skala pengukuran sikap

Upload: via-est-lumen

Post on 21-Feb-2018

270 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    1/17

    SIK P

    D N SK L

    PENGUKUR N

    SIK P

    SILFIANI (1409200080028)

    MPBEN UNSYIAH GRUP B 2015

    ALIH BAHASA OLEH

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    2/17

    UNIT 6 PENGUKURAN DAN

    SKALA PENGUKURAN SIKAPTujuan. Setelah membaca unit ini, anda akan mampu

    Mendeskripsikan jenis-jenis permasalahan penelitian manajerial yang

    memanfaatkan alat-alat pengukuran sikap,

    Mendiskusikan jenis-jenis permasalahan yang timbul ketika pengukuran

    sikap dilakukan,

    Menjelaskan berbagai jenis skala pengukuran sikap beserta kelebihan dan

    kekurangannya;

    Memutuskan tipe masalah penelitian yang tepat bagi sebuah permasalahan

    penelitian sebagai acuan untuk menentukan skala yang spesifik atau

    menggunakan skala multidimensional.

    Struktur Pembahasan

    6.1. Pendahuluan

    6.2. Sikap, Ciri-Ciri serta Berbagai Keyakinan Berkenaan dengan Sikap

    6.3. Berbagai Hal yang berkaitan dengan Pengukuran Sikap

    6.4. Skala Sikap

    6.5. Model Pengukuran Sikap Deterministik: Skala Guttman

    6.6. Persamaan Thurstone - Memunculkan Skala Interval6.7. Skala Diferensial Semantis

    6.8. Model Sumatif : Skala Likert

    6.9. Teknik Q-Sort

    10. Skala Multidimensi

    6.11. Pemilihan Skala Pengukuran Sikap yang Tepat

    6.12. Keterbatasan Skala Pengukuran Sikap

    6.13. Kesimpulan

    6.14. Daftar Kata Penting

    6.15. Latihan Mandiri

    6.16. Bacaan Lebih Lanjut

    6.1. Pendahuluan

    Ada berbagai model manajemen pengambilan keputusan yang digunakan dalam

    sebuah organisasi. Keputusan-keputusan yang dihasilkan berhubungan dengan

    penerimaan maupun pengeluaran barang atau mesin, pembuatan serta pemasaran

    produk, penerimaan atau pemecatan karyawan, pembukaan atau penutupan pabrik,

    promosi maupun penurunan jabatan personil, dan lain sebagainya. Beberapa

    keputusan-keputusan itu mengandalkan data yang unit pengukurannya dapat diolah

    dengan penggunaan proses statistik. Kebanyakan data jenis ini mengacu pada

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    39

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    3/17

    pengukuran kuantitatif atau statistik numerik dari populasi terkait. Namun, ada pula

    keputusan-keputusan yang mengutamakan data perilaku atau data tidak dapat

    diproses secara statistik. Unit-unit pengukuran seperti ini tidak dapat dengan mudah

    diubah atau diproses menggunakan metode statistik . Bidang utama yang

    memanfaatkan data-data seperti ini adalah pemasaran, yaitu pada saat seorang

    manajer tertarik untuk mengetahui sikap dari pengguna produknya saat ini dan

    potensi produk-produk yang ditawarkan atau pelayanan terhadap produk-produk atau

    jasa maupun konsep atau ide tertentu. Pengetahuan mengenai sikap-sikap yang

    berkaitan akan menghasilkan keputusan yang tepat dan efektif. Beberapa contoh

    keputusan manajerial yang memanfaatkan pengetahuan mengenai pengukuran sikap

    adalah penempatan produk dan segmentasi pasar, keputusan yang berkaitan dengan

    iklan iklan, dan sebagainya.

    6.2. Sikap, Ciri-Ciri serta Berbagai Keyakinan Berkenaan dengan

    Sikap

    Sebelum membahas pengukuran sikap, sangat penting untuk memahami makna

    berbagai istilah yang akan banyak digunakan berkaitan dengan topik ini. Setiap

    benda/produk/pelayanan diyakini terdiri dari ciri-ciri tertentu yang memenuhi

    kebutuhan-kebutuhan tertentu pula dari penggunanya. Kebutuhan-kebutuhan

    tersebut dapat bersifat psikologis, fisik maupun sosiologis. Sifat-sifat tersebut

    dikenal dengan atribut. Kata keyakinan mengacu pada keputusan yang diambil oleh

    seorang pengguna berdasarkan ada tidaknya atribut pada suatu benda. Kemudian,

    kata sikap mengacu pada kecenderungan/kondisi kejiwaan dari individu/pengguna

    terhadap suatu produk/ide/atribut dari suatu benda. Hal ini juga mengacu pada

    kesiapan mental untuk bertindak dengan sikap tertentu dan mendorong suatu tingkah

    laku tertentu terhadap benda/kelompok/organisasi/orang yang terkait. Faktor-faktor

    penting yang membangun sikap seseorang terhadap benda adalah a) kepercayaannya

    akan atribut yang dimiliki oleh benda, b) kecenderungan untuk memilih suatu atribut,

    c) kepentingan relatif tiap atribut yang berpengaruh terhadap proses pengambilan

    keputusan.

