuman lidah buaya Kavera untuk 220 ml

    (ukuran) adalah Aloeveravar barbadensis 40 g, gula tebu 15 g, air sampai

    dengan 220 ml, aroma leci, dan bahan-bahan lainnya. Komposisi zat yang

    terdapat pada minuman lidah buaya Kavera per 100 gram gelAloe veradisajikan

    dalam Tabel 4.

    Tabel 4. Komposisi Zat yang Terdapat pada Minuman Kavera per 100 Gram Gel

    Aloe vera

    No KomposisiKandungan

    NutrisiNo Komposisi

    Kandungan

    Nutrisi

    1 Kalori 46,9 kal 7 Ca 4,81 mg

    2 Protein 0% 8 Mg 1,24 mg

    3 Lemak 0% 9 Zn 0,49 mg

    4 Karbohidrat 11,7% 10 Fe 1,31 mg

    5 MPS (Muco Polisacharida)

    300 mg 11 Na 17,52 mg

    Sumber: PT Kavera Biotech, 2007.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    30/97

    14

    2.2 Studi Terdahulu

    2.2.3 Studi Terdahulu Tentang Perilaku Konsumen

    Penelitian terdahulu tentang perilaku konsumen telah banyak dilakukan.

    Qomari (2003) mengkaji tentang preferensi konsumen terhadap minuman

    mengandung serat Fibervit Baru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

    proses keputusan pembelian minuman berserat, menganalisis sikap responden

    terhadap atribut-atribut Fibervit dan menganalisis sejumlah atribut perilaku

    responden pada masing-masing kelompok berdasarkan karakteristik responden,

    sehingga dapat diketahui pangsa pasar yang cocok untuk produk tersebut. Analisis

    deskripsi mengenai proses keputusan pembelian minuman berserat menggunakan

    uji Chi-square. Hasilnya secara mayoritas motivasi yang menggerakkan

    konsumen dalam pembelian minuman berserat adalah untuk mendapatkan

    manfaat serat. Responden lebih memilih cara penyajian ready to drink dan

    persepsi responden terhadap bentuk kemasan adalah cair dalam kemasan cup.

    Sikap responden terhadap atribut Fibervit baru digunakan analisis Multiatribut

    Angka Ideal. Hasilnya menunjukkan bahwa atribut yang sudah mendekati atau

    hampir ideal adalah kadar keasaman, kemanisan, ukuran kemasan, kandungan

    bahan alami, macam variasi rasa, harga, tambahan nutrisi, dan pemanis yang

    digunakan. Analisis diskriminan digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

    perbedaan penilaian kepuasan responden yang terbagi dalam 3 kelompok yaitu

    kelompok jenis kelamin, usia, dan pengeluaran. Variabel yang menjadi sikap antar

    grup dalam ke tiga kelompok tersebut adalah kekentalan dan bahan pemanis.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    31/97

    15

    Roqayah (2004) melakukan penelitian tentang analisis perilaku konsumen

    terhadap pembelian buah jeruk dan implikasinya pada penetapan segmen pasar

    potensial buah jeruk lokal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tahapan

    keputusan pembelian buah jeruk, mengimplikasikan perilaku pembelian pada

    penetapan segmen pasar yang sesuai dan menganalisis tingkat kepercayaan

    konsumen terhadap atribut yang dimiliki buah jeruk lokal dan buah jeruk impor.

    Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan Fishbein.

    Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan antara variabel-variabel

    independent dan volume pembelian buah jeruk menunjukkan nilai sebesar 0,85

    artinya persentasi variabilitas volume pembelian buah jeruk yang dijelaskan

    variabel-variabel independen sebesar 85 % dan sisanya sebesar 15% dijelaskan

    oleh variabel lain. Segmen pasar potensial untuk memasarkan buah jeruk adalah

    konsumen yang mengalokasikan pengeluaran yang besar untuk membeli buah

    jeruk, konsumen dengan jumlah anggota keluarga banyak, konsumen yang tidak

    mengkonsumsi buah jeruk setiap hari dan konsumen yang membeli buah jeruk

    dipasar tradisional.

    Pinontoan (2005) juga melakukan penelitian tentang preferensi konsumen

    terhadap pembelian minuman jamu gendong. Penelitian ini mengkaji karakteristik

    konsumen minuman jamu gendong dengan menggunakan analisis deskriptif.

    Hasilnya karakteristik responden minuman jamu gendong adalah sebagian besar

    berjenis kelamin perempuan, berumur antara 31-40 tahun, bekerja sebagai

    karyawan swasta, berstatus menikah, berpendidikan sarjana, dan berpendapatan

    antara Rp 1.000.000 sampai Rp 2.500.000. Faktor-faktor yang menjadi preferensi

    konsumen dalam pembelian minuman jamu gendong dianalisis menggunakan

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    32/97

    16

    analisis faktor. Hasil akhir analisis tersebut menghasilkan tujuh faktor utama yang

    dapat menjelaskan 66,346 persen dari total keragaman data. Tujuh faktor

    utamanya adalah faktor pengetahuan konsumen, bauran pemasaran, lingkungan

    sosial ekonomi, faktor eksternal, kualitas produk, ekonomi dan faktor pribadi

    konsumen.

