beton prategang

10
TUGAS RESUME MATERIAL DAN SISTEM PEMBERIAN PRATEGANG BETON PRATEGANG DISUSUN OLEH IWAN FERNANDO SIMARMATA (135060101111056)

Upload: iwan

Post on 13-Jul-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Prestressed Concrete

TRANSCRIPT

Page 1: Beton Prategang

TUGAS RESUME

MATERIAL DAN SISTEM PEMBERIAN PRATEGANG

BETON PRATEGANG

DISUSUN OLEH

IWAN FERNANDO SIMARMATA (135060101111056)

Page 2: Beton Prategang

MATERIAL BETON PRATEGANG

Pada dasarnya, material beton prategang tidak jauh berbeda dengan material untuk pembuatan beton biasa. Namun ada beberapa ketentuan atau syarat tertentu untuk menjadi acuan pembuatan beton prategang dikarenakan ada perlakuan yang berbeda pada pembuatan beton prategang dengan beton biasa. Material tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

1. Beton

Beton adalah campuran air, semen dan agregat serta suatu beban tambahan. Setelah beberapa jam dicampur, bahan-bahan tersebut akan langsung mengeras sesuai bentuk pada waktu basahnya. Campuran tipikal untuk beton dengan perbandingan berat adalah agregat kasar 44 %, agregat halus 31 %, dan air 7 %. Kekuatan beton ditentukan oleh kuat tekan karakteristik, pada usia 28 hari f’c. Kuat tekan karakteristik adalah tegangan yang melampaui 95 % dari pengukuran kuat tekan uniaksial yang diambil dari tes penekanan standar, yaitu dengan kubus ukuran 150 x 150 mm, atau silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pengukuran kekuatan dengan kubus adalah lebih tinggi daripada dengan silinder. Rasio antara kekuatan silinder dan kubus adalah 0,8

Mutu beton minimum untuk beton prategang : - 40 MPa untuk batang pratarik - 30 MPa untuk batang pasca tarik

Pada kondisi pratarik mutu beton harus lebih tinggi dikarenakan pada pembuatannya saat itu beton belum mengeras, sedangkan untuk kondisi pratarik sudah ada tegangan akibat tendon, sehingga mutunya bisa dibawah kondisi batang pratarik

Nilai regangan susut sisa total yang dianjurkan : - 3,0 x 10-4 untuk batang pratarik - (2,0 x 10-4)/(log t + 2) untuk batang pasca tarik, t adalah umur beton dalam hari

Nilai koefisien rangkak yang merupakan rasio regangan rangkak ultimate terhadap regangan elastik adalah 2,2 pada pembebanan 7 hari, 1.6 pada 28 hari dan 1.1 bila umur pada pembebanan 1 tahun

Modulus Elastisitas Beton: 4700√ fc '

2.

Page 3: Beton Prategang

2. Baja Prategang / Tendon

Baja yang dipakai untuk beton prategang dalam taktik ada empat macam, yaitu :1. Kawat tunggal (wires), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton

prategang dengan sistem pratarik.

2. Untaian Kawat (strand), biasanya digunakan untuk baja prategang untuk beton prategang dengan sistem pascatarik

3. Kawat Batangan (bars), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem pratarik.

Page 4: Beton Prategang

4. Tulangan biasa, sering digunakan unutk tulangan non-prategang (tidak ditarik), seperti tulangan memanjang, sengkang, tulangan untuk pengangkuran dan lain-lain.Kawat tunggal yang dipakai untuk beton prategang adalah yang sesuai dengan spesifikasi ASTM A 421 di Amerika Serikat. Ukuran dari kawat tunggal bervariasi dengan diameter 3-8 mm, dengan tegangan tarik (fp) antara 1500 – 17000 Mpa, dengan modulus elastisitas Ep = 200 x 10³ Mpa. Untuk tujuan desain, tegangan leleh dapat diambil sebesar 0,85 dari tegangan tariknya (0,85 fp)

Syarat tegangan izin untuk tendon pratekan harus memenuhi kriteria berikut : - Akibat gaya penjangkaran tendon tegangan tarik harus lebih besar dari 0,94 fpy

namun tidak lebih besar dari 0,8 fpu, atau berdasarkan nilai maksimum yang di rekomendasikan pabrik pembuatan tendon

- Sesaat setelah pemindahan gaya pratekan tidak lebih kecil dari 0,82 fpy, dan tidak lebih besar dari 0,74 fpu

- Tendon pascatarik, pada daerah angkur dan sambungan sesaat setelah penyaluran gaya adalah 0,7 fpu

3. Anchor/Angkur

Suatu alat yang digunakan untuk menjangkarkan tendon kepada komponen struktur beton dalam sistem pasca tarik atau suatu alat yang digunakan untuk menjangkarkan tendon selama proses pengerasan beton dalam sistem pra tarik.