    6.3. Berbagai Hal yang berkaitan dengan Pengukuran Sikap

    Pengukuran adalah proses mendapatkan informasi yang dapat dianalisis. Pengukuran

    sikap berkaitan dengan proses mengukur sikap seseorang terhadap suatu objek.

    Ketika kita akan melakukan pengukuran sikap atau parameter lainnya, seseorang

    harus jelas menentukan hal-hal berikut :

    Apa yang harus diukur?

    Siapa yang harus diukur?

    Akurasi yang diinginkan dalam pengukuran

    Pembiayaan

    Pilihan teknik pengukuran / pengumpulan data yang sesuai

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    40

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    4/17

    Dalam pengukuran sikap, peneliti terutama tertarik dalam mengukur "keadaan

    pikiran" dari responden. Hal ini mungkin meliputi faktor-faktor seperti kesadaran,

    sikap dan proses pengambilan keputusan. Sebuah karakteristik yang menarik dari

    pengukuran-pengukuran ini adalah sulitnya verifikasi data. Tidak ada cara untuk

    menentukan apakah jawaban yang diberikan oleh responden berkenaan dengan

    tingkat kesukaannya terhadap produk baru, seperti rasa es krim, sebagai sesuatu yang

    "kebenaran" atau tidak. Peneliti, kecuali dia adalah seorang "paranormal", tidak

    dapat benar-benar mengamati kondisi pikiran seseorang seperti preferensi, suka dan

    tidak suka, dll. Hal tersebut hanya dapat disimpulkan berdasarkan informasi yang

    diperoleh melalui sikap yang ditunjukkan oleh responden.

    Telah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa sikap dipengaruhi oleh atribut dan

    keyakinan. Jadi, langkah pertama, sebelum mengadakan pengukuran sikap adalah

    memilih atribut yang relevan dari objek yang diteliti. Misalnya, atribut yang

    menonjol dari produk seperti "Shrikhand" adalah harga, daya tahan simpan, rasa, dan

    ukuran kemasan. Berkaitan dengan asisten distribusi di masyarakat, atribut yang

    mungkin berpengaruh adalah kualitas biji-bijian, harga, waktu buka gerai penjualan,

    dan jaminan ketersediaan produk. Jelas tidak mungkin untuk mengukur setiap atribut

    dari proses/objek tersebut. Peneliti harus mampu menetapkan atribut yang relevan.

    Dianjurkan untuk mengukur hanya atribut-atribut yang mungkin berhubungan

    dengan tindakan para responden. Penelitian eksplorasi dapat membantu dalam

    mengidentifikasi atribut tersebut. Metode yang digunakan dapat berupa

    nondisguised (tidak tersamar) seperti wawancara mendalam maupun disguised

    (tersamar) seperti teknik proyektif.

    Wawancara mendalam adalah teknik yang paling umum digunakan. Pada wawancara

    jenis ini, tidak ada struktur kerangka kerja yang pasti dalam pengumpulan informasi.

    Responden didorong untuk berbicara tentang objek yang diteliti dan penyidik

    mencoba untuk mengungkap atribut yang menonjol dalam proses ini. Prosedur ini

    memerlukan peneliti yang terampil. Teknik ini juga dianggap mahal dan hasilnya

    rentan terhadap kesalahan yang bias. Sedangkan teknik proyektif digunakan untuk

    mengungkap informasi dari responden secara tidak langsung. Subjek diminta untuk

    menanggapi suatu rangsangan yang tidak lengkap. Pada pelaksanaannya, diyakini

    seseorang untuk mengungkap unsur sikap terhadap objek yang tidak akan terungkap

    dalam menanggapi pertanyaan langsung. Teknik proyektif yang digunakan mungkin

    termasuk tes kartun, tes asosiasi kata, tes penyelesaian kalimat dan lain sebagainya.

    Meskipun teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan, namun lebih banyak

    digunakan dibandingkan dengan teknik nondisguised.

    Masalah penting berikutnya dalam pengukuran sikap adalah "siapa" harus diukur.