    Sikap responden terhadap atribut produk dianalisis menggunakan model

    atribut angka ideal, dan disimpulkan bahwa atribut yang memiliki tingkat

    kepuasan paling rendah adalah ketersedian produk, kebersihan, dan cita rasa.

    Atribut yang memiliki tingkat kepuasan paling tinggi karena memiliki selisih yang

    kecil antara nilai angka ideal dan tingkat kepercayaan adalah keamanan

    mengkonsumsi, rasa manis, dan harga. Analisis bauran pemasaran menghasilkan

    rekomendasi bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, harga, promosi,

    dan distribusi.

    Analisis preferensi konsumen juga dilakukan oleh Sumarna (2006)

    terhadap air minuman kemasan beroksigen merek AirOx. Metode analisis yang

    digunakan adalah model sikap multiatribut Fishbein, uji The Mann-Whitney U

    Test, dan uji kebebasan Chi Square. Hasilnya, responden dalam penelitian yang

    pernah mengkonsumsi ataupun yang belum umumnya berjenis kelamin

    perempuan yaitu sebesar 50,83 persen. Hasil penilaian sikap antara responden

    yang mengkonsumsi dan yang tidak mengkonsumsi AirOx adalah positif, dimana

    nilai sikap yang paling tinggi adalah kandungan oksigen menurut responden yang

    mengkonsumsi dan manfaat untuk responden yang tidak mengkonsumsi. Hasil

    dari uji kebebasan Chi Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan

    antara karakteristik responden dengan sikap responden terhadap produk AirOx,

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    33/97

    17

    sedangkan yang memiliki hubungan dengan sikap responden adalah karakteristik

    pendapatan.

    2.2.4 Keterkaitan dengan Studi Terdahulu

    Pada dasarnya penelitian tentang perilaku konsumen yang akan dikaji

    tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Umumnya, masalah

    penelitian yang dikaji terbatas pada ruang lingkup sikap, persepsi dan preferensi

    konsumen, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu

    produk. Hal ini disebabkan akan selalu terjadi perubahan selera konsumen dari

    waktu ke waktu, yang memungkinkan perlunya dilakukan riset pasar secara

    kontinu agar menghasilkan produk yang berkualitas sesuai keinginan konsumen.

    Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian

    terdahulu yaitu belum ada penelitian yang mengkaji sikap konsumen terhadap

    minuman lidah buaya Kavera. Persamaan penelitian yang dilakukan dengan

    penelitian terdahulu adalah menggunakan metode analisis yang sama.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    34/97

    BAB III

    KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

    3.1.1 Definisi Konsumen

    Definisi konsumen banyak ditemukan di beberapa literatur. Kotler (2005)

    mendefinisikan konsumen sebagai individu atau kelompok yang berusaha untuk

    memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa untuk kehidupan pribadi atau

    kelompok. Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen,

    menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang

    tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain,

    maupun makhluk hidup lain dan untuk diperdagangkan.

    3.1.2 Perilaku Konsumen

    Engel et al (1994) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan

    yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan

    barang dan jasa, termasuk proses keputusan sebelum dan sesudah tindakan

    dilakukan. Dengan memahami perilaku konsumen, pemasar dapat mengatur

    strategi pemasaran yang tepat untuk dapat menciptakan peluang memasarkan

    produk atau jasa yang dihasilkannya diantara para pesaing.

    3.1.3Proses Pengambilan Keputusan

    Proses yang dilakukan konsumen dalam pengambilan keputusan meliputi

    beberapa tahapan. Engel et al (1994) menyatakan`bahwa terdapat lima tahapan

    proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, yaitu

    pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    35/97

    19

    pembelian dan evaluasi hasil. Tahapan-tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai

    berikut.

    1) Pengenalan Kebutuhan

    Engle et al(1994) menyatakan bahwa pengenalan kebutuhan sebagai tahap

    awal pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh tiga determinan yaitu

    informasi yang disimpan dalam ingatan, perbedaan individu dan pengaruh

    lingkungan. Pengenalan kebutuhan didefinisikan sebagai persepsi atau perbedaan

    antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk

    menggugah dan mengaktifkan proses keputusan.

    2) Pencarian Informasi

    Konsumen yang telah mengenali kebutuhannya akan terlibat dalam

    pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhan yang potensial. Pencarian

    informasi sebagai tahap kedua dari proses pengambilan keputusan oleh Engel et al

    (1995) didefinisikan sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang

    tersimpan di dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan.