Fungsi anchor/angkur digabungkan dengan cara mencengkram tendon agar tidak terjadi slip dalam upaya agar beban atau tegangan tarikan tetap dalam tendon.

4.

Page 5: Beton Prategang

4. Grouting

Grouting fungsinya untuk memberikan proteksi permanen pada baja pasca tarik dan untuk mengembangkan lekatan antara baja prategang dan beton di sekitarnya, saluran prategang harus diisi bahan suntikan semen yang sesuai dalam proses penyuntikan di bawah tekanan.

Material dan mutu bahan grouting harus memenuhi ketentuan berikut :- Grout harus terdiri dari semen portland dan air atau semen portland, pasir dan

air- Bahan untuk grout : semen portland, air, pasir dan bahn tambahan yang boleh

digunakan, harus memenuhi ketentuan yang berlaku- Bahan-tambahan campuran yang boleh digunakan adalah yang diketahui tidak

memiliki pengaruh buruk terhadap grout, baja, atau beton. Bahan-tambahan yang mengandung kalsium klorida tidak boleh dipergunakan

Proporsi bahan grouting - proporsi dari bahan untuk grout harus didasarkan pada salah satu ketentuan

berikut :a. hasil pengujian dari grout yang masih basah dan yang sudah mengeras yang

dilaksanakan sebelum pekerjaan grout dimulai atau ;b. rekaman pengalaman sebelumnya dengan bahan dan peralatan yang serupa

dan pada kondisi lapangan yang sebanding.- semen yang digunakan untuk pekerjaan harus sesuai dengan pilihan semen yang

digunakan untuk dasar penentuan proporsi grout.- Kadar air harus seperlunya cukup untuk menjamin tercapainya pelaksanaan

pemompaan grout yang baik; tetapi nilai rasio berat air-semen tidak boleh melampaui 0,45

- Penurunan kemampuan alir grout yang telah tersedia akibat penundaan pelaksanaan grouting tidak boleh diatasi dengan menambah air

Page 6: Beton Prategang

SISTEM PEMBERIAN PRATEGANG

Sistem pemberian tegangan untuk beton prategang ada 2 metode, yaitu

1. Metode Pratarik (Pratensioning)2. Metode Pascatarik (Postensioning)

1. Metode Pratarik (Pratensioning)Pada metode ini, tendon ditarik terlebih dahulu sebelum pengecoran beton. Sehingga

transfer prategang terjadi antara tendon yang diputus dengan beton disekelilingnya setelah beton mengeras. Tendon yang umum digunakan untuk metode pratarik adalah jenis strand atau kawat tunggal. Metode ini tidak membutuhkan angkur. Langkah pembuatan beton prategang metode pratarik adalah :

1. Dilokasi bekisting, tendon ditarik terlebih dahulu sehingga mengalami tegangan

2. Lakukan pengecoran beton

3. Pemotongan baja dari cetakan setelah beton mengeras dan memenuhi batas kekuatan minimum beton prategang, dan dikarenankan mengalami prategang, beton prategang jadi akan mengalami pemendekan.

Page 7: Beton Prategang

2. Metode Pascatarik (Posttensioning)

Pada metode ini, beton terlebih dahulu di cetak namun dengan membuat lubang tendon (duct). Layout tendon dapat dibuat fleksibel atau menyesuaikan bidang momen dan umumnya dibuat parabola. Transfer prategang terjadi antara angkur dan beton yang menumpunya, sehingga metode pascatarik membutuhkan angkur. Langkah pembuatan beton prategang metode pascatarik adalah

1. Siapkan bekisting yang sudah lengkap dengan lubang untuk tendon (duct) yang dipasang sesuai bidang momen.

2. Setelah beton mengeras dan memenuhi mutu untuk pascatarik, masukkan tendon melewati duct, lalu ditarik. Pada kondisi ini beton akan mengalami pemendekan dikarenakan tegagan tarik pada tendon.

3. Pasang anchor/angkur untuk mempertahankan tegangan tarik yang terjadi.