    Hal ini tentu saja melibatkan individu. Pertanyaan yang mungkin diajukan adalah

    mengenai pendidikan, usia, jenis kelamin, pekerjaan agama dan sebagainya,

    bergantung pada pilihan metode pengukuran yang digunakan. Prosedur pengukuran

    harus dirancang sesuai dengan karakteristik responden yang terlibat. Misalnya,

    menggunakan kuesioner yang dikirimkan melalui surat bagi responden yang tidak

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    41

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    5/17

    tertarik ataupun tidak kooperatif bukanlah pilihan yang tepat sebagai instrumen

    penelitian.

    Selanjutnya, pada pengukuran sikap, pemilihan teknik pengumpulan dan pengukuran

    data juga menjadi masalah yang penting. Teknik pengumpulan data dapat

    dikategorikan menjadi (a) metode kuesioner dan (b) metode observasi. Biasanya,

    kuesioner adalah teknik yang umum digunakan dalam pengukuran sikap.

    Pendekatan yang digunakan dalam pengukuran sikap meliputi

    1) Laporan mandiri

    2) Pengukuran psikologis, seperti tes respons Galvanic Skinyang digunakan untuk

    mengukur respons melalui perubahan sinyal elektrik pada permukaan kulit,

    maupun tes respons pupil mata.

    3)

    Teknik proyektif tematis, misalnya tes persepsi.

    Laporan mandiri yang dikenal pula sebagai skala sikap menggunakan daftar hal-hal

    yang disukai maupun tidak disukai oleh responden berkaitan dengan penelitian yang

    dilakukan. Jenis pengukuran ini sering digunakan dalam pengukuran sikap,

    meskipun rancangan dan skala yang digunakan bervariasi sesuai dengan jenis

    penelitian yang dilaksanakan.

    Kelemahan laporan mandiri adalah 1) hasil penelitian terbatas pada pengetahuan

    responden mengenai sikapnya sendiri dan 2) validitas penelitian rendah, karena sikap

    tidak dapat dijelaskan dalam bentuk skala ketertarikan. Pada bagian berikutnya, akan

    dibahas mengenai beberapa jenis skala yang berkaitan dengan pengukuran sikap dankarakteristik tiap skala.

    Masalah penting terakhir adalah pembiayaan serta keakuratan penelitian. Seperti

    yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian mengenai sikap selalu memiliki

    masalah dari sisi keakuratan, terutama dalam pengumpulan data. Kemudian,

    keakuratan dan pembiayaan dalam penelitian jenis ini berhubungan erat pengetahuan

    yang mendalam mengenai instrumen penelitian sangat berpengaruh terhadap

    keabsahan hasil intertepretasi.

    Kegiatan 1Tuliskan atribut-atribut untuk tiap produk berikut!

    No Nama Produk Atribut

    1) Sabun Toilet

    2) Pasta gigi

    3) Koper

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    42

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    6/17

    4) Televisi Berwarna

    5) Sepatu

    6) Kamera

    Kegiatan 2

    Anda dapat melakukan wawancara mendalam berkenaan dengan atribut-atribut

    produk pada kegiatan 1. Bandingkan hasil wawancara anda dengan daftar atribut

    yang telah anda buat sendiri!

    Kegiatan 3

    Jelaskanlah 3 hal penting dalam pengukuran sikap!

    6.4. Skala Sikap

    Banyak peneliti di bidang manajemen terkecoh oleh para sosiolog dan psikolog

    dalam penentuan teknik pengukuran sikap. Pada dasarnya, pengukuran sikap adalah

    pembuatan serangkaian pernyataan yang digunakan untuk mengukur suka atau

    tidaknya responden terhadap objek tertentu. Tujuan pengukuran ini tentu saja untuk

    mengukur sikap para responden atas ide, produk atau pelayanan yang menjadi fokus

    penelitian skala yang digunakan pada pengukuran ini umumnya memiliki struktur

    yang pasti. Hal ini disebabkan Kan terdapat asumsi bahwa sikap individu

    menentukan pendapat dan keputusannya terhadap suatu arang/jasa/ide tertentu.

    Dengan demikian, untuk memahami perilaku manusia diperlukan pemahaman pula

    atas pendapat dan sikap yang mendasari perilaku tersebut.

    Terdapat berbagai jenis skala dan teknik pembuatan skala. Kita harus memilih skala

    dan teknik skala yang paling tepat, sesuai dengan kebutuhan penelitian yang

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    43

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    7/17

    dilaksanakan. Pernyataan-pernyataan yang digunakan pada skala harus dirancang

    sedemikian rupa agar mudah diubah menjadi nilai angka. Tiga skala yang sering

    digunakan adalah skala nominal, skala ordinal serta skala interval. Anda dapat

    memperhatikan pula metode statistik yang digunakan juga bergantung pada jenis

    skala yang dipilih.