    3) Evaluasi Alternatif

    Engel et al (1995) menyatakan bahwa evaluasi alternatif didefinisikan

    sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk

    memenuhi kebutuhan konsumen. Kriteria evaluasi adalah dimensi-dimensi yang

    digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan dan ada dalam banyak

    bentuk, seperti harga, nama merek, negara asal, garansi ataupun kriteria yang

    bersifat hedonik. Kriteria evaluasi yang digunakan oleh konsumen selama

    pengambilan keputusan akan bergantung pada beberapa faktor, yaitu pengaruh

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    36/97

    20

    situasi, kesamaan alternatif-alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan

    pengetahuan.

    4) Keputusan Pembelian

    Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan kapan membeli,

    dimana membeli dan bagaimana membayar. Kotler (2005) mengungkapkan

    bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan

    keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap atau pendirian orang lain.

    Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan

    bergantung pada dua hal yaitu: 1) intensitas sikap negatif orang lain terhadap

    alternatif yang disukai konsumen; dan 2) motivasi konsumen untuk menuruti

    keinginan orang lain. Semakin besar sikap negatif seseorang dan semakin dekat

    orang tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat

    pembeliannya.

    Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat

    muncul dan mengubah niat pembelian. Keputusan konsumen untuk memodifikasi,

    menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko

    yangdipikirkan.Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya

    uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut dan besarnya

    kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentu

    untuk mengurangi resiko, seperti penghindaran keputusan, pengumpulan

    informasi dari teman-teman, dan preferensi atas nama merek dalam negeri serta

    garansi. Para pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan

    dalam diri konsumen akan adanya resiko dan memberikan informasi serta

    dukungan untuk mengurangi resiko yang dipikirkan itu (Kotler, 2005).

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    37/97

    21

    5) Mengevaluasi Hasil

    Pembelian telah terjadi, konsumen akan mengevaluasi hasil pembelian

    yang telah dilakukannya. Hasil evaluasi pasca pembelian dapat berupa kepuasan

    atau ketidakpuasan. Jika merasa puas, maka keyakinan dan sikap yang terbentuk

    akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Kepuasan akan

    berfungsi mengukuhkan loyalitas pembeli, sementara ketidakpuasan dapat

    menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut

    ganti rugi melalui sarana hukum. Ini berarti bahwa upaya untuk mempertahankan

    pelanggan menjadi hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran.

    3.1.4 Sikap

    Engel et al(1994) menyatakan bahwa sikap memiliki peranan penting dalam

    membentuk perilaku konsumen. Sikap menurut Kotler dan Amstrong (1995)

    menggambarkan berbagai evaluasi konsisten relatif dari seseorang, perasaan dan

    kecenderungan terhadap suatu objek atau ide serta sulit untuk diubah. Sikap dapat

    menjelaskan mengapa konsumen mau atau tidak mau membeli suatu produk

    tertentu atau berbelanja pada toko tertentu karena sikap dibentuk dari apa yang

    diketahui oleh konsumen tentang produk atau toko tersebut.

    Sikap menurut Schiffman dan Kanuk (1994) adalah ekspresi perasaan

    yang menggambarkan preferensi seseorang atau ketidaksukaan seseorang pada

    suatu objek. Objek sikap didefinisikan sebagai produk, kategori produk, merek,

    jasa, kepemilikan, kegunaan produk, harga, media atau pengecer.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    38/97

    22

    Komponen sikap adalah kepercayaan (cognitive), perasaan ( affactive) dan

    intensi perilaku (conative). Kepercayaan meliputi apa yang dipercayai dan

    diketahui oleh seseorang sehingga membentuk persepsi terhadap objek dan dapat

    diterangkan dengan pertanyaan apa yang saya percaya?. Perasaan meliputi

    perasaan seseorang mengenai perilaku objek, lebih berdasarkan emosi seseorang

    dan dapat dijelaskan dengan pertanyaan apa yang saya rasa?. Intensi perilaku

    meliputi aksi atau perilaku seseorang menuju perilaku objek dan dapat

    diterangkan dengan pertanyaan Bagaimana saya menanggapinya?.

    Beberapa sikap penting dari sikap adalah kepercayaan dalam memegang

    sikap dan sifat dinamis, sehingga dapat berubah bersama waktu. Sikap dapat

    berbeda dalam beberapa dimensi, antara lain valensi yang menunjuk apakah sikap

    itu positif, negatif atau netral. Selain itu dapat pula berbeda pada ekstrimisitas

    yaitu intensi menyukai atau tidak menyukai yang menunjukkanderajat kesukaan.

    Kemudian resistensi sikap yang terhapus secara lambat akibat perubahan waktu.

    3.1.5 Persepsi

    Bagaiman seseorang bertindak dipengaruhi persepsinya terhadap suatu

    objek. Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang memilih,

    mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi menjadi suatu gambaran

    yang berarti mengenai suatu objek (Kotler dan Amstrong, 1995). Persepsi

    seseorang mengenai sesuatu dipengaruhi oleh fungsi sosial dan pribadi. Menurut

    Kotler (2000), seseorang dapat muncul dengan persepsi yang berbeda terhadap

    objek rangsangan yang sama kerena tiga proses yang berkenaan dengan persepsi,

    yaitu penerimaan rangsangan secara selektif, perubahan makna informasi secara

    selektif dan peringatan sesuatu secara selektif.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    39/97

    23

    3.1.6Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

    Engel et al (1994) menyatakan bahwa pengambilan keputusan oleh

    konsumen ditentukan oleh tiga determinan yaitu: (1) pengaruh lingkungan; (2)

    perbedaan individu; dan (3) proses psikologis. Pengambilan keputusan oleh

    konsumen ini akan berdampak pada jenis dan bentuk bauran pemasaran yang

    dipilih oleh pemasar. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 1.