    1) Skala Nominal: skala nominal memungkinkan pengelompokan respons dalam

    bentuk angka. Tidak ada hubungan antara dia kategori yang terlibat, sehingga

    tidak ada sistem peringkat pada skala In. Kegunaan skala nominal biasanya

    digunakan pada pengambilan informasi yang berkaitan dengan kelas sosial,

    suka dan tidak suka, ya atau tidak serta pada jenis kelamin.

    Penghitungan statistik yang dapat diterapkan untuk skala ini adalah penghitungan

    sederhana saja.

    2) Skala Ordinal: pada skala ordinal, para responden dapat memberikan respons

    alam bentuk peringkat. Misalnya pada saat responden diminta untuk memilih tiga

    merek susu terbaik. Pada contoh ini, responden dapat memberikan peringkat pada

    susu tersebut, dari yang terbaik hingga yang terburuk. Namun, perbedaan antar

    peringkat tetap tidak dapat didefinisikan dengan jelas. Penghitungan statistik

    yang dapat diterapkan pada skala ini adalah penghitungan median dan modus

    data.

    3) Skala Interval: kekurangan yang terdapat pada dua jenis skala sebelumnya

    diselesaikan oleh skala interval. Skala ini memiliki titik nol yang arbitrer serta

    sejumlah angka yang disusun berdasarkan interval tertentu. Berbagai

    penghitungan statistik seperti penambahan, perkalian dan penghitungan rata-rata

    dapat dilakukan terhadap data yang disusun berdasarkan skala interval.

    Pada pengukuran sikap, biasanya digunakan skala nominal dan skala ordinal.

    Namun, beberapa peneliti cenderung mengubah data dari kedua skala tersebut

    menjadi skala interval agar dapat diolah menggunakan berbagai penghitungan

    statistik yang sesuai. Meskipun demikian, asumsi ini perlu dikaji ulang sebelum

    pengambilan keputusan.

    Skala ordinal lebih jamak dbutir-butirukan dalam pengukuran sikap. Biasanya

    responden diminta untuk memilih satu antara dua dikotomi terkait sebuah

    objek/masalah/produk/diri sendiri. Sebagai tambahan, derajat suka/tidak suka juga

    terkadang disertakan pada skala ordinal. Semuanya didaftarkan menjadi urutan

    tertentu, sehingga akan membentuk skala tersendiri. Skala ini sebenarnya sejenis

    dengan laporan mandiri, yang mengungkap apa yang disukai atau tidak disukai oleh

    subjek.

    Skala pengukuran sikap terbagi menjadi skala yang hanya memiliki satu dimensi danskala multidimensi. Skala satu dimensi meliputi skala grafik dan skala numerik, skala

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    44

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    8/17

    sumatif, perbandingan berpasangan, interval setara dan lain sebagainya. Jenis-jenis

    skala ini akan dibahas lebih rinci pada bab unit ini.

    Kegiatan 4

    Identifikasilah jenis sekala yang sesuai untuk pernyataan/respons berikut!

    No Pernyataan/Respons Skala

    1) Kemampuan merek berbagai pelapis lantai untuk

    dibersihkan kembali

    2) Pengelompokan super-market berdasarkan promosi yang

    dilakukan

    3) Tanggapan atas empat jenis iklan cetak

    4) Apakah ban mobil anda radial? Ya atau Tidak?

    5) Skala Fahrenheit untuk mengukur suhu

    6) Tugas bagi sejumlah batlit bola basket

    7) TV merek A lebih bagus dibandingan TV merek B

    6.5. Model Pengukuran Sikap Deterministik : Skala Guttman

    Pada teknik pengukuran sikap deterministik asumsi yang menjadi dasar adalah

    bahwa setiap pernyataan memiliki hubungan yang sempurna, dari satu jenis ke jenis

    yang lain, atau dengan dimensi tertentu sikap sedang diselidiki . Misalnya ,

    perhatikan sebuah studi penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki sikap

    masyarakat mengenai keluarga berencana. Butir-butir dalam kuesioner yang

    berhubungan dengan ini bisa terdiri dari :

    Ya Tidak

    1) Keluarga berencana adalah harapan terbaik bagi bangsa kita

    2) Keluarga berencana akan menghasilkan generasi yang lebih

    sehat

    3) Kita harus berpartisipasi adalah program keluarga berencana

    Biasanya, orang yang menjawab Ya untuk pernyataan pertama, akan menjawab

    serupa pula untuk pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Sedangkan bagi mereka yang

    menjawab Tidak untuk pernyataan pertama, namun menjawab Ya untuk

    pertanyaan kedua, memiliki kecenderungan untuk menjawab Ya pada pernyataan

    ketiga. Pola respons demikian dikenal dengan Skala Guttman.

    Analisis Skala Guttman biasanya diterapkan pada data dikotomi, yaitu data yang

    hanya memiliki dua pilihan, misalnya Ya dan Tidak, 0 atau 1, serta setuju dan

    tidak setuju. Namun, ada beberapa alasan yang menjadikan skala ini tidak tepat

    digunakan pada pengukuran sikap. Alasan pertama adalah pembuatan skala ini

    memerlukan waktu dan biaya yang besar. Kemudian, hanya ada beberapa butir-butir

    yang sesuai dengan model ini. Jenis skala ini jarang memiliki lebih dari delapan butir

    pernyataan, sehingga hanya akan menimbulkan kerancuan dalam analisis data.

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    45

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    9/17

    Kegiatan 5

    Jelaskanlah pengertian data dikotomis!

    Kegiatan 6

    Sebutkanlah 2 alasan yang menyebabkan Skala Guttman tidak sesuai digunakan

    dalam pengukuran sikap!

    6.6. Persamaan Thurstone - Memunculkan Skala Interval

    Pada skala ini, yang menjadi objek pengukuran skala adalah responden, bukan

    pernyataan-pernyataan. Langkah pertama dalam merancangnya adalah menetapkan

    skala pernyataan sikap bersamaan dengan kontinum sikap. Hal ini dilakukan dengan

    menanyakan pendapat individu mengenai butir-butir pernyataan beserta

    kontinumnya.

    Butir-butir pertanyaan dicetak pada beberapa kartu, kemudian individu yang terlibat

    diminta untuk mengklasifikasikannya dalam 11 grup. Tumpukan yang paling banyak

    merepresentasikan hal yang paling disukai dan yang paling tidak disukai oleh

    mereka. Diharapkan interval antar grup setara. Kemudian, rata-rata pilihan yang ada

    dijadikan skala poin untuk tiap pernyataan. Butir-butir pernyataan yang dianggap

    ambigu disisihkan. Yang dipilih adalah (a) butir-butir yang memiliki standar deviasi

    yang kecil dan (b) persebaran rata-rata antar kontinum bernilai normal. Butir-butir

    yang memenuhi syarat kemudian dipilih secara acak untuk dijadikan pernyataan

    lahir.

    Langkah selanjutnya dalam pembuatan skala pengukuran sikap responden adalah

    menandai butir-butir yang disetujui. Skor para responden kemudian dijadikan nilai

    median bagi butir-butir pernyataan atau sebagai nilai rata-rata bagi skala yang dibuat.

    Misalnya, anggaplah seorang responden memberi nilai butir-butir pernyataan 9, 10,

    dan 11. Hal ini mengindikasikan bahwa dia memiliki ketertarikan terhadap butir-

    butir tersebut (jika diasumsikan bahwa 11 adalah sikap yang paling positif).

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    46

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    10/17

    Skala Thurstone dirancang dengan jumlah yang ganjil, biasanya 11. Skala ini

    memiliki beberapa kelemahan pula, seperti memerlukan waktu yang lama dalam

    perancangannya, besarnya pengaruh para responden terhadap nilai skala dan tidak

    dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai intensitas kesesuaian antara

    berbagai butir pernyataan yang berbeda.

    Kegiatan 7

    Buatlah sebuah skala interval Thurstone bagi sebuah kajian ketertarikan masyarakat

    terhadap sebuah bank. Kembangkan butir-butir pernyataan berdasarkan unsur lokasi,

    pelayanan serta jam bekerja!

    6.7. Skala Diferensial Semantis

    Skala diferensial semantis adalah skala yang terdiri dari dua kata sifat bipolar. Skala

    ini sangat fleksibel digunakan dalam pengukuran sikap. Objek yang diukur

    menggunakan skala diferensial semantis disebut sebagai konsep dan hampir semua

    hal dapat diukur menggunakan skala ini, mulai dari keluarga berencana, kosmetik,

    Shrikhand, partai politik dan lain sebagainya.

    Pada dasarnya, skala diferensial semantis adakala skala tujuh peringkat yang disertai

    dengan beberapa atribut berkaitan dengan topik penelitian. Kedua kata sifat pada

    ujung pernyataan menyatakan perbedaan yang signifikan, sedangkan posisi tengah

    adalah posisi yang dianggap netral. Hanya dua posisi yang dukung tersebut yang

    diberikan nama berupa kata sifat yang saling bertolak belakang. Sedangkan di angah

    kedua kata tersebut dibiarkan kosong atau diberikan angka-angka yang menunjukkan

    derajat ketertarikan. Berikut adalah contoh skala diferensial semantis.