    3.1.6.1Pengaruh Lingkungan

    Konsumen hidup di dalam lingkungan yang kompleks, sehingga hasil

    interaksi dengan lingkungan pun menjadi kompleks. Terdapat lima faktor

    lingkungan yang mempengaruhi proses keputusan konsumen yaitu budaya, kelas

    sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.

    PengaruhLingkungan

    Budaya

    Kelas SosialPengaruh pribadi

    Keluarga

    Situasi

    Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen (Engel et al,

    1994)

    Perbedaan

    IndividuSumber daya konsumen

    Motivasi dan keterlibatan

    Pengetahuan

    Sikap

    Kepribadian dan gaya hidup

    Demografi

    Proses

    Psikologis

    Pengolahan informasiPembelajaran

    Perubahan sikap dan

    Perilaku

    Proses

    KeputusanPengenalan kebutuhan

    Pencarian informasiEvaluasi alternatif

    Pembelian

    Hasil

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    40/97

    24

    a. Budaya adalah kumpulan nilai, persepsi, preferensi, serta perilaku keluargadan lembaga-lembaga penting lainnya. Budaya adalah penentu keinginan dan

    perilaku paling mendasar (Kotler, 2005). Studi perilaku konsumen, budaya

    mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan simbol bermakna

    lainnya yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran,

    dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Beberapa sikap dan perilaku yang

    lebih penting yang dipengaruhi oleh budaya, yaitu: rasa diri dan ruang,

    komunikasi dan bahasa, pakaian dan penampilan, makanan dan kebiasaan

    makan, waktu dan kesadaran akan waktu, hubungan (keluarga, organisasi,

    pemerintah, dan sebagainya), nilai dan norma, kepercayaan dan sikap, proses

    mental dan pembelajaran, dan kebiasaan kerja dan praktek. Budaya

    menentukan konsumsi dari kegiatan penting seperti apa, kapan, dimana, dan

    dengan siapa. Oleh karena itu, budaya apa yang cocok dan efektif untuk

    dikerjakan oleh pemasar dalam memberikan barang dan jasa. Ini adalah titik

    tolak yang baik untuk mengetahui perilaku konsumen.

    b. Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri atas individu-individu yang berbagi nilai, minat dan perilaku yang sama, atau kelompok-

    kelompok yang relatif homogen dalam suatu masyarakat lama yang tersusun

    secara hierarki (Kotler, 2005). Kelas sosial yang berbeda cenderung

    memunculkan perilaku konsumen yang berbeda. Kelas sosial mengacu kepada

    pengelompokkan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi

    ekonomi dalam pasar. Kelompok status mencerminkan suatu harapan

    komunitas akan gaya hidup dikalangan masing-masing kelas dan juga estimasi

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    41/97

    25

    sosial yang positif atau negatif mengenai kehormatan yang diberikan kepada

    masing-masing kelas.

    c. Pengaruh pribadi berkaitan dengan cara-cara dimana kepercayaan, sikap danperilaku konsumen dipengaruhi ketika orang lain digunakan sebagai kelompok

    acuan. Kelompok acuan (reference group) adalah orang atau kelompok yang

    mempengaruhi secara bermakna perilaku konsumen. Kelompok acuan

    memberikan standar dan nilai yang dapat menjadi perspektif penentu

    mengenai bagaimana seseorang berfikir atau berperilaku (Engel et al, 1994).

    d. Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang, yangberhubungan melalui hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal

    bersama. Setiap anggota keluarga memegang peranan penting dalam proses

    pembelian, yaitu sebagai inisiator, pengumpul informasi, pemberi pengaruh,

    pengambil keputusan, pembeli dan pengguna produk.

    e. Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktoryang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik. Situasi konsumen

    dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu situasi komunikasi yang

    merupakan latar dimana konsumen dihadapkan pada komunikasi pribadi dan

    non pribadi, situasi pembelian yang mengacu pada latar dimana konsumen

    memperoleh produk dan jasa, dan situasi pemakaian mengacu pada latar

    dimana konsumsi terjadi.

    3.1.6.2 Perbedaan Individu

    Sikap individu berbeda-beda dalam cara-cara melakukan pembelian. Hal

    ini disebabkan oleh perbedaan individu yang satu dengan lainnya. Terdapat lima

    faktor yang menyebabkan konsumen mungkin berbeda, yaitu sumberdaya

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    42/97

    26

    konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan kepribadian, gaya

    hidup serta demografi.