    Baik ......................................................................................................... BurukJujur......................................................................................................... Dusta

    Maju ........................................................................................................ Tertinggal

    Perancangan skala ini memerlukan pernyataan yang dapat digunakan untuk

    menyampaikan pendapat mengenai suatu hal, dan oleh karena itu sesuai dituliskn

    dalam bentuk pernyataan positif dan negatif. Pernyataan negatif diletakkan tidak

    hanya di sebelah kiri, namun terkadang diletakkan pula di sebala kanan untuk

    menghindari responden tidak membaca pernyataan tersebut.

    Skala diferensial semantis dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Misalnyadigunakan untuk mengkaji bank yang paling menarik bagi ibu rumah tangga.

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    47

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    11/17

    Pada skala ini, dapat pula ditambahkan angka yang berbeda sebagai skor untuk objek

    kajian. Gambar 1 adalah contoh skala diferensial semantis yang digunakan untuk

    mengkaji ketertarikan 100 ibu rumah tangga terhadap tiga bank di sekitar mereka.

    Gambar 1: Rata-Rata Peringkat Bank Berdasarkan Sikap Konsumen

    Kajian yang dilakukan pada gambar 1 menunjukkan aspek-aspek yang dapat menjadi

    kelebihan maupun kelemahan bagi sebuah bank di mata konsumen serta bagaimana

    pendapat konsumen terhadap berbagai bank. Gambar tersebut menunjukkan skor

    rata-rata tiap bank. Skor maksimal yang dapat dicapat adalah 21 dan skor minimal

    andalan - 21. Bank A mendapat skor 10, Bank B -8 dan Bank C -4. Tiap atribut

    memiliki skor 1. Para peneliti dapat pula mengubah nilai untuk tiap atribut yang ada.Skor tersebut juga memberikan kedudukan sebuah bank dibandingkan dengan bank

    yang menjadi saingannya. Hasil skala ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

    seorang manajer bank dalam meningkatkan kualitas layanannya.

    Kegiatan 8

    Buatlah sebuah skala diferensial semantis untuk tiga merek bedak yang dibuat di

    India!

    Modern Kuno

    Maju Tertinggal

    Ramah Kasar

    Pegawai yang

    membantu

    Pegawai tidak

    membantu

    Dapat

    diandalkanTidak dapat

    diandalkan

    Layanan

    cepat

    Layanan

    lambat

    Bersih Kotor

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    48

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    12/17

    6.8. Model Sumatif : Skala Likert

    Pada model sumatif, tiap butir diasumsikan memiliki atribut tertentu, serta skor yang

    diberikan pada butir tersebut merupakan cerminan dari atribut. Skor item pada model

    ini adalah penjumlahan seluruh skor tiap butir pernyataan. Bagi butir pernyataannegatif, skor yang diberikan bersifat negatif. Skor yang diberikan juga merupakan

    representasi dari perasaan responden. Skala ini dikenal pula sebagai Skala Likert.

    Pada sekali ini, sikap dinyatakan dengan Sangat Setuju hingga Sangat Tidak

    Setuju.

    Langkah-langkah membuat skala ini adalah sebagai berikut.

    1)

    Tulislah sejumlah besar pernyataan berkenan dengan objek yang dikaji.

    Misalnya, seseorang ingin mengkaji peran organisasi sukarelawan dalam

    memberikan pelayanan kesehatan di pedesaan. Dalam kajian ini, pernyataan yangdibuat harus berupa pernyataan positif maupun pernyataan negatif. Pernyataan

    netral harus dihindari. Jumlah pernyataan negatif dan positif sebaiknya

    berimbang.

    2) Ujilah pernyataan tersebut pada populasi yang memiliki karakter yang serupa

    dengan karakter populasi target. Misalnya, jika kajian akan dilaksanakan pada

    populasi ibu rumah tangga, uji pernyataan juga sebaiknya dilakukan pada

    populasi ibu rumah tangga yang memiliki latar belakang serupa dengan populasi

    target.

    3)

    Berikanlah skala nilai pada pernyataan yang dapat menunjukkan derajatkesetujuan dan ketidaksetujuan. Misalnya 1, 2, 3, 4, 5 atau 2, 1, 0, -1, -2. Butir

    pernyataan negatif diberi skor kebalikan dari butir pernyataan positif.

    4) Hitunglah jumlah skor keseluruhan tiap responden menggunakan prosedur yang

    sama. Distribusi jumlah skor keseluruhan digunakan sebagai acuan perbaikan

    butir-butir pernyataan. Langkah ini disebut dengan analisis butir.