    1. Sumber daya konsumen merupakan sumberdaya yang dimiliki oleh konsumenatau apa yang akan tersedia pada masa yang akan datang, penting dalam

    keputusan pembelanjaan. Setiap konsumen membawa tiga sumberdaya

    kedalam setiap pengambilan keputusan, yaitu sumberdaya ekonomi

    (pendapatan dan kekayaan), sumberdaya temporal (waktu) dan sumberdaya

    kognitif (kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan

    pengolahan informasi).

    2. Motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang untukmemenuhi kebutuhan dan memperoleh kepuasan dari pemenuhan tersebut.

    Dengan kata lain, motivasi adalah keinginan untuk memuaskan kebutuhan

    yang ada pada diri manusia. Motivasi konsumen dapat dipahami dengan

    memperhatikan faktor keterlibatan yang dirasakan dan atau minat yang

    dibangkitkan oleh stimulus dalam situasi yang spesifik.

    3. Pengetahuan dapat diartikan secara sederhana sebagai informasi yangdisimpan dalam ingatan. Dalam bidang pemasaran, tipologi pengetahuan

    seringkali dibedakan dalam tiga bidang umum, yaitu pengetahuan produk

    (product knowledge), pengetahuan pembelian (purchasing knowledge) dan

    pengetahuan pemakaian (usage knowledge). Pengetahuan adalah faktor

    penentu utama perilaku konsumen, apa yang dibeli, dimana mereka membeli

    dan kapan mereka membeli bergantung pada pengetahuan yang relevan

    dengan keputusan. Pengetahuan yang dimiliki konsumen akan menentukan

    sikap mereka terhadap produk.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    43/97

    27

    4. Sikap konsumen didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh yangmemungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan secara konsisten

    berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap diekspresikan

    orang suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap yang dipegang oleh

    konsumen terhadap berbagai atribut produk memainkan peranan penting

    dalam menentukan sikap terhadap produk. Sifat yang penting dari sikap adalah

    kepercayaan dalam memegang sikap tersebut.

    5. Kepribadian, gaya hidup dan demografi. Kepribadian didefinisikan sebagairespon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Produk juga mempunyai

    kepribadian dalam bentuk citra merek. Gaya hidup adalah pola bagaimana

    seseorang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup suatu

    masyarakat akan berbeda dengan gaya hidup masyarakat lainnya. Gaya hidup

    setiap kelompok memiliki ciri-ciri unik tersendiri. Walaupun demikian, gaya

    hidup akan relevan dengan usaha-usaha pemasar untuk menjual produknya.

    Faktor demografi (karakteristik populasi manusia) berperan dalam

    menentukan gaya hidup dan segmentasi konsumen. Faktor demografi yang

    antara lain mencakup ukuran, pertumbuhan, kepadatan dan distribusi,

    digunakan di dalam penelitian konsumen untuk menjabarkan pangsa

    konsumen berkenaan dengan usia, pendapatan dan pendidikan.

    3.1.6.3Proses Psikologis

    Proses psikologis merupakan proses sentral yang membentuk semua aspek

    motivasi dan perilaku konsumen. Pembelian yang dilakukan dipengaruhi oleh

    faktor psikologi yang terdiri dari pemrosesan informasi, pembelajaran, serta

    perubahan sikap dan perilaku.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    44/97

    28

    a. Pemrosesan informasi mengacu pada proses yang dengannya suatu stimulusditerima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan, kemudian diambil kembali.

    Lima tahap dasar dalam pemrosesan informasi adalah pemaparan, perhatian,

    pemahaman, penerimaan dan retensi.

    b. Pembelajaran merupakan suatu proses dimana pengalaman menyebabkanperubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku. Terdapat dua pendekatan

    terhadap pembelajaran yaitu pembelajaran kognitif (cognitiv learning) yang

    dicerminkan melalui perubahan pengetahuan, dan fokusnya adalah pada

    pengertian akan proses mental yang menentukan bagaimana seseorang

    mempelajari informasi. Kedua adalah pendekatan behaviourisme (behaviourist

    approach) yang semata-mata berkenaan dengan perilaku yang dapat diamati.

    c. Perubahan sikap dan perilaku konsumen dapat dipengaruhi secara persuasifmelalui komuniksi. Selain itu, masih terdapat berbagai teknik lainnya yang

    digunakan pemasar untuk memodifikasi perilaku konsumen.

    3.1.7 Atribut Produk

    Atribut produk adalah ciri-ciri yang terdapat dalam suatu produk baik

    barang atau jasa. Suatu produk dapat dideskripsikan dengan menyebut atribut-

    atributnya. Menurut Limbong dan Sitorus (1987), barang adalah suatu sifat yang

    kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba (termasuk kemasan,

    warna, harga, prestise perusahaan atau lembaga tata niaga, pelayanan perusahaan),

    yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

    Atribut produk dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap

    suatu produk. Konsumen melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi

    terhadap atribut produk dan memberikan kekuatan kepercayaan konsumen

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    45/97

    29

    terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Di dalam mengevaluasi atribut

    produk terdapat dua sasaran pengukuran yaitu, (1) mengidentifikasi kriteria

    evaluasi yang mencolok dan (2) memperkirakan saliensi relatif dari masing-

    masing atribut produk (Engel et al, 1994). Kriteria evaluasi yang mencolok

    ditentukan dengan menentukan atribut yang menduduki peringkat tertinggi,

    sedangkan saliensi diartikan sebagai kepentingan dari kriteria evaluasi. Ukuran

    evaluasi terhadap atribut menunjukkan kepentingan atribut sekaligus keteringinan

    atribut.

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

    Kavera merupakan minuman yang terbuat dari lidah buaya dimana produk

    tersebut merupakan produk baru dipasaran. Distribusi Kavera belum maksimal

    dan belum diketahui bagaimana sikap konsumen terhadap minuman lidah buaya

    Kavera, selain itu rata-rata penjualan Kavera mengalami penurunan. Oleh karena

    itu kajian mengenai perilaku konsumen terhadap produk Kavera perlu dilakukan

    agar produsen mengetahui bagaimana karakteristik dan tahapan proses pembelian

    Kavera yang dilakukan oleh konsumen, faktorfaktor apa saja yang

    mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan bagaimana sikap konsumen

    terhadap atribut minuman lidah buaya Kavera. Informasi tersebut dibutuhkan oleh

    produsen untuk menerapkan strategi yang tepat untuk pengembangan produk

    minuman lidah buaya Kavera.

    Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah dengan

    analisis deskriptif, analisis regresi berganda dan multiatribut Fishbein. Analisis

    deskriptif untuk menjelaskan karakteristik konsumen minuman lidah buaya dan

    proses pengambilan keputusan konsumen terhadap pembelian minuman lidah

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    46/97

    30

    buaya Kavera. Analisis regresi berganda untuk menganalisis faktor-faktor yang

    mempengaruhi keputusan pembelian minuman lidah buaya Kavera sedangkan

    analisis multiatribut Fishbein digunakan untuk mengukur sikap konsumen

    minuman lidah buaya Kavera. Variabel-variabel yang digunakan dalam mengukur

    faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian

    minuman lidah buaya Kavera adalah jenis kelamin, jumlah anggota keluarga,

    status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, kemudahan memperoleh, cara

    pembelian dan pengetahuan tentang Kavera.. Atribut yang digunakan dalam

    mengukur sikap konsumen adalah rasa, warna, aroma, kesegaran, harga, volume,

    kemasan, manfaat, higienis dan merek.

    Pemilihan variabel tersebut didasarkan atas penelitian-penelitian

    terdahulu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.

    Sebagian variabel ini juga berdasarkan referensi dari beberapa pustaka seperti

    yang dinyatakan Kotler (2005) dan Engel et al(1995).

    Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap minuman lidah buaya

    Kavera dilakukan terhadap responden yang pernah mengkonsumsi Kavera.

    Kerangka alur pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    47/97

    31

    Gambar 2. KerangkaPemikiran Operasional Sikap Konsumen Terhadap

    Minuman Lidah Buaya Kavera

    PT Kavera

    Biotech

    Permasalahan:

    - Minuman lidah buaya Kavera merupakan produk baru (belum

    diketahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk dan

    distribusi masih terbatas)

    - Penjualan mengalami penurunan

    Mengkaji perilaku

    konsumen

    Proses keputusan pembelian:

    - pengenalan kebutuhan

    - pencarian informasi

    - evaluasi Alternatif- keputusan pembelian

    - evaluasi hasil

    Faktor-faktor yang

    mempengaruhi

    keputusan pembelianKavera

    Sikap konsumen

    terhadap atribut

    minuman lidah buayaKavera

    Analisis Deskriptif Analisis Regresi

    Berganda

    Analisis

    Multiatribut

    Fishbein

    Rekomendasi bagi PT Kavera

    Biotech

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    48/97

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Lokasi dan Waktu penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Kota Depok Propinsi Jawa Barat pada Bulan

    Maret sampai dengan April 2008. Pemilihan Depok sebagai lokasi penelitian

    berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan tempat produksi

    minuman lidah buaya Kavera.

    Pengambilan responden minuman lidah buaya Kavera difokuskan hanya di

    tempat produksinya (Laboratorium Parangtopo UI), selanjutnya di koperasi dan

    kantin UI.

    4.2 Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

    sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan konsumen,

    dan perusahaan sebagai produsen minuman lidah buaya Kavera. Wawancara

    dengan konsumen dilakukan dengan menggunakan kuisoner. Data sekunder

    diperoleh dari lembaga-lembaga yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS),

    Departemen Pertanian, PT Kavera Biotech, Perpustakaan LSI Institut Pertanian

    Bogor dan internet.