    5) Analisis butir: analisislah respons serta temukan butir yang menunjukkan

    perbedaan mencolok antara skor tertinggi dan skor terendah. Hal ini dapat

    dilakukan dengan memisahkan respons dalam kategori rendah dan tinggi. Skor

    tertinggi diasumsikan sebagai derajat ketertarikan yang tinggi dan begitu pula

    sebaliknya. Pernyataan positif diharapkan mendapat skor yang tinggi. Jika

    sebuah pernyataan memiliki distribusi yang setara antara yang memberikan skor

    tinggi dan skor rendah, pernyataan tersebut harus disisihkan. Alternatif lain

    adalah dengan membagi responden berdasarkan pengukuran sikap dan kuartil

    serta menghitung median tiap butir pernyataan.

    6) Butir-butir pernyataan yang dapat digunakan diacak antara yang berisi

    pernyataan positif dan pernyataan negatif.

    7) Skala akhir kemudian diuji pada populasi target.

    Jenis skala ini memiliki beberapa kelebihan, seperti mudah dibuat, reliabel sertadapat digunakan pada pelbagai pengukuran sikap.

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    49

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    13/17

    Kegiatan 9

    Bagaimanakah skala Likert yang sesuai digunakan untuk menilai pasta gigi Colgate

    di antara konsumennya!

    6.9. Teknik Q-Sort

    Teknik Q-sort dilandaskan pada metodologi verbalisasi sikap, pilihan dan

    sebagainya. Karakter khusus teknik ini adalah adanya perbandingan respons antara

    responden. Teknik ini lebih bersifat komparatif, bukan bersifat peringkat.

    Dalam wilayah manajemen, teknik Q-Sort digunakan pada penelitian pasar. Para

    responden dapat mengungkapkan pendapatnya mengenai sebuah merek yang

    dianggap ideal, merek kesukaan serta merek yang mereka gunakan. Sejumlah besar

    pernyataan (50-100) berisi karakter produk diberikan pada responden. Misalnya

    kutuk produk kosmetik seperti sampo, seseorang dapat diminta untuk

    membandingkan antara ciri-ciri alternatif produk, contohnya mudah digunakan,

    hemat, dan aman bagi anak-anak, serta diikuti dengan kontinum yang palingtidak disukaisampo ideal. Yang harus dilakukan responden adalah memilih atribut

    pada skala.

    Teknik ini merupakan teknik yang paling cepat dan lebih tidak membosankan jika

    dibandingkan dengan pengukuran berpasangan. Pada teknik ini, subjek diarahkan

    untuk memenuhi kuota skala, sehingga menghasilkan distribusi normal.

    Kegunaan teknik Q-Sort pada penelitian pasar adalah untuk menemukan segmentasi

    pasar yang unik. Objek teknik ini tentu saja pendapat individual responden.

    10. Skala Multidimensi

    Pada beberapa skala yang telah dibahas, objek penelitian diukur berdasarkan

    karakter-karakter yang dimilikinya. Proses pengukuran terebut tidak mengungkap

    hubungan antar karakter yang dimiliki oleh objek. Skala multidimensi digunakan

    untuk mengukur hal yang demikian. Skala ini adalah serangkaian teknis analisis yang

    digunakan untuk mengkaji sikap, terutama yang berkaitan dengan persepsi dan

    pilihan. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi atribut yang dianggap penting

    oleh responden serta mengukur derajat kepentingannya tersebut. Umumnya, skala ini

    digunakan dalam bidang pemasaran, sebagaimana dijelaskan di bawah.

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    50

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    14/17

    Periklanan: Skala ini digunakan untuk mencari jawaban atas pertanyaan seperti:

    Media apa yang sesuai digunakan untuk mencapai efek yang diinginkan? Apabila

    media cetak dipilih, majalah atau koran apa yang layak dipakai sebagai media iklan?

    Evaluasi Segmentasi Pasar oleh Produsen

    Pada unit ini, skala multidimensi tidak dibahas secara menyeluruh. Metode ini

    membutuhkan penghitungan menggunakan berbagai program komputer yang

    kompleks. Untuk pembahasan yang lebih lanjut, baca Handbook of Marketing

    Researcholeh Robert Farber Halaman 3-44 dan 3-61.

    6.11. Pemilihan Skala Pengukuran Sikap yang Tepat

    Telah dibahas berbagai skala pengukuran sikap, lengkap dengan kelebihan dan

    kekurangannya. Hampir tiap teknik tersebut dapat diaplikasikan untuk mengukursikap. Namun tiap teknik tidak sesuai untuk semua tujuan pengukuran. Pemilihan

    skala didasarkan ada jenis serta ukuran penelitian yang dilakukan. Kemudian, biaya

    pengembangan dan pembuatan instrumen, validitas dan reliabilitas juga menjadi

    pertimbangan dalam memilih skala yang tepat.