    4.3 Teknik Pengambilan Sampel

    Penelitian ini menggunakan metode Judgement Sampling dalam

    pengambilan responden. Pengambilan responden ini dilakukan dengan

    merumuskan terlebih dahulu kriteria-kriteria yang akan digunakan sebagai acuan

    dalam penarikan responden. Kriteria tersebut adalah responden yang pernah

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    49/97

    33

    mengkonsumsi minuman lidah buaya Kavera minimal tiga kali konsumsi.

    Penetapan kriteria tersebut agar responden dapat memberikan pendapat, jawaban

    serta pernyataan yang bermanfaat bagi penelitian ini.

    Pemilihan responden di lokasi penelitian dilakukan secara accidental

    (secara kebetulan). Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 70 orang

    sebagai konsumen minuman lidah buaya Kavera. Usia responden dibatasi hanya

    pada tingkat umur 16 tahun ke atas, disebabkan pada usia tersebut responden

    diduga bisa memahami semua pertanyaan yang akan ditanyakan sesuai dengan

    pertanyaannya. Pengambilan responden sebanyak 70 orang disesuaikan dengan

    jumlah responden yang mengkonsumsi minuman lidah buaya minimal tiga kali

    konsumsi di lokasi penelitian. Ukuran responden yang menggunakan analisis data

    statistik membutuhkan ukuran sampel minimal 30 (Walpole, 1995).

    4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

    Data yang telah dikumpulkan diolah secara kualitatif dan kuantitatif.

    Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel untuk tabulasi deskriptif yang

    menjelaskan proses keputusan pembelian secara umum dan Minitab 13.3 untuk

    mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian minuman

    lidah buaya Kavera. Skala likert digunakan untuk memperlihatkan tanggapan

    konsumen terhadap karakteristik dari suatu produk yang memungkinkan

    konsumen mengekspresikan intensitas perasaan. Proses analisis data dalam

    penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi berganda dan

    multiatribut Fishbein.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    50/97

    34

    4.4.1 Skala Likert dan Rentang Skala

    Skala likert digunakan untuk mengukur tanggapan konsumen terhadap

    karakteristik dari suatu produk yang memungkinkan konsumen mengekspresikan

    intensitas perasaan mereka. Tahapan penggunaan skala likert adalah sebagai

    berikut:

    1. Peneliti mengumpulkan karakteristik produk yang relevan dengan

    permasalahan yang sedang diteliti.

    2. Tahapan semua karakteristik tersebut dimintakan tanggapan dari responden.

    Pada umumnya setiap karakteristik diberikan alternatif pilihan.

    3. Tanggapan tersebut dikumpulkan dan jawaban dikonversikan ke skala nilai

    yang terkait dengan bobot tanggapan. Tanggapan dengan indikasi menyenangi

    diberikan skor tertinggi atau sebaliknya, bisa saja memberikan skor lima untuk

    tanggapan tertinggi dan satu untuk jawaban tanggapan terendah.

    Pada saat kita memberikan interpretasi terhadap penilaian konsumen

    tersebut, sebelumnya ditentukan terlebih dahulu rentang skala penilaian, serta

    menentukan skor minimum dan maksimum penilaian yang mungkin diberikan

    oleh konsumen (Simamora, 2004).

    Rumus rentang skala :

    RS =b

    nm

    Keterangan:

    m : Angka tertinggi dalam pengukuran.

    n : Angka terendah dalam pengukuran.

    b : Banyaknya kelas yang terbentuk.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    51/97

    35

    Maka besarnya range untuk evaluasi (kepentingan) dan tingkat

    kepercayaan (pelaksanaan) adalah :5

    15 = 0,8

    Setelah interval diketahui kemudian ditentukan rentang skala berdasarkan tingkat

    kepentingan:

    1,00 -1,80 = Sangat tidak penting

    1,81-2,60 = Tidak penting

    2,61-3,40 = Biasa

    3,41-4,20 = Penting

    4,21-5,00 = Sangat penting

    Sedangkan pembagian kelas berdasarkan tingkat kepercayaan adalah:

    1,00-1,80 = Sangat tidak baik

    1,81-2,60 = Tidak baik

    2,61-3,40 = Biasa

    3,41-4,20 = Baik

    4,21-5,00 = Sangat baik

    Setelah diketahui kepentingan dan kepercayaan, maka selanjutnya

    diperoleh nilai sikap (Ao) yang merupakan perkalian antara tingkat kepentingan

    dan tingkat kepercayaan (Simamora, 2004). Besarnya rangeuntuk kategori sikap

    adalah:( ) ( )[ ]

    8,45

    1*15*5=

    sehingga pembagian kelas berdasarkan nilai sikap

    (Ao) adalah : 1,00-5,80 = Sangat negatif

    5,81-10,60 = Negatif

    10,61-15,40 = Netral

    15,41-20,20 = Positif

    20,21-5,00 = Sangat positif

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    52/97

    36

    Sedangkan nilai sikap (Ao) total, nilai range diperoleh dari:

    ( ) ( )48

    5

    10*110*25=

    sehingga diperoleh pembagian kelas sikap (Ao) total sebagai berikut:

    10 - 58 = Sangat negatif

    59 106 = Negatif

    107 154 = Netral

    155 202 = Positif

    203 250 = Sangat positif

    4.4.2 Analisis Deskriptif

    Nazir (1988) menyatakan bahwa metode analisis deskriptif adalah suatu

    metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

    sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian

    deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

    sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serat hubungan

    antar fenomena yang diselidiki.