    Umumnya, Skala Thurstone, Q-Sort dan Diferential Semantis digunakan pada kajian

    pendahuluan. Sedangkan Skala Likert digunakan pada analisis butir. Pada kajian

    atribut khusus, Skala Diferensial Semantis sesuai digunakan.

    Skala Diferensial Semantis secara konsep sederhana dan hasil pengukuran yangdiperoleh dapat dibandingkan dengan metode yang lebih rumit. Sehingga metode ini

    digunakan secara luas.

    6.12. Keterbatasan Skala Pengukuran Sikap

    Keterbatasan skala pengukuran sikap terletak pada penekanannya terhadap

    penekanannya atas sikap yang dimiliki oleh responden, bukan prediksi atas sikap

    responden di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena tidak ada model

    pengukuran sikap yang menjelaskan pengaruh sikap terhadap perilaku.

    6.13. Kesimpulan

    Telah dibahas secara rinci peran skala pengukuran sikap dalam penelitian di bidang

    manajemen. Pembahasan diawali dengan jenis keputusan manajerial tertentu yang

    membutuhkan data yang berdasarkan atas sikap. Kemudian, dibahas pula beberapa

    istilah penting seperti atribut, keyakinan dan sikap. Selanjutnya dibahas pula

    berbagai hal yang berkaitan dengan pengukuran sikap. Berbagai jenis skala seperti

    nomina, ordinal dan interval dijelaskan pula pada bagian selanjutnya. Lima skala

    penting, yaitu Guttman, Thurstone, Diferensial Semantis, Likert dan Q-Sort jugadipaparkan, lengkap dengan langkah-langkah pengembangannya. Terdapat

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    51

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    15/17

    pembahasan ringkas juga mengenai skala multidimensi. Pada bagian akhir dibahas

    mengenai pemilihan skala pengukuran yang tepat serta keterbatasan penggunaan tiap

    skala.

    6.14. Daftar Kata Penting

    Atribut: Karakter sebuah objek

    Keyakinan: Keputusan yang diambil atas dasar bahwa sebuah objek memiliki atau

    tidak memiliki atribut tertentu.

    Pengukuran: Proses mendapatkan informasi yang menjadi subjek analisis.

    Skala: Kumpulan pernyataan yang digunakan untuk mengukur sikap.

    Responden/Subjek: Individu yang diukur sikapnya.

    Sifat Bipolar: Pasangan kata yang memiliki arti berlawanan.

    6.15. Latihan Mandiri

    1)

    Apakah yang anda mengerti tentang sikap dan pengukuran sikap? Uraikan!

    2)

    Jelaskan dan berikanlah contoh tentang jenis penelitian serta keputusan

    manajerial yang membutuhkan pengukuran sikap!

    3)

    Jelaskanlah berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pengukuran sikap!

    4) Bandingkan berbagai teknik pengukuran sikap. Kapankah anda menggunakan

    satu di antaranya? Jelaskan dengan ringkas!

    5) Jenis penelitian apakah yang membutuhkan skala multidimensi? Bahaslah

    dengan rinci!

    6.16. Bacaan Lebih Lanjut

    Bailey, Kenneth D., 1978,Methods of Social Research, The Free Press, New York.

    Churchill, Gilbert A., 1983, Marketing Research: Methodological Foundations, TheDryden Press, New York.

    Nunally, Jum C., 1978, Psychometric Theory, Tata McGraw-Hill, New Delhi. Feber,Robert 1974,Handbook of Marketing Research, McGraw-Hill, New York.

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    52

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    16/17

    Meister,David, 1985, Behavioural Analysis and Measurement Methods,John Wiley, NewYork.

    Rodger, Lesile W., 1984, Statistics for Marketing, McGraw-Hill (UK), London.

    Boyd, H.W., Westfall, Ralph, and S.F. Statch, 1986,Marketing Research: Text and Cases,

    Richard D. Irwin, Illinois.

    Aaker, David A. and George S. Day, 1983,Marketing Research, John Wiley; New Yak.Luck, D.J., et al., 1978,Marketing Research, Prentice Hall (India), New Delhi.

    Lundstrom, William J.;et. al. November 1976. "The development of a scale to measureconsumer discontent", Journal of Marketing Research, Vol. 13, pp. 373381.

    Balasubramanian, Siva K. and Wagner A. Kamakura, August, 1989. "Measuring Consumerattitudes towards the market place with tailored interview", Journal of MarketingResearch, Vol. 26, pp. 311-326.

    Sikap dan Skala

    Pengukuran Sikap

    53

  • 7/24/2019 Skala Pengukuran Sikap

    17/17