    Penelitian ini, data dan informasi dari kuisoner diolah dan disajikan dalam

    bentuk tabulasi deskriptif. Tabulasi deskriptif merupakan analisis yang digunakan

    untuk mengetahui karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan

    pembelian konsumen terhadap minuman lidah buaya Kavera.

    4.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda

    Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor

    yang mempengaruhi keputusan pembelian minuman lidah buaya Kavera. Regresi

    berganda dapat meramalkan bagaimana keadaan (naik atau turunnya) variabel

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    53/97

    37

    terikat (Y) dengan variabel-variabel bebas (X) sebagai faktor prediktor dinaikkan

    atau diturunkan nilainya. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    model kuadrat terkecil biasa atau OLS (ordinary least square). Model analisis

    regresi dapat digunakan jika jumlah variabel bebasnya minimal dua variabel.

    Hasil analisis dapat menunjukkan korelasi antara variabel dependen (Y) dengan

    variabel-variabel bebas (X) yang telah ditentukan.

    Volume pembelian minuman lidah buaya Kavera dalam satu bulan

    merupakan variabel dependen (Y), sedangkan variebel bebas yang diduga

    mempengaruhi keputusan pembelian minuman lidah buaya Kavera berjumlah

    delapan variabel, yaitu jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, status perkawinan,

    pekerjaan, pendidikan, kemudahan memperoleh, cara pembelian dan pengetahuan

    tentang Kavera. Masing-masing variabel bebas, dan volume pembelian minuman

    lidah buaya Kavera yang memiliki hubungan akan menghasilkan nilai positif atau

    negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan X diikuti oleh

    kenaikan Y, dan sebaliknya hubungan X dan Y dikatakan negatif jika kenaikan X

    tidak diikuti oleh kenaikan Y.

    Model persamaan regresi linier berganda dapat menjelaskan berapa

    besarnya koefisien korelasi dan koefisien determinasi, sehingga dapat diketahui

    besarnya hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Untuk mengetahui

    seberapa besar pengaruh X terhadap Y, maka perlu ditentukan persamaan garis

    regresi.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    54/97

    38

    Bentuk persamaan garis regresi dalam penelitian ini adalah:

    Y = + 1X1+ 2X2+ 3X3+ 4X4....... + 8X8+ e

    dimana:

    Y = Volume pembelian Kavera dalam sebulan

    = intersep

    = koefisien yang akan diestimasi

    X1 = jenis kelamin (D=0 untuk laki-laki; D=1 untuk perempuan)

    X2 = jumlah anggota keluarga (orang)

    X3 = status perkawinan (D=0 untuk belum menikah; D=1 untuk menikah)

    X4 = pekerjaan

    X5 = pendidikan

    X6 = kemudahan memperoleh (D=0 untuk mudah memperoleh; D=1 untuk

    sulit memperoleh)

    X7 = cara pembelian (D=0 untuk mendadak/tergantung situasi; D=1 untuk

    terencana)X8 = pengetahuan tentang Kavera (D=0 untuk tidak mengetahui manfaat;

    D=1 untuk mengetahui manfaat Kavera)

    e = error

    Pengujian Hipotesis

    Uji hipotesis berguna untuk memerikas atau menguji apakah koefisien

    regresi yang didapat signifikan atau berbeda nyata. Maksud dari signifikansi

    adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol.

    Jika koefisien sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti

    untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

    Pengujian hipotesis secara keseluruhan dilakukan untuk melihat pengaruh

    variabel-variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

    Pada pengujian ini beberapa kriteria pengujian statistik yang digunakan

    untuk mengevaluasi apakah model yang digunakan sudah baik atau belum adalah

    koefisien determinasi, uji F dan uji t.

  • 7/22/2019 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya (Kasus Depok, Jawa Barat)

    55/97

    39

    1. Koefisien Determinasi (R-Sq)

    Koefisien determinasi (R2) adalah nilai yang paling penting karena

    koefisien tersebut menggambarkan sebarapa jauh variabilitas Y dipengaruhi oleh

    X. Semakin besar koefisien determinasi, maka model semakin baik.

    2. Uji F

    Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel penjelas secara bersama-

    sama berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen.

    a. HipotesaH0 = i = 0

    H1 = nilai i yang tidak sama dengan nol

    b. Uji StatistikNilai Fhitungdiperoleh dengan rumus =

    )/()1(

    )1/(2

    2

    knR

    kR

    Dimana: R2

    = jumlah kuadrat regresi

    n = jumlah sampel

    (1-R2) = jumlah kuadrat sisa

    k = jumlah parameter

    c. K